Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMERINTAH KABUPATEN MAGETAN
RENCANA STRATEGIS
TAHUN 2013 – 2018 ( REVIEW )
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN MAGETAN
ii
KATA PENGANTAR
Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional (RPJMN) Tahun 2015-2019, mengamanatkan bahwa
kebijakan daerah harus disesuaikan dengan kebijakan yang ditetapkan oleh
Pemerintah Pusat, hal tersebut yang mendasari terbitnya Undang-Undang Nomor
9 Tahun 2015 tentang kewenangan pemerintah daerah yang ditarik menjadi
kewenangan pusat dan kewenangan propinsi, serta diundangkannya Peraturan
Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat Daerah, maka keberadaan
susunan Perangkat Daerah yang telah ada disesuaikan, guna konsistensi antara
dokumen perencanaan, penganggaran dan pengawasan. Untuk itu perlu dilakukan
penyesuaian dokumen dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
sesuai dengan susunan dan urusan dalam Perangkat Daerah yang baru.
Sehubungan dengan hal tersebut, maka Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan menyusun kembali Rencana Strategis (Renstra) Tahun
2013-2018 sebagai acuan penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan bidang
peternakan, sesuai dengan tugas pokok dan fungsi yang diembannya. Rumusan
tujuan, sasaran, strategi, kebijakan, program dan kegiatan yang akan dilaksanakan
hingga akhir 2018. Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ini
dapat digunakan sebagai informasi kepada berbagai pihak terkait tentang program
kegiatan yang akan dilaksanakan Dinas, semoga mampu mengakselerasi
pembangunan di Kabupaten Magetan.
Terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dan berkontribusi
dalam penyusunan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ini.
Masukan, saran dan kritik yang konstruktif sangat diharapkan agar peningkatan kinerja
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ke depan dapat terus
memberikan kontribusi terbaik bagi pembangunan Kabupaten Magetan.
Magetan, November 2017
KEPALA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN MAGETAN
drh. KUSTINI, M.Si Pembina Utama Muda
NIP. 19601103 199203 2 001
iii
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI ........................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
I.1. Latar Belakang ............................................................................................. I-1 I.2. Landasan Hukum ........................................................................................... I-4 I.3. Maksud dan Tujuan........................................................................................ I-5 I.4. Hubungan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
dengan Dokumen Perencanaan Lainnya ...................................................... I-6 I.5. Sistematika Penulisan .................................................................................... I-7
BAB II GAMBARAN PELAYANAN
II.1. Tugas, Fungsi, dan Struktur Organisasi ..................................................... II-1
II.2. Sumber Daya ............................................................................................. II-18
II.3. Kinerja Pelayanan ...................................................................................... II-23
II.5. Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan .................................. II-39
BAB III ISU-ISU STRATEGIS BERDASARKAN TUGAS DAN FUNGSI
III.1. Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi Pelayanan ..... III 1
III.2. Telaah Visi Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah... III 7
III.3. Telaah Renstra ......................................................................................... III 10
III.4. Telaah Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup
Strategis (RTRW/KL) ................................................................................ III 12
III.5. Penentuan Isu-isu Strategis ...................................................................... III 14
BAB IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN
IV.1 Tujuan : ...................................................................................................... IV 3
IV.2 Sasaran : ................................................................................................... IV 4
IV.3 Strategi ...................................................................................................... IV 6
IV.4 Kebijakan ................................................................................................... IV 7
BAB V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA
KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN ......................................... V 1
BAB VI INDIKATOR KINERJA DINAS YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN
SASARAN RPJMD ................................................................................. VI 1
BAB VII PENUTUP ................................................................................................
Lampiran :
1. Matrik Hubungan Misi, Tujuan, Strategi dan Arah Kebijakan
Renstra Disnakkan Perubahan I - 1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang
Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional mengamanatkan bahwa
setiap Satuan Kerja Perangkat Daerah diwajibkan menyusun rencana
Pembangunan Jangka Menengah satuan Kerja Perangkat daerah yang
selanjutnya disebut Renstra – SKPD yang merupakan dokumen
perencanaan satuan Kerja Perangkat Daerah untuk periode 5 (lima)
tahun.
Dalam penyusunannya, Renstra SKPD merupakan refleksi
penjabaran Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah (RPJMD)
serta merupakan bagian integral dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJM) Kabupaten Magetan. Dengan demikian
Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan memuat
visi, misi, tujuan, strategi, kebijakan , program dan kegiatan
pembangunan peternakan dan perikanan yang disusun sesuai dengan
tugas dan fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan serta berpedoman
kepada RPJM Daerah Kabupaten Magetan dan bersifat indikatif
Disamping itu, salah satu target pembangunan disektor Peternakan
dan Perikanan adalah meningkatkan produksi, produktifitas dan
pendapatan peternak/petani ikan dari sektor peternakan dan perikanan.
Selain itu produk peternakan sangat dibutuhkan untuk meningkatkan
status gizi dalam upaya ikut mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk itu
sangat diperlukan perbaikan perencanaan pembangunan Peternakan dan
Perikanan yang didasari oleh kualitas pelayanan dalam menjalankan
amanat tugas pokok dan fungsinya.
Sementara itu bertumpu pada potensi pembangunan Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Magetan yang merupakan produsen sapi dan
pengirim sapi keluar daerah sangat dimungkinkan untuk dapat memenuhi
sendiri kebutuhan daging di Kabupaten Magetan, namun demikian
banyak faktor yang saling terkait yang mempengaruhi kebutuhan protein
Renstra Disnakkan Perubahan I - 2
hewani tidak dapat dikonsumsi masyakat selain dari sisi ekonomi
keluarga. potensi pembangunan peternakan dan perikanan berupa lahan
yang menyebar dan telah terbentuknya kawasan budidaya ternak,
kapasitas tampung wilayah yang masih tinggi dan pengembangan usaha
peternakan dan perikanan rakyat yang masih sangat terbuka untuk
dikembangkan / ditingkatkan apabila berhasil menangani kendala-kendala
dan meningkatkan sumber daya dibidang Peternakan dan Perikanan
belum sepenuhnya dimanfaatkan secara optimal akan dapat memperbaiki
pembangunan peternakan dan perikanan di Kabupaten Magetan.
Beberapa kendala dan masalah yang dihadapi sektor Peternakan
dan Perikanan adalah sbb :
a. Produksi dan produktivitas ternak dan ikan yang masih rendah
b. Peternakan hanya sebagai sambilan dan bukan sebagai mata
pencaharian utama
c. Keterbatasan sarana dan prasarana Peternakan dan Perikanan
d. Terbatasnya modal dan infrastruktur Peternakan dan Perikanan
e. Rendahnya kesejahteraan dan relatif tingginya tingkat kemiskinan
peternak ditandai dengan rendahnya kepemilikan ternak
f. Akses kesumberdaya produktif yang terbatas dan diiringi dengan
rendahnya kualitas SDM Peternakan dan Perikanan
g. Masih rendahnya penerapan teknologi tepat guna
h. Belum optimalnya pengolahan sumberdaya Peternakan dan Perikanan
i. Lemahnya infrastruktur (fisik dan non fisik) di sektor Peternakan dan
Perikanan pada umumnya dan perdesaan pada khususnya
Disamping itu kebijaksanaan makro pada umumnya tidak
berpihak kepada sektor Peternakan Kenyataan pada kondisi krisis
ekonomi dan moneter yang berlangsung sejak pertengahan tahun 1997
sampai sekarang hanya sektor pertanian yang masih tumbuh positif dan
berperan sebagai mesin penggerak perekonomian nasional termasuk di
Kabupaten Magetan. Hal ini dapat terjadi karena sektor pertanian
umumnya berbasis pada sumber daya lokal, sehingga lebih tangguh
menghadapi gejolak perekonomian domestik dan global.
Menyikapi tantangan diatas perlu untuk disusun suatu Rencana
Strategis (Renstra) sebagai pedoman bagi penetapan yang dibutuhkan
Renstra Disnakkan Perubahan I - 3
sesuai dengan tahapan pembangunan. Renstra juga berfungsi sebagai
acuan bagi Dinas Peternakan dan Perikanan dalam merencanakan
program dan kegiatan tahun 2013-2018. Renstra ini akan selalu
disempurnakan sesuai dengan perkembangan lingkungan strategis,
kebutuhan pembangunan Peternakan dan Perikanan dan perkembangan
kapasitas pengelolaan Dinas Peternakan dan Perikanan.
Penyusunan Rencana Stratejik (RENSTRA) Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018 adalah merupakan
kelanjutan dari Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2009-
2013 serta merupakan penjabaran lebih lanjut dari Visi dan Misi Bupati
Magetan terpilih untuk perode 2013-2018, khususnya mencakup tugas
pokok dan fungsi Dinas Peternakan dan Perikanan. Terkait dengan hal
tersebut Renstra ini dimaksudkan untuk menggali, mengelola dan
mengerahkan semua potensi Peternakan dan Perikanan di Kabupaten
Magetan dengan memperhatikan lingkungan stratejik dan faktor-faktor
kunci keberhasilan.
Dalam kurun waktu lima tahun (2013-2018) Dinas Peternakan
dan Perikanan telah melaksanakan tugas dan fungsinya. Kinerja Dinas
Peternakan dan Perikanan dapat dilihat dari peningkatan produksi untuk
berbagai macam komoditi utama, realisasi kegiatan dalam rangka
mewujudkan visi dan misi yang diembannya. Kontribusi bidang
Peternakan dan Perikanan terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD)
dalam realisasinya dapat berbentuk langsung maupun tidak langsung,
artinya secara kelembagaan sebagai dinas penghasil sangat terbatas
tentunya dalam memberikan kontribusi berbentuk financial, akan tetapi
secara tidak langsung dalam kelembagaan umum pada kenyataannya
dapat memberikan fasilitasi, dinamisasi dan revitalisasi kepada pengguna
manfaat berbasis Peternakan dan Perikanan apakah itu pelaku utama
(Peternak dan petani ikan), pelaku usaha maupun pembinanya yang
akhirnya dapat menjadi pengungkit perkembangan roda perekonomian
berbasis peternakan dan perikanan dengan pengertian lanjutan dapat
menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) yang berasal dari berbagai
sektor dan dibayarkan dalam bentuk financial oleh pengguna manfaat
tersebut diatas.
Renstra Disnakkan Perubahan I - 4
Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan 2013-2018
ini merupakan dokumen perencanaan yang berisi: visi, misi, tujuan,
target, sasaran, kebijakan, strategi, program dan kegiatan pembangunan
pertanian yang akan dilaksanakan oleh Dinas Peternakan dan Perikanan
selama lima tahun ke depan. Oleh karena itu, dokumen Renstra ini
merupakan acuan dan arahan bagi Jajaran Birokrasi di lingkungan Dinas
Peternakan dan Perikanan dalam merencanakan dan melaksanakan
pembangunan pertanian periode 2013-2018 secara menyeluruh,
terintegrasi, efisien dan sinergi baik di dalam maupun antar sektor terkait.
1.2 LANDASAN HUKUM
Dasar pelaksanaan Rencana Strategis Dinas Peternakan dan
Perikanan Tahun 2013 – 2018 adalah :
1. Undang-Undang No. 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 104 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4421) ;
2. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 126 Tahun 2004, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4422) ;
3. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005 - 2025 (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 33 Tahun 2007, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4438) ;
4. Undang-Undang No. 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah daerah, (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2015, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5679) ;
5. Undang-Undang Nomor 6 tahun 1967 tentang Ketentuan -Ketentuan Pokok Peternakan dan Kesehatan Hewan
6. Peraturan Pemerintah Nomor 15 Tahun 1977 tentang Penolakan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengobatan Penyakit Hewan
7. Peraturan Pemerintah No. 8 Tahun 2008 tentang tahapan , tata cara penyusunan, Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri No. 54 Tahun 2010 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional
9. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor: 8 Tahun 2009 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2005 – 2025
Renstra Disnakkan Perubahan I - 5
10. Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor 15 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Kabupaten Magetan (Lembaran Daerah Kabupaten Magetan Tahun 2016 Nomor 12, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 64);
11. Peraturan Daerah Nomor: 10 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Nomor 9 Tahun 2014 Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menegah Daerah Kabupaten Magetan
12. Peraturan Bupati Magetan Nomor : 70 tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi, Serta Tata Kerja Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan.
13. Keputusan Bupati Magetan Nomor 188/14/Kept/403.013/2014 tentang Pengesahan Rancangan Akhir Rencana Strategis Satuan Kerja Perangkat Daerah Tahun 2013-2018 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Magetan
1.3 MAKSUD DAN TUJUAN
Maksud
Maksud penyusunan kembali Renstra Dinas Peternakan Tahun
2013-2018 adalah sebagai pedoman dalam penyusunan rencana kerja
pemerintah daerah melalui Dinas Peternakan setiap tahun selama periode 5
(lima) tahun yang mengacu pada:
a) Penyesuaian RPJMD terhadap RPJMN Tahun 2015-2019 dan RPJMD Provinsi Jawa Timur Tahun 2014-2019.
b) Penyesuaian RPJMD terhadap perubahan kewenangan Pemerintah Daerah terhadap urusan pemerintahan sebagai tindak lanjut Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2018 tentang Organisasi Perangkat Daerah
c) Penyesuaian RPJMD terhadap tambahan program maupun rencana aksi baru hasil penyusunan dokumen perencanaan pembangunan kepariwisataan, pengentasan kemiskinan, penguatan sistem inovasi daerah, penyertaan modal, serta dokumen perencanaan lainnya
d) Penajaman indikator kinerja daerah sesuai ketentuan dalam Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah (SAKIP) sebagai tolok ukur kinerja pemerintah daerah dalam melaksanakan pelayanan publik dan pelaksanaan urusan pemerintahan yang menjadi kewenangannya
Renstra Disnakkan Perubahan I - 6
Tujuan
Tujuan dari penyusunan kembali Renstra Dinas Peternakan dan
Perikanan ini adalah agar diperoleh arah dan tujuan yang jelas dalam
pelaksanaan program dan kegiatan dinas serta mensinergikan program
kegiatan yang dilaksanakan oleh Perangkat daerah dalam rangka
pencapaian target kinerja daerah Kabupaten Magetan, target kinerja provinsi
Jawa Timur maupun target kinerja nasional.
1.4 Hubungan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Magetan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
Rencana strategi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Magetan Tahun 2013 – 2018 merupakan pedoman bagi SKPD dalam
menetapkan program dan kegiatan strategis dalam kurun waktu 5 (lima)
tahun, sekaligus berfungsi sebagai alat / instrumen bagi Dinas / masing
masing kepala bidang di linkungan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan sesuai tugas pokok dan fungsinya dalam
merencanakan dan melaksanakan program dan kegiatan strategis yang
dibiayai baik oleh APBD Kabupaten, Propinsi maupun Nasional dalam
rangka mewujudkan tujuan dan sasaran sebagaimana ditetapkan dalam
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten
Magetan tahun 2009 – 2014.
Keterkaitan antara RPJM dengan rangkaian dokumen perencanaan
lainnya, mulai dari RPJP, RPJM, Renstra SKPD, Renja SKPD, RKPD dan
APBD dapat dilihat pada bagan atau diagram berikut:
Renstra Disnakkan Perubahan I - 7
RPJP Pedoman RPJM Nasional Nasional RKP
Diacu Diperhatikan Diperhatikan
RPJP Daerah Pedoman RPJM Daerah Dijabarkan RPK Daerah Pedoman Propinsi Propinsi Propinsi Penyusunan RAPBD
Propinsi
20 Tahun 5 Tahun 1 Tahun
Pedoman Pedoman Diacu Diperhatikan
Renstra SKPD Diperhatikan Renja SKPD Propinsi Propinsi
RPJP Daerah Pedoman RPJM Daerah RKP Daerah
Kab/Kota Kab/Kota Kab/Kota Pedoman Penyusunan
20 tahun 5 tahun RAPBD Kab/Kota
Pedoman
Renstra SKPD Pedoman Renja SKPD Kab.Kota Kab/Kota
5 Tahun 1 Tahun
UU Sistem Perencanaan Pemb. Nasional
UU Keuangan Negara
1.5 SISTEMATIKA
Rencana Strategis (RENSTRA) Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan Tahun 2013 – 2018 disusun dengan sistematika
sebagai berikut :
Renstra Disnakkan Perubahan I - 8
BAB. I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Hubungan Renstra Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan dengan Dokumen Perencanaan Lainnya
1.4 Maksud dan Tujuan
1.5 Sistematika Penulisan
BAB. II GAMBARAN PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
2.1 Tugas, Fungsi Struktur Organisasi
2.2 Sumber Daya
2.3 Kinerja Pelayanan
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan
BAB. III ANALISIS ISU-ISU STRATEGIS
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
3.3 Telaahan Renstra Kementrian / Lembaga dan Renstra Propinsi
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis (RTRW / KL)
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
BAB. IV TUJUAN, SASARAN, STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
4.1 Tujuan dan Sasaran Jangka Menengah
4.2 Strategi dan Kebijakan
BAB. V RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN DAN PENDANAAN INDIKATIF
5.1 Matrik Rencana Program, Kegiatan, Indikator Kinerja, Kelompok Sasaran dan Pendanaan
Renstra Disnakkan Perubahan I - 9
BAB. VI INDIKATOR KINERJA SKPD YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
6.1 Indikator Kinerja yang Mengacu pada Tujuan dan Sasaran RPMD.
BAB. VII PENUTUP
II - 1
BAB II
GAMBARAN PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
2.1 Tugas, Fungsi dan Struktur Organisasi
2.1.1 Fungsi dan Tugas Pokok
Kepala Dinas
Mempunyai Tugas Pokok Membantu Bupati dalam Merumuskan
kebijakan, pengawasan, pengendalian dalam penyelenggaraan
kegiatan di bidang peternakan dan perikanan
Fungsi :
a. Penyusunan perencanaan dalam pembangunan di bidang
peternakan dan perikanan;
b. Pelaksanaan pembinaan umum di bidang peternakan dan
perikanan berdasarkan kebijakan yang ditetapkan oleh Bupati;
c. Perumusan kebijakan teknis di bidang peternakan dan
perikanan;
d. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis di bidang
peternakan dan perikanan;
e. Pelaksanaan pembinaan dan bimbingan kemampuan
peningkatan populasi ternak, produksi peternakan dan
perikanan serta pendapatan masyarakat dari bidang peternakan
dan perikanan;
f. Pelaksanaan pembinaan usaha dan pemberian rekomendasi ijin
usaha di bidang peternakan dan perikanan sesuai dengan
tugasnya;
g. Pelaksanaan pengkajian penerapan teknologi tepat guna;
h. Pelaksanaan pengamanan ternak dan ikan sesuai dengan
tugasnya;
i. Pelaksanaan bimbingan, pengaturan, penyebaran,
pengembangan dan pengawasan komoditas peternakan dan
perikanan;
II - 2
Sekretaris
(1) Sekretariat mempunyai tugas melaksanakan administrasi,
koordinasi, perencanaan, monitoring, evaluasi dan pelaporan,
pembinaan administrasi umum, kepegawaian dan perlengkapan
serta rumah tangga.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Sekretariat menyelenggarakan fungsi :
a. pengelolaan urusan surat-menyurat, kearsipan,
keprotokolan, rumah tangga, ketertiban, keamanan,
penyelenggaraan rapat dan perjalanan dinas;
b. penyusunan perencanaan kegiatan Dinas;
c. pengelolaan barang inventaris dan perlengkapan;
d. pengelolaan urusan kepegawaian;
e. pengelolaan urusan keuangan;
f. pengelolaan urusan organisasi dan ketatalaksanaan;
g. pengelolaan urusan kesejahteraan pegawai;
h. pengoordinasian pelaksanaan kegiatan antar bidang;
i. pengoordinasian penyusunan program setiap bidang;
j. pelaksanaan fasilitasi kegiatan pada masing-masing bidang;
dan
k. pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
(3) Sekretariat dipimpin oleh seorang Sekretaris yang
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian
Sub Bagian Umum dan Kepegawaian mempunyai tugas :
a. melaksanakan urusan surat-menyurat dan pengetikan;
b. pengadaan barang dan jasa;
c. melaksanakan penyelenggaraan rapat dan keprotokolan;
d. melaksanakan tugas-tugas rumah tangga dan keamanan kantor;
e. mengurus dan mencatat barang inventaris dan perlengkapan
kantor;
II - 3
f. menyelenggarakan administrasi kepegawaian meliputi
pengumpulan data kepegawaian, pembuatan buku induk dan
mutasi pegawai;
g. mengurus kenaikan pangkat pegawai;
h. menyiapkan bahan dalam rangka upaya peningkatan disiplin
pegawai;
i. mengurus kesejahteraan pegawai; dan
j. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Sekretaris.
Sub Bagian Keuangan
Sub Bagian Keuangan mempunyai tugas :
a. mengumpulkan dan mengolah bahan untuk penyusunan
anggaran keuangan;
b. menyiapakan anggaran belanja langsung dan belanja tidak
langsung;
c. menyelenggarakan tata usaha keuangan;
d. menyiapkan bahan laporan pertanggungjawaban keuangan;
e. menyelenggarakan urusan tata usaha perjalanan dinas;
f. menyelenggarakan tata usaha gaji pegawai;
g. melaksanakan evaluasi anggaran; dan
h. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Sekretaris.
Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan
Sub Bagian Perencanaan Evaluasi dan Pelaporan mempunyai
tugas:
a. merencanakan pengumpulan data sebagai bahan penyusunan
laporan;
b. mengoordinasikan penyusunan program kegiatan;
c. melakukan analisa data dan penyusunan program kegiatan;
d. melaksanakan monitoring dan evaluasi program kegiatan;
e. menyusun laporan hasil kegiatan; dan
II - 4
f. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Sekretaris.
Bidang Produksi Peternakan
(1) Bidang Produksi Peternakan mempunyai tugas melaksanakan
tugas di bidang produksi peternakan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1), Bidang Produksi Peternakan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis pembibitan
dan reproduksi ternak;
b. pelaksanaan bimbingan, pemantauan, pengawasan,
pengadaan, peredaran, pembuatan dan penggunaan pakan
ternak;
c. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknologi kaji terap
dan budidaya ternak; dan
d. pelaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Dinas.
(3) Bidang Produksi Peternakan dipimpin oleh Kepala Bidang yang
bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
(4) Bidang Produksi Peternakan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Seksi Budidaya Perbibitan dan Reproduksi Ternak
mempunyai tugas :
a. melaksanakan bimbingan seleksi ternak bibit dan registrasi/
pencatatan ternak bibit;
b. melaksanakan bimbingan penerapan standar perbibitan dan
plasma nutfah;
c. melaksanakan bimbingan pembuatan dan pengesahan silsilah
ternak;
d. melaksanakan penerapan penggunaan bibit unggul;
e. melaksanakan bimbingan pelestarian plasma nutfah peternakan;
f. melaksanakan pengadaan dan pengawasan semen beku;
II - 5
g. melaksanakan bimbingan dan pengawasan pelaksanaan
inseminasi buatan dan registrasi hasil inseminasi buatan;
h. melaksanakan koordinasi pemeriksa kebuntingan dan
penanggulangan kemajiran ternak;
i. melaksanakan bimbingan penerapan standar teknis dan
sertifikasi pembibitan meliputi sarana, tenaga kerja, mutu dan
metode;
j. melaksanakan pemantauan dan pengawasan peredaran mutu
bibit ternak;
k. melaksanakan penetapan penyaluran ternak bibit yang
dilakukan oleh swasta;
l. melaksanakan pengadaan dan pengawasan bibit ternak;
m. melaksanakan bimbingan pelaksanaan inseminasi buatan yang
dilakukan oleh swasta;
n. melaksanakan bimbingan sertifikasi pejantan unggul sebagai
pemacek;
o. melaksanakan bimbingan pelaksanaan uji performance
recording dan seleksi wilayah kabupaten;
p. melaksanakan bimbingan pelaksanaan identifikasi pembibitan di
kawasan produksi peternakan wilayah kabupaten;
q. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan di
bidang tugasnya; dan
r. melaksanakan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Produksi Peternakan.
Seksi Pakan dan Teknologi Kaji Terap
mempunyai tugas :
a. melaksanakan bimbingan pengembangan lahan hijauan pakan
ternak;
b. melaksanakan penerapan kebijakan pakan ternak;
c. melaksanakan bimbingan produksi pakan dan bahan baku
pakan ternak;
d. melaksanakan bimbingan penerapan teknologi pakan ternak;
e. melaksanakan bimbingan standar mutu pakan ternak;
II - 6
f. melaksanakan pengawasan mutu pakan ternak;
g. melaksanakan pengadaan, perbanyakan dan penyaluran benih
hijauan pakan ternak;
h. melaksanakan penyelenggaraan kebun benih hijauan pakan
ternak;
i. melaksanakan bimbingan pembuatan, penggunaan dan
pengedaran pakan ternak, pakan konsentrat, pakan tambahan
dan pelengkap pangganti (additive and supplement);
j. melaksanakan bimbingan usaha mini feed pedesaan (home
industry);
k. melaksanakan pemeriksaan pakan jadi, pakan konsentrat,
pakan tambahan dan pengganti additive and supplement;
l. melaksanakan bimbingan produksi benih hijauan pakan ternak;
m. melaksanakan bimbingan kerjasama perluasan produksi hijauan
pakan ternak wilayah kabupaten;
o. menghitung daya tampung ternak berdasar potensi wilayah;
p. melaksanakan inventarisasi luas areal hijauan makanan ternak
dan limbah pertanian serta menghitung produksinya;
q. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan kegiatan di
bidang tugasnya; dan
r. melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Produksi Peternakan.
Bidang Usaha Tani Peternakan
(1) Bidang Usaha Tani Peternakan mempunyai tugas
melaksanakan usaha tani ternak.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) Bidang Usaha Tani Ternak menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis usaha
peternakan;
b. pelaksanaan penyebaran dan pengembangan ternak;
c. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan teknis pengolahan
hasil peternakan dan pemasaran;
II - 7
d. pelaksanaan pengawasan, pengendalian perijinan/
rekomendasi usaha peternakan; dan
e. pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas;
(3) Bidang Usaha Tani Ternak dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Seksi Kelembagaan Inventasi dan Perijinan
mempunyai tugas :
a. menyusun konsep rencana pola penyebaran dan
pengembangan peternakan;
b. menyiapkan dan melaksanakan penataan wilayah penyebaran
ternak menuju terbentuknya sentra-sentra produksi ternak;
c. melaksanakan identifikasi, seleksi calon lokasi dan calon
penerima penyebaran dan pengembangan peternakan;
d. melaksanakan penetapan penyebaran dan pengembangan
peternakan;
e. melaksanakan seleksi ternak untuk penyebaran dan
pengembangan;
f. melaksanakan kerjasama dan pelaksanaan pengelolaan modal
usaha dan memantau pengembalian modal usaha sebagai
perguliran tepat pada waktu yang telah ditetapkan;
g. melaksanakan fasilitasi bimbingan untuk penyesuaian
perubahan pola penyebaran dan pengembangan peternakan
sesuai dengan peraturan yang berlaku;
h. melaksanakan registrasi ternak pemerintah;
i. memantau, mengevaluasi dan mengendalikan pelaksanaan
penyebaran dan pengembangan ternak agar didapat hasil yang
maksimal dalam rangka peningkatan pendapatan petani ternak
dan Pendapatan Asli Daerah (PAD);
j. menyusun laporan kemajuan fisik penyebaran dan
pengembangan peternakan; dan
k. melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Usaha Tani Ternak.
II - 8
Seksi Pemasaran dan Pasca Panen Peternakan
mempunyai tugas :
a. melaksanakan inventarisasi dan bimbingan penanganan panen,
pascapanen dan pengolahan hasil peternakan;
b. melaksanakan penerapan standar unit pengolahan, alat
transportasi, unit penyimpanan dan kemasan hasil peternakan;
c. melaksanakan bimbingan analisa usaha tani;
d. melaksanakan penyebarluasan dan pemantauan penerapan
teknologi panen, pascapanen dan pengolahan hasil;
e. melaksanakan bimbingan dan pengawasan tataniaga
pemasaran hasil peternakan;
f. melaksanakan pembinaan promosi komoditas peternakan;
g. melaksanakan perhitungan perkiraan kehilangan hasil budidaya
peternakan;
h. melaksanakan penyebarluasan informasi pasar; dan
i. melaksanakan tugas dinas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Usaha Tani Ternak.
Masing-masing Seksi sebagaimana dimaksud pada ayat (1), (2) dan
(3) dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang bertanggungjawab
kepada Kepala Bidang Usaha Tani Ternak.
Bidang Kesehatan Hewan
(1) Bidang Kesehatan Hewan mempunyai tugas melaksanakan
tugas di bidang Kesehatan Hewan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud pada ayat
(1) bidang Kesehatan Hewan menyelenggarakan fungsi :
a. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pengamatan dan
penyidikan penyakit hewan;
b. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan pencegahan,
pemberantasan dan pengendalian penyakit hewan;
c. pelaksanaan pembinaan dan pengawasan kesehatan
masyarakat veteriner; dan
II - 9
d. pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
(3) Bidang Kesehatan Hewan dipimpin oleh seorang Kepala Bidang
yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner
mempunyai tugas :
a. melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan
Hewan di bidang kesehatan masyarakat veteriner;
b. menyusun dan merencanakan program kerja kegiatan
operasional seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner serta hasil
evaluasi kegiatan tahun lalu sebagai pedoman petunjuk
pelaksanaan kegiatan yang akan datang;
c. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lain yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pedoman dan
landasan kerja;
d. menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi perintah
tertulis maupun lisan untuk mempermudah, memperlancar
pelaksaan kegiatan;
e. membagi tugas/ kegiatan kepada bawahan dengan memberi
petunjuk teknis pelaksanaan secara lisan maupun tertulis sesuai
dengan bidang tugasnya;
f. memeriksa konsep-konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dari bawahan dengan meneliti, mengoreksi kembali konsep
tersebut agar diketahui kebenarannya;
g. melaksanakan konsultasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
kegiatan secara vertikal dan horizontal sesuai dengan bidang
tugasnya bersama dengan pejabat struktural di lingkungan dinas
dalam upaya menunjang kelancaran serta memperoleh
keterpaduan pelaksanaan kegiatan;
h. mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka kebijaksanaan,
pedoman dan petunjuk teknis di bidang kesehatan masyarakat
veteriner;
II - 10
i. mencari, mengumpulkan dan menghimpun dan
menyistematisasikan/ mengolah data dan informasi yang
berhubungan dengan kesehatan masyarakat veteriner;
j. melaksanakan inventarisasi permasalahan dan menyiapkan
bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah dibidang
kesehatan masyarakat veteriner;
k. melaksanakan bimbingan penerapan standar teknis pengadaan,
pengelolaan dan distribusi bahan pangan asal ternak dan
produk ternak;
l. melaksanakan sertifikasi kesehatan bahan pangan asal ternak
dan hasil bahan asal ternak;
m. melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap
kesehatan produk-produk peternakan;
n. melaksanakan pemeriksaan dan pengawasan terhadap kualitas
produk-produk peternakan;
o. melaksanakan bimbingan pemantauan dan pemeriksaan hygine
dan sanitasi lingkungan usaha peternakan;
p. melaksanakan pengawasan kesehatan lingkungan perusahaan
peternakan;
q. melaksanakan uji residu terhadap hasil peternakan;
r. melaksanakan perencanaan, pembangunan, pemeliharaan dan
pengelolaan laboratorium kesehatan masyarakat veteriner
bersama dengan dinas/ instansi terkait;
s. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksanaan
kegiatan di bidang tugasnya; dan
t. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Kesehatan Hewan.
Seksi Pengamatan, Penyidikan, Pencegahan, Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Hewan dan Ikan mempunyai tugas :
a. melaksanakan sebagian tugas Kepala Bidang Kesehatan hewan
dibidang Pencegahan, Pemberantasan dan Pengendalian
Penyakit Hewan;
II - 11
b. menyusun dan merencanakan program kerja dan kegiatan
operasional seksi Pencegahan, Pemberantasan hama dan
Pengendalian Penyakit hewan serta hasil evaluasi kegiatan
tahun lalu sebagai pedoman petunjuk pelaksanaan kegiatan
yang akan datang;
c. menghimpun dan mempelajari peraturan perundang-undangan
kebijaksanaan, pedoman dan petunjuk teknis serta bahan-bahan
lain yang berhubungan dengan tugasnya sebagai pedoman dan
landasan kerja;
d. menjabarkan perintah atasan dengan mempelajari isi perintah
tertulis maupun lisan untuk mempermudah, memperlancar
pelaksaan kegiatan ;
e. membagi tugas/ kegiatan kepada bawahan dengan memberi
petunjuk teknis pelaksanaan secara lisan maupun tertulis sesuai
dengan bidang tugasnya;
f. memeriksa konsep-konsep laporan hasil pelaksanaan kegiatan
dari bawahan dengan meneliti , mengkoreksi kembali konsep
tersebut agar diketahui kebenarannya
g. melaksanakan konsultasi, koordinasi, integrasi dan sinkronisasi
kegiatan secara vertikal dan horizontal sesuai dengan bidang
tugasnya bersama dengan pejabat struktural di lingkungan dinas
dalam upaya menunjang kelancaran serta memperoleh
keterpaduan pelaksanaan kegiatan;
h. mempersiapkan bahan-bahan dalam rangka kebijaksanaan,
pedoman dan petunjuk teknis di bidang Pencegahan,
Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit Hewan;
i. mencari, mengumpulkan, menghimpun dan
menyistematisasikan/ mengolah data dan informasi yang
berhubungan dengan Pencegahan, Pemberantasan dan
Pengendalian Penyakit Hewan;
j. melaksanakan inventarisasi permasalahan dan menyiapkan
bahan-bahan dalam rangka pemecahan masalah di bidang
Pencegahan, Pemberantasan dan Pengendalian Penyakit
Hewan;
II - 12
k. melaksanakan vaksinasi massal dalam rangka pencegahan
penyakit menular;
l. melaksanakan pengawasan lalu lintas ternak yang meliputi lalu
lintas ternak di pasar, perusahaan serta melaksanakan
penutupan wilayah dalam rangka pencegahan penularan
penyakit ternak ;
m. melaksanakan pengawasan peredaran obat hewan dan ikan;
n. melaksanakan pemantauan dan pengawasan penerapan
standar teknis dan operasional rumah sakit hewan/ klinik hewan,
satuan pelayanan peternakan terpadu, pos kesehatan hewan
dan RPH;
o. melaksanakan pengujian obat hewan dan ikan;
p. melaksanakan pengadaan sediaan biologik, farmasetik dan
premiks untuk penanggulangan penyakit menular bukan wabah;
q. melaksanakan pembinaan, bimbingan, pemantauan,
pencegahan, pemberantasan serta pengobatan penyakit pada
hewan dan ikan;
r. melaksanakan pembinaan dan penyusunan rekomendasi teknis
perijinan klinik hewan dan dokter hewan praktek;
s. melaksanakan pemberantasan penyakit bakteriologi dan
parasitologi;
t. melaksanakan perencanaan serta pembangunan dan
pengelolaan pos kesehatan hewan bersama dinas/ instansi
terkait;
u. melaksanakan pelayanan teknis kesehatan hewan;
v. melaksanakan evaluasi dan menyusun laporan pelaksaan
kegiatan di bidang tugasnya;
w. mengatur dan mengawasi serta memberikan penilaian prestasi
kerja bawahan (DP3) dalam upaya peningkatan disiplin dan
gairah kerja;
x. menyampaikan usul dan saran dan pertimbangan kepada
atasan baik secara lisan maupun tertulis sebagai bahan
masukan dalam upaya pengambilan keputusan; dan
II - 13
y. melaksanaan tugas-tugas lain yang diberikan oleh Kepala
Bidang Kesehatan Hewan.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Kesehatan Hewan.
Bidang Pengembangan Perikanan
(1) Bidang Pengembangan Perikanan mempunyai tugas di bidang
pengembangan perikanan.
(2) Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud ayat (1)
Bidang Pengembangan Perikanan menyelenggarakan fungsi:
a. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan budidaya dan
perbenihan;
b. pelaksanaan pembinaan dan bimbingan pengawasan dan
pengendalian sumberdaya perikanan;
c. pelaksanaan bimbingan dan pembinaan usaha perikanan;
dan
d. pelaksanaan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Dinas.
(3) Bidang Pengembangan Perikanan dipimpin oleh seorang Kepala
Bidang yang bertanggungjawab kepada Kepala Dinas.
Seksi Pengelolaan Pembudidaya Ikan, mempunyai tugas :
a. melaksanakan kebijakan pembangunan teknologi budidaya ikan
air tawar;
b. melaksanakan kebijakan pembangunan teknologi induk ikan/
perbenihan ikan air tawar;
c. melaksanakan kebijakan pembangunan dan pengelolaan Balai
Benih Ikan;
d. melaksanakan kebijakan pengelolaan penggunaan sarana
prasarana budidaya ikan;
e. melaksanakan kebijakan potensi, alokasi lahan, tata
pemanfaatan air untuk budidaya ikan;
II - 14
f. melaksanakan kebijakan (pengadaan, penggunaan, peredaran)
obat ikan, bahan kimia, biologis dan pakan ikan;
g. melaksanakan kebijakan bimbingan pengelolaan kesehatan
ikan, peraturan, pemeriksaan, higienitas dan sanitasi lingkungan
usaha budidaya ikan;
h. melaksanakan kebijakan perijinan dan penerbitan IUP di bidang
pembudidayaan ikan yang tidak menggunakan tenaga kerja
asing; dan
i. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Pengembangan Perikanan.
Seksi Pengawasan dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan
mempunyai tugas :
a. melaksanakan pengawasan pemanfaatan dan perlindungan
plasma nutfah perikanan;
b. melaksanakan pengawasan pembenihan dan pembudidayaan
ikan dan sistem pengendalian hama dan penyakit ikan;
c. melaksanakan pembinaan pemantauan dan pengawasan
lembaga sertifikasi pembenihan ikan;
d. melaksanakan pengawasan mutu benih dan induk/ pakan ikan,
obat ikan dan bahan bakunya;
e. melaksanakan pengawasan PMMT/ HACCP di unit pengolahan,
alat transportasi dan unit penyimpanan hasil perikanan;
f. melaksanakan pemantauan mutu ekspor hasil perikanan;
g. melaksanakan pengawasan pemanfatan dan perlindungan
sumberdaya perairan umum;
h. melaksanakan pemanfatan sumberdaya ikan air tawar;
i. melaksanakan kebijakan pengawasan monitoring residu anti
biotik dan cemaran mikroba dan bahan berbahaya lainnya di
perairan/ lingkungan tempat ikan hidup; dan
j. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Pengembangan Perikanan.
II - 15
Seksi Permberdayaan Usaha Perikanan mempunyai tugas :
a. melaksanakan kebijakan pengolahan hasil perikanan dan
pemasarannya;
b. melaksanakan kebijakan pembangunan/ perawatan pengelolaan
sarana prasarana pemasaran ikan;
c. melaksanakan pengendalian mutu di unit pengolahan, alat
transportasi dan unit penyimpanan hasil perikanan sesuai
prinsip PMMT/ HACCP;
d. melaksanakan kebijakan pengembangan usaha hasil perikanan;
e. melaksanakan kebijakan perijinan usaha pengolahan ikan
pemasaran hasil perikanan;
f. melaksanakan kebijakan pembinaan serta penyelenggaraan
diklat funsional teknis, keahlian, managemen kepemimpinan
bidang perikanan;
g. melaksanakan penyuluhan perikanan;
h. melaksanakan kebijakan akreditasi dan sertifikasi diklat bidang
perikanan; dan
i. melaksanakan tugas-tugas dinas lain yang diberikan oleh
Kepala Bidang Pengembangan Perikanan.
Masing-masing Seksi dipimpin oleh seorang Kepala Seksi yang
bertanggungjawab kepada Kepala Bidang Pengembangan
Perikanan.
Kelompok Jabatan Fungsional
Kelompok Jabatan Fungsional melaksanakan tugas dan kegiatan
sesuai dengan keahlian dan kebutuhan
2.1.2 Struktur Organisasi
Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan Perikanan sebagaimana
yang telah ditetapkan dalam Peraturan Daerah Kabupaten Magetan Nomor
15 Tahun 2016 tanggal Desember 2016 adalah sebagai berikut
a. Kepala Dinas;
b. Sekretariat, yang membawahi :
1) Sub Bagian Umum dan Kepegawaian;
II - 16
2) Sub Bagian Keuangan; dan
3) Sub Bagian Perencanaan, Evaluasi dan Pelaporan.
c. Bidang Produksi Peternakan membawahi :
1) Seksi Budidaya, Perbibitan dan Reproduksi;
2) Seksi Pakan dan Teknologi Kaji Terap.
d. Bidang Usaha Tani Ternak, membawahi :
1) Seksi Kelembagaan Investasi dan Perijinan;
2) Seksi Pemasaran dan Pasca Panen Peternakan.
e. Bidang Kesehatan Hewan, yang membawahi :
1) Seksi Kesehatan Masyarakat Veteriner;
2) Seksi Pengamatan, Penyidikan, Pencegahan, Pemberantasan
dan Pengendalian Penyakit Hewan dan Ikan.
f. Bidang Pengembangan Perikanan, yang membawahi :
1) Seksi Pengelolaan Pembudidayaan Ikan;
2) Seksi Pengawasan dan Pengelolaan Sumberdaya Perikanan;
3) Seksi Pemberdayaan Usaha Perikanan;
g. Unit Pelaksanaan Teknis Dinas; dan
h. Kelompok Jabatan Fungsional.
Adapun Diagram Struktur Organisasi Dinas Peternakan dan
Perikanan Kabupaten Magetan dapat dilihat sbb :
II - 17
KEPALA DINAS Drh. KUSTINI, M.Si
KELOMPOK JABATAN
FUNGSIONAL
SUB BAGIAN UMUM DAN
KEPEGAWAIAN
Maria Surayani, SE
SUB BAGIAN KEUANGAN NANIK SUMARTINI, S.Sos
SEKRETARIS PENO, S.Sos
SUB BAGIAN
PERENCANAAN, EVALUASI DAN PELAPORAN
DEDET NARIYANTO, SE, M.AP
B I D A N G PRODUKSI PETERNAKAN
drh. NUR HARYANI
SEKSI PAKAN DAN TEKNOLOGI KAJI TERAP
ULUNG SETYADI, S.Sos
SEKSI BUDIDAYA PERBIBITAN DAN
REPRODUKSI TERNAK
B I D A N G USAHA TANI PETERNAKAN
NYOTO SUTRISNO
SEKSI PEMASARAN DAN PASCA PANEN PETERNAKAN
Alik Setyarini, S.Pi
SEKSI KELEMBAGAAN
INVESTASI DAN PERIJINAN
Sarni, S.Sos
B I D A N G KESEHATAN HEWAN Drh. BUDI ASTONO, M.Si
SEKSI PENGAMATAN, PENYIDIKAN,
PENCEGAHAN, PEMBERANTASAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT HEWAN DAN IKAN
Drh. Sidik Perwito
SEKSI KESEHATAN MASYARAKAT
VETERINER
drh. Santi Trisnawati
B I D A N G PENGEMBANGAN PERIKANAN
Ir. WIYOTO
SEKSI PENGAWASAN DAN PENGELOLAAN
SUMBERDAYA PERIKANAN
Ir. BAMBANG EKO TP
SEKSI PENGELOLAAN PEMBUDIDAYAAN IKAN
DYAH KUSUMAWATI, S.Pi
SEKSI PEMBERDAYAAN USAHA PERIKANAN
ARI ENDAR WAHYUNI, SP UPTD
BAGAN SUSUNAN ORGANISASI DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN MAGETAN
II - 18
2.2 SUMBER DAYA
Keberadaan Aparatur sebagai lokomotif pengerak pembangunan
Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Magetan adalah sebanyak 75
orang (Pegawai Negeri Sipil) dengan informasi sebagai berikut :
1. Keberadaan SDM ( personil )
a. Susunan Kepegawaian yang ada pada Dinas Peternakan dan
Perikanan berdasarkan pendidikan :
No Pendidikan Jumlah (orang)
Rincian(orang)
PNS THL
1 S2 3 3
2 Dokter Hewan 7 6 1
3 S1 Peternakan - 8 8 -
4 S1 Perikanan 12 8 4
5. S1 Pertanian 4 4
6 S1 Administrasi Negara 5 5
7 S1 Ekonomi 1 1
9 D III Farming 1 1
10 DIII Kesehatan Ternak 2 2
11 DIII Peternakan 2 2
12 DIII Perikanan 2 2
11 SNAKMA 3 3
12 SPMA 3 3
13 SMEA 3 3
14 SMA 7 7
15 STM Pertanian 2 2
16 STM Mesin 6 6
17 KPAA 1 1
18 SMP 2 2
II - 19
b. Jumlah Pegawai Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten
Magetan yang telah mengikuti Diklat Struktural.
No Jenis Diklat Jumlah
(orang) Keterangan
1. Diklat PIM II 1
2. Diklat PIM III 4
3. Diklat PIM IV 10
Jumlah 15
c. Jumlah Pegawai berdasarkan Pangkat / Golongan.
No Pangkat/Golongan ruang Jumlah (orang)
Keterangan
1 Pembina Utama (IV/e) -
2 Pembina Utama Madya (IV/d) -
3 Pembina Utama Muda (IV/c) -
4 Pembina Tingkat I (IV/b) 1
5 Pembina (IV/a) 3
6 Panata Tingkat I (III/d) 8
7 Penata (III/c) 7
8 Panata Muda Tingkat I (III/b) 19
9 Penata Muda (III/a) 11
10 Pengatur Tingkat I (II/d) 4
11 Pengatur (II/c) 9
12 Pengatur Muda Tingkat I (II/b) 13
13 Pengatur Muda (II/a) -
14 Juru Tingkat I (I/d) -
15 Juru (I/c) -
Jumlah 75
II - 20
d. Jumlah Pegawai berdasarkan Eselon :
No Tingkatan Eselon Jumlah (orang)
Keterangan
1 Eselon II 1 Kepala Dinas
2 Eselon III 4 Sekretaris dan Kepala Bidang
3 Eselon IV 14 Kepala Seksi
4 Staf 56
Jumlah 75
e. Jumlah Pegawai yang telah mengikuti Pelatihan tehnis.
No Jenis Pelatihan Tehnis Jumlah (orang)
1. PPNS 1
2. Pengawas Obat Hewan 2
3. Penangganan Semen Beku 1
4. Dasar Pengawas Bibit 1
5. Asisten Teknis Reproduksi (ATR) 1
6. Kesehatan Ruminansia 1
7. Statistik Peternakan 2
8. Paramenis Peternakan 2
9. Teknik Pengolahan Hasil Perikanan 1
10. Pengamat Peternakan 10
11. Petugas Teknis Laboratorium 5
12. Akutansi Evaluasi Monitoring 1
13 Proksi- Inbis 1
Jumlah
II - 21
2. Sarana dan Prasarana yang ada pada Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan adalah sebagai berikut
a. Sarana
No Uraian Jumlah
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16 17
Kendaraan roda 4 Kendaraan roda 2 Gerobak dorong Troli Mesin Genset Mesin Gergaji Bak Air Ph Meter Timbangan Traktor tangan Kontainer Insemination Gun Termos AI Milk Can Mesin Penetas Telur dll
8 unit 32 unit 1 unit 1 unit 1 unit
2 Buah 2 Buah 1 Buah 5 Unit 1 Buah 1 Buah 1 Buah 1 Unit 1 Unit 1 Unit
b. Prasarana
Prasarana yang dikuasai pada Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan :
b.1. Balai Latihan Ternak (BLT)
► Sapi Potong = 7 Ekor
► Sapi perah = 44 Ekor
► Mesin pemerah susu = 2 buah
► Mixer = 1 buah
► Coper = 2 Buah
► Mesin Pembuat Pupuk Organik = 2 buah
► Mesin Pasteurisasi = 1 buah
► Penyedot Air = 5 buah,
► Freezer = 2 buah,
► Container = 2 Buah,
► Mesin Jahit Karung = 1 Buah
► Mesin grender = 1 Buah
b.2 Laboratorium dan Klinik Hewan
► Peralatan Patologi = 1 paket
II - 22
► Peralatan Bakteriologi = 1 paket
► Peralatan Parasitologi = 1 paket
► Peralatan Virologi = 1 paket
► Peralatan Serologis = 1 paket
► Peralatan Tester Kit Daging = 1 paket
► Peralatan Kedokteran hewan = 1 paket
► Kendaraan Roda 4 = 1 Buah
► Freezer = 1 buah
► Kulkas = 5 Buah
► Etalase/Almari Kaca Obat = 2 Paket
► Rak Kayu Bahan Kimia = 1 Paket
► Kursi Tunggu pasien = 2 Unit
► Cooler Box marina = 5 Unit
b.3 Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan)
► Peralatan Kedokteran hewan = 2 paket
► Gedung Puskeswan = 2 buah
Gedung Puskeswan Karangrejo rusak ringan dan gedung
Puskeswan Ringinagung yang tahun 2009 ini baru selesai
pembangunannya oleh Dinas Peternakan Propinsi Jawa
Timur.
b.4 Balai Benih Ikan (BBI)
► Induk ikan tombro/nila/gurami
► Mesin pembuat pakan ikan = 1 Unit
► Kolam permanen = 22 Petak
► Laboratorium perikanan = 1 Unit
► Sarana Produksi /peralatan perikanan 1 Paket
► Gudang Pakan = 1 Unit
► Sumur bawah tanah dan perlengkapannya ,
keberadaan air di Balai Benih ikan merupakan hal yang pokok,
selain dari air sungai disekitar lokasi juga dari air bawah tanah
dan dari sumber air yang dialirkan melalui pipa secara khusus
ke lokasi.
Pemasaran olahan hasil perikanan
► Gedung outlet pemasaran = 1 Unit
II - 23
► Kendaraan Box Roda 4 = 1 Unit
► Kendaraan Roda 3 = 1 Unit
► Kendaraan Roda 2 = 5 Unit
b.5 Kolam Air Deras
► Induk ikan tombro/nila/gurami
► Kolam permanen = 6 Petak
► Kendaraan Roda 2 = 1 Unit
► Gudang pakan = 1 unit
b.6 Rumah Pemotongan Hewan (RPH)
► Bangunan RPH = 2 Unit
► Peralatan Penyembelihan = 2 Unit
► Petugas Keurmaster = 5 Orang
► Tinta dan stempel daging = 5 Unit
2.3 Kinerja Pelayanan
Pembangunan Peternakan dan Perikanan di Kabupaten
Magetan dalam kurun waktu lima tahun terakhir mampu memberikan
dampak positif pada kehidupan masyarakat, baik secara individual maupun
kelompok dilingkup sosial dan tingkat kemajuan perekonomian.
Pencanangan Revitalisasi Peternakan dan Perikanan berpengaruh pada
efektivitas Tujuan strategi, Sasaran strategi, Arah kebijakan, Program dan
Kegiatan Pembangunan Peternakan dan perikanan yang direalisasikan
ditingkat penerimaan manfaat. Dimana semua kegiatan diarahkan dapat
langsung menyentuh dan memang menjadi kebutuhan masyarakat dalam
mengelola kegiatan dan usaha berbasis masyarakat.
Sektor Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Magetan juga
berperan besar dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung
ketahanan pangan lokal maupun nasional dalam memenuhi hak atas
pangan (the right to food) dan penyumbang pendapatan domestik regional
bruto (PDRB).
Kabupaten Magetan yang merupakan Kabupaten terkecil
kedua di Jawa Timur, dengan luas seluruh wilayah adalah 688,85 Km2, dan
mempunyai tipologi daerah sebagai berikut :
II - 24
Wilayah Pegunungan
Kondisi Subur : Kecamatan Plaosan
Kondisi Sedang : Kecamatan Panekan, Kecamatan Poncol
bagian barat
Kurang Subur/Kritis : Kecamatan Parang, Kec. Lembeyan, Kec.
Poncol bagian timur dan Kec. Kawedanan
bagian selatan
Wilayah Dataran Rendah
Kondisi Subur : Kec. Karangmojo, Kec. Karangrejo, Kec. Barat,
Kec. Karas, Kec. Kartoharjo dan Kec. Takeran
Kondisi Sedang : Kecamatan Maospati, Kecamatan Magetan
sebagian Kec. Bendo, sebagian Kecamatan
Kawedanan dan sebagian Kec. Sukomoro.
Kondisi Subur/Kritis : Sebagian Kecamatan Bendo dan sebagian
Kecamatan Sukomoro.
Secara administratif Wilayah Pemerintahan Kabupaten Magetan terdiri dari
18 Kecamatan dan dibagi menjadi 235 Desa / Kelurahan. Adapun kondisi
Peternakan rakyat di Kabupaten Magetan salah satunya dapat dilihat dalam
sebaran populasi ternak pada tahun 2012 sebagai berikut berikut :
Tabel 2.1
Populasi Ternak di Kabupaten Magetan tahun 2012
No. Kecamatan Sapi S Perah
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Babi Kelinci A.Buras
1 Poncol
11,74
0
1
1
2
725
3,193
-
61
26,155
2 Parang
13,33
0
-
-
-
8,407
6,198
-
2,312
54,990
3 Lembeyan
11,68
5
-
53
-
2,283
2,719
1,100
3,476
61,956
4 Takeran
3,785
-
27
2
1,688
291
-
1,995
86,500
5 Nguntoronadi
2,656
-
10
-
1,137
1,095
-
1,855
23,549
6 Kawedanan
5,247
-
25
3
1,242
735
1,800
20
35,646
II - 25
No. Kecamatan Sapi S Perah
Kerbau
Kuda
Kambing
Domba
Babi Kelinci A.Buras
7 Magetan
1,366
-
11
5
145
528
-
334
18,589
8 Ngariboyo
5,765
-
36
9
3,071
1,246
-
1,347
40,069
9 Plaosan
9,539
28
20
76
235
2,999
-
65
22,622
10 Sidorejo
5,923
-
2
-
732
919
100
26
19,245
11 Panekan
9,117
30
35
-
2,194
1,239
2,200
1,855
34,987
12 Sukomoro 6,482
48
1
6
2,572
1,252
126
120
40,189
13 Bendo
10,64
3
-
3
3
7,021
517
-
1,906
68,034
14 Maospati
4,024
-
13
2
458
593
-
1,330
18,944
15 Karangrejo
1,842
-
41
16
1,222
1,507
759
294
36,403
16 Karas
3,886
13
3
17
1,791
2,161
-
712
51,316
17 Poncol
11,74
0
1
1
2
1.099
1.019
-
873
12,105
18 Parang
13,33
0
-
-
-
547
710
154
1,051
13,969
Jumlah 114,6
30 121 306 162
36,801
28,947
6,110 19,63
4 665,26
9
Matrik Review Kinerja Pelayanan
Pencapaian Kinerja pada Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan dapat dilihat dari beberapa faktor yang diantaranya
dari matrik sebagai berikut :
II - 26
Tabel 2.2
PENCAPAIAN KINERJA PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
NO Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra
SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
A. % Produksi Peternakan :
1. Daging 102 102 102 102 102 102
103,27
103,77
107,45
93,23
117,39 101,2 101,7 105,3 91,4 115,1
2. Telur 102 102 102 102 102 102
104,53
120,27
99,82
104,80
88,21 102,5 117,9 97,9 102,7 86,5
3. Susu 102 102 102 102 102 102
296,44
222,91
82,86
72,64
157,02 290,6 218,5 81,2 71,2 153,9
B. %Populasi Ternak :
1. Sapi Potong 104 104 104 104 104 104
105,76
101,73
110,45
155,36
105,29 101,69 96,19 108,57 140,66 67,77
2. Sapi Perah 102 102 102 102 102 102
394,44
167,61
89,08
72,64
157,14 386,71 42,49 53,15 81,54 216,33
3. Kerbau 100 100 100 100 100 100
39,77
112,79
77,32
91,67
111,27 39,77 283,61 68,55 118,56 121,38
4. Kambing 102 102 102 102 102 102
125,14
101,67
106,19
108,85
108,06 122,69 81,25 104,45 102,50 99,27
5. Domba 102 102 102 102 102 102
102,19
151,71
78,90
126,52
95,88 100,19 148,46 52,01 160,35 75,78
II - 27
NO Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra
SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
6. Kuda 100 100 100 100 100 100
96,52
108,25
77,32
88,02
95,86 96,52 112,15 71,43 113,84 108,91
7 Ayam Buras 102 102 102 102 102 102
112,34
102,41
92,36
99,01
109,78 110,14 91,16 90,19 107,20 110,88
8. Ayam Ras Petelur 104 104 104 104 104 104
104,25
121,00
93,05
112,83
89,40 100,24 116,07 76,90 121,26 79,23
9 Ayam Ras Pedaging 104 104 104 104 104 104
87,26
101,15
135,21
127,95
341,96 83,90 115,92 133,67 94,63 267,26
10 Itik 102 102 102 102 102 102
111,54
100,75
120,95
82,58
109,49 109,35 90,33 120,05 68,28 132,59
11. Entok 102 102 102 102 102 102
104,01
101,19
99,76
55,21
151,71 101,97 97,29 98,59 55,34 274,79
URUSAN PERIKANAN DAN
KELAUTAN
Produksi Perikanan :
Budi Daya :
- Tombro 5 5 5 5 5 5
5,25
3,90
5,80
3,90
5,50 105,00 78,00 116,00 78,00 110,00
- Patin 3 5 8 11 100
3,10
8,40
10,90
15,40
139,30 103,33 168,00 136,25 140,00 139,30
II - 28
NO Indikator Kinerja sesuai
Tugas dan Fungsi SKPD
Target
SPM
Target
IKK
Target
Indikator
Lainnya
Target Renstra
SKPD Tahun ke- Realisasi Capaian Tahun ke- Rasio Capaian pada Tahun ke-
1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5
(1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8) (9) (10) (11) (12) (13) (14) (15) (16) (17) (18) (19) (20)
- Nila 10 20 150 100 40
11,65
21,30
164,20
114,70
44,10 116,50 106,50 109,47 114,70 110,25
- Gurame 3 10 60 40 15
3,18
10,30
70,80
45,10
14,40 106,00 103,00 118,00 112,75 96,00
- Lele 10 70 230 380 400
9,75
72,50
231,80
388,20
410,70 97,50 103,57 100,78 102,16 102,68
Penangkapan
Perairan Umum 35 35 35 35 35
36,80
38,57
34,66
35,10
36,00 105,14 110,20 99,03 100,29 102,86
%Produksi perikanan 102 102 102 102 102 102 107,78 102,08 253,58 131,94 98,77
105,67 100,08 248,61 129,35 96,83
% Konsumsi ikan 101 101
101 101 101 101 100,26 100,51 100,38 101,01 130,38
99,27 99,51 99,39 100,01 129,09
II - 29
Jumlah rumah tangga usaha peternakan dan perikanan merupakan salah satu
indikator yang dapat digunakan untuk melihat gambaran perkembangan peternakan dan
Perikanan di Kabupaten Magetan. Semakin banyak rumah tangga yang terlibat pada sub
sektor peternakan dan Perikanan semakin besar pula perhatian dan usaha yang dibutuhkan
untuk meningkatkan produktifitas usaha ternak. Rumah tangga usaha peternakan dan
perikanan tersebar di seluruh Kabupaten Magetan. Bila dilihat dari penyebarannya (populasi)
maka lima besar wilayah yang jumlah populasinya yang paling banyak adalah Kecamatan
Poncol, Plaosan, Panekan, Bendo, dan Parang. Jenis ternak yang paling banyak diusahakan
oleh rumah tangga di Kabupaten Magetan adalah sapi potong karena struktur ongkos yang
lebih menguntungkan. Kambing dan domba menempati pada urutan kedua dengan alasan
pemeliharaan yang lebih mudah dan biaya produksi yang rendah. Presentase ternak dewasa
mencapai 50 % untuk sapi potong, sapi perah, kerbau, domba dan kuda serta lebih dari 40 %
untuk kambing. Ternak betina yang merupakan sumber hayati dan kelangsungan sumber
daya plasma nuftah di Kabupaten Magetan merupakan betina produktif yang dapat dilihat
dengan membandingkan tingkat fertilitasnya. Bagian ternak betina dewasa yang sudah
dinyatakan majir besarnya 1 % untuk semua jenis ternak dan sebagian besar ternak betina
yang dipelihara adalah ternak produktif yang jumlahnya mencapai 70 % dari seluruh ternak
betina dewasa.
Tabel 2.3 DATA USAHA RUMAH TANGGA PETERNAKAN SAPI
No. Kecamatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Poncol 4,675 4,675 4,675
5,419 5,430
2. Parang 5,064 5,066 5,066
5,565 5,576
3. Lembeyan 3,030 3,031 3,035
5,504 5,515
4. Takeran 566 565 565
1,729 1,732
5. Nguntoronadi 654 654 654
1,318 1,321
6. Kawedanan 1,805 1,806 1,806
2,719 2,724
7. Magetan 1,276 1,280 1,280
764 766
8. Ngariboyo 1,512 1,514 1,514
2,987 2,993
9. Plaosan 4,632 4,633 4,637
5,389 5,400
10. Sidorejo - - -
3,188 3,194
II - 30
No. Kecamatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
11. Panekan 3,798 3,799 3,799
5,195 5,205
12. Sukomoro 3,269 3,270 3,270
3,023 3,029
13. Bendo 4,767 4,764 4,764
4,718 4,727
14. Maospati 1,465 1,465 1,465
1,760 1,764
15. Karangrejo 778 776 778
896 898
16. Karas 1,198 1,199 1,199
1,852 1,856
17. Barat 751 751 751
1,715 1,718
18. Kartoharjo 1,012 1,012 1,012
2,075 2,079
J u m l a h 40,252 40,260 40.273 55,816 55,928
Tabel 2.3
DATA USAHA RUMAH TANGGA PETERNAKAN KAMBING
No. Kecamatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Poncol
562 570
571 78 290
2. Parang
1,768 1,770
1,771 3356 3,363
3. Lembeyan
1,082 1,085
1,085 931 913
4. Takeran
1,105 1,109
1,109 496 675
5. Nguntoronadi
358 356
356 449 455
6. Kawedanan
350 353
353 420 497
7. Magetan
360 357
357 221 58
8. Ngariboyo
354 355
356 520 1,228
9. Plaosan
375 377
377 135 94
10. Sidorejo - - - 307 293
II - 31
No. Kecamatan Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
11. Panekan
1,660 1,658
1,658 1152 878
12. Sukomoro
803 802
802 640 1,029
13. Bendo
1,492 1,495
1,495 2774 2,809
14. Maospati
845 846
846 181 183
15. Karangrejo
690 691
691 445 489
16. Karas 895 892 892 798 716
17. Barat
439 432
432 454 482
18. Kartoharjo
500 499
499 266 269
J u m l a h
13,638 13,647
13,650 13.621 14,720
Produktifitas ayam buras dalam arti kemampuan ayam buras dalam menghasilkan
telur selama periode tertentu dapat diukur dalam rentang waktu masa bertelur dan
Kabupaten Magetan mempunyai produktifitas ayam buras sebesar 30,15 butir /ekor/tahun
dan terindikasi tingkat pengusahaan ayam buras pada skala rumah tangga masih tradisional
(Ektensif)
Produktifitas ayam ras petelur dalam setahun adalah 282,48 butir dan itik 106 butir
yang dibandingkan produktifitas rata-rata jawa Timur sebesar 247,75 butir dan 171,53 butir
Tabel 2.4. POPULASI TERNAK
2.4.1 Populasi Ternak Besar
No. JENIS
TERNAK 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Sapi Potong
58.972 59,562 62.970 70.078 108.872 114.630
2 Sapi Perah
18 18 112 106 77 121
3 Kerbau 865 874 354 301 275 306
4 Kuda 201 203 197 192 169 162
II - 32
2.4.2 Populasi Ternak Kecil
No. JENIS
TERNAK 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Kambing 23.158 23,621 29.267 31.287 34.055 36.801
2 Kambing Perah
0 - 0 - - -
3 Domba 19.509 19,899 20.089 23.862 30.190 28.947
4 Babi 1.868 1.428 10.782 3.607 5.810 6.110
5 Kelinci 20.164 20,567 20.922 20.164 18.718 19.634
2.4.3 Populasi Unggas
No. JENIS
TERNAK 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Ayam Kampung
576.025 582.561 656.857 612.082 606.027 665,269
2 Ayam Ras Petelur
1.749.341 1.101.252 1.839.550 2.053.266 2.316.634 2,030,400
3 Ayam Ras Pedaging
632.778 994.295 556.650 755.236 966.300 3,304,340
4 Itik 21.911 34.939 24.381 29.280 24593 26.927
5 Menthok 8.822 8.998 9.231 9.263 5.115 7.759
Produktifitas sapi perah di Kabupaten Magetan termasuk rendah dibandingkan
dengan Kabupaten lain di Propinsi Jawa Timur yang mempunyai kapasitas 7 liter
susu/ekor/hari dengan periode laktasi 270 hari dibandingkan rata – rata produktifitas Jawa
Timur sebesar 11,44 liter susu/ekor/hari dengan periode laktasi 270 hari. Penghasil susu
segar yang langsung dapat dinikmati masyarakat setiap harinya di Kabupaten Magetan salah
satunya adalah Balai Latihan Peternakan (BLP), disamping sebagai lokasi pelatihan dan
peningkatan SDM peternak Kabupaten Magetan juga sebagai sumber PAD bagi pemerintah
daerah. Animo masyararakat untuk memelihara sapi perah mulai menggeliat seiring situasi
ekonomi makro di Indonesia.
II - 33
Inseminasi buatan merupakan metode alternatif dalam mengembangbiakan ternak
yang murah dan efisien dimana peternak dapat memilih dan hanya memelihara ternak betina
saja tanpa kehilangan kesempatan untuk memperbanyak ternaknya dengan cara
pengembangbiakan yang lain. Presentase tingkat keberhasilan inseminasi buatan pada sapi
potong cukup tinggi terbukti Kabupaten Magetan mendapat jumlah yang tinggi yaitu 77,92
ekor dibandingkan Jawa Timur yang rata-rata sebesar 37,10 ekor. Guna menciptakan kondisi
yang kondusif dan dapat meningkatkan kinerja di Kabupaten Magetan telah terbentuk
paguyupan Inseminator sebagai ujung tombak pelayanan masyarakat.
Tabel 2.5 TABEL DATA INSEMINASI BUATAN
No. Uraian 2007 2008 2009 2010 2011 2012
1 Dosis 22.684 25.715 26.836 29.406 25.466 26.049
2 Akseptor 21.338 24.267 25.222 27.681 20.187 22.338
3 Kelahiran 19.229 15.437 15.856 20.216 26.449 17.376
Pemotongan ternak di Kabupaten Magetan yang dilaksanakan pada Rumah
Pemotongan Hewan (RPH) dan Tempat Pemotongan Hewan (TPH) dapat mencukupi
kebutuhan daging masyarakat Magetan. Jumlah RPH di Kabupaten Magetan yang semula
berjumlah 5 buah sekarang tinggal 2 buah yaitu RPH Magetan di Jalan Samodra Magetan
dan RPH Plaosan yang berada di wilayah pasar Plaosan. Adapun yang lainnya telah beralih
fungsi menjadi fasilitas lain dan rusak berat. Jumlah pejagal sapi di Kabupaten Magetan
sebanyak 17 Orang, jumlah pedagang pengirim sapi sebanyak 8 orang, jumlah pasar hewan
4 unit yaitu di Panekan, Plaosan, Gorang-gareng, Barat. Guna menjaga hubungan dan
kesinambungan program pemerintah dengan masyarakat yang baik di Kabupaten Magetan
telah terbentuk Paguyupan Pejagal dan pedagang pengirim sapi yang akhirnya segala
permasalah pasar dapat diselesaikan lewat paguyuban tersebut.
Tantangan dan peluang yang sekiranya kita harus mendapatkannya adalah dengan
adanya Kabupaten Magetan sebagai produsen dan pengirim sapi potong keluar daerah yang
besar sudah semestinya untuk tidak hanya mengirim sapi hidup namun dalam bentuk produk
asal hewan yang dapat menggairahkan usaha perekonomian masyarakat Magetan. Salah
satunya dengan menyediakan Rumah Pemotongan Hewan (RPH) yang berstandar Nasional
guna terjaminnya ketentraman bati konsumen dan memenuhi syarat Aman Sehan Utuh dan
Halal. Kapasitas pemotongan di RPH Magetan yang mampu untuk menampung jumlah
pejagal yang mempunyai aktifitas dan waktu yang sama, dengan memperhatikan segi
Hygiene sanitasi tempat pemotongan, Saluran pembuangan limbah pemotongan, juru
II - 34
sembelih yang dapat menentukan status daging dan menjamin ketentraman batin konsumen,
Ijin Pendirian TPH saat sekarang sudah tidak lagi diberikan. Berikut data pemotongan ternak
di Kabupaten Magetan.
Tabel 2.6. TABEL PEMOTONGAN TERNAK
No. Uraian 2007 2008 2010 2011 2012
1 Sapi 2.439 2.518 2.844 2.645 2.613
2 Kerbau 0 0 0 0 0
3 Babi 71 82 59 33 38
4. Kambing 836 1.496 1.327 2.488 1.771
5. Domba 138 887 1.356 2.494 1.774
Tabel 2.7. PENGIRIMAN SAPI KELUAR DAERAH
No. J e n i s Tahun
2008 2009 2010 2011 2012
1. Sapi 7.865
5.139
10.418 18.655 40.343
2. Kerbau -
7 - -
3. Kambing 633
995
834 659 229
4. Babi -
4.490
6.476 5.331 7.470
J u m l a h 8.498 10.624 17.735 24.656 48.042
Produk hewan dapat dibedakan menjadi dua yaitu
Produk pangan asal hewan
1. Bahan Asal Hewan (BAH) : daging, susu, telur dan ikan
2. Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH) : Bakso, Sosis, Nuget , tempura dll
Produk Non Pangan Asal Hewan ( kulit, bulu, gigi, dll )
Produksi daging di Kabupaten Magetan dapat dilihat sebagai berikut :
II - 35
Tabel 2.8. PRODUKSI DAGING
No. JENIS
TERNAK 2008 2009 2010 2011 2012
1 Sapi 480,644 446.131 556.003 601.396 889,143
2 Kerbau - - 1.365 - -
3 Kuda - - - - -
4 Babi 7,888 56.800 4.484 3.398 2.855
5 Kambing 27.938 71.313 33.175 124.400 182.250
6 Domba 8,714 9.680 32.544 124.700 181.350
7 Ayam Kampung
625,820 710.734 411.525 768.559 780.189
8 Ayam Pedaging
4,343,389 3.686.430 496.785 3.910.935 3.950.044
9 Ayam Petelur
736,035 937.284 672.027 994.896 945.151
10 Itik 9,219 10.154 10.309 10.206 10.308
11 Menthok 3,729 3.831 1.533 1.502 1.532
Tabel 2.9 PRODUKSI TELUR
No. JENIS
TERNAK 2008 2009 2010 2011 2012
1 Ayam Kampung (Kg)
377.785 430.768 225.171 393.918 432.435
2 Ayam Petelur (Kg)
13.917.756 17.211.090 17.353.081 18.069.748 15.837.120
3 Itik Manila (Kg)
131.861 145.274 175.460 145.100 144.865
Tabel 2.10
PRODUKSI SUSU
No. JENIS
TERNAK 2008 2009 2010 2011 2012
1 Sapi Perah (Liter)
5.082.268 113.288 93.874 68.191 107.085
Sedangkan Produk hewan non pangan yang dihasilkan di Kabupaten Magetan sebagai efek
domino dari berkembangnya industri penyamakan kulit dan mendukung sektor pariwisata
adalah berupa kulit sapi/kerbau/kambing/domba. hasil olahan dari kulit ini adalah sepatu, tas,
ikat pinggang, jaket, dll. Untuk mencukupi kebutuhan industri tersebut dari dalam Kabupaten
II - 36
tidak mencukupi yang pada akhirnya bahan bakunya mendatangkan dari luar daerah bahkan
impor dari beberapa negara. Terhadap permasalahan tersebut perlu adanya pengawasan
lalu lintas barang baik segi administrasi maupun teknisnya guna pengendalian penyakit
hewan menular.
2. POTENSI PERIKANAN
Sub sektor perikanan sebagai salah satu sektor pertanian juga tidak sedikit
perannya dalam rangka penyediaan pangan untuk mendukung ketahanan pangan lokal
maupun nasional. Meningkatkan produksi perikanan, Meningkatan pendapatan penduduk,
melestari sumber daya alam dan meningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Perikanan
merupakan obyek garapan dari sub sektor ini.
Kegiatan perikanan di perairan umum relatif belum berkembang seperti halnya di
kolam. Hasil Produksinya jauh lebih sedikit bila dibandingkan dengan produksi perikanan
dikolam. Pada Tahun 2007 Produksi di Perairan umum menghasilkan 358,9 kuintal. Luas
areal yang digunakan untuk kegiatan ini adalah 77,7 Ha. Terjadi kecenderungan kenaikan
produksi dari tahun ke tahun. Produksi Perikanan yang banyak diusahakan adalah ikan
tawes, nila, mujaer, lele, udang, tombro dan gurami.
Meningkatkan produksi perikanan adalah dengan program pengembangan
budidaya perikanan dengan sasaran peningkatan produksi benih ikan dan ikan konsumsi
serta peningkatan lahan budidaya ikan. Pelesarian sumber daya alam dengan adanya
program pengembangan perikanan tangkap serta penebaran benih ikan di perairan umum
yang merupakan usaha pelestarian sumberdaya hayati dan sumberdaya plasma nuftah
perikanan. Meningkatkan pendapatan penduduk dengan optimalisasi pengelolaan dan
pemasaran hasil perikanan dengan pengembangan kawasan budidaya air tawar guna
pengembangan komoditi unggulan perikanan. Atau dengan optimalisasi UPR (Unit
Pembenihan Rakyat) yang akhirnya dapat meningkatkan pendapatan penduduk.
Peningkatan pengetahuan dan ketrampilan SDM Perikanan
Tabel 2.11 Luas Areal dan Produksi Ikan Darat
No. Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Kw)
Perairan Umum
Kolam Perairan Umum
Kolam
1 2007 77,70 17,35 358,85 1.148
2 2008 77,70 18,65 374 1.150
3 2009 77,70 20,29 386,2 1.164
4 2010 77.70 21.4 347 1.250
5 2011 78.10 21,44 351 3.584
6 2012 87,10 21,47 356 6.140
II - 37
Matrik Anggaran dan Realisasi Pendanaan Pelayanan SKPD
Pada tahun anggaran 2012 program kegiatan dan realisasi yang telah
dilaksanakan pada Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan adalah sebagai
berikut :
II - 38
Tabel 2.12
ANGGARAN DAN REALISASI PENDANAAN PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
KABUPATEN MAGETAN
No. Uraian
Anggaran pada Tahun Realisasi pada tahun Rasio antara Realisasi dan Anggaran
Tahun
Rata-rata
Pertumbuhan
2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 2008 2009 2010 2011 2012 Anggaran Realisasi
BELANJA
DAERAH
Belanja
langsung -
5.843.823.900
4.994.174.100
4.647.904.200
6.981.112.150 -
5.477.769.771
4.313.666.738
4.465.940.097
6.679.436.370 -
93,74
86,37
96,09
95,68 9,58 10,61
1.
Belanja
pegawai -
3.171.905.200
2.795.964.800
2.867.121.700
3.166.846.150 -
2.942.799.433
2.353.771.215
2.800.092.516
3.065.216.935 -
92,78
84,18
97,66
96,79 0,38 2,80
2.
Belanja
barang
dan jasa -
2.571.643.700
1.920.484.300
1.652.766.000
3.149.376.000 -
2.438.078.338
1.683.915.758
1.538.831.081
2.955.294.685 -
94,81
87,68
93,11
93,84 17,10 17,50
3.
Belanja
modal -
100.275.000
277.725.000
128.016.500
664.890.000 -
96.892.000
275.979.765
127.016.500
658.924.750 -
96,63
99,37
99,22
99,10 180,81 183,21
Total -
5.843.823.900
4.994.174.100
4.647.904.200
6.981.112.150 -
5.477.769.771
4.313.666.738
4.465.940.097
6.679.436.370 -
93,74
86,37
96,09
95,68 9,58 10,61
II - 39
2.4 Tantangan dan Peluang Pengembangan Pelayanan SKPD
Analisis Lingkungan Internal :
a. Kekuatan ( Strength ) :
1. Potensial bagi Pengembangan Usaha Peternakan Sapi Potong
Kabupaten Magetan merupakan daerah pengembangan dan sentra pemasaran
ternak sapi potong di Jawa Timur yang memperdagangkan ternak ke daerah
Bandung, Jakarta, Jawa Tenggah yang merupakan daerah tujuan pemasaran
ternak. Kegiatan usaha peternakan sapi potong tersebut tersebar di semua wilayah
Kabupaten Magetan dengan sentra produksi tersebar di 7 kecamatan yakni di
kecamatan Poncol, Plaosan, Parang, Bendo. Lembeyan, Panekan dan Sukomoro.
Kecamatan tersebut sangat didukung oleh keberadaan pasar hewan yang ada yaitu
pasar hewan Buluharjo Plaosan, Panekan, Mranggen Maospati, Kawedanan,
Parang dan Ngariboyo.
2. Populasi ternak di Kabupaten Magetan yang besar dan yang merupakan daerah
produsen dan pengirim sapi potong keluar daerah. Sejak dari dulu potensi ini
berkembang sehingga perlu sentuhan untuk menjadikan kekuatan yang besar.
3. Kabupaten Magetan telah terbentuk kawasan pengembangan budidaya ternak yang
menyebar dan potensi lahan peternakan dan perikanan rakyat
4. Struktur umur peternak dan petani ikan yang produktif.
5. Geografi dan iklim mendukung serta Kapasitas tampung wilayah yang masih tinggi.
6. Regulasi dan dukungan pemerintah yaitu Adanya Dasar Hukum dalam
pelaksanakan tugas dan fungsi Dinas, baik peraturan perundang – undangan,
Kewenangan, petunjuk teknis operasional serta peraturan – peraturan lain yang
berkaitan dengan tugas Dinas Peternakan dan Perikanan.
b. Kelemahan ( Weakness ) :
Masalah yang timbul dari pembangunan Peternakan dan Perikanan di Kabupaten
Magetan dapat dirumuskan dengan mengunakan parameter sebagai berikut :
Keterbatasan fisik alamiah yaitu karakter alam yang telah ada, keterbatasan
sumberdaya Manusia dan kelembagaan daerah. Sedangkan Hambatan yang ada pada
pembangunan Peternakan dan perikanan adalah sebagai berikut :
1. Penyakit hewan menular pada ternak dan ikan yang mewabah.
Penyakit hewan menular yang belakangan ini marak dimedia baik Flu burung, Flu
Babi, antrax ataupun penyakit yang lain mempunyai pola penyebaran yang sangat
cepat dan kasat mata tetapi dampak yang terlihat sangat mencegangkan kita dari
kerugian financial sampai kerugian non financial. Zoonosis adalan penyakit hewan
yang menular pada hewan itu sendiri ataupun pada manusia. Salah satu sumber
II - 40
penyebaran Penyakit Hewan Menular terjadi melalui interaksi dari ketiga faktor yaitu
lingkungan, agen penyakit dan induk semang (ternak tersebut)
2. Masih ada produk pangan asal hewan yang tidak layak komsumsi dan layak edar
serta rendahnya tingkat konsumsi makan ikan.
Produk Pangan Asal Hewan (PAH) meskipun sudah melalui mekanisme peredaran
yang semestinya namun dipasaran banyak ditemukan adanya produk yang tidak
layak konsumsi dan layak edar. Alasan keuntungan dan mempersingkat mata rantai
salah satunya. Contoh adanya daging glonggongan, telur imitasi, produk olahan
asal hewan yang telah kadaluarsa dipasaran.
3. Rendahnya tingkat ketrampilan peternak dan petani ikan
4. Rendahnya teknologi dan pemasaran hasil peternakan dan perikanan
5. Kesadaran dan kemampuan masyarakat terhadap perbaikan gizi keluarga masih
rendah
6. Kualitas bibit ternak di pasaran masih rendah
7. Pemotongan betina produktif yg masih tinggi
8. Fasilitas pengamanan penyakit-penyakit zoonosa sangat minimal
9. Peternak pengaduh membutuhkan modal karena usaha peternakan merupakan
usaha sampingan keluarga.
Peternak ada yang mampu menyediakan ternak bakalan untuk usaha peternakan
tetapi juga ada yang tidak dapat menyediakan. Salah satu program kegiatan
pengungkit yang dapat mengatasi permasalahan ini adalah adanya program bergulir
sapi kereman dan sapi betina dimana dalam satu tahun dapat dipanen yang
akhirnya dapat mensejahterakan peternak.
10. Potensi lahan perikanan belum dikelola secara optimal sehingga produksi dan
produktifitas ikan rendah
11. SDM Profesional sangat minim dan tidak tepat dalam penempatan personil teknis.
Selain itu juga sarana prasarana perkantoran dan penunjang aktivitas personil yang
kurang mendukung.
12. Sarana dan prasarana produksi peternakan dan perikanan yang terbatas
3.3 Analisa Lingkungan Eksternal :
Pembangunan Peternakan dan perikanan di Kabupaten Magetan selain dipengaruhi
oleh kondisi internal juga dipengaruhi oleh situasi ekternal yaitu:
a. Peluang ( Opportunity )
1. Meningkatnya permintaan dan kebutuhan pangan asal hewan dan ikan.
Dengan berkembangnya informasi dan tehnologi seiring dengan pengetahuan
II - 41
masyarakat dalam pemenuhan kebutuhan akan protein hewani, menjadilan
tantangan yang semestinya untuk ditangkap.
2. Tingginya nilai ekonomis komoditi peternakan dan perikanan
3. Peningkatan PAD sektor Peternakan dan Perikanan , Obyek –obyek yang
belum masuk dalam peraturan daerah sebagai penghasil PAD menjadikan
peluang untuk digarap dan diperhatikan.
4. Animo masyarakat pada sektor peternakan dan Perikanan sangat tinggi
karena usaha peternakan dan perikanan merupakan warisan turun menurun
dari leluhur dimana lebih mengutamakan rojokoyo daripada benda yang lain.
b. Ancaman ( Threat )/Tantangan
Ancaman / tantangan yang timbul dan yang semestinya harus kita selesaikan
pada Pembangunan Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan adalah
sebagai :
1. Fluktuasi harga produk peternakan dan perikanan yang berubah seiring
perubahan ekonomi makro
2. Persaingan Produk sejenis dari wilayah sekitar
Kedekatan wilayah yang mempunyai lingkungan yang sama berdampak pada
produk yang dihasilkan. Persaingan antar daerah ( Madiun. Ngawi, Ponorogo,
Wonogiri, Karanganyar) yang menghasilkan produk peternakan dan Perikanan
yang sama yang pada akhirnya menyebabkan harga jual yang diterima petani
sangat ditentukan oleh pedagang
3. Panjangnya mata rantai tata niaga produk peternakan dan perikanan
4. Kebijakan impor produk peternakan dan perikanan mempengaruhi kondisi lokal
5. Petani ikan dan Peternak belum dapat menikmati hasil dari usaha karena Harga
Produk Peternakan dan Perikanan masih dipermainkan oleh pedagang.
III - 1
BAB III
PROFIL KINERJA PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
3.1 Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas Pokok dan Fungsi
Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika
birokratis dapat dipertanggungjawabkan. Perencanaan pembangunan antara lain
dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan
dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat
dan lingkungan eksternalnya merupakan perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh
diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang
harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi
isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa
identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang
menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang
Tabel 3.1
Identifikasi Permasalahan Berdasarkan Tugas dan Fungsi
Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan
ASPEK KAJIAN CAPAIAN/KONDISI
SAAT INI
STANDAR
YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PELAYANAN
SKPD
INTERNAL
(KEWENANGA
N SKPD)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
Gambaran
pelayanan
SKPD
Kondisi
perkantoran dan
sarana dan
prasarana
penunjang
aktifitas personil
yang kurang
memadai
Terpenuhinya
standar
minimal
pelayanan baik
perkantoran
maupun
aktifitas
personil Dinas
Pemanfaatan
sumber daya
yang ada
dengan
seoptmal
mungkin
Alokasi
anggaran
Pemerintah
daerah untuk
pembangunan
gedung kantor
dan
pemenuhan
sarana dan
prasarana
-Pelayanan
kepada
masyarakat
tidak bisa
optimal
-Kinerja dinas
peternakan yang
kurang optimal
III - 2
ASPEK KAJIAN CAPAIAN/KONDISI
SAAT INI
STANDAR
YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PELAYANAN
SKPD
INTERNAL
(KEWENANGA
N SKPD)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
Kajian terhadap
Renstra SKPD
provinsi/kabupate
n/kota
Pencapaian
produksi
peternakan dan
populasi ternak
masih dibawah
target
Sasaran
produksi dan
populasi
- Ketersediaan
potensi Sumber
daya manusia
dan sarana
prasarana
dalam
peningkatan
produksi dan
populasi ternak
- Keterbatasan
anggaran
- Inovasi dan
teknologi
peternakan
- Aksesbilitas
permodalan
bagi peternak
- Membanjirnya
produk impor
- Kurangnya
ketersediaan
infrastruktur,
sarana
prasarana
peternakan
- Sistem
perbenihan dan
perbibitan belum
berjalan optimal.
- Keterbatasan
akses peternak
terhadap
permodalan
- Lemahnya
kapasitas dan
kelembagaan
peternak
- Kurang
optimalnya
kinerja dan
pelayanan
birokrasi
perternakan
Kajian terhadap
Renstra K/L
- Pencapaian
produksi
peternakan dan
populasi ternak
masih dibawah
target
- Sasaran
produksi dan
populasi
- Ketersediaan
potensi Sumber
daya manusia
dan sarana
prasarana
dalam
peningkatan
produksi dan
populasi ternak
- Keterbatasan
anggaran
- Inovasi dan
teknologi
peternakan
- Aksesbilitas
permodalan
bagi peternak
-Membanjirnya
produk impor
- Kurangnya
ketersediaan
infrastruktur,
sarana
prasarana
peternakan dan
kesehatan
hewan
- Sistem
perbenihan dan
perbibitan belum
berjalan optimal.
- Keterbatasan
akses peternak
terhadap
permodalan
- Lemahnya
III - 3
ASPEK KAJIAN CAPAIAN/KONDISI
SAAT INI
STANDAR
YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PELAYANAN
SKPD
INTERNAL
(KEWENANGA
N SKPD)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
kapasitas dan
kelembagaan
peternak
- Kurang
optimalnya
kinerja dan
pelayanan
birokrasi
perternakan
- Rendahnya
produktivitas
ternak
- Keterbatasan
SDM peternakan
dan kesehatan
hewan
Kajian terhadap
RTRW
-Karakter
masyarakat petani
yang masih
tradisional
(individual farming)
- Luas lahan rata-
rata <0,25 ha dan
pendapatan
peternak rendah
- Masih tingginya
angka kemiskinan
peternak
- Rendahnya
penguasaan
teknologi
pengolahan dan
hasil pemasaran
perdesaan
- Rendahnya
kualitas hasil
produk peternakan
sehingga daya
saing rendah
- Kepemilikan
- Perda Jawa
Timur No 5
Tahun 2012
- Permentan No
50 Tahun
Belum
dilakukan
pemetaan dan
penetapan
kawasan
peternakan
Minat peternak
terhadap
komoditas
ternak yang
akan
dikembangkan
- Pengembangan
kawasan
peternakan yang
mempunyai
keterkaitan
dengan pusat
distribusi pakan
ternak
- Pengembangan
kawasan
peternakan
diarahkan
kepada
pengembangan
komoditas ternak
unggulan daerah
dengan
keunggulan
komparatif dan
kompetitif .
- Peningkatan
populasi ternak
melalui
peningkatan
mutu genetik.
III - 4
ASPEK KAJIAN CAPAIAN/KONDISI
SAAT INI
STANDAR
YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PELAYANAN
SKPD
INTERNAL
(KEWENANGA
N SKPD)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
ternak yang belum
memenuhi standar
usaha (hanya 1-2
ekor/peternak)
sedangkan
standarnya 4-5
ekor/peternak
- Belum optimalnya
penggunaan
sumberdaya alam
dan SDM yang
mendukung
agribisnis
peternakan
-
Mengoptimalkan
fungsi
peternakan dan
kesehatan
hewan untuk
pelayanan dan
perlindungan
masyarakat
- Meningkatkan
kualitas
kesehatan
hewan dan
produk pangan
asal hewan
melalui tindak
pengamanan
ternak sesuai
dengan prosedur
pengamanan
penyakit hewan
menular.
- Peningkatan
pengendalian
pemotongan
hewan betina
produktif
- Meningkatkan
pembinaan
teknis terpadu
dalam rangka
mempertahanka
n potensi Kab.
Magetan sebagai
gudang ternak
sapi potong.
Kajian KLHS - Kebanyakan
peternak telah
menerapkan eco-
farming yaitu
pengelolaan
Permendagri
Nomor 67
Tahun 2012
Pembinaan
good farming
practice perlu
diintensifkan
Belum
dilakukan
kajian
akademis
- Pengendalian
dan
penanggulangan
penyakit hewan
III - 5
ASPEK KAJIAN CAPAIAN/KONDISI
SAAT INI
STANDAR
YANG
DIGUNAKAN
FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PERMASALAHAN
PELAYANAN
SKPD
INTERNAL
(KEWENANGA
N SKPD)
EKSTERNAL
(DILUAR
KEWENANGAN
SKPD)
limbah ternak
menjadi bahan
yang bermanfaat
seperti untuk
pupuk dan biogas
- Masih ada
pemeliharaan
ternak yang dekat
dengan
permukiman
penduduk
sehingga
menimbulkan
polusi bau
- Penyebaran
penyakit hewan
menular kepada
manusia
- Seiring dengan
meningkatnya
populasi ternak
mengakibatkan
peningkatan emisi
gas rumah kaca
yang berasal dari
kotoran ternak dan
proses
pencernaan,
terutamanya yang
berasal dari hewan
ternak besar
terhadap KLHS menular strategis
- Manajemen
pakan dan
pengelolaan
limbah
- Penetapan
kawasan
peternakan
sesuai dengan
potensi setempat
Isu-isu strategis yang berhubungan atau mempengaruhi SKPD dari faktor-faktor eksternal lainnyadapat diuraikan sebagai berikut:
III - 6
Tabel 3.2
IDENTIFIKASI ISU-ISU STRATEGIS (LINGKUNGAN EKSTERNAL)
NO DINAMIKA
INTERNASIONAL DINAMIKA NASIONAL
ISU STRATEGIS
DinamikaRegional/Lokal Lain-lain
1 Tujuan Millenium
Development Goal’s
antara lain
menanggulangi
kemiskinan dan
kelaparan dengan
demikian diperlukan
komitmen pengurangan
tingkat kemiskinan dan
pemenuhan kebutuhan
pangan bergizi bagi
masyarkat, khususnya
protein hewani.
Swasembada
daging 2014 dan
swasembada
susu 2020
Terjadi penurunan populasi ternak sapi potong, 13 % berdasarkan hasil Sensus Pertanian 2013. Penurunan populasi ini dapat berpengaruh pada produksi hasil peternakan
2 Perubahan iklim global
menyebabkan wabah
penyakit-penyakit
hewan yang baru
muncul dan yang
muncul kembali
(emerging and re-
emerging animal
diseases) yang dapat
menular ke manusia
(zoonosis).Wabah
Zoonosis dapat
menimbulkan dampak
yang signifikan
terhadap aspek
ekonomi, sosial, atau
pertahanan dan
keamanan.
Populasi ternak
tidak merata
sehingga
menimbulkan lalu
lintas ternak antar
Kabupaten
Magetan belum bebas
penyakit Flu Burung dan
Brucellosis
3 Liberalisasi
perdagangan dunia
menimbulkan ancaman
membanjirnya produk
impor yang dapat
mengancam
kelangsungan usaha
peternak lokal
Maraknya
peredaran daging
impor di pasar
tradisional
sebagai akibat
dibukanya keran
impor daging oleh
Pemerintah
Pusat.Hal ini
Usaha peternakan Kab.
Magetan masih didominasi
oleh para peternak skala
kecil dan merupakan mata
pencaharian salah satu dari
sub sistem pertanian,
dimana karakteristiknya
adalah mempunyai lahan
sempit, bermodal kecil dan
III - 7
NO DINAMIKA
INTERNASIONAL DINAMIKA NASIONAL
ISU STRATEGIS
DinamikaRegional/Lokal Lain-lain
dapat
berpengaruh pada
penurunan minat
budidaya
peternakan
produktivitas yang rendah
4 Adanya tuntutan
perlakuan terhadap
hewan ternak
hendaknya mengikuti
prinsip-prinsip
kesejahteraan hewan
(animal welfare).
Pengabaian terhadap
animal welfare
berpotensi menjadi
salah satu hambatan
dalam perdagangan
internasional. Perlu
untuk mempercepat
penerapan
kesejahteraan hewan
agar mampu
meningkatkan daya
saing produk di pasar
bebas.
Berdasarkan
ketentuan UU No
18 Tahun 2009,
pemotongan
hewan yang
dagingnya
diedarkan harus
dilakukan di
Rumah Potong
yang berstandar
NKV guna
menjamin
terpenuhinya
standar aman,
sehat, utuh dan
halal.
Masih banyak pemotongan illegal diluar RPH.
3.2 Telaahan Visi, Misi dan Program Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah Terpilih
Menelaah visi, misi, dan program kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih
ditujukan untuk memahami arah pembangunan yang akan dilaksanakan selama
kepemimpinan kepala daerah dan wakil kepala daerah terpilih dan untuk mengidentifikasi
faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan SKPD yang dapat mempengaruhi
pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah tersebut.
Hasil identifikasi SKPD tentang faktor-faktor penghambat dan pendorong pelayanan
SKPD yang dapat mempengaruhi pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala
daerah terpilih ini juga akan menjadi input bagi perumusan isu-isu strategis pelayanan
SKPD. Dengan demikian, isu-isu yang dirumuskan tidak saja berdasarkan tinjauan terhadap
kesenjangan pelayanan, tetapi juga berdasarkan kebutuhan pengelolaan faktor-faktor agar
dapat berkontribusi dalam pencapaian visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah
terpilih.
III - 8
Tabel 3.3 FAKTOR PENGHAMBAT DAN PENDORONG PELAYANAN SKPD
TERHADAP PENCAPAIAN VISI, MISI DAERAH
Visi: “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat magetan yang adil, mandiri dan bermartabat”
No Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
1 Misi 3 : Menggairahkan perekonomian daerah, melalui
berbagai program pengungkit, dan
optimalisasi pengembangan
sdm serta pengelolaan sda
yang berwawasan lingkungan
Program Pelayanan
Administrasi Perkantoran
- pelayanan Dinas Peternakan dan Perikanan harus ditunjang oleh administrasi
perkantoran seperti listrik, telpon, air, ATK, SPPD, penjaga malam
dan lain-lain
- kurangnya anggaran
untuk administrasi perkantoran
Program Peningkatan Sarana dan
Prasarana Aparatur
- Kondisi perkantoran dan sarana dan prasarana
penunjang aktifitas personil didinas dan
lapangan yang kurang memadai
-Pelayanan kepada
masyarakat tidak bisa optimal
-Kinerja dinas peternakan yang kurang optimal
Dukungan Pemerintah daerah
terhadap perbaikan gedung
kantor dan pemenuhan sarana dan
prasarana personil
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
- pemberantasan penyakit hewan ternak masih
belum tertangani dengan baik terutama penyakit-penyakit yang bersifat sporadis dan belum mampu dibebaskan
seperti flu burung dan BEF pada sapi potong.
-
Kurangnya sarana dan prasarana.
- Kurangnya tenaga medis veteriner dan
paramedis veteriner.
- Kurangnya sarana dan prasarana lembaga
kesehatan hewan seperti
puskeswan dan check point
- Dukungan pemerintah melalui
APBN. - Ternak sapi
potong dan unggas merupakan
komoditas utama dan andalan di Kab. Magetan.
- Partisipasi pemerintah
kab/kota
III - 9
Visi: “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat magetan yang adil, mandiri dan bermartabat”
No Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
Program peningkatan
Produksi Peternakan
- Produksi dan produktifitas ternak yang masih di bawah kinerja
yang diharapkan. - wilayah perbibitan,
budidaya dan pembesaran sudah dipetakan tetapi
ditetapkan. - Percontohan untuk peningkatan SDM
aparatur peternakan maupun peternak - Bantuan kepada
peternak baik peralatan maupun ternak
- permodalan bagi kelompok ternak
- Kurangnya SDM teknis
peternakan dan kesehatan
hewan. - Kurangnya sarana dan prasarana.
- Kurangnya peralatan
peternakan yang dimiliki oleh
peternak - akses
permodalan yang sulit
diakses oleh kelompok ternak
- Dukungan pemerintah melalui
APBN. - Ternak sapi
potong dan unggas merupakan
komoditas utama dan andalan di Kab. Magetan. - Balai Latihan
Peternakan sebagai sarana
percontohan bagi peternak
-minat msayarakat yang tinggi dibidang
peternakan -Dukungan
pemerintah daerah terhadap
pengembangan setor peternakan
Program Peningkatan Pemasaran
Produksi Hasil Produksi
Peternakan
-Kurangnya pusat-pusat pemasaran produksi hasil
produksi peternakan -Data dan informasi di
tingkat kelompok peternak masih minim.
- Minimnya pemanfaatan teknologi
- Kurangnya pusat-pusat penampungan hasil
peternakan - Kurangnya pengetahuan
masyarakat dalam pengolahan bahan asal
hewan
- akses produk impor
peternakan mengancam
peternak lokal sehingga dapat
menurunkan minat pada subsektor
peternakan. - Penyuluhan
kepada pelaku usaha
pengolahan asil peternakan dan
pejagal serta pedagang
daging tentan penanganan bahan asal hewan yang
higienis.
-Diversisifikasi produk
pascapanen telah banyak dilakukan.
- Teknologi pascapanen
- Dukungan dana dari pemerintah pusat maupun
Kabupaten.
Program peningkatan penerapan teknologi
peternakan
- kurangnya pengetahuan aparatur dinas dan peternak tentang
penerapan teknologi tepat guna
- Peternakan hanya
pekerjaan sambilan dan belum dikelola
Balai Latihan Peternakan
sebagai sarana percontohan bagi
peternak
III - 10
Visi: “Terwujudnya kesejahteraan masyarakat magetan yang adil, mandiri dan bermartabat”
No Misi dan Program
KDH dan Wakil KDH terpilih
Permasalahan Pelayanan SKPD
Faktor
Penghambat Pendorong
dengan baik
Program pengembangan
budidaya perikanan
-masih rendahnya produksi dan produktfitas
budidaya perikanan -sarana dan prasarana
budidaya ikan dimasyarakat yang masih
kurang
-Pengetahuan pembudidaya
ikan yang masih rendah
-kepemilikan luasan kolam
yang masih kecil
-berkembangnya usaha budidaya
ikan dimasyarakat - Dukungan dana dari pemerintah pusat maupun
Kabupaten -BBI sebagai
penghasil benih unggul dan KAD sebagai pusat
pembesaran dan UPP
Program pengembangan
perikanan tangkap
- produksi perairan umum yang masih rendah di kabupaten magetan
- rendahnya kesadaran masyarakat
akan pelestarian
sumber daya perikanan
Potensi perairan umum
di kabupaten magetan yang
masih luas Kab. Magetan sebagai pioner
Pokmaswas perairan umum diJawa Timur
Program Optimalisasi
pengelolaan dan pemasaran
produksi perikanan
- Konsumsi makan ikan yang masih rendah di Kab.
Magetan
- kesadaran masyarakat
magetan untuk mengkonsumsi
ikan masih rendah
-kurangnya diversifikasi produk olahan perikanan
Pentingnya mengkonsumsi
ikan bagi masyarakat
3.3 Telaahan Renstra Kementrian / Lembaga dan Renstra Propinsi
Analisis Renstra K/L dan SKPD Provinsi (yang masih berlaku) ditujukan untuk
menilai keserasian, keterpaduan, sinkronisasi, dan sinergitas pencapaian sasaran
pelaksanaan Renstra SKPD kabupaten/kota terhadap sasaran Renstra K/L dan Renstra
SKPD Provinsi sesuai dengan urusan yang menjadi kewenangan sesuai dengan tugas dan
fungsi masing-masing SKPD. Analisis ini dilakukan untuk mengidentifikasi:
a. apakah capaian sasaran pelaksanaan Renstra SKPD kabupaten/kota telah berkontribusi
terhadap pencapaian sasaran Renstra SKPD provinsi dan Renstra K/L; dan
b. apakah tingkat capaian kinerja Renstra SKPD kabupaten/kota melebihi/sama/kurang dari
sasaran Renstra SKPD provinsi atau Renstra K/L.
III - 11
Jika tingkat capaian kinerja Renstra SKPD kabupaten/kota melebihi sasaran
Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi, maka hal ini menunjukkan bahwa kinerja SKPD
sudah baik secara nasional/provinsi. Sedangkan jika lebih rendah, maka hal ini
mengindikasikan bahwa SKPD tersebut memiliki permasalahan dalam penyelenggaraan
pelayanannya, seperti dalam perencanaan program, kegiatan, dan pendanaan, sumber daya
penyelenggaraan pelayanan, proses/prosedur/mekanisme pelayanan, dan strategi/ kebijakan
pelayanan yang ditempuh.
Hasil review terhadap Renstra K/L dan Renstra SKPD provinsi yang masih berlaku,
menjadi masukan dalam perumusan isu-isu strategis pelayanan SKPD yang akan ditangani
pada Renstra SKPD kabupaten/kota periode berikutnya.
Tabel 3.4
KOMPARASI CAPAIAN SASARAN RENSTRA SKPD KABUPATEN/KOTA
TERHADAP SASARAN RENSTRA SKPD PROVINSI DAN RENSTRA K/L
No Indikator Kinerja
Capaian Sasaran
Renstra SKPD
Kabupaten/Kota
Sasaran pada
Renstra SKPD
Provinsi
Sasaran pada
Renstra K/L
1 Populasi Ternak
Sapi potong=
105.000, sapi
perah=185, kerbau
308, kuda=165,
kambing=42.000,
domba=31.000,
unggas=7.800.000,
kelinci = 23.000
Sapi potong=
5.515.589, sapi
perah=283.700,
kerbau 28.245,
kuda=10.587,
kambing=3.212.514,
domba=1.311.647,
unggas=263.201.50
2, kelinci = 332.371
Sapi potong=
17.678.242, sapi
perah=697.534,
kerbau 1.339.516,
kambing=19.108.91
4,
domba=13.199.245,
ayam
buras=320.195.350, itik = 43.902.389
2
Produksi Daging, Telur, Susu
Daging sapi= 812
ton, kambing/domba=385
ton, daging unggas=
5.830 ton,
telur=19.500 ton,
susu=165.000 liter
Daging = 406.604
ton, , telur=387.686
ton, susu=463.464
liter
Daging = 2.660.464
ton, , telur=
1.791.609 ton,
susu=1.470.237 liter
3 Produksi ikan
budidaya 1.398 ton 1.398 ton 16,69 juta ton
Produksi ikan di
perairan umum 38 ton 38 ton 5,5 juta ton
4 Konsumsi makan
ikan
12,51
kg/kapita/tahun
12,51
kg/kapita/tahun 38 kg/kapita/tahun
III - 12
3.4 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah dan Kajian Lingkungan Hidup Strategis
3.4.1 Telaahan Rencana Tata Ruang Wilayah
Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur
terkait yang batas dan sistemnya ditentukan berdasarkan aspek administratif dan/atau aspek
fungsional. Sedangkan kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung atau
budidaya.
Telaahan rencana tata ruang wilayah ditujukan untuk mengidentifikasi implikasi
rencana struktur dan pola ruang terhadap kebutuhan pelayanan SKPD. Dibandingkan dengan
struktur dan pola ruang eksisting maka SKPD dapat mengidentifikasi arah (geografis)
pengembangan pelayanan, perkiraan kebutuhan pelayanan, dan prioritas wilayah pelayanan
SKPD dalam lima tahun mendatang. Dikaitkan dengan indikasi program pemanfaatan ruang
jangka menengah dalam RTRW, SKPD dapat menyusun rancangan program beserta
targetnya yang sesuai dengan RTRW tersebut.
Tabel 3.5 HASIL TELAAHAN STRUKTUR RUANG WILAYAH
KABUPATEN MAGETAN
No Rencana Struktur Ruang
Struktur Ruang Saat Ini
Indikasi Program Pemanfaatan Ruang
pada Periode Perencanaan
Berkenaan
Pengaruh Rencana Struktur Ruang terhadap
Kebutuhan Pelayanan SKPD
Arahan Lokasi Pengembangan
Pelayanan SKPD
1 Kawasan Budidaya ternak
Sudah terpetakan lokasi budidaya ternak. sapi potong kereman di daerah 3P 1S. sapi bibit di daerah bawah
Berkembangnya ternak sesuai dengan kawasan dimaksud (bisa dilihat dari struktur populasi pada daerah itu)
Pengalokasian kegiatan pengembangan ternak diarahkan kepada daerah yang dimaksud Pembentukan kawasan karena adanya dukungan SDA dan kultur masyarakat
Lokasi budidaya ternak. sapi potong kereman di daerah 3P 1S. sapi bibit di daerah bawah
2 Kawasan budidaya ikan
Sudah ada SK Bupati mengenai kawasan Budidaya ikan
Berkembangnya budidaya ikan sesuai dengan kawasan dimaksud (bisa dilihat dari produksi ikan pada daerah itu)
Kemudahan pengembangan jenis ikan tertentu pada kawasan tertentu Kemudahan kontrol produksi ikan Pemerataan budidaya ikan sesuai dengan potensi daerah kawasan
III - 13
3.4.2 Kajian Lingkungan Hidup Strategis
Kajian Lingkungan Hidup Strategis, yang selanjutnya disingkat KLHS adalah
rangkaian analisis yang sistematis, menyeluruh, dan partisipatif untuk memastikan bahwa
prinsip pembangunan berkelanjutan telah menjadi dasar dan terintegrasi dalam
pembangunan suatu wilayah dan/atau kebijakan, rencana, dan/atau program.
Tabel 3.6
Hasil Analisis terhadap Dokumen KLHSKabupaten Magetan
Dinas Peternakan dan Perikanan
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS
Implikasi
terhadap
Pelayanan SKPD
Catatan bagi
Perumusan
Program dan
Kegiatan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5)
1.
Kapasitas daya dukung dan daya
tampung lingkungan hidup untuk
pembangunan
Masih ada
pemeliharaan
ternak yang
dekat dengan
permukiman
penduduk
sehingga
menimbulkan
polusi bau
Manajemen
pakan dan
pengelolaan
limbah
Pembinaan
good farming
practice perlu
diintensifkan
2. Perkiraan mengenai dampak dan
risiko lingkungan hidup
Seiring dengan
meningkatnya
populasi ternak
mengakibatkan
peningkatan emisi
gas rumah kaca
yang berasal dari
kotoran ternak
dan proses
pencernaan,
terutamanya yang
berasal dari
hewan ternak
besar
Pengendalian
dan
penanggulangan
penyakit hewan
menular
strategis Pembinaan
good farming
practice perlu
diintensifkan
3. Kinerja layanan/jasa ekosistem
4. Efisiensi pemanfaatan sumber
daya alam
Kebanyakan peternak telah
menerapkan eco-
farming yaitu
pengelolaan
limbah ternak
menjadi bahan
yang bermanfaat
seperti untuk
pupuk dan biogas
Penetapan kawasan
peternakan
sesuai dengan
potensi
setempat
Perlu
dukungan alat
pengolah
pupuk organik
dan biogas
5.
Tingkat kerentanan dan kapasitas
adaptasi terhadap perubahan
iklim
Untuk ternak
besar tingkat
kerentanan
Perlu adanya
pencegahan
dan antisipasi
Pembinaan
good farming
practice perlu
III - 14
No Aspek Kajian Ringkasan KLHS
Implikasi
terhadap
Pelayanan SKPD
Catatan bagi
Perumusan
Program dan
Kegiatan SKPD
(1) (2) (3) (4) (5)
rendah dan
mempunyai
adaptasi yg tinggi
terhadap
perubahan
lingkungan,
sebaliknya untuk
ternak unggas
terhadap hal
tersebut
diintensifkan
6. Tingkat ketahanan dan potensi
keanekaragaman hayati
Masih adanya
penyakit ternak
yang menular
kepada manusia
Perlu adanya
pencegahan
dan antisipasi
terhadap hal
tersebut
Pembinaan
good farming
practice perlu
diintensifkan
3.5 Penentuan Isu-isu Strategis
Isu strategis merupakan isu yang paling mendesak untuk ditangani bagi
perkembangan pembangunan Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Magetan. Dari
beberapa permasalahan yang berhasil diidentifikasi maka kiranya dapat kami sampaikan
beberapa permasalahan atau issue strategis di Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan yang antara lain sebagai berikut:
Analis isu-isu strategis merupakan bagian penting dan sangat menentukan dalam
proses penyusunan rencana pembangunan daerah untuk melengkapi tahapan-tahapan yang
telah dilakukan sebelumnya. Identifikasi isu yang tepat dan bersifat strategis meningkatkan
akseptabilitas prioritas pembangunan, dapat dioperasionalkan dan secara moral serta etika
birokratis dapat dipertanggungjawabkan.
Perencanaan pembangunan antara lain dimaksudkan agar layanan SKPD senantiasa
mampu menyelaraskan diri dengan lingkungan dan aspirasi pengguna layanan. Oleh karena
itu, perhatian kepada mandat dari masyarakat dan lingkungan eksternalnya merupakan
perencanaan dari luar ke dalam yang tidak boleh diabaikan.
Isu-isu strategis berdasarkan tugas dan fungsi SKPD adalah kondisi atau hal yang
harus diperhatikan atau dikedepankan dalam perencanaan pembangunan karena
dampaknya yang signifikan bagi SKPD dimasa datang. Suatu kondisi/kejadian yang menjadi
isu trategis adalah keadaan yang apabila tidak diantisipasi, akan menimbulkan kerugian
yang lebih besar atau sebaliknya, dalam hal tidak dimanfaatkan, akan menghilangkan
peluang untuk meningkatkan layanan kepada masyarakat dalam jangka panjang.
Suatu isu strategis bagi SKPD diperoleh baik berasal dari analisis internal berupa
identifikasi permasalahan pembangunan maupun analisis eksternal berupa kondisi yang
III - 15
menciptakan peluang dan ancaman bagi SKPD di masa lima tahun mendatang. adapun isu
strategis tersebut adalah :
1. Penyakit hewan menular pada ternak yang mewabah
2. Masih ada Peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan (HBAH)
yang tidak layak komsumsi dan layak edar yang terjamin (ASUH)
3. Rendahnya teknologi dan pemasaran hasil peternakan dan perikanan. serta kurangnya
pusat-pusat pemasaran hasil peternakan dan perikanan
4. Rendahnya tingkat konsumsi ikan dan hasil peternakan (susu, daging dan telur)
5. Kualitas bibit ternak dan ikan di pasaran masih rendah
6. Kondisi perkantoran dan sarana dan prasarana penunjang aktifitas personil didinas dan
lapangan yang kurang memadai
7. Skala usaha peternakan dan perikanan yang masih kecil dan sebagai usaha sampingan
8. Sulitnya akses permodalan bagi peternak dan pembudidaya ikan
9. Pemotongan betina produktif yg masih tinggi
10. Fasilitas pengamanan penyakit zoonosa sangat minimal
11. Rendahnya pengetahuan peternak dan personil dinas
12. Kebijakan Budgeting yang tidak berpihak pada usaha Peternakan dan Kesehatan Hewan
13. Kesadaran masyarakat dan pengusaha/industri masih rendah terhadap kesehatan hewan
dan kesehatan manusia serta keselamatan lingkungan
14. Potensi lahan perikanan belum dikelola secara optimal sehingga produksi dan
produktifitas ikan rendah
A. ANALISIS SWOT
Analisis Strengths, Weaknesses, Opportunity dan Threats (SWOT) atau yang lebih
familiar di telingga kita sebagai kekuatan, kelemahan, Peluang dan Ancaman diperlukan
untuk menyusun konsep visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ke
depan. Analisis ini merupakan identifikasi yang sistematis dari lingkungan internal maupun
lingkungan eksternal serta merupakan salah satu alat yang dapat digunakan untuk
menentukan sektor strategis dan mengarahkan strategi pembangunan Peternakan dan
Peternakan yang terbaik. Analisa ini didasarkan pada asumsi bahwa strategi yang efektif
memaksimalkan kekuatan dan peluang serta meminimalkan kelemahan dan
ancaman/hambatan.
Adapun analisa matrik swot pada SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan dapat
dilihat pada bagan berikut :
III - 16
ANALISA MATRIK SWOT DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KAB. MAGETAN
Lingkungan internal Lingkungan eksternal
Kekuatan (strengths = s)
Kelemahan (weaknesses = w)
1. Potensial Pengembangan Usaha Peternakan Sapi potong
dan Sapi bibit 2. Populasi ternak di Kabupaten Magetan yang besar dan
merupakan daerah produsen dan pengirim sapi potong keluar daerah
3. Kabupaten Magetan telah terbentuk kawasan pengembangan budidaya ternak yang menyebar dan potensi lahan peternakan dan perikanan rakyat
4. Struktur umur Peternak dan Petani ikan yang produktif 5. Geografi dan iklim mendukung serta Kapasitas tampung
wilayah masih tinggi 6. Regulasi dan dukungan pemkab
1. Penyakit hewan menular pada ternak yang mewabah 2. Masih ada Peredaran Bahan Asal Hewan (BAH) dan Hasil
Bahan Asal Hewan (HBAH) yang tidak layak komsumsi dan layak edar yang terjamin (ASUH)
3. rendahnya tingkat ketrampilan penduduk 4. Rendahnya teknologi dan pemasaran hasil peternakan dan
perikanan 5. Kesadaran dan kemampuan masyarakat terhadap
perbaikan gizi keluarga masih rendah 6. Kualitas bibit ternak di pasaran masih rendah 7. Pemotongan betina produktif yg masih tinggi 8. Fasilitas pengamanan penyakit-penyakit zoonosa sangat
minimal 9. SDM Profesional sangat minim
Peluang (opportunities = o) Strategi offensif Peluang + kekuatan (so )
Strategi perkuatan/konsolodasi Peluang + kelemahan (wo)
1. Meningkatnya permintaan dan
kebutuhan pangan asal hewan dan ikan
2. Tingginya nilai ekonomis komoditi peternakan dan perikanan
3. Peningkatan PAD sektor Peternakan dan Perikanan
4. Animo masyarakat pada sektor peternakan dan Perikanan sangat tinggi
1. Peningkatan ketersediaan pangan hasil ternak yang
aman, sehat, utuh, dan halal (asuh) 2. Meningkatkan populasi ternak mengingat animo
massyarakt yang tinggi serta kondisi alam yang mendukung
3. Optimalisasi obyek PAD. 4. Mengoptimalkan daya tampung ternak dalam satu wilayah
dengan memanfaatkan dukungan kredit usaha peternakan dan perikanan serta mengalokasikan kegiatan yang mendukung
5. Memanfaatkan dukungan pemerintah untuk menggerakkan sektor peternakan dan Perikanan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
1. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran dan
penularan penyakit menular 2. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak dan ikan
mengingat tingginya nilai ekonomis komoditi peternakan dan perikanan
3. Pengembangan potensi Peternakan dan Perikanan menurut kemampuan yang ada
4. Sosialisasi dan Penyebaran informasi program peternakan dan perikanan serta menjadikan usaha peternakan/perikanan sebagai usaha komersial dan bukan hanya usaha sampingan
III - 17
Ancaman (treats = t) Strategi ST Ancaman + kekuatan (s t)
Stretegi WT Ancaman + kelemahan ( w t)
1. Fluktuasi harga produk peternakan dan
perikanan 2. Panjangnya mata rantai tata niaga
produk peternakan dan perikanan 3. Kebijakan impor produk peternakan
dan perikanan mempengaruhi kondisi lokal
4. Harga sapi yang masih dipermainkan oleh pedagang
5. Semakin berkembangnya pergerakan teknologi dan informasi Peternakan dan Perikanan
6. Persainagn produk Peternakan dan Perikanan dari wilayah sekitar
1. Pengembangan Budidaya Peternakan dan Perikanan yang
intensif dan Diversifikasi produk dlm rangka mencukupi kebutuhan protein hewani.
2. Menggalang kerja sama lintas stakeholders/lintas sektoral /lintas wilayah baik internal kab maupun eksternal kab dalam menangani peredaran Ternak dan produk pangan asal hewan
3. Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam rangka mepengaruhi harga sapi dipasaran yang masih dipermainkan pedagang sapi dan berfluktuasi serta memutus mata rantai tata niaga ternak yang panjang
4. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki SKPD untuk meningkatkan produksi dan produksitfitas ternak serta memberikan bantuan kredit lunak kepada masyarakat sebagai penguatan modal sektor peternakan dan Perikanan
5. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM Masyarakat peternakan dan Perikanan dengan penerapan teknologi tepat guna
1. Pencegahan, pegendalian dan pemberantasan penyakit
hewan menular 2. Pembinaan dan Pengawasan Peredaran Bahan Asal Hewan
dan Hasil Bahan Asal Hewan antar Stakeholder dan lintas Stakeholder
3. Mendorong intervensi pemerintah Propinsi dan Kab. yang lebih besar dalam hal kebijakan impor produk peternakan dan perikanan
4. Menggalang kekuatan kelembagaan masyarakat untuk lebih pro aktif mengembangkan peternakan dan perikanan
5. Pembinaan personil dan Optimalisasi SDM dalam rangka peningkatan profesionalisme Tugas dan Fungsi SKPD
6. Pengawasan dan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif sebagai sumber plasma nuftah peternakan.
III - 18
3.4. Rumusan Permasalahan Strategi
Strategi ini sebagai langkah adanya Peluang dengan kekuatan yang ada pada SKPD
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan.
a. Peningkatan ketersediaan pangan hasil ternak yang aman, sehat, utuh, dan halal
(ASUH) dalam rangka mendukung pencapaian target kecukupan daging tahun 2010
b. Meningkatkan populasi ternak mengingat animo masyarakat yang tinggi serta
kondisi alam yang mendukung dengan Pembinaan dan bimbingan teknis
pembibitan, reproduksi ternak, pengawasan, peredaran, pembuatan, penggunaan
pakan, Pengawasan, pemeliharaan Kesehatan hewan.
c. Optimalisasi obyek Pendapatan Asli Daerah (PAD) sektor Peternakan dan Perikanan
yang belum digali
d. Mengoptimalkan daya tampung ternak dalam satu wilayah dengan memanfaatkan
dukungan kredit usaha peternakan dan perikanan serta mengalokasikan kegiatan
yang mendukung guna pelaksanaan penyebaran dan pengembangan ternak
e. Memanfaatkan dukungan pemerintah untuk menggerakkan sektor peternakan dan
Perikanan yang mempunyai nilai ekonomis yang tinggi
3.4.1 Strategi perkuatan/konsolodasi
Strategi ini diambil dari implementasi langkah Peluang dengan kelemahan (WO)
a. Meningkatkan kewaspadaan terhadap penyebaran dan penularan penyakit menular
b. Meningkatkan produksi dan produktifitas ternak dan ikan mengingat tingginya nilai
ekonomis komoditi peternakan dan perikanan
c. Pengembangan potensi Peternakan dan Perikanan menurut kemampuan yang ada
d. Sosialisasi dan Penyebaran informasi program peternakan dan perikanan serta
menjadikan usaha peternakan/perikanan sebagai usaha komersial dan bukan
hanya usaha sampingan
e. Mengusulkan agar dalam rekruetmen CPNS Pemerintah Kabupaten Magetan
dibuka formasi bagi tenaga teknis peternakan dan Perikanan (Dokter Hewan,
Peternakan, Perikanan)
3.4.3 Strategi ST
Strategi ini sebagai langkah adanya Ancaman dengan kekuatan yang ada pada
SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
a. Pengembangan Budidaya Peternakan dan Perikanan yang intensif dan
Diversifikasi produk dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani.
b. Menggalang kerja sama lintas stakeholders/lintas sektoral /lintas wilayah baik
internal Kab maupun eksternal Kab dalam menangani peredaran Ternak dan
produk pangan asal hewan
III - 19
c. Perlu adanya campur tangan pemerintah dalam rangka mepengaruhi harga sapi
dipasaran yang masih dipermainkan pedagang sapi dan berfluktuasi serta
memutus mata rantai tata niaga ternak yang panjang
d. Pemanfaatan sarana dan prasarana yang dimiliki SKPD untuk meningkatkan
produksi dan produksitfitas ternak serta memberikan bantuan kredit lunak
kepada masyarakat sebagai penguatan modal sektor peternakan dan
Perikanan
e. Meningkatkan kemampuan dan ketrampilan SDM Masyarakat peternakan dan
Perikanan dengan penerapan teknologi tepat guna
3.4.4 Strategi WT
Strategi ini sebagai langkah adanya Ancaman dengan kekuatan yang ada pada
SKPD Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
a. Pencegahan, pegendalian dan pemberantasan penyakit hewan menular
b Pembinaan dan Pengawasan Peredaran Bahan Asal Hewan dan Hasil Bahan
Asal Hewan antar Stakeholder dan lintas Stakeholder
c. Mendorong intervensi pemerintah Propinsi dan Kabupaten yang lebih besar
dalam hal kebijakan impor produk peternakan dan perikanan
d. Menggalang kekuatan kelembagaan masyarakat untuk lebih pro aktif
mengembangkan peternakan dan perikanan
e. Pembinaan personil dan Optimalisasi SDM dalam rangka peningkatan
profesionalisme Tugas dan Fungsi SKPD
f. Pengawasan dan Pengendalian Pemotongan Betina Produktif sebagai sumber
plasma nuftah peternakan
3.5 Rumusan Perubahan, Kecenderungan Masa Depan yang berpengaruh pada Tupoksi
Berdasarkan skenario pertumbuhan dan struktur ekonomi Kabupaten Magetan
2013 – 2018 dimana pembangunan Peternakan Kabupaten Magetan untuk laju pertumbuhan
sebesar 5,96 % Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran skala ekonomi
wilayah sebesar Rp 232.670.830 dan prosentase struktur ekonomi sebesar 5,82 %.
Sedangkan pembangunan Perikanan Kabupaten Magetan untuk laju pertumbuhan sebesar
2,02 % Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) sebagai ukuran skala ekonomi wilayah
sebesar Rp 1.518.540 dan prosentase struktur ekonomi sebesar 0.04 %.
Asumsi yang digunakan tersebut mendasari prediksi struktur ekonomi dan
pertumbuhan ekonomi baru untuk dapat mencapainya adalah dengan langkah – langkah
sebagai berikut :
III - 20
1. Perlu dilakukan peningkatan SDM peternak dan petani ikan yang menuju terampil dan
berwawasan serta berpola pikir agribisnis Peternakan dan Perikanan melalui
pembinaan, penyuluhan, studi banding maupun percontohan bagi pelaku peternakan
dan perikanan
2. Perlu diupayakan peningkatnya produksi dan produktifitas ternak dan ikan guna
berkembangnya kelembagaan usaha Peternakaan dan Perikanan yang memadai.
Indikator yang dapat diprediksi dalam pencapaian kinerjanya adalah salah satunya
dengan peningkatan populasi ternak sbb :
Tabel 3.7. Prediksi Populasi Ternak Besar
No. JENIS
TERNAK 2013 2014 2015 2016 2017 2018
R (%)
1 Sapi Potong
95.901 98.778 101.741 104.793 107.937 111.175 3,00
2 Sapi Perah
190 196 202 208 214 220 3,00
3 Kerbau 300 300 300 300 300 300 0,00
4 Kuda 165 165 165 165 165 165 0,00
Tabel 3.8. Prediksi Populasi Ternak Kecil
No. JENIS TERNAK
2013 2014 2015 2016 2017 2018 R
(%)
1 Kambing 37.541
38.292
39.058
39.839
40.636
41.449
2,00
2 Domba
28.009
28.569
29.140
29.723
30.318
30.924 2,00
3 Babi
6.268
6.394
6.521
6.652
6.785
6.921 2,00
4 Kelinci
20.129
20.733
21.355
21.996
22.655
23.335 3,00
Tabel 3.9. Prediksi Populasi Unggas
No.
JENIS TERNAK
2013 2014 2015 2016 2017 2018 R
(%)
1 Ayam Kampung
675.298
688.804 702.580 716.632 730.964 745.584 1,9
2 Ayam Ras Pedaging
3.667.892
3.741.250
3.816.075
3.892.396
3.970.244
4.049.649
2,00
3 Ayam Ras Petelur
2.061.009
2.102.229
2.144.273
2.187.159
2.230.902
2.275.520
4,00
4 Itik 27.333 27.879 28.437 29.005 29.586 30.177 2,00
5 Menthok 7.876 8.034 8.195 8.358 8.526 8.696 2,0
0
III - 21
Tabel 3.10 Prediksi Luas Areal dan Produksi Ikan Darat
No. Tahun Luas Areal (Ha) Produksi (Kw)
Perairan Umum
Kolam Perairan Umum
Kolam
1 2013 77,70 18.72 374.7 1.15
2 2014 77,70 18.80 375.5 1.16
3 2015 77,70 18.87 376.2 1.16
4 2016 77,70 18.95 377.0 1.17
5 2017 77,70 19.03 377.8 1.17
6 2018
3. Perlu dilakukan usaha guna menumbuhkembangkan produk unggulan yang berdaya
saing tinggi. Langkah nyata dalam implementasinya adalah dengan :
a. Perlu ditingkatkan kwalitas produksi peternakan dan perikanan
b. perlu dijaminnya keamanan pangan asal hewan dan ikan yang ASUH guna
mewujudkan ketersediaan protein hewani dan mendukung perbaikan gizi
masyarakat melalui pembangunan RPH-R (Rumah Potong Hewan Ruminansia) SNI
dan RPU (Rumah Potong Unggas) SNI
c. Perlu dikendalikan Prevalensi Penyakit hewan yang dapat mengangkat derajat
kesehatan hewan dan ikan.
d. Upaya-upaya promosi produk unggulan baik peternakan maupun perikanan baik
didalam daerah melalui pameran, kontes ternak, gemarikan atau even-even yang
lain dan luar daerah.
Berikut data prediksi pada produksi telur, Produksi Daging, Pemotongan ternak dan
produksi susu sapi.
Tabel 3.11 Prediksi Produksi Telur
No. JENIS
TERNAK(Kg) 2009 2010 2011 2012 2013
R (%)
1 Ayam Kampung
388,779 396,166 403,693 411,363 419,179 1,9
2 Ayam Petelur 14,196,111
14,480,033
14,769,634
15,065,027
15,366,327
2,00
3 Itik Manila 134,498 137,188 139,932 142,731 145,585 2,0
III - 22
Tabel 3.12. Prediksi Produksi Daging
No. JENIS TERNAK
2009 2010 2011 2012 2013 R (%)
1 Sapi 484,489 488,365 492,272 496,210 500,179 0,8
2 Kerbau - - - - - -
3 Kuda - - - - - -
4 Babi 7,967 8,047 8,127 8,208 8,290 1,00
5 Kambing 42,640 43,067 43,497 43,932 44,372 1,00
6 Domba 8,801 8,889 8,978 9,068 9,159 1,00
7 Ayam
Kampung
633,956 642,197 650,546 659,003 667,570 1,3
8 Ayam
Pedaging
4,517,125 4,697,810 4,885,722 5,081,151 5,284,397 4,00
9 Ayam
Petelur
750,756 765,771 781,086 796,708 812,642 2,00
10 Itik 9,403 9,591 9,783 9,979 10,178 2,00
11 Menthok 3,804 3,880 3,957 4,037 4,117 2,00
C.3.4. Prediksi Pemotongan ternak
No. Uraian 2009 2010 2011 2012 2013 R (%)
1 Sapi
2,403
2,684
2,634 2,654 2,555 0.76
2 Kerbau - - - - - -
3 Babi
57
70 75 75 72 0.16
4. Kambing
1,528
974
1,047
1,119 1,167 4.72
5. Domba 764 486 519 546 557 12.53
4. Perlu diterapkan tehnologi tepat guna yang dapat menciptakan lapangan kerja yang
produktif
Untuk mencapai kondisi yang diinginkan ini dengan langkah sbb :
a. Pengkajian, penerapan dan pemanfaatan tehnologi tepat guna peternakan.
b. Memberi peluang lewat program pengungkit pemberdayaan Masyarakat yang
menciptakan lapangan kerja sektor Peternakan dan Perikanan
5. Perlu dilestarikan potensi Sumberdaya hayati dan plasma nuftah peternakan / Perikanan
menggali sumber daya Peternakan Perikanan secara optimal.
6. Perlu adanya perbaikan sarana dan prasarana perkantoran serta sarana aktivitas personil
dinas baik didinas maupun dilapangan.
III - 23
7. Perlu dikembangkan peternakan dan perikanan yang berwawasan terhadap lingkungan
8. Perlu diupayakan kemudahan akses permodalan bagi peternak dan pembudidaya ikan
9. Perlu ditata secara rapi dan terstruktur tata niaga produk peternakan dan perikanan guna
tepat sasaran
10. Perlu dibantu dan dikembangkan penyediaan sarana produksi peternakan dan perikanan.
IV - 1
BAB IV
VISI, MISI, TUJUAN , STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN
4.1 VISI
Perumusan visi dan misi jangka menengah SKPD merupakan salah satu tahap
penting penyusunan dokumen Renstra SKPD sebagai hasil dari analisis sebelumnya. Visi
menjelaskan arah atau suatu kondisi ideal di masa depan yang ingin dicapai (clarity of
direction) berdasarkan kondisi dan situasi yang terjadi saat ini yang menciptakan
kesenjangan (gap) antara kondisi saat ini dan masa depan yang ingin dicapai. Di sini, visi
diciptakan melampaui realitas sekarang. Visi bukan hanya mimpi atau serangkaian harapan,
tetapi suatu komitmen dan upaya merancang dan mengelola perubahan untuk mencapai
tujuan.Oleh karena itu, visi didasarkan pada realita, bukan pikiran berandai-andai (wishfull
thinking), tetapi dengan focus pada masa depan. Pernyataan visi yang artikulatif akan
memberikan arah yang jelas bagaimana mencapai masa depan yang diharapkan dan
mengatasi kesenjangan yang terjadi.
Visi Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan ini mengacu pada Visi
Pemerintah Kabupaten Magetan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
(RPJMD) yaitu :
“Terwujudnya kesejahteraan masyarakat Magetan yang adil, mandiri dan
bermartabat”,
Penjelasan visi diatas dapat dilihat dalam tabel berikut:
Tabel4.1 Penjelasan Perwujudan Visi
Visi Pokok-pokok Visi Penjelasan Visi
Terwujudnya
kesejahteraan
masyarakat
Magetan yang adil,
mandiri dan
bermartabat
Sejahtera Masyarakat berkecukupan kebutuhan dasar (sandang, pangan, papan, pendidikan dan kesehatan), serta didukung oleh kemampuan daya beli yang layak
Kesejahteraan yang
adil
Kesejahteraan yang dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat Magetan tanpa terkecuali, sesuai dengan ukuran dan tingkatan masing-masing
Kesejahteraan yang
Mandiri
Masyarakat dan daerah mampu mengatasi berbagai tantangan yang dihadapi dengan mengandalkan kemampuan dan kekuatan sendiri
Kesejahteraan
bermartabat
Kesejahteraan yang diraih dari hasil kerja keras secara profesional, sebagai perwujudan masyarakat yang memiliki harga diri yang tinggi, dan memiliki moral terhormat
IV - 2
Dengan visi diatas diharapkan Masyarakat Magetan akan menjadi masyarakat
yang cerdas (wasis) bisa bekerja dan mengembangkan ekonominya. Untuk hal ini tentu
dipersyaratkan bahwa sesudah memiliki kecerdasan tertentu, masyarakat harus sehat
jasmani dan rohani (waras, wutuh) dan dapat mengantisipasi serta menghilangkan
jeratan kemiskinan (wareg, widodo), memanfaatkan upaya hubungan antar kelompok
masyarakat antar bagian antar wilayah kabupaten dan jaringan kerjasama ekonomi
kabupaten secara nasional dan internasional (waskito)
4.2 MISI
Setelah dibuat visi, termasuk pokok-pokok visi dan penjelasan visi, selanjutnya
dibuat misi, termasuk penjelasan misi di dalamnya. Alasan utama pengembangan visi
adalah pada pokok-pokok visi karena pada pokok-pokok visi tersebut terkandung
ulasan-ulasan apa yang akan dijadikan untuk dicapai dalam 5 (lima) tahun kedepan oleh
SKPD. Misi menyangkut komitmen pada stakeholder utama atau apa yang ingin
diwujudkan oleh visi, maka pengembangan misih arus dijabarkan terlebih dahulu kepada
stakeholder utama pembangunan, dalam hal ini masyarakat daerah (secara keseluruhan),
SKPD (pelaku organisasi), pelaku ekonomi di daerah, dan stakeholder pembangunan
daerah lainnya.
Teknisnya, pokok visi harus diidentifikasi terlebih dahulu stakeholder mana yang
menjadi pelaku atau terkena dampak atas pokok.visi dimaksud. Atau stakeholder yang
berhubungan atau terkait dengan pokok visi tersebut, kemudian dibuatlah rincian misi.
Untuk mewujudkan visi pembangunan Peternakan dan Perikanan tersebut maka
dirumuskan misi yang harus dicapai dalam jangka waktu lima tahun kedepan, Rumusan
misi ini akan menjadi pedoman setiap unsur yang terlibat dalam pembangunan
Peternakan dan Perikanan di Kabupaten Magetan.
Adapun misi Dinas Peternakan dan Perikanan adalah mengacu pada Misi ke – 3
Pemerintah Kabupaten Magetan, dari beberapa misi-nya sebagaimana tercantum dalam
RPJMD yang antara lain :
1. Meningkatkan kualitas keimanan dan ketaqwaan dalam kehidupan berbangsa, bernegara dan bermasyarakat
2. Mewujudkan kepemerintahan yang baik, dan peningkatan SDM yang profesional, dilandasi semangat pelaksanaan otonomi daerah
3. Menggairahkan perekonomian daerah, melalui berbagai program pengungkit,
dan optimalisasi pengembangan SDM serta pengelolaan SDA yang berwawasan
lingkungan
4. Mewujudkan sarana dan prasarana infrastruktur yang memadai guna menunjang pertumbuhan ekonomi daerah
5. Mewujudkan suasana aman dan damai, melalui penegakan, kepastian dan perlindungan hukum
IV - 3
Misi ke 3 adalah merupakan misi yang akan dicapai oleh Dinas Peternakan dan
Perikanan, misi ini untuk mewujudkan peningkatan kesejahteraan masyarakat Magetan,
dalam lima tahun ke depan dibutuhkan peningkatan kinerja ekonomi yang bertumpu pada
sektor pertanian, perdagangan, industri dan pariwisata dengan memperhatikan prinsip-
prinsip pembangunan berkelanjutan. Dalam setiap upaya peningkatan perekonomian
perlu adanya prinsip pengembagan sumber daya manusia serta pemanfaatan sumber
daya alam untuk kecukupan manusia dengan mengelolanya secara optimal. Setiap
program pengembangan ekonomi harus mengandung tujuan untuk meningkatkan
pemberdayaan masyarakat dalam rangka mewujudkan kesejahteraan masyarakat
Magetan yang adil dan bermartabat.
4.3 TUJUAN STRATEGI
Tujuan yang hendak dicapai dalam pembangunan Peternakan dan Perikanan 5
tahun yang akan datang ini merupakan penjabaran visi Dinas Peternakan dan Perikanan
yang lebih spesifik dan terukur sebagai upaya mewujudkan visi dan misi pembangunan
jangka menengah adalah:
1. Terwujudnya kesejahteraan sumber daya manusia (SDM) masyarakat peternakan dan
Perikanan;
2. Mewujudkan keamanan pangan asal hewan dan ikan yang aman, sehat, utuh dan halal.
Tujuan pertama mewujudkan kesejahteraanSumber Daya Manusia Peternakan
dan Perikanan yang berwawasan agribisnis untuk membentuk mindset Sumber Daya
Manusia yang punya pola pikir dan wawasan terhadap agribisnis peternakan maupun
perikanan, baik SDM peternak dan petani ikan maupun Sumber Daya Aparatur
peternakan dan Perikanan. Merekalah pelaku atau brainware dalam memajukan kearah
mana pembangunan peternakan dan perikanan akan dibawa. Peningkatan kemampuan
dan ketrampilan ini bertujuan untuk memajukan pembangunan peternakan dan perikanan.
Upaya mewujudkan peningkatan kesejahterann SDM ini termasuk didalamnya adalah
mengembangkan kemandirian kelembagaan usaha peternakan dan perikanan yang
produktif, hal ini diarahkan untuk meningkatkan kemandirian kelembagaan usaha
peternakan dan produksi hasil Peternakaandan Perikanan. Upaya meningkatkan produksi
hasil Peternakaan dan Perikanan ini adalah dengan meningkatkan populasi dan nilai
tambah hasil produksi ternak dan ikan yang didukung dengan peningkatan sarana dan
prasarana produksi serta dengan meningkatkan dan mempertahankan status kesehatan
hewan dan ikan, hal ini diharapkan dapat mengoptimalkan potensi lahan peternakan dan
perikanan yang belum dikelola. Selain itu dengan menggunakan pengkajian, penerapan
dan pemanfaatan tekhnologi tepat guna di bidang peternakan / perikanan, pemanfaatan
IV - 4
sumber pakan lokal, menjalin dukungan dalam penyediaan modal usaha dan menjaga
kelestarian sumber daya alam, diharapkan dapat memunculkan lapangan kerja yang
produktif melalui pemberian peluang lewat program pengungkit pemberdayaan
masyarakat yang mampu mensejahterakan masyarakat.
Tujuan kedua menjamin Tata Niaga produk peternakan dan perikanan yang rapi
dan terarah, hal ini bertujuan untuk memberikanjaminan keamanan pangan asal hewan
dan ikan yang ASUH (Aman, Sehat, Utuh dan Halal) guna mewujudkan ketersediaan
protein hewani dan mendukung perbaikan gizi masyarakat melalui peningkatan konsumsi.
Dengan jaminan ini diharapkan kwalitas mutu produk peternakan dan perikanan dapat
menjamin ketentraman dan diterima konsumen, sehingga dapat mendukung
perkembangan dan pertumbuhan produk unggulan peternakan dan perikanan yang
berdaya saing tinggi dipasaran lokal maupun nasional.
4.4 SASARAN STRATEGI
Sebagaimana tersebut dalam tujuan Dinas Peternakan dan Perikanan diatas akan
dapat terlaksana dengan baik dan sukses bila juga dijalankan rencana sasaran sebagai
kerikut :
1. Meningkatnya produktivitas peternak dan pembudidaya ikan;
2. Meningkatnya jaminan keamanan pangan asal hewan dan ikan yang Aman, Sehat Utuh
dan Halal
Tujuan dan sasaran jangka menengah pelayanan Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan dalam lima tahunan adalah seperti yang tercantum dalam tabel berikut:
IV - 5
Tabel 4.2 TUJUAN DAN SASARAN JANGKA MENENGAH PELAYANAN
DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAGETAN
No. Tujuan Sasaran Indikator
Sasaran
Target Kinerja Sasaran Pada Tahun
2014 2015 2016 2017 2018
1 Terwujudnya kesejahteraan SDM Masyarakat Peternakan dan Perikanan
Meningkatnya
produktivitas
peternak dan
pembudidaya
ikan
Jumlah Produksi Peternakan (Ton)
1. Daging
- sapi 806 812 818 826 834
-kambing /domba
372 380 385 390 395
- Unggas 5.800 5.850 5.900 5.950 6.000
2. Telur 19.200 19.500 19.750 20.000 20.250
3. Susu sapi perah (Lt)
160.000 165.000 170.000 175.000 180.000
Jumlah Produksi Perikanan (Ton)
-
Budidaya 1.144,19 1.200 1.250 1.720,6
1.1772,
6
-
Tangkap 37,45 38,00 38,76 39,54 40,33
2 Mewujudkan keamanan pangan asal hewan dan ikan
Meningkatkan jaminan keamanan pangan asal hewan dan ikan
Jumlah Ternak yang di potong dibawah pengawasan Dinas Peternakan dan Perikana
- Sapi Potong
4.778 4.873 4.971 5.070 5.171
- Kambing 6.423 6.551 6.682 6.816 6.952
- Domba 6.238 6.362 6.490 6.619 6.752
IV - 6
Tabel 4.3 MATRIK HUBUNGAN
TUJUAN, SASARAN DAN INDIKATOR KINERJA JANGKA MENENGAH PELAYANAN DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAGETAN
TUJUAN SASARAN
URAIAN INDIKATOR URAIAN INDIKATOR
1 Terwujudnya kesejahteraan SDM Masyarakat Peternakan dan Perikanan
Prosentase nilai tambah produk peternakan dan perikanan
Meningkatnya produktivitas peternak dan pembudidaya ikan
Produksi Peternakan dan Perikanan
2
Mewujudkan keamanan pangan asal hewan dan ikan yang aman, sehat, utuh dan halal
Derajat kesehatan hewan
Meningkatkan jaminan keamanan pangan asal hewan dan ikan.
Ternak yang dipotong dibawah pengawasan Dinas Peternakan dan Perikanan
STRATEGI
Tujuan yang telah dirancang secara konseptual, analitis, realitis, rasional dan
komprehensif akan mewujudkan strategi dalam kebijakan dan program yang mantap.
Demikian juga Dinas Peternakan dan Perikanan, strategi yang hendak dijalankan adalah
sebagai berikut :
1. Meningkatkan SDM Peternakan dan Perikanan
2. Meningkatkan populasi, produksi dan produktifitas ternak dan ikan
3. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas dalam penyelenggaraan Pemerintah
4. Meningkatkan Produksi, nilai tambah dan mutu hasil produksi peternakan dan
Perikanan
5. Optimalisasi Potensi Lahan Peternakan dan Perikanan yang masih belum dikelola
6. Pemanfaatan Sumber Pakan Lokal Melalui Tanaman hijauan Pakan Ternak
7. Menjalin dukungan dalam penyediaan Modal Usaha peternakan dan Perikanan
8. Pengkajian, Penerapan Dan Pemanfaatan Teknologi Tepat Guna Peternakan
9. Penyediaan Produk Pangan Asal Hewan Untuk Konsumsi Protein Hewani
10. Dukungan Program Percepatan Swasembada Daging Sapi (P2SDS) 2010
11. Meningkatkan Konsumsi Makan Ikan dan produk olahannya
12. Pengendalian, Pemberantasan Penyakit Hewan Menular pada ternak dan ikan yang
dapat mempengaruhi Pendapatan Peternak
IV - 7
4.5 ARAH KEBIJAKAN
Arah kebijakan teknis pembangunan peternakan dan perikanan dapat dibedakan
menjadi kebijakan internal dan eksternal
Kebijakan Internal adalah sebagai berikut :
1. Memberdayakan dan mengembangkan peternakan rakyat untuk mendorong
diversifikasi produk dalam rangka mencukupi kebutuhan protein hewani
2. Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha peternakan dan peningkatan
pengawasan lalu lintas ternak dan pencegahan secara dini penyakit ternak.
3. Meningkatkan pembangunan perikanan yang diarahkan pada usaha agribisnis-
agroindustri perikanan meliputi benih ikan, ikan konsumsi, ikan hias, penangganan
pasca panen dan diversifikasi produk olahan perikanan
4. Memperluas jaringan pemasaran hasil usaha perikanan
5. mewujudkan pemanfaaatan sumberdaya alam dalam rangka keseimbangan ekologis
dan biologis seperti pakan dan pupuk organik.
6. Peningkatan kemampuan SDM peternak dan penguatan lembaga pendukungnya
7. Peningkatan produksi ikan dan budidaya ikan
8. Meningkatkan kwalitas dan Kwantitas budidaya ternak dan ikan
9. Peningkatan benih ikan guna mencukupi kebutuhan budidaya ikan
10. Memberi peluang lewat program pengungkit pemberdayaan Masyarakat yang
menciptakan lapangan kerja sector Peternakan dan Perikanan
11. Pengawasan dan Pembinaan Peredaran Bahan Asal Hewan dan Hasil bahan Asal
Hewan
12. Pengendalian Pemotongan ternak betina Produktif
13. Peningkatan konsumsi makan ikan masyarakat
14. Pengendalian, Pemberantasan Penyakit Hewan Menular pada ternak dan ikan yang
dapat mempengaruhi Pendapatan Peternak
Sedangkan Kebijakan Eksternal adalah :
1. Pemberdayaan dan penguatan modal lembaga peternakan dan perdesaan untuk
meningkatkan akses peternak
2. Peningkatan daya saing melalui pengembangan dan penerapan teknologi yang efisien
dan ramah lingkungan
3. Peningkatan dan penguatan komoditas spesifik daerah dan pengembangan kolam
pekarangan
4. Pengawasan peredaran bahan asal hewan (BAH) dan Hasil Bahan Asal Hewan
(HBAH) dengan instansi terkait ( Polri, Disperindag, Dinas Kesehatan, Satpol PP , dll )
5. Peningkatan kepedulian masyarakat dalam pelestarian ekosistem sumberdaya
Perikanan dan Peternakan
IV - 8
V - 1
BAB V
RENCANA PROGRAM DAN KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF
Pada bab ini dikemukakan rencana program dan kegiatan, indikator kinerja,
kelompok sasaran, dan pendanaan indikatif. Program Dinas Peternakan merupakan
program prioritas yang tercantum dalam RPJMD sesuai dengan tugas dan fungsi Dinas
Peternakan. Rencana program prioritas beserta indikator keluaran program dan pagu
sebagaimana tercantum dalam RPJMD, selanjutnya dijabarkan kedalam rencana kegiatan
untuk setiap program prioritas tersebut. Pemilihan kegiatan untuk masing-masing program
prioritas ini didasarkan atas strategi dan kebijakan jangka menengah Dinas Peternakan.
Rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran, dan
pendanaan indikatif ditampilkan pada tabel berikut ini :
V - 1
Tabel 5.1
RENCANA PROGRAM, KEGIATAN, INDIKATOR KINERJA, KELOMPOK SASARAN, DAN PENDANAAN INDIKATIF DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN KABUPATEN MAGETAN
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14
1 20
24
Program mengintesifkan penanganan pengaduan masyarakat
Skor IKM Kabupaten
72 0 72 20.000.000
72 20.000.000
72 20.000.000
72 20.000.000 Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
1 20
24
1 Survey Indeks Kepuasan
Masyarakat (IKM)
0 4 Kali 20.000.000
1 Kali 20.000.000
1 Kali 20.000.000
1 Kali 20.000.000
0
V - 2
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 1 Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Tersedianya sarana dan prasarana pelayanan administrasi perkantoran guna mendukung peningkatan kinerja aparatur : Dinas Peternakan dan Perikanan, Lab dan Klinik , Puskeswan, BBI, RPH, BLT, KAD
1 Paket
357.886.800
1 Paket
250.000.000
1 Paket
375.000.000
1 Paket
400.000.000
1 Paket
425.000.000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 1 1 20
Penyediaan Jasa dan Pelayanan
Administrasi Perkantoran
357.886.800
250.000.000
375.000.000
400.000.000
425.000.000
V - 3
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 2 Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Tersedia nya Pengadaan Peralatan gedung kantor sebagai sarana pendukung peningkatan kinerja dan pelayanan aparatur : 1 gedung
1 gedung
2.918.335.519
1.902.000.000
835.165.000
470.000.000
277.000.000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 1 2 9 Pengadaan Kendaraan
Dinas/operasional
11 unit
180.000.000
9 unit
161.000.000
3 unit 50.000.000
-
-
2 1 2 22
Pemeliharaan rutin/berkala
gedung kantor
7 unit
5.800.000
6.000.000
7 Unit 7.500.000
10.000.000
12.000.000
2 1 2 24
Pemeliharaan rutin/berkala kendaraan
dinas/operasional
8 unit
37.200.000
8 Unit
30.000.000
8 Unit 40.000.000
8 Unit
45.000.000
8 Unit 50.000.000
2 1 2 28
Pemeliharaan rutin/berkala
peralatan gedung kantor
47 unit
8.250.000
47 unit
5.000.000
47 unit 10.000.000
47 unit
15.000.000
47 unit 15.000.000
2 1 2 13
Pengadaan Meubeulair
129 unit
193.900.000
129 unit
300.000.000
0 0
V - 4
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 2 3 Pembangunan gedung kantor
2.579.689.000
1.700.000.000
-
-
-
Pembangunan Lewat PU
2 1 2 9 Pengadaan peralatan gedung kantor
54 Unit
107.396.519
0 O 21 unit 87.690.000
25 unit
100.000.000
30 Unit 150.000.000
Pengadaan perlengkapan gedung kantor
64 unit 326.330.000
0 0 0 0
Pengadaan komputer, Printer
dan Kelengkapannya
6 Komputer, 2 Latop, 2 CPU, 9 Printer, 2 UPS)
119.745.000
0 0 0 0
2 1 21
Program pencegahan dan penanggulangan penyakit ternak
Derajat kesehatan ternak
72% 300.000.000
74% 350.000.000
76% 400.000.000
78% 400.000.000
80% 400.000.000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 1 21
2 Pemeliharaan kesehatan dan pencegahan
penyakit menular ternak
3500 ekor sapi dan 200.000 ekor unggas
300.000.000
3500 ekor sapi dan 200.000 ekor unggas
350.000.000
3500 ekor sapi dan 200.000 ekor unggas
400.000.000
3500 ekor sapi dan 200.000 ekor unggas
400.000.000
3500 ekor sapi dan 200.000 ekor unggas
400.000.000
V - 5
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 22
Program peningkatan produksi hasil peternakan
Populasi ternak
Sapi potong= 100.000, sapi perah=174, kerbau= 308, kuda=165, kambing=41.000, domba=30.000, unggas=7.500.000, kelinci = 22.000
1.770.000.000
Sapi potong= 105.000, sapi perah=185, kerbau 308, kuda=165, kambing=42.000, domba=31.000, unggas=7.800.000, kelinci = 23.000
830.000.000
Sapi potong= 110.000, sapi perah=190, kerbau 308, kuda=165, kambing=43.000, domba=32.000, unggas=8.000.000, kelinci = 24.000
975.000.000
Sapi potong= 115.000, sapi perah=190, kerbau 308, kuda=165, kambing=44.000, domba=33.000, unggas=8.300.000, kelinci = 25.000
1.325.000.000
Sapi potong= 125.000, sapi perah=190, kerbau 308, kuda=165, kambing=45.000, domba=34.000, unggas=8.500.000, kelinci = 26.000
1.475.00
0.000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 1 22
1 Pembangunan sarana dan Prasarana
pembibitan ternak
5 Unit
1.000.000.000
3 Unit
295.000.000
-
200.000.000
250.000.000
2 1 22
2 Pembibitan dan perawatan ternak
145.000.000
120.000.000
155.000.000
130.000.000
180.000.000
V - 6
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 22
5 Penilitian dan pengolahan gizi dan
pakan ternak
245.000.000
165.000.000
235.000.000
250.000.000
260.000.000
2 1 22
8 Pengembangan agribisnis
peternakan
255.000.000
185.000.000
225.000.000
260.000.000
265.000.000
2 1 22
11
Bimbingan dan Rekomendasi Tehnis Usaha Peternakan
25.000.000
0 25.000.000
30.000.000
35.000.000
2 1 22
13
Bantuan ternak kambing bibit
kepada kelompok ternak
30.000.000
20.000.000
30.000.000
30.000.000
45.000.000
2 1 22
17
Kegiatan Operasional
Penyebaran dan Pengembangan
Sapi Betina
60.000.000
35.000.000
60.000.000
65.000.000
0
2 1 22
23
Pengembangan Kemitraan Usaha
Sapi Betina
75.000.000
2 1 22
23
Penyebaran dan pengembangan Aneka Ternak
0 0 9 Kel Belanja Langsung
` 12 Kel Belanja Langsung
235.000.000
12 Kel Belanja Langsung
350.000.000
12 Kel Belanja Langsung
350.000.000
V - 7
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 22
18
Bantuan Peralatan Peternakan
10.000.000
10.000.000
10.000.000
10.000.000
15.000.000
2 1 23
Program peningkatan pemasaran hasil produksi peternakan
Produksi hasil ternak
Daging sapi= 806 ton, kambing/domba=372 ton, daging unggas= 5.800 ton, telur=19200 ton, susu=160.000 liter
1.985.672.500
Daging sapi= 812 ton, kambing/domba=380 ton, daging unggas= 5.850 ton, telur=19500 ton, susu=165.000 liter
2.370.000.000
Daging sapi= 818 ton, kambing/domba=385 ton, daging unggas= 5.900 ton, telur=19.750 ton, susu=170.000 liter
1.975.000.000
Daging sapi= 826 ton, kambing/domba=390 ton, daging unggas= 5.950 ton, telur=20.000 ton, susu=175.000 liter
2.025.000.000
Daging sapi= 834 ton, kambing/domba=395 ton, daging unggas= 6.000 ton, telur=20.250 ton, susu=180.000 liter
2.095.000.
000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 1 23
3 Pembangunan sarana dan
prasarana pasar produksi hasil peternakan
3 unit 200.000.000
4 Unit
400.000.
000
3 Unit 200.000.000
3 Unit
200.000.000
3 Unit 250.000.000
V - 8
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 23
5 Promosi atas hasil produksi
peternakan unggulan daerah
7 Kali
210.000.000
3 Kali
250.000.000
4 Kali 100.000.000
5 Kali
150.000.000
5 Kali 160.000.000
2 1 23
6 Penyuluhan pemasaran
produksi peternakan
75 Orang
150.000.000
177 Orang
175.000.000
200 Orang
123.000.000
200 Orang
160.000.000
200 Orang
170.000.000
2 1 23
7 Pembangunan pusat-pusat
penampungan produksi hasil peternakan masyarakat (Agropolitan)
10 Unit
980.672.500
1 Unit
545.748.644
1 Unit 450.000.000
1 Unit
935.000.000
1 Unit 1.000.000.000
2 1 23
8 Pengolahan informasi
permintaan pasar atas hasil produksi
peternakan masyarakat
24 Kali
15.000.000
24 Kali
15.000.000
24 Kali
20.000.000
24 Kali
20.000.000
24 Kali
25.000.000
2 1 23
14
Penyebaran dan Pengembangan Sapi Kereman (Agropolitan)
800 ekor
125.000.000
798 Ekor
78.500.000
800 Ekor
125.000.000
800 Ekor
130.000.000
0 0
V - 9
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 23
31
Pengembangan Kemitraan usaha
Sapi Kereman
0 0 0 0 135.000.000
2 1 23
15
Inventarisasi dan Pendataan Pelaku Usaha Peternakan
11 Lokasi/Kecamatan
22.000.000
7 Lokasi/Kecamatan
10.000.000
6 Lokasi/Kecamatan
22.000.000
6 Lokasi/Kecamatan
25.000.000
6 Lokasi/Kecamatan
30.000.000
2 1 23
22
Bantuan ternak untuk
pemberdayaan masyarakat
peternak (Agropolitan)
2 Kelompok
125.000.000
60 Kelompok
122.500.000
65 Kelompok
25.000.000
65 Kelompok
125.000.000
65 Kelompok
125.000.000
2 1 23
26
Penelitian dan Pengembangan
Pemasaran Hasil Produksi
Peternakan (Agropolitan)
5 Buku
58.000.000
5 Buku
50.000.000
5 Buku
50.000.000
5 Buku
60.000.000
5 Buku
70.000.000
2 1 23
27
Promosi dan penyuluhan hasil
produksi peternakan masyarakat (Agropolitan)
1 Kali
100.000.000
1 Kali
25.000.000
1 Kali 100.000.000
1 Kali
100.000.000
1 Kali 100.000.000
2 1 23
28
Rehab RPH SNI di Kabupaten Magetan
(DAK)
-
2 Unit
688.251.356
1 Unit 300.000.000
110.000.000
-
V - 10
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 1 23
30
Operasionalisasi RPH
12 bulan
20.000.000
2 1 23
29
Pengumpulan dan pengolahan data
statistik peternakan
-
4 Dokumen
10.000.000
4 Dokumen
10.000.000
4 Dokumen
10.000.000
4 Dokumen
10.000.000
2 1 23
30
Pembangunan RPU (Rumah Potong
Unggas) di Kabupaten Magetan
-
0 1 Unit 750.000.000
-
-
2 1 24
Program peningkatan penerapan teknologi peternakan
Jumlah kelompok ternak terbina
20 kelompok
75.000.000
20 kelompok
25.000.000
20 kelompok
75.000.000
20 kelompok
75.000.000
20 kelompok
75.000.000
2 1 24
4 Kegiatan penyuluhan penerapan teknologi
peternakan tepat guna
45 Kelompok
75.000.000
15 Kelompok
25.000.000
42 Kelompok
75.000.000
42 Kelompok
75.000.000
42 Kelompok
75.000.000
V - 11
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 5 20
Program pengembangan budidaya perikanan
Jumlah produksi ikan
1.144,19 ton
3.288.223.400
1.200 ton
1.975.000.000
1.250 ton
2.348.000.000
1.400 ton
2.466.650.000
2.610,3 ton
3.336.233.000
2 5 20
3 Pembinaan dan pengembangan
perikanan
80 orang
100.000.000
4 orang
40.000.000
205 orang
100.000.000
205 orang
100.000.000
205 orang
100.000.000
2 5 20
6 Pembangunan/Rehab Sarana dan
Prasarana Peningkatan Produksi dan
Produktivitas usaha Perikanan Budidaya
(DAK/DAU)
6 unit
1.428.632.000
8 unit
995.000.000
8 unit 1.105.500.000
8 unit
1.160.500.000
8 unit 1.228.633.000
2 5 20
7 Pembangunan/Rehab Sarana dan
Prasarana Kelembagaan
Pembenihan Ikan (DAK/DAU)
4 unit
1.413.639.000
7 unit
795.000.000
6 unit 942.500.000
6 unit
1.001.150.000
6 unit 1.051.150.000
2 5 20
8 Penyediaan sarana Statistik Perikanan
4 Unit
25.153.000
0 0 0 0
2 5 20
9 Peningkatan Sarana dan Prasarana
Operasional BBI
715.000 ekor
100.000.000
715.000 ekor
80.000.000
715.000 ekor
100.000.000
715.000 ekor
100.000.000
715.000 ekor
100.000.000
V - 12
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 5 20
10
Pengembangan bibit ikan unggul
dan sarana prasarana
pembenihan ikan
5 paket
354.431.400
4 paket
50.000.000
4 paket
50.000.000
4 paket
50.000.000
4 paket
55.450.000
2 5 20
11
Pengembangan Kemitraan Usaha Mina Pedesaan
Perikanan Budidaya
1 kelompok
10.000.000
1 kelompok
15.000.000
10 kelompok
50.000.000
10 kelompok
55.000.000
10 kelompok
56.000.000
Pembangunan /Rehabilitasi Sarana dan Prasarana Pokok Unit Perbenihan (DAK)
7 Paket 150.000.000
Pengadaan sarana dan prasarana pemberdayaan skala kecil masyarakat KP (Pembudidaya Ikan) (DAK)
11 Paket 595.000.000
V - 13
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 5 21
Program pengembangan perikanan tangkap
Peningkatan produksi perikanan tangkap
37,45 ton
20.000.000
38 ton
10.000.000
38,76 ton
20.000.000
39,54 ton
20.000.000
40,33 ton
20.000.000
2 5 21
1 Pendampingan pada kelompok
nelayan perikanan tangkap
70.000 ekor
20.000.000
70.000 ekor
10.000.000
20.000.000
20.000.000
20.000.000
2 5 22
Program pengembangan sistem penyuluhan perikanan
Cakupan Pembinaan kepada pembudidaya ikan
0 4 60.000
.000
4,40% 70.000
.000
4,80
%
80.000
.000
5,20% 90.000.0
00
2 5 22
1 Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan SDM Bidang Peternakan
Jumlah Peserta Peningkatan ketrampilan dan pengetahuan SDM Bidang Perikanan
5,20%
(100 Org)
90.000.0
00
V - 14
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
2 5 23
Program Optimalisasi pengelolaan dan pemasaran produksi perikanan
Peningkatan konsumsi makan ikan
11,37 kg/kapita/tahun
115.000.000
12,51 kg/kapita/tahun
25.000.000
13,76 kg/kapita/tahun
100.000.000
15,14 kg/kapita/tahun
125.000.000
16,65 kg/kapita/tahun
125.000.000
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan
2 5 23
2 Gerakan Peningkatan
Konsumsi Ikan (Gemarikan)
600 orang
115.000.000
160 Orang
25.000.000
300 Orang
100.000.000
300 Orang
100.000.000
300 Orang
100.000.000
2 5 23
2 Peningkatan Nilai Tambah Produksi Hasil Perikanan
Jumlah Kelompok Pengelola Hasil Perikanan yang dibina
16 Kelompok
8 Kelompok
25.000.000
8 Kelompok
25.000.000
2 7 23
1 Pembinaan Lingkungan Sosial
(DBHCT)
80.000.000
Pembinaan kemampuan dan ketrampilan kerja masyarakat di lingkungan industri hasil tembakau atau daerah penghasil bahan baku industri hasil tembakau
Jumlah kelompok penerima bantuan ternak
7 Kelomp
ok
50.000.000
8 Kelompok
80.000.000
8 Kelompok
80.000.000
V - 15
Kode
Urusan/ Bidang
Indikator Kinerja
TARGET KINERJA PROGRAM DAN KERANGKA PENDANAAN
Ket Urusan Pemerintahan
Daerah dan Program/Kegiatan
Terget Kinerja
Program TAHUN 2014 TAHUN 2015 TAHUN 2016 TAHUN 2017 TAHUN 2018
Tolok Ukur Target
Pagu Indikatif Tahun 2014
Target
Pagu Indikatif Tahun 2015
Target
Pagu Indikatif Tahun 2016
Target
Pagu Indikatif Tahun 2017
Target
Pagu Indikatif Tahun 2018
Pembinaan dan pelatihan ketrampilan kerja bagi tenaga kerja dan masyarakat
Jumlah kelompok tani ternak
sapi di lingkungan penghasil
bahan baku industri hasil
tembakau yang
terbiana dan termonitor
11 Kelompok
12.376.400
27 Kelompok
250.000.000
1 Kelompok
80.000.000
TOTAL
10.880.118.219
7.827.000.000
7.215.541.400
7.576.650.000
8.368.23.000
V - 16
VI - 1
BAB VI
INDIKATOR KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
Program pembangunan daerah yang tertera dalam RPJMD 2013-2018 yang
dijabarkan dalam berbagai macam kegiatan-kegiatan pembangunan Peternakan dan
Perikanan diindikasikan oleh suatu indikator kinerja yang diuraikan secara bertahap setiap
tahunnya, menunjuk perkembangan, capaian dan hasil akhir dari program pembangunan
jangka menengah.
Indikator kinerja dan Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan
Kabupaten Magetan tahun 2013-2018 merupakan alat ukur keberhasilan kenerja dalam
pencapaian visi dan misi Dinas dalam melaksanakan program-program pembangunan di
Kabupaten Magetan pada kurun waktu 2013-2018.
Pencapaian indikator kinerja SKPD yang secara langsung menunjukkan kinerja
yang akan dicapai Dinas Peternakan dalam lima tahun mendatang sebagai komitmen untuk
mendukung pencapaian tujuan dan sasaran RPJMD.Indikator kinerja Daerah RPJMD
Kabupaten Magetan tahun 2013-2018 terkait dengan subsektor peternakan dan Perikanan
adalah prosentase pertumbuhan. Indikator kinerja Dinas Peternakan yang mengacu pada
Perikanan tujuan dan sasaran RPJMD ini ditampilkan dalam Tabel 6.1
VI - 2
TABEL 6.1 INDIKATOR KINERJA DINAS PETERNAKAN DAN PERIKANAN YANG MENGACU PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD
PADA TUJUAN DAN SASARAN RPJMD PERUBAHAN KABUPATEN MAGETAN TAHUN 2013-2018
Bidang Urusan Pemerintahan dan Program Prioritas
Pembangunan
Indikator Kinerja Program
(outcome)
Kondisi Kinerja pada Awal RPJMD
(Tahun 0)
Capaian Kinerja Program
Tahun 2014 Tahun 2015 Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Kondisi Kinerja
pada akhir periode RPJMD
Target Target Target Target Target Target
Pelayanan Urusan Pilihan
Urusan Kelautan dan perikanan
Pengembangan budidaya perikanan
Jumlah produksi ikan (Ton)
689,31 1,144,19 1.200 1.250 1.720,9* 1.772,6* 1.772,6
Peningkatan konsumsi makan ikan
Angka Konsumsi Ikan (Kg/Kapita/th)
10,34 11,37 12,51 13,76 15,14 16,65 16,65
Pembudidaya ikan Jumlah pembudidaya ikan (orang)
2.540 2.620 2.650 2.700 2.750 2.800 2.800
Unit pembenihan rakyat (UPR)
Jumlah unit pembenihan rakyat (UPR)
45 47 49 50 51 52 52
Produksi perikanan tangkap (PUD)
Jumlah produksi perikanan tangkap (ton)
36,72 37,45 38,00 38,76 39,54 40,33 40,33
Urusan Pertanian
Jumlah produksi hasil peternakan
Sapi Populasi ternak sapi (ekor)
96.184* 100.000* 105.000* 110.000* 115.000* 125.000* 125.000
Kambing Populasi ternak Kambing (ekor)
39.419* 41.000* 42.000* 43.000* 44.000* 45.000* 45.000
Ayam Populasi ternak Ayam (ekor)
6.000.008 6.500.000 7.000.000 7.500.000 8.000.000 8.500.000 8.500.000
Telur Produksi telur (Kg)
16.500.000 17.000.000 17.500.000 18.000.000 18.500.000 19.000.000 19.000.000
* Sesuai Bab VIII RPJMD dan Renstra Disnakkan
BAB VII
PENUTUP
Review Rencana Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan
Tahun 2013 – 2018 adalah penyesuian dokumen perencanaan untuk periode 5 (lima)
tahunan, yang merupakan penyesuaian penjabaran dari Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah (RPJMD) Kabupaten Magetan Tahun 2013 – 2018. Review Rencana
Strategis Dinas Peternakan dan Perikanan Tahun 2013 – 2018, diharapkan dapat dijadikan
sebagai acuan dalam penyusunan Rencana Kinerja Tahunan Dinas Peternakan dan
Perikanan dan sebagai acuan dalam menentukan kebijakan program dan kegiatan
pembangungan peternakan dan perikanan di tingkat lapangan.
Keberhasilan dan implementasi pelaksanaan RENSTRA Dinas Peternakan dan
Perikanan dalam rangka mendukung keberhasilan RPJMD Kabupaten Magetan Tahun
2013 – 2018, akan sangat tergantung pada komitment bersama terutama terkait dengan
dukungan penganggarannya. Semoga Review RENSTRA Dinas Peternakan dan Perikanan
Tahun 2013 – 2018 ini dapat dijadikan bahan pertimbangan seluruh pemangku kepentingan
pembangunan peternakan dan perikanan dan penyelenggara pemerintah di Kabupaten
Magetan, Provinsi Jawa Timur dan Pusat.
Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magetan berterimakasih
sebanyak-banyaknya kepada seluruh pihak yang telah menyampaikan saran dan
kontribusinya dalam penyusunan Review Dokumen Rencana Strategis Dinas Peternakan
dan Perikanan Kabupaten Magetan Tahun 2013-2018. Semoga Allah SWT meridoi dan
selalu memberikan rahmad-Nya kepada kita semua untuk melaksanakan pembangunan
peternakan dan perikanan di Kabupaten Magetan sehingga tercapai kesejahteraan peternak
dan pembudidaya ikan serta kemajuan bangsa dan negara.