Upload
rima-rosalina
View
164
Download
17
Tags:
Embed Size (px)
Citation preview
Teknologi
Sediaan
Semisolida
&Formulasi
Christina Avanti
PUSTAKA
• Ansel H.C., 1985, Introduction to Pharmaceutical Dosage Forms, 4th ed., Lea & Febiger Philadelphia
• Barry B.W. 1983., Dermatological Formulation, Percutaneus Absorbtion, Marcel Dekker Inc., New York.
• Lachman L., Lieberman H.A., Kanig J.L.,1986, The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, 3rd ed., Lea& Febiger Philadelphia
TUJUAN• Memahami konsep-konsep bagaimana
memformulasi sediaan semisolida
• Memahami pembuatan sediaan semisolida atas dasar karakteristik fisikokimia bahan-bahan dan taret organ yang dikehendaki
• Memahami mutu dan kontrol kualitas sediaan semisolida
Penggambaran Skematis Suatu
Obat Baru
PERSYARATAN MUTU SEDIAAN FARMASI
• AMAN
• STABIL
• EFEKTIF
• DAPAT DITERIMA
FAKTOR PENENTU EFEKTIVITAS
• PENCAPAIAN B.O KE TEMPAT KERJA
• B.O DAPAT BEREAKSI DENGAN YANG DITUJU
• B.O SAMPAI KE TARGET ORGAN DALAM KONSENTRASI YANG CUKUP
BENTUK SEDIAAN
• MENGAPA SEDIAAN PERLU DIBERI BENTUK?
1.SITE2.STRUKTUR AKTIF3.DOSIS4.SELF LIFE5.STABILITAS
Penampang Anatomi Kulit
Penampang Anatomi Kulit
Organ target pengobatan pada kulit
• Eksternal pada permukaan kulit
• Stratum korneum
• Epidermis hidup dan epidermis bagian atas
• Kelenjar kulit
• Sirkulasi Sistemik
Absorbtion Mechanism
• Transepidermal Penetration– Intercellular diffusion (less than 1%)– Intracellular diffusion (dominant)
• Transappendageal Penetration– Transecrinal diffusion– Transfolicullar diffusion
Factors That Control Percutaneus AbsorbtionFactors That Control Percutaneus Absorbtion
• Condition of The Skin– Damage and disease, age, temperature,
humidity, skin site, hydration, sex & race,miscellaneous aspect.
• Physicochemical characteristic of the active substance– Molecular modification, partition coefficient,
concentration, molecular size and shape, particel size, polimorphism
• Effects due to the vehicle– Effects of viscosity, pH, Volatillity, Excipients
THE FIVE RIGHTS
• - The right amount
• - of The right medicine
• - in The right dispensing form
• - given at The right time
• - to the Right patient
Formulasi :• Membuat suatu bentuk tertentu menjadi
bentuk lain dengan menambahkan bahan-bahan tambahan sehingga diharapkan sediaan bermutu tinggi
Teknologi :• rekayasa materi (dalam formulasi)• penerapan ilmu pengetahuan
(secara umum)
Hasil pengetahuan tersebut adalah Teknologi
Sediaan
Likuida Semisolida Solida
Tujuan Terapi
Lokal Sistemik
faktor fisiko kimia b.a.faktor metabolikfaktor fisiologik
Bentuk Sediaan
Bentuk Sediaan
Dikendalikan/ MUTU Aman dikontrol Efektif
Dapat diterimaparameter : Stabil :- kestabilan Stabilitas kimia- keamanan Stabilitas fisika- kefektifan Stabilitas farmakologik
Stabilitas mikrobiologik
Stabilitas toksikologik
Menempuh jalur Appearance distribusi panjang Organoleptis
Kemudahan pemakaian
Dipertahankan sampai ke tangan penderita
DOSAGE FORM (S)
SAFETY : Tidak terjadi kenaikan bermakna toksisitasbhn. aktif karena komposisi (incompatible) atau karena proses produksi Struktur mol. tetap (drug/ prodrug)
EFFECTIVITY : Terjadinya reaksi mol strukt. aktif de- ngan reseptor dalam jumlah & waktu yg. telah diperhi-
tungkan. LADME
ACCEPTABILITY : Terjadinya kesesuaian dengan kebu- tuhan/keinginan pemakai (user/ consumer/ customer) .
Bentuk (texture), Penampilan (performance), Norma/ Agama/ Adat, Siap pakai (instant)
STABILITY : Tidak terjadi perubahan bermakna dari se- mua karakteristika sediaan.
Stabilitas Fisika, Stabilitas Kimia, Stabilitas Farmakolo-gik, Stabilitas Mikrobiologik, Stabilitas Toksikologik
Emulsi
Emulsi
Sistem dua fasa dimana satu cairan terdispersi dalam cairan lain dalam bentuk droplets
Sistem heterogen yang mengandung sedikitnya
satu cairan yang tidak tercampur yang terdispersi dengan baik dalam cairan lain dalam bentuk
droplets
Campuran yang tidak stabil secara termodinamik dari dua cairan yang tidak saling campur yang
mengandung fasa ketiga, yaitu emulgator
KLASIFIKASI EMULSI
Berdasar penggunaan• Emulsi untuk penggunaan internal• Emulsi untuk penggunaan eksternal
Berdasar fasa terdispers• Emulsi o/w atau m/a• Emulsi w/o atau a/m• Emulsi amfifilik
EMULSI UNTUK PENGGUNAAN INTERNAL
a. per oral• untuk menyediakan obat-obat berupa minyak
dan aqueous bersama-sama• untuk menutup rasa tidak enak fasa minyak• untuk meningkatkan absorpsi obat-obat tertentu
b. parenteral (i.v.)• untuk pemberian nutrisi minyak berkalori tinggi
dan vitamin-vitamin seperti vit. A dan K
EMULSI UNTUK PENGGUNAAN EKSTERNAL
• dipergunakan secara luas dalam bentuk krim dan lotion
• untuk penggunaan pada kulit dan membran mukosa
• memungkinkan penyebaran yang luas (spreading) pada daerah yang diobati, dapat mudah dicuci, tidak membekas pada pakaian, rupa, bau dan warna yang baik (cosmeticaly acceptable
EMULSI MINYAK DALAM AIR (O/W)
• bila fase terdispersnya nonpolar (minyak) dan medium pendispersnya polar
• dapat campur dengan air• dapat dicuci air• dapat menyerap air• tidak oklusif• tidak berminyak
EMULSI AIR DALAM MINYAK (W/O)
• bila fase terdispersnya polar dan medium pendispersnya minyak
• tidak larut dalam air• tidak dapat dicuci air• dapat menyerap air• oklusif• berminyak
EMULSI AMFIFILIK• tidak terdapat batas yang jelas antara fasa
terdispers dan fasa pendispers
oil in water emulsion water in oil emulsion
KEUNTUNGAN EMULSI
• Estetis• Dispersi bahan aktif• Biaya• Fleksibilitas Formulasi
EMULSIFIKASI
Definisi• Emulsifikasi adalah proses pendispersian suatu
fasa (sebagai droplet) di dalam fasa yang lain, sehingga dihasilkan system dispersi yang secara fisik relatif stabil
• Merupakan persaingan antara proses dispersi dan proses penggabungan droplet
Saat emulsi terbentuk
Pada daerah interfasial dua fasa
Pada satu fasa
Emulgator
Senyawa yang dapat menurunkan tegangan antarmuka, membentuk film pada antarmuka atau teradsorpsi pada
antarmuka
Diperlukan untuk membentuk dispersi dan menjaga stabilitas emulsi
Tipe Emulgator Berdasar asalnya:
Emulgator Alam
Organik
Anorganik
Emulgator sintetik
Sabun alkali
Sabun amina
Ester Asam sulfat
EMULGATOR ALAM
a. Organik• pada umumnya merupakan senyawa karbohidrat
dan turunannya, bersifat anionic dan menghasilkan emulsi tipe o/w
• sebagian bersifat “viscosity enhancer”• sumber nabati : akasia, tragakan, agar, metil
selulosa• sumber hewani : gelatin, woolfat
b. Anorganik• pada umumnya adalah senyawa Ca, Mg dan Al• digunakan untuk pembuatan emulsi w/o• contoh : Mg-trisilikat, Mg-Al-trisilikat, Bentonit
Tragacanth
Methylcellulose
Bentonite
EMULGATOR SINTETIK
a. Sabun alkali• merupakan hasil reaksi alkali hidroksida (NaOH,
KOH, Ca(OH)2 dengan asam lemak bebas• efektif untuk sediaan eksternal• sabun Na dan K pembentuk emulsi o/w• sabun Ca pembentuk emulsi w/o
b. Sabun amina• merupakan hasil reaksi amina dan asam lemak
bebas• pada umumnya amina yang digunakan adalah
TEA dan isopropanolamin
c. Ester asam sulfat• gugus hidrofilik surfaktan dilengkapi dengan
garam dari ester asam sulfat• contoh : Na-lauril sulfat (hidrofil)• lebih stabil terhadap asam/elektrolit dibanding
sabun alkali
EMULGATOR SINTETIK
Tipe EmulgatorBerdasar muatannya:
Emulgator Anionik
Emulgator Kationik
Emulgator Nonionik
Mekanisme Kerja Emulgator
1. Penurunan tegangan antarmuka
2. Pembentukan film antarmuka
3. Pembentukan lapisan ganda listrik
Sistem HLB
W.C. Griffin (1949) :
Mengembangkan sistem HLB untuk menentukan perilaku emulgator
Persamaan :
Nilai HLB = 20 [1 – S/A]
atau
Nilai HLB = (E+P)/5
Nilai HLB dan Tipe Emulsi yang terbentuk
Nilai HLB
< 3
3-8
8-15
>16
Tipe emulsi
Tidak ada
w/o
o/w
solubilisasi
Sistem HLB
Sistem HLB digunakan untuk keseimbangan hidrofilik dan lipofilik dari suatu emulgator
Tiap minyak mempunyai 2 macam nilai HLB butuh yang berbeda
Keuntungan sistem HLB
Digunakan untuk memperkirakan nilai HLB dari suatu campuran emulgator
Merupakan indikator yang baik untuk memperkirakan tipe emulsi yang terbentuk
Kelemahan sistem HLB
Bukan indikator kuantitas emulgator, hanya merupakan indikator kualitas
Nilai HLB berhubungan dengan solubilitas, oleh karena itu nilai juga
dipengaruhi oleh temperatur
Sangat bervariasinya HLB butuh minyak dapat mempersulit formulator
Stabilitas Emulsi
Tergantung pada beberapa faktor :
1. Ukuran partikel
2. Perbedaan densitas kedua fasa
3. Viskositas fasa pendispers
4. Muatan partikel
5. Sifat, efektivitas, jumlah emulgator
6. Kondisi penyimpanan, suhu, agitasi/vibrasi
7. Penguapan/pengenceran selama penyimpanan
8. Kontaminasi pertumbuhan mikroba
Ketidakstabilan Emulsi
1. Flokulasi dan creaming
2. Koalesensi dan breaking
3. Inversi fasa
4. Perusakan oleh mikroorganisme
5. Perubahan fisika-kimia lain
Flokulasi dan creaming
Flokulasi adalah proses bergabungnya droplets membentuk massa yang lebih
besar (flokulat)
Creaming adalah naik atau turunnya flokulat dan membentuk lapisan pekat
pada permukaan atau pada dasar emulsi
Creaming dan sedimentasi
Creaming adalah terjadinya pemisahan dimana flokulat fasa terdispers berada di permukaan
sistemSedimentasi adalah terjadinya pemisahan dimana
flokulat fasa terdispers berada di bagian bawah sistem emulsi
Pencegahan Creaming : reduksi ukuran droplets dan peningkatan viskositas emulsi
Hukum Stoke
2 r2 (0 - 1) g =
9
= laju sedimentasi/creaming dropletr = jari-jari droplet
0= densitas fasa terdispers
1= densitas medium pendispersg = percepatan gravitasi = viskositas medium pendispers
Hubungan Persamaan London-Van der Waals dengan Hukum Stoke
Peningkatan
Efek terhadap Gaya London-
Van der Waals
Efek terhadap laju
sedimentasi dan creaming
Efek terhadap stabilitas
emulsi
Ukuran droplet fasa terdispers
meningkat meningkat menurun
Perbedaan densitas kedua fasa
- meningkat menurun
Viskositas fasa pendispers
- menurun meningkat
Koalesensi dan breaking
Koalesensi merupakan proses bergabungnya droplet yang akan diikuti dengan breaking, yaitu pemisahan fasa terdispers dan fasa pendispers yang bersifat ireversibel.
Pemisahan ini tidak dapat distabilkan kembali karena lapisan emulgator yang mengelilingi droplets sudah hancur
Inversi fasa
Inversi fasa (pembalikan fasa) adalah proses perubahan fungsi fasa terdispers menjadi fasa pendispers
Penyebab: • penambahan bahan yang dapat
mengubah polaritas emulgator • persentase fase internal yang terlalu besar
Perusakan oleh mikroorganisme
Mikroorganisme
»dekomposisi emulgator »koalesensi dan breaking»kontaminasi fasa air »fasa minyak tengik »kerusakan vitamin-vitamin
Pencegahan:penambahan pengawet fungistatik
Perubahan fisika-kimia lain
Cahaya
perubahan suhu yang ekstrim
oksidasi
hidrolisa
Pembekuan dan pelelehan
perubahan-perubahan karakteristik fisikokimia emulsi.
Peningkatan Stabilitas Emulsi
Peningkatan stabilitas emulsi dengan pemberian muatan ionik
Penguatan antarmuka emulsi secara
mekanis
Penguatan antarmuka emulsi secara mekanis
• Serbuk sebagai peningkat stabilitas emulsi
• Polimer sebagai peningkat stabilitas emulsi
• Surfaktan nonionik sebagai peningkat stabilitas emulsi
PEMBUATAN EMULSI
Energi Pembentukan =
energi kimia + energi mekanis
Energi kimia = emulgator
Energi mekanis = pengadukan/pengocokan
METODE PEMBUATAN EMULSI
Menurut Becher :1. Metode emulgator dalam air2. Metode emulgator dalam minyak
(The Continental method)
3. Metode in situ (metode sabun)4. Metode penambahan alternatif
(The English Method)
Metode lain :5. Metode botol (The Bottle Method)
6. Metode Beaker (The Beaker Method)
EMULSATOR
DefinisiEmulsator adalah berbagai peralatan yang digunakan untuk proses pembuatan emulsi
Emulsator meliputi :1. Pengaduk (agitator)2. Homogenizer3. Colloid Mill4. Ultrasonifier
EVALUASI EMULSI DAN KRIM
1. Penentuan tipe emulsi
2. Analisis ukuran droplet
3. Penentuan viskositas dan sifat alir
4. Pengaruh waktu dan temperatur
5. Pengaruh sentrifugasi
PENENTUAN TIPE EMULSI
1. Pengenceran (drop dilution test)2. Konduktivitas (electrical conductivity test)3. Kelarutan zat warna (dye solubility test)4. Fluoresensi5. Pembasahan kertas saring (filter paper test)6. Metode lain, seperti tipe emulgator dan
fenomena creaming
ANALISIS UKURAN
DROPLET
1. pengukuran diameter droplet menggunakan mikroskop
2. pengukuran diameter droplet menggunakan electronic counter
3. pengukuran volume droplet
KONSISTENSI, VISKOSITAS
DAN SIFAT ALIR 1. konsistensi : penetrometer
2. viskositas dan sifat alir : viscometer banyak titik (multipoint instrument), seperti cone and plate dan rotoviskometer
3. shelf life sediaan : pengukuran viskositas selama selang waktu tertentu (0,04 – 400 hari)
PENGARUH WAKTU DAN TEMPERATUR
Untuk memprediksi shelf life emulsi Cara : menyimpan produk selama waktu tertentu pada temperatur di atas temperatur kamar
Efek temperatur :
Perubahan viskositas, partisi emulgator, inversi fasa, kristalisasi senyawa lipid tertentu, perubahan laju koalesensi/creaming
pemanasan percepatan laju koalesensi/creaming penurunan viskositas
pendinginan kristalisasi lipid
PENGARUH SENTRIFUGASI
Untuk memprediksi shelf life pada temperatur kamar
Cara : sentrifugasi 3750 rpm dalam
tabung sentrifugasi setinggi 10 cm selama 5 jam
Klasifikasi sediaan semisolida
• krim
• Gel
• salep
• pasta
Krim
sediaan semisolida yang viscous, biasanya merupakan emulsi minyak
dalam air atau emulsi air dalam minyak
Kegunaan Krim
• pembawa larutan atau dispersi bahan aktif pada kulit
• mengaplikasikan larutan atau dispersi bahan aktif pada kulit untuk tujuan terapetik atau profilaksi dimana tidak diperlukan efek oklusi yang tinggi
• mendapatkan efek emolien, pendinginan dan pelembaban pada kulit
GEL
sediaan semisolida atau solida yang transparan (tembus
pandang) atau translucent (tembus cahaya) mengandung
larutan atau dispersi dari satu atau lebih sediaan aktif dalam
pembawa hidrofilik atau hidrofobik
Karakteristik Krim
• merupakan sistem non Newtonian
• Sifat alir seringkali pseudoplastik
• mempunyai yield value yang rendah
• Viskositas dan sifat alir dapat berubah oleh proses homogenisasi
• Aliran dapat meningkat selama dioleskan pada kulit
GEL
• dibuat dengan bahan pembentuk gel yang sesuai
• mempunyai sifat alir pseudoplastik dengan yield value yang relatif tinggi dan viskositas rendah
• dibentuk oleh polimer sintetik maupun semisintetik dengan rantai silang yang berderajat tinggi
• biasanya tidak berlemak
Salep
Sediaan setengah padat yang ditujukan untuk dilekatkan pada kulit atau membran mukosa, biasanya merupakan larutan atau dispersi dari satu atau lebih bahan aktif dalam basis non-aqueous
Basis salep biasanya anhydrous, mengandung lemak-lemak, minyak-minyak, dan lilin yang berasal dari hewan, tumbuhan atupun mineral
Salep
Basis Salep Ideal • tidak boleh mengakibatkan iritasi atau sensitisasi
kulit • tidak memperpanjang waktu penyembuhan luka • halus, inert, tidak berbau • stabil secara fisika dan kimia• dapat tercampurkan dengan kulit atau bahan
aktif.
Pasta
Sediaan semisolida yang lebih halus dibanding salep dan digunakan terutama
sebagai absorben, antiseptik, proteksi atau untuk menyejukkan permukaan kulit yang
rusak, biasanya mengandung serbuk halus dengan konsetrasi 20% hingga 60% yang
terdispersi dalam pembawa hidrokarbon atau basis campur air
• NEW Cosmetic science
• Cosmetic science and technology
• Handbook of cosmetic science and technology
• HARRY’S COSMETOLOGY
• COSMECEUTICALS: DRUG VS COSMETIC