18
SESI 13 Kebijakan Deviden TUJUAN PEMBELAJARAN 1. Mengetahui berbagai macam kebijakan deviden 2. Memahami kontroversi kebijakan deviden 3. Memahami isi informasi deviden dan efek clientele 4. Memahami pembelian saham kembali, deviden sahan dan pemecahan saham Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan berbagai macam kebijakan deviden dan kontroversinya, isi informasi deviden dan efek clientele serta kebijakan deviden lainnya. Sub Pokok Bahasan Macam kebijakan deviden, kontroversi deviden, isi informasi deviden dan efek clientele, pembelian saham kembali, deviden sahan dan pemecahan 109

SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

SESI 13Kebijakan Deviden

TUJUAN PEMBELAJARAN

1. Mengetahui berbagai macam kebijakan deviden

2. Memahami kontroversi kebijakan deviden

3. Memahami isi informasi deviden dan efek clientele

4. Memahami pembelian saham kembali, deviden sahan dan

pemecahan saham

Tujuan Instruksional Khusus Menjelaskan berbagai macam kebijakan deviden dan kontroversinya, isi informasi deviden dan efek clientele serta kebijakan deviden lainnya.

Sub Pokok Bahasan Macam kebijakan deviden, kontroversi deviden, isi informasi deviden dan efek clientele, pembelian saham kembali, deviden sahan dan pemecahan saham

Estimasi Waktu 150 menit

Daftar Bacaan Brealey, Myers & Marcus, Block & Hirt

109

Page 2: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

Pengertian Dasar Deviden

Perusahaan yang melakukan aktivitasnya dan memperoleh laba bersih,

dihadapkan dengan dua kemungkinan mengenai laba tersebut yakni laba

dibagikan kepada pemegang saham dan atau laba ditahan. Keputusan deviden

dapat mempengaruhi secara signifikan kebutuhan pendanaan eksternal

perusahaan. Dengan kata lain, semakin besar deviden tunai yang dibayarkan

kepada pemegang saham, semakin besar jumlah pendanaan yang harus

diperoleh dari eksternal perusahaan baik berupa pinjaman maupun penerbitan

saham perusahaan.

Deviden tunai adalah sumber dari arus kas untuk pemegang saham dan

memberikan informasi tentang kinerja perusahaan saat ini dan masa dating.

Laba ditahan merupakan pendapatan yang tidak dibagikan sebagai deviden

karenanya merupakan bentuk pendanaan intern.

Tipe dan Cara Pembayaran Dividen

Ada beberapa tipe dividen: dividen kas dan dividen non-kas. Untuk dividen

non-kas, ada dividen saham (stock dividend) dan pemecahan saham (stock

splits). Berikut ini penjelasan untuk masing-masing tanggal yang berkaitan

dengan dividen.

1. Tanggal pengumuman adalah tanggal pada saat pembayaran dividen

diumumkan oleh perusahaan.

2. Tanggal ex-dividend adalah tanggal dimana pembeli saham sebelum

tanggal tersebut berhak atas dividen

3. Tanggal pencatatan adalah tanggal dimana semua pemegang saham

yang terdaftar pada tanggal tersebut berhak atas dividen.

4. Dividen dibayarkan pada tanggal pembayaran kepada semua pemegang

saham yang berhak menurut catatan yang dibuat pada tanggal

pencatatan.

Meskipun secara formal tanggal pencatatan merupakan tanggal yang penting,

tetapi secara ekonomis, tanggal ex-dividend merupakan tanggal yang penting.

110

Page 3: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

KONTROVERSI KEBIJAKAN DIVIDEN

Miller dan Modigliani (MM) berargumen bahwa kebijakan dividen tidak

mempengaruhi nilai perusahaan, sementara argumen lain mengatakan bahwa

dividen yang tinggi akan meningkatkan nilai perusahaan, dan argumen terakhir

mengatakan bahwa dividen yang rendah yang akan meningkatkan nilai

perusahaan

a) Kebijakan Dividen Tidak Relevan

Miller dan Modigliani (1961) mengajukan argumen bahwa kebijakan dividen

tidak relevan.[1] Misalkan ada dua periode tahun ini dan tahun depan. Misal,

perusahaan membagi dividen setiap tahunnya. Jika tahun ini perusahaan tidak

membagi dividen, maka pada tahun depan, investor bisa memperoleh dividen

tahun depan dan dividen yang seharusnya dibayar tahun ini plus tingkat

keuntungan dari dividen yang ditahan tersebut. Argumen yang diajukan oleh

Miller dan Modigliani (MM). MM menunjukkan bahwa investor indifferent (sama

saja) terhadap kebijakan dividen

MM mengajukan beberapa asumsi berikut ini dalam analisis mereka:

1. Tidak ada pajak atau biaya lainnya. Pelaku pasar tidak bisa mempengaruhi

harga sekuritas. Pasar diasumsikan sempurna (perfect).

2. Semua pelaku pasar mempunyai pengharapan yang sama terhadap

investasi, keuntungan, dan dividen di masa mendatang. Pengharapan

investor dikatakan homogen

3. Kebijakan investasi ditentukan lebih dulu, kebijakan dividen tidak

mempengaruhi kebijakan investasi

b) Kebijakan Dividen dan Kebijakan Investasi

Jika dividen ditambah, kemudian dipakai untuk mengurangi investasi yang

mempunyai net present value positif, bagaimana akibatnya terhadap nilai

perusahaan. Yang lebih penting adalah memanfaatkan dana untuk

menghasilkan investasi yang mempunyai tingkat pengembalian (return) lebih

besar dibandingkan dengan tingkat keuntungan yang disyaratkan (required

rate of return).

c) Argumen yang Mendukung Relevansi Dividen

111

Page 4: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

Argumen ketidakrelevanan kebijakan dividen mengasumsikan pasar yang

sempurna dan efisien. Jika pasar tidak sempurna, maka kebijakan dividen akan

relevan. Argumen yang menyatakan bahwa kebijakan dividen relevan

berangkat dari asumsi ketidaksempurnaan pasar. Di satu sisi, argumen

tersebut mengatakan bahwa perusahaan perlu membayar dividen yang tinggi,

di sisi lain, argumen tersebut mengatakan sebaliknya, yaitu perusahaan perlu

membayar dividen yang rendah.

1. Dividen Dibayar Tinggi (Bird In the Hand Theory)

Argumen ini mengatakan bahwa pembayaran dividen mengurangi

ketidakpastian, yang berarti mengurangi risiko, yang pada giliran

selanjutnya mengurangi tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh

pemegang saham (ks, atau biaya modal saham).

Mengurangi Ketidakpastian. Dividen yang tinggi akan membantu

mengurangi ketidakpastian. Beberapa tipe investor akan menyukai

pendapatan saat ini. Karena dividen diterima saat ini, sedangkan capital

gain diterima di masa mendatang, ketidakpastian dividen menjadi lebih

kecil dibandingkan dengan ketidakpastian capital gain. Gordon (1961)

berargumentasi bahwa nilai saham akan ditentukan oleh nilai sekarang dari

dividen yang akan diterima investor saat ini dan di masa mendatang.

Mengurangi Konflik Keagenan antara Manajer dengan Pemegang

Saham. Argumen lain yang mendukung pembayaran yang tinggi datang

dari kerangka teori keagenan (agency theory). Menurut teori tersebut

konflik bisa terjadi antar pihak-pihak yang berkaitan di perusahaan.

Efek Pajak. Meskipun dividen mempunyai pajak efektif yang lebih tinggi

dibandingkan dengan capital gain, tetapi dalam beberapa situasi, investor

memilih pembayaran dividen yang lebih tinggi karena membayar pajak

yang lebih rendah

2. Dividen Dibayar Rendah

Variabel pajak dan biaya emisi saham (flotation cost) mendasari argumen

tersebut.

Efek Pajak. Litzenberger dan Ramaswamy mengajukan argumen efek

pajak terhadap dividen. Menurut argumen mereka, pajak capital gain

biasanya lebih rendah dibandingkan dengan pajak atas dividen. Pada

112

Page 5: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

kenyataannya investor mempunyai tingkat pajak yang beragam, sehingga

efek pajak terhadap dividen tidak bisa digeneralisir untuk semua investor.

Biaya Emisi (Flotation Costs). Jika perusahaan membayarkan dividen

dan kemudian menerbitkan saham, maka perusahaan akan mengeluarkan

biaya emisi saham. Karena itu perusahaan akan lebih baik membayarkan

dividen rendah sehingga tidak harus menerbitkan saham baru.

Pengujian Empiris

Bagan 3. Pengujian Empiris Kebijakan Dividen

  Dividen Yield, D1 / Po (%)

14% 15% 16% Tingkat pertumbuhan (g)

Tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham terdiri dari dua bagian,

yaitu dividend yield (D1/P0) dan tingkat pertumbuhan (g), seperti berikut ini.

 

Alternatif pengujian empiris yang lain adalah dengan menggunakan regresi

dalam kerangka CAPM (Capital Asset Pricing Model), dengan spesifikasi sebagai

berikut ini.

 dimana ksi = tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk saham i

RF = tingkat keuntungan aset bebas risikob, γ = koefisien regresiRM = tingkat keuntungan pasarDi = dividend yield saham i

113

15% `ks = D1 / Po + g (naik dengan naiknya g)

ks = D1 / Po + g (konstan = 15%)

ks = D1 / Po + g (turun dengan turunnya g)

ks = D1 / P0 + g ………….. 8.1

Ksi = RF + b (RM – RF) + γ (Di – DM) ..………8.2

Page 6: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

DM = dividend yield rata-rata saham (pasar)

ISI INFORMASI DIVIDEN DAN EFEK CLIENTELE

Isi Informasi Dividen (Information Content of Dividend)

Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman kenaikan

dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman penurunan

dividen. Tetapi ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu sendiri

tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek perusahaan,

yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen yang dibayarkan,

yang menyebabkan perubahan harga saham. Teori tersebut kemudian dikenal

sebagai teori signal atau isi informasi dari dividen. Menurut teori tersebut,

dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek perusahaan di masa

mendatang.

Efek Klien (Clientele Effect)

Menurut argumen ini, kebijakan dividen seharusnya ditujukan untuk memenuhi

kebutuhan segmen investor tertentu. Kebijakan dividen tertentu akan menarik

segmen tertentu. Kemudian tugas perusahaan (manajer keuangan) adalah

melayani segmen tersebut. Kebijakan dividen yang berubah-ubah akan

mengacaukan efek klien tersebut, menyebabkan harga saham berubah.

Beberapa penelitian empiris nampaknya mendukung teori tersebut

Teori Dividen Residual (Residual Theory of Dividends)

Menurut teori dividen residual, perusahaan menetapkan kebijakan dividen

setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai. Dengan kata

lain, dividen yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual) setelah semua usulan

investasi yang menguntungkan habis dibiayai.

Menurut teori tersebut, manajer keuangan akan melakukan langkah-langkah

berikut ini.

1. Menetapkan penganggaran modal yang optimum. Semua usulan investasi

yang mempunyai NPV yang positif akan diterima (dilaksanakan).

114

Page 7: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

2. Menentukan jumlah saham yang diperlukan untuk membiayai investasi

baru tersebut sambil menjaga struktur modal yang ideal (target).

3. Menggunakan dana internal untuk mendanai kebutuhan dana dari saham

tersebut.

4. Membayarkan dividen hanya jika ada sisa dari dana internal, setelah

semua usulan investasi dengan NPV positif didanai.

Karena itu, dengan menggabungkan kebijakan dividen residual dan

pembayaran dividen yang stabil, yaitu kebijakan smoothed residual dividend

policy. Dengan metode ini, perusahaan melakukan langkah-langkah sebagai

berikut ini.

1. Memperkirakan pendapatan dan kesempatan investasi untuk jangka waktu

panjang, misal 5-10 tahun mendatang.

2. Menghitung rata-rata sisa kas yang bisa dibagikan sebagai dividen dalam

jangka waktu tersebut.

3. Menetapkan target rasio pembayaran dividen selama jangka waktu

tersebut.

Dengan demikian smoothed residual dividend policy dipakai untuk

memperkirakan target rasio pembayaran dividen jangka panjang, bukannya

untuk tahun tertentu.

Beberapa Faktor dalam Kebijakan Dividen a) Kesempatan Investasi

Semakin besar kesempatan investasi maka dividen yang bisa dibagikan akan semakin

sedikit. Akan lebih baik jika dana ditanamkan pada investasi yang menghasilkan NPV yang

positif.b) Profitabilitas dan LikuiditasArus kas atau profitabilitas yang baik

bisa membayar dividen atau meningkatkan dividen. Sebaliknya jika arus kas

tidak baik. Alasan lain adalah untuk menghindari akuisisi oleh perusahaan lain.

Perusahaan yang mempunyai kas yang berlebihan seringkali menjadi target

dalam akuisisi. Untuk menghindari akuisisi, perusahaan bisa membayarkan

dividen, dan sekaligus juga membuat senang pemegang sahamc) Akses ke

Pasar Keuangan Jika perusahaan mempunyai akses ke pasar keuangan yang baik,

perusahaan bisa membayar dividen lebih tinggi. Akses yang baik bisa membantu

perusahaan memenuhi kebutuhan likuiditasnya.d) Stabilitas Pendapatan Jika

pendapatan perusahaan relatif stabil, arus kas di masa mendatang bisa diperkirakan dengan

lebih akurat. Perusahaan semacam itu bisa membayar dividen yang lebih tinggi. Hal yang

115

Page 8: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

sebaliknya terjadi untuk perusahaan yang mempunyai pendapatan yang tidak stabil.

Ketidakstabilan arus kas di masa mendatang membatasai kemampuan perusahaan

membayar dividen yang tinggiPembatasan-pembatasan

Kontrak hutang, obligasi, ataupun saham preferen sering membatasi

pembayaran dividen dalam situasi tertentu. Tetapi dalam situasi buruk,

dimana arus kas lebih kecil, pembatasan tersebut akan mempengaruhi

pembayaran dividen oleh perusahaan.

e) Kendali terhadap perusahaan

Pemegang saham mempercayakan pada pembelanjaan intern dalam

mempertahankan “control” terhadap perusahaan, berarti dividend payout

ratio rendah

PEMBELIAN SAHAM KEMBALI (STOCK REPURCHASES), DIVIDEN SAHAM (STOCK DIVIDEND), DAN PEMECAHAN SAHAM (STOCK SPLIT)

Pembelian Saham Kembali (Stock Repurchases)

Stock Repurchases dilakukan bila perusahaan mempunyai kelebihan kas dan

tidak ada lagi kesempatan investasi yang menguntungkan, maka mungkin

akan lebih baik atau menguntungkan bagi pemegang saham bila

“dana”tersebut didistribusikan. Distribusi bisa dilakukan dengan: (a) membeli

kembali saham, atau (b) meningkatkan cash devidend kepada pemegang

saham.

Alternatif dari pembayaran dividen kas, perusahaan bisa melakukan pembelian

saham kembali. Pembelian saham perusahaan yang beredar tersebut bisa

dilakukan melalui pasar sekunder Bursa Efek. Saham yang dibeli tersebut

masuk dalam rekening treasury stock. Secara teoritis, nilai perusahaan

sebelum dan sesudah pembelian saham kembali akan sama

Keuntungan Pembelian Saham Kembali

1. Pembelian saham kembali bisa menghemat pajak.

2. Pengumuman pembelian kembali bisa dianggap sebagai signal positif

oleh investor, kerana pembelian saham kembali seringkali didorong oleh

116

Page 9: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

motivasi manajer yang mengganggap bahwa harga saham undervalued

(lebih rendah dari yang seharusnya).

3. Pembayaran dividen biasanya dilakukan dengan pola stabil.

4. Pemegang saham mempunyai pilihan dengan pembelian saham kembali.

Jika membutuhkan kas, mereka bisa menjual saham yang mereka

peroleh. Sebaliknya, jika tidak membutuhkan kas, atau menghindari

pajak, mereka bisa menginvestasikan kembali ke dalam saham

perusahaan.

5. Dalam beberapa situasi tertentu, pembelian saham kembali dilakukan

secara selektif (targeted repurchase).

Kerugian Pembelian Saham Kembali

1. Pemegang saham bisa mempunyai preferensi yang berbeda antara

dividen kas dan pembelian saham kembali (keuntungan diperoleh dari

capital gain). Dividen kas cenderung lebih bisa ‘diandalkan’ karena

memberi pendapatan yang jelas (kas yang diterima), dan relatif stabil.

2. Perusahaan barangkali membayar harga pembelian kembali terlalu

tinggi, sehingga merugikan pemegang saham saat ini (yang tetap

memegang saham).

3. Pemegang saham yang menjual sahamnya barangkali tidak mengetahui

persis implikasi dan efek dari program pembelian saham kembali. Jika

mereka merasa dirugikan, mereka bisa saja menuntut perusahaan.

Bila tidak ada biaya transaksi dan tidak ada personal income tax, maka secara teoritis ada perbedaan antara Stock Repurchases dan Cash Dividend Misal: - Laba bersih Rp 2.000.000 - Jumlah saham yg beredar 500 lbr - Pendapatan per lembar saham (EPS) Rp 4 - Harga pasar saham setelah deviden Rp 60 - (P/E ratio) Rp 15 (market price/EPS) Perusahaan akan mendistribusikan Rp 1.500.000,- dengan cara pemberian cash dividend atau pembelian kembali saham (dana ini tidak diambil dari keuntungan).

117

Page 10: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

• Kalau investor menghendaki cash dividend, maka nilai saham sebelum deviden dibayarkan adalah = deviden diharapkan + harga pasar semula = (Rp 1.500.000/500.000) + Rp 60 = Rp 63.

• Kalau perusahaan memilih untuk membeli kembali sahamnya dengan mengajukan

penawaran (tender offer) kepada pemegang saham dengan harga Rp 63 per saham, maka:

Jumlah saham yang dapat dibeli dari uang Rp 1.500.000 adalah = Rp 1,5 juta/Rp 63 = 23.810 lbr

• Pendapatan per lembar saham (EPS) sesudah pembelian kembali saham = Rp2.000.000/476.190 = Rp 4,20,- (catatan 500.000 lbr – 23.810 lbr = 476.190 lbr).

• Bila Price earning ratio tetap Rp 15, maka harga saham sebelum deviden = Rp 4,2 X 15 = Rp 63 berarti: nilainya sama dengan alternatif cash dividend. (Jumlah yang dibagikan kepada pemegang

saham tetap Rp 3; baik lewat cash dividend maupun pembelian kembali saham).

• Jadi secara teoritis harga equilibrium yang ditawarkan dalam pembelian kembali saham (equilibrium repurchase price) =

P = Px + D/S P = Harga equilibrium pembelian kembali saham Px = Harga pasar per lembar saham atas dasar ex-devidend D = Jumlah dana yang didistribusikan S = Jumlah lembar saham yang beredar sebelum ada pendistribusian dana. Bila perusahaan menawarkan harga di bawah harga ekuilibrium, maka bagi pemegang saham yang menjual sahamnya akan rugi dan sebaliknya akan memperoleh keuntungan jika harga di atas harga ekuilibrium.

• Cara pembelian kembali saham: (a) melalui tender offer, yakni perusahaan mengajukan penawaran

resmi kepada pemegang saham yang mana harga umumnya di atas harga pasar,

(b) melalui pasar (pasar modal), dengan harga pasar.

DIVIDEN SAHAM DAN STOCK SPLIT

Stock Dividend adalah pembayaran deviden dalam bentuk saham (stock).

Pemberian stock deviden tidak merubah jumlah modal sendiri, tetapi hanya

merubah struktur modal. Stock Split merupakan pemecahan jumlah lembar

saham menjadi jumlah yang lebih banyak dengan penurunan harga nilai

nominal per lembar saham secara proporsional.

Dividen saham dan stock split mempunyai efek ekonomis yang sama,

meskipun mempunyai perbedaan dari sudut pandang akuntansi

Penyesuaian Akuntansi Dividen Saham dan Stock Split (Pemecahan

Saham)

118

Page 11: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

Konsekuensi dari dividen saham dan stock split adalah bertambahnya jumlah

saham yang beredar. Tetapi, karena tidak ada nilai tambah (secara ekonomis),

maka harga saham per-lembar menjadi lebih kecil. Total efek dari dividen

saham dan stock split tidak ada, dengan kata lain, nilai total perusahaan

(saham) akan sama

Alasan Dilakukannya Dividen Saham dan Stock Split

1. Perusahaan ingin menahan kas atau pengganti cash devidend apabila

perusahaan dalam kesulitan kas., tetapi juga ingin membayar dividen.

Resolusinya adalah dengan membayar stock dividend atau stock splits.

2. Perusahaan ingin mempertahankan harga pasar dan memperoleh

trading range yang dikehendaki (dianggap ideal) agar tidak terlalu tinggi

yang bisa mengakibatkan investor kecil tidak berminat membeli saham

perusahaan

3. Perusahaan ingin memberi signal ke pasar bahwa jumlah lembar saham

yang beredar semakin banyak karena diminati investor, saham menjadi

populer. Penemuan empiris menunjukkan bahwa harga akan bereaksi

positif pada saat stock split diumumkan

Ilustrasi: Struktur modal perusahaan sebagai berikut: Saham Biasa (Nilai Nominal Rp 1000) Rp 8.000.000 Agio saham (capital surplus) 4.000.000 Laba Yang Ditahan 18.000.000 Jumlah Modal Sendiri 30.000.000

- Ditetapkan akan diberikan sebagai stock devidend sebanyak 10% 800 lembar (setiap pemilik 10 lembar saham akan mendapat tambahan 1 lembar saham.

- Harga pasar saham Rp 1500/lembar.Pembahasan:Stock dividend = 800 lbr X Rp 1.500 = Rp 1.200.000,-Laba yang ditahan berkurang senilai Rp 1.200.000,-

tambahan untuk Saham Biasa = Rp 1000 X 800 lbr = Rp 800.000, tambahan capital surplus = Rp 1.200.000 – Rp 800.000 = Rp 400.000

atau (Rp 1500 – Rp 1000) X 800 lbr.

Struktur modal setelah pemberian stock dividend adalah sbb: Saham Biasa (Nilai Nominal Rp 1000) Rp 8.800.000

Agio saham (capital surplus) 4.400.000 Laba Yang Ditahan 16.800.000 Jumlah Modal Sendiri 30.000.000

119

Page 12: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

Misal keuntungan yang akan dibagi sebagai cash devidend adalah Rp 9.000.000.• Sebelum ada stock dividend, pendapatan per lembar saham = 9.000.000/8000lbr = Rp 1.125

• Sesudah ada stock dividend, pendapatan per lembar saham = 9.000.000/8800lbr = Rp 1.023 - Sebelum stock dividend pemilik 10lbr saham akan menerima pendapatan = 10 lbr X Rp 1.125 = Rp 11.250 - Setelah stock dividend pemilik 10lbr saham terima tambahan pendapatan = 11 lbr X Rp 1.023 = Rp 11.253

• Kekayaan pemegang 10 lbr saham sebelum stock dividend = 10 lbr X Rp 1.500 (HP) = Rp 15.000. - Setelah stock devidend harga pasar 10 lembar saham turun menjadi = Rp 15.000 – 15.000/11 lbr = Rp 13.636,4 Jadi harga pasar per lembar saham = Rp 13.636,4/10 = Rp 1.363,4 - Sesudah stock devidend pemilik 10 lbr saham akan menerima tambahan 1 lbr saham sehingga kekayaan pemegang 11 lbr saham = 11 lbr X Rp 1.363,4 = Rp 15.000,-Kesimpulan

dari sudut pemegang saham:• Apakah kekayaan pemegang saham naik dengan adanya stock dividend? Tidak. Pendapatan dan kekayaan pemegang saham tidak berubah Stock dividend akan mempunyai arti bagi pemegang saham bila:Perusahaan di samping memberikan stock dividend, tetap mempertahankan pemberian cash dividend perlembar yang tetap sama jumlahnya dengan keadaan sebelum pemberian stock dividend. misal: perusahaan membayar cash devidend Rp 1000/lbr (bila tetap dipertahankan), maka pemegang 10 lbr saham sebelum ada stock dividend akan menerima pendapatan = 10 X Rp 1000 = Rp10.000.- pemegang 11 lembar saham setelah ada stock dividend akan menerima pendapatan = 11 X Rp 1000 = Rp 11.000.-1. Apabila investor menjual tambahan lbr saham yang diterima sebagai

stock dividend dan menganggap penjualan tersebut sebagai “windfall gain” Jumlah saham yang dimiliki sebelumnya tetap dipertahankan.

Reverse Split

Reverse split merupakan kebalikan dari stock spit. yakni mengurangi jumlah

lembar saham dan menaikkan harga pasar saham yang dianggap terlalu

rendah.

Dalam reverse split, beberapa lembar saham disatukan menjadi satu saham.

Dalam dunia nyata, reverse split dilakukan karena beberapa alasan.

Pertama, saham yang nilainya terlalu kecil sering dianggap sebagai saham

yang tidak baik atau tidak ‘terhormat’. Investor menganggap perusahaan

tersebut mempunyai prospek yang kurang baik, dan cenderung menilai

rendah (underestimate). Untuk itu harga saham dinaikkan agar mendekati

range yang ideal.

Kedua, jika harga saham meningkat, biaya transaksi diharapkan menjadi

semakin kecil (kebalikan dari penemuan empiris efek stock split). Biaya

transaksi yang lebih kecil diharapkan mendorong likuiditas saham.

120

Page 13: SESI 13 KEBIJAKAN DEVIDEN

DISKUSI KELAS1. Sebutkan macam-macam kebijakan deviden dan

jelaskan dasar pertimbangan penetapan kebijakan tersebut.

SOAL TEORI

2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan cash dividend, stock dividend, repurchases stock, stock split dan reverse stock? Dan jelaskan dasar pertimbangan penetapan kebijakan tersebut.

3. Jelaskan secara argumentative kebaikan dan kelemahan dari pembelian kembali saham (stock repurchases)

1. PT.Imut2 memiliki struktur modal perusahaan sebagai berikut:Saham Biasa (Nilai Nominal Rp 500) Rp 9.000.000Agio saham (capital surplus) 5.000.000Laba Yang Ditahan 26.000.000 Jumlah Modal Sendiri 40.000.000

SOAL APLIKASI

Berdasarkan RUPS ditetapkan akan diberikan stock devidend sebanyak 10% dan Harga pasar saham Rp1500/lembarPertanyaan:

a. Jumlah lembar saham yang akan dibagikan (stock dividend)

b. Besarnya tambahan capital surplusc. Komposisi struktur modal yang baru

.

121