12
Rinitis Alergi Mutiara Ferina 030.11.202 FK. USAKTI

Rinitis Alergik

Embed Size (px)

DESCRIPTION

rinitis alergi

Citation preview

Rinitis Alergik

Rinitis AlergiMutiara Ferina030.11.202FK. USAKTITerminologiRinitis alergi penyakit inflamasi yang disebabkan oleh reaksi alergi pada pasien atopi yang sebelumnya tersensitisasi dengan alergen yang sama serta dilepaskannya suatu mediator kimia ketika terjadi paparan ulangan dengan alergen spesifik tersebutMenurut WHO ARIA (Allergic Rhinitis and its Impact on Asthma) adalah kelainan pada hidung dengan gejala bersin-bersin, rinore, rasa gatal dan tersumbat setelah mukosa hidung terpapar alergen yang diperantarai oleh Ig E.EpidemiologiDitinjau dari segi usia Rinitis Alergi tumbuh sejak bayi, terlihat meningkat pada umur 5 10 tahun, dengan puncaknya umur 20 tahunMenurun pada usia 30 tahun.PatofisiologiInhalaningestaninjektankontaktanAPC menangkap alergen dimukosaT-helper membaca alergen dan lepas sitokinIL-1Th1Th2Menempel di limfosit BProvokasi alergen yang samaIg EEosinofilBasofilHistaminGatalBersinHipersekresi sel gobletVasodilatasi sinusoidRinoreHidung tersumbatKlasifikasiKlasifikasi rinitis alergi berdasarkan terdapatnya gejala: 1. Intermitten, bila gejala terdapat: o Kurang dari 4 hari per minggu o Atau bila kurang dari 4 minggu 2. Persisten, bila gejala terdapat: o Lebih dari 4 hari per minggu o Dan bila lebih dari 4 minggu

Berdasarkan beratnya gejala: 1. Ringan, jika tidak terdapat salah satu dari gangguan sebagai berikut: Gangguan tidur Gangguan aktivitas harian Gangguan pekerjaan atau sekolah 2. Sedang-berat, bila didapatkan salah satu atau lebih gejala-gejala tersebut diatas

Anamnesis rinore (cairan hidung yang bening encer) bersin berulang dengan frekuensi lebih dari 5 kali setiap kali serangan hidung tersumbat baik menetap atau hilang timbulrasa gatal di hidung, telinga atau daerah langit-langit mata gatal, berair atau kemerahan hiposmia atau anosmia (penurunan atau hilangnya ketajaman penciuman) batuk kronikVariasi diurnal (serangan yang memburuk pada pagi hari sampai siang hari dan membaik saat malam hari)Frekuensi serangan Manifestasi penyakit alergi lain sebelum atau bersamaan dengan rinitisriwayat atopi di keluargafaktor pemicu timbulnya gejalariwayat pengobatanPemeriksaan Fisikrinoskopi anterior :edema dari konka media atau inferiorsekret encer beningmukosa pucat Perhatikan juga keadaan anatomi hidung lainnya seperti septum nasi dan kemungkinan adanya polip nasi.Pada anak yang khas:Allergic shinerAllergic saluteAllergic creaseFacies adenoidCobblestone appearanceGeographic tonguePemeriksaan PenunjangPemeriksaan hitung jenis darah tepiUji kulit cukit (Skin Prick Test) Tes provokasi (Challenge Test)IgE serum totalIgE spesifik menggunakan ELISA

Diagnosis BandingRinitis InfeksiRinitis vasomotorRinitis atrofiDrug induce rinitisRinitis iritanTatalaksanaMenghindari kontak dengan alergen penyebabAntihistamin = cetirizin 5mg 2x sehari Loratadin 10mg 1x sehari intranasal= azelastine: 1 spray 2x sehariPreparat simpatomimetik golongan agonis adrenergik alfa= dekongestan pseudoefedrin 60mg 2x sehariPreparat kortikosteroid Intranasal mometasone 2 spray 2x sehari beclometasone 1 spray 2x sehariPreparat antikolinergik= jika keluhan rinore menonjol intranasal ipratropium 2 spray setiap 6 jamIntranasal kromoglat= 200mg 4x sehari Anti leukotrienOperatif dengan konkotomi parsial, konkoplasti.KomplikasiPolip hidungOtotitis mediaRinosinusitisHipertrofi konkaDaftar pustaka Irawati N, Kasakeyan E, Rusmono N. Telinga Hidung Tenggorok Kepala & Leher : Rinitis Alergi. Edisi ke-7.Jakarta: Badan Penerbit FKUI.Hudyono J. Diagnosis dan Penatalaksanaan Rinitis Alergi Akibat Kerja. Meditek 2000;8(23):35-46Allergic Rinitis. Available at: http://emedicine.medscape.com/article/134825-overview