3
Serangan Asma pada Anak Asma merupakan penyakit kronik yang dapat mengalami gejala atau serangan akut. Dengan demikian bila mendiagnosis asma pada anak dua aspek tersebut perlu dinilai dan dicantumkan. Penilaian aspek kronik (penilaian jangka panjang, longitudinal) asma dengan melihat dalam jangka waktu lama (bulan – tahun) seberapa kerap gejala atau serangannya timbul. Sedangkan penilaian dalam aspek akut (sesaat, potong lintang), dengan melihat seberapa berat serangan yang timbul. Gejala dan serangan sebenarnya merupakan suatu kontinum dari hal yang sama, yang membedakan adalah derajat berat dan progresivitasnya. Seperti disebutkan dalam Pedoman Nnasional Asma Anak (PNAA), batasan serangan asma adalah episode perburukan yang progresif dari gejala asma. Bahasan kali ini adalah mengenai serangan asma akut. Untuk memudahkan diagnosis & tatalaksananya, secara arbitrasi serangan asma akut dibagi menjadi 3 derajat; ringan, sedang, dan berat. Untuk lengkapnya penilaian klinis asma dapat dilihat dalam lampiran. Dalam praktek sehari-hari, bila serangan asma yang timbul memang berat biasanya secara klinis kita mudah mengenalinya. Yang terkadang susah dibedakan adalah asma akut ringan atau sedang, bila ada keraguan, pedoman umumnya adalah dianggap yang lebih berat. Penilaian lengkap seperti terlihat pada lampiran pada pelaksanaannya tidak praktis. Sebagai jalan keluarnya, tatalaksana awal asma akut dapat sekaligus berfungsi untuk menilai derajat asma akutnya. Tatalaksana awal adalah dengan pemberian terapi inhalasi berupa nebulisasi obat β-agonis secara bertahap: Bila dengan satu kali nebulisasi terjadi perbaikan klinis nyata dan lengkap, yaitu sesak dan mengi menghilang, berarti merupakan serangan asma ringan. Pasien diobservasi, bila dalam 1 jam tetap stabil, serangan tidak timbul lagi, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali persediaan obat pereda (β- agonis, teofilin) dalam bentuk hirupan atau oral. Pasien dianjurkan periksa ulang dalam waktu 24-48 jam. Sebagian besar pasien serangan asma ringan tetap stabil, namun pada

Serangan Asma Pada Anak

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Serangan Asma Pada Anak

Citation preview

Serangan Asma pada AnakAsma merupakan penyakit kronik yang dapat mengalami gejala atau serangan akut. Dengan demikian bila mendiagnosis asma pada anak dua aspek tersebut perlu dinilai dan dicantumkan. Penilaian aspek kronik (penilaian jangka panjang, longitudinal) asma dengan melihat dalam jangka waktu lama (bulan tahun) seberapa kerap gejala atau serangannya timbul. Sedangkan penilaian dalam aspek akut (sesaat, potong lintang), dengan melihat seberapa berat serangan yang timbul. Gejala dan serangan sebenarnya merupakan suatu kontinum dari hal yang sama, yang membedakan adalah derajat berat dan progresivitasnya. Seperti disebutkan dalam Pedoman Nnasional Asma Anak (PNAA), batasan serangan asma adalah episode perburukan yang progresif dari gejala asma.

Bahasan kali ini adalah mengenai serangan asma akut. Untuk memudahkan diagnosis & tatalaksananya, secara arbitrasi serangan asma akut dibagi menjadi 3 derajat; ringan, sedang, dan berat. Untuk lengkapnya penilaian klinis asma dapat dilihat dalam lampiran. Dalam praktek sehari-hari, bila serangan asma yang timbul memang berat biasanya secara klinis kita mudah mengenalinya. Yang terkadang susah dibedakan adalah asma akut ringan atau sedang, bila ada keraguan, pedoman umumnya adalah dianggap yang lebih berat. Penilaian lengkap seperti terlihat pada lampiran pada pelaksanaannya tidak praktis. Sebagai jalan keluarnya, tatalaksana awal asma akut dapat sekaligus berfungsi untuk menilai derajat asma akutnya.

Tatalaksana awal adalah dengan pemberian terapi inhalasi berupa nebulisasi obat -agonis secara bertahap:

Bila dengan satu kali nebulisasi terjadi perbaikan klinis nyata dan lengkap, yaitu sesak dan mengi menghilang, berarti merupakan serangan asma ringan. Pasien diobservasi, bila dalam 1 jam tetap stabil, serangan tidak timbul lagi, pasien dapat dipulangkan dengan dibekali persediaan obat pereda (-agonis, teofilin) dalam bentuk hirupan atau oral. Pasien dianjurkan periksa ulang dalam waktu 24-48 jam. Sebagian besar pasien serangan asma ringan tetap stabil, namun pada sebagian, gejala timbul kembali. Bila dalam pengamatan 1 jam gejala timbul kembali, pasien ditata-laksana sebagai serangan sedang.

Bila dengan satu kali nebulisasi responsnya hanya parsial atau tidak ada respons, berarti serangannya paling tidak merupakan serangan asma sedang. Nnebulisasi dilakukan lagi dengan selang 15-20 menit berikutnya. Bila dengan nebulisasi kedua perbaikan klinis nyata dan lengkap berarti merupakan asma akut sedang. Pasien dirawat di ruang rawat sehari, oksigen diberikan sejak di UGD dilanjutkan, nebulisasi tiap 2-4 jam. Pasien diberi steroid sistemik jangka pendek (3-5 hari) yang berfungsi sebagai obat pereda bukan sebagai obat pengendali. Preparat yang dapat diberikan adalah metil-prednisolon dengan dosis 0,5-1 mg/kgBB/hari, atau yang setara. Bila dalam 12-24 jam klinis stabil, pasien dapat dipulangkan seperti pada serangan ringan.

Bila dengan dua kali nebulisasi responsnya parsial atau tidak ada respons, berarti merupakan serangan asma berat. Nnebulisasi dilakukan lagi dengan selang 15-20 menit berikutnya. ketiga dilakukan dengan obat kombinasi -agonis dengan antikolinergik. Bila sejak awal secara klinis nyata serangannya berat, maka dari awal nebulisasi yang diberikan dapat langsung menggunakan obat kombinasi di atas.o Oksigen 2-4L/menit diberikan sejak awal termasuk saat nebulisasi.o Bila ada dehidrasi dan asidosis, atasi dengan pemberian cairan intravena dan koreksi asidosisnya.o Steroid sistemik diberikan secara intravena tiap 6-8 jam.o Nebulisasi -agonis & antikolinergik diberikan tiap 2 jam. Bila dalam 4-6 kali pemberian mulai terjadi perbaikan klinis, jarak pemberian diperlebar menjadi 4-6 jam.o Pemberian aminofilin intravena: Bila pasien tidak mendapat aminofilin sebelumya, diberi aminofilin( dosis awal sebesar 6-8 mg/kgBB dilarutkan dalam 20 mL dekstrose atau garam fisiologis dalam 20-30 menit. Jika sebelumnya telah mendapat aminofilin ((