Upload
syara
View
17
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
ikor
Citation preview
10
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Hakikat Permainan Bola Basket
Bola basket adalah salah satu olahraga sangat populer di dunia. Olahraga ini
sangat digemari oleh berbagai kalangan baik pria atau wanita, tua ataupun muda,
bahkan berbagai kalangan bawah, menengah, dan atas. Khususnya di Amerika
Serikat, olahraga ini sangat populer dan menyenangkan untuk dilakukan sehingga
sebagian besar dari masyarakat banyak yang menyukainya. Permainan bola basket
diciptakan oleh Prof. Dr. James A. Naismith salah seorang guru pendidikan jasmani
Young Mens Christian Association (YMCA) Springfield, Massachusets, Amerika
Serikat pada tahun 1891 (Oliver 2007: vi). Bola basket dirasakan sangat
menyenangkan, kompetitif, mendidik, menghibur dan menyehatkan.
Permainan ini merupakan olahraga beregu dimana setiap tim dituntut untuk
melakukan kerjasama dari setiap anggota dalam satu tim. Kerjasama tersebut
dilakukan melalui penggunaan teknik-teknik bola basket. Keterampilan-
keterampilan perseorangan seperti shoot (tembakan), pass (umpan), dribble
(menggiring bola), dan rebound, serta kerja tim untuk menyerang atau bertahan,
adalah prasyarat agar berhasil dalam memainkan olahraga ini.
Permainan bola basket dimainkan oleh lima orang pemain dari setiap regu,
permainan ini dimainkan dengan menggunakan standar bola basket yang dipantulkan
11
ke lantai dan memasukkan bola sebanyak mungkin ke keranjang lawan. Pertandingan
bola basket terdiri dari 4 (empat) periode dimana setiap periode memiliki waktu 10
(sepuluh) menit seperti yang dicantumkan dalam Peraturan Permainan bola basket
(2006: 11). Tujuan dari olahraga basket adalah mencetak skor atau memasukan bola
sebanyak mungkin ke dalam ring lawan dan menjaga ring sendiri terhadap serangan
lawan. Hal ini dijelaskan dalam buku Peraturan Permainan Bola Basket (2006: 1) :
Bola basket dimainkan oleh dua regu yang masing-masing terdiri dari lima orang pemain. Tujuan dari masing-masing regu adalah untuk memasukan bola ke keranjang lawan dan berusaha mencegah regu lawan memasukan bola. Pertandingan diatur oleh wasit, petugas meja dan seorang commissioner.
Pada tahun 1891, James A. Naismith menentukan sasaran tembak berupa
keranjang yang berlubang di bagian bawah. Selanjutnya pokok-pokok pikiran
tersebut dituangkan dalam bentuk aturan permainan yang meliputi 13 pasal. Dari 13
pasal tersebut, 12 pasal diantaranya menjadi inti peraturan bola basket modern saat
ini. Dalam (http://id.wikipedia.org/wiki/Bola_basket) aturan dasar 13 pasal tersebut
adalah :
1. Bola dapat dilemparkan ke segala arah. 2. Bola dapat dipukul atau dipantulkan ke segala arah dengan menggunakan salah
satu atau kedua tangan, tetapi tidak dengan kepalan tangan (meninju). 3. Pemain tidak diperbolehkan berlari sambil memegang bola. 4. Bola harus dipegang di dalam atau diantara telapak tangan. 5. Pemain tidak diperbolehkan menyeruduk, menahan, mendorong, memukul
pemain lawan dengan cara disengaja. 6. Sebuah kesalahan dibuat pemain apabila memukul bola dengan kepalan tangan
(meninju). 7. Apabila salah satu pihak melakukan tiga kesalahan berturut-turut, maka kesalahan
itu akan dihitung sebagai gol untuk lawannya (berturut-turut berarti tanpa adanya pelanggaran balik oleh lawan).
12
8. Gol terjadi apabila bola yang dilemparkan atau dipukul dari lapangan masuk ke dalam keranjang.
9. Apabila bola keluar lapangan pertandingan, bola akan dilemparkan kembali ke dalam dan dimainkan oleh pemain pertama yang menyentuhnya..
10. Wasit berhak untuk memperhatikan permainan para pemain dan mencatat jumlah pelanggaran dan memberi tahu wasit pembantu apabila terjadi pelanggaran berturut-turut.
11. Wasit pembantu memperhatikan bola dan mengambil keputusan apabila bola dianggap telah keluar lapangan, pergantian kepemilikan bola, serta menghitung waktu. Wasit pembantu berhak menentukan sah tidaknya suatu gol dan menghitung jumlah gol yang terjadi.
12. Waktu pertandingan adalah 4 babak masing-masing 10 menit. 13. Pihak yang berhasil memasukkan gol terbanyak akan dinyatakan sebagai
pemenang.
Permainan bola basket dimainkan dalam lapangan yang relatif sempit dan
berbentuk persegi panjang, mengenai ukuran lapangan yang digunakan terdapat
dalam Peraturan Permainan Bola Basket (2006: 1) :
Lapangan permainan harus rata, memiliki permukaan keras yang bebas dari segala sesuatu yang menghalangi dengan ukuran 28 m dan lebar 15 m yang diukur dari sisi dalam garis batas. Federasi nasional untuk semua kompetisinya mempunyai kewenangan untuk menentukan lapangan permainan dengan ukuran minimum panjang 26 m dan lebar 14 m.
13
Gambar 2.1 Ukuran lapangan bola basket
Sumber : http://www.google.co.id/images
Gambar 2.2 Garis pembatas lapangan bola basket
Sumber : http://www.google.co.id/images
14
Perlengkapan permainan bola basket lainnya yang menunjang dalam
pertandingan yaitu :
a. Perangkat papan pantul, terdiri dari:
1. Papan pantul
2. Keranjang yang terdiri dari ring (tahan tekanan) dan jaring
3. Struktur penyangga papan pantul termasuk pelapisnya
b. Bola basket
c. Jam pertandingan
d. Papan angka
e. Peralatan dua puluh empat detik
f. Stopwatch atau peralatan yang sesuai untuk pewaktu time-out (bukan jam
pertandingan)
g. Dua sinyal suara secara terpecah, berbeda dengan jelas dan keras
h. Scoresheet
i. Penunjuk kesalahan pemain
j. Penunjuk kesalahan regu
k. Indicator alternating possession
l. Lantai permainan
m. Lapangan permainan
n. Pencahayaan yang memadai
15
Adapun hal-hal yang harus dipenuhi setiap regu atau tim untuk memenuhi
kriteria dalam permainan bola basket. Hal ini dijelaskan dalam buku Peraturan
Permainan Bola Basket (2006: 7) :
a. Tiap regu akan terdiri dari : 1. Tidak lebih dari dua belas (12) anggota regu. 2. Seorang pelatih, dan jika regu menghendaki, seorang asisten pelatih. 3. Maksimal lima (5) pengikut regu yang boleh duduk di bangku dan
mempunyai tanggung jawab khusus, seperti manager, dokter, psysiotherapist, pencatat statistik, penerjemah, dll.
b. Lima (5) pemain dari masing-masing regu akan berada di lapangan permainan selama waktu permainan dan boleh diganti.
c. Seorang pemain pengganti menjadi pemain dan seorang pemain menjadi pemain pengganti ketika : 1. Wasit memberi isyarat pemain pengganti untuk memasuki lapangan
permainan. 2. Selam time-out atau waktu jeda permainan, seorang pemain cadangan
meminta pergantian kepada pencatat angka.
B. Hakekat Latihan
Dalam upaya meningkatkan prestasi atlet dalam olahraga, seorang atlit harus
melakukan latihan yang berpedoman pada program latihan yang baik. Sehingga
dengan latihan tersebut tujuan yang ingin dicapai dapat terwujud dalam prestasi yang
tinggi. Adapun pengertian latihan menurut Harsono (1988:101) yaitu “latihan
hendaknya dilakukan secara sistematis dalam waktu yang lama dan cara untuk
meningkatkan prestasi tersebut harus dilakukan secara progresif terhadap tujuan atau
sasaran yang telah ditentukan”. Maka dari itu dalam pencapaian prestasi yang
maksimal, sebuah proses latihan harus sistematis, berulang-ulang, dan beban latihan
kian hari kian bertambah.
16
Maksud dari latihan yang sistematis adalah pelatihan yang dilaksanakan
secara teratur, terencana sebagaimana yang telah ditentukan, berkesinambungan, dari
yang sederhana ke yang lebih kompleks, dari mudah ke sukar, serta yang ringan ke
yang berat. Sehingga proses latihan yang tidak memenuhi syarat tersebut bukanlah
latihan yang dilakukan secara sistematis.
Berulang-ulang berarti latihan yang dilakukan harus berulang-ulang agar
gerakan atau teknik yang semua dirasakan sangat sukar dilakukan dan koordinasi
gerak yang masih kaku menjadi kian mudah. Latihan secara berulang-ulang pula
memiliki tujuan agar pola koordinasi gerak menjadi semakin luwes sehingga semakin
hemat energi (efisien). Sedangkan maksud dari beban latihan kian hari kian
bertambah yaitu secara berkala beban latihan harus ditingkatkan manakala sudah tiba
saatnya untuk ditingkatkan. Apabila beban latihan tidak ditambah maka hasil
prestasipun tidak akan meningkat.
Seorang atlet dikatakan memiliki prestasi baik apabila atlet tersebut memiliki
kualitas dan kemampuan yang memenuhi segi fisik, teknik, taknik dan mental. Maka,
dari penjelasan diatas dapat dikatakan bahwa aspek yang harus dipenuhi oleh seorang
atlet adalah aspek fisik, teknik, taktik dan mental. Dalam penelitian ini yang akan
dibahas lebih lanjut adalah mengenai latihan teknik.
17
C. Latihan Teknik
Latihan teknik bertujuan untuk mengembangkan dan menumbuhkan
kemampuan seorang atlet dalam melaksanakan kegiatan olahraga yang bersangkutan.
Mengenai latihan teknik Harsono (1988:100) menjelaskan bahwa
“Latihan teknik (technical training). Yang dimaksud dengan latihan teknik disini adalah latihan untuk mempermahir teknik-teknik yang diperlukan untuk mampu melakukan cabang olahraga yang dilakukan atlet. Latihan teknik adalah latihan yang khusus dimaksudkan guna membentuk dan memperkembang kebiasaan-kebiasaan motorik atau perkembangan neuromuscular. Kesempurnaan teknik-teknik dasar dari setiap gerakan adalah penting oleh karena akan menentukan gerak keseluruhan. Oleh karena itu, gerak-gerak dasar setiap bentuk teknik yang diperlukan dalam setiap cabang olahraga haruslah dilatih dan dikuasai secara sempurna.”
Keterampilan teknik yang dimaksud disini adalah kemampuan melakukan
gerakan-gerakan keterampilan suatu cabang olahraga dari mulai gerak keterampilan
yang sederhana sampai gerak keterampilan yang paling sulit, termasuk gerak tipu
yang menjadi ciri dalam olahraga tersebut. Latihan teknik harus dilakukan secara
berulang-ulang (drill), dengan pengulangan tersebut dimaksudkan agar teknik
gerakan yang dilatih akan menjadi gerakan yang luwes, otomatis tanpa perlu
dipikirkan lagi.
D. Metode Latihan Progresif
Telah banyak berbagai pendekatan atau metode latihan yang telah digunakan
untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai dalam melatih suatu teknik gerakan dalam
cabang olahraga. Selama masa pelatihan, pelatih harus membimbing atlit untuk
memastikan latihan mereka efektif. Untuk melakukan hal ini dan melatih
18
keterampilan baru akan dimanipulasi oleh pelatih sesuai dengan masing masing
individu, kemampuan dan situasi.
Ada beberapa cara pendekatan dalam melatih, dimana penguasaan teknik
gerak kepada atlet diberikan secara bagian (metode bagian) dan ada juga pemberian
latihan secara bagian namun maju berkelanjutan pada setiap fase gerakannya, metode
ini disebut metode latihan progresif. Menurut Mahendra (2007: 275) menyatakan
bahwa : “Metode bagian atau “part method” adalah suatu cara mengajar yang
beranjak dari suatu bagian ke keseluruhan, atau dari khusus ke umum”. Metode
bagian mempraktekan sebuah keterampilan secara bagian demi bagian kepada atlet
yang pada akhirnya bahan keterampilan yang dikuasai setiap bagian tersebut
dilakukan secara keseluruhan.
Namun berbeda dengan metode progresif seperti yang dijelaskan pada
(http://www.teachpe.com/sports_psychology/teaching.php) bahwa :
“ Progressive part method. This is sometimes also known as the chaining method, as the parts of a skill are practiced individually, in order, before being linked together and expanded. For example in the triple jump, the hop will be practised and learnt, before the skip is then practised and learnt. The two are thenlinked together. Finally the jump will be learnt individually and then tagged on the end of the skip. This is slow process but allows weaknesses to be targeted and for the performer to understand the relationship of the sub-routines.”
19
Adapun pengertian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
“Metode progresif kadang dikenal sebagai metode berantai, bagian-bagian keterampilan dilatih secara individual, dengan ketentuan, sebelumnya setiap gerakan dilakukan saling dihubungkan bersama dan dipraktekan secara luas atau keseluruhan. Contohnya dalam 3 kali lompatan, lompatan tersebut akan dilatih dan dipelajari. Keduanya lalu di hubungkan bersama. Pada akhirnya lompatan tersebut akan dipelajari secara individual dan lalu ditandai pada akhir lompatan. Ini adalah proses yang lambat namun memungkinkan tujuan peningkatan kelemahan dan bagi atletnya dapat memahami hubungan dari bagian-bagian kegiatan.”
Contoh pada permainan bola basket dalam penelitian ini yaitu keterampilan
menembak, khususnya tembakan bebas. Penulis membagi empat (4) bagian dalam
keterampilan menembak yaitu footwork, tolakan kaki, posisi badan dan follow
through (gerak lanjutan). Bagian pertama (footwork) dipelajari hingga terkuasai.
Setelah footwork terkuasai lalu masuk pada bagian kedua (tolakan kaki), namun
sebelum bahan keterampilan kedua dipelajari bagian pertama diulang kembali hingga
kedua bagian tersebut terkuasai dan menampilkan latihan pola gerak yang berbeda.
Pada bagian ketiga pun sama, sebelum menginjak keterampilan berikutnya harus
mengulangi bagian pertama dan kedua sehingga menunjukkan pola gerak yang
semakin meningkat kompleksitasnya. Demikian seterusnya hingga keempat
keterampilan terkuasai dan menjadi pola keterampilan yang utuh.
Dalam metode ini bagian-bagian dari suatu keterampilan yang kompleks
diberikan secara terpisah, tetapi bagian-bagian tadi diintegrasikan ke dalam bagian-
bagian yang lebih besar, dan akhirnya menjadi keseluruhan ketika keseluruhan
bagian-bagian itu dikuasai.
20
Pada prinsipnya, metode progresif ini mengikuti jalur demikian. Untuk lebih
jelasnya mengenai mengenai metode progresif dapat dilihat pada gambar dibawah ini:
dan seterusnya.............
Gambar 2.3 http://sites.google.com/site/aboutlearningsite/kapita-selekta/memory/best-routine
E. Teknik Dasar Permainan Bola Basket
Permainan bola basket permainan beregu yang membutuhkan kerjasama yang
baik dari para pemain yang tergabung dalam regu atau tim tersebut. Sehingga setiap
pemain atau atlet dituntut untuk menguasai setiap teknik dasar dalam permainan bola
basket agar dapat menampilkan permainan yang baik. Peluang kemenangan akan
semakin terbuka apabila setiap pemain dalam sebuah regu atau tim menguasai semua
teknik dasar dalam permainan bola basket seperti membawa bola, menembak, dan
mengoper.
Footwork
Footwork Tolakan kaki
Footwork Tolakan kaki Posisi badan Footwork
Tolakan kaki Posisi badan Follow through
21
a. Teknik Dasar Mengoper Bola (Passing)
Mengoper bola merupakan teknik dasar pertama dalam permainan bola
basket. Dengan operan para pemain dapat melakukan serangan dan mendekati ring
basket yang kemudian melakukan tembakan. Untuk dapat melakukan operan dengan
baik dalam berbagai situasi, pemain harus menguasai berbagai macam teknik dasar
mengoper bola sehingga bola tidak dengan mudah direbut oleh lawan. Teknik dasar
mengoper dalam bola basket adalah sebagai berikut (Ahmadi, 2007: 13):
1. Mengoper Bola Setinggi Dada (Chest Pass)
Teknik ini dilakukan dengan mengoper bola dengan dua tangan dari depan
dada. Operan ini menghasilhkan kecepatan dan keakuratan yang tinggi. Lemparan
ini berguna dalam operan jarak pendek. Cara melakukan lemparan ini adalah
sebagai berikut:
1.1 Bola dipegang sesuai dengan teknik memegang bola basket.
1.2 Sikut dibengkokkan ke samping sehingga bola dekat dengan dada.
1.3 Sikap kaki dapat dilakukan sejajar atau kuda-kuda dengan jarak selebar
bahu.
1.4 Lutut ditekuk, badan condong kedepan dan jaga keseimbangan.
1.5 Bola didorong ke depan dengan kedua tangan sambilk meluruskan
lengan dan diakhiri dengan lecutan pergelangan tangan sehingga telapak
tangan menghadap keluar.
22
1.6 Bagi yang baru belajar, gerakan pelurusan dapat dibantu dengan
melangkahkan salah satu kaki ke depan.
1.7 Arah operan setinggi dada, atau antara pinggang dan bahu penerima.
1.8 Bersamaan dengan gerak pelepasan bola, berat badan dipindahkan ke
depan.
2. Mengoper Bola dari Atas Kepala (Overhead Pass)
Lemparan ini biasanya dilakukan oleh pemain-pemain yang berbadan
tinggi sehingga melampaui daya raih lawan. Cara melakukannya sebagai berikut:
2.1 Cara memegang bola sama dengan lemparan dari depan dada, hanya saja
posisi permulaan bola diatas kepalasedikit di depan dahi dan siku agak
ditekuk.
2.2 Bola dilemparkan dengan lekukan pergelangan tangan yang arahnya
agak menyerong ke bawah disertai dengan meluruskan lengan.
2.3 Lepasnya bola dari tangan menggunakan jentikan ujung jari tangan.
2.4 posisi kaki berdiri tegak, tetpi tidak kaku. Bila berhadapan dengan
lawan, meka untuk mengamankan bola dapat dilakukan dengan
meninggikan badan, yaitu dengan mengangkat kedua tumit.
3. Mengoper Bola Pantulan (Bounce Pass)
Operan ini sangat baik dilakukan untuk menerobos lawan yang tinggi.
Bola dipantulkan di samping kiri atau kanan lawan dan teman sudah siap
23
menerimanya di belakang lawan. Cara melakukan lemparan pantulan dengan dua
tangan adalah sebagai berikut:
3.1 Metode pelaksanaannya (sikap permulaan) sama dengan operan setinggi
dada.
3.2 Bola dilepaskan atau didorong dengan tolakan kedua tangan menyerong
ke bawah dari letan badan lawan dengan jarak kira-kira 1/3 dari
penerima.
3.3 Pandangan mata kearah bola yang dipantulkan, kemudian ke penerima
3.4 Bila berhadapan dengan lawan, maka sasaran panrulan bola berada di
samping kanan atau kiri kaki lawan.
4. Teknik Dasar Menerima Bola
Agar dapat menerima bola dengan baik dalam berbagai posisi dan situasi,
pemain harus menguasai teknik dasar menerima bola dengan baik. Teknik
menerima bola sebagai berikut:
4.1 Berdiri dengan sikap kaki melangkah menghadap arah datangnya bola
4.2 Kedua lengan dijulurkan ke depan menyongsong arah datangnya bola
dengan sikap telapak tangan menghadap arah datangnya bola.
4.3 Berat badan bertumpu pada kaki yang lebih depan.
4.4 Setelah bola meanyentuh telapak tangan, tariklah kaki depan ke
belakang, siku kedua lengan ditekuk hingga bola ditarik mendekati
dada/badan.
24
4.5 Badan agak condong ke depan.
4.6 Posisi bola dipegang di depan badan.
b. Teknik Dasar Menggiring Bola (Dribbling)
Menggiring bola adalah membawa lari bola ke segala arah sesuai dengan
peraturan yang ada. Seorang pemain diperbolehkan membawa bola lebih dari satu
langkah asal sipantulkan ke lantai, baik berjalan ataupun berlari. Menggiring bola
harus dilakukan dengan menggunakan satu tangan. Kegunaan menggiring bola adalah
mencari peluang serangan, menerobos pertahanan lawan, ataupun memperlambat
tempo permainan. Cara menggiring bola adalah sebagai berikut:
1. Pegang bola dengan kedua tangan. Lakukan secara rileks dengan posisi
tangan kanan diatas bola dan tangan kiri dibawah bola.
2. Salah satu kaki melangkah ke depan berlawanan dengan tangan yang
melakukan giringan, dan lutut sedikit ditekuk.
3. Condongkan badan ke depan, berat badan diantara kedua kaki.
4. Bola dipantul-pantulkan, dengan pandangan mata ke depan, tetapi untuk
pemula bola boleh dilihat saat dipantulkan.
5. Lakukan gerakan sambil berjalan maju mundur atau di tempat.
6. Setelah menguasai gerakan diatas, lanjutkan gerakan menggiring bola sambil
berlari ke depan.
7. Lakukan gerakan kombinasi antara mengoper, menggiring, dan menembak
dengan gerakan yang cepat.
25
c. Teknik Dasar Menembak (Shooting)
Dalam permainan bola basket, sebuah regu dinyatakan menang apabila angka
yang diperoleh dari jumlah bola yang masuk dalam keranjang lebih banyak dari
lawannya. Untuk menghasilkan angka dalam permainan ini dibutuhkan aspek-aspek
teknik yang menunjang seperti mengumpan, menggiring bola, menembak bola dan
merebut bola di udara. Namun diantara aspek-aspek tersebut teknik menembak
adalah yang paling penting. Hal Wissel (1996: 43) menjelaskan pentingnya melatih
teknik menembak : “Keahlian dasar yang harus dilatih dalam tim adalah keakuratan
menembak, karena untuk keberhasilan dan kemenangan sebuah tim harus memiliki
pemain-pemain yang mampu melakukan tembakan.”
Untuk memasukan bola ke keranjang diistilahkan dengan menembak, dapat
dilakukan dengan satu tangan, dua tangan, dan lay up.
1. Tembakan satu tangan (one hand set shoot)
Sikap badan pada waktu akan menembakkan bola:
1.1 Berdiri tegak, salah satu kaki di depan dan lutut ditekuk.
1.2 Bola dipegang dengan tangan kanan di atas kepala dan di depan dahi.
1.3 Siku tangan kanan ditekuk ke depan dan tangan kiri membantu
memegang bola agar tidak jatuh dan berfungsi untuk menjaga
keseimbangan.
1.4 Pandangan selalu fokus ke keranjang (ring basket).
26
1.5 Bola ditembakan ke keranjang basket dengan gerakan lutut, badan, dan
siku diluruskan secara serempak.
1.6 Pada waktu tangan lurus, bola dilepaskan, jari-jari dan pergelangan
tangan diaktifkan (dilecutkan).
2. Tembakan dua tangan
3. Tembakan lay-up
Tembakan lay-up adalah tembakan yang dilakukan dengan jarak yang
sangat dekat sekali dengan keranjang basket, hingga seolah-olah bola itu
diletakkan ke dalam keranjang basket yang didahului dengan gerakan dua
langkah. Tiga hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan tembakan lay-up,
yaitu:
3.1 Saat menerima bola, badan harus dalam keadaam melayang.
3.2 Saat melangkah, langkah pertama harus lebar atau jauh guna
mendapatkan jarak sejauh mungkin, langkah kedua pendek untuk
memperoleh awalan tolakan agar dapat melompat setinggi-tingginya.
3.3 Saat melepaskan bola, bola harus dilepaskan dengan kekuatan kecil.
Dari beberapa teknik keterampilan bola basket diatas, dalam penelitian ini
penulis lebih dominan terhadap peningkatan teknik menembak khususnya
tembakan bebas (free throw shoot).
27
4. Tembakan bebas (free throw shoot)
Tembakan bebas adalah kesempatan yang diberikan kepada seorang
pemain untuk mencetak satu (1) angka, tidak dijaga, dari suatu posisi di belakang
garis tembakan bebas dan didalam setengah lingkaran (Peraturan Bola Basket,
2006: 50). Tembakan ini sangat berpengaruh terhadap kemenangan sebuah tim
dikarenakan tembakan bebas dilakukan tanpa adanya hambatan atau jegalan dari
lawan. Cara melakukan tembakan bebas adalah (Oliver, 2007: 29):
4.1 Gunakan otot-otot kaki untuk meluruskan lutut sehingga memberikan
kekuatan yang diperlukan untuk melakukan tembakan.
4.2 Saat lutut benar-benar lurus, lecutkan pergelangan tangan yang
dilakukan untuk melakukan tembakan kearah ring basket.
4.3 Lecutan pergelangan tangan akan mengakibatkan bola melintir saat
terlepas dari jari kearah sasaran.
4.4 Pastikan untuk selalu melakukan gerak lanjutan dengan
mempertahankan posisi terakhir pergelangan tangan, dan lengan yang
melakukan tembakan sampai bola mencapai ring basket.
F. Latihan Tembakan Bebas (Free Throw) Dengan Metode Progresif
Seperti yang telah kita ketahui bahwa tembakan bebas memberikan andil yang
sangat besar terhadap kemenangan suatu tim pada saat pertandingan bola basket
berlangsung. Tembakan bebas harus selalu dilatih secara berkelanjutan setiap fase
28
gerakannya, sehingga seorang atlet dapat melakukan gerakan yang baik dan
menghasilkan sebuah tembakan yang tepat sasaran serta angka yang didapat dari
setiap tembakan yang dilakukan.
Latihan dengan menggunakan metode progresif merupakan salah satu
alternatif latihan untuk melatih tembakan bebas, hal ini dikarenakan gerakan
tembakan bebas merupakan suatu koordinasi gerak yang tidak dapat dipisahkan dan
dalam mempelajari gerakan tembakan bebas dapat dibagi atas beberapa fase gerakan
sehingga keterpaduan dari teknik gerakan akan tetap dipertahankan. Dalam
(http://www.answers.com/topic/progressive-part-method) menjelaskan bahwa :
“A method of learning a multi-part task, in which the parts are learned and combined sequentially. After the first two parts are mastered, they are combined and practised together until learned. Then the third part is taught by itself after it has been acquired the three parts are combined and practised together until learnt. This procedure is followed for each part until all of them can be practised as a whole. The technique is most appropriate when the parts form a natural and meaningful sequence of actions which need to be practised together. For example, a gymnast's floor sequence.”
Adapun pengertian dari pernyataan tersebut adalah sebagai berikut :
“Metode pembelajaran bagian keseluruhan, dimana bagian-bagian dipelajari dan dikombinasikan berurutan. Setelah dua bagian awal dikuasai, keduanya dikombinasikan dan dilatih bersama sampai dipelajari. Lalu bagian ketiga dipelajari, setelah diperoleh tiga bagian tersebut lalu dikombinasikan dan dilatih bersama lagi sampai berhasil. Prosedur ini diikuti tiap-tiap bagian sampai semuanya dapat dipraktekan secara keseluruhan. Teknik ini sangat cocok saat bagian membentuk rangkaian aksi yang alami dan bermakna yang mana perlu dilatih bersamaan. Sebagai contoh, urutan tingkat pesenam.”
29
Dari segi waktu latihan, latihan keterampilan gerak dengan metode progresif
akan terasa lebih efisien, ditambah lagi setiap fase dari tembakan bebas tidak terlalu
sukar sehingga atlet dapat mencerna setiap fase yang diberikan. Dengan demikian,
pada akhirnya atlet dapat menggabungkan setiap fase yang telah dikuasai hingga
terbentuk sebuah gerakan menembak yang utuh.