29
PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT MAKALAH Disusun oleh : R. RIZKY SUGANDA P. D100.531 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG 2011 repository.unisba.ac.id

PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

  • Upload
    lykhanh

  • View
    219

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

MAKALAH

Disusun oleh :

R. RIZKY SUGANDA P.

D100.531

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS ISLAM BANDUNG

2011

repository.unisba.ac.id

Page 2: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

BAB I

PENDAHULUAN

Di zaman yang serba cepat ini, manusia dituntut untuk mempunyai

mobilitas yang tinggi dalam kehidupannya. Walaupun kemajuan teknologi

tampaknya membuat tugas manusia semakin ringan dan praktis, namun saat ini

kesibukan banyak orang, terutama di kota besar, bertambah tinggi. Perkembangan

teknologi juga menyebabkan banyaknya radikal bebas berupa polusi kendaraan

bermotor dan yang berasal dari gaya hidup masyarakat yang tidak sehat seperti

rokok, junk food, dan lainnya. Semua itu membuat tubuh rentan terhadap berbagai

gangguan kesehatan. Daya tahan mudah menurun dan serangan radikal bebas

membuat sel-sel tubuh mudah rusak dan tak mampu berfungsi dengan baik. Hal

itu menjadikan seseorang merasa membutuhkan vitamin dalam dosis tinggi

terutama yang berfungsi sebagai antioksidan, salah satunya adalah vitamin C.

Beberapa tahun kebelakangan ini praktek suntik vitamin C menjamur di

Indonesia, terutama di kota-kota besar. Hal ini dikarenakan animo masyarakat

terhadap vitamin C cukup tinggi. Bukan hanya secara suntik, pemakaian vitamin

C secara topikal dan peroral pun banyak sekali, dapat kita lihat dari banyaknya

produk-produk kesehatan dan kecantikan yang mempunyai kandungan vitamin C.

Produsen-produsen obat dan produk kesehatan pun melihat animo

masyarakat akan antioksidan yang cukup popular ini. Seperti yang kita lihat di

layar kaca televisi pada iklan-iklan komersial kita melihat produk-produk vitamin

C bermacam-macam, ada yang berbentuk seperti permen, minuman, ada pula

repository.unisba.ac.id

Page 3: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

yang berbentuk krim. Dan mereka memasang wanita-wanita cantik berkulit halus

dan putih untuk jadi bintang iklan produk mereka, seperti Luna Maya, Zuleyka

Rivera, Dayana Mendoza, dan sebagainya agar dapat lebih menarik minat

konsumen.

Mengkonsumsi vitamin ini bukannya tanpa masalah, sebagaimana halnya

mengkonsumsi sesuatu yang berlebihan dari angka kecukupan gizi seseorang

dapat menimbulkan efek samping yang cukup serius. Masalah kesehatan ini

tentunya dapat menyebabkan berbagai kerugian di berbagai aspek kehidupan, dari

mulai aspek ekonomi, budaya, psikologi hingga masalah kesehatan.

Melihat dari munculnya salah satu kasus yang ada di masyarakat ketika

seseorang mendapati dirinya menderita penyakit batu ginjal (nefrolithiasis) akibat

dari mengonsumsi vitamin C dalam dosis yang sangat tinggi, diperlukan

pengetahuan dan pemahaman yang cukup tentang vitamin C sehingga masalah ini

dapat ditanggulangi dan tidak terjadi lagi kejadian yang serupa di kemudian hari.

repository.unisba.ac.id

Page 4: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

BAB II

STUDI LITERATUR

2.1. Sejarah Vitamin C

Terapi vitamin C yang sekarang banyak diteliti ini tidak terlepas dari

peranan seseorang yang pernah mendapatkan dua hadiah nobel dari kategori yang

berbeda, Linus Pauling (1901-1994). Karena Pauling ini vitamin C pernah

menjadi pusat perhatian di tahun 1960. Berdasarkan fakta yang menyebutkan

tubuh manusia telah kehilangan kemampuan untuk memproduksi vitamin C,

Pauling berhipotesa kita harus memakan vitamin C beberapa gram sehari. 1

Pauling berpendapat bahwa vitamin C dapat mencegah atau

menyembuhkan berbagai macam penyakit serius. Walaupun teorinya banyak

diragukan orang, dua dekade terakhir telah menghasilkan banyak pemahaman

baru mengenai terapi dan penggunaan dari vitamin C. 1

Suplementasi vitamin C sudah sering diteliti sejak awal tahun 1990-an.

Sekitar 8000 publikasi tentang vitamin C telah masuk Medline (kumpulan data

kedokteran penting) sejak 1990. 1

repository.unisba.ac.id

Page 5: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

2.2. Struktur Vitamin C

Gambar 2.1 Struktur Vitamin C2

Berdasarkan nomenklatur internasional IUPAC (International Union of

Pure and Applied Chemistry) vitamin C mempunyai nama sistemik 2-oxo-L-

threo-hexono-1,4- lactone-2,3-enediol or (R)-3,4-dihydroxy-5-((S)- 1,2-

dihydroxyethyl)furan-2(5H)-one.2

Ascorbyl palmitate digunakan dalam preparat antioksidan komersial.

Semua bentuk komersial kecuali asam askorbat ascorbyl palmitate adalah larut

dalam air. L-asam askorbat dan asam lemak ester digunakan sebagai penambah

makanan, antioksidan, penyesuai rasa, pengubah dan penyesuai warna adonan.

Ascorbyl palmitate telah digunakan untuk preparat antioksidan karena lebih tinggi

kelarutan dalam lemaknya. Dalam makanan, pH mempengaruhi stabilitas asam

askorbat. Memasak dapat menghilangkan kandungan asam askorbat tergantung

pada tingkat pemanasan, luas permukaan terkena air, oksigen, pH dan kehadiran

logam transisi.

repository.unisba.ac.id

Page 6: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

2.3. Metabolisme Vitamin C

Asam askorbat dalam makanan sudah tersedia dan mudah diserap oleh

transpor aktif dalam usus. Sebagian besar (80-90%) akan diserap ketika di ambil

hingga 100 mg / hari, sedangkan pada tingkat yang lebih tinggi asupan (500 mg /

hari) efisiensi penyerapan asam askorbat menurun dengan cepat. Asam askorbat

sensitif terhadap udara, cahaya, panas dan mudah dihancurkan oleh

berkepanjangan penyimpanan dan atas pengolahan makanan.

Asam askorbat menjadi senyawa larut dalam air mudah diserap tetapi tidak

disimpan dalam tubuh. Rata-rata tubuh orang dewasa memiliki kolam 1,2-2,0 g

asam askorbat yang dapat dipertahankan dengan 75 mg / d asam askorbat. Sekitar

140 mg / d asam askorbat akan menjenuhkan kolam vitamin C total tubuh. Rata-

rata paruh waktu asam askorbat dalam manusia dewasa adalah sekitar 10-20 hari,

dengan menyerahkan (turn over) 1 mg / kg tubuh dan badan kolam dari 22 mg /

kg pada askorbat plasma konsentrasi 50 µmol / L . Oleh karena itu asam askorbat

secara teratur dilengkapi melalui diet atau tablet untuk menjaga kolam asam

askorbat dalam tubuh.

Metabolit utama asam askorbat adalah asam dehydroascorbic, 2,3-

diketogulonic asam dan asam oksalat (Gambar 2.2). Jalur utama eliminasi asam

askorbat dan metabolit adalah melalui urin. Asam askorbat diekskresikan tidak

berubah ketika dosis tinggi asam askorbat dikonsumsi. Asam askorbat umumnya

tidak beracun tetapi pada dosis tinggi (2-6 g / hari) dapat menyebabkan gangguan

pencernaan atau diare. Efek samping biasanya tidak serius dan dapat dengan

repository.unisba.ac.id

Page 7: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

mudah dibalik dengan mengurangi asupan asam askorbat. Selain itu, tidak ada

data yang konsisten pada efek kesehatan yang serius vitamin C pada manusia.

 

Gambar 2.2 Katabolisme Asam Askorbat 3

Kekurangan asam askorbat menyebabkan penyakit kudis. Hal ini ditandai

oleh spons pendarahan gusi bengkak, kulit kering, luka terbuka pada kulit,

kelelahan, gangguan penyembuhan luka dan depresi. Kudis adalah kejadian

langka saat ini disebabkan oleh kecukupan asupan asam askorbat melalui sayuran

segar dan buah-buahan dan atau suplemen dalam bentuk tablet. 3

2.4. Peran Vitamin C

2.4.1 Sebagai Anti-okidan

repository.unisba.ac.id

Page 8: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

Vitamin C melepaskan elektron dengan mudah, karakter yang dapat

menjadi antioksidan. Dalam tubuh antioksidan bertahan melawan radikal bebas.

Gambar 2. 3 Bentuk Aktif Vitamin C (Understanding Nutrition)4

Gambar di atas mengilustrasikan bagaimana vitamin C dapat memberikan

elektron untuk menghentikan kerusakan radikal bebas, kemudian menerima

elektron itu kembali untuk reaktivasi. 4

2.4.2 Sebagai kofaktor dalam pembentukan kolagen

Vitamin C membantu dalam pembentukan serabut protein dari jaringan

penghubung yang dinamakan dengan kolagen. Kolagen menjadi sebagai matriks

dimana tulang dan gigi dibentuk. Ketika seseorang terluka, perekat kolagen

(collagen glues) melekatkan jaringan yang terpisah agar bersatu, menjadi bentuk

yang kita ketahui sebagai bekas luka. Sel bersatu kebanyakan karena kolagen, hal

ini sangat penting pada dinding arteri, dimana harus membesar dan berkontraksi

sesuai detak jantung, dan dalam dinding kapiler yang tipis dimana harus bertahan

dengan denyutan nadi setiap saat. 4

2.4.3 Sebagai kofaktor pada reaksi lain

Vitamin C juga berperan sebagai kofaktor dalam sintesis senyawa lain.

Sama seperti dalam pembentukan kolagen, vitamin C membantu dalam

repository.unisba.ac.id

Page 9: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

hidroksilasi dari carnitine, senyawa yang mentranspor asam lemak rantai panjang

ke dalam sel dari mitokondria untuk metabolisme energi. Vitamin C juga

membantu dalam pembuatan hormon, termasuk tiroksin, yang mengatur

kecepatan metabolik. 4

2.4.4 Pada keadaan stres

Kelenjar adrenal mengandung lebih banyak vitamin C daripada organ lain

dalam tubuh, dan pada keadaan stres, kelenjar ini melepaskan vitamin, bersamaan

dengan hormon, ke dalam darah. Sebenarnya peran vitamin dalam reaksi stres

belum begitu jelas tetapi stres fisik meningkatkan kebutuhan akan vitamin C.

Infeksi, terbakar, temperatur sangat tinggi atau rendah, terkena toksik logam

seperti timbal, merkuri, dan kadmium, pengobatan kronis, dan merokok

meningkatkan kebutuhan vitamin C. 4

2.4.5 Penyembuh Flu

Vitamin C melawan flu dengan meningkatkan fungsi banyak sel imun

(seperti leukosit) sementara melawan histamin yang menyebabkan gejala flu.5

2.5. Defisiensi Vitamin C

Pada keadaan kekurangan vitamin C dapat terjadi kudis (scurvy). Tanpa

vitamin ini, hasil sintesis kolagen tidak stabil untuk menjalankan fungsinya.

Gejala kudis ini seperti pembentukan liver spot pada kulit, gusi yang seperti

bunga karang (spongy gums), dan perdarahan dari semua mukosa membran.

Bintiknya tersebut kebanyakan di daerah paha dan tungkai, dan orang yang kena

penyakit tersebut terlihat pucat, depresi, dan sebagian tidak bergerak tubuhnya.6

repository.unisba.ac.id

Page 10: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

 

Merokok berhubungan dengan kadar vitamin C dalam darah. Relatif

jumlah vitamin C berkurang seiring dengan peningkatan rokok yang dihisap.7

2.6. Angka Kecukupan Gizi Vitamin C

Angka kecukupan gizi (AKG) yang cukup untuk kebutuhan sehari-hari

akan asam askorbat untuk dewasa (>19 tahun) adalah 90mg/hari untuk laki-laki

dan 75mg/hari untuk perempuan.8 Konsumsi asam askorbat (vitamin C) 100

mg/hari diketahui cukup untuk memenuhi seperti netrofil, leukosit, dan jaringan

lainnya pada individu yang sehat. Berdasarkan penelitian klinis dan epidemiologis

telah disarankan bahwa mengkonsumsi vitamin C 100 mg/hari berhubungan

dengan penurunan insidensi kematian karena penyakit jantung, stroke, dan

kanker.9 Walaupun begitu, stress, merokok, alkohol, demam, infeksi virus

menyebabkan penurunan yang cepat vitamin C dalam darah.

2.7. Efek Samping Vitamin C

Pada umumnya vitamin C tidak berefek samping, namun dalam dosis

tertentu memungkinkan untuk terjadinya hal itu.

Secara relatif vitamin C dosis tinggi dapat mengakibatkan gangguan

saluran pencernaan, terutama jika dikonsumsi pada keadaan perut kosong. Ketika

dimakan dalam dosis tinggi, vitamin C dapat menyebabkan diare pada subjek

yang sehat. Pada suatu percobaan, dosis mencapai 6 g asam askorbat diberikan

pada 29 bayi baru lahir, 93 anak umur belum sekolah dan bersekolah, dan 20

orang dewasa selama lebih dari 1400 hari. Dengan dosis yang lebih, manifestasi

repository.unisba.ac.id

Page 11: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

10 

 

toksik ditemukan pada 5 orang dewasa dan 4 bayi baru lahir. Tanda dan gejala

pada dewasa adalah mual, muntah, diare, muka memerah, pusing, lemah, dan

gangguan tidur. Reaksi toksik yang utama pada bayi baru lahir (infant) adalah

ruam kulit.10 Di sisi lain, Cathcart telah mendemonstrasikan pada pasien sakit

dengan influenza dan kanker contohnya, tidak menderita efek samping apapun

sampai dosisnya dinaikkan 100 g atau lebih.11

Efek samping yang mungkin terjadi selain di atas adalah keracunan besi,

dikarenakan vitamin C meningkatkan absorpsi besi. Tetapi hal itu biasanya pada

seseorang yang mempunyai penyakit gangguan kelebihan besi seperti

haemochromatosis. Kondisi genetik seperti defisiensi glucose-6-phosphate

dehydrogenase (G6PD), dapat menyebabkan penderitanya anemia hemolitik

setelah mengkonsumsi zat pengoksidasi tertentu misalnya vitamin C dosis besar.12

Selama puluhan tahun, vitamin C dosis tinggi dapat menstimulasi

pembentukan oxalate dan meningkatkan absopsi konsumsi oxalate, yang

memungkinkan mengakibatkan batu ginjal.13 Meskipun begitu ada juga yang

mengatakan tidak ada hubungan yang jelas antara konsumsi vitamin C yang

berlebihan dengan pembentukan batu ginjal.3

Selama kehamilan bulan pertama, vitamin C dosis tinggi dapat menekan

produksi progesteron dari corpus luteum.14 Karena dapat memblok fungsi

tersebut, vitamin C dosis tinggi (1000+ mg) secara teori dapat mengakibatkan

keguguran.

2.8. Sumber Vitamin C

repository.unisba.ac.id

Page 12: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

11 

 

2.8.1. Nabati

Sumber vitamin C yang berasal dari nabati atau sayuran dan buah-buahan

banyak sekali, termasuk diantaranya adalah asparagus, papaya, jeruk, semangka,

kembang kol, brokoli, brussel sprouts, green peppers, anggur, grapefruit, lemon,

stroberi, dll.5

2.8.2. Hewani

Mayoritas spesies binatang dan tumbuhan mensintesis vitamin C-nya

sendiri. Tapi tak semua produk hasil binatang merupakan sumber dari vitamin C.

Vitamin C banyak terdapat di hati dan sedikit ada di otot (daging).

Vitamin C terdapat pada ASI (air susu ibu), dalam jumlah sedikit, pada susu sapi

asli, yang sudah terpasteurisasi hanya mengandung jumlah sedikit.15 Semua

kelebihan vitamin C dibuang melalui sistem perkemihan.

 

Gambar 2.4 Biosintesis L-Askorbat pada Binatang 3

repository.unisba.ac.id

Page 13: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

12 

 

BAB III

VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang paling efektif dan komposisi

penting bagi ahli kecantikan untuk mengobati sejumlah masalah kulit, termasuk

penuaan kulit, jerawat dan gangguan pigmentasi. Sangat penting untuk memahami

dasar kimia dan fisiologi vitamin C untuk mendapatkan manfaat maksimal dari

penggunaannya. Vitamin C adalah agen perawatan yang hebat dan membutuhkan

pengetahuan dan pengalaman untuk menggunakannya secara efektif dan aman.

3.1 Pembentukan kolagen

Kolagen adalah protein yang paling berlimpah dalam tubuh, kolagen

membentuk 70% dari bobot kering kulit manusia dan merupakan komponen

penting dari sistem vaskular dan otot. Vitamin C sangat penting dalam

pembentukan kolagen. Meskipun pembentukan kolagen merupakan proses yang

kompleks, langkah-langkahnya dapat dibatasi hanya tujuh: empat di dalam

fibroblas dan tiga di sitoplasma.16 Proses ini dapat dilihat secara skematis pada

diagram (Gambar 3.1).

1. Pada Langkah 1, transkripsi terjadi, dan vitamin C diperlukan. Transkripsi

adalah proses dimana asam deoksiribonukleat (DNA) terbuka dari satu

untai ganda menjadi dua untai tunggal untuk memungkinkan dibuatnya

salinan dari kode kolagen. Kode ditranskripsi sebagai asam ribonukleat

repository.unisba.ac.id

Page 14: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

13 

 

(RNA) dan kemudian meninggalkan inti sebagai RNA messenger

(mRNA). mRNA memasuki retikulum endoplasma (RE), yang

menggunakannya sebagai template untuk membangun protein kolagen.

Dalam langkah pertama ini, sebuah polipeptida disintesis di RE.

Polipeptida adalah awal dari protein kolagen.

2. Pada Langkah 2, polipeptida dimodifikasi oleh proses yang disebut

hidroksilasi dan glikosilasi, yang sangat penting untuk pembentukan silang

(cross-linking) pada langkah berikutnya.

3. Langkah 3 menghasilkan triple heliks prokolagen (procollagen), yang juga

terjadi di RE, tetapi lebih pada RE kasar daripada RE halus.

4. Pembentukan prokolagen (dalam sel-intraselular terakhir) terjadi dalam

aparatus Golgi pada Langkah 4, langkah ekskresi di mana serat (fibril)

prokolagen siap untuk dibuang dari fibroblast ke ruang ekstraselular untuk

perakitan akhir ke serat-serat kolagen. Langkah-langkah ini dapat dilihat

dalam Gambar 3.1.

5. Dalam ruang ekstraselular, serat prokolagen mengalami Langkah 5 di

mana telopeptida, atau ujung terminal, dipotong oleh hidrolisis dan

sekarang disebut tropokolagen.

6. Pada Langkah 6, tropokolagen mulai merakit diri menjadi serat kolagen,

tetapi bukan kolagen yang matang sampai Langkah 7.

7. Kolagen matang dibentuk pada Langkah 7, tahap perhubungan silang

(cross-linking). Vitamin C digunakan pada langkah pertama dan di setiap

langkah di mana hidroksilasi terjadi. Lihat Gambar 3.2 untuk diagram

repository.unisba.ac.id

Page 15: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

14 

 

yang menggambarkan proses hidroksilasi dimana oksigen dan asam

askorbat bekerja pada lisin untuk mengubahnya menjadi sebuah gugus

karbonil, yaitu, sebuah gugus H-C=O. Dua kelompok-kelompok ini

bergabung dan membentuk perhubungan silang (cross-linking) dua serat

kolagen. Asam askorbat penting untuk inisiasi transkripsi, dalam

pembentukan procollagen dan persilangan dari kolagen fibers di

ekstraselular.1

Gambar 3.1 Proses Pembentukan Kolagen1

repository.unisba.ac.id

Page 16: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

15 

 

Gambar 3.2 Proses Hidroksilasi1

3.2 Vitamin C dalam Perawatan Kulit

Pengetahuan yang cukup tentang peran vitamin C dalam kulit dibutuhkan

agar dapat vitamin C dapat digunakan dengan efektif dalam perawatan kulit.

Peran vitamin C ini melibatkan hubungan antara fibroblas dan keratinosit.17

Vitamin C diduga mempunyai beberapa efek yang mengontrol proliferasi dan

diferensiasi keratinosit. Penambahan 25 μg / mL vitamin C pada suatu susunan

keratinosit yang rusak (disordered arrangement) dalam kultur lapisan epidermis

segera diikuti oleh hilangnya kerusakan (disorder) dan munculnya ekspresi

sebuah penanda diferensiasi yang mirip dengan yang di kulit normal. Data ini

menunjukkan bahwa fibroblas manusia dan beberapa pengubah dari proliferasi

repository.unisba.ac.id

Page 17: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

16 

 

dan diferensiasi, seperti vitamin C, sangat penting untuk epidermalisasi dalam

rekonstruksi epidermis. Pikirkan tentang tanda regang (stretch mark) hal itu

adalah manifestasi epidermis dari gangguan dermal di fibroblas.

Vitamin C, bersama dengan vitamin A, dapat membalikkan perubahan

kulit pada photoaging dan chronological aging. Telah diketahui bahwa plasma

antioksidan menurun pada actinic keratosis dan karsinoma sel basal, yang

kemungkinan besar disebabkan oleh paparan lama iradiasi ultraviolet (UV), faktor

utama dalam penyebab penyakit ini. Penurunan kadar alfa tokoferol dan GSH juga

ditemukan dalam sel basal karsinoma.

Fungsi pertahanan (barrier function) adalah bagian penting dari tugas

stratum corneum. Dalam studi kultur jaringan dengan keratinosit, setelah dua

minggu pertumbuhan, sebuah epidermis yang ter-orthokeratinisasi berkembang

dengan lapisan suprabasal menunjukkan tanda diferensiasi normal. Sel-sel

granular dengan butiran-butiran keratohyalin dan tubuh lamelar, dan korneosit

terbungkus (cornified envelopes) dan filamen keratin yang dikemas rapat

semuanya ada. Suplementasi vitamin C dari kultur lebih jauh lagi meningkatkan

pola normal dari stratum korneum dan terdapat beberapa jumlah butiran

keratohialin, dan juga, kuantitas dan organisasi interselular lamel lipid dalam

interstisial stratum korneum.18 Temuan ini memperlihatkan vitamin C berkorelasi

dengan peningkatan fungsi pertahanan (barrier) epidermis seperti yang terlihat

dari jumlah hilangnya air transepidermal yang mirip sekali dengan kulit manusia.

3.3 Penuaan Kulit

repository.unisba.ac.id

Page 18: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

17 

 

Perhatikan bahwa tanda-tanda penuaan kulit berhubungan dengan

kehilangan produksi kolagen dan kolagen yang rusak. Penggunaan vitamin C

adalah garis pertahanan utama serta pengobatan penuaan kulit. Wanita mengalami

secara bertahap hilangnya integritas dan produksi kolagen sepanjang tahun yang

berhubungan dengan aliran dalam sirkulasi kolagenase karena tingkat siklik

(cyclic level) ditentukan oleh siklus menstruasi. Sayangnya setelah menopause,

kerusakan akibat kolagenase tetap berlanjut karena produksi estrogen diinisiasi

dari jaringan adiposa. Kerusakan akibat sinar matahari dan merokok merupakan

dua penyebab utama kulit rusak, dan meskipun kulit bisa memperbaiki banyak

gangguan, hal ini terlalu sulit untuk tubuh perbaiki. 19

Dokter Peter dalam artikelnya menyarankan beberapa cara untuk

mengatasi penuaan.19 Beberapa cara tersebut yaitu mengkonsumsi diet yang baik;

hindari gula dan yang manis-manis, makan banyak buah-buahan dan sayuran,

memilih daging tak berlemak dan ikan, dan menghindari makanan gorengan,

panggang dan bakar. Selain itu menyarankan untuk mengkonsumsi multivitamin

setiap hari, bersama dengan 100 mg proanthocyanidins (OPC) dan 500 mg

vitamin C setiap hari.

Pengobatan topikal harus berpusat pada individu. Pada dasarnya, ada tiga

derajat kerusakan kulit dan penuaan kulit termasuk kerusakan kulit.19

1. Kerusakan minimal. Kerusakan minimal biasa berupa garis-garis halus

di sekitar mata dan mulut tanpa pipi yang melorot, dan kerutan yang merupakan

garis rambut secara mendalam.

repository.unisba.ac.id

Page 19: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

18 

 

Pengobatan topical kerusakan minimal. Mulailah dengan pengelupasan

(peel) kimia entah dengan asam salisilat atau asam laktat. Gunakan krim malam

dengan 0,1-0,5% retinol dan vitamin C pada 3-5%, dan inhibitor kolagenase,

seperti OPC. Pada siang hari, gunakan 5-10% vitamin C dalam serum atau krim,

bersama dengan vitamin E dan OPC, serta SPF paling sedikit 15. Ingat bahwa

vitamin C akan memperlambat kerusakan akibat sinar matahari. Lihat klien setiap

bulan selama tiga bulan, selanjutnya setiap dua bulan. Terakhir, jika dia merokok,

sangat penting untuk mencoba mengubah perilaku dirinya.

2. Kerusakan sedang. Kerusakan moderat muncul sebagai lebih dalam,

lebih panjang, deretan garis di sekitar mata, dengan lebih jelas di lipatan

nasolabial dan aksentuasi dari lipatan labiomental, serta perubahan-perubahan

pigmentasi sebagai bintik-bintik berwarna di sana-sini, pipi mengendur dan

kening yang keriput.

Pengobatan topical kerusakan moderat. Menghentikan kerusakan dan

kemudian kembalikan. Hal ini akan memakan waktu. Mulailah dengan krim asam

salisilat siang dan malam seperti pada kerusakan minimal. Untuk kunjungan

berikutnya dalam satu bulan, melakukan Jessner's peel, dan jadwal janji

pertemuan lain untuk bulan berikutnya. Klien juga akan mendapat keuntungan

sekali-sekali dari perawatan oksigen dan perawatan enzim. Anda dapat

mengulangi Jessner itu dalam tiga sampai enam bulan dan harus

merekomendasikan vitamin C serum untuk pemakaian sehari-hari. Ingat bahwa

vitamin C adalah penting dalam membangun kembali kolagen.

repository.unisba.ac.id

Page 20: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

19 

 

3. Kerusakan berat. Kerusakan berat digambarkan dengan sangat dalam

dan keriput panjang di mana-mana pada wajah, banyak yang mengendur,

perubahan warna dari semua jenis dan gangguan pigmentasi, mata mulai

tenggelam, lipatan nasolabial yang dalam dan keriput labiomental, dan leher

kalkun (turkey neck).

Pengobatan topikal pada kerusakan berat. Kulit rusak berat adalah

tantangan nyata. Jika kerutan-kerutan itu cukup dalam sampai dapat memegang

sedotan, Anda harus merujuk pada seorang dokter kulit dan menindaklanjuti

sesuai prosedur. Jika hal ini tidak dilakukan, klien akan membutuhkan Jessner’s

peel secara periodik, yang harus didahului oleh enzim peel. Ikuti

perkembangannya karena klien mungkin perlu perawatan retinol kadar 1-2%.

Diperlukan pengalaman dan beberapa pelatihan pada tingkat ini untuk

menggunakannya. Seberapa sering melakukan pengelupasan (peel) akan

tergantung pada respon klien dan tingkat keahlian dokternya.

3.4 Hiperpigmentasi

Ada tiga jenis utama hiperpigmentasi kulit.

1. Melasma adalah istilah umum yang menggambarkan kulit yang

menggelap.

2. Chloasma biasanya digunakan untuk menggambarkan diskolorasi kulit

yang disebabkan oleh hormon, seperti kehamilan, pil KB atau terapi

penggantian estrogen. Sering, melasma dan chloasma digunakan secara

bergantian.

repository.unisba.ac.id

Page 21: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

20 

 

3. Solar lentigenes adalah istilah teknis untuk bintik-bintik gelap pada kulit

yang disebabkan oleh matahari. Lentigenese menggambarkan daerah gelap

kulit yang sangat umum pada orang dewasa dengan riwayat lama tak

terlindungi paparan sinar matahari.

Vitamin C dapat memblokir tirosinase, yang sangat penting dalam

pembentukan melanin. Mungkin diperlukan waktu selama 4-12 minggu untuk

mengurangi bercak pigmen (pigmented spots). Vitamin C berfungsi baik dengan

asam laktat sebagai obat kombinasi. Magnesium ascorbyl fosfat, L-asam askorbat,

ascorbyl glukosamin dan asam askorbat adalah berbagai bentuk vitamin C yang

dianggap antioksidan yang stabil dan efektif untuk kulit. Dibutuhkan asam

askorbat tingkat tinggi untuk mengurangi pigmen, sampai 10% dari beberapa

bentuk. Umumnya, asam askorbat bekerja lebih baik dengan agen lainnya. Pigmen

kulit (Dermal pigment) didiagnosis dengan lampu Wood. Sebuah pengamatan

baru menunjukkan bahwa lampu Wood dapat digunakan untuk menentukan

kedalaman pigmentasi melanin dalam kulit.20 Kombinasi asam mandelat

(mandelic acid) 5% dengan asam askorbat 5-10% sering efektif untuk pigmentasi

dermal. Selalu yang terbaik untuk merujuk klien dengan pigmentasi dermal ke

dokter spesialis kulit. Lampu Wood adalah salah satu alat diagnostik terbaik yang

dapat miliki.

3.5 Bekas luka bekas luka dan perawatan

Bekas luka wajah tidak mudah untuk diobati. Luka parut adalah hasil dari

proses penyembuhan luka yang merangsang pembentukan kolagen. Vitamin C

repository.unisba.ac.id

Page 22: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

21 

 

sangat penting dalam proses ini, tetapi terkadang hal itu membuat kelebihan

produksi kolagen, sehingga membentuk luka parut.

Bekas luka hipertrofik adalah benjolan/bengkakan merah pada kulit yang

terbatas pada batas-batas luka asli. Meskipun beberapa bersifat permanen, mereka

dapat hampir hilang setelah beberapa tahun.21

Keloid adalah bekas luka yang besar yang terus tumbuh dan sering

berubah bentuk menjadi besar, seperti tumor, tumbuh jinak dan yang paling sering

terjadi pada orang yang berkulit gelap. Mereka dapat disebabkan oleh operasi,

cedera, masalah kulit seperti jerawat atau tindikan di badan, terutama pada lobus

telinga. Tempat tersering untuk keloid adalah bahu dan dada.21

Bekas luka berbintik-bintik (pitted scars) bekas luka yang berbentuk

cekung relung di kulit yang disebabkan hilangnya struktur-struktur pendukung

kulit, seperti lemak atau otot, dan yang paling sering dikaitkan dengan jerawat dan

ayam pox.21

Usia rata-rata onset untuk keloid telah diperkirakan sekitar 22 tahun bagi

perempuan dan laki-laki. Daerah tubuh tertentu yang lebih rentan terhadap luka

mencakup wilayah dengan kelenjar sebasea yang mensekresikan minyak atau

daerah yang ketegangan kulitnya tinggi termasuk bahu, dada, leher, punggung

atas, telinga dan lengan atas.22

Tanda regang (Stretch mark) atau striae adalah luka yang dapat

mempunyai banyak bentuk juga. Mereka terjadi lebih sering pada wanita selama

masa remaja dan penambahan berat badan.

repository.unisba.ac.id

Page 23: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

22 

 

Beberapa pengobatan untuk bekas luka dikembangkan beberapa tahun

yang lalu dengan menggunakan pita silikon. Perawatan yang dilakukan

tampaknya adalah menghidrasikan bekas luka, secara parsial melarutkan kolagen

dan merangsang pembentukan kolagen baru. Ini penjelasan sederhana untuk suatu

proses yang sebenarnya sangat kompleks. Meskipun hal itu dapat memperbaiki

bekas luka, tetapi kulit tidak pernah kembali ke keadaan semula.

Berikut adalah beberapa saran dokter Peter untuk bekas jerawat, bekas

luka bedah dan bekas luka bakar. Perawatan akan memakan waktu beberapa

minggu hingga berbulan-bulan tergantung pada ukuran dan umur bekas luka.

Gunakan vitamin C dengan pemakaian oklusi, seperti bungkus plastik atau jeli

berminyak. Dibutuhkan 3-5% konsentrasi asam askorbat. Jika ada iritasi, ubah

asam askorbat kristal (crystalline ascorbic acid) jadi magnesium ascorbyl fosfat.

Jika sudah berpengalaman konsentrasi asam askorbat dapat ditingkatkan,

meskipun tidak boleh melebihi 10%.19

3.6 Hasil-hasil Penelitian

Beberapa hasil penelitian menunjukkan vitamin C, atau L-ascorbic acid,

dapat menjadi agen topikal yang efektif untuk keriput dan garis halus. Karena

vitamin C penting untuk produksi kolagen dan mereduksi radikal bebas. Jika

radikal bebas dibiarkan dapat merusak sekitar sel yang sehat dan mempercepat

penuaan. Oksidasi dapat dipicu oleh polusi, sinar matahari, stres, merokok, dan

konsumsi alkohol yang berlebih.23

repository.unisba.ac.id

Page 24: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

23 

 

L-asam askorbat larut air dianggap sebagai bentuk yang paling aktif dari

vitamin itu, tetapi tidak stabil untuk preparat topikal. Vitamin C larut lemak (atau

ascorbyl palmitate) lebih stabil dan juga cenderung rendah iritasi. 23

Vitamin C topikal memiliki efek fotoprotektif melalui kandungan

antioksidannya, tetapi dapatkah membalikan kerusakan yang dibuat sinar matahari

tersebut? Mempertahankan vitamin C aktif yang diolesi di kulit adalah tantangan

karena sensitivitasnya pada cahaya dan oksigen. 24

Pada suatu penelitian placebo-controlled, double-blind, 10 orang

menerima vitamin C topikal selama 3 bulan pada sebagian wajahnya dan medium

jel sendiri pada bagian satunya. Senyawa aktifnya mengandung 10% vitamin C

(larut air) dan 7% tetrahexyldecyl ascorbate (analog vitamin C larut lemak) dalam

gel polisilikon anhydrous, dimana kandungan aktifnya dapat dilepas perlahan.

Keriput dinilai dengan skala 9.

Keriput menunjukkan perbaikan secara signifikan pada bagian yang diberi

vitamin C: 15% di sekitar mulut, 13% pada pipi, dan 18,6% pada daerah sekitar

mata. Gel-nya sendiri secara statistik menghasilkan perbaikan signifikan hanya

keriput di sekitar mata (14,5%). Tidak ada perbaikan yang signifikan pada daerah

dahi pada kedua bagiannya. Hidrasi membaik sampai batas normal pada kedua

sisi tersebut pada 6 orang yang sebelumnya dikategorikan kulit kering pada awal

penelitian. Tidak ada perbaikan yang signifikan pada dispigmentasi kulit. Sampel

biopsi diambil pada 12 minggu pada 4 orang menunjukkan ketebalan median

Grenz-zone 52 µm on pada sisi yang diberi vitamin C dan 37 µmon pada sisi gel-

repository.unisba.ac.id

Page 25: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

24 

 

nya sendiri. mRNA kolagen tipe I lebih menonjol pada sisi yang diberi perlakuan

dibanding dengan sisi satunya. 25

repository.unisba.ac.id

Page 26: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

25 

 

BAB IV

KESIMPULAN & SARAN

4.1 KESIMPULAN

Dari berbagai penelitian vitamin C (asam askorbat) yang telah dilakukan

diketahui vitamin C memiliki peran dan fungsi yang cukup berharga bagi

kehidupan kita sehari-hari. Salah satunya adalah bersifat antioksidan. Vitamin C

sebagai antioksidan diakui sebagai senyawa penting dalam produk-produk anti-

aging baik itu berupa suplemen yang diminum, topikal yang dioleskan, ataupun

cairan suspensi yang disuntikkan.

Vitamin C adalah salah satu vitamin yang paling efektif dan komposisi

penting bagi ahli kecantikan untuk mengobati sejumlah masalah kulit.

Sangat penting untuk memahami dasar kimia dan fisiologi vitamin C

untuk mendapatkan manfaat maksimal dari penggunaannya. Vitamin C adalah

agen perawatan yang hebat dan membutuhkan pengetahuan dan pengalaman

untuk menggunakannya secara efektif dan aman.

4.2 SARAN

Diperlukan penelitian lebih lanjut mengenai efek dari vitamin C tersebut

sebagai antioksidan terhadap kesehatan kulit, baik peroral, topikal, maupun secara

injeksi.

repository.unisba.ac.id

Page 27: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

26 

 

DAFTAR PUSTAKA

1. Schiffenberger. (2006). History of High-dose Vitamin C. [Online].

Tersedia: http://www.pascoe-global.com/sites/vc/content/e4279/e4289/ index_eng.html [30 Mei 2009]

2. IUPAC. (2009). Systematic IUPAC Name. In Vitamin C: Wikipedia [Online]. http://en.wikipedia.org/wiki/Vitamin_C. [30 Mei 2009]

3. Naidu, KA. (2003). "Vitamin C in human health and disease is still a mystery? An overview.". J. Nutr. [Online]. 2. doi:10.1186/1475-2891-2-7. Tersedia: http://www.nutritionj.com/content/pdf/1475-2891-2-7.pdf [10 Juli 2009]

4. Whitney, E. dan Rolfes, S.R. (2005). Understanding Nutrition (Tenth ed.).Wadsworth: Thomson Wadsworth.

5. Gropper, S.S., Smith, J.L. and Groff, J.L. (2005). Advanced Nutrition and Human Metabolism (Fourth ed.). Wadsworth: Thomson Wadsworth.

6. McGee, William (2007). Vitamin C. National Institutes of Health. [Online]. Tersedia: http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/ 002404.htm [3 Juli 2009]

7. BBC News. (2000). The influence of smoking on vitamin C status in adults. BBC news and Cambridge University. [Online]. Tersedia: http://news.bbc.co.uk/2/hi/health/901196.stm [6 Juni 2009]

8. Frei B, Traber M. (2001). “The new US dietary reference for vitamins C and E”. Redox Rep 2001, PubMed Abstract. 6:5-9. [10 Juli 2009]

9. Carr AC, Frei B. (1999). Does vitamin C act as pro-oxidant under physiological conditions ?. FASEB J, [Online]. 13:1007-1024. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/10336883?dopt=Abstract&holding=f1000,f1000m,isrctn [10 Juli 2009]

10. World Health Organization. (2007). Toxicological evaluation of some food additives including anticaking agents, antimicrobials, antioxidants, emulsifiers and thickening agents [Online]. Tersedia: http://www.inchem.org/documents/jecfa/jecmono/v05je20.htm [10 Juli 2009]

11. Cathcart, Robert F. III (1985). "Vitamin C: the nontoxic, nonrate-limited, antioxidant free radical scavenger". Medical Hypotheses [Online]. 18 (1). doi:10.1016/0306-9877(85)90121-5. [10 Juli 2009]

repository.unisba.ac.id

Page 28: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

27 

 

12. Cook, JD., Reddy, MB. (2001). "Effect of ascorbic acid intake on

nonheme-iron absorption from a complete diet". Am. J. Clin. Nutr. [Online]. 73 (1): 93-8. Tersedia: http://www.ajcn.org/cgi/reprint/73/1/93.pdf [10 Juli 2009]

13. Massey, LK., Liebman, M., Kynast-Gales SA (2005). "Ascorbate increases human oxaluria and kidney stone risk". J. Nutr. [Online]. 135 (7): 1673-7. Tersedia: http://jn.nutrition.org/cgi/reprint/135/7/1673.pdf [10 Juli 2009]

14. Ovcharov R, Todorov S (1974). "[The effect of vitamin C on the estrus cycle and embryogenesis of rats]" (in Bulgarian). Akusherstvo i ginekologiia [Online]. 13 (3): 191-5. [10 Juli 2009]

15. Clark, Stephanie, Ph. D (2007). Comparing Milk: Human, Cow, Goat & Commercial Infant Formula. Washington State University. [Online]. Tersedia: http://www.saanendoah.com/compare.html [10 Juli 2009]

16. S Murad et al. (1981). Regulation of collagen synthesis by ascorbic acid, Proc Nat Acad Sci, 78 2879–2892

17. S Wha Kim et al. (2002). Fibroblasts and ascorbate regulate epidermalization in reconstructed human epidermis. J Dermatol Sci, 30(3) 215–223 [Desember 2009]

18. S Pasonen-Seppänen et al. (2001). Vitamin C enhances differentiation of a continuous keratinocyte cell line (REK) into epidermis with normal stratum corneum ultrastructure and functional permeability barrier, Histochem Cell Biol, 116(4) 287–297 2001.

19. Pugliese, P.T.,MD. 2009. Vitamin C in Skin Care. Skin Inc Magazine. June 2009 issue

20. B Gilchrest et al. (2006) Localization of melanin pigmentation in the skin with Wood’s lamp. Brit J Dermat, 96 245–247 2006.

21. en.wikipedia.org/wiki/Scar [20 Desember 2009]

22. www.dowcorning.com/content/publishedlit/poster064.pdf [20 Desember 2009]

23. BNET. (2008). Vitamin C Fights Aging Skin. BNET. [Online]. Tersedia: http://www.redorbit.com/news/health/1382504/vitamin_c_fights_aging_skin/index.html [22 Juli 2009]

repository.unisba.ac.id

Page 29: PERANAN VITAMIN C DALAM PERAWATAN KULIT

28 

 

24. Hruza, G.J. (2002). Vitamin C Skin Rejuvenation. Journal Watch Dermatology.[Online]. Tersedia: http://dermatology.jwatch.org/cgi/content/full/2002/430/5 [3 Agustus 2009]

25. Fitzpatrick RE and Rostan EF. (2002). Double-blind, half-face study comparing topical vitamin C and vehicle for rejuvenation of photodamage. Dermatol Surg [Online]. 28:231-6. Tersedia: http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/11896774 [3 Agustus 2009]

repository.unisba.ac.id