Upload
kiki-agustiiana
View
132
Download
39
Embed Size (px)
Citation preview
SATUAN ACARA BERMAIN
Pokok Bahasan : Terapi Bermain
Sub Pokok Bahasan : Terapi Bermain Anak Usia Prasekolah
Tujuan : Mengoptimalkan perkembangan motorik halus
Tempat : PAUD Kalibagor
Waktu : Jumat, 8 Mei 2015 selama 35 menit (jam 08.00 s.d 09.35).
Sasaran : Siswa PAUD usia 3-5 tahun
Jenis Permainan : Skill play
1. LATAR BELAKANG
Bermain tidak dapat dipisahkan dari anak-anak. Bagi anak, bermain
merupakan seluruh aktifitas anak termasuk bekerja, kesenangannya dan
merupakan kebutuhan seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lainnya. Anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mental dan perkembangan emosinya. Ketika mereka bermain mereka
menggunakan seluruh emosinya, perasaan dan pikirannya, sehingga bermain
sangat diperlukan bagi anak, baik ketika sehat maupun sakit.
Salah satu intervensi keperawatan dalam mengatasi dampak hospitalisasi pada
anak adalah dengan memberikan aktivitas bermain. Aktivitas bermain dapat
dilakukan sebelum melakukan prosedur pada anak. Hal ini dilakukan untuk
mengurangi rasa tegang dan emosi yang dirasakan anak selama prosedur,
seperti menggambar.
Menggambar merupakan salah satu permainan yang memberikan
kesempatan anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik. Dengan
menggambar anak dapat mengekspresikan perasaannya, ini berarti
menggambar bagi anak merupakan suatu cara untuk berkomunikasi tanpa
menggunakan kata-kata (Suparto, 2003:4).
2. TUJUAN
a. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain peserta terapi bermain
dapat mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan
b. Tujuan Instruksional khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit diharapkan
anak mampu :
a. Dapat merangsang perkembangan motorik anak
b. Dapat memenuhi kebutuhan bermain anak
c. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal
d. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang
tepat
3. MEDIA
a. Selembarkertas
b. Spidol / alat gambar
4. METODE
Simulasi/ praktik
5. JENIS PERMAINAN
Skiil play : permainan yg sifatnya memberikan keterampilan pada anak
6. NAMA PERMAINAN
Membuat gambar dari bentuk dasar lingkaran
7. CARA BERMAIN
1) Seluruh peserta dikumpukan di ruangan yang telah disediakan oleh
terapis.
2) Setelah peserta dikumpulkan, maka terapis memberikan petunjuk
tentang kegiatan yang akan dilakukan yaitu :
a. Peserta akan diberikan selembar kertas
b. Peserta diminta untuk menggambar lingkaran
c. Peserta diminta untuk membuat gambar lain dari bentuk dasar
lingkaran yang dibuat
3) Dalam waktu 15 menit peserta diharapkan mampu menyelesaikan
gambar yang diberikan oleh terapis.
4) Setelah itu, hasil gambar dikumpulkan pada terapis untuk dinilai.
5) Peserta diberi reword atas hasil karya yang telah dibuat dalam
kegiatan tersebut.
8. PENGORGANISASIAN
Leader : Pangestu Rahmawati Hardiana
Co Leader : Nailus Khoirin Nisa
Observer : Rasika Wiguna, Nurul Chafifah
Fasilitator : Mudriah, Nida Fauziyah Noor
9. SETTING
a) Setting Tempat
Kegiatan dilakukan di PAUD
Jl.
Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Fasilitator
: Observer
: Peserta
5. RENCANA PELAKSANAAN :
No Terapis Waktu Subjek terapi
1.
Persiapan
1. Menyiapkan ruangan.
2. Menyiapkan alat-alat.
3. Menyiapkan anak dan keluarga
5 menitRuangan, alat, anak dan
keluarga siap
2.
Proses :
1. Membuka proses terapi bermain
dengan mengucap kan salam,
memperkenalkan diri.
2. Menjelaskan pada anak dan
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain, menjelaskan
cara permainan.
3. Mengajak anak bermain .
4. Mengevaluasi respon anak dan
keluarga.
1 menit
2 menit
7 menit
3 menit
Menjawab salam,
Memperkenalkan diri,
Memperhatikan
Bermain bersama dengan
antusias dan
mengungkapkan
perasaannya
3.
Penutup (1 menit).
Memperhatikan dan
Menyimpulkan, mengucapkan salam
2 menitmenawab salam
Materi : Terlampir
6. EVALUASI
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
1) Kriteria
a. Anak bersedia sesui kontrak waktu
b. Anak menikmati permainan yang disediakan
c. Anak dapat menggambar dengan kreatif dari satu bulatan
2) Prosedur
a. Secara Observasi
Purwokerto, 8 mei 2015
Mengetahui Ketua
CI Akademi/Clinik
(...............................) (...............................)
MATERI SATUAN ACARA BERMAIN
A. PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak
bermain tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak
seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan lain-lain. Anak-anak
memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik, mentaldan
perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya,
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh
emosinya, perasaannya dan pikirannya. Elemen pokok dalam bermain
adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal
segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat
kesempatan cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan
yang cukup untuk mengenal sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang
dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan cerdas, bila dibandingkan
dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu
bentuk upaya dalam proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada
sisi lain, perawatan dan proses keperawatan yang bertujuan penyembuhan
tersebut kadang membuat anak-anak menjadi takut/ trauma dan kejenuhan
pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya dan hal
inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan
pelayanan keperawatan di rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat
di rumah sakit membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini
terjadi karena banyak hal, antara lain : kondisi fisik klien yang masih
lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas, kondisi ruang atau tempat
yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak
sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD
Kanjuruan Kepanjen, di mana anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak
diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya membuat anak hanya diam
terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya tidak
terpenuhi.
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu
tindakan keperawatan yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan
katakutan anak sehingga anak menjadi aktif dan terpenuhi kebutuhan
bermainya.
B. PRE SCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah
adalah anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek
yang perlu diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan
perkembangan anak.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun
( Wong, 2000), anak usia prasekolah memiliki karakteristik tersendiri
dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya. Dalam hal
pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan
BB 1,8 s/d 2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar
antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95 cm.
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang
dari 900 kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata
atau lebih dan pada tahun kelima sampai keenam mencapai 2100
kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau lebih,dapat
menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan
bagiannya,mengetahui waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga
sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.
3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan
makan sendiri,rentang perhatian meningkat ,mengetahui jenis
kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti aturannya
sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah
cenderung mandiri dank eras kepala atau tidak sabar,agresif secara
fisik dan vweerbal,mendapat kebanggan dalam pencapaian,masih
mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah anak sudah
jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap
lebih baik,dalam permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi
kadang curang.
Personal social :
a) Menyatakan keinginan untuk melakukan sesuatu yang ingin
dilakukan supaya di anggap di masyarakat
b) Anak mulai mengetahui aturan-aturan, di lingkungan keluarga dan
lingkungan
c) Menyadari hak dan kepentingan orang lain
d) Mulai dapat bermain dengan teman sebaya
e) Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya
kemampuan dan penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
f) Masuk TK akan sangat membantu anak untuk “jembatan bergaul”
dan sosialisasi dengan teman sebaya.
4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung
egosentrik dalam berfikir dan berperilaku,mulai memahami
waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai dapat
memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak
berada pada fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu
menurut dimensinya,penilaian muncul berdasarkan persepsi,egosentris
mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka patuh kepada
orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal
benar atau salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu
memandang perspektif orang lain dan mentoleransinya tetapi belum
memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.
Motorik halus : Bisa menggunakan gunting
Menggambar lingkaran, kotak, X
Motorik kasar : Melempar bola melewati atas kepala
Memanjat
Menaiki sepeda roda tiga
Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi
5. Faktor Pengaruh Pertumbuhan dan Perkembangan Anak
a) Faktor herediter
Merupakan faktor yang dapat diturunkan sebagi dasar dalam
mencapai tumbuh kembang anak disamping faktor lain. Faktor
herediter adalah bawaan, jenis kelamin, ras, suku bangsa.
b) Faktor lingkungan
Merupakan faktor yang memegang peranan penting dalam
menentukan tercapai dan tidaknya potensi yang sudah dimiliki
antara lain :
1) Lingkungan prenatal
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir
sampai yang meliputi gizi pada waktu ibu hamil, zat kimia atau
toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
2) Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca,
olahraga, posisi anak dalam orang tua dan status kesehatan.
6. Macam Bermain
a) Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan
diperoleh dari apa yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain
aktif meliputi :
1) Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa
alat permainan tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok
apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadang-
kadang berusaha membongkar.
2) Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan
melihat dan mendengar. Permainan ini cocok apabila anak
sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu untuk
mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita
atau musik,menonton televisi dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai
keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat hal-hal
seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak
mempunyai energi untuk aktif bermain.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
7. Ape ( Alat Permainan Edukatif )
Alat Permainan Edukatif (APE) adalah alat permainan yang dapat
mengoptimalkan perkembangan anak, disesuaikan dengan usianya dan
tingkat perkembangannya, serta berguna untuk :
1) Pengembangan aspek fisik, yaitu kegiatan-kegiatan yang dapat
menunjang atau merangsang pertumbuhan fisik anak, trediri dari
motorik kasar dan halus.
Contoh alat bermain motorik kasar : sepeda, bola, mainan yang
ditarik dan didorong, tali, dll. Motorik halus : gunting, pensil, bola,
balok, lilin, dll.
2) Pengembangan bahasa, dengan melatih berbicara, menggunakan
kalimat yang benar.Contoh alat permainan : buku bergambar, buku
cerita, majalah, radio, tape, TV, dll.
3) Pengembangan aspek kognitif, yaitu dengan pengenalan suara,
ukuran, bentuk. Warna, dll. Contoh alat permainan : buku
bergambar, buku cerita, puzzle, boneka, pensil warna, radio, dll.
4) Pengembangan aspek sosial, khususnya dalam hubungannya
dengan interaksi ibu dan anak, keluarga dan masyarakat
Contoh alat permainan : alat permainan yang dapat dipakai
bersama, misal kotak pasir, bola, tali, dll.
Hal-hal yang Harus Diperhatikan Dalam Bermain
a) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
b) Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c) Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum
meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d) Jangan memaksa anak bermain, bila anak sedang tidak ingin
bermain.
e) Jangan memberikan alat permainan terlalu banyak atau sedikit.
8. Permainan yang dianjurkan
Menggambar
Bermain kertas lipat
Menyusun balok
Menyanyi
Alat olahr raga, masak, menghitung
Mobil – mobilan dll.
C. MATERI BERMAIN MENGGAMBAR
1. Pengertian
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh
seseorang yang didalamnya menunjukkan sebuah seni dan
mengandung arti atau makna tertentu. Menggambar bisa dijadikan
sebuah metode terapi pada seseorang anak yang menderita sakit untuk
menghibur dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan emosional.
2. Keuntungan Menggambar
Keuntungan-keuntungan yang didapat dari bermain dengan
menggambar, antara lain:
a) Membuang ekstra energi.
b) Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti
tulang, otot dan organ-organ.
c) Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
d) Anak belajar mengontrol diri.
e) Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna
sepanjang hidupnya.
f) Meningkatnya daya kreativitas.
g) Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada
disekitar anak.
h) Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati
dan kedukaan.
i) Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
j) Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
k) Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
3. Metode menggambar
Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya
mengembangkan kreativitas dan imajinasi anak, yaitu :
a) Menggambar dengan cara mengamati (observasi)
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri
tanpa menjiplak atau dengan contoh pola. Dengan demikian anak
dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan,
bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
b) Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk
menggambarkan sesuatu berdasarkan pengalaman dan
kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan
pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti
dari pengalaman mereka.
c) Menggambar berdasarkan imajinasi
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan
dalam bentuk gambar, lukisan, dan model. Menggambar dengan
imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.
4. Hal – hal yang perlu diperhatikan saat menggambar
a) Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan
anak.
b) Menggambar disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
c) Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil,
sebelum meningkat pada keterampilan yang lebih majemuk.
d) Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak
ingin menggambar
5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu
a) Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
b) Membedakan warna dan bentuk gambar
c) Menulis dan mengambar
d) Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta