Semester 6. Reproduksi. Tugas Elearning_mery Priska_131111063

Embed Size (px)

DESCRIPTION

resume

Citation preview

Nama: Mery Priska NapitupuluKelas: A-1NIM: 131111063

TUGAS 1ALOPECIA

Gambar 1. Alopecia (American Osteopathic College of Dermatology)

Istilah untuk rambut rontok adalah effluvium, dan menghasilkan kondisi yang disebut alopecia atau kebotakan. Alopesia merupakan hal yang umum, ditandai dengan kehilangan rambut yang signifikan atau tidak adanya rambut sehingga akan mempengaruhi kulit kepala atau bagian kulit lain yang normalnya ditumbuhi rambut. Pada individu yang sehat, lepasnya rambut telogen 50 sampai 100 helai perhari merupakan hal yang normal (Jane M. Thompson, dkk, 2003). Berdasarkan lokasinya alopesia dapat diklasifikasikan menjadi tiga jenis, yaitu alopesia totalis (kehilangan rambut kepala menyeluruh), alopesia areata (bercak lokalisata), alopesia universalis (kehilangan rambut tubuh yang menyeluruh)(Jane M. Thompson, dkk, 2003)(Scott Kahan,dkk, 2009).Dua bentuk umum kebotakan (alopecia) adalah scarring (cicatricial) dan nonscarring (tidak ada pembentukan jaringan parut) baik yang terlokalisir (localized) maupun yang menyebar (diffused).

Nonscarring alopecia Lebih sering terjadi dan dicirikan dengan tidak adanya tanda inflamasi yang terlihat pada daerah kulit yang terlibat dan masih memberikan harapan pertumbuhan rambut. Penyebab tersering nonscarring alopecia antara lain Telogen effluvium, Androgenetic alopecia, Alopecia areata, Tinea capitis, dan Traumatic alopecia.

Gambar 2. Alopecia Non Scarring(Medscape.com)

Kasus kerontokan 95% disebabkan oleh androgenetic alopecia, dimana 50% terjadi pada pria berusia 50 tahun dan 40% tampak pada wanita menopause (Putu Diah Pratiwi, dkk, 2013)

Scarring alopecia Disebabkan karena berbagai kondisi dermatologis yang juga menyebabkan kulit glabrous (tidak berambut), dan seringkali berkaitan dengan fibrosis, inflamasi, dan hilangnya folikel rambut. Scarring hair loss terkadang menjadi sulit untuk didiagnosa dengan benar (Scott Kahan,dkk, 2009).

Gambar 3. Alopecia Scarring(Medscape.com)

Banyak faktor yang menyebabkan terjadinya alopesia, diantaranya adalah abormalitas batang rambut sehingga rambut mudah putus, kelainan kreatinisasi kongenital yang menyebabkan kelainan pembentukan batang rambut, kelainan endokrin serta penyakit sistemik yang mempengaruhi pertumbuhan rambut, serta faktor mekanik seperti mengeriting, proses peradangan, dan berbagai penyakit lain yang berdampak langsung pada folikel rambut (Jane M. Thompson, dkk, 2003).

Manifestasi KlinisPenyebabTipeGejala Patologi

AreataNon scarring;terlokalisasiatau generalTerjadi pada bagian tubuh manapun; disertai dengan adanya kejadian serupa dikeluarga; kulit lembut, halus, tidak terjadi inflamasi; satu atau beberapa area yang botak; botak secara tiba-tiba; pertumbuhan kembali dapat terjadi dengan baik, rambut tipis;Inflamasi menginfiltrasi sekitar hair bulb; retraksi di rambut anagen; kreatinisasi abnormal; kehilangan melanin dan melanocytes

AndrogenicNon scarring;berpolaTerjadi pada kulit kepala; pada laki-laki kebotakan terdapat pada bagian frontal dan temporal; pada wanita terjadi penipisan yang mengelilingi vertex; mild, parah, atau complete loss; adanya sifat cenderung herediterAndrogen mengakibatkan folikel rambut menjadi lebih kecil ukurannya; rambut terminal tidak lagi terbentuk; sebagian besar folikel rambut menghilang

Mechanical dan ChemicalNon scarring;localizedAkut atau kronik; disebabkan karena prosedur hair dressing atau kebiasaan menarik rambut; pada bagian kulit mungkin terdapat trauma akibat kepangan yang terlalu ketat atau akibat alat pengeriting rambutTrauma pada batang rambut; terlokalisasi breakage of hair

Telogen effluviumNon scarring;diffuseTerjadi pada minggu ke 6 hingga minggu ke 16 setelah episode pencetus; rambut rontok terlihat saat sedang keramas atau menyisir rambut; terjadi ketika penipisan menyebar; faktor pencetus umumnya adalah kehamilan, terapi hormon, stress, pembedahan, demam, dan penyakitPeningkatan presentase rambut pada fase istirahat dan sesudah bercukur

Obat-obatanNon scarring; diffuseDisebabkan oleh obat antimiotik (kerontokan rambut fase anagen) atau oleh karena kontrasepsi oral, antikoagulan, propanolol (kerontokan fase telogen); biasanya bersifat sementaraObat antimiotik menyebabkan penurunan mitosis dan penurunan jumlah rambut anagen; konstriksi batang rambut; menyebabkan peningkatan persentase rambut pada fase telogen dan sesudah bercukur

ScarringScarringAkibat penyakit sistemik seperti lupus erythematosus, scleroderma, lichen planus, foliculitis decalvans; tidak terjadi pertumbuhan kembaliFolikel hancur akibat proses infeksi atau pembentukan jaringan parut

HIRSUTISME

Gambar 4. Hirsutisme(http://www.women-health-info.com/)

Hirsutisme adalah istilah yang digunakan saat wanita mengalami pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wajah dan tubuh yang biasanya hanya terjadi pada laki-laki (British Skin Foundation).Meskipun istilah hirsutisme dan hipertrikosis sering digunakan secara bergantian, hipertrikosis sebenarnya mengacu pada rambut yang berlebihan (terminal atau vellus) di daerah yang tidak bergantung pada androgen.Apakah seorang pasien mengalami hirsutisme sering sulit dinilai karena pertumbuhan rambut bervariasi di antara wanita secara individu dan antar kelompok etnis.Androgen sering dianggap sebagai 'hormon laki-laki', tetapi pada kenyataannya, baik pria maupun wanita memiliki hormon androgen, hanya saja pada laki-laki jumlahnya lebih besar daripada wanita. Testosteron adalah androgen yang paling dikenal, namun ada beberapa jenis lain. Hirsutisme dapat disebabkan oleh kadar androgen yang abnormal, atau karena folikel rambut menjadi lebih sensitif dari biasanya walaupun tingkat androgen normal (British Skin Foundation).Sekelompok minoritas kecil perempuan dengan hirsutisme menunjukkan adanya produksi androgen yang berlebih (androgenic) dan kadang-kadang hal ini disebabkan oleh kondisi medis yang mendasari. Selain itu, beberapa obat-obatan dapat menyebabkan hirsutisme, termasuk hormon, steroid anabolik, dan pil kontrasepsi yang terkadang berbentuk oral (British Skin Foundation).Kenyataannya sebagian besar wanita dengan hirsutisme bahkan tidak memiliki masalah ketidakseimbangan hormon atau kondisi medis yang mendasari. Constitutional hirsutism adalah istilah yang digunakan pada wanita yang terkena hirsutisme namun tidak terdeteksi memiliki kelainan endokrin. Hal ini diduga disebabkan oleh peningkatan respon end-organ pada tingkat normal plasma androgen dan sering bersifat familial (Basil M Hantash, MD, dkk, 2013)Perkembangan rambut pada wajah atau tubuh pada banyak wanita terjadi secara bertahap ketika usia mereka bertambah, terutama setelah menopause. Hanya sedikit yang menyadari betapa umum ini - tapi setidaknya 25 % dari wanita paruh baya yang normal menghilangkan rambut wajah yang tidak diinginkan. Selain itu, perempuan dari latar belakang etnis yang berbeda memiliki pola yang berbeda dari pertumbuhan rambut, dimana wanita dianggap normal walau memiliki rambut pada daerah wajah, puting atau perut (British Skin Foundation).

Manifestasi klinis (Menurut National Health Service, United Kingdom)Hirsutisme menyebabkan pertumbuhan rambut yang berlebihan pada wanita. Rambut biasanya lebih tebal dan gelap daripada halus terang.Pasien mungkin memiliki rambut berlebih pada: bibir atas rahang bawah (dagu) leher dada perut (garis dari pusar hingga ke rambut daerah kemaluan) anal dan area genital bagian depan paha (bagian atas kaki Anda)

Selain jumlah rambut yang berlebihan, mungkin juga ditemukan gejala lain, seperti: kulit berminyak jerawat alopecia garis rambut surut sekitar depan rambut Anda sebuah pembesaran klitoris (benjolan lunak kecil di depan pintu masuk ke vagina) perubahan suara, seperti suara yang lebih dalam

PatofisiologiHirsutisme terjadi sebagai akibat dari peningkatan aktivitas androgen atau karena folikel rambut yang lebih sensitif terhadap kadar androgen normal. Oleh karena itu, peningkatan pertumbuhan rambut sering diamati pada pasien dengan gangguan endokrin ditandai dengan hiperandrogenisme, yang mungkin disebabkan oleh kelainan ovarium atau kelenjar adrenal (Basil M Hantash, MD, dkk, 2013).Mekanisme fisiologis yang diusulkan untuk aktivitas androgenik terdiri dari 3 tahapan sebagai berikut: 1. Produksi androgen oleh adrenal dan ovarium 2. Transportasi androgen dalam darah melalui protein carrier (terutama sex-hormone-binding globulin [SHBG])3. Modifikasi intraseluler dan pengikatan dengan reseptor androgen Singkatnya, kelebihan produksi androgen akan meningkatkan konversi perifer dari androgen, menurunkan metabolisme, dan meningkatkan pengikatan reseptor, masing-masing, menjadi potensi penyebab hirsutisme. Pada sirkulasi testosteron untuk memberi efek stimulasi pada folikel rambut, terlebih dahulu harus diubah menjadi follicle-aktif metabolit yang lebih kuat yaitu dihidrotestosteron. Enzim, 5-alpha-reductase, yang ditemukan dalam folikel rambut bertugas melakukan konversi ini. Kelebihan produksi androgen menghasilkan peningkatan ukuran folikel rambut, diameter serat rambut, dan durasi waktu folikel rambut lebih lama di fase anagen (pertumbuhan). Selain perubahan dalam kualitas rambut dan volume, kulit menjadi lebih berminyak dan rambut dapat terjadi akibat sekresi androgen berlebih. Distribusi rambut pada wanita dengan kadar androgen tinggi juga terganggu. Pertumbuhan rambut yang berlebihan terjadi di daerah-daerah sensitif androgen, tapi rambut rontok terjadi pada kulit kepala (Basil M Hantash, MD, dkk, 2013).Tingkat keparahan hirsutisme tidak berkorelasi langsung dengan tingkat peningkatan androgen yang besikulasi karena adanya perbedaan pada individu dalam konversi ke 5-alpha-reductase dan sensitivitas androgen folikel rambut. Testosteron merangsang pertumbuhan rambut, meningkatkan ukuran dan mengintensifkan pigmentasi rambut. Estrogen bertindak sebaliknya, memperlambat pertumbuhan rambut dan memproduksinya menjadi lebih halus, rambut lebih ringan. Progesteron memiliki efek minimal terhadap pertumbuhan rambut. Jumlah testosteron bebasyang merupakan androgen biologis aktif, setelah dikonversi menjadi dihidrotestosteron, menyebabkan pertumbuhan rambut -yang diatur oleh SHBG. Tingkat dari SHBG yang lebih rendah akanmeningkatkan ketersediaan testosteron bebas. Tingkat SHBG menurun sebagai reaksi terhadap hal-hal berikut: Androgen eksogen Gangguan tertentu yang mempengaruhi tingkat androgen, seperti sindrom ovarium polikistik (PCOS) Bawaan atau delayed-onset hiperplasia adrenal Cushing syndrome Obsitas Hiperinsulinemia Hiperprolactinemia Growth hormon yang berlebih Hipotiroid

Sebaliknya, tingkat SHBG meningkat seiring dengan tingkat estrogen yang lebih tinggi, seperti tingkat yang terjadi selama terapi kontrasepsi oral. Resultan peningkatan kadar SHBG menurunkan aktivitas sirkulasi testosteron (Basil M Hantash, MD, dkk, 2013).

TUGAS 2

Struktur yang kita kenal sebagai kuku dibagi menjadi enam bagian tertentu yaitu akar, kuku, lempeng kuku, eponychium (kutikula), perionychium, dan hyponychium. Masing-masing struktur ini memiliki fungsi tertentu, dan jika terganggu dapat mengakibatkan munculnya kuku yang abnormal (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Akar Kuku / MatrixAkar kuku juga dikenal sebagai matriks germinal. Bagian kuku ini sebenarnya berada di bawah kulit di belakang kuku dan memanjang beberapa milimeter ke dalam jari. Akar kuku menghasilkan sebagian besar volume kuku dan lempeng kuku. Keratin kuku terbentuk di sini. Matriks kuku terdiri dari syaraf, pembuluh kelenjar limpa dan pembuluh darah yang berfungsi penting untuk pemberian gizi bagi kuku jari. Namun, bagian ini tidak memiliki melanosit, atau melanin yang memproduksi sel-sel. Sel kuku membelah di matriks kuku, memperpanjang lempeng kuku dan mendorongnya hingga ke depan. Tepi dari matriks germinal memiliki struktur yang berbentuk bulan sabit bewarna putih yang disebut lunula (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Dasar Kuku / Nail BedDasar kuku merupakan bagian dari matriks kuku yang disebut matriks steril. Bagian ini merupakan jaringan jari yang berda di bawah lempeng kuku, memanjang dari tepi matriks germinal, atau lunula, sampai ke hyponychium. Dasar kuku berisi pembuluh darah yang menyalurkan gizi ke kuku, saraf, dan melanosit, atau melanin yang memproduksi sel-sel. Dasar kuku tidak berperan dalam pertumbuhan kuku. Dengan terbentuknya keratin di matriks kuku, zat ini terdorong ke dalam dasar kuku dan mengeras serta membentuk lempeng kuku yang tampak di bagian luar (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Lempeng Kuku / Nail PlateLempeng kuku adalah kuku yang sebenarnya, terbuat dari keratin translucent. Penampilan merah muda kuku berasal dari pembuluh darah di bawah kuku. Permukaan di bawah lempeng kuku memiliki alur sepanjang kuku yang membantu mengalirkan hingga ke kuku, namun lempeng kuku bukan jaringan hidup, tidak berisi saraf atau pembuluh darah seperti yang terdapat di dasar kuku. Nail plate berfungsi sebagai protective plate (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Kutikula Kutikula kuku disebut juga eponychium. Kutikula terletak di antara kulit jari dan lempeng kuku, menggabungkan kedua struktur tersebut, dan membentuk bingkai di sekitar pangkal kuku untuk melindungi matrik kuku dengan jaringannya yang halus berserta sel-sel yang berada di bawah lempeng kuku. Kutikula berfungsi sebagai barrier yang tahan air, melindungi kuku dari kotoran, mikroorganisme dan bakteri yang dapat merusak matriks dan lempeng kuku (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Perionychium Perioncyhium adalah kulit yang menutupi lempeng kuku di sisi-sisinya. Lebih sering dikenal sebagai tepi paronychial. Perionychium menjadi lokasi terjadinya hangnails, kuku yang tumbuh ke dalam (ingrown nails), dan suatu infeksi pada kulit yang disebut paronychia. Perionnychium memberikan kontribusi untuk stabilitas kuku dan kepatenannya terhadap ujung jari (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

Hyponychium Hyponychium adalah area antara lempeng kuku dan ujung jari. Merupakan persimpangan antara ujung kuku dan kulit ujung jari, juga berfungsi sebagai barrier tahan air (Leigh Toselli, 2005) (Heather Brannon, MD, 2014).

TUGAS 3

PADA RAMBUT1. Health Education untuk membantu menjaga kesehatan rambut dan meminimalkan kerontokan rambut : Mencukupi kebutuhan makanan bergizi seimbang. Tangani rambut dengan lembut. Bila mungkin, biarkan rambut kering secara alami. Hindari gaya rambut yang ketat, seperti kepang, disanggul atau ekor kuda. Hindari memuntir, menggosok atau menarik rambut. Periksa dengan ahli perawatan rambut tentang gaya rambut atau teknik yang dapat membantu mengurangi efek botak. Memakai produk rambut yang sesuai dengan jenis rambut baik shampoo maupun kondisioner Menyisir rambut dengan benar dan tidak dalam keadaan basah, gunakan sisir bergigi jarang bila perlu Mencukupi kebutuhan air putih setiap hari Berhenti merokok Menggunakan vitamin atau serum penguat rambut bila perlu Hindari membakar rambut, misalnya dengan alat pengeriting dan pelurus rambut

2. Ramuan Tradisionala) Air teh kental Didiamkan selama semalam, gunakan keesokkan harinya untuk membasahi kulit kepala sambil dipijat secara merata dan biarkan beberapa saat, lalu bilas. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.

b) KemiriAmbil kemiri secukupnya, lalu cuci hingga bersih, setelah itu kemiri ditumbuk hingga halus. Tambahkan air secukupnya kemudian direbus hingga keluar minyaknya.Pemakaian : Oleskan minyak kemiri pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering, lakukan secara teratur 2 kali seminggu.

c) Jeruk nipisSatu buah jeruk nipis diambil airnya, oleskan air jeruk nipis tersebut pada kulit kepala hingga merata. Setelah agak kering, oleskan juga kuning telur ayam pada kulit kepala hingga merata. Kepala dibalut dengan handuk selama semalam. Keesokan harinya dikeramas hingga bersih.Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

d) Cabai rawitRendam Cabai rawit secukupnya dengan alkohol 75 % selama 14 hari, airnya dioleskan pada kulit kepala. Lakukan setiap hari.Pemakaian : secara teratur 2 kali sehari.

e) Seledri Seledri beserta tangkai secukupnya, dicuci bersih, lalu haluskan.Pemakaian : Oleskan ke kulit kepala sambil dipijat-pijat. Lakukan setiap hari

f) Daun pareDaun pare segar secukupnya dicuci bersih , haluskan, lalu peras.Pemakaian : Gunakan airnya untuk keramas dan biarkan selama 30 menit, lalu bilas hingga bersih.

g) Lidah buayaKupas daun lidah buayaPemakaian : Gosokkan di kepala sampai merata dan biarkan selama beberapa jam, lalu bilas hingga bersih. Lakukan secara teratur 3 kali seminggu.

h) Daun waruSiapkan 10 lembar daun waru muda yang segar, segenggam daun urang-aring, 5 lembar daun mangkokan, 1 lembar daun pandan, 10 kuntum bunga melati, dan 1 kuntum bunga mawar. Setelah disiapkan cuci bersih bahan, potong-potong, masukkan ke dalam panci, tambahkan cangkir minyak kelapa dan cangkir minyak wijen, lalu panaskan sampai mendidih. Setelah dingin, saring.Pemakaian : Oleskan di kulit kepala sambil dipijit-pijit. Lakukan pada malam hari sebelum tidur dan esok paginya rambut dikeramas. Lakukan 2-3 kali seminggu.

PADA KUKU

SECARA UMUMHealth education untuk mencegah infeksi pada kuku: Hindari menggigit kuku Memakai sarung tangan karet jika hendak memegang benda atau melakukan pekerjaan yang berpotensi menimbulkan trauma Kontrol penyakit kronis, misalnya diabetes Sering mencuci tangan, terutama setelah bekerja di tanah, pertukangan, atau pekerjaan yang menyebabkan tangan menjadi kotor dan memiliki potensi untuk terluka atau tergores Selalu rutin memotong kuku, mengikuti bentuk lingkar ujung jari. Hindari memotong kuku terlalu pendek dan melukai ujung jaringan lunak pada jari. Bagi yang bekerja di bawah sinar matahari terik dan cenderung berkeringat pada kaki, kenakan kaus kaki yang berbahan katun, dan sepatu jangan terlalu sempit. Pada saat jam istirahat, buka sepatu untuk memberi kesempatan kaki terbebas dari udara lembab. Bila membersihkan kuku jangan menngorek- korek dengan alat yang tidak bersih hingga ujung bagian bawah kuku ke dalam, bila luka dan lembab berpotensi menjadi sarang yang baik untuk kuman maupun jamur kuku berkembang. Tidak membiasakan diri pinjam atau meminjamkan sepatu pada teman terutama bila mengalami jamur kuku maupun infeksi kuku lainnya. Mencukupi kebutuhan vitamin A, B dan kalsium untuk tubuh dengan asupan sumber makanan yang sehat dari bahan bahan alami buah dan sayuran segar

INFEKSI JAMUR PADA KUKU (ONIKOMIKOSIS)Terapi Komplementer/Pengobatan secara Tradisional:1. LengkuasDengan menggunakan 1 rimpang lengkuas, lalu dicuci sampai bersih, kemudian iris dan gosokkan pada kuku yang terkena jamur, lakukan secara rutin setiap malam sebelum tidur.2. AlkoholRendam kuku dalam air hangat dengan beberapa tetes disinfektan selama lima menit atau lebih. Angkat dan lap kering benar. Sekarang rendam kuku yang terinfeksi dalam alkohol gosok selama dua puluh menit benar-benar kering. Lakukan ini dua kali sehari pagi dan sebelum tidur. 3. Minyak Pohon Teh AustraliaMinyak pohon teh merupakan ekstrak dari daun alternifolia Melaleuca, tanaman Australia. Ini merupakan agen anti-jamur kuat. Ini juga merupakan solusi antiseptik yang baik digunakan dalam tubuh untuk infeksi kulit yang parah. 4. Minyak Lavender Minyak lavender juga sangat efektif karena memiliki sifat penyembuhan. Hal ini dapat digunakan dengan minyak esensial teh. Sebuah kapas diolesi dengan kombinasi dari kedua minyak harus diterapkan pada kuku yang terkena dampak pada semua sisi dan di bawah kuku atas, dua kali atau tiga kali sehari.5. Minyak Zaitun Minyak zaitun juga sangat baik dan tidak hanya untuk diambil secara internal. Jika dikombinasikan dengan minyak pohon teh Esensial dan diterapkan pada kuku yang terkena, ia menusuk jauh ke dalam dan di bawah kuku dan menghilangkan infeksi dengan membunuh jamur. Ini harus diterapkan untuk jangka waktu 15 hari.

INFEKSI JAMUR DERMATOFITOSIS (TINEA UNGUIUM)

Pengobatan Tradisionala) Rimpang lengkuas yang dicuci sampai bersih, belah dan gosokkan pada kulit atau kuku yang terkena jamur.b) Minyak teh (tea tree oil)c) Minyak pohon teh merupakan antiseptic dan fungisida alami kuat yang bisa melawan infeksi jamur.

SUMBER:American Osteopathic College of Dermatology, Alopecia. Tersedia pada : www.aocd.org/. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pk 14.00 WIBArmini, Ni Ketut Alit. 2011. E.Learning Penanganan Masalah Sistem Integumen (Kulit, Rambut, Kuku). Hal 15-40 Brannon, Heather, MD. 2014. Nail Anatomy. Tersedia pada : dermatology.about.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pk 12.00 WIBBritish Skin Foundation. Tersedia pada : www.britishskinfoundation.org.uk. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pk 13.00 WIBDavey, Patrick. 2013. Medicine et a Glance. Blackwell Publishing LtdHantash, Basil M, dkk. 2013. Dermatologic Manifestations of Hirsutism. Medscape JournalKahan, Scott, dkk. 2009. In A Page. Lippincott Williams & WilkinsNational Health Service. Tersedia pada : www.nhs.uk/. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pk 13.00 WIBPratiwi, Putu Diah, dkk. 2013. Peranan Estrogen pada Wanita dengan Alopecia Androgenetik. Fakultas Kedokteran Universitas UdayanaThompson, Jane, dkk. 2003. Clinical Nursing. California: MosbyToselli, Leigh. 2005. Panduan Lengkap Manikur & Pedikur. United Kingdom: New Hollan Publisher Ltdwomen-health-info.com. Diakses tanggal 18 Mei 2014 pk 14.00 WIB