28
BAB I PENDAHULUAN A. Latar belakang Perawat bekerja dengan berpariasi klien yang memerlukan bantuan hygiene pribadi atau harus belajar teknik hygiene yang sesuai. Hygiene adalah ilmu kesehatan. Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan emosional klien. Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu, keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan perawat untuk melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat menentukan kemampuan klien untuk melakukan perawaan diri dan memberikan perawatan hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien. Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu cara mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan suasana rileks, menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak selama mandi, 1

Revisi Makalah Perawatan Kulit

Embed Size (px)

DESCRIPTION

makalah perawatan kulit

Citation preview

Page 1: Revisi Makalah Perawatan Kulit

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perawat bekerja dengan berpariasi klien yang memerlukan bantuan hygiene

pribadi atau harus belajar teknik hygiene yang sesuai. Hygiene adalah ilmu kesehatan.

Cara perawatan diri manusia untuk memelihara kesehatan mereka disebut hygiene

perorangan. Cara perawatan diri menjadi rumit dikarenakan kondisi fisik atau keadaan

emosional klien.

Pemeliharaan hygiene perorangan diperlukan untuk kenyamanan individu,

keamanan dan kesehatan. Seperti pada orang sehat memenuhi kebutuhan

kesehatannya sendiri, pada orang sakit atau tantangan fisik memelukan bantuan

perawat untuk melakukan praktek kesehatan yang rutin. Selain itu, beragam faktor

pribadi dan sosial budaya mempengaruhi praktek hygiene klien. Perawat menentukan

kemampuan klien untuk melakukan perawaan diri dan memberikan perawatan

hygiene menurut kebutuhan dan pilihan klien.

Memandikan klien merupakan bagian perawatan hygiene total. Mandi dapat

dikategorisasikan sebagai pembersihan atau terapetik. Mandi adalah salah satu cara

mempertahakan kebersihan kulit. Mandi akan membantu menciptakan suasana rileks,

menstimulasi sirkulasi pada kulit, meningkatkan rentang gerak selama mandi,

meningkatkan citra diri dan menstimulasi kecepatan maupun kedalaman respirasi.

Ketika klien tidak mampu mandi atau melakukan perawatan kulit pribadi

maka perawat memberikan bantuan penting atau mengajarkan keluarga atau temannya

bagaimana memberikan hygiene dengan cara dan pada waktu yang tepat. Interaksi

antara perawat dan klien selama mandi atau perawatan kulit akan memberi perawat

kesempatan untuk mengembangkan hubungan yang berarti dengan klien.

Mengganti alat tenun (bad making) atau yang lebih dikenal dengan merapikan

tempat tidur merupakan bagian personal hygiene karena tempat tidur yang bersih dan

rapi memberikan keamanan dan kenyamanan untuk peningkatan kesejahteraan pasien.

Salah satu aspek utama dalam pemberian asuhan keperawatan pada pasien

adalah mempertahankan integritas kulit. Hal ini dapat tercapai dengan memberikan

perawatan kulit yang terencana dan konsisten. Perawatan kulit yang tidak terencana

dan konsisten dapat mengakibatkan terjadinya gangguan integritas kulit (Hoff, 1989

1

Page 2: Revisi Makalah Perawatan Kulit

dalam Potter & Perry, 2005). Gangguan integritas kulit dapat diakibatkan oleh

tekanan yang lama, iritasi kulit atau immobilisasi dan berdampak akhir timbulnya

luka dekubitus (Potter & Perry, 2005).

Dekubitus merupakan kerusakan atau kematian kulit sampai jaringan di bawah

kulit, bahkan menembus otot sampai mengenai tulang sehingga mengakibatkan

gangguan sirkulasi darah setempat. Dekubitus atau luka tekan adalah kerusakan

jaringan yang terlokalisir yang disebabkan karena adanya kompresi jaringan yang

lunak diatas tulang yang menonjol dan adanya tekanan dari luar dalam jangka waktu

yang lama. Kompresi jaringan akan menyebabkan gangguan pada suplai darah pada

daerah yang tertekan. Apabila ini berlangsung lama, hal ini menyebabkan insufisiensi

aliran darah, anoksia atau iskemia jaringan dan akhirnya dapat mengakibatkan

kematian sel (Sutanto, 2008 dalam Roy, 2008).

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara memandikan pasien di tempat tidur?

2. Bagaimana cara mencegah decubitus pada pasien tirah baring yang lama?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui cara memendikan pasien di tempat tidur

2. Untuk mengetahui cara mencegah decubitus

2

Page 3: Revisi Makalah Perawatan Kulit

BAB II

PEMBAHASAN

A. Anatomi dan Fisiologi Kulit

Berbicara tentang mandi tentu kita tidak tereplepas dari fisiologi kulit Kulit

adalah suatu organ pembungkus seluruh permukaan luar tubuh, merupakan organ

terberat dan terbesar dari tubuh. Seluruh kulit beratnya sekitar 16 % berat tubuh, pada

orang dewasa sekitar 2,7 – 3,6 kg dan luasnya sekitar 1,5 – 1,9 meter persegi.

Tebalnya kulit bervariasi mulai 0,5 mm sampai 6 mm tergantung dari letak, umur dan

jenis kelamin. Kulit tipis terletak pada kelopak mata, penis, labium minus dan kulit

bagian medial lengan atas. Sedangkan kulit tebal terdapat pada telapak tangan, telapak

kaki, punggung, bahu dan bokong.

Secara embriologis kulit berasal dari dua lapis yang berbeda, lapisan luar

adalah epidermis yang merupakan lapisan epitel berasal dari ectoderm sedangkan

lapisan dalam yang berasal dari mesoderm adalah dermis atau korium yang

merupakan suatu lapisan jaringan ikat.

Epidermis

Epidermis adalah lapisan luar kulit yang tipis dan avaskuler. Terdiri dari epitel

berlapis gepeng bertanduk, mengandung sel melanosit, Langerhans dan merkel.

Tebal epidermis berbeda-beda pada berbagai tempat di tubuh, paling tebal pada

telapak tangan dan kaki. Ketebalan epidermis hanya sekitar5 % dari seluruh

ketebalan kulit. Terjadi regenerasi setiap 4-6 minggu.

Epidermis terdiri atas lima lapisan (dari lapisan yang paling atas sampai yang

terdalam) :

1.Stratum Korneum. Terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan

berganti.

2.Stratum Lusidum. Berupa garis translusen, biasanya terdapat pada kulit tebal

telapak kaki dan telapak tangan. Tidak tampak pada kulit tipis.

3.Stratum Granulosum.Ditandai oleh 3-5 lapis sel polygonal gepeng yang

intinya ditengah dan sitoplasma terisi oleh granula basofilik kasar yang dinamakan

granula keratohialin yang mengandung protein kaya akan histidin. Terdapat sel

Langerhans.

3

Page 4: Revisi Makalah Perawatan Kulit

4.Stratum Spinosum. Terdapat berkas-berkas filament yang dinamakan

tonofibril, dianggap filamen-filamen tersebut memegang peranan penting untuk

mempertahankan kohesi sel dan melindungi terhadap efek abrasi. Epidermis pada

tempat yang terus mengalami gesekan dan tekanan mempunyai stratum spinosum

dengan lebih banyak tonofibril. Stratum basale dan stratum spinosum disebut

sebagai lapisan Malfigi. Terdapat sel Langerhans.

5.Stratum Basale (Stratum Germinativum). Terdapat aktifitas mitosis yang

hebat dan bertanggung jawab dalam pembaharuan sel epidermis secara konstan.

Epidermis diperbaharui setiap 28 hari untuk migrasi ke permukaan, hal ini

tergantung letak, usia dan faktor lain. Merupakan satu lapis sel yang mengandung

melanosit. Fungsi Epidermis adalah Proteksi barier, organisasi sel, sintesis vitamin

D dan sitokin, pembelahan dan mobilisasi sel, pigmentasi (melanosit) dan

pengenalan alergen (sel Langerhans).

Dermis

Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap sebagai

“True Skin”.Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis dan

menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi, yang paling

tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua lapisan :

Lapisan papiler; tipis mengandung jaringan ikat jarang.

Lapisan retikuler; tebal terdiri dari jaringan ikat padat.

Serabut-serabut kolagen menebal dan sintesa kolagen berkurang dengan

bertambahnya usia. Serabut elastin jumlahnya terus meningkat dan menebal,

kandungan elastin kulit manusia meningkat kira-kira 5 kali dari fetus sampai

dewasa. Pada usia lanjut kolagen saling bersilangan dalam jumlah besar dan

serabut elastin berkurang menyebabkan kulit terjadi kehilangan kelemasannya dan

tampak mempunyai banyak keriput.

Dermis mempunyai banyak jaringan pembuluh darah. Dermis juga mengandung

beberapa derivat epidermis yaitu folikel rambut, kelenjar sebasea dan kelenjar

keringat. Kualitas kulit tergantung banyak tidaknya derivat epidermis di dalam

dermis. Fungsi Dermis adalah sebagai struktur penunjang, mechanical strength,

suplai nutrisi, menahan shearing forces dan respon inflamasi.

4

Page 5: Revisi Makalah Perawatan Kulit

Subkutis

Merupakan lapisan di bawah dermis atau hipodermis yang terdiri dari lapisan

lemak. Lapisan ini terdapat jaringan ikat yang menghubungkan kulit secara

longgar dengan jaringan di bawahnya. Jumlah dan ukurannya berbeda-beda

menurut daerah di tubuh dan keadaan nutrisi individu. Berfungsi menunjang

suplai darah ke dermis untuk regenerasi.

Fungsi Subkutis / hipodermis : melekat ke struktur dasar, isolasi panas, cadangan

kalori, kontrol bentuk tubuh dan mechanical shock absorber.

VASKULARISASI KULIT

Arteri yang memberi nutrisi pada kulit membentuk pleksus terletak antara lapisan

papiler dan retikuler dermis dan selain itu antara dermis dan jaringan subkutis.

Cabang kecil meninggalkan pleksus ini memperdarahi papilla dermis, tiap papilla

dermis punya satu arteri asenden dan satu cabang vena. Pada epidermis tidak terdapat

pembuluh darah tapi mendapat nutrient dari dermis melalui membran epidermis

FISIOLOGI KULIT

Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya

adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai barier

infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan metabolisme.

Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari elektrolit, trauma

mekanik, ultraviolet dan sebagai barier dari invasi mikroorganisme patogen. Sensasi

telah diketahui merupakan salah satu fungsi kulit dalam merespon rangsang raba

karena banyaknya akhiran saraf seperti pada daerah bibir, puting dan ujung jari. Kulit

berperan pada pengaturan suhu dan keseimbangan cairan elektrolit. Termoregulasi

dikontrol oleh hipothalamus.

Temperatur perifer mengalami proses keseimbangan melalui keringat,

insessible loss dari kulit, paru-paru dan mukosa bukal. Temperatur kulit dikontrol

dengan dilatasi atau kontriksi pembuluh darah kulit. Bila temperatur meningkat terjadi

vasodilatasi pembuluh darah, kemudian tubuh akan mengurangi temperatur dengan

melepas panas dari kulit dengan cara mengirim sinyal kimia yang dapat meningkatkan

aliran darah di kulit. Pada temperatur yang menurun, pembuluh darah kulit akan

vasokontriksi yang kemudian akan mempertahankan panas.

5

Page 6: Revisi Makalah Perawatan Kulit

B. Pengkajian Fisik Kulit

Selama membantu klien melakukan higiene pribadi, perawat mengkaji seluruh

permukaan luar tubuh. Menggunakan keterampilan inspeksi dan palpasi perawat

mencari perubahan dalam integumen dalam tambahan pada perubahan sirkulasi,

menentukan kebutuhan klien akan higiene yang terus-menerus, dan mencatat

perubahan integumen sebagai respon klien terhadap terapi keperawatan dan medis.

Perawat menentukan kondisi kulit dengan mengobservasi warna, tekstur,

turgor, temperatur, dan hidrasi kulit

Perawat juga mengkaji masalah kulit yang dipengaruhi oleh cara-cara higienis.

Perawat mencatat daerah kulit kering akibat kebanyakan mandi; penggunaan sabun

yang berlebihan; atau penggunaan sabun yang kasar, alkalin. Area kulit maserasi

(pelembut) mungkin telah terbentuk akibat pengeringan yang tidak sesuai. Perawat

mengobservasi daerah kalus pada kaki atau tangan yang dapat menguntungkan dari

pelembaban dan aplikasi dari losion. Bagaimanapun, kewaspadaan harus dilakukan

untuk tidak meninggalkan losion di antara jari, karena hal ini merusak kulit.

Ketika menginspeksi kulit, perawat mencatat adanya dan kondisi lesi. Tipe-

tipe tertentu memiliki implikasi bagi tindakan higienis. Bila perawat mengobservasi

masalah kulit klien, hal ini membantu untuk menentukan perawatan kulit yang sesuai

bagi klien.

Karakteristik kulit normal

Kulit halus dan kering

Kulit utuh dan tidak memiliki abrasi

Kulit terasa hangat kertika dipalpasi

Perubahan yang terlokalisasi dalam tekstur dapat dipalpasi pada permukaan

kulit. Kulit lembut dan fleksibel.

Ada turgor yang baik (elastis dan tetap) dengan kulit yang secara umum halus

dan lembut.

Warna kulit beragam dari bagian tubuh ke bagian tubuh lain, dengan rentang

dari coklat tua ke merah muda ke merah muda terang.

PERUBAHAN PERKEMBANGAN

Umur mempengaruhi kondisi normal kulit dan tipe tindakan higienis yang

diperlukan. Kulit neonatus relatif belum matang. Epidermis dan dermis menyatu

6

Page 7: Revisi Makalah Perawatan Kulit

bersama dengan longgar. Kulitnya sangat tipis sehingga kerusakan kulit pada

neonatus lebih mudah menimbulkan infeksi.

Lapisan kulit todler lebih menyatu bersama dengan rapat. Dengan demikian

anak-anak memiliki resistensi yang terbesar untuk infeksi dan iritasi kulit.

Selama remaja pertumbuhan dan maturasi integumen meningkat. Pada wanita,

sekresi esterogen menyebabkan kulit menjadi lebih halus, lembut, dan tebal, dengan

peningkatan vaskularitas. Pada pria, hormonnya memprosuksi peningkatan ketebalan

dari kulit beberapa berwarna gelap. Kelenjar sebasea menjadi lebih aktif, yang

mempengaruhi remaja menjadi berjerawat. Kelenjar keringat ekrin dan apokrin

berfungsi penuh selama pubertas.

Kondisi kulit dewasa tergantung pada praktik higienis dan paparan iritan

lingkungan. Kulit normalnya elastis, terhidrasi baik, kuat, dan halus. Sejalan dengan

usia, kulit kehilangan daya kenyal dan kelembaban. Pada kelenjar sebasea dan

keringat menjadi kurang aktif. Epitalium menipis, dan serabut kolagen elastik

menyusut, sehingga kulit mudah pecah dan subjek luka memar dan pecah. Perubahan

ini mengeluarkan peringatan ketika bergerak dan mengatur posisi pada lansia. Khas

kulit lansia adalah kering dan berkerut.

C. Perawatan Kulit

Perawatan kulit merupakan tindakan keperawatan untuk mempertahankan

integritas kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang sering

terjadi luka tekan (Decubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah mana saja yang

mendapat atau mengalami tekanan.

Beberapa pasien mungkin harus dimandikan di tempat tidur. Pasien lain

dengan izin dokter diperbolehkan untuk mandi tub atau mandi shower. Perawatann

mandi dengan air hangat dan sabun yang lembut diberikan untuk menghilangkan

kotoran dan keringat, meningkatan sirkulasi dan memberikan latihan ringan pada

pasien (Hegner, 2003).

Mandi parsial atau mandi sebagian di tempat tidur termsuk memandikan hanya

bagian badan yang dapat menyebabkan ketidaknyamanan atau bau jika tidak mandi

(misalnya tangan, muka, daerah perineal dan axilla) (Potter, 2006).

Kamar pasien tanpa melihat tempat tidurnya adalah rumah bagi pasien selama

ia berada di Rumah sakit. Tempat tidur yang rapi memberikan keamanan dan

kenyamanan yang sangat berperan penting bagi kesejahteraan pasien (Hegner, 2003).

7

Page 8: Revisi Makalah Perawatan Kulit

Sikap baring pasien sebaiknya diusahakan yang menyenangkan baginya.

Pasien yang tidak dapat bergerak aktif sendiri karena lumpuh atau pingsan harus

diubah sikap baringnya 2 sampai 3 jamkarena daerah yang tertekan terus menerus

dapat terganggu aliaran darahnya sehingga mudah timbul dekubitus (Rosmawarna,

1985).

D. Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri

1. Body Image

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang

tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan

fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat

mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan

berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana

memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat

pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha ekstra

untuk meningkatkan hygiene.

2. Praktik social.

Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat

mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-kanak

mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga, jumlah

orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya merupakan

beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

3. Status sosio-ekonomi

Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik

kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat

menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi dan

kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk ini

merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok social

klien.

4. Pengetahuan

Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan

mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri

tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.

8

Page 9: Revisi Makalah Perawatan Kulit

Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk

meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan

menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang

untuk memenuhi perawatan yang perlu.

5. Variable kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik

keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi

kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi

secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6. Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk mandi,

bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang berbeda

(mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7. Kondisi fisik.

Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau menjalani

operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk melakukan

hygiene pribadi.

E. Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak terpeliharanya

kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang sering terjadi adalah

gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa mulut, infeksi pada mata

dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah gangguan

kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai, kebutuhan harga diri,

aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

F. Tindakan Perawatan Kulit

Memandikan pasien

Tujuan Tindakan memandikan pasien di tempat tidur

1. Membersihkan badan

9

Page 10: Revisi Makalah Perawatan Kulit

2. Memberikan perasaan segar

3. Merangsang peredaran darah, otot-otot, dan urat saraf bagian periver (saraf

tepi)

4. Sebagai pengobatan

5. Mencegah timbulnya luka dan komplikasi pada kulit

6. Mendidik penderita dalam kebersihan perorangan

Indikasi

Semua pasien untuk memenuhi kebutuhan hygienenya

Alat dan Bahan

1. Baskom mandi dua buah, masing-masing beridi air dingin dan air hangat

2. Pakaian pengganti

3. Kain penutup

4. Handuk dua buah

5. Sarung tangan pengusap badan (Washcloth) dua buah

6. Tempat untuk pakaian kotor

7. Sampiran

8. Sabun

9. Bedak, deodorant, lotion

10. Sisir, sampo (perawatan rambut)

Prosedure

Tahap pra interaksi

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan. Ingatlah untuk mencuci tangan, mengidentifikasi pasien

dan memberikan privasi

3. Siapkan semua peralatan yang diperlukan.

4. Pastikan semua jendela dan pintu dalam keadaan tertutup.

Tahap interaksi

1. Atur posisi pasien.

2. Lepaskan pakaian tidur pasien dan letakkan di tempat pakaian kotor

( pasien dianggap tidak memakai infus)

1. Longgarkan pakaian mulai dari leher

2. Lepaskan pakaian menuruni lengan

3. Pastikan bahwa pasien diselimuti dengan selimut mandi .

4. Jika pada saat itu pasien sedang diinfus:

10

Page 11: Revisi Makalah Perawatan Kulit

3. Lepaskan pakaian dari lengan yang tidak diinfus

4. Gulung lengan pakaian itu ke belakang badan dan melewati lengan dan

lokasi yang diinfus. Hati-hati dengan selang infus.

5. Lipat bahan pakaian itu dengan satu tangan sehingga tidak ada tarikan

atau tekanan pada selang dan perlahan-lahan turunkan pakaian

melewati ujung jari

6. Dengan tangan yang lain, angkat selang infus dari tiangnya dan

masukkan dalam lipatan pakaian pastikan untuk tidak merendahkan

botol infus. Tarik pakaiannya, kembalikan botol infus ke tiang

penggantungnya.

7. Bantulah pasien untuk bergerak ke sisi tempat tidur yang dekat dengan

anda. Mulailah dengan yang trjauh dari anda.

8. Lipat handuk wajah di tepi atas selimut mandi agar tetap kering. Pakai

sarung tangan jika perlu.

9. Buat sarung tangan dengan meliapat washcloth di sekitar tangan.

10. Basahi washcloth.

11. Basuh mata pasien, gunakan ujung handuk yang berbeda .

12. Usap dari dalam keluar.

13. Jangan menggunakan sabun dekat mata.

14. Jangan menggunakan sabun pada wajah kecuali permintaan pasien.

15. Bilas washcloth dan beri sabun jika pasien menginginkan. Peras

washcloth, jangan meninggalkan sabun dalam air.

16. Basuh dan bilas wajah, telinga dan lehernya dengan baik, gunakan

handuk untuk mengeringkannya.

17. Buka lengan pasien yang terjauh (terjauh dari anda). Tutupi ranjang

dengan handuk mandi yang diletakkan di bawah lengan.

18. Basuh,dengan arah akral (ujung) ke arah axilla, bilas dan keringkan

lengan dan tangan.

19. Pastikan axilla bersih dan kering.

20. Ulangi untuk lengan yang lain (lengan yang terdekat dari anda).

21. Pakaikan deodorant dan bedak jika pasien memintanya atau

membutuhkannya

22. Tutupi dada pasien dengan handuk mandi. Kemudian lipat selimut

sampai ke pinggang di bawah handuk

11

Page 12: Revisi Makalah Perawatan Kulit

23. Basuh, bilas dan keringkan bagian dada .Bilas dan keringkan lipatan di

bawah payudara pasien wanita untuk menghindari iritasi kulit.

24. Beri sedikit bedak jika perlu sesuai dengan ketentuan fasilitas.

25. Jangan biarkan bedak menempel.

26. Lipat selimut mandi sampai ke daerah pubis (tempat genitalia

eksterna). Basuh, bilas dan keringkan daerah abdomen. Lipat selimut

mandi ke atas untuk menutupi perut dan dada. Ambil handuk dari

bawah selimut mandi.

27. Minta   pasien untuk menekuk lututnya, jika mungkin. Lipat handuk

mandi ke atas agar paha, tungkai dan kaki terbuka. Tutupi ranjang

dengan handuk mandi.

28. Basuh dan bilas tungkai dan kaki.

29. Pada saat memindahkan kaki, topang kaki dengan benar.

30. Angkat kaki dan pindahkan baskom ke sisi lain tempat tidur.

Keringkan tungkai dan kaki. Keringkan dengan baik sela-sela jari kaki.

31. Ulangi untuk tungkai dan kaki yang lain.

32. Lakukan perawatan kuku jika perlu. Usapkan lotion pada kaki pasien

yang berkulit kering.

33. Bantu pasien untuk miring ke arah yang berlawanan dengan anda.

Bantu pasien untuk bergerak ke tengah tempat tidur. Letakkan handuk

mandi memanjang berdekatan dengan punggung pasien.

34. Basuh, bilas dan keringkan leher, punggung dan bokong

35. Gunakan usapan yang tegas dan memanjang ketika membasuh

punggung. Beri lotion, massage

36. Usapan punggung biasanya dilakukan pada saat ini. Bantu pasien

telentang.

37. Letakkan handuk di bawah bokong dan tungkai atas. Letakkan

washcloth, sabun, baskom,dan handuk mandi dalam jangkauan  pasien.

38. Minta pasien untuk menyelesaikan mandinya dengan membersihkan

genitalianya. Bantulah pasien jika perlu. Anda harus mengambil alih

tanggung jawab tersebut, jika pasien mengalami kesulitan. Seringkali

pasien merasa enggan uuntuk meminta bantuan. Jika membantu pasien,

gunakan sarung tangan sekali pakai.

12

Page 13: Revisi Makalah Perawatan Kulit

39. Untuk pasien wanita,basuh dari depan ke belakang, keringkan dengan

hati-hati.

40. Untuk pasien pria, pastikan untuk membasuh dan mengeringkan penis,

scrotum, dan daerah pangkal paha dengan hati-hati.

41. Lakukan latihan rentang gerak sesuai perintah.

42. Tutupi bantal dengan handuk. Lakukan perawatan rambut, sisir atau

sikat rambut pasien. Perawatan mulut biasanya diberikan pada saat ini.

43. Letakkan handuk-handuk dan washcloth di tempat linen kotor.

44. Siapkan pakaian bersih.

45. Bersihkan dan kembalikan alat-alat.

46. Letakkan washcloth dan handuk-handuk bersih di sandaran sisi tempat

tidur atau gantung.

47. Ganti linen setelah melakukan prosedur merapikan tempat tidur

occupied. Ganti dan letakkan linen kotor pada tempat linen kotor.

48. Lakukan semua tindakan penyelesaian prosedur.

49. Mencuci tangan

50. Laporkan penyelesaian tugas dan mendokumentasikan waktu,

memandikan di tempat tidur dan reaksi pasien.

Perawatan kulit di daerah tertekan

Tujuan perawatan kulit di daerah tertekan

Mencegah dan mengatasi luka decubitus akibat tekanan lama dan tidak hilang.

Indikasi

Semua pasien yang tirah baring lama

Alat dan Bahan

1. Baskom kecil

2. Sabun

3. Air

4. Agents pembunuh

5. Balutan

6. Pelindung kulit

7. Plester

8. Sarung tangan

13

Page 14: Revisi Makalah Perawatan Kulit

Proseur Kerja Tindakan Keperawatan Merawat Kulit pada Daerah Tertekan

1. Jelaskan prosedur pada pasien

2. Cuci tangan dan gunakan sarung tangan

3. Tutup pintu ruangan

4. Atur posisi pasien dengan miring kekanan atau kekiri

5. Kaji luka atau kulit tertekan dengan memperhatikan warna, kelembaban,

penampilan sekitar kulit, ukur diameter kulit dan ukur kedalaman

6. Cuci kulit sekitar luka dengan air hangat atau sabun cuci secara menyeluruh

7. Dengan perlahan, keringkan kulit secara menyeluruh dengan massage

8. Bersihkan luka secara menyeluruh dengan cairan normal atau agents

pembersih, gunakan semprit irigasi luka pada luka yang dalam

9. Setelah selesai, berikan obat atau agents topikal

10. Catat hasil

11. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

14

Page 15: Revisi Makalah Perawatan Kulit

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perawatan kulit merupakan tindakan keperawatan untuk mempertahankan integritas

kulit agar tidak terjadi kerusakan jaringan lebih lanjut. Daerah yang sering terjadi luka

tekan (Decubitus) antara lain tonjolan tulang dan daerah mana saja yang mendapat atau

mengalami tekanan.

Faktor – faktor yang mempengaruhi kebersihan diri

1. Body Image

Penampilan umum klien dapat menggambarkan pentinya hygiene pada orang

tersebut. Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang tentang penampilan

fisiknya. Citra tubuh ini dapat sering berubah. Citra tubuh mempengaruhi cara

mempertahankan hygiene. Jika seorang klien rapi sekali maka perawat

mempertimbaagkan rincian kerapian ketika merencanakan keperawatan dan

berkonsultasi pada klien sebelum membuat keputusan tentang bagaimana

memberikan peraatan hygienis. Karena citra tubuh klien dapat berubah akibat

pembedahan atau penyakit fisik maka perawat harus membuat suatu usaha

ekstra untuk meningkatkan hygiene.

2. Praktik social.

Kelompok-kelompok social wadah seorang klien berhubungan dapat

mempengaruhi praktik hygiene pribadi. Selama masa kanak-kanak, kanak-

kanak mendapatkan praktik hygiene dari orang tua mereka. Kebiasaan keluarga,

jumlah orang dirumah, dan ketersediaan air panas dan atau air mengalir hanya

merupakan beberapa faktok yang mempengaruhi perawatan kebersihan.

3. Status sosio-ekonomi

Sumber daya ekonomi seeorang mempengruhi jenis dan tingkat praktik

kebersihan yang digunakan. Perawat hrus menentukan apakah klien dapat

menyediakan bahan-bahan yang penting seperti deodorant, sampo, pasta gigi

dan kometik. Perawat juga harus menentukan jika penggunaan produk-produk

ini merupakan bagian dari kebiasaan social yang dipraktikkan oleh kelompok

social klien.

15

Page 16: Revisi Makalah Perawatan Kulit

4. Pengetahuan

Pengtahuan tentang pentingnya hygiene dan implikasinya bagi kesehatan

mempengaruhi praktik hygiene. Kendati demikian, pengetahuan itu sendiri

tidaklah cukup. Klien juga harus termotivasi untuk memelihara perawatan-diri.

Seringkali, pembelajaran tentang penyakit atau kondisi mendorong klien untuk

meningkatkan hygiene. Pembelajaran praktik tertentu yang diharapkan dan

menguntungkan dalam mngurangi resiko kesehatan dapat memotifasi seeorang

untuk memenuhi perawatan yang perlu.

5. Variable kebudayaan

Kepercayaan kebudayaan klien dan nilai pribadi mempengaruhi perawatan

hygiene. Orang dari latar kebudayaan yang berbeda mengikuti praktik

keperawatan diri yang berbeda pula. Di asia kebersihan dipandang penting bagi

kesehatan. Di Negara-negara eropa, bagaimanapun, hal ini biasa untuk mandi

secara penuh hanya sekali dalam seminggu.

6. Pilihan pribadi

Setiap klien memiliki keinginan individu dan pilihan tentang kapan untuk

mandi, bercukur, dan melakukan perawatan rambut . klien memilih produk yang

berbeda (mis. Sabun, sampo, deodorant, dan pasta gigi) menurut pilihan pribadi.

7. Kondisi fisik.

Orang yang menderita penyakit tertentu (mis. Kanker tahap lanjut) atau

menjalani operasi sering kali kekurangan energi fisik atau ketangkasan untuk

melakukan hygiene pribadi.

Dampak yang Sering Timbul pada Masalah Personal Hygiene

1. Dampak Fisik

Banyak gangguan kesehatan yang diderita seseorang karena tidak

terpeliharanya kebersihan perorangan dengan baik. Gangguan fisik yang

sering terjadi adalah gangguan integritas kulit, gangguan membrane mukosa

mulut, infeksi pada mata dan telinga, dan gangguan fisik pada kuku.

2. Dampak Psikososial

Masalah social yang berhubungan dengan Personal Hygiene adalah

gangguan kebutuhan rasa nyaman, kebutuhan dicintai dan mencintai,

kebutuhan harga diri, aktualisasi diri dan gangguan interaksi sosial.

16

Page 17: Revisi Makalah Perawatan Kulit

B. Saran

Dalam perawatan kulit yang harus diperhatikan adalah kebersihan dari pasien yang tirah

baring lama.

17

Page 18: Revisi Makalah Perawatan Kulit

DAFTAR PUSTAKA

Doenges M E. 1999. Rencana Asuhan Keperawatan Untuk Perencanaan Dan

Dokumentasi Perawatan Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC

Harahap, Marwali. 2000. Ilmu Penyakit Kulit. Jakarta : Hipokrates

Hidayat, Aziz Alimul. 2004. Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia. Jakarta :

EGC.

Mansjoer , Arief. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta : EGC

Potter, Patricia A dan Anne Griffin Perry. 2005. Buku Ajar Fundamental

Keperawatan:Konsep, Proses, dan Praktik. Jakarta: EGC.

Syaifudin. 1997. Anatomi Fisiologi. Jakarta : EGC

18