Upload
others
View
3
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
++
Minggu, 19 Agustus 2018 No. 45 Tahun XIII
SARANA KOMUNIKASI ANTAR UMAT
REDAKSI :
F.X. Soer; Simon S; F. Sugeng M; L.A.
Sarwono; Y. S@pt
Diterbitkan oleh
Dewan Pastoral Paroki
St. Teresia Jambi
Jln. Raden Mattaher No. 19
Telepon (0741) 23310
Rubrik Minggu ini: Gembala Menyapa ….. 1
Warta Umat ......... 2 Info Kategorial …….. 3
Bacaan dalam Pekan ini ... 4 Daftar Usulan Lagu …….. 4
Wejangan Paus Fransiskus …. 5 Dekrit Pencantuman Santa Perawan Maria
Bunda Gereja ….. 6 Santo -Santa …. 8
MISA HARIAN
GEREJA ST. TERESIA : Misa Kudus Harian: Hari
Senin Pkl. 06.00.
Selasa, Rabu, Kamis dan
Jumat tidak ada misa baik di
Gereja St. Teresia maupun
Gereja St. Maria Ratu
Rosari.
Gembala Menyapa : Minggu Biasa XX /B Ams 9:1-6 Ef 5:15-20 Yoh 6:51-58
PENGANTAR Beberapa Minggu terakhir kita diajak
mendengarkan Injil menurut Yohanes Bab 6, yang
berturut-turut berbicara tentang roti yang diperlukan
manusia untuk perjalanan hidupnya. Hari ini
menurut Yohanes, Yesus menegaskan, bahwa Ia
bukan hanya dapat mengadakan mukjizat roti biasa
untuk limaribu orang, melainkan Ia memberikan
tubuh dan darah-Nya sendiri sebagai makanan
luarbiasa, yang dapat memperkuat mereka dalam
perjalanan di dunia ini menuju hidup kekal. Kita
diajak memperdalam makna tubuh dan darah
Kristus sebagai santapan rohani yang memberi
kekuatan dalam hidup kita.
HOMILI Meskipun dengan cara dan gambaran yang
berbeda, dalam setiap agama selalu terungkap
kerinduan manusia untuk bersatu dengan
Allah. Kita sendiri merasa lebih tenang, aman,
pasti, apabila merasa bersatu dengan Allah. Tetapi
tak jarang dalam perjalanan hidup kita, kita
merasakan Tuhan begitu jauh, hidup kita terasa
kering, hampa, penuh susah payah.
Inilah yang dalam Perjanjian Lama dialami
Israel, bangsa terpilih Allah, pada waktu harus
mengadakan perjalanan lewat padang pasir. Mereka
merasa lapar dan haus, tetapi Yahwe memenuhi
kebutuhan itu, memberikan “manna” roti untuk
memperkuat perjalanan mereka. Inilah pula dalam
Perjanjian Baru yang dihadapi Yesus,
2
seperti digambarkan oleh Yohanes dalam Injilnya. Mereka sudah ditolong diberi makan guna
memenuhi kebutuhan dalam perjalanan mereka yang mengikuti Yesus. Tetapi Yesus mau
menunjukkan kepada mereka, bahwa bukan hanya makanan dan minuman biasa yang
mereka perlukan, melainkan juga makanan dan minuman khusus sebagai sumber
hidup yang tak akan pernah kering. Untuk memenuhi kehausan dan kelaparan abadi yang ada di dalam diri manusia itulah
Yesus menampilkan diri sebagai “roti dari surga”. Ia diutus Bapa untuk tinggal di antara
kita dalam hidup sekarang ini, tetapi bukan hanya untuk memberi kekuatan jasmani dengan
makanan sementara, melainkan juga makanan untuk memperoleh sumber hidup yang
tak pernah kering. Bagi kita itu terwujud dalam penerimaan ekaristi. Sakramen ekaristi adalah
intisari penghayatan iman kita yang sebenarnya. Ekaristi adalah lambang kenyataan diri
Yesus sebagai sumber hidup sejati kita. Yesus mengundang kita dalam perayaan ekaristi
untuk menerima diri-Nya sendiri sebagai tubuh dan darah-Nya. Artinya kita sungguh
menerima pribadi-Nya, yang pernah hidup di dunia ini dengan tubuh dan darah manusiawi
seperti kita. Ia memberikan diri-Nya, mencurahkan darah-Nya demi keselamatan kita.Yesus
hadir bagi dan di tengah kita dalam perjamuan ekaristi, sebagai sumber hidup kita
yang tak akan kering. Dalam misa kudus lewat perantaraan imam, Yesus sendirilah yang
hadir untuk mempersembah korban kepada Allah Bapa. Tetapi sekaligus korban yang
dipersembahkan kepada Allah, untuk dibagikan kepada umat-Nya ialah diri-Nya sendiri:
tubuh dan darah-Nya. Kristus yang satu dan utuh itu diberikan kepada kita semua. Kita yang
banyak disatukan, menjadi satu dengan Kristus dan dengan kita semua.
Apa konsekuensi penerimaan ekaristi bagi kita? Bila kita sungguh percaya bahwa menerima ekaristi berarti menerima pribadi Yesus
sendiri, maka kita juga bersatu, menjadi satu dengan Dia. Yesus sungguh menjadi sumber
hidupku. Artinya: hidupku harus merupakan hidup Yesus Kristus sendiri. Segenap sikap,
hidup, kata dan perbuatanku harus kuusahakan sebagai ungkapan atau perwujudan
sikap, hidup, kata dan perbuatan Yesus sendiri. Bersatu dengan Kristus berarti
bersatu pula dengan sesama kita siapapun, yang juga menerimanya. Betapa mendalam dan tak terperikan makna penerimaan ekaristi bagi kita, yang
masih harus menempuhkan perjalanan hidup yang masih jauh, namun dibekali dengan
makanan dan minuman rohani yang tak kunjung habis! Bukan hanya memperkuat diri kita
sendiri, tetapi sekaligus saling membantu dengan sesama kita. Bukankah permusuhan antar
kita, yang bersama-sama menerima Kristus yang sama, sungguh bertentangan dengan kasih
Kristus sendiri? Mgr. F.X. Hadisumarta O.Carm.
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/
WARTA UMAT
Jadwal Petugas Liturgi Hari Minggu Biasa XXI:
Hari, tanggal
dan waktu
Sabtu, 25 Agustus 2018
Minggu, 26 Agustus 2018
3
pkl. 17.30 pkl. 06.30 pkl. 09.00 pkl. 17. 00
Koor dan
Persembahan Wilayah IV – St.
Vincentius A
Wilayah II – St.
Yosef SMP Xaerius 1
Kelompok Basis
Mahasiswa
Organis *) *) *) *)
Prodiakon
Suster FMM (2) Suster SJD (2) Ig. A. Sudin B. Wongsulinus
F.L. Simbolon G. Lie Langgeng Y. Anwar Kartono A. Yanto S
Antonius Sumadi P. Eddy Yanto A. P. Tambunan Yohanes Tamsir
A. Bambang S Y.B. Widodo Edm. Sarjono A. Harry Andoko
Abraham Desa Yosef Heng
Sonny A. Gulo
Lektor F.X. Suroto (St.
Vincentius A)
Rosalia Hartati (st.
Yosef) Pius Agung
Maria Natalia
(KBM)
Tata Laksana
& Parkir Kelompok Basis
Mahasiswa
Wilayah VII –
Bunda Maria
Wilayah V – St.
Fransiksus Asisi
Wilayah VIII – St.
Monica
Gereja St. Maria Ratu Rosari Pkl.
11.00
Keterangan : *) ditunjuk oleh wilayah atau kategorial yang sedang bertugas.
Renungan harian bulan September 2018 tersedia di warung paroki.
Setelah Misa Kudus siang: kegiatan Putra-Putri Altar dalam rangka Peringatan
Kemerdekaan RI di Gereja St. Maria Ratu Rosari pukul 11.00.
Latihan Kor Pesparani, hari Rabu dan Minggu pukul 19.30 di Gereja St. Gregorius
Agung Khusus dalam Minggu ini.
Latihan Kor Paroki, hari Senin pkl 19.30 di Gereja St. Teresia.
Latihan Mazmur Pesparani hari Sabtu, pukul 19.30 di Gereja St. Teresia.
Jadwal pelajaran bagi calon Penerima Sakramen Krisma ada di papanpengumuman.
Disampaikan kepada mahasiswa baru UNJA, kuliah Agama Katolik dimulai Jumat, 24
Agustus 2018 pkl 12.00 di ruang Ekonomi. Pengasuh Bpk LY. Tukijan.
Disampaikan kepada seluruh umat bahwa Paroki St. Teresia Jambi memiliki website
resmi yang dikelola oleh Dewan Pastoral Paroki melalui Seksi Komsos-Dokumentasi.
Silakan klik www.parokiteresiajambi.com untuk mendapatkan informasi tentang
paroki, termasuk Warta Paroki. Bagi kelompok-kelompok kategorial, wilayah/stasi
yang bermaksud memuat berita/informasi tentang kegiatan dan sebagainya, silakan
kirim ke redaksi melalui sekretariat paroki atau email: [email protected].
Pengumuman Perkawinan:
Pengumuman Kedua: 1. Saudari Maria Fransisca Sinaga dari Wilayah VII Bunda Maria dengan Saudara
Yohanes Todo Soritua Pardede dari Paroki Santo Andreas, Sukaraja – Bogor.
2. Saudara Marius Manik dari Wilayah II St. Yosef dangan Saudari Leni Nova
Sinurat dari Paroki Santo Damian Bengkong – Batam.
Saudara/saudari yang mengetahui adanya halangan demi sahnya perkawinan
tersebut wajib memberitahukan kepada Pastor Paroki, dan mohon doa bagi
kesejahteraan mereka.
Info Wilayah / Kategorial
4
No. Wilayah /
Kategorial Hari / Tanggal Waktu
Acara /
Kegiatam
Tempat /
Keterangan
1. Misdinar Minggu, 19
Agustus 2018 Pkl. 11.00 Pertemuan Rutin Gedung Paroki
2. PD Karismatik
Bunda Kudus
Senin, 20
Agustus 2018 Pkl. 14.00
Pujian dan
renungan Gedung paroki
3. Legio Bunda
Gereja
Senin, 20
Agustus 2018
Pkl. 18.00 Rapat Mingguan Aula Susteran
FMM
4. Legio Benteng
Gading
Rabu, 22 Agustus
2018
Pkl. 19.00 Rapat Mingguan Gedung paroki
5. Persekutuan
Doa Trinitas
Jumat, 24
Agustus 2018 Pkl. 19.30
Pujian dan
renungan Gedung paroki
6. Bunda Kudus
Kids
Sabtu, 25
Agustus 2018 Pkl. 17.30 Sekolah Minggu Gedung paroki
7. PD Corunnum Sabtu, 25
Agustus 2018 Pkl. 19.30
Pujian dan
renungan Gedung paroki
8. Umum Sabtu, 25
Agustus 2018 Pkl. 14.30
Ibadat Kerahiman
Ilahi gereja
Bacaan Dalam Pekan Ini :
Hari dan Tanggal Bacaan Hari dan Tanggal Bacaan
Senin,
20 Agustus 2018
Yeh. 24:15-24; MT Ul.
32:18-19,20,21; Mat.
19:16-22.
BcO Pkh. 2:1-26.
Kamis,
23 Agustus 2018
Yeh. 36:23-28; Mzm.
51:12-13,14-15,18-19;
Mat. 22:1-14.
BcO Pkh. 6:12-7:28.
Selasa,
21 Agustus 2018
Yeh. 28:1-10; MT Ul.
32:26-27ab,27cd-
28,30,35cd-36ab; Mat.
19:23-30.
BcO Pkh. 3:1-22.
Jumat,
24 Agustus 2018
Why. 21:9b-14; Mzm.
145:10-11,12-13ab,17-
18; Yoh. 1:45-51.
BcO Kis. 5:12-32 atau
1Kor. 1:17-2:5 atau
1Kor. 4:1-16.
Rabu,
22 Agustus 2018
Yeh. 34:1-11; Mzm.
23:1-3a,3b-4,5,6; Mat.
20:1-16a.
BcO Pkh. 5:10-6:8.
Sabtu,
25 Agustus 2018
Yeh. 43:1-7a; Mzm.
85:9ab-10,11-12,13-14;
Mat. 23:1-12.
BcO Pkh. 11:7-12:14.
Daftar Usulan lagu : 02 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXII Tema: Perintah Allah kamu abaikan untuk berpegang pada adat istiadat manusia. Lagu Pembuka: MB170 / MB 607 (Dayak Kenyah) Mzm. Tgp.: MTA 857 Alleluya / A.P.I: MTA 956 / MB 642 Persiapan Persembahan: MB 232 / MB 668 (Sumba)
Komuni: MB 513 / MB 694 (Dayak Benuaq)) Madah Pujian: MB 306 / MB 310 (Flores-Lio) 07 September 2018 – Hari Jumat Pertama Tema: Apabila mempelai diambil, barulah sahabat-sahabat mempelai akan berpuasa. Lagu Pembuka: MB499 / MB 507 (Flores-Nagekeo) Mzm. Tgp.: MTA 571 (Dayak Uud Danum)
5
Alleluya / A.P.I: MTA 956 / MB 644 (Minahasa) Persiapan Persembahan: MB 516 / MB 744 (Maluku) Komuni: MB 293 (Flores Timur) / MB 284 (Taize)) Madah Pujian: MB 506 / MB 515 (Kei-Maluku) 09 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXIII Tema: Yang tuli dijadikan-Nya mendengar, yang bisu dijadikan-Nya berbicara. Lagu Pembuka: MB 210 (Papua-Melanesia) / MB 220 (Sunda) Mzm. Tgp.: MTA 832 Alleluya / A.P.I: MTA 953 / MB 646 Persiapan Persembahan: MB 247 / MB 246 (Tionghoa) Komuni: MB 296 / MB 690 (Batak Toba)
Madah Pujian: MB 215 (Pentatonis) / MB 777 (Batak Toba) 16 September 2018 – Hari Minggu Biasa XXIV Tema: Engkau adalah Mesias....! Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan. Lagu Pembuka: MB 216 / MB 769 (Batak Karo) Mzm. Tgp.: MTA 810 Alleluya / A.P.I: MTA 952 / MB 649 Persiapan Persembahan: MB 233 (Flores) / MB 786 (Ngada-Flores) Komuni: MB 301 (Flores) / MB 705 (Dayak Uud Danum) Madah Pujian: MB 307 / MB 757 (Nias)
Katekese Katolik
KATEKESE KATOLIK: WEJANGAN PAUS FRANSISKUS TENTANG HARI RAYA SANTA PERAWAN MARIA DIANGKAT KE SURGA
Saudara-saudari terkasih, selamat pagi!
Dalam Hari Raya Santa Perawan Maria
Diangkat Ke Surga hari ini, umat Allah yang setia
dan kudus mengungkapkan dengan sukacita
penghormatan mereka terhadap Bunda Maria.
Mereka melakukannya dalam liturgi secara
bersama-sama dan juga dalam ribuan rupa cara
kesalehan; serta dengan demikian, nubuat Maria
sendiri menjadi kenyataan : “Segala keturunan akan
menyebut aku berbahagia” (Luk 1:48), karena
Tuhan telah memperhatikan hamba-Nya yang
rendah hati.
Diangkat ke surga, dengan jiwa dan raga, adalah keistimewaan ilahi yang diberikan kepada
Bunda Allah yang kudus oleh karena persatuannya yang khusus dengan Yesus. Ini adalah persatuan
jasmani dan rohani, yang dimulai dengan Kabar Sukacita dan dimatangkan sepanjang kehidupan
Maria, melalui keikutsertaannya dalam misteri Putranya. Maria selalu berjalan dengan Putranya : ia
berjalan di belakang Yesus, dan kita mengatakan dialah murid-Nya yang pertama.
Kehadiran Bunda Maria terhampar seperti kehadiran perempuan mana pun di zamannya : ia
berdoa, mengurus keluarga dan rumah, pergi ke Sinagoga ... Tetapi, sehari-hari ia melakukan setiap
tindakan dalam kesatuan penuh dengan Yesus. Dan persatuan ini mencapai puncaknya di Kalvari
dalam kasih, dalam kasih sayang dan dalam penderitaan hati. Oleh karena itu, Allah memberikan
kepadanya keikutsertaan penuh dalam kebangkitan Yesus. Raga Bunda Allah yang kudus, seperti raga
Sang Putra, dilindungi dari kerusakan.
Hari ini Gereja mengajak kita untuk merenungkan misteri ini : Gereja menunjukkan kepada
kita bahwa Allah berkeinginan untuk menyelamatkan seluruh manusia, yaitu, menyelamatkan jiwa
dan raganya. Yesus dibangkitkan dengan raga yang yang Ia terima dari Maria, dan Ia terangkat ke
Bapa dengan kemanusiaan-Nya yang berubah rupa. Dengan raga, raga seperti raga kita, tetapi raga
yang berubah rupa. Pengangkatan Maria, makhluk manusia, menegaskan kepada kita apa takdir mulia
6
kita kelak. Para filsuf Yunani telah memahami bahwa jiwa manusia ditakdirkan untuk kebahagiaan
setelah kematian. Tetapi, mereka tidak menghargai raga - memikirkan penjara jiwa - dan mereka tidak
membayangkan bahwa Allah telah menentukan raga manusia dipersatukan dengan jiwa dalam
kebahagiaan surgawi. Tubuh kita, yang berubah rupa, akan ada di sana. Ini - “kebangkitan daging” -
adalah unsur yang tepat dari wahyu Kristiani, poros iman kita.
Kenyataan yang luar biasa dari Pengangkatan Maria mengejawantahkan dan menegaskan
kesatuan pribadi manusia, dan kenyataan tersebut mengingatkan kita bahwa kita dipanggil untuk
melayani dan memuliakan Allah dengan seluruh keberadaan kita, jiwa dan raga. Melayani Allah
hanya dengan raga akan menjadi tindakan para hamba; melayani Allah hanya dengan jiwa akan
bertentangan dengan kodrat manusiawi kita. Sekitar tahun 220, Santo Irenaeus, Bapa Gereja yang
agung, menegaskan bahwa “kemuliaan Allah adalah manusia yang sepenuhnya hidup, dan kehidupan
manusia mencakup daya lihat Allah” (Menentang Berbagai Bidaah, IV, 20,7). Jika kita telah hidup
demikian, dalam pelayanan Allah yang penuh sukacita, yang juga diungkapkan dalam pelayanan yang
murah hati kepada saudara-saudara kita, pada hari kebangkitan takdir kita akan serupa dengan Bunda
surgawi kita. Lalu nasihat Rasul Paulus : “muliakanlah Allah dengan tubuhmu!” (1 Kor 6:20)
sepenuhnya akan menjadi kenyataan, dan kita akan memuliakan Dia selama-lamanya di Surga.
Marilah kita berdoa kepada Maria agar, dengan pengantaraan keibuannya, ia sudi membantu
kita menghayati perjalanan kita sehari-hari dengan harapan yang aktif untuk suatu hari dapat sampai
kepadanya, bersama seluruh orang kudus dan orang-orang yang kita cintai - seluruhnya di Surga.
[Setelah pendarasan doa Malaikat Tuhan] Saudara-saudari terkasih,
Kepada Maria Sang Penghibur orang-orang yang menderita, yang kita renungkan hari ini
dalam kemuliaan Surgawi, saya ingin mempercayakan berbagai kecemasan dan kesengsaraan dari
orang-orang yang, di berbagai belahan dunia, menderita dalam jiwa dan raga. Semoga Bunda surgawi
kita mendapatkan bagi semua orang kenyamanan, keberanian, dan ketentraman.
Saya sedang memikirkan khususnya semua orang yang dicobai oleh tragedi yang terjadi
kemarin di Genoa, yang menyebabkan korban dan kehilangan penduduk. Seraya saya mempercayakan
kepada belas kasihan Allah orang-orang yang kehilangan nyawa mereka, saya mengungkapkan
kedekatan rohani saya dengan keluarga-keluarga mereka, kepada orang-orang yang terluka, kepada
orang-orang yang terlantar dan kepada semua orang yang menderita sebagai akibat dari peristiwa
tragis ini. Saya mengajak kalian untuk bergabung dengan saya dalam doa bagi para korban dan orang-
orang yang mereka cintai. Marilah kita mendaraskan Salam Maria bersama-sama.
Saya menyapa kalian semua, umat Roma dan para peziarah dari berbagai negara! Saya
berterima kasih atas kehadiran kalian dan saya mengucapkan selamat Hari Raya Santa Perawan Maria
Diangkat Ke Surga. Dan, tolong, jangan lupa untuk mendoakan saya. Selamat menikmati makan siang
dan selamat tinggal! Sumber: https://katekesekatolik.blogspot.co.id/2018/03/wejangan-paus-fransiskus-dalam-audiensi
DEKRIT PENCANTUMAN PERINGATAN SANTA PERAWAN MARIA
BUNDA GEREJA DALAM KALENDER LITURGI GEREJA ROMA
Paus Fransiskus telah menetapkan devosi kuno kepada Santa
Perawan Maria sebagai Bunda Gereja dicantumkan ke dalam kalender
liturgi Gereja Roma. Perayaan liturgi tersebut akan dirayakan setiap tahun
sebagai sebuah peringatan pada hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta.
Berikut ini dekrit yang berkenaan dengan penetapan tersebut.
7
Penghormatan penuh sukacita yang diberikan kepada Bunda Allah oleh Gereja masa kini,
dalam terang permenungan tentang misteri Kristus dan sifatnya, tidak dapat mengabaikan sosok
seorang perempuan (bdk. Gal 4:4), Perawan Maria, yang merupakan Bunda Kristus maupun Bunda
Gereja.
Dalam beberapa cara hal ini sudah ada dalam benak Gereja sejak kata-kata yang memberi
pertanda dari Santo Agustinus dan Santo Leo Agung. Pada kenyataannya Santo Agustinus
mengatakan bahwa Maria adalah bunda dari seluruh anggota tubuh Kristus, karena dengan cinta kasih
ia bekerja sama dalam kelahiran kembali umat beriman ke dalam Gereja, sementara Santo Leo Agung
mengatakan bahwa kelahiran Kepala Gereja juga merupakan kelahiran tubuh Gereja, oleh karena itu
menunjukkan bahwa Maria sekaligus Bunda Kristus, Putra Allah, dan bunda seluruh anggota tubuh
mistik-Nya, yaitu Gereja. Pemikiran-pemikiran ini berasal dari keibuan ilahi Maria dan berasal dari
persatuannya yang intim dalam karya Sang Penebus, yang berpuncak pada saat salib.
Memang, Bunda Maria berdiri di bawah salib (bdk. Yoh 19:25), menerima kesaksian Putranya
tentang kasih dan menyambut semua orang dalam pribadi murid yang dikasihi sebagai putra dan putri
untuk dilahirkan kembali kepada kehidupan kekal. Dengan demikian ia menjadi Bunda Gereja yang
lembut yang diperanakkan Kristus di kayu salib dengan menyerahkan Roh-Nya. Kristus, pada
gilirannya, dalam diri murid yang dikasihi, memilih seluruh murid sebagai para pelayan kasih-Nya
terhadap Bunda-Nya, mempercayakannya kepada mereka sehingga mereka bisa menyambutnya
dengan kasih sayang penuh bakti.
Sebagai pembimbing yang peduli terhadap Gereja yang baru muncul Maria telah memulai
perutusannya di Ruang Atas, berdoa bersama para Rasul sambil menantikan kedatangan Roh Kudus
(bdk. Kis 1:14). Dalam pemahaman ini, selama berabad-abad, kesalehan kristiani telah menghormati
Maria dengan berbagai gelar, dalam berbagai cara yang setara, seperti Bunda Para Murid, Bunda
Orang Beriman, Bunda Orang Percaya, Bunda semua orang yang dilahirkan kembali di dalam Kristus;
dan juga sebagai "Bunda Gereja" seperti yang digunakan dalam teks-teks para penulis rohani dan juga
dalam kuasa mengajar Paus Benediktus XIV dan Paus Leo XIII.
Demikianlah landasan tersebut didirikan yang dengannya Beato Paulus VI, pada tanggal 21
November 1964, pada akhir Sidang Ketiga Konsili Vatikan II, menyatakan Santa Perawan Maria
sebagai "Bunda Gereja, dengan kata lain Bunda seluruh umat kristiani, umat beriman maupun para
gembala, yang menyebutnya sebagai Bunda yang paling penuh kasih sayang" dan menetapkan bahwa
"Bunda Allah selanjutnya harus dihormati dan dimohonkan oleh seluruh umat kristiani dengan gelar-
gelar yang paling lembut ini".
Oleh karena itu, Takhta Suci pada kesempatan Tahun Suci Rekonsiliasi (1975), mengusulkan
Misa votif untuk menghormati Maria Bunda Gereja, yang kemudian dimasukkan ke dalam Misale
Romawi. Takhta Suci juga memberikan hak untuk menambahkan seruan dari gelar ini dalam Litani
Loreto (1980) dan menerbitkan serangkaian rumusan lain dalam doa pembuka Misa Santa Perawan
Maria (1986). Beberapa negara, keuskupan dan keluarga religius yang mengajukan surat permohonan
kepada Takhta Suci diizinkan untuk menambahkan perayaan ini ke dalam kalender mereka masing-
masing.
Dengan penuh perhatian mempertimbangkan betapa agungnya peningkatan devosi ini dapat
mendorong pertumbuhan rasa keibuan Gereja dalam diri para gembala, kaum religius dan umat, serta
pertumbuhan kesalehan devosi Maria yang sejati, Paus Fransiskus telah menetapkan bahwa
Peringatan Santa Perawan Maria Bunda Gereja, harus dimasukkan dalam Kalender Gereja Roma pada
hari Senin setelah Hari Raya Pentakosta dan mulai sekarang dirayakan setiap tahun.
Perayaan ini akan membantu kita mengingat bahwa pertumbuhan dalam kehidupan kristiani
harus berlabuh pada Misteri Salib, pada persembahan Kristus dalam Perjamuan Ekaristi serta pada
Bunda Sang Penebus dan Bunda Gereja Yang Ditebus, Perawan yang mempersembahkan dirinya
kepada Allah.
8
Oleh karena itu, peringatan tersebut akan muncul di dalam seluruh kalender dan buku-buku
liturgi untuk perayaan Misa dan Brevir. Teks-teks liturgi yang bertalian dilampirkan pada dekrit ini
dan terjemahannya, dipersiapkan dan disetujui oleh masing-masing Konferensi Waligereja, akan
dipublikasikan setelah disahkan oleh Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen.
Di mana perayaan Santa Perawan Maria Bunda Gereja sudah dirayakan pada sebuah hari
dengan tingkatan liturgi yang lebih tinggi, disetujui sesuai dengan norma hukum tertentu, di masa
mendatang perayaan tersebut dapat terus dirayakan dengan cara yang sama.
Segala sesuatu yang bertentangan dengan dekrit ini menjadi tidak berlaku.
Dari Kongregasi Ibadat Ilahi dan Tata Tertib Sakramen, 11 Februari 2018, peringatan Santa
Perawan Maria dari Lourdes.
Santo-Santa : 19 Agustus
Santo Yohanes Eudes, Pengaku Iman
Pada awal abad ke-17 berkembanglah di Prancis sebuah gerakan pembaharuan hidup
rohani yang berpusat pada Kitab Suci. Gerakan mistik yang didirikan oleh Kardinal de Berulle
ini lazim disebut Oratorium sesuai dengan nama tempat kelahirannya, yaitu Oratorium di Paris.
Anggota-anggota ini berusaha menghayati persatuannya dengan Tuhan melalui bacaan dan
renungan Kitab Suci serta kegiatan pewartaan sabda. Oratorium menghasilkan banyak biarawan
dan imam yang saleh. Seorang dari antara mereka itu adalah Yohanes Eudes. Yohanes lahir di Ri,
dekat Argenta, Perancis pada tahun 1601.Semenjak usianya yang remajanya, ia sudah
menunjukkan tanda-tanda kesalehan hidup yang tinggi dan ketaatan pada kehendak Allah. Pada
umur 14 tahun, ia sudah berjanji hidup murni bagi Tuhan. Di sekolah, yaitu sebuah kolose Yesuit
di Caen, ia dikenal sebagai siswa yang cerdas, cekatan dan saleh. Pendidikan Yesuit yang
diterimanya berhasil menanamkan dalam dirinya panggilan hidup sebagai imam.
Pada tahun 1625, Yohanes ditabhiskan menjadi imam. Ia lalu menggabungkan diri dengan
imam-imam lain di dalam gerakan mistik Oratorium di Paris. Disana ia menjadi pencinta Kitab
Suci dan kegiatan pewartaan sabda. Khotbah-khotbahnya serta retret yang diberikannya
senantiasa menyenangkan umat. Pengajarannya diteguhkan Tuhan dengan banyak mukzijat
sehingga umat benar-benar yakin akan kebenaran kata-katanya.
Setelah 10 tahun giat sebagai anggota gerakan mistik Oratorium, Yohanes memisahkan
diri dan mengabdikan dirinya pada usaha pendidikan imam. Ia mendirikan seminari-seminari di
Coutances, Liseux, Rouen, Evreux dan Rennes. Bagi pemudi-pemudi ia mendirikan Serikat
Suster “Santa Perawan Maria dari Karitas”. Cabang yang terkenal dari tarekat ini adalah tarekat
“Suster-suster Gembala Baik”, yang juga bekerja di Jatinegara, Jakarta.
Di tengah kesibukannya, Yohanes yang saleh ini tetap memperhatikan kehidupan
rohaninya sendiri dengan berdoa, bermatiraga dan berpuasa. Jasanya yang terbesar adalah
kegiatannya menyebarkan kebaktian kepada Hati Kudus dan Hati Suci Maria. Ia dikenal sebagai
pemrakarsa dan promotor kebaktian itu. Buku-buku yang ditulisnya mengenai kedua kebaktian
itu, antara lain: “Devosi kepada Hati Kudus Yesus” diterbitkan lama sebelum peristiwa
Penampakan Yesus kepada Suster Margaretha Alocoque. Memang dalam Gereja, Yohanes Eudes
tidak dipandang sebagai penganjur devosi kepada Hati Kudus Yesus, namun kegiatan-
kegiatannya untuk memajukan devosi itu sangat besar. Yohanes Eudes meninggal dunia pada
tanggal 18 Agustus 1680. Penyerahannya seluruh dunia kepada Hati Tak Bernoda Maria oleh
Paus Pius XII merupakan penghormatan besar Gereja kepada Santo Yohanes Eudes. Ia
dinyatakan ‘santo’ pada tahun 1925 oleh Paus Pius XI (1922-1939).
Sumber: http://www.imankatolik.or.id/