Upload
noorpuspito
View
335
Download
8
Embed Size (px)
DESCRIPTION
pengelolaan, pengolahan, sampah, organik, usaha
Citation preview
18
RESUME PENGETAHUAN PERSAMPAHAN
5.1. Alternatif Pengelolaan Sampah
Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatifalternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfilltidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatifalternatiftersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan caramendaurulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau kealam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapaihal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tigaprinsipprinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkanjumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.
Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaurulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampurseperti yang ada saat ini. Dan industriindustri harus mendesain ulang produkprodukmereka untuk memudahkan proses daurulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuksemua jenis dan alur sampah.
Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yangmungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahanbahan organik dapat mengkontaminasi/mencemari bahanbahan yang mungkin masih bisa di daurulang dan racun dapatmenghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatanalur limbah yang berasal dari produkproduk sintetis dan produkproduk yang tidakdirancang untuk mudah didaurulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistemdaurulang atau tahapan penghapusan penggunaan.
Programprogram sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil,dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama programprogram dinegaranegara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yangtelah berhasil dilakukan di negaranegara maju, mengingat perbedaan kondisikondisifisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah ataupemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yangada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalamsistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
19
zabbaleen di Kairo, yang telah berhasil membuat suatu sistem pengumpulan dan daurulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpuldan mempekerjakan 40,000 orang.
Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampahorganik merupakan komponenkomponen terpenting dari suatu sistem penanganansampah kota. Sampahsampah organik seharusnya dijadikan kompos, vermikompos(pengomposan dengan cacing) atau dijadikan makanan ternak untuk mengembalikannutirisinutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahanbahan yang masih bisadidaurulang tidak terkontaminasi, yang juga merupakan kunci ekonomis dari suatualternatif pemanfaatan sampah. Daurulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaanper ton sampah dibandingkan dengan kegiatan lain, dan menghasilkan suatu aliranmaterial yang dapat mensuplai industri.
Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah
Hambatan terbesar daurulang, bagaimanapun, adalah kebanyakan produk tidakdirancang untuk dapat didaurulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama inipara pengusaha hanya tidak mendapat insentif ekonomi yang menarik untukmelakukannya. Perluasan Tanggungjawab Produsen (Extended Producer Responsibility EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembaliprodukproduk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untukmendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaurulang, tanpa materialmaterial yang berbahaya dan beracun. Namun demikian EPR tidak selalu dapatdilaksanakan atau dipraktekkan, mungkin baru sesuai untuk kasus pelarangan terhadapmaterialmaterial yang berbahaya dan beracun dan material serta produk yangbermasalah.
Di satu sisi, penerapan larangan penggunaan produk dan EPR untuk memaksa industrimerancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daurulang di sisi lain,merupakan sistemsistem alternatif yang mampu menggantikan fungsifungsi landfill atauinsinerator. Banyak komunitas yang telah mampu mengurangi 50% penggunaan landfillatau insinerator dan bahkan lebih, dan malah beberapa sudah mulai mengubahpandangan mereka untuk menerapkan "Zero Waste" atau "Bebas Sampah".
Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)
Sampah atau limbah dari alatalat pemeliharaan kesehatan merupakan suatu faktorpenting dari sejumlah sampah yang dihasilkan, beberapa diantaranya mahal biayapenanganannya. Namun demikian tidak semua sampah medis berpotensi menular danberbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitasfasilitas medis hampir serupadengan sampah domestik atau sampah kota pada umumnya. Pemilahan sampah di
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
20
sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit danberbahaya dari sampah yang umum.
Sampah yang secara potensial menularkan penyakit memerlukan penanganan danpembuangan, dan beberapa teknologi noninsinerator mampu mendisinfeksi sampahmedis ini. Teknologiteknologi ini biasanya lebih murah, secara teknis tidak rumit danrendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.
Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obatobatan, yang dihasilkanoleh fasilitasfasilitas kesehatan. Sampahsampah tersebut tidak sesuai diinsinerasi.Beberapa, seperti merkuri, harus dihilangkan dengan cara merubah pembelian bahanbahan; bahan lainnya dapat didaurulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hatihatidan dikembalikan ke pabriknya. Studi kasus menunjukkan bagaimana prinsipprinsip inidapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil diIndia dan rumah sakit umum besar di Amerika.
Sampah hasil proses industri biasanya tidak terlalu banyak variasinya seperti sampahdomestik atau medis, tetapi kebanyakan merupakan sampah yang berbahaya secarakimia.
Produksi Bersih
Produksi Bersih (Clean Production) merupakan salah satu pendekatan untuk merancangulang industri yang bertujuan untuk mencari caracara pengurangan produkproduksamping yang berbahaya, mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakanprodukproduk dan limbahlimbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsipprinsip Produksi Bersih adalah prinsipprinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharianmisalnya dengan menerapkan Prinsip 3R, 4R, 5R. (Sumber: www.walhi.or.id)
5.2. Paradigma Penanganan Sampah
Penumpukkan sampah di TPA adalah akibat hampir semua pemerintah daerah diIndonesia masih menganut paradigma lama penanganan sampah kota, yangmenitikberatkan hanya pada pengangkutan dan pembuangan akhir. TPA dengan systemlahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan,karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, sudah saatnya pemerintah daerah mengubahpola pikir yang lebih bernuansa lingkungan. Konsep pengelolaan sampah yang terpadusudah saatnya diterapkan, yaitu dengan meminimisasi sampah serta maksimasi daurulang dan pengomposan disertai TPA yang ramah lingkungan. Paradigma barupenanganan sampah lebih merupakan satu siklus yang sejalan dengan konsep ekologi.Energi baru yang dihasilkan dari hasil penguraian sampah maupun proses daur ulangdapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
21
REDUCE
SAMPAHREUSE
RESIDU
RECYCLE
Angkut
Pengolahan
SAMPAH
Kumpul
Angkut
Buang
LAMA BARU
Pengendalian gasMethan & CO2 (CDM)
Sanitary Landfill/Waste to Energy
PARADIGMA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN
Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut setidaknya mengkombinasikan pendekatanpengurangan sumber sampah, daur ulang & guna ulang, pengkomposan, insinerasi danpembuangan akhir. pengurangan sumber sampah untuk industri berarti perlunyateknologi proses yang nirlimbah serta packing produk yang ringkas/ minim serta ramahlingkungan. Sedangkan bagi rumah tangga berarti menanamkan kebiasaan untuk tidakboros dalam penggunaan barangbarang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang danguna ulang diterapkan khususnya pada sampah non organik seperti kertas, plastik,alumunium, gelas, logam dan lainlain. Sementara untuk sampah organik diolah, salahsatunya dengan pengkomposan.
Manfaat Sampah
Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapatdibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan dapat didaurulang bagi sampahanorganik.
Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri yang dapat menghasilkan vitaminB12 yang samajenisnya dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktifdapat memfermentasikan sampah dan kotoran sungai sehingga dihasilkan vitamin B12adalah bakteribakteri yang termasuk Streptomyces. Kadar vitamin B12 dalam sampahdan kotoran sungai berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakandari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberiansampah dan kotoran sungai sebesar 2% pada ternak, ternyata mampu meningkatkanberat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 4085%,mineral 1570%, nitrogen 110%, fosfat 14,5% dan kalium 0,14,5%. Sampah rumahtangga, sampah restoran, kertas, kotoran ternak, limbah pertanian dan industri yangbersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
22
Dengan pengolahan sampah menjadi bahanbahan yang berguna akan memberikankeuntungan selain meningkatkan efisiensi produksi dan keuntungan ekonomi bagipengolah sampah, juga dapat mengurangi biaya pengangkutkan ke pembungan akhir(TPA) dan mengurangi biaya pembuangan akhir, menghemat sumber daya alam,menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri(bersih, sehat, nyaman).
Penanganan Sampah 3R, 4R dan 5R
Pemikiran konsep zero waste adalah pendekatan serta penerapan sistem dan teknologipengolahan sampah perkotaan skala kawasan secara terpadu dengan sasaran untukmelakukan penanganan sampah perkotaan skala kawasan sehingga dapat mengurangivolume sampah sesedikit mungkin, serta terciptanya industri kecil daur ulang yangdikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.
Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan recycle), serta prinsippengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan maksud untuk mengurangibeban pengangkutan (transport cost). Orientasi penanganan sampah dengan konsep zerowaste diantaranya meliputi :
1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu
2. Teknologi pengomposan
3. Daur ulang sampah plastik dan kertas
4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator
5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak
6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah
7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah
8. Pengolahan sampah kota metropolitan
9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.
Pengertian Zero Waste adalah bahwa mulai dari produksi sampai berakhirnya suatuproses produksi dapat dihindari terjadi “produksi sampah” atau diminimalisir terjadinya“sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce,Reuse, Recycle).
Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang industri yangbertujuan untuk mencari caracara pengurangan produkproduk samping yang berbahaya,mengurangi polusi secara keseluruhan, dan menciptakan produkproduk dan limbahlimbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologi. Prinsip ini juga dapat diterapkanpada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan skala rumah tangga.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
23
Prinsipprinsip yang dapat diterapkan dalam penangan sampah misalnya denganmenerapkan prinsip 3R, 4R atau 5R. Penanganan sampah 3R adalah konseppenanganan sampah dengan cara reduce (mengurangi), reuse (menggunakan kembali),recycle (mendaurulang sampah), sedangkan 4R ditambah replace (mengganti) mulai darisumbernya. Prinsip 5R selain 4 prinsip tersebut di atas ditambah lagi dengan replant(menanam kembali). Penanganan sampah 4R sangat penting untuk dilaksanakan dalamrangka pengelolaan sampah padat perkotaan yang efisien dan efektif, sehinggadiharapkan dapat mengrangi biaya pengelolaan sampah.
Prinsip reduce dilakukan dengan cara sebisa mungkin lakukan minimisasi barang ataumaterial yang kita pergunakan. Semakin banyak kita menggunakan material, semakinbanyak sampah yang dihasilkan.
Prinsip reuse dilakukan dengan cara sebisa mungkin pilihlah barangbarang yang bisadipakai kembali. Hindari pemakaian barangbarang yang sekali pakai. Hal ini dapatmemeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.
Prinsip recycle dilakukan dengan cara sebisa mungkin, barangbarang yang sudah tidakberguna lagi, bisa didaur ulang. Tidak semua barang bisa didaur ulang, namun saat inisudah banyak industri nonformal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampahmenjadi barang lain.
Prinsip replace dilakukan dengan cara teliti barang yang kita pakai seharihari. Gantilahbarangbarang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Jugateliti agar kita hanya memakai barangbarang yang lebih ramah lingkungan. Misalnya,ganti kantong keresek kita dengan keranjang bila berbelanja, dan jangan pergunakanStyrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa diurai secara alami.
Prinsip replant dapat dilakukan dengan cara membuat hijau lingkungan sekitar baiklingkungan rumah, perkantoran, pertokoan, lahan kosong dan lainlain. Penanamankembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah.
Tabel 1. Upaya 5R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial
Penanganan 5R Cara Pengerjaannya
Reduce Hindari pemakaian dan pembelian produk yang menghasilkan sampahdalam jumlah besar.
Gunakan produk yang dapat diisi ulang. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai Jual atau berikan sampah yang telah terpisah kepada pihak yang
memerlukan.
Reuse Gunakan kembali wadah/kemasan untuk fungsi yang sama atau fungsilainnya.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
24
Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulangulang. Gunakan baterai yang dapat diisi kembali. Kembangkan manfaat lain dari sampah.
Recycle Pilih produk dan kemasan yang dapat didaurulang dan mudah terurai. Lakukan penangan untuk sampah organic menjadi kompos dengan
berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitasmasingmasing.
Lakukan penanganan sampah anorganik menjadi barang yangbermanfaat.
Replace Ganti barangbarang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramahlingkungan.
Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabatdengan lingkungan.
Gantilah barangbarang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barangyang lebih tahan lama.
Replant Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.
Tabel 2. Upaya 5R di Daerah Fasilitas Umum
Penanganan 5R Cara Pengerjaannya
Reduce Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi. Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali. Sediakan jaringan informasi dengan computer. Maksimumkan penggunaan alatalat penyimpan elektronik yang dapat
dihapus dan ditulis kembali. Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis. Gunakan produk yang dapat diisi ulang. Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.
Reuse Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulangulang. Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis
kembali.
Recycle Olah sampah kertas menjadi kertas kembali. Olah sampah organic menjadi kompos.
Replace Gantilah barangbarang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barangyang lebih tahan lama.
Replant Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
25
Tabel 3. Upaya 5R di Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)
Penanganan 5R Cara Pengerjaannya
Reduce Berikan insentif oleh produsen bagi pembeli yang mengembalikankemasan yang dapat digunakan kembali.
Berikan tambahan biaya bagi pembeli yang meminta kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya.
Memberikan kemasan/bungkusan hanya pada produk yang benarbenar memerlukan.
Sediakan produk yang kemasannya tidak menghasilkan sampah dalamjumlah besar.
Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastic belanja. Jual atau berikan sampah yang telah terpilah kepada yang
memerlukannya.
Reuse Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produklain, seperti pakan ternak.
Berikan insentif bagi konsumen yang membawa wadah sendiri, atauwadah belanjaan yang diproduksi oleh swalayan yang bersangkutansebagai bukti pelanggan setia.
Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.
Recycle Jual produkproduk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik. Berilah insentif kepada masyarakat yang membeli barang hasil daur
ulang sampah. Oleh kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga bermanfaat
bagi proses lainnya. Lakukan penanganan sampah organic menjadi kompos atau
memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan. Lakukan penanganan sampah anorganik.
Replace Ganti barangbarang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramahlingkungan.
Ganti pembungkus plastik dengan pembungkus yang lebih bersahabatdengan lingkungan.
Replant Buat hijau dan teduh lingkungan anda, dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.
Pemilahan Sampah
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
26
Berdasarkan uraian tentang 3R, 4R atau 5R tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangatpenting artinya. Adalah tidak efisien jika pemilahan dilakukan di TPA, karena ini akanmemerlukan sarana dan prasarana yang mahal. Oleh sebab itu, pemilahan harus dilakukan disumber sampah seperti perumahan, sekolah, kantor, puskesmas, rumah sakit, pasar, terminaldan tempattempat dimana manusia beraktivitas. Mengapa perlu pemilahan? Sesungguhnyakunci keberhasilan program daur ulang adalah justru di pemilahan awal. Pemilahan berartiupaya untuk memisahkan sekumpulan dari “sesuatu” yang sifatnya heterogen menurut jenisatau kelompoknya sehingga menjadi beberapa golongan yang sifatnya homogen. ManajemenPemilahan Sampah dapat diartikan sebagai suatu proses kegiatan penanganan sampah sejakdari sumbernya dengan memanfaatkan penggunaan sumber daya secara efektif yang diawalidari pewadahan, pengumpulanan, pengangkutan, pengolahan, hingga pembuangan, melaluipengendalian pengelolaan organisasi yang berwawasan lingkungan, sehingga dapat mencapaitujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.
Pada setiap tempat aktivitas dapat disediakan empat buah tempat sampah yang diberi kode,yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa diurai oleh mikrobia (sampah organik), satutempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dansatu tempat sampah untuk botol. Malah bisa jadi menjadi lima tempat sampah, jika kertasdipisah tersendiri. Untuk sampahsampah B3 tentunya memerlukan penanganan tersendiri.Sampah jenis ini tidak boleh sampai ke TPA. Sementara sampahsampah elektronik (sepertikulkas, radio, TV), keramik, furniture dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutansampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampahsampah tersebut ditentukan setiap3 bulan sekali.
Di Australia, misalnya, sistem pengelolaan sampah juga menerapkan model pemilahan antarasampah organik dan sampah anorganik. Setiap rumah tangga memiliki tiga keranjang sampahuntuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (anorganik), satu untuk bekasmakanan, dan satu lagi untuk sisasisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkutoleh tiga truk berbeda yang memiliki jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambiljenis sampah yang menjadi tugasnya. Sehingga pemilahan sampah tidak berhenti pada levelrumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.
Sampahsampah yang telah dipilah inilah yang kemudian dapat didaur ulang menjadi barangbarang yang berguna. Jika pada setiap tempat aktivitas melakukan pemilahan, makapengangkutan sampah menjadi lebih teratur. Dinas kebersihan tinggal mengangkutnya setiaphari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swastadapat memproses sampahsampah tersebut menjadi barang yang berguna. Dengan cara ini,maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.
Pemanfaatan sampah
Teknikteknik pemrosesan dan pengolahan sampah yang secara luas diterapkan di lapangan,khususnya di negara industri antara lain adalah:
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
27
Pemilahan sampah secara manual maupun mekanis berdasar jenisnya Pemadatan sampah (baling) Pemotongan sampah Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayasa Pemrosesan sampah sebagai sumber gasbio Pembakaran dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan enersi panas
Sampah basah dapat dibuat kompos, pupuk dan pakan ternak, sampah kering dapat dipakaikembali dan didaur ulang, dan sampah kertas didaur ulang dan pakan ternak.
Daur ulang
Daur ulang adalah salah satu strategi pengelolaan sampah padat yang terdiri atas kegiatanpemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk bekas pakai.
Material yang dapat didaur ulang antara lain botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll.,kertas, aluminium bekas wadah minuman ringan, bekas kemasan kue dll., besi bekas, plasticbekas wadah shampoo, air mineral, jerigen, ember dll., sampah basah dapat diolah menjadikompos.
Daur ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle.
Menggunakan kembali: barangbarang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknyadapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaurulang sampahdidaur ulang untuk dijadikan bahan baku industri dalam proses produksi. Dalam proses ini,sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya.
Sampah organik dapat didaur ulang menjadi produkproduk berguna seperti kompos, pupukkandang, briket dan biogas.
Tabel 4. Beberapa sampah yang dapat dijualNo. Jenis barang Harga/kg1 Gelas aqua 16002 Kaleng oli 15003 Ember biasa 11004 Kaset, botol yakult, botol kecap 1505 Ember hitam (anti pecah) 8006 Botol aqua 7007 Putian (botol bayclin, infuse) 16008 Kardus 5009 Kertas putih 70010 Majalah 35011 Koran 50012 Duplek (kardus tipis) 15013 Pembungkus semen 40014 Besi beton 700
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
28
15 Besi super 45016 Besi pipa 25017 Tembaga super 800018 Tembaga bakar 700019 Aluinium tebal 600020 Aluminium tipis 400021 Botol air besar 40022 Botol bir kecil, sprite, fanta. 200
Sumber: Urip Santoso, 2009
5.3. Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat
Sampah pada dasarnya dihasilkan oleh atau merupakan konsekuensi dari adanya aktifitasmanusia. Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa hakikatnya proses perubahanmateri atau proses produksi apapun tidak ada yang berjalan effisien 100 persen. Setiapaktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah yang jumlah dan volumenyasebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakansehari – hari.
Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis materialyang kita konsumsi. Berdasarkan hasil perhitungan sebagaimana tercantum dalam bukuinfrastruktur Indonesia(Bappenas, 2003), pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah diIndonesia mencapai 22,5 juta ton, dan meningkat lebih dua kali lipat pada tahun 2020menjadi 53,7 juta ton. Sementara di kota besar di Indonesia diperkirakan timbulansampah perkapita berkisar antara 600 – 830 gram per hari. Sebagai ilustrasi betapabesarnya timbulan sampah yang dihasilkan, data beberapa kota besar di Indonesia dapatmenjadi rujukan. Kota Jakarta setiap hari menghasilkan timbulan sampah sebesar 6.2 ributon, Kota Bandung sebesar 2.1 ribu ton, Kota Surabaya sebeasar 1.7 ribu ton, dan KotaMakasar 0.8 ribu ton (Damanhuri, 2002). Jumlah tersebut membutuhkan upaya yang tidaksedikit dalam penanganannya.
Kompleksitas penanganan persampahan semakin meningkat seiring denganberkembangnya suatu kota, dalam hal ini sentralisasi kegiatan ekonomi maupunmeluasnya wilayah perkotaan. Sentralisasi ini akan meningkatkan aktivitas ekonomimaupun meluasnya wilayah perkotaan. Sentralisasi ini akan meningkatkan aktivitasekonomi yang menarik para pendatang lebih banyak dan menambah jumlah pendudukkota, sehingga kota akan menghadapi problem volume dan jenis sampah yang semakinmeningkat.
Perkembangan kota yang meluas akan menghadirkan tantangan bagi Pemerintah Kotadalam menyelenggarakan pelayanan yang mampu menjangkau seluruh lokasipermukiman secara efektif dan efisien. Untuk kotakota besar dan metropolitan,persoalan menjadi semakin serius bila sudah menyentuh perencanaan lokasi bagi
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
29
prasarana dan sarana pengolahan sampah, berkait dengan kelangkaan tanah diperkotaan, penolakan warga disekitar lokasi yang direncanakan, pembiayaan sertaperlunya mekanisme kerjasama antar kota.
Berdasarkan data diatas diperkirakan kebutuhan lahan TPA di Indonesia pada tahun 1995adalah 675 Ha, dan meningkat menjadi 1.610 Ha pada tahun 2020. Berbeda dengan didaerah pedesaan dimana lahan yang tersedia masih luas dan sampahnya kebanyakanbersifat degradable atau mudah terurai sehingga persoalan sampah belum dipandangsebagai suatu problem, maka di perkotaan masalah persampahan merupakan sebuahtantangan yang akan menentukan sustainaibility lingkungan suatu kota. Kegagalanmenangani problem persampahan ini akan meningkatkan resiko warga kota berhadapandengan berbagai macam penyakit yang akan meningkatkan biaya sosisal untuk kesehatan.
Selain itu sampah yang dibuang ke sungai dan saluran pembuangan berpotensimenimbulkan banjir. Kelompok pertama yang paling dirugikan adalah masyarakat miskin.Alasan tersebut menyebabkan Pemerintah Kota berkewajiban menyediakan sistempengolahan sampah yang efektit, efisien dan terjangkau. Dalam visi kota yangberkelanjutan, manajemen persampahan yang terintegrasi akan mencakup klasifikasilimbah ke dalam organik dan nonorganik, beracun dan tidak beracun, limbah buangan,limbah daur ulang dan kompos, dengan penekanan utama opersionalisasi prinsipprinsipreduce, reuse, dan recycle (3R). Pengomposan sudah banyak dilakukan atau banyakdibicarakan dan direncanakan untuk dilakukan namun baru terlaksana dalam jumlah yangsangat terbatas.
Di sisi lain dari manajemen sampah perkotaan, masyarakat telah melihat bahwa TPA yangada tidak dikelola dengan baik. Operasional TPA secara open dumping masih dijalankan dihampir semua TPA di Indonesia. Disamping itu, masih terjadi pembakaran sampah untukmengurangi timbunan sampah, dan tidak terkelolanya gas metan yang dihasilkan olehtimbunan sampah. Hal ini sebenarnya sangat bertentangan dengan semangat ProtokolKyoto yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia, dimana pengurangan gas metanmenjadi salah satu persyaratan, masalah lain yang timbul akibat pengelolaan TPA yangtidak persyaratan diantaranya adalah timbulnya bau, menurunnya kualitas air akibatpembuangan sampah ke sungai, merembesnya air lindi dari TPA ke air tanah dangkal danair permukaan, pencemaran udara serta merebaknya dioxin yang bersifat karsinogen.
Kesadaran masyarakat akan kebersihan sudah baik, tetapi baru terbatas hanya padalingkungan kecil saja khususnya rumah. Rumah memang bebas dari sampah tetapisampah tersebut tidak dibuang pada tempatnya yang benar seperti ke selokan, sungai,bahkan halaman kosong milik tetangga. Fenomena peduli kebersihan dalam lingkungansendiri semata yang tergambar dalam fenomena NIMBY (Not In My Back Yard) sangatterasa disini.
Jaka dibandingkan dengan kesediaan membayar pelayanan air minum, maka kesediaanmembayar pengelolaan sampah relatif lebih rendah. Ini terjadi karena masyarakat tidak
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
30
mengetahui sebenarnya seperti apa pengelolaan sampah itu berlangsung. Rendahnyatingkat pengorbanan masyarakat untuk memberikan kontribusinya berbanding terbalikdengan jumlah timbunan sampah, karenanya perlu dicari cara dan metoda yang tepatagar masyarakat tertarik dan mau bertanggungjawab dalam memecahkan permasalahansampah yang ada disekitarnya salah satunya adalah dengan program pengelolaan sampahterpadu berbasis masyarakat.
Pengertian
Pengelolaan Sampah Terpadu berbasis masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaansampah yang didasarkan pada kebutuhan dan permintaan masyarakat, direncanakan,dilaksanakan (jika feasible), dikontrol dan dievaluasi bersama masyarakat. Dalampengertian ini pemeran (penguasa, kekuatan) utama dalam pengelolaan sampah adalahmasyarakat. Bukan pemerintah atau lembaga lainnya seperti LSM dan lain – lain.Pemerintah dan lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator.
Fungsi motivator adalah memberikan dorongan agar masyarakat siap memikirkan danmencari jalan keluar terhadap persoalan sampah yang mereka hadapi. Tetapi jikamasyarakat belum siap, maka fungsi pemerintah atau lembaga lain adalah menyiapkanterlebih dahulu. Misalnya dengan melakukan pelatihan, study banding danmemperlihatkan contoh – contoh program yang sukses dan lain – lain. Fungsi fasilitatoradalah memfasilitasi masyarakat untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah secara baikdan berkesinambungan. Jika masyarakat mempunyai kelemahan dibidang teknikpemilahan dan pengomposan maka tugas fasilitator adalah memberikan kemampuanmasyarakat dengan berbagai cara misalnya dengan memberikan pelatihan, begitu jugajika masyarakat lemah dalam hal pendanaan, maka tugas fasilitator adalah membantumencari jalan keluar agar masyarakat mampu mendapat pendanaan yang dibutuhkan,tetapi harus dilakukan secara hati – hati jangan sampai membuat masyarakat tergantung.
Mengapa Berbasis Masyarakat
Produsen sampah utama adalah masyarakat, sehingga mereka harus bertanggung jawabterhadap sampah yang mereka produksi (poluters must pay). Konsep penangan sampahyang baik adalah penanganan sampah yang dimulai di sumber. Semakin dekat dengansumbernya maka semakin besar rasa memiliki (sense of belonging) dan rasa tanggungjawab orang untuk mengelola sampahnya. Misalnya jika sampah desa A dibuang ke desaB, secara sosial pasti akan ada penolakan oleh desa B, karena desa B tidak mempunyaisense of belonging terhadap sampah dari desa A. Oleh karena itu lebih baik sampah desaA dibuang dan dikelola sendiri oleh desa A.
Sumber sampah yang berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yangbersangkutan agar mereka bertanggung jawab terhadap sampahya sendiri, karena jika
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
31
dikelola oleh pihak lain biasanya mereka kurang bertanggung jawab bahkan cenderungdestruktif.
Intinya adalah bagaimana mengarahkan kekuatan masyarakat (social capital) untukmemecahkan masalah sampah. Bukan untuk melawan program pengelolaan sampah.Sebab tidak jarang ditemukan program – program yang baik untuk masyarakat, karenatidak melibatkan masyarakat dihalangi, ditolak dan dirusak sendiri oleh masyarakat.
Disamping itu kemampuan pemerintah baik dari sisi manajemen dan pendanaan masihsangat terbatas, misalnya kemampuan pemda kabupaten Tangerang dalam mengelolasampah hanya sebesar 30 persen. Jika tanggung jawab sampah hanya diserahkan padapemerintah maka mustahil permasalahan sampah dapat terselesaikan secara baik danberkelanjutan.
Berbasis masyarakat bukan berarti dalam pengoperasiannya selalu harus dilakukan olehmasyarakat, tetapi boleh juga dilakukan oleh lembaga atau badan profesional yangmampu dan diberi mandat oleh masyarakat. Yang penting adalah apa yang layak danrealistis dilakukan untuk memecahkan masalah sampah yang dihadapi oleh masyarakattrersebut. Misalnya kalau secara realistis masyarakat tidak mampu dari sisi waktu danmanajemen untuk mengoperasikan maka jangan diserahkan pengeoperasiannya padamasyarakat. Lebih baik masyarakat didorong untuk mencari dan menunjuk lembagaprofesional atau perorangan yang mampu dan dipercaya untuk mengoperasikan.
Mekanisme Pelaksanaan
Dalam pelaksanaannya, pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat sangatberagam tergantung siapa yang mengambil inisistif, ditingkat mana kita mulai dan siapasaja (stakeholders) yang dilibatkan. Jika inisiatif datang dari LSM biasanya dimulai daripenentuan calon lokasi, kemudian dilanjutkan dengan proses berikutnya. Namun jikainisiatif datang dari pemerintah pusat, maka tahapannya tentu lebih panjang. Misalnya,jika inisiatifnya datang dari pemerintah pusat biasanya, ada beberapa tahapan yang biasadilakukan antara lain: (1). Penentuan Calon Pemda (longlist). (2). Sosialisasi dan promosiprogram kepada pemerintah daerah. (3). Seleksi pemerintah daerah yang berminat (shortlist). (4). Penentuan calon lokasi masyarakat (long list lokasi masyarakat), (5). Sosialisasi kemasyarakat, (6). Seleksi masyarakat (short list masyarakat), (7). Pembentukan kelompokmasyarakat. (8) Pelatihan dan Penyusunan rencana kerja masyarakat. (9). Pelaksanaanprogram, monitoring dan evaluasi program pada berbagai tingkatan (ditingkatmasyarakat, ditingkat pemda dan ditingkat nasional).
Penentuan calon pemda, biasanya didasarkan pada beberapa kriteria misalnya urgensipersoalan sampah yang ada, kemampuan APBD serta kerjasama. Sosialisasi kepadaPemda biasanya lebih ditekankan pada pemecahan masalah persampahan yang adadikota tersebut, serta memperkenalkan pendekatan berbasis masyarakat, keuntungandan kerugiannya, prosedur dan mekanisme pendanaannya baik sumber maupun sistem
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
32
pencairan dana. Disamping itu diperkenalkan pula contoh – contoh praktek unggulan yangpernah dan sedang dilaksanakan.
Dalam pelaksanaan program berbasis masyarakat umumnya pemda terbentur padakepres no 80 atau yang sudah diperbaharui tentang sistem pengadaan barang dan jasapemerintah. Karena sampai saat ini belum ada pedoman umum tentang pelaksanaanproyek yang berbasis masyarakat, terutama yang nilainya diatas Rp 50 juta ke atas. Hal initentunya menjadi bahan diskusi dan pemikiran semua pihak dimasa mendatang.Walaupun begitu, program – program pembangunan yang berbasis masyarakat sudahbanyak juga yang terlaksana, misalnya saja program SANIMAS, sanitasi berbasismasyarakat.
Dalam seleksi pemda biasanya disusun suatu kriteria untuk menetapkan pemda yangberhak ikut dalam program tersebut, biasanya dilihat dari urgensi, permasalahan sampahyang dihadapi, kesediaan pemda untuk berkontribusi dan keseriusan pemda untukmemecahkan masalah tersebut dan lain – lain. Penentuan calon lokasi masyarakatbiasanya ditentukan oleh pemda berdasarkan pada kepadatan penduduk danpermasalahan sampah yang dihadapi, dan kesediaan . Umumnya didaerah kumuh danmiskin. Setelah ditentukan calon lokasi, maka beberapa pemimpin formal dan informaldari calon lokasi tersebut diundang oleh pemda untuk diinformasikan tentang rencanapemda dalam program penanganan sampah. Dalam kesempatan ini diperkenalkantentang kondisi persampahan yang ada. sistem penanganannya, keuntungan dankerugiannya, teknologi yang diterapkan, kriteria calon masyarakat yang bisa ikut dalamprogram dan lain – lain.
Dalam seleksi masyarakat biasanya disusun suatu kriteria antara lain: ketersediaan lahanuntuk pengolahan sampah, adanya kelompok yang siap bertanggung jawab, kesiapanmasyarakat untuk berkontribusi (minimal pada saat operasi dan maintenance) dan lain –lain. Setelah masyarakat diseleksi maka dilakukan pembentukan kelompok yangdifasilitasi oleh fasilitator dari LSM dan atau Pemda. Ditetapkan pengurus (ketua,sekretaris, bendahara) dan anggota, serta disusun
anggaran dasar kelompok. Didalam kelompok didiskusikan segala hal antara lainmengenai hak dan kewajiban kelompok. Alternatif teknologi yang akan digunakan,alternatif pengorganisasian, alternatif sumber dan pengelolaan keuangan, Alternatifpenyebaran informasi program dan lain – lain. Semua hal yang didiskusikan didalamkelompok kemudian dituangkan dalam rencana kerja kelompok masyarakat atau yangsering dikenal dengan rencana kerja masyarakat. Rencana kerja masyarakat biasanyaterdiri dari DED (detail engineering desain), RAB (rencana anggaran biaya) dan schedulepelaksanaan. Rencana kerja harus disetujui dan ditandatangani oleh pihak pihak yangbekerjasama.
Setelah rencana kerja disusun maka dilaksanakan kegiatan konstruksi pembangunantempat pegolahan sampah terpadu (jika opsi ini dipilih). Sebagai sarana pengurangan
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
33
(reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycleable). Setelah dilaksanakankontruksi dan pengoperasian maka dilakukan kontrol (monitoring) dan evaluasi. Biasanyauntuk 3 bulan pertama evaluasi dilakukan secara intensif, minimal satu kali perminggu,namun setelah itu frekuensinya bisa dikurangi bisa menjadi satu bulan sekali, tergantungpada kebutuhan lapangan. Hal yang cukup penting dalam pengelolaan sampah berbasismasyarakat adalah melakukan survey kepuasan pengguna (user satisfactory survey), halini biasanya dilakukan setahun sekali. Untuk melakukan survey dapat bekerjasama denganmahasiswa yang sedang dan akan membuat skripsi.
Stakeholder Terkait
Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat perlu melibatkan semua pihakyang terkait dan berkepentingan (stakeholders). Tetapi harus hati – hati sebab jika terlalubanyak yang terlibat bisa terjadi lebih banyak diskusi daripada bekerja. Perlu dilakukananalisa yang tepat mengenai fungsi dan peran stakeholder. Di Pemda perlu ada leadingsektor yang bisa mengkoordinasikan dan memimpin program. Karena programnyaberbasis masyarakat maka perlu ada fasilitator handal yang mampu memfasilitasi baiksecara teknik maupun sosial. Biasanya teman – teman LSM mempunyai kemampuandibidang ini.
Sumber Pembiayaan
Sumber pembiayaan program pengelolaan sampah terpadu berasal dari patungan (share)dari berbagai pihak terutama dari masyarakat dan pemerintah daerah. Masyarakatbiasanya hanya mampu berkontribusi antara 2 – 4 persen untuk investasi, dan 100 persenpada tahap operasi dan perawatan. Selebihnya merupakan dana pemda dan ataupemerintah pusat, swasta dan atau donor (jika ada).
Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan sinergi kekuatandana dari pemerintah daerah dipadukan dengan kekuatan sosial masyarakat (socialcapital) serta kekuatan teknologi dari para ahli (LSM, Universitas, konsultan dll). (sumber:anonim)
5.4. Penanganan Sampah pada Tingkat Rumah Tangga
Sampah rumah tangga adalah sampah yang dihasilkan dari aktivitas rumah tangga padaumumnya. Tidak dapat disangkal bahwa tinggal di suatu rumah akan menghasilkansampah dan seringkali merepotkan, terutama jika rumah tidak dirancang agar dapatsegera mengeluarkan sampahsampah ini dari dalam rumah. Pengelolaan sampah rumahtangga bukanlah suatu kebiasaan, tapi merupakan satu set instalasi rumah dan ketekunanyang bertujuan untuk menjaga rumah tetap indah sekaligus melindungi lingkungan.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
34
Komposisi sampah rumah tangga.Sumber: littletrasure2u.com
Manfaat Pengelolaan Sampah Skala Rumah TanggaPengelolaan sampah rumah tangga memiliki manfaat yang besar baik bagi penghunimaupun masyarakat sekitarnya. Bagi penghuni rumah, pengelolaan sampah yang baikberarti mulai menciptakan lingkungan rumah yang sehat karena jumlah sampah yang adadi rumah bisa berkurang.
Cara/Metode Pengelolaana. Pemilahan sampah
Memilah sampah adalah langkah awal dalam pengelolaan sampah. Dulunya, hanyadikenal pemilahan sampah basah dan sampah kering. Cara ini dapat dikembangkanlagi dengan memilah sampah berdasarkan jenisnya yang lebih spesifik. Misalnya,sampah kering dipisahkan lagi menjadi sampah kertas, plastik, kaleng, dan kaca.
SAMPAH ORGANIK
KERTAS
KONSTRUKSI
PLASTIK
METALLAINLAIN
KACA
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
35
Contoh pemilahan sampah yang dimulai dari rumah.Sumber: Modul Pelatihan Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat – ESDP
Contoh kantong pemilah sampah untuk tingkat rumah tanggaSumber: alibaba.com
b. Proses 3R
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
36
Proses 3R (Reduce, Reuse, Recycle) yang berarti “Mengurangi, MenggunakanKembali, dan Mendaur Ulang” adalah proses yang paling umum dan paling seringdipropagandakan untuk mengurangi jumlah sampah. Proses ini sendiri akan lebihefektif jika dilakukan pada skala rumah tangga.• Reduce
Reduce berarti mengurangi jumlah sampah yang dihasilkan. Caranya dapatberbagai macam, misalnya: Membeli barang sesuai kebutuhan agar tidak menghasilkan sisa/sampah
(leftover). Dengan cara ini, tidak hanya sampah yang dapat dikurangi, tapijuga jumlah pengeluaran untuk belanja.
Membeli dan menggunakan barang yang dapat digunakan berulang kaliatau tahan lama
Hindari membeli barang dengan pembungkus yang berlebihan. Akan lebihbaik jika membawa tas belanja sendiri dari rumah. Tastas ini sudah banyakberedar di pasaran dengan desain yang unik.
Contoh tas belanjaSumber: beta.irri.org/news/bulletin/2009.48/bullimg/recycle.bag.jpg
Belilah kebutuhan rumah seperti sabun, pembersih, detergen, dalamkemasan besar. Satu buah kemasan besar akan menghasilkan lebih sedikitsampah daripada beberapa kemasan kecil untuk jumlah yang sama.
Gunakan produk yang bisa didaur ulang atau terbuat dari bahan yang bisadidaur ulang.
Kurangi kebiaasan membawa pulang makanan. Jika ada waktu untuk makandi tempat, lebih baik makan di tempat. Lebih baik lagi jika membiasakan diriuntuk makan masakan sendiri di rumah.
Hindari penggunaan tissue atau produk kertas lainnya untuk mengelaptangan setelah cuci tangan atau sekedar membersihkan meja. Sebagaigantinya, gunakan lap kain.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
37
Di beberapa negara bahkan sudah menerapkan aturan tegas tentang jumlahsampah yang diangkut setiap minggunya dari tiap rumah untuk menekan jumlahsampah yang dihasilkan. Biasanya, kebijakan mereka adalah dengan hanyamengambil satu tong sampah besar dalam kondisi tertutup. Jika ada kelebihanmuatan, sampahsampah tersebut tidak diangkut dan akan menjadi ‘masalah’sendiri bagi penghuni rumah tersebut. Selain satu tong sampah, yang jugadiangkut adalah sampah yang bisa didaur ulang. Sampah ini biasanya diletakkandalam plastik transparan khusus untuk benda daur ulang.
Contoh aturan pengangkutan sampah rumah tanggaSumber: www.canterbury.gov.uk/clean
• ReuseReuse berarti menggunakan kembali barang atau produk. Contohnya: Menggunakan sikat gigi bekas sebagai sikat untuk membersihkan sepatu atau
barangbarang Menyumbangkan bendabenda lama atau pakaian layak yang tidak terpakai
lagi kepada pantipanti asuhan atau panti sosial. Jika memungkinkan, tas ataupakaian yang sudah lama bisa didesain ulang menjadi tas/pakaian/aksesorisbaru.
Menyimpan kardus dari kiriman barang. Jangan langsung dibuang karenamungkin akan terpakai saat akan mengirimkan barang lagi.
• RecycleRecycle atau proses daur ulang adalah cara yang paling umum dilakukan saat ini.Biasanya, barangbarang yang didaur ulang ini adalah jenis barang yang tidakdapat dipakai kembali atau merupakan bahan sisa (sampah anorganik).
Jika tidak mampu mendaur ulang sampah sendiri, sebaiknya lakukan pemisahansampah, kemudian jual ke tempat loak atau biarkan pemulung mengambilnya.Biasanya, barangbarang ini nanti akan dibawa ke pabrik pengolahan sendiriuntuk mendaur ulang materialmaterial pembentuknya.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
38
Pemilahan sampah untuk didaur ulangSumber: littletrasure2u.com
KompostingSampah organik (sampah mudah membusuk) yang ada di rumah dapat diolah menjadikompos dengan alatalat yang sederhana. Misalnya dengan menggunakan takakurauntuk skala rumah tangga.
Contoh Takakura dan susunan bagian dalam TakakuraSumber: Modul Pelatihan Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat – ESDP
5.5. Pengelolaan Sampah OrganikSampah Organik terdiri dari bahanbahan penyusun tumbuhan dan hewan yang diambildari alam atau dihasilkan dari kegiatan pertanian, perikanan atau yang lain. Sampah inidengan mudah diuraikan dalam proses alami. Sampah rumah tangga sebagian besarmerupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisatepung, sayuran, kulit buah, dan daun.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
39
Sumber: www.linergy.co.uk Sumber: www.northherts.gov.uk
Sumber dan Jenis Sampah Organik
A. PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK
Pengolahan sampah organik.Sumber: www.hallasanup.com
1. PENGOMPOSAN
Sampahmakanan
Corongpenuang
Penimbunan/pembakaran
Pengomposanaerob
Padatankotoran
Fermenterasam
Fermentermetan
Penyimpankotoran
Gudangbiogas
Generator ListrikPupukGudang
Pemisah/penghancur
Material inert
Tangki pencampur Pemisahbergravitasi
Belt atau baut tekan
dewater
Lindi
Air Olahan
Ke STPAir olahan
Pembongkaran
Kompos
Pemanas
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
40
Himbauan untuk mendaur ulang sampah organik menjadi komposSumber: www.bionetix.co.uk
a. PengertianPengomposan adalah proses dimana bahan organik mengalami penguraian
secara biologis, khususnya oleh mikrobamikroba yang memanfaatkan bahan organiksebagai sumber energi. Membuat kompos adalah mengatur dan mengontrol prosesalami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuatcampuran bahan yang seimbang, pemberian air yang cukup, mengaturan aerasi, danpenambahan aktivator pengomposan.
Secara umum, pengomposan dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni proses aerobdan anaerob. Pengomposan secara aerobik paling banyak digunakan, karena mudahdan murah untuk dilakukan, serta tidak membutuhkan kontrol proses yang terlalusulit. Dekomposisi bahan dilakukan oleh mikroorganisme di dalam bahan itu sendiridengan bantuan udara. Sedangkan pengomposan secara anaerobik memanfaatkanmikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.
b. Manfaat pengomposanAspek Ekonomi :• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah• Mengurangi volume/ukuran limbah• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnyaAspek Lingkungan :• Mengurangi polusi udara karena pembakaran limbah dan pelepasan gas metana
dari sampah organik yang membusuk akibat bakteri metanogen di tempatpembuangan sampah
• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunanAspek bagi tanah/tanaman:• Meningkatkan kesuburan tanah
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
41
• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah• Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman• Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah
c. Proses pengomposan aerobikPeralatan
Peralatan yang dibutuhkan dalam pengomposan secara aerobik terdiri dariperalatan untuk penanganan bahan dan peralatan perlindungan keselamatan dankesehatan bagi pekerja. Berikut disajikan peralatan yang digunakan.1. Terowongan udara (Saluran Udara)
§ Digunakan sebagai dasar tumpukan dan saluran udara§ Terbuat dari bambu dan rangka penguat dari kayu§ Dimensi : panjang 2m, lebar ¼ ½ m, tinggi ½ m§ Sudut : 45o§ Dapat dipakai menahan bahan 2 – 3 ton
2. Sekop§ Alat bantu dalam pengayakan dan tugastugas lainnya
3. Garpu/cangkrang§ Digunakan untuk membantu proses pembalikan tumpukan bahan dan
pemilahan sampah4. Saringan/ayakan
§ Digunakan untuk mengayak kompos yang sudah matang agar diperolehukuran yang sesuai
§ Ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan§ Saringan bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar
5. Termometer§ Digunakan untuk mengukur suhu tumpukan§ Pada bagian ujungnya dipasang tali untuk mengulur termometer ke bagian
dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat§ Sebaiknya digunakan termometer alkohol (bukan air raksa) agar tidak
mencemari kompos jika termometer pecah6. Timbangan
§ Digunakan untuk mengukur kompos yang akan dikemas sesuai berat yangdiinginkan
§ Jenis timbangan dapat disesuaikan dengan kebutuhan penimbangan danpengemasan
7. Sepatu boot
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
42
§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi kaki selama bekerja agar terhindardari bahanbahan berbahaya
8. Sarung tangan§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi tangan selama melakukan
pemilahan bahan dan untuk kegiatan lain yang memerlukan perlindungantangan
9. Masker§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi pernafasan dari debu dan gas
bahan terbang lainnya
Tahapan Pengomposan1. Pemilahan Sampah
§ Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik(barang lapak dan barang berbahaya). Pemilahan harus dilakukan denganteliti karena akan menentukan kelancaran proses dan mutu kompos yangdihasilkan
2. Pengecil Ukuran§ Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga
sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos3. Penyusunan Tumpukan
§ Bahan organik yang telah melewati tahap pemilahan dan pengecil ukurankemudian disusun menjadi tumpukan.
§ Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengandimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.
§ Pada tiap tumpukan dapat diberi terowongan bambu (windrow) yangberfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.
4. Pembalikan§ Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan
udara segar ke dalam tumpukan bahan, meratakan proses pelapukan disetiap bagian tumpukan, meratakan pemberian air, serta membantupenghancuran bahan menjadi partikel kecilkecil.
5. Penyiraman§ Pembalikan dilakukan terhadap bahan baku dan tumpukan yang terlalu
kering (kelembaban kurang dari 50%).§ Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras
segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.§ Apabila pada saat digenggam kemudian diperas tidak keluar air, maka
tumpukan sampah harus ditambahkan air. sedangkan jika sebelum diperassudah keluar air, maka tumpukan terlalu basah oleh karena itu perludilakukan pembalikan.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
43
6. Pematangan§ Setelah pengomposan berjalan 30 – 40 hari, suhu tumpukan akan semakin
menurun hingga mendekati suhu ruangan.§ Pada saat itu tumpukan telah lapuk, berwarna coklat tua atau kehitaman.
Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.7. Penyaringan
§ Penyaringan dilakukan untuk memperoleh ukuran partikel kompos sesuaidengan kebutuhan serta untuk memisahkan bahanbahan yang tidak dapatdikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.
§ Bahan yang belum terkomposkan dikembalikan ke dalam tumpukan yangbaru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.
8. Pengemasan dan Penyimpanan§ Kompos yang telah disaring dikemas dalam kantung sesuai dengan
kebutuhan pemasaran.§ Kompos yang telah dikemas disimpan dalam gudang yang aman dan
terlindung dari kemungkinan tumbuhnya jamur dan tercemari olehbibit jamur dan benih gulma dan benih lain yang tidak diinginkan yangmungkin terbawa oleh angin. (Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kompos)
d. Pengomposan dengan alat/ mesin komposterPengomposan dapat juga menggunakan alat mesin yang berfungsi dalam
memberi asupan oksigen serta membalik bahan secara praktis. Komposter Rotary Klinberkapasitas 1 ton bahan sampah mengelola proses membalik bahan dan mengontrolaerasi dengan cara mengayuh pedal serta memutar aerator (exhaust fan). Penggunaankomposter BioPhoskko disertai aktivator kompos yang tepat akan meningkatkan kerjapenguraian bahan (dekomposisi) oleh jasad renik menjadi 5 sampai 7 hari saja.
Komposter jenis ini lebih banyak digunakan pada skala rumah tangga. Carapenggunaannya adalah (Sumber: www.rtlima.com/infokomposter.pdf):• Sampah dipilah di dapur dan di taman
Sisa buahbuahan, sisa sayuran, dan sampah taman dipotong dengan ukuran 25cm. Semakin kecil potongan, semakin cepat proses pembusukan. Pemotongansampah ini dapat menggunakan alat pencacah sampah. Sementara untuk sisamakanan, tiriskan terlebih dahulu makana yang berkuah.
• Sampah dimasukkan ke dalam komposter rumah tanggaBila diperlukan, masukkan sumber karbon untuk menutupi bagian atas sampah.Sumber karbon dapat mengurangi munculnya larva lalat dan mempercepat prosespembusukan. Sumber karbon antara lain: dedak, sekam, serbuk gergaji, pupukkandang, kompos.
• Jangan terlalu banyak memasukkan sampah taman ke dalam komposter, karenasampah taman lebih lama membusuk dibandingkan sampah basah lainnya
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
44
• Jika komposter sudah penuh, sampah bagian bawah yang sudah berubah menjadikompos dapat dipanen atau didiamkan selama 30 hari menunggu hingga semuasampah di bagian atas berubah menjadi kompos
2. PEMBUATAN BIOGAS Limbah organik lain yang dapat diolah adalah limbah/ kotoran yang berasal dari hewanternak. Kotoran ternak mengandung zatzat yang dapat menjadi sumber gas metanasehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas, dalam hal ini gas.a) Alat
• Drum volume 200 liter• Drum volume 120 liter
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
45
• Sepotong pipa 10 cm yang berdiameter 2 cm• Slang untuk penyalur gas• Kran penyalur gas• Ember• Jerigen volume 5 liter• Martil• Pahat.
b) Bahan• Kotoran sapi, kerbau, unggas atau hewan lainnya• Limbah hasil panen dan atau sampah organik lainnya• Air
c) Cara Kerja• Campurkan 2 liter kotoran sapi dan dua liter air ke dalam ember, aduk hingga
merata• Tambahkan ke dalam campuran tadi cacahan rumput secukupnya dan aduk
kembali hingga merata• Masukan campuran bahanbahan tadi ke dalam jerigen yang bervolume 5 liter.
Biarkanlah jerigen tersebut terbuka• Simpanlah jerigen yang telah berisi campuran bahanbahan tadi pada tempat
yang aman dan terlindung selama 2 bulan.• Selama penyimpanan, lakukanlah pengguncangan pada jerigen tersebut sebanyak
3 atau 4 kali dalam satu minggud) Persiapan Limbah yang Akan Digunakan
• Kumpulkan kotoran sapi atau hewan ternak lainnya• Kumpulkan bahanbahan organik yang berupa limbah pertanian, limbah pasar,
limbah ternak, atau limbahlimbah organik lainnya.• Bila bahanbahan organik yang akan digunakan telah kering, hancurkan terlebih
dahulu dengan cara mencacahnya hingga halus.• Bila bahanbahan organik yang akan digunakan masih basah (masih segar),
lakukan pencabikan untuk memudahkan pembusukan, kemudian simpanlahditempat terbuka selama sekitar 10 hari agar mengalami pembusukan.
e) Menempatkan Limbah dalam Unit Biogas• Masukan 3 ember bahanbahan organik yang telah disiapkan di atas bersama
sama dengan 3 ember air kedalam drum yang bervolume 200 liter, kemudianaduk hingga merata.
• Lakukan hal yang sama hingga mencapai volume sekitar 2/3 volume drum 200liter atau hingga setinggi volume drum 120 liter.
• Masukan starter yang telah disiapkan di atas ke dalam drum 200 liter yang telahdiisi bahanbahan organik, kemudian aduklah hingga merata.
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
46
• Masukan drum yang bervolume 120 liter dengan kran dalam keadaan terbuka.Tekanlah drum kecil tersebut hingga mencapai dasar drum besar. Usahakan tidakada udara dalam drum kecil tersebut.
• Jika permukaan drum bervolume 120 liter tidak terbenam, keluarkan kembalidrum tersebut dan tambahkan kembali bahanbahan organik dan air ke dalamdrum bervolume 200 liter sampai mencukupi untuk membenamkan drumbervolume 120 liter.
• Bila sudah diyakini bahwa drum bervolume 120 liter terbenam seluruhnya dalamcampuran bahanbahan organik yang terdapat di dalam drum bervolume 200 literdan bagian dalam drum bervolume 120 liter tersebut telah penuh berisi bahanbahan organik, tutuplah keran yang terdapat pada drum bervolume 120 liter tadi(lihat gambar).
• Biarkanlah drumdrum tadi selama 3 4 minggu. Selama waktu ini prosesfermentasi akan berlangsung dan gas yang dihasilkan akan terjebak di dalamdrum bervolume 120 liter. Gas ini akan menyebabkan drum bervolume 120 literterdorong ke atas.
• Sambil menunggu proses fermentasi berlangsung, periksalah apakah adakebocoran gas dari drum bervolume 120 liter. Bila terjadi kebocoran segera ditambal dengan cat atau aspal. Untuk mengetahui adanya kebocoran dapatdilakukan dengan cara membasahi permukaan drum bervolume 120 liter denganair sabun. Kebocoran akan terlihat dengan adanya buih pada daerah yang bocortersebut.
• Setelah diketahui drum bervolume 120 liter berisi gas, periksalah gas tersebutuntuk meyakinkan bahwa gas yang terbentuk merupakan gas yang dapatdigunakan untuk bahan bakar. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membukakran dan menyalakan api di atas pipa penyalur gas.
f) Catatan• Waktu yang diperlukan untuk memproduksi gas sekitar 3 4 minggu, setelah itu
gas akan diproduksi secar kontinyu selama 8 minggu. Selama 8 minggu ini,separuh dari total gas yang diproduksi dibentuk pada 2 3 minggu pertama,sisanya dibentuk pada 5 6 minggu terakhir.
• 2. Setelah waktu 8 minggu dilalui, gas tidak akan banyak terbentuk, maka unitbiogas dapat dikosongkan kembali dan isinya dapat digunakan sebagai starteruntuk pembuatan biogas berikutnya.
• 3. Dalam pembuatan starter kotoran sapi yang digunakan diusahakan yang masihbaru (hangat). (Sumber: file.upi.edu Diana Rochintaniawati: Pembuatan Biogas)
3. PEMBUATAN BIOBRIKETPengolahan sampah organik lainnya adalah dengan membuat biobriket. Bahan utamabiobriket adalah ampas tanaman, umumnya tanaman ladang seperti jagung, tebu,
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
47
maupun kelapa sawit. Pembuatan biobriket ini digagas oleh Basriyanta, Ketua LembagaSentra Inovasi Energi.a) Biobriket dari Bonggol Jagung
Untuk pembakaran sampah, digunakan sistem pembakaran sendiri. Maksudnyaadalah dengan menyulut sebagian sampah kering dengan api. Setelah itu apimenjalar dan membakar sampah lainnya hingga menjadi arang. Langkahberikutnya, menghancurkan arang dengan cara menumbuk dan mengayaknya.Karbon hasil ayakan itu dicampur dengan perekat agar padat. Pemadatan dilakukanagar bahan bakar mempunyai nilai kalori yang tinggi, sampai 5.000 kal/g. Sebagaibahan perekat, digunakanlah tepung kanji. Bahan lain sebagai perekat adalahblotong atau limbah produksi gula. Sekilo tapioka diencerkan dalam 10 kg airhangat dan diaduk merata hingga menjadi lem. Campuran karbon dan lemdimasukkan ke pencetak berupa pipa PVC sepanjang 10 cm dan berdiameter 1 inci.Kemudian campuran tersebut dipres hingga padat sepanjang 6 cm. Hasil cetakanlantas dijemur hingga kering selama 2 hari. Biobriket basah dioven selama 2 jam.Sumber panas dalam oven itu adalah panas pembakaran sampah. Prosespembuatan biobriket sejak pembakaran daundaun hingga pemadatan mencapai 2jam; jika menggunakan tongkol jagung, 4 jam. (Sumber: trubusonline.co.id)
b) Biobriket Serbuk GergajiSelama ini serbuk gergaji hasil proses pemotongan kayu tidak dimanfaarkan danhanya dibuang atau dibakar begitu saja, pada hal serbuk gergaji ini masih mengikatenergi, sehingga dapat dimanfaatkan menjadi bahan bakar alternatif denganpembuatan briket arang. Proses pembuatan briket arang dari serbuk gergaji adalah:• Pengarangan : serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat dengan pengarangan
manual atau dibakar.• Pengayakan : bertujuan untuk menghasilkan arang serbuk gergajian dan
tempurung kelapa yang lembut dan halus. Arang serbuk gergaji diayak dengansaringan ukuran 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan saringan ukuran 70mesh.
• Pencampuran media : arang serbuk gergaji dan tempurung kelapa yang telahdiayak selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang sebuk gergaji 90% danarang tempurung kelapa 10%. Pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak2,5 &%dari seluruh campuran.
• Pencetakan briket arang : setelah semua bahanbahan tercampur secara merata,dimasukkan kedalam cetakan briket dan dikempa, setelah itu dikeringkan denganoven. (Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
c) Biobriket Sampah OrganikMembuat briket jenis ini relatif murah dan sederhana. Sampah organik terlebihdahulu dibakar dalam sebuah lubang sampai menjadi arang. Arang lalu ditumbuk,
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
48
dihaluskan, dan disaring menjadi bubuk. Setelah diberi campuran perekat (tepungkanji), bubuk lalu dicetak. Dalam prosesnya, hanya arang yang berwarna hitam pekatyang diolah karena lebih berkualitas dalam menghasilkan energi. Arang daun iniditumbuk hingga halus dan dicampur dengan tepung kanji dengan takaran 1:4.Tepung kanji yang digunakan hanya sedikit karena hanya sebagai perekat. Setelahtercampur rata, adonan ini dicetak sesuai kebutuhan dan dijemur hingga kering.Setelah dijemur sampai kadar airnya hilang, terbentuklah briket sampah yang siappakai.Selain bisa menggantikan minyak tanah, arang briket juga ramah lingkungan karenatak mengandung zat kimia yang membahayakan. Briket ini juga hemat dan bisamenyala lebih lama, yakni enam jam terusmenerus tanpa perlu dikipasi. Setelahdipakai, ampas briket sampah tetap bermanfaat sebagai pupuk tanaman.(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
d) Biobriket Tandan Kelapa SawitTandan kelapa sawit dibakar sehingga diperoleh serbuk, selanjutnya serbuk tandankelapa dihaluskan dan setelah dihaluskan dan dicampur dengan perekat untukmemperkuat ikatanikatan antar molekul. Kemudian dicetak dan dikeringkan denganoven. Briket tandan kelapa sawit telah melalui beberapa tahap pengujian standar.Berdasarkan hasil pengujian ini kadar gas nitrogen, kadar karbon monooksida kadargas sulfur masih berada dalam ambang batas kewajaran yang aman bagi lingkungan.Briket tandan kelapa sawit ini masih dalam pengembangan skala laboratorium danbelum dipasarkan secara bebas dan diperjual belikan secara komersial. Dandiperlukan usaha pengembangan lebih lanjut dan dibutuhkan dukungan dari berbagaipihak, tidak hanya institusi pendidikan, dukungan pemerintah dan masyarakat jugasangat diperlukan untuk menghilangkan ketergantungan akan bahan bakar fosil dandemi kelanjutan ketersediaan bahan bakar di masa yang akan datang.(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
Contohcontoh biobriket(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
49
5.6. Pengelolaan Usaha Pengomposan
A. MODALUntuk membuka tempat pembuatan kompos perkiraan estimasi dana yang harusdikeluarkan, yaitu sebesar Rp. 35.000.000, s/d. Rp. 40.000.000,. Dana sebesar itudigunakan untuk membangun sarana prasarana serta peralatan dan perlengkapan.
Keterangan Harga (Rp.)Biaya sewa lahan untuk setahun (500 m²) 5.000.000,
Biaya pembelian mesin pencacah 20.000.000,
Biaya pembelian mesin pengaduk 10.000.000,
Biaya pembelian mesin penjahit karung 500.000,
Jumlah 35.500.000,
Dana bisa mencapai Rp. 40.000.000, jika kita juga menyewa bangunan untuk tempatusaha. Minimal, kit aharus mengeluarkan dana sebesar Rp. 4.500.000, per tahununtuk menyewa bangunan yang luasnya 50 m². Sebagian besar modal awaldialokasikan untuk membeli mesin. Jika kita ingin mngurangi jumlah modal awal, kitabisa mengurangi biaya pembelian dengan hanya membeli mesin pencacah saja.Sementara itu, untuk proses pengadukan, kita bisa melakukannya secara manualdengan menggunakan cangkul tanpa bantuan mesin pengaduk. Dengan hanyamembeli mesin pencacah, kita bisa menghemat modal Rp. 10.000.000,
B. PEMBIAYAANKomponen biaya utama adalah transportasi dan tenaga kerja. Transportasi yangutama adalah pengangkutan serbuk gergaji ke lokasi, terutama ongkos bongkarmuatnya. Tenaga kerja terutama untuk pencampuran dan pembalikan. Biaya untuktempat dan fasilitas windrow relatif kecil dibandingkan kedua komponen tadi. Untukpengomposan 2.628 meter kubik sampah organik, kita membutuhkan biayabiayasebagai berikut:
Keterangan Nilai (Rp.)A. Biaya Tetap
1. Sewa tempat (Rp. 5.000.000 : 12) 420.000
2. Depresiasi peralatan (Rp. 35.000.000 : 12) 3.000.000
B. Biaya Variabel1. Upah tenaga kerja (25 orang) 12.000.000
2. Perlengkapan kerja 450.000
3. Inokulan EM4 1.150.000
4. Molase 76.000
5. Plastik/ karung pengemasan 750.000
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
50
6. Biaya pengangkutan 1.500.000
Total Biaya 19.346.000
Jika dalam sebulan kita bisa memproduksi kompos sebanyak 25 ton dengan hargapenjualan Rp. 1.000, per kilogram, maka kita akan memperoleh pemasukan sebesarRp. 25.000.000,. Dari jumlah ini kita akan memperoleh keuntungan bersih Rp.5.654.000, setelah dikurangi biaya rutin/ bulanan. Dengan keuntungan bersih lebihdari Rp. 5.000.000, modal kita akan kembali dalam jangka waktu 5 – 6 bulan.
C. TENAGA KERJADalam usaha pengomposan, kita membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama untukproses pengadukan dan pembalikan secara manual. Namun, jika kita sudah memilikimesin pengaduk sendiri, maka jumlah tenaga kerja pun dapat dikurangi. Biasanyauntuk mengolah kompos di lahan seluas 500 m², kita membutuhkan minimal 25 orangpekerja. Di antara mereka ada yang bertugas menyortir sampah dengan memisahkansampah organic dari sampah anorganik, atau sampah organic yang bagus dari sampahorganic yang terkontaminasi, sebagian pekerja lainnya bertugas melakukanpencacahan bahan baku, baik secara manual maupun dengan menggunakan mesin,dan sisanya bertugas mengaduk dan membolakbalik kompos. Mereka juga bertugassebagai pengawas kualitas kompos.
D. PENYALURAN/ DISTRIBUSISetelah proses produksi, tahap selanjutnya adalah pemasaran dan aplikasi akhir.Untuk aplikasi di daerah sekitar, tidaklah perlu dilakukan pengemasan. Selain karenafaktor biaya, pengemasan juga akan menimbulkan masalah baru, yaitu sampahplastik. Aplikasi lainnya adalah pengemasan terselubung, yaitu penjualan komposyang digabung dalam paket penjualan bibit tanaman, baik tanaman hias maupuntanaman buahbuahan. Penggabungan bisnis pengomposan dan pembibit anmerupakan simbiosis yang menguntungkan, baik dari pemanfaatan tenaga kerjamaupun jumlah penjualan kompos yang meningkat. Pengembangan selanjut –nya,usaha penjualan kompos diintegrasikan dengan bisnis untuk pengerjaan landscapedan/ atau perawatan taman sehingga siklus pemanfaatan kompos dan pembuatankompos dari sampah kebun dapat terintegrasi. Dengan bahan baku yang melimpahruah, kita dapat memproduksi kompos sesuai permintaan tanpa harus takutkekurangan bahan baku. 1 kg kompos dapat kita jual dengan harga ratarata Rp.1.000,. Dengan harga penjualan yang murah, kita tetap dapat mengais keuntungankarena permintaan terhadap kompos tidak pernah berhenti bahkan cenderungmeningkat. Ketika usaha pengomposan telah berkembang, akan lebih baik jika kitamengembangkannya melalui program kemitraan. Kita bisa bekerja sama dengankelompokkelompok tani yang membutuhkan kompos dalam kegiatan mereka atau
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com
51
menjalin kemitraan dengan perusahaanperusahaan yang bergerak di bidangagrikultural. (sumber: Gunawan, 2007: 71).
Click t
o buy NOW!
PDFXCHANGE
www.docutrack.com Clic
k to buy N
OW!PDFXCHANGE
www.docutrack.com