83
PENGALA “Untuk Memenuh PROG i AMAN PASIEN DENGAN SERANGAN A DI IGD RSUD KARANGANYAR SKRIPSI hi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana K Oleh : Kurniawan Adi Utomo NIM S11023 GRAM STUDI S-1 KEPERAWATA STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA 2015 ASMA Keperawatan” AN

PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

  • Upload
    ngoanh

  • View
    261

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

PROGRAM STUDI S

i

PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

DI IGD RSUD KARANGANYAR

SKRIPSI

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

Oleh :

Kurniawan Adi Utomo

NIM S11023

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA

SURAKARTA

2015

PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

“Untuk Memenuhi Persyaratan Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan”

1 KEPERAWATAN

Page 2: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

Yang bertandatangan dibawah ini menyatakan bahwa Skripsi yang berjudul :

PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

DI IGD RSUD KARANGANYAR

Oleh :

Kurniawan Adi Utomo

NIM. S11023

Telah disetujui untuk dapat dipertahankan dihadapan Tim Penguji

Pembimbing Utama Pembimbing Pendamping

Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep

NIK. 200679022 NIK. 201279102

Page 3: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

iii

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini :

Nama : Kurniawan Adi Utomo

NIM : S.11023

Dengan ini saya menyatakan bahwa :

1) Karya tulis saya, Skripsi ini adalah asli dan belum pernah diajukan untuk

mendapatkan gelar akademik (sarjana), baik di STIKES Kusuma Husada

Surakarta maupun diperguruan tinggi lain.

2) Skripsi ini adalah murni gagasan, rumusan, dan penelitian saya sendiri, tanpa

bantuan pihak lain,kecuali arahan Tim Pembimbing dan masukkan Tim

Penguji.

3) Dalam karya tulis initidak terdapat karya atau pendapat yang telah ditulis atau

dipublikasikan orang lain, kecuali secara tertulis dengan jelas dicantumkan

sebagai acuan dalam naskah dengan disebutkan nama pengarang dan

dicantumkan dalam daftar pustaka.

4) Pernyataan ini saya buat sesungguhnya dan apabila di kemudian hari terdapat

penyimpangan dan ketidakbenaran dalam pernyataan ini, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan gelar yang telah diperoleh

karena karya ini, serta sanksi lainnya sesuai dengan norma yang berlaku

diperguruan tinggi ini.

Surakarta,14 Agustus 2015

Yang membuat pernyataan

Kurniawan Adi Utomo

NIM.S11023

Page 4: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

iv

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT, Tuhan semesta alam, karena berkat rahmat Allah

dan petunjuk-petunjuk-Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi

yang berjudul : “PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA

DI IGD RSUD KARANGANYAR” dalam penyusunan skripsi ini penulis

menyadari bahwa tanpa dorongan, pembimbing dan motivasi-motivasi dari

berbagai pihak niscaya penulis tidak akan mampu menulis skripsi ini dengan

baik. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terimakasih yang tak terhingga

kepada :

1. Dra. Agnes Sri Harti, M.Si., selaku Ketua STIKes Kusuma Husada

Surakarta, yang telah memberikan izin penelitian kepada penulis.

2. Wahyu Rima Agustin, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Ketua Program Studi S-1

Keperawatan dan juga selaku pembimbing pendamping yang telah

memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

3. Wahyuningsih Safitri, S.Kep., Ns., M.Kep., selaku Pembimbing utama, yang

telah memberikan bimbingan dan arahan penulis dengan penuh kesabaran,

sehingga skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.

4. Direktur RSUD Karanganyar yang telah memberikan izin terlaksananya

penelitian ini.

5. Semua partisipan yang telah banyak membantu peneliti dalam penyelesaian

skripsi ini.

Page 5: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

v

6. Orang tuaku tercinta dan tersayang Bapak Sugito dan Ibu Sri Lestari yang

selalu memberikan dukungan, doa, materi dan kasih sayangnya sepanjang

waktu.

7. Teman-teman seperjuangan S-1 Keperawatan angkatan 2011 yang selalu

mendukung dan membantu dalam proses pembuatan skripsi ini.

8. Semua pihak yang telah memberikan dukungan moral maupun material

dalam penyusunan skripsi ini, yang tidak bisa peneliti sebutkan satu persatu.

Tiada kata yang pantas penulis sampaikan kepada semuanya, kecuali ucapan

trimakasih yang tak terhingga serta iringan doa semoga amal baiknya

mendapatkan balasan dari Allah SWT. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi

penulis dan pembaca pada umumnya.

Surakarta, 14Agustus 2015

Kurniawan Adi Utomo

NIM. S11023

Page 6: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

LEMBAR PERSETUJUAN............................................................................. ii

SURAT PERNYATAAN................................................................................. iii

KATA PENGANTAR ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI .................................................................................................... vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ ix

DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... x

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xi

ABSTRAK ....................................................................................................... xi

ABSTRACT ....................................................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ........................................................................... 5

1.3 Tujuan Penelitian ............................................................................. 5

1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................... 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 7

2.1 Tinjauan Teori ................................................................................. 7

2.2 Kerangka Teori ................................................................................ 22

2.3 Fokus Penelitian .............................................................................. 23

Page 7: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

vii

2.4 Keaslian Penelitian .......................................................................... 24

BAB III METODELOGI PENELITIAN ......................................................... 25

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ....................................................... 25

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian ......................................................... 26

3.3 Populasi dan Sampel ........................................................................ 26

3.4 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data ................................... 28

3.5 Analisa Data .................................................................................... 31

3.6 Keabsahan Data ............................................................................... 33

3.7 Etika Penelitian ................................................................................ 34

BAB IV HASIL PENELITIAN ....................................................................... 37

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian ............................................................ 37

4.2 Gambaran Karakteristik Partisipan .................................................. 38

4.3 Hasil Penelitian ................................................................................ 39

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................. 50

5.1 Mengetahui Pengetahuan Tentang Asma ........................................ 50

5.2 Mengetahui Tindakan Awal Pada Saat Serangan ............................ 53

5.3 Mengetahui Respon Fisik Pada Saat Serangan ............................... 56

5.4 Mengetahui Respon Psikologi Pada Saat Serangan ........................ 57

5.5 Mengetahui Harapan Penderita Asma ............................................. 59

Page 8: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

viii

BAB VI PENUTUP ......................................................................................... 63

6.1 Kesimpulan ...................................................................................... 63

6.2 Saran ................................................................................................ 65

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

Page 9: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

ix

DAFTAR TABEL

Nomor Tabel Keterangan Halaman

2.1 Keaslian Penelitian 24

Page 10: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

x

DAFTAR GAMBAR

Nomor Gambar Keterangan Halaman

2.1 Kerangka Teori 22

2.2 Fokus Penelitian 23

Page 11: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

xi

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Lampiran Keterangan

1 Jadwal Penelitian

2 Usulan Topik Penelitian

3 Pengajuan Judul Skripsi

4 Pengajuan Ijin Studi Pendahuluan

5 Surat Pengantar Ijin KESBANGPOL

6 Surat Pengantar Ijin RSUD Karanganyar

7 Surat Persetujuan KESBANGPOL

8 Surat Persetujuan BAPPEDA

9 Surat Persetujuan RSUD Karanganyar

10 Pengajuan Ijin Penelitian

11 Surat Pengantar Ijin Penelitian KESBANGPOL

12 Surat Pengantar Ijin Penelitian RSUD Karanganyar

13 Surat Persetujuan Penelitian KESBANGPOL

14 Surat Persetujuan Penelitian BAPPEDA

15 Surat Persetujuan Penelitian RSUD Karanganyar

16 Lembar Penjelasan Penelitian

17 Lembar Persetujuan Partisipan

18 Lembar Data Demografi

19 Pedoman Wawancara

20 Analisa Data Wawancara

21 Transkrip Wawancara

22 Lembar Opponent

23 Lembar Audience

24 Lembar Konsultasi

Page 12: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

xii

PROGRAM STUDI S-1 KEPERAWATAN

STIKES KUSUMA HUSADA SURAKARTA

2015

Kurniawan Adi Utomo

Pengalaman pasien dengan serangan asma

di IGD RSUD Karanganyar

ABSTRAK

Asma merupakan penyakit yang terjadi di saluran nafas karena

hiperaktifitas rangsangan tertentu dan dapat mempengaruhi orang-orang dari

semua usia serta dapat mempengaruhi psikologis serta sosial yang termasuk

domain dari kualitas hidup. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman

pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar.

Metode penelitian ini menggunakan metode kualitatif dengan pendekatan

deskriptif fenomenology. teknik analisa yang digunakan pada penelitian ini adalah

menggunakan metode Collaizi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan

menggunakan metode purposive sampling dengan kriteria partisipan pasien yang

pernah mengalami serangan asma pertama atau kedua kali, pasien yang baru

pertama kali dirawat inap di rumah sakit, pasien dalam kondisi sadar dan keadaan

umum baik, pasien yang bersedia menjadi responden. Sampel dihentikan setelah

data tersaturasi dengan jumlah partisipan sebanyak 3 partisipan.

Hasil penelitian didapatkan 10 tema 1) pengertian asma 2) tanda dan gejala

asma 3) penyebab penyakit asma 4) managemen relaksasi 5) upaya

menanggulangi kejadian asma ulang 6) respon fisik 7) respon psikologis 8)

bantuan memperlancar pernapasan 9) upaya pencegahan asma ulang 10) upaya

penanganan medis.

Kesimpulan dalam penelitian ini yaitu bahwa pengalaman pasien dengan

serangan asma adalah dengan cara mencari bantuan medis, melakukan

managemen relaksasi agar keluhan asmanya berkurang, serta mencegah agar

asmanya tidak kambuh lagi.

Kata Kunci : Asma, Pengalaman, Penatalaksanaan Asma

Daftar pustaka : 57 (2005-2014)

Page 13: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

xiii

BACHELOR PROGRAM IN NURSING SCIENCE

KUSUMA HUSADA HEALTH SCIENCE COLLEGE OF SURAKARTA

2015

Kurniawan Adi Utomo

Patient’s Experiences with Asthma Attack

At the Emergency Installation of Local General Hospital of Karanganyar

ABSTRACT

Asthma is a disease which happens in a respiratory system due to

stimulation hyperactivity. It can influence people at all ages, psychological and

social aspects included in the life quality domain. The objective of this research is

to investigate the patients’ experiences with asthma attack at the Emergency

Installation of Local General Hospital of Karanganyar.

This research used the phenomenological qualitative research. The data

were analyzed by using the Colaizzi’s method. The samples of research were

taken by using the purposive sampling technique. They were 3 patients who had

the 1st or 2

nd asthma attacks, newly hospitalized patients, conscious and healthy

patients, and patients available to be respondents.

The result of this research shows that there were ten themes, namely: (1)

definition of asthma; (2) asthma symptom; (3) causes of asthma; (4) relaxation

management; (5) effort of handling the asthma recurrence; (6) physical response;

(7) psychological response; (8) treatment to facilitate breathing; (9) how to

prevent asthma; and 10) medical treatment.

Thus, the patients’ experiences to handle the asthma attack are seeking

medical treatment, conducting relaxation management to decrease the complaints

of asthma, and preventing the asthma from recurrence.

Keywords: Asthma, experiences, asthma management

References: 57 (2005-2014)

Page 14: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Asma merupakan penyakit yang terjadi di saluran nafas karena

hiperaktifitas rangsangan tertentu dan dapat mempengaruhi orang-orang dari

semua usia serta dapat mempengaruhi psikologis serta sosial yang termasuk

domain dari kualitas hidup. (Wong, 2008). Penyakit asma tidak dapat

disembuhkan akan tetapi penderita dapat sembuh dalam arti asmanya

terkontrol. Bila tidak, akan mengganggu kualitas hidup penderita yang

menyebabkan kehilangan waktu sekolah dan kehilangan jam kerja.

Disamping itu penderita harus mampu meminimalkan faktor-faktor pemicu

penyakit tersebut seperti keadaan lingkungan dimana kita berada dan perilaku

(Dahlan, 2005).

World Health Organization (WHO) memperkirakan 235 juta

penduduk dunia menderita asma dan jumlahnya diperkirakan akan terus

bertambah (WHO, 2013). Prevalensi asma pada anak di Amerika Serikat

mencapai 9,4% (National Center for Health Statistics, 2010). Angka kejadian

asma di Indonesia sebesar 12,5 juta dan 95% diantaranya adalah pasien asma

tak terkontrol (Widodo, 2009).

Menurut penelitian riset kesehatan dasar (Riskesda) tahun 2013

prevalensi asma di Jawa Tengah mencapai 4,3 % dari total penduduk Jawa

Tengah. Penyakit asma dapat mempengaruhi kualitas dan produktivitas hidup

Page 15: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

2

masyarakat Indonesia. (Riskesda, 2013).Berdasarkan penelitiannya tentang

pasien asma di Surakarta berjumlah 2.126 kasus dari berbagai pasien di

rumah sakit Surakarta baik negeri ataupun swasta (Handayani, 2008).

Serangan asma yang dialami oleh individu dapat disebabkan oleh

tiga faktor pemicu yaitu alergen, infeksi dan psikologis. Kekambuhan asma

yang disebabkan oleh alergen terjadi karena sel-sel pada saluran pernafasan

sangat sensitif terhadap zat-zat tertentu seperti serbuk sari, bulu, kecoa, polusi

dan asap rokok. Berbeda dengan alergen, kekambuhan yang diakibatkan oleh

infeksi terjadi karena adanya infeksi pada saluran pernafasan seperti bronkitis

akut. Sedangkan faktor pemicu kekambuhan asma yang disebabkan oleh

faktor psikologis terjadi ketika individu yang mengalami asma merasa

frustrasi, depresi, cemas yang berlebihan, dan tidak dapat menerima keadaan

diri. (Davidson, Neale, dan Kring 2006). Akibat dari penyakit asma jika tidak

ditangani akan menimbulkan komplikasi, seperti pneumothorak,

pneumomediastinum, atelektasis, aspergilosis, gagal napas, bronkhitis.

Meskipun asma dapat berakibat fatal, asma lebih sering mengganggu

pekerjaan, aktivitas fisik, dan banyak aspek kehidupan lainnya (Mansjoer,

2008).

Penelitian lain menunjukkan 29,2% penderita asma memiliki

pengetahuan tentang asma yang rendah (Katerin, Irvan, & Erlina, 2014).

Serangan asma akut haruslah segera dilakukan penanganan oleh tenaga medis

di rumah sakit. Kemampuan penderita asma untuk mendeteksi dini

perburukan asmanya sangatlah penting, agar dapat mengobati dirinya sendiri

Page 16: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

3

saat serangan asma di rumah sebelum kedokter. Sedangkan pada asma kronik

penderita haruslah memahami sistem penanganan asma secara mandiri,

sehingga dapat mengetahui kondisi kronik dan variasi keadaan asma (Broide,

2007).

Persepsi pasien asma merupakan pengalaman tentang penyakit asma

yang dideritanya, peristiwa yang dapat memungkinkan serangan asma dan

hubungannya dengan kemampuan pasien asma dalam mengelola kondisi

sakitnya. Asma perlu mendapat perhatian karena penyakit asma dapat

menurunkan produktivitas dan meningkatkan beban ekonomi. Pengetahuan

tentang penyakit asma perlu diketahui masyarakat umum, sehingga ikut

membantu untuk meminimalisasi faktor pencetus asma bagi penderitanya

(Hudoyo, 2008). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat

penting untuk terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan atau kognitif

merupakan domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan

seseorang (Notoatmojdo, 2012).

Orang yang mengidap asma seringkali tidak bisa menjalani hidup

normal dan produktif. Kemajuan terbaru dalam ilmu kesehatan memungkinkan

seseorang untuk mengendalikan gejala-gejala yang dapat melumpuhkannya,

karena hampir semua orang yang mengidap asma bisa menjalani hidup normal.

Hal ini hanya dimungkinkan jika penderita mendapatkan perawatan yang teratur

dan juga melakukan perawatan mandiri dalam mengatasi asma tersebut. Terapi

pencegahan yang teratur adalah kunci untuk mengontrol asma. Meski asma

merupakan penyakit kronik dan seumur hidup butuh perawatan rutin untuk dapat

hidup normal dan aktif. Penatalaksanaan asma yang tepat, termasuk kerja sama

Page 17: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

4

antara perawat dan pasien serta keluarganya, terbukti dapat memberikan hasil

yang baik dan tercapainya asma control (Ramaiah, 2006).

Manajemen asma bertujuan agar pasien hidup normal dengan

meminimalisasi serangan asma. Keberhasilan mengontrol penyakit asma butuh

komitmen dari petugas kesehatan dan pasien untuk membuat rencana

manajemen asma berkelanjutan yang meliputi diagnosa dan memilih obat yang

tepat, mengidentifikasi dan menghindari pemicu serangan asma, mengedukasi

pasien mengenai manajemen asma diri sendiri, serta memantau dan

memodifikasi perawatan asma. Bila upaya yang dilakukan untuk menghindari

faktor pencetus asma berhasil, maka gangguan asma pada penderita bisa

dikendalikan. Kriteria klinis asma yang terkontrol, terlihat bila penderita bebas

gejala asma, aktivitas sehari-harinya tidak terganggu asma, tidak lagi mengalami

gangguan ketika tidur, tidak lagi menggunakan obat pelega lagi dan hasil

pemeriksaan faal parunya normal. Hasil penelitian di luar negeri menunjukkan,

asma yang terkontrol dapat menurunkan tingkat rawat inap, kunjungan ke

instalasi gawat darurat serta memperbaiki kualitas hidup (Hudoyo, 2008).

Hasil studi pendahuluan di RSUD Karanganyar didapatkan data

penderita asma selama tahun 2014 sampai bulan November ada 104 kasus

dan dalam kurun waktu 3 bulan terakhir terdapat penderita asma di IGD

RSUD Karanganyar sebanyak 73 kasus rawat jalan sebanyak 29 kasus dan

rawat inap sebanyak 44.Pasien yang baru pertama kali terkena serangan asma

sebanyak 13 pasien dan 60 lainnya pasien yang sudah beberapa kali terkena

serangan asma. Berdasarkan hasil wawancara pada bulan November 2014

dengan beberapa pasien di IGD RSUD Karanganyar dapat diketahui bahwa

Page 18: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

5

setiap terjadi serangan asma ada pasien hanya menunggu bantuan orang lain

dan ada juga yang langsung mencari bantuan dan dalam penanganan perawat

kurang baik dan bahkan sampai ada yang meninggal dunia karena

penanganannya kurang cepat.

Uraian latar belakang diatas membuat peneliti tertarik untuk

meneliti tentang bagaimana pengalaman pasien dengan serangan asma di

IGD RSUD Karanganyar.

1.2 Rumusan Masalah

Asma merupakan penyakit yang terjadi di saluran nafas karena

hiperaktifitas karena rangsangan tertentu dan dapat mempengaruhi orang-

orang dari semua usia, serta dapat mempengaruhi psikologis dan sosial.

Hasil wawancara dengan pasien yang mengalami asma didapatkan data

penanganan asmanya hanya menunggu bantuan dari orang lain. Maka

rumusan masalah dalam penelitian ini adalah :

Bagaimana pengalaman pasien dengan serangan asma di IGD

RSUD Karanganyar ?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Untuk mengetahui pengalaman pasien dengan serangan asma.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Untuk mengetahui pengetahuan tentang asma.

Page 19: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

6

2. Untuk mengetahui tindakan awal pada saat serangan.

3. Uuntuk mengetahui respon fisik pada saat serangan.

4. Untuk mengetahui respon psikologis pada saat serangan.

5. Untuk mengetahui harapan penderita asma.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat bagi rumah sakit

Penelitian ini dapat menambah masukan informasi tentang

respon pasien asma sebelum mendapatkan penanganan supaya pasien

segera mendapatkan penanganan secepat mungkin.

1.4.2 Manfaat bagi institusi pendidikan

Menambah pengetahuan bagi mahasiswa dan untuk

menambah acuan literatur dalam proses belajar mengajar.

1.4.3 Manfaat bagi peneliti lain

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah literatur

penelitian dan menjadi referensi untuk penelitian berikutnya.

1.4.4 Manfaat bagi peneliti

Peneliti dapat menambah pengetahuan bagaimana

pengalaman penderita asma.

Page 20: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

7

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Tinjauan Teori

2.1.1 Asma

1. Pengertian Asma

Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas

obstruktif intermiten yang bersifat reversible, ditandai dengan

adanya periode bronkospasme, peningkatan respon trakea dan

bronkus terhadap berbagai rangsangan yang menyebabkan

penyempitan jalan nafas (Prasetyo, 2010). Asma adalah suatu

penyakit dengan ciri meningkatnya respon trakea dan bronkus

terhadap berbagai rangsangan dengan manifestasi adanya

penyempitan jalan napas yang luas dan derajatnya dapat berubah-

ubah, baik secara spontan maupun sebagai hasil pengobatan

(Muttaqin, 2008).

2. Klasifikasi Asma

Menurut Prasetyo (2010), asma diklasifikasikan menjadi

3 yaitu :

1) Asma Ekstrinsik (Alergik)

Asma ekstrinsik merupakan asma yang disebabkan

oleh faktor-faktor pencetus yang spesifik seperti debu, serbuk

bunga, bulu binatang, obat-obatan dan spora jamur.

Page 21: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

8

2) Asma Intrinsik (Non Alergik)

Asma intrinsik merupakan asma yang ditandai dengan

adanya reaksi non alergi yang bereaksi terhadap pencetus yang

tidak spesifik atau tidak diketahui, seperti udara dingin atau bisa

juga disebabkan oleh adanya infeksi saluran pernafasan dan

emosi.

3) Berdasarkan Keparahan Penyakit

Berdasarkan keparahan penyakit ada 3 diantaranya

asma intermiten, asma ringan, dan asma sedang. Asma

intermiten yaitu serangan asma yang mempunyai gejala muncul

<1 kali dalam 1 minggu, eksaserbasi ringan dalam beberapa jam

atau hari. Asma ringan terjadi >1 kali dalam 1 minggu terapi <1

kali dalam 1 hari, eksaserbasi menggunakan aktifitas atau tidur

gejala asma terjadi pada malam hari. Asma sedang terjadi tiap

hari, eksaserbasi menggunakan aktifitas atau tidur, gejala asma

malam hari terjadi >1 kali dalam 1 minggu.

3. Etiologi Asma

Sebagian besar penyempitan pada saluran nafas

disebabkan oleh semacam reaksi alergi. Alergi adalah reaksi tubuh

normal terhadap allergen, yakni zat-zat yang tidak berbahaya bagi

kebanyakan orang yang peka. Alergen menyebabkan alergi pada

orang-orang yang peka. Alergen menyebabkan otot saluran nafas

menjadi mengkerut dan selaput lendir menjadi menebal. Selain

Page 22: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

9

produksi lendir yang meningkat, dinding saluran nafas juga

menjadi membengkak. Saluran nafas pun menyempit, sehingga

nafas terasa sesak. Alergi yang diderita pada penderita asma

biasanya sudah ada sejak kecil. Asma dapat kambuh apabila

penderita mengalami stres dan salah satu stress secara psikis dan

fisik, sehingga daya tahan tubuh cenderung menurun, daya tahan

tubuh yang menurun akan memperbesar kemungkinan tersebar

infeksi dan pada keadaan ini asma dapat kambuh (Price, Sylvia &

Wilson, 2006).

Penyebab asma sampai saat ini belum diketahui secara

pasti. Pada bahasa medik asma hanya dikenal dengan istilah medik

dengan faktor pencetus penyebab asma yaitu alergi dan non alergi.

Penyebab alergi meliputi debu rumah dengan tungaunya, bulu

binatang, asap rokok, asap obat nyamuk, dan lai-lain, Sedangkan

penyebab asma non alergi meliputi 2 faktor yaitu faktor keturunan

dan faktor lingkungan (Prasetyo, 2010).

4. Gejala klinis

Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dasar gejala

asma adalah inflamasi dan respon saluran napas yang berlebih.

Frekuensi beratnya serangan asma bervariasi. Beberapa penderita

lebih sering terbatas pada gejala dan hanya mengalami serangan

sesak napas yang singkat dan ringan yang terjadi sewaktu-waktu.

Page 23: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

10

Ada juga yang mengalami batuk dan mengi serta mengalami

serangan hebat (Prasetyo, 2010).

5. Patofisiologi Asma

Asma ditandai dengan kontraksi spastic dari otot polos

bronkhiolus yang menyebabkan sukar bernafas. Penyebab yang

umum adalah hipersensivitas bronkhiolus terhadap benda-benda

asing diudara. Reaksi yang timbul pada asma tipe alergi diduga

terjadi dengan cara, seorang yang alergi mempunyai

kecenderungan untuk membentuk sejumlah antibodi Ig E abnormal

dalam jumlah besar dan antibodi ini menyebabkan reaksi alergi

bila reaksi dengan antigen spesikasinya (Prasetyo, 2010).

6. Penatalaksanaan Asma

Tujuan utama dari penatalaksanaan asma adalah dapat

mengontrol manifestasi klinis dari penyakit untuk waktu yang

lama, meningkatkan dan mempertahankan kualitas hidup agar

penderita asma dapat hidup normal tanpa hambatan dalam

melakukan aktifitas sehari-hari. Tujuan pengobatan asma bronchial

agar penderita bias hidup normal, bebas dari serangan asma serta

memiliki faal paru senormal mungkin, mengurangi reaktifasi

saluran napas, sehingga menurunkan angka keperawatan dan

kematian akibat asma.

Page 24: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

11

Dalam penanganan pasien asma penting diberikan

penjelasan tentang cara penggunaan obat yang benar, pengenalan

dan pengontrolan faktor alergi (Meiyanti 2011; GINA, 2006).

1) Oksigenasi

Asma serangan berat memerlukan pengobatan segera

dengan memberikan suplementasi oksigen, terapi cairan,

inhalasi dengan bronkodilator dan kortikosteroid intravena yang

bertujuan untuk mencegah ancaman gagal napas dan pemakaian

ventilasi mekanik.Pemberian oksigen mutlak diperlukan

terutama untuk mengatasi hipoksemia. Terapi oksigen dengan

mempergunakan kanul nasal 0,5-2 L/menit cukup untuk

mempertahankan target saturasi oksigen lebih dari 90%. Cairan

intravena diberikan untuk mengatasi dehidrasi akibat masukan

cairan yang kurang dan peningkatan usaha napas (Linzer, 2007)

2) Farmakologi

Menurut Puspitasari (2010) penatalaksanaan

farmakologis asma di bagi menjadi 2 yaitu :

a) Reliever

Obat golongan ini adalah senyawa-senyawa yang

bersifat melebarkan/melonggarkan otot-otot bronkus

(reseptor beta) sehingga disebut obat beta agois. Contohnya

seperti salbutamol, terbutalin, teofilin, aminofilin.

Page 25: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

12

b) Controller

Obat jenis ini bekerja dengan cara menjaga agar sel

mast tidak pecah atau menjaga agar tidak terjadi proses

inflamasi/peradangan yang menyertai alergi. Contohnya

seperti penghambat sel mast (kromoglikat, ketotifen),

penghambat leukotrien (montelukast).

3) Non farmakologis

Menurut Muttaqin (2008) penatalaksanaan non

farmakologis asma yaitu :

a) Penyuluhan

Penyuluhan ini ditujukan untuk peningkatan

pengetahuan klien tentang penyakit asma sehingga klien

secara sadar menghindari faktor faktor pencetus,

menggunakan obat oral secara benar, dan berkonsultasi pada

tim kesehatan.

b) Menghindari faktor pencetus

Klien perlu dibantu mengidentifikasi pencetus

serangan asma yang ada pada lingkungannya, diajarkan cara

menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk

intake cairan yang cukup bagi klien.

Page 26: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

13

c) Fisioterapi

Fisioterapi dapat digunakan untuk mempermudah

pengeluaran mukus. Ini dapat dilakukan dengan postural

drainase, perkusi dan fibrasi dada.

7. Komplikasi Asma

Penyakit asma yang tidak ditangani dengan baik lambat-

laun akan berakibat pada terjadinya komplikasi Berbagai

komplikasi menurut Mansjoer (2008) yang mungkin timbul adalah:

1) Pneumothoraks

Pneumothoraks adalah keadaan adanya udara di dalam

rongga pleura yang dicurigai bila terdapat benturan atau tusukan

dada. Keadaan ini dapat menyebabkan kolaps paru yang lebih

lanjut lagi dapat menyebabkan kegagalan napas.

2) Pneumomediastinum

Pneumomediastinum dari bahasa Yunani pneuma

“udara”, juga dikenal sebagai emfisema mediastinum adalah

suatu kondisi dimana udara hadir di mediastinum. Pertama

dijelaskan pada 1819 oleh Rene Laennec, kondisi ini dapat

disebabkan oleh trauma fisik atau situasi lain yang mengarah ke

udara keluar dari paru-paru, saluran udara atau usus ke dalam

rongga dada .

Page 27: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

14

3) Atelektasis

Atelektasis adalah pengkerutan sebagian atau seluruh

paru-paru akibat penyumbatan saluran udara (bronkus maupun

bronkiolus) atau akibat pernafasan yang sangat dangkal.

4) Aspergilosis

Aspergilosis merupakan penyakit pernapasan yang

disebabkan oleh jamur dan tersifat oleh adanya gangguan

pernapasan yang berat. Penyakit ini juga dapat menimbulkan

lesi pada berbagai organ lainnya, misalnya pada otak dan mata.

Istilah Aspergilosis dipakai untuk menunjukkan adanya infeksi

Aspergillus sp.

5) Gagal napas

Gagal napas dapat tejadi bila pertukaran oksigen

terhadap karbodioksida dalam paru-paru tidak dapat memelihara

laju konsumsi oksigen dan pembentukan karbondioksida dalam

sel-sel tubuh.

6) Bronkhitis

Bronkhitis atau radang paru-paru adalah kondisi di

mana lapisan bagian dalam dari saluran pernapasan di paru-paru

yang kecil (bronkhiolis) mengalami bengkak. Selain bengkak

juga terjadi peningkatan produksi lendir (dahak). Akibatnya

penderita merasa perlu batuk berulang-ulang dalam upaya

mengeluarkan lendir yang berlebihan, atau merasa sulit

Page 28: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

15

bernapas karena sebagian saluran udara menjadi sempit oleh

adanya lendir.

7) Fraktur iga

Fraktur iga adalah patah tulang pada iga yang

disebabkan oleh upaya bernapas yang berlebihan pada kondisi

obstruksi jalan napas maupun gangguan ventilasi oksigen.

2.1.2 Pengetahuan

1. Pengertian

Pengetahuan merupakan hasil “tahu” dan ini terjadi

setelah orang mengadakan pengindraan terhadap suatu obyek.

Pengindraan terjadi melalui panca indra manusia yakni

penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Pengetahuan

atau kognitif merupakan domain yang sangat penting untuk

terbentuknya tindakan seseorang (Notoatmojdo, 2012).

2. Tingkat pengetahuan

Menurut Sunaryo (2004) Tingkat pengetahuan seseorang

ada 6 tingkatan, yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu merupakan tingkat pengetahuan paling rendah.

Tahu diartikan dapat mengingat atau mengingat kembali suatu

materi yang sudah dipelajari sebelumnya.

Page 29: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

16

b. Memahami (Comprehention)

Memahami artinya kemampuan untuk menjelaskan

dan menginterpretasikan dengan benar tentang obyek yang

diketahui.

c. Penerapan

Kemampuan untuk menggunakan materi yang telah

dipelajari pada situasi dan kondisi nyata atau dapat

menggunakan hukum-hukum, rumus, metode dalam situasi

nyata.

d. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan untuk menguraikan

obyek kedalam bagian-bagian kecil, tetapi masih didalam

suatu struktur obyek tersebut dan masih terkait satu sama lain.

e. Sintesis (Synthesis)

Sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menghubungkan bagian-bagian didalam suatu bentuk

keseluruhan yang baru atau kemampuan untuk menyusun

formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

f. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi adalah kemampuan seseorang untuk

melakukan penilaian terhadap suatu obyek tertentu.

Page 30: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

17

3. Cara memperoleh pengetahuan

Ada beberapa cara untuk memperoleh pengetahuan, yaitu :

a. Cara tradisional

1) Cara Coba Salah (Trial And Error)

Cara coba salah ini dipakai orang sebelum

kebudayaan mungkin sebelum adanya peradaban. Cara coba

salah ini dilakukan dengan menggunakan “kemungkinan”

dalam memecahkan masalah dan apabila “kemungkinan” ini

tidak berhasil maka akan dicoba lagi.

2) Cara kekuasaan atau otoritas

Sumber pengetahuan cara ini dikemukakan oleh

orang yang mempunyai otoritas baik berupa pimpinan-

pimpinan masyarakat formal maupun informal, ahli agama,

pemegang pemerintah, tanpa menguji terlebih dahulu atau

membuktikan kebenarannya baik berdasarkan fakta yang

empiris maupun pendapat sendiri.

3) Berdasarkan pengalaman pribadi

Pengalaman pribadi dapat digunakan sebagai

upaya memperoleh pengetahuan dengan cara mengulang

kembali pengalaman yang pernah diperoleh dalam

memecahkan permasalahan yang dihadapi masa lalu.

Page 31: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

18

b. Cara modern dalam memperoleh pengetahuan

Cara ini disebut juga dengan metode penelitian atau

suatu metode penelitian ilmiah dan lebih popular (Notoadmodjo,

2012).

4. Proses perilaku “Tahu”

Proses perilaku ada 5, yaitu :

a. Awareness (kesadaran)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui

terlebih dahulu terhadap stimulus (objek).

b. Interest (merasa tertarik)

Dimana individu mulai menaruh perhatian dan tertarik pada

stimulus.

c. Evaluation (menimbang-nimbang)

Dimana individu akan mempertimbangkan baik buruknya

tindakan terhadap stimulus tersebut bagi dirinya.

d. Trial

Dimana individu ini mulai mencoba perilaku baru.

e. Adaption

Adaptasi dan sikap individu terhadap stimulus

Page 32: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

19

5. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

a. Faktor internal

Faktor internal dibagi menjadi 3, yaitu:

1) Pendidikan

Pendidikan berarti bimbingan yang diberikan

seseorang terhadap perkembangan orang lain menuju kearah

cita-cita tertentu yang menentukan manusia untuk berbuat

dan mengisi kehidupan untuk mencapai keselamatan dan

kebahagiaannya. Pada umumnya makin tinggi pendidikan

seseorang makin mudah menerima informasi.

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan

terutama untuk menunjang kehidupannya dan kehidupan

keluarganya. Pekerjaan bukanlah sumber kesenangan akan

tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang

membosankan, menyita waktu, berulang dan banyak

tantangan.

3) Umur

Usia adalah umur individu yang terhitung saat lahir

sampai berulang tahun. Semakin cukup umur, tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang akan lebih matang

dalam berfikir dan bekerja (Notoatmodjo, 2012).

Page 33: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

20

b. Faktor eksternal

Faktor eksternal dibagi menjadi 2, yaitu :

1) Faktor lingkungan

Lingkungan merupakan seluruh kondisi yang ada

sekitar manusia dan pengaruhnya yang dapat mempengaruhi

perkembangan dan perilaku orang atau kelompok.

2) Sosial budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat

dapat mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi

(Notoatmodjo, 2012).

2.1.3 Pengalaman

1. Pengertian

Pengalaman kata dasarnya “alami” yang artinya

mengalami, melakoni, menempuh, menemui, mengarungi,

menghadapi, menyeberangi, menanggung, mendapat, menyelami,

mengenyam, menikmati, dan merasakan (Endarmoko 2006).

Pengalaman diartikan sebagai sesuatu yang pernah dialami

(dijalani, dirasai, ditanggung). Pengalaman dapat diartikan juga

sebagai memori episodik, yaitu memori yang menerima dan

menyimpan peristiwa yang terjadi atau dialami individu pada

waktu dan tempat tertentu, yang berfungsi sebagai referensi

otobiografi (Alwi, 2005). Menurut Notoatmodjo (2005)

Page 34: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

21

pengalaman merupakan guru yang baik, yang menjadi sumber

pengetahuan dan juga merupakan suatu cara untuk memperoleh

kebenaran pengetahuan.

Page 35: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

22

2.2 Kerangka Teori

Gambar 2.1 Kerangka teori

(Prasetyo 2010, Price, Silvia & Wilson 2006, Linzer 2007, Puspitasari 2010,

Muttaqin 2008)

Manifestasi Asma

1. Sesak napas

2. Batuk berdahak

3. Suara napas yang berbunyi

mengi

4. Hilangnya keluhan diluar

serangan

Komplikasi

1. Pneumothoraks

2. Pneumomediastinum

3. Atelektasis

4. Aspergilosis

5. Gagal napas

6. Bronkhitis

7. Fraktur iga

Etiologi Asma

1. Alergi

- Debu rumah

- Bulu binatang

- Asap rokok

- Asap obat nyamuk

- Tungau

- Serbuk bunga

- Spora jamur

2. Non Alergi

- Keturunan

- Lingkungan

Klasifikasi

1. Asma ekstrinsik

2. Asma intrinsik

3. Keparahan penyakit

Asma Pengalaman pasien

dengan asma

Penatalaksanaan Asma

1. Oksigenasi

2. Farmakologi

3.Pengobatan secara sederhana

atau non farmakologis

Page 36: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

23

2.3 Fokus penelitian

Gambar 2.2 Fokus penelitian

Pengalaman pasien

dengan asma

Pengetahuan

tentang asma

Respon fisik

pada saat serangan

Harapan penderita

asma

Tindakan awal

pada saat serangan

Respon psikilogi

pada saat serangan

Page 37: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

24

2.4 Keaslian penelitian

Tabel 2.1 Keaslian penelitian

Nama

Peneliti Jurnal Penelitian Metode Hasil

Katerine,

Irvan

Medison,

Erlina

Rustam

Hubungan Tingkat

Pengetahuan

Mengenai Asma

dengan Tingkat

Kontrol Asma

Desain penelitian

menggunakan

observasional

analitik dengan

metode potong

lintang (cross-

sectional)

Terdapat perbedaan

proporsi asma tidak

terkontrol pada

pengetahuan asma

tinggi dan rendah,

sehingga terdapat

hubungan yang

bermakna antara

tingkat pengetahuan

dengan tingkat

kontrol asma.

Rosma

Karinna

Haq

Hubungan Tingkat

Kecemasan Dengan

Serangan Asma

Pada Penderita

Asma Bronkial Dl

Bp4 Semarang

Desain penelitian

menggunakan

studi

korelasional

dengan

pendekatan

cross- sectional

Ada hubungan yang

signifikan antara

tingkat kecemasan

dengan serangan

asma pada penderita

asma bronkial di

BP4 Semarang.

Page 38: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

25

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan oleh peneliti adalah penelitian

kualitatif. Penelitian kualitatif yaitu penelitian yang pada umumnya

menjelaskan dan memberikan pemahaman dan interpretasi tentang berbagai

perilaku dan pengalaman manusia (individu) dalam berbagai bentuk

(Afiyanti, 2014). Menurut Sugiyono (2009) menegaskan bahwa penelitian

kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme,

digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek yang alamiah.

Penelitian fenomenologi menjelaskan atau mengungkapkan makna

konsep atau fenomena pengalaman yang disadari oleh kesadaran yang

terjadi pada beberapa individu (Sumantri, 2011). Fenomenologi merupakan

pendekatan yang dipakai oleh peneliti. Menurut Afiyanti (2014) mengatakan

pendekatan fenomenologi adalah pengalaman yang bersifat universal yang

dialami oleh seorang individu terhadap suatu fenomena yang dialaminya

dalam kehidupan sehari-hari. Pendekatan fenomenologi adalah suatu

pendekatan yang essensial terkait dengan pengalaman alamiah manusia

sepanjang hidupnya dan memberikan gambaran suatu fenomena yang diteliti

melalui hasil yang mendalam dari peneliti, diperoleh dari data-data hasil

wawancara, tulisan serta pengamatan suatu fenomena yang diteliti. (Polit &

Beck, 2006). Pendekatan fenomenologi dinilai dapat menjelaskan fokus

Page 39: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

26

permasalahan dan realitas yang diteliti secara jelas dan lengkap karena

peneliti akan berusaha memahami arti peristiwa dan kaitan-kaitannya

terhadap orang-orang yang biasa dalam situasi tertentu (Sutopo, 2006).

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman pasien dengan

serangan asma di IGD RSUD Karanganyar.

3.2 Tempat dan Waktu Penelitian

3.2.1 Tempat penelitian

Tempat Penelitian ini dilaksanakan di IGD RSUD Karanganyar.

3.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian ini dibagi menjadi 3 tahap yaitu meliputi

penyusunan proposal, pengumpulan data dan pelaporan hasil

penelitian dari 13 Februari – 20 mei 2015.

3.3 Populasi dan Sampel

3.3.1 Populasi

Populasi dalam penelitian ini yaitu wilayah generalisasi yang

terdiri atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh penelitian untuk dipelajari

dan kemudian ditarik kesimpulan (Setiadi, 2013). Menurut Sugiyono

(2009) populasi adalah obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan

karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari

Page 40: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

27

dan kemudian ditarik kesimpulan. Populasi dalam penelitian ini

adalah pasien yang menderita asma di IGD RSUD Karanganyar.

3.3.2 Sampel

Sampel merupakan obyek yang diteliti dan dianggap mewakili

seluruh populasi (Notoatmodjo, 2012). Sampel terdiri dari bagian

populasi terjangkau yang dapat dipergunakan sabagai subjek

penelitian melalui sampling. Sampel pada penelitian ini adalah

informan yang memiliki peranan penting dalam penelitian. Informan

yang digunakan pada penelitian ini ialah partisipan yang menderita

asma. Sampel sebanyak 3 orang hingga tercapai saturasi (Afiyanti,

2014).

Teknik pengambilan sampel dilakukan menggunakan metode

purposive sampling yaitu sampel yang dipilih berorientasi pada tujuan

penelitian individu diseleksi atau dipilih secara sengaja karena

memiliki pengalaman yang sesuai dengan fenomena yang diteliti

sampel ini menetapkan terlebih dahulu kriteria – kriteria inklusi yang

telah ditetapkan (Nursalam, 2011). Sampel pada penelitian ini adalah

pasien yang menderita asma di IGD RSUD Karanganyar dengan

kriteria inklusi sebagai berikut :

1. Pasien yang pernah mengalami serangan asma pertama atau kedua

kali.

2. Pasien yang baru pertama kali dirawat inap di rumah sakit.

3. Pasien dalam kondisi sadar dan keadaan umum baik.

Page 41: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

28

4. Pasien yang bersedia menjadi responden.

3.4 Instrumen dan Prosedur Pengumpulan Data

1. Instrumen

Pada penelitian ini digunakan dua macam instrument yaitu

instrument inti dan instrument penunjang sebagai berikut:

a. Instrumen inti

Peneliti merupakan instrument kunci pada penelitian ini.

Peneliti sebagai instrument inti berusaha untuk meningkatkan

kemampuan diri dalam melakukan wawancara mendalam. Usaha yang

dilakukan berlatih wawancara terlebih dahulu sebelum pengambilan

data kepada partisipan. Pada saat latihan wawancara peneliti berusaha

responsive dan luwes dalam berkomunikasi. Keterampilan wawancara

kemudian terus diperbaiki seiring dengan seringnya melakukan

wawancara pada partisipan berikutnya.

b. Intrumen penunjang

Alat bantu dalam pengumpulan data yang digunakan yaitu :

1. Panduan wawancara pada penelitian ini jumlah 11 daftar pertanyaan

terbuka.

2. Lembar data demografi partisipan yaitu berisi nama inisial

responden, usia, jenis kelamin, agama, pendidikan, riwayat asma.

3. Alat tulis yang digunakan dalam penelitian ini berupa buku catatan

dan bolpoin untuk mencatat hal-hal penting pada penelitian.

Page 42: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

29

4. Alat perekam dalam penelitian ini peneliti menggunakan handphone

yang dilengkapi program voice recorder, dengan memory card

berkapasitas 2 giga bite yang mampu merekam kurang lebih 2 jam

yang bertujuan untuk mempermudah peneliti membuat transkip

wawancara.

2. Prosedur pengumpulan data

a. Fase pengumpulan data

Pengumpulan data dimulai setelah peneliti mengurus surat

ijin pengambilan data yang dikeluarkan oleh Program Studi S-1

Keperawatan Stikes Kusuma Husada Surakarta yang ditujukan kepada

Direktur Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (KESBANGPOL) dan

kepada Direktur RSUD Karanganyar. Setelah mendapatkan ijin

melakukan studi pendahuluan, surat diserahkan kepada kepala badan

Perencanaan Pembangunan Daerah (BAPPEDA) Kabupaten

Karanganyar dan kepada kepala Dinas Kesehatan Karanganyar. Surat

kemudian diserahkan kepada Direktur RSUD Karanganyar agar

mendapatkan persetujuan untuk pengambilan data di Rekam Medis

RSUD Karanganyar. Partisipan yang memenuhi kriteria inklusi

kemudian diberikan penjelasan dan memberikan inform consent untuk

menjadi responden penelitian terkait.

Page 43: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

30

b. Fase pelaksanaan

1) Wawancara mendalam

Sumber data yang sangat penting dalam penelitian

kualitatif adalah berupa manusia yang dalam posisi sebagai

narasumber atau informan. Informasi dari sumber data ini

dikumpulkan dengan teknik wawancara, dalam penelitian kualitatif

khususnya dilakukan dalam bentuk yang disebut wawancara

mendalam (in-depth interviewing) yaitu wawancara yang dilakukan

untuk menemukan permasalahan secara lebih terbuka di mana

informan yang diwawancara diminta pendapat dan ide-idenya,

peneliti mencatat apa yang dikemukakan oleh informan (Sugiyono,

2013). Wawancara mendalam yang dilakukan peneliti kepada setiap

partisipan dengan menggunakan pedoman wawancara yang sudah

disusun oleh peneliti yaitu 11 pertanyaan, waktu yang diperlukan

untuk wawancara kurang lebih 30 menit dan dilakukan 1 kali

wawancara pada setiap partisipan.

2) Dokumen

Studi dokumentasi adalah teknik pengumpulan data

dengan mempelajari catatan-catatan mengenai suatu data. Dokumen

tertulis merupakan sumber data yang memiliki posisi penting dalam

penelitian kualitatif (Sutopo, 2006). Sumber data dan dokumen pada

penelitian ini diperoleh dari buku dan jurnal yang membahas

pengalaman pasien dengan serangan asma di IGD RSUD

Page 44: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

31

Karanganyar. Data dari sumber tersebut kemudian dianalisis

sehingga dapat memperkuat hasil penelitian peneliti.

c. Fase terminasi

Tahap terakhir dalam pengumpulan data dilakukan terminasi

dengan melakukan validasi terhadap data yang ditemukan kepada

partisipan. Dalam penelitian ini peneliti menvalidkan data dengan cara

mengkonsultasikan hasil transkrip wawancara partisipan kepada Dosen

pembimbing. Setelah semua data divalidasi dan sesuai dengan apa

yang dimaksud oleh partisipan, maka dilakukan terminasi dengan

ucapan terima kasih karena telah bersedia berpartisipasi dalam

penelitian dan menyampaikan bahwa proses penelitian telah selesai.

3.5 Analisa Data

Analisa data dalam penelitian ini menggunakan metode

fenomenologis deskriptif dengan metode Colaizzi (Polit & Back, 2006),

metode Colaizzi dinilai efektif digunakan dalam penelitian ini, dikarenakan

dengan metode Colaizzi fenomena – fenomena dapat terungkap dengan jelas

sesuai dengan makna – makna yang didapat. Adapun langkah – langkah

analisa data adalah sebagai berikut :

1. Peneliti mendengarkan hasil rekaman dan membaca seluruh hasil

penelitian (transkip) untuk memahami maksud dari setiap pernyataan

partisipan.

Page 45: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

32

2. Peneliti mengumpulkan gambaran fenomena partisipan. Membaca ulang

dan mendapatkan kata kunci.

3. Peneliti membaca semua protokol atau transkrip. Mencari arti atau makna

dari setiap kunci dari perasaan yang sesuai dari partisipan untuk

mendapatkan perasaan yang sesuai dari partisipan. Kemudian

mengidentifikasi pernyataan partisipan yang relevan. Serta membaca

transkrip secara berulang – ulang hingga ditemukan kata kunci dari

pernyataan – pernyataan.

4. Kemudian peneliti mencari makna dan dirumuskan kedalam tema.

a) Mengumpulkan kata-kata kunci yang memiliki makna yang sama

kedalam tema atau sub tema.

b) Mengelompokkan sub tema, yang sama kedalam satu tempat.

5. Peneliti mengintegrasikan tema yang didapat kedalam fenomena yang

diteliti.

6. Merumuskan gambaran hubungan antara tema dan sesuai dengan

fenomena yang diteliti.

7. Kembali kepada partisipan untuk langkah validasi akhir / verifikasi tema –

tema segera setelah proses verba tim dilakukan dan peneliti tidak

mendapatkan data tambahan baru selama verifikasi.

Page 46: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

33

3.6 Keabsahan Data

Menurut Sugiyono (2013), keabsahan data dapat dibagi menjadi

beberapa hal sebagai berikut :

1. Kredibility (validitas internal)

Ukuran tentang kebenaran data yang diperoleh dengan

instrumen, yakni apakah instrumen itu sungguh-sungguh mengukur

variabel yang sesungguhnya. Bila ternyata instrumen tidak mengukur apa

yang seharusnya diukur maka data yang diperoleh tidak sesuai dengan

kebenaran, sehingga hasil penelitiannya juga tidak dapat dipercaya, atau

dengan kata lain tidak memenuhi syarat validitas.

2. Transferability (validitas eksternal)

Berkenaan dengan masalah generalisasi, yakni sampai

dimanakah generalisasi yang dirumuskan juga berlaku bagi kasus-kasus

lain diluar penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti tidak dapat

menjamin keberlakuan hasil penelitian pada subyek lain. Hal ini

disebabkan karena penelitian kualitatif tidak bertujuan untuk

menggeneralisir, karena dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan

sampling acak, atau senantiasa bersifat purposive sampling.

3. Dependebility (dependabilitas)

Indeks yang menunjukkan sejauh mana alat pengukur dapat

dipercaya atau dapat diandalkan. Reliabilitas menunjukkan sejauh mana

hasil pengukuran tetap konsisten bila dilakukan ulang terhadap gejala

yang sama dengan alat pengukur yang sama. Untuk dapat mencapai

Page 47: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

34

tingkat reliabilitas dalam penelitian ini, maka dilakukan dengan tekhnik

ulang atau check recheck.

4. Confirmability (konfirmabilitas)

Peneliti harus berusaha sedapat mungkin memperkecil faktor

subyektifitas. Penelitian akan dikatakan obyektif bila dibenarkan atau di

”confirm” oleh peneliti lain. Maka obyektifitas diidentikkan dengan

istilah ”confirmability”.

3.7 Etika Penelitian

Menurut Nursalam (2014), hampir 90% subjek yang digunakan

dalam penelitian keperawatan adalah manusia, maka penelitian harus

memahami prinsip-prinsip etika penelitian. Secara umum prinsip etika

dalam penelitian dibagi menjadi 3 yaitu :

3.7.1 Prinsip manfaat

1. Bebas dari penderitaan

Penelitian harus dilaksanakan tanpa mengakibatkan penderitana

kapada subjek, khususnya jika menggunakan tindakan khusus.

2. Bebas dari eksploitasi

Partisipasi subjek dalam penelitian, harus menghindarkan dari

keadaan yang tidak menguntungkan. Subjek harus diyakinkan

bahwa partisipasinya dalam penelitian atau informasi yang telah

diberikan, tidak dipergunakan dalam hal – hal yang dapat

merugikan subjek dalam bentuk apapun.

Page 48: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

35

3. Risiko (benefits ratio)

Penelitian harus hati-hati mempertimbangkan risiko dan keuntungan

yang akan berakibat kepada subjek pada setiap tindakan.

3.7.2 Prinsip menghargai hak asasi manusia (respect human dignity)

1. Hak untuk ikut/tidak menjadi responden (right to self determination)

Subjek mempunyai hak untuk memutuskan bersedia menjadi subjek

atau tidak, tanpa adanya sangsi apapun.

2. Hak untuk mendapatkan jaminan dari perlakuan yang diberikan (

right to full disclosure)

Seorang peneliti harus memberikan penjelasan sacara rinci serta

bertanggung jawab jika ada sesuatu yang terjadi kepada subjek.

3. Informed consent

Subjek harus mendapatkan informasi secara lengkap tentang tujuan

penelitian yang akan dilaksanakan, mempunyau hak untuk menolak

berpartisipasi menjadi responden. Pada informed consent juga perlu

dicantumkan bahwa data yang diperoleh hanya akan dipergunakan

untuk pengembangan ilmu.

3.7.3 Prinsip keadilan (right to justice)

1. Hak jaga kerahasiaannya (right to privacy)

Subjek mempunyai hak untuk meminta bahwa data yang diberikan

harus dirahasiakan, untuk itu perlu adanya tanpa nama (anonymity)

dan rahasia (confidentiality).

Page 49: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

36

2. Hak untuk mendapatkan pengobatan yang adil (right in fair

treatment)

Subjek harus diperlakukan secara adil baik sebelum, selama, dan

sesudah keikutsertaannya dalam penelitian tanpa adanya

diskriminasi apabila ternyata mereka tidak tersedia atau dikeluarkan

dari penelitian.

Page 50: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

37

BAB IV

HASIL PENELITIAN

Pada bab ini menguraikan hasil penelitian tentang pengalaman pasien

dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar dari tanggal 13 Februari

2015 sampai 20 Mei 2015. Hasil penelitian ini menjelaskan tentang gambaran

pengalaman pasien dengan serangan asma, dalam penelitian ini didapatkan 10

tema yaitu 1) Pengertian Asma 2) Tanda dan Gejala Asma 3) Penyebab

Penyakit Asma 4) Managemen Relaksasi 5) Upaya Menanggulangi Kejiadian

Asma Ulang 6) Respon Fisik 7) Respon Psikologis 8) Bantuan Memperlancar

Pernapasan 9) Upaya Pencegahan Asma Ulang 10) Upaya Penanganan Medis.

Hasil penelitian ini juga menjelaskan tentang karakteristik partisipan yang

terlibat secara langsung dalam penelitian dengan singkat dan menguraikan

hasil tematik tentang pengalaman partisipan.

4.1 Gambaran Lokasi Penelitian

Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kabupaten Karanganyar

merupakan Rumah Sakit milik Pemerintah Daerah Kabupaten Karanganyar.

Rumah Sakit ini pada hakekatnya berawal dari sebuah Rumah Bersalin (RB)

bernama RB “Kartini” yang didirikan pada tanggal 21 April 1960. RSUD

Kabupaten Karanganyar memenuhi syarat menjadi RSU kelas C berdasarkan

analisis organisasi, fasilitas dan kemampuan, dan dilakukan dengan Keputusan

Menkes Republik Indonesia Nomor 009-I/MENKES/1/1993, tentang Susunan

Page 51: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

38

Organisasi dan Tata Kerja RSU Karanganyar. Sejak tanggal 2 Maret 2009

Rumah Sakit Umum Daerah Kabupaten Karanganyar ditetapkan sebagai

Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan status BLUD penuh.

RSUD Karanganyar mempunyai IGD dan terdapat 18 perawat yang

bekerja di IGD tersebut, IGD tersebut terdapat 8 ruangan, 4 ruangan tindakan

berdasarkan triage, 1 ruang isolasi, 1 ruangan administrasi, 1 ruangan perawat

dan 1 kamar mandi pasien. IGD tersebut memiliki prasarana yang memadai

seperti bed pasien disetiap ruangan, kursi roda, tabung oksigen dan prasarana

penunjang lainya.

4.2 Gambaran Karakteristik Informan

4.2.1 Partisipan 1 (P1)

Tn. B seorang mahasiswa berumur 23 tahun, pengalaman

kejadian serangan asma Tn. B baru dua kali dan Tn. B baru dua bulan

terakhir menderita penyakit asma dan baru pertama dirawat di Rumah

Sakit.

4.2.2 Partisipan 2 (P2)

Ny. N berjenis kelamin perempuan berumur 24 tahun,

pendidikan terakhir SMA. Pengalaman kejadian serangan asma Ny. N

baru dua kali serangan asma dan sudah menderita asma selama tiga

bulan yang lalu dan baru pertama dirawat di Rumah Sakit.

Page 52: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

39

4.2.3 Partisipan 3 (P3)

Ny. T berjenis kelamin perempuan berumur 21 tahun,

pendidikan terakhir SMA. Pengalaman kejadian serangan asma Ny. N

baru dua kali serangan asma dan sudah menderita asma selama dua

bulan yang lalu dan baru pertama dirawat di Rumah Sakit.

4.3 Hasil Penelitian

4.3.1 Mengetahui pengetahuan tentang asma.

Hasil penelitian untuk mengetahui pengetahuan tentang asma

didapatkan 3 tema yaitu 1) Pengertian asma 2) Tanda dan gejala asma

3) Penyebab penyakit asma. Berikut ungkapan partisipan:

1. Pengertian asma

Tema Pengertian asma ini didapatkan 1 kategori yaitu:

Gangguan pernapasan.

Berikut ini merupakan ungkapan partisipan mengenani

pengertian tentang gangguan pernapasan:

“asma itu gangguan pernafasan…(p1)”

“…asma adalah eee gangguan pernafasan iku lo mas…(p3)”

Partisipan 1 dan 3 mengungkapkan bahwa pengertian asma yaitu

penjelasan mengenai gangguan napas yang diderita partisipan.

2. Tanda dan gejala asma

Tema tanda dan gejala asma ini didapatkan 1 kategori yaitu:

Tanda asma.

Page 53: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

40

Berikut ini merupakan ungkapan partisipan mengenai tanda

dan gejala asma :

“…kalau mau bernafas susah seperti ada yang ngebleki ngnu

mas (p1)”

“… itu lo mas sesak napas yang ee susah buat napas seperti

itu (p2)”

“…didada sesek seperti ada yang menindihi gitu susah banget

untuk bernapas (p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa tanda dan gejala asma

itu adalah bernapas susah. partisipan 2 juga mengungkapkan bahwa

tanda dan gejala sma itu sesak napas. Partisipan 1 menyebut bahwa

tanda dan gejala asma itu seperti ada yang ngebleki sedangkan

partisipan 3 mengebutkan bahwa tanda dan gejala asma itu seperti

ada yang menindih.

3. Penyebab penyakit asma

Tema Penyebab penyakit asma ini didapatkan 2 kategori yaitu

1) Polutan 2) Faktor Genetik.

Berikut ini merupakan ungkapan partisipan mengenai

penyebab penyakit asma terhadap polutan:

“penyebabnya itu akibat polusi udara, debu-debu ,itu mas

(p1)”

“…polusi udara karena udara yang buruk… (p2)”

“Penyebanya ya polusi udara, debu-debu kayak itu mas (p3 )”

Page 54: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

41

Partisipan 1, 2, dan 3 mengungkapkan bahwa penyebab penyakit

asma itu akibat dari polusi udara dan debu debu yang berada di

sekitar kita.

Berikut ini merupakan ungkapan partisipan dari penyebab

penyakit asma dengan faktor genetik:

“…penyebab asma itu ada karena penyakit keturunan …(p2)”

“...penyebbnya itu bisa karena penyakit keturunan mas (p3)”

Partisipan 2 dan 3 mengungkapkan bahwa penyebab penyakit

asmaitu karena penyakit keturunan/faktor genetik.

4.3.2 Mengetahui tindakan awal saat serangan.

Hasil penelitian untuk mengetahui tindakan awal saat serangan

didapatkan 2 tema yaitu 1) Managemen Relaksasi 2) Upaya

Menanggulangi Kejadian Asma. Berikut ungkapan partisipan:

1. Managemen relaksasi

Tema managemen relaksai didapatkan 1 kategori yaitu posisi

nyaman.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai

managemen relaksasi dengan pemberian posisi nyaman:

“yaitu mas saya tiduran kalau nggak ya duduk mas nyari

posisi seng nyaman buat napas mas biar gak sesak banget gitu

(p1)”

Page 55: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

42

“…untuk mengurangi sesak napas ya ada berkurangnya mas

tapi sedikit trus tiduran nyari posisi seng nyaman mas buat

bernapas (p2) “

“Ee mencari posisi yang nyaman untuk bernapas…(p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa managemen relaksai

yaitu dengan cara mencari posisi yang nyaman agar dapat

menurunkan sesak napas.

2. Upaya menanggulangi kejadian asma ulang

Tema upaya menanggulangi kejadian asma ulang didapatkan 2

kategori yaitu 1) Minta Tolong 2) Minum Obat.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai upaya

menanggulangi kejadian asma ulang dengan cara meminta tolong:

“Saya tiduran mas sambil minta tolong pada saudara untuk

menemani (p1)”

“ya kalau pas ada saudara ya pasti saya langsung panggil

saudara itu (p2)”

“saya langsung panggil saudara mas (p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa upaya menanggulangi

kejadian asma ulang yaitu dengan meminta tolong pada orang lain.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai upaya

menanggulangi kejadian asma ulang dengan minum obat:

“… langsung minum obat…(p1)”

“Dulu e itu mas minum obat…(p2)”

Page 56: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

43

“…Langsung minum obat….(p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa upaya menanggulangi

kejadian asma ulang yaitu dengan cara meminum obat.

4.3.3 Mengetahui respon fisik pada saat serangan

Hasil penelitian untuk mengetahui respon fisik pada saat

seranga. didapatkan 1 tema yaitu Respon Fisik. Berikut ungkapan

partisipan :

1. Respon fisik

Tema respon fisik didapatkan 5 kategori yaitu 1) Capek 2)

Lelah 3) Pingsan 4) Lemas 5) Dada sesak.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon fisik

keluhan responsive berupa capek:

“Rasanya itu di badan capek banget…(p1)”

“…gimana ya mas ya ditubuh itu capek…(p2)”

“Rasanya ya capek ya mbak di badan itu sesak didada…(p3)”

Partisipan1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa respon fisik saat

serangan asma yaitu badan terasa capek.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon fisik

keluhan responsive berupa lelah:

“Ya langsung langsung lelah gitu mas…(p2)”

“… terus rasanya tubuh itu juga lelah di badan mas juga

…(p3)”

Page 57: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

44

Partisipan2 dan 3 mengungkapkan bahwa respon fisik saat serangan

asma yaitu badan langsung lelah.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon fisik

keluhan responsive berupa capek:

“… kayak mau pinsan itu terus ya sesek gitu…(p2)”

“…rasanya itu seperti mau pingsang mas (p3)”

Partisipan2 dan 3 mengungkapkan bahwa respon fisik saat serangan

asma yaitu seperti mau pingsan.

Berikut merupakan ungkapakan partisipan mengenai respon

fisik keluhan responsive berupa lemas:

“kalau ditubuh itu rasanya lemes mas…(p1)”

“Semua badan rasanya lemes mas kayak gitu…(p2)”

Partisipan1 dan 2 mengungkapkan bahwa respon fisik saat serangan

asma yaitu badan terasa lemes.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon fisik

keluhan berupa sesak:

“… kalau tidurnya berbaring itu kan didada itu terasa sesek

kayak gitu…(p2)”

“…di dada sesek seperti ada yang menindihi gitu susah

banget untuk bernapas (p3)”

Partisipan3 dan 3 mengungkapkan bahwa respon fisik saat serangan

asma yaitu didada terasa sesak.

4.3.4 Mengetahui respon psikologi pada saat serangan.

Page 58: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

45

Hasil penelitian mengetahui respon psikologi pada saat

serangan. didapatkan 1 tema yaitu Respon psikologis. Berikut ungkapan

partisipan:

1. Respon psikologis

Tema respon psikologis didapatkan 4 kategori yaitu 1) Sedih

2) Tidak khawatir 3) Berfikir positif 4) Senang.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon

psikologis terhadap respon sedih:

“kalau perasaan ya sedih mas kenapa kok bias sakit koyok

ngene…(p1)”

“… sedih juga mas nggak bisa bekerja bantu suami mas (p2)”

“… kalau perasaan sedih iya mas kenapa kok bias sakit

seperti ini…(p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan respon psikologis penderita

asma yaitu sedih.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon

psikologis dengan kejadian tidak kawatir:

“tidak kawatir lagi terus kalau sudah dikasih alat

bantu…(p1)”

“…Ya sudah tidak kawatir lagi mas terus lega juga karena

sudah mendapatkan pertolongan…(p3)”

Partisipan 1 dan 3 mengungkapkan respon psikologis penderita asma

yaitu tidak khawatir lagi.

Page 59: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

46

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon

psikologis terhadap koping positif:

“maksudnya jangan berfikir yang neko-neko (macam-macam)

gitu mas dibikin tenang wae pikirane….(p1)”

“…jangan berfikir yang neko-neko (macam-macam) mas

positif saja (p3)”

Partisipan 1 dan 3 mengungkapkan respon psikologis penderita asma

yaitu jangan berfikir yang neko-neko (macam-macam) kalau

asmanya kambuh.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai respon

psikologis terhadap respon senang:

“ya rasanya senang ya mas karena sudah mendapatkan

pertolongan…(p1)”

“… senang sudah mendapatkan pertolongan ditangani oleh

para medis...(p2)”

“…ya senang juga mas sudah dibantu untuk mengurangi

sesaknya ini (p3)”

Partisipan 1 dan 2 mengungkapkan respon psikologis penderita asma

yaitu senang karena sudah mendapatkan pertolongan oleh para

medis. Pertisipan 3 mengungkapkan respon psikologis penderita

asma yaitu senang sudah dibantu mengurangi sesaknya.

Page 60: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

47

4.3.5 Mengetahui harapan penderita asma.

Hasil penelitian untuk mengetahui harapan penderita asma.

didapatkan 3 tema yaitu 1) Bantuan memperlancar pernapasan 2) Upaya

pencegahan asma ulang 3) Upaya penanganan medis. Berikut ungkapan

partisipan :

1. Bantuan memperlancar pernapasan

Tema bantuan memperlancar pernapasan didapatkan 1

kategori yaitu Terapi Oksigen.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai bantuan

memperlancar pernapasan dengan terapi oksigen:

“…dikasih alat bantu pernafasan apa iku oksigen…(p1)”

“…dapet obat mas oksigen jadi sesaknya agak

berkurang…(p2)”

“… terus dikasih oksigen juga jadinya sesaknya sudah agak

berkurang…(p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa bantuan memperlancar

pernapasan yaitu dengan cara mendapatkan bantuan oksigen untuk

bernapas.

2. Upaya pencegahan asma ulang

Page 61: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

48

Tema upaya pencegahan asma ulang didapatkan 2 kategori

yaitu 1) Mengurangi Aktifitas Berat 2) Menghindari Faktor

Penyebab.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai upaya

pencegahan asma ulang dengan mengurangi aktifitas berat:

“ya kalua mengurangi aktifitas yang berat berat mas…(p1)”

“…mengurangi pekerjaan yang berat berat dulu kan saya

bekerja sekarang saya cuma ibu rumah tangga…(p2)”

“Ya seperti tadi sih mas mrengurangi aktifitas yang berat

berat…(p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa upaya pencegahan asma

ulang yaitu dengan mengurangi aktifitas yang berat-berat.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai upaya

pencegahan asma ulang dengan menghindari faktor penyebab:

“… biar tidak kambuh lagi dan juga ngindari hal-hal seng

marai iso kambuh lagi mas (p1)”

“… dan yang penting menghindari hal hal yang bisa

mengakibatkan asmanya itu kambuh lagi mas (p3)”

Partisipan 1 dan 3 mengungkapkan bahwa upaya pencegahan asma

ulang yaitu dengan cara menghindari hal – hal yang bisa

mengakibattkan kekambuhan.

3. Upaya penanganan medis

Page 62: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

49

Tema upaya penanganan medis didapkan 1 kategori yaitu

Minta bantuan medis saat serangan.

Berikut merupakan ungkapan partisipan mengenai upaya

penanganan medis dengan meminta bantuan medis saat serangan

asma :

“….minta saudara untuk mengantarkan ke rumah sakit atau

gak ke kedokter yang bias membantu (p1)”

“… Kalau asmanya parah saya minta saudara untuk

mengantar ke rumah sakit mas (p2)”

“… kalau belum sembuh juga ya saya minta saudara saya

untuk mengantar ke rumah sakit (p3)”

Partisipan 1, 2 dan 3 mengungkapkan bahwa upaya penanganan

medis yaitu dengan cara meminta bantuan pada saudara untuk

mengantar ke rumah sakit atau dokter yang bisa membantu.

Page 63: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

50

BAB V

PEMBAHASAN

5.1 Mengetahui pengetahuan tentang asma

5.1.1 Pengertian asma

Hasil penelitian menyatakan bahwa pengertian asma merupakan

gangguan pernapasan. Dalam penelitian partisipan mengatakan bahwa

asma itu gangguan pernapasan yang disebabkan oleh debu debu dan

mengakibatkan sesak napas.

Asma merupakan suatu penyakit gangguan jalan nafas obstruktif

intermiten yang bersifat reversible, ditandai dengan adanya periode

bronkospasme, peningkatan respon trakea dan bronkus terhadap berbagai

rangsangan yang menyebabkan penyempitan jalan nafas (Prasetyo,

2010). Menurut Ngastiah, (2005), asma merupakan suatu kondisi paru-

paru kronis yang ditandai dengan sulit bernapas. Terjadi saat saluran

pernapasan memberikan respon yang berlebih dengan cara menyempit

jika mengalami rangsangan atau gangguan.

Berdasarkan pernyataan mengenai pengertian asma yang

diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

pada teori yaitu mengungkapkan bahwa pengertian asma itu gangguan

pernapasan yang disebabkan oleh debu debu dan polusi udara sehingga

mengakibatkan sesak napas.

Page 64: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

51

5.1.2 Tanda dan gejala asma

Hasil penelitian menyatakan bahwa tanda dan gejala asma

meliputi bernapas susah, sesak napas, dan tertindih, dalam penelitian ini

partisipan mengungkapkan bahwa tanda dan gejala asma yaitu bernapas

susah, sesak napas, dan seperti ada yang menindih sehingga susah untuk

bernapas.

Keluhan utama penderita asma adalah sesak napas mendadak,

disertai fase inspirasi yang lebih pendek dibandingkan dengan fase

ekspirasi, dan diikuti bunyi mengi (whezzing), batuk yang disertai

serangan napas yang kumat-kumatan. Pada beberapa penderita asma

keluhan biasanya ringan, sedang atau berat, sehingga sesak napas

penderita timbul mendadak, yang dirasakan makin lama makin

meningkat atau tiba-tiba menjadi lebih kuat (Prasetyo 2010). Gejala yang

umum terjadi adalah whezzing (mengi), sulit bernapas, dada sesak dan

batuk, biasanya terjadi pada malam hari dan menjelang pagi, yang

merupakan tipe dari asma. Serangan asma biasanya hanya terjadi dalam

beberapa menit sampai beberapa jam. Pada saat tidak terjadi serangan,

fungsi paru pasien tampak normal (Lewis, et al 2007).

Menurut Kowalac (2011), tanda gejala asma antara lain suara

nafas mengi (wheezing), batuk-batuk dengan sputum, kesulitan

bernapas, dada seperti tertekan, pengeluaran keringat yang banyak,

denyut nadi cepat. Menurut Plottel (2012) manifestasi klinis asma

bronkhial yaitu batuk, bising mengi (wheezing), napas pendek, dada

Page 65: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

52

terasa terikat atau sesak napas (dipsneu), pernapasan yang tidak nyaman,

peningkatan produksi mucus.

Berdasarkan pernyataan mengenai tanda dan gejala asma yang

diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

pada teori yaitu megungkapkan bahwa tanda dan gejala asma meliputi

sesak napas, sulit bernapas, mengi (whezzing), batuk, dan dada seperti

tertekan.

5.1.3 Penyebab asma

Hasil penelitian bahwa penyebab asma meliputi faktor polutan

meliputi polusi udara dan debu-debu dan dari faktor genetik meliputi

penyakit keturunan keluarga, dalam kasus penelitian pasien penderita

asma mengatakan bahwa penyebab asma itu karena debu-debu, polusi

udara dan penyakit keturunan.

Berdasarkan keputusan menteri negara dan lingkungan hidup RI.

No. KEP-03/MENKLH/1991 menyebutkan bahwa pencemaran udara

adalah masuknya atau dimasukkannya mahkluk hidup, zat, energi

dan/atau komponen lain ke udara oleh kegiatan manusia atau proses

alam, sehingga kualitas udara turun sampai ke tingkat tertentu yang

menyebabkan udara menjadi kurang atau tidak dapat berfungsi lagi

sesuai peruntukannya. Debu merupakan partikel benda padat yang

terjadi karena proses mekanis. Debu dari proses industri yang terdapat di

udara apabila terhirup oleh manusia dapat mengakibatkan penyakit

Page 66: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

53

pneumoconiosis, yaitu suatu penyakit pada paru-paru yang berupa

penimbunan partikel debu dan penyakit asma. (Suma’mur, 2010).

Pada bahasa medik asma hanya dikenal dengan istilah medik

dengan faktor pencetus penyebab asma yaitu alergi dan non alergi.

Penyebab alergi meliputi debu rumah dengan tungaunya, bulu binatang,

asap rokok, asap obat nyamuk, dan lai-lain, Sedangkan penyebab asma

non alergi meliputi 2 faktor yaitu faktor keturunan dan faktor lingkungan

(Prasetyo, 2010). Penyebab dan pemicu penyakit asma antara lain debu

rumah dengan tungaunya, bulu binatang, asap rokok, asap obat nyamuk,

dan lain-lain.Penyakit ini merupakan penyakit keturunan. Bila salah satu

atau kedua orang tua, kakek atau nenek anak menderita penyakit asma

maka bisa diturunkan ke anak (Elizabeth ari, 2012).

Berdasarkan pernyataan mengenai penyebab penyakit asma yang

diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

pada teori yaitu mengungkapkan bahwa penyebab penyakit asma itu

adalah debu debu, polusi udara dan penyakit keturunan.

5.2 Mengetahui tindakan awal pada saat serangan

5.2.1 Managemen relaksasi

Hasil penelitian mengatakan bahwa managemen relaksasi

merupakan mencari posisi yang nyaman untuk bernapas. Dalam

penelitian partisipan mengatakan bahwa managemen relaksasi yaitu

mencari posisi senyaman mungkin agar dapat bernapas dengan lancar.

Page 67: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

54

Menurut Riskha, (2012), mendefinisikan manajemen sebagai

suatu keterampilan yang memungkinkan seseorang untuk

mengantisipasi, mencegah, mengelola dan memulihkan diri dari yang

dirasakan karena adanya ketidakmampuan dalam coping yang dilakukan.

Posisi yang paling efektif bagi pasien dengan penyakit gangguan

pernapasan adalah diberikannya posisi semi fowler dengan derajat

kemiringan 30-45° Posisi semi fowler, pada pasien dengan gangguan

pola napas telah dilakukan sebagai salah satu cara untuk membantu

mengurangi sesak napas (Yulia, 2008). Tujuan dari tindakan ini adalah

untuk menurunkan konsumsi oksigen dan menormalkan ekspansi paru

yang maksimal, serta mempertahankan kenyamanan (Azis & Musrifatul,

2012).

Pemberian posisi semi fowler pada pasien asma telah dilakukan

sebagai salah satu cara untuk membantu mengurangi sesak napas.

Keefektifan dari tindakan tersebut dapat dilihat dari Respiratory Rates

yang menunjukkan angka normal yaitu 16-24x per menit pada usia

dewasa (Ruth, 2007). Pelaksanaan asuhan keperawatan dalam pemberian

posisi semi fowler itu sendiri dengan menggunakan tempat tidur

orthopedik dan fasilitas bantal yang cukup untuk menyangga daerah

punggung, sehingga dapat memberi kenyamanan saat tidur dan dapat

mengurangi kondisi sesak nafas pada pasien asma saat terjadi serangan.

Berdasarkan pernyataan mengenai manajemen relaksasi yang

diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

Page 68: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

55

pada teori yaitu mengungkapkan bahwa manajemen relaksasi dengan

cara mencari posisi senyaman mungkin untuk menurunkan sesak napas.

5.2.2 Upaya menanggulangi kejadian asma ulang

Hasil penelitian mengatakan bahwa upaya menanggulangi

kejadian asma ulang yaitu dengan cara meminta pertolongan dan

meminum obat. Dalam penelitian partisipan mengtakan bahwa untuk

menanggulang kejadian asma ulang dengan cara memanggil saudara

yang ada dirumah untuk menemani dan untuk mengantar ke rumah sakit

atau dokter yang bisa membantu dan langsung meminum obat jika terasa

sesak.

Dalam penanganan pasien asma penting diberikan penjelasan

tentang cara penggunaan obat yang benar, pengenalan dan pengontrolan

faktor alergi. Faktor alergi banyak ditemukan dalam rumah seperti

tungau debu rumah, alergen dari hewan, jamur, dan alergen diluar rumah

seperti zat yang berasal dari tepung sari, jamur, polusi udara. Obat

aspirin dan anti inflamasi non steroid dapat menjadi faktor pencetus

asma. Olah raga dan peningkatan aktivitas secara bertahap dapat

mengurangi gejala asma. Psikoterapi dan fisioterapi perlu diberikan pada

penderita asma (Surjanto, 2009).

Obat asma digunakan untuk menghilangkan dan mencegah

timbulnya gejala dan obstruksi saluran pernafasan. Pada saat ini obat

asma dibedakan dalam dua kelompok besar yaitu reliever dan

controller.Reliever adalah obat yang cepat menghilangkan gejala asma

Page 69: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

56

yaitu obstruksi saluran napas. Controller adalah obat yang digunakan

untuk mengendalikan asma yang persisten (Rogayah, 2008).

5.3 Mengetahui respon fisik pada saat serangan

5.3.1 Respon fisik

Hasil penelitian mengungkapkan bahwa respon fisik yang

dialami penderita asma meliputi capek, lelah, pingsan, lemas, dan dada

sesak. Dari hasil enelitian partisipan mengatakan bahwa respon yang

dialami pada tubuh yaitu langsung lelah, badan terasas mau

pingsan,ditubuh terasa lemes dan didada tersa sesak.

Tanda gejala asma ditandai dengan adanya bentuk respon fisik

antara lain perubahan dalam napas, bersin-bersin, kelelahan fisik, sering

merasa capek jika melakukan aktivitas berat, susah tidur dan sesak di

dada. Dampak fisik yang cenderung dialami oleh individu yang

mengalami asma seperti kesulitan bernafas, bunyi nafas mengikik dan

terengah-engah, mudah merasa lelah, kesulitan berbicara ketika serangan

asma kambuh, dan kesulitan tidur. Berbagai dampak fisik yang dialami

individu yang mengalami asma juga cenderung menimbulkan perubahan

pada bentuk fisik seperti terbentuk lingkaran mengelilingi mata, ukuran

hidung bertambah kecil, bahu terlihat meninggi, dan gigi bagian atas

terlihat menonjol. Perubahan fisik yang terjadi pada individu yang

mengalami asma akan berpengaruh terhadap menurunnya rasa percaya

diri individu (Cutetomatto, 2012).

Page 70: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

57

Hipersensitifitas bronkus yang menyebabkan penyempitan pada

saluran pernafasan karena benda asing di udara keadaan ini yang

menimbulkan nafas berbunyi wheezing (Prasetyo, 2010). Radang saluran

pernafasan dan bron-kokonstriksi menyebabkan saluran pernafasan

menyempit dan sesak nafas/sukar bernafas yang diikuti dengan suara

“wheezing” (Herdiyani, 2013).

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia 2008 Respon

merupakan suatu tanggapan, reaksi dan jawaban. Pingsan merupakan

suatu keadaan tidak sadarkan diri seperti orang tidur yang diakibatkan

karena sakit, kecelakaan, kekurangan oksigen, kekurangan darah, lapar

dan kondisi fisik lemah (Ajeng, 2011).

Berdasarakan pernyataan mengenai respon fisik yang

diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah ada

pada teori yaitu gejala asma meliputi sesak di dada, capek, lelah, napas

berbunyi wheezing (mengi), sulit tidur dan tidak sadarkan diri.

5.4 Mengetahui respon psikologis pada saat serangan

5.4.1 Respon psikologis

Hasil penelitian mengatakan bahwa respon psikologis yang

dialami penderita asma yaitu meliputi sedih, tidak khawatir, berfikir

positif dan senang. Dari hasil penelitian diungkapkan partisipan bahwa

respon psikologis yang dialami meliputi perasaan yang sedih kenapa bisa

sakit seperti ini, sudah tidak khawatir lagi karena sudah mendapatkan

Page 71: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

58

pertolongan, jangan berfikir yang neko-neko mas positif saja yang

dipikirkan dan rasanya senang mask arena sudah mendapatkan

pertolongan.

Respon psikologis merupakan tanggapan,tingkah laku atau sikap

terhadap rangsangan masalah tertentu yang berkaitan dengan keadaan

jiwa seorang individu (Sarafino, 2006). Menurut kubler-ross (Moyle &

Hogan, 2006), respon psikologis merupakan perasaan tidak percaya,

syok, biasanya ditandai dengan menangis, gelisah, sedih, khawatir dan

pucat.

Menutut Cutetomatto, 2012 asma juga dapat menimbulkan

dampak psikologis pada individu seperti rasa cemas, depresi, takut,

merasa diri berbeda dengan individu lain, merasa tidak berdaya, merasa

terkekang dan tidak dapat bebas, terbebani dalam masalah finansial,

merasa terikat karena harus rutin minum obat, dan khawatir merepotkan

keluarga karena terganggu dengan sesak nafas dan batuk.Kondisi sakit

tidak dapat dipisahan dari peristiwa kehidupan pasien dan keluarganya

harus menghadapi berbagai perubahan yang terjadi akibat kondisi sakit

dan pengobatan yang dilaksanakan. Pasien umumnya akan mengalami

perubahan perilaku dan emosional, setiap orang mempunyai reaksi yang

berbeda beda terhadap kondisi yang dialami (Potter, pattricia A, 2005).

Page 72: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

59

5.5 Mengetahui harapan penderita asma

5.5.1 Bantuan memperlancar pernapasan

Hasil penelitian partisipan mengatakan bahwa bantuan

memperlancar pernapsan yaitu pemberian oksigen di rumah sakit

sehingga tidak sesak lagi untuk bernapas.

Penyakit Asma sangat memerlukan pengobatan segera dengan

memberikan suplementasi oksigen, terapi cairan, inhalasi dengan

bronkodilator dan kortikosteroid intravena yang bertujuan untuk

mencegah ancaman gagal napas dan pemakaian ventilasi

mekanik.Pemberian oksigen mutlak diperlukan terutama untuk

mengatasi hipoksemia (Linzer, 2007).

Oksigen merupakan gas yang tidak berwarna dan tidak berbau

yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolism sel, sebagai hasilnya

terbentuklah karbondioksida, energi dan air (Rosi aditiyana 2012).

Terapi oksigen adalah terapi pemberian oksigen dengan konsentrasi yang

lebih tinggi dari yang ditentukan dalam atmosfer lingkungan yang

bertujuan untuk memberikan transpor oksigen yang adekuat dalam darah

sambil menurunkan upaya bernapan dan mengurangi stress pada

miokardium (Harahap, 2006).

Berdasarkan pernyataan mengenai bantuan memperlancar

pernapasan yang diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan

yang telah ada pada teori yaitu penderita asma sangat membutuhkan

Page 73: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

60

terapi oksigen agar bisa bernapas dengan lancar sehingga tidak sesak

lagi.

5.5.2 Upaya pencegahan asma ulang

Hasil penelitian partisipan mengatakan bahwa untuk mencegah

asma kembali terulang yaitu dengan cara mengurangi aktifitas yang berat

berat serta dengan cara menghindari faktor penyebab terjadinya asma.

Menghindari faktor pencetus perlu dilakukan untuk

mengidentifikasi pencetus serangan asma yang ada pada lingkungannya,

diajarkan cara menghindari dan mengurangi faktor pencetus, termasuk

intake cairan yang cukup bagi penderita asma (Prasetyo, 2010).

Menghindari faktor resiko merupakan hal yang paling mungkin

dilakukan penderita asma dalam mengurangi gejala asma adalah

menhindari faktor pencetus yang dapat meningkatkan gejala asma.

Faktor resiko ini dapat berupa makanan, obat-obatan, polusi, dan

sebagainya (GINA, 2011).

Pengelolaan asma yang terbaik haruslah dilakukan pada saat dini

dengan berbagai tindakan pencegahan agar penderita tidak mengalami

serangan, karena penyakit asma pada dasarnya tidak kambuh, bila tidak

terpapar oleh pencetus. Penderita asma masih dapat hidup produktif jika

mereka dapat mengendalikan asmanya dengan melakukan aktivitas

pencegahan asma. Aktivitas pencegahan asma antara lain : menjaga

kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan, menghindarkan faktor

Page 74: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

61

pencetus serangan asma, mengurangi aktivitas yang berat dan

menggunakan obat-obat anti asma (Sundaru, H. 2007).

Berdasarkan pernyataan mengenai upaya pencegahan asma ulang

yang diungkapkan dari partisipan sesuai dengan pernyataan yang telah

ada pada teori yaitu pasien asma masih bisa hidup produktif dengan cara

menjaga kesehatan, menjaga kebersihan lingkungan,menghindari faktor

pencetus asma, mengurangi aktifitas yang berat dan menggunakan obat-

obat anti asma.

5.5.3 Upaya penanganan medis

Hasil penelitian partisipan mengatakan bahwa untuk penanganan

medis yaitu meminta batuan medis saat serangan dengan cara meminta

saudara untuk mengantar ke rumah sakit atau dokter yang bisa

membantu.

SOP penanganan asma meliputi informed concem, memposisikan

pasien secara semi atau setengah duduk, menegakkan diagnose asma

diantaranya amamnese dan pemeriksaan pernapasan, pemberian oksigen

4 liter/menit, pemberian bronkodilator ,pemberian cairan infuse 1 liter/2

jam dan konsultasi dengan spesialis paru.

Menurut Azwar, (2011), Kualitas pelayanan merupakan suatu

bentuk penilaian konsumen (pasien) terhadap tingkat pelayanan yang

diterima dengan tingkat layanan yang diharapkan. Mutu pelayanan

kesehatan yang diberikan menunjuk pada tingkat kesempurnaan

pelayanan kesehatan dalam memenuhi kebutuhan dan tuntutan setiap

Page 75: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

62

pasien, makin sempurna kebutuhan dan tuntutan setiap pasien, makin

baik pula mutu pelayanan kesehatan (Setiyaningsih, 2013).

Page 76: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

63

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan dari penelitian yang

telah di dapatkan mengenai tema – tema yang telah dianalisa. Kesimpulan akan

menjelaskan dan menjawab dari tujuan – tujuan khusus dan masalah – masalah

yang dirumuskan. Selain itu, pada bab ini akan dijelaskan mengenai saran – saran

bagi institusi yang bersangkutan.

6.1 KESIMPULAN

Berdasarkan analisa dari kata kunci yang telah di dapat dalam

penelitian ini. Maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut

6.1.1 Pengetahuan tentang asma

Tema yang didapatkan dari pengetahuan tentang asma yang

telah dilakukan dalam penelitian ini meliputi pengertian asma tandan

dan gejala asma dan penyebab penyakit asma. Dari tema pengertian

asma didapatkan kategori gangguan pernapasan, dari tema tanda dan

gejala asma didapatkan kategori tanda asma dan dari tema penyebab

penyakit asma didapatkan kategori polutan dan faktor genetik.

6.1.2 Tindakan awal pada saat serangan

Tema yang didapatkan dari tindakan awal pada saat serangan

yang telah dilakukan dalam penelitian ini meliputi manajemen relaksasi

dan upaya menanggulangi kejadian asma ulang. Dari tema manajemen

Page 77: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

64

relaksasi didapatkan kategori posisi nyaman dan dari tema upaya

menanggulangi kejadian asma ulang didapatkan kategori minta tolong

dan minum obat.

6.1.3 Respon fisik pada saat serangan

Tema yang didapatkan dari respon fisik pada saat serangan yang

telah dilakukan dalam penelitian ini meliputi respon fisik dan

didapatkan kategori capek, lelah, pingsan, lemas dan dada sesak.

6.1.4 Respon psikologis pada saat serangan

Tema yang didapatkan dari respon psikologis pada saat serangan

yang telah dilakukan dalam penelitian ini meliputi respon psikologis

dan didapatkan kategori sedih, tidak khawatir, berfikir positif dan

senang.

6.1.5 Harapan penderita asma

Tema yang didapatkan dari harapan penderita asma yang telah

dilakukan dalam penelitian ini meliputi bantuan memperlancar

pernapasan, meliputi upaya pencegahan asma ulang dan upaya

penanganan. Dari tema bantuan memperlancar pernapasan didapatkan

kategori terapi oksigen, dari tema upaya pencegahan asma ulang

didapatkan kategori mengurangi aktifitas berat dan menghindari faktor

penyebab dan dari tema upaya penanganan medis didapatkan kategori

meminta bantuan medis saat serangan.

Page 78: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

65

5.1 SARAN

5.1.1 Bagi Rumah Sakit

Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan

masukan bagi tenaga medis di RSUD Karanganyar terhadap

penanganan kegawatan daruratan pada pasien yang mengalami

serangan asma sehingga tenaga medis lebih cepat dalam melakukan

penangangan pada pasien dengan serangan asma.

5.1.2 Bagi Institusi Pendidikan

Sebagai masukan bagi Institusi Prodi S1 Keparawatan Stikes

Kusuma Husada Surakarta dalam memberikan ilmu terkait kegawat

daruratan yaitu pengalaman pasien dengan serangan asma di IGD

RSUD Karanganyar, sehingga dapat meningkatkan mutu pendidikan.

5.1.3 Bagi Peneliti Lain

Sebagai acuan dalam penelitian tentang pengalaman pasien

dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar dengan metode

fenomena yang berbeda sehingga dapat diteliti tentang perilaku

terhadap kejadian asma ulang.

5.1.4 Bagi Peneliti

Peneliti diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan

penelitian tentang penanganan serangan asma pada dimasyarakat.

Page 79: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

DAFTAR PUSTAKA

Afiyanti, Yati. (2014). Metodologi penelitian kualitatif dalam keperawatan.

Jakarta.

Alwi, Hasan. (2008). Kamus besar bahasa Indonesia. Balai Pustaka. Jakarta.

Azwar, Azrul. (2011). Pengantar Administrasi Kesehatan. Binarupa Aksara.

Jakarta.

Cutetomatto. (2012). Pengaruh Psikologi Pada Penderita Asma. Retrieved April

20, 2013, from Pengaruh Psikologi Pada Penderita Asma.

http://duniawanita.com/pengaruh-psikologi-pada-penderita-asma.html

Dahlan, Z. (2005). Penegakan Diagnosis dan Terapi Asma dengan Metode

Obyektif. Cermin Dunia Kedokteran.

Davidson, G. C., Neale, J. M., & Kring, A. M. (2006). Psikologi Abnormal. PT

Raja Grafindo Persada. Jakarta.

Depkes RI. (2007). Bahan – Bahan Berbahaya Dan Dampaknya Terhadap

Kesehatan Manusia. Sub Proyek Analisis Dampak Kesehatan

Lingkungan, Proyek KesehatanLingkungan Bantuan UNDP INS/91/019.

Jakarta.

Elizabeth, Ari, (2012). Persepsi pasien asma tentang efektivitas senam asma

dalam meminimalkan kejadian ulang serangan asma.

Endarmoko. (2006). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit Asma

Dengan Sikap Penderita Dalam Perawatan Asma Pada Pasien Rawat

Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Skripsi. Ums

Global Initiative For Asma [GINA]. (2006). Global Strategy For Asthma

Management And Prevention.www.ginasthma.org. Diakses Juli 2012

Global Initiative in Asthma (GINA, 2011). Pocket guide for asthma management

and prevension in children. Di akses melalui www.Ginaasthma.org.

Tanggal 10 Februari 2012.

Handayani, S. (2008). Hubungan Antara Penderita Asma Dengan Prestasi

Belajar Anak Sekolah Dasar Di Solo. Skripsi. Surakarta: UNS.

Harahap ikhsanuddin, A. (2006). Terapi oksigen dalam asuhan keperawatan.

http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/3583/1/keperawatan.ikhs

anuddin2.pdf. diakses pada tanggal 17 april 2014

Page 80: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

Hidayat Azis Alimul, Uliyah Musrifatul. (2012). Kebutuhan dasar Manusia Buku

saku Praktikum Edisi revisi. Jakarta. EGC.

Hudoyo. (2008). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit Asma Dengan

Sikap Penderita Dalam Perawatan Asma Pada Pasien Rawat Jalan Di

Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Skripsi. Ums

Ira Setyaningsih, (2013).analisis kualitas pelayanan rumah sakit terhadap pasien

Menggunakan pendekatan lean servperf (lean service danservice

performance)

Katerin, Medison I, Rustam E. (2014). Hubungan Tingkat Pengetahuan Mengenai

Asma Dengan Tingkat Kontrol Asma.

Kowalac. J. (2011). Buku ajar patofisiologi aplikasi pada praktik keperawatan.

Jakarta : ECG

Lewis, S.M, Heitkemper, M.M., Dirken, S.R., O‘Brien, P.G., Bucher, L. (2007).

Medical surgical nursing; assessment and management of clinical

problems. 7th edition. volume 2, Elsevier Saunders 11830, Westline

Industrial Drive. St. Louis Missouri 63146.

Linzer, JF. (2007). Review of asthma: pathophysiology and current treatment

options. Clin Ped Emerg Med;8:87-95

Mansjoer, Arif dkk. (2008). Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta: Media

Aesculapius.

Meiyanti. (2011). Gambaran Pengetahuan Dan Sikap Dalam Mengontrol

Kekambuhan Asma Pada Pasien Asma Bronchial Rawat Jalan Rumah

Sakit Paru Dr. Ario Wirawan Salatiga. Skripsi. Uns

Moylew. P & Hogan. NS. (2006). Grief Theories And Models Applications To

Hospice Nursing Practice. Jurnal Of Hospice And Palliative Nursing

Vol. 10. No. 6

Muttaqin, Arif. (2008). Asuhan Keperawatan Klien dengan Gangguan Sistem

Pernapasan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika.

National Center for Health Statistic. (2008). Current Asthma. USA: Centers for

Disease Control and Prevention. Diperoleh tanggal 1 Maret 2012.

Http://www.cdc.gov/mmwr/preview/mmwrhtml/su6001a18.htm

Ngastiah. (2005). Perawatan Anak Sakit Edisi 2. Jakarta. EGC

Notoatmodjo, S. (2005). Promosi Kesehatan & Aplikasi. Jakarta: Rineka Cipta.

Page 81: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

Notoatmodjo, S. (2007). Pengembangan Sumber Daya Manusia. Jakarta: Rineka

Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Notoatmodjo, S. (2012). Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Jakarta :

Rineka Cipta.

Nursalam. (2011). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu

Keperawatan Pedoman Skripsi, Tesis dan Instrumen Penelitian

Keperawatan, Salemba Medika,Jakarta.

Nursalam. (2014). Managemen Keperawatan Aplikasi Dalampraktik

Keperawatan Professional Edisi 3, Salemba Medika,Jakarta.

Riset Kesehatan Dasar . (2013). Pedoman Pewawancara Petugas Pengumpul

Data. Jakarta: Badan Litbangkes, Depkes Republik Indonesia

Plottel, Claudia S. (2010). 100 Tanya Jawab Mengenai Asma. Edisi ke-2.

Alihbahasa Rizqi Akbar. Jakarta: Indeks.

Polit, DF & Beck, CT. (2006). Essentials Of Nursing Research Methods,

Appraisal, and Utilization, 6thedition, Lippincott Williams &Wilkins,

Philadelphia.

Potter, P.A. & Perry, A.G. (2005). Basic nursing essentials for practice (6 th ed).

Missori: Mosby Elsevica.

Prasetyo, B. (2010). Seputar Masalah Asma. Yogyakarta : Diva Press.

Price, Sylvia & Wilson Lorraine. (2006). Buku Patofisiologi Konsep Klinis

Proses-Proses Penyakit Edisi 6. Jakarta : EGC.

Puspitasari I. (2010). Jadidokter untuk diri sendiri. Yogyakarta : Bentang pustaka

https://books.google.co.id/books?id=ims8gbiWJScC&lpg=PP1&hl=id&

pg=PP1#v=onepage&q&f=false

Ramaiah. (2006). Hubungan Antara Pengetahuan Tentang Penyakit Asma

Dengan Sikap Penderita Dalam Perawatan Asma Pada Pasien Rawat

Jalan Di Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat. Skripsi. Ums

Rogayah R. (2008). Penatalaksanaan asma bronkial prabedah. J Respir Indo

Page 82: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

Rosi aditiyana. (2012). Asuhan keperawatan pemenuhan kebutuhan oksigen pada

Ny. N dengan serangan asma di ruang anggrek1 rsud dr. moewardi

surakarta

Ruth, F. (2007). Fundamental Of Nursing Human Health And Function. Jakarta:

EGC.

Sarafino, E. P., & Smith, T. W. (2011). Health Psychology Biopsychological

Interactions. Jhon Wiley & Sons, Inc.

Setiadi. (2013). Konsep Dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha

Ilmu.

Sugiyono. (2009). MetodelogiPenelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R&D,

Bandung : Alfabeta.

Sugiyono. (2013). Memahami Penelitian Kualitatif.Cetakan

Kedelapan.Alfabeta.Bandung

Suma’mur P.K., 2010. Hygiene Perusahaan dan Kesehatan Kerja, Jakarta: CV.

Haji Masagung.

Sumantri Arif.(2013). Metodelogi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Kencana

Sunaryo. (2005). Psikologi Untuk Keperawatan. Jakarta : EGC.

Sundaru, H. (2007). ASMA : apa dan bagaimana pengobatannya? Edisi IV,

Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia

Suparmi Yulia, dkk. (2008). Panduan Praktik Keperawatan : Kebutuhan Dasar

Manusia. Yogyakarta. PT Intan Sejati

Surjanto, E., Sutanto, Y. S., & Duye, N. (2013). Peran Stres Pada Serangan

Asma. Retrieved Mei 2013, 5, from

http://fk.uns.ac.id/index.php/penelitiandosen/detail/32/peran-stres-pada-

serangan-asma

Sutopo, HB (2006). Metodologi Dasar Teori danTerapannya Dalam Penelitian.

Universitas Negeri Sebelas Maret. Surakarta.

Widodo. (2009). “Penderita Asma di Indonesia Meningkat, ” Tribun News. Senin,

04 Mei 2009,hal1.Tersedia dalam:

http://www.tribunbatam.co.id/index.php?option=com_content&task=vie

w&id= 0366&Itemid=1126 [Diakses pada tanggal 24maret2010]

Page 83: PENGALAMAN PASIEN DENGAN SERANGAN ASMA DI IGD …digilib.stikeskusumahusada.ac.id/files/disk1/26/01-gdl-kurniawana... · pasien dengan serangan asma di IGD RSUD Karanganyar. ... merupakan

Wong, D.L., Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M.L., & Schwartz, P.

(2008). Buku ajar keperawatan pediatric. Jakarta: EGC.

World Health Organization [WHO]. (2013). Asthma.

http://www.who.int/respiratory/asthma/definition/en/index.html diakses

pada 10 April 2013.