34
18 RESUME PENGETAHUAN PERSAMPAHAN 5.1. Alternatif Pengelolaan Sampah Untuk menangani permasalahan sampah secara menyeluruh perlu dilakukan alternatif- alternatif pengelolaan. Landfill bukan merupakan alternatif yang sesuai, karena landfill tidak berkelanjutan dan menimbulkan masalah lingkungan. Malahan alternatif-alternatif tersebut harus bisa menangani semua permasalahan pembuangan sampah dengan cara mendaur-ulang semua limbah yang dibuang kembali ke ekonomi masyarakat atau ke alam, sehingga dapat mengurangi tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapai hal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tiga prinsip-prinsip baru. Daripada mengasumsikan bahwa masyarakat akan menghasilkan jumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama. Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur- ulang secara optimal, daripada dibuang ke sistem pembuangan limbah yang tercampur seperti yang ada saat ini. Dan industri-industri harus mendesain ulang produk-produk mereka untuk memudahkan proses daur-ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuk semua jenis dan alur sampah. Pembuangan sampah yang tercampur merusak dan mengurangi nilai dari material yang mungkin masih bisa dimanfaatkan lagi. Bahan-bahan organik dapat mengkontaminasi/ mencemari bahan-bahan yang mungkin masih bisa di daur-ulang dan racun dapat menghancurkan kegunaan dari keduanya. Sebagai tambahan, suatu porsi peningkatan alur limbah yang berasal dari produk-produk sintetis dan produk-produk yang tidak dirancang untuk mudah didaur-ulang; perlu dirancang ulang agar sesuai dengan sistem daur-ulang atau tahapan penghapusan penggunaan. Program-program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil, dan tidak mungkin dibuat sama dengan kota lainnya. Terutama program-program di negara-negara berkembang seharusnya tidak begitu saja mengikuti pola program yang telah berhasil dilakukan di negara-negara maju, mengingat perbedaan kondisi-kondisi fisik, ekonomi, hukum dan budaya. Khususnya sektor informal (tukang sampah atau pemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yang ada saat ini, dan peningkatan kinerja mereka harus menjadi komponen utama dalam sistem penanganan sampah di negara berkembang. Salah satu contoh sukses adalah Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m Click to buy NOW! P D F - X C H A N G E w w w . d o c u - t r a c k . c o m

Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengelolaan, pengolahan, sampah, organik, usaha

Citation preview

Page 1: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

18

RESUME PENGETAHUAN PERSAMPAHAN

5.1. Alternatif Pengelolaan Sampah

Untuk  menangani  permasalahan  sampah  secara  menyeluruh  perlu  dilakukan  alternatif­alternatif  pengelolaan.  Landfill  bukan  merupakan  alternatif  yang  sesuai,  karena  landfilltidak  berkelanjutan  dan  menimbulkan masalah  lingkungan.  Malahan  alternatif­alternatiftersebut  harus  bisa menangani  semua  permasalahan  pembuangan  sampah  dengan  caramendaur­ulang  semua  limbah  yang  dibuang  kembali  ke  ekonomi  masyarakat   atau  kealam, sehingga dapat mengurangi  tekanan terhadap sumberdaya alam. Untuk mencapaihal tersebut, ada tiga asumsi dalam pengelolaan sampah yang harus diganti dengan tigaprinsip­prinsip  baru.  Daripada  mengasumsikan  bahwa  masyarakat  akan  menghasilkanjumlah sampah yang terus meningkat, minimisasi sampah harus dijadikan prioritas utama.

Sampah yang dibuang harus dipilah, sehingga tiap bagian dapat dikomposkan atau didaur­ulang  secara  optimal,  daripada  dibuang  ke  sistem  pembuangan  limbah  yang  tercampurseperti  yang  ada  saat  ini.  Dan  industri­industri  harus  mendesain  ulang  produk­produkmereka untuk memudahkan proses daur­ulang produk tersebut. Prinsip ini berlaku untuksemua jenis dan alur sampah.

Pembuangan  sampah  yang  tercampur  merusak  dan mengurangi  nilai  dari material  yangmungkin  masih  bisa  dimanfaatkan  lagi.  Bahan­bahan  organik  dapat  mengkontaminasi/mencemari  bahan­bahan  yang  mungkin  masih  bisa  di  daur­ulang  dan  racun  dapatmenghancurkan  kegunaan  dari  keduanya.  Sebagai  tambahan,  suatu  porsi  peningkatanalur  limbah  yang  berasal  dari  produk­produk  sintetis  dan  produk­produk  yang  tidakdirancang  untuk  mudah  didaur­ulang;  perlu  dirancang  ulang  agar  sesuai  dengan  sistemdaur­ulang atau tahapan penghapusan penggunaan.

Program­program sampah kota harus disesuaikan dengan kondisi setempat agar berhasil,dan  tidak  mungkin  dibuat  sama  dengan  kota  lainnya.  Terutama  program­program  dinegara­negara  berkembang  seharusnya  tidak  begitu  saja  mengikuti  pola  program  yangtelah  berhasil  dilakukan  di  negara­negara  maju,  mengingat  perbedaan  kondisi­kondisifisik,  ekonomi,  hukum  dan  budaya.  Khususnya  sektor  informal  (tukang  sampah  ataupemulung) merupakan suatu komponen penting dalam sistem penanganan sampah yangada  saat  ini,  dan  peningkatan  kinerja  mereka  harus  menjadi  komponen  utama  dalamsistem  penanganan  sampah  di  negara  berkembang.  Salah  satu  contoh  sukses  adalah

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 2: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

19

zabbaleen  di  Kairo,  yang  telah  berhasil  membuat  suatu  sistem  pengumpulan  dan  daur­ulang sampah yang mampu mengubah/memanfaatkan 85 persen sampah yang terkumpuldan mempekerjakan 40,000 orang.

Secara umum, di negara Utara atau di negara Selatan, sistem untuk penanganan sampahorganik  merupakan  komponen­komponen  terpenting  dari  suatu  sistem  penanganansampah  kota.  Sampah­sampah  organik  seharusnya  dijadikan  kompos,  vermi­kompos(pengomposan  dengan  cacing)  atau  dijadikan  makanan  ternak  untuk  mengembalikannutirisi­nutrisi yang ada ke tanah. Hal ini menjamin bahwa bahan­bahan yang masih bisadidaur­ulang  tidak  terkontaminasi,  yang  juga  merupakan  kunci  ekonomis  dari  suatualternatif pemanfaatan sampah. Daur­ulang sampah menciptakan lebih banyak pekerjaanper  ton  sampah  dibandingkan  dengan  kegiatan  lain,  dan  menghasilkan  suatu  aliranmaterial yang dapat mensuplai industri.

Tanggung Jawab Produsen dalam Pengelolaan Sampah

Hambatan  terbesar  daur­ulang,  bagaimanapun,  adalah  kebanyakan  produk  tidakdirancang untuk dapat didaur­ulang jika sudah tidak terpakai lagi. Hal ini karena selama inipara  pengusaha  hanya  tidak  mendapat  insentif  ekonomi  yang  menarik  untukmelakukannya.  Perluasan  Tanggungjawab  Produsen  (Extended  Producer  Responsibility  ­EPR) adalah suatu pendekatan kebijakan yang meminta produsen menggunakan kembaliproduk­produk dan kemasannya. Kebijakan ini memberikan insentif kepada mereka untukmendisain ulang produk mereka agar memungkinkan untuk didaur­ulang, tanpa material­material  yang  berbahaya  dan  beracun.  Namun  demikian  EPR  tidak  selalu  dapatdilaksanakan  atau  dipraktekkan,  mungkin  baru  sesuai  untuk  kasus  pelarangan  terhadapmaterial­material  yang  berbahaya  dan  beracun  dan  material  serta  produk  yangbermasalah.

Di  satu  sisi,  penerapan  larangan  penggunaan  produk  dan  EPR  untuk  memaksa  industrimerancang ulang ulang, dan pemilahan di sumber, komposting, dan daur­ulang di sisi lain,merupakan sistem­sistem alternatif yang mampu menggantikan fungsi­fungsi landfill atauinsinerator.  Banyak  komunitas  yang  telah  mampu  mengurangi  50%  penggunaan  landfillatau  insinerator  dan  bahkan  lebih,  dan  malah  beberapa  sudah  mulai  mengubahpandangan mereka untuk menerapkan "Zero Waste" atau "Bebas Sampah".

Sampah Bahan Berbahaya Beracun (B3)

Sampah  atau  limbah  dari  alat­alat  pemeliharaan  kesehatan  merupakan  suatu  faktorpenting  dari  sejumlah  sampah  yang  dihasilkan,  beberapa  diantaranya  mahal  biayapenanganannya.  Namun  demikian  tidak  semua  sampah  medis  berpotensi  menular  danberbahaya. Sejumlah sampah yang dihasilkan oleh fasilitas­fasilitas medis hampir serupadengan  sampah  domestik  atau  sampah  kota  pada  umumnya.  Pemilahan  sampah  di

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 3: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

20

sumber merupakan hal yang paling tepat dilakukan agar potensi penularan penyakit danberbahaya dari sampah yang umum.

Sampah  yang  secara  potensial  menularkan  penyakit  memerlukan  penanganan  danpembuangan,  dan  beberapa  teknologi  non­insinerator  mampu  mendisinfeksi  sampahmedis  ini.  Teknologi­teknologi  ini  biasanya  lebih  murah,  secara  teknis  tidak  rumit  danrendah pencemarannya bila dibandingkan dengan insinerator.

Banyak jenis sampah yang secara kimia berbahaya, termasuk obat­obatan, yang dihasilkanoleh  fasilitas­fasilitas  kesehatan.  Sampah­sampah  tersebut  tidak  sesuai  diinsinerasi.Beberapa,  seperti  merkuri,  harus  dihilangkan  dengan  cara  merubah  pembelian  bahan­bahan; bahan lainnya dapat didaur­ulang; selebihnya harus dikumpulkan dengan hati­hatidan  dikembalikan  ke  pabriknya.  Studi  kasus  menunjukkan  bagaimana  prinsip­prinsip  inidapat diterapkan secara luas di berbagai tempat, seperti di sebuah klinik bersalin kecil diIndia dan rumah sakit umum besar di Amerika.

Sampah  hasil  proses  industri  biasanya  tidak  terlalu  banyak  variasinya  seperti  sampahdomestik  atau  medis,  tetapi  kebanyakan  merupakan  sampah  yang  berbahaya  secarakimia.

Produksi Bersih

Produksi  Bersih  (Clean  Production) merupakan  salah  satu  pendekatan  untuk  merancangulang  industri  yang  bertujuan  untuk  mencari  cara­cara  pengurangan  produk­produksamping  yang  berbahaya,  mengurangi  polusi  secara  keseluruhan,  dan  menciptakanproduk­produk dan limbah­limbahnya yang aman dalam kerangka siklus ekologis. Prinsip­prinsip Produksi Bersih adalah prinsip­prinsip yang juga bisa diterapkan dalam keseharianmisalnya dengan menerapkan Prinsip 3R, 4R, 5R. (Sumber: www.walhi.or.id)

5.2. Paradigma Penanganan Sampah

Penumpukkan  sampah  di  TPA  adalah  akibat  hampir  semua  pemerintah  daerah  diIndonesia  masih  menganut  paradigma  lama  penanganan  sampah  kota,  yangmenitikberatkan hanya  pada  pengangkutan  dan  pembuangan  akhir.  TPA  dengan  systemlahan urug saniter yang ramah lingkungan ternyata tidak ramah dalam aspek pembiayaan,karena pembutuhkan biaya tinggi untuk investasi, konstruksi, operasi dan pemeliharaan.

Untuk  mengatasi   permasalahan  tersebut,  sudah  saatnya  pemerintah  daerah  mengubahpola  pikir  yang  lebih  bernuansa  lingkungan.  Konsep  pengelolaan  sampah  yang  terpadusudah  saatnya  diterapkan,  yaitu  dengan  meminimisasi  sampah  serta  maksimasi  daurulang  dan  pengomposan  disertai  TPA  yang  ramah  lingkungan.  Paradigma  barupenanganan  sampah  lebih  merupakan  satu  siklus  yang  sejalan  dengan  konsep  ekologi.Energi  baru  yang  dihasilkan  dari  hasil  penguraian  sampah  maupun  proses  daur  ulangdapat dimanfaatkan seoptimal mungkin.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 4: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

21

REDUCE

SAMPAHREUSE

RESIDU

RECYCLE

Angkut

Pengolahan

SAMPAH

Kumpul

Angkut

Buang

LAMA BARU

Pengendalian gasMethan & CO2 (CDM)

Sanitary Landfill/Waste to Energy

PARADIGMA PENGELOLAAN PERSAMPAHAN

Sistem Pengelolaan Sampah Terpadu tersebut setidaknya mengkombinasikan pendekatanpengurangan  sumber  sampah,  daur  ulang  &  guna  ulang,  pengkomposan,  insinerasi  danpembuangan  akhir.  pengurangan  sumber  sampah  untuk  industri  berarti  perlunyateknologi  proses  yang  nirlimbah  serta  packing  produk  yang  ringkas/  minim  serta  ramahlingkungan.  Sedangkan  bagi  rumah  tangga  berarti  menanamkan  kebiasaan  untuk  tidakboros dalam penggunaan  barang­barang keseharian. Untuk pendekatan daur ulang danguna  ulang  diterapkan  khususnya  pada  sampah  non  organik  seperti  kertas,  plastik,alumunium,  gelas,  logam  dan  lain­lain.  Sementara  untuk  sampah  organik  diolah,  salahsatunya dengan pengkomposan.

Manfaat Sampah

 Sampah yang tampak tidak berguna sebesarnya masih banyak manfaatnya seperti dapatdibuat biogas, briket, pakan ternak, kompos, pupuk, dan  dapat didaur­ulang bagi sampahanorganik.

Dalam sampah dan kotoran sungai ditemukan bakteri  yang dapat menghasilkan vitaminB12 yang samajenisnya  dengan vitamin B12 yang dihasilkan oleh hewan. Yang paling aktifdapat  memfermentasikan  sampah  dan  kotoran  sungai  sehingga  dihasilkan  vitamin  B12adalah  bakteri­bakteri  yang  termasuk  Streptomyces.  Kadar  vitamin  B12  dalam  sampahdan kotoran sungai berkisar 4,2 – 8,2 µg untuk setiap satu gram berat kering. Diperkirakandari 26.000 ton sampah dan kotoran sungai akan dihasilkan 465 vitamin B12. Pemberiansampah  dan  kotoran  sungai  sebesar  2%  pada  ternak,  ternyata  mampu  meningkatkanberat badan ternak. Sampah dan kotoran sungai mengandung senyawa organic 40­85%,mineral  15­70%,  nitrogen  1­10%,  fosfat  1­4,5%  dan  kalium  0,1­4,5%.  Sampah  rumahtangga,  sampah  restoran,  kertas,  kotoran  ternak,  limbah  pertanian  dan  industri  yangbersifat sampah organic semuanya dapat dimanfaatkan sebagai pakan ternak.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 5: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

22

Dengan  pengolahan  sampah  menjadi  bahan­bahan  yang  berguna  akan  memberikankeuntungan  selain  meningkatkan  efisiensi  produksi  dan  keuntungan  ekonomi  bagipengolah  sampah,  juga  dapat  mengurangi  biaya  pengangkutkan  ke  pembungan  akhir(TPA)  dan  mengurangi  biaya  pembuangan  akhir,  menghemat  sumber  daya  alam,menghemat energi, mengurangi uang belanja, menghemat lahan TPA dan lingkungan asri(bersih, sehat, nyaman).

Penanganan Sampah 3­R, 4­R dan 5­R

Pemikiran  konsep  zero  waste  adalah  pendekatan  serta  penerapan  sistem  dan  teknologipengolahan  sampah  perkotaan  skala  kawasan  secara  terpadu  dengan  sasaran  untukmelakukan  penanganan  sampah  perkotaan  skala  kawasan  sehingga  dapat  mengurangivolume  sampah  sesedikit  mungkin,  serta  terciptanya  industri  kecil  daur  ulang  yangdikelola oleh masyarakat atau pemerintah daerah setempat.

Konsep zero waste yaitu penerapan rinsip 3R (Reduce, Reuse, dan recycle), serta prinsippengolahan sedekat mungkin dengan sumber sampah dengan maksud untuk mengurangibeban pengangkutan (transport cost). Orientasi penanganan sampah dengan konsep zerowaste diantaranya meliputi :

1. Sistem pengolahan sampah secara terpadu

2. Teknologi pengomposan

3. Daur ulang sampah plastik dan kertas

4. Teknologi pembakaran sampah dan insenator

5. Teknologi pengolahan sampah organik menjadi pakan ternak

6. Teknologi tempat pembuangan akhir (TPA) sampah

7. Peran serta masyarakat dalam penanganan sampah

8. Pengolahan sampah kota metropolitan

9. Peluang dan tantangan usaha daur ulang.

Pengertian  Zero  Waste  adalah  bahwa  mulai  dari  produksi  sampai  berakhirnya  suatuproses  produksi  dapat  dihindari  terjadi  “produksi  sampah”  atau  diminimalisir  terjadinya“sampah”. Konsep Zero Waste ini salah satunya dengan menerapkan prinsip 3 R (Reduce,Reuse, Recycle).

Produksi bersih merupakan salah satu pendekatan untuk merancang ulang  industri yangbertujuan untuk mencari cara­cara pengurangan produk­produk samping yang berbahaya,mengurangi  polusi  secara  keseluruhan,  dan  menciptakan  produk­produk  dan  limbah­limbahnya  yang  aman  dalam  kerangka  siklus  ekologi.  Prinsip  ini  juga  dapat  diterapkanpada berbagai aktivitas termasuk juga kegiatan  skala rumah tangga.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 6: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

23

Prinsip­prinsip  yang  dapat  diterapkan  dalam  penangan  sampah  misalnya  denganmenerapkan  prinsip  3­R,  4­R  atau  5­R.  Penanganan  sampah  3­R  adalah  konseppenanganan  sampah  dengan  cara  reduce  (mengurangi),  reuse  (menggunakan  kembali),recycle (mendaur­ulang sampah), sedangkan 4­R ditambah replace (mengganti) mulai darisumbernya.  Prinsip  5­R   selain  4  prinsip  tersebut  di  atas  ditambah  lagi  dengan   replant(menanam  kembali). Penanganan  sampah  4­R  sangat  penting  untuk  dilaksanakan dalamrangka  pengelolaan  sampah  padat  perkotaan  yang  efisien  dan  efektif,  sehinggadiharapkan dapat mengrangi biaya pengelolaan sampah.

Prinsip  reduce  dilakukan  dengan  cara  sebisa  mungkin  lakukan  minimisasi  barang  ataumaterial  yang  kita  pergunakan.  Semakin  banyak  kita  menggunakan  material,  semakinbanyak sampah yang dihasilkan.

Prinsip  reuse  dilakukan  dengan  cara  sebisa  mungkin  pilihlah  barang­barang  yang  bisadipakai  kembali.  Hindari  pemakaian  barang­barang  yang  sekali  pakai.  Hal  ini  dapatmemeperpanjang waktu pemakaian barang sebelum ia menjadi sampah.

Prinsip  recycle  dilakukan  dengan  cara  sebisa  mungkin,  barang­barang  yang   sudah  tidakberguna  lagi,  bisa  didaur  ulang.  Tidak  semua  barang   bisa  didaur  ulang,  namun  saat  inisudah banyak industri non­formal dan industri rumah tangga yang memanfaatkan sampahmenjadi barang lain.

Prinsip  replace  dilakukan  dengan  cara  teliti  barang  yang  kita  pakai  sehari­hari.  Gantilahbarang­barang yang hanya bisa dipakai sekali dengan barang yang lebih tahan lama. Jugateliti  agar  kita  hanya  memakai  barang­barang  yang  lebih  ramah  lingkungan.  Misalnya,ganti  kantong  keresek  kita  dengan  keranjang  bila  berbelanja,  dan  jangan  pergunakanStyrofoam karena kedua bahan ini tidak bisa diurai secara alami.

Prinsip  replant  dapat  dilakukan  dengan  cara  membuat  hijau  lingkungan  sekitar  baiklingkungan  rumah,   perkantoran,  pertokoan,  lahan  kosong  dan  lain­lain.  Penanamankembali ini sebagian menggunakan barang atau bahan yang diolah dari sampah.

Tabel 1. Upaya 5­R di Daerah Perumahan dan Fasilitas Sosial

Penanganan 5­R Cara Pengerjaannya

Reduce ­ Hindari  pemakaian  dan  pembelian  produk  yang  menghasilkan  sampahdalam jumlah besar.

­ Gunakan produk yang dapat diisi ulang.­ Kurangi penggunaan bahan sekali pakai­ Jual  atau  berikan  sampah  yang  telah  terpisah  kepada  pihak  yang

memerlukan.

Reuse ­ Gunakan  kembali  wadah/kemasan  untuk  fungsi yang  sama  atau  fungsilainnya.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 7: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

24

­ Gunakan wadah/kantong yang dapat digunakan berulang­ulang.­ Gunakan baterai yang dapat diisi kembali.­ Kembangkan manfaat lain dari sampah.

Recycle ­ Pilih produk dan kemasan yang dapat didaur­ulang dan mudah terurai.­ Lakukan  penangan  untuk  sampah  organic  menjadi  kompos  dengan

berbagai cara yang telah ada atau manfaatkan sesuai dengan kreatifitasmasing­masing.

­ Lakukan  penanganan  sampah  anorganik  menjadi  barang  yangbermanfaat.

Replace ­ Ganti barang­barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramahlingkungan.

­ Ganti  pembungkus  plastik  dengan  pembungkus  yang  lebih  bersahabatdengan lingkungan.

­ Gantilah  barang­barang  yang  hanya  bisa  dipakai  sekali  dengan  barangyang lebih tahan lama.

Replant ­ Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.

Tabel 2. Upaya 5­R di Daerah Fasilitas Umum

Penanganan 5­R Cara Pengerjaannya

Reduce ­ Gunakan kedua sisi kertas untuk penulisan dan fotokopi.­ Gunakan alat tulis yang dapat diisi kembali.­ Sediakan jaringan informasi dengan computer.­ Maksimumkan penggunaan  alat­alat  penyimpan  elektronik  yang  dapat

dihapus dan ditulis kembali.­ Khusus untuk rumah sakit, gunakan incinerator untuk sampah medis.­ Gunakan produk yang dapat diisi ulang.­ Kurangi penggunaan bahan sekali pakai.

Reuse ­ Gunakan alat kantor yang dapat digunakan berulang­ulang.­ Gunakan peralatan penyimpan elektronik yang dapat dihapus dan ditulis

kembali.

Recycle ­ Olah sampah kertas menjadi kertas kembali.­ Olah sampah organic menjadi kompos.

Replace ­ Gantilah  barang­barang  yang  hanya  bisa  dipakai  sekali  dengan  barangyang lebih tahan lama.

Replant ­ Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 8: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

25

Tabel 3. Upaya 5­R di Daerah Komersial (Pasar, Pertkoan, Restoran, Hotel)

Penanganan 5­R Cara Pengerjaannya

Reduce ­ Berikan  insentif  oleh  produsen  bagi  pembeli  yang  mengembalikankemasan yang dapat digunakan kembali.

­ Berikan  tambahan  biaya  bagi  pembeli  yang  meminta  kemasan/bungkusan untuk produk yang dibelinya.

­ Memberikan  kemasan/bungkusan  hanya  pada  produk   yang  benar­benar memerlukan.

­ Sediakan  produk  yang  kemasannya  tidak  menghasilkan  sampah  dalamjumlah besar.

­ Kenakan biaya tambahan untuk permintaan kantong plastic belanja.­ Jual  atau  berikan  sampah  yang  telah  terpilah  kepada  yang

memerlukannya.

Reuse ­ Gunakan kembali sampah yang masih dapat dimanfaatkan untuk produklain, seperti pakan ternak.

­ Berikan  insentif  bagi  konsumen  yang  membawa  wadah  sendiri,  atauwadah  belanjaan  yang  diproduksi  oleh  swalayan  yang  bersangkutansebagai bukti pelanggan setia.

­ Sediakan perlengkapan untuk pengisian kembali produk umum isi ulang.

Recycle ­ Jual produk­produk hasil daur ulang sampah dengan lebih menarik.­ Berilah  insentif  kepada  masyarakat  yang  membeli  barang  hasil  daur

ulang sampah.­ Oleh kembali buangan dari proses yang dilakukan sehingga bermanfaat

bagi proses lainnya.­ Lakukan  penanganan  sampah  organic  menjadi  kompos  atau

memanfaatkannya sesuai dengan kebutuhan.­ Lakukan penanganan sampah anorganik.

Replace ­ Ganti barang­barang yang kurang ramah lingkungan dengan yang ramahlingkungan.

­ Ganti  pembungkus  plastik  dengan  pembungkus  yang  lebih  bersahabatdengan lingkungan.

Replant ­ Buat hijau dan teduh lingkungan anda,  dan gunakan bahan/barang yangdibuat dari sampah.

Pemilahan Sampah

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 9: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

26

Berdasarkan uraian tentang 3­R, 4­R atau 5­R tersebut, maka pemilahan sampah menjadi sangatpenting  artinya.  Adalah  tidak  efisien  jika  pemilahan  dilakukan  di  TPA,  karena  ini  akanmemerlukan  sarana  dan  prasarana  yang  mahal.  Oleh  sebab  itu,  pemilahan  harus  dilakukan  disumber  sampah  seperti  perumahan,  sekolah, kantor,  puskesmas,  rumah  sakit,  pasar,  terminaldan  tempat­tempat  dimana  manusia  beraktivitas.  Mengapa  perlu  pemilahan?  Sesungguhnyakunci  keberhasilan  program  daur  ulang  adalah  justru  di  pemilahan  awal.  Pemilahan  berartiupaya  untuk  memisahkan  sekumpulan  dari  “sesuatu”  yang  sifatnya  heterogen  menurut  jenisatau  kelompoknya  sehingga  menjadi  beberapa  golongan  yang  sifatnya  homogen.  ManajemenPemilahan  Sampah  dapat  diartikan  sebagai  suatu  proses  kegiatan  penanganan  sampah  sejakdari  sumbernya  dengan  memanfaatkan  penggunaan  sumber  daya  secara  efektif  yang  diawalidari  pewadahan,  pengumpulanan,  pengangkutan,  pengolahan,  hingga  pembuangan,  melaluipengendalian  pengelolaan  organisasi  yang  berwawasan  lingkungan,  sehingga  dapat  mencapaitujuan atau sasaran yang telah ditetapkan yaitu.lingkungan bebas sampah.

Pada  setiap  tempat  aktivitas  dapat  disediakan  empat  buah  tempat  sampah  yang  diberi  kode,yaitu satu tempat sampah untuk sampah yang bisa  diurai oleh mikrobia (sampah organik), satutempat sampah untuk sampah plastik atau yang sejenis, satu tempat sampah untuk kaleng, dansatu  tempat  sampah  untuk  botol.  Malah  bisa  jadi  menjadi  lima  tempat  sampah,  jika  kertasdipisah  tersendiri.  Untuk  sampah­sampah  B3  tentunya  memerlukan  penanganan  tersendiri.Sampah  jenis  ini  tidak  boleh  sampai  ke  TPA.  Sementara  sampah­sampah  elektronik   (sepertikulkas, radio, TV), keramik, furniture  dll. ditangani secara tersendiri pula. Jadwal pengangkutansampah jenis ini perlu diatur, misalnya pembuangan sampah­sampah tersebut ditentukan setiap3 bulan  sekali.

Di  Australia,  misalnya,  sistem  pengelolaan sampah  juga  menerapkan  model  pemilahan  antarasampah  organik  dan  sampah  anorganik.  Setiap  rumah  tangga  memiliki  tiga  keranjang  sampahuntuk tiga jenis sampah yang berbeda. Satu untuk sampah kering (an­organik), satu untuk bekasmakanan, dan satu lagi untuk sisa­sisa tanaman/rumput. Ketiga jenis sampah itu akan diangkutoleh tiga  truk berbeda yang memiliki  jadwal berbeda pula. Setiap truk hanya akan mengambiljenis  sampah  yang  menjadi  tugasnya.  Sehingga  pemilahan  sampah  tidak  berhenti  pada  levelrumah tangga saja, tapi terus berlanjut pada rantai berikutnya, bahkan sampai pada TPA.

Sampah­sampah  yang  telah  dipilah  inilah  yang  kemudian  dapat  didaur  ulang  menjadi  barang­barang  yang  berguna.  Jika  pada  setiap  tempat  aktivitas  melakukan  pemilahan,  makapengangkutan  sampah  menjadi  lebih  teratur.  Dinas  kebersihan  tinggal  mengangkutnya  setiaphari dan tidak lagi kesulitan untuk memilahnya. Pemerintah Daerah bekerjasama dengan swastadapat  memproses  sampah­sampah  tersebut  menjadi  barang  yang  berguna.  Dengan  cara  ini,maka volume sampah yang sampai ke TPA dapat dikurangi sebanyak mungkin.

Pemanfaatan sampah

Teknik­teknik  pemrosesan  dan  pengolahan  sampah  yang  secara  luas  diterapkan  di  lapangan,khususnya di negara industri antara lain adalah:

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 10: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

27

­ Pemilahan sampah secara manual maupun mekanis berdasar jenisnya­ Pemadatan sampah (baling)­ Pemotongan sampah­ Pengomposan sampah baik dengan cara konvensional maupun dengan rekayasa­ Pemrosesan sampah sebagai sumber gas­bio­ Pembakaran dalam Insenerator, dengan pilihan pemanfaatan enersi panas

Sampah  basah  dapat  dibuat  kompos,  pupuk  dan  pakan  ternak,  sampah  kering  dapat  dipakaikembali dan didaur ulang, dan sampah kertas didaur ulang dan pakan ternak.

Daur ulang

Daur  ulang  adalah  salah  satu  strategi  pengelolaan  sampah  padat  yang  terdiri  atas  kegiatanpemilahan, pengumpulan, pemrosesan, pendistribusian dan pembuatan produk bekas pakai.

 Material yang dapat didaur ulang antara lain botol bekas wadah kecap, saos, sirup, creamer dll.,kertas,  aluminium  bekas  wadah  minuman  ringan,  bekas  kemasan  kue  dll.,  besi  bekas,  plasticbekas  wadah  shampoo,  air  mineral,  jerigen,  ember  dll.,  sampah  basah  dapat  diolah  menjadikompos.

Daur ulang bisa menggunakan prinsip 2 R yaitu reuse dan recycle.

Menggunakan kembali: barang­barang yang dianggap sampah karena sifat dan karakteristiknyadapat dimanfaatkan kembali tanpa melalui proses produksi. Sementara mendaur­ulang sampahdidaur  ulang  untuk  dijadikan  bahan  baku  industri  dalam  proses  produksi.  Dalam  proses  ini,sampah sudah mengalami perubahan baik bentuk maupun fungsinya.

Sampah  organik   dapat  didaur  ulang  menjadi  produk­produk  berguna  seperti  kompos,  pupukkandang, briket dan biogas.

Tabel 4. Beberapa sampah yang dapat dijualNo. Jenis barang Harga/kg1 Gelas aqua 16002 Kaleng oli 15003 Ember biasa 11004 Kaset, botol yakult, botol kecap 1505 Ember hitam (anti pecah) 8006 Botol aqua 7007 Putian (botol bayclin, infuse) 16008 Kardus 5009 Kertas putih 70010 Majalah 35011 Koran 50012 Duplek (kardus tipis) 15013 Pembungkus semen 40014 Besi beton 700

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 11: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

28

15 Besi super 45016 Besi pipa 25017 Tembaga super 800018 Tembaga bakar 700019 Aluinium tebal 600020 Aluminium tipis 400021 Botol air besar 40022 Botol bir kecil, sprite, fanta. 200

 Sumber: Urip Santoso, 2009

5.3. Pengelolaan Sampah Terpadu Berbasis Masyarakat

Sampah pada dasarnya dihasilkan oleh atau merupakan konsekuensi dari adanya aktifitasmanusia. Hukum termodinamika kedua menyatakan bahwa hakikatnya proses perubahanmateri  atau  proses  produksi  apapun  tidak  ada  yang berjalan  effisien  100  persen.  Setiapaktifitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah yang  jumlah dan volumenyasebanding dengan tingkat konsumsi kita terhadap barang atau material yang kita gunakansehari – hari.

Demikian juga dengan jenis sampah, sangat tergantung dari gaya hidup dan jenis materialyang  kita  konsumsi.  Berdasarkan hasil  perhitungan  sebagaimana  tercantum  dalam  bukuinfrastruktur Indonesia(Bappenas, 2003), pada tahun 1995 perkiraan timbulan sampah diIndonesia  mencapai  22,5  juta  ton,  dan  meningkat  lebih  dua  kali  lipat  pada  tahun  2020menjadi  53,7  juta  ton.  Sementara  di  kota  besar  di  Indonesia  diperkirakan  timbulansampah  perkapita  berkisar  antara  600  –  830  gram  per  hari.  Sebagai  ilustrasi  betapabesarnya timbulan sampah yang dihasilkan, data beberapa kota besar di Indonesia dapatmenjadi rujukan. Kota Jakarta setiap hari menghasilkan timbulan sampah sebesar 6.2 ributon,  Kota  Bandung  sebesar  2.1  ribu  ton,  Kota  Surabaya  sebeasar  1.7  ribu  ton,  dan  KotaMakasar 0.8 ribu ton (Damanhuri, 2002). Jumlah tersebut membutuhkan upaya yang tidaksedikit dalam penanganannya.

Kompleksitas  penanganan  persampahan  semakin  meningkat  seiring  denganberkembangnya  suatu  kota,  dalam  hal  ini  sentralisasi  kegiatan  ekonomi  maupunmeluasnya  wilayah  perkotaan.  Sentralisasi  ini  akan  meningkatkan  aktivitas  ekonomimaupun  meluasnya  wilayah  perkotaan.  Sentralisasi  ini  akan  meningkatkan  aktivitasekonomi  yang  menarik  para  pendatang  lebih  banyak  dan  menambah  jumlah  pendudukkota,  sehingga  kota  akan  menghadapi  problem  volume  dan  jenis  sampah  yang  semakinmeningkat.

Perkembangan  kota  yang  meluas  akan  menghadirkan  tantangan  bagi  Pemerintah  Kotadalam  menyelenggarakan  pelayanan  yang  mampu  menjangkau  seluruh  lokasipermukiman  secara  efektif  dan  efisien.  Untuk  kota­kota  besar  dan  metropolitan,persoalan  menjadi  semakin  serius  bila  sudah  menyentuh  perencanaan  lokasi  bagi

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 12: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

29

prasarana  dan  sarana  pengolahan  sampah,  berkait  dengan  kelangkaan  tanah  diperkotaan,  penolakan  warga  disekitar  lokasi  yang  direncanakan,  pembiayaan  sertaperlunya mekanisme kerjasama antar kota.

Berdasarkan data diatas diperkirakan kebutuhan lahan TPA di Indonesia pada tahun 1995adalah  675  Ha,  dan  meningkat  menjadi  1.610  Ha  pada  tahun  2020.  Berbeda  dengan  didaerah  pedesaan  dimana  lahan  yang  tersedia  masih  luas  dan  sampahnya  kebanyakanbersifat  degradable  atau  mudah  terurai  sehingga  persoalan  sampah  belum  dipandangsebagai  suatu  problem,  maka  di  perkotaan  masalah  persampahan  merupakan  sebuahtantangan  yang  akan  menentukan  sustainaibility  lingkungan  suatu  kota.  Kegagalanmenangani problem persampahan ini akan meningkatkan resiko warga kota berhadapandengan berbagai macam penyakit yang akan meningkatkan biaya sosisal untuk kesehatan.

Selain  itu  sampah  yang  dibuang  ke  sungai  dan  saluran  pembuangan  berpotensimenimbulkan banjir. Kelompok pertama yang paling dirugikan adalah masyarakat miskin.Alasan  tersebut  menyebabkan  Pemerintah  Kota  berkewajiban  menyediakan  sistempengolahan  sampah  yang  efektit,  efisien  dan  terjangkau.  Dalam  visi  kota  yangberkelanjutan,  manajemen  persampahan  yang  terintegrasi  akan  mencakup  klasifikasilimbah ke dalam organik dan non­organik, beracun dan tidak beracun,  limbah buangan,limbah  daur  ulang  dan  kompos,  dengan penekanan utama  opersionalisasi  prinsipprinsipreduce,  reuse,  dan  recycle  (3R).  Pengomposan  sudah  banyak  dilakukan  atau  banyakdibicarakan dan direncanakan untuk dilakukan namun baru terlaksana dalam jumlah yangsangat terbatas.

Di sisi lain dari manajemen sampah perkotaan, masyarakat telah melihat bahwa TPA yangada tidak dikelola dengan baik. Operasional TPA secara open dumping masih dijalankan dihampir semua TPA di Indonesia. Disamping itu, masih terjadi pembakaran sampah untukmengurangi  timbunan  sampah,  dan  tidak  terkelolanya  gas  metan  yang  dihasilkan  olehtimbunan  sampah.  Hal  ini  sebenarnya  sangat  bertentangan  dengan  semangat  ProtokolKyoto yang telah diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia, dimana pengurangan gas metanmenjadi  salah  satu  persyaratan,  masalah  lain  yang  timbul  akibat  pengelolaan  TPA  yangtidak  persyaratan  diantaranya  adalah  timbulnya  bau,  menurunnya  kualitas  air  akibatpembuangan sampah ke sungai, merembesnya air lindi dari TPA ke air tanah dangkal danair permukaan, pencemaran udara serta merebaknya dioxin yang bersifat karsinogen.

Kesadaran  masyarakat  akan  kebersihan  sudah  baik,  tetapi  baru  terbatas  hanya  padalingkungan  kecil  saja  khususnya  rumah.  Rumah  memang  bebas  dari  sampah  tetapisampah  tersebut  tidak  dibuang  pada  tempatnya  yang  benar  seperti  ke  selokan,  sungai,bahkan  halaman  kosong  milik  tetangga.  Fenomena  peduli  kebersihan  dalam  lingkungansendiri  semata  yang  tergambar  dalam  fenomena  NIMBY  (Not  In  My  Back  Yard)  sangatterasa disini.

Jaka  dibandingkan  dengan  kesediaan  membayar  pelayanan  air  minum,  maka  kesediaanmembayar pengelolaan sampah relatif  lebih  rendah.  Ini  terjadi karena masyarakat  tidak

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 13: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

30

mengetahui  sebenarnya  seperti  apa  pengelolaan  sampah  itu  berlangsung.  Rendahnyatingkat  pengorbanan  masyarakat  untuk  memberikan  kontribusinya  berbanding  terbalikdengan  jumlah  timbunan  sampah,  karenanya  perlu  dicari  cara  dan  metoda  yang  tepatagar masyarakat tertarik dan mau bertanggungjawab dalam memecahkan permasalahansampah yang ada disekitarnya salah satunya adalah dengan program pengelolaan sampahterpadu berbasis masyarakat.

Pengertian

Pengelolaan Sampah Terpadu berbasis masyarakat adalah suatu pendekatan pengelolaansampah  yang  didasarkan  pada  kebutuhan  dan  permintaan  masyarakat,  direncanakan,dilaksanakan  (jika  feasible),  dikontrol  dan  dievaluasi  bersama  masyarakat.  Dalampengertian  ini  pemeran  (penguasa,  kekuatan)  utama dalam  pengelolaan  sampah  adalahmasyarakat.  Bukan  pemerintah  atau  lembaga  lainnya  seperti  LSM  dan  lain  –  lain.Pemerintah dan lembaga lainnya hanyalah sebagai motivator dan fasilitator.

Fungsi  motivator  adalah  memberikan  dorongan  agar  masyarakat  siap  memikirkan  danmencari  jalan  keluar  terhadap  persoalan  sampah  yang  mereka  hadapi.  Tetapi  jikamasyarakat  belum  siap,  maka  fungsi  pemerintah  atau  lembaga  lain  adalah  menyiapkanterlebih  dahulu.  Misalnya  dengan  melakukan  pelatihan,  study  banding  danmemperlihatkan contoh – contoh program  yang  sukses dan  lain –  lain.  Fungsi  fasilitatoradalah memfasilitasi masyarakat untuk mencapai tujuan pengelolaan sampah secara baikdan  berkesinambungan.  Jika  masyarakat  mempunyai  kelemahan  dibidang  teknikpemilahan  dan  pengomposan  maka  tugas  fasilitator  adalah  memberikan  kemampuanmasyarakat  dengan  berbagai  cara  misalnya  dengan  memberikan  pelatihan,  begitu  jugajika  masyarakat  lemah  dalam  hal  pendanaan,  maka  tugas  fasilitator  adalah  membantumencari  jalan  keluar  agar  masyarakat  mampu  mendapat  pendanaan  yang  dibutuhkan,tetapi harus dilakukan secara hati – hati jangan sampai membuat masyarakat tergantung.

Mengapa Berbasis Masyarakat

Produsen sampah utama adalah masyarakat, sehingga mereka harus bertanggung jawabterhadap sampah yang  mereka produksi  (poluters must pay). Konsep penangan sampahyang  baik  adalah  penanganan  sampah  yang  dimulai  di  sumber.  Semakin  dekat  dengansumbernya  maka  semakin  besar  rasa  memiliki  (sense  of  belonging)  dan  rasa  tanggungjawab orang untuk mengelola sampahnya. Misalnya jika sampah desa A dibuang ke desaB,  secara  sosial  pasti  akan  ada  penolakan  oleh desa B,  karena  desa  B  tidak  mempunyaisense of belonging terhadap sampah dari desa A. Oleh karena itu lebih baik sampah desaA dibuang dan dikelola sendiri oleh desa A.

Sumber sampah yang berasal dari masyarakat, sebaiknya dikelola oleh masyarakat yangbersangkutan  agar  mereka  bertanggung  jawab  terhadap  sampahya  sendiri,  karena  jika

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 14: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

31

dikelola  oleh  pihak  lain  biasanya  mereka  kurang  bertanggung  jawab  bahkan  cenderungdestruktif.

Intinya  adalah  bagaimana  mengarahkan  kekuatan  masyarakat  (social  capital)  untukmemecahkan  masalah  sampah.  Bukan  untuk  melawan  program  pengelolaan  sampah.Sebab  tidak  jarang  ditemukan  program  –  program  yang  baik  untuk  masyarakat,  karenatidak melibatkan masyarakat dihalangi, ditolak dan dirusak sendiri oleh masyarakat.

Disamping  itu  kemampuan  pemerintah  baik  dari  sisi  manajemen  dan  pendanaan  masihsangat  terbatas,  misalnya  kemampuan  pemda  kabupaten  Tangerang  dalam  mengelolasampah  hanya  sebesar  30  persen.  Jika  tanggung  jawab  sampah  hanya  diserahkan  padapemerintah  maka  mustahil  permasalahan  sampah  dapat  terselesaikan  secara  baik  danberkelanjutan.

Berbasis masyarakat bukan berarti dalam pengoperasiannya selalu harus dilakukan olehmasyarakat,  tetapi  boleh  juga  dilakukan  oleh  lembaga  atau  badan  profesional  yangmampu  dan  diberi  mandat  oleh  masyarakat.  Yang  penting  adalah  apa  yang  layak  danrealistis  dilakukan  untuk  memecahkan  masalah  sampah  yang  dihadapi  oleh  masyarakattrersebut.  Misalnya  kalau  secara  realistis  masyarakat  tidak  mampu  dari  sisi  waktu  danmanajemen  untuk  mengoperasikan  maka  jangan  diserahkan  pengeoperasiannya  padamasyarakat.  Lebih  baik  masyarakat  didorong  untuk  mencari  dan  menunjuk  lembagaprofesional atau perorangan yang mampu dan dipercaya untuk mengoperasikan.

Mekanisme Pelaksanaan

Dalam  pelaksanaannya,  pengelolaan  sampah  terpadu  berbasis  masyarakat  sangatberagam tergantung siapa yang mengambil  inisistif, ditingkat mana kita mulai dan siapasaja  (stakeholders)  yang  dilibatkan.  Jika  inisiatif  datang  dari  LSM  biasanya  dimulai  daripenentuan  calon  lokasi,  kemudian  dilanjutkan  dengan  proses  berikutnya.  Namun  jikainisiatif  datang  dari  pemerintah  pusat,  maka  tahapannya  tentu  lebih  panjang.  Misalnya,jika inisiatifnya datang dari pemerintah pusat biasanya, ada beberapa tahapan yang biasadilakukan antara lain: (1). Penentuan Calon Pemda (longlist).  (2). Sosialisasi dan promosiprogram kepada pemerintah daerah. (3). Seleksi pemerintah daerah yang berminat (shortlist). (4). Penentuan calon lokasi masyarakat (long list lokasi masyarakat), (5). Sosialisasi kemasyarakat,  (6). Seleksi masyarakat (short  list masyarakat),  (7). Pembentukan kelompokmasyarakat.  (8)  Pelatihan  dan  Penyusunan  rencana  kerja  masyarakat.  (9).  Pelaksanaanprogram,  monitoring  dan  evaluasi  program  pada  berbagai  tingkatan  (ditingkatmasyarakat, ditingkat pemda dan ditingkat nasional).

Penentuan  calon  pemda,  biasanya  didasarkan  pada  beberapa  kriteria  misalnya  urgensipersoalan  sampah  yang  ada,  kemampuan  APBD  serta  kerjasama.  Sosialisasi  kepadaPemda  biasanya  lebih  ditekankan  pada  pemecahan  masalah  persampahan  yang  adadikota  tersebut,  serta  memperkenalkan  pendekatan  berbasis  masyarakat,  keuntungandan  kerugiannya,  prosedur  dan  mekanisme  pendanaannya  baik  sumber  maupun  sistem

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 15: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

32

pencairan dana. Disamping itu diperkenalkan pula contoh – contoh praktek unggulan yangpernah dan sedang dilaksanakan.

Dalam  pelaksanaan  program  berbasis  masyarakat  umumnya  pemda  terbentur  padakepres  no  80 atau  yang  sudah  diperbaharui  tentang  sistem  pengadaan  barang  dan  jasapemerintah.  Karena  sampai  saat  ini  belum  ada  pedoman  umum  tentang  pelaksanaanproyek yang berbasis masyarakat, terutama yang nilainya diatas Rp 50 juta ke atas. Hal initentunya  menjadi  bahan  diskusi  dan  pemikiran  semua  pihak  dimasa  mendatang.Walaupun  begitu,  program  –  program  pembangunan  yang  berbasis  masyarakat  sudahbanyak  juga  yang  terlaksana,  misalnya  saja  program  SANIMAS,  sanitasi  berbasismasyarakat.

Dalam  seleksi  pemda  biasanya  disusun  suatu  kriteria  untuk  menetapkan  pemda  yangberhak ikut dalam program tersebut, biasanya dilihat dari urgensi, permasalahan sampahyang  dihadapi,  kesediaan  pemda  untuk  berkontribusi  dan  keseriusan  pemda  untukmemecahkan  masalah  tersebut  dan  lain  –  lain.  Penentuan  calon  lokasi  masyarakatbiasanya  ditentukan  oleh  pemda  berdasarkan  pada  kepadatan  penduduk  danpermasalahan  sampah  yang  dihadapi,  dan  kesediaan  .  Umumnya  didaerah  kumuh  danmiskin.  Setelah  ditentukan  calon  lokasi,  maka  beberapa  pemimpin  formal  dan  informaldari  calon  lokasi  tersebut  diundang  oleh  pemda  untuk  diinformasikan  tentang  rencanapemda  dalam  program  penanganan  sampah.  Dalam  kesempatan  ini  diperkenalkantentang  kondisi  persampahan  yang  ada.  sistem  penanganannya,  keuntungan  dankerugiannya,  teknologi  yang  diterapkan,  kriteria  calon  masyarakat  yang  bisa  ikut  dalamprogram dan lain – lain.

Dalam seleksi masyarakat biasanya disusun suatu kriteria antara lain: ketersediaan lahanuntuk  pengolahan  sampah,  adanya  kelompok  yang  siap  bertanggung  jawab,  kesiapanmasyarakat untuk berkontribusi (minimal pada saat operasi dan maintenance) dan lain –lain.  Setelah  masyarakat  diseleksi  maka  dilakukan  pembentukan  kelompok  yangdifasilitasi  oleh  fasilitator  dari  LSM  dan  atau  Pemda.  Ditetapkan  pengurus  (ketua,sekretaris, bendahara) dan anggota, serta disusun

anggaran  dasar  kelompok.  Didalam  kelompok  didiskusikan  segala  hal  antara  lainmengenai  hak  dan  kewajiban  kelompok.  Alternatif  teknologi  yang  akan  digunakan,alternatif  pengorganisasian,  alternatif  sumber  dan  pengelolaan  keuangan,  Alternatifpenyebaran  informasi  program  dan  lain  –  lain.  Semua  hal  yang  didiskusikan  didalamkelompok  kemudian  dituangkan  dalam  rencana  kerja  kelompok  masyarakat  atau  yangsering  dikenal  dengan  rencana  kerja  masyarakat.  Rencana  kerja  masyarakat  biasanyaterdiri dari DED (detail engineering desain), RAB  (rencana anggaran biaya) dan schedulepelaksanaan.  Rencana  kerja  harus  disetujui  dan  ditandatangani  oleh  pihak  pihak  yangbekerjasama.

Setelah  rencana  kerja  disusun  maka  dilaksanakan  kegiatan  konstruksi  pembangunantempat  pegolahan  sampah  terpadu  (jika  opsi  ini  dipilih).  Sebagai  sarana  pengurangan

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 16: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

33

(reduce), penggunaan kembali (reuse) dan daur ulang (recycleable). Setelah dilaksanakankontruksi dan pengoperasian maka dilakukan kontrol (monitoring) dan evaluasi. Biasanyauntuk  3  bulan  pertama  evaluasi  dilakukan  secara  intensif,  minimal  satu  kali  perminggu,namun setelah itu frekuensinya bisa dikurangi bisa menjadi satu bulan sekali, tergantungpada  kebutuhan  lapangan.  Hal  yang  cukup  penting  dalam  pengelolaan  sampah  berbasismasyarakat  adalah  melakukan  survey  kepuasan  pengguna  (user  satisfactory  survey), halini biasanya dilakukan setahun sekali. Untuk melakukan survey dapat bekerjasama denganmahasiswa yang sedang dan akan membuat skripsi.

Stakeholder Terkait

Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat perlu melibatkan semua pihakyang terkait dan berkepentingan (stakeholders). Tetapi harus hati – hati sebab jika terlalubanyak  yang  terlibat  bisa  terjadi  lebih  banyak  diskusi  daripada  bekerja.  Perlu  dilakukananalisa yang  tepat mengenai  fungsi  dan  peran  stakeholder.  Di Pemda  perlu  ada  leadingsektor  yang  bisa  mengkoordinasikan  dan  memimpin  program.  Karena  programnyaberbasis  masyarakat  maka  perlu  ada  fasilitator  handal  yang  mampu  memfasilitasi  baiksecara  teknik  maupun  sosial.  Biasanya  teman  –  teman  LSM  mempunyai  kemampuandibidang ini.

Sumber Pembiayaan

Sumber pembiayaan program pengelolaan sampah terpadu berasal dari patungan (share)dari  berbagai  pihak  terutama  dari  masyarakat  dan  pemerintah  daerah.  Masyarakatbiasanya hanya mampu berkontribusi antara 2 – 4 persen untuk investasi, dan 100 persenpada  tahap  operasi  dan  perawatan.  Selebihnya  merupakan  dana  pemda  dan  ataupemerintah pusat, swasta dan atau donor (jika ada).

Program pengelolaan sampah terpadu berbasis masyarakat merupakan sinergi kekuatandana  dari  pemerintah  daerah  dipadukan  dengan  kekuatan  sosial  masyarakat  (socialcapital) serta kekuatan teknologi dari para ahli (LSM, Universitas, konsultan dll). (sumber:anonim)

5.4. Penanganan Sampah pada Tingkat Rumah Tangga

Sampah  rumah  tangga  adalah  sampah  yang  dihasilkan  dari  aktivitas  rumah  tangga  padaumumnya.  Tidak  dapat  disangkal  bahwa  tinggal  di  suatu  rumah  akan  menghasilkansampah  dan  seringkali  merepotkan,  terutama  jika  rumah  tidak  dirancang  agar  dapatsegera mengeluarkan sampah­sampah ini dari dalam rumah. Pengelolaan sampah rumahtangga bukanlah suatu kebiasaan, tapi merupakan satu set instalasi rumah dan ketekunanyang bertujuan untuk menjaga rumah tetap indah sekaligus melindungi lingkungan.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 17: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

34

Komposisi sampah rumah tangga.Sumber: littletrasure2u.com

Manfaat Pengelolaan Sampah Skala Rumah TanggaPengelolaan  sampah  rumah  tangga  memiliki  manfaat  yang  besar  baik  bagi  penghunimaupun  masyarakat  sekitarnya.  Bagi  penghuni  rumah,  pengelolaan  sampah  yang  baikberarti mulai menciptakan lingkungan rumah yang sehat karena jumlah sampah yang adadi rumah bisa berkurang.

Cara/Metode Pengelolaana. Pemilahan sampah

Memilah  sampah  adalah  langkah  awal  dalam  pengelolaan  sampah.  Dulunya,  hanyadikenal  pemilahan  sampah  basah  dan  sampah  kering.  Cara  ini  dapat  dikembangkanlagi  dengan  memilah  sampah  berdasarkan  jenisnya  yang  lebih  spesifik.  Misalnya,sampah kering dipisahkan lagi menjadi sampah kertas, plastik, kaleng, dan kaca.

SAMPAH ORGANIK

KERTAS

KONSTRUKSI

PLASTIK

METALLAIN­LAIN

KACA

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 18: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

35

Contoh pemilahan sampah yang dimulai dari rumah.Sumber: Modul Pelatihan Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat – ESDP

Contoh kantong pemilah sampah untuk tingkat rumah tanggaSumber: alibaba.com

b. Proses 3R

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 19: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

36

Proses  3R  (Reduce,  Reuse,  Recycle)  yang  berarti  “Mengurangi,  MenggunakanKembali, dan Mendaur Ulang” adalah proses yang paling umum dan paling seringdipropagandakan untuk mengurangi jumlah sampah. Proses ini sendiri akan lebihefektif jika dilakukan pada skala rumah tangga.• Reduce

Reduce  berarti  mengurangi  jumlah  sampah  yang  dihasilkan.  Caranya  dapatberbagai macam, misalnya:­ Membeli  barang  sesuai  kebutuhan  agar  tidak  menghasilkan  sisa/sampah

(leftover). Dengan cara ini, tidak hanya sampah yang dapat dikurangi, tapijuga jumlah pengeluaran untuk belanja.

­ Membeli  dan  menggunakan  barang  yang  dapat  digunakan  berulang  kaliatau tahan lama

­ Hindari membeli barang dengan pembungkus yang berlebihan. Akan lebihbaik jika membawa tas belanja sendiri dari rumah. Tas­tas ini sudah banyakberedar di pasaran dengan desain yang unik.

Contoh tas belanjaSumber: beta.irri.org/news/bulletin/2009.48/bullimg/recycle.bag.jpg

­ Belilah  kebutuhan  rumah  seperti  sabun,  pembersih,  detergen,  dalamkemasan  besar.  Satu  buah  kemasan  besar  akan  menghasilkan  lebih  sedikitsampah daripada beberapa kemasan kecil untuk jumlah yang sama.

­ Gunakan  produk  yang  bisa  didaur  ulang  atau  terbuat  dari  bahan  yang  bisadidaur ulang.

­ Kurangi kebiaasan membawa pulang makanan. Jika ada waktu untuk makandi tempat, lebih baik makan di tempat. Lebih baik lagi jika membiasakan diriuntuk makan masakan sendiri di rumah.

­ Hindari  penggunaan  tissue  atau  produk  kertas  lainnya  untuk  mengelaptangan  setelah  cuci  tangan  atau  sekedar  membersihkan  meja.  Sebagaigantinya, gunakan lap kain.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 20: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

37

Di  beberapa  negara  bahkan  sudah  menerapkan  aturan  tegas  tentang  jumlahsampah yang diangkut setiap minggunya dari tiap rumah untuk menekan jumlahsampah  yang  dihasilkan.  Biasanya,  kebijakan  mereka  adalah  dengan  hanyamengambil satu tong sampah besar dalam kondisi  tertutup.  Jika ada kelebihanmuatan,  sampah­sampah  tersebut  tidak  diangkut  dan  akan  menjadi  ‘masalah’sendiri  bagi  penghuni  rumah  tersebut.  Selain  satu  tong  sampah,  yang  jugadiangkut adalah sampah yang bisa didaur ulang. Sampah ini biasanya diletakkandalam plastik transparan khusus untuk benda daur ulang.

Contoh aturan pengangkutan sampah rumah tanggaSumber: www.canterbury.gov.uk/clean

• ReuseReuse berarti menggunakan kembali barang atau produk. Contohnya:­ Menggunakan sikat gigi bekas sebagai sikat untuk membersihkan sepatu atau

barang­barang­ Menyumbangkan benda­benda  lama atau pakaian  layak yang  tidak  terpakai

lagi kepada panti­panti asuhan atau panti sosial. Jika memungkinkan, tas ataupakaian yang sudah  lama bisa  didesain ulang menjadi  tas/pakaian/aksesorisbaru.

­ Menyimpan  kardus  dari  kiriman  barang.  Jangan  langsung  dibuang  karenamungkin akan terpakai saat akan mengirimkan barang lagi.

• RecycleRecycle atau proses daur ulang adalah cara yang paling umum dilakukan saat ini.Biasanya,  barang­barang  yang  didaur  ulang  ini  adalah  jenis  barang  yang  tidakdapat dipakai kembali atau merupakan bahan sisa (sampah anorganik).

Jika tidak mampu mendaur ulang sampah sendiri, sebaiknya lakukan pemisahansampah, kemudian  jual  ke  tempat loak  atau biarkan pemulung mengambilnya.Biasanya,  barang­barang  ini  nanti  akan  dibawa  ke  pabrik  pengolahan  sendiriuntuk mendaur ulang material­material pembentuknya.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 21: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

38

Pemilahan sampah untuk didaur ulangSumber: littletrasure2u.com

KompostingSampah organik (sampah mudah membusuk) yang ada di rumah dapat diolah menjadikompos  dengan  alat­alat  yang  sederhana.  Misalnya  dengan  menggunakan  takakurauntuk skala rumah tangga.

Contoh Takakura dan susunan bagian dalam TakakuraSumber: Modul Pelatihan Pengolahan Sampah Berbasis Masyarakat – ESDP

5.5. Pengelolaan Sampah OrganikSampah Organik  terdiri dari  bahan­bahan penyusun  tumbuhan dan hewan yang diambildari  alam  atau  dihasilkan  dari  kegiatan  pertanian,  perikanan  atau  yang  lain.  Sampah  inidengan  mudah  diuraikan  dalam  proses  alami.  Sampah  rumah  tangga  sebagian  besarmerupakan bahan organik. Termasuk sampah organik, misalnya sampah dari dapur, sisatepung, sayuran, kulit buah, dan daun.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 22: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

39

Sumber: www.linergy.co.uk Sumber: www.north­herts.gov.uk

Sumber dan Jenis Sampah Organik

A. PEMANFAATAN DAN PENGOLAHAN SAMPAH ORGANIK

Pengolahan sampah organik.Sumber: www.hallasanup.com

1. PENGOMPOSAN

Sampahmakanan

Corongpenuang

Penimbunan/pembakaran

Pengomposanaerob

Padatankotoran

Fermenterasam

Fermentermetan

Penyimpankotoran

Gudangbiogas

Generator ListrikPupukGudang

Pemisah/penghancur

Material inert

Tangki pencampur Pemisahbergravitasi

Belt atau baut tekan

dewater

Lindi

Air Olahan

Ke STPAir olahan

Pembong­karan

Kompos

Pemanas

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 23: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

40

Himbauan untuk mendaur ulang sampah organik menjadi komposSumber: www.bionetix.co.uk

a. PengertianPengomposan  adalah  proses  dimana  bahan  organik  mengalami  penguraian

secara biologis, khususnya oleh mikroba­mikroba yang  memanfaatkan bahan organiksebagai  sumber  energi.  Membuat  kompos  adalah  mengatur  dan  mengontrol  prosesalami tersebut agar kompos dapat terbentuk lebih cepat. Proses ini meliputi membuatcampuran bahan yang seimbang, pemberian air  yang cukup, mengaturan aerasi, danpenambahan aktivator pengomposan.

Secara umum, pengomposan dapat dilakukan melalui 2 cara, yakni proses aerobdan  anaerob.  Pengomposan  secara  aerobik  paling  banyak  digunakan,  karena  mudahdan  murah  untuk  dilakukan,  serta  tidak  membutuhkan  kontrol  proses  yang  terlalusulit.  Dekomposisi  bahan  dilakukan  oleh  mikroorganisme di  dalam  bahan  itu  sendiridengan  bantuan  udara.  Sedangkan  pengomposan  secara  anaerobik  memanfaatkanmikroorganisme yang tidak membutuhkan udara dalam mendegradasi bahan organik.

b. Manfaat pengomposanAspek Ekonomi :• Menghemat biaya untuk transportasi dan penimbunan limbah• Mengurangi volume/ukuran limbah• Memiliki nilai jual yang lebih tinggi dari pada bahan asalnyaAspek Lingkungan :• Mengurangi  polusi  udara  karena  pembakaran  limbah  dan  pelepasan  gas  metana

dari  sampah  organik  yang  membusuk  akibat  bakteri  metanogen  di  tempatpembuangan sampah

• Mengurangi kebutuhan lahan untuk penimbunanAspek bagi tanah/tanaman:• Meningkatkan kesuburan tanah

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 24: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

41

• Memperbaiki struktur dan karakteristik tanah• Meningkatkan kapasitas penyerapan air oleh tanah• Meningkatkan aktivitas mikroba tanah• Meningkatkan kualitas hasil panen (rasa, nilai gizi, dan jumlah panen)• Menyediakan hormon dan vitamin bagi tanaman• Menekan pertumbuhan/serangan penyakit tanaman• Meningkatkan retensi/ketersediaan hara di dalam tanah

c. Proses pengomposan aerobikPeralatan

Peralatan  yang  dibutuhkan  dalam  pengomposan  secara  aerobik  terdiri  dariperalatan  untuk  penanganan  bahan  dan  peralatan  perlindungan  keselamatan  dankesehatan bagi pekerja. Berikut disajikan peralatan yang digunakan.1. Terowongan udara (Saluran Udara)

§ Digunakan sebagai dasar tumpukan dan saluran udara§ Terbuat dari bambu dan rangka penguat dari kayu§ Dimensi : panjang 2m, lebar ¼ ­ ½ m, tinggi ½ m§ Sudut : 45o§ Dapat dipakai menahan bahan 2 – 3 ton

2. Sekop§ Alat bantu dalam pengayakan dan tugas­tugas lainnya

3. Garpu/cangkrang§ Digunakan  untuk  membantu  proses  pembalikan  tumpukan  bahan  dan

pemilahan sampah4. Saringan/ayakan

§ Digunakan  untuk  mengayak  kompos  yang  sudah  matang  agar  diperolehukuran yang sesuai

§ Ukuran lubang saringan disesuaikan dengan ukuran kompos yang diinginkan§ Saringan bisa berbentuk papan saring yang dimiringkan atau saringan putar

5. Termometer§ Digunakan untuk mengukur suhu tumpukan§ Pada  bagian  ujungnya  dipasang  tali  untuk  mengulur  termometer  ke  bagian

dalam tumpukan dan menariknya kembali dengan cepat§ Sebaiknya  digunakan termometer alkohol (bukan  air  raksa)  agar  tidak

mencemari kompos jika termometer pecah6. Timbangan

§ Digunakan  untuk  mengukur  kompos  yang  akan  dikemas  sesuai  berat  yangdiinginkan

§ Jenis  timbangan  dapat  disesuaikan  dengan  kebutuhan  penimbangan  danpengemasan

7. Sepatu boot

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 25: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

42

§ Digunakan oleh pekerja untuk melindungi kaki selama bekerja agar terhindardari bahan­bahan berbahaya

8. Sarung tangan§ Digunakan  oleh  pekerja  untuk  melindungi  tangan  selama  melakukan

pemilahan  bahan  dan  untuk  kegiatan  lain  yang  memerlukan  perlindungantangan

9. Masker§ Digunakan  oleh  pekerja  untuk  melindungi  pernafasan  dari  debu  dan  gas

bahan terbang lainnya

Tahapan Pengomposan1. Pemilahan Sampah

§ Pada tahap ini dilakukan pemisahan sampah organik dari sampah anorganik(barang  lapak  dan  barang  berbahaya).  Pemilahan  harus  dilakukan  denganteliti  karena  akan  menentukan  kelancaran  proses  dan  mutu  kompos  yangdihasilkan

2. Pengecil Ukuran§ Pengecil ukuran dilakukan untuk memperluas permukaan sampah, sehingga

sampah dapat dengan mudah dan cepat didekomposisi menjadi kompos3. Penyusunan Tumpukan

§ Bahan  organik  yang  telah  melewati  tahap  pemilahan  dan  pengecil  ukurankemudian disusun menjadi tumpukan.

§ Desain penumpukan yang biasa digunakan adalah desain memanjang dengandimensi panjang x lebar x tinggi = 2m x 12m x 1,75m.

§ Pada  tiap  tumpukan  dapat  diberi  terowongan  bambu  (windrow)  yangberfungsi mengalirkan udara di dalam tumpukan.

4. Pembalikan§ Pembalikan dilakuan untuk membuang panas yang berlebihan, memasukkan

udara  segar  ke  dalam  tumpukan  bahan,  meratakan  proses  pelapukan  disetiap  bagian  tumpukan,  meratakan  pemberian  air,  serta  membantupenghancuran bahan menjadi partikel kecil­kecil.

5. Penyiraman§ Pembalikan  dilakukan  terhadap  bahan  baku  dan  tumpukan  yang  terlalu

kering (kelembaban kurang dari 50%).§ Secara manual perlu tidaknya penyiraman dapat dilakukan dengan memeras

segenggam bahan dari bagian dalam tumpukan.§ Apabila  pada  saat  digenggam  kemudian  diperas  tidak  keluar  air,  maka

tumpukan  sampah  harus  ditambahkan  air.  sedangkan  jika  sebelum  diperassudah  keluar  air,  maka  tumpukan  terlalu  basah  oleh  karena  itu  perludilakukan pembalikan.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 26: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

43

6. Pematangan§ Setelah  pengomposan  berjalan  30 –  40  hari,  suhu  tumpukan  akan  semakin

menurun hingga mendekati suhu ruangan.§ Pada  saat  itu  tumpukan  telah  lapuk,  berwarna  coklat  tua  atau  kehitaman.

Kompos masuk pada tahap pematangan selama 14 hari.7. Penyaringan

§ Penyaringan  dilakukan  untuk  memperoleh  ukuran  partikel  kompos  sesuaidengan  kebutuhan  serta  untuk  memisahkan  bahan­bahan  yang  tidak  dapatdikomposkan yang lolos dari proses pemilahan di awal proses.

§ Bahan  yang  belum  terkomposkan  dikembalikan  ke  dalam  tumpukan  yangbaru, sedangkan bahan yang tidak terkomposkan dibuang sebagai residu.

8. Pengemasan dan Penyimpanan§ Kompos  yang  telah  disaring  dikemas  dalam  kantung  sesuai  dengan

kebutuhan pemasaran.§ Kompos  yang  telah  dikemas  disimpan  dalam  gudang  yang  aman  dan

terlindung  dari  kemungkinan  tumbuhnya  jamur  dan  tercemari  olehbibit jamur dan benih gulma dan  benih  lain  yang  tidak  diinginkan  yangmungkin terbawa oleh angin. (Sumber: id.wikipedia.org/wiki/Kompos)

d. Pengomposan dengan alat/ mesin komposterPengomposan  dapat  juga  menggunakan  alat  mesin  yang  berfungsi  dalam

memberi asupan oksigen serta membalik bahan secara praktis. Komposter Rotary Klinberkapasitas 1 ton bahan sampah mengelola proses membalik bahan dan mengontrolaerasi dengan cara mengayuh pedal serta memutar aerator (exhaust fan). Penggunaankomposter BioPhoskko disertai aktivator kompos yang tepat akan meningkatkan kerjapenguraian bahan (dekomposisi) oleh jasad renik menjadi 5 sampai 7 hari saja.

Komposter  jenis  ini  lebih  banyak  digunakan  pada  skala  rumah  tangga.  Carapenggunaannya adalah (Sumber: www.rtlima.com/infokomposter.pdf):• Sampah dipilah di dapur dan di taman

Sisa  buah­buahan,  sisa  sayuran,  dan  sampah  taman dipotong  dengan  ukuran  2­5cm.  Semakin  kecil  potongan,  semakin  cepat  proses  pembusukan.  Pemotongansampah  ini  dapat  menggunakan  alat  pencacah  sampah.  Sementara  untuk  sisamakanan, tiriskan terlebih dahulu makana yang berkuah.

• Sampah dimasukkan ke dalam komposter rumah tanggaBila  diperlukan,  masukkan  sumber  karbon  untuk  menutupi  bagian  atas  sampah.Sumber karbon dapat mengurangi munculnya larva lalat dan mempercepat prosespembusukan.  Sumber  karbon  antara  lain:  dedak,  sekam,  serbuk  gergaji,  pupukkandang, kompos.

• Jangan  terlalu  banyak  memasukkan  sampah  taman  ke  dalam  komposter,  karenasampah taman lebih lama membusuk dibandingkan sampah basah lainnya

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 27: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

44

• Jika komposter sudah penuh, sampah bagian bawah yang sudah berubah menjadikompos  dapat  dipanen  atau  didiamkan  selama  30  hari  menunggu  hingga  semuasampah di bagian atas berubah menjadi kompos

2. PEMBUATAN BIOGAS  Limbah organik lain yang dapat diolah adalah limbah/ kotoran yang berasal dari hewanternak.  Kotoran  ternak  mengandung  zat­zat  yang  dapat  menjadi  sumber  gas  metanasehingga dapat dimanfaatkan sebagai sumber panas, dalam hal ini gas.a) Alat

• Drum volume 200 liter• Drum volume 120 liter

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 28: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

45

• Sepotong pipa 10 cm yang berdiameter 2 cm• Slang untuk penyalur gas• Kran penyalur gas• Ember• Jerigen volume 5 liter• Martil• Pahat.

b) Bahan• Kotoran sapi, kerbau, unggas atau hewan lainnya• Limbah hasil panen dan atau sampah organik lainnya• Air

c) Cara Kerja• Campurkan  2  liter  kotoran  sapi  dan  dua  liter  air  ke  dalam  ember,  aduk  hingga

merata• Tambahkan  ke  dalam  campuran  tadi  cacahan  rumput  secukupnya  dan  aduk

kembali hingga merata• Masukan  campuran  bahan­bahan  tadi  ke  dalam  jerigen  yang  bervolume  5  liter.

Biarkanlah jerigen tersebut terbuka• Simpanlah  jerigen  yang  telah  berisi  campuran  bahan­bahan  tadi  pada  tempat

yang aman dan terlindung selama 2 bulan.• Selama penyimpanan, lakukanlah pengguncangan pada jerigen tersebut sebanyak

3 atau 4 kali dalam satu minggud) Persiapan Limbah yang Akan Digunakan

• Kumpulkan kotoran sapi atau hewan ternak lainnya• Kumpulkan bahan­bahan organik yang berupa limbah pertanian, limbah pasar,

limbah ternak, atau limbah­limbah organik lainnya.• Bila bahan­bahan organik yang akan digunakan telah kering, hancurkan terlebih

dahulu dengan cara mencacahnya hingga halus.• Bila bahan­bahan organik yang akan digunakan masih basah (masih segar),

lakukan pencabikan untuk memudahkan pembusukan, kemudian simpanlahditempat terbuka selama sekitar 10 hari agar mengalami pembusukan.

e) Menempatkan Limbah dalam Unit Biogas• Masukan 3 ember bahan­bahan organik yang telah disiapkan di atas bersama­

sama dengan 3 ember air kedalam drum yang bervolume 200 liter, kemudianaduk hingga merata.

• Lakukan hal yang sama hingga mencapai volume sekitar 2/3 volume drum 200liter atau hingga setinggi volume drum 120 liter.

• Masukan starter yang telah disiapkan di atas ke dalam drum 200 liter yang telahdiisi bahan­bahan organik, kemudian aduklah hingga merata.

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 29: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

46

• Masukan drum yang bervolume 120 liter dengan kran dalam keadaan terbuka.Tekanlah drum kecil tersebut hingga mencapai dasar drum besar. Usahakan tidakada udara dalam drum kecil tersebut.

• Jika permukaan drum bervolume 120 liter tidak terbenam, keluarkan kembalidrum tersebut dan tambahkan kembali bahan­bahan organik dan air ke dalamdrum bervolume 200 liter sampai mencukupi untuk membenamkan drumbervolume 120 liter.

• Bila sudah diyakini bahwa drum bervolume 120 liter terbenam seluruhnya dalamcampuran bahan­bahan organik yang terdapat di dalam drum bervolume 200 literdan bagian dalam drum bervolume 120 liter tersebut telah penuh berisi bahan­bahan organik, tutuplah keran yang terdapat pada drum bervolume 120 liter tadi(lihat gambar).

• Biarkanlah drum­drum tadi selama 3 ­ 4 minggu. Selama waktu ini prosesfermentasi akan berlangsung dan gas yang dihasilkan akan terjebak di dalamdrum bervolume 120 liter. Gas ini akan menyebabkan drum bervolume 120 literterdorong ke atas.

• Sambil menunggu proses fermentasi berlangsung, periksalah apakah adakebocoran gas dari drum bervolume 120 liter. Bila terjadi kebocoran segera ditambal dengan cat atau aspal. Untuk mengetahui adanya kebocoran dapatdilakukan dengan cara membasahi permukaan drum bervolume 120 liter denganair sabun. Kebocoran akan terlihat dengan adanya buih pada daerah yang bocortersebut.

• Setelah diketahui drum bervolume 120 liter berisi gas, periksalah gas tersebutuntuk meyakinkan bahwa gas yang terbentuk merupakan gas yang dapatdigunakan untuk bahan bakar. Pemeriksaan dapat dilakukan dengan membukakran dan menyalakan api di atas pipa penyalur gas.

f) Catatan• Waktu yang diperlukan untuk memproduksi gas sekitar 3 ­ 4 minggu, setelah itu

gas akan diproduksi secar kontinyu selama 8 minggu. Selama 8 minggu ini,separuh dari total gas yang diproduksi dibentuk pada 2 ­ 3 minggu pertama,sisanya dibentuk pada 5 ­ 6 minggu terakhir.

• 2. Setelah waktu 8 minggu dilalui, gas tidak akan banyak terbentuk, maka unitbiogas dapat dikosongkan kembali dan isinya dapat digunakan sebagai starteruntuk pembuatan biogas berikutnya.

• 3. Dalam pembuatan starter kotoran sapi yang digunakan diusahakan yang masihbaru (hangat). (Sumber: file.upi.edu ­ Diana Rochintaniawati: Pembuatan Biogas)

3. PEMBUATAN BIOBRIKETPengolahan  sampah  organik  lainnya  adalah  dengan  membuat  biobriket.  Bahan  utamabiobriket  adalah  ampas  tanaman,  umumnya  tanaman  ladang  seperti  jagung,  tebu,

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 30: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

47

maupun  kelapa  sawit. Pembuatan biobriket  ini  digagas oleh  Basriyanta, Ketua  LembagaSentra Inovasi Energi.a) Biobriket dari Bonggol Jagung

Untuk  pembakaran  sampah,  digunakan  sistem  pembakaran  sendiri.  Maksudnyaadalah  dengan  menyulut  sebagian  sampah  kering  dengan  api.  Setelah  itu  apimenjalar  dan  membakar  sampah  lainnya  hingga  menjadi  arang.  Langkahberikutnya, menghancurkan arang dengan cara menumbuk dan mengayaknya.Karbon hasil ayakan itu dicampur dengan perekat agar padat. Pemadatan dilakukanagar bahan bakar mempunyai nilai  kalori yang  tinggi,  sampai 5.000 kal/g. Sebagaibahan  perekat,  digunakanlah  tepung  kanji.  Bahan  lain  sebagai  perekat  adalahblotong  atau  limbah  produksi  gula.  Sekilo  tapioka  diencerkan  dalam  10  kg  airhangat  dan  diaduk  merata  hingga  menjadi  lem.  Campuran  karbon  dan  lemdimasukkan ke pencetak berupa pipa PVC sepanjang 10 cm dan berdiameter 1 inci.Kemudian  campuran  tersebut  dipres  hingga  padat  sepanjang  6  cm.  Hasil  cetakanlantas dijemur hingga kering selama 2 hari. Biobriket basah dioven selama 2  jam.Sumber  panas  dalam  oven  itu  adalah  panas  pembakaran  sampah.  Prosespembuatan biobriket sejak pembakaran daun­daun hingga pemadatan mencapai 2jam; jika menggunakan tongkol jagung, 4 jam. (Sumber: trubus­online.co.id)

b) Biobriket Serbuk GergajiSelama  ini  serbuk  gergaji  hasil  proses  pemotongan  kayu  tidak  dimanfaarkan  danhanya  dibuang  atau  dibakar  begitu  saja,  pada  hal  serbuk  gergaji  ini masih  mengikatenergi,  sehingga  dapat  dimanfaatkan  menjadi  bahan  bakar  alternatif  denganpembuatan briket arang. Proses pembuatan briket arang dari serbuk gergaji adalah:• Pengarangan : serbuk gergaji dan tempurung kelapa dibuat dengan pengarangan

manual atau dibakar.• Pengayakan  :  bertujuan  untuk  menghasilkan  arang  serbuk  gergajian  dan

tempurung  kelapa  yang  lembut  dan  halus.  Arang  serbuk  gergaji  diayak  dengansaringan ukuran 50 mesh dan arang tempurung kelapa dengan saringan ukuran 70mesh.

• Pencampuran  media  :  arang  serbuk  gergaji  dan  tempurung  kelapa  yang  telahdiayak selanjutnya dicampur dengan perbandingan arang sebuk gergaji 90% danarang tempurung kelapa 10%. Pencampuran ditambah dengan lem kanji sebanyak2,5 &%dari seluruh campuran.

• Pencetakan briket arang : setelah semua bahan­bahan tercampur secara merata,dimasukkan kedalam cetakan briket dan dikempa, setelah itu dikeringkan denganoven. (Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)

c) Biobriket Sampah OrganikMembuat  briket  jenis  ini  relatif  murah  dan  sederhana.  Sampah  organik  terlebihdahulu  dibakar  dalam  sebuah  lubang  sampai  menjadi  arang.  Arang  lalu  ditumbuk,

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 31: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

48

dihaluskan,  dan  disaring  menjadi  bubuk.  Setelah  diberi  campuran  perekat  (tepungkanji), bubuk lalu dicetak. Dalam prosesnya, hanya arang yang berwarna hitam pekatyang  diolah  karena  lebih  berkualitas  dalam  menghasilkan  energi.  Arang  daun  iniditumbuk  hingga  halus  dan  dicampur  dengan  tepung  kanji  dengan  takaran  1:4.Tepung  kanji  yang  digunakan  hanya  sedikit  karena  hanya  sebagai  perekat.  Setelahtercampur  rata,  adonan  ini  dicetak  sesuai  kebutuhan  dan  dijemur  hingga  kering.Setelah  dijemur  sampai  kadar  airnya  hilang,  terbentuklah  briket  sampah  yang  siappakai.Selain  bisa  menggantikan  minyak  tanah,  arang  briket  juga  ramah  lingkungan  karenatak  mengandung  zat  kimia  yang  membahayakan.  Briket  ini  juga  hemat  dan  bisamenyala  lebih  lama,  yakni  enam  jam  terus­menerus  tanpa  perlu  dikipasi.  Setelahdipakai, ampas briket sampah tetap bermanfaat sebagai pupuk tanaman.(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)

d) Biobriket Tandan Kelapa SawitTandan  kelapa  sawit  dibakar  sehingga  diperoleh  serbuk,  selanjutnya  serbuk  tandankelapa  dihaluskan  dan  setelah  dihaluskan  dan  dicampur  dengan  perekat  untukmemperkuat ikatan­ikatan antar molekul. Kemudian dicetak dan dikeringkan denganoven.  Briket  tandan  kelapa  sawit  telah  melalui  beberapa  tahap  pengujian  standar.Berdasarkan hasil pengujian  ini kadar gas nitrogen, kadar karbon monooksida  kadargas sulfur masih berada dalam ambang batas kewajaran yang aman bagi lingkungan.Briket  tandan  kelapa  sawit  ini  masih  dalam  pengembangan  skala  laboratorium  danbelum  dipasarkan  secara  bebas  dan  diperjual  belikan  secara  komersial.  Dandiperlukan usaha pengembangan lebih lanjut dan dibutuhkan dukungan dari berbagaipihak,  tidak  hanya  institusi  pendidikan,  dukungan  pemerintah  dan  masyarakat  jugasangat diperlukan untuk menghilangkan ketergantungan akan bahan bakar  fosil dandemi kelanjutan ketersediaan bahan bakar di masa yang akan datang.(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)

Contoh­contoh biobriket(Sumber: www.kaskus.us/showthread.php?t=2504203)

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 32: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

49

5.6. Pengelolaan Usaha Pengomposan

A. MODALUntuk  membuka  tempat  pembuatan  kompos  perkiraan  estimasi  dana  yang  harusdikeluarkan,  yaitu  sebesar  Rp.  35.000.000,­  s/d.  Rp.  40.000.000,­.  Dana  sebesar  itudigunakan untuk membangun sarana prasarana serta peralatan dan perlengkapan.

Keterangan Harga (Rp.)Biaya sewa lahan untuk setahun (500 m²) 5.000.000,­

Biaya pembelian mesin pencacah 20.000.000,­

Biaya pembelian mesin pengaduk 10.000.000,­

Biaya pembelian mesin penjahit karung 500.000,­

Jumlah 35.500.000,­

Dana bisa mencapai Rp. 40.000.000,­ jika kita juga menyewa bangunan untuk tempatusaha.  Minimal,  kit  aharus  mengeluarkan  dana  sebesar  Rp.  4.500.000,­  per  tahununtuk  menyewa  bangunan  yang  luasnya  50  m².  Sebagian  besar  modal  awaldialokasikan untuk membeli mesin. Jika kita ingin mngurangi jumlah modal awal, kitabisa  mengurangi  biaya  pembelian  dengan  hanya  membeli  mesin  pencacah  saja.Sementara  itu,  untuk  proses  pengadukan,  kita  bisa  melakukannya  secara  manualdengan  menggunakan  cangkul  tanpa  bantuan  mesin  pengaduk.  Dengan  hanyamembeli mesin pencacah, kita bisa menghemat modal Rp. 10.000.000,­

B. PEMBIAYAANKomponen  biaya  utama  adalah  transportasi  dan  tenaga  kerja.  Transportasi  yangutama  adalah  pengangkutan  serbuk  gergaji  ke  lokasi,  terutama  ongkos  bongkarmuatnya.  Tenaga  kerja  terutama  untuk  pencampuran  dan  pembalikan.  Biaya  untuktempat dan fasilitas windrow relatif kecil dibandingkan kedua komponen tadi. Untukpengomposan  2.628  meter  kubik  sampah  organik,  kita  membutuhkan  biaya­biayasebagai berikut:

Keterangan Nilai (Rp.)A. Biaya Tetap

1. Sewa tempat (Rp. 5.000.000 : 12) 420.000

2. Depresiasi peralatan (Rp. 35.000.000 : 12) 3.000.000

B. Biaya Variabel1. Upah tenaga kerja (25 orang) 12.000.000

2. Perlengkapan kerja 450.000

3. Inokulan EM4 1.150.000

4. Molase 76.000

5. Plastik/ karung pengemasan 750.000

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 33: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

50

6. Biaya pengangkutan 1.500.000

Total Biaya 19.346.000

Jika  dalam  sebulan  kita  bisa  memproduksi  kompos  sebanyak  25  ton  dengan  hargapenjualan Rp. 1.000,­ per kilogram, maka kita akan memperoleh pemasukan sebesarRp.  25.000.000,­.  Dari  jumlah  ini  kita  akan  memperoleh  keuntungan  bersih  Rp.5.654.000,­  setelah  dikurangi  biaya  rutin/  bulanan.  Dengan  keuntungan  bersih  lebihdari Rp. 5.000.000,­ modal kita akan kembali dalam jangka waktu 5 – 6 bulan.

C. TENAGA KERJADalam usaha pengomposan, kita membutuhkan banyak tenaga kerja, terutama untukproses pengadukan dan pembalikan secara manual. Namun,  jika kita sudah memilikimesin  pengaduk  sendiri,  maka  jumlah  tenaga  kerja  pun  dapat  dikurangi.  Biasanyauntuk mengolah kompos di lahan seluas 500 m², kita membutuhkan minimal 25 orangpekerja. Di antara mereka ada yang bertugas menyortir sampah dengan memisahkansampah organic dari sampah anorganik, atau sampah organic yang bagus dari sampahorganic  yang  terkontaminasi,  sebagian  pekerja  lainnya  bertugas  melakukanpencacahan  bahan  baku,  baik  secara  manual  maupun  dengan  menggunakan  mesin,dan sisanya bertugas mengaduk dan membolak­balik kompos.  Mereka juga bertugassebagai pengawas kualitas kompos.

D. PENYALURAN/ DISTRIBUSISetelah  proses  produksi,  tahap  selanjutnya  adalah  pemasaran  dan  aplikasi  akhir.Untuk aplikasi di daerah sekitar, tidaklah perlu dilakukan pengemasan. Selain karenafaktor  biaya,  pengemasan  juga  akan  menimbulkan  masalah  baru,  yaitu  sampahplastik.  Aplikasi  lainnya  adalah  pengemasan  terselubung,  yaitu  penjualan  komposyang  digabung  dalam  paket  penjualan  bibit  tanaman,  baik  tanaman  hias  maupuntanaman  buah­buahan.  Penggabungan  bisnis  pengomposan  dan  pembibit  ­  anmerupakan  simbiosis  yang  menguntungkan,  baik  dari  pemanfaatan  tenaga  kerjamaupun  jumlah  penjualan  kompos  yang  meningkat.  Pengembangan  selanjut  –nya,usaha  penjualan  kompos  diintegrasikan  dengan  bisnis  untuk  pengerjaan  landscapedan/  atau  perawatan  taman  sehingga  siklus  pemanfaatan  kompos  dan  pembuatankompos  dari  sampah  kebun  dapat  terintegrasi.  Dengan  bahan  baku  yang  melimpahruah,  kita  dapat  memproduksi  kompos  sesuai  permintaan  tanpa  harus  takutkekurangan  bahan  baku.  1  kg  kompos  dapat  kita  jual  dengan  harga  rata­rata  Rp.1.000,­.  Dengan  harga  penjualan  yang  murah,  kita  tetap dapat  mengais  keuntungankarena  permintaan  terhadap  kompos  tidak  pernah  berhenti  bahkan  cenderungmeningkat.  Ketika  usaha  pengomposan  telah  berkembang,  akan  lebih  baik  jika  kitamengembangkannya  melalui  program  kemitraan.  Kita  bisa  bekerja  sama  dengankelompok­kelompok  tani  yang  membutuhkan  kompos  dalam  kegiatan  mereka  atau

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com

Page 34: Resume Pengetahuan Pengelolaan Persampahan _sampah Organik by: Nurul Puspita, 2010 - Yogyakarta

51

menjalin  kemitraan  dengan  perusahaan­perusahaan  yang  bergerak  di  bidangagrikultural. (sumber: Gunawan, 2007: 71).

Click t

o buy NOW!

PDF­XCHANGE

www.docu­track.com Clic

k to buy N

OW!PDF­XCHANGE

www.docu­track.com