Upload
naveni
View
493
Download
41
Embed Size (px)
Citation preview
Esensi Komunikasi
Communication is not just word, paint on canvas, math symbolic or the equation and
model of scientist. Communition is the gredest single factor affecting a person’s healt and
relationship to other. Komunikasi tidak hanya berupa kata, tulisan diatas kertas, symbol dan
persamaan model-model dengan ilmu lain. Komunikasi merupakan salah satu factor untuk
menjaga keharmonisan hubungan seseorang dengan orang lain.
Komunikasi merupakan proses yang fundamental, setiap aktivitas individu dalam lingkup
pribadi social maupun pekerjaan tidak bisa lepas dari komunikasi.tidak dapat kita pungkiri
sekarang ini, karir dalam semua bidang menuntut seseorang untuk bisa, memhami komunikasi,
mengembangkan strategi komunikasi yang efektif, dapat menjalin hubungan dengan orang lain,
dan dan dituntut dapat menyajikan gagasan-gagasn melalui beragam saluran komunikasi. Dua
hal yang harus diperhatikan dalam komunikasi yaitu teks dan konteks (isi dan situasi dalam
penyampaian informasi pada komunikasi).
Defenisi Komunikasi
Secara bahasa komunikasi berasal dari bahasa latin, yaitu communis atau common yang
artinya sama. Komunikasi dengan orang lain untuk mencapai sebuah kesamaan makna
(communers). Secara umum komunikasi dapat didefenisikan yaitu merupakan beberapa kata
yang digunakan dalam banyak cara yang berbeda oleh banyak orang yang berbeda pula.
Komunikasi dapat berupa pikiran seorang pembicara yang disampaikan kepada khalayak dalam
sebuah podium, dapat berupa diskusi menarik diantara beberapa orang dalam suatu
pertamuan,dan berupa istilah yang terkait denagn media baik media konvesional maupun media
baru, dan masih banyak lainnya.
Sebelum melihat komunikasi lebih jauh ada beberapa hal penting yang harus kita ketahui
tentan komunikasi, diantaranya :
Komunikasi adalah nama sebuah disiplin ilmu.
Komunikasi merupakan istilah yang merujuk pada bidang akademik dan fokos dari suatu
kajian.
Komunikasi memiliki makna popular, professional, dan bersifat teknis.
Komunikasi merupakan istilah yang dipakai secara umum oleh public, dalam lingkungan,
dan dalam latar teknis maupun akademis.
Menurut Frank Dance dan Carl Larson ada 126 definisi komunikasi, beberapa diantaranya yaitu :
Komunikasi bermakna informasi yang disampaikan dari satu tempat ketempat yang lain.
Komunikasi mencakup semua prosedur dimana pikiran seseorang akan mempengaruhi
pikiran orang lain.
Transmisi informasi, gagasan, perasaan, kecakapan dan lain-lain melalui penggunaan
lambang-lambang: kata-kata, gambar, grafik, dan sebagainya.
Gagasan, pengetahuan atau informasi yang disampaikan atau dipertukarkan secara lisan
atau tertulis.
Komunikasi terjadi ketika satu orang atau lebih mengirim dan menerima pesan yang
terdistorsi oleh noise, berlangsung dalam sebuah konteks, memiliki beberapa efek, dan
memberikan kesempatan untuk melakukan umpan balik.
Selain definisi yang ada diatas defenisi komunikasi dapat dibedakan dalam beberapa ruang
lingkup yaitu :
Level of Observation
Question of intent
Poin of view
Issue of Outcomes
Level of Observation
Cirri-ciri pada komunikasi level of observation yaitu :
o Komunikasi bisa dikaji pada tataran individu, hubungan, organisasi, masyarakat, dan
internasional.
o Defenisi pada level of observation bisa focus pada satu tataran, beberapa atau bahkan
semua tataran.
Question of intent
Pada lingkup komunikasi question of intent beberapa cirinya yaitu :
o Para akademisi sering tidak sepakat apakah pesan harus secara intensionla diciptakan
agar dapat dimengerti sebagai komunikasi.
o Pada dasarnya semua teoritisi setuju bahwa tindakan intensional yng tercatat seharusnya
dipahami sebagai komunkasi.
o Jika seseorang bertanya kepada orang lain dengan memberikan jawaban, maka
komunikasi telah berlangsung, karena seseorang tersebut secara sengaja menyampaikan
pesan.
o Akademisi lain menegaskan bahwa komunikasi terjadi ketika sebuah prilaku dapat
diinterpretasikan, baik secara intensional maupun tidak.
Contoh pada komunikasi level of intent ini adalah ketika seorang mahasiswa menguap
dikelas, maka akan dipersepsikan oleh mahasiswa lain atau bahkan dosennya sebagai wujud
kejenuhan mahasiswa tersebut saat berada dikelas.
Point of view
Pada level komunikasi point of view, komunikasi dapat didefenisikan dalam sebuah cara
yang menekankan pada perspektif sumber (source) atau peneriman (receiver).
Issue of outcomes
Beberapa definisi komunikasi hanya mencakup situasi, dimana hasil particular telah terjadi.
Missal; pemahaman, penerimaan dan persetujuan.
Kemudian beberapa defenisi lainmelihat komunikasi tidak memiliki hasil. Missal;
kesalahpahaman,ketidaksepakatan, atau hasil negative lainnya yang berbentuk sebuah kegagalan
komunikasi.
Dari berbagai paparan diatas dapat kita simpulkan, komunikasi adalah sebuah proses dimana
individu-individu dalam suatu hubungan, kelompok, organisasi, masyarakat menciptakan dan
menggunakan informasi untuk berinteraksi antara satu sama lain.
Model Komunikasi
Model Komunikasi oleh Aristoteles dan Plato.
Aristoteles dan Plato adalah figur sentral dalam studi awal komunikasi. Komunikasi
dipahami sebagai seni untuk diparktikan dan sebagai kawasan studi. Aristoteles melihat
komunikasi sebagai sarana warga Negara berpartisipasi dalam demokrasi. Ia menjelaskan
komunikasi dalam istilah orator (speaker) yang mengkontruksikan argument untuk disampaikan
dalm sebuah pidato (speech) kepada khlayak. Tujuan pembicara (speaker) adalah menumbuhkan
citra positif dirinya dan mendorong khalayak untuk menerima pesan yang disampaikan. Bagi
Aristoteles, komunikasi adalah aktifitas verbal dimana pembicara mencoba untuk mempersuasi
khalyak melalui kontruksi argument dan menyampaikan pidato. Dapat kita lihat alurnya sebagi
berikut, Speaker → Argument → Speech → listener.
Aristoteles dipandang sebagai teoritisi komunikasi retoris terbesar. Ariatoteles
memperkenalkan sarana persuasi yaitu:
Ethos (sifat dari sumber)
Pathos (emosi khalayak)
Logos (sifat dari pesan yang disampaikan oleh sumber kepada khalayak)
Menurut Aristoteles, bukti (proof) adalah elemen yang penting bagi keberhasilan pidato
yang persuasive. Ia membedakan tiga koteks pidato sbb:
Deliberative speaking (pemerintah).
Forensic speaking (pengadilan).
Epideictic speaking (peristiwa seremonial)
Kemudian Model Komunikasi oleh Lasswell’s.
Lasswell (1948) memberikan pandangan umum tentang komunikasi. Ia menjelaskan
bahwa proses komunikasi dapat dijelaskan melalui pernyataan yang sederhana yaitu “who says
what to whom in what chanel with what effect”. Pandangan komunikasi Lasswell mirip dengan
pandangan Aristotle yang menekankan pada elemen-elemen speaker, message, dan audience,
namun memakai terminologi yang berbeda. Keduanya memahami komunikasi sebagai proses
satu arah (one-way process) dimana seseorang memengaruhi orang lain melalui pesan-pesan
yang disampaikan. Lasswell menawarkan definisi yang lebih luas tentang channel mencakup
media massa sebagai bagian dari proses komunikasi. Lasswell juga memberikan pandangan yang
lebih umum tentang tujuan atau effect komunikasi daripada perspektif Aristotle. Ia menegaskan
bahwa ada beragam hasil atau efek komunikasi, misalnya memberikan informasi, hiburan, selain
mempersuasi. Dan dapat kita lihat sebagai berikut, Who (speaker) → What (message) → Chanel
(medium) → Whom (audience/listener) → Effect.
Model Komunikasi oleh Katz dan Lazarsfeld’s.
Ilmuwan politik Elihu Katz dan Paul Lazarsfeld (1955) menyajikan konsep komunikasi
two-step flow. Model ini didasarkan pada studi awal dimana mereka menemukan bahwa
informasi yang disampaikan media massa tidak sampai dan berdampak pada individu-individu.
Secara spesifik, penelitian mereka menemukan bahwa pesan-pesan politik yang disampaikan
melalui radio dan media cetak tidak berdampak pada keputusan untuk memilih. Mereka
mengembangkan pandangan yang menghubungkan dinamika antarpribadi dengan komunikasi
massa. Mereka menegaskan bahwa keputusan untuk memilih dipengaruhi oleh orang
disekitarnya daripada informasi yang disampaikan melalui media massa. Model komunikasi oleh
Katz dan Lazarsfeld’s adapt dilihat sebagai berikut, Source → Message → Mass Media →
Opinion Leaders → Public.
Tataran Komunikasi
Setiap terikat pada berbagai tattran komunikasi, diantaranya yaitu:
Komunikasi intrapribadi, bagaimana komunikasi berlangsung dalam diri sendiri. Disini
bagaimana kita berpikir tentang, berbicara dengan diri sendiri, serta bagaimana kita
mengevaluasi diri kita sendiri.
Komunikasi dydic, komunikasi anta per-orang (one to one). Kita berinteraksi denagn
orang lain, belajar tentang dia, dan bertindak dalam cara-cara yang membantu
melanjutkan atau mengakhiri hubungan kita.
Komunikasi kelompok kecil, komunikasi berlangsung ke beberapa orang. Dalm
komunikasi kelompok kita berinteraksi dengan sejumlah orang yang terbatas, bekerja
untuk berbagi informasi, mengembangkan gagasan, memecahkan persoalan, membuat
dukungan, atau hanya sekedar have fun.
Komunikasi public, komunikasi berlangsung ke banyak orang. Kita menginformasikan
dan mempersuasi para anggota khalayak untuk memegang sikap, nilai, atau keyakinan
tertentu. Tujuannnya adalah mereka akan berpikir, meyakini, atau bertindak dalam
sebuah cara yang partikular. Pada sisi yang lain, kita juga dapat berfungsi sebagai
anggota khalayak dimana orang lain akan melakukan hal yang sama kepada kita.