29
SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl TENTANG TEOLOGI SOSIAL EKA DARMAPUTERA SKRIPSI Diajukan kepada Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh GelarSarjana Teologi Oleh Josua Jevintri Sengge 1011211096 0037422 Jakarta 2016 PERPUSTAKAAN

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

  • Upload
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG

STUDl TENTANG TEOLOGI SOSIAL EKA DARMAPUTERA

SKRIPSI

Diajukan kepadaSekolah Tinggi Teologi Amanat AgungUntuk Memenuhi Sebagian PersyaratanGuna Memperoleh GelarSarjana Teologi

Oleh

Josua Jevintri Sengge

1011211096

0037422

Jakarta2016

PERPUSTAKAAN

Page 2: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

SEKOLAH TINGGl TEOLOGi AMANATAGUNG

JAKARTA

Ketua Sekolah Tinggi Teologi Amanat Agung menyatakan bahwa skripsi yangberjudul STUDI TENTANG TEOLOGI SOSIAL EKA DARMAPUTERA dinyatakan iuiussetelah diuji oleh Tim Dosea Penguji pada tanggal 9 Agustus 2016.

Dosen penguji

1. Fandy Tanujaya, B.Bus., Th.M.

la Tangan

2. Ir. Johan Djuandy, Th.M.

3. Surif, D.Th.

Jakarta, yAgustus 201^

Andrea

Ketfua

Page 3: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISME

Saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan dengan sebenarnyabahwa skripsi yang berjudul STUDl TENTANG TEOLOGI SOSIAL ERADARMAPUTERA, sepenuhnya adalah basil karya tubs saya sendiri dan bebasplagiarisme.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa saya telah melakukan tindakanplagiarisme dalam penulisan skripsi ini, saya akan bertanggungjawab dan siapmenerima sanksi apapun yang dijatuhkan oleh Sekolah Tinggi Teologi AmanatAgung.

Jakarta, 9 Agustus 2016— '~«TeRAi: (,.%,)MPE 'iL, Yw

—"K-

.DF754764342

, —w-itBURUPlAK —V—

Josuajevintri SenggeNIM: 1011211096

Page 4: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

ABSTRAK

SEKOLAH TINGGITEOLOGI AMANATAGUNG

JAKARTA

(A) josua jevintri Sengge (1011211096)

(B) STUDI TENTANG TEOLOGI SOSIAL EKA DARMAPUTERA

(C) vi + 113 him; 2016

(D) Teologi/Kependetaan

(E) Skripsi ini membahas tentang pemikiran Teologi Sosial Eka Darmaputera di

dalam meresponi konteks sosial pada masa rezim Orde Baru. Eka

memperllhatkan bahwa salah satu cara meresponi tiga masalah sosial utama

pada waktu itu, seperti nation-building, stabilitas politik dan pembangunan

ekonomi di Indonesia adalah dengan cara menegakan Pancasila. la melihat

bahwa Pancasila sebagai ideologi bangsa adalah "jalan" terbaik bagi

transformasi sosial Indonesia. Sembari berjalan dengan proyek

pembangunan nasional oleh Orde Baru, maka, setiap usaha pembangunan

harus diarahkan kepada tujuan pengamalan Pancasila. Menurut Eka, usaha

ini tidak boleh hanya tertuang di atas kertas, tetapi juga harus

dioperasionalkan secara sungguh-sungguh. Sehingga untuk mendukungagenda tersebut, ia mengeluarkan beberapa praksis dari teologi sosialnya,seperti transformasi Pancasila yang dilakukan oleh setiap agama dan

kelompok ideologi dalam dialog berkesinambungan, dialog antar agama, danstrategi anti status-quo oleh Gereja. Gereja harus mendukung secara penuhpergerakan ini karena menurut keyakinan Eka, Pancasila dan keyakinanteologis protestan tidak bertentangan sama sekali. Ia menyakini Pancasila

sebagai sarana inkarnasi Allah telah menjadikannya sebagai alat bermisi-

Nya.

(F) Bibliografi 61 (1951-2014)

(G) Fandy Tanudjaya, B. Buss, Th. M.

Page 5: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Jl

IV

1

DAFTAH ISI

ABSTRAK

DAFTAR ISI

UCAPAN TERIMA KASIH

BAB SATU: FENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan 1

Pokok Masalah 13

Tujuan Penulisan 14

Metodologi Penulisan 14

Pembatasan Masalah 15

Sistematika Penulisan 15

BAB DUA: BIOGRAFI, KONTEKS DAN METODOLOGI EKA DARMAPUTERA 17

Eka Darmaputera dan Perjalanannya Menuju Teologi Sosial 17

Periode Pertama; Masa Kecil di Magelang SebagaiCikal Bakal Menjadi SeorangSosialis-Nasionalis 17

Periode Kedua: Masa Kuliah SebagaiCikal Bakal Menjadi Seorang Oikumenis (1960-1966) 19

Periode Ketiga: Organisasi GMKl Sebagai CikalBakal Menjadi Seorang Oikumenis 20

Periode Keempat: Masa Kependetaan (1967-Emeritasi) 21

Periode Kelima: Boston College, Boston, USA,Sebagai Tempat Pengembangan Diri (1977-1982) 23

Tokoh-Tokoh yang Memengaruhi Teologi SosialEka Darmaputera 24

Reinhold Niebuhr 25

Dr. Tahi Bonar Simatupang 26

Page 6: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

I l l

Karya-karya dan Aktivitas Eka Darmapiitera 27

Konteks 29

Metodologi Teologi Sosiai Eka Darmaputera 33

BAB TIGA: TEOLOGI SOSIAL EKA DARMAPUTERA 33

Masalah-masaiah Sosiai Indonesia Dalam Konteks Orde Baru 38

Analisis Sosiai: Pembangunan Nasional SebagaiPengamalan Pancasila (PNSPP) 44

Refleksi Teologis 52

Perwujudanlman 57

Gereja Serta Kelompok Agama dan Ideologi Sebagai PewujudTransformasi Budaya Pancasila 53

Dialog Antar Agama g3

Strategi Anti Status-Quo 72

BAB EM PAT: ANALISIS KRITIS TERHADAP TEOLOGI SOSIALEKA DARMAPUTERA 76

Tentang Metodologi 76

Tentang Pembangunan Nasional SebagaiPengamalan Pancasila (PNSPP) 79

Tentang Soteriologi Inklusif Eka Darmaputera 81

Tentang Budaya Pancasila gg

Tentang Dialog Antar Agama gg

Tentang Strategi Anti Status-Quo g2

Tentang Sama Rasa Sama Rata ^7

BAB LIMA: KESIMPULAN gg

BIBLIOGRAFI DAN LAMFIRAN ^^6

Page 7: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

BAB SAID

PENDAHULUAN

Latar Belakang Permasalahan

Pertanyaan, "Siapakah Aku ini?" di dalam Lukas 9:18, menurut Kalvin Budiman

merupakan pertanyaan yang memiliki dua pengertian. Pertama adalah menyangkut

"Siapakah Kristus bagiku secara pribadi?" Kedua, "Siapakah Kristus bagiku di dalam

dunia inl?"i Maksudnya, iman atau pengenalan seorang mengenai Kristus haruslah

berdampak pada kehidupan pribadi dan kehidupan sosial orang tersebut. Budiman

mengatakan bahwa, "Setiap orang yang sungguh-sungguh percaya kepada Kristus

patut membawa dalam hidupnya motif Kristus yang mewarnai seluruh kehidupan,

cara berpikir, cara pandang, wawasan serta perilakunya."2

Permasalahannya adalah hari-hari ini masih banyak gereja yang hanya

mementingkan kehidupan spiritualitas pribadi dari pada sumbangsihnya bagi

kehidupan sosial di masyarakat. Oleh karena warisan teologis tertentu, mereka

cenderung memahami tentang pemisahan antara gereja dengan hal-hal dunia.

Akibatnya. kontrlbusi gereja terhadap hal-hal dunia, seperti sosial-politik bersifat

nihil.

Gereja seharusnya menyadari bahwa ikut berkontribusi di dalam transformasi

sosial adalah bagian dari misi atau amanat agung-Nya. John Stott mengatakan,

"Mengherankan sekali jika pengikut Kristus mempertanyakan, apakah keterlibatan

1. Kalvin S. Budiman, 7 Model Kristologi Sosial. Mengaplikasikan Spiritualitas Krister, dalamEtika Sosial (Malang: Literatur SAAT, 2013), 1.

2. Budiman, 7 Model Kristologi Sosiai, 1.

Page 8: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

sosial itu termasuk misi Kn'stiani, ataii jika tinibul pertentangan pendapat mengenai

pei tanyaan tentang kaitan antara pekabaran Injil dan tanggiing jawab sosial."^

Yewangoe juga mengatakan, "keterlibatan itu bukanlah sesuatuyang fakultatif,

tetapi merupakan suatu panggilan."'

Tergerak oleh situasi ini, di Indonesia mulai bermunculan gerakan-gerakan

sosial berpanj) Kristiani. Mereka menyakinf bahwa orang percaya terpanggii untuk

menjadi "Agent of Change" yang diberi otoritas membuat perubahan oleh "Super

agent of change" atau Allah sendiri.s Perubahan di sini meliputi berbagai aspek,

seperti perubahan sosial, politik, ekonomi, budaya, religius, dan sebagainya yang

tidak sesuai dengan ketetapan Allah dibawa kembali menuju perubahan yang sesuai

dengan ketetapan Firman Tuhan. Lotnatigor Sihombing mengatakan bahwa

perubahan di sini harus dibawa kepada perubahan yang berorientasi kepada

perubahan yang teoiogis.® Maksudnya adalah semua perubahan harus kembali

kepada Theos dan Logos [Starting point, focusing point, finishing point adalah Theos

and Logosf Hal ini seturut dengan apa yang pernah Paulus katakan dalam Roma

11:36 bahwa segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: bagi

Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya.

Di Indonesia, gerakan-gerakan sosial dibawah terang iman Kristen dikenal

dengan istilah "Teologi Sosial". Gerakan ini mulai mengalami kebangkitan ketika

memasuki abad ke-18 dan puncaknya pada abad ke-19. Jika pada masa revolusi

3. John Stott, Isu-isu GlobalMenantang Kepemimpimn Kristiani, Penilaian AtasMasalah Sosialdan Moral Kontemporer (Jakarta: Yayasan Komunikasi Bina Kasih, 1996J, 1.

4. Andreas Yewangoe, Agama dan Kerukunan (Jakarta: BPK Gunung Mulia 20061 1625. Lotnatigor Sihombing, Kultus dan Kultur, Sikap Etis Kristen Terhadap Kebadavaan

Sekolah Tinggi Theologia "13",1997), 125. ^ i^eouaayaan (Batu.6. Sihombing, Kultus dan Kultur, 125.

Page 9: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

industri di Eropa pernan immcul Social Gospel.' yang gerakannya berpusat kepada

hal-hal yang berhubungan dengan etika sosial, di Indonesia dikenal dengan sebutan

"Teologi Sosial". Pergerakan ini muncul karena pengaruh/kondisi zaman, khiisusnya

pada masa kolonialisasi hingga paska-kolonial. Jargon ini mulai ramai dibincangkan

setelah la semakin banyak mendapat kesadaran dari gereja-gereja tentang

pentingnya orang Kristen untuk ikut berkontribusi dalam membentuk arah

pergerakan sosial-politik di Indonesia.

Menurut risalah yang ditulis oleh jan S. Aritonang mengenai "Kiprah Kristen di

dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia", pergerakan "Teologi Sosial" awalnya

dimulai oleh Thomas Matulessy (Kapitan Pattimura) dalam pemberontakannya. Hal

ini terjadi pada masa kolonial di bawah pemerintahan Belanda pada waktu itu,

Perlawanan rakyat Maluku Tengah di pulau Saparua pada tahun 1817 dinilai oleh-

nya sebagai kiprah politik pertama orang Kristen di Indonesia.8 Kebijakan-kebijakan

pemerintah Hindia-Belanda yang dinilai menyengsarakan masyarakat Maluku saat

itu direspons oleh Matulessy beserta rakyat Maluku Tengah melalui pemberontakan

sambil tetap setia menjalani kehidupan Kristianinya. Hoekema menyebut

peperangan ini sebagai peperangan yang bernuansa teologis karena menurut

7. Social Gospel (Injil Sosial) adalah gerakan yang dipersiapkan oleh tradisi InjII teologiaAmerika pada abad ke-19. Gerakan ini menekankan tentang menggabungkan tekanan kepadakeselamatan dengan keinginan memperbaiki kejahatan-kejahatan sosial. Para pelopor terkenalnyaadalah para teolog liberal seperti Washington Gladen atau Walter Rauschenbusch. Femahamandoktrin mereka lebih berpusat pada hal-hal mengenai Kerajaan Allah. Lih. Harun Hadiwijono TeoloaReformatorisAbad ke-20 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1993), 133.

8. Jan S. Aritonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia", dalam/urna/Teologi Proklamasi no.4 (September, 2003): 6, 7.

Page 10: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

kesaksian yang beredar, tepat pacia liari pertempuran itu, di mimbar gereja didapati

Alkitab yang terbuka menunjuk pada Mazmur 17.],''

Tokoh-tokoh Teologi Sosial pada masa kolonial lainnya adalah seperti C.L.

Coolen. la merintis sebuah jemaat Kristen di Ngoro, Jawa Timur dan membekali

mereka dengan kemampuan berteologi dan berpolitik. la juga dikenal sebagai orang

yang menentang sistem Tanam Paksa {Cultuurstelsel) yang diberlakukan oleh

pemerintah Hindia-Belanda. Selanjutnya, nama-nama besar seperti Kyai Sadrach

(1835-1924), A. Latumahina, AmirSjarifuddin (1907-1948), juga adalah tokoh-

tokoh yang dicatat Aritonang sebagai penggerak Teologi Sosial pada masa kolonial.

Selain tokoh, Teologi Sosial juga digerakan oleh Partai-partai politik Kristen yang

berkembang pada saat itu, seperti Rencono Bundiyo (1898) di Mojowarno, Jawa

Timur; Mardi Pracoyo (1913);Perserikatan Kaum Christen (20 Mei 1918); dan

Partai Kaum Masehi Indonesia (1930).

Pergerakan Teologi Sosial terus berlanjut pada masa paska-kolonial (1942-

1949). Pada masa ini Teologi Sosial ditandai di dalam dua era pemerintahan, yaitu:

pertama, pemerintahan sementara Jepang. Kedua, pada era pemerintahan Soekarno

sebagai presiden pertama Indonesia. Pada masa pertama, pergerakan Teologi Sosial

lebih banyak berkutat pada hal-hal mengenai pro dan kontra terhadap status quo

(pemerintahan Jepang) yang bermukim di Indonesia. Amir Sjarifuddin adalah tokoh

yang dikenal cukup menonjol memberi pengaruh terhadap pergerakan Teologi

Sosial, khususnya di dalam poslsinya sebagai yang kontra atau anti status-quoA'^

9. A.G. Hoekema, Berpikir Dalam Keseimbangan Yang Dinamis, Sejarah Lahimya TeologiProtestan Nasional di Indonesia, Sekitar 1860-1960 (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997') 23

10. Aritonang, "Kiprah Kristen daiam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 24.

Page 11: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Tokoh yang mengikiitinya adalali Sam Ratulangie. Mereka menyiiarakan tentang

bagaimana orang Kristen di Indonesia hams memiliki identitasnya sendiri tanpa

diwarnai lag! oleh pengaruh-pengamh di luar budaya asli Indonesia. Di dalani

konteks saat itu, mereka menyuarakan tentang pentingnya terbebasdari

imperialisme Barat.

Selanjutnya, memasuki era "Revolusi" Bung Karno, salah satu kiprah Kristen

adalah pada masa perumusan dasarnegara dan Undang-UndangDasar (UUD).ii

Pokok yang menjadi permasalahan waktu itu adalah perdebatan antara kalangan

Islam dan Nasionalis sekuler serta kalangan Islam dengan Kristen. Mereka berdebat

tentang pertanyaan Di atas dasar apakah negara yangakan merdeka ini didirikan?"

Kalangan Nasionalis Islam menginginkan untuk dibangun atas dasar Islam karena

melihat Islam sebagai mayoritas penduduk Indonesia. Akan tetapi, kalangan

Nasionalis Sekuler dan Kristen lebih mengusulkan Pancasila sebagai dasar negara

karena tidak dicirikan oleh agama tertentu, kendati tetap menghargai agama-

agama.i2 Perdebatan itu kemudian dimenangkan oleh kalangan Islam yang

usulannya ditampung di dalam piagam Jakarta pada tanggal 22 Juni 1945. Namun,

basil itu kemudian ditolak oleh J. Latuharhaiy menyampaikan keberatannya

mewakili umat Kristen yang tidak setuju dengan penggunaan kalimat "dengan

kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-pemeluknya" di dalam

pembukaan UUD dan yang tertera pula pada sila pertama Pancasila versi Piagam

11. Aritonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 2512. Aritonang. "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 25.

Page 12: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Jakarta. Menurutnya, kaliinat itu akan mendatangkan akibatyang besarsekali

terhadap agama-agama lain.'-^

Awalnya, kritik Latuharhary dan Nasionalisme se]<uleryang turut

berkeberatan tidak digubris oleh Panitia Sembilan. Prokiamasi kemerdekaan tetap

mencantumkan kalimat tentang "kewajiban melakukan syariat Islam" di dalam UUD.

Akan tetapi, perubahan akhirnya terjadi ketika Bung Hatta menerima laporan dari

Angkatan Laut Jepangyang mengabarkan tentang keberatan wakil-wakil Protestan

dan Katolik atas kalimat itu karena merasa adanya "diskriminasi" terhadap

golongan minoritas. Mereka mengajukan pendapat bahwa jika pemerintah tidak

mengambil langkah penanggulangan, maka mereka akan lebih suka berdiri di luar

Republik Indonesia." Menghadapi kenyataan itu. Bung Hatta secepatnya mengambil

sikap bersama para tokoh Islam dan anggota PPKI mengganti kalimat itu dengan

"Ketuhanan yang Maha Esa." Mereka menyadari tentang pentingnya persatuan

Bangsa dipertimbangkan di dalam pengaturan dasar negara ini.

Memasuki era Orde Lama, kiprah Kristen dalam dunia sosial-politik banyak

diperankan oleh Parkindo dan Dewan Gereja-gereja di Indonesia (DGI). DGI bukan

lembaga politik, tetapi ia banyak mengemban tugas yang bersifat politis seperti

mewakih gereja-gereja anggotanya untuk berbicara dengan pemerintah mengenai

masalah-masalah yang menyangkut urusan kepentingan gereja dan hal-hal seputar

kehldupan berbangsa dan bernegara pada umumnya. Pada masa ini, kekristenan

banyak bersuara mengenai keminoritasan mereka dan bagaimana hubungannya

13. Aritonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 2614. Aritonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia/ TJ.

Page 13: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

ciengcin agania-ngama clan negai'a. Disini jniinciil tokoh-tokoh sep6rti 0.

Notohamicljojo yang banyak bersiiara di dalam konteks sosial-politik waktu itu

mewakili kalangan Kristen.'s Di masa ini jiiga kekristenan sering menjalln hubungan

yang baik dengan pemerintah, khususnya dengan Soekarno. Kekristenan terkenal

dengan dukungannya terhadap Demokrasi Terpimpinyang dicanangkan oleh

Soekarno. Maka itu, pada masa itu banyak ditemukan berkas-berkas politik Kristen

yang menunjukkan tentang dukungan mereka terhadap agenda-agenda

pemerintahan.

Memasuki masa Orde Baru di bawah rezim Soeharto, kiprah umat Kristen di

dalam sosial-politik semakin besar. Hal ini dikarenakan pada kurun waktu 1966-

1985 peran Kristen cukup berpengaruh. Hal ini turut ditunjang oleh karena

banyaknya kursi di dalam pemerintahan yang diisi oleh bjrokrat Kristen.i^

Meskipun pada masa akhir rezim Orde Baru. kalangan Kristen dikecewakan karena

rezim Orde Baru banyak merangkul Islam, terutama melalui Ikatan Cendekiawan

Muslim Indonesia (ICMI).

Tokoh-tokoh yang mengambil peran di dalam Teologi Sosial pada masa Orde

Baru cukup banyak. Mengikuti catatan atau sketsa sejarah Teologi Sosial Julianus

Mojau, ia membagi pergerakan Teologi Sosial ke dalam 3 kelompok besar yang

dimotori oleh tokoh-tokohnya masing-masing. Pertama, kelompok "Sosial

Modernisme" yaitu adalah seperti 0. Notohamidjojo, P.D. Latuihamallo, T.B.

Simatupang, S.A.E. Nababan, dan Eka Darmaputera. Kedua, kelompok "Teologi Sosial

15. Arltonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 3716. Aritonang, "Kiprah Kristen dalam Sejarah Perpolitikan di Indonesia," 41.

Page 14: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Liberatifyaitu J.L.Ch. Abineno, Josef Widiyatniadja, F. Ukur, E.G. Singgih, A.A.

Yewanggoe dan H.M. Katoppo. Ketiga, kelompok "Teologi Sosial Pluralis" yaitu

Victor I. Tanja, Th. Sumartana, E.G. Singgih, Z.J. Ngelow dan lokhanes Rakhmat.i'

Menimbang luasnya kisah pergerakan Teologi Sosial di sepanjang sejarah Indonesia,

maka mustahil untuk dibahas secara spesifik oleh penulis di dalam skripsi ini,

sehingga penulis menyarankan untuk dapat membaca uraian selanjutnya di dalam

beberapa bacaan seperti tulisan A.G. Hoekema yaitu "Berplkir dalam Keseimbangan

yang Dinamis, Sejarah Lahirnya Teologi Protestan Nasional di Indonesia (sekitar

1860-1960)"i8 dan tulisan Julianus Mojau tentang "Model-model Teologi Sosial

Kristen Protestan di Indonesia Sekitar THN. 1970-an S/D 1990-an."i9

Melalui penelusuran sejarah, maka dapat disimpulkan bahwa "Teologi Sosial"

memiliki dua pengertian utama di dalam pergerakkannya, yaitu: pertama, Teologi

Sosial adalah suatu jargon yang menjadi tanda peran atau respons orang-orang

Kristen di dalam persoalan mengenai masyarakat sipil yang ditanggapi secara

teologis di dalam suatu konteks masyarakat Hal ini seperti yang juga dikatakan oleh

Ngelow bahwa, "Politik Kristen adalah partisipasi orang Kristen dalam pencaturan

politik di Indonesia, baik melalui suatu partai politik, maupun secara pribadi, yang

17. Julianus Mojau. Meniadakan atau Merangkul, Perguhtan Teologis Protestan Denaan Mnn,Politik di Indonesia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 12,13. ^ngon Islam

18. A.G. Hoekema pernah menjadi dosen di Akademi Teologi Wiyata Wacana Pati naHa ̂ ahnn1969-1977. la telah mencatat dergan cermat perkembangan pemikiran teologi di Indonesiatermasuk tulisan-tulisan para teolog. Buku "Berpikir dalam Keseimbangan yang Dinamis" hericipemaparan/sketsa mengenai perkembangan pemikiran Teologi Protestan di Indonesia Lib A rHoekema. Berpikir dalam Keseimbangan yang Dinamis, Sejarah Lahirnya Teologi Protestan Na^tnni HiIndonesia (sekitar 1860-1960), (Jakarta: BPK Gunung Mulia. 1997). sional di

19. Julianus Mojau di dalam tulisannya di Jumal Proklamasi mencatat secara sinakatperkembangan pemikiran Teologi Sosial di Indonesia yang berkembang dan tahun 1970 -1 oon i ihJulianus Mojau. "Model-model Teologi Sosial Kristen Protestan di Indonesia Sekitar THN ig^^anS/D 1990-an" dalam Jumal Proklamasi no.3 (Februari 2003). 1970-an

Page 15: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

secara sadar mengedepankan nilai, visi, ataii sinibol-simbol Kristen dalain

berpolitik."^" Kedua, Teologi Sosial adalah bagaimana orang-orang Kristen

menghayati keberadaannya di daiam konteks (tradisi, budaya, sosial, politik, agama]

mereka sendiri baik pada masa kolonial bahkan setelah terlepas dari periode

kolonial oleh bangsa Barat. Ariarajah mempertegas pernyataan berikut dengan

mengatakan bahwa, "setelah periode kolonial, gereja-gereja terutama yang

sebelumnya menjadi daerah koloni, mulai merefleksikan makna menjadi gereja

dalam konteks mereka sendiri."2i

Di dalam penulisan skripsi ini, penulis tertarik untuk membahas tentang salah

satu tokoh Teologi Sosial yang lahir pada masa Orde Baru dibawah rezim Soeharto.

Dia adalah Eka Darmaputera (1942-2005],22 seorang Teolog sekaligus Pendeta di

Gereja Kristen Indonesia Bekasi. Alasan pemilihan atas Eka adalah karena ia diakui

sebagai tokoh Teologi Sosial yang cukup menonjol pada era itu. Disamping

munculnya tokoh-tokoh besar seperti T.B Simatupang, 0. Notohamidjojo, P. D.

Latuihamallo, S. A. E. Nababan, Eka adalah tokoh yang cukup fenomenal melalui

gagasan pemikirannya yang dikenal dengan sebutan "Teologi Pancasila."

Mengapa disebut "Teologi Pancasila"? alasannya sederhana karena Eka, di

dalam Teologi Sosialnya mencoba untuk mendialektikan ideologi Pancasila dengan

20. Zakaria J. Ngelow, "Beberapa Catatan Mengenai 'Politik Kristen' di Indonesia", dalamTeologi Politik, Panggilan Gereja di Bidang Politik Pasca Orde Baru, Peny. Zakaria J. Ngelow, JohnCampbell-Nelson dan Julianas Mojau (Makassar; Yayasan OASEINTIM, 2013), 19.

21. S. Wesley Ariarajah, Injil dan Kebudayaan, Sebuah Diskusi Berkesinambungan dalamGerakan Oikumene ()akarta: BPK Gunung Mulia, 2012), 40.

22. Selanjutnya penulis akan menggunakan sebutan "Eka". Alasan memakai penyebutan"Eka" dan bukan "Darmaputera" karena kebanyakan peneliti Teologi Sosial Eka setuju untukmemakai sebutan "Eka" sebagai sapaan bersama meski peijanjian ini tidak disepakati secara tertulis.Sebutan "Eka" mayoritas dipakai di dalam tulisan-tulisan mengenai Eka Darmaputera.

Page 16: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

10

peranan orang Kristen atau gereja di Indonesia, la disebut sebagai tokohyang

melanjutkan gagasan pemikiran T. B. Simatupang tentang pentingnya Gereja

berkontribusi di dalam negara (masyarakat] berbasis ideologi Pancasila. la pernah

menulis disertasi doktoralnya berjudul Pancasila and The Search for Identity and

Modernity in Indonesian Society: A Cultural and Ethical Analysis yang diakuinya

diinspirasi oleh tulisanT. B. Simatupang yang berjudul This is My Country. Menurut

Intan, perbedaannya adalah jika Simatupang berkontribusi dalam dunia teologi

melalui sisi seorang Kristen awam, Eka berkontribusi dalam dunia teologi melalui

sisi seorang teolog Protestan.23 Mojau mengatakan bahwa yang membedakan Eka

dan Simatupang juga adalah Eka melihat modernisasi sosial bukan hanya pada

kategori-kategori politis saja, tetapi juga harus menjadi "kesadaran kultural"

masyarakat 24

Eka, di dalam disertasi doktoralnya yang kemudian dibukukan oleh penerbit

BPK Gunung Mulia menilai bahwa negara ketiga termasuk Indonesia yang baru lahir

pasca-kolonial menemui beberapa masalah besar yakni nation-building, stabilitas

politik, dan pembangunan ekonomi.^s Ketiga masalah ini muncul di dalam beberapa

bentuk yang berbeda, misalnya masalah egoisme pribadi atau golongan, kemiskinan

yang mengakibatkan potensi disintegrasi pada tubuh negara, masalah

kemajemukan-kesatuan masyarakat dan masalah kemanusiaan.

23. Benyamin Fleming Intan, "Public Religion and The Pancasila-BasedState oflndn^^Hn a»Ethical Cultural Analysis (New York: Peter Lang Publishing, 2008), 150. '

24. Mojau, Meniadakan atau Merangkul, 99.25. Eka Darmaputera, Pancasila Identitas dan Modernitas, Tinjauan Btis dan Budava flakarta-

BPK Gunung Mulia, 1991), 4. "an "uooyo (Jakarta.

Page 17: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Demi mengatasi masalah ini, menurut analisls-sosial Eka, Pancasila adalah

jalan keluar paling tepat. Menurut pandangan Eka. Pancasila adalah asumsi dari

kemajemukan, persatuan-kesatuan dan bagaimana mengelola konflik dan

perbedaan yang ada.26 Baginya, pilihan ideoiogi lain terlaiu beresiko buruk bagi

konteks Indonesia. Pancasila mengandung lima sila yang menjiinjung tinggi nilai-

nilai kebenaran dan keadilan. Pancasila juga memiiiki keunikkan dari pendekatan

bukan itu-bukan itu yang disebut sebagai sifat "kesamaran" oleh Brownlee,27

sehingga la selalu mumpuni menjaga potensi disintegrasi oleh sebab kemajemukan.

Terkait dengan proyek pembangunan nasional yang sedang diusung oleh

rezim Orde Baru pada saatitu, Eka menilai bahwa pembangunan nasional harus

dilakukan di dalam Pancasila. Pemikiran ini semakin terwujud ketika Pancasila

menjadi asas tunggal dalam kehidupan negara. Pembangunan tidakboleh

dilaksanakan sebagaimana dirinya sendiri, tetapi ia harus dilaksanakan di dalam

kerangka Pancasila. Hal ini dilakukan agar Pancasila menjadi operasional di dalam

pembangunan dan sebaliknya, pembangunan Indonesia tetap berarah dan memiiiki

identitas yang sesuai dengan cita-cita proklamasi kemerdekaan Indonesia. Maka itu,

munculah proyek Pembangunan Nasional Sebagai Pengamalan Pancasila (PNSPP)

sebagai "jantung" dari GBHN pada tahun 1989-1993. Menurut pandangan Eka,

melaui PNSPP-lah, maka transformasi sosial Indonesia atas masalah-masalah sosial

akan teratasi. Menurut pengamatan Singgih, PNSPP ini adalah tekad dari Eka dan

26. Martin L. Sinaga dan Trisno S. Sutanto. "Pancasila dan Pergulatan Identitas Gerela-Wawancara dengan Eka Darmaputera" dalam Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia Teks-teksTerpilih Eka Darmaputera, ed. Martin L Sinaga, Trisno S. Sutanto dan Adi Pidekso flakarta- Gnn.moMulia, 2001), 106,107. " uunung

27. Malcolm Brownlee, Tugas Manusia Dalam Dunia Milik Tuhan-Dasar Theologis BaalPekerjaan Orang Kristen Dalam Masyarakat (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 1997), 113.

Page 18: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

Simatupang yang merasa berhasil mempengariihi kalangan penguasa yang tanpa

sadar menjadikan cita-cita )'ang bernilai kekristenan itu menjadi cita-cita nasional.^^^

Obsesi Eka adalah menjadikan masyarakat Indonesia sebagai masyarakat

modern yang memiliki cara berpikir dan bertindak yang rasionai-objektif, dinamis-

kreatif, dan demokratis dalam bidang kehidupan sosial, ekonomi, dan politik.29 la

ingin agar Indonesia tidak hanya menjadi negara yang mengalami modernisasi saja,

tetapi, tetap memegang identitas dirinyayang tercermin di dalam Pancasila. la ingin

agar masyarakat Indonesia secara keseluruhan melihat Pancasila bukan hanya

sebagai "falsafah" hidupnya.seperti istilah Soekarno dan Muh. Yamin.^o Akan tetapi,

dapat dengan sungguh-sungguh dipraktikkan di dalam kehidupan sehari-harinya.

Untuk mengisi dan mendukung agenda ini, maka Eka melihat perlunya

kehadiran Gereja atau umat Kristen bersama kelompok ideologi dan agama-agama

saling bekerjasama mewujudkannya. Alasan mengapa umat Kristiani perlu ikut

terlibat di dalam hal ini karena keyakinan mandat budaya dan keyakinan bahwa

Allah bekerja di dalam dan melalui Pancasila. Perwujudan kerjasama ini menurut

pendapatnya dapat dilakukan melalui tiga hal, yaitu: Pertama, mewujudkan

transformasi Pancasila melalui dialog berkesinambungan antar agama. Dialog ini

juga bertujuan untuk menafsirkan secara bersama Pancasila, agar Pancasila

memiliki semangat yang baru dan tercipta "common-ground" demi kelangsungan

kehidupan bersama. Kedua, dialog antar agama dan kelompok ideologi untuk dapat

28. Emanuel Gerrit Sin^h, "Pasang Sunit Teologi Pancasila Eka Darmaputera". JumalPenuntun, Vol.9 (2008): 46.

29. Mojau, Meniadakan atau Merangkul, 98.30. Sukarno, Filsafat Pancasila menurut Bung Kama (Yogykaita: Media Pressindo, 2015), 98.

Page 19: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

asi

saling menghayati dan memperkaya pemahaman antara satu dengan yang lainnya

Hal ini diiakukan untuk menipererat kesatuan dan memperkecil jurang disintegr

antar agama dan golongan. Dialog ini juga diyakininya bahwa harus diiakukan di

dalam kerangka Pancasila. Ketiga, menjalankan strategi anti status-quo atau

keberpihakan kepada kaum yang lemah.

POKOK MASALAH

Eka Darmaputera merupakan salah satu tokoh Teologi Sosial Protestan pada

tahun 1960-1980-an. la hadir dengan mencanangkan satu pemikiran yang unik

yakni Teologi Sosial yang dikembangkan dalam kerangka Pancasila. la berpendapat

bahwa Pancasila merupakan kunci paling baik di dalam mengembangkan teologi

yang kontekstual di Indonesia untuk menuju kepada transformasi sosial. Di dalam

pemikiran itulah maka Eka berhasil melahirkan wacana-wacana Teologi Sosial yang

baik untuk diiakukan di Indonesia, seperti Dialog berkesinambungan, dialog antar

agama, dan strategi anti status-quo.

Meskipun lahir praksis Teologi Sosial yang baik, namun Eka tidak lepas dari

kritikan yang diberikan kepadanya. Contohnya Julianus Mojau yang melihat melalui

pendekatan kritik Neo-Marxis a'la Antonio Gramsci,3i menilai bahwa pendekatan

Teologi Sosial Eka mendukung pergerakan terjadinya proses politik kekuasaan

hegemonik rezim Orde Baru yang justru menciptakan permasalahan sosial,

bukannya meniadakan. Sehingga dengan berani ia menilai bahwa Teologi Sosial Eka

adalah teologi yang gagal.32

31. Rudiyanto, M.Th, wawancara oleh penulis, Jakarta, 25 Agustus 2015.32. Mojau, "Model-model Teologi Sosial Kristen Protestan di Indonesia Seldtar Thn i ovn an

S/D 1990-an, Sebuah Sketsa Kritis," 17. '

Page 20: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

TUjUAN PENULISAN

Penulisan skripsi ini bertujuan:

1. Melakukan studi tentang bagaimana seorang teolog lokal, Eka

Darmaputera menanggapi permasalahan sosial yang terjadi di Indonesia

dengan membangun sebuah konsep Teolog! Sosial demi melahirkan

praksis-praksis nyata dan konkret dalam suatu kondisi masyarakat untuk

suatu perubahan yang lebih baik.

2. Memberikan kritik-kritik dan apresiasi atas pemikiran Teologi Sosial Eka

Darmaputera. Menganalisis secara mengkritisi sebuah pemikiran seorangteolog seperti Eka adalah suatu cara menghargai sumbangsih

pemikirannya. Hal yang diharapkan adalah melalui analisis kritisyang

diberikan, kiprah, dan pemikiran Eka dapat memberikan inspirasi-

inspirasi untuk melanjutkan pergulatan pemikiran yang baru di dalam

era yang berbeda.

METODOLOGI PENULISAN

Dalam menulis skripsi ini, penulis akan memakai metode riset literatur

terhadap penelahan pemikiran Eka. Skripsi ini dikerjakan secara deskriptif-analitis

dengan mempelajari teks-teks primer Eka (khususnya buku Pancasila Identitas dan

Modernitas, Tinjauan Btisdan Budaya, dan kumpulan tulisan Teologi Sosial Eka) danjuga teks-teks sekunderyang mengupas pemikiran Eka.

Page 21: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

IS

PEMBATASAN MASALAH

Tidak banyak buku yang Eka tuiis secara langsung mengenai pemikiran

Teologi Sosialnya. la lebih banyak membahas Teologi Sosialnya di dalam tulisan

lepas yang beredar diberbagai jurnal, surat kabar. dan media tulisan. Penulis akan

mencoba untuk menyeleksi tulisan-tulisan Eka secara terperibd, khususnya

menyangkut pemikiran Teologi Sosial. pandangan politik. serta hubungan gereja

dan negara. Penulis tidak memusatkan penelitian terhadap tulisan-tulisan pastoral

Eka atau juga tulisan-tulisan devosional atau etika yang tidak berhubungan denganide Teologi Sosial Eka.

SISTEMATIKA PENULISAN

Sistematika penulisan terdiri atas empat bagian, sebagai berikut:

Bagian pertama, berisi tentang pendahuluan. Penulis membahas mengenailatar belakang permasalahan. pokok permasalahan tulisan, tujuan penelitian,

metodeyang dipakai di dalam melakukan penelitian, dan pembatasan masalah.

Bagian kedua, penulis akan membahas mengenai biografi, konteks dan

metodologi Teologi Sosial Eka. Di dalam bagian ini, penulis memaparkan perjalanan

kehidupan Eka yang membentuk pemikiran Teologi Sosialnya. Lalu, penulis akan

menjelaskan konteks berteologi Eka. Kemudian, penulis akan menjelaskan dinamika

pembangunan Teologi Sosialnya, yang diambil melalui dinamika pembangunan}. B.Banawiratma yang menurut penulis merupakan metodologi yang juga dipakai Eka

di dalam membangun Teologi Sosialnya.

Page 22: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

lb

Bagian ketiga, penulis akan membahas tentangTeologi Sosial Eka yang

dituangkan di dalam empat dinamika pembangunan Teologi Sosial Banawlratma.

Empat dinamika pembangunan ini adalah permasalahan, analisis sosial, refleksi

teologis dan perwujudan iman.

Bagian keempat, penulis akan menjabarkan analisis kritis terhadap Teologi

Sosial Eka. Penulis akan memberikan apresiasi sekaligus kritik terhadap pemikiran

Teologi Sosial Eka, sekaligus metodologi yang dipakainya. Secara singkat, beberapa

hal yang akan dianalisis oleh penulis adalah tentang Metodologi. PNSPP, Soteriologi

Inklusif, budaya Pancasila, dialog antar agama, strategi anti status-quo dan konsep

sama rasa sama rata.

Bagian kelima, penulis akan memberikan kesimpulan secara umum dari

setiap bab. Kemudian juga penulis akan menyertakan refleksi teologis dari

pembelajaran mengenai Teologi Sosial Eka. tujuannya adalah munculnya refleksi

atau inspirasi untuk berteologi paska-Eka.

Page 23: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

BAB LIMA

KESIMPULAN

Eka Darmaputera adalah salah satu teologsosial Indonesia yang mengisisejarah atau perkembangan pemiklran teologi sosiai di Indonesia. Secara khususkiprah Eka ditemukan di dalam kcntribosinya menggumuli masalah-masalah sosialpada konteks rezim Orde Baru. Melalui pemikiran dialektika antara ideologiPancasila dengan teologi protestan, Eka menghadirkan cara berpikir teologi sosialsebagai meresponsnya berbagai masalah di Indonesia.

Perjalanan Eka menjadi teolog sosial dapat dibagi menjadi linia tahapan, l.Jn,asa kedlnya di Magelang; 2.J niasa kuiiahnya di Sekolah Tinggl Teologi Jakarta(STTJ); 3.) kesibukannya berorganisasi seperti GMKI; 4,J pada masa

kependetaannya di GKI Bekasi; 5.J masa studi lanjutnya di Boston College, BostonUSA. Kellnra periode ini nae.bentnk Eka ̂ enjadi seorang Calyinis yang Oikn^eni'Nasionabs dan Sos.alis. Pada bab ini juga diperkenalkan tentang konteks berteologiEka pada n.asa Orde Baru dan tentang dinarnika pembangunan teologi sosialnya

Pennklran Teologi Sosial Eka nrenekankan pendekatan Pro.. Sebagai responsteologisnya atas berbagai pernrasalaban sosial di ntasa Orde Barn dl dala™ 3 areautanta, yakni: stabilitas politik dan pentbangunan ekono.lMenurut analisis sosial Eka, ketlganya dapat ™engalan.l transfor^asi Jlkanrasyarakat Indonesia benar-benar .enjalankan ideologi Pancasila secara balk. Didala. agenda rezta Orde Baru. pembangunan naslonal harus diarahkan untuktujuan pembangunan Pancasila (FNSPP)

Page 24: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

10(1

Mendorons agcuh, PNSPP i„i, Pka n.eliha, perlunya dukungan Cere,a, heserc,kelompok agama dan ideologi untuk berkonti ibusi. Untuk Itu id- 1 .1

' Deberapa agendayang meiijadi p.aksls dari teolog, sosialnya, yakni dialog berke.in-, i

s '"neMnambungar,. dialogantar agama dan strategi anti statm-quo. Semua ini merupakan sebuah tind kgereja di dalam bermisi secara lebih holistik.

Di balik cemerlangnya ide peraikiran teologi sosial Eka, selalu aH^ celah untukdikritisi, perihal harus diakui bahwa tiada teologi yang sempurna. Pada bab

keempat, penulis melakukan analisls kritis sekaligus apresiasi terhadap beberpemiklran Eka. seperti, pertama, tentang metodologi Praxis yang dipakai Eka '^'Penulis menilai bahwa Eka terialu menekankan kepentingan dari konteks Pancasilasebagai tuiuan ketimbang suara Alkitab. la hanya menjadikan Alkitab sebagai al ̂pelegltlmasi gerakan teologi sosialnya. Kedua. Tentang PNSPP. penpb^ ^bahwa Eka begitu positif mengandalkannya, bahkan menaruh harapannya p'^la tahu bahwa Pancasila ibarat "mangkukkosong", Pancaailadapat drsirehsaia, bahkan menjadl kendaraan politik bagi kepentingan tirani SoehTrmengatakan bahwa Eka terialu menaruh nen.h " Smggih

^npengharapankepadapemim •bangsa, akibatnya kekaguman bisa beruhah wa • . P'"-pemimpin

""^ahmenjadikekecewaan/'Eka rimencari pemimpin Iain sebagai sumber ^ ̂^'apan;kalauSoehartotidakbi. imenjadi pemimpin maka Megawatilah pemimpin kita " R

mengatakam

Kita tidak dapat berharap pada ianii-ia •politik, industri, atau bahkan gereia Pen^asa: para pemimpinpengharapan masa depan kita kepaia" id^oLS' ""P"'

ideologi sosialisme

Page 25: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

(I I

Mini pasar hebas atau bahkan dcmokrasi. Meletakkan seliiruh penghanpandan kepercayaan kepada Allah mengandung arti bahwa meski kita nicngh ir-iiserta mengapresiasi kontribusi para pengiiasa, institusi. dan ideologi kit i'tidak akan menjadikan mereka sebagai dasar pengharapan masa depan Jantimutlak dan tidak tergoyahkan.- ^

Ketiga, tentang metodologi Inklusif Eka, penulis mellhat bahwa Eka memiiiki

kecenderungan yang sempit memahami soterioiogi protestan dan hubungannya

dengan kekristenan. Bagi Eka, seseorang hanya periu mengakui Yesus Kristus

sebagai Allah tanpa melibatkan diri didalam kekristenan, itu sudah cukup. Menurut

Soterioiogi Reformed, kekristenan sebagai agama itu berbeda dengan agama-agama

lain yang dilihat Eka sekedar alat/jalan menuju kepada sang llahi. Kekristenan

seharusnya dipandang sebagai wahyu khusus dari Allah sebagai tempat umat

mengalami pengenalan akan Allah secara penuh. Keempat, tentang budaya

Pancasila, penulis melihat bahwa Eka terlampau positif melihat Pancasila, bahkan

turut menjinakkan {Domestification) Kristus karena menyamakan budaya Pancasila

dengan Kristus. Di dalam pendekatan NIebuhr disebut "Christ ofculture". Kelima

tentang dialog antar agama, penulis melihat dialog antar agama di dalam kerangka

Pancasila justru melencengkan dialog antar agama dari pada tujuannya karena

cenderung mengurung dialog di dalam kerangka Pancasila. keenam, tentang strategianti status-quo, penulis melihat bahwa ada kecenderungan sikap tidak konsisten d"

dalam diri Eka di dalam keberpihakannya pada status-quo. Ini diperkuat oleh

dugaan yang dilihat oleh Singgih, meskipun lokhanes Rakhmat tidak»ueiK menyetujui hal

tersebut dan ketujuh, yaitu tentang sama rasa sama rata, penulis melihat bahwa

2. Albert Nolan, Harapan di Tengah Kesesakan Masa Kini, Mewuiudkan imn p u u(Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2009), 11. ^ujuoKan Injil Pembebasan

Page 26: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

pei-lu .ulanya pemhatasan atau 'lasar pihak untuk rnenermikiin

clalam memiiaskan kepentingan banyakorang.

Setelah melakukan penggalian terhadapteologisosial kka.peniilis mengakuibahwa pemaparan tersebut masih jauh dari pemahaman yang "bulat" tentang EkaEka adaiah pribadi yang kompleks, begitu juga dengan pemikiran-pemikirannya lamemikirkan banyak hal dan mengetahui banyak hai. la berblcara tentang ban k h

dan meresponi macam-macam hal. UsahamemabamlEkaadalabsuatuusabaytiada habis karena luasnya cakupan bidang pengetabuan dan pengalamannya AdiPidekso mengatakan:

Ketika klta coba mengerti Eka, terleblb jlka kita memberi -nama" Halkegiatan berteologinya.dengan jujurkita harus inemaham?r„dengan kata "agaknya," "sejauh ini,-tampaknya"dansebaeatnvbisa mencoba membaca Eka dengan sudut pandans atan fiksekaligus kita harus mengakui bahwa masih ada sisi-sisi Pi, "amunbelum kita iihat dengan cermata lain yang

Maka, hatais penulis akui bahwta pencarian pengertian tentang pemikiran teososial Eka yang diupayakan oleh penulis pun masih jauh dari ketepatan laterus dapat dibaca dan diyakini terus dapat memberi inspirasi-lnspirasi barTlzaman yang berbeda.

Nantun, sebelun. nrenutup bagian akhir ini, pertanyaan penti„gya„direfleksikan adaiah "Apakah suntbangsih yang dapat gereja arullTKristiani ambil untuk pembangunan teoiogi sosial paska-Eka?" ^

"Kritis-solidaritas" nampaknya dapat menjadi kata yang tepat untukmenggambarkan sumbangsih positif Eka bagi eksistensi gereja saat i„i. Krius-

Page 27: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

solidaritas adalah istilah yang dicetuskai, oleh Yewangoe pada ceraniah yaiig la

berikan kepada aktivis gereja tentang pentingnya memahami hiibuiigan antaia

gereja dan sosial-polltik.^ Kritis berarti gereja turut memiliki perhatian yang khnsus

mengenai arah pergerakkan sosial-politik, sosial-ekonomi dan kebudayaan bangsasambil mengkritisinya. Tidak hanya mengkrUisisepertiseorangtukangkritik

namun gereja juga memiliki sikap solidaritas,yaitumenyadaribahw •« 13 303191^

bagian integral dari negara yang dikritisinya itu sehingga ia ikut bergumul memb

kontribusi positif, ide-ide atau solusi untukpengembangan negara ke arah yanglebih baik.

Gereja tidak boleh minder untuk memberi kontribusinya atau teitutup dan

cenderung menjauh dari tugas tanggung jawabnya sebagai bagian dari warga negarahanya karena perasaan sebagai minoritas Justru karena keminoritasan umat

Kristiani. maka ia harus mewujudkan eksistensi imannya untuk diperhitungkan olehmayoritas atau penguasa. Meskipun, beberapa tokoh teologi sosial sepertiSimatupang dan J. Leimena menentang sebutan "mayoritas-minoritas" namsemangat minoritas seperti inilah yang pernah di gagas oleh 0. Notohamidjojodalam istilah "Minoritas-Kreatif Nasional." Berbeda dengan Simatupang danLeimena, Notohamidjojo bersikap realistis menerima icHiok •

a »stiiah minoritas untukdikalungkan kepada umat Kristiani di Indonesia.s Minoritas Wr.

oritas-kreatif nasional baginyaadalah bagaimana umat Kristen di Indonesia sekalipun kecil dalam jumlahnya,

4, Andreas Yewangoe, "Gereja dan Politik"hH;D://wwM» I •dan-politik-di-indonesia (diakses pada 11 Jull 206]. ®""®*®"°''8/'''/Page/v/976/gereja5. Julianus Mojau, "Mempertimbangkan Teoloei-PnliHi, m-

Kausaistis Konsolidasi Kekuasaan Hegemonik Rezim Orde Bam" Telaah(September 2003): 87. TeologiProklamasino. 4

Page 28: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

namun karenn peranan atau kontribusinya yang penting di dalam kenegaraan maka

ia diperhitungkan oleh yang mayoritas atau yang berkuasa. "Dengan demikian maka

gereja dan orang-orang Kristen di Indonesia melakukan apa yang nienjadi

kewajibannya sebagai warga negara yang bertanggungjawab dalam mencegah

negara menjadi lembaga kegelapan sebagaimana dikatakan dalam Wahyu 13 "

katanya.6

Meskipun Eka sendiri sebenarnya tidak setuju dengan istilah "Minoritas-

Kreatif Nasional" karena terkesan seperti mengatakan bahwa umat Kristen inginmenggalang kekuatan untuk menunjukkan "arogansi" bahwa ia minor di daiam

jumlah, namun mayor di dalam kualitas, Akan tetapi, gagasan ini tanpa bisa

disangkal melekat erat di dalam diri Eka, la adalah seorang minoritas dari segi > -jumlah agamanya di Indonesia, tetapi ia kreatif di dalam sumbangsih pemikirannyabagi urusan kenegaraan, sekalipun ia hanya seomng pendeta jemaat di GKI Bekasi.Lalu, ia juga tidak hanya kreatif menyuarakan ide-idenya bagi pergumulan sosial-politik masyarakat, tetapi ia juga memiliki kesadaran sebagai seorang IndonesiaCNasionalis). Bahkan, Eka pernah mencalonkan diri menjadi kader pemimpin untukdaerah Tangerang melalui partai PDI-P Megawati. Ini menunjukan betapa iamemiliki kepedulian yang tinggi mengenai masa depan bangsanya.

Menurut penulis, nampaknya, sikap Eka seperti yang demikian tertulis di atasdigemkkan oleh karena prinsip pelayanannya sendiri yaitu ingin menjadi berkatuntuk sebanyak mungkin orang. Eka mengatakan,"... motto hidup saya, yaitubagaimana saya bisa menjadi berkat yang sebesar mungkin bagi sebanyak mungkin

6. Mojau, -Mempertimbangkan Teolog|.p„|idk Minoritas Notohamidjojo,"88.

Page 29: SEKOLAH TINGGI TEOLOGI AMANAT AGUNG STUDl …

l l

lemi

orang."" Maka itu, ia mendorong agar gereja tidak hanya memikirkan soal

kepentingannya sendiri, tetapi bagaimana memajukan kepentingan bersania d(

kesejahteraan semua masyarakat."... platform perjuangan Kristen adalah bagi

semua orang, bagi seluruh bangsa. Ini berangkat dari keyakinan teologis saya

bahwa sesuatu yang baik hanya untuk orang Kristen saja itu tidak Kristiani YangKristiani adalah kalau itu baik untuk semua orang," katanya.s

Gereja haruslah menjadi "terang" dan "garam" di segala bidang. Dl manapun

gereja ditempatkan, ia harus bisa mengkomunikasikan Injilnya secara relevan Eka

yang berada di dalam konteks negara yang piuraiis, mengkomunikasikan Injil secara

kreatif melalui ideologi bangsa yaitu Pancasila. Tentunya ini menjadi suatu

penghormatan dan pujian yang patut diberikan kepada Eka karena mampu

berteologi secara kontekstual.

7. PIdekso, "Membanga^n lemaat di Tangah Kemajemukan Maayarakat." 97

GuiiungMulia,2001),63. "• '"""•Ap'tuley, Adi PIdekso Clakartai BPK