74
SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN DARUTTAUHID Al-ALAWIYAH POTROYUDAN, JEPARA, JAWA TENGAH 1980-2016 Skripsi Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mendapat Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum) Oleh: Muhammad Yusuf Achada 1112022000021 KONSENETERASI ASIA TENGGARA PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439 H/2017 M

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID Al-ALAWIYAH POTROYUDAN, JEPARA, JAWA

TENGAH 1980-2016

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Salah Satu

Syarat Mendapat Gelar Sarjana Humaniora (S.Hum)

Oleh:

Muhammad Yusuf Achada

1112022000021

KONSENETERASI ASIA TENGGARA

PROGRAM STUDI SEJARAH DAN PERADABAN ISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUMANIORA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439 H/2017 M

Page 2: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

SEJARAH DAN PERKEⅣ IBANGAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID AL ALAV/1YAH POTROYUDAN JEPARA 1980‐ 2016

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Adab dan Humaniora untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Mendapat Gelar Sarjana Humaniora(S.Hum)

oleh:

RIuhanllnad Yusuf Achada

NIⅣI.1112022000021

Pembimbing

―、PII.A

NIP,19560817198603 1006

KONSENTRASI ASIA TENGGARA

PROGRAM STUDISEJARAH DAN PERADABANISLAM

FAKULTAS ADAB DAN HUⅣ IANIORA

UNIVERSITASISLAⅣI NEGRI

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H/2017 Ⅳl

Page 3: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

PENGESAHAN PANITIA IJJIAN

Skrlpsi bcttudul SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK

PESANTREN DARUTTAUHID AL― ALAヽVIYAH POTROYUDAN JEPARA

nWA TENGAH 1980,m6d山 市両k袖 酬 amttlnumttwttLhhsttb

dan Hlllllaniora lJINT Syarif Hidayatullall Jaka■ a pada 2S Dcscmbcr 2017 Skripsii〕 li

tclah ditcril■a scbagai syarat mclllpcrolcll gclar Saljalla IIumaniora(S.H[チ M)pada

l〕rOgra11l studi Scjarah dan Pcradaba1l lslanl.

.Iakar fa. ? E Descnrber 2()11

SIDANG M■ ■ヾ AQASYAH

nggota

H Nuthasan.MA〕ヽT「P196967241997031001

′Ч、

Drs II NIa'l■ lf Tvfisball.MA

NIP 19591222 199103 1 003

Anggota

Pcrnbin-rbing

Selo-etalis Meran

504172005012007

pcneLrji ll

IDIs I1 /ヽzhar Sh〔llch.MANll)196509192000001002

NIP.195608171986031006

Page 4: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

Lembar Pernyataan

Dengan ini saya menyatakan bahwa:

Skripsi ini merupakan hasil karya asli saya yang diajukan untuk memenuhi

salah satu persyaratan memperoleh gelar sarjana strata satu (Sl), Fakultas

Adab dan Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Semua sumber yang saya gunakan dalam penulisan skripsi ini telah saya

cantumkan sesuai dengan ketentuan yang berlaku di Fakultas Adab dan

Humaniora, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Jika di kemudian hari terbukti bahwa karya ini bukan hasil karya asli saya

atau merupakan hasil jiplakan dari karya orang lain, maka saya bersedia

menerima sanksi yang berlaku di Fakultas Adab dan Humaniora, Universitas

Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

J akNta, 28 Desemb er 2017

Muhammad Yusuf AchadaNrM. l tt2022000021

3.

Page 5: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

iv

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur penulis haturkan ke hadirat Allah SWT yang telah

melimpahkan rahmat, taufiq dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam senantiasa penulis limpahkan kepada baginda Nabi

Muhammad SAW, keluarga dan para Sahabatnya.

Karya tulis ilmiah dalam bentuk skripsi merupakan salah satu syarat untuk

mendapatkan gelar sarjana Strarta 1 (S-1) di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan diselesaikannya penulisan skripsi ini, tentunya tidak sedikit kesulitan,

hambatan yang penulis hadapi dan rasakan, baik yang menyangkut masalah

menejemen waktu, teknis pengumpulan data dan lain sebagainya. Akan tetapi, dengan

semangat, kerja keras, dan doa serta dorongan dan bantuan yang datang dari berbagai

pihak, kesulitan dan hambatan tersebut sedikit demi sedikit dapat teratasi.

Dalam menyelesaikan skripsi ini penulis menyadari bahwa semua ini tidaklah

semata berhasil dengan tenaga dan upaya sendiri, namun banyak pihak yang telah

berpartisipasi dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini, baik yang bersifat moril

maupun materil, oleh karena itu, sepatutnya penulis menyampaikan banyak terima

kasih atas kerjasamanya dan doronganya. Terutama kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Sukron Kamil, M.Ag, Dekan Fakultas Adab dan Humaniora UIN

Jakarta, dan para wakil Dekan, I, II, dan III serta Seluruh staf dan pegawai

Fakultas Adab dan Humaniora.

Page 6: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

v

2. Bapak H. Nurhasan, M.A, Ketua Jurusan SPI dan ibu Shalikatus Sa’diyah, M.Pd

selaku Sekertaris Jurusan SPI, yang telah memberikan kesempatan untuk

menyelesaikan prosedur administrasi akademik mulai dari perkuliahan hingga

selesainya jenjang S-1 penulis.

3. Bapak Dr. H. Abdul Wahid Hasyim, M.Ag, Pembimbing Skripsi yang dengan

ikhlas telah memberikan ilmu dan waktunya untuk membimbing penulis hingga

selesainya penulisan skripsi ini.

4. Bapak Prof. Dr. Budi Sulistiono, Penasehat Akademik yang telah membimbing

penulis dalam menghadapi masa-masa perkuliahan dari awal masuk hingga akhir

perkuliahan.

5. Seluruh dosen Program Studi Sejarah Dan Peradaban Islam yang telah banyak

berjasa terhadap penulis dalam memberikan motivasi dan bimbingan.

6. Abah KH. Ahmad Roziqin, Abah KH. Mundliri Jauhari, Ustadz Abidin, Kang

Deni Setiawan, Kang Mustafa Ad-Damawy, narasumber yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk wawancara dalam penulisan skripsi ini, sekaligus

para santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah yang telah memberikan

banyak sekali ilmu dan pengalaman buat penulis.

7. Orang tua penulis, almarhum Ayahanda Suharjono, Ibunda Neneng Sumiati,

beserta Kakak-Kakak penulis Mas Muhammad Azhari Sujono, Mas Muhammad

Farid Ma’ruf, Mbak Dian, Mbak Uta, dan adik Penulis Adik Muhammad Hafid

Aziz yang telah memberi dukungan dan memotivasi kepada penulis dalam

mengerjakan skripsi ini.

Page 7: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

vi

8. Teman-teman SKI angkatan 2012, teman-teman Pondok Adil, dan teman-teman

seperjuangan yang ikut memberikan partisipasinya, khususnya kepada Imam

Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang yang telah

membantu penulis hingga selesainya skripsi ini.

Skripsi tidak sempurna, banyak kekurangan, oleh karena itu Penulis ucapkan

terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu penyusunan

skripsi ini hingga selesai. Dan Penulis hanya bisa berdoa, semoga amal baik mereka

diberikan ganjaran yang setimpal, karena Allah SWT adalah sebaik-baiknya pemberi

balasan.

Jakarta, 28 Desember 2017

Penulis

Muhammad Yusuf Achada

Page 8: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

vii

Ringkasan

Nama : Muahmmad Yusuf Achada

NIM/Jrsn : 1112022000021/Sejarah dan Peradaban Islam (SPI)

Judul : “Sejarah dan Perkembangan Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah Potroyudan Jepara 1980-2016”

ABSTRACT

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah is a boarding school founded by

KH. Ahmad Jauhari (Mbah Johar), Based on the mandate of his teacher Abuyya

Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky. As well as, the capital of the sciences he

has learned from various teacher. These sciences became a source of education for

the santri and the wider community. And Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

able to survive in the middle of society by bulding madrasah. In the words, Pondok

Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah has managed to show its success to survive in the

midst of modern society.

Page 9: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

vii

Skripsi ini berjudul “Sejarah dan

Perkembangan Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah Potroyudan

Jepara 1980-2016”.

Dalam penelitian ini, penulis

menggunakan metode kualiltatif, karena

dalam skripsi ini, penulis ingin memberikan,

menerangkan, mendeskripsikan secara kritis,

atau memberi gambaran tentang Pondok

Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Potroyudan, Jepara, Jawa Tengah yang telah

mampu mempertahankan eksistensinya di

tengah-tengah masyarakat modern.

Temuan penelitian penulis antara

lain : pertama, latar belakang berdirinya

Pondok Pesantren tersebut berdasarkan

sebuah amanah dari sang Guru Abuyya

Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky

kepada KH. Ahmad Jauhari (Mbah Johar)

untuk membangun sebuah Pesantren di

kampung halamannya dengan nama

Daruttauhid Al Alawiyah. Kedua, pada awal

berdirinya Pondok Pesantren tersebut hanya

memiliki beberapa santri, dan belum

menginap di pondok.

Seiring berjalannya waktu, jumlah santri di

Pondok tersebut mulai meningkat. Di sisi

lain, Mbah Johar berhasil membangun rasa

simpatik masyarakat untuk peduli terhadap

pondok pesantren. Kemudian ia didaulat

menjadi Mursyid Toriqoh dan membuat

majlis pengajian yang diselenggrakan setiap

hari Ahad pagi dan berlangsung hingga

sekarang. Ketiga, dalam beberapa tahun

terakhir, Pihak Pondok membangun

sekolah/madrasah dengan tujuan untuk

mengatur jadwal sekolah dan ngaji yang

lebih efisien.

Melihat dari bukti-bukti dan hasil

penelitian di atas, dapat disimpulkan bahwa

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

merupakan pondok pesantren yang mampu

bertahan di tengah masyarakat modern

dengan membangun sekolah/madrasah

sebagai salah satu faktornya. Dengan kata

lain, Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah telah berhasil menunjukkan

keberhasilannya untuk bertahan ditengah-

tengah masyarakat modern.

Page 10: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

x

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………………………………………...….iv

ABSTRAK…………………………………………………………………………..vii

DAFTAR ISI………………………………………………………………………....x

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah…………………………………..1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah……………………..4

C. Tujuan dan Manfaat Penelitian…………………………...5

D. Tinjauan Pustaka………………………………………….6

E. Kerangka Teori……………………………………………7

F. Metode Penelitian…………………………………………9

G. Sistematika Penulisan……………………………………14

BAB II BIOGRAFI PIMPINAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID AL ALAWIYAH POTROYUDAN

JEPARA JAWA TENGAH

A. Biografi Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid……...16

B. Pendidikan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid…...22

C. Karya-karya Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid….26

Page 11: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

xi

BAB III BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DARUTTAUHID

AL ALAWIYAH POTROYUDAN JEPARA JAWA

TENGAH

A. Kondisi Masyarakat……………………………………..28

1. Kondisi Geografis…………………………………....28

2. Kondisi Kependudukan…………………………...…29

3. Kondisi Agama………………………………………30

4. Kondisi Sosial………………………………………..32

5. Kondisi Ekonomi…………………………………….33

B. Beridirnya Pondok……………………………………....35

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok…………………..35

2. Nama Pondok….……………………………………..37

3. Letak Pondok……………………………….………..38

C. Visi dan Misi Pondok…………………………………….

BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID AL ALAWIYAH POTROYUDAN

JEPARA JAWA TENGAH

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Daruttauhid…….…40

1. Keadaan Santrinya………………………………...41

2. Keadaan Gurunya…………………………………45

3. Keadaan Kurikulumnya…………………………...47

4. Keadaan Sarana dan Prasarananya………………..49

B. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Daruttauhid……...51

1. Sistem Pendidikan Tradisional……………………53

2. Sistem Pendidikan Klasikal……………………….54

Page 12: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

xii

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan……………………………………………….56

B. Saran ………………….………………………………….57

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………….………59

LAMPIRAN…………………………………………………………………………62

Page 13: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Pendidikan adalah salah satu faktor yang sangat menentukan dan berpengaruh

tergadap perubahan sosial. Melalui pendidikan diharapkan bisa menghasilkan para

generasi penerus yang mempunyai karakter yang kokoh untuk menerima tongkat

estafet kemepimpinan bangsa.1 Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan

yang tidak pernah lepas dari pandangan masyarakat Indonesia secara umum. Di sisi

lain, pondok pesantren tidak hanya berperan mendidik santri-santrinya untuk menjadi

individu yang berkepribadian Islami, tetapi juga memiliki peranan lain, yaitu sebagai

pusat penyebaran agama Islam. Hal tersebut dinyatakan oleh Nur Inayah dan Endry

Fatimaningsih dalam Jurnal Sociologie, Vol. 1 No. 3 yang berjudul “Sistem

Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren (Studi Pada Pondok Pesantren Babul

Hikmah Kecamatan Kalinda Kabupaten Lampung Selatan)” :2

Pondok pesantren sebagai lembaga pendidikan dan pusat penyebaran agama

Islam lahir dan berkembang semenjak masa-masa permulaan kedatangan agama

Islam di Indonesia. Sebagaimana diketahui bahwa pondok pesantren sebagai

lembaga pendidikan Islam yang tertua di Indonesia telah menunjukan

kemampuannya dalam mencetak kader-kader ulama dan turut berjasa dalam

meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia. Pesantren, jika disandingkan

dengan lembaga pendidikan yang pernah muncul di Indonesia, merupakan system

1 M. Syaifuddien Zuhriy, Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren

Salaf, Walisongo, Vol. 19, No. 2, November 2011, hal, 288.

2 Nur Inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren

(studi pada pondok pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan),

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 215-128.

Page 14: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

2

pendidikan tertua saat ini dan dianggap sebagai produk budaya Indonesia yang

indigenous.3

Pondok pesantren sebagai pendidikan nonformal merupakan lembaga

pendidikan dan penyiaran agama Islam yang tradisional. pondok pesantren tradisional

juga juga merupakan lembaga pendidikan tertua di Indonesia karena sejalan dengan

perjalanan penyebaran Islam di Indonesia, hal ini dibuktikan dengan berdirinya

pondok-pondok pesantren sejak abad ke-15, seperti Gelogah Arum yang didirikan

oleh Raden Fatah pada tahun 1476 sampai pada abad ke-19 dengan beberapa pondok-

pondok pesantren yang dipimpin oleh para wali, seperti Pesantren Sunan Malik

Ibrahim di Gresik, Pesantren Sunan Bonang di Tuban, Pesantren Sunan Ampel di

Surabaya dan Pesantren Tegal Sari yang terkemuka di Jawa.4

Pondok pesantren adalah lembaga pendidikan Islam di Indonesia yang

membentuk perilaku Islami Masyarakat, di mana para pengasuhnya dan para

santrinya tinggal dalam satu lokasi pemukiman dengan didukung bangunan utama

meliputi; rumah pengasuh, masjid, tempat belajar/madrasah/sekolah, dan asrama.

Pondok pesantren dewasa ini merupakan lembaga gabungan antara sistem pondok

pesantren yang memberikan pendidikan dan pengajaran agama Islam dengan cara

tradisional, sistem pendidikan formal berbentuk madrasah bahkan sekolah umum

dalam berbagai tingkatan dan kejuruan menurut kebutuhan masyarakat masing-

3 Nur Inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren

(studi pada pondok pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan),

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 215-128.

4Azhari, Eksistensi Sistem Pesantren Salafi Dalam Menghadapi Era Modern ,Islamic Studies

Journal, Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2014, h. 53-54.

Page 15: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

3

masing. System pendidikan ini membawa keuntungan, antara lain; pengasuh mampu

melakukan pemantauan secara leluasa hampir setiap saat terdapat perilaku santri, baik

yang terkait dengan upaya pengembangan intelektualnya maupun kepribadiannya.

Keuntungan kedua adalah adanya proses pembelajaran dengan frekuensi yang tinggi

sehingga dapat memperkokoh pengetahuan yang diterimanya. Keuntungan ketiga

adalah adanya proses pembiasaan akibat interaksinya setiap saat, baik sesama santri,

santri dengan ustadz maupun santri dengan kyai. Keuntungan lainnya adalah adanya

integrasi antara proses pembelajaran dengan kehidupan keseharian.5

Untuk wilayah Jawa, pondok pesantren tidak pernah luput dari pandangan

masyarakat Jawa. Hal tersebut dikarenakan pondok pesantren memiliki peranan

khusus dalam membentuk individu yang intelektual atas dasar nilai-nilai Islami,

sehingga pondok pesantren menjadi cukup dominan dalam dunia pendidikan. Namun,

dalam menghadapi tantangan zaman, pondok pesantren harus memiliki identitas yang

dapat dijadikan modal utama dalam mendidik para santrinya, dan memiliki

perencanaan agar dapat mempertahankan tradisi-tradisi yang ada di dalamnya. Hal

tersebut dapat dibuktikan oleh beberapa pesantren di Jawa, seperti pondok pesantren

Gontor, Tebuireng, dan Maslakul Huda Kajen-Pati di Jawa Tengah yang mampu

berdiri kokoh hingga saat ini. Namun untuk kajian ini akan terfokus pada pondok

pesantren yang ada di Kabupaten Jepara Jawa Tengah khususnya Desa Potroyudan,

yakni Pondok Pesantren Daruttauhid Ptroyudan Jepara.

5 Nur Inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren

(studi pada pondok pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan),

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 215-128.

Page 16: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

4

Pondok Pesantren Daruttauhid Potroyudan Jepara berdiri sejak tahun 1980,

dan hingga saat ini masih dapat berdiri di tengah-tengah masyarakat modern. Dalam

perkembangannya, pondok pesantren tersebut bukan pondok pesantren besar, dan

tidak dapat dibandingkan dengan pondok pesantren lainnya seperti Gontor,

Tebuireng, serta Maslakul Huda Kajen-Pati. Namun yang menjadi masalah adalah

apa yang membuat Pondok pesantren Daruttauhid mampu bertahan hingga sekarang?.

Serta strategi apa yang diterapkan untuk mempertahankannya?.

Berangkat dari gagasan tersebut, penulis mengangap bahwa kajian ini cukup

menarik untuk dikaji lebih dalam dan perlu dikembangkan menjadi sebuah karya tulis

ilmiah untuk menambah kajian dalam dunia Sejarah Kebudayaan Islam, khususnya

dalam bidang Pondok Pesantren di Indonesia. Dengan adanya kajian tersebut, penulis

berharap bahwa masyarakat tidak mengesampingkan peranan pesantren dalam

membentuk individu yang berkarakter6 Islami. Sehingga masyarakat dapat memiliki

peranan sendiri dalam berkontribusi terhadap Pondok Pesantren. Karna di sisi lain,

Pondok Pesantren tidak akan mampu berdiri sendiri jika tidak ada bantuan oleh

masyarakat, baik secara dukungan hingga materi. Dan masyarakat yang paling

berperan adalah masyarakat yang ada di sekitar Pondok Pesantren tersebut, dalam

kasus ini adalah Pondok Pesantren Daruttauhid dan masyarakat Potroyudan Jepara

Jawa Tengah.7

6 Umar Bukhory, Status Pesantren Mu’adalah; Antara Pembebasan dan Pengebirian Jatidiri

Pendidikan Pesantren, Karsa, Vol. IXI, No. 1, April 2011, h, 49.

7 KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al-Alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 17: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

5

B. PEMBATASAN DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Pembatasan Masalah

Sesuai dengan judul di atas dan agar permasalahan tidak melebar, maka

penulis hanya menjelaskan sejarah berdirinya Pondok Pesantren Daruttauhid dan

perkembangannya sampai tahun 2016.

2. Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka permasalahannya penulis

rumuskan sebagai berikut :

a. Bagaimana biografi pimpinan Pondokn Pesantren Daruttauhid?

b. Bagaimana sejarah berdirinya Pondok Pesantren Daruttauhid?

c. Bagaimana perkembangan Pondok Pesantren Daruttauhid?

C. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

1. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah :

a. Untuk mengetahui biografi pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid

b. Untuk mengetauhi sejarah berdirinya Pondok Pesantren Daruttauhid

Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

c. Untuk mengetahui perkembangan Pondok Pesantren Daruttauhid

Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

d. Untuk mengetahui pandangan masyarakat mengenai Pondok pesantren

Daruttauhid.

Page 18: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

6

2. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat dari penulisan karya ilmiah ini, diantaranya:

a. Manfaat Akademis

Sebagai tambahan refrensi kajian sejarah Islam khususnya Pondok

Pesantren. Karya ilmiah ini diharapkan dapat memberikan kontribusi yang

positif terhadap dunia Sejarah Kebudayaan Islam.

b. Segi Praktis

a) Karya ilmiah ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi Sejarah

Kebudayaan Islam, khususnya Pondok Pesantren. Serta dapat menjadi

acuan bagi peneliti berikutnya untuk meneliti lembaga tersebut dalam

aspek yang lain.

b) Karya ilmiah ini diharapkan dapat meingkatkan kesadaran masyarakat

Muslim dalam menanggapi pentingnya suatu lembaga pendidikan

pesantren.

Page 19: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

7

D. TINJAUAN PUSTAKA

Sepanjang pengetahuan penulis sudah banyak cendekiawan yang membahas

permasalahan mengenai pondok pesantren di Indonesia, khusunya pada wilayah

pulau Jawa:

Dalam skripsi M. Fathul Yaqin berjudul “Peranan Pondok Pesantren Al-Fatah

Dalam Peningkatan pendidikan Masyarakat Pasir Angin Cileungsi Bogor Jawa Barat

(1993-1999)” pada tahun 2014, dijelaskan tentang peranan pondok pesantren dalam

meningkatkan pendidikan sebagai modal awal sebelum kembali kepada masyarakat

secara umum.

Selain skripsi M. Fathul Yaqin, terdapat pula sebuah Jurnal Sosoal dan

Budaya Keislaman Vol. 23, No. 2, Desember 2015 karangan Muhammad Hasan

berjudul “Inovasi dan Modernisasi Pendidikan Pondok Pesantren, dijelaskan tentang

bagaimana langkah-langkah yang perlu diambil oleh pondok pesantren untuk

menciptakan inovasi serta modernisasi untuk tetap bertahan.

Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1, April 2011 karangan M. Shodiq

berjudul “Pesantren dan Perubahan Sosial” dijelaskan tentang perubahan baik itu

sedikit atau bahkan menyeluruh seperti penyesuaian diri di tengah-tengah masyarakat

modern.

Terakhir skripsi yang ditulis oleh Rizki Dzulfikar Fahmi tahun 2011 yang

berjudul “Modernisasi Pendidikan Islam Indonesia Studi Kasus : Pembaharuan

Pendidikan Pondok Peantren Attaqwa Bekasi (1956-2000), dijelaskan tentang sebuah

Page 20: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

8

arah modernisasi pendidikan Islam pada pondok pesantren yang lebih menyinggung

dalam ranah pendidikan.

Namun dari beberapa studi tersebut belum ada satupun yang menjelaskan

tentang Sejarah dan Berkembangnya Pondok Pesantren yang Daruttauhid Al-

Alawiyah serta alasan mengapa pondok pesantren tersebut masih berdiri kokoh di

tengah-tengah zaman modern ini.

E. KERANGKA TEORI

Dalam kerangka teori untuk kajian Pondok Pesantren Daruttauhid Potroyudan

Jepara ini, penulis mengambil beberapa penelusuran pustaka yang kemudian

diturunkan menjadi beberapa teori yang berhubungan dengan masalah kajian ini.

Beberapa diantaranya adalah:

1. Teori Perubahan Sosial

Perubahan sosial8 adalah proses dimana terjadi perubahan struktur masyarakat

yang berjalan dengan perubahan kebudayaan dan fungsi suatu system sosial. Berikut

beberapa perspektif mengenai perubahan sosial antara lain:

Pertama, pada system pendidikan pesantren tidak hanya mengajarkan kitab-

kitab klasik tetapi juga mengajarkan santri-santrinya dengan ilmu-ilmu modern.

Kedua, berdirinya pesantren yang mana dulu pesantren tumbuh dan berkembang di

masyarakat pedesaan akan tetapi sekarang banyak pesantren tumbuh dan

berkembang di masyarakat perkotaan. Ketiga, dalam segi kyai juga mengalami

perubahan di mana pada pesantren pedesaan kita mengenal “kyai nasab” akan

8 M. Shodiq, Pesantren Dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1, April

2011. h. 118-119.

Page 21: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

9

tetapi seiring tumbuh dan berkembangnya pesantren-pesantren diperkotaan

munculah kepada seseorang yang mempunyai keahlian dalam bidang agama dan

mempunyai manajerial yang bagus dalam mengelola pesantren.9

2. System Pendidikan Pesantren

System pendidikan adalah totalitas interaksi dari seperangkat unsur-unsur

pendidikan yang bekerjasama secara terpadu dan saling melengkapi satu sama lain

manuju tercapainya tujuan pendidikan yang telah menjadi cita-cita bersama

pelakunya. Kerjasama antar para pelaku ini didasari, dijiwai, digerakkan,

digairahkan dan diarahkan oleh nilai-nilai luhur yang dijunjung tinggi oleh

mereka. Dalam system pendidikan pesantren terdapat unsur-unsur yang dapat

dikelompokkan sebagai berikut: Aktor atau pelaku adalah kyai, ustadz, santri, dan,

pengurus. Sarana perangkat keras adalah masjid, rumah kyai, rumah dan asrama

ustadz, pondok pesantren, gedung atau madrasah dan sebagainya. Sarana

perangkat lunak adalah tujuan, kurikulum, kitab, penilaian, tata tertib,

perpustakaan, pusat dokumentasi dan penerangan, cara pengajaran, ketrampilan,

pusat pengembangan masyarakat dan alat-alat pendidikan lainnya.10

Adapun

prinsip-prinsip sistem pendidikan pesantren adalah sebagai berikut:

pertama, Theocentric yaitu System pesantren mendasarkan filsafat

pendidikannya pada filsafat theocentric yaitu pandangan menyatakan bahwa

semua kejadian berasal, berproses dan kembali pada kebenaran Tuhan. Kedua,

Sekarela dan mengabdi yaitu penyelenggara pesantren dilaksanakan secara

sekarela dan mengabdi kepada sesame dalam rangka mengabdi kepada Tuhan.

9 M. Shodiq, Pesantren Dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1, April

2011. h. 118-119.

10

M. Shodiq, Pesantren Dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1, April

2011. h. 118-119.

Page 22: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

10

Ketiga, Kearifan yaitu pesantren menekankan pentingnya kearifan dalam

menyenggarakan pendidikan pesantren dan dalam tingkah laku sehari-hari

kearifan dimaksud disini adalah bersikap dan berperilaku sabar, rendah hati,

program patuh pada ketentuan hukum agam, mampu mencapai tujuan tanpa

merugikan orang lain dan mendatangkan manfaat bagi kepentingan bersama.

Keempat, Kesederhanaan yaitu pesantren menekankan pentingnya penampilan

sederhana sebagai salah satu nilai luhur pesantren dan menjadi pedoman

perilaku sehari-hari bagi seluruh warga pesantren, kesederhanaan yang

dimaksud disini adalah kemampuan bersikap dan berfikir wajar, proporsional

dan tidak tinggi hati. Kelima, Kolektivitas yaitu pesantren menekankan

pentingnya kolektivitas atau kebersamaan lebihtinggi dari pada individualism.11

F. METODE PENELITIAN

1. Waktu dan Tempat

Penelitian ini dilakukan di Pondok Pesantren Daruttauhid Potorudan, Jepara,

Jawa Tengah, penentuan lokasi ini berdasarkan atas judul yang diangkat oleh penulis.

Sedangkan waktu penelitiannya adalah 4 (empat) bulan, sejak bulan mei 2016 sampai

bulan agustus 2016.

2. Metode Penelitian

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif.

Penelitian kualitatif tersebut berusaha memberikan data secara sistematis dan fakta-

fakta actual. Metode ini mempunyai beberapa ciri-ciri sebagai berikut :

a. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah actual yang dihadapi

11

Nur Inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren

(studi pada pondok pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan),

Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 217-218.

Page 23: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

11

sekarang.

b. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun,

dijelaskan, dan dianalisa.12

3. Jenis Data

Data yang akan penulis gunakan adalah data kualitatif. Penulis memilih

mengunakan data kualitatif dengan tujuan untuk mengetahui berbagai aspek

mengenai Pondok Pesantren Daruttauhid Potroyudan Jepara, yang terdiri dari:

a. Gambaran umum Pondok Pesantren Daruttauhid.

b. Konsep literature Pondok Pesantren Daruttauhid.

c. Literatur-literatur mengenai kurikulum Pondok Pesantren Daruttauhid dan

peningkatan keilmuan siswa/santri.

d. Aktivitas keseharian para siswa/santri.

e. Dokumen-dokumen tertulis yang berhubungan dengan penelitian penulis.

4. Sumber Data

Sumber data dalam penelitian ini dapat dibedakan menjadi dua macam yakni

a. Data Primer

Data primer adalah sumber utama yang memberikan data informasi

12

Drs. Amirul Hadi dan Drs. H. Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung:

Pustaka Setia,1998 h. 50.

Page 24: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

12

kepada peneliti,13

di antaranya adalah:

1) Pimpinan (Penanggung Jawab) Pondok Pesantren Daruttauhid

Potoyudan, Jepara, Jawa Tengah.

2) Para Guru/Ustadz pengajar Pondok Pesantren Daruttauhid

Potroyudan, Jepara, Jawa Tengah.

3) Para siswa/santri Pesantren Daruttauhid Potroyudan, Jepara, Jawa

Tengah.

4) Masyarakat Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang tidak langsung memberikan data

kepada peneliti,14

seperti dokumentasi mengenai kurikulum, dan literatur-

literatur mengenai pendidikan dan peningkatan mutu pengetahuan

siswa/santri. Sedangkan untuk landasan teoritiknya penulis menggunakan

buku yang relevan dengan masalah penelitian serta dapat mengungkapkan

teori-teori yang ada kaitanya dengan penelitian.

13 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,

Bandung:Alfabeta, 2007. h. 308.

14

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,

Bandung:Alfabeta, 2007. h. 309.

Page 25: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

13

5. Teknik Pengumpulan data

a. Wawancara

Wawancara merupakan pertemuan dua orang atau lebih secara

langsung untuk bertukar informasi dan ide melalui tanya jawab, sehingga

dapat dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.15

Dalam hal ini

penulis melakukan wawancara kepada para siswa/santri, para guru/ustadz

yang ada di lingkungan pesantren. Dengan tujuan untuk memperoleh data dan

gambaran umum menyangkut hal yang akan diteliti sebagaimana yang

tercantum dalam sumber data primer.

b. Studi Pustaka

Studi pustaka merupakan teknik pengumpulan data berdasarkan buku-

buku yang dipelajari. Tujuan studi pustaka tesebut adalah demi

memperdalam pemahaman penulis dalam karya ilmiah ini.

c. Studi Dokumentasi

Studi Dokumentasi merupakan teknik pengumpulan berdasarkan

dokumen-dokumen. Dokumen tersebut dapat berupa arsip pondok

pesantren, buku karangan kyai atau para santri, bahkan berupa foto-foto

dokumentasi.

15

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,

Bandung:Alfabeta, 2007, 97.

Page 26: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

14

d. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan yang sistematis terhadap

gejala-gejala yang diteliti. Melalui observasi peneliti belajar tentang perilaku,

dan makna dari perilaku tersebut.16

Adapun observasi yang dilakukan peneliti

termasuk dalam jenis observasi partisipasif. Yaitu peneliti terlibat langsung

dengan kegiatan sehari-hari orang yang sedang diamati atau yang digunakan

sebagai sumber data penelitian. Sambil melakukan pengamatan, peneliti ikut

melakukan apa yang dikerjakan oleh sumber data. Teknik ini dipergunakan

untuk memperoleh gambaran umum mengenai kondisi Pondok Peantren

Pesantren Daruttauhid Potroyudan, Jepara, Jawa Tengah, baik di bidang

sarana, fisik, keadaan siswa/santri, tenaga pendidik dan kegiatan belajar.

6. Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari data secara sistematis yang

diperoleh melalui wawancara, catatan lapangan, serta bahan-bahan lain,

kemudian menyusun data dan membuat kesimpulan, agar mudah dipahami

dan dapat diinformasikan kepada orang lain.

16

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan R&D,

Bandung:Alfabeta, 2007, h. 94.

Page 27: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

15

G. SISTEMATIKA PENULISAN

BAB I PENDAHULUAN

Membahas tentang signifikansi pembahasan yang dimuat

antara lain Latar belakang masalah, Pembatasan dan perumusan

masalah, Tujuan dan manfaat penelitian, Tinjauan Pustaka,

Kerangka teori, Metode penelitian, Sistematika penulisan.

BAB II BIOGRAFI PIMPINAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID

Membahas tentang biografi pimpinan Pondok Pesantren

Daruttauhid Potroyudan Jepara Jawa Tengah dari generasi

pertama hingga saat ini, serta membahas pendidikan pimpinan

Pondok pesantren Daruttauhid.

BAB III BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DARUTTAUHID

Membahas tentang nama, letak, serta struktur pondok

pesantren sebagai latar belakang berdirinya Pondok Pesantren

Daruttauhid.

BAB IV PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID

Membahas tentang keadaan santri dan ustadz, kurikulum,

sarana dan prasarana, system pendidikan, serta pandangan

masyarakat sekitar tentang Pondok Pesantren Daruttauhid.

Page 28: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

16

BAB V PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan penulisan dan saran-saran untuk

penulisan selanjutnya.

Page 29: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

16

BAB II

BIOGRAFI PIMPINAN

PONDOK PESANTREN DARUTTAUHID AL ALAWIYAH

POTROYUDAN JEPARA JAWA TENGAH

A. Biografi Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Potroyudan

Jepara.

1. KH. Ahmad Jauhari

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah merupakan lembaga pendidikan

Islam cukup terkenal pada masanya. Hal tersebut tidak luput oleh tokoh pendirinya,

yaitu KH. Ahmad jauhari atau yang akrab disapa Mbah Johar. Mbah Johar juga tokoh

agama yang dijadikan panutan oleh masyarakat Potroyudan Jepara, bahkan nama

Mbah Johar lebih dikenal masyarakat dari pada nama Pesantren yang didirikannya.

Berdasarkan hasil wawancara dengan salah seorang Ustadz/tokoh masyarakat

setempat sekaligus alumni Pondok Pesantren tersebut, diketahui bahwa sebelum

mendirikan pesantren, ia menikah dengan putri Mbah Abbas Mansyur. Namun,

setelah menikah sang istri meninggal dunia, kemudian ia menikah lagi dengan putri

ketiga Mbah Abbas Mansyur.1

1Abidin Alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Sekaligus Tokoh Masyarakat Desa

Potroyudan, Wawancara Pribadi, Jepara, 13 Januari 2017.

Page 30: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

17

Di sisi lain Mustafa Ad Damawy salah seorang santri pernah mendengar cerita

dari beberapa santri lain, bahwa alasan Mbah Johar menikahi putri ketiga Mbah

Abbas Mansyur bermula dari mimpi adiknya, bahwa almarhumah mendatangi

adiknya dan meminta untuk menikah dengan Mbah Johar. Oleh karena itu Mbah

Johar menikah lagi dengan adiknya, Hj. Farida Jauhari2

Dari pernikahan tersebut, Mbah Johar dikaruniai 6 (enam) anak, terdiri dari 3

(tiga) laki-laki dan 3 (tiga) perempuan. Keenam anak tersebut adalah :

a. Pertama KH. Mundziri Jauhari yang sekarang menjadi penerus pimpinan

Pondok Pesantren Daruttauhid, ia menikah dengan ibu nyai Hj. Fida Atiya

dan dikaruniai 4 (empat) anak, Muhammad Alwy, Hubabah Fatimah, Ahmad,

dan Hubabah Khadijah.

b. Kedua Ibu nyai Amalia Hidayah yang menikah dengan KH. Ahmad Miladi

pengasuh Pondok Pesantren Salsabila Bogor dan Pembina dakwah sekaligus

pembimbing haji dan umroh Ibnu Sina. Dari pernikahan ini ia dikarunia 4

(empat) anak, Ilham Baihaqi, Nahji Rabbany, Ahda Sabila, dan Aliya

Mumtaz.

c. Ketiga Ibu nyai Laila Maghfiroh seorang Hafizah, lalu ia menikah dengan

KH. Ahmad Roziqin yang yang ditetapkan sebagai salah satu pengasuh

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, bersama KH. Mundziri Jauhari.

Dari pernikahan ini, ia dikarunia 4 (empat) anak, Lubab Muhammad, Ahla

Roihana, Aniqo Rosyida, dan Asma’ Rofida).

d. Keempat KH. Muhammad Maimun, Lc. alumni dari Pondok Pesantren Al-

Anwar Sarang dan Universitas Damaskus Siria. Ia menikah dengan Aunun

Nailil Himma putri KH. Mahfudl Sobari seorang pengasuh Pondok Pesantren

Riyadlul Jannah Pacet Mojokerto. Dari pernikahan ini ia dikaruniai 2 anak;

Muhammad Fajrul Abid dan Maqdis Samiya).

e. Kelima Ustadz H. Abdurrahman, Lulusan Fakultas Psikologi Universitas

Negeri Malang, alumni Pondok Pesantren TBS Kudus, Nurul Haromain Pujon

Malang, dan sampai sekarang masih belajar di Pesantren Abuya Sayyid

Muhammad Alawy Al Maliky, Makkah.

2Mustafa Ad-Damawy, Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara 13 Januari 2017.

Page 31: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

18

f. Keenam Ibu nyai Afro’ Tsuroyya, menikah dengan KH. Ibnu Hajar seorang

alumni Pondok Pesantren Salafiyah Ibrahimiyah Situbondo Jawa Timur dan

Pesantren Abuya Sayyid Muhammad Alawy Al Maliky Makkah, sekaligus

pendiri dan pengasuh Pondok Pesantren Fathul Bary Krian Sidoarjo. Dari

pernikahan ini ia dikaruniai 3 (tiga) anak; Arwa Bahiyya, Muhammad Hasan

Maliky, dan A’isyah Albatuul.3

Walaupun Mbah Johar telah berkeluarga, ia masih melanjutkan studi ke

Makkah. Keluarga yang ditinggal tetap diberi nafkah, dan untuk menafkahi

keluarganya, ia menggunakan uang yang diberikan oleh pihak lembaga. Di sana

terdapat peraturan bahwa santri dilarang untuk bekerja. Sehingga segala macam

kebutuhan akan dipenuhi, termasuk untuk menafkahi keluarga.4

Ketika kembali kepada keluarganya di kampung halaman, ia berhasil

mendidik anak-anaknya dengan mengajarkan berbagai macam kitab, seperti kitab

Zuba, Fatkhul Qorib, dan Fatkhul Mu’in, sampai hafal Alfiyah.5 Namun keberhasilan

Mbah Johar tidak hanya mendidik anak-anaknya atau mendidik santri saja, namun

juga dalam hal bermasyarakat. Ia berhasil membangun rasa sismpatik masyarakat

hingga masyarakat peduli terhadap pondok pesantren. Kemudian ia di daulat menjadi

Mursyid Toriqoh Nahsyabandiyah. Setelah ditetapkan sebagai Mursyid Toriqoh, ia

membuat majlis pengajian yang diselenggarakan setiap hari ahad pagi dan masih

berlangsung hingga sekarang. Dengan masih berlangsungnya majlis pengajian

3Kang Abdi, Buku Saku Dalam Rangka Haul KH. Ahmad Jauhari ke-16, Cetakan-1, h, 20-24.

4Mustafa Ad-Damawy, Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara 13 Januari 2017.

5KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 32: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

19

tersebut, menandakan bahwa ia adalah satu-satunya tokoh yang berhasil didaulat

menjadi Mursyid Toriqoh.

Selain didaulat menjadi seorang Mursyib, ia dikenal sebagai Kiai langka.

Berdasarkan wawancara dengan KH. Ahmad Roziqin, diketahui bahwa “Mbah Johar

merupakan seorang Kyai langka. Dalam keterangan tersebut KH. Ahmad Roziqin

mengatakan bahwa Kyai di Indonesia jika sudah hafal Al-Qur’an maka tidak bisa

menguasai kitab kuning, dan begitu sebaliknya. Tetapi Mbah Johar mampu

menguasai keduanya, yakni menguasai kitab kuning dan mampu hafal Al-Qur’an”.6

Pada tahun 1999 Mbah Johar meninggal dunia, dan harus menitipkan semua

peninggalannya mulai dari pondok pesantren, santri, majlis pengajian, hingga

kepercayaan masyarakat, kepada pengasuh berikutnya yakni KH. Ahmad Roziqin

sang menantu, dan di tahun 2005 anak sulung dari Mbah Johar yakni KH. Mundliri

Jauhari, pulang dari Makkah untuk ikut mengasuh pondok pesantren yang

ditinggalkannya.

2. KH. Ahmad Roziqin

KH. Ahmad Roziqin merupakan seorang Kyai kelahiran Mijen Demak pada 2

Januari 1965. Ia lahir dari keluarga yang sederhana dan mengutamakan nilai

pendidikan. Dalam keluarga ia memiliki satu ayah dan tiga ibu. Ayahnya bernama H.

6KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 33: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

20

Abdul Jalil dan ibu kandungnya bernama Nastulifah. Dari ibu kandung ia anak kedua

dari lima bersaudara, dan masih memiliki 6 saudara lain dari kedua ibu tirinya. 7

Ayahnya merupakan warga asli desa Jung Pasir, Kecamatan Wedung,

Kabupaten Demak, dan di sisi lain juga seorang santri yang pernah belajar di Pondok

Pesantren Matholi’ul Falah Kajen Pati. Setelah selesai menempuh pendidikan di

pesantren, ayahnya bekerja sebagai bertani sampai berdagang buah, hingga akhirnya

berhasil menjadi pengusaha besar pada waktu itu.8

Dapat dikatakan bahwa ayahnya adalah orang pertama dari Demak yang

mempelopori perdagangan buah di Jakarta. Berawal dari tidak memiliki apapun

hingga akhirnya memiliki kios di Pasar Induk bahkan memiliki perkebunan pribadi di

Jawa Timur. Setelah memiliki perkebunan sendiri, ayahnya mulai menanam buah-

buahan sendiri seperti mangga dan jeruk. Selain buah-buahan, ia juga menanam padi

dan tebu, hingga akhirnya berhasil menjadi pengekspor mangga terbesar pada saat

itu.9

KH. Ahmad Roziqin sangat mengagumi ayahnya yang berjuang dari tidak

memiliki apa-apa hingga menjadi seorang pengusaha besar pada masanya. Hal

tersebut yang menjadi motivasi KH. Ahmad Roziqin untuk berjuang.

7KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

8KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

9KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 34: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

21

“Berawal dari keberhasilan ayahnya, ia termotivasi untuk berjuang. Dengan

kata lain, ia ingin mengikuti jejak keberhasilan ayahnya. Awal perjuangannya

dimulai dari bangku pendidikan MI (Madrasah Ibtida’iyah) sampai

menempuh perguruan tinggi di Mesir, yakni di Universitas Al Azhar. Awal

perjuangan terberatnya adalah untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari saat

belajar di Al Azhar Mesir. Dengan bermodalkan kemandirian, ia bekerja

sebagai pemandu jama’ah haji sekaligus berdagang. Untuk barang

dagangannya berupa souvenir kaligrafi yang ditulis pada kertas khas dari

Mesir. Selain menjual souvenir, ia juga menjual beberapa makanan dari

Indonesia seperti kecap, saus, kerupuk, hingga bubur kacang hijau. Untuk

mendapatkan semua makanan tersebut, ia pergi ke Saudi Arabia. Ia

mengatakan bahwa disana banyak terdapat toko yang menjual makanan dari

Indonesia. Dengan modal tersebut, ia mampu mencukupi kebutuhan sehari-

hari sampai lulus Strata-1. Setelah lulus Strata-1 ia melanjutkan ke tingkat

Strata-2, Namun karna usianya sudah 31 tahun, maka ia harus kembali ke

Indonesia. Sebelum kembali ke Indonesia, ia pergi ke Makkah untuk

menunaikan ibadah Haji dan menikah dengan putri Mbah Johar bernama Laila

Maghfiroh, yang dijodohkan oleh Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al

Maliky sekitar tahun 1999. Hingga ahkirnya menjadi warga Jepara dengan

bermukim di rumah mertua, yakni Mbah Johar. Di rumah mertuanya, ia ikut

mengajar di Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah dan mengajar di

madrasah Walisongo Pecangaan Jepara. Setelah Mbah Johar meninggal pada

tahun 1999, ia memutuskan untuk berhenti mengajar di Madrasah Walisongo

Pecangaan Jepara, dengan tujuan untuk fokus membina pondok pesantren

yang telah ditinggalkan oleh pengasuhnya. Jadi, tahun 1999 adalah awal mula

perjalanannya mengasuh pondok pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Potroyudan Jepara hingga sekarang.”10

3. KH. Mundliri Jauhari

KH. Mundliri merupakan anak pertama dari pendiri Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah yaitu Mbah Johar. ia menikah dengan dengan Hj. Fida

Atiya dan dikarunia 4 (empat) anak, yaitu Muhammad Alwy, Hubabah Fatiyah,

10KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 35: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

22

Ahmad, dan Hubabah Khadijah. Kemudian ditahun 2005 ia ikut membina pesantren

yang ditinggalkan oleh pengasuh utama, yaitu Mbah Johar.

Sebelum menjadi pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, ia

menempuh pendidikan panjang berawal dari ayahnya hingga ke Makkah. Dalam

proses perjuangannya di Makkah, ia membersihkan toilet selama 10 tahun demi

mendapat berkah dari gurunya. Setelah itu, ia dipercaya menjadi sekretaris pribadi

gurunya.11

B. Pendidikan Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Potroyudan Jepara.

1. KH. Ahmad Jauhari

KH. Ahmad Jauhari yang akrab disapa Mbah Johar merupakan seorang kyai

langka yang mampu hafal Al-Qur’an sekaligus menguasai kitab kuning. ia belajar

menghafal Al-Qur’an kepada gurunya bernama KH. Arwani seorang Kyai karismatik

dari Kudus. Ia juga menguasai berbagai bidang ilmu Islam lainnya seperti Nahwu dan

Shorof, khususnya kitab Alfiyah Ibnu Malik yang dipelajari dari KH. Bisri Mustafa

seorang ulama terkemuka pada masanya. Kemudian ia belajar Ushul Fiqih kepada

KH. Zubeir Dahlan seorang ahli Fiqih di Sarang Rembang, belajar Tasawuf kepada

11KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 36: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

23

KH. Muhammadun di Pandoan Tayu. Disamping itu, ia juga berguru kepada banyak

Kyai di Jawa, termasuk KH. Fadlol Senori Tuban dan KH. Dalhar Watucongol

Magelang. Ia tidak hanya berguru dengan kyai di Jawa saja, tetapi ia juga belajar

berbagai ilmu Islam seperti tafsir, hadits, tasawuf, dan lainnya dengan ulama-ulama

terkemuka di Makkah, terutama dengan sang guru imam Ahlus Sunnah Waljama’ah

Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky.12

Setelah selesai studi di Makkah,

ia pulang ke Indonesia dengan membawa amanah dari gurunya untuk mendirikan

pesantren, yang sekarang dikenal dengan nama Pondok Pesantren Darutauhid Al

Alawiyah, berlokasi di desa Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

2. KH. Ahmad Roziqin

Berawal dari latar belakang ayahnya sebagai santri, kemudian KH. Ahmad

Roziqin menempuh jalan yang sama sebagai santri. Tetapi jalan akhir yang ia tempuh

tidak sama dengan ayahnya yang menjadi pengusaha. Dengan kata lain, ia masih

berjuang di dunia pendidikan khususnya pondok pesantren. Yakni dengan menjadi

salah seorang pengasuh pondok pesantren Daruttauhid AL Alawiyah di desa

Potroyudan Jepara.

Awal mula pendidikannya dimulai dari pendidikan MI (Madrasah

Ibtida’iyah) di Mijen Demak, dan ketika sore ia belajar di Diniah. Proses belajar

12 Kang Abdi, Buku Saku Dalam Rangka Haul KH. Ahmad Jauhari ke-16, Cetakan-1, h. 2-4.

Page 37: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

24

tersebut ia lakukan dari kecil selama 6 tahun. Setelah lulus dari MI (Madrasah

Ibtida’iyah), ia melanjutkan studinya di SMP Al Ma’arif Kudus sambil mondok di

Pondok Pesantren TBS Kudus selama 6 tahun. Hal tersebut adalah awal memasuki

dunia pesantren. Ketika ramadhan, ia menyempatkan diri untuk belajar ke pondok

pesantren lain. Bahkan ia juga ikut ngaji di Mayong Balekambang Jepara. Kegiatan

tersebut ia lakukan untuk menmbah ilmu. Setelah dari Kudus, ia melanjutkan

studinya ke Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang, dengan pengasuhnya KH.

Maimun Zubair hingga sekarang. Setelah itu, ia ditunjuk untuk mengajar di madrasah

Ghozaliah Syafi’iah.13

Ketika berumur 26 tahun ia melanjutkan studi ke Mesir, yakni di Universitas

Al Azhar. Tetapi tujuan beliau bukanlah Mesir, melainkan Makkah, tepatnya di

tempat Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky. Saat itu ia sempat

kebingungan dalam menentukan jurusan. Hal tersebut dikarenakan ia berlatar

belakangkan santri. Setelah mendapat saran dari beberapa teman, ia memutuskan

untuk memilih jurusan Syari’ah. Menurutnya, jurusan tersebut dirasa cocok untuknya

sebagai santri. Setelah ia selesai studi Strata-1, ia melanjutkan studi Strata-2. Karna

usianya yang telah 31 tahun, maka ia memutuskan untuk pulang ke Indonesia dan

menikah dengan Laila Maghfiroh putri Mbah Johar. Hingga akhirnya ia menjadi

salah seorang pengasuh di Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, yang

berlokasi di desa Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

13KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 38: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

25

3. KH. Mundliri Jauhari

Latar belakang pendidikan KH. Ahmad Mundliri Jauhari tidak jauh dari

ayahnya, yakni KH. Ahmad Jauhari sebagai pendiri Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah. Dapat dikatakan bahwa ia mengikuti jejak ayahnya untuk terjun ke dunia

pendidikan, khususnya pesantren. Awal mula pendidikannya adalah belajar kepada

ayahnya sendiri KH. Ahmad Jahari. Sejak kecil ia telah belajar berbagai macam kitab

seperti kitab Zuba, Fatkhul Qorib, Fatkhul Mu’in, sampai hafal Alfiyah. Jadi, sebelum

menempuh pendidikan ke berbagai tempat, ia telah memiliki berbagai ilmu yang

dipelajari dari ayahnya. Selain belajar kitab dengan ayahnya, ia juga belajar di

pendidikan formal, seperti SD (Sekolah Dasar) dan SMP (Sekolah Mengah Pertama).

Berdasarkan wawancara dengan (santri) Deni Setiawan, diketahui bahwa

pendidikan KH. Mundliri Jauhari hanya sampai tingkat SMP. Setelah lulus ia

melanjutkan studinya ke Pondok Pesantren Al Anwar Sarang Rembang. lalu pergi ke

Makkah dengan berguru kepada Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky

selama 15 tahun.14

14Deni Setiawan, Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara Pribadi,

Jepara 21 Januari 2017.

Page 39: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

26

C. Karya-karya Pimpinan Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Dalam dunia pendidikan, karya merupakan sesuatu yang dianggap sangat

penting untuk menunjukan potensi seseorang. Oleh karena itu, banyak dari kaum

akademisi yang berlomba-lomba membuat karya untuk menunjukan eksistensi diri

dalam dunia pendidikan. Namun untuk dunia pesantren, karya terbesar adalah

mencetak generasi baru yang lebih bermoral dalam nilai agama, dan dengan bermodal

moral, para santri dapat menunjang kehidupan yang lebih baik pada masa yang akan

datang.

Untuk karya para pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

sendiri, lebih condong ke kepada mencetak generasi yang lebih baik dalam bidang

agama. Karya tersebut adalah karya terbesar yang telah diraih KH. Ahmad Jauhari.

Untuk karya ilmiyah sendiri, ia belum sempat untuk membuatnya. Hal tersebut

dikarenakan kesibukan dalam proses membangun pesantren yang diamanatkan oleh

gurunya. Ia sadar bahwa proses pembangunan pesantren membutuhkan waktu cukup

lama. Oleh karena itu, ia hanya memfokuskan diri pada proses pembangunan

pesantren dan mendidik para santri, sehingga akhirnya dipercaya masyarakat menjadi

Mursyid Toriqoh Nahsyabandiyah.

Berdasarkan wawancara dengan KH. Ahmad Roziqin, diketahui bahwa “karya

peninggalan Mbah Johar adalah pondok pesantren yang hingga sekarang berdiri

kokoh dan semakain berkembang. Selain itu, ia juga meninggalkan majlis pengajian

dan masih berlangsung sampai sekarang. Semua itu tidak lepas dari karya-karyanya

Page 40: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

27

sebagai pendiri pondok, bahkan ia berhasil mendidik anak-anaknya dalam dunia

pendidikan, salah seorang diantaranya adalah KH. Mundliri Jauhari”15

KH. Ahmad Roziqin juga menulis buku manasik haji dan kitab nahwu

berbahasa jawa. Ia menulis nahwu berbahasa jawa guna membantu para santri agar

faham kitab kuning. Selain itu, ia juga membantu KH. Mundliri Jauhari dalam

menerjemahkan kitab Mafahim Yajibu Antushokhaha karangan Abuyya Sayyid

Muhammad Al Alawy Al Maliky, yang menjelaskan tentang konsep Ahlussunah

Waljama’ah.16

15KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

16KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 41: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

28

BAB III

BERDIRINYA PONDOK PESANTREN DARUTTAUHID AL ALAWIYAH

POTROYUDAN JEPARA JAWA TENGAH

A. Kondisi Masyarakat

1. Kondisi Geografis

Secara geografis Kabupaten Jepara terletak pada posisi 110

mp i j im n mp i

Lintang Selatan, sehingga merupakan daerah paling ujung sebelah utara dari Provinsi

Jawa Tengah. Kabupaten Jepara merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Jawa

Tengah yang beribukotakan Jepara, dengan jarak tempuh ke Ibukota Provinsi sekitar

71 km dan dapat ditempuh dengan kendaraan lebih kurang 2 jam.1 Kabupaten ini

berbatasan dengan laut jawa di barat dan utara, Kabupaten Pati dan Kabupaten Kudus

di timur, serta Kabupaten Demak di Selatan. Wilayah Kabupaten Jepara juga meliputi

Kepulauan Karimunjawa yang berada di Laut Jawa. Luas administrasi adalah

1.004,16 km2.2

1http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017. 2

http://eprints.ums.ac.id/6647/1/D3050012.pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

Page 42: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

29

2. Kondisi Kependudukan

Menurut data kependudukan tahun 2004, jumlah penduduk Kabupaten Jepara

sebanyak 1.059.638 jiwa, kemudian pada tahun 2008 jumlah penduduk meningkat

menjadi 1.090.839 jiwa. Ini menunjukkan bahwa terjadi pertambahan penduduk

sebesar 31.201 jiwa dalam kurun waktu lima tahun, atau mengalami pertumbuhan

rata-rata sebesar 0,59% per tahun. Sedangkan proporsi jumlah penduduk Kabupaten

Jepara hanya sekitar 3,5% dari jumlah penduduk Jawa Tengah (32,18 juta jiwa).3

Jumlah penduduk Kabupaten Jepara berdasarkan data sensus penduduk tahun 2008

adalah 1.090.839 jiwa yang terdiri dari 549.953 laki-laki (50,32%) dan 541.886

perempuan (49,68%).4

Seiring dengan peningkatan jumlah penduduk dari tahun ke tahun, kepadatan

penduduk mengalami peningkatan dari 1.055 jiwa per km2 pada tahun 2004 menjadi

1.086 jiwa per km2, pada tahun 2008 terjadi peningkatan 31 jiwa per km2 selama 5

tahun atau rata-rata terjadi pertambahan kepadatan penduduk 6,02 jiwa per km2

pertahun. Jika dilihat berdasarkan kepadatan penduduk, pada tahun 2008 kepadatan

penduduk Kabupaten Jepara mencapai 1.086 jiwa/km2. Penduduk terpadat berada di

3http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

4http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

Page 43: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

30

Kecamatan Jepara dengan 3.087 jiwa/km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah

berada di Kecamatan Karimunjawa dengan 122 jiwa/km2.5

3. Kondisi Agama

Mayoritas masyarakat Desa Potroyudan Kecamatan Jepara beragama Islam.

Dapat dikatakan hampir keseluruhan masyarakat Desa Potroyudan Kecamatan Jepara

adalah Islam yang dikarenakan penduduk nonmuslim hanya satu orang, yaitu

pemeluk agama Kristen. Sebelum Pondok Pesantren Dartuttauhid Al Alawiyah

didirikan di Desa Potroyudan, masyarakat setempat kental dengan budaya religius.

Tetapi religiusitasnya hanya sebatas kegiatan keagamaan pada umumnya, seperti

sholat berjamaah dan baca wirid. Selain itu, banyak kegiatan keagamaan yang mereka

lakukan seperti pembacaan Al Barjanji yang beranggotakan anak-anak, remaja,

hingga orang tua yang biasa dilakukan di musholla, majlis ta’lim, dan rumah-rumah.

Ada juga kegiatan yasinan kelompok ibu-ibu setiap ahad sore, yasinan dan tahlil

eti p m l m j m t nt k n k- n k n em j y ng il k k n i m jli t lim

yang dipimpin oleh ustadz abiding, alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah. Kemudian ada kegiatan rebana dan Al Barjanji untuk remaja yang di

lakukan di majlis ta’lim setiap ahad malam. Di sisi lain, masih terdapat beberapa

5http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

Page 44: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

31

acara keagamaan lainnya seperti mauludan, hajatan, serta peringatan hari besar

agama Islam yang sering menghadirkan para ulama.6

Pada tahun 1982, ketika Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

didirikan, rutinitas keagamaan di Desa Potroyudan mulai ada perubahan dengan

pendalaman kajian Islam pada ahad pagi yang dipimpim oleh Mbah Johar dengan

materi kajian fiqih seperti kitab Fatkhul Qorib dan beberapa kitab lainnya. Dengan

adanya pendalaman kajian Islam tersebut, masyarakat Potroyudan mulai memahami

bahwa Islam tidak hanya sekedar menjalani rutinitas keagamaan seperti yang telah

mereka lakukan sebelumnya, tetapi mereka mulai mengerti tentang hukum-hukum

Islam dari halal hingga haram secara mendalam. Jadi, dengan adanya penambahan

wawasan tersebut, mereka menjadi lebih istens dalam menjalani rutinitas keagamaan.

Faktor utama yang menjadi sumber keilmuan Islam masyarakat setempat

adalah majlis pengajian yang diselenggarakan oleh Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah setiap hari ahad. Pengajian tersebut dipimpin langsung oleh pengasuh

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, yaitu Mbah Johar.7 oleh karena itu,

dengan adanya Mbah Johar yang dipercaya sebagai mursyid toriqoh, masyarakat

Potroyudan telah memiliki sosok pemimpin agama yang mampu menuntun

masyarakat Potroyudan untuk menjadi pribadi yang lebih baik dalam berjuang di

jalan Islam.

6http://eprints.unisnu.ac.id/237/4/BAB 20III.pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

7KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah,

WawancaraPribadi, Jepara 13 Januari 2017.

Page 45: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

32

4. Kondisi Sosial

Kondisi sosial masyarakat secara makro dapat dilihat dari Indeks

Pembangunan Manusia (IPM). IPM masih menjadi perhatian utama dalam

pembangunan daerah dengan pertimbangan bahwa sumber daya manusia yang

berkualitas dan produktif merupakan modal dasar dalam mendukung peningkatan

daya saing daerah. Secara nyata capaian IPM Kabupaten Jepara dapat diketahui dari

kondisi kesejahteraan masyarakat yang diukur dari indikator kesehatan dan

pendidikan.8

Indikator kesehatan diukur melalui indikator angka/usia harapan hidup,

semakin baik pelayanan kesehatan akan memberikan peluang hidup yang lebih lama.

Meskipun belum mencapai nilai maksimum standart global United Nation

Development Programs (UNDP) sebesar 85, angka harapan hidup penduduk

Kabupaten Jepara selama periode 2003-2007 relatif mengalami peningkatan sebesar

70,1 sampai 70,39. Angka harapan hidup masyarakat Kabupaten Jepara tahun 2007

mencapai 70,39 meningkat dibanding tahun 2003 sebesar 70,30. Hal ini disebabkan

perhatian pemerintah dan masyrakat Kabupaten Jepara terhadap pentingnya

kesehatan serta adanya kemudahan dalam mengakses sarana dan prasarana kesehatan

miskin dan kurang mampu. Cakupan pelayanan kesehatan melalui program Jaminan

Pelayanan Kesehatan bagi Masyarakat Miskin (JPK-MM) perlu terus ditingkatkan.

8http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

Page 46: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

33

Semua itu perlu dilanjutkan untuk meningkatkan akses penduduk miskin dan kurang

mampu terhadap pelayanan kesehatan dasar di puskesmas maupun di rumah sakit. 9

Indikator pendidikan mengalami fluktuasi selama periode tahun 2003-2007

yaitu 74,2 (2003), 72,6 (2004), 74,8 (2005), 60,3 (2006), dan 64,1 (2007). Pada tahun

2007 komponen angka melek huruf mencapai 92,62 dan rata-rata lama sekolah 7,22

tahun. Dengan kata lain, presentase jumlah penduduk yang masih buta huruf

mencapai 7,38% dan rata-rata telah lulus setingkat SMP. Hasil ini relative cukup

apabila dibandingkan dengan batasan maksimal UNDP yang harus dicapai 100 untuk

angka melek huruf dan 15 tahun untuk rata-rata lama sekolah.10

5. Kondisi Ekonomi

Pada tahun 1970 ketika pembangunan ekonomi mulai mendapatkan perhatian

dari pemerintah, industri perabotan kayu di Jepara mulai meningkat. Pesanan yang

paling utama datang dari instansi pemerintah. Pertumbuhan penjualannya mulai

terlihat hingga pada akhirnya produk Jepara mulai mendunia. Ekspor pertama produk

jepara pada tahun 1986 hanya US$30 ribu, pada tahun 1995 sudah mencapai US$150

juta. Hal tersebut menandakan bahwa peningkatan tersebut melambung 50 kali lipat

dari volume, dan 400 kali lipat dalam ukuran nilai. Industri ini juga memgalami

perkembangan ekspor di tiga tahun terakhir. Industri kerajinan kayu Jepara juga

9http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

10http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

Page 47: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

34

memenuhi pasar domestik. Terdapat pula ekspor secara tidak langsung seperti produk

kayu Jepara yang belum menjadi barang jadi, dikirimkan ke kota-kota lain. Di kota-

kota itulah produk tersebut mendapat finishing dan setelah itu diekspor ke

mancanegara.11

Dari keterangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kondisi perekonomian

Kabupaten Jepara selama ini didukung oleh industri Meubel, sehingga Kabupaten

Jepara dikenal sebagai Kota Ukir, dimana terdapat sentra kerajinan ukiran kayu yang

sangat popular hingga ke mancanegara. Banyaknya usaha meubel dapat mendongkrak

sektor industri pengolahan. Sektor ini jika dibandingkan dengan sektor lainnya telah

memberikan kontribusi paling besar bagi Produk Domestik Regional Bruto (PDRB).

Selain itu, Kabupaten Jepara juga banyak terdapat tempat pariwisata yang sangat

memikat wisatawan, sehingga sektor ini juga telah memberikan kontribusi yang

cukup baik bagi pendapatan daerah.12

Di sisi lain, sektor yang cukup mempengaruhi kondisi ekonomi Kabupaten

Jepara adalah adanya pembangunan pembangkit listrik energi alternative, PLTU, dan

pembangunan Jepara The World Carving Centre, dimana pembangunan kedua hal

tersebut akan membawa dampak yang sangat luas dalam ekonomi. Dibidang

ekonomi, pembangunan pembangkit listrik energi alternative, PLTU, akan

meningkatkan perputaran roda perekonomian daerah, peningkatan penyerapan tenaga

11 http://eprints.ums.ac.id/6647/1/D300050012.pdf. diakses pada 16 Maret 2107.

12

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.pdf. Diakses pada 16 Maret 2017

Page 48: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

35

kerja, berkembangnya usaha kecil dan besar, sarana prasarana, serta meningkatkan

pendapatan daerah.13

Terakhir adalah kondisi ekonomi berdasarkan mata pencaharian penduduk.

Untuk mata pencaharian penduduk Kabupaten Jepara cukup beraneka ragam, mulai

dari mata pencaharian di bidang pertanian sampai dengan di bidang bangunan. Mata

pencaharian di bidang pertanian ada 86.645 orang, di bidang pertambangan ada 772

orang, di bidang indutri ada 209.147 orang, di bidang listrik, gas, dan air ada 1.060

orang di bidang perdagangan ada 78.895 orang, di bidang keuangan ada 2.124 orang,

di bidang jasa ada 29.606 orang di bidang komunikasi ada 19.585 orang, di bidang

bangunan 19.990 orang.14

B. Berdirinya Pondok

1. Latar Belakang Berdirinya Pondok

Latar belakang berdirnya suatu pondok pesantren bermacam-macam, mulai

dari adanya kepentingan seseorang untuk menyalurkan keilmuan yang pernah

dipelajari dari sang guru, sampai pada tujuan lain seperti Islamisasi. Fachruddin

Mangunjaya dalam bukunya berjudul Eko Pesantren Bagaimana Merancang

13http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%202.

pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

14http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-noorkhusai-584-

Bab4_110-4.pdf. Diakses pada 2 April 2017.

Page 49: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

36

Pesantren Ramah Lingkungan, mengatakan bahwa “ i Ci ebon te p t eo ng

tokoh yang enggan bekerja sama dengan Belanda. Oleh karena itu, dari pada berada

di kesultanan Cirebon, ia lebih memilih tinggal di tengah masyarakat. Hingga pada

akhirnya ia mendirikan sebuah pondok pesantren yang cukup terkenal bernama

Pondok Pesantren Buntet .15

Adapun latar belakang berdirinya Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

didasarkan pada sebuah amanah sang guru Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al

Maliky kepada Mbah Johar sebelum menyelesaikan studinya di Makkah. Setelah

kembali ke kampung halaman, ia mendirikan pesantren yang diberi nama Daruttauhid

Al Alawiyah. Tetapi dalam proses pembangunnya, terdapat sebuah peristiwa yang

menimpa musholla setempat, yakni musholla tersambar petir yang menyebabkan

sebagian bangunannya rusak. Oleh karena itu, Mbah Johar bermusyawarah dengan

masyarakat setempat mengenai perbaikan musholla dan menyempaikan amanah yang

dititipkan oleh gurunya untuk mendirikan pondok pesantren. Masyarakat sepakat,

oleh karena itu, didirikanlah pondok pesantren yang diberi nama Daruttahid Al

Alawiyah.16

15 Mangunjaya, Fachruddin, Eko Pesantren Bagaimana Merancang Pesantren Ramah

Lingkungan, Obor Indonesia : Jakarta, 2014, hal 80-81.

16KH. Mundliri, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara Pribadi,

Jepara 20 Agustus 2016.

Page 50: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

37

2. Nama Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah merupakan sebuah lembaga

pendidikan Islam yang berlokasi di Desa Potroyudan Jepara Jawa Tengah, didirikan

oleh KH. Ahmad Jauhari yang akrab disapa Mbah Johar. Berdasarkan wawancara

pribadi dengan KH. Mundliri Jauhari, pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah yang sekaligus anak pertama dari Mbah Johar, diketahui bahw “be i iny

pesantren bermula dari sebuah kejadian saat musholla disambar petir. Kerusakan

tidak total, tetapi hanya rusak sebagian. Ia bilang ke jamaah pengajian bahwa

musholla kita rusak karna tersambar petir. Dan di sisi lain, ia mendapat sebuah

m n h i g ny nt k men i ik n pe nt en. 17

Setelah Mbah Johar bermusyawarah dengan jamaah pengajian, ia

mendapatkan respon positif dari masyarakat dan akhirnya sepakat bahwa musholla

dibangun lagi menjadi dua lantai. Untuk lantai pertama sebagai musholla dan lantai

kedua digunakan sebagai pesantren. Lalu untuk biaya pembangunan pondok tersebut

berasal dari masyarakat dan beberapa dari uang pribadi.18

Ketika pembangunan pertama selesai barulah diberi nama Daruttauhid Al

Alawiyah. Berdasarkan wawancara pribadi dengan Ustadz Abidin salah seorang

alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, diketahui b hw “n m

17KH. Mundliri, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara Pribadi,

Jepara 20 Agustus 2016.

18KH. Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttuahid Al Alawiyah, Wawancara Pribadi,

Jepara 13 Januari 2017.

Page 51: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

38

Daruttauhid merupakan nama yang disarankan oleh gurunya. Dengan kata lain, para

alumni yang belajar kepada Abuyya Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky

disarankan untuk mendirikan pesantren dengan nama Daruttauhid, sedangkan nama

Al Alawiyah diambil dari nama marga gurunya, yaitu Abuyya Sayyid Muhammad Al

Al wy Al M liky. 19

3. Letak Pondok Pesantren Daruttauhid

Berdasarkan hasil wawancara dengan Ustadz Abidin salah seorang alumni

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah20

, diketahui b hw “Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah didirikan di Desa Potroyudan Jepara Jawa Tengah.

Pemilihan lokasi tersebut berdasarkan lokasi rumah mertua Mbah Johar, Mbah Abbas

Mansyur. Untuk musholla berasal dari tanah wakaf dari beberapa orang yang

mem ng ihib hk n nt k tinit ke g m n. Unt k t n h w k f nt k pon ok

pesantren tidak hanya di Musholla saja, tetapi terdapat satu tanah wakaf lagi yang

diperuntukkan untuk kegiatan belajar mengajar, yakni di sebelah timur atau ditengah

pemukiman penduduk.

Ketika bangunan pertama pondok yang berada di atas musholla selesai

dibangun, belum ada santri yang bermukim di pondok, tetapi dua tahun berikutnya,

santri mulai datang dan menetap. Seiring berjalannya waktu, jumlah santri yang

19Abidin Alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Sekaligus Tokoh Masyarakat

Desa Potroyudan, Wawancara Pribadi, Jepara, 13 Januari 2017.

20Abidin Alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Sekaligus Tokoh Masyarakat

Desa Potroyudan, Wawancara Pribadi, Jepara, 13 Januari 2017.

Page 52: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

39

menimba ilmu di Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah mulai bertambah

banyak, sehingga kapasitas untuk pemukiman santri menjadi padat. Oleh karena itu,

terdoronglah Mbah Johar untuk membangun pondok di bagian timur, yang terdiri dari

tiga kamar untuk kapasitas maksimal sepuluh orang. Dalam bangunan tersebut

terdapat teras yang luas di depan kamar santri yang digunakan untuk shalat

berjamaah, wirid, dan ngaji kitab. Ketika Pondok Pesantren mulai berkembang,

banyak dari wali santri yang ingin menititpkan putrinya untuk menimba ilmu di

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah. Setelah ada rekomendasi tersebut,

mulailah dibangun asrama putri yang berada di belakang Ndalem (rumah Kiyai).

Yang terdiri dari empat kamar, dan masing-masing kamar berkapasitas enam orang.

Page 53: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

40

BAB IV

PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN

DARUTTAUHID AL ALAWIYAH POTROYUDAN JEPARA

A. Gambaran Umum Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

Pondok pesantren merupakan wujud proses perkembangan system pendidikan

nasional. Dari segi historis pesantren tidak hanya identik dengan makna keislaman,

tetapi juga mengandung makna keaslian Indonesia. Sebab, lembaga yang serupa

dengan pesantren ini sebenarnya sudah ada sejak masa kekuasaan Hindu-Buddha,

sehingga Islam tinggal meneruskan dan mengislamkan lembaga pendidikan yang

sudah ada. Tentunya ini tidak berarti mengecilkan peranan Islam dalam memelopori

pendidikan di Indonesia.1

Sama seperti Pondok pesantren Daruttauhid Al Alawiyah yang merupakan

lembanga pendidikan berbasis Islam yang didirikan oleh KH. Ahmad Jauhari yang

akrab disapa Mbah Johar. Pondok pesantren tersebut didirikan dengan maksud untuk

mengemban sebuah amanah dari sang guru Sayyid Muhammad Al Alawy Al Maliky.

Di sisi lain, berdirinya pondok pessantren tersebut juga atas kerjasama dengan

masyarakat sekitarnya, hingga pada akhirnya pondok pesantren dibangun di Desa

Potroyudan Jepara Jawa Tengah. Dengan berbekal ilmu yang telah dipelajari dari

berbagai guru, Mbah johar mulai menjalankan tugas mulianya kepada para santri

1Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren, Jakarta: Dian Rakyat, 1997. h, 17.

Page 54: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

41

hingga akhir hayatnya. Ilmu tersebut merupakan modal utamanya, karena ilmu

merupakan pengetahuan pasti.2 Tetapi Masa kepemimpinan Mbah Johar hanya

berlangsung sampai tahun 1999, Pasca kepergiannya, Pondok Pesantren Daruttauhid

Al Alawiyah masih berdiri kokoh lewat generasi berikutnya yang diserahkan kepada

sang menantu KH. Ahmad Roziqin dan Putra Pertamanya KH. Mundliri Jauhari.

1. Keadaan Santri

Santri merupakan sebutan bagi peserta didik yang menimba ilmu pengetahuan

di pesantren. Santri menduduki elemen yang sangat penting dalam system pendidikan

pesantren. Tanpa adanya santri tentu saja pesantren tidak dapat menjalankan proses

pembelajaran. Dalam system pendidikan pesantren, santri merupakan identitas yang

sarat nilai. Di masa lalu, ciri utama yang melekat pada seorang santri adalah

penampilannya yang sangat sederhana. Untuk santri putra memakai peci hitam,

memakai sarung, dan bakiak, sedangkan santri putri memakai kerudung.3

Mayoritas santri yang belajar ke Pondok pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

merupakan kalangan menengah ke bawah. Pada awalnya santri Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah hanya dua orang saja. Sering berjalannya waktu, jumlah

santri kian meningkat. Para santri berasal dari luar daerah seperti Demak, Boyolali,

bahkan lintas pulau seperti Sumatra. Mereka datang ke pondok dengan tujuan untuk

2Anwar, Ali dan Tono, Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat, Bandung: Pustaka Setia, 2005.

h, 17.

3Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren : Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, Dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Setjen DPR RI dan Azza Grafika, 2015, h, 8.

Page 55: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

42

belajar agama secara mendalam. Selain menimba ilmu agama secara mendalam, para

santri juga memiliki tujuan lain yakni nyantri di Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah, sekaligus sekolah umum. Dengan kata lain, para santri yang berasal dari

desa ataupun luar daerah yang ingin melanjutkan sekolah di Jepara, memilih mondok

dari pada harus menyewa kontrakan. Selain lebih hemat biaya kontrakan, mereka juga

bisa menimba ilmu agama Islam lebih mendalam baik ilmu umum maupun agama.

Kang Deni Setiawan salah seorang santri mengatakan bahwa ia mondok sambil

melanjutkan sekolah di SMK Bakti Praja yang berada di kota Jepara.4

Dalam pada itu, terdapat pula santri yang benar-benar bertujuan untuk

menimba ilmu agama Islam. Salah seorang diantaranya adalah Kang Mustafa Ad

Damawy. Dalam wawancara diketahui bahwa setelah lulus dari tsanawi ia

memutuskan untuk melanjutkan studinya di pondok. Hal tersebut merupakan

keputusan yang cukup berat baginya, karena keadaan ekonomi orang tuanya yang

minim. Jika ada kesempatan ia memilih untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan

yang lebih tinggi sekaligus menimba ilmu di pondok pesantren.5 Mustafa Ad

Damawy merupakan satu diantara para santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al

Alawiyah yang terpaksa tidak bisa melanjutkan ke jenjang pendidikan berikutnya,

karena faktor ekonomi.

4Deni Detiawan, Salah Seorang Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah,

Wawancara Pribadi, Jepara 21 Januari 2017.

5Mustafa Ad Dawamy, Salah Seorang Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah,

Wawancara Pribadi, Jepara 13 Januari 2017

Page 56: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

43

Untuk keseharian para santri Daruttauhid Al Alawiyah sama seperti santri

pondok pesantren pada umunya seperti belajar kitab kepada Kyai dan para Ustadz,

diskusi, sholat berjamaah, hingga amalan sehari-hari seperti doa dan wirid. Bagi para

santri, amalan memiliki peranan penting, karena fungsi dari amalan adalah untuk

mendidik para santri dalam menanamkan kesadaran Ketuhanan yang sedalam-

dalamnya. Menurut Nurcholish Madjid dalam bukunya yang berjudul Islam Agama

Peradaban Membangun Makna Dan Relevansi Doktrin Islam Dalam Sejarah, bahwa

“amalan-amalan keagamaan berfungsi untuk mendidik kita agar memiliki

pengalaman Ketuhananm, serta menanamkan kesadaran Ketuhanan yang sedalam-

dalamnya.”6

Selain amalan-amalan dalam aktivitas sehari-hari para santri, terdapat jadwal

ngaji yang cukup padat. Tetapi di sisi kepadatannya, terdapat waktu kosong di pagi

hari mulai jam 7 hingga setelah dzuhur sekitar jam dua siang. Waktu kosong tersebut

dikarenakan banyak dari para santri untuk sekolah. Seiring berjalannya waktu,

terdapat satu masalah yang muncul mengenai jam pulang santri dari sekolah. Pada

umumnya jam pulang santri dari sekolah adalah jam dua siang. Tetapi banyak dari

santri yang mengikuti kegiatan ektra kurikuler. Hal tersebut merupakan alasan

keterlambatan para santri pulang ke pondok. Ketika sampai di pondok, para santri

dirasa cukup lelah. Hingga pada akhirnya dari pihak pengasuh berfikir untuk

membuat sekolah sendiri yang dikelola oleh pesantren. Tujuan tersebut untuk

6Madjid, Nurcholish Islam Agama Peradaban Membangun Makna Dan Relevansi Doktrin

Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Dian Rakyat, 2008. h, 161.

Page 57: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

44

menjawab masalah keterlambatan santri pulang dari sekolah. Menurut KH. Mundliri

Jauhari dalam wawancara pribadi, diketahui bahwa “jika kita punya sekolah sendiri,

maka jadwal bisa kita atur sendiri. Sehingga jadwal sekolah dan jadwal ngaji tidak

menjadi masalah lagi. Dan para santri pun tidak kelelahan oleh keduanya.”7 Setelah

pihak pondok membangun sekolah yaitu MA dan MTS Daruttauhid, masalah

tersebut berhasil dijawab, hingga pada akhirnya jumlah santri di Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah mengalami peningkatan cukup pesat hingga lebih dari 200

santri baru yang mendaftar.

Bagi santri yang tidak sekolah, mereka memanfaatkan waktu tersebut dengan

mencari rezeki sebagai pengrajin atau tukang kayu. Profesi tukang kayu merupakan

salah satu pekerjaan yang fleksibel. Untuk jam kerja mulai dari jam tujuh sampai

dzuhur sekitar jam dua belas siang. Di sisi lain, lokasi kerja dekat dengan pondok.

Jadi, para santri tidak perlu mengeluarkan biaya transportasi, cukup berjalan kaki

kurang dari lima menit untuk sampai ke lokasi kerja. Untuk upah dari tukang kayu

tersebut cukup murah. Berdasarkan wawancara pribadi dengan Mustafa Ad Damawy

salah seorang santri diketahui bahwa “pada tahun 2008 upah kerja sebagai tukang

kayu adalah Rp,7.500 perharinya.”8 Meskipun upah kerjanya terbilang murah, ia

bersyukur dapat mencari rezeki di waktu kosongnya, dan pada saat itu, kebutuhan

7KH. Mundliri Jauhari, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 20 Agustus 2016.

8Mustafa Ad Dawamy, Salah Seorang Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah,

Wawancara Pribadi, Jepara 13 Januari 2017.

Page 58: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

45

pangan di Jepara masih terbilang murah. Jadi, dengan upah tersebut ia masih bisa

memenuhi kebutuhan sehari-sehari.

2. Keadaan Guru

Guru merupakan seseorang yang memiliki peranan penting dalam dunia

pendidikan. Di pesantren, guru tidak hanya sebagai ustadz, tetapi juga sebagai

pengasuh atau Kyai. Dalam pelaksanaannya di pesantren, Ustadz bertanggung jawab

atas pengajaran para santri. Padahal ustadz juga masih belajar kepada Kyai dan

berada di bawah pengawasan Kyai. Dengan kata lain peranan Kyai sangat dominan

dalam pelaksanaan tugas di pesantren. Hal tersebut dikarenakan bahwa Kyai

merupakan orang yang menguasai ilmu-ilmu keagamaan Islam sekaligus menjadi

pemimpin suatu institusi pendidikan keagamaan Islam yang dikenal dengan

pesantren.9 Selain itu, peranan kyai juga bisa disebut sebagai ulama yang berarti

orang yang pandai dalam bidangnya.10

Untuk Guru atau Ustadz di Pondok Pesantren Daruttauhid AL Alawiyah

dipilih dari para alumni yang pernah belajar langsung di bawah bimbingan Mbah

Johar. Pada awal berdirinya Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Mbah Johar

berperan penting sebagai guru. Seiring berjalannya waktu, beberapa santri telah

menguasai berberapa ilmu agama, lalu santri tersebut mendapat amanah dari Kyai

9 Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren : Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, Dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Setjen DPR RI dan Azza Grafika, 2015. h, 9.

10Fattah, Munawir Abdul, Tradisi Orang-Orang NU, Yogyakarta: Pustaka Pesantren, 2008. h,

17.

Page 59: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

46

untuk ikut mengajar. Dan ketika santri telah dinyatakan lulus, para santri masih tetap

mengabdi pada Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah untuk mengajar. Tujuan

tersebut adalah untuk mendapatkan berkah dari Kyai atas ilmu yang telah mereka

pelajari, serta berharap ilmu tersebut menjadi berkah untuk masa yang akan datang.

Pola rekruitmen guru masih berlangsung hingga saat ini. Dimana santri yang

dianggap mampu dalam suatu bidang ilmu, diberi amanah untuk ikut mengajar. Bagi

santri yang dinyatakan lulus akan tetap ikut mengajar. Tetapi ketika pondok

membangun MA dan MTS Daruttauhid, pola rekuitmen guru sedikit berubah. Dengan

kata lain, untuk mendapatkan guru bukan dari alumni saja, tetapi lebih kepada

siapapun yang mampu dalam beberapa kategori pelajaran yang ada, sekaligus

bersedia mengajar. Pola rekrutmen guru MA dan MTS Daruttauhid dibagi menjadi

dua, pertama adalah guru agama. Untuk guru agama tidak hanya para alumni saja,

tetapi para lulusan pesantren lain juga bisa berkontribusi. Dengan kata lain untuk guru

mata pelajaran berbasis agama diharuskan lulusan dari pesantren atau dari lembaga

pendidikan Islam, sedangkan untuk kedua guru untuk pelajaran umum tidak ada

batasan syarat seperti lulusan studi S-1 atau S-2. Tetapi lebih pada siapa saja yang

mampu dan juga bersedia mengabdi sebagai guru di Pondok Pesantren Daruttauhid

Al Alawiyah.11

11KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Page 60: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

47

3. Keadaan Kurikulum

Kurikulum adalah rencana tertulis berisi ide dan gagasan yang dirumuskan

oleh institusi pendidikan. Kurikulum dapat diartikan sebagai sebuah dokumen

perencanaan yang berisi tujuan yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar

yang harus dilakukan perserta didik, strategi dan cara yang dapat dikembalikan,

evaluasi yang dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan,

serta implementasi dari dokumen yang dirancang dalam kehidupan nyata. Singkatnya

kurikulum berfungsi sebagai pedoman yang memberikan arah dan tujuan

pendidikan.12

Untuk kurikulum pesantren, secara umum kurikulum pesantren dapat

dibedakan menjadi empat, yaitu pendidikan agama, pengalaman dan pendidikan

moral, sekolah dan pendidikan umum, keterampilan serta kursus. Kurikulum

berbentuk pendidikan agama Islam biasa disebut ngaji tingkat paling awal. Tingkatan

ini adalah belajar membaca dan menulis Al-Qur’an, tingkatan berikutnya adalah ngaji

kitab-kitab klasik, dikalangan pesantren disebut dengan kitab kuning. Selanjutnya

adalah kurikulum berbentuk pengalaman dan pendidikan moral. Pengalaman dan

pendidikan moral oleh pesantren menjadi sebuah kegiatan yang penting. Kegiatan-

kegiatan keagamaan yang ditekankan dalam pesantren adalah kesalehan dan

komitmen para santri terhadap lima rukun Islam, disamping itu penekanan pada nilai

12Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren : Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, Dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Setjen DPR RI dan Azza Grafika, 2015. h, 20-21.

Page 61: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

48

kesederhanaan dan keikhlasan dengan dibiasakan melalui kebersamaan. Yang ketiga

kurikulum berbentuk sekolah dan pendidikan umum. Pada kurikulum ini pesantren

mengintegrasikan dengan kurikulum pendidikan nasional. Kurikulum ini

diberlakukan di madrasah yang dibangun oleh pesantren. Terakhir kurikulum yang

berbasis kegiatan ektra kulikuler pesantren/madrasah. Seperti kursus bahasa inggris

perbengkelan, pertanian, dan lain sebagainya.13

Untuk penerapan kurikulum oleh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

juga sama dengan kurikulum pesantren pada umumnya seperti pendidikan agama,

pengalaman dan pendidikan moral, sekolah dan pendidikan umum. Pertama,

pendidikan agama Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah mengajarkan santri

seperti ngaji Al-Qur’an, kitab klasik, praktek ibadah mulai thaharoh, shalat, dan lain-

lain. Praktek ibadah tersebut dimulai dari thaharah yang berarti bersih dan suci dari

berbagai hadats.14

Thaharah sendiri merupakan langkah awal sebelum memulai

ibadah seperti shalat. Karena pada dasarnya, ibadah shalat merupakan ajang untuk

mendekatkan hubungan seseorang dengan Tuhannya, atau antara Pencipta dengan

makhluk-Nya.15

Dengan kata lain untuk mendekatkan diri kepada sang Pencipta harus

dalam keadaan bersih dan suci, sehingga thaharah menjadi komponen awal sebeleum

melakukan ibadah. Kedua, kurikulum berbentuk pengamalan dan pendidikan moral

13Irham, Pesantren Dan Perkembangan Politik Pendidikan Agama Islam Di Indonesia, Jurnal

Pendidikan Agama Islam – Ta’lim, Vol 13 No. 1, 2015. h, 100.

14Sofhia, Juaini Syukri, Fiqih Ibadah, Yayasan Ponpes Raudhatul Mubtadiin : Pandeglang,

2014. h, 159.

15Sofhia, Juaini Syukri, Fiqih Ibadah, Yayasan Ponpes Raudhatul Mubtadiin : Pandeglang,

2014. h, 253

Page 62: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

49

yang diterapkan oleh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah adalah berupa

proses menjalankan hidup secara kebersamaan. Pola penerapan tersebut bertujuan

untuk mendekatkan hubungan antara santri dengan santri, santri dengan ustadz, atau

bahkan dengan Kyai. Adanya pola tersebut, membuat santri saling mengerti bahkan

menjauhkan sifat-sifat negatif di lingkungan pesantren. Yang terakhir adalah

kurikulum berbentuk sekolah dan pendidikan umum. Untuk kurikulum terakhir ini

baru dijalankan oleh pihak Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah karena

mengingat sekolah MA dan MTS Daruttauhid baru didirikan. Kurikulum tersebut

dibagi menjadi dua yaitu kurikulum keagamaan dan kurikulum studi umum. Untuk

kurikulum keagamaan terdiri dari ilmu yaitu tauhid, fiqih, tafsir, hadits, tasawuf,

nahwu/saraf, akhlak, dan sirah nabawi. Sedangkan kurikulum studi umum berasal

dari kementrian agama.16

4. Keadaan Sarana dan Prasarana

Manajemen sarana dan prasarana pendidikan merupakan seluruh rangkaian

kegiatan yang direncanakan dan bersungguh-sungguh serta pembinaan secara kontinu

terhadap benda-benda pendidikan agar selalu dalam keadaan siap pakai untuk proses

pembelajaran. Sehinga proses belajar mengajar semakin efektif dan efisien bagi

16 Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren : Pola Pengasuh, Pembentukan

Karakter, Dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Setjen DPR RI dan Azza Grafika, 2015. Hal. 21.

Page 63: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

50

peningkatan mutu pembelajaran dan tercapainya tujuan pendidikan yang telah

ditetapkan.17

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah memiliki sarana dan prasarana

antara lain: tempat tinggal Kyai, tempat tinggal santri, tempat belajar bersama, tempat

ibadah, dan tempat memasak atau dapur, serta beberapa tahun ini sarana dan

prasarana tersebut bertambah satu yaitu sekolah MA dan MTS Daruttauhid.

Kelengkapan sarana dan prasarana pondok pesantren tergantung pada keinginan Kyai

yang mendirikan dan mengelola pesantren bersangkutan.18

Untuk sarana dan

prasarana Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah sama seperti dengan pondok

pesantren lainnya, seperti: (Ndalem) tempat tinggal Kyai yang difungsikan juga

sebagai tempat belajar santri ketika sehabis maghrib dan isya, tempat tinggal santri

yang terdiri dari tiga tempat yaitu asrama pertama berada di atas musholla, asrama

kedua berada di sebelah timur sekaligus membaur dengan penduduk setempat, dan

asrama putri yang berada di belakang (Ndalem) rumah Kyai, aula tempat belajar

bersama bagi santri yang berada di atas (Ndalem) rumah Kyai, tempat ibadah berupa

musholla, tempat memasak atau dapur yang berada di asrama Timur, terakhir adalah

sekolah MA dan MTS Daruttauhid.

17Yakin, Nurul, Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah Di Kota Mataram,

Jurnal Studi Keislaman, Vol 18 No. 1, 2014. h, 208-209.

18Shodiq, M, Pesantren Dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1, April

2011. h, 114.

Page 64: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

51

B. Sistem Pendidikan Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

System pendidikan adalah totalitas intreaksi dari seperangkat unsur-unsur

pendidikan yang bekerjasama secara terpadu dan saling melengkapi satu sama lain

menuju tercapainya tujuan pendidikan. Dalam system pendidikan pesantren, terdapat

unsur-unsur yang dikelompokkan sebagai berikut :

a. Aktor atau pelaku, kyai, ustadz, santri, dan pengurus

b. Sarana perangkat keras : masjid, rumah kyai, asrama, pondok pesantren,

gedung.

c. Sarana perangkat lunak : tujuan, kurikulum, kitab, penilaian, tata tertib,

perpustakaan, pusat dokumentasi, cara pengajaran, ketrampilan, pusat

pengembangan masyarakat, dan alat-alat pendidikan lainnya.19

System pendidikan di Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah dapat

dikatakan sama seperti pondok pesantren pada umumnya. Bermula dari system

pendidikan tradisional pada masa awal berdirinya hingga berkembang menjadi

modern seperti saat ini. Perubahan tersebut menjadi pilihan terakhir untuk

mempertahankan Pondok Pesantren Daruttauhid di era modern ini. Di tengah-tengah

masyarakat modern ini, banyak lembaga pendidikan yang telah berkembang dengan

berbagai macam sarana dan prasarana yang menunjang peserta didiknya menjadi

pribadi lebih baik. Di sisi lain, pesantren harus tetap mempertahankan ciri khas

19Nur inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 217.

Page 65: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

52

pondok pesantren tersebut. Dan di saat itulah pondok pesantren mengalami

metamorforsa dari system tradisional menjadi modern

Di sisi lain, Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah menerapkan beberapa

prinsip system pendidikan pesantren seperti: Theocentric, pengabdian, kearifan,

kesederhanaan, dan kolektivitas.20

Theocentric merupakan system pendidikan

berdasarkan filsafat pendidikan yaitu pandangan yang menyatakan bahwa semua

kejadian berasal, berproses, dan kembali pada kebenaran Tuhan. Kemudian Pondok

Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah juga menerapkan prinsip pendidikan pesantren

seperti pengabdian, yakni mengabdi dilaksanakan secara sukarela kepada sesama

dalam rangka mengabdi kepada Tuhan. Setelah pengabdian terdapat kearifan, yakni

pesantren menekankan pentingnya kearifan dalam menyelenggarakan pendidikan

pesantren dan dalam tingkah laku sehari-hari. Kearifan yang dimaksud adalah

bersikap dan berprilaku sabar, rendah hati, patuh pada ketentuan hukum agama,

mampu mencapai tujuan tanpa merugikan orang lain, dan mendatangkan manfaat

bagi kepentingan bersama. Selanjutnya adalah prinsip kesederhanaan, yakni

pesantren menekankan pentingnya penampilan sederhana sebagai salah satu nilai

luhur dan menjadi pedoman perilaku sehari-hari bagi seluruh warga pesantren.

Kesederhanaan yang dimaksud adalah kemampuan bersikap dan berfikir wajar,

proporsional, dan tidak tinggi hati. Terakhir adalah prinsip pendidikan pesantren

20Nur inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 217

Page 66: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

53

berupa kolektivitas, yakni pesantren menekankan pentingnya kolektivitas atau

kebersamaan lebih tinggi dari pada individualisme.21

1. Sistem Pendidikan Tradisional

Pada awalnya, Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah merupakan

pesantren dengan system pendidikan tradisional dengan mengajarkan kitab-kitab

yang ditulis menggunakan bahasa Arab, beberapa kitab di antaranya adalah kitab

Fathul Mu’in dan kitab Sulamut Taufiq yang mengajarkan ilmu fiqih, dan Fathul

Qorib. Di sisi lain, dalam system pendidikan tradisional terdapat beberapa metode

pengajaran seperti Metode sorogan dan Bandongan. Sorogan berasal dari bahasa Jawa

yaitu Sorog yang berarti menyodorkan.22

Secara umum pengajaran di pondok

pesantren menggunakan metode Sorogan. Hal tersebut merupakan ciri khas kyai

dalam mengajarkan ilmu kepada para santri.23

Motode lainnya yang digunakan di

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alwiyah adalah Bandongan. Metode Bandongan

adalah metode kuliah dimana para santri mengikuti pelajaran dengan duduk di

sekeliling kyai, santri menyimak kitab masing-masing dan membuat catatan dengan

21Nur inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 218.

22Nur inayah dan Endry Fatimaningsih, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok Pesantren (Studi

Pada Pondok Pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3, h. 220.

23Muhammad Yusuf, Model Pengembangan Pendidikan Pesantren (Kasus di Pondok

Pesantren Nurul Hakim Nusa Tenggara Barat), Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol. III, No. 1, 1 Juni 2002, h, 74.

Page 67: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

54

waktu tertentu (sebelum atau sesudah melakukan sholat fardhu).24

Dalam

pelaksanaannya, waktu pembelajaran santri dimulai dari pagi ngaji bersama kyai

menggunakan Tafsir Jalalain, kemudian diteruskan dengan ngaji kitab Fathul Mu’in.

Setelah dzuhur adalah ngaji bersama Ustadz sampai ashar. Terakhir adalah setelah

maghrib ngaji bersama kyai sampai sekitar jam delapan malam.

2. Sistem Pendidikan Klasikal

System pendidikan klasikal merupakan system pendidikan dengan pendekatan

madrasah, dengan kata lain madrasah pesantren. Madrasah pesantren adalah

madrasah yang memakai system pondok pesantren, dimana siswa tinggal bersama

kyai di pondok, serta hidup dalam suasana belajar 24 jam. Seperti yang kita ketahui

bahwa dewasa ini hampir semua pesantren telah membuka lembaga klasikal

(madrasah). Dengan adanya lembaga pendidikan madrasah santri (murid) diawasi

dengan system absensi, mata pelajaran berjenjang, kemampuan dan kegiatan murid

dinilai dengan evaluasi belajar, serta prestasi siswa dapat diketahui lewat raport.25

Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah mulai memberlakukan system

madrasah tersebut mulai tahun 2012 yang diawali dengan membangun madrasah

Aliyah, yaitu MA Daruttauhid. Seiring berjalannya waktu, pada tahun 2014 baru

24Rini Setyaningsih, Kontinuitas Pesantren dan Madrasah di Indonesia, Jurnal At-Ta’dib Vol.

11, No. 1, Juni 2016. h,174.

25Rini Setyaningsih, Kontinuitas Pesantren dan Madrasah di Indonesia, Jurnal At-Ta’dib Vol.

11, No. 1, Juni 2016. h. 81

Page 68: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

55

mendirikan madrasah Tsanawiyah, yaitu MTS Daruttauhid.26

Pemberlakuan

madrasah tersebut terdapat beberapa keuntungan seperti: secara administratif lebih

mudah pembinaan dan pengelolaannya, lalu model madrasah membutuhkan waktu

relatif cepat hanya beberapa tahun saja. Dan terakhir berupa materi pelajaran yang

bervariasi, tidak semata-mata pelajaran agama, tetapi pelajaran umum dapat

ditambahkan dalam kurikulumnya.27

Dengan adanya tambahan pelajaran umum para

santri bisa mendapatkan ilmu pengetahuan seperti di sekolah pada umumnya. Serta

menjawab tantangan zaman modern. Hal tersebut menjadi faktor penting dalam

mempertahankan pondok pesantren di tengah-tengah perubahan masa yang semakin

modern. Semenjak pihak pesantren membangun madrasah tersebut, populasi santri

tiap tahun kini semakin bertambah. Dengan demikian Pondok Pesantren Daruttahud

Al Alawiyah telah menjawab tantangan zaman serta tidak tergerus oleh zaman yang

semakin lama semakin modern.

26Abidin Alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Sekaligus Tokoh Masyarakat

Desa Potroyudan, Wawancara Pribadi, Jepara, 13 Januari 2017.

27Muhammad Yusuf, Model Pengembangan Pendidikan Pesantren (Kasus di Pondok

Pesantren Nurul Hakim Nusa Tenggara Barat), Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu Agama, Vol. III, No. 1, 1 Juni 2002, h. 67

Page 69: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

56

BAB V

KESIMPULAN

A. A. Kesimpulan

Berdasarkan uraian di atas dapat penulis simpulkan bahwa Pondok Pesantren

Daruttauhid Al Alawiyah merupakan pondok pesantren yang mempunyai peranan

penting dalam dunia pendidikan dan dalam kehidupan masyarakat luas, khususnya Desa

Potroyudan, Jepara, Jawa Tengah, sekaligus berhasil menunjukkan eksistensinya dengan

bukti mampu bertahan di tengah-tengah masyarakat modern, selayaknya dapat dibuktikan

dengan :

1. Pondok Pesantren Daruttauhid Al-Alawiyah Merupakan pondok pesantren

yang didirikan berdasarkan amanah dari guru KH. Ahmad Jauhari (Mbah

Johar) serta modal ilmu yang telah ia pelajari dari beberapa guru di Jawa

hingga ke Makkah. Ilmu-ilmu tersebut menjadi modal utama dalam mendidik

para santri.

2. Mbah Johar berhasil membangun rasa simpatik masyarakat sekitar untuk

peduli dengan pondok pesantren, hingga akhirnya ia didaulat menjadi Mursyid

Toriqoh. Hal tersebut dimanfaatkan oleh Mbah Johar untuk mendirikan majlis

pengajian umum yang diselenggarakan setiap hari Ahad, dan masih

berlangsung hingga sekarang. Majlis pengajian tersebut menjadi sumber

pengetahuan bagi masyarakat luas, khususnya masyarakat Potroyudan, Jepara,

Jawa Tengah.

3. Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah berhasil membangun sekolah atau

madrasah yang diberi nama MA dan MTS Daruttahid. Sekolah atau madrasah

Page 70: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

57

tersebut menjadi bukti bahwa Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah

mampu bertahan hingga sekarang. Sekolah atau madrasah tersebut menjadi

lembaga pendidikan yang menawarkan ilmu pengetahuan umum dan agama

secara seimbang. Dengan memperoleh ilmu pengetahuan umum dan agama

secara seimbang, maka para santri mampu mengikuti perkembangan zaman

serta mampu mempertahankan moral positif dengan bermodalkan ilmu agama.

B. B. Saran

Pondok pesantren merupakan lembaga pendidikan yang sangat penting dalam

upaya mendidik generasi muda untuk menjadi individu yang lebih baik. Tetapi dalam

realitanya, banyak dari masyarakat modern yang memandang sebelah mata pondok

pesantren. hal tersebut dikarenakan bahwa masyarakat menganggap pondok pesantren

hanya mempelajari ilmu agama saja, sehingga dikemudian hari para santri tersebut tidak

akan mampu mengikuti perkembangan zaman. Dengan kata lain, dalam upaya

mempertahankan eksistensi pondok pesantren tersebut, maka pondok pesantren harus

menjawab tantangan tersebut.

Untuk masa sekarang, banyak dari pesantren yang telah mendirikan

sekolah/madrasah. Dengan adanya sekolah/madrasah tersebut, membuat masyarakat

mulai tertarik dengan pendidikan pesantren. Banyak dari masyarakat yang mengakui

bahwa pendidikan umum harus seimbang dengan pendidikan agama. jika hanya

menempuh pendidikan umum saja, maka ilmu agamanya akan tertinggal. Sehingga

berdampak pada moral si anak tersebut. Tetapi jika hanya menempuh pendidikan agama,

dikhawatirkan tidak dapat mengikuti perkembangan yang ada. Dengan kata lain,

Page 71: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

58

pesantren yang kini telah mendirikan sekolah/madrasah telah menjadi tujuan masyarakat

untuk menyekolahkan anak-anaknya, dengan tujuan agar pengetahuan umum dan ilmu

agama menjadi seimbang. Jadi mereka yang telah lulus sudah siap untuk menghadapi

perkembangan zaman.

Page 72: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

59

Daftar pustaka

Anwar, Ali dan Tono, Ilmu Perbandingan Agama Dan Filsafat, Bandung: Pustaka

Setia, 2005.

Azhari, Eksistensi Sistem Pesantren Salafi Dalam Menghadapi Era Modern ,Islamic

Studies Journal, Vol. 2 No. 1 Januari – Juli 2014.

Bukhory, Umar, Status Pesantren Mu’adalah; Antara Pembebasan dan Pengebirian Jatidiri

Pendidikan Pesantren, Karsa, Vol. IXI, No. 1, April 2011.

Fahham, Achmad Muchaddam, Pendidikan Pesantren : Pola Pengasuh,

Pembentukan Karakter, Dan Perlindungan Anak, Jakarta: P3DI Setjen DPR

RI dan Azza Grafika, 2015

Fattah, Munawir Abdul, Tradisi Orang-Orang NU, Yogyakarta: Pustaka Pesantren,

2008.

Hadi, Amirul dan Haryono, Metodologi Penelitian Pendidikan, Bandung: Pustaka

Setia, 1998.

Irham, Pesantren Dan Perkembangan Politik Pendidikan Agama Islam Di Indonesia,

Jurnal Pendidikan Agama Islam – Ta’lim, Vol 13 No. 1, 2015.

Inayah, Nur dan Fatimaningsih, Endry, Sistem Pendidikan Formal Di Pondok

Pesantren (studi pada pondok pesantren Babul Hikmah Kecamatan Kalianda

Kabupaten Lampung Selatan), Jurnal Sociologie, Vol. 1, No. 3.

Page 73: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

60

Kang Abdi, Buku Saku Dalam Rangka Haul KH. Ahmad Jauhari ke-16, Cetakan-1

Madjid, Nurcholis, Bilik-Bilik Pesantren, Jakarta: Dian Rakyat, 1997.

Madjid, Nurcholish, Islam Agama Peradaban Membangun Makna Dan Relevansi

Doktrin Islam Dalam Sejarah, Jakarta: Dian Rakyat, 2008.

Mangunjaya, Fachruddin, Eko Pesantren Bagaimana Merancang Pesantren Ramah

Lingkungan, Obor Indonesia : Jakarta, 2014

Setyaningsih, Rini, Kontinuitas Pesantren dan Madrasah di Indonesia, Jurnal At-

Ta’dib Vol. 11, No. 1, Juni 2016.

Shodiq, M, Pesantren Dan Perubahan Sosial, Jurnal Sosiologi Islam, Vol. 1, No. 1,

April 2011.

Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan

R&D, Bandung: Alfabeta, 2007.

Sofhia, Juaini Syukri, Fiqih Ibadah, Yayasan Ponpes Raudhatul Mubtadiin :

Pandeglang, 2014.

Yakin, Nurul, Studi Kasus Pola Manajemen Pondok Pesantren Al-Raisiyah Di Kota

Mataram, Jurnal Studi Keislaman, Vol 18 No. 1, 2014.

Yusuf, Muhammad, Model Pengembangan Pendidikan Pesantren (Kasus di Pondok

Pesantren Nurul Hakim Nusa Tenggara Barat), Jurnal Aplikasi Ilmu-Ilmu

Agama, Vol. III, No. 1, 1 Juni 2002.

Zuhriy, Syaifuddien, M, Budaya Pesantren Dan Pendidikan Karakter Pada Pondok Pesantren

Salaf, Walisongo, Vol. 19, No. 2, November 2011.

Page 74: SEJARAH DAN PERKEMBANGAN PONDOK PESANTREN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/37697/1/MUHAMMAD... · Maulana M.S, Dani, Gujud, Ricky, Haidir, Eghi dan semua orang

61

Wawancara

Abidin Alumni Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah Sekaligus Tokoh

Masyarakat Desa Potroyudan, Wawancara Pribadi, Jepara, 13 Januari 2017.

Mustafa Ad-Damawy, Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah,

Wawancara Pribadi, Jepara 13 Januari 2017.

KH. Ahmad Roziqin, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al alawiyah,

Wawancara Pribadi, Jepara, 29 Januari 2017.

Deni Setiawan, Santri Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara 21 Januari 2017.

KH. Mundliri, Pengasuh Pondok Pesantren Daruttauhid Al Alawiyah, Wawancara

Pribadi, Jepara 20 Agustus 2016.

Website

http://eprints.ums.ac.id/6647/1/D3050012.pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.

http://eprints.unisnu.ac.id/237/4/BAB 20III.pdf. Diakses pada 16 Maret

2017.http://library.walisongo.ac.id/digilib/files/disk1/12/jtptiain-gdl-s1-2005-

noorkhusai-584 Bab4_110-4.pdf. Diakses pada 2 April 2017.

http://ppsp.nawasis.info/dokumen/perencanaan/sanisitas/pokja/bp/kab.jepara/Bab%20

2.pdf. Diakses pada 16 Maret 2017.