93
RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) TERHADAP PENYIRAMAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR BERBAGAI TINGKAT DOSIS Oleh AGUS RIANTO 12110006 Skripsi Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PERTANIAN Pada Jurusan Agroteknologi SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA METRO 2016

RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

  • Upload
    hamien

  • View
    233

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

1

RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) TERHADAP

PENYIRAMAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR

BERBAGAI TINGKAT DOSIS

Oleh

AGUS RIANTO

12110006

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar

SARJANA PERTANIAN

Pada

Jurusan Agroteknologi

SEKOLAH TINGGI ILMU PERTANIAN DHARMA WACANA

METRO

2016

Page 2: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

2

ABSTRAK

RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) TERHADAP

PENYIRAMAN DAN PEMBERIAN PUPUK FOSFOR

BERBAGAI TINGKAT DOSIS

Oleh

AGUS RIANTO

Kedelai (Glicyne max (L.) Merril) merupakan komoditas pangan utama ketiga

setelah padi dan jagung. Permintaan kebutuhan kedelai untuk konsumsi, makanan

ternak (pakan) dan bahan baku industri dari tahun ke tahun terus meningkat.

Dengan demikian perlu adanya penelitian untuk meningkatkan hasil kedelai

dengan penyiraman yang tepat dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis.

Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari: (1) Pengaruh penyiraman terhadap

pertumbuhan dan hasil kedelai, (2) Pengaruh pemberian pupuk fosfor (P)

berbagai tingkat dosis terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai dan (3)

Interaksi dari kedua faktor perlakuan terhadap pertumbuhan dan hasil tanaman

kedelai.

Penelitian dilaksanakan di kebun percobaan (STIPER) Dharma Wacana Metro,

Desa Rejomulyo, Kecamatan Metro Selatan, Kota Metro dengan ketinggian

tempat 60 m dpl dan jenis tanah Podzolik Merah Kuning pada bulan Mei sampai

Agustus 2016. Penelitian menggunakan Rancangan Kelompok Teracak Lengkap

(RKTL) dengan dua faktor perlakuan dengan 3 ulangan. Faktor pertama frekuensi

penyiraman (A) yang terdiri atas tiga taraf yaitu: penyiraman 2 hari sekali (a1),

penyiraman 3 hari sekali (a2), dan penyiraman 4 hari sekali (a3). Faktor kedua

adalah dosis pupuk SP-36 (P) yang terdiri dari tiga taraf yaitu: 50 kg/ha pupuk SP-

36 (p1), 100 kg/ha pupuk SP-36 (p2) dan 150 kg/ha pupuk SP-36 (p3). Sehingga

terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: a1p1, a1p2, a1p3, a2p1, a2p2, a2p3, a3p1, a3p2,

dan a3p3 masing-masing diulang 3 kali sehingga diperoleh 27 plot penelitian.

Data hasil pengamatan diuji homogenitas dengan uji Bartlet dan ketakatditifan

data di uji dengan uji Tuckey yang dilanjutkan dengan uji sidik ragam dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, menggunakan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

Page 3: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

3

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) penyiraman tidak berpengaruh nyata

terhadap peubah tinggi tanaman, nisbah pupus akar umur 21 HST, nisbah pupus

akar umur 28 HST, jumlah cabang, persentase polong isi, jumlah polong total, dan

bobot 100 biji kecuali pada peubah LTR dan hasil biji per tanaman. Penyiraman 2

hari sekali sebanyak 1 liter menghasilkan peningkatan LTR dan hasil biji per

tanaman sebesar 69,35% dan 68,92% dan 11,15% dan 7,24% dibandingkan

dengan penyiraman 3 dan 4 hari sekali, secara berurutan. (2) pemberian pupuk

fosfor berbagai tingkat dosis berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah

yang diamati pada pertumbuhan dan hasil kedelai. (3) tidak terdapat interaksi

antara penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis terhadap

pertumbuhan dan hasil kedelai.

Agus Rianto

Page 4: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

4

LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Skripsi :

Nama Mahasiwa :Agus Rianto

Nomor Pokok Mahasiswa :12110006

Jurusan :Agroteknologi

Program studi :Agroteknologi

Menyetujui:

Komisi Pembimbing

Mengetahui

Ketua Jurusan,

Ir. Syafiuddin, MP.

NIP. 19630309198903003

Pembimbing I,

Prof.Dr.Ir. Soni Isnaini, MP. NIP. 196506201989031002

Pembimbing II,

Ir. Syafiuddin, MP. NIP. 19630309198903003

RESPONS KEDELAI (Glycine max(L.) Merill)

TERHADAP PENYIRAMAN DAN PEMBERIAN

PUPUK FOSFOR BERBAGAI TINGKAT DOSIS

Page 5: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

5

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji :

Ketua : Prof. Dr. Ir. Soni Isnaini, M.P. (................................)

Penguji utama : Ir. Yatmin, M.T.A. (.................................)

Anggota : Ir. Syafiuddin, M.P. (.................................)

2. Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian Dharma Wacana Metro

Kota Metro,

Ir.Rakhmiati, M.T.A.

NIP.196304081989032001

Tanggal lulus ujian skripsi: 18 November 2016

Page 6: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

6

RIWAYAT HIDUP

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada tahun 2006 di SD N 1 Sumber-

Agung Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat, selanjutnya meneruskan

pendidikan SLTP di SMP Bhakti Mulya Tuguratu Kecamatan Suoh Kabupaten

Lampung Barat yang lulus pada tahun 2009. Pendidikan SLTA penulis tempuh di

SMA Bhakti Mulya Tuguratu Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat dan

selesai pada tahun 2012.

Penulis pernah mengikuti kegiatan kepramukaan, pada tahun 2011/2012 menjadi

Ketua Pelaksana Kemah Songsong tahun baru 2012 se Kecamatan Suoh Lampung

Barat.

Pada tahun 2012 penulis terdaftar sebagai mahasiswa di Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro, Jurusan Agroteknologi, Program

Study Agroteknologi.

Penulis dilahirkan di Dusun Karang Sari, Desa Sumber-

Agung 1 Kecamatan Suoh Kabupaten Lampung Barat pada

tanggal 07 Agustus 1993. Penulis merupakan anak ke lima

dari lima bersaudara dari pasangan Bapak Paimun dan Ibu

Nyamiem.

Page 7: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

7

PERSEMBAHAN

Penulis mempersembahkan skripsi ini kepada:

1. Ayahku Paimun dan Ibuku Nyamiem yang telah mendidik dan memberikan

do’anya, dukungan serta motivasinya tiada henti demi keberhasilan ku.

2. Saudaraku tercinta Mas Suparno, Ayuk Poniem, Mas Muzaki, Ayuk Siti

Qomariah, Mas Ikhwanuddin, Mas Sutarno, Ayuk Syarofah dan Adikku

tersayang Diah Kusuma Wati, Dwi Aryo P, Nazil Laturohmah, Ikhsan Hidayat,

dan Adira Prasaja, yang selalu memberi do’a dan semangat untuk

menyelesaikan studiku.

3. Seluruh Bapak dan Ibu Dosen dan Staf Tata Usaha Sekolah Tinggi Ilmu

Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro, yang telah memberikan ilmu, dan

arahanya.

4. Keluarga besar kos Bapak Mariadi yang telah memberikan kenyamanan serta

perhatiannya selama saya bertempat tinggal di Metro.

5. Siti Romsiah yang telah memberi semangat, motivasi dan dukungannya.

6. Sahabatku Dedek, Cahya Adi, Ketut, Deni, Yoyon, Rahmat, M Kurniawan,

Syarif, Nico, Kristian, Fx Galuh, Rudi, Hamid, Erna, Lia, Fenti, Eka, Aisy,

Rizal, Anggoro, Fudiansyah, Rizki dan seluruh rekan seperjuangan angkatan

2012 yang tidak dapat saya sebutkan satu per satu yang memberi semangat

dan motivasi demi keberhasilan ku.

7. Almamater Sekolah Tinggi Pertanian (STIPER) Dharma Wacana Metro.

Page 8: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

8

MOTTO

Banyak bekerja dan berdo’a, sedikit

bicara.

Page 9: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

9

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum wa rahmattullahiwa barokatuh.

Segala puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang senantiasa

melimpahkan rahmat, hidayah dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Respons Kedelai (Glycine max (L.) Merril)

terhadap Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis”.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih sedalam–dalamnya

kepada:

1. Ir. Rakhmiati, M.T.A. sebagai Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

(STIPER) Dharma Wacana Metroyang telah memberikan kemudahan,

arahan dan motivasi.

2. Prof. Dr. Ir. Soni Isnini, M.P. selaku dosen pembimbing I atas segala

bimbingan, arahan dan nasehat serta dukungannya.

3. Ir. Syafiuddin, M.P.selaku dosen pembimbing II sekaligus ketua jurusan

Agroteknologi atas bimbingan, arahan dan nasehat serta dukungannya

selama ini.

4. Ir. Yatmin, M.T.A. selaku dosen pembimbing akademik sekaligus dosen

penguji atas bimbingan, arahan dan nasehat serta dukungannya selama ini.

Page 10: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

10

5. Bapak dan Ibu dosen (STIPER) Dharma Wacana Metro yang selalu

mendukung dan memberikan ilmunya.

6. Kedua orang tuaku yang telah memberikan doa dan semangat sehingga

skripsi ini terselesaikan.

7. Civitas akademika Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian(STIPER) Dharma

Wacana Metro.

8. Rekan- rekan yang ikut serta memberikan saran, bantuan dan masukannya.

Penulis menyadari masih banyak sekali kekurangan dalam penulisan dan

penyusunan Skripsi ini sehingga kritik dan saran sangat penulis harapkan untuk

menyempurnakan Skripsi selanjutnya.Akhir kata Penulis berharap semoga Skripsi

ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan khususnya pada penulis.

Wassalamu’alaikum wa rahmattullahi wa barokatuh.

Metro, November 2016

Penulis

AGUS RIANTO

Page 11: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

11

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xiii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................. xiv

XX

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah ............................................. 1

1.2 Tujuan Penelitian ............................................................... 4

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis ................................................ 5

1.4 Hipotesis Penelitian ........................................................... 7

II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kedelai ................................................... 8

2.2 Morfologi Tanaman Kedelai ............................................. 9

2.2.1 Akar dan Bintil ........................................................ 9

2.2.2 Batang ...................................................................... 9

2.2.3 Daun ......................................................................... 10

2.2.4 Bunga ........................................................................ 10

2.2.5 Polong ....................................................................... 11

2.2.6 Biji ............................................................................ 12

2.3 Syarat Tumbuh Tanaman Kedelai ..................................... 12

2.4 Penyiraman ........................................................................ 13

2.4.1 Peranan air bagi tanaman ........................................ 14

2.5 Pupuk ................................................................................. 17

2.5.1 Peran pupuk Fosfor................................................... 18

Page 12: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

12

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ........................................... 21

3.2 Alat dan Bahan Penelitian ................................................. 21

3.3 Metode Penelitian .............................................................. 21

3.4 Pelaksanaan Penelitian ...................................................... 22

3.4.1 Persiapan Media Tanam ........................................... 22

3.4.2 Pembuatan Naungan ................................................. 23

3.4.3 Penanaman ................................................................ 23

3.4.4 Pemeliharaan ............................................................ 23

3.5 Pemupukan ....................................................................... 26

3.6 Pemanenan ......................................................................... 26

3.7 Pengamatan........................................................................ ̀ 27

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil percobaan ................................................................. 30

4.1.1 Tinggi Tanaman........................................................ 30

4.1.2 Laju Tumbuh Relatif (LTR) ..................................... 32

4.1.3 Nisbah Pupus Akar (NPA) (umur 21 HST) .............. 33

4.1.4 Nisbah Pupus Akar (NPA) (umur 28 HST) .............. 33

4.1.5 Jumlah Cabang ......................................................... 34

4.1.6 Persentase Polong Isi ................................................ 35

4.1.7 Jumlah Polong Total ................................................. 35

4.1.8 Bobot 100 Biji .......................................................... 36

4.1.9 Hasil Biji per Tanaman ............................................. 37

4.2 Pembahasan ....................................................................... 38

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ........................................................................ 41

5.2 Saran .................................................................................. 41

DAFTAR PUSTAKA .............................................................................. 42-44

LAMPIRAN ........................................................................................... 45-74

Page 13: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

13

DAFTAR TABEL

Halaman

1. Tinggi Tanam Kedelai Umur 6 MST akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Dosis Pupuk Fospor Berbagai Tingkat Dosis.. ............................................................................. 30

2. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .................................................................................................. 32

3. Nisbah Pupus Akar Kedelai Umur 21 HST akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................................................................... 33

4. Nisbah Pupus Akar Kedelai Umur 28 HST akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................................................................... 34

5. Jumlah Cabang Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................ 34

6. Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .................................................................................................. 35

7. Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .................................................................................................. 36

8. Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................... 36

9. Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .................................................................................................. 37

Page 14: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

14

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Tinggi tanaman kedelai umur 2, 4, dan 6 MST ................................... 31

Page 15: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

15

DAFTAR LAMPIRAN

Tabel Halaman

1. Deskripsi Kedelai ................................................................................. 45

2. Rumus Perhitungan Pembagian Pupuk Dalam Satuan Polibag ........... 46

3. Hasil Analisis Tanah ............................................................................ 47

4. Jadwal Kegiatan Penelitian .................................................................. 48

5. Jadwal Kegiatan Penyiraman ............................................................... 50

6. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 2 MST akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 51

7. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 4 MST akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 51

8. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 6 MST akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 52

9. AnalisisRagam Tinggi Tanaman Kedelai Umur 6MST akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

BerbagaiTingkat Dosis ......................................................................... 52

10. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 53

11. Analisis Ragam Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai

Tingkat Dosis ....................................................................................... 53

12. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

(Transformasi ............................................................................... 54

Page 16: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

16

13. Analisis Ragam Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai

(Transformasi akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................... 54

14. Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 21 HST akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

Berbagai Tingkat Dosis ........................................................................ 55

15. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 21

HST akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk

Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................................................ 55

16. Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 28 HST akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

Berbagai Tingkat Dosis ........................................................................ 56

17. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 28

HST akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk

Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................................................ 56

18. Jumlah Cabang Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 57

19. Analisis Ragam Jumlah Cabang Tanaman Kedelai akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

Berbagai Tingkat Dosis ........................................................................ 57

20. Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 58

21. Analisis Ragam Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .... 58

22. Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................... 59

23. Analisis Ragam Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis .... 59

24. Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ............................... 60

25. Analisis Ragam Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai

Tingkat Dosis ....................................................................................... 60

Page 17: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

17

26. Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis ........................ 61

27. Analisis Ragam Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat

Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

Berbagai Tingkat Dosis ........................................................................ 61

Gambar

2. Tata Letak Percobaan ........................................................................... 62

3. Susunan Tanaman dalam Petak Percobaan .......................................... 63

4. Pengengukuran Tanah .......................................................................... 64

5. Penimbangan Sampel Tanah .............................................................. .. 64

6. Oven Sampel Tanah ............................................................................. 64

7. Pengisian Polibag ................................................................................. 65

8. Pembuatan Naungan ............................................................................ 65

9. Penanaman ........................................................................................... 66

10. Tanaman Kedelai pada Umur 9 Hst ..................................................... 66

11. Persiapan Penyiraman .......................................................................... 67

12. Aplikaasi Penyiraman Sesuai Perlakuan .............................................. 67

13. Aplikaasi Penyiraman Sesuai dengan Perlakuan ................................. 68

14. Penimbangan Pupuk Urea, KCl dan SP-36 .......................................... 69

15. Aplikasi Pupuk Urea, KCl dan SP-36 7 HST ...................................... 70

16. Aplikasi pupuk Urea, KCl dan SP-36 21 HST .................................... 70

17. Penyiangan Gulma ............................................................................... 70

18. Pengukuran Tinggi Tanaman ............................................................... 71

19. Pengambilan Sampel LTR dan NPA ................................................... 71

20. Penjemuran Tanaman Sampel .............................................................. 72

21. Oven Tanaman Sampel ........................................................................ 72

22. Penimbangan Tanaman Sampel ........................................................... 72

Page 18: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

18

23. Pemasangan Ajir .................................................................................. 72

24. Pengendalian Hama ............................................................................. 73

25. PemanenanKedelai ............................................................................... 73

26. Penghitungan Jumlah Cabang, Persentasi Polong Isi dan Polong

Total ..................................................................................................... 73

27. Penjemuran Kedelai ............................................................................. 74

28. Penimbangan Sampel 100 Biji dan Hasil per Tanaman ....................... 74

Page 19: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

1

Page 20: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

1

I. PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang dan Masalah

Kedelai (Glicyne max (L.) Merril.) merupakan komoditas pangan utama ketiga

setelah padi dan jagung. Permintaan kebutuhan kedelai untuk konsumsi, makanan

ternak (pakan) dan bahan baku industri dari tahun ke tahun terus meningkat

(Septiatin, 2012). Kandungan gizi kedelai terdiri atas protein 34,90 gram, lemak

10,10 gram, kalsium 227,00 mg, fosfor 585,00 mg, besi 8,00 mg, vitamin A

110,00 SI, vitamin B 1,077 mg, air 7,50 gram dan kalori 331,00 kal (AAK, 2000).

Produktivitas kedelai di Indonesia yang dicapai saat ini 1,30 ton/ha atau masih

sekitar 50% dari potensi hasil varietas kedelai unggul yang dianjurkan (2,00 –

3,50 ton/ha), disamping itu masih rendahnya tingkat produktivitas kedelai di

setiap pertanaman (0,50 – 1,50 ton/ha) disebabkan oleh adanya perbedaan

beberapa faktor yang mencakup waktu tanam, tingkat pemeliharaan tanaman,

ketersediaan air irigasi dan kesuburan tanah (Adisarwanto, 2014).

Menurut Badan Pusat Statistik Lampung produksi kedelai tahun 2014 sebesar

955,00 ribu ton biji kering, meningkat sebanyak 175,01 ribu ton (22,44 persen)

dibandingkan tahun 2013. Peningkatan produksi tersebut terjadi di Pulau Jawa

sebesar 100,20 ribu ton dan di luar Pulau Jawa sebesar 74,80 ribu ton.

Page 21: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

2

Peningkatan produksi kedelai terjadi karena peningkatan luas panen seluas 64,89

ribu hektar (11,78 persen) dan peningkatan produktivitas sebesar 1,35

kwintal/hektar (9,53 persen).

Produksi kedelai mengalami peningkatan, namun peningkatan produksi tersebut

dalam budidaya masih mengalami kendala seperti kekeringan, banjir, hujan terlalu

besar pada saat panen, serangan hama, dan persaingan dengan rerumputan

(gulma). Pandangan petani yang masih menganggap kedelai sebagai tanaman

sampingan juga mengakibatkan rendahnya tingkat teknologi budidaya untuk

tanaman kedelai. Bila pemeliharaan kurang intensif, akibatnya hasil panen akan

menurun (Suprapto, 1999).

Peningkatan produksi pangan, termasuk kedelai terus ditingkatkan walaupun

belum berjalan dengan sempurna. Salah satu usaha untuk meningkatkan produksi

kedelai adalah penyiraman yang tepat dan pemupukan yang seimbang terutama

pemberian pupuk fosfor (P).

Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-sel

tanaman terdiri atas air. Air dalam tanah berfungsi sebagai pelarut dan pembawa

ion-ion hara dari rhizhosfer ke dalam akar dan kemudian ke daun (Sinaga, 2007).

(Daryono dkk, 2003) menyebutkan bahwa kebutuhan air akan bertambah sesuai

dengan umur tanaman. Kebutuhan air tertinggi pada saat berbunga dan pengisian

polong. Menurut Adisarwanto (2014), pada umumnya kebutuhan air tanaman

kedelai berkisar 350 – 550 mm selama masa pertumbuhannya, dan curah hujan

dalam hitungan per tahunnya sekitar 1.500 – 2.500 mm/tahun.

Page 22: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

3

Respons tumbuhan terhadap kekurangan air dapat dilihat pada aktifitas

metabolisme, morfologi, tingkat pertumbuhan atau produktivitasnya.

Pertumbuhan sel merupakan fungsi tanaman yang paling sensitif terhadap

kekurangan air. Kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan

mengurangi perkembangan sel, sintesis protein, dan sintetis dinding sel.

Kekurangan air akan mengakibatkan proses fotosintesis dan respirasi pada

tanaman akan terhambat. Kekurangan air ini akan menyebabkan dehidrasi pada

daerah sel turgor dan daerah sel-sel lainnya. Kekurangan air pada daerah sel

turgor akan menyebabkan pertumbuhan tanaman terhambat, stomata mengkerut

atau menutup, sehingga proses fotosintesis dan pembentukan mesofil akan ikut

terhambat yang akan menyebabkan kehilangan ruas interseluler dan terganggunya

metabolisme yang dapat mempengaruhi proses fotosintesis dan respirasi (Gardner

dkk. 1991 dalam Rahmat, 2013).

Selain kebutuhan air yang harus terpenuhi bagi tanaman kedelai, perlu juga

diimbangi dengan pemupukan terutama pupuk P untuk meningkatkan hasil panen

(AAK, 2000). Pemupukan merupakan salah satu teknik budidaya yang mutlak

dilakukan untuk mendapatkan hasil yang berlipat ganda atau hasil yang optimal

dan memperbaiki mutu hasil (Wahab dkk, 2005). Pupuk merupakan kunci dari

kesuburan tanah karena berisi satu atau lebih unsur untuk menggantikan unsur

yang habis terserap oleh tanaman. Memupuk berarti menambah unsur hara ke

dalam tanah (pupuk akar) dan tanaman (pupuk daun) (Lingga dan Marsono,

2000).

Page 23: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

4

Tanaman memerlukan unsur hara untuk kelangsungan hidup. Hara diambil dari

dalam tanah dalam bentuk yang sudah tersedia, sehingga hara tersebut dapat

diambil dari tanaman. Namun, jika unsur hara tidak tersedia pertumbuhan

tanaman akan merana dan hasil kurang memuaskan. Salah satu usaha untuk,

mengatasi permasalahan adalah dengan memberikan tambahan unsur hara yang

diperlukan paling tidak dalam jumlah dengan yang dibutuhkan (Suprapto, 1999).

Unsur hara P sangat dibutuhkan tanaman yang mempunyai fungsi untuk

merangsang pertumbuhan akar, khususnya akar benih dan tanaman muda. Selain

itu, fosfat berfungsi sebagai bahan mentah untuk pembentukan sejumlah protein

tertentu, membantu asimilasi dan pernapasan, serta mempercepat pembungaan,

pemasakan biji, dan buah (Lingga dan Marsono, 2000).

Dari uraian di atas, begitu pentingnya kebutuhan air dan pemupukan maka perlu

dilaksanakan penelitian tentang Respons Kedelai Terhadap Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis.

1.2 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mempelajari:

1. Pengaruh penyiraman terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai.

2. Pengaruh pemberian pupuk fosfor (P) berbagai tingkat dosis terhadap

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai.

3. Interaksi dari kedua perlakuan tersebut terhadap pertumbuhan dan hasil

tanaman kedelai.

Page 24: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

5

1.3 Dasar Pengajuan Hipotesis

Air merupakan faktor penting untuk pertumbuhan tanaman. Air berfungsi sebagai

penyusunan tubuh tanaman, pelarut dan medium reaksi biokimia, medium

transportasi senyawa, pemberian turgor bagi sel, bahan baku fotosintesis dan

penjaga suhu tanaman supaya konstan (Gradner ar al., 1991 dalam Rahmat, 2013).

Tanaman kedelai termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Air

yang memadai sangat diperlukan tanaman mulai fase awal pertumbuhan sampai

fase produksi. Bila tanah dalam kondisi jenuh air (kelebihan air) maka akibatnya

benih yang ditanam akan membusuk (tidak tumbuh), sedangkan dalam kondisi

stress air (kekurangan air) akan mengakibatkan pertumbuhan vegetatif terhambat

dan mengakibatkan pertumbuhan tanaman kedelai kerdil (Rukmana, 1996).

Pengairan merupakan salah satu faktor penting dalam pengelolaan air, dalam

rangka peningkatan produksi tanaman kedelai. Pengairan pada tanaman kedelai

dapat dilakukan 3-4 kali selama periode pertumbuhan dan diberikan sampai

daerah perakaran tanaman (Suprapto, 1999). Penelitian Sarawa dkk (2012),

membuktikan bahwa penyiraman dengan interval 2 hari memberikan

pertumbuhan tanaman kedelai yang lebih baik dibandingkan dengan penyiraman

menggunakan interval 4, 6, dan 8 hari.

Selain pemberian air, pemupukan perlu dilakukan supaya produktivitas tanaman

kedelai optimal. Pupuk sebagai bahan yang diberikan pada tanah agar dapat

menambah atau mengganti unsur hara yang hilang. Dengan demikian pemupukan

bertujuan untuk memelihara kesuburan tanah, dimana secara langsung maupun

Page 25: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

6

tidak langsung berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman yang tumbuh pada

tanah tersebut (Wargito, 1997).

Fosfor (P) merupakan unsur hara yang diperlukan tanaman dalam jumlah besar

(unsur hara makro). Jumlah P dalam tanaman lebih kecil dibandingkan dengan N

dan K, tetapi P dianggap sebagai kunci kehidupan (key of life). Tanaman

menyerap fospor dalam bentuk ion ortofosfat primer (H2PO-4) dan ion ortofosfat

sekunder (HPO=

4). Fosfor yang diserap tanaman dalam bentuk ion anorganik

cepat berubah menjadi senyawa P organik. Fosfor bersifat mobail atau mudah

bergerak antar jaring tanaman. Kadar optimum P dalam tanaman pada saat

pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% - 0,5% dari berat kering tanaman.

Menurut Suprapto (1999), kedelai memerlukan P dalam jumlah relatif banyak.

Hasil penelitian Pardiyo (2005), Pemupukan dengan pupuk P dengan dosis 100

kg/ha SP-36 mampu meningkatkan tinggi tanaman sebesar 4,07% dan 8,58%,

jumlah cabang produktif sebesar 3,12% dan 7,20%, berat kering berangkasan

sebesar 3,75% dan 10,10%, jumlah polong isi sebesar 8,93% dan 15,71%, berat

hasil per petak sebesar 16,04% dan 31,69% dan hasil perhektar sebesar 16,04%

dan 31,69% dibandingkan dengan pemupukan SP-36 dosis 50 kg/ha dan tanpa

pupuk P, Lebih lanjut Supadma (2014) membuktikan bahwa pemberian pupuk P

berpengaruh berbeda nyata terhadap berat biji kering oven, berat biji kadar air

12%, dan estimasi berat biji kadar air 12% per hektar, namun memberikan pupuk

P pengaruh yang tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman maksimum, jumlah

nodul umur 6 minggu, berat berangkasan segar saat panen, dan berat biji kedelai

saat panen.

Page 26: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

7

1.4 Hipotesis

Hipotesis yang diajukan adalah:

1) Penyiraman air dengan waktu yang berbeda memberikan pengaruh berbeda

terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai.

2) Dosis Fosfor (P) yang berbeda memberikan pengaruh yang berbeda terhadap

pertumbuhan dan hasil kedelai.

3) Terdapat interaksi antara pemberian air dan dosis pupuk Fosfor (P) terhadap

pertumbuhan dan hasil kedelai.

Page 27: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

8

ll. TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Botani Tanaman Kedelai

Menurut Adisarwanto (2008), berdasarkan taksonomi tanaman kedelai dapat

diklasifikasikan sebagai berikut: Divisi Spermathophyta, Subdivisi Angiospermae,

Klas Dicotyledoneae, Subklas Archihlamydae, Ordo Rosales, Subordo

Leguminoseae, Famili Leguminosae, Subfamili Papiolionaceae, fabaceae, Genus

Glycine, Spesies Glycine max (L.) Merril.

Di Indonesia pada zaman Rhumphius (abad ke 17), saat itu kedelai dibudidayakan

sebagai tanaman makanan dan pupuk hijau. Sampai saat ini di Indonesia kedelai

banyak ditanam di dataran rendah yang tidak mengandung air, misalnya di Pesisir

Utara Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Gorontalo (Sulawaesi Utara),

Sulawesi Utara, Lampung, dan Sumatera Selatan serta Bali. Menurut para ahli

tanaman kedelai yang sudah disebarluaskan di Indonesia bukanlah tanaman asli,

melainkan tanaman yang berasal dari daerah Manshukuo di China, kemudian

menyebar ke daerah Mansyuria dan Jepang (Asia Timur). Demikian pula kedelai

yang ditanam di benua lain seperti Amerika dan Afrika pun berasal dari Asia

(AAK, 2000).

Page 28: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

9

Tanaman kedelai mempunyai banyak varietas unggul seperti: Pangrango, Kawi,

Leuser, Sinabung, Bromo, Argomulyo, Anjasmoro, Maheru, Gumitir, Argopuro,

Grobogan, Meratus, Metani dan masih banyak lagi jenis varietasnya

(Adisarwanto, 2014).

2.2 Morfologi Tanaman Kedelai

2.2.1 Akar dan bintil akar

Perakaran tanaman kedelai terdiri atas akar tunggang yang terbentuk dari bakal

akar, empat baris akar sekunder yang tumbuh dari akar tunggang dan sejumlah

cabang yang tumbuh dari akar sekunder, akar adventif tumbuh dari bagian bawah

hipokotil (Suprapto, 1999). Sistem perakaran tanaman kedelai adalah adanya

interaksi simbiosis antara bakteri nodul akar (Rhizobium japonikum) dengan akar

tanaman kedelai yang menyebabkan terbentuknya bintil akar. Bintil akar ini

sangat berperan dalam proses fiksasi N2 yang sangat dibutuhkan oleh tanaman

kedelai untuk melanjutkan pertumbuhannya khususnya dalam penyediaan unsur

hara nitrogen (Adisarwanto, 2014).

2.2.2 Batang

Tanaman kedelai dikenal dua tipe pertumbuhan batang, yaitu determinit dan

interdeminit. Ciri determinit apabila pada akhir fase generatif pada pucuk batang

tanaman ditumbuhi polong, sedangkan tipe interdeminit pada pucuk batang

tanaman masih terdapat daun yang tumbuh. Jumlah buku pada batang akan

bertambah sesuai pertambahan umur tanaman, tetapi pada kondisi normal jumlah

buku berkisar 15 – 20 buku dengan jarak antar buku berkisar 2 – 9 cm. Batang

Page 29: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

10

kedelai ada yang becabang dan ada pula yang tidak bercabang, bergantung dari

karakteristik varietas, akan tetapi umumnya cabang tanaman kedelai berjumlah

antar 1 – 5 cabang (Adisarwanto, 2014).

2.2.3 Daun

Daun kedelai merupakan daun majemuk yang terdiri atas tiga helai anak daun dan

umumnya berwarna hijau muda atau hijau kuning – kekuningan. Bentuk daun ada

yang oval, juga ada yang segi tiga. Warna dan bentuk daun, bergantung pada

varietas masing – masing. Pada saat tanaman kedelai itu sudah tua, maka daun-

daunnya mulai rontok (AAK, 2000).

Di Indonesia, kedelai berdaun sempit lebih banyak ditanam petani dibanding

tanaman kedelai berdaun lebar, padahal dari aspek penyinaran matahari, tanaman

kedelai berdaun lebar menyerap sinar matahari lebih banyak dari pada yang

berdaun sempit. Namun, keunggulan tanaman kedelai berdaun sempit adalah sinar

matahari akan mudah menerobos di antara kanopi daun, sehingga memacu

pembentukan bunga (Adisarwanto, 2014).

2.2.4 Bunga

Bunga pada tanaman kedelai umumnya muncul atau tumbuh pada ketiak daun,

yakni setelah buku kedua, tetapi terkadang bunga dapat pula terbentuk pada

cabang tanaman yang mempunyai daun. Hal ini karena sifat morfologi cabang

tanaman kedelai serupa atau sama dengan morfologi batang utama. Pada kondisi

lingkungan tumbuh dan populasi tanaman optimal, bunga akan terbentuk mulai

dari tangkai daun yang paling bawah. Satu kelompok bunga, pada ketiak daunnya

Page 30: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

11

akan berisi 1 – 7 bunga, bergantung dari karakter dari varietas kedelai yang

ditanam. Bunga kedelai termasuk sempurna karena pada setiap bunga memiliki

alat reproduksi jantan dan betina. Penyerbukan bunga terjadi pada saat bunga

masih tertutup sehingga kemungkinan penyerbukan silang sangat kecil, yaitu

hanya 0,1% warna bunga kedelai ada yang ungu dan putih. Potensi jumlah bunga

yang terbentuk bervariasi, bergantung dari varietas kedelai, tetepi umumnya

berkisar antara 40 – 200 bunga pertanaman. Masa pertumbuhan tanaman kedelai

sering mengalami kerontokan bunga. Hal ini masih dikatagorikan wajar bila

kerontokan yang terjadi pada kisaran 20 – 40% (Adisarwanto, 2014).

2.2.5 Polong

Polong kedelai pertama kali muncul sekitar 10 – 14 hari setelah bunga pertama

terbentuk. Warna polong yang baru tumbuh berwarna hijau dan selanjutnya akan

berubah-ubah menjadi kuning atau kecoklatan pada saat panen. Pembentukan dan

pembesaran polong akan meningkat sejalan dengan bertambahnya umur dan

jumlah bunga yang terbentuk. Jumlah polong yang terbentuk beragam, yakni 2 –

10 polong pada setiap kelompok bunga diketiak daunnya. Sementara itu, jumlah

polong yang dapat dipanen berkisar 20 – 200 polong atau tanaman bergantung

pada varietas kedelai yang ditanam dan dukungan kondisi lingkungan tumbuh.

Warna polong masak dan ukuran biji antara posisi polong paling bawah dengan

paling atas akan sama selama periode pengisian dan pemasakan polong optimal,

yaitu antara 50 – 75 hari. Periode waktu tersebut diangggap optimal untuk proses

pengisian biji dalam polong yang terletak di sekitar pucuk tanaman (Adisarwanto,

2014).

Page 31: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

12

2.2.6 Biji

Bentuk biji kedelai tidak sama tergantung varietas, ada yang berbentuk bulat, agak

gepeng, atau bulat telur. Namun, sebagian besar biji kedelai berbentuk bulat telur.

Ukuran dan warna biji kedelai juga tidak sama. Sebagian besar berwarna kuning

dan sedikit berwarna hitam dengan ukuran biji kedelai yang dapat digolongkan

dalam tiga kelompok, yaitu berbiji kecil (<10 g/100 biji), berbiji sedang (10 – 12

g/ 100 biji) dan berbiji besar (13 – 18 g/biji) (Adisarwanto,2014).

2.3 Syarat Tumbuh

Tanaman kedelai sebagian besar tumbuh di daerah yang beriklim tropis dan

subtropis. Sebagai barometer iklim yang cocok bagi kedelai adalah bila cocok

bagi tanaman jagung. Tanaman kedelai dapat tumbuh dan berproduksi dengan

baik di dataran rendah sampai ketinggian 900 meter di atas permukaan laut.

Meskipun demikian telah banyak dari varietas kedelai dalam negeri ataupun

introduksi yang dapat beradaptasi dengan baik di dataran tinggi (pegunungan) ±

1.200 meter di atas permukaan laut (Rukmana, 1996). Pertumbuhan tanaman

kedelai pada musim kemarau dengan suhu udara berkisar 20 – 30 0C dianggap

lebih optimal dengan kualitas biji yang lebih baik dengan panjang penyinaran

umumnya berkisar 11 – 12 jam/hari dan kelembapan udara yang optimal berkisar

75-90% (Adisarwanto, 2014).

Iklim yang paling cocok untuk tumbuh dan berproduksi kedelai dengan baik

adalah daerah-daerah yang mempunyai suhu antara 25 – 27 0C, kelembaban udara

Page 32: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

13

(RH) rata-rata 65%, dan curah hujan antara 100 – 200 mm/bulan (Rukmana,

1996). Tanaman kedelai biasanya akan tumbuh baik pada ketinggian tidak lebih

dari 500 m dpl, bergantung varietasnya. Varietas berbiji kecil sangat cocok

ditanam pada lahan dengan ketinggian 0,5 – 300 m dpl, sedangkan varietas

kedelai berbiji besar cocok ditanam pada lahan dengan ketinggian 300 – 500 m

dpl (Septiatin, 2012).

2.4 Penyiraman

Air diperlukan tumbuhan untuk memenuhi kebutuhan biologis, antara lain untuk

memenuhi transpirasi dalam proses asimilasi untuk pembentukan karbohidrat,

serta untuk pengangkut hasil – hasil fotosintesis ke seluruh jaringan tumbuhan.

Air merupakan bagian penyusun tubuh tumbuhan. Air tanah berfungsi sebagai

pelarut unsur hara dan membawa unsur hara kepermukaan akar tumbuhan, di

dalam jaringan tumbuhan air juga yang berperan mengangkut unsur hara yang

diserap akar ke seluruh tubuh tumbuhan (Hakim dkk., 1986).

Tumbuhan dapat mengambil sejumlah air yang banyak dan teratur melalui

pergerakan kapiler air tanah ke perakaran dan pertumbuhan akar ke arah tanah

yang lembab. Pergerakan kapiler mengabsorpsi air dari suatu titik ke dalam

tanah. Air di sekitar akan tertarik ke daerah absorpsi sedangkan perpanjangan akar

sangat cepat dan terjadi kontak terhadap partikel tanah sehingga dapat memenuhi

kebutuhan air bagi tumbuhan yang tumbuh pada keadaan air optimum (Hakim

dkk., 1986).

Page 33: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

14

Ketersediaan air tanah bagi pertumbuhan tanaman ditentukan oleh faktor iklim,

tanaman, dan akar tanah, diantara sifat sifat tanah yang berpengaruh adalah daya

hisap metrik dan osmotik kedaan tanah dan pelapisan tanah (Hakim dkk., 1986).

Keadaan alamiah yang memenuhi persyaratan untuk pertumbuhan optimal jarang

kita jumpai di lapangan, maka di dalam bertanam kedelai pengaturan air sangat

perlu perhatian (Suprapto, 1999).

Pengairan yang tepat akan memberikan produksi tanaman meningkatkan. Setyati

(1991) menyebutkan bahwa jumlah air yang diberikan sebaiknya teratur sehingga

kelebihan air tidak terlalu besar. Pada umumnya tanaman membutuhkan air yang

banyak pada fase vegetatif. Hal ini ditegaskan Adisarwanto (2014) bahwa stadia

tumbuh kedelai yang memerlukan curah air yang banyak atau kelembaban tanah

yang cukup tinggi adalah pada stadia awal vegetatif (perkecambahan), stadia

berbunga, serta stadia pembentukan atau pengisian polong. Namun, perlu

diperhatikan bahwa curah hujan yang tinggi dapat menyebabkan polong busuk

akibat kelembaban udara yang sangat rendah dan membuat kualitas biji kedelai

yang dihasilkan menurun.

Air tersedia (air yang diserap tanaman) adalah air yang tertahan tanah pada

kondisi kapasitas lapang hingga koefisien layu. Namun, mendekati koefisien layu

tingkat ketersediannya semakin rendah, oleh karena itu untuk menjamin

tercukupinya kebutuhan tanaman, suplai air harus diberikan apabila 50 – 58% air

tesedia ini telah habis terpakai (Utomo dan Islami, 1991).

2.4.1 Peranan air bagi tanaman

Page 34: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

15

Air merupakan komponen penting bagi berlangsungnya berbagai proses fisiologi

seperti serapan hara, fotosintesis dan reaksi biokimia sehingga penurunan absorbsi

air mengakibatkan hambatan pertumbuhan dan penurunan hasil. Menurut

Gardner dkk (1989 dalam Parwati 2007), air yang merupakan penyusun utama

jaringan tanaman berperan sebagai pelarut dan medium bagi reaksi metabolisme

sel, medium untuk transpor zat terlarut, medium yang memberikan turgor pada sel

tanaman, bahan baku untuk fotosintesis, proses hidrolisis dan reaksi kimia lain,

serta evaporasi air untuk mendinginkan permukaan tanaman. Mengingat peran

pentingnya air maka tanaman memerlukan sumber air yang tetap untuk

pertumbuhan dan perkembangannya. Air seringkali membatasi pertumbuhan dan

perkembangan tanaman budidaya. Respons tumbuhan terhadap kekurangan air

dapat dilihat dari aktivitas metabolisme, morfologi, pertumbuhan dan

produktivitas.

Proses fotosintesis membutuhkan air sebagai bahan baku dalam pembentukan

fotosintat, khususnya karbohidrat, dimana CO2 + H2O dengan bantuan cahaya

akan membentuk C6H12O6. Air terutama dibutuhkan pada fase cahaya sebagai

sumber elektron untuk membentuk energi kimia dalam bentuk NADPH2 dan ATP.

Energi kimia tersebut akan digunakan untuk mereduksi CO dalam fase gelap

untuk menghasilkan C6H12O6 + O2. Jika tanaman mengalami cekaman air, maka

laju fotosintesis terus menurun karena tidak mampu membentuk NADPH2 dan

ATP yang cukup untuk memenuhi kebutuhan energi dalam mereduksi CO

(Sarawa, 2012).

Page 35: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

16

Dampak kekurangan air akan mempengaruhi turgor sel sehingga akan mengurangi

pengembangan sel, sintesis protein, dan sintesis dinding sel. Pengaruh kekurangan

air selama tingkat vegetatif adalah perkembangan daun yang ukurannya lebih

kecil dapat mengurangi penyerapan cahaya. Kekurangan air juga mengurangi

sintesis klorofil dan mengurangi aktivitas beberapa enzim (misalnya nitrat

reduktase). Kekurangan air justru meningkatkan aktivitas enzim-enzim hidrolisis,

seperti amilase (Gardner dkk,1989 dalam Parwati 2007).

Gardner dkk. (1989 dalam Parwati 2007) menjelaskan, fungsi air bagi tanaman

yaitu:(1) sebagai senyawa utama pembentuk protoplasma, (2) sebagai senyawa

pelarut bagi masuknya mineral-mineral dari larutan tanah ke tanaman dan sebagai

pelarut mineral nutrisi yang akan diangkut dari satu bagian sel ke bagian sel lain,

(3) sebagai media terjadinya reaksi-reaksi metabolik, (4) sebagai reaktan pada

sejumlah reaksi metabolisme seperti siklus asam trikarboksilat, (5) sebagai

penghasil hidrogen pada proses fotosintesis, (6) menjaga turgiditas sel dan

berperan sebagai tenaga mekanik dalam pembesaran sel, (7) mengatur mekanisme

gerakan tanaman seperti membuka dan menutupnya stomata, membuka dan

menutupnya bunga serta melipatnya daun-daun tanaman tertentu, (8) berperan

dalam perpanjangan sel, dan (9) sebagai bahan metabolisme dan produk akhir

respirasi serta (10) digunakan dalam proses respirasi.

Kedelai termasuk tanaman yang tidak tahan terhadap kekeringan. Oleh karena itu,

air sangat diperlukan sejak awal pertumbuhan sampai pada masa polong berisi.

Jika pada fase pertumbuhan vegetatif kedelai mengalami kekeringan,

pertumbuhan kedelai menjadi kerdil. Demikian pula kekeringan pada saat kedelai

Page 36: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

17

berbunga atau polong mulai berisi akan mengakibatkan gagal panen, karena

kekeringan, tanaman menjadi layu, pertumbuhan terhambat dan apabila tidak

segera memperoleh air, tanaman akan menjadi mati (AAK, 2000).

Hasil penelitian Suhartono dkk. (2008) membuktikan bahwa interval penyiraman

tanaman kedelai 1 liter per hari, 1 liter per 2 hari, dan 1 liter per 3 hari.

menunjukkan perlakuan interval penyiraman memberikan pengaruh nyata

terhadap tinggi tanaman dengan perlakuan 1 liter per 2 hari menghasilkan

tanaman yang tertinggi. Lebih lanjut Noor dan Arintadisastra (2012) melaporkan

bahwa pemberian air pada tanaman kedelai mampu meningkatkan produksi

kedelai sebanyak 1 – 2 ton/ha.

2.5 Pupuk

Menurut Sutedjo (2008), pupuk dalam arti luas termasuk semua bahan yang

ditambahkan ke dalam tanah untuk menyediakan unsur yang esensial bagi

pertumbuhan tanaman. Berdasarkan jumlah yang diperlukan tanaman, unsur hara

menjadi dua golongan, yakni: unsur hara makro dan unsur hara mikro. Unsur hara

makro diperlukan tanaman dan terdapat dalam jumlah lebih besar dibandingkan

dengan unsur hara mikro. Walaupun kadar unsur hara berbeda, namun setiap jenis

tanaman umumnya memiliki urutan berdasarnya kadar – kadarnya, yakni: C, H,

O, N, P, K, S, Ca, Mg, Si, Na, Fe, Mn, Cu, Zn, Mo, dan B. Nitrogen bersama-

sama P dan K merupakan unsur hara esensial primer, dan merupakan unsur yang

paling sering mejadi faktor pembatas pertumbuhan tanaman (Munawar, 2011).

Pupuk sudah lama dikenal oleh para petani baik macam maupun penggunaannya

terutama padi sawah, akan tetapi masih jarang petani kita menggunakan pupuk

Page 37: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

18

dalam usaha bertanam dalam kacang-kacangan. Pada umumnya mereka bertanam

kedelai hanya dengan menyebar atau menugalkan benih setelah panen padi, tanpa

dibarengi dengan pengairan, penyiangan, pemupukan dan pemakain insektisida

(Suprapto, 1999).

Kedelai menunjukkan respons terhadap pemupukan, terutama pada tanah yang

miskin akan hara tanaman. Banyak pustaka yang mengatakan bahwa kedelai

menghendaki persyaratan tingkat keasamaan yang netral untuk pertumbuhannya

(Suprapto, 1999).

2.5.1 Peranan pupuk fosfor

Unsur fosfor dilambangkan dengan P, sangat berguna bagi tanaman. Fosfor

diambil tanaman dalam bentuk H2PO4- dan HPO4

-. Fungsi P dalam tanaman yaitu

dapat mempercepat pertumbuhan akar, mempercepat serta memperkuat

pertumbuhan tanaman muda menjadi tanaman dewasa. Pada umumnya

mempercepat pembungaan dan pemasakan buah atau biji, dapat meningkatkan

produksi biji – bijian, selain itu P sebagai penyusun lemak dan protein di dalam

tanaman (Sutedjo, 2008).

Fungsi yang paling esensial adalah keterlibatan dalam penyimpanan dan transfer

energi di dalam tanaman. Fosfor merupakan bagin esensial proses fotosintesis dan

metabolisme karbohidrat sebagai fungsi regulator pembagian hasil fotosintesis

antara sumber dan organ reproduksi, pembentukan inti sel, pembelahan dan

perbanyakan sel, pembentukan lemak dan albumin, organisasi sel, dan pengalihan

sifat – sifat keturunan (Munawar, 2011).

Page 38: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

19

Fosfat diserap tanaman dengan bentuk ion ortofosfat primer (H2PO-4) dan ion

ortofosfat sekunder (HPO=

4). Kemungkinan P diserap dalam bentuk senyawa

fosfat organik yang larut air, misalnya asam nukleat dan fitin. Fosfat diserap

tanaman dalam bentuk ion anorganik cepat berubah menjadi senyawa organik.

Fosfor mudah bergerak antar jaringan tanaman. Kadar optimal P dalam tanaman

pada saat pertumbuhan vegetatif adalah 0,3% - 0,5% (Rosmarkam dan Yuwono,

2002).

Unsur P dijumpai dalam jumlah yang banyak pada biji, walaupun P juga terdapat

pada semua bagian yang muda dari tanaman. Seperti juga N, P merupakan

penyusun setiap sel hidup. Fosfor adalah penyusun fosfolid, nukleoprotein, dan

fitin yang selanjutnya akan banyak menjadi tersimpan di dalam biji. Fosfor

sangat berperan aktif dalam mentransfer energi di dalam sel, baik sel tanaman

maupun hewan. Fosfor juga berfungsi untuk mengubah karbohidrat, misalnya

dalam perubahan tepung menjadi gula. Selain itu P juga dapat meningkatkan

efisiensi kloroplas (Hakim dkk., 1986).

Gejala kekurangan P pada tanaman yang tampak adalah warna daun seluruhnya

berubah kelewat tua dan sering tampak mengkilap kemerahan. Tepi daun,

cabang, dan batang terdapat warna merah ungu yang lambat laun berubah menjadi

kuning. Kalau tanaman berubah-ubah, buahnya kecil, tampak jelek, dan lekas

matang. Pada tanah seperti ini perlu diberi pupuk yang mengandung unsur P

(Lingga dan Marsono, 2000).

Page 39: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

20

Pupuk yang sering digunakan untuk menambah unsur hara P adalah pupuk SP-36.

SP-36 merupakan pupuk fosfat yang berasal dari batuan fosfat yang ditambang.

Kandungan unsur haranya dalam bentuk P2O5 SP-36 adalah 36% yang lebih

rendah dari TSP yaitu 46%. (Hakim dkk., 1986).

Penelitian Harini (2002) membuktikan bahwa pemberian pupuk P meningkatkan

pertumbuhan dan hasil tanaman kedelai. Pemberian pupuk P meningkatkan bobot

kering akar, bobot kering bagian atas tanaman, jumlah polong total, bobot biji

tanaman dan serapan P biji. Bobot biji tanaman terbaik diperoleh dari perlakuan

150 kg SP-36/ha.

Page 40: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

21

III. BAHAN DAN METODE

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Kebun Percobaan Sekolah Tinggi Ilmu Pertanian

Dharma Wacana Metro, Kelurahan Rejomulyo, kecamatan Metro Selatan, Kota

Metro dengan jenis tanah Podzolik Merah Kuning. Penelitian dilakukan pada

bulan Mei sampai bulan Agustus 2016.

3.2 Alat dan Bahan Penelitian

Alat – alat yang digunakan adalah: cangkul, golok, sabit, gunting, ember, polybag,

skop, gelas ukur, bambu, kayu, paku, meteran, mistar, palu, plastik transparan,

alat ukur, tali rafia, kantong, timbangan elektrik tipe Nagita LSC – 3000, kamera

digital, alat semprot (hand sprayer) dan alat tulis yang diperlukan.

Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah: benih kedelai varietas

Anjasmoro, air, pupuk kandang kambing, pupuk urea, pupuk SP-36, KCl dan

pestisida.

3.3 Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Teracak

Lengkap (RKTL) dengan rancangan perlakuan berpola faktorial dengan tiga

Page 41: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

22

ulangan. Faktor pertama interval penyiraman (A) yang terdiri atas tiga taraf yaitu:

penyiraman 2 hari sekali (a1), penyiraman 3 hari sekali (a2), dan penyiraman 4

hari sekali (a3). Faktor kedua adalah dosis pupuk SP-36 (P) yang terdiri atas tiga

taraf yaitu: 50 kg/ha pupuk SP-36 (p1), 100 kg/ha pupuk SP-36 (p2), dan 150

kg/ha (p3). Sehingga terdapat 9 kombinasi perlakuan yaitu: a1p1, a1p2, a1p3, a2p1,

a2p2, a2p3, a3p1, a3p2, dan a3p3 masing-masing diulang 3 kali sehingga diperoleh 27

plot penelitian.

Data hasil pengamatan diuji homogenitas dengan uji Bartlet dan ketakatditifan

data dengan uji Tuckey yang dilanjutkan dengan uji sidik ragam dengan

membandingkan nilai F hitung dengan F tabel, menggunakan uji Beda Nyata

Terkecil (BNT) pada taraf 5%.

3.4 Pelaksanaan Penelitian

3.4.1 Persiapan media tanam

Pelaksanaan penelitian dimulai dengan menyiapkan media tanam berupa tanah

yang sudah dihacurkan yang sudah dikering anginkan. Tanah diambil dari lahan

percobaan kemudian ditambahkan pupuk kandang kambing yang sudah kering

sebanyak 10 ton/ha atau setara dengan 50 gram per polybag, selanjutnya pengisian

polybag yang berukuran 25 cm x 40 cm dilakukan sebelum tanam dan pengisian

seberat 10 kg tanah pada setiap polybag. Setelah itu dilakukan penyusunan

polybag pada lahan yang sudah dibersihkan sesuai dengan tata letak percobaan

dengan jarak antar polybag 20 x 15 cm. Penyiapan media tanam ini dilakukan

satu minggu sebelum tanam. Jumlah plot percobaan sebanyak 27 dan masing –

Page 42: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

23

masing plot percobaan terdiri dari 5 polybag, sehingga penelitian ini terdapat 135

polybag .

3.4.2 Pembuatan naungan

Pembuatan naungan ini bertujuan agar tanaman tidak terkena air hujan, sehingga

tidak berpengaruh pada perlakuan penyiraman yang diberikan pada penelitian ini.

Pemasangan naungan terbuat dari plastik transparan yang diberi penyangga

bambu berbentuk segi tiga dengan ketinggian bagian tengah 1,5 m, bagian

samping kanan dan samping kiri 1 m, panjang 10 m, lebar 6 m, dilakukan sebelum

proses penanaman agar tidak mengganggu atau merusak tanaman yang telah

ditanam pada polybag.

3.4.3 Penanaman

Benih kedelai ditanam pada polybag yang telah terisi tanah. Penanaman

dilakukan dengan cara membenamkan benih ke dalam polybag yang telah terisi

tanah dengan kedalaman 3 cm. Benih ditanam sebanyak 2 butir dalam satu

polybag.

3.4.4 Pemeliharaan

3.4.4.1 Penyulaman

Penyulaman dilakukan pada benih yang tidak tumbuh dalam satu polybag.

Penyulaman dilakukan 1 MST, hal ini bertujuan untuk menyeragamkan

pertumbuhan tanaman kedelai.

Page 43: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

24

3.4.4.2 Penyiraman

Penyiraman dilakukan sesuai dengan perlakuan yaitu dengan penyiraman 2 hari

sekali, penyiraman 3 hari sekali, penyiraman 4 hari sekali dengan dosis 1 liter

yang sebelumnya dimulai dengan menentukan volume penyiraman untuk interval

waktu yang ditentukan. Penentuan volume penyiraman dilakukan dengan

pengukuran kapasitas lapang. Menurut Hendriyani dan Setiari (2009), penentuan

kapasitas lapang digunakan untuk penentuan volume penyiraman air ke media

tanam yaitu dengan cara media tanam dalam polybag di masukkan ke dalam bak

yang terisi air penuh sampai media jenuh. Kemudian ditiriskan selama 3 hari.

Berat basah dan berat kering media ditimbang. Berat kering ditimbang setelah

media tanam (tanah) di oven pada suhu 105 0C sampai diperoleh berat konstan.

Kapasitas lapang dihitung dengan rumus:

Keterangan:

W : Kapasitas Lapang

Tb : Berat Basah

Tk : Berat kering

Penghitungan kapasitas lapang didapatkan dengan cara sebagai berikut

No Sampel Tanah Berat basah Berat kering

1. (1 kg) 1248 g 612,4 g

2. (1 kg) 1235 g 590,0 g

3. (1 kg) 1166 g 620,0 g

Rata-rata 1216,33 g 607,46 g

Page 44: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

25

, % = 100 ml/1 kg

W = 1000 ml/10 kg

Penyiraman dalam penelitian ini dilakukan dengan cara disiramkan perlahan-

lahan dengan menggunakan botol mineral yang sebelumnya air diukur volumenya

1 liter.

3.4.4.3 Penyiangan

Penyiangan yaitu kegiatan untuk membersihkan tanaman pokok dari gulma yang

tumbuh tanpa dikehendaki di sekitar tanaman kedelai. Penyiangan dilakukan pada

saat tanaman umur 14 hst, penyiangan selanjutnya dilakukan pada waktu gulma

45 hst dengan cara mencabut.

3.4.4.4 Pemasangan ajir

Dalam penelitian ini dilakukan kegiatan pemasangan ajir dengan tujuan untuk

menyangga tanaman kedelai yang tumbuh tinggi agar tanaman tidak mudah

roboh. Pemasangan ajir ini dilakukan pada tanaman berumur 35 hst.

Page 45: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

26

3.4.4.5 Pengendalian hama dan penyakit

Dalam penelitian ini dilakukan pengendalian hama secara mekanis yaitu dengan

cara membuang bagian tanaman yang terserang hama agar tidak menular ke

tanaman lainnya saat tanaman umur 17 HST, pengendalian selanjutnya dilakukan

pada saat umur 35 HST dengan menggunakan pestisida dan pengendalian

penyakit dilakukan penyemprotan menggunakan pestisida.

3.5 Pemupukan

Pemupukan menggunakaan pupuk kandang 10 ton/ha setara dengan 50

gram/polybag dengan cara mengaduk dengan tanah saat persiapan tanam dan

pemberian urea dengan dosis 200 kg/ha setara 1 gram/polybag dan KCl 200 kg/ha

setara 1 gram/polybag sebagai pupuk dasar diberikan pada saat tanaman berumur

7 hari. Sedangkan pupuk P diberikan secara bertahap, yaitu ½ bagian pada 7 hari

setelah tanam dan ½ bagian pada umur 21 hari setelah tanam. Pemberian pupuk P

(SP-36) sesuai perlakuan: yaitu pupuk SP-36 sebanyak 50 kg/ha setara 0,25

g/polybag (p1), dosis pupuk SP-36 sebanyak 100 kg/ha setara 0,50 g/polybag (p2)

dan dosis pupuk SP-36 sebanyak 150 kg/ha setara 0,75 g/polybag (p3).

Pemupukan dilakukan dengan cara ditaburkan dipinggir tanaman dengan jarak 5

cm.

3.7 Pemanenan

Pemanenan kedelai dilakukan pada saat tanaman berumur 84 hst dan keadaan

polong berwarna kecoklatan yang nampak pada tanaman kedelai. Pemanenan

dilakukan di pagi hari agar keadaan polong tidak pecah – pecah dengan cara

Page 46: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

27

memotong pangkal pada batang tanaman, selanjutnya dilakukan pengeringan

berangkasan di bawah terik matahari dengan cara dihamparkan di atas lantai

jemuran dan diberi alas kantong. Penjemuran dilakukan selama 3 – 5 hari,

kemudian dilakukan pengupasan polong dengan cara memukul berangkasan yang

dimasukkan kantong plastik dengan kayu dan dilanjutkan dengan pembersihan

biji dari daun, sisa – sisa polong dan kotoran lainnya.

3.8 Pengamatan

Peubah – peubah yang diamati adalah sebagai berikut:

1. Tinggi Tanaman (cm)

Pengukuran dimulai dari permukaan tanah sampai ujung batang primer pada 4

tanaman sampel dilakukan dengan interval 2 minggu sekali sampai umur 6

minggu, rata- rata tinggi tanaman dinyatakan dalam satuan cm.

2. Laju Tumbuh Relatif (LTR) (gram/hari)

Kemampuan tanaman menghasilkan bahan kering hasil asimilasi tiap satuan

luas lahan tiap satuan waktu mulai dari periode 21 hari setelah tanam sampai

28 hari setelah tanam.

Keterangan:

W1 = bobot kering tanaman periode 21 hst.

W2 = bobot kering tanaman periode 28 hst.

t1 = waktu pengamatan pada 21 hst.

t2 = waktu pengamatan pada 28 hst.

Page 47: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

28

3. Nisbah Pupus Akar (NPA) umur 21 HST dan 28 HST

Nisbah pupus akar diukur dari pangkal batang sampai ujung akar ditentukan

dengan membandingkan berat kering pupus dengan berat kering akar dalam

bentuk persen (%).

4. Jumlah Cabang Produktif (buah)

Pengamatan dilakukan dengan cara menghitung jumlah cabang yang

menghasilkan polong bernas. Dan pengaamatan ini dilakukan pada saat panen.

5. Persentase Polong Isi (%)

Pengamatan persentase polong isi dilakukan dengan cara menghitung pada

setiap rumpun pada tanaman sampel di setiap petak perlakuan, dilakukan pada

saat panen dan dinyatakan dalam satuan buah.

6. Jumlah Polong Total (Polong)

Dilakukan dengan cara menghitung jumlah polong total (jumlah polong isi dan

tidak isi) pada tanaman sampel, dilakukan pada saat panen dan rata-rata jumlah

polong ini dinyatakan dalam satuan luas.

7. Bobot 100 Biji (gram)

Pengamatan dilakukan setelah pengeringan dengan cara menimbang 100 biji

kedelai setelah biji kedelai dijemur sampai beratnya konstan. Rata-rata bobot

dinyatakan dalam satuan gram.

Page 48: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

29

8. Hasil Biji per Tanaman (gram)

Pengamatan dilakukan setelah panen dengan mengambil seluruh tanaman

dalam satu plot percobaan dan ditimbang setelah dikeringkan kemudian

hasilnya dikonversikan dalam satuan gram/polybag.

Page 49: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

30

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Percobaan

4.1.1 Tinggi Tanaman

Data pengamatan dan hasil analisis ragam tinggi tanaman kedelai umur 2, 4 dan 6

minggu setelah tanam disajikan pada (Tabel 6, 7 dan 8, Lampiraan). Hasil

analisis ragam menunjukkan bahwa penyiraman dan pemberian pupuk fosfor

berbagai tingkat dosis tidak berbeda nyata terhadap tinggi tanaman kedelai, begitu

pula interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 9, Lampiran).

Tabel . Tinggi Tanaman Kedelai Umur 6 MST akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

2

-------------------------cm-----------------------

99,08 111,25 108,50

3 92,17 102,50 99,17

4 96,42 101,00 89,42

Tabel 1 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan tinggi

tanaman relatif lebih tinggi yang dipupuk 100 kg SP-36/ha.

Page 50: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

31

Gambar 1. Tinggi Tanam Kedelai Umur 2, 4 dan 6 MST

Keterangan:

a1p1 = Penyiraman 2 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 50 kg/ha

a1p2 = Penyiraman 2 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 100 kg/ha

a1p3 = Penyiraman 2 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 150 kg/ha

a2p1 = Penyiraman 3 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 50 kg/ha

a2p2 = Penyiraman 3 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 100 kg/ha

a2p3 = Penyiraman 3 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 150 kg/ha

a3p1 = Penyiraman 4 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 50 kg/ha

a3p2 = Penyiraman 4 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 100 kg/ha

a3p3 = Penyiraman 4 hari sekali dan dosis pupuk SP-36 150 kg/ha

0

20

40

60

80

100

120

2MST 4 MST 6 MST

a1p1

a1p2

a1p3

a2p1

a2p2

a2p3

a3p1

a3p2

a3p3

Umur Tanaman Kedelai

Tin

gg

i T

anam

an (

cm)

Page 51: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

32

Gambar 1 memperlihatkan pertumbuhan tinggi tanaman kedelai dari umur 2, 4

dan 6 mst. Pada awal pengamatan 2 mst perlakuan yang berbeda menunjukkan

tinggi tanaman meningkat sejajar, dan pada pengamatan 4 mst pertumbuhan tinggi

tanaman mengalami kenaikan yang relatif sama, begitu juga pengamatan 6 mst

menunjukkan kenaikan pada tinggi tanaman yang relatif sama.

4.1.2 Laju Tumbuh Relatif (LTR)

Data pengamatan dan hasil analisis ragam laju tumbuh relatif (LTR) kedelai

disajikan pada (Tabel 10 dan 11, Lampiran). Hasil analisis ragam bahwa

penyiraman menunjukkan perbedaan yang nyata tehadap LTR sedangkan

pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak menunjukkan perbedaan

yang nyata dan tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut

(Tabel 11, Lampiran).

Tabel 2. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis pupuk SP-36 (P) (kg/ha) Rerata 50 100 150

---------------gram/hari--------------

2 hari 0,2965 0,2834 0,4178 0,3326 B

3 hari 0,2754 0,1803 0,1336 0,1964 A

4 hari 0,1686 0,2548 0,1675 0,1969 A

Rerata 0,2468 a 0,2395 a 0,2396 a

BNT A= 0,1135 BNT:P=0,1135

Keterangan: Angka-angka yang menujukkan huruf yang sama (huruf besar arah

kolom, huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan penyiraman memberikan perbedaan

yang nyata terhadap LTR tanaman kedelai. Pada penyiraman 2 hari sekali

Page 52: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

33

meningkat 69,35% dibandigkan penyiraman 3 hari sekali dan penyiraman 2 hari

sekali meningkat 68,92% dibanding dengan penyiraman 4 hari sekali (Tabel 2).

4.1.3 Nisbah Pupus Akar (NPA) (umur 21 HST)

Data pengamatan dan hasil analisis ragam nisbah pupus akar kedelai pada umur

21 hst disajikan pada (Tabel 14 dan 15, Lampiran). Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat

dosis tidak berbeda nyata terhadap nisbah pupus akar kedelai umur 21 hst serta

tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 15,

Lampiran).

Tabel 3. Nisbah Pupus Akar Kedelai Umur 21 HST akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

2 4,78 4,36 5,58

3 6,51 3,95 5,69

4 5,32 4,06 4,58

Tabel 3 menunjukkan bahwa penyiraman 3 hari sekali menghasilkan nisbah pupus

akar kedelai umur 21 hst relatif lebih tinggi yang dipupuk 50 kg SP-36/ha.

4.1.4 Nisbah Pupus Akar (NPA) (umur 28 HST)

Data pengamatan dan hasil analisis ragam nisbah pupus akar kedelai pada umur

28 hst disajikan pada (Tabel 16 dan 17, Lampiran). Hasil analisis ragam

menunjukkan bahwa penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat

dosis tidak berbeda nyata terhadap nisbah pupus akar kedelai umur 28 hst serta

Page 53: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

34

tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 17,

Lampiran).

Tabel 4. Nisbah Pupus Akar Kedelai Umur 28 HST akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

2 3,34 2,94 3,09

3 3,17 2,68 2,18

4 2,40 2,89 2,61

Tabel 4 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan nisbah pupus

akar kedelai umur 21 hst relatif lebih tinggi yang dipupuk 50 kg SP-36/ha.

4.1.5 Jumlah Cabang

Data pengamatan dan hasil analisis ragam jumlah cabang tanaman kedelai

disajikan pada (Tabel 18 dan 19, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan

bahwa penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak

berbeda nyata terhadap jumlah cabang kedelai serta tidak terjadi interaksi diantara

kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 19, Lampiran).

Tabel 5. Jumlah Cabang Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian

Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

--------------------- buah ----------------------

2 4,58 5,08 5,25

3 5,08 4,67 5,75

4 4,83 4,75 4,83

Page 54: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

35

Tabel 5 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan jumlah

cabang tanaman kedelai relatif lebih tinggi yang dipupuk 50 kg SP-36/ha dan

100 kg SP-36 /ha.

4.1.6 Persentase Polong Isi

Data pengamatan dan hasil analisis ragam persentase polong isi kedelai disajikan

pada (Tabel 20 dan 21, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak berbeda

nyata terhadap persentase polong isi kedelai serta tidak terjadi interaksi diantara

kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 21, Lampiran).

Tabel 6. Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Tabel 6 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan persentase

polong isi kedelai relatif lebih banyak yang dipupuk 100 kg SP-36/ha.

4.1.7 Jumlah Polong Total

Data pengamatan dan hasil analisis ragam jumlah polong total kedelai disajikan

pada (Tabel 22 dan 23, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak berbeda

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

------------------------- % --------------------------

2 98,2918 99,3184 97,2360

3 95,9231 98,6614 96,9397

4 97,3781 95,8789 93,0860

Page 55: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

36

nyata terhadap jumlah polong total kedelai serta tidak terjadi interaksi diantara

kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel 23, Lampiran).

Tabel 7. Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Tabel 7 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan jumlah

polong total kedelai relatif lebih tinggi yang dipupuk 150 kg SP-36/ha.

4.1.8 Bobot 100 Biji

Data pengamatan dan hasil analisis ragam bobot 100 biji kedelai disajikan pada

(Tabel 24 dan 25, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak berbeda

nyata terhadap bobot 100 biji kedelai serta tidak terjadi interaksi diantara kedua

faktor perlakuan tersebut (Tabel 25, Lampiran).

Tabel 8. Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian

Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Tabel 8 menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali menghasilkan bobot 100

biji kedelai relatif lebih tinggi yang dipupuk 100 kg SP-36/ha.

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

---------------------Buah --------------------

2 78,50 84,08 76,50

3 49,83 61,58 87,67

4 70,25 53,33 60,08

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha)

50 100 150

--------------------- gram --------------------

2 7,94 8,32 7,84

3 7,99 7,75 7,04

4 7,90 8,15 7,77

Page 56: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

37

4.1.9 Hasil Biji per Tanaman

Data pengamatan dan hasil analisis ragam hasil biji per tanaman kedelai disajikan

pada (Tabel 26 dan 27, Lampiran). Hasil analisis ragam menunjukkan bahwa

penyiraman memberikan perbedaan yang nyata terhadap hasil biji per tanaman

kedelai, sedangkan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak berbeda

nyata serta tidak terjadi interaksi diantara kedua faktor perlakuan tersebut (Tabel

27, Lampiran).

Tabel 9. Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Penyiraman

1 L/hari (A)

Dosis Pupuk SP-36 (P) (kg/ha) Rerata

50 100 150

--------------------gram ------------------

2 18,34 18,59 17,49 18,14 B

3 15,42 16,83 16,70 16,32 A

4 17,81 16,36 16,49 16,89 A

Rerata 17,19 a 17,26 a 16,89 a

BNT A= 1,28 BNT P = 1,28

Keterangan: Angka-angka yang menujukkan angka yang sama (huruf besar arah

kolom, huruf kecil arah baris) tidak berbeda nyata pada uji BNT 5%

Hasil uji BNT menunjukkan bahwa perlakuan penyiraman memberikan perbedaan

yang nyata terhadap hasil biji per tanaman kedelai. Pada penyiraman 2 hari sekali

meningkat 11,15% dibanding penyiraman 3 hari sekali dan penyiraman 2 hari

sekali meningkat 7,42% dibanding dengan penyiraman 4 hari sekali (Tabel 9).

Page 57: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

38

4.2 Pembahasan

Hasil penelitian menunjukkan bahwa penyiraman berbagai interval memberikan

pengaruh yang tidak nyata terhadap beberapa peubah yang diamati yaitu tinggi

tanam, nisbah pupus akar umur 21 hst, nisbah pupus akar umur 28 hst, jumlah

cabang, persentase polong isi, jumlah polong total, dan bobot 100 biji. Bahwa

pemberian air sebanyak 1 liter dengan interval penyiraman 2, 3 dan 4 hari sekali

menghasilkan ketersediaan air yang homogen, sehingga pertumbuhan dan

perkembangan kedelai relatif sama.

Namun penelitian ini menunjukkan bahwa penyiraman berbagai interval

memberikan pengaruh yang nyata terhadap peubah yang di amati yaitu laju

tumbuh relatif dan hasil biji per tanaman. Hasil penelitian yang dilakukan

menunjukkan bahwa penyiraman 2 hari sekali meningkatkan laju tumbuh relatif

sebesar 69,35% dan 68,92% dibandingkan penyiraman 3 dan 4 hari sekali.

Penyiraman 2 hari dan 3 hari sekali memberikan perbedaan pada hasil biji per

tanaman kedelai sebanyak 11,15%, sedangkan penyiraman 2 hari dan 4 hari sekali

memberikan perbedaan pada hasil biji per tanaman kedelai sebanyak 7,42%. Hal

ini karena pada umumnya kebutuhan air tanaman kedelai sekitar 350-450 mm

selama pertumbuhan kedelai. Kedelai merupakan tanaman yang toleran terhadap

cekaman, kedelai masih dapat berproduksi bila cekaman tidak melebihi batas

maksimal 50% kapasitas lapang (Flatian, 2012). Selain itu semakin lama interval

pemberian air, maka tingkat ketersediaan air di dalam tanah semakin berkurang.

Hal ini sesuai dengan hasil penelitian Mattola dan Arma, (2012), penyiraman

dengan interval 2 hari memberikan pertumbuhan tanaman kedelai yang lebih baik

Page 58: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

39

dibandingkan dengan penyiraman dengan interval 4, 6, dan 8 hari. Hasil-hasil

penelitian lain menghasilkan bahwa efisiensi pemakaian air berkaitan dengan luas

daun dan indeks luas daun (Ritchie, 1983), kecepatan pertumbuhan akar, panjang

akar, volume akar (Taylor, 1983), elastisitas dinding sel, nisbah tajuk akar, jumlah

stomata, tipe pertumbuhan dan hasil panen kedelai (Quisenberry dan Roark,

1976).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat

dosis berpengaruh tidak nyata terhadap semua peubah yang diamati. Hal ini

diduga meskipun dilakukan peningkatan pemberian pupuk fosfor, namun tidak

semua mampu diserap oleh tanaman, disebabkan P yang tersedia pada tanah

penelitian sudah cukup banyak yaitu 8,68 ppm. Berdasarkan perhitungan dalam 1

ha jika ditambahkan pupuk SP-36 sebanyak 100 kg/ha menjadi 48,22 kg SP-

36/ha yang tersedia dalam tanah. Unsur hara P merupakan komponen penting

dalam pertumbuhan tanaman, unsur hara banyak tersedia dalam tanah, sehingga

tanaman kedelai dapat memanfaatkannya untuk kebutuhan metabolismenya.

Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa tidak terjadi interaksi yang nyata

antara penyiraman dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis terhadap

semua peubah yang diamati. Penyiraman 2, 3 dan 4 hari sekali sebanyak 1 liter

mampu menyediakan air yang cukup tersedia bagi tanaman kedelai, dengan

interval penyiraman tersebut mampu melarutkan pupuk P sehingga kelarutan

pupuk P juga sama. Hal ini memperlihatkan bahwa pupuk P pada berbagai

interval penyiraman sama tingkat kelarutannya. Di pihak lain pertumbuhan akar

yang diakibatkan oleh pemupukan P juga sama. Sehingga serapan oleh akar

Page 59: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

40

melaui difusi juga akan sama di uptake oleh kedelai terutama pada saat

pertumbuhan.

Page 60: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

41

V. KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

1. Penyiraman tidak berpengaruh nyata terhadap peubah tinggi tanaman, nisbah

pupus akar umur 21 HST, nisbah pupus akar umur 28 HST, jumlah cabang,

persentase polong isi, jumlah polong total, dan bobot 100 biji kecuali pada

peubah LTR dan hasil biji per tanaman. Penyiraman 2 hari sekali sebanyak 1

liter menghasilkan peningkatan LTR dan hasil biji per tanaman sebesar

69,35% dan 68,92% dan 11,15% dan 7,24% dibandingkan dengan

penyiraman 3 dan 4 hari sekali, secara berurutan.

2. Pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis tidak berpengaruh nyata

terhadap semua peubah yang diamati pada pertumbuhan dan hasil kedelai.

3. Tidak terdapat interaksi antara penyiraman dan pemberian pupuk fosfor

berbagai tingkat dosis terhadap pertumbuhan dan hasil kedelai.

5.2 Saran

Perlu dilakukan penelitian serupa dengan berbagai interval penyiraman yang lebih

jarang dan pemberian pupuk fosfor berbagai tingkat dosis yang bervariasi. Agar

diperoleh informasi tentang teknik budidaya kedelai lebih lengkap.

Page 61: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

42

DAFTAR PUSTAKA

AAK. 2000. Kedelai. Kanisius. Yogyakarta. Hal. 11-23.

Adisarwanto. 2008. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal.

7-14.

Adisarwanto. 2014. Budidaya Kedelai Tropika. Penebar Swadaya. Jakarta. Hal.

5-25.

Badan Pusat Statistik. 2014. Produksi TanamanPangan ISSN 2088-6993 Nomor

Publikasi: 05110.1508.182 halaman.publikasi/1103. Diakses pada tanggal

9Januari 2016.

Gardner, F.P., Pearce R.B, dan Mitchell, R. L. 1989.Fisiologi Tanaman Budidaya.

Diterjemahkan oleh Susilo, H dan Subiyanto., 1991. Penerbit

Universitas Indonesia (UI Press). Jakarta.

Daryono, D.K. Suanda, dan I G. A. M. Sri Agung. 2003. Evaluasi Zona

Agroklimat Oldeman Daerah Bali Berdasarkan Pemutahiran Data Curah

Hujan Hingga Tahun 2000. Jurnal Agritop, Jurnal Ilmu-ilmu Pertanian.

3(2). :93-97.

Flatian, A. N. 2012. Bundidaya Kedelai. IPB. Bogor. http/nico03.soil.

wordpress.co.id diakses 07 September 2016

Hakim, Nurhajati., M. Yusuf Nyakpa, A.M. Lubis, Sutopo Ghani

Nugroho,M.Amin Diha, Go Ban hong, dan Bailey. 1986. Dasar-Dasar Ilmu

Tanah.Universitas Lampung press. Lampung. Hal. 65.

Harini Y. Bartham Rr. 2002. Respon Tanaman Kedelai (Glycine max.(L.)Merill)

Terhadap Pemupukan Fosfor dan Kompos Jerami pada Tanaman

Ultisol.Jurnal Ilmu-Ilmu Pertanian Indonesia.4(2):78-83.

Hendriyani, I, S. dan Setiaria, N. (2009). Kandungan Klorofil dan Pertumbuhan

Kacang Panjang (Vigna sinensis) pada Tingkat Penyediaan Air yang

Berbeda. Artikel Penelitian. FPMIPA. Universitas Diponegoro.

Lingga, P. dan Marsono. 2000. Petunjuk Penggunan Pupuk. Penebar Swadaya.

Jakarta.

Mattola,M. dan M. J. Arma, 2012. Pertumbuhan Tanaman Kedelai(Glycine max

(L.) Merril) Pada Berbagai Interval Penyiraman Dan Takaran Pupuk

Kandang. Jurnal Agroteknos. 4 (2): 78-86.

Page 62: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

43

Munawar, A. 2011. Kesuburan Tanah dan Nutrisi Tanaman. Institut Pertanian

Bogor Press. Bogor.

Noor, I dan Arintadisastra Sumitro. 2012. Revolusi Pertanian dan Kearifan Lokal.

Bandung.

Pardiyo. 2005. Pengaruh Sistem Olah Tanah dan Tingkat Dosis Pupuk Fospat

Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine max(L.)

Merril).(Skripsi). Sekolah Tinggi Pertanian Dharma Wacana Metro

Lampung.

Parwati, D. 2007. Pengaruh Frekuensi Penyiraman dan Lama Penyimpanan

terhadap Pertumbuhan Bibit Jarak Pagar (Jatropha curcas (L.))

(http://balittas.litbang.deptan.go.id/ind/viewer.Diakses 20 Januari 2016).

Rahmat, A. 2013. Pengaruh Irigasi dan Mulsa Kulit Singkong Terhadap Air

Tanah Serta Pertumbuhan Tanaman Nanas.(Skripsi).Universitas Lampung.

Quienberry, JE, andRoark. 1976. Inflansi dari indeterminit pertumbuhan pada

irigasi air menggunakan efisiensi di daerah pegunungan. Crop Sci. 16: 762-

765. Diakses pada tanggal 29 September 2016. http://www.google.com.

Ricthie JT. 1983. Pengunaan Air Yang Efisien Dalam Produksi Tanaman. Diskusi

Tentang Hubungan Antara Produksi Biomassa dan Evapotranspirasi.

Dalam; Taylor, H.H., W.R. Jordan, T.S. Sinclair.( Edisi). Batasan Efisiensi

Air Dalam Produksi Tanaman. Amer. Soc. Dari agronomi. Inc Wisconsin.

hal. 29-44.

Rosmarkam, A dan Yuwono, N.W.2002.Ilmu Kesuburan Tanah.

Kanisius.Yogyakarta.

Rukmana, R. 1996. Kedelai Budidaya dan Pasca Panen.Konisius. Yogyakarta.

Sarawa, Nurmas Andi, dan Dasril Aj Muh. 2012. Pertumbuhan dan Produksi

Tanaman Kedelai(Glycine max (L.)Merril) Yang Diberi Pupuk Guano Dan

Mulsa Alang-Alang. Kendari. Jurnal Agroteknos.2(2) :97-105.

Septiatin, A. 2012. Meningkatkan Produksi Kedelai di Lahan Kering, Sawah, dan

Pasang Surut.CV. Yrama Widya. Bandung.

Setyati. 1991. Pengantar Agronomi. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.

Sinaga, B. M. 2007. Kepekaan Tanah Kedelai (Glycine max (L.)Merril) Terhadap

Kadar Air pada Beberapa Jenis Tanah. (Skripsi). Universitas Sumatera

Utara (USU). Medan.

Page 63: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

44

Suhartono. R. A, Zm Zaed Sidqi, Khoiruddin. Ach. 2008. Pengaruh Interval

Pemberian Air Terhadap Pertumbuhan dan Hasil Kedelai (Glycine

max(L.)Merril). Pada Berbagai Jenis Tanah. Universitas Trunojoyo

Madura(Unijoyo).

Supadma, A.A Nyoman, Pudja I Nyoman dan Mega I Made. 2014. Peningkatan

Hasil Kedelai Melalui Pemberian Organik Cair dan Dosis Pupuk Fosfat.

Fakultas Pertanian Universitas Udayana. Bali.

Suprapto, HS. 1999. Bertanam Kedelai, PT. Penebar Swadaya, Jakarta. Hal. 35-41

Sutedjo, MM. 2008.Pupuk dan Cara Pemupukan.Jakarta:Rinekacipta: Jakarta.

Taylor, HM. 1983. Gambaran Sistem Pengelolaan Untuk Efisiensi. Di Taylor

HM. Jordan WR, adan Sinclair TS. (eds). Batasan efisiensi air dalam

produksi tanaman. Amer. Soc. Dari agronomi. Inc Wisconsin. Hal. 87-113.

http://www.google.com.

Utomo dan Islami. 1991. Budidaya Pertanian Olah Tanah Konservasi. Makalah

Jumpa Paket Teknlogi Pertanian. Bandar Lampung.

Wahab, Arman dan Dahlan.2005. Efek Emaskulasi dan Pemberian Berbagai

Pupuk Popro Terhadap Pertumbuhan dan Produksi Baby Corn. Sekolah

Tinggi Penyuluhan Pertanian Gowa. http://www. stppgowa.ac.id/

informasi/download-centre/category/8-hayati-2006-vol-2-no-1. Diakses 09

Januari 2016.

Wargito. 1997. Pengaruh Pupuk Organik dan Urea Terhadap Pertumbuhan dan

Produsi Kedelai(Glycine max(L.)Merill) (Skripsi).Sekolah Tinggi Pertanian

Dharma Wacana Metro Lampung.

Page 64: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

45

Tabel 1. Deskripsi Tanamanan Kedelai Varietas Anjasmoro

Nama varietas Anjasmoro

Potensi hasil (ton/ha) 2,03-2,25 ton/ha

Warna hipokotil Ungu

Warna epikotil Ungu

Warna bunga Ungu

Warna daun Hijau

Warna bulu Putih

Warna kulit biji Kuning

Warna hilum Kuning Kecokelatan

Bentuk daun Oval

Tipe pertumbuhan Determinate

Umur berbunga (hari) 37,7-39,4 hari

Umur polong masak (hari) 82,5- 92,5 hari

Tinggi tanamanan(cm) 64-68 cm

Berat 100 biji (g) 14,8- 15,3 gram

Sifat- sifat lain Polong tidak mudah pecah

Sumber:http//iswanto.1980.blogspot.in/2015/11/varietas-anjasmoro.-

deskripsi.html. Diakses 09 januari 2016.

Page 65: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

46

Tabel 2. Rumus Perhitungan Pupuk dalam Satuan Polybag Berdasarkan Volume

Tanah.

Berat tanah dalam 1 ha?

= 2x 109dm

3

= 2x 106

kg

1). Pupuk kandang10 ton/ ha

=

= 0,5kg = 50gram/polybag

2). Pupuk urea 200kg/ha

Berat tanah = 2. 106 kg/ha = 10 kg/polybag, urea 200 kg/ha

=

= 0,0001 kg = 1 gram/polybag

3). Pupuk KCl 200kg/ha

Berat tanah = 2. 106 kg/ha = 10 kg/polybag, KCl 200 kg/ha

=

= 0,0001 kg = 1 gram/polybag

4). Pupuk SP-36 50 kg/ha (p1)

Berat tanah = 2. 106 kg/ha = 10 kg/polybag,SP-36 50 kg/ha

=

= 0,00025 kg = 0,25 gram/polybag

5). Pupuk SP-36 100 kg/ha (p2)

Berat tanah = 2. 106 kg/ha = 10 kg/polybag, SP-36 100 kg/ha

=

= 0,00050 kg = 0,50 gram/polybag

6. ). Pupuk SP-36 150 kg/ha (p3)

Berat tanah = 2. 106 kg/ha = 10 kg/polybag, SP-36 150 kg/ha

=

= 0,00075 kg = 0,75 gram/polybag.

Page 66: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

47

Tabel 3. Data Analisi Tanah

Page 67: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

48

NO. kegiatan Mei 2016

3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

1 Pengukuran Sampel Tanah

2 Pengisian Polibag

3 Pembuatan Naungan

4 Penanaman

5 Aplikasi Penyiraman

6 Aplikasi Pupuk Dasar dan Perlakuan

NO. Kegiatan Mei 2016- Juni 2016

24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

7 Pengendalian Gulma ke 1

8 Pengamatan Tinggi Tanam 1

9 Pengukuran LTR ke 1

10 Pengukuran NPA ke 1

11 Aplikasi Pupuk SP-36 ke 2

12 Pengukuran tinggi tanam ke 2

13 Pengukuran LTR ke2

14 Pengukuran NPA ke 2

NO. Kegiatan Juni 2016- Juli 2016

14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 1 2 3

16 Pemberian Ajir

17 Pengukuran Tinggi Tanam ke 3

18 Pengendalian Hama

Page 68: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

49

NO. Kegiatan Juli 2016

4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23

19 Pengendalian Gulma ke 2

NO. Kegiatan Juli 2016 Agustus 2016

24 25 26 27 28 29 30 31 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13

20 Panen

21 Penghitungan Jumlah Cabang

22 Perhitugan Polon Isi

23 Perhitungan Polong Total

24 Penjemuran

25 Penimbangan 100 Biji

26 Penimbangan Hasil Biji per

Tanaman

Page 69: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

50

Tabel 5. Jadwal Kegiatan Penyiraman

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at sabtu 1a1- a3 2 --- 3a1a2- 4---

5a1-a3 6 -a2- 7a1 - - 8 --- 9a1a2a3 10 - -- 11a1--

12 -a2- 13a1- a3 14 --- 15a1a2- 16 -- - 17a1-a3 18 -a2-

19a1-- 20 --- 21a1a2a3 22 - - - 23 a1 -- 24 - a2- 25a1- a3

26 --- 27 a1a2- 28 --- 29a1-a3 30 -a2-

keterangan :

a1= penyiraman 2 hari sekali

a2= penyiraman 3 hari sekali

a3= penyiraman 4 hari sekali

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat sabtu

1 2 3 4 - 5 6 7

8 9 10 11 12 13 14

15 16 tnm 17 --- 18 a1-- 19-a2- 20 a1-a3 21 ---

22a1a2- 23--- 24a1 -a3 25-a2- 26 a1- - 27 - - - 28 a1a2a3

29 --- 30 a1-- 31-a2

Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jum’at sabtu

1 a1-- 2 ---

3 a1 a2a3 4 --- 5 a1-- 6- a2- 7 a1- a3 8 --- 9 a1 a2-

10 --- 11 a1-a3 12 - a2- 13 a1-- 14--- 15a1 a2a3 16 ---

17 a1-- 18--- 19 a1 a2a3 20--- 21 a1-- 22 - a2- 23 a1-a3

24 --- 25 a1-- 26 -a2- 27 -- a3 28 29 30

31 1 2 Panen 3 4 5 6

Mei

I

Juni

I

Juli

I

Page 70: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

51

Tabel 6. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 2 MST akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

..…..…………..…cm…..……………………………………………

a1p1 15,00 14,50 15,75 45,25 15,08

a1p2 16,75 15,75 16,00 48,50 16,17

a1p3 14,50 15,25 15,00 44,75 14,92

a2p1 15,25 14,50 15,00 44,75 14,92

a2p2 16,00 15,50 15,50 47,00 15,67

a2p3 14,75 15,50 15,25 45,50 15,17

a3p1 13,50 14,25 15,50 43,25 14,42

a3p2 14,50 15,00 15,50 45,00 15,00

a3p3 15,25 14,25 14,75 44,25 14,75

Jumlah 135,50 134,50 138,25 408,25

Rata-rata 15,06 14,94 15,36 15,12

Tabel 7. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 4 MST akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………….………..cm..………………………………………

a1p1 54,50 52,00 47,75 154,25 51,42

a1p2 48,00 43,00 48,25 139,25 46,42

a1p3 59,75 47,75 48,00 155,50 51,83

a2p1 50,50 42,75 48,00 141,25 47,08

a2p2 52,25 45,25 62,00 159,50 53,17

a2p3 44,50 50,00 49,25 143,75 47,92

a3p1 41,00 44,00 50,00 135,00 45,00

a3p2 42,00 51,75 45,75 139,50 46,50

a3p3 45,50 41,25 40,75 127,50 42,50

Jumlah 438,00 417,75 439,75 1.295,50

Rata-rata 48,67 46,42 48,86 47,98

Keterangan :

a1 : Penyiraman 2 hari sekali

a2 : Penyiraman 3 hari sekali

a3 : Penyiraman 4 hari sekali

p1 : Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2 : Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3 : Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Page 71: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

52

Tabel 8. Tinggi Tanaman Kedelai Umur 6 MST akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

…………………...cm..…………………………………………

a1p1 114,00 88,25 95,00 297,25 99,08

a1p2 116,00 114,50 103,25 333,75 111,25

a1p3 136,00 93,50 96,00 325,50 108,50

a2p1 99,00 86,00 91,50 276,50 92,17

a2p2 100,50 97,75 109,25 307,50 102,50

a2p3 96,25 104,50 96,75 297,50 99,17

a3p1 94,50 93,00 101,75 289,25 96,42

a3p2 88,75 114,25 100,00 303,00 101,00

a3p3 92,75 78,50 97,00 268,25 89,42

Jumlah 937,75 870,25 890,50 2698,50

Rata-rata 104,19 96,69 98,94 99,94

Keterangan :

a1 : Penyiraman 2 hari sekali

a2 : Penyiraman 3 hari sekali

a3 : Penyiraman 4 hari sekali

p1 : Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2 : Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3 : Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 9. Analisis Ragam Tinggi Tanaman Kedelai Umur 6 MST akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 266,600708 133,3004 1,0240 tn

3,63

Perlakuan 8 1181,322876 147,6654 1,1343 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 565,989563 282,9948 2,1739 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 378,072906 189,0365 1,4521 tn

3,63

A P 4 237,260406 59,3151 0,4556 tn

3,01

Acak 16 2082,857666 130,1786

Non-aditif 1 46,406154 46,4062 0,3418 tn

4,54

Sisa 15 2036,451512 135,7634

Total 26 3530,7813 KK= 11,4159%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung = 8,5 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 72: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

53

Tabel 10. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

…………..…gram/hari………………………………………….

a1p1 0,3180 0,2171 0,3543 0,8894 0,2965

a1p2 0,3070 0,0871 0,4564 0,8505 0,2834

a1p3 0,4042 0,4507 0,3986 1,2535 0,4178

a2p1 0,1790 0,4843 0,1629 0,8262 0,2754

a2p2 0,2095 0,1257 0,2057 0,5409 0,1803

a2p3 0,1222 0,1500 0,1286 0,4008 0,1336

a3p1 0,1264 0,1414 0,2379 0,5057 0,1686

a3p2 0,3994 0,2429 0,1221 0,7644 0,2548

a3p3 0,2424 0,1743 0,0857 0,5024 0,1675

Jumlah 2,3081 2,0735 2,1522 6,5338

Rata-rata 0,2565 0,2304 0,2391 0,2420

Keterangan :

a1 : Penyiraman 2 hari sekali

a2 : Penyiraman 3 hari sekali

a3 : Penyiraman 4 hari sekali

p1 : Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2 : Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3 : Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel11. Analisis Ragam Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Table

5%

Kelompok 2 0,0003157 0,0016 0,1223 tn

3,63

Perlakuan 8 0,190139 0,0238 1,8423 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 0,110760 0,0554 4,2928 * 3,63

Dosis fosfor (P) 2 0,000316 0,0002 0,0122 tn

3,63

A P 4 0,079064 0,0198 1,5322 tn

3,01

Acak 16 0,206410 0,0129

Non-aditif 1 0,000587 0,0006 0,0428 tn

4,54

Sisa 15 0,205823 0,0137

Total 26 0,399706 KK= 46,9127%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 13.4 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 73: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

54

Tabel 12. Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis (Transformasi )

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………..……..gram/hari………………………………………

a1p1 0,5640 0,4460 0,5950 1,6050 0,5350

a1p2 0,5540 0,2950 0,6750 1,5240 0,5080

a1p3 0,6360 0,6720 0,6320 1,9400 0,6467

a2p1 0,4230 0,6960 0,4040 1,5230 0,5077

a2p2 0,4580 0,3550 0,4540 1,2670 0,4223

a2p3 0,3490 0,3870 0,3590 1,0950 0,3650

a3p1 0,3610 0,3750 0,4880 1,2240 0,4080

a3p2 0,6320 0,4930 0,3490 1,4740 0,4913

a3p3 0,4920 0,4170 0,2930 1,2020 0,4007

Jumlah 4,4690 4,1360 4,2490 12,8540

Rata-rata 0,4966 0,4596 0,4721 0,4761

Keterangan :

a1 : Penyiraman 2 hari sekali

a2 : Penyiraman 3 hari sekali

a3 : Penyiraman 4 hari sekali

p1 : Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2 : Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3 : Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 13. Analisis Ragam Laju Tumbuh Relatif (LTR) Kedelai (Transformasi

akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor

Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,005742 0,002871 0,2181 tn

3,63

Perlakuan 8 0,183585 0,022948 1,7435 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 0,106058 0,053029 4,0290 * 3,63

Dosis fosfor (P) 2 0,001128 0,000564 0,0429 tn

3,63

A P 4 0,076400 0,019100 1,4512 tn

3,01

Acak 16 0,210589 0,013162

Total 26 0,399917

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung = 13,4< -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 74: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

55

Tabel 14. Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 21 HST akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

a1p1 5,66 6,18 2,49 14,33 4,78

a1p2 6,20 2,29 4,59 13,08 4,36

a1p3 5,17 5,65 5,91 16,73 5,58

a2p1 9,54 3,00 7,00 19,54 6,51

a2p2 2,84 1,00 8,00 11,84 3,95

a2p3 6,80 4,12 6,15 17,07 5,69

a3p1 5,21 2,79 7,96 15,96 5,32

a3p2 2,43 3,52 6,23 12,18 4,06

a3p3 4,77 1,51 7,46 13,74 4,58

Jumlah 48,62 30,06 55,79 134,47

Rata-rata 5,40 3,34 6,20 4,98

Keterangan :

a1 : Penyiraman 2 hari sekali

a2 : Penyiraman 3 hari sekali

a3 : Penyiraman 4 hari sekali

p1 : Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2 : Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3 : Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel15. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 21 HST

akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai

Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 39,182026 19,5910 4,6380 * 3,63

Perlakuan 8 1,840204 2,2300 0,5279 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 2,475864 1,2379 0,2931 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 10,233026 5,1165 1,2113 tn

3,63

A P 4 4,771314 1,1928 0,2824 tn

3,01

Acak 16 67,583923 4,2240

Non-aditif 1 0,018068 0,0181 0,0040 tn

4,54

Sisa 15 67,565855 4,5044

Total 26 124,6062 KK= 41,2667%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 67 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 75: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

56

Tabel 16. Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 28 HST akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

a1p1 3,91 2,81 3,29 10,01 3,34

a1p2 3,77 1,49 3,57 8,83 2,94

a1p3 3,79 2,81 2,66 9,26 3,09

a2p1 2,78 3,49 3,23 9,50 3,17

a2p2 3,81 1,32 2,91 8,04 2,68

a2p3 2,65 2,31 1,58 6,54 2,18

a3p1 2,87 1,28 3,04 7,18 2,40

a3p2 4,57 1,98 2,11 8,67 2,89

a3p3 4,47 1,62 1,74 7,83 2,61

Jumlah 32,63 19,11 24,13 75,87

Rata-rata 3,63 2,12 2,68 2,81

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 17. Analisis Ragam Nisbah Pupus Akar (NPA) Kedelai Umur 28 HST

akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai

Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 10,362974 5,1815 8,6697 * 3,63

Perlakuan 8 3,388290 0,4235 0,7087 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 1,328049 0,6640 1,1111 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 0,533479 0,2667 0,4463 tn

3,63

A P 4 1,526762 0,3817 0,6386 tn

3,01

Acak 16 9,562441 0,5977

Non-aditif 1 0,213060 0,2131 0,3418 tn

4,54

Sisa 15 9,349381 0,6233

Total 26 23,3137 KK= 27,5154%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 6,0 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 76: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

57

Tabel 18. Jumlah Cabang Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………….…… buah…..………………………………………

a1p1 4,75 4,50 4,50 13,75 4,58

a1p2 6,75 4,25 4,25 15,25 5,08

a1p3 5,25 5,25 5,25 15,75 5,25

a2p1 4,75 5,25 5,25 15,25 5,08

a2p2 4,00 5,00 5,00 14,00 4,67

a2p3 6,25 5,50 5,50 17,25 5,75

a3p1 4,50 5,00 5,00 14,50 4,83

a3p2 5,25 4,50 4,50 14,25 4,75

a3p3 5,00 4,75 4,75 14,50 4,83

Jumlah 46,50 44,00 44,00 134,50

Rata-rata 5,17 4,89 4,89 4,98

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 19. Analisis Ragam Jumlah Cabang Tanaman Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,462945 0,2315 0,6689 tn

3,63

Perlakuan 8 3,115723 0,3895 1,1254 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 0,587945 0,2940 0,8495 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 1,185167 0,5926 1,7123 tn

3,63

A P 4 1,342611 0,3357 0,9699 tn

3,01

Acak 16 5,537055 0,3461

Non-aditif 1 0,473423 0,4734 0,4024 tn

4,54

Sisa 15 5,063632 0,3376

Total 26 9,1157 KK= 11,8092%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 10,5 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 77: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

58

Tabel 20. Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………….………%…..………..…………………………………

a1p1 98,3827 98,1818 98,3108 294,8753 98,2918

a1p2 98,9446 99,3031 99,7076 297,9553 99,3184

a1p3 97,6898 96,7890 97,2292 291,7080 97,2360

a2p1 98,2456 90,0000 99,5238 287,7694 95,9231

a2p2 100,0000 98,1395 97,8448 295,9843 98,6614

a2p3 93,0894 98,7500 98,9796 290,8190 96,9397

a3p1 96,8254 97,2773 98,0315 292,1342 97,3781

a3p2 92,4731 97,7169 97,4468 287,6368 95,8789

a3p3 97,1875 96,3563 85,7143 279,2581 93,0860

Jumlah 872,8381 872,5139 872,7884 2.618,1404

Rata-rata 96,9820 96,9460 96,9765

96,9682

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 21. Analisis Ragam Persentase Polong Isi Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,012153 0,0061 0,0005 tn

3,63

Perlakuan 8 83,192711 10,3991 0,9286 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 36,734375 18,3672 1,6401tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 22,456596 11,2283 1,0026 tn

3,63

A P 4 24,001740 6,0004 0,5358tn

3,01

Acak 16 179,185760 11,1991

Non-aditif 1 2,502931 2,5029 0,2125 tn

4,54

Sisa 15 176,682829 11,7789

Total 26 262,3906 KK= 3,4511%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 26,1 < -Tabel = 15,5 (Data tidak homogen)

Page 78: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

59

Tabel 22. Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………………buah.………………………………………

a1p1 92,75 68,75 74,00 235,50 78,50

a1p2 94,75 72,00 85,50 252,25 84,08

a1p3 75,75 54,50 99,25 229,50 76,50

a2p1 57,00 40,00 52,50 149,50 49,83

a2p2 73,00 53,75 58,00 184,75 61,58

a2p3 61,50 52,50 49,00 263,00 87,67

a3p1 78,75 68,50 63,50 210,75 70,25

a3p2 46,50 54,75 58,75 160,00 53,33

a3p3 80,00 61,75 38,50 180,25 60,08

Jumlah 660,00 626,500 579,000 1865,50

Rata-rata 73,33 69,611 64,333

69,09

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 23. Analisis Ragam Jumlah Polong Total Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 368,125740 184,0634 0,3265 tn

3,63

Perlakuan 8 4413,765625 551,7207 0,9785 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 1636,223999 018,1120 1,4510 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 432,168396 216,0842 0,3832 tn

3,63

A P 4 2345,373291 586,3433 1,0399 tn

3,01

Acak 16 9021,248047 563,8280

Non-aditif 1 10,850577 10,8506 0,0181 tn

4,54

Sisa 15 9010,379470 600,6932

Total 26 13803,1404 KK= 34,3670%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 24,8 > -Tabel = 15,5 (Data tidak homogen)

Page 79: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

60

Tabel 24. Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan Pemberian

Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

………………… gram……..……………………………………

a1p1 8,30 7,19 8,32 23,81 7,94

a1p2 9,22 7,60 8,15 24,97 8,32

a1p3 8,56 7,63 7,34 23,53 7,84

a2p1 8,24 7,61 8,11 23,96 7,99

a2p2 8,02 7,85 7,38 23,25 7,75

a2p3 7,12 7,06 6,94 21,12 7,04

a3p1 7,94 8,55 7,22 23,71 7,90

a3p2 7,70 8,35 8,39 24,44 8,15

a3p3 7,73 7,95 7,62 23,30 7,77

Jumlah 72,83 69,79 69,47 212,09

Rata-rata 8,09 7,75 7,72 7,86

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 25. Analisis Ragam Bobot 100 Biji Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman

dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 0,764160 0,3821 1,5504 tn

3,63

Perlakuan 8 3,041667 0,3802 1,5428 tn

2,59

Penyiraman (A) 2 0,974447 0,4872 1,9770 tn

3,63

Dosis fosfor (P) 2 1,334581 0,6673 2,7077 tn

3,63

A P 4 0,732639 0,1832 0,7432 tn

3,01

Acak 16 3,943074 0,2464

Non-aditif 1 0,076501 0,0765 0,2968 tn

4,54

Sisa 15 3,866573 0,2578

Total 26 7,7489 KK= 6,3198%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 7,5 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 80: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

61

Tabel 26. Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat Pengaruh Penyiraman dan

Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Perlakuan Ulangan

Jumlah Rata-rata I II III

……………………gram…..………………………………………

.

a1p1 16,61 22,84 15,57 55,02 18,34

a1p2 16,68 23,65 15,43 55,76 18,59

a1p3 15,41 20,95 16,1 52,46 17,49

a2p1 13,68 19,18 13,41 46,27 15,42

a2p2 14,68 22,18 13,64 50,50 16,83

a2p3 13,71 23,56 12,83 50,10 16,70

a3p1 15,15 23,54 14,73 53,42 17,81

a3p2 12,81 22,45 13,81 49,07 16,36

a3p3 15,55 22,92 11,01 49,48 16,49

Jumlah 134,28 201,27 126,53 462,08

Rata-rata 14,92 22,36 14,06 17,11

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali

a2: Penyiraman 3 hari sekali

a3: Penyiraman 4 hari sekali

p1: Dosis pupuk fosfor 50 kg/ha

p2: Dosis pupuk fosfor 100 kg/ha

p3: Dosis pupuk fosfor 150 kg/ha

Tabel 27. Analisis Ragam Hasil Biji per Tanaman Kedelai akibat Pengaruh

Penyiraman dan Pemberian Pupuk Fosfor Berbagai Tingkat Dosis

Sumber Keragaman Derajat

Bebas

Jumlah

Kuadrat

Kuadrat

Tengah F Hitung

F Tabel

5%

Kelompok 2 375,323944 187,6620 113,2694* 3,63

Perlakuan 8 25,072428 3,1341 1,8917tn

2,59

Penyiraman (A) 2 15,590441 7,7952 4,7051 * 3,63

Dosis fosfor (P) 2 0,678114 0,3391 0,2046 tn

3,63

A P 4 8,803873 2,2010 1,3285tn

3,01

Acak 16 26,508413 1,6568

Non-aditif 1 0,201640 0,2016 0,1150 tn

4,54

Sisa 15 26,306773 1,7538

Total 26 426,9048 KK= 7,5210%

Keterangan:

* = berbeda nyata 5% tn

= tidak berbeda nyata

KK = koefisien keragaman

uji homogenitas : -hitung= 5,0 < -Tabel = 15,5 (Data homogen)

Page 81: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

62

(I) (II) (III)

Gambar 1. Tata Letak Petak Percobaan

Keterangan:

a1: Penyiraman 2 hari sekali p1: Dosis pupuk SP-36 50kg/ha

a2: Penyiraman 3 hari sekali p2: Dosis pupuk SP-36 100kg/ha

a3: Penyiraman 4 hari sekali p3: Dosis pupuk SP-36 150kg/ha

25c

m

a3p1

a1p2

a3p2

a2p1

a3p3

a2p3

a3p2

a1p1

a2p3

a3p1

a2p2

a1p3

a2p1

a3p3

a1p2

a1p1

a2p2

a1p3 a2p2

a3p1

a1p1

a3p2

a2p1

a1p2

a2p3

a1p3

a3p3

50

cm

50 cm

105 cm

70

cm

U

25 cm

Page 82: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

63

70 cm

105 cm

Gambar 2. Susunan tanaman dalam petak percobaan

Keterangan :

XX : Tanamanan kedelai

: Polybag

: Tanamanan sampel

Ukuran polybag : 25 x 40 cm

Jarak antar barisan polybag : 20 cm

Jarak dalam barisan polybag : 15 cm

Jumlah tanamanan per petak : 2x5 polybag = 10 tanamanan

xx

xx

xx

xx

xx

xx

x

xx

x

XX XX

XX XX

XX 20cm

15 cm

Page 83: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

64

Gambar 3. Pengukuran Tanah Gambar 4. Penimbangan Sampel Tanah

Gambar 5. Oven Tanah Sampel

Page 84: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

65

Gambar 6. Pengisian Polibag

Gambar 7. Pembuatan Naungan

Page 85: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

66

Gambar 8. Penanaman

Gambar 9. Tanaman Kedelai Pada Umur 9 Hst

Page 86: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

67

Gambar 10. Persiapan Penyiraman

Gambar 11. Aplikasi Penyiraman Sesuai Perlakuan.

Page 87: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

68

Gambar 12. Aplikasi Penyiraman Sesuai dengan Perlakuan

Page 88: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

69

Gambar 13. Penimbangan Pupuk Urea, KCl dan SP-36

Page 89: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

70

Gambar 14. Aplikasi Pupuk Urea, KCl, dan SP-36 7 HST

Gambar 15. Aplikasi SP-36 kedua 21 HST Gambar 16.Pengendalian Gulma

Page 90: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

71

Gambar 17. Pengukuran Tinggi Tanaman

Gambar 18. Pengambilan Sampel LTR dan NPA

Page 91: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

72

Gambar 19. Penjemuran Tanaman Sampel Gambar 20. Oven Tanaman Sampel

gambar 21. penimbangan Tanaman Sampel Gambar 22. Pemasangan Ajir

Page 92: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

73

Gambar 23. Pengendalian Hama Gambar 24. Pemanenan Kedelai

Gambar 25. Penghitungan Jumlah Cabang, Persentase Polong Isi dan Jumlah

Polong Total.

Page 93: RESPONS KEDELAI (Glycine max (L.) Merril) …eprints.stiperdharmawacana.ac.id/133/1/skripsi Agus...3.4.1 Persiapan Media Tanam ..... 22 3.4.2 Pembuatan Naungan ..... 23 3.4.3 Penanaman

74

Gambar 26. Penjemuran Kedelai

Gambar 27. Penimbangan Sampel 100 Biji dan Hasil Biji per Tanaman.