Upload
dinhnga
View
219
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, KEBIJAKAN
DEVIDEN, DAN EARNINGS PER SHARE TERHADAP NILAI
PERUSAHAAN PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG
TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009
SKRIPSI
Diajukan untuk Melengkapi Tugas-tugas dan Memenuhi Syarat-syarat untuk
Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi
Universitas Sebelas Maret
Oleh:
MURTI FAJARINI SUTARNO
NIM.F1309059
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
MOTTO
“Sifatmu Menunjukkan Takdirmu” __Penulis__
NEVER SAY NEVER (JUSTIN BIEBER)
‘CUZ U’R AMAZING, JUST THE WAY U ARE #BRUNO MARS#
"Kebanyakan dari kita tidak mensyukuri apa yang kita miliki, tetapi selalu menyesali apa
yang belum kita capai" (schopenhauer)
“Sesungguhnya semua urusan (perintah) apabila Allah menghendaki segala sesuatunya, Allah
hanya berkata: “Jadilah”, maka jadilah (Surat Yaasin:82)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vii
PERSEMBAHAN
Kupersembahkan Penelitian Ini Untuk
”Keluargaku Tercinta”
Terima Kasih Atas Segalanya,
Aku Akan Berusaha Melakukan Dan
Memberikan Yang Terbaik....
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur Penulis panjatkan kehadirat ALLAH SWT atas limpahan
rahmat, karunia dan ridho-Nya sehingga Penulis dapat menyelesaikan skripsi ini
dengan baik.
Skripsi ini disusun dan diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan
memenuhi syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi Jurusan Akuntansi
Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini tidak terlepas
dari dorongan dan bantuan banyak pihak. Oleh karenanya, penulis dengan ini
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Drs. Wisnu Untoro, MS., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas
Sebelas Maret.
2. Drs. Santosa Tri Hananta, M.Si, Ak., selaku Ketua Jurusan Akuntansi
Fakultas Ekonomi Universitas Sebelas Maret.
3. Bapak Drs. Sri Hartoko. MBA, Ak., selaku pembimbing skripsi atas
semua kritik, saran, dan perhatianya yang sangat membantu penulis untuk
mencapai hasil yang terbaik. Terima Kasih atas perhatian dan
motivasinya, ceramahnya plus curhat-curhatnya yaa paakkk....
4. Bapak dan Mami, thank’s for everything...Buat Bapak semoga slalu sehat
(badmintonnya dikurangi donk..hemmm)....Buat Mami yang jadi suka
nonton FTV ’n drama korea (korban sinetron)....Semangat!!!!
5. Mas Rhino sama Mbak Mutt…makasih buat motivasinyaa (gak sabar
nunggu ada yang manggil saya tante nii) hehehe
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ix
6. Mbak Shian (si pipi tembem)….yang kadang ngeselin, tpi jga
ngangenin…hehehe…saya sangat bersyukur punya Mbak sepertimu..(slalu
ada ketika saya butuhkan) xixi ♥
7. Buat d’cutiez...(fira, wulan, sinta, linda, nopi) thank’s yaaa..gak trasa
persahabatan kita hampir 7thun.. ’n maaf klo sifat saya msh
kekanak2an..hehehe
8. Buat Pak Sri Hartoko a.k.a Pak Taka..dua kali saya sebut paakJ cuz
beliau adalah dosen favorit saya sejak jaman D3...xixixi....terlalu banyak
kelebihan2nya....I will miss u soo L
9. Buat andrian (makasih banyak sebanyak banyaknya…klo gak ada kamu
skripsi saya gak akan selancar jalan tol)hehehe..thank’s frend J
10. Buat tim payung saya (Rovi ‘n Mas Agnes) makasih atas
kerjasamanya…Rovi semangatttt!!!!!!
11. Buat Dian_Bonbon...haduhhh thank’s a lot bebiii...hehehe...susah senang
kita lalui bersama dlam masa2 kuliah nie..(yg slalu datang telat klo pas
kul byasa, tpi slalu datang awal cman klo pas kebagian presentasi ama
ujian doank)..xixi..LOL ☻☻
12. Buat Nopii makasih buat kata2 bijaknya, cpet2 skripsinya dikerjain,
pokoknya hope the best buatmu.
13. Buat nindya..my bebiihh…thank’s buat smuanya beb…kita sama2
berjuang, ‘n tmen2 seperjuangan kompre tim-nya Pak Eko Arif, Bu Rahma
‘n Bu Tyas (sensasi kompre..LUAR BIASA!!!!)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
x
14. Buat mbak eka yg mrp ank cerdas di kelas (akan saya inget slalu..dalam
sejarah pernilai-an..akirnya saya bisa mengalahkanmu di kuliah AKL_Bu
Lulus) haha #tertawapuas..ayoo mbak tuntaskan skripsi –nya Yacob!!!
15. Buat Oggy itu Kecoa!!!!thank’s frend….smoga kita te2p solid..autis-nya
dikurangi..sukses buat band-nya SILAVER….(ngartissss)
16. Buat buku THE Secret…banyak inspirasi kehidupan yg saya dapatkan,
saat saya sedang galau melow
17. Buat spongebob squarepants…U’r my inspiration J
18. Buat Eks_auditor PNPM ’10 KAP Payamta…hehe..makasih
yaa…nambah2 pengalaman J
19. Buat anak2 S1 Akt C…wahhh banyak ilmu yg kita dpet b’sama2 di
sini,,smoga kita smua sukses yaaa…Semangat!!!
20. Buat pak timin, pak rudi, pak lardi, mas ‘n pak satpam…tengkiuuuuu sooo
muchhh J
21. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu (Thanks a lot)
Penulis menyadari bahwa karya ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu
kritik dan saran yang bersifat membangun dari semua pihak, penulis harapkan
demi perbaikan yang berkelanjutan.
Akhir kata, penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan di kemudian hari. Terima kasih.
Surakarta, 2011
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
xi
Murti Fajarini Sutarno
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR ISI
Halama
n
ABSTRAKSI……………………………………………………..........
ABSTRACT…………………………………………………………...
HALAMAN PERSETUJUAN………………………………………...
HALAMAN PENGESAHAN…………………………………………
HALAMAN MOTTO …………………………………………….......
HALAMAN PERSEMBAHAN ………………………………….......
KATA PENGANTAR ……………………………………………......
DAFTAR ISI ……………………………………………………….....
DAFTAR TABEL …………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR ……………………………………………........
DAFTAR LAMPIRAN……………………………………………......
BAB I. PENDAHULUAN ……………………………………….......
A. Latar Belakang Masalah ………………………………......
B. Perumusan Masalah ……………………………………….
C. Tujuan Penelitian ………………………………………….
D. Manfaat Penelitian …………………………………………
BAB II. TELAAH LITERATUR...........................................................
A. Financial
Leverage……………………….............................
B. Kebijakan
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
xi
xiv
xv
xvi
1
1
5
5
5
7
7
8
14
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ii
Deviden………….…………................................
C. Earnings Per
Share…………..……………….........................
D. Nilai
Perusahaan…………………………………………......
E. Skema
Konseptual………………………………………...…
F. Pengembangan
Hipotesis………………………………..…..
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN …………..…………..……..
A. Ruang Lingkup
Penelitian........................................................
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data
………….
C. Definisi Variabel dan
Pengukurannya…………….…………
D. Metode Analisis Data
……………………………………….
BAB IV. ANALISIS DAN
PEMBAHASAN..........................................
A. Deskripsi
Data.........................................................................
1. Seleksi
Sampel...................................................................
15
16
19
23
23
23
24
27
27
32
32
34
35
41
41
42
43
44
47
47
48
48
49
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iii
2. Statistik Deskriptif
………………………………………
B. Pengujian Asumsi
Klasik…………………………………….
C. Pengujian
Hipotesis…………….……………………………
1. Uji Koefisien Regresi Simultan (F
hitung)……….….….
2. Uji Signifikan Parameter Individual(t hitung.)…………
3. Uji Ketepatan Perkiraan (Uji
R2)…………………..........
D. Pembahasan………………………………………………...
BAB V. PENUTUP................................................................................
A. Kesimpulan..........................................................................
B. Keterbatasan........................................................................
C. Rekomendasi.......................................................................
DAFTAR PUSTAKA............................................................................
LAMPIRAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
iv
DAFTAR TABEL
Tabel
IV.1
IV.2
IV.3
IV.4
IV.5
IV.6
IV.7
IV.8
IV.9
Seleksi Perusahaan Berdasarkan Pemenuhan Kriteria Sampel
Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel …………………......
Tabel Uji Multikolinieritas……..…………………………….
Tabel Uji Autokorelasi………………………………………
Tabel Uji Heteroskedastisitas …………..……….………….
Tabel Uji Kolmogorov-Smirnov…….………………………
Tabel Uji Koefisien Regresi Simultan(F hitung)....................
Tabel Uji Signifikansi Parameter Individual (t hitung)….…
Tabel Uji Ketepatan Perkiraan (Uji R2)……………………..
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
v
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
II.1
IV.1
Kerangka Teoritis Hubungan Antar Variabel…….….......
Grafik Scatterplot ……………………………….............
17
40
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Daftar Nama Perusahaan Sampel
Lampiran 2 Hasil Uji Analisis Regresi SPSS 18.0
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
vi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user ii
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, KEBIJAKAN DEVIDEN, DAN
EARNINGS PER SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009
MURTI FAJARINI SUTARNO
F1309059
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh financial leverage, kebijakan deviden, dan earnings per share terhadap nilai perusahaan pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009.
Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan dengan jenis industri manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Sampel diambil dengan metode purposive sampling. Analisis data menggunakan regresi berganda dengan sebelumnya melakukan uji asumsi klasik dan uji normalitas data.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa: 1) financial leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 2) kebijakan deviden berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan. 3) earnings per share tidak berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan.
Kata kunci: nilai perusahaan, kebijakan deviden, financial leverage, earnings per share.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iii
PENGARUH FINANCIAL LEVERAGE, KEBIJAKAN DEVIDEN, DAN
EARNINGS PER SHARE TERHADAP NILAI PERUSAHAAN PADA
PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG TERDAFTAR DI BEI TAHUN 2009
MURTI FAJARINI SUTARNO
F1309059
ABSTRACT
This study aims to examine the effect of financial leverage, dividend policy, and earnings per share on firm value for a sample of manufacturing company listed in Indonesia Stock Exchange over the period 2009.
Population in this research is the type of manufacturing companies listed in Indonesia Stock Exchange. Samples taken by purposive sampling method. Analysis of data using multiple regression with classical assumption test an test of normality.
The result of this study indicate that: 1) Financial leverage has positive effect on firm value 2) dividend policy has positive effect on firm value 3) earnings per share had no effect on firm value.
Keyword: firm value, financial leverage, dividend policy, earnings per share
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user iv
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pengelolaan perusahaan lazimnya bertujuan untuk memaksimumkan
kemakmuran pemegang saham (stockholders). Kemakmuran para pemegang
saham dapat dilihat dari nilai perusahaannya, semakin tinggi nilai perusahaan,
semakin tinggi pula kemakmuran pemegang saham, sehingga dapat dikatakan
bahwa nilai perusahaan yang tinggi akan menjadi keinginan para pemilik
modal (pemegang saham). Manajemen harus dapat menetapkan arah
kebijakan yang tepat bagi perusahaannya agar dapat mempertahankan
eksistensinya di dalam dunia usaha.
Pada umumnya, faktor keuangan merupakan kunci utama yang akan
mempengaruhi perkembangan perusahaan. Faktor keuangan berbicara tentang
bagaimana perusahaan mencari dana, mendapatkan dana dan mengalokasikan
dana tersebut agar efisien dalam penggunaannya. Terdapat tiga fungsi
manajemen keuangan, yang terdiri dari tiga keputusan atau kebijakan utama
yang harus dilakukan oleh suatu perusahaan, yaitu keputusan investasi,
keputusan pendanaan, dan keputusan dividen(Brigham, 2001).
Financial leverage adalah aktivitas pendanaan, yaitu menentukan
sampai sejauh mana utang digunakan dalam struktur modal perusahaan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2
Dalam Stice et al (2004), pihak-pihak yang mempertimbangkan untuk
berinvestasi kepada suatu perusahaan akan tertarik dengan struktur leverage
dari perusahaan tersebut. Beberapa penelitian telah dilakukan untuk melihat
pengaruh kebijakan utang dan nilai perusahaan. Brigham dan Joel F.Houston
(2001), berpendapat bahwa utang bermanfaat karena bunga dapat dikurangkan
dalam menghitung pajak, tetapi utang juga menimbulkan biaya yang
berhubungan dengan kebangkrutan yang aktual dan potensial. Penelitian
Taswan (2003) menyatakan bahwa kebijakan utang berpengaruh positif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Kedua penelitian tersebut sependapat
dengan penelitian Jensen (1986) yang menyatakan bahwa dengan adanya
hutang akan dapat digunakan untuk mengendalikan penggunaan free cash flow
secara berlebihan oleh manajemen, dengan demikian menghindari investasi
yang sia-sia yang pada gilirannya dapat meningkatkan nilai perusahaan.
Fungsi manajemen lainnya, yaitu keputusan atau kebijakan mengenai
dividen. Manajer dituntut untuk dapat mempertimbangkan secara tepat apakah
laba yang diperoleh perusahaan akan dibagikan kepada pemegang saham
sebagai dividen atau akan ditahan dalam bentuk ‘laba ditahan’ guna
pembiayaan investasi di masa yang akan datang. Apabila perusahaan memilih
untuk membagikan laba sebagai dividen, maka akan mengurangi laba ditahan
yang selanjutnya akan mengurangi total sumber dana intern (internal
financing). Sebaliknya, jika perusahaan memilih untuk menahan laba ditahan,
maka kemampuan pembentukan dana intern akan semakin besar. Kebutuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3
dana pada kenyataannya merupakan faktor yang harus dipertimbangkan dalam
menentukan kebijakan dividen.
Dalam penelitian yang dilakukan oleh Brigham (2001) menyatakan
bahwa faktor yang juga mempengaruhi nilai perusahaan adalah eanings per
share (EPS). Perusahaan harus mampu mempengaruhi harga saham di pasar
modal, sehingga memungkinkan perusahaan untuk dapat meningkatkan nilai
perusahaan melalui peningkatan nilai saham yang diperdagangkan di pasar
modal. Menurut penelitian Intan (2009) earnings per share dikatakan
berpengaruh signifikan terhadap harga saham, yang berarti bahwa semakin
tinggi earnings per share suatu perusahaan berarti semakin tinggi minat
investor terhadap saham perusahaan tersebut.
Adapun penelitian sebelumnya yang menjadi acuan penulis, yang
pertama berjudul Pengaruh Kebijakan Leverage, Kebijakan Deviden dan
Earnings Per Share Terhadap Nilai Perusahaan Pada Perusahaan Manufaktur
di BEI (Margaretha, Corry dan Firman :2007) dari hasil penelitian tersebut
membuktikan bahwa Leverage Ratio (LEV) mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Tobins’Q). Dan untuk kebijakan
deviden dan earnings per share mempunyai pengaruh negatif dan tidak
berpengaruh signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian yang kedua
berjudul Implikasi Struktur Kepemilikan Terhadap Nilai Perusahaan dengan
Keputusan Keuangan sebagai Variabel Intervening (Wahyudi & Hartini
Pawestri :2007) yang menyatakan bahwa pengaruh kebijakan dividen terhadap
nilai perusahaan tidak signifikan. Sedangkan untuk hasil penelitian yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4
ketiga yaitu hasil penelitian Taswan (2003), yang menyatakan bahwa
kebijakan dividen berpengaruh negatif dan signifikan terhadap nilai
perusahaan, sedangkan earnings per share berpengaruh signifikan terhadap
saham, yang berarti bahwa semakin tinggi earnings per share suatu
perusahaan berarti semankin tinggi minat investor terhadap saham perusahaan
tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, maka penulis tertarik
untuk melakukan penelitian terhadap masalah tersebut dengan mengambil
judul “Pengaruh Financial Leverage, Kebijakan Deviden, dan Earnings Per
Share Terhadap Nilai Perusahaan pada Perusahaan Manufaktur Yang
Terdaftar Di BEI Tahun 2009”.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang dilakukan oleh
Margaretha, Corry dan Syarif Firman (2007) yang pertama terletak pada tahun
penelitiannya. Penelitian yang dilakukan Margaretha, Corry dan Syarif Firman
(2007) menggunakan tahun 2004-2007, namun dalam penelitian ini penulis
menggunakan tahun 2009. Alasan penulis menggunakan tahun 2009, karena
pasar modal di Indonesia sedang mengalami pertumbuhan ekonomi yang
signifikan, sehingga akan berpengaruh pada nilai perusahaan. Kemudian
perbedaaan kedua terletak pada proksi yang digunakan untuk mengukur
variabel devidennya. Untuk penelitian yang dilakukan oleh Margaretha, Corry
dan Syarif Firman (2007) menggunakan proksi DPR (deviden paid ratio),
sedangkan untuk penelitian ini penulis menggunakan proksi dummy.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
5
B. PERUMUSAN MASALAH
Sesuai dengan latar belakang dan judul penelitian, maka yang menjadi
pokok. permasalahan adalah:
1. Apakah financial leverage berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
2. Apakah kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
3. Apakah earnings per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan?
C. TUJUAN PENELITIAN
Penelitian ini bertujuan untuk :
1. Untuk mencari bukti empiris pengaruh financial leverage terhadap nilai
perusahaan.
2. Untuk mencari bukti empiris pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai
perusahaan.
3. Untuk mencari bukti empiris pengaruh earnings per share terhadap nilai
perusahaan.
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Bagi perkembangan akademisi, dapat memberikan pengetahuan mengenai
pengaruh financial leverage, kebijakan deviden dan earnings per share
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
6
dengan nilai perusahaan dan dari hasil penelitian ini nantinya, diharapkan
dapat memunculkan penelitian lain nilai perusahaan.
2. Bagi investor, dapat membantu memberikan gambaran mengenai nilai
perusahaan dengan melihat struktur financial leverage, kebijakan
deviden,dan earning per share.
3. Bagi stakeholder dan pihak-pihak yang berkepentingan, dapat dijadikan
pertimbangan dalam pengambilan keputusan dan melaksanakan fungsi
pengawasan terhadap pengelolaan perusahaan, terutama dalam financial
leverage, kebijakan deviden dan earnings per share.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
7
BAB II
TELAAH LITERATUR
A. FINANCIAL LEVERAGE
Menurut Brigham dan Houston (2001), leverage keuangan (financial
leverage) merupakan aktivitas pendanaan, yaitu suatu ukuran yang
menunjukkan sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan
saham preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan. Pada umumnya
ada dua jenis leverage, yaitu leverage operasi (operating leverage) dan
leverage keuangan (financial leverage), yang dimaksud leverage dalam
penelitian ini adalah leverage keuangan (financial leverage). Financial
leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk membiayai
investasinya. Semakin rendah leverage factor maka semakin rendah resiko
yang dihadapi perusahaan apabila kondisi ekonomi merosot.
Beberapa penelitian tentang struktur modal terhadap nilai perusahaan
telah banyak dilakukan dan hasilnya saling kontradiksi. Secara singkat ada
dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli - ahli keuangan di dunia.
Pandangan pertama dikemukakan oleh Modigliani dan Miller yang
mengatakan bahwa struktur modal tidak mempengaruhi nilai perusahaan.
Pandangan kedua dikenal dengan pandangan yang menyatakan bahwa struktur
modal mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan ini diwakili oleh dua teori
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8
yaitu Trade off Theory dan Pecking Order Theory. Financial leverage dihitung
dengan rasio leverage, dengan membandingkan total utang dan ekuitas.
B. KEBIJAKAN DEVIDEN (DEVIDEND POLICY)
Menurut Kieso et al (1998 : 634), “a dividend is a distribution by a
corporation to its stakeholders on a pro rata (proportional) basis”. Menurut
Sundjaja (2002 : 341), “kebijakan dividen perusahaan (dividend policy)
adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam membuat keputusan
dividen”. Kebijakan dividen harus diformulasikan dengan memperhatikan
tujuan untuk memaksimalisasi kekayaan dari pemilik perusahaan dan untuk
pembiayaan yang cukup.
a. Teori Kebijakan Deviden
Dalam dunia keuangan, pada dasarnya terdapat tiga konsep tentang
kebijakan deviden, yaitu: irrelevance theory, bird-in-the-hand theory, tax
preference theory.
1) Irrelevance theory
Irrelevance theory adalah teori yang menyatakan bahwa kebijakan
deviden tidak mempunyai pengaruh baik terhadap nilai perusahaan
maupun terhadap biaya modalnya. Menurut teori ini, kebijakan deviden
tidak mempengaruhi harga saham ataupun cost of capital perusahaan. Oleh
karena itu, kebijakan deviden menjadi tidak relevan (irrelevant). Teori ini
dikembangkan oleh Miller dan Modigliami (1961), yang menyatakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9
bahwa nilai perusahaan hanya ditentukan oleh expected earnings dan
resiko perusahaan. Nilai perusahaan hanya tergantung pada laba yang
diekspektasikan dari aktiva, bukan dari pemisahan laba menjadi deviden
dan laba ditahan. Teori ini menganggap bahwa kebijakan deviden tidak
membawa dampak apa-apa bagi nilai perusahaan. Jadi, peningkatan atau
penurunan deviden oleh perusahaan tidak akan mempengaruhi nilai
perusahaan.
2) Bird-in-the-hand theory
Kepercayaan bahwa kebijakan deviden perusahaan tidak penting
secara tidak langsung, mengasumsikan bahwa investor harus
menggunakan tingkat pengembalian yang sama, apakah pendapatan datang
melalui perolehan modal atau melalui deviden. Namun, deviden lebih bias
diramalkan daripada perolehan modal, manajemen dapat mengontrol
deviden, tapi tidak dapat mendikte harga saham. Investor kurang yakin
menerima pendapatan dari modal daripada dari deviden. Hal ini sesuai
dengan Bird-in-the-hand theory yang dikemukakan oleh Gordon bahwa
pendapatan deviden (a bird in the hand) mempunyai nilai yang lebih
tinggi bagi investor daripada pendapatan modal (a bird in the bush) karena
deviden lebih pasti dari pendapatan modal.
Meningkatnya deviden perusahaan tidak mengurangi tingkat resiko
dasar saham, melainkan jika pembayaran deviden mensyaratkan
manajemen menerbitkan saham baru, ia hanya mentransfer resiko dan
pemilikan dari pemilik yang sekarang pada pemilik baru. Kita harus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
10
memperhatikan bahwa investor yang sekarang menerima deviden menukar
perolehan modal yang tidak pasti dengan asset yang aman (deviden tunai).
Namun, jika tujuannya hanya pengurangan resiko, investor bias saja
menyimpan uang di tangan dan tidak membeli saham dari awal.
Teori ini juga berpendapat bahwa investor menyukai deviden
karena kas di tangan lebih bernilai daripada kekayaan dalam bentuk lain.
Konsekuensinya, harga saham perusahaan akan sangat ditentukan oleh
besarnya deviden yang dibagikan. Dengan demikian, semakin tinggi
deviden yang dibagikan, semakin tinggi pula nilai perusahaan.
3) Tax preference theory
Menurut teori ini, investor tidak terlalu menyukai deviden karena
deviden tidaklah tax deductible. Teori ini merujuk kepada pengenaan
capital gain atau deviden. Pada umumnya besarnya pajak yang
diberlakukan berbeda, dimana pajak untuk deviden lebih besar
dibandingkan pajak untuk capital gain. Selain itu, pajak atas capital gain
baru dapat dibayar jika capital gain telah direalisasi. Dengan demikian,
apabila investor tidak segera merealisasikan capital gainnya, berarti
investor manunda pembayaran pajaknya. Sudah tentu present value (PV)
pembayaran pajaknya akan turun. Dengan dua alasan ini (pajak lebih
rendah serta dapat ditundakan) maka Litzenberger dan Ramaswarny
menyatakan pandangan negatif deviden bagi nilai perusahaan.
Meskipun tiga konsep tersebut dianggap sebagai teori-teori utama
mengenai kebijakan deviden, perkembangan ilmu keuangan modern
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
11
memunculkan pendekatan baru yang lebih relevan dan lebih mampu
menjelaskan kebijakan deviden dalam dunia bisnis praktis, yaitu:
a) Signalling theory
Ada kecenderungan harga saham akan naik jika ada pengumuman
kenaikan dividen, dan harga saham akan turun jika ada pengumuman
penurunan dividen. Ada argumen lain yang lebih masuk akal. Dividen itu
sendiri tidak menyebabkan kenaikan (penurunan) harga, tetapi prospek
perusahaan, yang ditunjukkan oleh meningkatnya (menurunnya) dividen
yang dibayarkan, yang menyebabkan perubahan saham. Teori tersebut
kemudian dikenal sebagai teori signal atau isi informasi dividen. Menurut
teori ini, dividen mempunyai kandungan informasi, yaitu prospek
perusahaan di masa mendatang.
Devidend signalling theory menjelaskan bahwa informasi tentang
deviden dibayarkan, digunakan oleh investor sebagai sinyal perusahaan di
masa mendatang. Sinyal perubahan deviden dapat dilihat dari reaksi harga
saham. Reaksi harga saham dapat diukur denngan menggunakan return
saham sebagai nilai perubahan harga atau dengan menggunakan abnormal
return.
Pengumuman perubahan deviden dikatakan mempunyai
kandungan informasi jika memberikan abnormal return yang signifikan
terhadap pasar. Sebaliknya, pengumuman perusahaan deviden dikatakan
tidak mempunyai kandungan informasi jika tidak memberikan abnormal
return yang signifikan terhadap pasar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
12
Peningkatan deviden akan membuat pasar bereaksi positif
(mendukung devidend signalling return theory) bila pasar cenderung
menginterpretasikan bahwa peningkatan deviden dianggap sebagai sinyal
tentang prospek cerah perusahaan di masa mendatang, demikian juga
sebaliknya pasar akan bereaksi negatif jika terjadi penurunan deviden,
yang dianggap sebagai sinyal yang kurang bagus tentang prospek
perusahaan di masa mendatang.
Prinsip signalling ini mengajarkan bahwa setiap tindakan
mengandung informasi. Hal ini disebabkan karena adanya asymetric
information. Asymetric information adalah kondisi dimana suatu pihak
memiliki informasi yang lebih banyak daripada pihak lain. Misalnya,
pihak manajemen perusahaan memiliki informasi yang lebih banyak
dibandingkan dengan pihak investor di pasar modal. Tingkat asymetric
information ini bervariasi dari sangat tinggi ke sangat rendah. Kebijakan
dividen diukur dengan proksi dummy, denbgan kriteria bagi perusahaan
yang membagikan deviden dinilai dengan angka 1, sedangkan untuk
perusahaan yang tidak membagikan deviden dinilai dengan angka 0.
b) Teori Deviden Residual (Residual Theory of Devidends)
Menurut teori deviden residual, perusahaan menetapkan kebijakan
deviden setelah semua investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
Dengan kata lain, deviden yang dibayarkan merupakan ‘sisa’ (residual)
setelah semua usulan investasi yang menguntungkan habis dibiayai.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13
b. Bentuk Pembayaran Deviden
Menurut Abdul Halim (2005:94), ada tiga bentuk pembayaran deviden,
yaitu deviden dalam jumlah rupiah stabil, deviden dengan rasio pembayaran
konstan, dan deviden tetap yang rendah ditambah deviden ekstra.
1) Deviden dalam jumlah rupiah stabil
Banyak perusahaan yang menjalankan kebijakan pembayaran deviden
yang stabil, artinya deviden per lembar yang dibayarkan setiap
tahunnya relatif tetap selama jangka waktu tertentu meskipun
pendapatan per lembar saham per tahunnya berfluktuasi. Pembayaran
deviden yang stabil ini dapat memberikan kesan kepada investor
bahwa perusahaan tersebut mempunyai prospek yang baik di masa
mendatang.
2) Deviden dengan rasio pembayaran konstan
Beberapa perusahaan melakukan pembayaran deviden berdasarkan
persentase tertentu dari laba. Karena laba berfluktuasi, maka
menjalankan kebijakan ini akan berakibat jumlah deviden dalam
rupiah akan berfluktuasi.
3) Deviden tetap yang rendah ditambah deviden ekstra
Pembayaran deviden ini hanyalah merupakan modifikasi dari deviden
dalam jumlah rupiah stabil dan deviden dengan rasio pembayaran
konstan. Kebijakan ini memberikan fleksibilitas pada perusahaan tetapi
mengakibatkan investor sedikit ragu-ragu tentang berapa besarnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
14
deviden mereka. Apabila laba perusahaan sangat berfluktuasi,
kebijakan ini akan merupakan pilihan terbaik.
C. LABA PER SAHAM (EARNINGS PER SHARE)
Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan bagian laba
untuk setiap saham, yang menggambarkan profitabilitas perusahaan pada
setiap lembar saham. Data earning per share biasanya digunakan oleh
pemegang saham dan investor yang potensial untuk mengevaluasi
profitabilitas dari suatu perusahaan. Angka yang ditunjukkan dari earning per
share inilah yang sering dipublikasikan mengenai performance perusahaan
yang menjual sahamnya kepada masyarakat luas (go public) karena investor
maupun calon investor berpandangan earnings per share mengandung
informasi yang penting untuk melakukan prediksi mengenai besarnya deviden
per saham di kemudian hari dan tingkat harga saham di kemudian hari, serta
earnings per share juga relevan untuk menilai efektivitas manajemen dan
kebijakan pembayaran deviden.
Menurut Nachrowi (2006:71), “dalam berinvestasi di bursa, investor
akan memperlihatkan berbagai aspek, salah satunya adalah penghasilan per
lembar saham (earning per share atau EPS)”. Earning per share merupakan
salah satu indikator yang dapat menunjukkan kinerja perusahaan, karena besar
kecilnya earning per share akan ditentukan oleh laba perusahaan. Earning
per share dihitung dengan perbandingan antara laba bersih setelah pajak
(Earning After Tax) dengan jumlah saham yang beredar.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
15
D. NILAI PERUSAHAAN (FIRM VALUE)
Tujuan perusahaan didirikan adalah untuk meningkatkan nilai
perusahaan atau adanya pertumbuhan perusahaan. Pertumbuhan perusahaan
yang mudah terlihat adalah adanya penilaian yang tinggi dari eksternal
perusahaan terhadap asset perusahaan maupun terhadap pertumbuhan pasar
saham.
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar saham,
sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi. Pengeluaran investasi
memberikan sinyal positif tentang pertumbuhan perusahaan. Peningkatan
utang diartikan oleh pihak luar tentang kemampuan perusahaan untuk
membayar kewajiban di masa yang akan datang atau adanya resiko bisnis
yang rendah, hal tersebut akan direspon secara positif oleh pasar(Brigham,
1999).
Nilai perusahaan dapat tercermin melalui harga saham. Semakin tinggi
harga saham berarti kemakmuran pemegang saham akan meningkat. Harga
pasar saham juga menunjukkan nilai perusahaan. Pada dasarnya harga saham
dihitung dari nilai sekarang dividen yang akan diterima, jadi semakin tinggi
harga saham berarti semakin tinggi tingkat pengembalian kepada investor dan
itu berarti semakin tinggi juga nilai perusahaan terkait dengan tujuan dari
perusahaan itu sendiri, yaitu untuk memaksimalkan kemakmuran pemegang
saham. Proksi nilai perusahaan dalam penelitian ini menggunakan rasio
Tobin’s Q (Q ratio).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
16
Bila tobin’s Q ini lebih rendah dari 1, maka perusahaan akan menjadi
sasaran akuisisi yang menarik baik untuk digabungkan dengan perusahaan lain
ataupun untuk likuidasi. Logikanya pembeli perusahaan memperoleh aset
dengan harga yang lebih murah dibanding jika aset tersebut dijual kembali.
Sebaliknya bila nilai tobin’s Q tinggi merupakan indikasi bahwa perusahaan
memiliki potensi pertumbuhan yang tinggi sehingga nilai perusahaan lebih
dari sekedar nilai assetnya.
E. SKEMA KONSEPTUAL
Kerangka konseptual adalah suatu model yang menerangkan
bagaimana hubungan suatu teori dengan faktor-faktor yang penting untuk
diketahui dalam suatu masalah tertentu (Erlina dan Mulyani, 2007:28).
Kerangka konseptual akan menghubungkan secara teoritis variabel-
variabel penelitian, yaitu variabel bebas dan terikat. Adapun yang menjadi
kerangka konseptual dalam penelitian ini yaitu pengaruh financial
leverage, kebijakan dividen dan earnings per shares terhadap nilai
perusahaan, dapat digambarkan sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
17
Gambar II. 1
Kerangka Teoritis Hubungan Antar Variabel
Variabel Independen Variabel Dependen
Financial leverage terkait dengan nilai perusahaan. Semakin tinggi
proporsi utang, maka akan semakin tinggi harga saham. Namun, pada titik
tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai perusahaan karena
manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang lebih kecil dari biaya yang
ditimbulkannya. Jensen dan Meckling (1976) dalam Zaenal Arifin (2005 :
12), mengatakan bahwa perusahaan dapat mengatasi masalah keagenan
atau mengurangi biaya agensi di perusahaannya dengan melakukan
pembatasan atas tindakan-tindakannya (bonding) yaitu mengurangi arus
kas berlebih dengan mengalirkan sebagian arus kas kembali ke pemegang
saham melalui dividen yang tinggi atau pembelian kembali saham, atau
alternatif lain adalah menggeser struktur modal ke arah lebih banyak
menggunakan utang dengan harapan persyaratan pelunasan utang yang
lebih tinggi akan memaksa manajer untuk lebih disiplin (Brigham dan
Nilai Perusahaan (Y)
· Financial Laverage (X1) · Kebijakan Deviden (X2) · Earning Per Share (X3)
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
18
Houston, 2001 : 38). Diharapkan dengan mengatasi masalah keagenan,
maka investor akan menilai lebih kepada perusahaan-perusahaan tersebut.
Sementara itu, kebijakan dividen juga memiliki pengaruh terhadap
nilai perusahaan. Kenaikan pembayaran dividen dapat dilihat sebagai
suatu sinyal bahwa perusahaan memiliki prospek atau masa depan yang
cerah, demikian sebaliknya, apabila pembayaran dividen turun atau
ditiadakan sama sekali, maka hal ini akan dipandang sebagai prospek
perusahaan yang buruk. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat
memperhatikan tentang kebijakan dividennya, sebab investor akan menilai
lebih kepada perusahaan yang melakukan pembayaran dividen dengan
tepat dan teratur.
Berdasarkan penelitian terdahulu diperoleh hasil bahwa earnings
per share berpengaruh signifikan terhadap harga saham (Taranika, 2009),
yang berarti bahwa para investor akan menilai suatu saham dari tingkat
profitabilitas setiap sahamnya. Informasi earnings per share merupakan
hal utama yang perlu diperhatikan dan dijadikan tolak ukur yang lebih
baik oleh investor dalam membuat keputusan investasinya, sehingga hal
tersebut akan mempengaruhi harga saham, dimana apabila investor
menganggap bahwa angka earnings per share perusahaan cukup baik dan
akan menghasilkan return yang sepadan dengan resiko yang akan
ditanggungnya, maka permintaan terhadap saham perusahaan tersebut
akan meningkat.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
19
F. PENGEMBANGAN HIPOTESIS
1. Pengaruh financial leverage terhadap nilai perusahaan
Menurut Brigham dan Houston (2001), leverage keuangan
(financial leverage) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham
preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan.
Kebijakan leverage terkait dengan nilai perusahaan. Semakin
tinggi proporsi utang, maka akan semakin tinggi harga saham.
Namun, pada titik tertentu peningkatan utang akan menurunkan nilai
perusahaan karena manfaat yang diperoleh dari penggunaan utang
lebih kecil dari biaya yang ditimbulkannya. Jensen dan Meckling
(1976) dalam Zaenal Arifin (2005 : 12), mengatakan bahwa
perusahaan dapat mengatasi masalah keagenan atau mengurangi biaya
agensi di perusahaannya dengan melakukan pembatasan atas tindakan-
tindakannya (bonding) yaitu mengurangi arus kas berlebih dengan
mengalirkan sebagian arus kas kembali ke pemegang saham melalui
dividen yang tinggi atau pembelian kembali saham, atau alternatif lain
adalah menggeser struktur modal ke arah lebih banyak menggunakan
utang dengan harapan persyaratan pelunasan utang yang lebih tinggi
akan memaksa manajer untuk lebih disiplin (Brigham dan Houston,
2001 : 38). Diharapkan dengan mengatasi masalah keagenan, maka
investor akan menilai lebih kepada perusahaan - perusahaan tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
20
Dalam hal pengaruh financial leverage terhadap nilai perusahaan,
hasil penelitian dari Magaretha, Corry dan Firman (2007) dan hasil
penelitian Taswan (2003) yang juga menyatakan bahwa kebijakan
hutang (leverage ratio) berpengaruh positif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan.
Beberapa penelitian tentang struktur modal terhadap nilai
perusahaan telah banyak dilakukan dan hasilnya saling kontradiksi.
Secara singkat ada dua pandangan yang terus diperdebatkan oleh ahli -
ahli keuangan di dunia. Pandangan pertama dikemukakan oleh
Modigliani dan Miller yang mengatakan bahwa struktur modal tidak
mempengaruhi nilai perusahaan. Pandangan kedua dikenal dengan
pandangan yang menyatakan bahwa struktur modal mempengaruhi
nilai perusahaan. Pandangan ini diwakili oleh dua teori yaitu Trade off
Theory dan Pecking Order Theory. Financial leverage dihitung
dengan rasio leverage, dengan membandingkan total utang dan total
ekuitas. Berdasarkan uraian diatas dapat ditarik hipotesis:
H1: financial leverage berpengaruh positif terhadap nilai perusahaan
2. Pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan
Kebijakan dividen memiliki pengaruh terhadap nilai perusahaan.
Kenaikan pembayaran dividen dapat dilihat sebagai suatu sinyal bahwa
perusahaan memiliki prospek atau masa depan yang cerah, demikian
sebaliknya, apabila pembayaran dividen turun atau ditiadakan sama
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
21
sekali, maka hal ini akan dipandang sebagai prospek perusahaan yang
buruk. Oleh karena itu, perusahaan harus dapat memperhatikan
tentang kebijakan dividennya, sebab investor akan menilai lebih
kepada perusahaan yang melakukan pembayaran dividen dengan tepat
dan teratur.
Dalam hal pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai perusahaan,
hasil penelitian dari Magaretha, Corry dan Firman (2007) sejalan
dengan hasil penelitian Untung Wahyudi dan Hartini Pawestri (2007)
yang menyatakan bahwa pengaruh kebijakan deviden terhadap nilai
perusahaan tidak signifikan. Namun disisi lain, penelitian tersebut
berbeda dengan hasil penelitian Taswan (2003), yang menyatakan
bahwa kebijakan deviden berpengaruh negatif dan signifikan terhadap
nilai perusahaan. Dari segi teori, hasil penelitian dari Margaretha,
Corry dan Firman (2007) sesuai dengan pendapat dari teori irrelevansi
deviden (Irrelevance Theory) yang menyatakan bahwa kebijakan
deviden tidak relevan dan tidak mempunyai pengaruh terhadap harga
saham perusahaan ataupun nilai perusahaan. Berdasarkan uraian diatas
dapat ditarik hipotesis:
H2: kebijakan deviden berpengaruh terhadap nilai perusahaan
3. Pengaruh earnings per share terhadap nilai perusahaan
Earnings per share merupakan rasio yang menunjukkan bagian
laba untuk setiap saham, yang menggambarkan profitabilitas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
22
perusahaan pada setiap lembar saham. Data earnings per share
biasanya digunakan oleh pemegang saham dan investor yang potensial
untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu perusahaan. Informasi
earnings per share merupakan hal utama yang perlu diperhatikan dan
dijadikan tolak ukur yang lebih baik oleh investor dalam membuat
keputusan investasinya, sehingga hal tersebut akan mempengaruhi
harga saham, dimana apabila investor menganggap bahwa angka
earnings per share perusahaan cukup baik dan akan menghasilkan
return yang sepadan dengan resiko yang akan ditanggungnya, maka
permintaan terhadap saham perusahaan tersebut akan meningkat.
Hasil penelitian dari Margaretha, Corry dan Firman (2007)
menyatakan bahwa variabel earnings per share tidak berpengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan. Hasil penelitian tersebut tidak
sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Taranika (2009)
yang menyatakan bahwa earnings per share berpengaruh signifikan
terhadap harga saham. Walaupun nilai perusahaan dikatakan dapat
tercermin melalui harga saham, namun hasil yang berbeda diperoleh
dalam penelitian Margaretha, Corry dan Firman (2007). Berdasarkan
uraian diatas dapat ditarik hipotesis:
H3: earnings per share berpengaruh terhadap nilai perusahaan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
23
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain kausal. Menurut Sugiyono
(2007:30), “desain kausal adalah penelitian yang bertujuan menganalisis
hubungan sebab akibat antara variabel independen dan variabel
dependen”. Penelitian ini menguji pengaruh financial leverage (Leverage
Ratio), kebijakan dividen dan laba bersih per saham (Earnings Per Share)
terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q).
B. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Data
Pemilihan sampel penelitian didasarkan pada metode
nonprobability sampling tepatnya metode purposive sampling, yaitu
pemilihan sampel berdasarkan kriteria atau pertimbangan tertentu
(Jogiyanto, 2004 : 79). Adapun kriteria pengambilan sampel yang
ditetapkan peneliti adalah sebagai berikut :
1. Perusahaan sampel terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2009
dalam kelompok industri manufaktur dan tidak delisting dari Bursa
Efek Indonesia selama periode pengamatan 2009,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
24
2. Perusahaan sampel melakukan pembayaran dividen kas (tunai) dan
perusahaan yang tidak melakukan pembayaran deviden kas (tunai)
selama satu tahun yaitu pada tahun 2009,
3. Perusahaan sampel memiliki semua data yang diperlukan secara
lengkap dari variabel yang diteliti.
Berdasarkan karateristik penarikan sampel diatas, maka perusahaan
yang menjadi penelitian ini berjumlah 57 perusahaan manufaktur untuk
tahun 2009. Jadi jumlah sampel yang diambil sebanyak 57 sampel. Jenis
data yang digunakan adalah data kuantitatif dan merupakan data sekunder
yang diperoleh dalam bentuk dokumentasi laporan keuangan yang rutin
diterbitkan setiap tahunnya oleh pihak-pihak yang berkompeten yang
terdapat di Bursa Efek Indonesia pada periode 2009 yang merupakan
perusahaan yang go public dan situs resmi www.idx.co.id
C. Definisi Variabel dan Pengukurannya
Variabel Independen
1. Financial Leverage
Menurut Brigham dan Houston (2001), leverage keuangan
(financial leverage) merupakan suatu ukuran yang menunjukkan
sampai sejauh mana sekuritas berpenghasilan tetap (utang dan saham
preferen) digunakan dalam stuktur modal perusahaan. Financial
leverage menunjukkan proporsi atas penggunaan utang untuk
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
25
membiayai investasinya. Semakin rendah leverage factor maka
semakin rendah resiko yang dihadapi perusahaan apabila kondisi
ekonomi merosot. Financial leverage dihitung dengan rasio leverage,
dengan membandingkan total utang dan ekuitas. Perhitungan financial
leverage dapat dirumuskan sebagai berikut:
2. Kebijakan Deviden
Menurut Sundjaja (2002 : 341), “kebijakan dividen perusahaan
(dividend policy) adalah rencana tindakan yang harus diikuti dalam
membuat keputusan dividen”. Kebijakan dividen harus diformulasikan
dengan memperhatikan tujuan untuk memaksimalisasi kekayaan dari
pemilik perusahaan dan untuk pembiayaan yang cukup. Kebijakan
dividen diukur dengan menggunakan proksi dummy. Kelompok yang
diberi nilai dummy 0 (nol) disebut excluded group, sedangkan
kelompok yang diberi nilai dummy 1 (satu) disebut included group
(Mirer dalam Gozhali : 2006). Untuk penelitian ini, perusahaan yang
diukur dengan proksi dummy memiliki kriteria sebagai berikut:
· Perusahaan yang membagi deviden pada tahun 2009 dinilai
dengan angka 1
Financial leverage = asTotalEkuitgTotalU tan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
26
· Perusahaan yang tidak membagi deviden pada tahun 2009
dinilai dengan angka 0
3. Earnings Per Share
Earning per share merupakan rasio yang menunjukkan bagian
laba untuk setiap saham, yang menggambarkan profitabilitas
perusahaan pada setiap lembar saham. Data earning per share
biasanya digunakan oleh pemegang saham dan investor yang potensial
untuk mengevaluasi profitabilitas dari suatu perusahaan. Perhitungan
earning per share dapat dirumuskan sebagai berikut:
Variabel Dependen
Nilai Perusahaan
Nilai perusahaan yang dibentuk melalui indikator nilai pasar
saham, sangat dipengaruhi oleh peluang-peluang investasi.
Pengeluaran investasi memberikan sinyal positif tentang
pertumbuhan perusahaan. Tobin’s Q merupakan alat untuk
mengukur kemampuan perusahaan untuk tumbuh melalui
peningkatan size. Nilai perusahaan dalam penelitian ini
EPS = mBeredarJumlahSaha
erTaxEarningAft
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
27
dikonfirmasikan melalui Tobins’Q. Dalam Kee dan Stephen
(1994), Q ratio secara sederhana dihitung:
Keterangan:
Q = Nilai Perusahaan
EMV = nilai pasar ekuitas (Equity market Value) yang peroleh
dari hasil perkalian harga saham penutupan (closing price)
akhir tahun dengan jumlah saham.
EBV = nilai buku dari ekuitas (Equity Book Value) yang
diperoleh dari selisih total aset perusahaan dengan total
kewajiban.
D = nilai buku dari total utang.
D. Metode Analisis Data
1. Statistik Deskriptif
Sebelum melakukan uji hipotesis terlebih dahulu dilakukan uji
meliputi mean, minimum, maksimum serta standar deviasi yang
bertujuan mengetahui distribusi data yang menjadi sampel
penelitian
Q = )()(
DEBVDEMV
++
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
28
2. Pengujian Asumsi Klasik
a. Pengujian Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006), Uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen
saling berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal.
Variabel ortogonal adalah variabel independen yang nilai
korelasi antar sesama variabel independen yang lainnya sama
dengan nol. Uji multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat
tolerance value dan value-inflating factor (VIF) dengan alat
bantu program Statistical Product and Service Solution (SPSS).
Apabila nilai VIF kurang dari 10 dan tolerance value / nilai
toleransi > 0,10 maka tidak terdapat gejala multikolinearitas
dan sebaliknya.
b. Pengujian Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan run test.
Pengujian ini dapat digunakan untuk menguji apakah antar
residual terdapat korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak
terdapat hubungan maka data residual terdistribusi secara acak
atau random. Berikut ini kriteria pengujian run test.
1. Nilai test < 0,05 maka terjadi autokorelasi atau data residual
tidak terdistribusi secara acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
29
2. Nilai test > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi atau dapat
disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara acak.
c. Pengujian Heteroskedastisitas
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Yaitu
dengan meregresikan nilai residual yang diabsolutkan (sebagai
variabel dependen) dengan variabel independen. Kriteria suatu
model regresi terkena masalah heteroskedastisitas atau tidaknya
adalah sebagai berikut :
1. Terkena heteroskedastisitas: nilai probabilitas signifikansi
(sig) lebih kecil dari 0,05.
2. Tidak terkena heteroskedastisitas: nilai probabilitas
signifikansi (sig) lebih besar dari 0,05.
Selain itu juga diuji dengan menggunakan uji Scatterplot.
Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot
antara SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang
diprediksi dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu,
seperti titik-titik yang ada membentuk pola tertentu yang teratur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
30
(bergelombang, melebar kemudian menyempit) maka
mengindikasikan telah terjadi heteroskedastisitas. Jika tidak ada
pola yang jelas dan titik menyebar di atas dan di bawah angka 0
pada sumbu Y maka tidak terjadi heteroskastisitas.
d. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam
suatu model regresi, variabel dependen, variabel independen
atau keduanya memiliki distribusi data yang normal atau tidak.
Untuk menguji normalitas, peneliti menggunakan uji
Kolmogorov-Smirnov. Uji ini dilakukan dengan
membandingkan probabilitas yang diperoleh dengan taraf
signifikansi α 0,05. Apabila p value > α, maka data
berdistribusi secara normal, jika p value < α maka data tidak
berdistribusi normal.
3. Pengujian Hipotesis
a. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (F hitung)
Merupakan pengujian bersama-sama variabel
independen yang dilakukan untuk melihat variabel
independen secara keseluruhan terhadap variabel dependen.
Melalui uji F (ANOVA) kita akan mengetahui apakah
struktur kepemilikan dan komposisi dewan berpengaruh
secara bersama-sama terhadap konservatisma akuntansi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
31
b. Pengujian Signifikan Parameter Individual (t hitung)
Merupakan pengujian yang dilakukan untuk
mengetahui apakah variabel independen berpengaruh
secara signifikan terhadap variabel dependen. t hitung
dalam penelitian ini menggunakan tingkat signifikansi 5%.
Variabel independen dikatakan berpengaruh signifikan
terhadap variabel dependen apabila nilai sig (p-Value)
dibawah 5%.
c. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)
Pengujian ketepatan perkiraan (Uji R2) bertujuan untuk
mengetahui seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel independen. Tingkat
ketepatan regresi dinyatakan dalam koefisien determinan
majemuk (R2) yang nilainya antara 0 sampai dengan 1.
Nilai yang mendekati 1 berarti variabel-variabel
independen memberikan hampir semua informasi yang
dibutuhkan untuk memprediksi variasi variabel independen.
Jika dalam suatu model terdapat lebih dari dua variabel
independen, maka lebih baik menggunakan nilai adjusted
R2.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
32
BAB IV
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
Penelitian ini menggunakan tiga variabel independen dan satu variabel
dependen. Variabel independen adalah financial leverage, kebijakan dividen,
dan earnings per share. Sedangkan variabel dependen adalah nilai
perusahaan. Penelitian ini dilakukan untuk menguji pengaruh financial
leverage (Leverage Ratio), kebijakan dividen (dummy) dan laba bersih per
saham (Earnings Per Share) terhadap nilai perusahaan (Tobin’s Q).
Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data, pengujian
hipotesis, dan pembahasannya. Pengujian data dengan model analisis
regression menggunakan sofware SPSS release 18.0.
A. Deskripsi Data
Deskripsi mengenai data dalam penelitian ini meliputi seleksi
sampel dan analisis statistik deskriptif.
1. Seleksi sampel
Populasi penelitian merupakan semua perusahaan manufaktur yang
terdapat di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data sekunder berupa
laporan keuangan tahun 2009 yang dipublikasikan oleh website resmi
Bursa Efek Indonesia (BEI) www.idx.go.id, dan/atau situs resmi masing-
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
33
masing perusahaan. Ada 57 perusahaan perbankan yang terdaftar di BEI
pada tahun 2009.
Berdasarkan pengambilan sampel secara Purposive Sampling maka
diperoleh sebagai berikut :
1. Perusahaan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) dan
mengeluarkan laporan laporan tahunan per 31 Desember pada tahun
2009 berjumlah 57 perusahaan.
2. Perusahaan yang membagikan dividen pada tahun 2009 berjumlah 27
perusahaan dan perusahaan yang tidak membagikan deviden pada
tahun 2009 berjumlah 30 perusahaan.
Tabel IV. 1
Seleksi Perusahaan Berdasarkan Pemenuhan Kriteria Sampel
Keterangan Jumlah
Total perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI)
57
Terdiri dari :
Perusahaan yang membagi deviden 27
Perusahaan yang tidak membagi deviden 30
Total Sampel 57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
34
2. Statistik Deskriptif
Descriptive statistic penelitian ini dilakukan guna mencari
nilai mean, maksimum, minimum, dan standar deviasi dari variabel-
variabel penelitian, seperti yang ditunjukkan dalam tabel berikut.
Tabel IV. 2
Statistik Deskriptif Perusahaan Sampel
Dari hasil statistik deskriptif di atas, dapat dilihat bahwa
untuk variabel dependen yaitu LnTobin’sQ atau nilai perusahaan
memiliki nilai minimum nilai perusahaan dari keseluruhan sampel
adalah 0.2 sedangkan nilai maksimumnya adalah 43.63. Besarnya
rata-rata nilai perusahaan adalah 2.52 yang artinya selama periode
penelitian tahun 2009 nilai perusahaan memiliki nilai rata-rata
sebesar 2.52 dari 57 sampel perusahaan.
N Minimum Maximum Mean
Std. Deviation
LnTOBIN’sQ 57 .200 43.630 2.52439 5.854848
LEVERAGE 57 .230 35.400 2.94488 6.0907220
DEVIDEN 57 .00 1.00 .4737 .50375
EPS 57 .010 996.000 146.69569 213.578062
Valid N (listwise)
57
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
35
Variabel independen yang pertama adalah financial leverage.
Besarnya nilai minimum untuk financial leverage adalah 0.23,
sedangkan nilai maksimumnya adalah 35.4. Untuk nilai rata-ratanya
adalah 2.94.
Untuk variabel independen yang kedua yaitu deviden yang
memliki nilai minimum sebesar 0.00, sedangkan nilai maksimumnya
adalah sebesar 1.00. Besarnya rata-rata deviden adalah 0.47.
Kemudian variabel independen yang ketiga yaitu earnings
per share (EPS). Nilai minimum untuk EPS sebesar 0.01, sedangkan
nilai maksimumnya adalah 996. Untuk nilai rata-ratanya adalah
146.69.
B. Pengujian Asumsi Klasik
1. Pengujian Multikolinieritas
Menurut Ghozali (2006), Uji multikolinieritas bertujuan
untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya
korelasi antar variabel independen. Jika variabel independen saling
berkorelasi, maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel
ortogonal adalah variabel independen yang nilai korelasi antar
sesama variabel independen yang lainnya sama dengan nol. Uji
multikolinieritas dilakukan dengan cara melihat tolerance value dan
value-inflating factor (VIF) dengan alat bantu program Statistical
Product and Service Solution (SPSS).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
36
Tolerance value < 0,10 dan VIF > 10 : terjadi multikolinearitas
Tolerance value > 0,10 dan VIF < 10 : tidak terjadi multikolinearitas
Tabel IV. 3 Tabel Uji Multikolinieritas
Collinearity Statistic
Model Tolerance VIF
1 LEVERAGE .990 1.010
2 DEVIDEN .975 1.025
3 EPS .984 1.016
Dari tabel uji dapat dilihat bahwa, Tolerance variabel bebas >
0,10 dan VIF variabel bebas < 10, sehingga dapat disimpulkan
bahwa variabel bebas tidak saling berkorelasi secara signifikan.
Hasil pengujian ini menunjukkan bahwa, data yang dianalisis
memenuhi asumsi multikolinearitas.
2. Pengujian Autokorelasi
Pengujian autokorelasi dilakukan dengan run test. Pengujian
ini dapat digunakan untuk menguji apakah antar residual terdapat
korelasi yang tinggi. Jika antar residual tidak terdapat hubungan
maka data residual terdistribusi secara acak atau random. Berikut ini
kriteria pengujian run test.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
37
a. Nilai test < 0,05 maka terjadi autokorelasi atau data residual
tidak terdistribusi secara acak.
b. Nilai test > 0,05 maka tidak terjadi autokorelasi atau dapat
disimpulkan bahwa data residual terdistribusi secara acak.
Berikut ini hasil pengujian dengan alat statistik SPSS.
Tabel IV. 4
Tabel Uji Autokorelasi Run Test Run Test
Unstandardized Residual
Test Valuea .06197
Cases < Test Value 27
Cases >= Test Value 27
Total Cases 57
Number of Runs
Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
36
2.198
.279
Dari tabel di atas menunjukkan bahwa nilai tes adalah
0.06197 dengan probabilitas 0.279 hal ini berarti bahwa nilai tes >
0,05. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa data residual tidak
terjadi autokorelasi atau data residual terdistribusi secara acak.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
38
3. Pengujian Heteroskedastisitas
Ghozali (2006) menyatakan bahwa uji heteroskedastisitas
dilakukan untuk menguji apakah dalam model regresi terjadi
ketidaksamaan variance dari residual suatu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang
homokedastisitas atau tidak heteroskedastisitas.
Uji Heteroskedastisitas dilakukan dengan uji glejser. Yaitu
dengan meregresikan nilai residual yang diabsolutkan (sebagai
variabel dependen) dengan variabel independen. Kriteria suatu
model regresi terkena masalah heteroskedastisitas atau tidaknya
adalah sebagai berikut :
a. Terkena heteroskedastisitas: nilai probabilitas signifikansi (sig)
lebih kecil dari 0,05.
b. Tidak terkena heteroskedastisitas: nilai probabilitas signifikansi
(sig) lebih besar dari 0,05.
Selain itu juga diuji dengan menggunakan uji Scatterplot.
Ada atau tidaknya heteroskedastisitas dapat dilakukan dengan
melihat ada atau tidaknya pola tertentu pada grafik Scatterplot antara
SRESID dan ZPRED dimana sumbu Y adalah Y yang diprediksi
dan sumbu X adalah residual. Jika ada pola tertentu, seperti titik-titik
yang ada membentuk pola tertentu yang teratur (bergelombang,
melebar kemudian menyempit) maka mengindikasikan telah terjadi
heteroskedastisitas. Jika tidak ada pola yang jelas dan titik menyebar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
39
di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi
heteroskastisitas.
Tabel IV. 5
Uji Heteroskedastisitas (Uji Glejser)
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std.
Error Beta
1 (Constant) .368 .118 3.118 .000
LnLEVERAGE .230 .058 .487 3.961 .551
DEVIDEN .163 .123 .164 1.325 .367
LnEPS .008 .025 .041 .332 .424
a. Dependent Variabel: AbsUt
Berdasarkan tabel di atas, nilai signifikansi variabel
penelitian tidak ada yang memiliki nilai Pvalue kurang dari 0,05.
Sehingga dapat disimpulkan model penelitian ini tidak terkena
heteroskedastisitas. Secara grafis kesimpulan ini didukung dengan
scatterplot SRESID dan ZPRED, yang menunjukkan garis regresi
lurus.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
40
Gambar IV.I
Grafik Scaterrplot
4. Pengujian Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam suatu
model regresi, variabel dependen, variabel independen atau
keduanya memiliki distribusi data yang normal atau tidak. Untuk
menguji normalitas, peneliti menggunakan uji Kolmogorov-
Smirnov. Uji ini dilakukan dengan membandingkan probabilitas
yang diperoleh dengan taraf signifikansi α 0,05. Apabila p value > α,
maka data berdistribusi secara normal, jika p value < α maka data
tidak berdistribusi normal. Uji normalitas tersebut ditunjukkan pada
tabel berikut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
41
Tabel IV.6
Pengujian normalitas One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual N 57 Normal Parametersa,,b Mean ,0000000
Std. Deviation .74258459
Most Extreme Differences Absolute .092
Positive .092 Negative -.079
Kolmogorov-Smirnov Z .678
Asymp. Sig. (2-tailed) .748
a. Test distribution is Normal
b. Calculated from data
Berdasarkan tabel di atas,model memiliki nilai probabilitas
signifikansi (Asymp. Sig-(2tailed)) sebesar 0.748. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa model Regresi pada penelitian ini
berdistribusi secara normal. Model regresi memenuhi asumsi
normalitas.
C. Pengujian Hipotesis
1. Pengujian Koefisien Regresi Simultan (F hitung)
Dari uji koefisien regresi simultan (F hitung), dapat dilihat pada
tabel anova dibawah ini bahwa didapatkan nilai F hitung sebesar
8.360 dengan tingkat probabilitas 0,000 (signifikansi). Oleh karena
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
42
P-value lebih kecil dari tingkat signifikansi α = 5%. Artinya bahwa
variabel deviden, EPS, dan leverage berpengaruh terhadap variabel
TobinQ atau nilai perusahaan.
Tabel IV. 7
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 14.660 3 4.887 8.360 .000a
Residual 29.226 50 .585
Total 43.885 57
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS
2. Pengujian Signifikan Parameter Individual (t hitung)
Dari hasil uji menggunakan SPSS 18.0 yang diperlihatkan oleh
tabel dibawah ini, dapat dilihat besarnya nilai t hitung dari ketiga
variabel tersebut yang pertama yaitu variabel financial leverage
(LEV) memiliki tingkat sig-t sebesar 0.019 yang nilainya lebih
rendah dari signifikansi 0,05. Variabel yang kedua adalah variabel
Kebijakan Dividen (KD) memiliki tingkat sig-t sebesar 0,000 yang
nilainya lebih rendah dari signifikansi 0,05. Sedangkan untuk
a. Predictors: (Constant), DEVIDEN, LnLEVERAGE, LnEPS
b. Dependent Variable: Ln TOBINQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
43
variabel ketiga yaitu variabel earnings per share (EPS) memiliki
tingkat sig-t sebesar 0,276 yang nilainya lebih tinggi dari signifikansi
0,05.
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS
3. Pengujian Ketepatan Perkiraan (Uji R2)
Dari hasil uji menggunakan SPSS 18.0 yang diperlihatkan oleh
tabel dibawah ini, dapat dilihat besarnya nilai Adjusted R2 adalah
0.294 hal ini berarti ketiga variabel independen yaitu deviden,
financial leverage, dan earnings per share (EPS) dapat menjelaskan
variasi variabel dependen TobinQ atau nilai perusahaan sebesar
29.4%. Untuk sisanya sebesar 70.6% dijelaskan oleh variabel-
variabel yang lain di luar model regresi.
Tabel IV.8 Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std.
Error Beta Tolerance VIF 1 (Constant) -.339 .202
-1.677 .100
LnLEVERAGE -.241 .100 .281 2.423 .019 .990 1.010 DEVIDEN .903 .211 .499 4.273 .000 .975 1.025
LnEPS .047 .042 .128 1.102 .276 .984 1.016
a. Dependent Variable; LnTOBIN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
44
Tabel IV. 9
Sumber: Data sekunder diolah dengan SPSS
D. Pembahasan
Berdasarkan hasil pengujian hipotesis diatas, hasil melalui t hitung:
a. Variabel financial leverage (LEV) memiliki tingkat sig-t sebesar
0.019 yang nilainya lebih rendah dari signifikansi 0,05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa financial leverage mempunyai pengaruh
yang signifikan terhadap nilai perusahaan (tidak bisa menolak H1).
Hasil penelitian ini konsisten dengan penelitian Margaretha, Corry
dan Firman (2007) serta hasil penelitian dari Taswan (2003) yang
membuktikan bahwa Leverage Ratio (LEV) mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap Nilai Perusahaan (Tobins’Q). Dari
hasil penelitian ini menunjukkan bahwa hasil penelitian ini
mendukung teori trade off theory dan konsisten dengan temuan
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
Durbin-
Watson
1 .578a .334 .294 .76454 2.244
a. Predictors: (Constant), DEVIDEN, LnLEVERAGE, LnEPS
b. Dependent Variable: Ln TOBINQ
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
45
Modigliani dan Miller yang menyatakan bahwa peningkatan hutang
akan mampu meningkatkan nilai perusahaan, sebab pembayaran
bunga yang dapat dikurangkan dari perhitungan pajak (tax
deductible).
b. Variabel Kebijakan Dividen (KD) memiliki tingkat sig-t sebesar
0,000 yang nilainya lebih rendah dari signifikansi 0,05. Hal ini
dapat disimpulkan bahwa kebijakan dividen mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan (tidak bisa menolak H2). Hasil
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian Taswan (2003), yang
menyatakan bahwa kebijakan dividen berpengaruh negatif dan
signifikan terhadap nilai perusahaan. Namun disisi lain, penelitian
ini berbeda dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Margaretha,
Corry dan Firman (2007) dan Untung Wahyudi & Hartini Pawestri
(2007) yang menyatakan bahwa pengaruh kebijakan dividen
terhadap nilai perusahaan tidak signifikan. Dari segi teori, hasil
penelitian ini sesuai dengan pendapat dari teori bird-in-the-hand
theory yang menyatakan bahwa kebijakan berpengaruh terhadap
nilai perusahaan. Dengan demikian, semakin tinggi deviden yang
dibagikan, semakin tinggi pula nilai perusahaan.
c. Variabel earnings per share (EPS) memiliki tingkat sig-t sebesar
0,276 yang nilainya lebih tinggi dari signifikansi 0,05. Hal ini dapat
disimpulkan bahwa earnings per share tidak mempunyai pengaruh
signifikan terhadap nilai perusahaan, maka H3 ditolak. Hasil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
46
penelitian ini sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh
Margaretha, Corry dan Firman (2009). Namun hasil penelitian ini
tidak sejalan dengan hasil penelitian yang diperoleh oleh Taranika
(2009) yang menyatakan bahwa earnings per share berpengaruh
signifikan terhadap harga saham. Walaupun nilai perusahaan
dikatakan dapat tercermin melalui harga saham, namun hasil yang
berbeda diperoleh dalam penelitian ini.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
47
BAB V
PENUTUP
Setelah melakukan analisis data dan pembahasan hasil penelitian di Bab
IV, maka pada Bab V ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian,
saran, dan rekomendasi yang diberikan peneliti.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis dan pengujian yang dilakukan dalam penelitian
ini, terdapat beberapa kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel financial leverage, kebijakan deviden,, dan earnings per share
(EPS) yang terdapat pada model penelitian ini dapat digunakan untuk
mengestimasi variabel nilai perusahaan (Tobins’Q) pada perusahaan
manufaktur berdasarkan hasil uji simultan (Uji Statistik F).
2. Hasil uji analisis regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti
bahwa terdapat pengaruh signifikan financial leverage terhadap nilai
perusahaan (Tobin’sQ) pada perusahaan manufaktur.
3. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa secara statistik terbukti bahwa
terdapat pengaruh signifikan kebijakan deviden (dummy) terhadap nilai
perusahaan (Tobin’sQ) pada perusahaan manufaktur.
4. Hasil uji regresi menunjukkan bahwa secara statistic terbukti bahwa tidak
terdapat pengaruh signifikan earnings per share (EPS) terhadap nilai
perusahaan (Tobin’sQ) pada perusahaan manufaktur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
48
B. Keterbatasan
Pada penelitian ini terdapat beberapa keterbatasan yang perlu diperhatikan
oleh peneliti berikutnya. Beberapa keterbatasan tersebut adalah sebagai berikut
ini:
1. Hasil penelitian ini tidak dapat digeneralisasikan untuk seluruh perusahaan
manufaktur di Indonesia. Hal ini dikarenakan ruang lingkup penelitian ini
hanya terbatas pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI,
sehingga tidak bisa jika digeneralisasikan bagi perusahaan perbankan yang
belum go public.
2. Masih terdapat variabel independen lain yang mempengaruhi variasi
dalam variabel nilai perusahaan (Tobin’sQ) yang belum tergali pada
penelitian ini.
C. Rekomendasi
Beberapa rekomendasi untuk penelitian selanjutnya mengenai nilai
perusahaan (Tobin’sQ), antara lain:
1. Penelitian selanjutnya dapat menggunakan ruang lingkup penelitian yang
lebih luas, mengambil objek perusahaan manufaktur yang go public
maupun yang belum, sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan
untuk seluruh perusahaan manufaktur yang terdapat di Indonesia.
2. Penelitian selanjutnya dapat menambahkan jumlah sampel penelitian.