Upload
dinhtu
View
233
Download
12
Embed Size (px)
Citation preview
SAINS ARSITEKTUR II
BANGUNAN ARSITEKTUR YANG RAMAH LINGKUNGAN
MENURUT KONSEP ARSITEKTUR TROPIS
Di susun oleh :
FERIA ETIKA.A. (0951010024)
Dosen Pembimbing :
HERU SUBIYANTORO ST. MT.
UPN “VETERAN” JAWA TIMUR
FAKULTAS TEKNIK PERENCANAAN DAN SIPIL
JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR
TAHUN AJARAN 2011/2012
ARSITEKTUR TROPIS.
Pengertian umumnya adalah sebuah konsep desain yang beradaptasi denganlingkungan
yang tropis Tetapi bukan berarti melupakan sisi estetika. Hanya disini halyang paling utama adalah
sebuah respon positif dari efek iklim tropis itu sendiri.Tentunya ada beberapa hal yang harus
diperhatikan dari segi material, sirkulasi udara,dan penchayaan alami. Karena lingkungan yang tropis
memilikin iklim dengan panasyang menyengat, pergerakan udara, dan curah hujan yang cukup
tinggi. Oleh sebab itu dalam konsep arsitektur tropis ini juga ada upaya yang harus dicegah dari
timbulnya efek iklim tropis. Seperti faktor kelembaban, perubahan suhu, kesehatah udara.Pada
bangunan arsitektur tropis juga didukung dengan materialnya yang banyakdengan material lokal dan
alami. seperti kayu, bambu, dll.
Bukaan untuk bangunan arsitektur tropis harus memperhatikan arahpencahayaan matahari
pagi dan sore. Agar tercipta suhu dalam bangunan yang cukupnyaman dan sehat. Juga sirkulasi udara
yang dirasa akan cukup sebagai udara yang sehat.
Ciri-ciri iklim tropis basah :
1. Curah hujan tinggi
2. Kelembaban tinggi
3. Temperatur udara panas sampai dengan nikmat
4. Angin (aliran udara) sedikit
5. Radiasi matahari sedang sampai kuat (matahari bersinar sepanjang tahun)
6. Pertukaran panas kecil karena kelembaban tinggi (udara sudah jenuh oleh uap air),
sehingga air tidak mudah menguap.
ciri-ciri bangunan tropis
1. Atap yang sebagian besar berbentuk runcing keatas, walaupun ada pula yang
melengkung.
2. Memiliki overstek, yang berfungsi untuk menjaga tempias dan cahaya berlebihan.
3. Banyak bukaan-bukaan, baik jendela atau lobang-lobang angin.
4. Banyak menggunakan material alam, seperti: Kayu, Batu, bambu, dll.
5. Dinding, Lantai, dll biasanya menggunakan warna-warna alam.
6. Tumbuh-tumbuhan, Air, dll disekitar bangunan sedapat mungkin didesain agar
menjadi satu kesatuan dengan bangunan.
7. Ukuran dan tataruang bangunan disesuai dengan kebutuhan.
8. Memaksimalkan pengudaraan dan pencahayaan alami.
Dari uraian diatas, perlu ditekankan kembali bahwa pemecahan pemecahanrancangan
arsitektur tropis (basah) pada akhirnya sangatlah terbuka. Arsitektur tropisdapat berbentuk apa
sajatidak harus serupa dengan bentuk-bentuk arsitektur tradisional.
Intiland Tower Surabaya
Indonesia adalah negara yang berada di iklim tropis, belakangan ini para
arsitek memperbincangkan desain arsitektur yang ramah lingkungan, hemat energi
dengan mengusung konsep arsitektur tropis. Pengunaan energi yang berlebihan, salah
satu dari pemborosan listrik. Walaupun sebuah bangunan dan ruang didalamnya
dirancang agar mendapatkan cahaya alami secara efektif, namun sistem pencahayaan
buatan berupa lampu tetap dibutuhkan. Sistem pencahayaan buatan digunakan pada
cuaca buruk dan malam hari, ketika distribusi pencahayaan alamai dari matahari
sudah tidak efektif
Pencahayaan alami dalam suatu bangunan atau gedung diperoleh dari bukaan-
bukaan yang ada , yaitu dari jendela, skylight, maupun void. Untuk jendela misalnya,
pengunaan kaca jenis dan warna tertentu dapat mengahantarkan cahaya alami ke
dalam ruangan dalam jumlah lebih banyak dibandingkan dengan kaca dengan jenis
dan warna lainnya. Pada gedung-gedung yang disebut sebagai gedung hemat energi
dan ramah lingkungan, pengunaan material kaca untuk jendela telah diperhitungtkan
agar bisa menangkap cahaya alami dengan efektif. Oleh karena itu, akan menjadi
sangat menarik jika sistem pencahayaan terhadap kenyamanan kerja di gedung
Intiland Tower Surabaya, yang mana disebut sebagai salah satu bangunan
arsitektur yang ramah lingkungan.
Analisis Penerapan System Pencahayaan Alami Pada Gedung
Intiland Tower Surabaya
Analisis penerapan system pencahayaan alami pada gedung Intiland tower
Surabaya adalah salah satu banguna arsitektur di Indonesia yang sebuatan arsitektur
ramah lingkungan dengan menekan penerapan system pencahayaan alamiyang
dirancang oleh arsitek Amerika, Paul Rudolph. Intiland tower Surabaya mengunakan
Konsep Tropis vernacular, yaitu konsep pemanfaatan potensi alam untuk membantu
life cycle bangunan, salah satu penyiasatan sinar matahari berlimpah pada daerah
tropis.
Analisis Penerapan System Pencahayaan Alami Pada Interior
Bangunan.
Pembayangan sinar matahari adalah merupakan satu-satunya cara yang efisien
untuk mengurangi beban panas, walaupun rambatan panas juga dapat dikontrol
dengan perancangan luas jendela
Melindungi permukaan bangunan dari panas matahari, yang mampu
memancar ke dalam bangunan
Faktor yang harus dipenuhi:
Tidak silau
Melindungi bangunan dari hujan
Mampu menghalangi atau mengurangi masuknya panas (mengontrol hantaran
panas)
Memberikan view keluar yang cukup
Mampu memperlancar angin
Estetika memenuhi
Jumlah sinar yang masuk untuk penerangan alam juga terpenuhi
Interior gedung Intiland Tower Surabaya
(sisi bagian barat bagunan digunakan sebagai selasar)
Keuntungan menggunakan tabir surya:
Menggunakan tabir surya, merupakan aspek penting dari salah satu upaya
strategi mengarah pada bangunan yang hemat energi
Menggunakan tabir surya dapat meningkatkan kenyamanan visual (visual
comfort), dengan mengontrol cahaya yang masuk, dan mengurangi adanya
kekontrasan. Upaya seperti ini, dapat menciptakan kepuasan dan tingkat
produktivitas kerja yang tinggi.
Dengan menggunakan tabir surya, maka diperoleh kesempatan untuk
memberikan tampilan fasad yang berbeda dari yang lain.
Dalam desain Gedung Intiland Tower ini mengunakan sun –shading yang untuk
pendinginan alami, penggunaan energi surya. Namun, bangunan ini pun memiliki
nilai tambah dalam karya seni dengan design dan rancangannya yang berbeda dari
gedung lainnya – sehingga menjadi bagunan ramah lingkungan paling indah yang
pernah ada di Indonesia.
Matahari sebelah timur Matahari sebelah
Barat
shading
KESIMPULAN :
Bahwa gedung intilang tower selaindifungsikan sebagai rental office bangunan
ini juga sebagai bagunan arsitektur tanggap terhadat lingkungan.
Sistem pencahayan menjadi landasan pertama bagi Arsitek untuk mencapai
bangunan Arsitektur Tropis di Indonesia.
Pencahayaan pada kantor management gedung intilang tower Surabaya efektif
dapat memenuhi kebutuhan cahaya untuk mendukung aktivitas para
penggunan ruangan, yang mana system pencahayaan pada gedung Intiland
Tower Surabaya dirancang dapat menekan penggunaan beban pendingginan,