43
Setu babakan Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah , kecamatan Jagakarsa , Kotamadya Jakarta Selatan , Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi , suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta , yaitu budaya asli Betawi . Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung. Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol. Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll. Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta. Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng. Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan. Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana

Setu Babakan

  • Upload
    tia

  • View
    121

  • Download
    18

Embed Size (px)

DESCRIPTION

cagar budaya jakarta

Citation preview

Setu babakan

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang diperuntukkan untuk pelestarian warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi.

Situ Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektare (79 akre) dengan kedalaman 1-5 meter dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan sebagai tempat wisata alternatif, bagi warga dan para pengunjung.

Taman disekitarnya ditanami dengan beragam pohon buah-buahan yaitu Mangga, Palem, Melinjo, Rambutan, Jambu, Pandan, Kecapi, Jamblang, Krendang, Guni, Nangka Cimpedak, Nam-nam, dan Jengkol.

Banyak kuliner khas Betawi terdapat disini, antara lain Kerak Telor, Toge Goreng, Arum Manis, Rujak Bebek, Soto Betawi, Es Potong, Es Duren, Bir Pletok, Nasi Uduk, Nasi Ulam, dll.

Wisata budaya yang disajikan antara laim rumah-rumah khas Betawi yang dibagi menjadi 3 macam, pertama rumah Betawi gudang atau kandang, kedua rumah Betawi Kebaya atau Bapang, dan yang ketiga adalah rumah Joglo, hampir serupa dengan rumah khas Yogyakarta.

Keseniannya berupa Lenong, Tari Topeng, Tanjidor, Marawis, Gambang Kromong, Tari Lenggang Nyai, dan Tari Narojeng.

Upacara Adat yang ada di perkampungan Betawi Setu Babakan adalah Penganten Sunat, Pindah Rumah, Khatam Qur'an, dan Nujuh Bulan.

Mayoritas penduduk di Setu Babakan adalah Betawi, dengan program dari pemda DKI untuk memperbaiki sarana dan prasarana yang ada untuk mengakomodasi kebutuhan ruang terbuka hijau, serta area untuk resapan air, setu babakan berbenah diri dengan dukungan penuh dari pemda DKI

Fungsi dari Setu ini bukan hanya untuk tempat melestarikan kebudayaan betawi yang makin tergerus oleh zaman, tapi digunakan juga sebagai tempat alternatif rekreasi yang berlokasi di selatan jakarta. selain fungsi utamanya sebagai penampung air resapan untuk selatan jakarta,

A. Selayang Pandang

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok yang berfungsi sebagai pusat Perkampungan Budaya Betawi, suatu area yang dijaga untuk menjaga warisan budaya Jakarta, yaitu budaya asli Betawi. Situ atau setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 32 hektar (79 akre) dimana airnya berasal dari Sungai Ciliwung dan saat ini digunakan untuk memancing bagi warga sekitarnya. Danau ini juga merupakan tempat untuk rekreasi air seperti memancing, sepeda air, atau bersepeda mengelilingi tepian setu.

Setu Babakan adalah sebuah kawasan perkampungan yang ditetapkan Pemerintah Jakarta sebagai tempat pelestarian dan pengembangan budaya Betawi secara berkesinambungan. Perkampungan yang terletak di selatan Kota Jakarta ini merupakan salah satu objek wisata yang menarik bagi wisatawan yang ingin menikmati suasana khas pedesaan atau menyaksikan budaya Betawi asli secara langsung. Di perkampungan ini, masyarakat Setu Babakan masih mempertahankan budaya dan cara hidup khas Betawi, memancing, bercocok tanam, berdagang, membuat kerajinan tangan, dan membuat makanan khas Betawi. Melalui cara hidup inilah, mereka aktif menjaga lingkungan dan meningkatkan taraf hidupnya.

Setu Babakan adalah kawasan hunian yang memiliki nuansa yang masih kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan, jajanan, busana,, rutinitas keagamaan, maupun bentuk rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar.Perkampungan ini didiami setidaknya 3.000 kepala keluarga. Sebagian besar penduduknya adalah orang asli Betawi yang sudah turun temurun tinggal di daerah tersebut. Sedangkan sebagian kecil lainnya adalah para pendatang, seperti pendatang dari Jawa Barat, jawa tengah, Kalimantan, dll yang sudah tinggal lebih dari 30 tahun di daerah ini.

Setu Babakan, sebagai sebuah kawasan Cagar Budaya Betawi, sebenarnya merupakan objek wisata yang terbilang baru. Peresmiannya sebagai kawasan cagar budaya dilakukan pada tahun 2004, yakni bersamaan dengan peringatan HUT DKI Jakarta ke-474. Perkampungan ini dianggap masih mempertahankan dan melestarikan budaya khas Betawi, seperti bangunan, dialek bahasa, seni tari, seni musik, dan seni drama.

Dalam sejarahnya, penetapan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi sebenarnya sudah direncanakan sejak tahun 1996. Sebelum itu, Pemerintah DKI Jakarta juga pernah berencana menetapkan kawasan Condet, Jakarta Timur, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi, namun urung (batal) dilakukan karena seiring perjalanan waktu perkampungan tersebut semakin luntur dari nuansa budaya Betawi-nya. Dari pengalaman ini, Pemerintah DKI Jakarta kemudian merencanakan kawasan baru sebagai pengganti kawasan yang sudah direncanakan tersebut. Melalui SK Gubernur No. 9 tahun 2000 dipilihlah perkampungan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sejak tahun penetapan ini, pemerintah dan masyarakat mulai berusaha merintis dan mengembangkan perkampungan tersebut sebagai kawasan cagar budaya yang layak didatangi oleh para wisatawan. Setelah persiapan dirasa cukup, pada tahun 2004, Setu Babakan diresmikan oleh Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Sebelum itu, perkampungan Setu Babakan juga merupakan salah satu objek yang dipilih Pacifik Asia Travel Association (PATA) sebagai tempat kunjungan wisata bagi peserta konferensi PATA di Jakarta pada bulan Oktober 2002.

B. Keistimewaan

Perkampungan Setu Babakan adalah sebuah kawasan pedesaan yang lingkungan alam dan budayanya yang masih terjaga secara baik. Wisatawan yang berkunjung ke kawasan cagar budaya ini akan disuguhi panorama pepohonan rindang yang akan menambah suasana sejuk dan tenang ketika memasukinya. Di kanan kiri jalan utama, pengunjung juga dapat melihat rumah-rumah panggung berarsitektur khas Betawi yang masih dipertahankan keasliannya.

Yang tak kalah menarik, di perkampungan ini juga banyak terdapat warung yang banyak menjajakan makanan-makanan khas Betawi, seperti ketoprak, ketupat nyiksa, kerak telor, ketupat sayur, bakso, laksa, arum manis, soto betawi, mie ayam, soto mie, roti buaya, bir pletok, nasi uduk, kue apem, toge goreng, dan tahu gejrot.

Wisatawan yang berkunjung ke Setu Babakan juga dapat menyaksikan pagelaran seni budaya Betawi, antara lain tari cokek, tari topeng, kasidah, marawis, seni gambus, lenong, tanjidor, gambang kromong, dan ondel-ondel yang sering dipentaskan di sebuah panggung terbuka berukuran 60 meter persegi setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain pagelaran seni, pengunjung juga dapat menyaksikan prosesi-prosesi budaya Betawi, seperti upacara pernikahan, sunat, akikah, khatam Al-Quran, dan nujuh bulan, atau juga sekedar melihat para pemuda dan anak-anak latihan menari dan silat khas Betawi, Beksi.

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Setu Babakan tidak hanya menyajikan pagelaran seni maupun budaya, melainkan juga menawarkan jenis wisata alam yang tak kalah menarik, yakni wisata danau. Dua danau, yakni Mangga Bolong dan Babakan, di perkampungan ini biasanya dimanfaatkan oleh wisatawan untuk memancing atau sekedar bersenda gurau dan menikmati suasana sejuk di pinggir danau. Selain itu, wisatawan juga dapat menyewa perahu untuk menyusuri dan mengelilingi danau.

Wisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini juga dapat berkeliling ke perkebunan, pertanian, serta melihat tanaman-tanaman khas Betawi di pelataran rumah-rumah penduduk. Apabila berkunjung ke pelataran rumah penduduk, tak jarang pengunjung akan dipetikkan buah sebagai tanda penghormatan. Jika wisatawan tertarik untuk memetik dan berniat membawa pulang buah-buahan tersebut, maka pengunjung dapat membelinya dengan terlebih dulu bernegosiasi harga dengan pemiliknya. Buah-buahan yang tersedia di perkampungan ini antara lain belimbing, rambutan, buni, jambu, dukuh, menteng, gandaria, mengkudu, nam-nam, kecapi, durian, jengkol, kemuning, krendang, dan masih banyak lagi.

Yang baru dari Setu Babakan adalah telah dibangunnya dua jembatan gantung, sehingga pengunjung dapat menyinggahi pulau buatan di tengah Setu Babakan. Selain itu Setu babakan adalah salah satu tempat favorit bersepeda santai di Jakarta Selatan.

C. LokasiPerkampungan Setu Babakan berlokasi di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, Propinsi DKI Jakarta, Indonesia. Pintu masuk utama adalah Pintu Si Pitung yang terletak di Jalan RM. Kahfi II.

D. Akses

Akses menuju lokasi perkampungan Setu Babakan relatif mudah, karena terdapat banyak kendaraan umum yang melewati perkampungan ini. Dari Terminal Pasar Minggu, pengunjung dapat menggunakan Kopaja No. 616 jurusan Blok M menuju Cimpedak. Setelah sekitar 30 menit dan, pengunjung dapat turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Selain itu, bagi wisatawan yang berangkat dari Terminal Depok dapat menggunakan taksi menuju perkampungan Setu Babakan.

Alternatif lainnya, pengunjung yang berangkat dari Terminal Depok dapat juga menggunakan Metromini 616 jurusan Blok MPasar MingguCimpedak atau menggunakan angkutan umum bernomor 128, kemudian turun di depan pintu gerbang perkampungan Setu Babakan. Apabila menggunakan kendaraan pribadi, pengunjung diminta memarkir kendaraannya di tempat yang telah disediakan, kemudian dipersilakan mengunjungi perkampungan dengan berjalan kaki atau bersepeda mengelilingi Setu Babakan.

E. Harga TiketWisatawan yang berkunjung ke perkampungan ini tidak dipungut biaya, namun hanya dikenai biaya parkir kendaraan yang berkisar antara Rp 2.000 hingga Rp 5.000. Untuk wisatawan yang bersepeda di areal Setu Babakan tidak dipungut biaya masuk alias gratis. Wisatawan yang berkunjung ke sini diperbolehkan menikmati suasana perkampungan dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 WIB.

F. Akomodasi dan Fasilitas Lainnya

Sebagai sebuah kawasan cagar budaya, Perkampungan Setu Babakan hingga saat ini telah dilengkapi fasilitas-fasilitas umum, seperti tempat ibadah, panggung pertunjukan seni, tempat bermain anak-anak, teater terbuka, wisma, kantor pengelola, galeri, dan pertokoan suvenir. Dengan fasilitas ini pengunjung dapat berfoto menggunakan busana adat khas Betawi dengan lokasi pemotretan yang disesuaikan dengan keinginan pengunjung. Hal yang tak kalah menarik adalah saat ini (mulai Maret 2011) telah terbentuk suatu komunitas sepeda onthel di Setu Babakan dengan nama OSEBA (onthel Setoe Babakan). Komunitas ini biasa kumpul saban Minggu pagi di depan halaman panggung utama.

Sumber tulisan : http://www.wisatamelayu.com ; http://www.wikipedia.org.idpeta menuju lokasi Setu Babakan

rencana pengembangan Setu Babakan (sumber : brosur Setu Babakan)

Agenda

ONTHEL SETOE BABAKAN (OSEBA)Organization Profile

1. SEJARAHOnthel Setoe Babakan (OSEBA) adalah komunitas sepeda tua (onthel) yang bermarkas di Perkampungan Betawi Setu Babakan Jakarta Selatan. Oseba dibentuk oleh beberapa onthelis yang sebelumnya tidak memiliki wadah. Mereka kerap melakukan aktivitas gowes ke sejumlah objek wisata yang ada di Jakarta dan Depok. Hampir setiap akhir pekan, mereka mendatangi Bunderan HI dan kota tua lainnya seperti Kota Tua Jakarta dan Depok. Namun, itu dilakukan atas nama pribadi tidak berdasarkan kounitas.

selengkapnya di profile osebaFestival Seni dan Budaya Betawi 2014

Festival ini merupakan eventrutin setiap tahun sebagaiupaya pelestarian seni budayaBetawi dan unjuk kreatifitaspara seniman Betawi. Akanditampilkan berbagai senidan budaya Betawi, kulinerBetawi pameran dan bazar.

29 November 2014 | Setu Babakan Jakarta Selatan dan Lapangan Banteng Jakarta Pusat

Pukul 10.00 WIB

30 November 2014 | Epicentrum Walk Kuningan

Pukul 15.00 WIB s.d 22.00 WIB

Penyelenggara :

Dinas Pariwisata& KebudayaanProvinsi DKIJakartaContact Person :

BidangPengelolaan DayaTarik Destinasi

T. +62 21 522 8706

+62 21 521 3816

F. +62 21 521 3819

E. [email protected] Belakang

Setu Babakan atau Danau Babakan terletak di Srengseng Sawah, kecamatan Jagakarsa, Kabupaten Jakarta Selatan, Indonesia dekat Depok. Tempat tersebut adalah pusat Perkampungan Budaya Betawi. Setu Babakan merupakan danau buatan dengan area 30 hektar dan kedalaman 1-5 meter Dahulu Setu Babakan hanya merupakan salah satu tempat penyerapan air, lalu setelah diresmikan oleh mantan gubernur DKI Jakarta Bapak Sutioso pada tahun 2004, Setu Babakan berubah menjadi cagar budaya Betawi. Ide untuk membuat Perkampungan Budaya Betawi ini timbul dari para budayawan dan pemerhati budaya Betawi, Lembaga Kebudayaan Betawi yang memiliki semangat dan tujuan yang sama yaitu melestarikan serta mengembangkan budaya Betawi. Ada beberapa hal yang melatarbelakangi adanya Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan ini. Salah satunya adalah keberadaan Jakarta sebagai Ibukota Negara Indonesia yang merupakan pusat pemerintahan, perdagangan dan jasa, pariwisata dan kebudayaan . Akibat dari pesatnya pembangunan dan pertumbuhan penduduk serta terbatasnya lahan di Jakarta, dikhawatirkan lambat laun akan menghilangkan adat istiadat tradisional budaya warganya terutama masyarakat Betawi sebagai inti warga Jakarta. Oleh karena itu mulailah ada gagasan untuk membentuk perkampungan budaya Betawi dengan tujuan untuk terus melestarikan kebudayaan Betawi agar tidak hilang akibat modernisasi. Saat ini Setu Babakan sudah menjadi tempat wisata yang banyak dikunjungi orang karena kebudayaan betawinya. Berbagai acara kesenian pun sering diadakan di sana seperti Tari Cokek, Tari Topeng, Lenong dan Ondel-ondel. Kegiatan dilaksankan pada panggung terbuka pada setiap hari Sabtu dan Minggu. Selain itu yang membuat daerah ini banyak dikunjungi karena terdapat banyak pedagang yang menjual makanan khas betawi, sehingga semakin membuat kental suasana budaya betawi

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Melihat Wajah asli Jakarta artikel - discover indonesia Top of Form

User Rating:

INCLUDEPICTURE "http://www.leadership-park.com/new/images/M_images/rating_star.png" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://www.leadership-park.com/new/images/M_images/rating_star.png" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://www.leadership-park.com/new/images/M_images/rating_star.png" \* MERGEFORMATINET

INCLUDEPICTURE "http://www.leadership-park.com/new/images/M_images/rating_star_blank.png" \* MERGEFORMATINET /15 Poor

HTMLCONTROL Forms.HTML:Option.1

HTMLCONTROL Forms.HTML:Option.1

HTMLCONTROL Forms.HTML:Option.1

HTMLCONTROL Forms.HTML:Option.1 BestBottom of Form

Top of Form

Bottom of Form

Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan Melihat Wajah asli Jakarta

Selama ini kita mungkin hanya mengenal kota Jakarta melalui reputasinya sebagai kota megapolitan yang dipenuh sesak oleh gedung-gedung megah, kemacetan yang memusingkan atau sebagai surganya pusat perbelanjaan dan tak ketinggalan mungkin polusinya yang memperihatinkan. Namun pernahkah anda melihat Jakarta yang sesungguhnya? budaya atau kehidupan masyarakat betawi sebagai penduduk asli Jakarta? Nah kali ini saya akan mengajak para Leaders untuk melihat sisi Jakarta yang lain itu. Kita akan menjelajah kesebuah Kampung asli betawi yang mungkin kebanyakan orang Jakarta sendiri tak pernah tahu akan keberadaannya.

Tempat ini adalah Perkampungan Betawi Setu Babakan. Berlokasi di Serengseng Sawah kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan, perkampungan ini memang di plot sebagai cagar budaya betawi yang dilengkapi dengan segala hal yang beraroma betawi. Mulai dari seni musik Qasidah, Marawis, Keroncong, gambang Keromong, Lenong dan Gambus dan juga tak lupa macam-macam tarian asli betawi seperti tari Topeng dan Ondel-Ondel. Pokoknya yang berkaitan denan kesenian betawi ada di perkampungan ini.

Dijadikannya perkampungan ini menjadi pusat perkampungan dan cagar budaya Betawi sejak tahun 2000an memang bukan tanpa alasan. Didaerah yang diapit oleh dua buah danau buatan ini, Situ Babakan dan Situ Mangga Balong, memang masih terdapat banyak perkampungan asli Betawi. Tak hanya itu masyarakat disana pun memilih untuk tetap dengan gaya hidup mereka yang tradisional dan sangat sederhana. Sebenarnya konsep ini sangat positif. Betapa tidak mereka tak hanya sekedar menjaga kelangsungan budaya dan tradisi Betawi namun juga turut melestarikan lingkungan hidup dengan tetap menjaga kehijauan lingkungan mereka.

Walau lokasinya tak jauh dari pusat kota Jakarta, namun ketika anda menginjakan kaki disana anda serasa berada di Jakarta masa lalu,dimana tak ada gedung bertingkat atau hutan beton, polusi dan kemacetan. Pokoknya terasa begitu asri dan asli. Disambut dengan Gapura Besar bertuliskan Pintu Masuk I Bang Pitung Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan anda bisa memulai petualangan anda di Betawi. Hamparan rumah berarsitektur khas betawi hingga panggung untuk pagelaran kesenian khas setempat menghiasi isi kampung betawi.

Ternyata tak hanya pagelaran seni yang disuguhkan disana namun ada juga perayaan tradisi seperti upacara pernikahan, sunatan, akekah, hatam quran, nujuh bulan, dan banyak lagi lainnya pada bulan Juli tiap tahunnya. Hmm..benar-benar akan menjadi sebuah pengalaman yang unik.Anda tak hanya bisa tur kampung tapi ada juga wisata air. Ya, keberadaan dua setu atau danau disana dimanfaatkan sebagai salahsatu tujuan rekreasi air. Disana anda bisa memancing atau menyisiri danau dengan menggunakan sepeda air. Dan anda tak usah takut kelaparan karena disana banyak sekali penjual makanan yang tentunya khas betawi. Sebutlah aneka jajanan khas betawi yang anda ininginkan, semua ada disana. Mulai dari soto betawi yang lezat, soto mie, roti buaya, kerak telor, serabi, gado-gado, karedok, rujak begbeg, rujak cuhi, manisan kolangkaling, sayur gabus pucung, Opor dan semur Jengkol, hingga Bir Pletok yang eksotis tersedia di cagar budaya Betawi seluas 165 hektar ini. Sebagai catatan, walaupun namanya bir namun minuman ini bebas alkohol. Minuman penyegar ini terbuat dari bahan dasar rempah-rempah seperti jahe, daun pandan wangi dan serai, jadi dijamin aman dikonsumsi siapapun.

Satu lagi yang tak boleh ketinggalan untuk dicoba adalah wisata agro. Namun jikalau biasanya wisata serupa selalu berada ditengah-tengah perkebunan atau pertanian nan luas, maka beda halnya dengan wisata agro disini. Anda akan diajak memetik buah-buahan tersebut di pelataran rumah-rumah penduduk yang terdapat tanaman-tanama khas Betawi seperti Buni, belimbing, Dukuh, Menteng, Gandaria, Mengkudu, Namnam, Kecapi, Krendang , Durian, Jengkol, Rambutan, Kemuning dan masih banyak lagi. Wahhh...sungguh mengasyikan bukan..

Tak hanya menawarkan keasrian alam dan wisata budaya, wisata model ini pun mampu memupuk rasa kecintaan kepada budaya bangsa, yang tentunya sangat cocok untuk generasi muda yang mulai hanyut terbuai oleh budaya asing dan lupa akan akarnya. Jikalau anda sempat berkunjung kesana maka nisacaya anda akan pulang dengan perasaan senang yang luarbiasa, disamping rasa lelah tentunya karena berjalan-jalan keliling kampung. Tanpa biaya tiket masuk (hanya biaya parkir) anda sudah bisa menjelajah ke atmosfir Jakarta yang begitu berbeda dari Jakarta yang anda kenal. Jadi tunggu apa lagi, ajaklah keluarga, teman serta handai tolan ke Kampung Budaya Betawi Setu Babakan. (Sun)

*(diolah dari berbagai sumber)

Hari ini506

Minggu ini6863

Bulan ini35226

Total918798

We have:14 guestsonlineYour IP:125.161.197.173Firefox36.0,WindowsToday: Mar 27, 2015

Visitors CounterPendapat anda mengenai Leadership Park

Top of Form

Sangat Bagus Penuh Motivasi Bagus

Bottom of Form

Top of Form

Bottom of Form

1. Latar Belakang

Perkampungan Budaya Betawi (PBB) merupakan area perkampungan di bilangan Jakarta Selatan dengan mayoritas penduduk etnik Betawi lengkap beserta pernak-perniknya.

Kawasan ini terletak di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa dengan luas kurang lebih 289 hektare.

Sebagai suatu kawasan wisata budaya yang dilengkapi dengan wisata agro dan wisata air, menjadikan PBB ini memiliki keunikan tersendiri dan potensi luar biasa untuk dikembangkan mengingat lingkungan alamnya yang masih asri dengan dua buah setu alam: Setu Babakan dan Setu Mangga Bolong yang dalam kondisi kekinian semakin sulit ataupun jarang dijumpai ditengah belantara hutan beton Jakarta.

Kehadirannya ditengah hiruk pikuk kota Jakarta kian terasa istimewa, karena perkampungan ini memiliki beragam fungsi yang tidak saja sebagai sarana pariwisata, juga sebagai sarana seni & budaya, informasi serta penelitian.

Berdasarkan Keputusan Gubernur Propinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta no.92 Tahun 2000 Tentang Penataan Lingkungan Perkampungan Budaya Betawi Di Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Kotamadya Jakarta Selatan, kawasan ini merupakan wilayah pelestarian alam lingkungan ekosistem serta seni budaya tradisional masyarakat Betawi dengan tidak menghambat perkembangan warganya untuk meningkatkan kesejahteraan hidupnya.

Suatu hal yang wajar jika Pemerintah Provinsi dengan melihat segenap potensi ini kemudian mengambil langkah lanjutan untuk pengelolaan kawasan. Melalui Peraturan Gubernur Provinsi Daerah Khusus Ibukota Jakarta no.129 Tahun 2007 dibentuklah Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi dengan struktur organisasi yang dipimpin oleh seorang Ketua dibantu dengan 4 Komite (masing-masing Komite beranggotakan 3 orang), yaitu: Komite Tata Kehidupan dan Budaya Komite Kesenian & Pemasaran Komite Pengkajian, Pelatihan & Pendidikan Komite Pengawasan & Pengendaliandengan masa tugas 4 tahun dan diberikan honorarium yang besarannya ditetapkan dengan Keputusan Gubernur.

Mereka bekerja mengelola kawasan yang cukup luas tanpa pegawai. Sedangkan belanja pelaksanaan tugas, fungsi dan kegiatan Lembaga Pengelola dibiayai dari:- APBD (yang dialokasikan pada DPA Dinas)- Bantuan atau sumbangan swasta, perorangan dan masyarakatb. Menggapai Mimpi

Pernah ada di suatu masa, gagasan yang kemudian diwujudkan melalui strategi pembangunan di DKI yang dilakukan agar masyarakat Betawi dapat berkembang dan maju dengan derap langkah yang sama dengan masyarakat lain di Indonesia. Salah satunya adalah membina masyarakat Betawi melalui Pelestarian Budaya.

Sudah barangtentu upaya untuk mempertahankan dan mengangkat harkat budaya Betawi ke pentas dunia sekalipun adalah upaya yang baik. Namun sayangnya strategi pembinaan masyarakat Betawi dengan pelestarian melalui pemukiman di suatu daerah tertentu (Condet, sebagai cagar budaya Betawi) agaknya kurang tepat. Pelestarian seperti itu semacam wilayah konservasi mengingatkan kita akan wilayah yang kurang lebih sama di Amerika untuk suku Indian.

Jika dilihat dari perspektif pembangunan daerah, dengan derasnya laju pembangunan dan modernisasi membawa dampak tergusurnya sejumlah pemukiman masyarakat Betawi kearah pinggiran Ibu Kota. Dalam kurun waktu ke depan, cepat atau lambat dapat dipastikan sulit ditemukan lagi adanya kampung etnik Betawi, baik di Jakarta ataupun daerah sekitarnya. Begitu pula dengan masyarakat beserta budaya yang menyertainya, mereka akan tercerabut dari akar kehidupan dan penghidupannya.

Dari sisi tata kelola pemerintahan, bila pembinaan dan pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi dilakukan dengan pendekatan ekonomis semata (APBD) dan birokratis seperti sekarang ini, niscaya ia akan kehilangan ruhnya.

Pertanyaan yang kemudian muncul adalah, akankah sejarah ini akan terulang kembali dan masyarakat Betawi beserta budayanya akan menjadi sekadar komoditas ?. Ataukah Perkampungan Budaya Betawi dapat berperan sebagai palang pintu terakhir bagi eksistensi masyarakat Betawi ?

2. Pokok Masalah

Saat ini modal yang dimiliki PBB khususnya di area Setu Babakan hanya terdiri dari 4 bangunan berarsitektur betawi, 1 mushola, 1 bangunan untuk pentas seni plus ruang terbuka yang berdiri diatas lahan seluas kurang lebih 1000 m2. Dua bangunan yang ada merupakan asset Pemprov DKI Jakarta, sedangkan dua bangunan lainnya disewa dari penduduk asli.

Minimnya biaya pemeliharaan (maintenance cost) membuat bangunan-bangunan tadi terkesan kusam dan kurang terawat. Tidak tersedianya sarana perkantoran, ditambah lagi dengan tidak dimungkinkannya penggunaan pegawai honor, membuat Pengelola pontang panting dalam mengelola kawasan yang luas ini.

Belum lagi berbicara tentang besarnya honorarium yang diterima Pengelola yang dibawah UMR.

Kendala lainnya, dalam waktu dekat terdengar selentingan kabar bahwa arena pentas/panggung teater terbuka oleh pemiliknya akan dijual kepada pihak ketiga karena pertimbangan ekonomi dengan harga pasar yang bisa jadi tidak terbeli dengan dana APBD karena terbentur aturan pengadaan barang dan jas bagi pemerintah.

Kendati arena pentas/panggung teater terbuka hanyalah merupakan sebagian kecil lahan di Setu Babakan, tetapi itu merupakan enclave yang menjadi denyut nadi kegiatan berkesenian, yang akan terganggu bila tidak ditangani dengan baik. Begitu pula halnya dengan masalah birokrasi perijinan untuk dapat terselenggaranya sebuah pertunjukan seni.

Mencermati kondisi sekarang ini, secara ringkas dapat dikatakan kendala-kendala yang ada untuk pengembangan kedepan paling tidak meliputi beberapa aspek, antara lain :a. Aspek Legalitasb. Aspek Managementc. Aspek Sumber Daya Manusiad. Aspek Keuangane. Aspek Pemasaran

3. Alternatif Solusi

Dalam mengelolaan PBB yang notabene sedikit banyaknya telah menyerap APBD Pemprov DKI Jakarta tentunya Pemprov DKI Jakarta tidak akan membiarkan anggaran yang keluar tanpa kendali. Usulan yang tengah digodok berupa pembentukan Unit Pelayanan Teknis (UPT) tentunya menjadi pilihan guna mengendalikan pemakaian anggaran yang dikeluarkan.

Apabila hal ini terwujud, boleh jadi pengelolaan kawasan Perkampungan Budaya Betawi yang hanya melihat dari aspek ekonomi semata akan membuat kawasan ini kehilangan ruhnya.Untuk menjembatani hal tersebut diatas, kiranya perlu dikaji model pengelolaan PBB seperti konsep kegiatan seminar dengan menggunakan pola Komisi Organisasi dan Komisi Pengarah.

Komisi Organisasi merupakan badan yang berfungsi administrative dan dapat diisi oleh unsur PNS dibawah Pemda DKI yang nantinya berperan sebagai pengatur anggaran sesuai kebutuhan sistem anggaran di pemerintahan. Sedangkan Komisi Pengarah adalah badan yang berfungsi sebagai pelaksana dan pengendali mutu proses pembinaan, pelestarian dan etalase budaya Betawi. Kedua badan ini merupakan badan yang semua aktifitasnya ditanggung secara finansial oleh Pemprov DKI Jakarta.

Selanjutnya, yang perlu diperhatikan adalah bahwa berdasarkan Perda 3/2005 dalam pasal 11 dinyatakan untuk mengelola PBB dibentuk suatu Lembaga yang terdiri dari unsur masyarakat dan instansi dilingkungan Pemda DKI. Berangkat dari sini, sebagai pemilik budaya, sudah sepatutnya bila kewenangan pengelolaan Perkampungan Budaya Betawi diserahkan kepada Lembaga Kebetawian/orang betawi karena merekalah yang lebih mengerti tentang kebudayaan dan kebutuhan budayanya sendiri.

4. Konsep Pengembangan kedepanPaling tidak, ada 6 bidang yang bisa digarap dengan sungguh-sungguh.

a. Bidang Lingkungan Hidup PBB dapat menjadi alternative bagi Pemprov DKI Jakarta untuk menjadi daerah hijau/Green Life dengan program pengelolaan sampah, water treatment, pembangkit listrik dan lain-lain.

b. Bidang Seni &Budaya- Membuat acara-acara rutin mingguan di teater panggung terbuka- Membuat kegiatan tahunan dengan mengangkat tema kebetawian berupa pameran, bazaar, lomba seni dan lain sebagainya. c. Bidang Komersil- Menyewakan lahan untuk kegiatan outbound, guest house untuk peristirahatan, pesta pernikahan, perpisahan sekolah.- Meningkatkan potensi wisata budaya, wisata agro dan wisata air d. Bidang IT dan Promosi- Membuat website tentang Perkampungan Budaya Betawi yang professional, informative dan edukatif.- Membangun jaringan internet/WiFi di lingkungan PBB e. Bidang Pendidikan dan pelatihan- Menyelenggarakan kursus-kursus tari, musik, masak.- Menyelenggarakan workshop, pelatihan wira usaha kuliner, kerajinan. f. Bidang Penelitian/riset- Menjalin kerja sama dengan institusi perguruan tinggi. 5. Penutup

Sebagai bagian dari kekayaan budaya bangsa, budaya Betawi jelas harus dipelihara. Konstitusi Negara yang termaktub didalam Undang-undang Dasar 1945 pasal 32 ayat (2) secara jelas mengamanahkan negara untuk wajib memajukan kebudayaan nasional Indonesia di tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam memelihara dan mengembangkan budayanya.

Dalam skala nasional, hal yang sama juga dilakukan oleh Pemerintah Daerah kepada kelompok masyarakat yang perlu diprioritaskan di daerahnya masing-masing. Ada pemerintah daerah yang perlu melakukannya melalui strategi pembinaan sektor pertanian, pariwisata, kerajinan atau pembangunan proyek pionir lainnya. Secara singkat dapat dikatakan, tiap kelompok masyarakat dan daerah membutuhkan perlakuan sesuai dengan kondisi, kebutuhan dan kesanggupan daerahnya.

Kita punya tokoh-tokoh betawi baik di pemerintahan maupun disektor kehidupan lainnya, juga punya beberapa lembaga kebetawian. Sekarang masalahnya adalah, tergugahkah kita sebagai bagian dari masyarakat betawi untuk menjaga, memelihara dan mengembangkan kekayaan budaya ini, di sini, ditanah leluhurnya sendiri. Sungguh suatu pertanyaan yang menarik untuk disimak perkembangannya. (Dirangkum dari berbagai sumber/nf)Diposkan oleh Ahmad Buchori di Kamis, April 18, 2013 Kirimkan Ini lewat Email

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7570444415620041579&postID=3084901171884556088&target=blog" \o "BlogThis!" \t "_blank" BlogThis!

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7570444415620041579&postID=3084901171884556088&target=twitter" \o "Berbagi ke Twitter" \t "_blank" Berbagi ke Twitter

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7570444415620041579&postID=3084901171884556088&target=facebook" \o "Berbagi ke Facebook" \t "_blank" Berbagi ke Facebook

HYPERLINK "http://www.blogger.com/share-post.g?blogID=7570444415620041579&postID=3084901171884556088&target=pinterest" \o "Bagikan ke Pinterest" \t "_blank" Bagikan ke PinterestTidak ada komentar:

Poskan Komentar

Poskan Komentar

Posting Lebih Baru Posting Lama Beranda

Langganan: Poskan Komentar (Atom)

MPPBB-SETU BABAKAN

Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya Betawi (MP-PBB) didirikan pada 17 Mei 2011. Lembaga Swadaya Masyarakat ini berkomitmen menjadi mitra Lembaga Pengelola Perkampungan Budaya Betawi (LP-PBB) dan Pemda DKI Jakarta dalam mewujudkan Perkampungan Budaya Betawi (PBB) di Setu Babakan, Jakarta Selatan

Arsip

HYPERLINK "http://mp-pbb.blogspot.com/search?updated-min=2014-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2015-01-01T00:00:00-08:00&max-results=1" 2014 (1)

HYPERLINK "http://mp-pbb.blogspot.com/search?updated-min=2013-01-01T00:00:00-08:00&updated-max=2014-01-01T00:00:00-08:00&max-results=4" 2013 (4)

HYPERLINK "http://mp-pbb.blogspot.com/2013_05_01_archive.html" Mei (1)

HYPERLINK "http://mp-pbb.blogspot.com/2013_04_01_archive.html" April (3)

KEGIATAN MP-PBB DALAM RANGKA HUT KE-2 PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI; SUATU TINJAUAN SELINTA... PROFIL MP-PBBTAUTAN

Kampung Betawi Betawi TodaySTRUKTUR ORGANISASI

Ketua : B. Latief Saleh

Wakil Ketua : Alfiansyah Karim

Sekretaris : Nanang Nurfitrie

Wakil Sekretaris : Abu Sudja Samsuri

Bendahara : Adji Djarnudji

Wakil Bendahara : Zubaedah

Kajian-kajian :

- Penataan dan Pengembangan PBB:

Koordinator : Zulkifli Djunaidi

Anggota : M. Satiri, Zainal Arifin, Faizah Sodri, Wenny K.

- Pemberdayaan Ekonomi MasyarakatKoordinator : Idrus ZenAnggota : Mardiani, Marali, Muhaimin Salim

Bidang-bidang :

- Usaha dan Kerja Sama

Koordinator : Chairil A Soleh

Anggota : Zulaikha Noor, Astrid Damayanti, Yusuf Asmawi, Abbas Ras

- Hubungan Masyarakat dan InstitusiKoordinator : AbdussomadAnggota : Masud Mardani, Zaenab Yazid, Ahmad Buchori.

Template Picture Window. Diberdayakan oleh Blogger.

Terpopuler

PERKAMPUNGAN BUDAYA BETAWI; SUATU TINJAUAN SELINTAS KILAS . 1. Latar Belakang Perkampung...

PROFIL MP-PBBBerawal dari diskusi informal pada medio Februari 2011 di Setu Babakan dengan beberapa orang tokoh Betawi dari Lembaga Pengelola ...

HUT KE-2 MP-PBB DALAM GAMBARHUT ke -2 Masyarakat Peduli Perhimpunan Budaya Betawi (MP-PBB) pada 19 Mei 2013 di Setu babakan, Jakarta Selatan, dalam gambar: Tahlil...

KEGIATAN MP-PBB DALAM RANGKA HUT KE-2Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya Betawi (MP-PBB) yang didirikan pada tanggal 17 Mei 2011 adalah lembaga swadaya masyarakat (LSM) y...

MP-PBB AJAK KENALI EKONOMI KREATIF SETU BABAKANBulan Mei kemarin, Masyarakat Peduli Perkampungan Budaya Betawi (MP-PBB) genap berusia 3 tahun. Memang masih bayi, namun bayi yang memili...

Translate

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SETU BABAKAN DI KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN

FICKY SEPTIANSYAH [10207464],ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SETU BABAKAN DI KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN ,SLIDE PRESENTASI SIDANG

ABSTRAKSI

ABSTRAKSI Ficky Septiansyah, 10207464 ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN KAWASAN WISATA SETU BABAKAN DI KECAMATAN JAGAKARSA JAKARTA SELATAN Skripsi Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma,2011 xiv 145 Lampiran Indonesia adalah Negara yang kaya akan kekayaan alam dan kepariwisataan, termasuk di daerah Ibu kota Jakarta yang akhir akhir ini menarik minat para wisatawan asing, karena Jakarta sudah mulai bertumbuhan unsur kepariwisataannya termasuk Setu Babakan yang ada diwilayah Jagakarsa Jakarta Selatan. Namun, akhir akhir ini begitu banyak isu teroris dan bencana alam yang membuat penurunan siginifikan bagi kedatangan wisatawan asing ke Indonesia. Dari uraian ini perlu kita ketahui strategi khusus untuk mencari solusi terbaik agar citra Indonesia kembali menjadi pilihan wisatawan dunia. Data dalam penelitian ini menggunakan data primer dan sekunder, sedangkan pengumpulan datanya menggunakan kuesioner dengan populasi beberapa kelompok responden, pihak internal eksternal Setu Babakan, pedagang, masyarakat dan pengunjung. Sampel hanya 4 responden dan datanya diolah dan dianalisis dengan metode analisis yang digunakan adalah matriks IFE dan EFE, matriks IE, matriks SWOT, matriks QSPM dan matriks BCG. Hasil dari penelitian penulis adalah, untuk metode IFE dan EFE masing masing menunjukan hasil 3,336 dan 3.333 jika digambarkan dan di kombinasikan kedalam matriks IE yaitu berada pada posisi yang digambarkan sebagai tumbuh dan kembangkan karena berada pada kuadran I, II, atau IV, sedangkan hasil dari matriks SWOT adalah munculnya strategi dari 4 kuadran, strategi S-O menghasilkan strategi 1. Mencari sponsor dari pihak swasta dan masyarakat dengan melakukan kerjasama dalam pengembangan kegiatan wisata di PBB. 2. Memperluas target pasar dari seluruh Indonesia hingga mancanegara yaitu kalangan menengah keatas dan para turis asing dengan membuat variasi wisata pendukung seperti flying fox dan arung jeram, Strategi WO menghasilkan strategi 3. Membentuk Paguyuban Pedagang PBB dan Menata letak bangunan lanskap pedagang, tokowarung , di sekitar kawasan wisata PBB dengan melakukan kerja sama kepada dinas pekerjaan umum dan Satgas PBB, 4. Bekerjasama dengan kementerian UKM dan koperasi dan Kementerian Pariwisata dan keBudayaaan untuk melakukan pembinaan dan pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat dan pedagang di PBB, 5. Memperbaiki struktur organisasi dan sistem manajemen secara profesional untuk meminimalisir perangkapan jabatan, dan meningkatkan produktivitas kerja. Untuk strategi Strategi ST menghasilkan strategi 6. Bekerjasama dengan biro perjalanan wisata travel agent atau event organizer dan dinas kebudayaan dan pariwisata DKI Jakarta untuk menawarkan berbagai variasi paket wisata di PBB, 7. Membuat wisata pemancingan berkonsep ramah lingkungan bekerjasama dengan Indonesia Fishing Tour IFT dan masyarakat PBB. Dan untuk strategi Strategi WT 8. Membentuk sekretariat pengelola PBB yang berbadan hokum, 9. Bekerja sama dan ikut serta dengan Asosiasi Wisata Agro Indonesia untuk pengembangan wisata agro, 10. Membuat Email dan Website PBB untuk meningkatkan promosi dan pemasaran. Sedangkan untuk hasil matriks QSPM menentukan strategi yang telah diuraikan matriks SWOT dengan hasil Membuat wisata pemancingan berkonsep ramah lingkungan bekerjasama dengan Indonesia Fishing Tour dan Masyarakat PBB. Untuk matriks BCG menggambarkan posisi perusahaan berada pada posisi Question Mark yang berarti memiliki tingkat pertumbuhan pasar yang cepat, tetapi pangsa pasar yang dikuasai belum maksimal. Kata kunci Strategi pengembangan, Setu babakan, Daftar pustaka 1990-2011

ABSTRAKSI

Setu Babakan adalah sebuah tempat wisata atau hiburan yang terletak di Selatan Jakarta, lebih tepatnya berlokasi di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan Setu Babakan merupakan kawasan hunian yang memiliki nuansa kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan maupun bentuk arsitektur tradisional rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar. Pada saat ini Pemerintah Provinsi DKI Jakarta gencar mempromosikan kawasan Setu Babakan sebagai kawasan wisata budaya. Banyak kegiatan yang sering dilakukan di perkampungan betawi ini, mulai dari pertunjukan budaya, keagamaan, hingga wisata air. Akan tetapi hal tersebut tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, permasalahan yang paling menonjol adalah kurang optimalnya pengelolaan di kawasan ini serta kurangnya penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di dalamnya. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui upaya-upaya apa saja yang akan dilakukan guna mengembangkan kawasan ini bukan hanya sebagai perkampungan betawi saja akan tetapi lebih ditingkatkan menjadi sebuah kawasan wisata budaya tanpa meninggalkan ciri khas dari arsitektur tradisionalnya. Metode yang digunakan pada penelitian kali ini adalah metode deskriptif, dengan memberikan fakta-fakta di lapangan berdasarkan studi literatur yang telah ada. Dari penelitian ini dihasilkan konsep pelestarian yang dirasa dapat mewakili yaitu merupakan perpaduan tiga elemen kegiatan ekonomi, keagamaan, dan sosial budaya yang mendukung Perkampungan Betawi di Setu Babakan untuk dapat tetap dilestarikan.kata kunci : upaya pelestarian, budaya, betawi, wisata

PENDAHULUAN

Pemerintah Jakarta pada saat ini tengah berupaya melestarikan kebudayaan Betawi, yang lambat laun mulai pudar ditengah kemajuan jaman yang serba modern. Upaya pelestarian yang dilakukan salah satunya adalah dengan membuat sebuah kawasan wisata budaya di Setu Babakan Jakarta Selatan. Setu Babakan adalah sebuah tempat wisata atau hiburan yang terletak di Selatan Jakarta, lebih tepatnya berlokasi di wilayah Kelurahan Srengseng Sawah, Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan. Kawasan Setu Babakan merupakan kawasan hunian yang memiliki nuansa kuat dan murni baik dari sisi budaya, seni pertunjukan maupun bentuk arsitektur tradisional rumah Betawi. Dari perkampungan yang luasnya 289 Hektar, 65 hektar di antaranya adalah milik pemerintah di mana yang baru dikelola hanya 32 hektar.Pada dasarnya kawasan ini sudah dikenal masyarakat luas sebagai daerah cagar budaya dimana didalamnya banyak sekali terdapat kebudayaan asli betawi, banyak sekali kegiatan-kegiatan yang sering dilakukan di perkampungan betawi ini. Mulai dari pertunjukan budaya, keagamaan, hingga wisata air. Akan tetapi hal tersebut tidak ditunjang oleh sarana dan prasarana yang memadai, permasalahan yang paling menonjol adalah kurang optimalnya pengelolaan di kawasan ini serta kurangnya penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di dalamnya.Penelitian ini bertujuan untuk merumuskan upaya-upaya pelestarian apa saja serta konsep-konsep yang dapat dilakukan guna mempertahankan keberadaan Kawasan Setu Babakan sebagai daerah wisata budaya. Hasil penelitian ini nantinya diharapkan dapat menghasilkan suatu rumusan ataupun rekomendasi bagi pihak-pihak yang berkepentingan untuk tetap menjaga kelestarian budaya betawi melalui Kawasan Wisata Budaya Setu Babakan.KAJIAN LITERATUR a. Definisi dan Bentuk-Bentuk Pelestarian/Konservasi Konservasi secara umum diartikan pelestarian namun demikian dalam khasanah para pakar konservasi ternyata memiliki serangkaian pengertian yang berbeda-beda implikasinya. Istilah konservasi yang biasa digunakan para arsitek mengacu pada Piagam dari International Council of Monuments and Site (ICOMOS) tahun 1981 yang dikenal dengan Burra Charter. Burra Charter menyebutkan "konservasi adalah konsep proses pengelolaan suatu tempat atau ruang atau obyek agar makna kultural yang terkandung didalamnya terpelihara dengan baik."

Pengertian ini sebenarnya perlu diperluas lebih spesifik yaitu pemeliharaan morfologi (bentuk fisik) dan fungsinya. Bila dikaitkan dengan kawasan maka konservasi kawasan atau sub bagian kota mencakup suatu upaya pencegahan adanya aktivitas perubahan sosial atau pemanfaatan yang tidak sesuai dan bukan secara fisik saja. Suatu program konservasi sebisa mungkin tidak hanya dipertahankan keaslian dan perawatannya, namun tidak mendatangkan nilai ekonomi atau manfaat lain bagi pemilik atau masyarakat luas. Konsep pelestarian yang dinamik tidak hanya mendapatkan tujuan pemeliharaan bangunan tercapai namun dapat menghasilkan pendapatan dan keuntungan lain bagi pemakainya. Dalam hal ini peran arsitek sangat penting dalam menentukan fungsi yang sesuai karena tidak semua fungsi dapat dimasukkan.Salah satu bentuk kegiatan konservasi yang dapat dilakukan di Setu Babakan adalah Preservasi (dalam konteks yang luas) ialah kegiatan pemeliharaan bentukan fisik suatu tempat dalam kondisi eksisting dan memperlambat bentukan fisik tersebut dari proses kerusakan, dan Konservasi ( dalam konteks yang luas) ialah semua proses pengelolaan suatu tempat hingga terjaga signifikasi budayanya. Hal ini termasuk pemeliharaan dan mungkin (karena kondisinya) termasuk tindakan preservasi, restorasi, rekonstruksi, konsolidasi serta revitalisasi. Biasanya kegiatan ini merupakan kombinasi dari beberapa tindakan tersebut. b. Definisi Wisata Budaya Istilah pariwisata budaya memiliki beberapa definisi (Sofield dan Birtles, 1996) dan hal tersebut yang masih membingungkan (Hughes, 1996) dan istilah simtomatik Tribes (1997) serta pariwisata indisiplin. Dalam sebuah buku yang dikarang oleh Valene Smith (1978: 4) berjudul Hosts dan Guests membedakan antara pariwisata etnik dan pariwisata budaya: pariwisata etnik dipasarkan untuk umum/wisatawan berdasarkan budaya yang mengalir/turun temurun dari penduduk pribumi yang bersifat eksotis. Wood (1984: 361) lebih lanjut mendefinisikan pariwisata etnik dengan memfokuskan pada orang-orang yang meninggalkan identitas budaya yang keunikannya dipasarkan kepada wisatawan. Khususnya yang dikemas untuk wisatawan seperti tari-tarian pertunjukan, rumah atau pemukiman asli penduduk lokal, upacara, dan hasil-hasil kerajinan berupa ornament dengan segala pernak-perniknya (Smith, 1978:4). Menurut Undang-Undang nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan, yang dimaksud dengan pariwisata adalah berbagai macam kegiatan wisata dan didukung berbagai fasilitas serta layanan yang disediakan oleh masyarakat, pengusaha, Pemerintah, dan Pemerintah Daerah. Berdasarkan motivasi wisatawan serta atraksi yang terdapat di daerah tujuan wisata maka kegiatan pariwisata dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu pariwisata yang bersifat massal dan pariwisata minat khusus. Jika pada pariwisata jenis pertama lebih ditekankan aspek kesenangan (leisure) maka pada tipe kedua penekanannya lebih kearah pengalaman dan pengetahuan. Pada pasal 1 UU RI No. 5 Tahun 1992 tentang Benda Cagar Budaya mendefinisikan Benda Cagar Budaya sebagai : Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berupa kesatuan atau kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisa-sisanya, yang berumur sekurang- kurangnya 50 tahun, atau mewakili masa gaya yang khas dan mewakili masa gaya sekurang-kurangnya 50 tahun, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan; Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, dan kebudayaan.Jadi yang dimaksud dengan pusaka bisa berupa hasil kebudayaan manusia maupun alam beserta isinya. c. Pelestarian Kawasan Pelestarian secara umum dapat didefinisikan bahwa pelestarian dalam hal ini konservarsi merupakan suatu upaya atau kegiatan untuk merawat, melindungi, dan mengembangkan objek pelestarian yang memiliki nilai atau makna kultural agar dapat dipelihara secara bijaksana sesuai dengan identitasnya guna untuk dilestarikan. Menurut Eko budihardjo (1994), upaya preservasi mengandung arti mempertahankan peninggalan arsitektur dan lingkungan tradisional/kuno persis seperti keadaan asli semula. Karena sifat preservasi yang stastis, upaya pelestarian memerlukan pula pendekatan konservasi yang dinamis, tidak hanya mencakup bangunannya saja tetapi juga lingkungannya (conservation areasdan bahkan kota bersejarah (histories towns). Dengan pendekatan konservasi, berbagai kegiatan dapat dilakukan, menilai dari inventarisasi bangunan bersejarah kolonial maupun tradisional, upaya pemugaran (restorasi), rehabilitasi, rekonstruksi, sampai dengan revitalisasi yaitu memberikan nafas kehidupan baru.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini lebih banyak menggunakan pendekatan secara kualitatif. Pendekatan ini masih menggunakan teori-teori yang akan dibawa ke lapangan (wilayah pengamatan) dan dikemudian akan diteliti lebih dalam lagi berdasarkan dengan fenomena yang ada di wilayah pengamatan. Menurut Bungin (2010), teori digunakan sebagai awal menjawab pertanyaan penelitian, bahwa sesungguhnya pandangan deduktif menuntun penelitian dengan terlebih dahulu menggunakan teori sebagai alat, ukuran, untuk membangun hipotesis, sehingga selanjutnya peneliti secara tidak langsung akan dituntun menggunakan teori sebagai acuan dalam melihat masalah penelitian.Setelah itu, hal pertama kali yang dilakukan untuk membantu penelitian ini adalah melakukan wawancara dengan masyarakat disekitar kawasan Setu Babakan, akan tetapi pembatasan bahasan hanya akan membahas sebatas upaya pelestarian berdasarkan elemen perancangan saja. Wawancara ini diharapkan akan menghasilkan data primer yang nantinya bisa menjadi patokan didalam mengolah data. Sedangkan data sekunder diperoleh dari hasil telaah dokumen dan artikel yang terkait dengan penelitian, seperti dokumen rencana tata ruang, peta, dan artikel dari internet. Dari kedua data tersebut nantinya akan dianalisa secara deskriptif.UPAYA PELESTARIAN

a. Tinjauan Umum

Kegiatan Preservasi dan Konservasi yang dilakukan di Setu Babakan meliputi pengelolaan kawasan, dimana fokus usaha yang dilakukan meliputi penataan baik dari pengelolaan pengunjung, penataan bangunan hingga infrastruktur di dalamnya.

Di kawasan Setu Babakan ini memiliki luas area yang sangat besar,sehingga untuk lebih memudahkan area pengamatan dibagi menjadi 2 zona, yaitu zona 1 untuk kawasan di sebelah utara, zona 2 dikawasan selatan serta zona 3 yang saat ini sedang dilakukan pembangunan.

Gambar 1 Pembagian Zonning di Kawasan Setu Babakan

Sumber : analisa pribadi

Untuk kawasan sebelah utara, banyak kegiatan perdagangan maupun keagamaan yang dapat dilihat. Karen pada bagian utara ini terdapat plaza serta bangunan-bangunan khas betawi. Fasilitas yang disediakan kebanyakan belum tertata dengan baik, terutama dari segi bangunannya. Ada beberapa warung yang sudah menerapkan ornamen-ornamen betawi akan tetapi masih banyak juga yang seadanya saja. Dibagian Selatan, kegiatan yang berlangsung kebanyakan merupakan perdagangan dan jasa. Banyaknya warung-warung kecil membuat animo masyarakat untuk datang dan menikmati Setu Babakan sangat besar. Hal tersebut dapat dilihat dari banyaknya warung jualan disepanjang kawasan ini.bila dari segi ekonomi dapat meningkatkan pendapatan penduduk asli dan pendatang, sisi negatifnya adalah kurangnya lahan untuk parkir motor. Sebagian besar pengunjung mengambil badan jalan untuk tempat parkir kendaraan mereka.

Gambar 2 Pembagian Zonning di Kawasan Setu Babakan

Sumber : dokumentasi pribadi

Tabel 1 Aktivitas di Kawasan Setu BabakanAktivitas Kawasan Setu BabakanKeteranganFoto-foto Pendukung

1. EkonomiAktivitas kegiatan dalam bidang ekonomi yang paling terlihat adalah adanya aktivitas perdagangan disepanjang garis aliran Setu Babakan, baik diarah utara maupun selatan. Bahkan kegiatan ini sudah mulai terlihat semenjak di pintu masuk. Terdapat 2 tipe bangunan disini yaitu bangunan permanen dan semi permanen. Bangunan permanen biasanya menjadi satu dengan rumah tinggal, sedangkan semi permanen terdiri dari bangunan yang terbuat dari papan/triplek dan menggunakan tenda. Selain perdagangan, kegiatan yang terlihat adalah penyewaan perahu bebek untuk wisata air. Setiap pengunjung jika ingin menggunakan perahu bebek ini dikenakan biaya sewa perahu. Potensi ekonomi lainnya adalah dari retribusi parkir ataupun tiket masuk pengunjung ke kawasan Setu Babakan.

2. Sosial BudayaSelain untuk kegiatan keagamaan, ada beberapa kegiatan yang sudah dijadwalkan setiap minggunya dan terpampang jelas di pintu masuk Setu Babakan.

Di Perkampungan Setu Babakan juga, jenis bangunan-bangunan berarsitektur khas Betawi sudah tidak 100 % terlihat utuh kecuali bagian teras atau serambi yang masih dapat ditemui dalam bentuk dan ukuran yang seadanya saja. Biasanya masyarakat menambahkan ornamen pada lisplang yang memiliki ukiran khas Betawi pada bangunan rumah karena dapat menunjukkan kekhasan arsitektur rumah Betawi.

3. KeagamaanDi kawasan Setu Babakan ini sering dijadikan tempat sebagai pusat kegiatan-kegiatan yang bersifat Islami, baik itu dalam skala kecil maupun skala besar. Pusat kegiatan biasanya terdapat di panggung besar ataupun plaza yang sudah ada di perkampungan Setu Babakan ini.

Sumber : Analisa Pribadi

b. Analisis Upaya Pelestarian Perkampungan Budaya Betawi di Setu Babakan sebagai Kawasan Wisata Budaya

Analisis yang dilakukan berdasarkan kepada tabel 1 dimana diuraikan elemen-elemen yang menjadikan kawasan Setu Babakan ini dapat bertahan hingga saat ini. Ketiga kegiatan tersebut menjadi pusat kehidupan bagi perkampungan ini. Akan tetapi dapat dilihat dari foto-foto survey bahwa tidak terjadi pengelolaan yang optimal. Banyaknya jumlah pengunjung yang datang terutama di hari Sabtu dan Minggu tidak disertai dengan semakin baiknya pelayanan. Ketika memasuki gerbang masuk, sudah terlihat kurangnya dukungan dari semua pihak baik itu pemerintah, pengelola lokal maupun masyarakat Betawi sendiri. Pembagian Zona sudah mulai diterapkan, dimana disetiap zona-zona tersebut memiliki pengelolaan masing-masing, dan tidak terorganisir. Sumber Daya Manusia yang terlibat didalamnya seakan-akan berdiri sendiri. Jika kita memasuki zona utara, maka kita akan dihadapkan pada pihak pengelolaan parkir dan retribusi yang berbeda-beda. Hal ini bila dibiarkan berlarut maka dapat dipastikan Kawasan ini hanya akan menjadi kawasan yang mementingkan profit oriented semata tanpa memperhatikan unsur budaya dan bangunan cagar alamnya. Setu Babakan sebagai pusat kegiatan utama di dikawasan ini selain perkampungan betawi, kurang dikelola semaksimal mungkin sebagai kawasan wisata air. Harus ada kordinasi diantara semua pihak, serta dirumuskan konsep yang jelas bagi keberlangsungan kawasan ini.

Berdasarkan analisa diatas, konsep pelestarian yang dirasa dapat mewakili adalah perpaduan diantara ketiga elemen kegiatan, dimana kegiatan ekonomi, keagamaan, dan sosial budaya yang mendukung Perkampungan Betawi di Setu Babakan untuk dapat tetap dilestarikan.

Gambar 3 Konsep Upaya Pelestarian

Sumber : analisa pribadi

Dari konsep tersebut dapat diterapkan secara optimal dengan melalui beberapa proses. Bukti konkrit yang bisa dilakukan antara lain adalah :

Perlu dukungan dari semua pihak, baik itu Pemerintah maupun masyarakat umum untuk menjadikan kawasan ini tetap bertahan. Dukungan itu bisa berupa perbaikan infrastruktur jalan ataupun pengadaan fasilitas umum lainnya yang menunjang serta SDM yang terlibat didalamnya harus memiliki kompetensi yang sesuai sehingga semua pihak dapat berkolaborasi secara maksimal.

Perkampungan Betawi yang ada pada saat ini hendaknya tetap dipertahankan keberadaannya, bahkan bangunan-bangunan baru yang ada perlu berkiblat dan mengikuti pola-pola arsitektur Betawi.

Perlunya kordinasi dengan elemen-elemen masyarakat asli Betawi dalam mengadakan acara ataupun kegiatan-kegiatan supaya dapat terkordinir dengan baik.

Organisasi kemasyarakatan tetap dipertahankan, hal ini dapat membantu dalam bidang pengawasan apabila ada kegiatan yang menyimpang dari kebiasaan yang berlaku di Perkampungan Betawi.

Perdagangan dan jasa yang ada saat ini harus dikelola secara optimal, karena sumber pendapatan terbesar berasal dari hal tersebut.

Saat ini Pemerintah tengah mengembangkan zona 3, hal yang menjadi perhatian adalah tetap menjaga intergritas diantara ketiga zona tersebut dengan menjadikan Setu Babakan sebagai pengikatnya. Pemerintah diharapkan mensosialisasikan hal tersebut secara optimal.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI

Kawasan Perkampungan Betawi Setu Babakan merupakan daerah cagar budaya yang harus dilestarikan keberadaannya. Perlu kordinasi yang saling mendukung diantara elemen-elemen baik itu dari pihak Pemerintah maupun masyarakat Betawi sendiri. Dari penelitian ini dihasilkan konsep yang saat ini dirasakan sesuai, yaitu memadukan kegiatan ekonomi, sosial budaya dan keagamaan. Ketiga hal tersebutlah yang membuat keberadaan Setu Babakan tetap bertahan hingga saat ini. Dari analisa yang telah dilakukan sebelumnya,perlu rencana yang terintegrasi untuk tetap menjalankan konsep-konsep tersebut secara optimal. Diharapakan dengan konsep yang terintegrasi semakin membuat perkampungan Betawi ini tidak tergerus oleh waktu.

DAFTAR PUSTAKA

Agung, W, 2011, Peran Serta Masyarakat dalam menciptakan perumahan ber arsitektur Betawi di Setu Babakan, [online], (http://peneliti.budiluhur.ac.id/wp-content/uploads/2007/05/agung-wahyudi2.pdf , diakses tanggal 22 Juli 2013)Katarina, B.R, Identifikasi Pola Pekarangan pada Perkampungan Budaya Betawi Situ Babakan, Jakarta Selatan, [online], (http://repository.ipb.ac.id/bitstream/123456789/1191/1/A06kbr_abstract.pdf , diakses tanggal 22 Juli 2013)

Kartika, Y & Rina,K, Pelestarian Kampung Kauman Semarang sebagai Kawasan Wisata Budaya, Jurnal Teknik PWK Volumen 2 Nomor 2, 2013

Budihardjo, Eko , 1994, Percikan Masalah Arsitektur, Perumahan Perkotaan, Penerbit Gajah Mada University, Press.Koentjaraningrat. 1995. Manusia dan Kebudayaan di Indonesia. Jakarta. Djambatan.Bungin, Burhan. 2010.Penelitian Kualitatif: Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan Ilmu Sosial Lainnya.Jakarta: Kencana Praneda Media Group. Masyur, F, Pola Ragam Hias Pada Rumah Tradisional Betawi di Perkampungan Budaya Betawi Setu Babakan-Jakarta Selatan, Naskah Penulisan Ilmiah, Universitas Gunadarma, 2003.ZONA 3

ZONA 2

ZONA 1

EKONOMI

KEAGAMAAN

SOSIAL

BUDAYA

_1488977206.unknown

_1488977208.unknown

_1488977209.unknown

_1488977207.unknown

_1488977204.unknown

_1488977205.unknown

_1488977203.unknown

_1488977202.unknown