27
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber daya yang dimiliki secara efisien. Audit SI/TI relative baru ditemukan dibanding audit keuangan, seiring dengan meningkatnya penggunan TI untuk mensupport aktifitas bisnis. Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem teknologi informasi: Audit secara keseluruhan menyangkut efektifitas, efisiensi, availability system, reliability, confidentiality, dan integrity, serta aspek security. Selanjutnya adalah audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file. Beberapa aturan mengenai IT audit sudah disusun di Amerika Serikat yang meliputi beberapa aturan penting seperti Sarbanes Oxley Act. Sarbanes- Oxley Act (SOA) merupakan sebuah produk hukum (Undang- Undang) di Amerika Serikat (AS) yang mengatur tentang akuntabilitas, praktik akuntansi dan keterbukaan informasi, termasuk tata cara pengelolaan data di 1

RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Audit sistem informasi merupakan proses pengumpulan dan evaluasi

bukti-bukti untuk menentukan apakah sistem komputer yang digunakan telah

dapat melindungi aset milik organisasi, mampu menjaga integritas data, dapat

membantu pencapaian tujuan organisasi secara efektif, serta menggunakan sumber

daya yang dimiliki secara efisien. Audit SI/TI relative baru ditemukan dibanding

audit keuangan, seiring dengan meningkatnya penggunan TI untuk mensupport

aktifitas bisnis.

Ada beberapa aspek yang diperiksa pada audit sistem teknologi informasi:

Audit secara keseluruhan menyangkut efektifitas, efisiensi, availability system,

reliability, confidentiality, dan integrity, serta aspek security. Selanjutnya adalah

audit atas proses, modifikasi program, audit atas sumber data, dan data file.

Beberapa aturan mengenai IT audit sudah disusun di Amerika Serikat yang

meliputi beberapa aturan penting seperti Sarbanes Oxley Act. Sarbanes-Oxley Act

(SOA) merupakan sebuah produk hukum (Undang-Undang) di Amerika Serikat

(AS) yang mengatur tentang akuntabilitas, praktik akuntansi dan keterbukaan

informasi, termasuk tata cara pengelolaan data di perusahaan publik. Namun di

Indonesia baru sebagian kecil yang baru menerapkan aturan tersebut.

1

Page 2: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

BAB II

ISI

A. Latar Belakang Munculnya Sarbanes – Oxley

Sarbanes-Oxley atau kadang disingkat SOx atau SOA adalah hukum

federal Amerika Serikat yang ditetapkan pada 30 Juli 2002. Undang-undang ini

diprakarsai oleh Senator Paul Sarbanes (Maryland) dan Representative Michael

Oxley (Ohio) yang disetujui oleh Dewan dengan suara 423-3 dan oleh Senat

dengan suara 99-0 serta disahkan menjadi hukum oleh Presiden George W. Bush.

Undang-undang ini dikeluarkan sebagai respons dari Kongres Amerika Serikat

terhadap berbagai skandal pada beberapa perusahaan besar seperti: Enron, Tyco

International, Adelphia, Peregrine Systems, WorldCom (MCI), AOL

TimeWarner, Aura Systems, Citigroup, Computer Associates International, CMS

Energy, Global Crossing, HealthSouth, Quest Communication, Safety-Kleen dan

Xerox, yang juga melibatkan beberapa KAP yang termasuk dalam “the big

five” seperti: Arthur Andersen, KPMG dan PWC.

Skandal-skandal yang menyebabkan kerugian bilyunan dolar bagi investor

karena runtuhnya harga saham perusahaan-perusahaan yang terpengaruh ini

mengguncang kepercayaan masyarakat terhadap pasar saham. Semua skandal ini

merupakan contoh tragis bagaimana kecurangan (fraud schemes) berdampak

sangat buruk terhadap pasar, stakeholders dan para pegawai. Dengan

diterbitkannya undang-undang ini, ditambah dengan beberapa aturan pelaksanaan

dari Securities Exchange Commision (SEC) dan beberapa self regulatory bodies

lainnya, diharapkan akan meningkatkan standar akuntabilitas perusahaan,

transparansi dalam pelaporan keuangan, memperkecil kemungkinan bagi

perusahaan atau organisasi untuk melakukan dan menyembunyikan fraud, serta

membuat perhatian pada tingkat sangat tinggi terhadap corporate governance.

Perundang-undangan ini menetapkan suatu standar baru dan lebih baik bagi

semua dewan dan manajemen perusahaan publik serta kantor akuntan publik

walaupun tidak berlaku bagi perusahaan tertutup. Akta ini terdiri dari 11 bab atau

bagian yang menetapkan hal-hal mulai dari tanggung jawab tambahan Dewan

Perusahaan hingga hukuman pidana.

2

Page 3: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

Sarbox juga menuntut Securities and Exchange Commission (SEC) untuk

menerapkan aturan persyaratan baru untuk menaati hukum ini. Saat ini, corporate

governance dan pengendalian internal bukan lagi sesuatu yang mewah lagi karena

kedua hal ini telah disyaratkan oleh undang-undang.

B. Aktivitas SOA pada perusahaan

Dalam Sarbanes Oxley Act diatur tentang akuntansi, pengungkapan

dan pembaharuan governance yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang

lebih banyak mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil

yang dicapai manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan,

pembatasan kompensasi eksekutif, dan pembentukan komite audit yang

independen. Selain itu diatur pula mengenai hal-hal sebagai berikut:

a. Menetapkan beberapa tanggung jawab baru kepada dewan

komisaris, komite audit, dan pihak manajemen.

b. Mendirikan the Public Company Accounting Oversight Board,

sebuah dewan yang independen dan bekerja full-time bagi pelaku pasar

modal.

c. Penambahan tanggung jawab dan anggaran SEC (Securities

Exchange Commision) secara signifikand. Mendefinisikan jasa “non-

audit” yang tidak boleh diberikan oleh KAP kepada klien.

d. Memperbesar hukuman bagi terjadinya corporate fraud (manipulasi

perusahaan).

e. Mensyaratkan adanya aturan mengenai cara menghadapi conflicts

of interest.

f. Menetapkan beberapa persyaratan pelaporan yang baru.

Dalam hal pelaporan, Sarbanes-Oxley Act mewajibkan semua

perusahaan publik untuk membuat suatu sistem pelaporan yang

memungkinkan bagi pegawai atau pengadu untuk melaporkan terjadinya

penyimpangan. Sistem pelaporan ini diselenggarakan oleh komite audit.

Perusahaan dapat menggunakan jasa pelaporan hotlines seperti ACFE’s

EthicsLine. ACFE dapat membantu menyusun hotlines pengaduan yang akan

menerima dan merahasiakan pengaduan, dan memberikan informasi kepada

3

Page 4: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

perusahaan agar dapat mengambil tindakan yang tepat. Sistem hotlines ini akan

mendorong para pegawai untuk melaporkan karena mereka merasa aman dari

tindakan pembalasan dari yang dilaporkan, dan inilah elemen penting dan kritis

bagi program pencegahan fraud yang kuat.

C. SOX’ ACT

Secara umum SOX’s Act terdiri dari tiga bagian penting yang

harus diperhatikan oleh manajemen perusahaan publik, yaitu: Seksi 404,

906, dan 302. Peraturan ini sudah mulai dilaksanakan oleh perusahaan-

perusahaan publik di AS sejak dikeluarkannya peraturan tersebut, Juli 2002,

namun yang menjadi penekanan adalah seksi 302 dan seksi 404. Seksi 404

berisi peraturan yang mewajibkan manajemen untuk menilai internal kontrol

yang sudah dilaksanakan atas laporan keuangannya serta pengesahan dari

auditor eksternal. Seksi 906 berisi peraturan yang mewajibkan manajemen

perusahaan secara periodik untuk melaporkan segala sesuatu menyangkut

informasi keuangan yang juga tunduk kepada peraturan bursa saham, serta

menyatakan dengan benar kondisi laporan keuangan dan hasil operasi

perusahaan.

SOX’s act seksi 302 berisi peraturan yang hampir sama dengan seksi 906,

tetapi seksi 302 berisi tambahan atas pengungkapan yang berhubungan

dengan pengungkapan internal kontrol dan prsodurnya, serta internal kontrol dan

penipuan/kecurangan. Berikut ini dijelaskan beberapa bagian (section) dari

Sarbanes-Oxley Act yang perlu mendapat perhatian.

1. Seksi 101

Seksi 101 SOX mengatur tentang pembentukan dan

”administrative provisions” dari Public Company Accounting Oversight

Board (PCAOB). PCAOB memiliki 5 anggota yang menguasai keuangan

(financially-literate), menjabat selama 5 tahun. Dua anggota dari PCAOB

harus CPA (Certified Public Accountant), dan sisa tiga anggotanya tidak

harus dan dapat bukan CPA.

2. Seksi 102

4

Page 5: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

Seksi 102 SOX mengatur tentang pendaftaran atau registrasi

dengan PCAOB. Kantor akuntan publik (audit firms) yang terlibat dalam

audit perusahaan publik harus terdaftar dalam audit perusahaan publik

harus terdaftar pada PCAOB.

3. Seksi 103

Seksi 103 SOX mengatur tentang auditing, pengendalian mutu, dan

aturan, aturan dan standar indenpendensi. PCAOB akan membuat standar

auditing dan standar atestasi yang berkaitan,standar pengendalian mutu,

dan standar etik yang digunakan kantor akuntan publik dalam penyusunan

dan penerbitan laporan audit dari emiten (issuers) sebagaimana yang

disyaratkan oleh Sarbones-Oxley Act (SOX) dan peraturan SEC.

4. Seksi 104

Seksi 104 SOX mengatur tentang inspeksi kantor akuntan publik.

Inspeksi pengendalian mutu tahunan harus dilakukan setiap tahun untuk

kantor akuntan publik yang melakukan audit lebih dari 100 emiten. Kantor

akuntan publik yang lain harus diinspeksi paling sedikit 3 tahun sekali.

Inspeksi khusus dapat dilakukan berdasarkan permintaan SEC atau

PCAOB.

5. Seksi 105

Seksi 105 SOX mengatur tentang investigasi dan tindakan

disipliner (disciplinary procedings). Apabila PCAOB telah menentukan

bahwa sebuah kantor akuntan publik melakukan praktik yang melanggar

Sarbanes-Oxley Act (SOX), peraturan-peraturan PCAOB, atau peraturan

pasar modal yang berkaitan dengan penerbitan laporan audit, PCAOB

dapat menjatuhkan sanksi, mencakup suspensi sementara atau pencabutan

(revocation) izin permanen atau dikeluarkan dsari asosiasi akuntan publik,

denda financial, pemberian hukuman (censure), pendidikan atau pelatihan

tambahan, atau sanksi lain yang diberikan berdasarkan peraturan PCAOB.

6. Seksi 201

Seksi 201 mengatur jasa di luar ruang lingkup praktik auditor.

Adalah melanggar hukum bagi sebuah kantor akuntan publik yang

memberikan jasa non audit kepada emiten, yang mencakup:

5

Page 6: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

a. Bookkeeping or other services related to the accounting records or

financial statement of the audit client;

b. Financial information systems design and implementation;

c. Appraisal or valuation services, fairness opinions, or contribution-in kind

reports;

d. Actuarial services;

e. Internal audit outsourcing services;

f. Management functions or human resources;

g. Broker or dealer, investment adviser, or investment banking services;

h. Any other services that PCAOB determines, by regulation, is

impermissible.

7. Seksi 203

Seksi 203 SOX mengatur rotasi partner audit. Partner yang mengepalai

atau mengkoordinasi dan partner penelaah (reviewing partner) harus

dirotasikan setiap 5 tahun.

8. Seksi 204

Seksi 204 SOX mengatur tentang laporan auditor kepala komite audit.

Kantor akuntan publik harus melaporkan kepada komite audit semua:

a. Kebijakan dan praktik akuntansi kritikal yang digunakan;

b. Seluruh perlakuan alternatif dari informasi keuangan dalam

prinsip-prinsip akuntansi yang berlaku umum (Generally Accepted

Accounting Principle/GAAP) yang telah didiskusikan dengan

manajemen.

9. Seksi 206

Seksi 206 SOX mengatur tentang benturan kepentingan (conflicts of

interest) CEO, kontr CFO, Chief Accounting Officer atau orang yang berada

dalam posisi ekuivalen tidak boleh dijoleh kantor akuntan publik perusahaan

selam periode satu tahun setelah audit (1 years pepreceding audit).

10. Seksi 207

Seksi 207 SOX mengatur tentang studi keharusan rotasi akuntan

publik terdaftar. GAO melakukan studi atas pengaruh potensial dari

mensyaratkan keharusan rotasi dari kantor akuntan publik.

6

Page 7: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

11. Seksi 301

Seksi 301 SOX mengatur tentang komite audit perusahaan publik.

Setiap anggota dari ko audit harus merupakan anggota independen dari board

of directors emiten. Komite audit secara langsung bertanggung jawab atas

penunjukan, kompensasi, dan pengawasan dari pekerja kantor akuntan publik

yang ditunjuk oleh emiten.

12. Seksi 302

SOX’s Act 2002 seksi 302 ini merupakan dokumen penjelasan

manajemen atas internal kontrol yang ada pada perusahaan. Pihak

manajemen yang bertanggungjawab dalam pengungkapan ini adalah

direktur utama dan direktur keuangan perusahaan.

13. Seksi 303

Seksi 303 SOX mengatur tentang pengaruh yang tidak tepat atas

pelaksanaan audit. Adalah dalam hal melanggar hukum bagi setiap pejabat

atau direktur dari emiten melakukan tindakan apapun untuk melaporkan secara

curang mempengaruhi, memaksakan, memanipulasi, atau menyesatkan

siapapun auditor yang ditunjuk dalam pelaksanaan suatu audit dengan tujuan

untuk membuat laporan keuan secara material menyesatkan.

14. Seksi 404

SOX’s Act seksi 404 ini berisi kewajiban bagi manajemen perusahaan

untuk menilai internal control yang sudah dilaksanakan atas laporan

keuangannya;

a. Perusahaan harus mengevaluasi internal kontrol atas laporan

keuangannya setiap tahun. Manajemen harus menyimpulkan

efektifitas dari internal kontrol setiap akhir tahun. Pihak yang

bertanggungjawab untuk mengevaluasi internal kontrol perusahaan

adalah departemen internal control/audit.

b. Akuntan publik yang disewa perusahaan harus menegaskan dan

melaporkan hasil evaluasi atas internal kontrol atas laporan keuangan

perusahaan. Seksi 404 secara khusus memberikan perhatian kepada

internal kontrol perusahaan atas laporan keuangannya. Dalam

mengevaluasi internal kontrol yang dilaksanakan perusahaan,

7

Page 8: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

manajemen melalui departemen internal kontrol/audit perlu

menggunakan kerangka yang disusun oleh COSO (Committee of

Sponsoring Organization of the Tradeway Commission).

15. Seksi 407

Seksi 407 SOX mengatur tentang pengungkapan dari keahlian

keuangan komite audit. SEC akan menerbitkan peraturan yang mensyaratkan

emiten mengungkapkan apakah paling sedikit satu anggota dari komite audit

adalah ahli keuangan seperti yang didefinisikan dalam seksi 407 SOX.

16. Seksi 701

Seksi 701 SOX mengatur tentang studi GAO dan laporan yang

berkaitan dengan konsolidasi dari kantor akuntan publik. GAO akan

melakukan studi untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang menuntun

konsolidasi kantor akuntan sejak 1989, pengaruh dari konsolidasi atas

pembentukan modal dan pasar ekuitas, dan solusi terhadap setiap masalah

yang diidentifikasi, mencakup cara-cara untuk meningkatkan kompetensi dan

jumlah perusahaan yang mampu untuk menyediakan jasa audit kepada

organisasi usaha besar yang bergantung pada peraturan sekuritas.

17. Seksi 802

Seksi 802 SOX mengatur tentang hukuman kriminal untuk mngubah

dokumen. Adalah tindak pidana yang tergolong berat (felony) secara sengaja

merusak atau menciptakan dokumen untuk menghalangi (impede/obstruct)

atau mempengaruhi setiap investigasi federal yang sedang berlangsung atau

akan diadakan.

18. Seksi 806

Seksi 806 SOX mengatur tentang ”Employee Whistleblower

Protection”. Seksi 806 memungkinkan suatu aksi sipil bagi pekerja

perusahaan publik yang mendapatkan pembalasan (retailiation) dari pemberi

kerja karena mengungkapkan aktivitas illegal. Seksi 806 dari Sarbanes-Oxley

Act melarang perusahaan publik membebaskan (discharging), menurunkan

jabatan (threatening), mengganggu (harassing) atau dengan cara-cara lain

melakukan diskriminasi terhadap setiap pejabat, karyawan, kontraktor,

subkontraktor, atau agen, karena suatu tindakan yang sesuai dengan hukum

8

Page 9: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

(lawful act) yang dilakukan oleh orang tersebut, memberikan informasi,

menyebabkan informasi diberikan, ataupun membantu dalam menyelidiki

setiap tindakan tersebut yang melanggar hukum, seperti mail, Wire, bank dan

securities fraud.

19. Seksi 906

Sarbanes Oxley Act section 906 berisi :

a. CEO dan CFO melakukan sertifikasi bahwa, laporan periodik ‘fully

complies’ peraturan yang dikeluarkan oleh US SEC, informasi yang

terkandung pada laporan periodik tersebut disajikan secara wajar,

dalam keseluruhan hal yang material, terhadap kondisi keuangan dan

hasil operasi perusahaan.

b. Hukuman atas penyimpangan dalam section 906 bagi individu yang

secara sadar melakukan penyimpangan dikenakan denda sampai

dengan $1 juta dan hukuman penjara sampai dengan 10 tahun. Dan,

bagi individu yang dengan sengaja dan secara sadar melakukan

penyimpangan, akan dikenakan denda sampai dengan $5 juta dan

hukuman penjara sampai dengan 20 tahun.

20. Seksi 1102

Seksi 1102 SOX mengatur tentang perusakan catatan ataupun

penghilangan acara kerja (official proceeding). Setiap orang yang secara korup

mengubah, merusak (destroy/mutilate) atau menyembunyikan setiap catatan,

dokumen atau objek lain dengan maksud untuk merusak integritas objek

tersebut atau ketersediaanya untuk penggunaan dalam acara kerja pejabat atau

merusak, mempengaruhi atau menghalangi setiap acara kerja pejabat akan

didenda dan/atau dipenjarakan samapai dengan 20 tahun.

D. ERM (Enterprise Risk Management)

            Enterprise Risk Management (ERM) adalah “suatu proses yang

dipengaruhi oleh board of director, dan personel lain dari suatu organisasi,

diterapkan dalam setting strategi, dan mencakup organisasi secara keseluruhan,

didesain untuk mengidentifikasi kejadian potensial yang mempengaruhi suatu

9

Page 10: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

organisasi, untuk memberikan jaminan yang cukup pantas berkaitan dengan

pencapaian tujuan organisasi” (COSO ERP, 2004).

Dua buah framework Enterprise Risk Management (ERM) adalah COSO

dan RIMS. Keduanya mendeskripsikan pendekatan untuk mengidentifikasi,

menganalisa, bertanggung jawab, dan memonitor risiko ataupun peluang di dalam

maupun di luar lingkungan yang dihadapi perusahaan. COSO memiliki delapan

komponen dan empat kategori objek. Delapan komponen tersebut antara lain:

1. Lingkungan Internal

Komponen ini meliputi sikap manajemen di semua tingkatan

terhadap operasi secara umum dan konsep kontrol secara khusus. Hal ini

mencakup: etika, kompetensi, serta integritas dan kepentingan terhadap

kesejahteraan organisasi. Juga tercakup struktur organisasi serta kebijakan

dan filosofi manajemen. Bagaimanapun, inti dari berbagai kegiatan adalah

orangnya dan lingkungan dimana dia beraktivitas. Faktor manusia yang

dimaksudkan disini adalah atribut yang melekat di orang tersebut,

misalnya: integritas, nilai etika, dan kompetensi. Lingkungan internal

merupakan dasar dari seluruh komponen ERM yang menyajikan disiplin

dan struktur. Lingkungan internal mempengaruhi bagaimana strategi dan

tujuan organisasi ditetapkan, aktivitas kegiatan dibangun, dan bagaimana

risiko diidentifikasi, dinilai, dan ditindaklanjuti. Lingkungan internal juga

mempengaruhi bagaimana desain dan fungsi dari aktivitas pengendalian,

sistem informasi dan komunikasi, dan aktivitas pemantauan. Lingkungan

internal ini terbentuknya sangat dipengaruhi oleh latar belakang sejarah

dan kultur atau budaya orang dan masyarakat sekitar yang membentuknya.

Lingkungan internal terdiri dari berbagai sub komponen, yaitu:

a. Filosofi manajemen risiko yaitu seperangkat keyakinan dan sikap yang

mencirikan bagaimana organisasi memandang risiko organisasi dalam

segala hal;

b. Harapan risiko yang diinginkan (risk appetite) yaitu besaran dan

jumlah risiko yang diharapkan dan diterima organisasi;

c. Pimpinan yaitu struktur, pengalaman, independensi, dan peran

pengawasan (oversight) yang dimainkan.

10

Page 11: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

d. Integritas dan nilai etika yaitu preferensi, standar perilaku, dan gaya;

e. Komitmen kompetensi yaitu pengetahuan dan keahlian yang

dibutuhkan untuk melaksanakan tugas dan pekerjaan;

f. Struktur Organisasi yaitu kerangka fungsi manajemen yang berupa

perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, dan aktivitas pemantauan;

g. Wewenang dan tanggung jawab yaitu tingkatan dimana individu dan

tim di dalam organisasi memiliki wewenang dan didorong untuk

menggunakan inisiatifnya untuk mengarahkan berbagai hal penting

dan mengatasi permasalahan sebatas wewenang yang dimilikinya;

h. Standar SDM yaitu praktik-praktik berkaitan dengan rekrutasi,

orientasi, training, evaluasi, konseling, promosi, kompensasi, dan

pengambilan tindakan perbaikan yang segera berkaitan dengan

masalah SDM.

2. Penetapan Tujuan

Tujuan ditetapkan pada tingkat strategis yang menjadi dasar untuk

penetapan tujuan operasional. Pelaporan, dan ketaatan. Setiap organisasi

menghadapi berbagai risiko baik yang bersumber dari internal maupun

eksternal. Penetapan tujuan merupakan langkah awal untuk nantinya dapat

mengidentifikasi kejadian, menilai risiko, dan menentukan respon terhadap

risiko.

3. Identifikasi Kejadian

Manajemen mengidentifikasi kejadian potensial yang dapat

mempengaruhi organisasi dalam mencapai tujuannya dan juga memastikan

apakah kejadian yang mempengaruhi kegiatan organisasi dalam mencapai

tujuannya, juga membuka peluang bagi organisasi untuk menerapkan strategi

yang lebih baik dalam upaya untuk mencapai tujuan organisasi. Umumnya,

kejadian yang mengakibatkan dampak negatif merupakan risiko yang harus

dinilai dan direspon manajemen untuk bagaimana mengurangi dampak risiko

yang terjadi dan mencegah kemungkinan terjadinya. Sedangkan kejadian yang

memberikan dampak positif merupakan peluang yang perlu dihubungkan

strategi dan proses pencapaian tujuan.

11

Page 12: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

Manajemen perlu mempertimbangkan faktor internal dan eksternal

mengenai kemungkinan terjadinya risiko dan peluang yang dapat

dimanfaatkan organisasi. Dalam mengidentifikasi kejadian (events),

manajemen perlu mempertimbangkan berbagai faktor baik internal maupun

eksternal yang menimbulkan terjadinya risiko ataupun peluang yang

mempengaruhi organisasi dalam pencapaian tujuannya. Berikut beberapa

contoh faktor eksternal yang dipertimbangkan:

a. Ekonomi, seperti perubahan harga, ketersediaan modal, perdagangan

bebas, ekonomi global, dan sebagainya;

b. Lingkungan alam, seperti banjir, kebakaran, gempa bumi, cuaca atau

iklim, dan sebagainya;

c. Politik, seperti pemilihan umum, reformasi pemerintahan, peraturan

perundang-undangan yang baru, dan sebagainya;

d. Sosial, seperti perubahan demografi, kultur budaya dan masyarakat,

gaya hidup individu dan masyarakat, dan sebagainya;

e. Teknologi, seperti perubahan yang cepat peralatan komputer, proses

penyimpanan data, dan sebagainya.

Berikut beberapa contoh faktor internal yang dipertimbangkan:

a. Infrastruktur, seperti peningkatan alokasi modal untuk pemeliharaan

dan dukungan kegiatan operasional, dan sebagainya;

b. Personil, seperti kecelakaan di tempat kerja, kegiatan yang mengarah

pada kecurangan dan pelanggaran, unjuk rasa buruh atau tenaga kerja,

dan sebagainya;

c. Proses, seperti modifikasi proses, kesalahan dalam pemrosesan,

keputusan outsourcing, dan sebagainya;

d. Teknologi, seperti peningkatan sumber-sumber untuk menangani

volume kerentanan yang terjadi, pelanggaran dalam sistem

pengamanan, sistem komputer mengalami kerusakan, dan sebagainya.

4. Penilaian Risiko

Penilaian risiko memungkinkan setiap organisasi untuk

mempertimbangkan luasnya kejadian yang dapat mempengaruhi pencapaian

tujuan organisasi. Untuk menilai kejadian yang dapat menimbulkan risiko,

12

Page 13: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

manajemen menilainya dari dua perspektif, yaitu kemungkinan terjadinya

kejadian tersebut (likelihood) dan dampak yang ditimbulkan dari kejadian

tersebut (impact). Dampak dari kejadian harus diuji baik untuk masing-masing

kejadian yang mengandung risiko maupun kelompok risiko yang

mempengaruhi kegiatan untuk pencapaian tujuan organisasi. Risiko dinilai

beik berdasarkan keberadaan risiko yang melekat (inherent risk) maupun

risiko yang tidak dapat dikurangi lagi kemungkinan terjadinya atau dampak

yang ditimbulkan (residual risk).

5. Respon terhadap Risiko (risk response)

Setelah risiko dinilai, manajemen menentukan bagaimana risiko

direspon, yaitu bagaimana tindakan-tindakan dilakukan untuk mengelola

risiko yang terjadi atau berpotensi akan terjadi. Strategi untuk mengelola

risiko terbagi menjadi empat, yaitu:

a. Strategi menghindar (avoidance)

Keluar atau melepaskan diri dari kegiatan yang berisiko.

Upaya-upaya yang dilakukan melalui strategi ini, antara lain:

keluar atau tidak ikut dalam produk atau pelayanan tertentu,

mengurangi perluasan pada areal pasar yang baru, atau

menjual/melepaskan (divestasi) divisi yang mengandung risiko

tinggi;

b. Strategi mengurangi (reduction)

Tindakan yang diambil difokuskan pada bagaimana

mengurangi kemungkinan terjadi, dampak yang ditimbulkan, atau

keduanya atas risiko yang sudah diidentifikasi dan dinilai.

Penerapan pengendalian internal yang efektif merupakan satu

tindakan untuk mengurangi risiko yang terjadi;

c. Strategi membagi/memindahkan (sharing/transfer)

Mengurangi kemungkinan atau dampak risiko dengan

membagi atau memindahkan risiko ke area lain yang risikonya

lebih rendah. Tindakan yang dilakukan meliputi: mengasuransikan

produk, jasa, atau kegiatan yang dilaksanakan, menggunakan jasa

13

Page 14: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

pihak lain untuk melakukan kegiatan (outsourcing), dan

sebagainya;

d. Strategi menerima (acceptance)

Tidak ada tindakan yang dilakukan untuk menangani risiko,

baik berkaitan dengan kemungkinan terjadi maupun dampak yang

ditimbulkan. Artinya, kejadian yang terjadi diterima apa adanya.

Umumnya, strategi ini diambil terhadap kegiatan-kegiatan yang

berisiko rendah. Dalam mempertimbangkan strategi mengelola

risiko (risk response) apa yang dipilih, harus dinilai bagaimana

pengaruh kemungkinan risiko dan dampak yang ditimbulkan,

begitu pula pertimbangan biaya dan manfaat yang ditimbulkan.

Strategi mengelola risiko yang dipilih harus mampu menghasilkan

risiko residual dalam batas harapan risiko yang dapat ditolerir atau

diterima. Strategi mengelola risiko yang digunakan harus dapat

membawa risiko dimaksud ke dalam batas risiko yang diharapkan

(risk appetite). Strategi menangani risiko tidak boleh dilakukan

secara individual atau parsial, melainkan harus menempatkan

risiko dalam portofolio, agregat, atau besarannya sebagai satu

keseluruhan di dalam organisasi.

e. Aktivitas Pengendalian

Merupakan kebijakan dan prosedur yang membantu

memastikan bahwa risk response yang dipilih dilaksanakan dengan

memadai. Meskipun aktivitas pengendalian umumnya dikenal

sebagai strategi untuk mengurangi risiko, namun aktivitas

pengendalian tertentu juga dipakai pada strategi risk response lain.

Aktivitas pengendalian dipasangkan di seluruh organisasi, yaitu

disetiap tingkatan maupun fungsi dalam organisasi. Aktivitas

pengendalian dikelompokkan dalam berbagai ccara dan mencakup

areal aktivitas yang mungkin bersifat preventif atau detektif,

manual atau terkomputerisasi, serta di tingkatan proses atau

manajemen.

f. Informasi dan Komunikasi

14

Page 15: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

Informasi diidentifikasi, diperoleh, dan dikomunikasikan

dalam bentuk dan kerangka waktu yang tepat dan sesuai sehingga

memungkinkan setiap orang untuk dapat melaksanakan tugas dan

tanggung jawab yang dibebankan kepadanya. Informasi harus

cukup atau sufisien dan konsisten dengan kebutuhan organisasi

untuk mengidentifikasi, menilai, dan merespon atau mengelola

risiko, yaitu dengan tetap dalam batas toleransi risiko yang

ditetapkan. Sistem informasi yang menggunakan data dan

informasi yang umumnya diperoleh dari sumber-sumber eksternal,

menyajikan informasi untuk mengelola risiko dan membuat

keputusan berkenaan dengan tujuan yang ingin dicapai organisasi.

Di samping itu, informasi harus berkualitas dalam rangka untuk

mendukung pengambilan keputusan.

g. Monitoring

Penerapan manajemen risiko (ERM) dimonitor atau

dipantau terus dalam rangka untuk memastikan keberadaannya dan

apakah komponen-komponennya berfungsi dengan memadai setiap

saat. Monitoring dapat dilakukan melalui berbagai bentuk, yaitu:

monitoring terus-menerus (on going), penilaian terpisah (separate

evaluation), atau kombinasi diantara keduanya. Monitoring terus-

menerus terjadi dalam pelaksanaan aktivitas kegiatan yang

dilakukan. Sementara itu, ruang lingkup dan frekuensi penilaian

terpisah tergantung pada hasil penilaian (assessment) risiko dan

efektivitas dari prosedur monitoring terus-menerus yang dilakukan.

15

Page 16: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Sarbanes Oxley Act bertujuan untuk mengembalikan kepercayaan investor

pasca skandal akuntansi dan kebangkrutan perusahaan2 besar di Amerika. Secara

umum SOA mengatur tentang Akuntansi, pengungkapan dan pembaharuan

governance, yang mensyaratkan adanya pengungkapan yang lebih banyak

mengenai informasi keuangan, keterangan tentang hasil-hasil yang dicapai

manajemen, kode etik bagi pejabat di bidang keuangan, pembatasan komite audit

yang independen, pembatasan kompensasi eksekutif dan lain-lain. Sehingga pada

intinya SOA memberikan persyaratan bagi sebuah perusahaan terhadap

pengendalian internalnya.

Perdebatan mengenai untung rugi penerapan SOA masih terus terjadi. Para

pendukungnya merasa bahwa aturan ini diperlukan dan memegang peranan

penting untuk mengembalikan kepercayaan publik terhadap pasar modal nasional

dengan antara lain memperkuat pengawasan akuntansi perusahaan. Sementara

para penentangnya berkilah bahwa SOA tidak diperlukan dan campur tangan

pemerintah dalam manajemen perusahaan menempatkan perusahaan-perusahaan

pada kerugian kompetitif terhadap perusahaan asing.

16

Page 17: RMK ERM Restu Mutmainnah Marjan.docx

DAFTAR PUSTAKA

Chan Fhi, (2012). Enterprise Risk Management. http://yuukichan-lovelypink.blogspot.com/2012/10/erm-enterprise-risk-management.html/ (10 April 2013)

Danar , (2011). Pengertian SOX. http://danar-pake.blogspot.com/2011/11/pengertian-sox-sarbanes-oxley-act.html/ (10 April 2013)

Evi, (2012). Sarbanes Oxley Act. http://evi-komalasari.blogspot.com/2012/01/sarbanes-oxley-act.html/ (10 April 2013)

Hidayat Syamsul, (2010). Pengertian ERM dan Normalisasi. http://leonboys.blogspot.com/2010/11/pengertian-erm-dan-normalisasi.html/ (10 April 2013)

Moeller, Robbert R. 2009. “Brink’s Modern Internal Auditing, A Common Body of Knowledge”. John Wiley & Sons, Inc., Hoboken. New Jersey. Canada.

Munandar Asdar, (2012). Penerapan Sox di Indonesia. http://asdarmunandar.blogspot.com/2012/02/penerapan-sarbanes-oxley-di-indonesia.html/ (10 April 2013)

17