25
Banking Audit with ACL BAB III RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASI 3.1 RISIKO Penggunaan teknologi computer dan komunikasi di bidang perbankan, pada satu sisi dapat meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, kualitas dan kecepatan pelayanan pada nasabah yang pada akhirnya akan meningkatkan keunggulan bersaing bank tersebut. Sedangkan di sisi lain mengandung risiko potensial, yang apabila tidak diantisipasi dengan baik akan merugikan bank yang bersangkutan. Menurut Soepraptomo (1994), ada tiga jenis risiko yang dihadapi bank dalam penggunaan teknologi informasi dan komputer. Pertama, environment risk atau risiko yang berasal dari lingkungan intern dan ekstern bank yang meliputi faktor loyalitas staf dan kesadaran atas pengamanan. Kedua, operation risk atau risiko yang lahir akibat kegiatan operasional bank, sehingga semakin besar skala kegiatan yang dikomputerisasikan, maka semakin besar potensi kejahatan yang mungkin muncul. Ketiga, produk atau service risk yaitu risiko yang muncul karena bank melansir satu produk atau jasa. Penggunaan teknologi sistem informasi (TSI) dalam melakukan pemrosesan data sangat berbeda dari sistem manual. Walaupun kedua sistem tersebut sama-sama dapat menimbulkan risiko, akan tetapi penggunaan TSI memiliki risiko yang lebih bersifat teknis dan khusus (Panduan Pengendalian Umum TSI-BI 1995), diantaranya adalah : Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 29

RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

  • Upload
    ngodat

  • View
    367

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

BAB IIIRISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASI

3.1 RISIKO

Penggunaan teknologi computer dan komunikasi di bidang perbankan,

pada satu sisi dapat meningkatkan efisiensi kegiatan operasional, kualitas

dan kecepatan pelayanan pada nasabah yang pada akhirnya akan

meningkatkan keunggulan bersaing bank tersebut. Sedangkan di sisi lain

mengandung risiko potensial, yang apabila tidak diantisipasi dengan baik

akan merugikan bank yang bersangkutan. Menurut Soepraptomo (1994),

ada tiga jenis risiko yang dihadapi bank dalam penggunaan teknologi

informasi dan komputer. Pertama, environment risk atau risiko yang

berasal dari lingkungan intern dan ekstern bank yang meliputi faktor

loyalitas staf dan kesadaran atas pengamanan. Kedua, operation risk atau

risiko yang lahir akibat kegiatan operasional bank, sehingga semakin besar

skala kegiatan yang dikomputerisasikan, maka semakin besar potensi

kejahatan yang mungkin muncul. Ketiga, produk atau service risk yaitu

risiko yang muncul karena bank melansir satu produk atau jasa.

Penggunaan teknologi sistem informasi (TSI) dalam melakukan

pemrosesan data sangat berbeda dari sistem manual. Walaupun kedua

sistem tersebut sama-sama dapat menimbulkan risiko, akan tetapi

penggunaan TSI memiliki risiko yang lebih bersifat teknis dan khusus

(Panduan Pengendalian Umum TSI-BI 1995), diantaranya adalah :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 29

Page 2: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

1. Risiko pada tahap perencanaan dan pengembangan sistem

Risiko pada tahap perencanaan dan pengembangan sistem terjadi bila

orang-orang yang menggunakan sistem dan mengerti prosedur

pemakaian aplikasi tidak dilibatkan, sehingga pada saat aplikasi

diimplementasikan terjadi kesalahan-kesalahan prosedur operasional

yang telah ada. Kebutuhan-kebutuhan end user tidak terpenuhi akibat

tidak diikutsertakan dalam tahap perencanaan pembuatan aplikasi.

Tahapan perencanaan tidak menggunakan standar perancangan

sistem sehingga aliran informasi dan kebutuhan sistem tidak terpenuhi

2. Risiko kekeliruan pada tahap pengoperasian

Tidak adanya panduan pemakaian sistem (user manual system) dan

tidak ada pesan kesalahan dalam pemakaian sistem, sehingga

informasi akhir tidak sesuai dengan yang dibutuhkan

3. Risiko akses oleh pihak yang tidak berwenang

Pembatasan pemakaian sistem aplikasi setiap pemakaian sistem dan

pencegahan akses bagi yang tidak berwenang

4. Risiko kerugian akibat terhentinya operasi TSI secara total atau

sementara sehingga mengganggu kelancaran operasional bank. Risiko

ini terjadi bila salah satu bagian dari TSI tidak mendukung seperti

hardware, software, sistem aplikasi, data dan sarana pendukung

operasional mengalami gangguan. Misalkan kerusakan server sehingga

sistem aplikasi perbankan tidak dapat digunakan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 30

Page 3: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

5. Risiko kehilangan / kerusakan data

Risiko kehilangan / kerusakan data yang berakibat bank tidak dapat

beroperasi.

Jenis-jenis risiko tersebut menuntut pihak bank untuk berhati-hati

dalam penggunaan teknologi informasi dan komputer dan konsekuensinya

adalah memasukkan faktor sistem keamanan data sebagai salah satu

kriteria dalam pemilihan teknologi komputer dan informasi yang akan

diterapkan oleh bank yang bersangkutan. Beberapa alternatif yang bisa

dilakukan untuk mengantisipasi dan menanggulangi risiko tersebut,

diantaranya adalah pemilihan sumber daya manusia yang berkualitas,

aspek manajemen bisnis perbankan, serta pengenalan berbagai metode

sistem keamanan data yang perlu diimplementasikan pada teknologi

sistem informasi itu sendiri.

3.2 PENERAPAN PENGENDALIAN INTERN PADA SISTEM

APLIKASI

Pengendalian intern adalah metode-metode atau prosedur-

prosedur yang digunakan dalam proses bisnis untuk menjaga kekayaan

perusahaan, memonitor keakuratan data keuangan serta mendorong

efisiensi operasi, dan melaksanakan kebijakan manajemen (Zucconi,

1987). Sedangkan menurut Muljono (1992), pengendalian internal

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 31

Page 4: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

meliputi susunan organisasi dan semua cara dan peraturan yang telah

ditetapkan oleh perusahaan untuk menjaga dan mengamankan harta

miliknya, memeriksa kecermatan dan kebenaran data-data

administrasi/keuangan, memajukan efisiensi kerja dan mendorong

dipatuhinya kebijaksanaan yang telah ditetapkan oleh top management.

Pengendalian internal di bank yang sudah menerapkan teknologi

komputer dalam operasionalnya harus tercermin dalam aplikasi komputer

yang digunakan tersebut. Masalahnya adalah bagaimana bentuk

implementasi internal control yang memadai tersebut. Beberapa pedoman

umum yang dapat diikuti, yaitu :

1. Adanya plan of organization yang dilengkapi dengan pemisahan

wewenang dan tanggung jawab secara fungsional, yaitu :

a. Pemisahan fungsi penyimpanan dari asset dan fungsi

akuntansi/administrasi

b. Pemisahan fungsi penyimpanan dan pejabat yang mempunyai

wewenang dalam melaksanakan transkasi, misalnya pemisahan

fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan

nominal sangat besar

c. Pemisahan petugas operasional dengan fungsi administrasi

2. Adanya sistem pembagian wewenang yang memadai dalam setiap

proses kegiatan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 32

Page 5: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

3. Adanya praktek-praktek kerja yang sehat dalam melaksanakan setiap

tugas dan fungsi yang harus dilakukan oleh setiap tingkat manajemen

dan oleh semua personalia di masing-masing bank

4. Adanya tingkat kualitas personil yang sesuai dengan wewenang dan

tanggung jawabnya

A. Pembagian Tugas (Division of duties)

Pemisahan tugas dalam kegiatan perbankan dimaksudkan untuk

mendapatkan internal check secara otomatis melalui prosedur kerja yang

melibatkan fungsi-fungsi operasional sesuai dengan wewenang dan

tingkat otoritas masing-masing. Teknis pemrograman komputernya

biasanya menggunakan sistem keamanan yang berlapis, misalnya melalui

pembatasan wewenang menggunakan file data base atau file program

dengan menggunakan sistem operasi Novell Netware jika bank tersebut

menggunakan jaringan komputer, serta pembatasan penggunaan menu

aplikasi perbankan yang bisa di-set-up oleh pejabat yang berwenang.

Pembagian tugas pada operasional bank biasanya dapat dilihat

pada sistem dan prosedur operasional bank untuk setiap aktifitas yang

dilakukan bank sesuai dengan fungsi dan peranan perbankan. Contoh-

contoh sistem dan prosedur tersebut dapat dilihat pada gambar-gambar

yang terdapat pada halaman akhir bagian ini. Secara umum pejabat atau

bagian yang terlibat dengan tugas dan wewenang masing-masing pada

kasus ini adalah sebagai berikut :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 33

Page 6: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

1. Customer Service yang akan menerima aplikasi permohonan

pembukaan tabungan dan menginputnya ke sistem aplikasi tabungan

sehingga diperoleh nomor rekening nasabah

2. Teller akan menerima selembar check miliki nasabah dan akan

menginput jumlah nominalnya ke rekening nasabah

3. Bagian kliring sebagai offset (lawan dalam jurnal akuntansinya

terhadap rekening tabungan) yang akan mencatat dan memproses

check tersebut selanjutnya

4. Bagian akuntansi (terletak di back office) yang akan mencatat

transaksi tersebut dan menyusun laporan keuangannya, misal pada

saat proses akhir hari

Pembagian tugas ini juga bisa diterapkan pada tingkatan otoritas

diantara pegawai bank dalam hal tugas dan tanggung jawab yang

berbeda sesuai dengan deskripsi tugasnya masing-masing. Contoh tingkat

otoritas pada bagian teller adalah sebagai berikut :

K06 Teller pemula dibatasi hanya untuk penarikan tunai di bawah

Rp. 10.000.000,00

K05 Teller senior untuk transaksi sampai dengan Rp. 25.000.000,00

K04 Head Teller untuk transaksi sampai dengan Rp. 50.000.000 serta

mengubah limit transaksi teller yang menjadi tanggung jawabnya

Contoh tingkat otorisasi dalam sistem Tabungan :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 34

Page 7: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

Gambar 3.1 Daftar user ID beserta batasan wewenang dan otorisasi

B. Dual control

Dual control adalah suatu bentuk prosedur kerja yang menciptakan

suatu pengecekan ulang suatu pekerjaan yang telah dilakukan oleh

petugas sebelumnya, dengan tujuan untuk menciptakan :

1. Apakah pelaksanaan tugas tersebut telah dilakukan sesuai batasan

wewenangnya

2. Apakan transaksi yang terjadi telah dicatat, dibukukan,

diadminitrasikan dengan benar

3. Apakah transaksi-transaksi tersebut telah dilaksanakan dengan benar

Contoh metode penerapan pada aplikasi komputernya adalah dengan

sistem offset departemen (pemeriksaan ulang secara otomatis dengan

menggunakan komputer tanpa menggunakan dokumen tertulis atau

paperless) pada contoh kasus di atas, dengan penjelasan sebagai berikut :

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 35

** BANK GUNADARMA ** Kode Staff Tanggal : 18/07/94-------------------------------------------------------------------------------OP Sandi N a m a Bts.Wng. Autorisasi Exp-Date Kd.Cab.-------------------------------------------------------------------------------

K01 CASH OFFICER 500000000.00 1 18/07/94 01K02 CUSTOMER SERVICE 0.00 4 18/07/94 01K03 HEAD TELLER 50000000.00 1 18/07/94 01K04 FARIDA (TELLER1) 25000000.00 3 18/07/94 01K05 KARTIKA (TELLER2) 7000000.00 3 18/07/94 01K06 JUNIAR (TELLER3) 2000000.00 3 18/07/94 01K07 EDP 0.00 1 18/07/94 01MAS PASSWORD 0.00 9 18/07/94 01

Page 8: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

1. Teller secara otomatis akan menginput jumlah penyetoran, misal

sebesar Rp. 1.000.000 (dengan catatan kliring sudah efektif).

Pencatatan akuntansi mengharuskan jika terjadi penambahan

tabungan (sisi kredit) maka ada pasangan rekening lawan yang di

debet. Tetapi masalahnya, rekening lawan tersebut (misalnya warkat

kliring) bukan wewenang teller yang bersangkutan. Hal ini bisa

ditangani dengan menggunakan prosedur offset departemen, yaitu

pada saat teller selesai menginput penambahan tabungan, sistem

aplikasi tabungan membuat jurnal lawannya sebesar Rp. 1.000.000

yang ditujukan ke bagian kliring. Status pencatatan ini bersifat

sementara sampai bagian kliring yang menggunakan sistem aplikasi

tabungan yang sama membuat penjurnalan balik

2. Bagian kliring seharusnya melakukan penjurnalan balik segera offset

yang dilakukan bagian tabungan tersebut dan secara efektif

menambahkannya ke dalam ledger yang tetap yaitu warkat kliring

sebesar Rp. 1.000.000. Jika bagian kliring tersebut belum membalik

jurnalnya, maka pada saat bagian akuntansi (back office) melakukan

proses akhir hari untuk menghitung saldo hari ini, maka sisten secara

otomatis akan mendeteksinya yaitu dengan membuat laporan offset

departemen dan bisa diketahui bagian mana yang belum melakukan

jurnal balik.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 36

Page 9: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

C. Joint custody (Dual Custody )

Sistem atau prosedur dalam penyimpanan uang, surat-surat

berharga, atau dokumen lainnya dengan menggunakan kunci yang

diciptakan lebih dari satu kombinasi dengan maksud untuk menghindari

kemungkinan penyalahgunaan oleh pemegang kunci atau pemaksaan

pihak lain. Contohnya penyimpanan uang di main vault (lemari besi) yang

harus menggunakan dua orang, misal kunci satu oleh petugas front office

dan kunci utama oleh pegawai dengan jabatan lebih tinggi.

Gambar 3.2 Flowchart Buka Sistem

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 37

Ya

Tidak

Mulai

Tgl sistem sama ?

Rubah Tanggal

Masukkan Id & Password Petugas yang berwenang

(Teller)

Masukkan Tanggal Proses Hari Berikutnya

Persetujuan dari atasan (Head Teller)

Selesai

Page 10: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

Dual custody juga bisa diterapkan pada sistem aplikasi komputer,

yaitu prosedur membuka sistem pada saat sistem aplikasi tersebut

akan digunakan (misalnya pagi hari pada saat bank mulai

beroperasi pada hari tersebut). Sistem aplikasi tersebut baru bisa

dijalankan jika sudah dibuka oleh dua orang pegawai, biasanya

satu pejabat operasional dan satu pejabat manajerial.

D. Number control

Bentuk mekanisme pengawasan melalui prenumbered atas formulir

dan kertas-kertas kerja yang dipakai untuk melaksanakan kegiatan

transaksi-transaksi sehari-hari, maupun pemberian kode penomoran yang

sistematis atas setiap transaksi, dengan maksud :

1. Mempermudah pengendalian arus pekerjaan itu sendiri

2. Pengawasan atas formulir-formulir kerja itu sendiri terutama atas surat

berharga yang dapat diperjualbelikan

3. Mempermudah pelaksanaan kembali apabila terjadi penyimpangan-

penyimpangan

Number control ini biasanya diterapkan pada nomor nota transaksi yang

diinput oleh teller atau nota posting transaksi pada sistem general ledger

bank.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 38

Page 11: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

E. Independence balancing

Independence balancing adalah bentuk pengawasan melalui

persamaan akuntansi yang secar otomatis akan menghasilkan

keseimbangan antara saldo suatu rekening dengan rekening lainnya

mengingat proses akuntansi yang benar tentu akan menghasilkan saldo-

saldo yang seimbang. Untuk lebih menjamin kebenaran atas

keseimbangan saldo-saldo tersebut maka sebaiknya antara proses

penyusunan rekening tersebut dengan rekening lawannya dikelola oleh

petugas-petugas yang terpisah. Independence balancing akan

memudahkan memeriksa kebenaran transaksi, misal jumlah uang tunai

fisik yang menjadi tanggung jawab salah seorang teller bisa dibandingkan

dengan rekapitulasi transaksi yang sudah diinput oleh teller tersebut yang

bisa dicetak sistem aplikasi tabungan oleh petugas bagian back office atau

oleh head teller.

Prinsip independence balancing juga bisa terlihat dalam

pemeriksaan transaksi yang melibatkan dua departemen seperti contoh di

atas. Pada saat bagian akuntansi mencetak neraca harian pada saat

proses akhir hari, neraca tersebut menunjukkan saldo antara aktiva dan

pasiva yang seimbang tetapi harus diperiksa rekening atau ledgernya

terlebih dahulu. Jika terdapat rekening selisih yang ditunjukkan pada

rekening offset departemen pada sejumlah nominal tertentu, misal

sebesar Rp. 10.000.000, maka hal ini menunjukkan prosedur transaksi

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 39

Page 12: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

yang salah akibat salah satu departemen belum membalikkan transaksi

tersebut dan dialokasikan pada rekening yang seharusnya.

3.3 METODE PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN

Ketergantungan kelancaran kegiatan operasional perbankan

terhadap sistem aplikasi yang cenderung semakin tinggi, sejalan dengan

resiko kerugian yang mungkin timbul, maka diperlukan adanya mekanisme

kontrol dan pengamanan yang memadai. Dengan tersedianya mekanisme

kontrol dan pengamanan yang memada, kelancaran kegiatan usaha akan

terjamin dan kemungkinan timbulnya resiko yang diakibatkan oleh

penyelenggaraan TSI oleh bank akan dapat dihindari/dikurangi. Adapun

prosedur pengamanan data yang harus dilakukan oleh pengguna sistem

aplikasi diantaranya adalah

• Pembatasan akses dilakukan dengan tujuan untuk mengurangi

kemungkinan timbulnya resiko penggunaan sistem aplikasi oleh pihak

yang tidak berwenang, terutama kerugian sebagai akibat dari

perubahan, kerusakan dan hilangnya data. Dalam sistem pengamanan

ini diperlukan adanya mekanisme yang dapat digunakan untuk

memantau akses pihak yang tidak berwenang.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 40

Page 13: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

• Penetapan petugas yang bertanggung jawab untuk merumuskan dan

melaksanakan fungsi pengamanan dan maintenance terhadap sistem

aplikasi. Untuk menjamin efektivitas fungsi pengamanan, maka

petugas tersebut sebaiknya tidak diberikan tugas-tugas yang

berhubungan dengan pengoperasian, data entry dan transaksi.

• Pembatasan akses, sehingga fasilitas akses terhadap sistem aplikasi

hanya dapat dilakukan oleh petugas yang berwenang dengan melalui

pemberian password.

• Prosedur pengamanan tersebut sekurang-kurangnya dapat menjamin

bahwa semua laporan aktivitas pengamanan, termasuk laporan akses-

akses yang tidak berwenang, dianalisis secara teratur untuk

mengetahui kelemahan-kelemahan pengamanan dan melakukan tindak

lanjutnya.

• Back up data, sistem aplikasi, perangkat keras dan lunak yang

mendukung dengan prosedur back up yang baik yaitu back up

dilakukan beberapa kali dengan tempat penyimpanan yang berbeda

serta lokasi yang aman dari gangguan fisik dan manusia.

Pengendalian apalikasi secara umum terdiri dari dua bentuk

pengendalian yaitu pengendalian file (file control) dan pengendalian

transaksi (transaction control). Teknik-teknik yang digunakan dalam

pengendalian aplikasi ini adalah relatif banyak jumlahnya tetapi secara

umum dikelompokkan berdasarkan tujuannya, yaitu untuk (1) ketepatan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 41

Page 14: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

dan kelengkapan input, (2) ketepatan dan kelengkapan up date, (3)

validitas transaksi, (4) transaksi yang dibangkitkan secara otomatis oleh

komputer, (5) memelihara data yang tersimpan pada file, (6)

pengendalian pembuatan file dan konversi ke sistem baru, serta termasuk

(7) pengendalian operasional dan administratif.

Dari berbagai teknik-teknik yang tersedia, pada modul ini hanya

dibatasi pada teknik-teknik pengendalian yang diimplementasikan pada

sebuah contoh program aplikasi perbankan, yaitu aplikasi general ledger

dan aplikasi tabungan. Teknik-teknik pengendaliannya lebih banyak pada

pengendalian transaksi (transaction control), yaitu:

1. Teknik-Teknik untuk menjamin kelengkapan input yaitu dengan

computer matching (Kasusnya adalah pembukaan rekening baru). Jika

pengisian data belum lengkap maka sistem komputer akan menolak

dan tidak akan diproses lebih lanjut.

2. Teknik-teknik untuk menjamin ketepatan input dengan programmed

edit check, yang meliputi reasonableness checks, dependency checks,

existence checks, format checks, mathematical accuracy checks, dan

check digit verifikation (kasusnya adalah check digit pada nomor

rekening tabungan). Penjelasan singkat berbagai teknik programmed

edit checks tersebut adalah sebagai berikut:

Reasonable check

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 42

Page 15: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

Memeriksa apakan isi data yang dimasukkan ke dalam sistem

berada pada kisaran yang sudah ditetapkan sebelumnya. Contohnya

adalah tanggal transaksi pada besok hari otomatis tidak bisa diterima

jika tanggal sistem atau tanggal proses yang sedang berjalan adalah

tanggal hari ini.

Dependency Checks

Menguji apakah isi dua atau lebih elemen data atau field pada

transaksi mengandung hubungan logis yang benar. Hubungan tersebut

biasanya mengenai tanggal dan indikator, misalnya tanggal jatuh

tempo deposito berkaitan dengan tanggal pembukaan deposito atau

contoh lainnya, jika seorang nasabah tergolong bukan prime customer,

maka pengisian persen bunga tidak bisa diinput sembarangan (misal

jauh lebih lebih tinggi dari yang lain) tetapi berdasarkan tabel bunga

yang sudah ditetapkan sebelumnya.

Existence checks

Menguji kode data yang dimasukkan sesuai dengan kode yang

sudah tersimpan di dalam file atau program. Contohnya adalah

penjurnalan suatu transaksi pada aplilasi general ledger harus

menginput nomor ledger atau sub ledger yang sesuai dengan sistem

penomoran yang sudah ditetapkan sebelumnya, atau contoh lainnya,

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 43

Page 16: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

pemasukkan kode transaksi biasanya sesuai dengan kode-kode yang

sudah ditetapkan sebelumnya.

Format Checks

Menguji kesesuaian format data transaksi (eksistensi format

numerik atau karakter abjad). Contohnya adalah jika nominal transaksi

diisi dengan karakter maka sistem akan menolak (biasanya dilengkapi

dengan pesan atau bunyi kesalahan), atau nama nasabah tidak boleh

dikosongkan pada input data nasabah.

Mathematical accuracy checks

Memeriksa perhitungan matematis yang dilakukan oleh sistem,

misalnya jika posisi saldo satu rekening adalah Rp 100 000, maka

sistem akan menolak seandainya diinput transaksi penarikan tabungan

sebesar Rp 500 000.

Range checks

Pemeriksaan ini masih tergolong dalam ketepatan matematis,

contohnya adalah input tanggal transaksi dengan angka 32 akan ditolak

karena kisaran jumlah hari dalam satu bulan tidak melebihi 31 hari.

Check digit verification

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 44

Page 17: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

Teknik ini digunakan untuk mengendalikan ketepatan input

dengan menggunakan suatu nomor referensi, yang biasanya

dibangkitkan atau dibuat secara otomatis oleh sistem komputer.

Contohnya adalah check digit pada nomor rekening tabungan yaitu 1

digit terakhir yang dihitung secara matematis berdasarkan deretan digit

sebelumnya. Contoh operasi matematis yang digunakan adalah

modulus (sisa pembagian) 11.

3. Teknik untuk menjamin kelengkapan up date, yaitu dengan computer

matching (kasusnya adalah proses akhir hari untuk meng-update

saldo).

4. Teknik-teknik untuk menjamin validitas transaksi, yaitu melalui proses

otorisasi transaksi pada program (kasusnya adalah tingkatan otorisasi

pengguna sistem aplikasi tabungan)

3.4 CONTOH PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN

APLIKASI

1. Pada Aplikasi General Ledger

Level otorisasi dan password

Level otorisasi tertinggi ada pada masing-masing pimpinan cabang

(0xx) dan masing-masing pimpinan akan membuat ID & otorisasi bagi

areanya.

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 45

Page 18: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

Contoh :

1XX : Kepala Group 4XX : User Operasional2XX : Kepala Departemen 8XX : Team Audit3XX : Supervisor 9XX : System Operasional

Pimpinan (user level 000)

membuatkan user ID untuk pimpinan-pimpinan cabang

Cabang 0A1 cabang 0A2 cabang 0A3 …dst.

Masing-masing pimpinan cabang membuat user ID untuk kepala group

dan pejabat lainnya pada cabang-cabang tersebut

1AA 1BB…..dst Kepala group/divisi

Tahap selanjutnya untuk supervisor dan user

201 Ka.dep. personalia 301 Supv. personalia 401 user opr.personalia 801 audit personalia 901 DPC personalia

202 Ka.dep. umum 302 Supv. umum 402 user opr.umum 802 audit umum 902 DPC umum

203 Ka.dep. giro-prk 303 Supv. Giro-prk 403 user opr.giro 803 audit giro 903 DPC giro-prk

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 46

1AA

Ka Dep. TabunganKa Dep. Deposito

Ka Dep. CIS

1BB

Ka Dep. Giro & PRKKa Dep. Pinjaman

1CC

Ka Dep. SundriesKa Dep. Transfer

1DD

Ka Dep. PersonaliaKa Dep. Umum

1EE

Ka Dep. Audit

1FF

Ka Dep. DPC

Page 19: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

204 Ka.dep. deposito 304 Supv. deposito 404 user opr.deposito 804 audit deposito 904 DPC deposito

205 Ka.dep. tabungan 305 Supv. tabungan 405 user opr.tabungan 805 audit tabungan 905 DPC tabungan

206 Ka.dep. pinjaman 306 Supv. pinjaman 406 user opr.pinjaman 806 audit pinjaman 906 DPC pinjaman

207 Ka.dep. CIS 307 Supv. CIS 407 user opr.CIS 807 audit CIS 907 DPC CIS

208 Ka.dep. sundries 308 Supv. sundries 408 user opr.sundries 808 audit sundries 908 DPC sundries

209 Ka.dep. transfer 309 Supv. transfer 409 user opr.transfer 809 audit transfer 909 DPC transfer

Batasan wewenang

User level 000 dapat masuk ke menu :

a. pembuatan password (menu no. 23)

b. Posting mutasi (menu no. 41)

c. Melihat mutasi pernota (menu no. 51)

d. Offset departemen (menu no. 53)

e. Melihat Saldo hari ini (menu no. 54)

f. Melihat posisi saldo (menu no. 55)

g. Laporan selama proses (menu 61)

h. Laporan Saldo (menu 62)

i. Laporan audit (menu 63)

j. Laporan akunting (menu 64)

k. Laporan master file (menu 65)

2. Pada Aplikasi Tabungan

User ID/Password

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 47

Page 20: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

User ID digunakan untuk menjaga kerahasiaan data atau informasi yang

tidak bisa diakses oleh orang lain, atau metode ini digunakan untuk

memenuhi faktor security pada tujuan sistem keamanan. Penggunaan

sistem aplikasi perbankan untuk operasional tidak terlepas dari user

id/password yaitu orang atau pejabat bank yang berhak mengoperasikan

sistem aplikasi tersebut yang juga sudah dilengkapi dengan tingkat

otorisasinya sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya dalam

operasional perbankan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam user

id/password ini adalah kehati-hatian dalam pemasukannya untuk

menghindari diketahui oleh orang lain (aspek security) dan pemeliharaan

periode berlakunya user id/password tersebut (maintenance). Metode

pengamanan datanya menggunakan enkripsi, yaitu dengan mengaburkan

tampilan input data pada layar (screen saver ) untuk menghindari

penggunaan tugas dan wewenangnya oleh orang lain pada saat yang

bersangkutan sudah masuk ke sistem aplikasi tetapi sedang tidak berada

di tempat.

Pemberian akses dengan pemberian password kepada setiap

pengguna. Pemberian password didasarkan pada suatu kebijaksanaan

password secara tertulis dan didokumentasikan baik dalam hal

penambahan, pengapusan, pengubahan kemanpuan setiap pengguna.

Perumusan ketentuan tertulis mengenai sistem password tersebut antara

lain adalah :

• Jumlah karekter contohnya pada aplikasi tabungan sebanyak 8

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 48

Page 21: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

• Tidak ditampilkan ada waktu membuka sistem dimana telah dienkripsi

pada layar

• Tidak dapat dicetak pada maintenace password

• Disimpan dalam file setelah dilakukan enkripsi

• Log off secara otomatis apabila pengguna tidak aktif untuk beberapa

waktu tertentu

• Penon-aktifan password apabila seorang pengguna pindah/berhenti

kerja atau cuti

• Pembatasan kegagalan log-on contohnya pada aplikasi tabungan

sebanyak 3 kali

Check Digit

Check digit sering digunakan bank-bank dalam struktur nomor rekening

dengan tujuan untuk menghindari kesalahan nomor rekening nasabah

yang seharusnya ke nomor rekening nasabah lain. Secara umum, check

digit menggunakan rumus matematika yang mengoperasikan deretan

bilangan-bilangan pada nomor rekening yang di-set oleh bank dan

biasanya ditempatkan pada digit terakhir dari suatu nomor rekening.

Salah satu contoh struktur nomor rekening nasabah tabungan suatu bank

adalah sebagai berikut X1X2 . X3X4 . X5 . X6X7X8X9X10 . X11. Nomor

rekening tersebut menunjukkan beberapa informasi sesuai dengan

kebijakan yang sudah ditetapkan bank, diantaranya adalah :

X1X2 Kode cabang bank dengan kapasitas maksimal 100 kantor cabang mulai 00 sampai

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 49

Page 22: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

99X3X4 Kode aplikasi yang digunakan (Tabungan, Giro atau Deposito)X5 Kode mata uang yang digunakanX6 - X10 Nomor urut nasabah yang dapat menampung 99999 orang nasabahX11 Check digit yang dihitung otomatis komputer dengan menggunakan rumus

matematis tertentu yang mengoperasikan nilai-nilai pada digit-digit sebelumnya

Sedangkan salah satu contoh rumus matematis yang digunakan

untuk menghitung check digit tersebut adalah

X11 = Σ Xi mod 11

Sehingga apabila diketahui 10 digit pertama suatu nomor rekening adalah

02.05.0.00150.…, maka dengan menggunakan rumus di atas, perhitungan

check digit-nya adalah sebagai berikut :

Z = (10)+(22)+(30)+(45)+(50)+(60)+(70)+(81)+(95)+(100) = 77

Dimana X11 = 77 mod 11 = 0, jadi struktur nomor rekening Tabungan

selengkapnya 02.05.0.00150.0

Level otorisasi

Level otorisasi tertinggi ada pada masing-masing pimpinan cabang

dan masing-masing pimpinan akan membuat ID & otorisasi bagi areanya.

Tabel 3.1 Tingkatan Otorisasi

Tingkatan Keterangan

1 Kepala Departemen

2 Checker / Supervisor

3 Teller Front Office

4 Customer Service

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 50

i=1

n

Page 23: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

5 Data Procesing

6 Data Control

8 Teller Back Office

9 Security Password

Untuk melihat tingkatan otorisasi dapat dilihat pada pembuatan User ID

yang dapat dilihat pada gambar dibawah ini :

Gambar 3.3 Maintenance Password beserta wewenang dan batasan

pemakaian menu sistem aplikasi perbankan

Pada pembuatan User_ID K01 dengan jabatan sebagai Cash

Officer mempunyai level otorisasi 1 sebagai Kepala Departemen yang

mempunyai batasan wewenang penarikan 01 (tertinggi) dan dapat

membuka sebagai berikut:

• menu Cash officer dari nomer 1 sampai dengan nomer 11

• menu Rekening Khusus nomer 4 dan 5

• menu Akhir Hari 7 s/d 13 dan 15

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 51

** BANK GUNADARMA ** 18/07/94 TABUNGAN Maintenance Password+------------------------------------------------------------------------------+¦ 1. Staff-Id :K01 ¦¦ 2. Password : ¦¦ 3. Nama :CASH OFFICER ¦¦ 4. Autorisasi :1 ¦¦ 5. Kode batasan wewenang :01 ¦¦ 6. Batas Waktu Password :18/07/94 ¦¦ 7. Kode cabang :01 ¦¦ Isi dgn Y/T ===> 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,10,11,12,13,14,15,16,17,18¦¦ 8. Kode Cash Officer : Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- -- -- -- -- -- -- ¦¦ 9. Kode Head Teller : -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- ¦¦10. Kode Teller : -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- ¦¦11. Kode R/K Khusus : -- -- -- --Y--Y-- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- -- ¦¦12. Kode Akhir Hari : -- -- -- -- -- --Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- --Y-- -- -- ¦¦13. Kode Akhir Bulan : Y-- --Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y--Y-- -- -- -- -- -- -- -- ¦¦ ¦¦ ¦¦ ¦+------------------------------------------------------------------------------+ DATA OK (Y/T) 2

Page 24: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

• menu Akhir Bulan 1 dan 3 s/d 10

Batasan Wewenang

Batasan wewenang pada aplikasi Tabungan adalah membatasi

setiap user untuk mengeluarkan uang (melayani penarikan uang). Batasan

seorang teller senior akan lebih tinggi dibandingkan dengan teller junior,

bila dibandingkan dengan Head Teller tentunya akan lebih rendah

tingkatannya. Daftar batasan wewenang dapat di lihat pada menu Cash

Officer seperti sebagai berikut :

Gambar 3.4 Daftar batasan wewenang penarikan uang

Message Error

Pasa saat melakukan aktifitas dalam aplikasi tabungan melakukan

salah input akan menampilkan informasi pada layar, baik hasil dari

kegiatan pembukaan rekening yaitu bila kode account officer yang (AO)

melakukan pengesahan pembukaan rekening tidak diinput maka akan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 52

** BANK GUNADARMA ** Kode Batas Wewenang Tanggal : 18/07/94------------------------------------------------------------------------------- No. Kode Batas Pengambilan-------------------------------------------------------------------------------

1 01 500,000,000.00 2 02 100,000,000.00 3 03 50,000,000.00 4 04 25,000,000.00 5 05 7,000,000.00 6 06 2,000,000.00 7 07 0.00

Page 25: RISIKO, PENGAMANAN DAN PENGENDALIAN APLIKASIelearning.gunadarma.ac.id/docmodul/bankingaudit_pdf/Bab_3.pdf · fungsi teller dengan pejabat yang mengotorisasi transaksi dengan nominal

Banking Audit with ACL

ada informasi AO tidak ada begitu pula dengan tempat tanggal lahir yang

tidak diisi maka akan muncul pesan pada layar monitor. Untuk kegiatan

proses akhir hari bila, prosedu back up belum dilakukan maka pesan harus

melakukan back up akan tampil pada layar.

Laporan Penghapusan Transaksi

Bila melakukan penghapusan transaksi, transaksi yang dihapus

tidak langsung hilang dari database tetapi akan disimpan untuk

mengetahui teller yang sering melakukan kesalahan input.

Prosedur kerja yang tidak dijalankan dengan baik

Pada tahapan akhir hari dan akhir bulan bila prosedur yang ada

tidak dijalankan dengan benar pada suatu tahap akan muncul kesalahan

dan tahapan kerja selanjutnya tidak dapat dijalankan. Untuk sistem

aplikasi tabungan pada saat belum melakukan back up maka proses akhir

hari tidak dapat dilakukan serta bila proses akhir hari sudah dilakukan ada

transaksi yang belum diinput maka transaksi tidak dapat dilakukan

Risiko, Pengamanan dan Pengendalian Aplikasi 53