8
RHINITIS ATROFI P enyakit infeksi hidung kronik yang ditandai atrofi mukosa hidung dan tulang disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta. Faktor resiko: lebih banyak pada wanita terutama usia pubertas Etiologi : o Infeksi kuman spesifik ( klebsiella, stefilokokus, streptokokus dan pseudomonas aeuriginosa) o Defisiensi fe o Defisiensi vitamin A o Sinusitis kronik o Kelainan hormonal, termasuk penggunaan pil kb o Autoimun o Herediter o Primary Primary: History of prior sinus surgery, radiation, granulomatous disease, or nasal trauma are exclusions. Secondary: Complication of sinus surgery (89%) Complication of radiation (2.5%) Following nasal trauma (1%) Sequela of granulomatous diseases (1%) Sarcoid Leprosy Rhinoscleroma Sequlae of other infectious processes Tuberculosis

Rhinitis Atrofi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hhhhh

Citation preview

Page 1: Rhinitis Atrofi

RHINITIS ATROFI

Penyakit infeksi hidung kronik yang ditandai atrofi mukosa hidung dan tulang disertai pembentukan sekret yang kental dan tebal yang cepat mengering membentuk krusta.

Faktor resiko: lebih banyak pada wanita terutama usia pubertas

Etiologi :

o Infeksi kuman spesifik ( klebsiella, stefilokokus, streptokokus dan pseudomonas aeuriginosa)

o Defisiensi fe

o Defisiensi vitamin A

o Sinusitis kronik

o Kelainan hormonal, termasuk penggunaan pil kb

o Autoimun

o Herediter

o Primary

Primary: History of prior sinus surgery, radiation, granulomatous disease, or nasal trauma are exclusions.

Secondary:

Complication of sinus surgery (89%)

Complication of radiation (2.5%)

Following nasal trauma (1%)

Sequela of granulomatous diseases (1%)

Sarcoid

Leprosy

Rhinoscleroma

Sequlae of other infectious processes

Tuberculosis

Syphilis

PATOFISIOLOGI

Beberapa penulis menyatakan adanya metaplasi epitel kolumnar bersilia menjadi epitel skuamous atau atrofik, dan fibrosis dari tunika propia. Terdapat pengurangan kelenjar

Page 2: Rhinitis Atrofi

alveolar baik dalam jumlah dan ukuran dan adanya endarteritis dan periarteritis pada arteriole terminal. Oleh karena itu secara patologi, rinitis atrofi dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Tipe I : adanya endarteritis dan periarteritis pada arteriole terminal akibat infeksi kronik yang akan membaik dengan efek vasodilator dari terapi estrogen

2. Tipe II : terdapat vasodilatasi kapiler, yang bertambah jelek dengan terapi estrogen

Sebagian besar kasus adalah tipe I. Endarteritis arteriole akan menyebabkan berkurangnya aliran darah ke mukosa. Juga akan ditemui infiltrasi sel bulat di submukosa.

Atrofi epitel bersilia dan kelenjar seromusius pembentukan krusta yang tebal dan melekat.

Atrofi konka saluran nafas jadi lapang.

Dobbie mendeteksi adanya defisiensi surfaktan protein A yang menyebabkan penurunan resistensi hidung terhadap infeksi.

Fungsi surfaktan abnormal pengurangan efisiensi mucus clearance dan mempunyai pengaruh kurang baik terhadap frekuensi gerakan silia bertumpuknya lendir dan juga diperberat dengan keringnya mukosa hidung dan hilangnya silia mukus akan mengering bersamaan dengan terkelupasnya sel epitel, membentuk kruta merupakan medium yang baik untuk pertumbuhan kuman.

Perubahan histopatologi pada rhinitis atrofi :

Mukosa hidung berubah menjadi tipis

Silia akan menghilang

Terjadi perubahan metaplasia dari epitel torak bersilia menjadi epitel kubik/ epitel gepeng berlapis

Kelenjar hidung mengalami degenerasi, atrofi dan jumlahnya berkurang

Gejala :

Anosmia/ tidak bisa membau

Ingus kental berwarna hijau. Biasanya discharge berbau, bilateral, terdapat crustae kuning kehijau-hijauan

Nafas bau karna ada krusta/kerak

Sakit kepala

Merasa hidung tersumbat

Epistaksis

Page 3: Rhinitis Atrofi

Hidung terasa kering

Pemeriksaan

Anam

Lokasi : hanya salah satu bagian hidung atau dua-duanya

Kualitas : apakah penciummannya benar benar tidak bisa menghidu sama sekali, ato msh bisa menghidu bau tertentu

Kuantitas : ingusnya keluar terus menerus/tidak, seberapa banyak?, warna apa? Kental/ cair, bau/tidak

RPS: pake KB? Jenisnya apa? Sudah berapa lama?

Fisik

Rinoskopi anterior : mukosa (merah dan rongga hidung sangat lapang), konka ( konka inferior dan media atrofi), sekret ( sekret purulen berwarna hijau dan krusta berwarna hijau)

Meskipun jalan napas jelas menjadi semakin lebar, pasien merasakan sumbatan yang makin progresif saat bernapas lewat hidung, terutama karena katup udara yang mengatur perubahan tekanan hidung dan menghantarkan impuls sensorik dari mukosa hidung ke sistem saraf pusat telah bergerak semakin jauh dari gambaran.

Jika krusta diangkat terlihat rongga hidung sangat lapang, atrofi konka (konka nasi media dan konka nasi inferior mengalami hipotrofi atau atrofi), sekret purulen dan berwarna hijau, mukosa hidung tipis dan kering. Bisa juga ditemui ulat/ telur larva (karena bau busuk yang timbul).

Penunjang

Transiluminasi

Foto rontgen sinus paranasalis

Pemeriksaan mikrobiologi dan uji resistensi kuman

Pemeriksaan fe serum

Pemeriksaan histopatologi

Page 4: Rhinitis Atrofi

Penatalaksanaan

Pengobatan konservatif ozaena meliputi:

- pemberian antibiotic

- obat cuci hidung

- simptomatik

1) Antibiotik spektrum luas sesuai uji resistensi kuman, dengan dosis adekuat sampaitanda-tanda infeksi hilang. Qizilbash dan Darf melaporkan hasil yang baik pada pengobatan dengan Rifampicin oral 600 mg 1 x sehari selama 12 minggu.

2) Obat cuci hidung, untuk membersihkan rongga hidung dari krusta dan sekret dan menghilangkan bau. Antara lain :

a. Betadin solution dalam 100 ml air hangat atau

b. Campuran :

• NaCl

•NH4Cl

•NaHCO3aaa 9

•Aqua ad 300 cc 1 sendok makan dicampur 9 sendok makan air hangatc. Larutan garam dapur d. Campuran :

• Na bikarbonat 28,4 g

Page 5: Rhinitis Atrofi

• Na diborat 28,4 g

•NaCl 56,7 g dicampur 280 ml air hangatLarutan dihirup ke dalam rongga hidung dan dikeluarkan lagi denganmenghembuskan kuat-kuat, air yang masuk ke nasofaring dikeluarkan melalui mulut,dilakukan dua kali sehari. Pemberian obat simptomatik pada rinitis atrofi (Ozaena) biasanya dengan pemberian preparat Fe.

3) Obat tetes hidung , setelah krusta diangkat, diberi antara lain : glukosa 25% dalam gliserin untuk membasahi mukosa, oestradiol dalam minyak Arachis 10.000 U / ml, kemisetin anti ozaena solution dan streptomisin 1 g + NaCl 30 ml. diberikan tiga kali sehari masing-masing tiga tetes.

4) Vitamin A 3 x 10.000 U selama 2 minggu.

5) Preparat Fe

6) Selain itu bila ada sinusitis, diobati sampai tuntas.

Page 6: Rhinitis Atrofi

Operasi :

Tujuan operasi pada rhinitis atrofi (ozaena) antara lain untuk :

Menyempitkan rongga hidung yang lapang

Mengurangi pengeringan dan pembentukan krusta

Page 7: Rhinitis Atrofi

Mengistirahatkan mukosa sehingga memungkinkan terjadinya regenerasi.

Teknik bedah dibedakan menjadi dua kategori utama :

Implan dengan pendekatan intra atau ekstra nasal dan

Operasi, seperti penyempitan lobulus hidung atau fraktur tulang hidung ke arah dalam

Beberapa teknik operasi yang dilakukan antara lain :

Young's operation

Modified Young's operation

Lautenschlager operation

Implantasi submukosa dengan tulang rawan, tulang, dermofit, bahan sintetis seperti Teflon, campuran Triosite dan Fibrin Glue.

Transplantasi duktus parotis ke dalam sinus maksila (Wittmack's operation) dengan tujuan membasahi mukosa hidung. .....................DIAGNOSIS BANDING ↓↓↓↓↓

No Diagnosis Lokasi sekret Krusta Orang lain yg mencium bau busuk

Anosmia Hiposmia Jenis kelamin

1 Rhinitis Atrofi

Bilateral ✓ ✓ ✓ ✗ Wanita > Pria terutama sekitar usia pubertas

2 Sinusitis Bilateral/unilateral ✗ ✓ ✗ ✓ Anak2 & org dewasa

3 Nasofaring Kronis

Bilateral ✗✓ ✗ ✗ ✗ wanita = pria