219
KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) UNIT IX OBA KPH TIDORE KEPULAUAN RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( RPHJP ) KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI (KPHP) UNIT IX OBA KPH TIDORE KEPULAUAN PROVINSI MALUKU UTARA TAHUN 2017 - 2026 TIDORE, SEPTEMBER 2015 PEMERINTAH PROVINSI MALUKU UTARA

RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI(KPHP) UNIT IX OBA

KPH TIDORE KEPULAUAN

RENCANA PENGELOLAAN HUTANJANGKA PANJANG ( RPHJP )

KESATUAN PENGELOLAAN HUTAN PRODUKSI(KPHP) UNIT IX OBA

KPH TIDORE KEPULAUANPROVINSI MALUKU UTARA

TAHUN 2017 - 2026

TIDORE, SEPTEMBER 2015

PEMERINTAH PROVINSIMALUKU UTARA

Page 2: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …
Page 3: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

ii

Lokasi KPHP Unit IX Oba

PETA SITUASI (KPHP) UNIT IX OBA

Page 4: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

iii

RINGKASAN EKSEKUTIF

Rencana Pengelolaan Jangka Panjang (RPHJP) KPHP Unit IX Oba KPH

Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara, diarahkan untuk

mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi, jasa sumberdaya hutan. dan

lingkungannya, baik produksi kayu, produksi bukan kayu, maupun jasa

lingkungan, melalui kegiatan pokok berupa pemanfaatan, pemberdayaan

masyarakat, serta pelestarian lingkungan yang merupakan satu kesatuan

kegiatan. Rencana pengelolaan jangka panjang ini diharapkan dapat

memberi arah pengelolaan hutan dan kawasannya, yang melibatkan

semua pihak dalam upaya pengembangan KPHP Unit IX Oba KPHTidore

Kepulauan di Provinsi Maluku Utara. Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka Panjang ini dimaksudkan agar proses pembangunan KPHP

berjalan secara sistimatis dan terarah menuju pencapaian target

pembangunan. Tujuan penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka

Panjang KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara

adalah :

1. Terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang intensif dan

profesional untuk optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan di

tingkat tapak.

2. Menciptakan keselarasan gerak dan langkah bagipara pihak

(stakeholder) yang terlibat, sehingga dapat memperoleh asas manfaat

yang berimbang atas kehadiran KPHP di wilayah mereka.

3. Memberikan arahan manajemen bagi personil KPHP, untuk pengelolaan

dan pemanfaatan kawasan hutan secara berkesinambungan dan

berkelanjutan.

Rencana pengelolaan KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

dalam sepuluh tahun ke depan diarahkan pada pemanfaatan hutan di

kawasan hutan produksi dan di kawasan hutan lindung. Pemanfaatan

hutan pada hutan produksi meliputi: (a) Pemanfaatan hasil hutan kayu

dari hutan alam (HHK-HA) melalui kegiatan Restorasi Ekosistem (RE), (b)

Pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan (Jasling), dan hasil hutan bukan

Page 5: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

iv

kayu (HHBK), (c) Pemberdayaan masyarakat, (d) Perlindungan kawasan,

dan (e) Pendidikan dan penelitian. Selanjutnya pemanfaatan hutan di

kawasan hutan lindung meliputi: (a) Perlindungan kawasan, serta (b)

Pendidikan dan penelitian.

KPHP Unit IX Oba,KPH Tidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara,

memiliki luas wilayah kelola± 19.211 ha yang terdiri atas: Hutan Lindung

(HL) seluas 637,93 ha dan Hutan Produksi Terbatas (HPT) seluas

18.572,98 ha. Dari hasil penataan blok dan petak pengelolaan, wilayah

KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara terbagi

atas : 2 (dua) blok pada Hutan Lindung, masing-masing : Blok Inti seluas

367,57 ha, Blok Pemanfaatan seluas 85,21 ha dan Blok khusus pendidikan

dan penelitian seluas : 185,15 ha, dan 5 (lima) blok pada Hutan Produksi

Terbatas, masing-masing : Blok pemanfaatan HHK-HA (Restorasi

Ekosistem) seluas : 820,68 ha, Blok pemanfaatan kawasan, jasa

lingkungan, dan hasil hutan bukan kayu (HHBK) seluas : 15.447,52 ha,

Blok pemberdayaan masyarakat seluas : 1.868,69 ha, Blok perlindungan

seluas : 334,26 ha, dan Blok pendidikan dan penelitian seluas : 101,81 ha.

Rencana pemanfaatan wilayah tertentu seluas 17.401,43 Ha, pada Blok

pemanfaatan seluas 85,21 ha, blok pemanfaatan kawasan jasa lingkungan

dan HHBK seluas 15.447,52 ha dengan skema kemitraan dengan

masyarakat dan investor serta Blok pemberdayaan masyarakat seluas

1.868,69 ha.

Untuk pelaksanaan pengelolaan / pemanfaatan wilayah kerja KPHP

Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara sepuluh tahun

ke depan, KPHP ini perlu didukung sarana-prasarana perkantoran yang

memadai, peningkatan SDM, serta pembiayaan yang memadai baik yang

bersumber dari dana-dana APBD, APBN maupun dari hasil kerjasama

kemitraan. Diharapkan selama jangka waktu pengelolaan periode sepuluh

tahun pertama, KPH ini sudah dapat menjadi KPH yang mandiri dan dalam

bentuk kelola keuangan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD). Rencana

kelola wilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan berjangka sepuluh

Page 6: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

v

tahun ini memiliki peluang adanya rasionalisasi wilayah kelola, dan review

rencana kelola minimal lima tahun. Rencana Pengelolaan KPHP dengan

durasi waktu sepuluh tahun ke depan, maka rencana kelola perlu segera

ditindaklanjuti dengan penyusunan rencana tahunan KPH.

Kebutuhan biaya dalam rangka pengelolaan KPHP Unit IX ObaKPH

Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara untuk sepuluh tahun ke depan,

dibutuhkan dana sebesar Rp. 283.245.686.690.- dengan perincian untuk

kawasan hutan lindung (HL) sebesar Rp. 6.386.165.910.-, dan untuk

hutan produksi terbatas (HPT) sebesar : Rp. 276.859.520.780.-

Page 7: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …
Page 8: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

vii

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. iPETA SITUASI .......................................................................... iiRINGKASAN ............................................................................ iiiKATA PENGANTAR.................................................................... viDAFTAR ISI.............................................................................. viiDAFTAR TABEL......................................................................... xDAFTAR GAMBAR ..................................................................... xivDAFTAR LAMPIRAN DATA ....................................................... xvDAFTAR LAMPIRAN PETA ......................................................... xvi

I. PENDAHULUAN ............................................................. 1A. Latar Belakang . ........................................................ 1B. Tujuan Pengelolaan . .................................................. 3C. Sasaran ................................................................... 5D. Ruang Lingkup ......................................................... 6E. Batasan Pengertian..................................................... 9

II. DESKRIPSI KAWASAN KPHP UNIT IX OBA . ............... 20A. Risalah Wilayah KPHP ................................................ 20

1. Letak dan Luas ................................................... 202. Iklim .................................................................... 213. Geologi dan Jenis Tanah ....................................... 224. Hidrologi dan Daerah Aliran Sungai (DAS) .............. 235. Topografi dan Kelerengan .................................... 246. Aksesibilitas Kawasan ........................................ 257. Sejarah Wilayah .................................................. 278. Pembagian Blok .................................................. 28

B. Potensi Wilayah .......................................................... 291. Penutupan Vegetasi/Lahan .................................. 292. Potensi Tegakan ................................................. 303. Potensi Non Kayu (HHBK) .................................... 324. Flora dan Fauna Langka ...................................... 335. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam ........... 33

C. Sosial, Ekonomi dan Budaya Masyarakat ...................... 341. Kependudukan .................................................... 342. Agama dan Suku ................................................ 393. Tenaga Kerja ....................................................... 404. Sarana dan Prasarana Perekonomian .................... 405. Sarana dan Prasarana Pendidikan ........................ 41

Page 9: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

viii

Halaman

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan ......................... 417. Lembaga Formal dan Informal .............................. 418. Kearifan Budaya/Adat Lokal Masyarakat ................ 46

D. Pemanfaatan Hutan dan Penggunaan Kawasan .......... 47

E. Posisi KPHP Unit IX Oba dalam Perspektif Tata RuangWilayah dan Pembangunan Daerah . ........................... 491. Pengelolaan Kawasan Fungsi Hutan Lindung ......... 502. Pengelolaan Kawasan Fungsi Hutan

Produksi Terbatas ................................................. 50

F. Isu Strategis, Kendala, Permasalahan............................ 51

III. VISI DAN MISI PENGELOLAAN KPHP UNIT IX OBA ... 53

A. Visi KPHP Unit IX Oba ................................................ 53B. Misi KPHP Unit IX Oba ............................................... 53C. Tujuan Pengelolaan KPHP Unit IX Oba ........................ 53

IV. ANALISIS DAN PROYEKSI ............................................ 55A. Analisis Data dan Informasi KPHP Unit IX Oba ............. 55

1. Analisis Situasi KPHP Unit IX Oba............................. 552. Analisis Situasi Industri, Pasar, Bisnis Hasil

Hutan dan Jasa Lingkungan..................................... 563. Analisis Finansial..................................................... 594. Analisis Situasi Biogeofisik, Risalah Sosial Budaya,

dan Ekonomi Lokal.................................................. 635. Analisa Situasi Lingkungan Politik dan Kepemerintahan . 736. Analisis Para Pihak ................................................. 747. Analisis Lingkungan Strategis KPHP Unit IX Oba

(SWOT).................................................................. 78B. Proyeksi Pengelolaan Hutan KPHP Unit IX Oba ............ 83

1. Prinsip-Prinsip Perencanaan Hutan........................... 832. Target dan Kegiatan Penyusunan Rencana Pengelolaan

Hutan Jangka Panjang ............................................ 86

3. Arahan Pembangunan Jangka Panjang .................... 92

V. RENCANA KEGIATAN .................................................... 94A. Inventarisasi Berkala Wilayah Kelola dan Penataan Hutan 95B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu.................. 110C. Pemberdayaan Masyarakat.......................................... 114

Page 10: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

ix

Halaman

D. Pembinaan Dan Pemantauan Pada Areal KPHP YangTelah Memiliki Ijin Pemanfaatan Maupun PenggunaanKawasan Hutan .......................................................... 119

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Ijin .... 121F. Pembinaan Dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi

Dan Reklamasi Pada Areal Yang Memiliki Ijin PemanfaatanDan Penggunaan Kawasan Hutan ............................... 125

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam.. 126H. PenyelenggaraanKoordinasi Dan Sinkronisasi Antar

Pemegang Ijin ............................................................ 130I. Koordinasi Dan Sinergi Dengan Instansi Serta Stakeholder

Terkait ....................................................................... 134J. Penyediaan Dan Peningkatan Kapasitas Sumber Daya

Manusia ..................................................................... 138K. Penyediaan Pendanaan ............................................... 144L. Pengembangan Database .......................................... 151M. Rasionalisasi Wilayah Kelola ........................................ 153N. Review Rencana Pengelolaan (Minimal 5 Tahun Sekali).. 155O. Pengembangan Investasi ............................................ 158

VI. PEMBINAAN, PENGAWASA DAN PENGENDALIAN... ... 173A. Pembinaan Aparat Teknis dan Aparat Terkait Pengelolaan

KPHP ......................................................................... 173B. Pengendalian.............................................................. 177C. Pengawasan............................................................... 180

VII. PEMANTAUAN, EVALUASI, DAN PELAPORAN ............. 182A. Pengukuran Kinerja KPHP............................................ 182B. Pemantauan ............................................................... 182C. Evaluasi ..................................................................... 182D. Pelaporan................................................................... 183

VIII.PENUTUP. ...................................................................... 185

DAFTAR PUSTAKA ................................................................ 187

Page 11: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

x

DAFTAR TABEL

Nomor HalamanTeks

1. Luas WilayahKPHPUnit IX ObaMenurutFungsiKawasan Hutan .......................................................... 21

2. Komposisi JenisTanah dalam Kawasan KPHP Unit IXOba KPH Tidore Kepulauan .......................................... 23

3. Luas (Ha) Dan Persentase Luas (%) DAS KPHP Unit IXOba ............................................................................. 24

4. Komposisi Kelas Lereng Pada KPHP Unit IX Oba KPHTidore Kepulauan ........................................................ 25

5. Aksesibilitas di Wilayah KPHP Unit IX Oba MenurutFungsi Kawasan Hutan ................................................ 26

6. Luas Kawasan, Fungsi, Blok Peruntukan dan Luas PetakKPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan ....................... 28

7. Luas Penutupan Lahan KPHP Unit IX Oba....................... 29

8. Potensi Menurut Kelas Penutupan Lahan ........................ 30

9. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan KepadatanPenduduk Kecamatan di Wilayah KPHP Unit IX Oba ........ 34

10. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan JenisKelamin ..................................................................... 35

11. Jumlah Penduduk Menurut Agama Yang DianutPadaSetiap Kecamatan Di Wilayah KPHP Unit IX Oba ............. 39

12. Jumlah Sarana Peribadatan Pada Setiap KecamatandiWilayah KPHP Unit IX Oba............................................. 39

13. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas MenurutJenis Kegiatan Utama di Kota Tidore Kepulauan Tahun2013............................................................................ 40

14. Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Perekonomian DiSekitar Wilayah KPHP Unit IX Oba KPH TidoreKepulauan.................................................................... 40

15 . Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Pendidikan Di SekitarWilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan........... 41

Page 12: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xi

Nomor HalamanTeks

16. Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Kesehatandi SekitarWilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan........... 41

17. Luas Areal IUP Tiap Perusahaan pada Wilayah KPHPUnit IX Oba .................................................................. 48

18. Komponen Perhitungan Profitabilitas KPHP..................... 61

19. Kelas Penutupan Lahan KPHP Unit IX Oba...................... 64

20. Perhitungan Potensi Tegakan per Plot dan Strata PotensiWilayah TutupanLahan .......................................................................... 66

21. Hasil Perhitungan Jumlah Permudaan ............................ 68

22. Analisis Terhadap Faktor Strategi Internal dan EksternalKawasan KPHP Unit IX Oba ........................................... 80

23. Penentuan Strategi Prioritas Kawasan KPHP Unit IX Oba.. 82

24. Uraian Kegiatan Inventarisasi Berkala Pada Wilayah KPHPUnit IX Oba........................................................................... 96

25. Jenis Kegiatan, Nama Blok dan Petak Untuk RencanaKelola Penataan Hutan Di Wilayah KPHP Unit IX Oba ...... 99

26. Rencana Pemanfaatan pada Wilayah Tertentu KPHP Unit

IX Oba ........................................................................ 113

27. Rencana Pembuatan Hutan Kemasyarakatan Pada LahanTerbuka... .................................................................... 115

28. Rencana Kegiatan Pembuatan Hutan Desa.. ................... 119

29. Rencana Kegiatan Pembinaan dan Pemantauan Hutan Pada

Areal Yang Berizin.. ...................................................... 121

30. Analisis Spasial Lahan Kritis Pada Wilayah KPHP Unit

IX Oba ......................................................................... 122

31. Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Arealdiluar Izin..................................................................... 124

Page 13: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xii

Nomor HalamanTeks

32. Rencana Kegiatan Pembinaan dan PemantauanPelaksanaan Rehabilitasi dan Reklamasi ....................... 126

33. Jenis-Jenis Kegiatan Perlindungan Hutan KPHP UnitIX Oba ....................................................................... 128

34. Rencana Koordinasi dan Sinkronisasi Antar Pemegang Izin 133

35. Format Kelembagaan Yang Terlibat Dalam PengelolaanKPHP Unit IX Oba ....................................................... 134

36. Koordinasi dan Sinergi Peran Para Pihak UntukKegiatan Pengelolaan KPHP Unit IX Oba......................... 135

37. Bentuk dan Rencana Kegiatan Koordinasi dan SinergiDengan Instansi dan Stakeholder KPHP Unit IX Oba ....... 137

38. Rencana Kebutuhan Personil KPHP Unit IX Oba .............. 140

39. Rencana Kebutuhan Fasilitas Sarana dan Prasarana KPHPUnit IX Oba .................................................................. 142

40. Rencana Bentuk Kegiatan Penyediaan Dana ................... 146

41. Rencana Program dan Kegiatan Jangka PanjangHutan Lindung KPHP Unit IX Oba................................... 147

42. Rencana Program dan Kegiatan Jangka PanjangHutan Produksi Terbatas KPHP Unit IX Oba.................... 148

43. Rencana Program Pengembangan Database................... 153

44. Rencana Program dan Kegiatan Rasionalisasi WilayahKelola .......................................................................... 155

45. Rencana Review Pengeelolaan KPHP Unit IX Oba ........... 157

46. Rencana Pengembangan Investasi KPHP Unit IX Oba...... 160

47. Taksiran Pendapatan Unit Usaha Tanaman Per Hektar .... 165

48. Tingkat Keuntungan Unit Usaha Tanaman Per Hektar ..... 166

49. Tingkat Keuntungan Nominal Rencana Umum ................ 167

50. Cash FlowAnalisis Finansial Unit Usaha Tanaman untukJenis Kayu-Kayuan 100% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Per Hektar, Pada Kawasan Hutan Produksi(Populasi tanaman 1.100 Batang/Ha)............................. 170

Page 14: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xiii

Nomor HalamanTeks

51. Cash FlowAnalisis Finansial Unit Usaha Hutan untukJenis Kayu-Kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Dan MPTS 10% (Kemiri, dll) Per Hektar,Pada Kawasan Hutan Produksi (Populasi tanaman 1.100Batang/Ha) .................................................................. 171

52. Cash Flow Analisis Finansial Unit Usaha Tanaman untukJenis Kayu-Kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Dan MPTS 10% (Kemiri, dll) Per Hektar,Pada Kawasan Hutan Produksi (Populasi tanaman 400Batang/Ha) .................................................................. 172

Page 15: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xiv

DAFTAR GAMBAR

Nomor HalamanTeks

1. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Penduduk MiskinTahun 2012 dan Tahun 2013 Di KPH Tidore Kepulauan .. 38

2. Diagram Peta Kekuatan Kawasan KPHP Unit IX Oba ....... 81

Page 16: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xv

DAFTAR LAMPIRAN DATA

Nomor HalamanTeks

1. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) BerdasarkanKelompok Jenis Meranti / Jenis Kayu Komersial I ............ 189

2. Volume Pohon (mᵌ)Per Kelas Diameter (cm) BerdasarkanKelompok Jenis Kayu Rimba Campuran / Komersial II...... 190

3. Volume Pohon(mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) BerdasarkanKelompok Jenis Kayu Eboni / Kelompok Kayu Indah I ...... 191

4. Volume Pohon(mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) BerdasarkanKelompok Jenis Kayu Indah / Kelompok Kayu Indah II .... 192

5. Volume Pohon(mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) BerdasarkanKelompok Jenis Kayu Rimba Campuran .......................... 193

6. Luas Kawasan, Fungsi, Blok Peruntukan dan Luas PetakKPHP Unit IX Oba ........................................................ 196

Page 17: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xvi

DAFTAR LAMPIRAN PETA

NomorTeks

1. Peta Wilayah Kerja Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

2. Peta Blok dan Petak Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

3. Peta Wilayah Tertentu Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

4. Peta Penutupan Lahan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

5. Peta Iklim dan Curah Hujan Kesatuan PengelolaanHutan Produksi (KPHP) Unit IX Oba KPH TidoreKepulauan Provinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2Lembar) ……

6. Peta Jenis Tanah Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan ProvinsiMaluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……………...

7. Peta Potensi Jasa Lingkungan, Potensi Kayu danAksessibilitas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan ProvinsiMaluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……………...

8. Peta Lereng Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan ProvinsiMaluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……………...

9. Peta Daerah Aliran Sungai Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

10. Peta Penggunaan Lahan Kesatuan Pengelolaan HutanProduksi (KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore KepulauanProvinsi Maluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……

Page 18: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

xvii

No Teks

11. Peta Izin PenggunaanKawasan Hutan KesatuanPengelolaan Hutan Produksi (KPHP) Unit IX Oba KPHTidore Kepulauan Provinsi Maluku Utara Skala 1 :50.000 (2 Lembar) ……………………………………….

12. Peta Aksessibilitas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi(KPHP) Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan ProvinsiMaluku Utara Skala 1 : 50.000 (2 Lembar) ……………...

Page 19: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 1RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengelolaan hutan di Indonesia,disamping telah memberikan

dampak positif bagi penerimaan devisa negara, penciptaan lapangan

kerja, peningkatan pendapatan, dan taraf hidup masyarakat, juga

telah memunculkan dampak negatif terhadap kualitas lingkungan yang

ditandai dengan terjadinya bencana alam banjir, tanah longsor,

kekeringan, pemanasan global,dan bentuk bencana alam lainnya.Pola

pikir antroposentris yang mengutamakan aspek ekonomi dan

mengabaikan aspek pembinaan dan perlindungan hutan dalam

pembangunan kehutanan, menjadi faktor pemicu utama terjadinya

deforestasi hutan.Pola pikir masyarakat yang terpaku pada

pemanfaatan hasil hutan kayu (timber oriented) telah menimbulkan

tekanan terhadap kelestarian hutan di Indonesia.

Era baru pengurusan dan pengelolaan hutan di Indonesia, telah

dimulai sejak diterbitkannya Peraturan Pemerintah (PP) Nomor

:6Tahun 2007 jo. PP Nomor : 3 tahun 2008 tentang Tata Hutan dan

Penyusunan Rencana Pengelolaan Hutan serta Pemanfaatan Hutan,

sebagai penjabaran lebih lanjut dari Undang Undang Nomor : 41

Tahun 1999 tentang Kehutanan, melalui sebuah lembaga yang disebut

Kesatuan Pengelolaan Hutan (KPHP). Konsep KPHP lahir sejak

diberlakukannya Undang Undang Nomor : 5 tahun 1967 tentang

Ketentuan-Ketentuan Pokok Pengelolaan Hutan yang pada masa itu

diartikan sebagai Kesatuan Pemangkuan Hutan, sebagaimana

diterapkan dalam pengelolaan hutan oleh Perum Perhutani di Pulau

Jawa. Dalam Undang Undang Nomor :41 tahun 1999 tentang

Kehutanan, konsep ini kembali dimunculkan kemudian diikuti dengan

Page 20: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 2RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

aturan pedoman pembentukannya seperti tertera dalam beberapa

peraturan perundang-undangan.

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi yang disingkat dengan

istilah KPHP, adalah wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok

dan peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

KPHP adalah organisasi pengelola hutan di tingkat tapak sebagai alat

untuk menuju Pengelolaan Hutan Lestari (PHL) dan peningkatan nilai

ekonomi dari pemanfaatan hutan.

Dengan terbentuknya KPHP di daerah, maka akan mempunyai

peluang untuk memperbaiki tatakelola hutan (forest governance),

memperkecil laju degradasi hutan, mempercepat rehabilitasi dan

reforestasi, meningkatkan perlindungan dan pengamanan hutan,

meningkatkan manfaat hutan bagi masyarakat desa/kelurahan di

dalam dan sekitar hutan, meningkatkan stabilitas penyediaan hasil

hutan kayu dan non kayu, menyediakan data dan informasi sumber

daya hutan sebagai dasar penyusunan rencana pengelolaan, dan

fasilitasi untuk memasuki ”carbon market”.

Di sisi lain, pembentukan KPHP di daerah-daerah tidak hanya

untuk menjawab tantangan pemerintah : “no KPHP, no budget”, tapi

lebih dari pada itu bertujuan untuk dapat menyediakan wadah bagi

terselenggaranya kegiatan pengelolaan hutan di tingkat tapaksecara

lestari di masa depan.Satu diantara KPHP yang telah terbentuk

kelembagaannya di daerah adalah Kesatuan Pengelolaan Hutan

Produksi (KPHP) Unit IX Oba di KPH Tidore Kepulauan, Provinsi

Maluku Utara. Ditetapkan berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : 73/Menhut-II/2010, KPHP Unit IX Oba merupakan

salah satu dari 16 unit KPHP yang dibentuk di wilayah Provinsi Maluku

Utara yang wilayahnya merupakan kawasan Hutan Produksi Terbatas

(HPT)dan Hutan Lindung (HL) mangrove.

Wilayah KPHP Unit IX Oba berdasarkan Surat Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK. 73/Menhut-II/2010 tanggal 8 Pebruari 2010

Page 21: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 3RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

seluas ± 16.325 ha. Kemudian berdasarkan surat Kepala Dinas

Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan Ketahanan Pangan

Nomor : 522/166/ tanggal 1 Juni 2015 kepada Direktur Pembentukan

Wilayah Pengelolaan Hutan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan

Kawasan Hutan mengusulkan Percepatan penerbitan Surat Keputusan

Penetapan KPHP Unit IX OBA Provinsi Maluku Utara seluas lebih

kurang 19.211 ha. Perbedaan luasan ini disebabkan adanya

perubahan penunjukan kawasan hutan di wilayah Provinsi Maluku

Utara berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK.

302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei 2013. Dalam hal ini definitif luasan

areal kerja KPHP Unit IX Oba diperoleh setelah penataan batas

terselesaikan ditingkat lapangan.Untuk mendukung optimalisasi

penyelenggaraan tugas dan fungsi organisasi KPHP Unit IX Oba, perlu

diperlengkapi dengan Rencana Pengelolaan Hutan Jangka Panjang

(RPHJP) di tingkat tapak yang merupakan kelanjutan dari proses

kegiatan tata hutan, dan sebagai arahan manajemen bagi personil

KPHP dalam mewujudkan visi dan misi KPHP tersebut di masa depan.

B. Tujuan Pengelolaan

Tujuan pengelolaan RPHJP KPHP Unit IX Oba yakni :

1. Terlaksananya pemantapan kawasan, pengelolaan dan

pemanfaatan hutan yang intensif dan profesional untuk

optimalisasi pengelolaan dan pemanfaatan hutan di tingkat tapak

pada areal KPHP Unit IX Oba seluas 19.211 ha yang terbagi

dalam blok pada HL, masing-masing : Blok Inti seluas 367,57 ha,

Blok Pemafaatan seluas 85,21 ha dan Blok khusus seluas :

185,16 ha, dan blok pada HPT, masing-masing : Blok

Pemanfaatan HHK-HA seluas : 820,68 ha, Blok Pemanfaatan

kawasan jasa lingkungan, dan hasil hutan bukan kayu (HHBK)

seluas : 15.447,52 ha, Blok pemberdayaan masyarakat seluas :

Page 22: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 4RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1.868,69 ha, Blok Perlindungan seluas : 334,26 ha, dan Blok

Khusus seluas : 101,81 ha.

2. Pemanfaatan wilayah tertentu KPHP Unit IX Oba seluas

17.401,42 Ha pada Blok pemanfaatan pada HL seluas 85,21 ha,

blok pemanfaatan kawasan jasa lingkungan dan HHBK seluas

15.447,52 ha pada Hutan Produksi dengan skema kemitraan

dengan masyarakat dan investor serta Blok Pemberdayaan

masyarakat seluas 1.868,69 ha pada Hutan Produksi.

3. Melaksanakan upaya-upaya rehabilitasi hutan dan lahan pada

lahan kritis seluas 2.321,54 ha.

4. Pemenuhan sarana dan prasarana penunjang kegiatan

operasional meliputi bangunan kantor, bangunan resort,

kendaraan Operasional roda empat dan roda dua, peralatan

kantor dan peralatan teknis secara bertahap. Rekruitmen

pegawai dan pengembangan SDM sesuai standar kompentensi

bidang teknis kehutanan dan kompetensi lainnya dalam

mendukung operasional KPH.

5. Mewujudkan tata kelola hutan untuk memperkecil laju degradasi

hutan, percepatan rehabilitasi dan reforestasi, peningkatan

perlindungan dan pengamanan hutan, meningkatkan manfaat

hutan bagi masyarakat desa/kelurahan di dalam dan sekitar

hutan, serta meningkatkan stabilitas penyediaan hasil hutan kayu

dan non kayu.

6. Menciptakan keselarasan gerak dan langkah bagipara pihak

(stakeholder) yang terlibat, sehingga dapat memperoleh asas

manfaat yang berimbang atas kehadiran KPHP di wilayah

mereka.

7. Memberikan arahan manajemen bagi personil KPHP, untuk

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan secara

berkesinambungan dan berkelanjutan.

Page 23: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 5RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

C. Sasaran

Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan RPHJP Unit IX Oba

ini adalah terlaksananya pengelolaan hutan di seluruh kawasan KPHP

Unit IX Oba seluas 19,211 ha, dengan berbagai jenis kegiatan pada

fungsi kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas meliputi :

1. Pembangunan sarana dan prasarana penunjang operasional :

pembangunan jalan rintis sepanjang 95 km dan tanda-tanda batas

di lapangan yang akan direalisasikan secara bertahap selama 10

tahun

2. Penelitian dan pengembangan pada blok khusus pendidikan dan

penelitian yang berorientasi pada aspek sosial ekonomi

masyarakat di sekitar kawasan hutan, pemanfaatan dan

pengembangan komoditi HHBK unggulan, potensi kayu dan non

kayu, serta flora dan fauna langka serta pengembangan potensi

jasa wisata alam.

3. Inventarisasi hutan secara berkala pada hutan lindung (637,93 ha)

dan hutan produksi terbatas (1,071.83 ha)

4. Penataan blok dan petak pengelolaan pada kawasan fungsi hutan

lindung (28,90 km) dan hutan produksi terbatas (30,37 km).

5. Perlindungan hutan dengan kegiatan-kegiatan operasi

pengamanan hutan secara berkala serta penindakan kasus

perambahan hutan secara liar

6. Rehabilitasi lahan kritis pada lahan seluas 1,364.86 ha yang

berada dalam kawasan hutan lindung dan hutan produksi terbatas

melalui kegiatan reboisasi yang dilakukan dengan pola kemitraan

dengan masyarakat

7. Pembangunan Hutan Kemasyarakat (HKm) seluas 193,35 ha dan

Hutan Desa (HD) seluas 172,11 ha pada blok pemberdayaan

masyarakat untuk menghindari konflik dengan masyarakat di

sekitar kawasan KPHP

Page 24: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 6RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

8. Pelaksanaan restorasi ekosistem pada Blok Pemanfaatan HHK-HA

(IUPHHK-RE) seluas 820,68 ha melalui penanaman jenis kayu

lokal dengan kombinasi antara jenis kayu dan HHBK,

pemeliharaan, perlindungan dan pemulihan ekosistem hutan

termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran

satwa, pelepasliaran flora dan fauna dengan pola kemitraan

dengan pemegang izin maupun masyarakat.

D.Ruang Lingkup

Ruang lingkup RPHJP KPHP Unit IX Oba meliputi :

1. Rencana Program dan Kegiatan RPHJP Hutan Lindung terdiri dari;

a) Program pemantapan pemanfaatan potensi sumberdaya

hutan,kegiatan orientasi batas partisipatif, rekonstruksi batas,

hutan partisipatif, penataan blok dan petak pengelolaan hutan

b) Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan

lingkungan hidup, Inventarisasi potensi komoditi hasil hutan

bukan kayu, Inventarisasi spesies flora dan fauna endemik, dan

langka utk konservasi, Penyusunan dan pelaporan, leaflet, data

spatial dan non spatial, Peningkatan dan pelatihan SDM penyaji

data daninformasi KPHP, Workshop data dan informasi KPHP

c) Program Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA kegiatan

Reboisasi kawasan / stok karbon, Pelatihan pesemaian dan

penanaman pohon, Pembuatan bangunan penangkar spesies

flora, unggulan lokal dan fauna langka setempat.

d) Program Pengembangan kapasitas pengelolaan SDA, kegiatan

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utk pendanaan pengelolaan

KPHP, Menyusun aturan pengmbngn dan pmfaatn HHBK, Jasa

lingkungan, wisata alam, Penyusunan materi penyuluhan dan

penggandaan, studi banding ke KHP yg sdh eksis, pembentukan

pokja2 masyakarat pemandu wisata dan pemanfaatan jasling

Page 25: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 7RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

e) Program Pemantapan perlindungan dan pengamanan kawasan,

kegiatan Operasi terpadu pengamanan kawasan hutan lindung,

Koordinasi dgn aparat keamanan yg terkait, Fasilitasi proses

penegakan hukum (pemberkasan perkara), Pembuatan

bangunan pos kerja/penjagaan pada setiap blok pengelolaan.

f) Program Pendidikan dan pelatihan , Kegiatan Menyusun

program kegiatan pelatihan teknis pengelolaan hutan, Pelatihan

ketrampilan tentang rehabilitasi, perlindungan dan pemanfaatan

HHBK (demplot), Kerjasama dgn lembaga PT untuk peningkatan

SDM personil KPHP, Workshop dan diklat pengelolaan KPHP ,

Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim pakar, utk pendidikan

dan pelatihan, Dilkat pengembangan usaha kepariwisataan dan

jasa lingkungan.

g) Program Penelitian dan pengembangan IPTEK, kegiatan Riset

sosek masyarakat di sekitar kawasan HL, Riset sistem

pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata, alam yang ramah

lingkungan, Riset pertumbuhan dan perkembangan, hutan

(forest entomology)

h) Program Pengembangan sarana dan prasarana fisik, kegiatan

Pembuatan jalan rintis (tracking) menuju lokasi-lokasi

pemanfaatan, pembuatan dan pemasangan tanda-tanda

informasi di lapangan

2. Rencana Program dan Kegiatan RPHJP Hutan Produksi Terbatas

terdiri dari;

a) Program pemantapan pemanfaatan potensi sumberdaya hutan,

kegiatan Penataan batas luar kawasan, Pemeliharaan batas

kawasan, Orientasi batas partisipatif, Penataan blok dan petak

pengelolaan hutan orientasi batas partisipatif, rekonstruksi batas

hutan

Page 26: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 8RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

b) Program peningkatan kualitas dan akses informasi SDA dan

lingkungan hidup, kegiatan Inventarisasi potensi kayu dan non

kayu pada hutan primer dan sekunder, Penyusunan dan

pelaporan neraca SDH leaflet, data spatial dan non spatial,

Peningkatan dan pelatihan SDM penyaji data dan informasi

KPHP, Workshop data dan informasi KPHP.

c) Program Rehabilitasi dan pemulihan cadangan SDA kegiatan

Reboisasi kawasan / stok karbon, Pelatihan pesemaian dan

penanaman pohon, Pembuatan bangunan penangkar spesies,

flora unggulan lokal dan fauna langka., Pembuatan demplot HD

dgn pola penanaman, agroforestry, Pembuatan hutan

kemasyarakatan (HKm) pd ahan terbuka,

d) Program Pengembangan kapasitas pengelolaan SDA, kegiatan

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utk pendanaan pengelolaan

KPHP, Menyusun aturan dan insentif pengembangan dan

pemanfaatan SD Hutan oleh masyrakat, Penyusunan materi

penyuluhan dan penggandaan , Studi banding ke KPHP yang

sudah eksis, Pembentukan pokja-pokja masyarakat pendaur

ulang limbah kayu (souvenir, briket dll), Pembentukan pokja-

pokja masyarakat untuk pemanfaatan HHBK

e) Program Pemantapan perlindungan dan pengamanan kawasan

kegiatan Operasi terpadu pengamanan kawasan terhadap

komoditas kayu dan non kayu, Pembuatan sekat bakar (vegetasi

/ mekanis) Koordinasi dengan aparat keamanan yg terkait ,

Fasilitasi proses penegakan hukum (pemberkasan perkara),

Pembuatan bangunan pos kerja/penjagaan pada setiap blok

pengelolaan, Pembuatan bangunan pos pengawasan pada titik

masuk/keluar jalan utama

f) Program Pendidikan dan pelatihan, kegiatan Menyusun program

kegiatan pelaksanaan Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim

pakar) pelatihan teknis pengelolaan hutan, pelatihan

Page 27: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 9RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ketrampilan tentang rehabilitasi, perlindungan dan pemanfaatan

hasil hutan (demplot) , Kerjasama dengan lembaga pendidikan

untuk perluasan, info rasa cinta pada Sumber Daya Hutan

Kerjasama dengan lembaga Perguruan Tinggi untuk

peningkatan SDM, Workshop dan diklat pengelolaan KPHP,

Kerjasama (MoU) dengan lembaga Perguruan Tinggi (tim pakar)

untuk pendidikan dan pelatihan.

g) Program Penelitian dan pengembangan IPTEK kegiatan Riset

pertumbuhan riap tegakan hutan alam dan tanaman, Riset

sosek masyarakat di sekitar kawasan hutan (HPT), Riset

pertumbuhan jenis unggulan lokal, Riset tingkat bahaya erosi

DAS dan sub DAS, Riset rekayasa genetik untuk mencari

spesies, unggulan lokal berumur pendek, Riset sistem

pemanenan kayu dan non kayu yang ramah lingkungan, Riset

pemanfaatan limbah kayu untuk masyarakat sekitar hutan, Riset

pengembangan komoditi hasil hutan non kayu, Riset

pertumbuhan dan perkembangan H&P hutan (forest

entomology), Riset pemetaan komposisi jenis tanah dalam

kawasan.

h) Program Pengembangan sarana dan prasarana fisik,

Pembangunan aksesibiltas (jalan, jembatan, gorong2 dll), jalan

utama, jalan sekunder / sarad, jembatan & gorong-gorong,

Pembuatan & pemasangan tanda-tanda informasi di lapangan,

Pengadaan fasilitas teknologi pemanenan kayu, Pengadaan

fasilitas teknologi pemanenan HHBK

E. Batasan Pengertian

1. Kesatuan Pengelolaan Hutan yang selanjutnya disebut KPH adalah

wilayah pengelolaan hutan sesuai fungsi pokok dan

peruntukannya yang dapat dikelola secara efisien dan lestari.

Page 28: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 10RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. Kesatuan Pengelolaan Hutan Model adalah wujud awal KPH yang

secara bertahap dikembangkan menuju situasi dan kondisi aktual

organisasi KPH di tingkat tapak.

3. Organisasi Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi yang selanjutnya

disebut KPHP adalah organisasi pengelolaan hutan produksi yang

wilayahnya sebagian besar terdiri atas kawasan hutan produksi

yang dikelola Pemerintah Daerah.

4. Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat dipakai

sebagai alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit organisasi

meliputi peralatan perkantoran, peralatan transportasi dan

peralatan lainnya.

5. Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang dapat

menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan fungsi unit

organisasi antara lain tanah, bangunan, ruang kantor.

6. Fasilitasi sarana dan prasarana adalah bentuk dukungan

Pemerintah kepada KPHL dan KPHP berupa sarana dan prasarana.

7. Pengurusan Hutan adalah kegiatan penyelenggaran hutan yang

meliputi perencanaan kehutanan, pengelolaan hutan, penelitian

dan pengembangan, pendidikan dan latihan, serta penyuluhan

kehutanan dan pengawasan.

8. Perencanaan adalah suatu proses penentuan tindakan-tindakan

masa depan yang tepat, melalui urutan pilihan dengan

memperhitungkan sumberdaya yang tersedia untuk mencapai

tujuan yang ditetapkan.

9. Perencanaan Kehutanan adalah proses penetapan tujuan,

penentuan kegiatan dan perangkat yang diperlukan dalam

pengurusan hutan lestari untuk memberikan pedoman dan arah

guna menjamin tercapainya tujuan penyelenggaraan kehutanan

untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat yang berkeadilan dan

berkelanjutan.

Page 29: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 11RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

10. Rencana Kehutanan adalah produk perencanaan kehutanan yang

dituangkan dalam bentuk dokumen rencana spasial dan numerik

serta disusun menurut skala geografis, fungsi pokok kawasan

hutan dan jenis-jenis pengelolaannya serta dalam jangka waktu

pelaksanaan dan dalam penyusunannya telah memperhatikan tata

ruang wilayah dan kebijakan prioritas pembangunan yang terdiri

dari rencana kawasan hutan dan rencana pembangunan

kehutanan.

11. Rencana Pengelolaan Hutan adalah rencana pada kesatuan

pengelolaan hutan yang memuat semua aspek pengelolaan hutan

dalam kurun jangka panjang dan pendek, disusun berdasarkan

hasil tata hutan dan rencana kehutanan, dan memperhatikan

aspirasi, peran serta dan nilai budaya masyarakat serta kondisi

lingkungan dalam rangka pengelolaan kawasan hutan yang lebih

intensif untuk memperoleh manfaat yang lebih optimal dan lestari.

12. Tata Hutan adalah kegiatan rancang bangun unit pengelolaan

hutan, mencakup kegiatan pengelompokan sumberdaya hutan

sesuai tipe ekosistem dan potensi yang terkandung di dalamnya

dengan tujuan untuk memperoleh manfaat sebesar-besarnya bagi

masyarakat secara lestari.

13. Pengelolaan Hutan adalah kegiatan yang meliputi tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan; pemanfaatan hutan;

penggunaan kawasan hutan; rehabilitasi dan reklamasi hutan;

perlindungan hutan dan konservasi alam.

14. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan

kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan

hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan

kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

Page 30: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 12RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

15. Penggunaan kawasan hutan merupakan penggunaan untuk

kepentingan pembangunan di luar kehutanan tanpa mengubah

status dan fungsi pokok kawasan hutan.

16. Rehabilitasi hutan dan lahan adalah upaya untuk memulihkan,

mempertahankan, dan meningkatkan fungsi hutan dan lahan

sehingga daya dukung, produktivitas dan peranannya dalam

mendukung sistem penyangga kehidupan tetap terjaga.

17. Reklamasi hutan adalah usaha untuk memperbaiki atau

memulihkan kembali lahan dan vegetasi hutan yang rusak agar

dapat berfungsi secara optimal sesuai dengan peruntukannya.

18. Lahan Kritis adalah lahan yang berada di dalam dan di luar

kawasan hutan yang telah mengalami kerusakan, sehingga

kehilangan atau berkurang fungsinya sampai pada batas yang

ditentukan atau diharapkan.

19. Daerah Aliran Sungai yang selanjutnya disebut DAS adalah suatu

wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai

dan anak sungai yang bersifat menampung, menyimpan, dan

mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau laut

secara alami yang batas di darat merupakan pemisah topografi

dan batas di laut sampai dengan daerah perairan yang masih

terpengaruh aktivitas daratan.

20. Tata Air DAS adalah hubungan kesatuan individual unsur-unsur

hidrologis yang meliputi hujan, aliran sungai, peresapan dan

evapotranspirasi dan unsur lainnya yang mempengaruhi neraca air

suatu DAS.

21. Reboisasi adalah upaya pembuatan tananam jenis pohon hutan

pada kawasan hutan rusak yang berupa lahan kosong/terbuka,

alang-alang atau semak belukar dan hutan rawang untuk

mengembalikan fungsi hutan.

22. Penanaman pengkayaan reboisasi adalah kegiatan penambahan

anakan pohon pada areal hutan rawang yang memiliki tegakan

Page 31: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 13RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

berupa anakan, pancang, tiang dan pohon 200-400 batang/ha,

dengan maksud untuk meningkatkan nilai tegakan hutan baik

kualitas maupun kuantitas sesuai fungsinya.

23. Kawasan adalah Wilayah yang memilki fungsi utama lindung atau

budidaya.

24. Kawasan Lindung adalah kawasan yang ditetapkan dengan fungsi

utama melindungi kelestarian lingkungan hidup yang mencakup

sumberdaya alam, sumberdaya buatan.

25. Kawasan Budidaya adalah wilayah yang ditetapkan dengan fungsi

utama untuk dibudidayakan atas dasar kondisi dan potensi

sumberdaya alam, sumberdaya manusia dan sumberdaya buatan.

26. Konservasi tanah adalah upaya penempatan setiap bidang lahan

pada penggunaan (secara vegetatif dan/atau sipil teknik) yang

sesuai dengan kemampuan lahan tersebut dan

memperlakukannya sesuai dengan syarat syarat yang diperlukan

agar tidak terjadi kerusakan tanah sehingga dapat mendukung

kehidupan secara lestari.

27. Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan membatasi

kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan, yang

disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran, daya-

daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat dan perorangan atas hutan,

kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkat yang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

28. Tata Batas dalam wilayah KPH adalah melakukan penataan batas

dalam wilayah kelola KPH berdasarkan pembagian Blok dan petak.

29. Inventarisasi hutan adalah rangkaian kegiatan pengumpulan data

untuk mengetahui keadaan dan potensi sumber daya hutan serta

lingkungannya secara lengkap.

30. Blok adalah bagian wilayah KPH yang dibuat relatif permanen

untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan.

Page 32: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 14RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

31. Petak adalah bagian dari blok dengan luasan tertentu dan menjadi

unit usaha pemanfaatan terkecil yang mendapat perlakuan

pengelolaan atau silvikultur yang sama.

32. Wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya

belum menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha

pemanfaatannya.

33. Evaluasi adalah suatu proses untuk mengukur pencapaian suatu

tujuan tertentu yang telah ditetapkan serta dilakukan secara

sistematik dan teratur, hasilnya digunakan sebagai umpan balik

untuk perbaikan pelaksanaan perencanaan selanjutnya.

34. Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk memanfaatkan

kawasan hutan, memanfaatkan jasa lingkungan, memanfaatkan

hasil hutan kayu dan bukan kayu serta memungut hasil hutan

kayu dan bukan kayu secara optimal dan adil untuk kesejahteraan

masyarakat dengan tetap menjaga kelestariannya.

35. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan

ruang tumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat

sosial dan manfaat ekonomi secara optimal dengan tidak

mengurangi fungsi utamanya.

36. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk

memanfaatkan potensi jasa lingkungan dengan tidak merusak

lingkungan dan mengurangi fungsi utamanya.

37. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk

memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa kayu

dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi

pokoknya.

38. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan untuk

memanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa bukan kayu

dengan tidak merusak lingkungan dan tidak mengurangi fungsi

pokoknya.

Page 33: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 15RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

39. Pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu adalah

kegiatan untuk mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau

bukan kayu dengan batasan waktu, luas dan/atau volume

tertentu.

40. Izin pemanfaatan hutan adalah izin yang diterbitkan oleh pejabat

yang berwenang yang terdiri dari izin usaha pemanfaatan

kawasan, izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan, izin usaha

pemanfaatan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu, dan izin

pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu pada areal

hutan yang telah ditentukan.

41. Izin usaha pemanfaatan kawasan yang selanjutnya disingkat IUPK

adalah izin usaha yang diberikan untuk memanfaatkan kawasan

pada hutan lindung dan/atau hutan produksi.

42. Izin usaha pemanfaatan jasa lingkungan yang selanjutnya

disingkat IUPJL adalah izin usaha yang diberikan untuk

memanfaatkan jasa lingkungan pada hutan lindung dan/atau

hutan produksi.

43. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang selanjutnya

disingkat IUPHHK dan/atau izin usaha pemanfaatan hasil hutan

bukan kayu yang selanjutnya disebut IUPHHBK adalah izin usaha

yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa kayu

dan/atau bukan kayu dalam hutan alam pada hutan produksi

melalui kegiatan pemanenan atau penebangan, pengayaan,

pemeliharaan dan pemasaran.

44. IUPHHK restorasi ekosistem dalam hutan alam adalah izin usaha

yang diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan alam

pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting sehingga

dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui kegiatan

pemeliharaan, perlindungan, dan pemulihan ekosistem hutan

termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan, penangkaran

satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk mengembalikan unsur

Page 34: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 16RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

hayati (flora dan fauna) serta unsur non hayati (tanah, iklim dan

topografi) pada suatu kawasan kepada jenis yang asli, sehingga

tercapai keseimbangan hayati dan ekosistemnya.

45. IUPHHK dan/atau IUPHHBK dalam hutan tanaman adalah izin

usaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan berupa

kayu dan/atau bukan kayu dalam hutan tanaman pada hutan

produksi melalui kegiatan penyiapan lahan, pembibitan,

penanaman, pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.

46. Izin pemungutan hasil hutan kayu yang selanjutnya disingkat

IPHHK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa kayu pada

hutan produksi melalui kegiatan pemanenan, pengangkutan, dan

pemasaran untuk jangka waktu dan volume tertentu.

47. Izin pemungutan hasil hutan bukan kayu yang selanjutnya

disingkat IPHHBK adalah izin untuk mengambil hasil hutan berupa

bukan kayu pada hutan lindung dan/atau hutan produksi antara

lain berupa rotan, madu, buah-buahan, getah-getahan, tanaman

obat-obatan, untuk jangka waktu dan volume tertentu.

48. Hutan tanaman industri yang selanjutnya disingkat HTI adalah

hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh

kelompok industri kehutanan untuk meningkatkan potensi dan

kualitas hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam

rangka memenuhi kebutuhan bahan baku industri hasil hutan.

49. Hutan tanaman rakyat yang selanjutnya disingkat HTR adalah

hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun oleh

kelompok masyarakat untuk meningkatkan potensi dan kualitas

hutan produksi dengan menerapkan silvikultur dalam rangka

menjamin kelestarian sumber daya hutan.

50. Hutan tanaman hasil rehabilitasi yang selanjutnya disingkat HTHR

adalah hutan tanaman pada hutan produksi yang dibangun

melalui kegiatan merehabilitasi lahan dan hutan pada kawasan

hutan produksi untuk memulihkan, mempertahankan dan

Page 35: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 17RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

meningkatkan fungsi lahan dan hutan dalam rangka

mempertahankan daya dukung, produktivitas dan peranannya

sebagai sistem penyangga kehidupan.

51. Sistem silvikultur adalah sistem budidaya hutan atau sistem teknik

bercocok tanaman hutan mulai dari memilih benih atau bibit,

menyemai, menanam, memelihara tanaman dan memanen.

52. Hutan hak adalah hutan yang berada pada tanah yang dibebani

hak atas tanah.

53. Hutan kemasyarakatan adalah hutan negara yang pemanfaatan

utamanya ditujukan untuk memberdayakan masyarakat.

54. Hutan desa adalah hutan negara yang belum dibebani izin/hak,

yang dikelola oleh desa dan dimanfaatkan untuk kesejahteraan

desa.

55. Iuran izin usaha pemanfaatan hutan yang selanjutnya disingkat

IIUPH adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin

usaha pemanfaatan hutan atas suatu kawasan hutan tertentu.

56. Provisi sumber daya hutan yang selanjutnya disingkat PSDH

adalah pungutan yang dikenakan kepada pemegang izin sebagai

pengganti nilai intrinsik dari hasil hutan yang dipungut dari hutan

negara.

57. Dana reboisasi yang selanjutnya disingkat DR adalah dana yang

dipungut dari pemegang IUPHHK dalam hutan alam pada hutan

produksi untuk mereboisasi dan merehabilitasi hutan.

58. Perorangan adalah Warga Negara Republik Indonesia yang cakap

bertindak menurut hukum.

59. Surat keterangan sahnya hasil hutan adalah dokumen-dokumen

yang merupakan bukti legalitas hasil hutan pada setiap segmen

kegiatan dalam penatausahaan hasil hutan.

60. Industri primer hasil hutan kayu adalah pengolahan kayu bulat

dan/atau kayu bahan baku serpih menjadi barang setengah jadi

atau barang jadi.

Page 36: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 18RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

61. Industri primer hasil hutan bukan kayu adalah pengolahan hasil

hutan berupa bukan kayu menjadi barang setengah jadi atau

barang jadi.

62. Pengendalian adalah suatu proses atau upaya untuk mengurangi

atau menekan penyimpangan yang mungkin terjadi, sehingga

diperoleh suatu hasil sesuai dengan yang telah ditetapkan melalui

pemantauan, pengawasan dan penilaian kegiatan.

63. Lembaga Desa Pengelola Hutan Desa yang selanjutnya

disebutLembaga Desa adalah lembaga kemasyarakatan yang

ditetapkandengan Peraturan Desa yang bertugas untuk mengelola

Hutan Desayang secara fungsional berada dalam organisasi desa

dan bertanggungjawab kepada Kepala Desa.

64. Areal kerja hutan desa adalah satu kesatuan hamparan kawasan

hutanyang dapat dikelola oleh lembaga desa secara lestari.

65. Izin usaha pemanfaatan hasil hutan kayu dalam hutan desa

adalah izinusaha yang diberikan untuk memanfaatkan hasil hutan

berupa kayudalam hutan desa pada hutan produksi melalui

kegiatan penanaman,pemeliharaan, pemanenan, dan pemasaran.

66. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan

ruangtumbuh sehingga diperoleh manfaat lingkungan, manfaat

sosial danmanfaat ekonomi secara optimal dengan tidak

mengurangi fungsiutamanya.

67. Pemanfaatan jasa lingkungan adalah kegiatan untuk

memanfaatkanpotensi jasa lingkungan dengan tidak merusak

lingkungan danmengurangi fungsi utamanya.

68. Pemanfaatan hasil hutan kayu adalah kegiatan untuk

memanfaatkan danmengusahakan hasil hutan berupa kayu

dengan tidak merusaklingkungan dan tidak mengurangi fungsi

pokoknya.

69. Pemanfaatan hasil hutan bukan kayu adalah kegiatan

untukmemanfaatkan dan mengusahakan hasil hutan berupa

Page 37: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 19RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

bukan kayudengan tidak merusak lingkungan dan tidak

mengurangi fungsipokoknya.

70. Pemungutan hasil hutan kayu dan/atau bukan kayu adalah

kegiatanuntuk mengambil hasil hutan baik berupa kayu dan/atau

bukan kayudengan batasan waktu, luas dan/atau volume

tertentu.

71. Penetapan areal kerja hutan desa adalah pencadangan areal

kawasanhutan oleh Menteri untuk areal kerja hutan desa.

72. Hak pengelolaan hutan desa bukan merupakan hak kepemilikan

ataskawasan hutan, dan dilarang memindahtangankan atau

mengagunkan,serta mengubah status dan fungsi kawasan hutan.

Hak pengelolaanhutan desa dilarang digunakan untuk

kepentingan lain di luar rencanapengelolaan hutan dan harus

dikelola berdasarkan kaedah-kaedahpengelolaan hutan lestari.

73. Permohonan Hak Pengelolaan Hutan Desa diajukan oleh Lembaga

Desakepada Gubernur melalui Bupati/waliKPH dengan

melampirkanpersyaratan: a. peraturan desa tentang penetapan

lembaga desa; b.surat pernyataan dari kepala desa yang

menyatakan wilayah administrasidesa yang bersangkutan yang

diketahui camat; c. luas areal kerja yangdimohon; dan d. rencana

kegiatan dan bidang usaha lembaga desa.

Page 38: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 20RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB II

DESKRIPSI KAWASANKPHP UNIT IX OBA

A. Risalah Wilayah KPHP Unit IX Oba

1. Letak dan Luas

Secara geografis wilayah yang ditetapkan sebagai KPHP Unit

IX Oba terbentang dari 0° 46′ 55,99″ - 0° 18′ 21,47″ LU dan

127° 31′ 26,58″-127°46′31,63″ BT.

Secara administratif wilayah KPHP Unit IX Oba terletak di

tiga wilayah kecamatan yakni Kecamatan Oba Utara, Kecamatan

Oba Tengah dan Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan Provinsi

Maluku Utara. Adapun batas wilayah KPHP Unit IX OBA yaitu :

- Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Halmahera

Barat.

- Sebelah Selatan berbatasan dengan KPHP Model Gn. Sinopa.

- Sebelah Barat berbatasan dengan Laut Maluku.

- Sebelah Timur berbatasan dengan Taman Nasional Ake

Tajawe Lolobata.

Wilayah KPHP Unit IX Oba berdasarkan Surat Keputusan

Menteri Kehutanan Nomor : SK. 73/Menhut-II/2010 tanggal 8

Pebruari 2010 seluas ± 16.325 ha. Kemudian berdasarkan surat

Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan Kehutanan dan

Ketahanan Pangan Nomor : 522/166/ tanggal 1 Juni 2015

kepada Direktur Pembentukan Wilayah Pengelolaan Hutan dan

Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan Hutan mengusulkan

Percepatan penerbitan Surat Keputusan Penetapan KPHP Unit IX

OBA Provinsi Maluku Utara seluas lebih kurang 19.211 ha.

Perbedaan luasan ini disebabkan adanya perubahan penunjukan

kawasan hutan di wilayah Provinsi Maluku Utara berdasarkan

Page 39: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 21RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Keputusan Menteri Kehutanan Nomor : SK. 302/Menhut-II/2013

tanggal 1 Mei 2013. Dalam hal ini definitif luasan areal kerja KPHP

Unit IX Oba diperoleh setelah penataan batas terselesaikan

ditingkat lapangan.

Rincian luas wilayah KPHP Unit IX Oba per fungsi kawasan

hutan yaitu HL. Akengabengan-Asimoko-Tg. Wayamli-Akeoba)

seluas kurang lebih 637,932 ha dan HPT. Ake Oba-Tg. Wayamli-

Tolawi-Ake Kobe seluas kurang lebih 18.572,984 ha. Secara rinci

perbandingan luas kawasan hutan berdasarkan Keputusan Menteri

Kehutanan Nomor : SK. 73/Menhut-II/2010 tanggal 8 Pebruari

2010 dan berdasarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

: SK. 302/Menhut-II/2013 tanggal 1 Mei 2013 sebagaimana

terlihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Luas WilayahKPHP Unit IX Oba Menurut Fungsi KawasanHutan

No. Fungsi HutanLuas (±Ha)

(SK. 73/Menhut-II/2010)

(SK. 302/Menhut-II/2013)

1 2 3 4

1.Hutan Lindung 0 637,932

2.Hutan Produksi Terbatas 16.325 18.572,984

Jumlah 16.325 19.210,92Sumber:Tata Hutan KPHP Unit IX Oba 2015

2. Iklim

Keadaaan iklim di KPH Tidore Kepulauan di pengaruhi oleh

angin laut.Musim barat atau utara umumnya berlangsung pada

bulan Desember sampai dengan bulan maret. Pada bulan April

terjadi masa transisi ke musim selatan atau timur tenggara.

Sedangkan musim selatan atau timur tenggara umumnya

berlangsung selama enam bulan yang berawal dari bulan Mei

hingga bulan Oktober dimana masa transisi ke musim barat terjadi

pada bulan November. Berdasarkan data dari Brigade Proteksi

Page 40: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 22RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tanaman Soasio, selang tahun 2013 curah hujan hampir terjadi

di sepanjang bulan dengan itensitas yang beragam. Rata-rata

curah hujan tertinggi terjadi pada bulan Agustus yaitu sebesar

350 mm dan terendah terjadi pada bulan Maret yakni 30 mm

sebagaimana terlihat pada tabel 2. Tipe iklim pada daerah KPH

Tidore Kepulauan dan juga umumnya kabupaten lain di Provinsi

Maluku Utara mempunyai tipe iklim tropis. Berdasarkan sistem

klasifikasi Schmidt F.H dan J.H.A. Ferguson yang didasari oleh

curah hujan dan jumlah hari hujan, maka iklim di KPH Tidore

Kepulauan tergolong dalam klasifikasi Tipe iklim A.

3. Geologi Dan Jenis Tanah

DaerahKota TidoreKepulauansecara fisiografidapatdi bagi

manjadi 2 bentukan utama yaitu pada daerah Pulau Tidore dan

Pulau Halmahera. Bagian kedua wilayah Kota Tidore Kepulauan

yang berada pada Pulau Halmahera memiliki karakteristik yang

berbeda dengan Pulau Tidore. Satuan geomorfologi ini antara lain

adalah dataran alluvial, perbukitan denudasional,

perbukitan denudasional ultramafik, Platodan Monoklin. Sejarah

pembentukan batuan di Kota Tidore Kepulauan adalah di mulai

pada Oligosen yaitu dengan diendapkannya Batuan Gunung api

Formasi Bacan. Formasi ini terdiri dari batuan gunung api berupa

lava, breksi dan tufa dengan sisipan batu pasir dankonglomerat.

Satuan batuan Gunung api muda sering juga disebut sebagai

satuan batuan gunung api Holosen merupakan endapan dari

gunung api Kiematubu.Terdiri dari breksi gunung api,lava, tufa

dan abu vulkanik. Breksi gunung api terdiri dari andesit piroksen,

kelabu tua, kompak ukuran butir dari 3 hingga 100 cm,batua pung

putih kecoklatan, ringan, amidaloidal, dan getas. Struktur geologi

daerah Kota Tidore Kepulauan yang berkembang adalah

sesar.Sesar banyak dijumpai didaerah Pulau Halmahera. Sesar ini

Page 41: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 23RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

berkembang Barat Laut – Tenggara dan Timur Laut – Barat

Daya.Jenis sesar agak sulit di identifikasi di lapangan, bidang sesar

yang dijumpai di lapangan berupa zona hancuran, pada zona ini

dijumpai filit dan tampak mineral pengisi rekahan. Kemiringan

lapisan secara umum adalah kearah barat, akan tetapi beberapa

tempat dijumpai kemiringan ke arah utara (N: 268⁰E:30⁰). Besar

kemiringan batuan berkisar antara 10⁰ hingga 30⁰. Struktur sesar

merupakan daerah yang rawan terjadi gerakan tanah. Kejadian

gerakantanah ini terutama pada saat hujan turun dan juga jika

terjadi gempa.

Adapun kompisisi jenis tanah dalam kawasan KPHP Unit IX

Oba disajikan pada Tabel 2 berikut ini.

Tabel 2. Komposisi Jenis Tanah dalam Kawasan KPHP Unit IX Oba KPHTidore Kepulauan

NoSoil Survey

Staff(Ordo)

Klasifikasi Tanah(Sub Ordo)

Fungsi Kawasan Hutan(ha)Jumlah

(ha)HL.

Akengabengan-Asimoko-Tg.

Wayamli-Akeoba

HPT.Ake Oba-Tg.

Wayamli-Tolawi-Ake Kobe

1 2 3 4 5 6

1 Inceptisol Dystrudepts-Endoaquepts 179,89 4.082,27 4.262,17

2 Inceptisol-Histosol Endoaquents-Haplohemists 181,10 181,10

3 Inceptisol-Entisol Endoaquepts-Udifluvents 97,21 97,21

4 Inceptisol-Mollisol Eutrudepts-Haprendolls 25,95 510,42 536,37

5 Andisol-Inceptisol Hapludands-Dystrudepts 250,99 7.783,37 8.034,36

6 Ultisol-Inceptisol Hapludults-Dystrudepts 6.099,71 6.099,71

Jumlah : 637,93 18.572,98 19.210,92Sumber : Tata Hutan KPHP Unit IX Oba, Tahun 2015

4. Hidrologi Dan Daerah Aliran Sungai (DAS)

Berdasarkan Satuan Wilayah Pengelolaan DAS (SWP),

wilayah KPHP unit IX Oba terbagi atas 2 wilayah SWP yakni SWP

Oba seluas 18.412,672 ha (95,84 %) dan SWP Ake Kolamo

seluas 798,243 ha (4,16 %) dengan jumlah DAS sebanyak 12

DAS, masing-masing : DAS Akebale, Ake Gumi, Ake Lamo Tidore,

Page 42: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 24RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Ake Lola, Ake Tayawi, Ake Toburo, Ake Tului, Akekolamo, Ake Gita

Ds, Ake Mira, Ake Oba, dan DAS Ake Waimira Tiga. Adapun secara

rinci luas wilayah masing-masing DAS disajikan pada Tabel 3

dibawah ini :

Tabel 3.Luas (Ha) dan Persentase Luas (%) DAS KPHP Unit IX Oba

No DAS Luas (ha) %1 2 3 4

1 DAS Ake Bale 790,226 4,1132 DAS Ake Gumi 110,970 0,5783 DAS Ake Lamo Tidore 3.492,997 18,1824 DAS Ake Lola 118,556 0,6175 DAS Ake Tayawi 10.976,404 57,1366 DAS Ake Toburo 1.212,760 6,3137 DAS Ake Tului 267,941 1,3958 DAS Akekolamo 798,244 4,1559 DAS Gita Ds 135,746 0,70710 DAS Mira 3,678 0,01911 DAS Oba 535,569 2,78812 DAS Waimira Tiga 767,825 3,997

Total : 19.210,916 100Sumber : Tata Hutan KPHP Unit IX Oba, Tahun 2015

5. Topografi Dan Kelerengan

Kondisi topografi wilayah KPHP Unit IX Oba yang merupakan

wilayah kepulauan memiliki kelas lereng dengan didominasi curam

(31,37 %) seluas 6,026.70 ha, agak curam (26,85 %) seluas

5,159.42 ha, dan landai (19,44 %) seluas 3,735.55 ha yang

banyak terdapat di wilayah pesisir. Semakin ke dalam dan jauh

dari pantai maka kebanyakan lahan topografinya berbukit-bukit

dengan kelerengan curam, agak curam bahkan sampai sangat

curam. Adapun komposisi kelas lereng (%) dan jumlah luasan

(ha) pada KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan terlihat pada

Tabel 4 berikut :

Page 43: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 25RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 4. Komposisi Kelas Lereng pada KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

No Kecamatan

Kelas Lereng (%)

JumlahDatar0 – 8%

(ha)

Landai9-15%(ha)

Curam16-25%

(ha)

Agakcuram

26-45%(ha)

Sangatcuram>46%(ha)

1 2 3 4 5 6 7 8

1. Oba 1.620,06 863,99 1.041,60 716,43 273,65 4.515,74

2. ObaTengah 1.615,90 2.626,88 4.189,74 3.949,08 591,27 12.972,87

3. Oba Utara 179,67 244,68 795,36 493,90 8,70 1.722,31

Jumlah : 3.415,63 3.735,55 6.026,70 5.159,42 873,62 19.210,92

Persentase : 17,77 19,44 31,37 26,85 4,54 100

Sumber : Tata Hutan KPHP Unit IX Oba, Tahun 2015

6. Aksessibilitas Kawasan

Secara geografis, letak Kota Tidore Kepulauan berada

hampir di tengah-tengah wilayah Provinsi Maluku Utara, sehingga

memiliki aksessibilitas yang hampir merata keseluruh

wilayahProvinsi Maluku Utara. Secara kewilayahan administrasi

Kota Tidore Kepulauan yakni wilayah yang berada di dataran

Pulau Halmahera dan pulau-pulau kecil. Pulau-pulau kecil tersebut

antara lain Pulau Tidore, Maitara, Mare, Failonga, Sibu, Woda,

Raja, Guratu, Tameng dan Joji, sedangkan wilayah KPHP Unit IX

Oba berada di dataran Pulau Halmahera.

Kota Tidore Kepulauan sebagai pusat pemerintahan Provinsi

Maluku Utara, yang berpusat di Kelurahan Sofifi. Sebagian besar

sarana dan prasarana perkantoran pemerintah provinsi diarahkan

pembangunannya dikawasan tersebut. Kedekatan dengan Kota

Ternate di Pulau Ternate juga mempemudah aksessbilitasdari

TidorekeTernateyang dapat ditemukan sejumlah sentra jasa dan

perdagangan serta pelabuhan dan bandara udara yang memadai

untuk pelayanan dalam skala nasional.Wilayah KPHP Unit IX Oba

berada di jalur jalan trans Sofifi-Weda. Untuk menuju ke Kota

Tidore Kepulauan dari Ternate dapat menggunakan speedboat

dengan waktu tempuh selama lebih kurang 15 menit,

Page 44: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 26RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

sedangkan untuk menunju wilayah KPHP Unit IX Oba dari ibu

Kota Tidore Kepulauan dapat menggunakan speedboat dengan

waktu tempuh selama lebih kurang 30 menit.

Wilayah KPHP unit IX Oba di Kota Tidore Kepulauan meliputi

tiga wilayah kecamatan yakni Kecamatan Oba Utara, Kecamatan

Oba Tengah dan Kecamatan Oba dengan posisinya berada dekat

dengan ibuKota Provinsi Maluku Utara (Sofifi) dan berada di jalur

jalan trans Sofifi-Weda sebagai ibu KPH Kabupaten Halmahera

Tengah,sehingga memiliki aksessibilitas yang memadai berupa

jalan aspal dan sirtu. Dengan demikian wilayah KPHP ini cukup

mudah dijangkau dari batas luar kawasan hutan. Selain itu

terdapat beberapa sungai besar seperti Sungai Oba, Sungai

Tobatu, Sungai Toburo, Sungai Lamo, Sungai Roral dan Sungai

Bai yang dapat digunakan sebagai aksessibilitas menuju wilayah

KPHP. Secara rinci tingkat aksessibilitas kawasan hutan pada

wilayah KPHP Unit IX Oba dapat dilihat pada Tabel 5.

Tabel 5. Aksessibilitasdi Wilayah KPHP Unit IX Oba MenurutFungsiKawasan Hutan

No Fungsi Kawasan

Rendah(tidak ada

sungaidan jalan)

(ha)

Sedang(ada sungaiatau jalan)

(ha)

Tinggi(ada

sungaidan jalan)

(ha)

Jumlah

(ha)1 2 3 4 5 6

1 HL 56,43 581,50 0 637,93HL.Akengabengan-Asimoko -Tg.Wayamli-Akeoba

56,43 581,50 0 637,93

2 HPT 0 17.202,16 1.370,83 18.572,98

HPT. Ake Oba-Tg.Wayamli-Tolawi-AkeKobe

0 17.202,16 1.370,83 18.572,98

Jumlah 56,43 17.783,66 1.370,83 19.210,92Sumber: Tata Hutan KPHP Unit IX Oba, 2015

Page 45: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 27RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

7. Sejarah Wilayah

Berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan Nomor:

73/Menhut-II/2010 tanggal 8 Januari 2010, telah menetapkan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi/Lindung (KPHP/L) di

Provinsi Maluku Utara sebanyak 16 (enam belas) unit dengan

luas 1.768.424 ha yang terdiri dari 11 unit KPHP dan 5 unit KPHL

dan tersebar di 7 wilayah administrasi pemerintahan

kabupaten/Kota. Unit-unit KPHP dimaksud antara lain KPHP (L)

Pulau Morotai, KPH(L) Tiabo, KPH(L) Sasado Bidadari KPH(P)

Wasile Maba, KPH(P) Watileo, KPH(L) Ake Kobe, KPH(P) Damuli,

KPH(P) Talawi, KPH(P) Oba, KPH(P) Gn. Sinopa, KPH(L) Ternate

Tidore KPH(P) Gane, KPH(P) Pulau Bacan, KPH(P) Pulau Obi,

KPH(P) Wai Todontaha dan KPH(P) Wai Samada.

KPHP Unit IX OBA dibentuk berdasarkan Peraturan Walikota

Tidore Kepulauan Nomor : 17 Tahun 2014 tanggal 24 Juni 2014

tentang Pembentukan Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana

Teknis Dinas Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi pada Dinas

Pertanian, Perkebunan, Kehutanan dan Ketahanan Pangan dan

telah diusulkan kepada pusat DirektoratPembentukan Wilayah

Pengelolaan dan Penyiapan Areal Pemanfaatan Kawasan

Hutan/Direktorat Rencana, Pengunaan dan Pembentukan Wilayah

Pengelolaan Hutan untuk percepatan SK. Penetapan KPHP Unit IX

OBA KPH Tidore Kepulauan, Provinsi Maluku Utara seluas ±

19.211 ha, Melalui surat Kepala Dinas Pertanian, Perkebunan

Kehutanan dan Ketahanan Pangan Nomor : 522/166 tanggal

1 Juni 2015.

Page 46: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 28RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

8. Pembagian Blok

Pembagian blok kawasan hutan KPHP Unit IX Oba

menggunakan analisis spasial (SIG) dan kriteria yang digunakan

mengacu pada Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan

Nomor : P.5/VII-WP3H/2012.

Seluruh Wilayah KPHP Unit IX Oba dibagi atas 7 blok utama

yaitu pada HL sebanyak 2 blok yang terdiri dari blok inti dan blok

khusus. Selanjutnya pada Hutan Produksi terbagi atas 5 blok yaitu

blok pemanfaatan HHK-HA (Restorasi Ekosistem), blok

pemanfaatan kawasan jasa lingkungan dan HHBK, blok

pemberdayaan masyarakat, blok perlindungan, dan blok khusus

sebagaimana pada Tabel 6.

Tabel 6. Luas Kawasan, Fungsi, Blok Peruntukan dan Luas Petak KPHPUnit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

Fungsi Hutan Blok Peruntukan Luas (ha)1 2 3

HL Akengabengan-Asimoko-Tg. Wayamli-Ake oba

1. Blok Inti2. Blok Pemanfaatan3. Blok Khusus

367.5785.21

185.16

Total 1 637.93HPT Ake oba-Tg. Wayamli-Tolawi-Ake kobe

1. Blok Pemanfaatan HHK-HA

2. Blok PemanfaatanKawasan jasaLingkungan dan HHBK

3. Blok PemberdayaanMasyarakat

4. Blok Perlindungan5. Blok Khusus

820.68

15.447.52

1.868.69

334.27101.81

Total 2 18.572.98Grand Total 1 + Total 2 19.210.92Sumber: Tata Hutan KPHP Unit IX Oba, 2015

Page 47: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 29RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

B. Potensi Wilayah

1. Penutupan Vegetasi / Lahan

Kondisi penutupan lahan hasil penafsiran citra satelit resolusi

sedang (Landsat 8) tahun 2015 terdiri dari Hutan mangrove

primer, Hutan primer, Hutan sekunder, pertanian lahan kering

campur semak primer, Pertanian lahan kering campur semak dan

semak belukar. Secara rinci kondisi penutupan lahan berdasarkan

fungsi dan kelas penutupan lahan di areal KPHP Unit IX Oba

disajikan pada Tabel 7 berikut :

Tabel 7. Luas Penutupan Lahan KPHP Unit IX ObaNo. Kawasan Hutan/ Penutupan Lahan Luas (ha) %1 2 3 4

1. HL.Akengabengan-Asimoko-Tg.Wayamli-Akeoba 637,932 3,32

a.Hutan mangrove primer (Hmp) 637,645 3,31b.Pertanian lahan kering campur semak (Pc) 0,287 0,001

2. HPT. Ake Oba-Tg. Wayamli-Tolawi-AkeKobe 18.572,984 96,67

a.Hutan primer (Hp) 10.72,833 5,58b.Hutan sekunder (Hs) 13.713,882 71,38c.Pertanian lahan kering campur semak (Pc) 2.225,989 11,58d.Semak belukar (Sb) 1.560,280 8,12

Jumlah : 19.210,916 100Sumber: Tata Hutan KPHP Unit IX Oba 2015

Dari Tabel di atas dapat diketahui bahwa secara umum

kondisi penutupan lahan pada wilayah KPHP Unit IX Oba

merupakan hutan sekunder atau sebesar 71,38 % dari luas

wilayah KPHP. Secara fungsi kawasan HL didominasi hutan

mangrove primer dan pada kawasan HPT didominasi hutan

sekunder.

Page 48: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 30RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. Potensi Tegakan

KPHP Unit IX Oba memiliki potensi tegakan untuk penutupan

hutan lahan kering primer rata-rata sebesar 130,97 m³/ha, hutan

lahan kering sekunder rata-rata sebesar 119,61 m³/ha dan hutan

mangrove primer sebesar 48,93 m³/ha. Volume tegakan per kelas

diameter per kelas tutupan lahan secara detail disajikan pada

Tabel 9. Dalam penyusunan tata hutan ini potensi tegakan di

kategorikan atas 3 kelas/tingkatan yaitu volume tinggi (>250 m³)

pada hutan lahan kering primer, sedang (150-250 m³/ha) pada

hutan lahan kering sekunder, dan rendah (<150 m³/ha) pada

kelas tutupan non hutan tercantum pada tabel 8.

Tabel 8.Potensi Menurut Kelas Penutupan Lahan

No. Kelas Penutupan Lahan NomorPlot

LuasPlot(ha)

JumlahPohon

VolumePohon(m3)

1 2 3 4 5 6

1. Hutan Lahan Kering Primer 1 1 121 130.97

Jumlah : 1 1 121 130.97

Rata-Rata / Plot : 121 130.97

2.Hutan Lahan KeringSekunder 2 1 133 111.65

3 1 110 92.964 1 83 99.395 1 89 174.44

Jumlah : 4 4 415 478.46

Rata-Rata / Plot : 83 119.61

3. Hutan Manggrove Primer 1 1 71 48.93

Jumlah : 1 1 71 48.93

Rata-Rata / Plot : 71 48.93Sumber : Laporan Inventarisasi Biogeofisik KPHP Unit IX Gane Tahun 2015

Sesuai hasil inventarisasi biogeofisik pada 4 plot hutan lahan

kering sekunder terdapat sebanyak 415 pohon atau rata-rata103

pohon/plot dengan jenis pohon terbanyak yaitu hiru (Vatica

papuanaDyer) sebanyak 79 pohon; marsawa (Anisoptera costata

Korth) sebanyak 32 pohon dan kayu besi(Intsia biyuga) sebanyak

27 pohon. Selanjutnya pada 1 plot lahan kering primer terdapat

sebanyak 121 pohon atau rata-rata 121 pohon/plot yang

Page 49: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 31RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

didominasi oleh jenis matoa (Pometia pinnata Forst) dan hatebesi

(Homalium faetidum Benth) masing-masing sebanyak 15 pohon.

Kedua jenis pohon tersebut termasuk kelompok jenis

meranti/kelompok komersil satu. Hasil inventarisasi pada 1 plot

hutan mangrove primer terdapat 71 pohon dengan jenis yang

dominan Soneratia alba sebanyak 55 pohon dan termasuk

kelompok jenis kayu rimba campuran/kelompok komersil dua.

Adapun hasil inventarisasi volume pohon per kelas diameter

berdasarkan kelompok jenis kayu dapat dilihat pada Lampiran

Data 1, 2, 3, 4, dan 5.

Indeks Nilai Penting (INP) menunjukkan jenis tumbuhan

yang paling menguasai suatu habitat. INP dikelompokkan dalam 3

kategori yaitu INP tinggi dengan nilai ˃ 133,3 – 200%, INP

sedang dengan nilai ˃ 66,6 – 133,3% dan INP rendah dengan

nilai 0 – 66,6% (Batara, 2005). Perhitungan INP untuk tingkat

pohon memperlihatkan jenis hiru (40,39%) memilikikerapatan

relatif dan dominasi relatif yang sangat tinggi dibanding jenis

pohon lainnya, kemudian diikuti jenis marsawa, dan matoa.

Analisis INP untuk tingkat pohon termasuk kedalam kriteria

rendah. Jenis hiru memperlihatkan sebaran tumbuh pada hampir

semua plot yang di inventarisasi, kemudian jenis kenari, mologotu,

matoa dan gosale.

Perhitungan INP tingkat tiang pada tutupan lahan untuk

hutan lahan kering primer menunjukan bahwa jenis kayu matoa

memiliki INP tertinggi yaitu sebesar 24,95% diikutijenis helekedan

jenis dao.Hutan lahan kering sekunder memperlihatkan jenis hiru

memiliki INP yang tertinggi sebesar 40,39%, kemudian jenis

marsawa dan jenis matoa. Hasil analisis INP tingkat tiang,

termasuk kategori rendah. INP tutupan lahan kering primer

memperlihatkan INP tertinggi yaitu jenis kayu hitam sebesar

31,58% dan jenis Malambua sebesar 22,85% dan untuk tutupan

Page 50: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 32RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

lahan kering sekunder, INP tertinggi yaitu jenis kayu hiru sebesar

31,17%, dan jenis kora sebesar 20,37%.

INP tingkat pancang termasuk dalam kelompok kategori

rendah karena INP yang tertinggi jenis hiru sebesar 13,83%,

kemudian jenis nanari sebesar 12,03% dan jenis samama sebesar

11,24%. Untuk tingkat semai INP memperlihatkan bahwa jenis

caplong memiliki INP yang tertinggi sebesar 13,89%, kemudian

jenis hiru sebesar 13,01% dan jenis matoa sebesar 11,75%. Data

INP tingkat semai termasuk kategori INP rendah.

3. Potensi Non Kayu (HHBK)

Keanekaragaman hayati (biodiversity) flora dalam kawasan

KPHP Unit IX Oba tergolong cukup tinggi. Pada wilayah hutan

dataran tinggi dan hutan dataran rendah ditumbuhi oleh berbagai

jenis vegetasi berkayu dan non kayu yang memiliki nilai komersial

maupun non-komersial. Jenis-jenis flora dominan yang sudah

dikenal masyarakat serta memiliki nilai komersial tinggi di pasaran

antara lain adalah : hiru (Vatica papuana Dyer), marsawa

(Anisoptera costata Korth), dan kayu besi (Intsia biyuga). Dari

golongan non kayu (HHBK) di dominasi oleh jenis Rotan (Calamus

spp.), t Bambu (Bambusa spp.), dan Aren (Arenga pinnata Merr.).

Di samping itu juga ditemukan HHBK dari golongan buah-buahan

seperti kenari, manggis, pala, belimbing, jambu dan langsat.

Ditemukan pula jenis tanaman multiguna seperti Agatis sebagai

penghasil kayu dan getah damar serta berbagai jenis komoditi

HHBK lainnya. Potensi non kayu tersebar di hampir seluruh

kawasan hutan produksi yang ditanam oleh masyarakat sejak

lama seperti pala,manggis,langsat dan lokasinya tersebar rata-rata

1 orang memliki 1 s/d 2 ha ada juga yg lebih, hasil panen di jual

di pasar lokal. Pada tanaman pohon damar lokasinya juga tersebar

di wilayah kawasan HPT tumbuh secara alami , untuk

pemanfaatan getah damar belum di kelola dengan baik. Potensi

Page 51: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 33RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

getah damar dapat di jadikan sebagai bisnis dengan menjual

getah damar.

Adapun potensi kayu hasil Inventarisasi Biogeofisik KPHP

Unit IX Oba sebagai Lampiran data 1, 2,3,4 dan 5 Buku RPHJP ini.

4. Flora dan Fauna Langka

Dari hasil diskusi dengan masyarakat desa setempat yang

sering masuk ke lokasi kawasan areal KPHP Unit IX Oba, mereka

sering menjumpai jenis fauna langka dan dilindungi seperti burung

taon, kakatua merah, kakatua putih, kakatua hijau, nuri, woka-

woka, kumkum, kera/monyet, babi hutan, rusa, musang dan

kuskus. Potensi seperti burung nuri, kakatua banyak di buru

orang untuk koleksi pribadi atau di jual dengan harga yang

bervariasi dari Rp. 50.000 sampai dengan Rp. 200.000

Pada hutan mangrove ditemukan flora anggrek langka yang

tumbuh di batang pohon dan fauna seperti kelelawar, soa-soa dan

kepiting kenari. Ekosistem fauna di hutan mangrove menjadi

berkurang karena terjadi penebangan mangrove oleh masayakat

untuk di jadikan kayu bakar. Lokasi mangrove berada di

kecamatan oba utara kelurahan guraping, kec. Oba tengah

kelurahan akelamo dan desa Lola dan kec.oba desa talasi,desa

gita, dan kelurahan payahe.

5. Potensi Jasa Lingkungan dan Wisata Alam

Dalam kawasan fungsi hutan produksi terbatas khususnya

pada blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, dan HHBK.

potensi jasa lingkungan seperti jasa wisata alambisa di

kembangkan diantaranya terdapat air terjun (petak 176) yaitu di

desa Sigela Kecamatan Oba Kota Tidore Kepulauan yang

berpotensi untuk dikembangkan sebagai lokasi pariwisata

sehingga dapat menambah daya tarik/nilai ekonomi dari kawasan

KPHP Unit IX Oba. Air terjun tersebut juga dapat dimanfaatkan

Page 52: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 34RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

untuk pembangkit listrik (mikro-hidro), sumber air minum,

perikanan darat, dan irigasi pertanian lahan basah bagi

masyarakat.Selain Air terjun Sigela, terdapat juga Air Terjun Sie,

Danau, Spot Pengamatan Burung Bidadari Halmahera (Semioptera

Wallacea) dan Pemandangan Batu Papan di Desa Sie. Selain di

desa Sie, terdapat juga tempat wisata Bendungan di Desa Koli dan

lokasi Kemah Konservasi. Potensi jasa lingkungan juga menjadi

penyerap dan penyimpan karbon.

C. Sosial, Ekonomi, Dan Budaya Masyarakat

1. Kependudukan

Sebaran jumlah dan kepadatan penduduk pada 3 wilayah

kecamatan KPHP Unit IX Oba sebagaimana terlihat pada Tabel 9

di bawah ini :

Tabel 9. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk dan Kepadatan PendudukKecamatan di Wilayah KPHP Unit IX Oba

No. KecamatanLuas

Wilayah(Km²)

JumlahDesa/Klrhn

(Desa/Klrhn)

JumlahPenduduk

(Jiwa)

KepadatanPenduduk

(Jiwa/Km²)

1 2 3 4 5 61 Oba 403,67 13 10.858 26,902 Oba Utara 376,00 13 14.031 37,323 Oba Tengah 424,00 14 8.061 19,01Jumlah : 1.203,67 40 32,950 83,23

Sumber :BPS Kota Tidore Kepulauan (2014)

Kecamatan Oba Utara memiliki jumlah penduduk tertinggi

sebanyak 14.031 jiwa dengan kepadatan penduduk sebesar :

37,32 jiwa/km², diikuti oleh kecamatan Oba yang memiliki jumlah

penduduk sebanyak 10.858 jiwa dengan kepadatan penduduk

sebesar : 26,90 jiwa/km², dan kecamatan Oba Tengah yang

memiliki jumlah penduduk sebanyak 8.061 jiwa dengan tingkat

kepadatan penduduk sebesar 19,01 jiwa/km². Sebaran penduduk

pada setiap kecamatan berdasarkan jenis kelamin dan rasio jenis

kelamin disajikan pada Tabel 10 berikut ini :

Page 53: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 35RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 10. Banyaknya Penduduk Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin

No. KecamatanPenduduk (Orang)

RatioJenis KelaminLaki-Laki Perempuan Jumlah

1 2 3 4 5 6

1 Oba 5.570 5.288 10.858 105,332 Oba Utara 7.137 6.895 14.031 103,513 Oba Tengah 4.091 3.970 8.061 103,03Jumlah : 16.798 16.153 32.950

Sumber :BPSKota Tidore Kepulauan (2014)

Desa – desa yang berada di sekitar kawasan hutan di

wilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan yaitu Kecamatan

oba utara (desa kaiyasa,desa gosale, Kelurahan Guraping, Desa

Galala, Desa Bukit Durian, Desa Ampera, Desa Gorojou, Desa

Akekolano dan Desa Kusu), kecamatan oba tengah ( Desa Akesai,

Desa Akedotilou, Desa Aketobololo, Kelurahan Akelamo, Desa

Siokona, Desa togeme, Desa Fanaha, Desa yehu,desa lola, dll)

kecamatan oba(Desa Talasi, Desa Gita, Desa Bale, Desa Koli, Desa

Woda, Desa Kosa kelurahan payahe, dll).

a. Mata pencaharian

Sebagian besar penduduk Kota Tidore Kepulauan

mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan nelayan. Pada

umumnya profesi petani dan nelayan tersebut bersifat tradisional,

karena mereka menggeluti profesi tersebut secara turun temurun

dan merupakan bagian dari tradisi masyarakat terutama yang

tinggal di wilayah pedesaan. Penghasilan petani yang berladang

tanaman semusim dengan luasan terbatas, tentu tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga, sehingga masih

diperlukan alternatif sumber ekonomi yang lain. Dari kondisi yang

ada sering menjadikan masyarakat desa sekitar hutan sebagai

buruh penebang kayu atau perambah hutan yang menyebabkan

semakin cepatnya laju degradasi kawasan hutan, namun

penduduk tersebut belum dapat dikatakan makmur atau sejahtera

Page 54: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 36RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

kehidupannya secara ekonomi. Lebih lanjut adanya

keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal

menyebabkan rendahnya produktifitas yang mengakibatkan

rendahnya pendapatan yang diterima dan akan berimplikasi pada

rendahnya tabungan dan investasi (Kuncoro, M.,1997 dalam

Anonim, 2007).

b. Pendapatan dan pengeluaran penduduk

Berdasarkan data yang diperoleh dari hasil inventarisasi

aspek sosial ekonomi dan budaya yang dilakukan oleh Tim BPKH

Wilayah VI pada Tahun 2015, rata-rata pendapatan/penerimaan

rumah tangga dari usaha di sektor pertanian sebesar 15,23 juta

rupiah per rumah tangga per tahun. Sedangkan rata-rata

pendapatan/penerimaan rumah tangga dari usaha di luar sektor

pertanian sebesar 2,76 juta rupiah per rumah tangga per tahun.

Bagi masyarakat memiliki lahan merupakan hal yang sangat

penting dalam mendapatkan penghasilan untuk mencukupi

kehidupan mereka. Hasil produksi pertanian dijual ke tengkulak,

pasar kecamatan dan pasar kabupaten.Untuk hasil produksi dijual

ke tengkulakyang ada di desa, sehingga harga seperti padi/beras,

kasbi, jagung dan komoditi pertanian lainnya berfluktuasi

berdasarkan harga tengkulak. Sektor pertanian yang diusahakan

oleh masyarakat seperti kelapa, coklat, pala, cengkah, jagung dan

tanaman palawija lainnya. Sistem pertanian yang diterapkan

tanaman campur pada satu lahan atau tumpangsari dengan

menggunakan alat-alat yang tradisional seperti cangkul, parang

dan lainnya. Tanaman kelapa dipadukan dengan jagung, kasbi,

pisang, kakao, dan pala.Harga barang dan kebutuhan sembilan

bahan pokok (sembako) terus menanjak naik, justru harga kopra

dan hasil bumi lainnya fluktuatif. Harga hasil pertanian seperti

jagung perkilogaram sebesar Rp. 10.000,-, kasbi perkarung Rp.

40.000,-, pisang pertandan sebesar Rp. 20.000,- dan kopra

Page 55: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 37RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

berkisar antara Rp. 4.000 sampai Rp. 4.500 per kilogram.

Masyarakat desa umumnya mengandalkan kelapa sebagai

tanaman pokok, rata-rata luas lahan yang dimiliki 1-2 ha,

sehingga bagi mereka harga kopra saat ini terlalu kecil,

dibandingkan beban pekerjaan, ongkos dan upah kerja selama

proses produksi. Harga yang bervariasi menyebabkan hasil yang

diperoleh tidak seimbang dibandingkan dengan biaya yang

dikeluarkan selama proses produksi dan lamanya pekerjaan,

belum termasuk biaya pupuk, transportasi kendaraan roda empat,

long boat/perahu untuk mengangkut hasil pertanian yang dijual ke

pasar kecamatan atau pasar KPH.

Pengeluaran penduduk merupakan indikator kemampuan

ekonomi penduduk dijadikan dasar pendekatan untuk menghitung

angka kemiskinan penduduk. Penduduk tergolong miskin apabila

tidak mampu memenuhi kebutuhan dasar, baik makanan maupun

non makanan. Berdasarkan data dari BPS Kota Tidore Kepulauan

tahun 2014, rata-rata pengeluaran daerah Kota Tidore Kepulauan

mengalami peningkatan dari Rp. 493 milyar pada tahun 2012

menjadi Rp. 597 milyar pada tahun 2013.

c. Pendapatan asli daerah (PAD) dan pendapatan regional daerah

Pendapatan asli daerah (PAD) Kota Tidore Kepulauan yang

berasal dari akumulasi pajak daerah, retribusi daerah, bagian laba

BUMD, dan penerimaan lain-lain mengalami peningkatan dari

tahun 2012 sebesar Rp. 11.948 milyar menjadi Rp. 16.351 milyar

pada tahun 2013. Selanjutnya salah satu indikator yang dapat

dijadikan landasan monitoring dan evaluasi pembangunan

ekonomi yaitu dengan melihat angka Produk Domestik Regional

Bruto (PDRB). PDRB menurut lapangan usaha menunjukkan

kemampuan sumber daya ekonomi untuk menghasilkan barang

dan jasa di suatu wilayah. PDRB dapat memberikan informasi

penting tentang potensi ekonomi lokal, kontribusi setiap sektor

Page 56: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 38RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ekonomi, pertumbuhan ekonomi setiap sektor, sekaligus dapat

memberikan gambaran ekonomi dalam satu tahun dan melihat

peluang prospek ekonomi ke depan. Nilai PDRB Kota Tidore

Kepulauan atas dasar harga berlaku (adhb) tahun 2013 sebesar

640.477,51 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh

sektor pertanian yakni sebesar 310.490,67 juta rupiah atau hampir

50 persen dari total PDRB. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga

konstan (adhk) tahun 2013 sebesar 322.871,01 juta rupiah

dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11 persen. Nilai

PDRB perkapita Kota Tidore Kepulauan selama tiga tahun terakhir

menunjukkan peningkatan tren yang positif. Hal ini memberikan

indikasi bahwa perekonomian di wilayah ini menunjukkan tren

yang semakin membaik dengan meningkatnya daya beli

masyarakat.

d. Angka kemiskinan penduduk

Jumlah penduduk miskin di Kota Tidore Kepulauan menurut

data BPS Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014 mengalami

penurunan pada tahun 2013 sebanyak 5,5 ribu jiwa dibanding

tahun sebelumnya (2012) sebanyak 5,6 ribu jiwa. Adapun

perkembangan jumlah penduduk dan penduduk miskin di Kota

Tidore Kepulauan pada tahun 2012 dan tahun 2013 terlihat pada

Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Penduduk MiskinTahun 2012 dan Tahun 2013 Di KPH Tidore Kepulauan

| 38RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ekonomi, pertumbuhan ekonomi setiap sektor, sekaligus dapat

memberikan gambaran ekonomi dalam satu tahun dan melihat

peluang prospek ekonomi ke depan. Nilai PDRB Kota Tidore

Kepulauan atas dasar harga berlaku (adhb) tahun 2013 sebesar

640.477,51 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh

sektor pertanian yakni sebesar 310.490,67 juta rupiah atau hampir

50 persen dari total PDRB. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga

konstan (adhk) tahun 2013 sebesar 322.871,01 juta rupiah

dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11 persen. Nilai

PDRB perkapita Kota Tidore Kepulauan selama tiga tahun terakhir

menunjukkan peningkatan tren yang positif. Hal ini memberikan

indikasi bahwa perekonomian di wilayah ini menunjukkan tren

yang semakin membaik dengan meningkatnya daya beli

masyarakat.

d. Angka kemiskinan penduduk

Jumlah penduduk miskin di Kota Tidore Kepulauan menurut

data BPS Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014 mengalami

penurunan pada tahun 2013 sebanyak 5,5 ribu jiwa dibanding

tahun sebelumnya (2012) sebanyak 5,6 ribu jiwa. Adapun

perkembangan jumlah penduduk dan penduduk miskin di Kota

Tidore Kepulauan pada tahun 2012 dan tahun 2013 terlihat pada

Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Penduduk MiskinTahun 2012 dan Tahun 2013 Di KPH Tidore Kepulauan

020.00040.00060.00080.000

100.000

Thn 2012Thn 2013

92.564 94.493

5.6005.500

Jml Penduduk (Jiwa)Jml Penduduk…

| 38RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ekonomi, pertumbuhan ekonomi setiap sektor, sekaligus dapat

memberikan gambaran ekonomi dalam satu tahun dan melihat

peluang prospek ekonomi ke depan. Nilai PDRB Kota Tidore

Kepulauan atas dasar harga berlaku (adhb) tahun 2013 sebesar

640.477,51 juta rupiah, dengan kontribusi terbesar diberikan oleh

sektor pertanian yakni sebesar 310.490,67 juta rupiah atau hampir

50 persen dari total PDRB. Sedangkan nilai PDRB atas dasar harga

konstan (adhk) tahun 2013 sebesar 322.871,01 juta rupiah

dengan laju pertumbuhan ekonomi sebesar 6,11 persen. Nilai

PDRB perkapita Kota Tidore Kepulauan selama tiga tahun terakhir

menunjukkan peningkatan tren yang positif. Hal ini memberikan

indikasi bahwa perekonomian di wilayah ini menunjukkan tren

yang semakin membaik dengan meningkatnya daya beli

masyarakat.

d. Angka kemiskinan penduduk

Jumlah penduduk miskin di Kota Tidore Kepulauan menurut

data BPS Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014 mengalami

penurunan pada tahun 2013 sebanyak 5,5 ribu jiwa dibanding

tahun sebelumnya (2012) sebanyak 5,6 ribu jiwa. Adapun

perkembangan jumlah penduduk dan penduduk miskin di Kota

Tidore Kepulauan pada tahun 2012 dan tahun 2013 terlihat pada

Gambar 1 di bawah ini :

Gambar 1. Perkembangan Jumlah Penduduk Dan Penduduk MiskinTahun 2012 dan Tahun 2013 Di KPH Tidore Kepulauan

5.500

Page 57: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 39RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. Agama dan Suku

Jumlah penduduk menurut agama yang di anut pada setiap

kecamatan di wilayah KPHP Unit IX Oba terlihat pada Tabel

11berikut ini :

Tabel 11. Jumlah Penduduk Menurut Agama yang dianut pada setiapKecamatan di Wilayah KPHP Unit IX Oba

No KecamatanPenduduk Menurut Agama (Orang)

Islam Protestan Katolik Hindu Budha1 2 3 4 5 6 7

1. Oba 9.419 1.110 - - -2. ObaTengah 7.772 1.268 72 - -3. Oba Utara 12.836 2.114 367 - -Jumlah : 100.027 4.492 439 - -

Sumber : BPS Kota Tidore Kepulauan, 2014

Tabel memperlihatkan bahwa masyarakat dominan

menganut agama Islam diikuti penganut agama Kristen protestan

dan selanjutnya Kristen katolik. Adapun jumlah sarana

peribadatan terlihat pada Tabel 12 berikut ini :

Tabel 12. Jumlah Sarana Peribadatan Pada Setiap Kecamatan DiWilayah KPHP Unit IX Oba

No KecamatanSarana Peribadatan (Buah)Masjid Mishola Gereja Pura Vihara

1 2 3 4 5 6 7

1. Oba 20 1 9 - -2. ObaTengah 17 4 11 - -3. Oba Utara 18 22 9 - -Jumlah : 55 27 29 - -

Sumber :BPSKota Tidore Kepulauan, 2014

Kerukunan hidup di Kota Tidore Kepulauan terbentuk dan

terbina dengan baik yang tercemin dari beberapa suku yang

mendiami daerah tersebut, terdapat beberapa suku seperti suku

Oba, Ternate, Makian, Bugis, Tobelo Galela dan Buton. Bahasa

yang lazim digunakan yakni bahasa pasar atau Indonesia pasar

dengan logat serta dialek suku yang ada.

Page 58: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 40RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

3. Tenaga Kerja

Berdasarkan data yang diperoleh dari BPS Kota Tidore

Kepulauan (2014), proporsi jumlah angkatan kerja pada tahun

2013 mencapai 44.330 orang yang masuk dalam usia produktif

(15 tahun ke atas). Dari jumlah angkatan kerja tersebut, 43.503

orang berstatus bekerja, sedangkan yang menganggur 827 orang.

Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK) 69.26 persen dengan

angka pengangguran terbuka sebesar 1.87 persen, seperti yang

terlihat pada Tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Persentase Penduduk Berumur 15 Tahun Keatas MenurutJenis Kegiatan Utama di Kota Tidore Kepulauan Tahun 2013

Jenis Kegiatan Utama Laki-Laki Perempuan Total

1 2 3 4

I. Angkatan Kerja Bekerja Penganggur

26.40126.131

270

17.92917.372

557

44.33043.503

827II. Bukan Angkatan Kerja 5.593 14.078 19.671Jumlah : 31.994 32.007 64.001TPAK : 82.52 56.02 69.26Angka Pengangguran : 1.02 3.11 1.87

Sumber : BPS Kota Tidore Kepulauan Tahun 2014

4. Sarana dan Prasarana Perekonomian

Adanya sarana dan prasarana perekonomian di wilayah

KPHP Unit IX Oba bertujuan untuk menunjang kelancaran

kegiatan perekonomian. Adapun kondisi sarana dan prasarana

perekonomian terlihat pada Tabel 14berikut ini :

Tabel 14. Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Perekonomian Di SekitarWilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

No. KecamatanJenis Sarpras Perekonomian (Buah)

Pasar Toko Kios Koperasi/Non-Koperasi Bank

1 2 3 4 5 6 71 Oba 4 4 142 - -2 Oba Tengah 2 - 9 3 -3 Oba Utara 3 14 385 - -Jumlah : 9 18 536 3 -

Sumber :Statistik Daerah Kecamatan Oba, Oba Tengah, dan Oba Utara Tahun 2014.

Page 59: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 41RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

5. Sarana dan Prasarana Pendidikan

Pendidikan pada hakekatnya merupakan usaha sadar

manusia untuk mengembangkan kepribadian dan meningkatkan

kemampuan di dalam dan di luar sekolah dan berlangsung seumur

hidup. Salah satu upaya peningkatan kualitas pendidikan adalah

dengan meningkatkan sarana dan prasarana di suatu daerah.

Adapun jenis dan jumlah sarana prasarana pendidikan di

sekitar wilayah KPHP Unit IX Oba disajikan pada Tabel 15 berikut

ini :

Tabel 15 . Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Pendidikan Di SekitarWilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

No. KecamatanJenis Sarpras Pendidikan

(Buah)SD/

SederajatSMP/

SederejatSMA/

SederajatPT /

Sederajat1 2 3 4 5 6

1 Oba 14 8 4 -2 Oba Tengah 16 8 4 -3 Oba Utara 17 8 8 1Jumlah : 47 24 16 1

Sumber :Statistik Daerah Kecamatan Oba, Oba Tengah, dan Oba Utara Tahun 2014.

6. Sarana dan Prasarana Kesehatan

Jenis dan jumlah sarana prasarana kesehatan di sekitar

wilayah KPHP Unit IX Oba disajikan pada Tabel 16 di bawah ini :

Tabel 16. Jenis Dan Jumlah Sarana Prasarana Kesehatan Di SekitarWilayah KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

No. KecamatanJenis Sarpras Kesehatan

(Buah/Orang)

Polindes Posyandu Puskesmas /Pustu Bidan Dokter

1 2 3 4 5 6 71 Oba 5 21 5 23 42 Oba Tengah 7 20 9 13 33 Oba Utara 11 19 6 13 3Jumlah : 23 60 20 49 11

Sumber :Statistik Daerah Kecamatan Oba, Oba Tengah, dan Oba Utara Tahun 2014.

7. Lembaga Formal dan Informal

Terbentuknya institusi pada tingkat lokal atau lembaga

masyarakat baik formal maupun informal sangat diharapkan

Page 60: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 42RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dalam pengelolaan hutan berasaskan kelestarian. Kelembagaan

yang terdapat hampir disetiap desa yang dijadikan sample

kegiatan inventarisasi sosial budaya masyarakat baik itu

kelembagaan formal maupun informal. Adapun kelembagaan

Pemerintah Desa yang terdapat pada desa sample yakni sebagai

berikut :

a. Kepala Desa (pimpinan pemerintah di tingkat desa)

Kepala Desa sebagai pemegang pucuk pimpinan tertinggi

di suatu desa dalam melaksanakan tugasnya selalu

berdampingan dengan Badan Permusyawatan Desa (BPD)

untuk mencapai suatu tujuan yang diharapkan. Pada desa

sampel kepala desa merupakan seorang yang menjadi

panutan, setiap perkataan dan tindak tanduknya sangat

dihormati, dan dihargai.

b. Badan Permusyawaratan Desa (BPD)

Badan Permusyawaratan Desa (BPD) merupakan

lembaga perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan

pemerintahan desa. Anggota BPD adalah wakil dari penduduk

desa bersangkutan berdasarkan keterwakilan wilayah.

Anggota BPD terdiri dari Ketua Rukun Warga, pemangku

adat, golongan profesi, pemuka agama dan tokoh atau

pemuka masyarakat. BPD berfungsi menetapkan Peraturan

Desa bersama Kepala Desa, menampung dan menyalurkan

aspirasi masyarakat. Badan ini juga berfungsi sebagai

penasehat dan pendamping kepala desa dalam melakukan

tugasnya dan ikut serta membantu dalam hal pelaksanaan

kegiatan yang berhubungan dengan kemajuan desa. Seorang

ketua BPD dan anggotanya merupakan orang-orang yang

dihormati dan dipandang oleh masyarakat.

Page 61: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 43RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

c. Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM)

Optimalisasi kelembagaan masyarakat khususnya LPM

yang telah ada diharapkan mampu menjadi wahana

penyaluran aspirasi dan aktualisasi masyarakat dalam

pengelolaan hutan. Tugas LPM sangat mendukung pihak

pemerintahan desa dalam mengambil dan memutuskan segala

aturan dan kebijakan yang ada di desa tersebut. Keberadaan

lembaga masyarakat sangat diharapkan dalam upaya

menjembatani setiap program yang ada dalam

mengimplementasikannya di lapangan sehingga program-

progam yang ada tidak mubazir. Supaya kelembagaan yang

ada dapat berjalan dengan baik, harus mempunyai

keanggotaan yang jelas, mempunyai aturan yang disepakati

bersama seluruh anggota, dan mempunyai program yang jelas

dan realistis.

Selain kelembagaan yang ada diperlukan lembaga

yang dapat mendukung pembangunan kehutanan dan

penguatan kelembagaan di desa sehingga memudahkan

dalam menyerap program-program pemerintah. Kelembagaan

lainnya yang ada di desa seperti:

d. Forum pemberdayaan masyarakat (FPM)

FPM merupakan Lembaga Kemasyarakat yang dibentuk

atas prakarsa masyarakat yang bertujuan memberikan aspirasi

masyarakat untuk memberikan kontribusi dalam

pembangunan desa. Maksud pembentukan Lembaga

Kemasyarakatan adalah untuk memelihara dan melestarikan

nilai-nilai gotong-royong, menumbuhkembangkan peran serta

masyarakat secara optimal guna membantu kelancaran

penyelenggaraan pemerintahan, pembangunan dan

pembinaan kemasyarakatan secara lebih berdaya guna dan

berhasil guna. Tujuan pembentukan Lembaga

Page 62: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 44RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Kemasyarakatan untuk meningkatkan peran serta masyarakat

dalam membantu kelancaran penyelenggaran pemerintahan,

pembangunan dan kemasyarakatan serta menciptakan kondisi

dinamis dalam pemberdayaan masyarakat. Pada 12 desa

sampel terdapat FPM, sehingga diharapkan keterlibatan

masyarakat desa dalam pembangunan desa dapat berjalan

dengan baik.

e. Kelembagaan ekonomi

Kelembagaan ekonomi terdiri dari kelompok-kelompok

masyarakat yang berorientasi profit (keuntungan) dan

dibentuk di desa berbasiskan pada pengelolaan sektor

produksi dan distribusi. Contoh dari kelembagaan ekonomi

adalah koperasi, kelompok tani, kelompok pengrajin,

perseroan terbatas yang ada di desa. Kelembagaan ekonomi

yang terdapat di desa sample sebagai berikut :

- Koperasi Simpan Pinjam, dan wadah lain yang

memberikan simpan pinjam di Desa Ampera dan

Kelurahan Akelamo. Wadah tersebut membantu

masyarakat dalam mengembangkan usaha mereka, dan

dapat juga berfungsi memberikan solusi bagi masyarakat

untuk membantu/menopang pengeluaran yang

mendadak.

- Kelompok tani, adalah kumpulan petani/peternak/pekebun

yang dibentuk atas dasar kesamaan kepentingan,

kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, sumber

daya) dan keakraban untuk meningkatkan dan

mengembangkan usaha anggota. pada dasarnya adalah

organisasi non formal di perdesaan. Pada 12 desa

terdapat Kelompok tani yang berfungsi membantu petani

untuk meningkatkan hasil pertanian masyarakat desa dan

Page 63: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 45RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

kelompok tersebut juga merupakan kelompok tani hutan

untuk tujuan kebun bibit rakyat (KBR).

- Kelembagaan sosial, meliputi pengelompokan sosial yang

dibentuk oleh warga dan bersifat sukarela. Contoh dari

kelembagan sosial adalah karang taruna, arisan, lembaga

swadaya masyarakat, forum RT/RW, organisasi

masyarakat.

Adapun contoh dari kelembagaan sosial yang terdapat

pada desa yang dijadikan sample dalam kegiatan ini adalah

sebagai berikut :

- Karang tarunamerupakan salah satu organisasi

kepemudaan yang ada di Indonesia. Karang Taruna

merupakan wadah pengembangan generasi muda

nonpartisan, yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa

tanggung jawab sosial dari, oleh dan untuk masyarakat

khususnya generasi muda di wilayah Desa / Kelurahan atau

komunitas sosial sederajat, yang terutama bergerak

dibidang kesejahteraan sosial. Organisasi sosial

kepemudaan Karang Taruna merupakan wadah pembinaan

dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya

mengembangkan kegiatan ekonomis produktif dengan

pendayagunaan semua potensi yang tersedia dilingkungan

baik sumber daya manusia maupun sumber daya alam

yang telah ada. Karang Taruna didirikan dengan tujuan

memberikan pembinaan dan pemberdayaan kepada para

remaja, misalnya dalam bidang keorganisasian, ekonomi,

olahraga, advokasi, keagamaan dan kesenian.

- PKK (Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga), Gerakan

Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga selanjutnya di

singkat PKK, adalah gerakan nasional dalam pembangunan

masyarakat yang tumbuh dari bawah yang pengelolaanya

Page 64: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 46RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dari, oleh dan untuk masyarakat menuju terwujudnya

keluarga yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia dan berbudi luhur, sehat

sejahtera, maju dan mandiri, kesejahteraan dan keadilan

gender serta kesadaran hukum dan lingkungan. PKK

disetiap desa sampel sudah berjalan dengan baik, ini

mungkin karena lembaga non formal ini di ketuai langsung

oleh seorang ibu kepala desa. Lembaga ini melibatkan

seluruh masyarakat yang ada di desa, dan yang berperan

penting ada ibu-ibu yang ada di desa.

Analisis lembaga masyarakat baik formal maupun

informal yang ada, perlunya menjadi perhatian dan

pengembangan untuk mendukung pengelolaan hutan dalam

manajemen KPHP Unit IX Oba. Lembaga informal dapat

diberdayakan dalam pengelolaan hutan, dengan melibatkan

anggota atau masyarakat desa dalam bentuk pelatihan dan

setiap kegiatan KPHP Unit IX Oba yang bersifat perlindungan

dan rehabilitasi kawasan hutan. Tujuannya untuk

meningkatkan peningkatan pengetahuan dan kesejahteraan

masyarakat yang hidup disekitar KPHP Unit IX Oba.

8. Kearifan Budaya/Adat Lokal Masyarakat

Kerukunan hidup di KPH Tidore Kepulauan terbentuk dan

terbina dengan baik yang tercemin dari beberapa suku yang

mendiami daerah tersebut, terdapat beberapa suku seperti suku

Oba, Ternate, Makian, Bugis, Jawa , Tobelo, Galela, Buton, Sanger

dan terdapat juga suku yang masih menempati kawasan hutan

dan masih beraktifitas dalam hutan yaitu suku Tobelo Dalam

(Togutil).Mayoritas beragama Islam dan sebagian kecil beragama

Kristen Protestan. Bahasa yang lazim digunakan yakni bahasa

pasar atau Indonesia Pasar dengan logat serta dialek suku yang

Page 65: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 47RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ada. Masyarakatnya cukup terbuka terhadap pendatang, namun

memiliki karakter yang tegas.

Nilai-nilai budaya masyarakat merupakan pedoman yang

memberi arah dan orientasi terhadap hidup dan bersifat umum.

Sebaliknya norma yang berupa aturan-aturan untuk perilaku

bersifat khusus, sedangkan perumusannya sering bersifat amat

terperinci, jelas dan tegas. Sebagai daerah hegemoni kesultanan

Tidore, pemerintah Kota Tidore Kepulauan memberi perhatian

khusus bagi pengembangan kebudayaan dengan mengalokasikan

anggaran khusus untuk kesultanan Tidore dalam upaya

peningkatan nilai-nilai budaya dan sejarah melalui berbagai

kegiatan kesultanan. Hasanah budaya daerah sebagai bagian

asset sejarah terus dilestarikan seperti tari-tarian dan berbagai

artifak sejarah peninggalan masa kejayaan kesultanan Tidore.

Gotong-royong merupakan pranata sosial yang bersifat

tolong menolong dan penting untuk menjaga keserasian

lingkungan sosial pada masyarakat. Pranata tolong menolong

yang melandasi setiap kegiatan sehari-hari baik dalam kegiatan

pertanian yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga

maupun untuk kegiatan yang berkaitan dengan kepentingan

umum. Masyarakat mempunyai sifat ramah, damai dan rasa

gotong-royong yang tinggi untuk mendorong proses

pembangunan di lingkungannya sendiri.

D. Pemanfaatan dan Penggunaan Kawasan Hutan

Sebagian wilayah blok pemanfaatan pada hutan produksi

terbatas yaitu seluas ± 9.220 ha merupakan wilayah IUP dari 4 badan

usaha yakni PT. Banua Sanggam Lestari, PT. Gema Nusantara Bhakti,

PT. Mulia Anugerah Sawitindo dan PT. Shana Tova Anugerah. Status

keseluruhan badan usaha tersebut masih dalam tahap IUP dari

Walikota Kota Tidore Kepulauan dan sampai saat ini belum

Page 66: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 48RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

mengajukan izin eksplorasi ke Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan.

Sesuai dengan hasil pemantauan terhadap izin-izin tersebut

diatas belum terdapat aktifitas didalam wilayah KPHP Unit IX Oba,

sehingga areal open mining access yang disebabkan oleh aktifitas

pertambangan belum ada.Dari keempat izin tersebut hanya PT. Shana

Tova Anugrah yang memiliki progress dilapangan pada wilayah IUP

yang berada di APL yakni berada di wilayah Desa Paceda.Untuk

progres perizinan diwilayah KPHP Unit IX Oba dari pihak PT. Shana

Tova Anugrah masih dalam tahap koordinasi dengan Pemerintah

Provinsi Maluku Utara.Pihak KPHP Unit IX oba agar dalam

pengelolaannya agar dapat memantau dan memonitoring pelaksanaan

aktifias izin-izin tersebut.

Badan usaha yang telah memegang Izin Usaha Pertambangan

(IUP) dari Walikota Tidore Kepulauan berupa Surat Keputusan

mempunyai luasan sebagian masuk di wilayah hutan produksi kelola

KPHP Unit IX Oba, terjadi perbedaan luasaan karena hasil survey

pertambangan bahwa tambang emas,nikel berada juga di area HPT.

Adapun luas areal IUP masing-masing perusahaan seperti pada

Tabel 17.

Tabel 17. Luas Areal IUP Tiap Perusahaan pada Wilayah KPHP Unit IX Oba

No. Nama BadanUsaha Nomor SK

TanggalWaktu

berakhir izin

Luas SK(ha)

Luas yangmasukwilayah

KPH (ha)

Komoditas Status

1 2 3 4 5 6 7 8

1. PT. BanuaSanggam Lestari

76.23Tahun2009

30 Januari2017 3.187,00 143,08 Nikel Eksplorasi

2.PT. GemaNusantaraBhakti

39.2Tahun2010

12 Mei2016 5.000,00 1.610,24 Emas Eksplorasi

3.PT. MuliaAnugrahSawitindo

7.5 Tahun2012 30 Januari

2016 8.304,00 5.006,29 Nikel Eksplorasi

4. PT. Shana TovaAnugrah

7.1 Tahun2012

30Desember

20169.063,00 2.460,75 Emas Eksplorasi

Jumlah : 25.554,00 9.220,36

Sumber : Tata Hutan KPHP Unit IX Oba Tahun 2015

Page 67: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 49RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

E. Posisi KPHP Unit IX Oba dalam Perspektif Tata RuangWilayah Dan Pembangunan Daerah

Posisi KPHP Unit IX Oba dalam perspektif tata ruang wilayah

dan pembangunan Daerah Provinsi Maluku Utara tergolong penting.

Pentingnya KPHP menjadi bagian dalam pengembangan tata ruang

serta wadah bagi pengelolaan kawasan lindung dan hutan produksi

karena KPHP telah menjadi bagian dari pembangunan nasional dan

secara hirarki menjadi bagian dari pembangunan daerah.

Peran KPHP Oba dalam pertumbuhan ekonomi daerah

diharapkan dapat mensejahterakan dan meningkatkan pendapatan

masyarkat sekitar kawasan hutan dengan mengelola potensi – potensi

yang ada dalam hutan seperti pengelolaan pohon damar, tanaman

bambu, tanaman rotan, gula aren, pemanfaatan jasa lingkungan

seperti air terjun.

Program KPHP Unit IX Oba yaitu pemanfaatan jasa lingkungan

seperti air terjun bisa bersinergi dengan Pembangunan daerah di

bidang pariwisata. Pengelolaan hasil hutan bukan kayu seperti

bambu,rotan, dammar gula aren secara baik bisa menjadi produk

unggulan lokal sehingga dapat di pasarkan dengan nilai jual tinggi.

Dengan demikian dapat meningkatkan pendapatan asli daerah.

Selain itu, kehadiran KPH merupakan penjabaran dari Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 1999 dan dipertegas dalam RKTN

Kementerian Kehutanan tahun 2011-2030.

Mengacu pada Tata Ruang KPH Kepulauan Tidore 2012,

belum terdapat tumpang tindih antara posisi KPHP Unit IX Obadengan

rencana pembuatan jalan kabupaten/provinsi dan bandara.Pada tata

ruang disebutkan adanya potensi tambang berupa nikel dan emas

yang letaknya di HPT seperti tertera pada potensi blok pemanfaatan

kawasan. Selain itu ada rencana hutan mangrove yang ada yang

merupakan kawasan inti/blok perlindungan akan dijadikan Kawasan

Strategi Lingkungan Hidup sehingga ke depan perlu disinkronkan lagi

Page 68: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 50RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

agar dapat sinergikan antara KPHP dengan tata ruang wilayah Kota

Tidore Kepulauan. Berdasarkan pada rencana tata ruang wilayah

tersebut maka arahan pengelolaan KPHP Unit IX Oba yaitu sebagai

berikut :

1. Pengelolaan kawasan fungsi hutan lindung:

a. arahan pengelolaan kawasan yang memberikan perlindungan

kawasan di bawahnya

b. arahan pengelolaan kawasan perlindungan setempat

c. arahan pengelolaan kawasan pelestariaan

d. arahan pengelolaan kawasan rawan bencana alam

e. arahan pengelolaan kawasan lindung

2. Pengelolaan kawasan fungsi hutan produksi terbatas:

a. Penetapan batas kawasan hutan produksi terutama yang

belum ditata batas dalam rencana yang lebih rinci

berdasarkan RTRW Kota Tidore Kepulauan

b. Pengendalian pemanfaatan ruang yang dilakukan meliputi: (i)

untuk pemanfaatan ruang yang dinilai tidak merusak dapat

dilakukan dengan tetap mempertahankan intensitas (limitasi)

kegiatan, pelaporan, dan pengawasan/monitoring; dan (ii)

untuk pemanfaatan ruang yang dinilai dapat merusak

dilakukan penutupan kegiatan, penertiban, penerapan sanksi,

rehabilitasi apabila terjadi kerusakan. (iii) peningkatan

koordinasi antar sektor dan instansi dalam pengelolaan

kawasan; (iv) pemanfaatan potensi hasil hutan berprinsip

konservasi sumberdaya alam secara berkelanjutan; (v)

perizinan pemungutan hasil hutan diperketat; (vi)

penyelesaian masalah tumpang tindih (over lapping)

pemanfaatan kawasan terutama dengan kawasan lindung dan

kawasan budidaya lainnya; (vii) peningkatan Inventarisasi dan

Pemantapan Tataguna (Intag) Kawasan; dan (viii)

Page 69: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 51RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

meningkatkan kesadaran dan pemberdayaan masyarakat

sekitar kawasan

F. Isu Strategis, Kendala, dan Permasalahan

Pengelolaan hutan memiliki isu-isu strategis yang berpengaruh

dalam rencana pengelolaan hutan jangka panjang KPHP Unit IX Oba

sebagai berikut :

1. Pemantapan kawasan hutan.

2. Degradasi dan deforestasi kawasan hutan.

3. Percepatan pembangunan perhutanan sosial.

4. Perdagangan carbon.

5. Pengelolaan hutan lestari.

6. Tingkat perekonomian masyarakat yang relatif rendah.

Dalam menghadapi isu-isu strategis diatas, pengelolaan hutan

KPHP Unit IX Oba akan menghadapi kendala-kendala sebagai berikut :

1. Pemahaman masyarakat akan fungsi hutan sebagai penyangga

kehidupan dan perlindungan ekosisitem masih relatif rendah.

2. Masyarakat belum mengetahui batas-batas kawasan hutan secara

pasti.

3. Ketergantungan masyarakat didalam/sekitar hutan yang tinggi

terhadap hutan sebagai sumber penghidupan.

4. Terdapat pemukiman masyarakat di dalam kawasan hutan yakni

Transmigrasi Koli dan Desa Woda.

5. Pada lokasi KPHP Unit IX Oba terdapat Izin Usaha Pertambangan

atas nama PT. Banua Sanggam Lestari, PT. Gema NusantaraBhakti,

PT. Mulia Anugerah Sawitindo dan PT. ShanaTova Anugerah.

Sesuai dengan kendala yang ada, pengelolaan hutan KPHP Unit

IX Oba masih menghadapi permasalahan seperti :

1. Koordinasi antar instansi dan stakeholder terkait yang belum

berjalan dengan baik.

Page 70: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 52RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. Masyarakat dan pemerintah setempat masih belum memahami

dengan benar tujuan dan sasaran dari suatu pembangunan KPHP

Unit IX Oba.

3. Masyarakat dan pemerintah setempat masih belum memahami

dengan benar manfaat pembangunan KPHP Unit IX Oba.

Untuk mengantisipasi isu-isu strategis, kendala dan

permasalahan yang bakal dihadapi dalam pengelolaan KPHP Unit IX

Oba pada 10 tahun mendatang maka arahan kegiatan sebagai solusi

untuk menghadapinya antara lain meliputi :

1. Melakukan penataan tata batas kawasan hutan terutama pada

kawasan hutan yang belum di tata batas. Langkah ini akan

menekan potensi konflik yang bisa terjadi antara pihak pengelola

KPHP dengan masyarakat

2. Melakukan rehabilitasi kawasan lahan hutan untuk memperkecil

laju deforestasi dan degradasi kawasan dan lahan hutan dengan

kegiatan-kegiatan pemulihan hutan dan lahan, pengendalian erosi

dan sedimentasi, dan mengendalikan sumberdaya air

3. Menarik investor untuk membantu pendanaan dalam

memberdayakan masyarakat melalui pembangunan hutan

tanaman rakyat dengan pendekatan pola agroforestry (social

forestry)

4. Mempersiapkan semua piranti pengelolaan hutan lestari dalam

menyambut era perdagangan karbon

5. Menjaga dan mempertahankan kualitas dan kuantitas areal fungsi

kawasan hutan lindung melalui pengelolaan KPHP secara optimal

dan berkesinambungan

6. Memberdayakan masyarakat di sekitar kawasan hutan melalui

pola kemitraan dengan kegiatan-kegiatan pengelolaan hutan

berbasis masyarakat (PHBM)

Page 71: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 53RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB IIIVISI DAN MISI PENGELOLAAN

KPHP UNIT IX OBA

A. Visi KPHP Unit IX Oba

Sebagaimana penjelasan tersebut di atas maka telah

ditetapkan visi KPHP Unit IX Oba sebagai berikut :

Visi : “Mewujudkan Masyarakat yang Sejahtera dan Hutan

yang Lestari “

B. Misi KPHP Unit IX Oba

Adapun misi yang akan diemban dari visi KPHP Unit IX Oba

tersebut di atas yakni :

Misi : 1. Meningkatkan pengelolaan hutan berdasarkan

karakterisitik di tingkat tapak.

Misi tersebut bertujuan untuk mengoptimalisasi

pengelolaan hutan sampai ke tingkat tapak terkecil

dalam rangka meningkatkan kontribusi kehutanan

terhadap pendapatan produk domestik bruto (PDB)

dari hasil hutan kayu, bukan kayu dan jasa

lingkungan.

2. Memberdayakan masyarakat dalam mengoptimalkan

potensi sumber daya hutan.

Misi tersebut bertujuan untuk memperkuat

kesejahteraan rakyat sekitar hutan melalui

optimalisasi pemanfaatan potensi sumber daya hutan

yang tersedia.

C. Tujuan Pengelolaan

Berdasarkan pada visi dan misi yang akan dicapai untuk 10

tahun ke depan, maka tujuan akhir yang diharapkan dalam

pembentukan KPHP Unit IX Oba ini adalah tercapainya pengelolaan

Page 72: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 54RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

hutan lindung dan hutan produksi terbatas secara efisien dan lestari.

Disamping itu, pembentukan KPHP merupakan bagian dari strategi

penataan hutan untuk mencapai pemantapan kawasan. Dalam

jangka panjang KPHP Unit IX Oba diharapkan mampu memproduksi

hasil hutan kayu dan hasil hutan lainnya secara lestari, mampu

memberi keuntungan kepada masyarakat, dan organisasi KPHP dapat

menjadi mandiri dengan menerapkan Pola Pengelolaan Keuangan

Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

Page 73: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 55RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB IVANALISIS DAN PROYEKSI

A. Analisis Data dan Informasi KPHP Unit IX Oba

1. Analisis Situasi KPHP Unit IX Oba

Analisis situasi KPHP berkaitan dengan keberadaan dari

suatu usaha terhadap pengalokasian sumber daya yang

terkandung di dalamnya. Dengan kata lain, analisis situasi

menggambarkan tentang bagaimana proses penggunaan dari

sumber daya yang bersifat terbatas untuk memenuhi kebutuhan

baik barang dan jasa.

Penyelenggaraan KPHP membutuhkan ketersediaan lahan,

modal, dan tenaga kerja yang bersifat tidak tak terbatas, sehingga

analisis situasinya harus mampu menggambarkan komparasi

antara nilai manfaat dengan biaya penyelengaraan KPHP.Secara

konvensional, output yang dihasilkan dan penilaian pengeluaran

dalam penyelenggaraan KPHP hanya terbatas pada barang dan

jasa yang memiliki harga pasar (finansial). Sementara itu, selain

barang dan jasa, KPHP juga memiliki kontribusi jasa lingkungan

yang tidak dapat dinilai secara finansial. Kajian mengenai

bagaimana menilai jasa lingkungan ke dalam unit moneter yang

menjadi perhatian ekonomi lingkungan dapat menjadi panduan

untuk mengukur nilai finansial jasa lingkungan tersebut, akan

tetapi nilai finansial yang diberikan belum tentu merupakan harga

pasar.

Aspek lain dari analisis situasi terhadap penyelenggaraan

KPHP yakni kaitan antara kegiatan yang bersifat mikro dengan

konteks perwilayahan yang lebih luas. Misalnya bagaimana KPHP

Unit IX Oba dapat memberikan kontribusi terhadap kegiatan

ekonomi regional dan nasional. Sebaliknya bagaimana kegiatan

ekonomi pada aras regional dan nasional mempengaruhi

Page 74: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 56RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

keberadaan KPHP Unit IX Oba.Pada aras ini analisis ekonomi

dapat berperan untuk memberikan masukan dalam perumusan

kebijakan, baik pada aras nasional maupun pada aras regional,

dalam hal pemanfaatan sumberdaya alam yang tersedia.

Salah satu cara untuk menilai penyelenggaraan KPHP yakni

mengevaluasi aspek produktivitasnya baik secara finansial

maupun secara ekonomi yang lebih luas. Produktivitas dapat

diartikan sebagai kemampuan untuk berproduksi yang diukur dari

seberapa besar KPHP mampu memberikan profit atas

penyelenggaraannya. Pertanyaan pertama yang harus

dikemukakan adalah siapa yang berkepentingan terhadap KPHP

tersebut dan apa kepentingannya. Jawaban terhadap pertanyaan

tersebut akan menentukan ukuran efisiensi yang akan digunakan.

Sebagaimana penyelenggaraan kegiatan bisnis usaha

lainnya, penyelenggaraan KPHP tidak hanya terbatas pada

kepentingan suatu kelompok tertentu, akan tetapi juga

merupakan kepentingan pemerintah sebagai pengambil

keputusan. Para pengambil keputusan berkentingan terhadap

produktivitas penggunaan lahan, kelestarian lingkungan,

ketersediaan lapangan kerja, ketersediaan pangan dan penguatan

kelembagaan.

2. Analisis Situasi Industri, Pasar,Bisnis Hasil Hutan danJasaLingkungan

Hasil dari berbagai hal mengenai KPHP memberikan

gambaran bahwa bentuk usaha ini mempunyai ciri-ciri yangsangat

relevandengan karakteristik lingkungan alam dan lingkungan

budaya. Sebagai suatu bentuk penggunaan lahan,

penyelenggaraan KPHP harus secara gradual memberikan

sumbangan terhadap upaya mengatasi masalah kerusakan

lingkungan dan sekaligus sebagai salah satu pendekatan dalam

pengentasan kemiskinan di pedesaan. Dengan demikian, analisis

Page 75: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 57RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

situasi industri, pasar, dan bisnis hasil hutan, serta jasa

lingkungan harus diawali dari pemahaman atas model atau bentuk

KPHPyang menjadi target analisis. Pemahaman tersebut

menyangkut proses dan tahapan pengembangannya, karakteristik

lingkungan, output yang dihasilkan termasuk di dalamnya jasa

lingkungan, teknologi yang digunakan, kebutuhan modal, biaya

sosial yang ditimbulkan dan juga manfaat ekologis yang seringkali

muncul tanpa disengaja dalam proses pelaksanaan di lapangan.

Lebih lanjut terkait dengan apa yang akan dihasilkan dalam

penyelenggaraan KPHP, dengan bertolak dari pandangan nilai

ekonomi total, penilaian tidak hanya terbatas pada hasil produksi

yang memiliki nilai pasar (HHK dan HHBK) akan tetapi juga

terhadap jasa lingkungan yang secaraempiris tidak atau belum

memiliki nilai finansial.Sebagai suatu nilai keanekaragaman hayati

yang mampu dikonservasi atau bahkan dikembangkan,

kemampuan untuk meningkatkan dan menjaga kesuburan tanah,

dampak hidro-orologis.

Demikian pula dengan biaya yang dikeluarkan untuk

penyelenggaraan KPHP tidak hanya terbatas dalam artian jumlah

uang yang dikeluarkan para operator, akan tetapi juga

pengorbanan dari pihak lain dengan adanya KPHP ini.Persoalan

yang muncul kemudian yakni bagaimana penilaian ekonomi

terhadap semua itu dilakukan. Untuk output dan input yang

memiliki nilai pasar, harga pasar dapat digunakan untuk menilai

barang dan jasa yang dihasilkan ataupun yang digunakan. Harga

pasar yang mana yang akan digunakan merupakan persoalan

yang akan di bicarakan di bagian lain.

Untuk menilai jasa lingkungan terdapat beberapa metoda

penilaian yang masuk dalam cakupan ekonomi lingkungan.

Turner et al.,(1994) mengelompokkan metoda penilaian

lingkungan ke dalam dua ketegori besar, yaitu penilaian dengan

Page 76: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 58RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

pendekatan permintaan pasar (demand curve approach), dan

penilaian dengan pendekatan non-market demand. Pendekatan

non-market demand pada hakekatnya merupakan penilaian atas

biaya yang harus dikeluarkan sebagai akibat dari satu aktivitas

atau dikeluarkannya satu kebijakan pemerintah.

Pendekatan atau metoda yang termasuk dalam kategori ini

adalah: pendekatan effect on production (EoP) atau metoda

opportunity cost (OC) yang merupakan penilaian atas biaya yang

harus dikeluarkan atau kerugian yang harus ditanggung oleh satu

proses produksi akibat satu kegiatan atau kebijakan tertentu;

pendekatan dose response (DR) yaitu penilaian terhadap dampak

yang terjadi akibat diterbitkannya ketentuan baku mutu

lingkungan tertentu; pendekatan preventive expenditure, menilai

kesediaan seseorang untuk menjaga kenyamanan lingkungannya;

dan lain sebagainya.

Pendekatan demand market pada hakekatnya yakni menilai

barang dan jasa lingkungan sesuai permintaannya. Ada dua

metoda penilaian. Pertama, metoda revealed preference, yaitu

penilaian atas barang dan jasa lingkungan berdasarkan

permintaan nyata di pasar.Contohnya, adanya permintaan atas

hasil barang yang ramah lingkungan dengan harga yang lebih

tinggi.Travel cost method dan hedonic price methodadalah contoh

dari metoda ini.Kedua, penilaian dengan metoda expressed

preference, yaitu penilaian barang dan jasa lingkungan

berdasarkan pernyataan orang yang secara explisit disampaikan

melalui satu survey, misalnya dalam contingent valuation method

diajukan pertanyaan secara individual berapa nilai satu barang

dan jasa lingkungan.

Page 77: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 59RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

3. Analisis Finansial

Kepentingan masyarakat dalam memanfaatkan KPHP Unit IX

Oba terutama terletak harapan untuk mendapatkan penerimaan

serta jasa lingkungan yang dibutuhkan. Kedua kepentingan

tersebut akan menentukan parameter produktivitas berikut ini :

a. Parameter

Terdapat sejumlah cara dan pengukuran profitabilitas

yang lazim dipakai.Analisis Manfaat-Biaya atau Benefit-Cost

Analysis menghasilkan dua parameter berikut: Benefit-Cost

Ratio (BCR) dan Internal Rate of Return (IRR).

BCR merupakan perbandingan antara nilai manfaat dan

nilai biaya dari satu investasi pada tingkat bunga yang telah

ditentukan.Nilai BCR > satu menunjukkan bahwa investasi

cukup menguntungkan.Sedangkan IRR membandingkan

manfaat dan biaya yang ditunjukkan dalam persentasi. Dalam

hal ini nilai IRR merupakan tingkat bunga di mana nilai

manfaat sama dengan nilai biaya.IRR merupakan parameter

yang menunjukkan sejauh mana satu investasi mampu

memberikan keuntungan.Nilai IRR yang lebih besar dari

tingkat bunga umum memberikan petunjuk bahwa investasi

tersebut cukup menguntungkan.

Analisis yang lebih sering digunakan untuk mengukur

profitabilitas satu investasi jangka panjang dalam kegiatan

pertanian adalah Net Precent Value (NPV), yaitu selisih antara

nilai manfaat dan nilai biaya selama kurun waktu tertentu

pada tingkat bunga yang ditentukan.Nilai positif NPV dari satu

sistem kegiatan investasi (penyelenggaraanKPHP) di mana

usaha tersebut cukup menguntungkan.

Ketika terdapat kemandirian dalam mengelola suatu

usaha, maka profitabilitas yang diukur dengan NPV dapat

diturunkan menjadi penerimaan bersih per satuan waktu yang

Page 78: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 60RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dalam hal ini disebut dengan return to labor.Return to labor

dihitung dengan cara mengubah tingkat upah dalam

perhitungan NPV, sehingga menghasilkan NPV=0. Perhitungan

ini mengubah ‘surplus’ yang ada menjadi upah setelah

memasukkan biaya input dan modal dalam discounted cash

flow.Return to labor yang lebih besar dari tingkat upah umum

memberikan indikasi bahwa kegiatan itu memberikan

keuntungan bagi pengguna.

NPV yang dihitung dengan harga finansial (analisis

finansial), yaitu perhitungan dengan nilai pasar yang

mencerminkan penerimaan dan pengeluaran nyata pengguna,

menghasilkan parameter profitabilitas untuk kepentingan

pengguna. Dalam hal ini akan memberikan estimasi besarnya

keuntungan dari penyelenggaran suatu KPHP yang

dianalisis.Dengan perkataan lain inilah penerimaan nyata

suatu usaha.Dalam hal ini, return tolabor yang dihitung

dengan nilai finansial, merupakan indikator profitabilitas bagi

petani yang merupakan insentif untuk berproduksi. Sedangkan

perhitungan NPV dengan menggunakan harga-harga ekonomi

(analisis ekonomi), yaitu harga barang dan jasa yang

mencerminkan nilai tertinggi, menghasilkan parameter

profitabilitas untuk kepentingan para pengambil keputusan

atan masyarakat yang lebih luas.

Mengingat bahwa produktivitas lahan merupakan

kepentingan para pengambil keputusan, maka NPV yang

dihitung dengan nilai ekonomi, merupakan indikator

profitabilitas yang lebih baik.Karena memasukkan semua

komponen lingkungan di dalamnya.

b. Pengukuran manfaat dan biaya

Persoalan lain yang perlu mendapat perhatian dalam

analisis finansial terhadap penyelenggaraan KPHP adalah

Page 79: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 61RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

menyangkut: (1) komponen apa saja yang harus masuk ke

dalam perhitungan, dan (2) bagaimana kita mengukur atau

memberi nilai untuk masing-masing komponen.Tabel

18memberikan gambaran secara garis besar mengenai kedua

hal tersebut.

Tabel18. Komponen Perhitungan Profitabilitas KPHP

NomorAnalisis Finansial Analisis Ekonomi

Item Pengukurannilai*) Item Pengukuran nilai*)

1 2 3 4 5

Manfaat Semuakomoditasyangdihasilkan KPHP

Rata-ratatahunan harganyata setiapkomoditas ditingkat penggunaselama sepuluhtahun terakhir

Semuakomoditas yangdihasilkan KPHPSemua jasalingkungan yangbisadimanfaatkandari KPHP

Rata-rata tahunan harganyata selama sepuluhtahun terakhir untukmasing komoditas ditingkat petani yangmencerminkan hargainternasional atau hargasosial yang dibayar olehpasar internasional padatingkat petani.(export/import parityprice at entry gate)Tergantung padametoda penilaian

Biaya Input usaha:Semua inputusaha

Rata-ratatahunan harganyata selamasepuluh tahunterakhir untuksetiap input yangdigunakan.

Input usaha:Semua inputusaha

Rata-rata tahunan harganyata selama sepuluhtahun terakhir untuksetiap input usaha yangdigunakan pada tingkatpengguna yangmencerminkan hargainternasional.(export/import parityprice at entry gate)

Faktor domestiktenaga kerja:Semua tenagakerja yangterlibat

Tingkat upahnyata

Faktor domestiktenaga kerja:Semua tenagakerja yangterlibat

Tingkat upah nyata

Faktor domestikmodal

Nilai kumulatifmodal kerja,termasuk retribusiyang harusdibayar, tidakterduga (pelancardsb.), dana taktis,dll.

Faktor domestikmodal

Nilai komulatif modalkerja, tidak termasukbiaya-biaya retribusi,pelancar, dana taktislainnya.

*)harga dan upah nyata yaitu harga dan upah yang sudah dihilangkan dampakinflasinya(deflated)

Page 80: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 62RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

c. Pengukuran kendala

Penyelenggaraan suatu KPHPperlu mengantisipasi

berbagai kendala yang dapat naik kepermukaan. Diantara

kendala-kendala itu yakni ketersediaan tenaga kerja dan

ketersediaan uang kas sebagai modal usaha. Pemahaman

terhadap kendala yang menyangkut tenaga kerja dapat

didekati dengan menghitung kebutuhan tenaga kerja untuk

menjalankan kegiatan KPHP: jumlah kebutuhan tenaga kerja

untuk membangun yang diketahui dalam HOK/hektar, dihitung

dengan cara menjumlah semua tenaga kerja yang

dialokasikan sampai saat terjadinya cash-flow positif,

kebutuhan tenaga kerja untuk pemeliharaan (HOK/ha/tahun,

yaitu rata-rata curahan tenaga kerja per hektar per tahun

setelah tercapainya positive cash flow tersebut dan tenaga

kerja total (rata-rata HOK/ha/tahun).

Angka-angka tersebut kemudian dibandingkan dengan

angka ketersediaan tenaga kerja daerah setempat.Bagi para

pengambil keputusan, angka-angka tersebut merupakan

informasi mengenai berapa besar tenaga kerja yang mampu

diserap oleh satu sistem produksi tertentu (penyelengaraan

KPHP).

Sedangkan untuk mengetahui kendala aliran uang kas,

pendekatan yang dapat dilakukan adalah dengan cara

menghitung biaya pembangunan satu sistem KPHP; yaitu

semua biaya yang harus dikeluarkan sampai terjadinya

positive cash flow. Informasi ini menjadi penting jika dikaitkan

dengan upaya untuk memperluas sistem pengelolaan hutan

yang akuntabel dan transparan.

Kendala lainnya adalah: apakah sudah bisa menjadi

jaminan bahwa KPHP yang memiliki nilai ekonomi cukup

Page 81: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 63RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

tinggi, benar-benar memberikan kesejahteraan bagi para

pengguna serta multi pihak yang terkait. Upaya untuk

mengubah nilai lingkungan menjadi nilai pasar semakin

menjadi tantangan yang memerlukan kerja keras untuk

mengaktualisasikannya.

4. Analisis Situasi Biogeofisik, Risalah Sosial Budaya, danEkonomi Lokal

a. Analisis Situasi Biogeofisik

Lokasi KPHP unit IX Oba di Kota Tidore Kepulauan

berada pada tiga wilayah kecamatan yakni Kecamatan Oba

Utara, Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan Oba, dimana

posisinya berada dekat dengan ibukota Provinsi Maluku Utara

(Sofifi). Letak dan posisi yang strategis karena berada berada

pada jalur jalan trans sofifi-weda (Ibukota Kabupaten

Halmahera Tengah) sehingga memiliki aksessibilitas yang

memadai berupa jalan aspal dan sirtu. Dengan demikian

wilayah KPHP ini cukup mudah dijangkau dari batas-batas luar

kawasan hutan. Selain itu terdapat sungai sungai besar seperti

Sungai Oba, Sungai Tobatu, Sungai Toburo, Sungai Lamo,

Sungai Roral dan Sungai Bai yang dapat digunakan sebagai

aksessibilitas menuju wilayah KPHP.

Di dalam wilayah KPHP terdapat 2 blok utama yaitu blok

pada hutan lindung yang terbagi dalam 3 blok terdiri dariblok

inti, blok pemanfaatan dan blok khusus pendidikan dan

penelitian. Blok pada hutan produksi yang terbagi dalam 5

blok yaitu blok pemanfaatan HHK-HT, blok pemanfaatan

kawasan jasa lingkungan dan HHBK, blok pemberdayaan

masyarakat, blok perlindungan, dan blok khusus untuk

pendidikan dan penelitian.

Hasil inventarisasi terhadap situasi biogeofisik di

lapangan memperlihatkan potensi yang cukup besar untuk

Page 82: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 64RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dikelola secara lestari dan berkesinambungan.Potensi tersebut

dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kesejahteraan hidup

masyarakat yang berdomisili di sekitar kawasan KPHP Unit IX

Oba.

- Kondisi penutupan vegetasi

Wilayah KPHP Unit IX Oba didominasi tutupan lahan

hutan lahan kering sekunder seluas 13.713,88 ha atau

71,39% dan kondisi tempat termasuk hutan sekunder

dengan kerapatan sedang. Dalam KPHP Unit IX Oba juga

terdapat lahan budidaya yang dikelola oleh masyarakat

desa setempat, seperti tanaman kelapa, cengkih, pala,

dan pertanian lahan kering lainnya. Pelaksanaan kegiatan

Inventarisasi Biogeofisik KPHP Unit IX Oba dilaksanakan

pada strata hutan lahan kering primer, hutan lahan kering

sekunder dan hutan mangrove primer. Luas kawasan

hutan pada wilayah kerja KPHP Unit IX Oba sesuai kelas

penutupan lahan sebagaimana disajikan pada Tabel 19di

bawah ini.

Tabel 19. Kelas Penutupan Lahan KPHP Unit IX Oba

No Kelas Penutupan LahanFungsi Kawasan (ha) Jumlah

(ha)HL HPT1 2 3 4 5

1 Hutan mangrove primer 637.64 0,00 637.642 Pertanian lahan kering campur semak 0.29 0,00 0.293 Hutan Lahan Kering Primer 0,00 1,072.83 1,072.834 Hutan Lahan Kering Sekunder 0,00 13,713.88 13,713.885 Pertanian lahan kering campur semak 0,00 2,225.99 2,225.996 Semak belukar 0,00 1,560.28 1,560.28Jumlah (ha) 637.93 18,572.98 19,210.92

Sumber :Pengolahaan GIS BPKH Wilayah VI Tahun 2015.

Hasil inventarisasi biogeofisik pada seluruh strata

ditemukan 536 pohon, dengan rata-rata jumlah batang

per plot pada strata hutan lahan kering primer 121

pohon/plot, strata lahan kering sekunder 103 pohon/plot,

Page 83: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 65RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dan strata hutan mangrove primer 71 pohon/plot. Jenis

pohon yang dominan adalahhiru(Vatica papuana Dyer),

mersawa (Anisoptera costata Korth), dan kayu besi (Intsia

biyuga). Semua jenis pohon yang ditemukan

dikelompokkan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan

Nomor : SK.163/Kpts-II/2003 tanggal 26 Mei 2003

tentang pengelompokan jenis kayu sebagai dasar

pengenaan iuran kehutanan, maka pohon yang ditemukan

pada inventarisasi biogeofisik dikelompokan kedalam

kelompok jenis meranti/kelompok komersial satu,

kelompok jenis kayu rimba campuran/kelompok komersial

dua, dan kelompok jenis kayu indah/kelompok indah dua.

Hasil inventarisasi biogeofisik di lapangan, tidak semua

jenis pohondapat dikelompokan kedalam kelompok

tersebut.

- Volume tegakan

Untuk mengetahui volume tegakan pada wilayah

KPHP Unit IX Oba, maka dilakukan perhitungan potensi

tegakan setiap plot, pada strata kelas penutupan lahan

hutan lahan kering primer, hutan lahan kering sekunder

yang masih berhutan, dan hutan mangrove primer.Pada

Tabel 20disajikan hasil perhitungan potensi tegakan per

plot,per strata tutupan lahan dan seluruh strata potensi

wilayah tutupan lahan.

Page 84: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 66RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 20. Perhitungan Potensi Tegakan per Plot dan Strata PotensiWilayah Tutupan Lahan

No Kelas Penutupan Lahan Plot JumlahPohon

VolumePohon(m3)

1 2 3 4 5

1 Hutan Lahan Kering Primer 1 121 130.97Jumlah 1 121 130.97Rata-Rata / Plot 121 130.97

2 Hutan Lahan KeringSekunder 2 133 111.653 110 92.964 83 99.395 89 174.44

Jumlah 4 415 478.46Rata-Rata / Plot 83 119.61

3 Hutan Mangrove Primer 1 71 48.93Jumlah 1 71 48.93Rata-Rata / Plot 71 48.93

Sumber:Laporan Inventarisasi Biogefisik KPHP Unit IX Oba Tahun 2015

Analisis potensi ekologi yang menggambarkan

penguasaan (dominansi) dari suatu jenis tumbuhan pada

suatu habitat melalui perhitungan Indeks Nilai Penting

(INP) dalam 3 (tiga) kriteria pengelompokan yaitu tinggi

dengan nilai ˃ 133,3 – 200%, sedang dengan nilai ˃ 66,6

– 133,3% dan rendah dengan nilai 0 – 66,6% (Batara,

2005). Perhitungan INP untuk tingkat pohon

memperlihatkan jenis hiru (40,39%) memiliki kerapatan

relatif dan dominasi yang sangat tinggi dibanding jenis

pohon lainnya, kemudian diikuti jenis marsawa dan matoa.

Analisis INP untuk tingkat pohon termasuk kedalam

kriteria rendah. Jenis hiru memperlihatkan sebaran

tumbuh pada hampir semua plot yang di inventarisasi,

kemudian jenis kenari, mologotu, matoa dan gosale. Ini

menggambarkan bahwa pada setiap kawasan hutan KPHP

Unit IX Obaselalu dijumpai jenis tanaman tersebut.

Perhitungan INP tingkat tiang pada tutupan lahan

untuk hutan lahan kering primer dan hutan lahan kering

Page 85: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 67RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

sekunder memperlihatkan bahwa pada hutan lahan kering

primer jenis kayu matoa dengan INP sebesar 24,95%

diikuti jenis heleke dan jenis dao. Hutan lahan kering

sekunder memperlihatkan jenis hiru memiliki INP yang

tertinggi sebesar 40,39%, kemudian jenis marsawa dan

jenis matoa. Analisis INP tingkat tiang termasuk kriteria

rendah.INP tutupan lahan kering primer memperlihatkan

INP tertinggi jenis kayu hitam sebesar 31,58% dan jenis

Malambua 22,85% dan tutupan lahan kering sekunder INP

tertinggi jenis kayu hiru sebesar 31,17%, dan jenis Kora

sebesar 20,37%.

INP tingkat pancang termasuk dalam kelompok

kriteria rendah karena INP yang tertinggi jenis hiru

sebesar 13,83%, jenis nanari sebesar 12,03% dan jenis

samama sebesar 11,24%. Untuk tingkat semai INP

memperlihatkan bahwa jenis caplong memiliki INP yang

tertinggi sebesar 13,89%, jenis hiru sebesar 13,01% dan

jenis matoa sebesar 11,75%. Data INP tingkat semai

termasuk kriteria rendah.Secara umum hasil analisis INP

terhadap vegetasi dalam kawasan KPHP Unit IX Oba

memberikan arahan pengelolaan hutan untuk revegetasi

kedepannya harus memperhatikan jenis tanaman yang

memiliki INP yang tinggi untuk diusahakan sebagai

tanaman unggulan. Selanjutnya jenis tanaman yang

memiliki INP yang rendah perlu adanya perhatian yang

serius agar jenis pohon tersebut tidak menjadi punah.

- Permudaan

Permudaan tingkat semai, pancangdan tiang dapat

menjadi indikator dalam keanekaragaman jenis vegetasi

yang terdapat di kawasan hutan KPHP Unit IX Oba.

Sebaran jenis vegetasi yang terdapat pada masing-masing

Page 86: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 68RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

plot yang di inventarisasi menggambarkan komposisi dari

setiap plot hampir berimbang. Jenis-jenis pohon yang

terdapat pada tingkat semai, pancang dan tiang dapat

juga memberikan gambaran kondisi tempat tumbuh setiap

jenis yang dapat tumbuh pada kawasan hutan KPHP Unit

IX Oba, sehingga tanaman yang akan ditanam dapat

menjadi referensi dari setiap tanaman yang ada pada

setiap plot. Adapun jumlah permudaan per plot contoh

tersaji pada Tabel 21 berikut ini :

Tabel 21. Hasil Perhitungan Jumlah Permudaan

No PlotTingkat (phn)

KeteranganTiang Pancang Semai

1 2 3 4 5 6

1 1 68 47 35 Hutan Lahan Kering Primer

2 2 63 55 42 Hutan Lahan Kering Sekunder

3 3 70 27 32 Hutan Lahan Kering Sekunder

4 4 82 41 41 Hutan Lahan Kering Sekunder

5 5 47 27 34 Hutan Lahan Kering Sekunder

Jumlah 330 197 184Rata-rata/plot 66 39.4 36.8

6 6 68 18 114 Hutan Mangrove Primer

Jumlah 68 18 114Rata-rata/plot 68 18 114

Sumber: Laporan Inventarisasi Biogefisik KPHP Unit IX Oba Tahun 2015

- Jenis fauna

Hasil diskusi dengan masyarakat yang sering masuk

ke lokasi kawasan areal KPHP Unit IX Oba, mereka sering

menjumpai fauna berupa burung taon, kakatua merah,

kakatua putih, kakatua hijau, nuri, woka-woka, kumkum,

kera/monyet, babi hutan, rusa, musang/kuskus.Pada

hutan mangrove ditemukan anggrek yang tumbuh di kayu

dan fauna seperti kelelawar, soa-soa dan kepiting kenari.

- Jenis tanah

Batuan atau bahan induk sangat menentukan

pembentukan tanah di suatu kawasan. Bahan induk tanah

Page 87: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 69RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

di kawasan ini yaitu vulkanis dan litosol (tanah berbatu-

batu). Bahan latosol berasal dari pelapukan batuan beku

dan sedimen yang masih baru (belum sempurna)

sehingga butirannya besar/kasar.Bahan vulkanis berasal

dari endapan abu vulkanis baru yang memiliki butiran

kasar.Jenis-jenis tanah yang terdapat dalam wilayah

KPHP Unit IX Oba antara lain jenis latosol dan

regosol.Tanah latosol mempunyai bahan yang berasal dari

tuff vulkanik dan terdiri dari latosol gunung.

- Iklim

Iklim merupakan rata-rata kondisi atmosfir yang

merupakan hasil perhitungan parameter-parameter cuaca

dalam jangka waktu yang lama.Unsur-unsur iklim

merupakan parameter yang sulit untuk dikendalikan dalam

kegiatan pengelolaan hutan.Parameter cuaca yang

digunakan dalam bidang kehutanan yakni curah hujan dan

temperature.Keadaaan iklim di KPH Tidore Kepulauan

dipengaruhi oleh angin laut.Musim angin Barat atau utara

umumnya berlangsung pada bulan Desember sampai

dengan bulan Maret.Pada bulan April terjadi masa transisi

kemusim angin Selatan atau Timur tenggara. Sedangkan

musim Selatan atau Timur Tenggara umumnya

berlangsung selama enam bulan yang berawal dari bulan

Mei hingga bulan Oktober dimana masa transisi ke musim

Barat terjadi pada bulan November. Selama tahun 2010

curah hujan hamper terjadi disepanjang bulan dengan

itensitas yang beragam.Curah hujan tertinggi terjadi pada

bulan Desember yaitu sebesar 119,3 mm dan terendah

terjadi pada bulan Nopember yakni 10,5 mm. Tipe iklim

pada daerah KPH Tidore Kepulauan dan juga umumnya

Kabupaten lain di Provinsi Maluku Utara mempunyai tipe

Page 88: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 70RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

iklim tropis. Berdasarkan sistem klasifikasi Schmidt dan

Ferguson yang didasari oleh curah hujan dan jumlah hari

hujan, maka iklim di KPH Tidore Kepulauan tergolong

dalam klasifikasi Tipe iklim A.

- Topografi / Kelerangan

Kondisi topografi wilayah KPHP Unit IX Oba memiliki

kelas lereng dengan di dominasi agak curam (15-40%)

dan lahan curam (16-25%) dan lahan agak curam (16-

25%) seluas 58.2 %, dan 37,2% tergolong datar dan

landai yang banyak terdapat di wilayah pesisir. Dalam hal

ini semakin ke dalam dan jauh dari pantai maka

kebanyakan lahan berbukit-bukit. Kondisi topografi

kawasan hutan KPHP Unit IX Oba yang didominasi

kelerengan agak curam sampai curam menjadi perhatian

serius dalam pengelolaan hutan karena berpengaruh

terhadap tingkat erosi permukaan tanah sehingga

menyebabkan berkurangnya kualitas kesuburan tanah.

Kawasan hutan yang kelerengannya curam dapat dikelola

menjadi fungsi perlindungan untuk konservasi tanah dan

air.

- Fungsi ekosistem DAS

Memperhatikan wilayah pengelolaan ekosistem

dalam satuan wilayah pengelolaan DAS, dalam kawasan

KPHP Unit IX Oba terdapat 12 DAS yaitu DAS Akebale,

Ake Gumi, Ake Lamo Tidore, Ake Lola, Ake Tayawi,

Ake Toburo, Ake Tului, Akekolamo, Ake Gita Ds, Ake

Mira, Ake Oba, dan DAS Ake Waimira Tiga.Pengelolaan

DASsangat penting karena keterwakilan sebaran lokasi

kawasan hutan dari daerah hulu sampai ke hilir yang

menggambarkan ekosistem kawasan hutan yang dapat

dimanfaatkan jasa lingkungan dari kawasan hutan yang

Page 89: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 71RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ada, sehingga memberikan kontribusi buat pembangunan

KPHP Unit IX Oba.

b. Analisis Risalah Budaya

Sebagian besar penduduk Kota Tidore Kepulauan

mempunyai mata pencaharian sebagai petani dan nelayan.

Pada umumnya profesi petani dannelayan tersebut bersifat

tradisional, karena mereka menggeluti profesi tersebutsecara

turun temurun dan merupakan bagian dari tradisi masyarakat

terutama yangtinggal di wilayah pedesaan. Penghasilan petani

yang berladang tanaman semusim dengan luasan terbatas,

tentu tidak cukup untuk memenuhi kebutuhanhidup keluarga,

sehingga masih diperlukan alternatif sumber ekonomi yang

lain. Dari kondisi yang ada sering menjadikan masyarakat

desa sekitar hutan sebagai buruh penebang kayu atau

perambah hutan yang menyebabkan semakin cepatnyalaju

degradasi kawasan hutan, namun penduduk tersebut tidak

dapat dikatakan makmur atau sejahtera kehidupannya secara

ekonomi. Lebih lanjut adanya keterbelakangan,

ketidaksempurnaan pasar dan kurangnya modal menyebabkan

rendahnya produktifitas yang mengakibatkan rendahnya

pendapatan yang diterimadan akan berimplikasi pada

rendahnya tabungan dan investasi (Kuncoro, M.,1997 dalam

Anonim, 2007).

Kerukunan hidup di Kota Tidore Kepulauan terbentuk

dan terbina dengan baik yang tercemin dari suku yang

mendiami daerah tersebut. Beberapa suku seperti suku Oba,

Ternate, Makian, Bugis, Tobelo Galela dan Buton.Mayoritas

bergama Islam dan sebagian kecil beragama Kristen

Protestan. Bahasa yang lazim digunakan bahasa pasar atau

Indonesia Pasar dengan logat serta dialek suku yang ada.

Page 90: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 72RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Masyarakatnya cukup terbuka terhadap pendatang namun

memiliki karakter yang tegas.

Nilai-nilai budaya masyarakat merupakan pedoman yang

memberi arah dan orientasi terhadap hidup dan bersifat

umum. Sebaliknya norma yang berupa aturan-aturan untuk

perilaku bersifat khusus, sedangkan perumusannya sering

bersifat amat terperinci, jelas dan tegas. Sebagai daerah

hegemoni kesultanan Tidore, Pemerintah Kota Tidore

Kepulauan memberi perhatian khusus bagi pengembangan

kebudayaan dengan mengalokasikan anggaran khusus untuk

kesultanan Tidore dalam upaya peningkatan nilai-nilai budaya

dan sejarah melalui berbagai kegiatan kesultanan. Hasanah

budaya daerah sebagai bagian asset sejarah terus dilestarikan

seperti tari-tarian dan berbagai artifak sejarah peninggalan

masa kejayaan kesultanan Tidore.

Gotong-royong merupakan pranata sosial yang bersifat

tolong-menolong dan penting untuk menjaga keserasian

lingkungan sosial padamasyarakat.Pranata tolong-menolong

yang melandasi setiap kegiatan sehari-hari baik dalamkegiatan

pertanian yang berhubungan dengan sekitar rumah tangga

maupun untukkegiatan yang berkaitan dengan kepentingan

umum. Masyarakat mempunyai sifat ramah, damai danrasa

gotong-royong yang tinggi untuk mendorong proses

pembangunan dilingkungannya sendiri.

c. Analisis Situasi Ekonomi Lokal

Perekonomian Kota Tidore Kepulauan terus mengalami

peningkatan. Peningkatan ekonomi dilihat dari peningkatan

PDRB Kota Tidore Kepulauan selama 3 tahun terakhir.Nilai

PDRB Kota Tidore Kepulauan atas dasar harga berlaku (adhb)

pada tahun 2011 sebesar 500.703,53 juta rupiah, meningkat

menjadi 568 982,08 juta rupiah pada tahun 2012 dan terus

Page 91: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 73RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

meningkat sampai pada tahun 2013 sebesar 640 477,51 juta

rupiah.

Peningkatan PDRB atas dasar harga konstan dari tahun

ke tahun mengindikasikan pertumbuhan ekonomi yang positif.

Dalam tiga tahun terakhir Kota Tidore Kepulauan telah sukses

mencatat pertumbuhan ekonomi lokal diatas 5%.Kontribusi

terbesar diberikan olehsektor pertanian yakni sebesar Rp

310.490,67 juta rupiah atau 48,48 persen dari total PDRB

diikuti kontribusi dari sektor perdagangan, hotel dan restoran

sebesar 29,48 persen dan sektor industri pengolahan sebesar

6,55 persen. Nilai PDRB atas dasar harga konstan (adhk)

tahun 2013 sebesar Rp. 322.871,01 juta rupiah

5. Analisis Situasi Lingkungan Politik dan Kepemerintahan

Secara umum situasi lingkungan politik di wilayah kawasan

KPHP Unit IX Oba sangat kondusif untuk pembangunan -

pembangunan KPHP tersebut. Beberapa faktor yang dapat

mengindikasikan kondusifnya situasi lingkungan politik di wilayah

kawasan KPHP tersebut yakni :

a. Tingkat kesadaran berpolitik dari masyarakat desa yang

berdomisili di sekitar kawasan cenderung membaik. Hal ini

terlihat dari keikutsertaan masyarakat pada berbagai kegiatan

pesta demokrasi.

b. Adanya keterwakilan dari wakil-wakil rakyat yang berasal dari

kecamatan disekitar kawasan KPHP sehingga membuka

saluran aspirasi masyarakat lewat wakil-wakil rakyat yang

duduk di Dewan Kota.

c. Adanya sejumlah organisasi kemasyarakatan non pemerintah

(LSM) yang bergerak di bidang lingkungan hidup, dan sosial

kemasyarakatan

d. Adanya semboyan :Toma Loa Se Banari, yang bermakna pada

keberkatan, keselamatan,dan kehormatan akan dapat diraih

Page 92: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 74RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

oleh masyarakat apabilamasyarakat senantiasa menjunjung

tinggi nilai keadilan dankebenaran dalam penyelenggaraan

pemerintahan,pembangunan dan pelayanan kemasyarakatan.

Dari sisi pemerintahan, diprediksi untuk 10 tahun ke depan

pengelolaan KPHP Unit IX Oba relatif masih stabil karena

pemerintahan Kota Tidore Kepulauan baru saja melakukan

pemekaran wilayah sehingga tidak akan banyak merubah struktur

kepemerintahan daerah tersebut. Satu-satunya issu di bidang

pemerintahan yang dapat mengganggu tahap pelaksanaan

pengelolaan KPHP Unit IX Oba adalah issue pemekaran wilayah

Kecamatan yang berdampingan langsung dengan kawasan KPHP

Unit IX Oba, sehingga apabila issu tersebut terjadi akan langsung

mempengaruhi pelaksanaan pengelolaan KPHP ke depan.

6. Analisis Para Pihak

Analisis para pihak merupakan alat untuk mengidentifikasi

kelompok-kelompok terkait dalam memberi dan memperoleh

imbas dari penyelenggaraan KPHP Unit IX Oba.Karakter, peranan

dan aspirasi kelompok tersebut diulas dengan jelas.Analisis ini

bermanfaat untuk memungkinkan pemantauan dan evaluasi setiap

waktu secara berkala. Karakteristik kegiatan dalam pengelolaan

KPHP dapat dianalisis melalui tingkat kekhususan, sifat pengaruh

utama, metoda dan jenis tindakan. Dalam hal ini derajat

komitmen para pihak bervariasi menurut program atau kegiatan

yang dilaksanakan.Analisis untuk menilai sejauh mana peran dan

komitmen para pihak dilakukan melalui analisis peran baik internal

maupun eksternal serta analisis aktor-aktor yang berpengaruh.

Identifikasi para aktor atau kelompok yang berpengaruh

menurut Arturo (1984) dapat dilakukan melalui analisis tingkat

pengaruh (influence) dan tingkat kepentingan (importance) yang

terdiri atas:

Page 93: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 75RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

a. Kelompok yang dapat mengontrol secara formal maupun

informal dalam pengambilan keputusan.

b. Kelompok yang mengontrol proses anggaran dan distribusi

sumberdaya keuangan.

c. Kelompok yang mengontrol pengadaan sumberdaya fisik yang

dibutuhkan untuk memperlancar pencapaian tujuan atau

mempelancar kegiatan.

d. Kelompok yang mengontrol mutu staf.

e. Kelompok yang mendapatkan sumberdaya terbanyak/terbaik

dan memegang kekuasaan informal.

f. Kelompok yang tidak dapat diganti seperti teknis langka,

pengetahuan mengenai birokrasi yang kompleks dan

sebagainya.

Dengan menggunakan teori kontingensi, maka dapat dibuat

distribusi peran dalam organisasi. Kelompok yang mampu

mengatasi secara lebih efektif ketidakpastian di dalam dan di luar

organisasi memperoleh kekuasaan terbesar kemudian diikuti

dengan kelompok yang keahliannya bersifat langka dan kelompok

yang sentral terhadap tujuan-tujuan organisasi. Dengan

melakukan analisis para pihak, maka hal-hal berikut dapat dicapai

antara lain seperti :

1. Identifikasi pihak-pihak yang harus diberi dukungan dan

bantuan untuk ikut berpartisipasi dalam KPHP Unit IX Oba

2. Identifikasi pihak yang menang dan yang kalah dalam kaitan

hak, perhatian, sumberdaya, keterampilan dan kemampuan

untuk ikut ambil bagian atau mempengaruhi jalannya KPHP

Unit IX Oba

3. Peningkatan sensitivitas pembangunan KPHP Unit IX Oba

terhadap kebutuhan mendesak dari individu atau kelompok

yang terlibat.

Page 94: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 76RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

4. Penekanan dampak negatif terhadap kelompok-kelompok

yang rawan dan kurang beruntung akibat pembentukan KPHP

Unit IX Oba

5. Pengembangan peluang aliansi dalam penyelenggaraan KPHP

Unit IX Oba

6. Penekanan resiko konflik yakni dengan teridentifikasinya hal -

hal yang dapat menimbulkan konflik kepentingan dan harapan

para para pihak.

7. Peningkatan peluang partisipatif selama penyelenggaraan

KPHP Unit IX Oba

Para pihak (stakeholder) dalam KPHP Unit IX Oba adalah

merupakan pihak-pihak yang terpengaruh oleh dampak dari suatu

kegiatan KPHP serta pihak-pihak yang dapat mempengaruhi atau

memberi dampak dalam kegiatan KPHP. Para pihak dapat berupa

individu, kelompok masyarakat atau lembaga. Dalam prakteknya,

yang tergolong disini yakni kelompok pemakai (pihak yang

menggunakan suatu sumberdaya atau wilayah) dan kelompok

peminat yang menaruh minat atau mempunyai ide mengenai

sesuatu atau siapa yang dapat mempengaruhi penggunaan suatu

sumberdaya atau wilayah. Di samping itu terdapat pula kelompok

penerima manfaat, perantara, pihak-pihak yang terlibat di dalam

dan terpisah dari proses pengambilan keputusan. Secara umum,

para pihak dapat dikelompokkan ke dalam 2 (dua) jenis utama,

yaitu:

a. Para pihak primer yakni pihak-pihak yang mendapat manfaat

atau yang dirugikan oleh sebuah kegiatan, pembangunan

KPHP. Istilah ini menggambarkan orang-orang yang

sepenuhnya tergantung pada sebuah sumberdaya atau

wilayah demi kelangsungan hidupnya (misalnya wilayah hutan

dalam KPHP Unit IX Oba).Pada umumnya mereka hidup di

dalam atau di dekat sumberdaya yang dimaksud. Ketika

Page 95: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 77RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dihadapkan pada perubahan seringkali pilihan mereka sangat

terbatas, sehingga akan mengalami kesulitan dalam

beradaptasi.

b. Para pihak sekunder termasuk semua orang dan lembaga lain

yang memegang peranan, minat dan atau menjadi perantara

di dalam sumberdaya suatu wilayah yang sedang

dipertimbangkan.

Setelah terpahaminya kondisi fisikKPHP Unit IX Oba dan data

informasi stakeholder terkait, maka potret para pihak dapat

dikategorikan ke dalam 3 (tiga) lingkaran, yakni :

a. Lingkaran pertama, yang berisi para pihak yang mempunyai

transaksi langsung dengan sistem pengelolaan KPHP, misalnya

pemerintah, masyarakat di dalam dan di sekitar areal KPHP

dan mitra bisnis.

b. Lingkaran kedua, yang berisi para pihak yang mempunyai

perhatian intensif terhadap pengelolaan KPHP,misalnya Ornop,

pemerhati, akademisi, peneliti dan sebagainya.

c. Lingkaran ketiga, yang berisi para pihak yang tidak langsung

menerima manfaat dan/atau dampak pengelolaan KPHP,

misalnya penegak hukum, politisi, masyarakat di daerah hilir.

Parapihak kemudian dipetakan menurut tingkatan

aspirasi/kepentingan, kapasitas, attitude/sikap dan praktisnya

(AKAP).Stakeholder lingkaran pertama meliputi :

a. Dinas Kehutanan Provinsi.

b. Dinas Kehutanan KPH.

c. BPDAS.

d. BPKH Wilayah VI.

e. BPK.

f. BKSDA.

g. Peladang di dalam kawasan.

h. Masyarakat sekitar kawasan.

Page 96: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 78RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

i. Industri perkayuan lokal.

Stakeholder lingkaran kedua meliputi :

a. LSM.

b. Kelompok pemerhati lingkungan.

c. Peneliti.

d. Perguruan tinggi.

Stakeholder lingkaran ketiga meliputi :

a. Peladang di dalam kawasan .

b. Masyarakat sekitar hutan.

c. Politisi.

d. Masyarakat pengguna air (masyarakat hilir).

e. Penegak hukum.

7. Analisis Lingkungan Strategis KPHP Unit IX Oba (SWOT)

Analisis lingkungan strategis terhadap faktor internal dan

eksternal utama dari kawasan KPHP Unit IX Oba dapat

dirumuskan sebagai berikut :

a. Faktor Internal Utama (kekuatan), meliputi :

- Sumberdaya di sekitar kawasan tersedia untuk

pengelolaan

- Luas kawasan cukup besar

- Potensi hutan primer dan sekunder cukup besar

- Jenis tanah sangat kompleks

b. Faktor Internal Utama (kelemahan), meliputi :

- Terdapat kawasan yang sudah digarap masyarakat

menjadi pertanian lahan kering

- Luas kawasan semak belukar cukup besar

c. Faktor Eksternal Utama (peluang), meliputi :

- Sarana ekonomi di sekitar kawasan tersedia

- Etos kerja penduduk di sekitar kawasan menunjang untuk

pengelolaan

Page 97: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 79RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

d. Faktor Eksternal Utama (ancaman), meliputi :

- Penduduk pra sejahtera di sekitar kawasan cukup tinggi

- Keragaman etnis penduduk di sekitar kawasan berpotensi

terjadinya konflik

Adapun analisis terhadap faktor strategi internal dan

eksternal yang dimiliki kawasan KPHP Unit IX Oba terlihat pada

Tabel 22.

Page 98: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 80RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 22.Analisis Terhadap Faktor Strategi Internal dan Eksternal Kawasan KPHP Unit IX Oba

No. Faktor Internal NUBF(%) ND NBD Nilai Keterkaitan

JmlNK NRK NBK TNB Ranking

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

Kekuatan (S) 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

1 SDM disekitar kawasan tersedia untuk pengelolaan 5 0.23 5 1.15 X 5 5 0 0 5 0 5 0 3 23 2.6 0.006 1.16 V

2 Luas kawasan cukup besar 5 0.23 5 1.15 5 X 5 3 3 5 3 5 5 4 38 3.4 0.008 1.16 VI

3 Potensi hutan primer dan sekunder cukup besar 5 0.23 5 1.15 5 5 X 3 3 5 5 5 4 5 40 4.3 0.01 1.16 VII

4 Jenis tanah sangat kompleks 3 0.14 3 0.42 0 3 3 X 5 3 5 5 5 0 29 2.1 0.69 1.11 X

4.59

Kelemahan (W)

5 Terdapat kawasan yg sdh digarap masy menjadi pert lahan kering 5 0.23 5 1.15 5 5 5 4 X 5 5 5 5 5 44 4.5 0.01 1.16 VIII

6 Luas kawasan semak belukar cukup besar 5 0.23 5 1.15 0 5 4 4 4 X 4 4 5 5 35 3.6 0.008 1.16 IX

28 2.32

Faktor Eksternal

Peluang (O)

7 Sarana ekonomi di sekitar kwsn tersedia (bank, koperasi, pasar) 5 0.45 5 2.25 3 4 5 0 0 5 X 5 5 2 29 3.3 0.015 2.27 I

8 Etos kerja penduduk disekitar kwsn menunjang utk pengelolaan 5 0.45 5 2.25 4 5 5 0 0 5 0 X 5 5 29 3.4 0.015 2.27 II

4.54

Ancaman (T)

9 Penduduk pra sejahtera di sekitar kawasan cukup tinggi 4 0.36 4 1.44 4 0 5 0 0 5 0 5 X 5 24 3.1 0.011 1.47 III

10 Keragaman etnis penduduk disekitar kwsn berpotensi konflik 4 0.36 4 1.44 3 0 5 0 0 5 0 5 4 X 22 2.9 0.01 1.45 IV

18 2.92

Page 99: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 81RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Hasil analisis memperlihatkan bahwa peta kekuatan

kawasanKPHP Unit IX Oba terletak pada kuadran I, yang berarti

bahwa posisinya sangat menguntungkan karena memiliki peluang

dan kekuatan sehingga dapat memanfaatkan peluang yang ada

secara maksimal. Peta kekuatan ini dapat menerapkan strategi

yang mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif untuk

mencapai tujuan pengelolaan, sebagaimana terlihat pada

Gambar 2 berikut ini :

S=4.59

T=2.92 O=4.54

W=2.32

Gambar 2.Diagram Peta Kekuatan Kawasan KPHP Unit IX Oba

Selanjutnya untuk penentuan strategi dalam rangka

mencapai tujuan pengelolaanKPHP Unit IX Oba didasarkan pada

matriks SWOT pada Tabel 23berikut ini :

Page 100: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 82RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 23.Penentuan Strategi Prioritas Kawasan KPHPUnitIX Oba

FAKTORInternal

Eksternal

Kekuatan (S) Kelemahan (W)1. SDM disekitar kawasan tersedia utk

pengelolaan2. Luas kawasan cukup besar3. Potensi hutan primer & sekunder cukup besar4. Jenis tanah sangat kompleks

1. Terdpt kwsn yg sdh digarap masymenjadi pert lhn kering

2. Luas kwsn semak belukar cukupbesar

Peluang (O)

1. Sarana ekonomi di sekitarkwsn tersedia (bank, koperasi,pasar)

(S1O1) : Melibatkan masy. disekitar kwsn utk pdkegiatan2 pengelolaan utk memperbaikikesejahteraan ekonomi keluarga (mengurangi jmlkeluarga pra sejahtera)(S2O1) : Memberikan peran kepada koperasi(basis ekonomi rakyat) utk berinvestasi pdkegiatan2 pengelolaan(S3O1) : Memberikan peran yang lebih besar kpdkoperasi utk ikut dalam proses produksi kayu dannon kayu yg tersimpan dari hutan primer dansekunder(S4O1) : Memperkaya jenis2 kegiatan dlmkawasan dgn melibatkan koperasi dlm prosespemanfaatan potensi kawasan

(W1O1): Memberikan kesempatankpd masy dgn modalperbankan/koperasi utk memanfaatkanareal kemiringan lahan dlmmenciptakan income

(W2O1): Menciptakan jenis2 kegiatanyg terkait dengan kegiatan produksikayu pd kwsn yg sudah digarap melaluiperan masy dan perbankan/koperasi

2. Etos kerja penduduk disekitarkwsn menunjang utk pengelolaan

(S1O2) : Melibatkan semua potensi SDM yg tersdiadisekitar kwsn utk ikut dlm proses pengelolaan(S2O2):Memperkaya jenis2 kegiatan usaha yangberskala kecil utk masy. dlm rangka pemanfaatanpotensi luas kwsn(S3O2) : Memperkaya jenis2 kegiatan usaha yangberskala kecil utk masy. dlm rangka pemanfaatanpotensi hutan primer dan sekunder yg tersimpandlm kwsn.(S4O2) : Menciptakan berbagai jenis kegiatan ygberkaitan dgn pemanfaatan potensi jenis tanah dlmkwsn hutan

(W1O2) : Memberikan peran yg lebihbesar kpd masy utk mengelola kwsndgn kelerengan agak curam sampaicuram (pola padat karya)

(W2O2) : Membuka berbagai jeniskegiatan penanaman/reahabilitasilahan dgn melibatkan masy, ygmenguasai lahan garapan di dlmkawasan

Ancaman (T)

1. Penduduk pra sejahtera disekitar kawasan cukup tinggi

(S1T1) : Menggunakan pola padat karya utksemua jenis kegiatan pengelolaan agar tenaga kerjadr masy sekitar hutan dpt terserap secara lebihbesar(S2T1) : Menciptakan kegiatan2 usaha dgn polakombinasi usaha budidaya pd areal produksi dansisa tebangan(S3T1) : Memberikan kesempatan kpd masy utkmemanfaatan sisa2 hasil produksi kayu dr kwsnhutan primer & sekunder yg masih dpt digunakanutk peningkatan ekonomi keluarga (daur ulanglimbah kayu)(S4T1) : Memberikan kesempatan kpd masy utkmemanfaatan potensi jenis tanah melalui kegiatan2budidaya berbagai sp kayu unggulan local

(W1T1) : Memberikan pelatihan2 kpdmasy dlm meningkatkan kualitas kerjapd lokasi2 dgn kemiringan agakekstrim utk memperbaiki pendapatankeluarga

(W2T1) : Melakukan berbagai jeniskegiatan penanaman/reahabilitasilahan dgn melibatkan masy. prasejahtera pd lahan yg sdh digarap dlmkwsn.

2 Keragaman etnispenduduk disekitar kwsnberpotensi konflik

(S1T2) : Melakukan proses pembauran utk setiapjenis kegiatan usaha dlm upaya memperkecilterjadinya konflik dlm kerja(S2T2) : Memberikan peran yang sama bagisemua etnis penduduk utk ikut dlm kegiatan2pengelolaan dlm kwsn(S3T2) : Mendistribusikan tugas yang sama utksetiap etnis dlm pengelolaan kwsn hutan primer dansekunder(S4T2) : Memberikan kesempatan yg sama kpdsemua etnis masy utk memanfaatan potensi jenistanah melalui kegiatan2 budidaya berbagai sp kayuunggulan local

(W1T1) : Mengikutsertakan semuaetnis penduduk utk ikut dlm kegiatan2pengelolaan dan memberikan distribusitugas yg sama dlm mengelola kwsn2yg ekstrim (agak curam s/d curam)

(W2T1) : Pengalokasian kegiatan2penanaman pd lahan yg sudahdigarap, dilakukan pd semua kwsntanpa terkecuali utk menekanterjadinya konflik

Page 101: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 83RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Mengacu matrik SWOT diatas terdapat 18 (delapan belas)

strategi yang dapat ditempuh sebagai alternatif untuk pencapaian

tujuan pengelolaan kawasan KPHP Unit IX Oba. Dari sejumlah

strategi tersebut terdapat 5 (lima) strategi prioritas masing-

masing yakni :

a. Melibatkan masyarakat di sekitar kawasan dengan

memberikan peran yang lebih besar pada kegiatan-kegiatan

pengelolaan produksi kayu dan non kayu, pemanfaatan

pariwisata (jasa lingkungan), dan pelestarian

keanekaragaman flora dan fauna yang ada dalam kawasan

hutan primer maupun sekunder

b. Mengoptimalkan pengelolaan KPHP Unit IX Oba dengan

memperkaya jenis-jenis kegiatan pengelolaan dalam kawasan

untuk menunjang roda perekonomian masyarakat di sekitar

kawasan hutan.

c. Melindungi potensi keanekaragaman hayati melaluiregulasi

yang tersedia

d. Melakukan koordinasi dan kerjasama secara intensif dengan

pemerintah pusat/daerah dalam proses pengelolaan KPHP

e. Meningkatkan kesadaran masyarakat untuk melindungi

kawasan secara mandiri

B. Proyeksi Pengelolaan Hutan KPHP Unit IX Oba

1. Prinsip-Prinsip Perencanaan Hutan

Perencanaan kehutanan adalah merupakan proses aktif yang

memerlukan pemikiran serius mengenai apa yang dapat dilakukan dan

yang akan terjadi di masa depan. Proses perencanaan kehutanan

menyangkut kegiatan koordinatif dari semuaelemen yang terdapat di

dalam faktor internal manajemen KPHP maupun inter-relasinya

Page 102: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 84RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dengan situasi eksternal dalam rangka mencapai tujuan pengelolaan

hutan. Proses perencanaan hutan harus dirancang dan dilakukan

untuk menjamin keseimbangan antara kenyataan di lapangan dengan

kapasitas manajemen dan antara prioritas ekonomi, ekologi, dan

sosial serta prioritas-prioritas pembangunan kehutanan daerah,

regional dan nasional. Informasi-informasi yang ada harus dapat

dimanfaatkan untuk : (1) melandasi berbagai analisis yang diperlukan,

(2) menjelaskan keuntungan dan kerugian yang potensial akan dialami

oleh para pihak, menjadi aras rasional dalam menyeimbangkan

negosiasi berbagai kepentingan para pihak, dan tolokukur bagi

kegiatan pemantauan dan evaluasi. Oleh sebab itu aspek

kelengkapan, akurasi, reliabilitas dan kemutakhiran informasi

menentukan proses dan hasil perencanaan pengelolaan hutan.

Proyeksi merupakan perkiraan tentang masa yang akan datang

dengan menggunakan data yang ada sekarang ini. Dalam konteks

pengelolaan KPHP unit IX Oba, proyeksi merupakan sebuah kegiatan

perencanaan yang akan dilaksanakan untuk mengoptimalkan

pemanfaatan sumberdaya alam.KPHP unit IXOba merupakan salah

satu KPHP di Provinsi Maluku Utara mempunyai wilayah kelola yang

luas. Total luas wilayah hutan di KPHP unit IX Oba seluas ± 19.211

Ha.Wilayah kelola yang luas merupakan sebuah kekuatan untuk

mengembangkan dan menggerakkan bisnis disektor kehutanan

maupun non kehutanan.

Page 103: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 85RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Beberapa peluang yang diproyeksikan akan terwujud, seiring

dengan majunya KPHP unit IXOba adalah

(a) Proyeksi Potensi Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu

Potensi jenis ini apabila di kelola dengan maksimal bisa menjadi .

sumber pendapatan negara yang kemudian dikembalikan ke daerah

penghasil kemudian digunakan untuk pembangunan daerah di

bidang kehutanan.

Suplai bahan baku ini akan bertambah jika potensi kayu hutan

tanaman dan potensi kayu rimba campuran di masukkan dan

diharapkan mampu menggerakkan industri kayu lokal, Bergeraknya

industri kayu diharapkan mampu menggerakkan sektor

perekonomian daerah.

(b) Proyeksi Potensi Pemanfaatan Hasil Hutan Bukan Kayu

Proyeksi Potensi HHBK pengelolaan dan pemanfaatannya bisa

menjadi komiditi unggulan lokal apabila di kelola dan di manfaatkan

secara baik maka hasilnya maksimal,berkualitas sehingga dapat

dipasarkan dengan nilai jual yang tinggi dan bisa menunjang

perekonomian masyarakat di sekitar wilayah KPHP Oba. Jenis HHBK

adalah Rotan, bambu, aren,getah damar dan hasil hutan bukan

kayu dari golongan buah-buahan (kenari,manggis,pala belimbing,

jambu dan langsat)

(c) Proyeksi Potensi Jasa Lingkungan

Jasa lingkungan ini bisa dikembangkan sebagai lokasi pariwisata

sehingga dapat menambah daya tarik/nilai ekonomi dari kawasan

KPHP Unit IX Oba, juga dapat dimanfaatkan untuk pembangkit

listrik (mikro-hidro), sumber air minum , perikanan darat (budidaya

ikan air tawar) dan irigasi pertanian lahan basah bagi masyarakat.

Page 104: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 86RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2.Target dan Kegiatan Penyusunan Rencana PengelolaanHutan Jangka Panjang

Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor : 3 Tahun 2008 tentang

Perubahan Atas PeraturanPemerintah Nomor 6 Tahun 2007

tentang Tata Hutan dan PenyusunanRencana Pengelolaan Hutan,

serta Pemanfaatan Hutan, rencana pengelolaanhutan pada

KPHPadalah meliputi: (a). Rencanapengelolaan hutan jangka

panjang; dan (b).rencana pengelolaan hutan jangkapendek.

a. Tujuan yang Akan Dicapai KPHP Unit IX Oba

Tujuan yang ingin dicapai pada penyusunan RPHJPKPHP

Unit IX Oba adalah sebagai berikut:

1. Terlaksananya pengelolaan dan pemanfaatan hutan yang

intensif dan profesional untuk optimalisasi pengelolaan

dan pemanfaatan hutan di tingkat tapak.

2. Menciptakankeselarasan gerak dan langkah bagi semua

para pihak (stakeholder) yang terlibat, sehingga dapat

memperoleh asas manfaat yang berimbang atas kehadiran

KPHP di wilayah mereka.

3. Memberikan arahan manajemen bagi personil KPHP, untuk

pengelolaan dan pemanfaatan kawasan hutan secara

berkesinambungan dan berkelanjutan.

b. Kondisi yang Dihadapi

Dalam rangka pencapaian target dan tujuan pengelolaan

hutan jangkapanjang KPHP Unit IX Oba, terdapat beberapa

hal yang perlumenjadi pertimbangan, sebagai berikut:

- KPHP memiliki luas kawasan yang tidak terlalu besar yakni

: ± 19.211 hektar

- Dari aspek administrasi pemerintahan, letak kawasan

KPHP ini berada sangat dekat dengan Ibukota provinsi

(Sofifi)

Page 105: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 87RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

- Sesuai aspek geografi, posisi KPHP Unit IX Oba berada

pada koordinat 0° 46′ 55,99″ - 0° 18′ 21,47″ LU dan 127°

31′ 26,58″ - 127°46′31,63″ BT.

- Sesuai wilayah pengelolaan ekosistem dalam satuan

wilayah pengelolaan DAS, dalam kawasan KPHP Unit IX

Obaterdapat 12 DAS yaitu DAS Akebale, Ake Gumi, Ake

Lamo Tidore, Ake Lola, Ake Tayawi, Ake Toburo, Ake

Tului, Akekolamo, Ake Gita Ds, Ake Mira, Ake Oba, dan

DAS Ake Waimira Tiga.Pengelolaan DAS sangat penting

karena keterwakilan sebaran lokasi kawasan hutan dari

daerah hulu sampai ke hilir yang menggambarkan

ekosistem kawasan hutan yang dapat dimanfaatkan jasa

lingkungan dari kawasan hutan yang adasehingga

memberikan kontribusi nyata untuk suatu

pengelolaanKPHP Unit IX Oba.

- Masyarakat yang bermukim disekitar kawasan KPHP

menginginkan KPHP ini menjadi kawasan pelestari sumber

air bagi kehidupan mereka. Oleh karena itu KPHP ini

harus mampu menciptakan debit air yangseimbang

sepanjang tahun.Lebih lanjut berdasarkan aktivitas kelola

hutan, masyarakat mendambakan terdapat sejumlah

besar kawasan pemberdayaan untuk kegiatan-kegiatan

pemanenan hasil kayu dan non kayu. Disamping itu,

masyarakat juga menghendaki adanya kegiatan-kegiatan

rehabilitasi pada sejumlah besar kawasan hutan yang

ditumbuhi semak belukar.

- Sebagian kawasan telah diarahkan menjadi areal

pencadangan untuk kegiatan penambangan dari 4 badan

usaha pemegang IUP (9.220,364 hektar).

Page 106: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 88RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

c. Strategi dan Kelayakan Pengembangan Pengelolaan Hutan

Strategi serta kelayakan pengembangan pengelolaan

hutan, meliputi tata hutan, pemanfaatan dan penggunaan

kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan, dan

perlindungan hutan dan konservasi alam. Strategi dan

kelayakan pengembangan pengelolaan hutan ditinjau dari

aspek kelola kawasan, kelola pemanfaatan hutan, kelola

pasar, kelola konservasi, kelola rehabilitasi-restorasi dalam

kerangka pencapaian fungsi ekonomi, lingkungan dan sosial

yang optimal. Pengembangan pengelolaan hutan diarahkan

untuk mengoptimalkan fungsi-fungsi produksi dan jasa

sumberdaya hutan dan lingkungannya, baikproduksi kayu dan

non kayu, maupun jasa lingkungan, melaluikegiatan pokok

berupa pemanfaatan, pemberdayaan masyarakat,

sertapelestarian lingkungan yang merupakan satu kesatuan

kegiatan.

- Tata Hutan

Tata hutan yakni kegiatan rancang bangun unit

pengelolaan hutan, mencakup kegiatan pengelompokan

sumber daya hutan sesuai dengan tipe ekosistem dan

potensi yang terkandung di dalamnya dengan tujuan

untuk memperoleh manfaat yang sebesar-besarnya bagi

masyarakat secara lestari. Kegiatan tata hutan di KPHP

Unit IX Oba terdiri atas: tata batas; inventarisasi hutan;

pembagian ke dalam blok; pembagian petak dan anak

petak; dan pemetaan. Hasil kegiatan berupa inventarisasi

penataan hutan yang disusun dalam bentuk buku dan

peta penataan KPHP. Berdasarkan kondisi lokasi dan

mengacu pada hasil inventarisasi potensi tegakanhutan

serta identifikasi kondisi sosial ekonomi dan budaya

Page 107: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 89RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

KPHPUnit IX Oba seluas ± 19.211 ha, selanjutnya disusun

rencana kegiatan untuk KPHP tersebut sebagai berikut :

Tata Hutan Pada Hutan Lindung seluas ± 637,93

hektar, mencakup kegiatan-kegiatan :

1. Penentuan batas-batas kawasan hutan yang ditata.

2. Inventarisasi, identifikasi, dan perisalahan kondisi

kawasan hutan.

3. Pengumpulan data sosial, ekonomi dan budaya di

hutan dan sekitarnya.

4. Pembagian hutan ke dalam blok inti / blok utama,.

5. Registrasi

6. Pengukuran dan pemetaan.

Tata Hutan Pada Hutan Produksi Terbatas seluas

lebih kurang 18.572,98 hektar, mencakup kegiatan-

kegiatan :

1. Penentuan batas hutan yang ditata.

2. Inventarisasi potensi dan kondisi hutan mencakup:

jenis, potensi dan sebaran flora dan fauna; rancangan

trayek batas luas kawasan dan batas dalam kawasan

hutan; sosial, ekonomi, budaya masyarakat; status,

penggunaan, penutupan lahan; jenis tanah,

kelerengan lapangan atau topografi; iklim;

kependudukan (demografi); keadaan hidrologi,

bentang alam dan gejala-gejala alam.

3. Perisalahan hutan.

4. Pembagian hutan ke dalam blok pemanfaatan HHK-HA

(Restorasi Ekosistem), blok pemanfaatan kawasan,

jasa lingkungan, dan HHBK, blok pemberdayaan

masyarakat, dan blok perlindungan.

5. Pemancangan tanda batas blok dan petak.

6. Pembukaan wilayah dan sarana pengelolaan.

Page 108: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 90RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

7. Registrasi.

8. Pengukuran dan pemetaan.

Pemanfaatan hutan adalah kegiatan untuk

memanfaatkan kawasan hutan, jasa lingkungan, hasil

hutan kayu dan non kayu serta memungut hasil hutan

kayu dan non kayu secara optimaldan adil untuk

kesejahteraan masyarakat dengan tetap menjaga

kelestariannya. Penggunaan kawasan adalah kegiatan

untuk memanfaatkan ruang tumbuh sehingga diperoleh

manfaat lingkungan, manfaat sosial dan manfaatekonomi

secara optimal dengan tidak mengurangi fungsi utamanya.

Sesuai kondisi lokasi dan mengacu pada hasil rancangan

KPHP Unit IX Oba, disusun rencana kegiatan sebagai

berikut:

Kegiatan pemanfaatan hutan yang dinilai layak untuk

dilaksanakan diwilayah KPHP Unit IX Oba yaitu ;

Pemanfaatan kawasan,Pemanfaatan jasa lingkungan, (c)

Pemanfaatan hasil hutan kayu,Pemanfaatan hasil hutan

non kayu,danPemungutan hasil hutan non kayu.

Kegiatan penggunaan kawasan hutan yang dinilai

layak untuk dilaksanakan di wilayah KPHP Unit IX Oba

masih perlu pengkajian terutama keberadaan potensi

tambang di wilayah ini. Namun demikian apabila di

kawasan ini ditemukan adanya potensi tambang

sepertimineral dan emas maka dapat dilakukan pengkajian

kelayakanusahanya oleh pengelola KPHP.Selain usaha

pertambangan, di wilayah KPHP dimungkinkan pula

dilakukan penggunaan kawasan hutan dengan tujuan

strategis lainnya seperti: Kepentingan religi, Pertahanan

dan keamanan, Pembangunan jaringan telekomunikasi,

Pembangunan jaringan instalasi air, listrik, dan lain

Page 109: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 91RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

sebagainya. Selain penggunaan kawasan hutan di wilayah

KPHP untuk tujuan strategis, dapat digunakan untuk

kepentingan umum terbatas seperti: Jalan umum, Saluran

air bersih dan atau air limbah, Pengairan, Bak

penampungan air, Fasilitas umum, dan Repeater

telekomunikasi. Memperhatikan kondisi kawasan hutan

KPHP Unit IX Oba yang sebahagian wilayahnya memiliki

penutupan lahan berupa tanah-tanah kosong, semak

belukar dan hutan rusak,maka diperlukan adanyan

kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan dan lahan.

Kegiatan rehabilitasi hutan dan lahan yang dilakukan

di wilayah KPHP Unit IX Oba meliputi: Inventarisasi lahan

kritis, pengukuran dan pemetaan areal reboisasi, reboisasi

(penanaman), pemeliharaan tanaman, pengayaan

tanaman, dan penerapan tekniskonservasi.Kegiatan

reklamasi hutan dan lahan di wilayah KPHP Unit IX Oba

meliputi: Inventarisasi lokasi, penetapan lokasi

(pengukuran dan pemetaan lokasi), perencanaan, dan

pelaksanaan reklamasi. Kegiatan reklamasi hutan

dilakukan pada kawasan hutan yang telah dirambah oleh

masyarakat dengan kegiatan-kegiatan budidaya pertanian.

Memperhatikan kondisi kawasan hutan wilayah

pengelolaan KPHP Unit IX Oba yang terletak sangat dekat

dengan pemukiman penduduk maka sistem perlindungan

dan pengamanan hutan akan menjadi lebih kompleks.

Berdasarkan kondisi tersebut, Pengelola KPHP akan

menghadapi kendala besar terhadap komunitas perambah

yang memanfaatkan kawasan hutan negara sebagai

lahan miliknya baik dalam bentuk pertanian menetap,

perladangan berpindah maupun dalam bentuk

pemukiman. Untuk menyikapi masalah tersebut, pihak

Page 110: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 92RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

pengelola KPHP dapat melakukan pendekatan secara

represif dengan membangun pola kemitraan untuk

menemukan solusi terbaik, dalam koridor hukum dan

perundang-undangan yang berlaku. Bentuk-bentuk

kegiatan yang dapat dilakukan antara lain :

1. Sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundang-

undangan di bidang kehutanan.

2. Mendorong peningkatan produktivitas masyarakat.

3. Memfasilitasi terbentuknya kelembagaan masyarakat.

4. Meningkatkan peran serta masyarakat dalam kegiatan

pengelolaan hutan.

5. Melakukan kerjasama dengan pemegang hak atau

izin.

6. Meningkatkan efektifitas koordinasi kegiatan

perlindungan hutan.

7. Mendorong terciptanya alternatif mata pencaharian

masyarakat.

8. Meningkatkan efektifitas pelaporan terjadinya

gangguan keamanan hutan.

9. Mengambil tindakan pertama yang diperlukan

terhadap gangguan keamanan hutan.

4. Arahan Pembangunan Jangka Panjang KPHP

Berdasarkan uraian sebelumnya dan mengacu pada hasil

inventasi dan identifikasi potensi sumberdaya alam dan sumberdaya

manusia di dalam dan di sekitar wilayah KPHP, arahan

pembangunan jangka panjang KPHP dapat dikemukakan sebagai

berikut :

Arahan perlindungan hutan, meliputi kegiatan-kegiatan :

Pembinaan area perlindungan tata air (hidro-orologi), pelestarian

Page 111: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 93RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

habitat hutan alam untuk perlindungan vegetasi hutan alam (stok

karbon) pada kawasan hutan lindung dan hutan produksi tetap

Arahan pemanfaatan hutan, meliputi kegiatan-kegiatan

:Pelaksanaan kegiatan restorasi ekosistem (IUPHHK-RE),

pemanfaatan jasa lingkungan, dan hasil hutan bukan kayu (HHBK).

Arahan pemberdayaan masyarakat, meliputi kegiatan-kegiatan

: Pembangunan dan pengembangan Hutan Kemasyarakatan (HKm),

penyelenggaraan Hutan Desa (HD), Pembinaan area pertanian

lahan kering permukiman dalam wilayah KPHP, Pembinaan area

pengembangan model-model agroforestri dan silvikultur intensif

(SILIN) pada lahan terambah/terokupasi, dan penyelenggaraan

rehabilitasi hutan (reboisasi dan pengkayaan reboisasi).

Dalam mewujudkan rencana-rencana kegiatan yang telah

dirumuskantersebut di atas, maka diperlukan beberapa program

pendukung dan penunjang seperti: Penguatan kapasitas

kelembagaan KPHP serta peningkatan kapasitas sumberdaya

manusia,termasuk pemantapan organisasi, sarana dan prasarana,

serta fasilitas penunjang; Melakukan sistem koordinasi, sinkronisasi,

dan sinergitas yang baik dengan stakeholder terkait; Menyediakan

pendanaan kegiatan yang memadai sesuai kebutuhan;

Pengembangan database hingga terbangunnya sistem informasi

kehutanan KPHP; Pengembangan investasi dan rasionalisasi wilayah

kelola serta review rencana pengelolaan KPHP minimal 5 tahun

sekali; Penyelenggaraan pembinaan, pengawasan dan

pengendalian yang baikdan terukur sesuai peraturan perundang-

undangan; Pemantauan dan evaluasi yang baik dan beretika, serta

sistem pelaporan yang baik yang dilakukan secara periodik;

Pembuatan dan pelaksanaan standar operasi dan prosedur (SOP)

KPHP menuju pengelolaan berbasis kinerja.

Page 112: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 94RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB VRENCANA KEGIATAN

Rencana kegiatan KPHP Unit IX Oba merupakan bagian yang tidak

terpisahkan dengan kegiatan penyusunan rencana pengelolaan hutan

jangka panjang maupun jangka pendek. Rencana Pengelolaan Hutan

Jangka Panjang (RPHJP) adalah Rencana pengelolaan hutan pada tingkat

strategis berjangka waktu 10 (sepuluh) tahun atau selama jangka benah

pembangunan KPHP.

Berdasarkan pada PP No. 6 tahun 2007 disebutkan bahwa tata

hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan

hutan merupakan bagian dari pengelolaan hutan.Tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan serta pemanfaatan hutan di

seluruh kawasan hutan merupakan kewenangan Pemerintah Pusat dan

Pemerintah Daerah. Kegiatan pengelolaan hutan mencakup kegiatan-

kegiatan :tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,

pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan

reklamasi hutan serta perlindungan hutan dan konservasi alam.

Berdasarkan kondisi wilayah KPHP Unit IX Oba yang ada saat ini

dan kondisi yang diharapkan untuk 10 (sepuluh) tahun ke depan maka

rencana pengelolaan hutan KPHP Unit IX Oba seluas 19.211 hektar

mencakup rencana strategis selama jangka waktu rencana pengelolaan

hutan dalam kawasan hutan lindung (HL) : 637,93 hektar, dan hutan

produksi terbatas (HPT) : 18.572,98 hektar. Secara garis besar, rencana

strategis pengelolaan hutan KPHP Unit IX Oba mencakup kegiatan-

kegiatan perlindungan hutan alam (stok karbon) serta pendidikan dan

penelitian pada kawasan hutan lindung sebagai blok inti, dan kegiatan-

kegiatan pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, dan hasil hutan bukan

kayu (HHBK), pemberdayaan masyarakat, perlindungan, serta pendidikan

dan penelitian pada kawasan hutan produksi terbatas (HPT) sebanyak 5

(lima) blok.

Page 113: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 95RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Rencanakegiatan strategis selama jangka waktu rencana

pengelolaan hutan KPHP Unit IX Oba dapat diuraikan sebagai berikut :

A. Inventarisasi Berkala WilayahKelola DanPenataan Hutan

1. Inventarisasi Hutan Menyeluruh berkala

Inventarisasi yang dimaksud adalah kegiatan yang dilaksanakan

untuk mengetahui dan memperoleh data serta informasi tentang

sumberdaya, potensi sumberdaya serta lingkungannya secara lengkap

mulai dari kondisi biogeofisik sampai kondisi sosial ekonomi dan

budaya di wilayah kelola KPHP unit Oba. Tujuan kegiatan inventarisasi

adalah untuk mendapatkan data dan informasi yang dipergunakan

sebagai bahan perencanaan dan perumusan kebijakan strategi jangka

panjang, jangka menengah dan operasional jangka pendek sesuai

dengan tingkatan dan kedalaman inventarisasi yang dilaksanakan.

Kegiatan inventarisasi berkala pada wilayah kelola KPHP Oba

dilakukan untuk mengetahui dan memperoleh data yang update dan

akurat pada masing-masing unit pengelolaan pada kurun waktu

tertentu, hal yang dimaksudkan adalah untuk mengetahui apakah

kegiatan yang akan dilaksanakan sesuai dengan arah kebijakan

pengelolaan yang telah ditetapkan dan perkembangan yang dicapai.

Inventarisasi secara berkala pelaksanaannya mengacu pada pedoman

inventarisasi hutan. Hasil inventarisasi akan memberikan gambaran

tentang risalah kondisi unit pengelolaan hutan secara berkala sebagai

berikut:

Kondisi awal. Kegiatan inventarisasi pada kondisi awal sebetulnya

telah dilaksanakan pada saat kegiatan penataan hutan, hasil dari

kegiatan inventarisasi adalah pembagian blok dan wilayah kerja

yang akan dikembangkan.

Kondisi 5 tahun berikutnya dan dilengkapi dengan uraian

peningkatan dan penurunan serta permasalahannya

Page 114: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 96RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Kondisi 10 tahun berikutnya dilengkapi dengan peningkatan dan

penurunan serta permasalahannya.

Target kegiatan inventarisasi berkala ini menyebar pada 3

Kecamatan. Kegiatan inventarisasi difokuskan pada wilayah KPHP Oba

yang mencakup 8 (delapan) Blok. Pada kawasan hutan lindung terdiri

blok Inti dan blok khusus, di kawasan hutan produksi terbatas di Blok

Pemanfaatan HHK-HA (Restorasi Ekosistem), Blok pemanfaatan

kawasan jasa lingkungan dan HHBK, blok pemberdayaan masyarakat,

blok perlindungan dan blok khusus pendidikan dan penelitian.

Kegiatan Inventarisasi pada wilayah KPHP Unit IX Oba selengkapnya

disajikan pada tabel berikut.

Tabel 24. Uraian kegiatan Inventarisasi Berkala pada Wilayah KPHPUnit IX Oba

No Nama Kawasanhutan

Blok peruntukan Luas (Ha) Target inventarisasi Tahunpelaksanaan

1 2 3 4 5 6

1 Hutan lindungAkengabengan-asimoko-Tg.wayamli-akeoba

1.Blok Inti2. BlokPemanfaatan

367.57

85.21

(a) Inventarisasi Potensi EkowisataMangrotve

(b) Inventarisasi areal yang berpotensiuntuk Pengembangan Budidayakepiting kenari

(c) Inventarisasi angrekyang tumbuh dikayu Mangrove

(d) Inventarisasi Potensi KomoditasSatwa Kelelawar

(e) Inventarisasi Areal untukpenangkaran soasoa

2017, 2018

2.blok khusus 185.16 (a) Inventarisasi spesies2 flora unggulanlokal & fauna langka.

(b) Inventarisasi potensi jasa lingkungan

2017,2018

Jumlah 637.93

2. Hutan ProduksiTerbatas AkeOba-Tg.Wayamli-tolawi- ake kobe

1. BlokPemanfaatanHHK-HA(IUPHHK-RE)

820.68 (a) Inventarisasi jenis tanaman kayu-kayudan MPTS lokal setempat

(b) Inventarisasi potensi HHBK dan jasalingkungan(jasa wisata alam, jasaaliran air dan jasa karbon)

2018,2019

Page 115: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 97RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. BlokPemanfaatanJasaLingkungandan HHBK

15.447,52 (a) Inventarisasi potensi jasalingkungan(jasa wisata alam, jasaaliran air dan jasa karbon)

(b) Inventarisasi potensi tanaman HHBKnon kayu maupun jenis buah-buah.

2018, 2019

3. BlokPemberdayaan Masyarakat

1,868,69 (a) Inventarisasi lokasi yang berpotensiuntuk kegiatan pemberdayaan

(b) Inventarisasi potensi kayu & non kayu pdhutan primer

(c) potensi kayu & non kayu pd hutan sekunder(d) Inventarisasi pemanenan kayu & non kayu

yang ramah lingkungan

2017,2018,2019

4. BlokPerlindungan

334,27 (a) Inventarisasi potensi kayu & non kayu pd hutanprimer

(b) Inventarisasi potensi kayu & non kayu pd hutanprimer

(c) Inventarisasi floran dan fauna yangendemik dan dilindungi

(d) Inventarisasi areal tutupan hutan dan nonhutan yang perlu direhabilitasi

(a) Inventarisasi kawasan yang rawankebakaran, banjir dan erosi

(e) Identifikasi wilayah yang rawanperambahan

2017,2018,2019

5. Blok Khususpendidikan &Pelatihan

101,81 (a) Inventarisasi spesies2 flora unggulan lokal &fauna langka

(b) Inventarisasi jasa lingk & wisata alam yg ramahlingkungan

(c) Inventarisasi Jalan rintis menuju tempatpendidikan & penelitian

2017,2018

2. Penataan Hutan

Berdasarkan hasil inventariasi kondisi biogeofsisik dan sosekbud

KPHP Unit IX Oba tahun 2015 dan Permenhut Nomor :

P.6/Menhut-II/2010 Tentang Norma, Standar, Prosedur dan

Kriteria Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan

Lindung (KPHL) dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi

(KPHP); Arahan IHBM pada kegiatan HHK-HT/HTI; Petunjuk teknis

penyusunan rencana pengelolaan pada KPHPL dan KPHP tahun

2012, selanjutnya dirumuskan rencana-rencana penataan hutan

KPHP Unit IX Oba, berdasarkan fungsinya pada areal seluas

Page 116: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 98RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

± 19.211 ha, yaitu pada kawasan hutan produksi (HPT) seluas

± 18.572,98 ha, dan Hutan Lindung seluas ±637,93 ha. seperti

terlihat pada Tabel 25 berikut ini :

Page 117: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 99RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 25. Jenis Kegiatan, Nama Blok dan Petak Untuk Rencana Kelola Penataan Hutan Di Wilayah KPHP Unit IX ObaNama

Kawasan Nama Blok No Petak /Lokasi

Jumlah Luas Jenis KegiatanBiaya Tahun

Keterangan(Fungsi) Petak (Ha) (x Rp 1000) Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8 9Hutan

Lindung(HL)

637,93 ha

Blok Inti danBlok

Pemanfaatan

Semua petakdalam blok

9 452,76 Orientasi batas partisipatif 68.400 2017 BL (Panjang ± 22,80 km)

Rekonstruksi batas partisipatif 228,000 2026 BL (Panjang ± 22,80 km)Penataan blok dan petakpengelolaan hutan 86,700 2017 Panjang ± 29,90 km

Inventarisasi potensi komoditi hasilhutan bukan kayu

51,000 2017

45,000 2018 637,93 Ha

Inventarisasi spesies flora & faunaendemik dan langka utk konservasi

51,000 2017

45,000 2018 637,93 HaPenyusunan & pelaporan, leaflet,data spatial & non spatial 150,000 2018 1 PaketPeningkatan dan pelatihan SDMpenyaji data & informasi KPHP 100,000 2018 1 Paket

Workshop data dan informasi KPHP 100,000 2018 1 Paket

Reboisasi kawasan / stok karbon3,380,000 2017

637,93 Ha3,000,000 2018

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP

110,000 2018

2 Paket120,000 2019Menyusun aturan pengmbngn &pmfaatn HHBK, Jasa lingk, wisataalam 60,000 2017 1 PaketPenyusunan materi penyuluhan &penggandaan 110,000 2017 1 Paket

Page 118: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 100RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Studi banding ke KHP yg sdh eksis110,000 2018

1 Kali120,000 2022

Pembentukan pokja2 masy pemanduwisata & pemanfaatan jasling

62,500 2017

10 Kelompok62,500 2018

Operasi terpadu pengamanankawasan hutan lindung

147,743 2017 s/d 2026 10 KaliKoordinasi dgn aparat keamanan ygterkait 249,805

2017, 2018, 2019,2026 6 Kali

Fasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) 125.763 2017 s/d 2026 10 KaliPembuatan bangunan poskerja/penjagaan pd blok pengelolaan 500,000 2017 1 bhMenyusun program keg. pelatihanteknis pengelolaan hutan 55,000 2017 1 PaketKerjasama dgn lembaga PT utkpeningkatan SDM personil KPHP 400,000 2017, 2018 2 Paket

Workshop dan diklat pengelolaanKPHP

120,000 2017 1 Paket

140,000 2018 1 PaketKerjasama (MoU) dgn lembaga PT(tim pakar) utk pendidikan danpelatihan 120,000 2017 1 PaketDilkat pengembangan usahakepariwisataan dan jasa lingkungan 120,000 2018 1 PaketRiset sosek masy di sekitar kawasanhutan lindung (HL) 100,000 2018 1 Paket

Pembuatan & pemasangan tanda-tanda informasi di lapangan

25,000 2017 10 bh

27,500 2018 10 bhPembangunan Sarpras ekowisata 750,000 2018,2019,2020 3 Paket

Page 119: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 101RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Blok Khusus HL8 1 185,16Pelatihan pesemaian danpenanaman pohon 390,000 2017 s/d 2019 3 KaliPembuatan bangunan penangkarspesies2 flora unggulan lokal &faunalangka. 250,000 2017 1 UnitPelatihan ketrampilan ttg rehab,perlndngan & pemanfaatan HHBK(demplot) 80,000 2018 1 LokasiRiset sistem pemanfaatan jasa lingk& wisata alam yg ramah lingkungan 125,000 2018 1 PaketRiset pertumbuhan & perkembanganH&P hutan (forest entomology) 130,000 2020 1 Paket

Pembuatan jalan rintisan (tracking)menuju lokasi2 wisata edukatif 30,000 2017 5 km

HutanProduksiTerbatas(HPT)18.572,98

BlokPemanfaatanHHK-HA(IUPHHK-RE)

Include dgnHPT 1-HPT189

Penataan batas luar kawasan

45.56 2017 7,59 kmPemeliharaan batas kawasan 126.52 2019 12,65 km

Orientasi batas partisipatif 22.77 2017 7,59 km

Semua petakdalam blok 9 820,68

Penataan blok dan petakpengelolaan hutan 127.98 2017 21.33 km

Inventarisasi potensi kayu & nonkayu pd hutan primer

21.48 2017 143,20 ha

18.75 2018 125 ha

Inventarisasi potensi kayu & nonkayu pd hutan sekunder

93.75 2017 625 ha

93.75 2018 625 haPenyusunan & pelaporan neraca SDHutan, leaflet, data spatial & nonspatial 50.00 2018 1 PaketPeningkatan dan pelatihan SDMpenyaji data & informasi KPHP 33.33 2018 1 Paket

Workshop data dan informasi KPHP 25.00 2018 1 Paket

Page 120: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 102RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP

27.50 2017 1 Paket

30.00 2018 1 PaketMenyusun aturan & insentifpengmbngan & pemanfaatan SDHutan oleh masy 15.00 2017 1 PaketPenyusunan materi penyuluhan &penggandaan 27.50 2017 1 Paket

Studi banding ke KHP yg sdh eksis 27.50 2018 1 Kali

Pembentukan pokja2 masy pendaurulang limbah kayu (souvenir, briketdl

31.25 2017 5 Kelompok

31.25 2018 5 KelompokOperasi terpadu pengamanan kwsnterhdp komoditas kayu 748.87 2017 s/d 2026 5 Kali

Koordinasi dgn aparat keamanan 45.00 2017 s/d 2019 5 KaliFasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) 26.320 2017 s/d 2026 10 KaliRiset pertmbhn riap tegakan hutanalam dan tanaman 100.00 2018 1 Paket

Riset sosek masy di sekitar kawasanhutan produksi terbatas (HPT) 95.58 2017, 2021, 2024

3 paket

Riset pertbhn jenis unggulan local 187.5 2018 1 Paket

Riset tingkat bahaya erosi 167.50 2017, 2019, 2023 1 paketRiset rekayasa genetik untukmencari spesies unggulan lokalberumur pendek 125.00 2018 1 PaketRiset sistem pemanenan kayu yangramah lingkungan 131.66

2018, 2019,2024 3 Paket

Riset pemanfaatan limbah kayuuntuk masyarakat sekitar hutan 160.00

2020, 20212024 3 Paket

Riset pemetaan komposisi jenistanah dlm kawasan 68.75 2018, 2019 2 PaketPembuatan & pemasangan tanda-tanda informasi di lapangan 16.56

2017, 2018,2019 8 bh

Page 121: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 103RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Pengadaan fasilitas teknologi pemanenankayu 25,000,000.00 2018 1 PaketMenyusun program keg. pelatihan teknispengelolaan hutan 28.75 2017, 2019 2 paket

Kerjasama dgn lembaga pend utkperluasan info rasa cinta pd SD hutan

30.00 2018 1 Paket35.00 2019 1 Paket

Kerjasama dgn lembaga PT utkpeningkatan SDM personil KPHP

50.00 2017 1 Paket55.00 2018 1 Paket

Workshop dan diklat pengelolaan KPHP30.00 2017 1 paket

35.00 2018 1 paketKerjasama (MoU) dgn lembaga PT (timpakar) utk pendidikan dan pelatihan 30.00 2017 1 Paket

HPT157 1Pembuatan bangunan poskerja/penjagaan pd blok pengelolaan 500,000.00 2017 1 bh

HPT160 1

Pembuatan bangunan pos pengawasanpd titik masuk/keluar jalan utama 250,000.00 2017 1 bh

HPT160 1Pelatihan pesemaian dan penanamanpohon 120.00

2017, 2018,2019 1 kali

Pembangunanaksebilits(jaln,jembatan,gorong,dll)

Jalan utama 32,500,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.5 km

Jalan sekunder 14,125,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.2 km

HPT163;164 2 Jembatan dan gorong2 5,000,000.00 2017 s/d 2021 ± 2 bh

BlokPemanfaatan

Kawasan, JasaLingkungan, dan

HHBK

Include dgnHPT 1-HPT189

156 15.447,52 Penataan batas luar kawasan 45.56 2017 7,59 km

Pemeliharaan batas kawasan 126.52 2019 12,65 km

Orientasi batas partisipatif 22.77 2017 7,59 kmPenataan blok dan petak pengelolaan htn 127.98 2017 21.33 km

Semua petakdalam blok

156 15.447,52Inventarisasi potensi kayu & non kayu pdhutan primer

21.48 2017 143,20 ha18.75 2018 125 ha

Inventarisasi potensi kayu & non kayu pdhutan sekunder

93.75 2017 625 ha93.75 2018 625 ha

Workshop data dan informasi KPHP 25.00 2018 1 Paket

Reboisasi kawasan / stok karbon 773,846.66 2017 s/d 2026 773.84 ha

Page 122: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 104RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Kerjasama kemitraan/kolaborasi utk pendanaanpengelolaan KPHP

27.50 2017 1 Paket30.00 2018 1 Paket

Menyusun aturan & insentif pengmbngan &pemanfaatan SD Hutan oleh masy. 15.00 2017 1 PaketPenyusunan materi penyuluhan &penggandaan 27.50 2017 1 Paket

Studi banding ke KHP yg sdh eksis 27.50 2018 1 PaketPembentukan pokja2 masy utk pemanfaatanHHBK

31.25 2017 5 kelompok31.25 2018 5 kelompok

Koordinasi dgn aparat keamanan yg terkait 45.00 2017 s/d 2019 5 KaliFasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) 26.320 2017 s/d 2026 10 KaliPembuatan & pemasangan tanda-tandainformasi di lapangan 16.56

2017, 2018,2019 6 bh

Pengadaan fasilitas teknologi pemanenan hasilhutan bukan kayu 5,000,000.00 2020 1 PaketMenyusun program keg. pelatihan teknispengelolaan hutan 28.75 2017, 2019 2 paketKerjasama dgn lembaga pend utk perluasaninfo rasa cinta pd SD hutan

30.00 2018 1 paket35.00 2019 1 paket

Kerjasama dgn lembaga PT utk peningkatanSDM personil KPHP

50.00 2017 1 Paket55.00 2018 1 Paket

Workshop dan diklat pengelolaan KPHP30.00 2017 1 paket35.00 2018 1 paket

Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim pakar)utk pendidikan dan pelatihan 30.00 2017 1 PaketRiset sosek masy di sekitar kawasan hutanproduksi terbatas (HPT) 95.58 2017, 2021, 2024

3 paket

Riset tingkat bahaya erosi DAS dan sub DAS 167.502017, 2019,2023 1 paket

Riset sistem pemanenan kayu yang ramahlingkungan 131.66

2018, 2019,2024 3 Paket

Riset pengembangan komoditi hsl hutan nonkayu

50.00 2018 1 paket60.00 2019 1 paket

Page 123: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 105RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Riset pemetaan komposisi jenistanah dlm kawasan 68.75 2018, 2019 2 Paket

HPT9 1

Pembuatan bangunan pospengawasan pd titik masuk/keluarjalan utama 250,000.00 2017 1 bh

HPT53 1

Pembuatan bangunan poskerja/penjagaan pd blokpengelolaan 500,000.00 2017 1 bhJalan utama 32,500,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.5 kmJalan sekunder 14,125,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.2 km

HPT153 1 Jembatan dan gorong2 5,000,000.00 2017 s/d 2021 ± 2 bh

BlokPemberdayaan

Masyarakat

Include dgnHPT 1-HPT189

20 1.868,69

Penataan batas luar kawasan 45.56 2017 7,59 kmPemeliharaan batas kawasan 126.52 2019 12,65 kmOrientasi batas partisipatif 22.77 2017 7,59 kmPenataan blok dan petakpengelolaan hutan 127.98 2017 21.33 kmInventarisasi potensi kayu & nonkayu pd hutan primer

21.48 2017 143,20 ha18.75 2018 125 ha

Semuapetak dalam

blok20

Inventarisasi potensi kayu & nonkayu pd hutan sekunder

93.75 2017 625 ha

1.868,69 93.75 2018 625 haPenyusunan & pelaporan neraca SDHutan, leaflet, data spatial & nonspatial 50.00 2018 1 paketPeningkatan dan pelatihan SDMpenyaji data & informasi KPHP 33.33 2018 1 paket

Workshop data dan informasi KPHP 25.00 2018 1 paketReboisasi kawasan / stok karbon 773,846.66 2017 s/d 2026 773.84 ha

Riset sosek masy di sekitar kawasanhutan produksi terbatas (HPT) 95.58 2017, 2021, 2024

3 paket

Riset tingkat bahaya erosi DAS dansub DAS 167.50

2017, 2019,2023 1 paket

Riset sistem pemanenan kayu yangramah lingkungan 131.66

2018, 2019,2024 3 Paket

Page 124: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 106RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Riset pemanfaatan limbah kayu untukmasyarakat sekitar hutan 160.00 2020, 2021 2024 3 PaketRiset pengembangan komoditi hsl hutan nonkayu

50.00 2018 1 paket60.00 2019 1 paket

Riset pemetaan komposisi jenis tanah dlmkawasan 68.75 2018, 2019 2 PaketPembuatan & pemasangan tanda-tandainformasi di lapangan 16.56 2017, 2018, 2019 8 bhPengadaan fasilitas teknologi pemanenanhasil hutan bukan kayu 5,000,000.00 2020 1 paket

HPT134 1 Pelatihan pesemaian dan penanaman pohon 120.00 2017, 2018, 2019 1 kaliHPT42 &HPT159 2

Pembuatan demplot HD dgn polapenanaman agroforestry 4,302,750.00 2018 172,11 Ha

HPT47 &HPT170 2

Pembuatan hutan kemasyarakatan (HKm)pd lahan terbuka 4,831,250 2019 193,35 HaKerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP

27.50 2017 1 paket30.00 2018 1 paket

Menyusun aturan & insentif pengmbngan &pemanfaatan SD Hutan oleh masy. 15.00 2017 1 paketPenyusunan materi penyuluhan &penggandaan 27.50 2017 1 paket

Studi banding ke KHP yg sdh eksis 27.50 2018 1 paketPembentukan pokja2 masy pendaur ulanglimbah kayu (souvenir, briket dll)

31.25 2017 5 kelompok31.25 2018 5 kelompok

Pembentukan pokja2 masy utk pemanfaatanHHBK

31.25 2017 5 kelompok31.25 2018 5 kelompok

Koordinasi dgn aparat keamanan yg terkait 45.00 2017 s/d 2019 5 KaliFasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) 26.320 2017 s/d 2026 10 Kali

HPT133Pembuatan bangunan pos kerja/penjagaanpd blok pengelolaan 500,000.00 2017 1 bh

HPT170Pembuatan bangunan pos pengawasan pdtitik masuk/keluar jalan utama 250,000.00 2017 1 bh

Page 125: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 107RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Menyusun program keg. pelatihan teknis pengelolaan hutan 28.75 2017, 2019 2 paketPelatihan ketrampilan ttg rehab, perlndngan & pemanfaatanhsl hutan (demplot) 82.50 2018, 2019 1 lokasiKerjasama dgn lembaga pend utk perluasan info rasa cinta pdSD hutan

30.00 2018 1 paket35.00 2019 1 paket

Kerjasama dgn lembaga PT utk peningkatan SDM personilKPHP

50.00 2017 1 Paket55.00 2018 1 Paket

Workshop dan diklat pengelolaan KPHP30.00 2017 1 paket35.00 2018 1 paket

Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim pakar) utk pendidikandan pelatihan 30.00 2017 1 PaketJalan utama 32,500,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.5 kmJalan sekunder 14,125,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.2 km

HPT170 Jembatan dan gorong2 5,000,000.00 2017 s/d 2021 ± 2 bh

BlokPerlindungan

Includedgn HPT 1-

HPT1893 334,27

Penataan batas luar kawasan 45.56 2017 7,59 kmPemeliharaan batas kawasan 126.52 2019 12,65 kmOrientasi batas partisipatif 22.77 2017 7,59 kmPenataan blok dan petak pengelolaan hutan 127.98 2017 21.33 km

Inventarisasi potensi kayu & non kayu pd hutan primer21.48 2017 143,20 ha

Semuapetak dlm

blok

18.75 2018 125 ha

Inventarisasi potensi kayu & non kayu pd hutan sekunder93.75 2017 625 ha

3 334,27 93.75 2018 625 haPenyusunan & pelaporan neraca SD Hutan, leaflet, data spatial& non spatial 50.00 2018 1 paketPeningkatan dan pelatihan SDM penyaji data & informasi KPHP 33.33 2018 1 paketWorkshop data dan informasi KPHP 25.00 2018 1 paketReboisasi kawasan / stok karbon 773,846.66 2017 s/d 2026 773.84 haOperasi terpadu pengamanan kwsn terhdp komoditas kayudan non kayu 748.87 2017 s/d 2026 5 Kali

Pembuatan sekat bakar (vegetasi / mekanis) 250.002017, 2018,2019, 2020 25 km

Koordinasi dgn aparat keamanan yg terkait 45.00 2017 s/d 2019 5 Kali

Fasilitasi proses penegakan hukum (pemberkasan perkara) 26.320 2017 s/d 2026 10 KaliRiset pertmbhn riap tegakan hutan alam dan tanaman 100.00 2018 1 Paket

Page 126: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 108RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9Riset sosek masy di sekitar kawasan hutan produksi terbatas(HPT) 95.58 2017, 2021, 2024 3 paket

Riset pertumbuhan jenis unggulan lokal 187,5 2018 1 Paket

Riset tingkat bahaya erosi DAS dan sub DAS 167.502017, 2019,2023 1 paket

Riset pertumbuhan & perkembangan H&P hutan (forestentomology) 125.00 2018 1 paket

Riset pemetaan komposisi jenis tanah dlm kawasan 68.75 2018, 2019 2 PaketJalan utama 32,500,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.5 kmJalan sekunder 14,125,000.00 2017, 2018, 2019 ± 22.2 kmJembatan dan gorong2 5,000,000.00 2017 s/d 2021 ± 2 bh

Pembuatan & pemasangan tanda-tanda informasi di lapangan 16.562017, 2018,2019 8 bh

HPT180 1 Pelatihan pesemaian dan penanaman pohon 120.002017, 2018,2019 1 kali

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utk pendanaan pengelolaanKPHP

27.50 2017 1 paket

30.00 2018 1 paketMenyusun aturan & insentif pengmbngan & pemanfaatan SDHutan oleh masy. 15.00 2017 1 paket

Penyusunan materi penyuluhan & penggandaan 27.50 2017 1 paket

Studi banding ke KHP yg sdh eksis 27.50 2018 1 paket

HPT182 1Pembuatan bangunan pos kerja/penjagaan pd blokpengelolaan 500,000.00 2017 1 bhPembuatan bangunan pos pengawasan pd titik masuk/keluarjalan utama 250,000.00 2017 1 bh

Menyusun program keg. pelatihan teknis pengelolaan hutan 28.75 2017, 2019 2 paket

HPT178 1

Pelatihan ketrampilan ttg rehab, perlndngan & pemanfaatan hslhutan (demplot)

82.50 2018, 2019 1 lokasi

Page 127: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 109RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9

Kerjasama dgn lembaga pend utk perluasan info rasa cinta pdSD hutan

30.00 2018 1 paket

35.00 2019 1 paket

Kerjasama dgn lembaga PT utk peningkatan SDM personilKPHP

50.00 2017 1 Paket

55.00 2018 1 Paket

Workshop dan diklat pengelolaan KPHP30.00 2017 1 paket

35.00 2018 1 paket

Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim pakar) utk pendidikandan pelatihan

30.00 2017 1 Paket

Blok Khusus HPT175 1 101,81 Pembuatan bangunan penangkar spesies2 flora unggulan lokal& fauna langka.

250.00 2017 1 unit

Page 128: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 110RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

B. Pemanfaatan Hutan Pada Wilayah Tertentu

Berdasarkan Permenhut No 6 tahun 2010 tentang Norma, Standar,

Prosedur Dan Kriteria Pengelolaan Hutan Pada Kesatuan Pengelolaan

Hutan Lindung (KPHL) Dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi (KPHP),

wilayah tertentu adalah wilayah hutan yang situasi dan kondisinya belum

menarik bagi pihak ketiga untuk mengembangkan usaha pemanfaatannya.

Karena kondisinya yang belum menarik investor, maka di harapkan pihak

pengelola KPHP Oba bisa mempromosikan kawasan ini kepada pihak

investor. Pengembangan usaha pada wilayah tertentu bisa diarahkan

kepada usaha di luar sektor kehutanan dengan tetap memperhatikan

prinsip-prinsip kelestarian dan skala ekonomis. Kawasan hutan dalam

wilayah KPH yang belum dibebani izin pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutan diarahkan menjadi wilayah tertentu yang

akan dikelola sendiri oleh Pengelola KPH sesuai ketentuan yang berlaku.

Pengembangan wilayah tertentu diarahkan sebagai salah satu

wilayah usaha unggulan yang mendatangkan keuntungan finansial bagi

KPHP Unit IX Oba . Keuntungan finansial yang didapatkan akan

mempercepat kemandirian KPHP Oba. Berdasarkan arahan strategis dan

kondisi lapangan maka pemanfaatan wilayah tertentu dapat dilakukan

pada kawasan hutan produksi terbatas berada di blok pemanfaatan pada

HL seluas 85,21 ha, blok pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK seluas

15.447,52 Ha, blok Pemberdayaan Masyarakat seluas 1.868,69 Ha, pada

Hutan produksi (HP/HPT). Sehingga jumlah keseluruhan untuk

pemanfaatan hutan pada wilayah tertentu adalah 17.401,42 Ha.

Rencana pemanfaatan wilayah tertentu dapat diuraikan sebagai

berikut:

1. Blok Pemanfaatan

Pelaksanaan Pembangunan sarana dan prasarana ekowisata

mangrove di kawasan ini diharapkan dapat menambah nilai

Page 129: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 111RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

tambah jasa lingkungan meliputi pembangunan jalur track,

shelter, serta bangunan penunjang dalam pengelolaannya dapat

dikelola sendiri, bekerja sama dengan Dinas terkait dan

masyarakat. Sumber pendanaan dapat juga dapat usahakan

dari pihak swasta mauun sumber lain yang tidak mengikat.

2. Pemanfaatan blok jasa lingkungan dan HHBK

Pemanfaatan jasa lingkungan dan HHBK merupakan upaya

pemanfaatan dan pendayagunaan potensi jasa lingkungan

(sumber daya air, udara, oksigen, carbon, keindahan,

kenyamanan dan spiritual) dengan tetap memperhatikan prinsip

keseimbangan antara kepentingan pemanfaatan dan pelestarian

alam.

Jasa lingkungan berupa jasa wisata alam(air terjun) jasa

aliran air untuk irigasi dan listrik dan jasa karbon untuk

kehidupan ekosistem yang ada dan bisa di manfaatkan,

Pemandangan Batu Papan, Bendungan, Lokasi Perkemahan

Konservasi dan Spot untuk pengamatan burung bidadari.

Pemanfaatan HHBK mempunyai peluang yang cukup besar

dan menjanjikan serta kompetitif di wilayah KPHP unit IX Oba.

Potensi yang dapat dioptimalkan untuk HHBK adalah

pemanfaatan rotan, getah damar, aren, sagu dan Bambu

Komoditas komoditi tersebut selama ini masih dipungut dan

dimanfaatkan oleh masyarakat secara sporadis berdasarkan

permintaan pasar

3. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat di wilayah KPHP Unit IX Oba

dapat dilakukan melalui pemberian bantuan dana pembinaan,

penyuluhan dan sosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan, serta

pemberian areal hak pengelolaan lahan hutan secara khusus di

Page 130: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 112RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

wilayah KPHP. Kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan antara lain

pembuatan demplot Hutan Desa (HD) dengan pola penanaman

Agroforestry dan pembuatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada

lahan terbuka. Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan

fungsi hutan agar lebih baik dengan harapan agar dapat

meningkatan penghasilan dan pemberdayaan masyarakat

disekitar hutan, agar masyarakat memperoleh pengakuan dalam

hal pengelolaan hutan dengan memberikan izin Hutan Desa

(HD) kemitraan kehutanan atau Hutan Kemasyarakatan

(HKm).

Adapun rencana Kegiatan pada wilayah tertentu adalah sebagai

berikut :

1. Rehabilitasi Dan Pemulihan Cadangan Sumber Daya Alam

Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas meliputi kegiatan

Reboisasi kawasan /stok karbon, Pelatihan persemaian dan

penanaman pohon, pembuatan bangunan penangkar spesies-

spesies flora unggulan dan fauna langka, pembuatan demplot

Hutan Desa (HD) dengan pola penanaman Agroforestry dan

pembuatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada lahan terbuka.

Kegiatan ini bertujuan untuk mengembalikan fungsi hutan agar

lebih baik dengan harapan agar dapat meningkatan penghasilan

dan pemberdayaanmasyarakat disekitar hutan, agar masyarakat

memperoleh pengakuan dalam hal pengelolaan hutan dengan

memberikan izin Hutan Desa (HD) kemitraan kehutanan atau

Hutan Kemasyarakatan (HKm). Kegiatan ini direncanakan pada

tahun 2017 sampai dengan tahun 2026, sumber dana APBD/APBN.

2. Pengembangan Kapasitas Pengelolaan Sumber Daya Alam

Fungsi kawasan Hutan Produksi Terbatas dan Hutan Lindung

meliputi kegiatan Kerjasama Kemitraan/Kolaborasi untuk

Page 131: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 113RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

pendanaan pengelolaan KPHP, Menyusun aturan dan insentif

pengembangan dan pemanfaatan Sumber daya hutan oleh

masyarakat; penyusunan materi penyuluhan dan pengadaan; Studi

banding ke KPH yang sudah eksis; Pembentukan Pokja-pokja

masyarakat pendaur ulang limbah kayu (Souvenir, Briket, dll);

Pembentukan Pokja-pokja masyarakat untuk pemanfaatan HHBK.

Kegiatan ini bertujuan untuk bangun sarana fasilitas ekowisata

agar dapat mendatangkan wisatawan domestic dan mancanegara,

dengan harapan meningkatan PAD, menciptakan lapangan kerja

dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat serta salah satu

sumber pendapatan KPH. Kegiatan ini direncanakan pada tahun

2017, 2018 dan 2022, sumber dana APBD/APBN.

Tabel 26. Rencana Pemanfaatan pada Wilayah TertentuNama

Kawasan Programkegiatan Jenis Kegiatan

Biaya TahunKeterangan

(Fungsi) (x Rp 1000) Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6

HutanLindung

(HL)

Pengembanganpengelolaan

kapasitas SDA

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan ekowisata 110 2018 1 paket

Pembangunan Sarpras Ekoswisata 750 2018,2019,2020 3 paketHutan

ProduksiTerbatas

(HPT)

Rehabilitasi danpemulihan

cadangan SDA

Reboisasi kawasan / stok karbon 23,215,400.00 2017 s/d 2026 2321,54 haPelatihan pesemaian dan penanamanpohon 360

2017, 2018,2019 9 Kali

Pembuatan demplot HD dgn polapenanaman agroforestry 4,302,700.00 2018 1 kegiatanPembuatan bangunan penakarspesies2 flora ungulan local & faunalangka 250 2017 1 unitPembuatan hutan kemasyarakatan(HKm) pd lahan terbuka 4,831,200.19 2019 1 kegiatan

Pengembanganpengelolaan

kapasitas SDA

Studi banding ke KHP yg sdh eksis 110 2018 1 Kali

Penyusunan materi penyuluhan &penggandaan 110 2017 1 Paket

Menyusun aturan & insentifpengembangan & pemanfaatan SDHoleh masyakat

60 2017 1 paket

Kerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP

110 20182 Paket

120 2019

Pembentukan pokja2 masy untukpemanfaatan HHBK

62.5 201810 kelomk

62.5 2019

Pembentukan pokja2 masy pendaurulang limbah kayu (saovenr,briketdll)

62.5 201710 Klmpk

62.5 2018

Page 132: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 114RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

C. Pemberdayaan Masyarakat

Pemberdayaan masyarakat di wilayah KPHP Unit IX Oba dapat

dilakukan melalui pemberian bantuan dana pembinaan, penyuluhan

dansosialisasi, bimbingan teknis dan pelatihan, serta pemberian areal

hakpengelolaan lahan hutan secara khusus di wilayah KPHP.

Pemberian areal hak pengelolaan lahan dalam wilayah KPHP

dimungkinkan karena sejak puluhan tahun silam masyarakat telah

melakukan usahatanilahan kering, bahkan ada beberapa lokasi telah

dimukimi oleh penduduksetempat.

Luas blok pemberdayaan 1.868,69 Ha yang diperuntukkan untuk

rehabilitasi dengan pola agrofosrestry seluas 1.503,24 ha terutama

pada penutupan lahan pertanian lahan kering campur semak dan

semak belukar.Bentuk kegiatan pemberdayaan yakni:

1. Pembuatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada lahan terbuka .

Sasaran lokasi pembuatan HKm adalah lahan-lahan hutan yang

saatini berupa pertanian lahan kering dan pertanian lahan kering

campur semak luasan lokasi HKM ditargetkan 193,35 Ha berada

di petak 47 dan 170 di Desa sofang,Desa aketobolo, Kelurahan

akelamo, Desa Koli dan Desa Bale kecamatan Oba,Sasaran

Kegiatan ini adalah meningkatnya partisipasi masyarakat dalam

pelestarian kawasan hutan dan meningkatnya pendapatan

masyarakat di sekitar kawasan hutanbentuk pengolahan diarahkan

penerapan sistem agroforestri.Jenis tanaman MPTS yang dapat

diusahakan seperti Kemiri, Durian, Langsat, Duku, Melinjo,

Nangka, Mangga, Sukun, Aren,Cengkeh, Jambu dan Untuk jenis

tanaman kayu-kayuan dianjurkanadalah jenis tanaman kayu-

kayuan untuk kayu pertukangan, seperti Nyatoh, Palapi.

Page 133: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 115RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Kegiatan awal untuk pembuatan HKm adalah

a) Sosialisasi Penataan batas areal kerja, melibatkan masyarakat

sekitar hutan yang di jadikan lokasi HKm, aparatur kecamatan,

desa/lurah setempat, waktu pelaksanaan di bulan Pebruari

tahun 2018

b) Pembentukan Kelompok Tani Hutan, kelompok yang di bentuk

di targetkan 10 kelompok tani hutan waktu pelaksanaan di

bulan pebruari tahun 2018

c) Penataan batas areal kerja, dilakukan di area kerja HKM dengan

pendamping kelompok tani yang telah terbentuk. Luasan lokasi

HKM d targetkan 193,35 Ha berada di petak 47 dan 170 Desa

sofang, Desa aketobolo, Kelurahan akelamo, Desa Koli dan Desa

Bale kecmatan Oba , waktu pelaksanaan di minggu ke empat

tahun 2018, waktu pelaksanaan maret 2018

d) Pelatihan Kelompok Tani, diikuti sebanyak 10 kelompok , waktu

pelaksanaan di bulan maret 2018

Tabel27. Rencana Pembuatan Hutan Kemasyarakatan (HKm) pada lahan terbuka

FungsiKawasan

Kegiatan Tahapankegiatan

Lokasi Biaya (xRp.1000)

Waktu Target

1 2 3 4 5 6 7

HPTPembuatanHKm padalahan terbuka

SosialisasiPenataanbatas arealkerja

Desa sofang,Desaaketobolo,Kelurahan akelamo,Desa Koli dan DesaBale

10.000 2018 Mengetahuikondisi dankebutuhanmasyarkatsetempat

Pembentukankelompoktani hutan

2.000 2018 Terbentuknya 10kelompok tanuhutan

Penataanbatas arealkerja

20.000 2018 Mengetahui batas-batas areal kerjayang menjadilokasi HKM

PelatihanKelmpok tani

4.000 2018 Kelompok dapatpengetahuan danketerampilan ttgpengelolaan danpemanfaatan SDHsecara optimal,menguntungkandan berkelanjutan

Page 134: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 116RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2.Pembuatan Demplot Hutan Desa dengan pola penanaman

Agroforestry

Sasaran lokasi pembuatan Hutan Desa adalah hutan alam yang

berpotensi hasil hutan kayudan merupakan hamparan kawasan

hutan yang dapat dikelola oleh lembaga desa secara lestari dan

berada dikawasan Hutan produksi seluas 172,11 ha berada di

petak HPT 42 dan HPT 159 dengan keterlibatan masyarakat Desa

Sofang, Aketobololo, Akelamo, Woda dan Desa Beringin Jaya.

Sasaran Kegiatan ini adalah menjamin berlangsungnya kelestarian

fungsi hutan secara ekonomi, ekologi, sosial dan budaya setempat

meningkatnya partisipasi masyarakat dalam pelestarian kawasan

hutan dan meningkatnya pendapatan masyarakat di sekitar

kawasan hutan bentuk pengolahan memanfaatkan hutan alam

dengan pola penanaman agroforestry. Jenis tanaman MPTS yang

dapat diusahakan seperti Kemiri, Durian, Langsat, Duku, Melinjo,

Nangka, Mangga, Sukun, Aren, Cengkeh, Jambu dan Untuk jenis

tanaman kayu-kayuan dianjurkan adalah jenis tanaman kayu-

kayuan untuk kayu pertukangan, seperti Nyatoh, Palapi.

Kegiatan awal untuk pembuatan Hutan desa adalah

a) Sosialisasi Penataan batas areal kerja, melibatkan masyarakat

sekitar hutan yang di jadikan lokasi Hutan desa, aparatur

kecamatan, desa/lurah setempat, waktu pelaksanaan di april

Pebruari tahun 2019

b) Pembentukan Kelompok Tani Hutan, kelompok yang di bentuk

di targetkan 10 kelompok tani hutan waktu pelaksanaan di

bulan Maret tahun 2019

c) Penataan batas areal kerja, dilakukan di area kerja Hutan desa

dengan pendamping kelompok tani yang telah terbentuk. Luas

areal kerja seluas 172,11 ha berada di petak HPT 42 dan HPT

159 berada Desa Sofang, Aketobololo, Akelamo, Woda dan

Page 135: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 117RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Desa Beringin Jaya , waktu pelaksanaan, waktu pelaksanaan

April 2019

d) Pelatihan Kelompok Tani, diikuti sebanyak 10 kelompok ,

waktu pelaksanaan di bulan Mei 2019

Penyelenggaraan hutan desa dimaksudkan untuk

memberikan akses kepada masyarakat setempat melalui lembaga

desa dalam memanfaatkan sumberdaya hutan secara lestari.

Penyelenggaraan hutan desa bertujuan meningkatkan

kesejahteraan masyarakat setempat secara berkelanjutan.

Hak pengelolaan hutan desa dapat diberikan untuk jangka

waktupaling lama 35 (tiga puluh lima) tahun dan dapat

diperpanjang. HakPengelolaan Hutan Desa dapat diperpanjang

berdasarkan evaluasi yangdilakukan paling lama setiap 5 (lima)

tahun satu kali oleh pemberi hak. Lembaga Desa pemegang Hak

Pengelolaan Hutan Desa dapat mengajukan IUPHHK dalam hutan

desa yang terdiri dari IUPHHK Hutan Alam atau IUPHHK Hutan

Tanaman. IUPHHK Hutan Alam atau IUPHHK Hutan Tanaman

dalam Hutan Desa hanya dapat diajukan pada areal kerjaHak

Pengelolaan Hutan Desa yang berada dalam Hutan Produksi.

Dalam hal di areal Hak Pengelolaan Hutan Desa terdapat hutan

alam yang berpotensi hasil hutan kayu, maka Lembaga Desa

dapat mengajukan permohonan IUPHHK Hutan Alam dalam Hutan

Desa. Dalam hal di areal Hak Pengelolaan Hutan Desa dapat

dikembangkan hutan tanaman, maka Lembaga Desa dapat

mengajukan permohonan IUPHHK Hutan Tanaman dalam Hutan

Desa. Rencana kerja hak pengelolaan hutan desa dimaksudkan

sebagai acuan bagi pemegang hak dalam pengelolaan hutan desa

dalam melaksanakan kegiatan pengelolaan hutan dan alat

pengendalian bagi Pemerintah, provinsi, dan kabupaten. Rencana

kerja hak pengelolaan hutan desa terdiri dari: Rencana Kerja

Page 136: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 118RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Hutan Desa (RKHD); dan Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD).

RKHD merupakan rencana pengelolaan hutan desa selama jangka

waktu pemberian hak 35 tahun yang menjamin berlangsungnya

kelestarian fungsi hutan secara ekonomi, ekologi, sosial

danbudaya setempat. RKHD meliputi aspek-aspek: Kelola

kawasan; Kelola kelembagaan; Kelola usaha; dan Kelola

sumberdaya manusia. RKHD disusun oleh lembaga desa yang

dilakukan secara partisipatif dalam satukesatuan hak pengelolaan

hutan desa. RKHD disahkan oleh Gubernur yangdapat

didelegasikan kepada Kepala Dinas Provinsi yang diserahi tugas

dan tanggung jawab di bidang kehutanan.Lembaga Desa

menyampaikan RKHD yang telah disahkan Gubernur kepada

Menteri dengan tembusan kepadaBupati/Walikota.

Rencana Tahunan Hutan Desa (RTHD) merupakan

penjabaran lebihrinci dari RKHD yang memuat kegiatan-kegiatan

yang akan dilaksanakandan target-target yang akan dicapai dalam

jangka waktu 1 (satu) tahun ke depan. RTHD memuat rencana

yang meliputi: rencana tata batas areal kerja;rencana

penanaman; rencana pemeliharaan; rencana pemanfaatan;

danrencana perlindungan. RTHD disahkan oleh Bupati yang

dapatdidelegasikan kepada Dinas yang diserahi tugas dan

tanggung jawab dibidang kehutanan di Kabupaten/Kota.Lembaga

Desa menyampaikan RTHD yangtelah disahkan kepada Gubernur

dengan tembusan kepada Menteri.

Adapun rencana kegiatan Hutan Desa di blok pemberdayaan

masyarakat terdapat pada tabel berikut ini.

\

Page 137: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 119RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel28. RencanaKegiatan Pembuatan Hutan Desa (HD)

FungsiKawasan

Kegiatan Tahapankegiatan

Lokasi Biaya (xRp.1000)

Waktu Target

1 2 3 4 5 6 7

HPTPembuatanHKm padalahan terbuka

SosialisasiPenataanbatas arealkerja

Desa Sofang,Aketobololo,Akelamo, Woda danDesa Beringin Jayakec. Oba tengah

10.000 2018 Mengetahuikondisi dankebutuhanmasyarkatsetempat

Pembentukankelompoktani hutan

2.000 2018 Terbentuknya 10kelompok tanuhutan

Penataanbatas arealkerja

20.000 2018 Mengetahui batas-batas areal kerjayang menjadilokasi HD

PelatihanKelmpok tani

4.000 2018 Kelompok dapatpengetahuan danketerampilan ttgpengelolaan danpemanfaatan SDHsecara optimal,menguntungkandan berkelanjutan

D. Pembinaan Dan Pemantauan Pada Areal KPHP Yang TelahMemiliki Izin Pemanfaatan Maupun Penggunaan KawasanHutan

Wilayah KPHP Unit IX Oba terdapat IUP dari 4 badan usaha

pertambangan seluas 9.226 ha yaitu PT. Banua Sanggam Lestari,

Gema Nusantara Bhakti, Mulia Anugerah Sawitindo, dan Shana Tova

Anugerah. Sampai saat inike empat badan usaha tersebut masih

dalam status pemegang IUP yang dikeluarkan oleh Walikota Tidore

Kepulauan dan belum bisa beroperasi karena belum memperoleh izin

dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,sehingga

pembinaan dan pemantauan dilapangan belum dapat dilakukan.

Pemantauan dan pembinaan dilaksanakan pada saat izin telah

terbitkan terhadap seluruh kewajiban yang tercantum dalam izin,

sesuai peraturan yang berlaku Kepala KPHP wajib melaksanakan

pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin

Page 138: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 120RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

penggunaan kawasan hutan di wilayah KPH-nya.Hasil pembinaan,

pemantauan dan evaluasi wajib dilaporkan setiap tiga bulan kepada

Menteri dengan tembusan kepada Gubernur dan Bupati/Walikota.

Kegiatan pembinaan dilakukan untuk memberikan pedoman

dalam perencanaan,pelaksanaan dan pengendalian kepada pemegang

izin agar melaksanakan tugas dan fungsinya secara berdaya guna dan

berhasil guna.

Bentuk Pembinaan dan pemantauan areal yang telah berizin di

lakukan secara berjenjang mulai dari tingkat adminitrasi maupun pada

tingkat manajemen pengelolaan. mekanisme pembinaan dan

pengawasan di tingkat tapak dilakukan dengan cara mengawasi

seluruh kegiatan pengelolaan, pengawasan penataan hasil usaha

kehutanan menggunakan mekanisme seperti tertuang dalam

Permenhut 42/Menhut II/2014 tentang penataan hasil hutan kayu

yang berasal dari hutan tanaman.

Sedangkan untuk pembinaan dan pengawasan terhadap

lingkungan mengacu pada dokumen rencana pengelolaan dan

pemantauan lingkungan (RKL dan RPL) salah satunya dengan

mendirikan pos pemantauan dan jalan pemeriksaan di dalam KPHP

unit IX Oba. Pada tingkat administrasi maka instrumen perundangan

yang berlaku, bentuk pembinaan dapat di gambarkan dalam bentuk

tabel berikut ;

Page 139: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 121RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 29. Rencana Kegiatan Pembinaan Dan Pemantauan Hutan Pada Areal YangBerizin.

NamaKawasan(Fungsi)

Jenis kegiatanM etode

tahapanBiaya Tahun

Keterangan(x Rp1000) Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7

HPT Pembinaan,Pemantauan danEvaluasiPelaksanaanRehabilitasi Hutanoleh Pemegang izin

pembelajaranbersama dankesetaraan

- mendirikan pospemantauan danjalanpemeriksaan didalam KPHP

1.000 2019, 1 kegiatan

- pembangunanjalanpemeriksaan

8.000 20191 kegiatan

Pembinaan ,Pemantauan danEvaluasiPelaksanaanReklamasi Hutanoleh Pemegang izin/hak

pembelajaranbersama dankesetaraan

- mendirikan pospemantauan danjalanpemeriksaan didalam KPHP

5.000 2020, 1 kegiatan

- pembangunanjalanpemeriksaan

8.000 2019 1 kegiatan

Pembinaanpenyelenggaraanpengelolaan DAS(Penglolaan DASterpadu, base lineDAS, data dan petalahan kritis)

pembelajaranbersama dankesetaraan

- mendirikan pospemantauan danjalanpemeriksaan didalam KPHP

5.000 2019 1 kegiatan

- pembangunanjalanpemeriksaan

9.000 2020 1 kegiatan

E. Penyelenggaraan Rehabilitasi Pada Areal Di Luar Izin

Rehabilitasi hutan dan lahan (RHL) adalah upaya untuk

memulihkan,mempertahankan dan meningkatkan fungsi hutan dan

lahan sehingga dayadukung, produktivitas dan peranannya dalam

mendukung sistem penyanggakehidupan tetap terjaga.Kegiatan

rehabilitasi hutan (RH) di suatu wilayahdiselenggarakan dengan

mengacu pada jumlah luasan lahan kritis yang ada diwilayah tersebut.

Dari hasil analisis spasial yang dilakukan oleh BPKH Wilayah

VI Manado pada Tahun 2015, lahan kritis dalam kawasan KPHP Unit

IX Oba yang perlu direhabilitasi seluas ± 2.321,54 ha atau seluas

12,08 % dari luas wilayah KPHP Unit IX Oba sebagaimana terlihat

pada Tabel 30.

Page 140: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 122RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Adapun penyebaran lahan kritis dalam kawasan terutama

terdapat di kawasan fungsi hutan produksi (HP) pada kawasan HPT

Ake Oba-Tg. Wayamli-Tolawi-Ake Kobe yang didominasi oleh

pertanian lahan kering campur semak serta semak belukar, dan tanah

kosong.

Tabel 30. Analisis Spasial Lahan Kritis Pada Wilayah KPHP Unit IX Oba

No Kawasan Hutan/lahan Kritis Luas (ha) %

1 2 3 4

I HL 637,93 3,32HL. Akengabengan-Asimoko-Tg. Wayamli-Akeoba 637,93 3,32

1Agak Kritis 637,93 3,32II HPT 1.8572,98 96,68

HPT. Ake Oba-Tg. Wayamli-Tolawi-Ake Kobe 1.8572,98 96,681Agak Kritis 6.025,69 31,372Kritis 1.364,86 7,103Potensial Kritis 10.225,75 53,234Sangat Kritis 956,68 4,98

Grand Total 19.210,92 100,00Sumber : Analisis Spasial oleh BPKH Wilayah VI Manado 2015

Rencana pemulihan hutan diwilayah DAS KPHP Unit IX Oba 10

tahun ke depan. Untuk areal lahan kritis yang berada di blok

perlindungan, blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan, dan HHBK

pada wilayah HPT dapat diskemakan melalui kegiatan rehabilitasi

hutan (RH), dan areal lahan kritis pada blok pemberdayaan

masyarakat dapat diskemakan melalui kegiatan rehabilitasi hutan

tanaman pola HKm.

Berdasarkan luassasaran Rehabilitasi Hutan seluas ± 2.321,54ha,

apabila direratakan per tahun sasaran kegiatan RH di wilayah KPHP

Unit IX Oba dalamsepuluh tahun ke depan (periode tahun 2017-2026)

maka sasaran kegiatan Rehabilitasi Hutan tahunan mencapai luas

sebesar ± 232,154 ha/tahun. Jenis tanaman yang akan ditanam yaitu

tanaman lokal (Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/ dll.) dan MPTS

(Kemiri,durain,pala ).

Page 141: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 123RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Rehabilitasi hutan pada wilayah KPH yang wilayahnya tidak

dibebani izin pelaksanannya dilakukan oleh KPH. melalui kegiatan :

Reboisasi Kawasan/stok karbon , Pelatihan Persemaian dan

penanaman.

Kegiatan Rehablitasi dapat di jelaskan sebagai berikut

a. Reboisasi kawasan /stock karbon.

Areal yang diprioritaskan untuk direhabilitasi pada areal KPHP Unit IX

Oba adalah jumlah luasan ± 2.321,54 Ha yang berada pada blok

perlindungan,blok pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK, blok

pemberdayaan pada wilayah HPT. Adalahlahan kering campur semak serta

semak belukar, dan tanah kosong. areal-areal yang tanah kosong atau

tutupan hutannya telah terbuka atau yang berpenutupan semak belukar

sebagai akibat aktivitas perambahan masyarakat pola dengan sistem

pengayaan tanaman, sedang yang telah dirambah masyarakat dalam

bentuk pertanian lahan kering dan atau pertanian campur semak maka

dilakukan rehabilitasi pola agroforestry secara swakelola oleh KPHP Unit IX

Oba atau secara kemitraan dengan masyarakat lokal, dan atau lembaga

desa.

Pelaksanaan reboisasi di targetkan selesai 10 tahun (2017 s/d 2026)

dengan luasan tiap tahun yang di reboisasi sebesar 232,15 Ha/tahun.

Sedangkan jenis bibit yang di adakan bekerjasama dengan BPDAS

sumber dana berasal dari dana DAK / DAU APBD atau bantuan bibit dari

BPDAS dan mita kerja lainnya. Rencana Jenis tanaman yang akan di

tanam adalah berupa kayu-kayuan maupun komoditas MPTS (Multi

Purpose Tree Spesies) sepertitanaman lokal (Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/

dll.) dan MPTS (Kemiri,durian, pala, dll.)

b. Pelatihan Persemaian dan penanaman

Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pengetahuan dan

keterampilan petani di sekitar hutan terkait dengan pengelolaan

Page 142: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 124RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dan pemanfaatan sumberdaya hutan secara optimal,

menguntungkan dan berkelanjutan. Tahapan Kegiatan meliputi :

Identifikasi dan pemetaan issue, masalah dan tindakan

penanganan yang dibutuhkan

Penyusunan rencana kegiatan pelatihan dan penyuluhan

Praktek cara persemaian dan penanaman

Pelatihan di targetkan di ikuti 10 kelompok tani hutan yang berada

di sekitar kawasan HPT yang terdapat lahan kritis. Narasumber

berasal dari dinas, UPT Kementrian LHK, Litbang.

Rencana Penyelenggaraan Rehabilitasi pada areal diluar izin

disajikan pada Tabel berikut :

Tabel 31. Rencana Peyelenggaraan Rehebilitasi Pada ArealDiluar Izin

NamaKawasan(Fungsi)

Luas Programkegiatan Jenis Kegiatan

Biaya Tahun Ket.

(Ha) (x Rp 1000) Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7

HutanProduksiTerbatas

(HPT)

±2.321,54Blok

Pemanfaatankwsan jasalinkungandan HHBK

Rehabilitasi &pemulihan

SDA

ReboisasiKawasan/stokkarbon

23.215.400 2018 s.d 2026

- APBN-APBD-Mitra Kerja-BPDAS

PelatihanPersemaian danpenanaman 360.000 2018 ,2019,

2020

- APBN- APBD

-

Total 36.309.400

Page 143: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 125RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

F. Pembinaan Dan Pemantauan Pelaksanaan Rehabilitasi DanReklamasi Pada Areal Yang Memiliki Izin PemanfaatanDanPenggunaan Kawasan Hutan.

Pembinaan dan pemantauan pelaksanaan rehabilitasi dan

reklamasi lingkungan ditujukan terutama pada wilayah blok

pemanfaatan HHK-HA (Restorasi Ekosistem) seluas ± 820,68 ha, dan

pada blok pemanfaatan kawasan jasa lingkungan dan HHBK seluas ±

15.447,52. Arahan untuk dilakukan pemantauan pelaksanaan

rehabilitasi dan reklamasi karena mengingat pada blok pemanfaatan

HHK-HT akan dilakukan kegiatan pemanenan hasil hutan kayu oleh

pihak pengelola KPHP Unit IX Oba, sambil menunggu mitra usaha

yang tertarik untuk pengelolaannya. Demikian pula pada blok

pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK yang dicadangkan

sebagai lokasi pemanfaatan tambang oleh badan usaha yang telah

memegang IUP dari Walikota Tidore Kepulauan, sehingga nantinya

perlu dilakukan upaya-upaya reklamasi lingkungan ketika badan usaha

tersebut beroperasi. Di samping itu, pada blok ini terdapat sejumlah

besar kawasan lahan kritis yang perlu dilakukan rehabilitasi.

Rencana KegiatanPembinaan dan Pemantauan Pelaksanaan

Rehabilitasi dan Reklamasiyaitu

1. Pada blok Pemanfaatan HHK-HA (Restorasi Eksosistem) dengan

luasan ± 820,68 ha dengan memberikan bimbingan Pelaksanaan

Rehabilitasi dan reklamasi, di awali dengan menyusun program

kegiatan teknis pengelolaan hutan dengan mengacu pada petunjuk

teknis yang telah di tetapkan pemerintah atau pengelola KPHP

setelah itu membangun pos – pos / gubuk kerja/ penjagaan setiap

titik blok..

2. Pada blok Pemanfaatan kawasan, jasa lingkungan dan HHBK

dengan luasan ± 15.447,52 ha. Sama halnya dengan blok

pemanfaatan HHK-HA (Restorasi Eksosistem) dengan memberikan

bimbingan Pelaksanaan Rehabilitasi dan reklamasi, dititik beratkan

Page 144: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 126RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

pada upaya reklamasi lingkungan ketika badan usaha telah

beroperasi dan terdapat juga lahan kritis yang perlu di rahabilitasi.

Pelaksanaan di awali dengan menyusun program kegiatan teknis

pengelolaan hutan dengan mengacu pada petunjuk teknis yang

telah di tetapkan pemerintah atau pengelola KPHP setelah itu

membangun pos – pos / gubuk kerja/ penjagaan setiap titik

blok.Dalam konteks pembinaan pelaksanaan rehabilitasi terhadap

blok yang sudah ada ijin pemanfaatan dan penggunaan kawasan

diarahkan untuk pembinaan teknis dan administrasi. Pembinaan

teknis menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan teknis

pelaksanaankegiatan, sedangkan pembinaan adminsitrasi

menyangkut hal-hal yang berkaitan dengan ketentuan administrasi

keuangan

Tabel 32. Rencana Kegiatan Pembinaan Dan Pemantauan PelaksanaanRehabilitasi Dan Reklamasi

NamaKawasan Luas Bentuk

kegiatanJenis kegiatan Metode

Biaya Tahun Ket.

(Fungsi) (Ha) (x Rp 1000) Pelaksanaan

1 2 3 4 5 6 7 8

HutanProduksiTerbatas

(HPT)

± 820,68Blok

PemanfaatanHHK-HA

(RestorasiEkosistem)

Pembinaan&PemantauanPelaksanaanReabilitasi

dan reklamasi

- Menyusun programkegiatan teknispengelolaan hutan

Memberikanpemahaman cararehabilitasi danreklamasi sesuaijuknis yang telah ditetapkanpemerintah/pengelola

500

2017, 2018

1 kegtn

- pembuatan poskerja 1.000 1 paket

±15.447,52Blok

Pemanfaatankwsan jasalinkungandan HHBK

Pembinaan&PemantauanPelaksanaanReabilitasi

dan reklamasi

Menyusun programkeg, pelatihan teknispengelolaan hutan

7.500

2017 ,2018,

1 kegtn

- pembuatan poskerja 1.000

1 paket

G. Penyelenggaraan Perlindungan Hutan Dan Konservasi Alam

1. Perlindungan Hutan

Perlindungan hutan adalah usaha untuk mencegah dan

membatasi kerusakan hutan, kawasan hutan dan hasil hutan,

yang disebabkan oleh perbuatan manusia, ternak, kebakaran,

Page 145: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 127RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

daya-daya alam, hama dan penyakit, serta mempertahankan dan

menjaga hak-hak negara, masyarakat danperorangan atas hutan,

kawasan hutan, hasil hutan, investasi serta perangkatyang

berhubungan dengan pengelolaan hutan.

Untuk mencegah, membatasi dan mempertahankan serta

menjagakawasan hutan di wilayah KPHP Unit IX Oba seperti

diuraikanpada prinsip-prinsip perlindungan hutan yang disebabkan

oleh perbuatanmanusia, maka pihak pengelola KPHP Unit IX Oba

bersama dengan masyarakat perlu melakukan upaya-upaya: 1)

sosialisasi dan penyuluhan peraturan perundang-undangan

di bidangkehutanan; 2) inventarisasi permasalahan; 3) mendorong

peningkatan produktivitas masyarakat; 4) memfasilitasi

terbentuknya kelembagaan masyarakat; 5) meningkatkan peran

serta masyarakat dalam kegiatan pengelolaan hutan; 6)

kerjasama dengan pemegang hak atau izin; 7) meningkatkan

efektifitas koordinasi kegiatan perlindungan hutan; 8) mendorong

terciptanya alternatif mata pencaharian masyarakat; 9)

meningkatkan efektifitas pelaporan terjadinya gangguan

keamanan hutan; 10) mengambil tindakan pertama yang

diperlukan terhadap gangguankeamanan hutan; dan atau 11)

mengenakan sanksi terhadap pelanggaran hukum.

Pada kawasan hutan di wilayah KPHP Unit IX Oba telah ada

personil pengelolanya sehingga pelindungan hutan menjadi

tanggung jawab pihak pengelola. Adapun perlindungan hutan

atas hasil hutan mencakup hal-hal sebagai berikut :

1) Setiap orang yang mengangkut, menguasai atau memiliki hasil

hutan wajib dilengkapi bersama-sama dengan surat

keterangan sahnya hasil hutan.

2) Termasuk dalam pengertian hasil hutan yang tidak dilengkapi

bersama sama dengan surat keterangan sahnya hasil hutan

adalah:

Page 146: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 128RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

a. asal usul hasil hutan dan tempat tujuan pengangkutan

tidak sesuaidengan yang tercantum dalam surat

keterangan sahnya hasil hutan;

b. apabila keadaan fisik, baik jenis, jumlah maupun volume

hasil hutan yang diangkut, dikuasai atau dimiliki sebagian

atau seluruhnya tidak sama dengan isi yang tercantum

dalam surat keterangan sahnya hasil hutan;

c. pada waktu dan tempat yang sama tidak disertai dan

dilengkapi surat-suratyang sah sebagai bukti;

d. Surat Keterangan Sahnya Hasil Hutan masa berlakunya

telah habis;

e. hasil hutan tidak mempunyai tanda sahnya hasil hutan.

3) Ketentuan lebih lanjut mengenai surat keterangan sahnya

hasil hutan diatursesuai peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Dalam rangka pelaksanaan perlindungan hutan di wilayah

KPHP Unit IX Oba mengacupada Permenhut No.: P.6/Menhut-

II/2010. Adapun arahan jenis-jenis kegiatan perlindunganhutan

yang dapat dilakukan untuk 10 tahun ke depan terlihat pada Tabel

35 berikutini :

Tabel 33.Jenis-Jenis Kegiatan Perlindungan HutanKPHP Unit IX Oba

Jenis KegiatanWilayahSasaran Volume Biaya (Rp x

Rp 1.000)Tahun

PelaksanaanHL HPT HL HPT

1 2 3 4 5 6 7

Operasi terpadupengamanan kwsn terhdpkomoditas kayu dan nonkayu

10 kali 10 kali 2.995,42 2017 s/d 2026

Koordinasi dgn aparatkeamanan yg terkait

5kali 5 km 430 2017 s/d 2019

Fasilitasi proses penegakanhukum (pemberkasanperkara)

10 kali 5 kali 251,53 2017 s/d 2026

Pembuatan bangunan poskerja/penjagaan pd setiapblok pengelolaan

1 bh 4 bh 2.500.000 2017

Page 147: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 129RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Pembuatan bangunan pospengawasan pd titikmasuk/keluar jalan utama

- 2 bh 1.000.000 2017

Pembuatan sekat bakar(vegetasi / mekanis)

- 25 km 250 2017 s/d 2020

Kegiatan perlindungan hutan di wilayah KPHP Unit IX Oba

meliputi: (i) Perlindungan di kawasan hutan lindung (blok inti)

untuk perlindungan sumber plasma nutfah, dan habitat flora

maupun fauna yang masih asli dalam kawasan mangrove; dan

(ii)blok perlindungan pada hutan produksi (HPT) untuk melindungi

fungsi hidro-orologis/tata air serta pengendalian bencanabanjir,

menyelamatkan habitat flora dan fauna asli, dan melindungi

kawasan penyanggah (Buffer Zone/BFZ).

2. Penyelenggaraan konservasi alam

Penyelenggaraan konservasi alam KPHP Unit IX Oba

diarahkan pada blok inti/blok perlindungan dalam kawasan hutan

lindung maupun hutan produksi dan merupakan areal yang sama

sekali tidak dibolehkan adanya aktivitas manusia. Arahan

pembuatan blok perlindungan dalam kawasan hutan lindung dan

hutan produksi didasari pada pertimbangan bahwa kawasan

tersebut memiliki keanekaragaman flora dan fauna yang cukup

tinggi, memiliki struktur dan tekstur tanah yang rawan erosi, serta

memiliki kelerengan curam dan sangat curam.Penyelenggaraan

konservasi dilakukan melalui pendekatan konsep Hutan Bernilai

Konservasi Tinggi (High Conservation Value Forest/HCVF).

Konservasi alam bertujuan melindungi ekositem hayati dari

kepunahan yang meliputi:pemanfaatan,perlindungan, pelestarian

dan terjaminnya ekosistem yg berkesinambungan.Rencana

Kegiatan diantaranya adalah

a. Pemancangan batas yaitu pemasangan pamfhletdan

keterangan lainnya sebagai tanda batas kawasan hutan yg

dilindungi yg sering dilewati orang

Page 148: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 130RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

b. Pemeliharaan batas yaitu pemasangan palang berisi larangan

merusak kelestarian hutan

c. Mempertahankan luas dan fungsi yaitu patroli monitoring ke

kawasan hutan yang dilindungi

d. Pengendalian kebakaranyaitu melakukan monitoring sebagai

upaya pencegahan kebakaran

e. Reboisasiyaitu rehabiitasi lahan kritis

f. Pemanfatan jasa lingkunganyaitu penyediaan air bersih utuk

kebutuhanhari-hari

g. Pelatihan kelompok masyarakat tentang pengalihan kayu bakar

ke energi terbarukan seperti biogas .

H. Penyelenggaraan Koordinasi DanSinkronisasi AntarPemegang Izin

Sampai saat penyusunan RPHJP ini pada wilayah KPHP Unit IX

Oba belum terdapat izinpemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan

hutan yang dikeluarkan oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan. Namun kedepankegiatan usaha pemanfaatan hutan dan

penggunaan kawasan hutandi wilayah KPHP Unit IXObaakan sangat

diperlukan dalam mendorong upaya kemandirian KPHP, maka sangat

penting dilakukan koordinasi dan sinkronisasi antar pemegang izin

usaha. Untuk mewujudkan terselenggaranya koodinasi dan

sinkronisasi, pihak pengelola KPHP Unit IX Oba bertugas dalam

memfasilitasi setiap kepentingan yang ada agar tidakterjadi

tumpangtindih kepentingan antar pemegang izin. Sesuai Tupoksi KPHP

Unit IX Oba selaku pemangku kawasan hutan di wilayahkerjanya serta

selaku manajer kawasan hutan perlumembangun suatu sistem

koordinasi yang solid antar pengelola KPHP dengan pelaku-

pelakuusaha di wilayahnya, serta antar dan inter para pelaku

usahapemanfaatan hutan dan penggunaan kawasan hutan. Karena

Page 149: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 131RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

itu direkomendasikan sistem koordinasi dan sinkronisasi antar

pemegang izin sebagai berikut:

1. Koordinasi dan sinkronisasi dalam penetapan batas dan

pemancangan pal-palbatas persekutuan antar pemegang izin.

2. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam pengelolaan blok inti,

dan blok perlindungan di wilayah KPHP.

3. Koordinasi dan sikronisasi program dalam pengelolaan dan

pemantauan lingkungan, termasuk dalam pengelolaan dan

pengendalian dampak lingkungan.

4. Koordinasi dan sinkronisasi dalam program pemanfaatan jaringan

jalan angkutan lintas antar pemegang izin.

5. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam pelaksanaan

kegiatanrehabilitasi hutan dan reklamasi hutan.

6. Koordinasi dan sinkronisasi program dalam kegiatan

pemberdayaanmasyarakat.

7. Koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan jenis-jenis

tanamankehutanan dan MPTS.

8. Koordinasi dan sinkronisasi program pengembangan sistem

pemasaran hasil tanaman kehutanan dan MPTS.

Dalam penyelenggaraan koordinasi dan sinkronisasi antar

pemegangizin, pemangku wilayah (KPHP Unit IX Oba) memilikiperan

penting dalam memfasilitasi setiap rencana dan pelaksanaan

koordinasi dan sinkronisasi.Terhadap wilayah-wilayah KPHP yang

belum ada pemegang izinnya maka pihak pengelola KPHP Unit IX Oba

bertanggung jawab melakukan koordinasi dan sinkronisasi program-

program kegiatan pengelolaan hutan dengan setiap pemegang izin

usaha di wilayah kerjanya. Penyelenggaraan koordinasi dan

sinkronisasi antar pemegang izin maupun pengelola kawasan/areal

kerja, akan dibangun melalui komunikasi, edukasi dan

penyadartahuan yang efektif dan efisien.

Page 150: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 132RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Bentuk Kegiatan pokok koordinasi dan sinkronisasi antar

pemegang izin di KPHP Unit IX Oba dapat di uraikan sebagai berikut

1. Koordinasi dan sinergi dalam perencanaan hutan yang meliputi

pelaksanaan penetapan batas dan pemancangan pal-palbatas,

inventarisasi hutan dan penataan hutan,perencanaan hutan

dimulai sejak proses pengurusan izin. Proses koordinasi

dilaksanakan oleh KPH mulai dari tingkat tapak (blok dan petak)

yang dikoordinir oleh kepala resort/kepala divisi Para pemegang

pemohon izin harus memperhatikan wilayah-wilayah yang telah

dibebani izin. Jika wilayah tersebut belum dibebani izin maka pihak

calon pemegang izin berkonsultasi dengan pengelola KPHP unit IX

Oba untuk proses perizinan selanjutnya.

2. Koordinasi dan sinergi pelaksanaan pengelolaan hutan yang

meliputi pembukaan wilayah hutan, pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, pengolahan hasil hutan, pemasaran

hasil hutan dan jasa lingkungan, pengendalian dampak lingkungan.

Proses koordinasi dan sinkronisasi dapat dilakukan dengan cara

mensosialisasikan rencana program dan kegiatan tahunan dan lima

tahunan ke tingkat desa dan kecamatan dalam musrenbang

tingkat desa/kecamatan melalui tenaga pendamping lapangan.

Usulan-usulan program dan kegiatan kampung sektor kehutanan

diakomodir dalam program dan kegiatan yang bersesuaian

dikoordinasikan dan disinkronisasikan dengan sektor lain agar tidak

terjadi tumpang tindih kegiatan dan penganggaran. Dengan proses

koordinasi teknis demikian diharapkan dapat terjadi integrasi

program akomodatif dan terpadu.

3. Koordinasi dan sinergi pelaksanaan pembinaan dan perlindungan

hutan yang meliputi rehabilitasi hutan, Pemberdayaan masyarakt

,pengamanan hutan dan pengendalian kebakaran hutan, serta

konservasi hutan. Pelaksanaan pembinaan dan perlindungan hutan

tentunya berkoordinasi dengan aparat keamanan misalnya

Page 151: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 133RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

kebakaran hutan dapat di tangani dengan cepat. Pemberdayaan

masyarakat melalui pola HKM,HD perlu koordinasi dan saling

sinergi sehingga berjalan sesuai target.

4. Koordinasi dan sinergi pelaksanaan penelitian dan pengembangan,

meliputi pendidikan dan pelatihan, penyuluhan kehutanan,

pengembangan jenis-jenis tanaman kehutanan dan MPTS.

Berikut tabel 34 Rencana penyelenggaraan rehabilitasi pada

areal diluar izin :

Tabel 34. Rencana Koordinasi Dan Sinkronisasi Antara Pemegang Izin

NamaKawasan Program kegiatan Jenis Kegiatan

Tahun Metode

(Fungsi) Pelaksanaan

1 2 3 4 5

HutanProduksiTerbatas

(HPT)

Koordinasi danSinkronisasi dalamperencanaan hutan

Penataan batas danpemsangan pal

2018 ,2019, Pengambilan plotberbasis petak dan kelasumur.

inventarisasi hutan 2018,2019 Pengumpulann data

` penataan hutan 2019 Pengumpulann data,pengmbilan sampling

Koordinasi danSinkronisasi dalampengelolaan hutan

pembukaan wilayah hutan2019,2020

Survey

pemanfaatan hutan2020

Kemitraan denganmasyrakat dan investor

penggunaan kawasan hutan2018,2019

Pengembangan danpendayagunaan potensikawasan wisata alam

pengolahan hasil hutan2020,2021

Pelatihan

pemasaran hasil huta2022

Memperkenalkan hasilhutan

jasa lingkungan2021

Koordinasi danSinkronisasi dalam

pembinaan danperlindungan hutan

rehabilitasi hutan2019

- Survey lahan kritis

Penanama` Pemberdayaan masyarakat

2019Pembinaan kelompk

pengamanan hutan danpengendalian kebakaranhutan

2018 – 2026- Patroli Gabungan- Pemasangan papan

informasikonservasi hutan 2020 Pengawasan

Koordinasi danSinkronisasi dalam

penelitian danpengembangan

pendidikan dan pelatihan2019,2020

Bintek

penyuluhan kehutanan2019

Sosialisasi

Pengembangn jenistanaman kehutanan danMPTS

2020 Penelitian jenis

Page 152: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 134RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

I. Koordinasi Dan Sinergi Dengan Instansi Serta StakeholderTerkait

Untuk koordinasi dan sinergi dengan instansi dan stakeholder

terkait (peran para pihak), pihak pengelola KPHP Unit IX Oba

bersama-sama dengan mitrausaha harus selalu berkoordinasi dan

bersinergidengan beberapa instansi dan stakeholder terkait untuk

optimalisasi pengelolaan kawasan hutan,format kelembagaan dan

koordinasi sinirgi para pihak sebagaimana tersaji pada Tabel berikut

ini :

Tabel 35.Format Kelembagaan Yang Terlibat Dalam Pengelolaan KPHP Unit IXOba

No Organisasi Stakeholder

1 2 3

1. Pemerintah Pusat

- BPHP Ambon

- BPKH Manado

- BKSDA

- BPDAS Akemalamo

2. Pemerintah DaerahProvinsi/Kab/KPH

- DPRD

- Dinas Kehutanan

- Dinas Pertambangan

- Dinas Pariwisata

- PDAM

- Badan Penyuluh

- Perbankan

- Koperasi

- Camat

- Kepala Kelurahan/Desa

3. Lembaga Independent - Kelompok Wisata Alam

Page 153: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 135RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

4. Swasta - Badan Usaha

5. Masyarakat

- Tokoh Masyarakat

- Petani Hutan

Tabel 36. Koordinasi dan Sinergi Peran Para Pihak Untuk KegiatanPengelolaanKawasan KPHP Unit IX Oba

No Jenis Kegiatan KoordinasiDengan

SinergiDengan

SubstansiKebutuhan

1 2 3 4 5I Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (HHK)

A IUPHHK-HA BPKH;BPHP;DishutKPH;Badan Usaha

Perbankan;Badan Usaha

Dana;Binwasdal

II Pemanfaatan KawasanA IUP Pemprov; Dinas

PertambanganProv/KPH;Pemkot;Dishut KPH

Badan Usaha Dana;Binwasdal

B UPHHBKKelompok Tani;Koperasi

DinasPerindustrian;Perbankan

C UPJL-WW-AH (Jasawana wisata-AgroHutan)

Kelompok Wisata Alam Dinas Pariwisata;Perbankan

D UPJL-JAA (Jasalingkungan-jasaaliran air)

Kelompok pengelolajasa air

PDAM KPH;Perbankan

III Pemberdayaan MasyarakatA Hutan

Kemasyarakatan(HKm)

BPKH;Pemdes/PetaniHutan

BPDAS; Dishutbun

B Hutan Desa (HD) BPKH;Pemdes/PetaniHutan

BPDAS; Dishutbun

IV Rehabilitasi HutanA RH-HL

(Reboisasi/Pengkayaan)

BPKH;Petani Hutan BPDAS;DishutbunKPH

B RH-HP(HT,HKm,Agf)

BPKH;Petani Hutan BPDAS;DishutbunKPH

IV Perlindungan Hutan dan KonservasiA Perlindungan blok

inti HL (plasmanutfah)

Dishut KPH; Pemdes Dishut KPH; Pemkec;Pemdes

B Perlindungan TataAir (PL-TA)

Dishut KPH; Pemdes Dishut KPH; Pemkec;Pemdes;Masyarakat

C Perlindungan flora& fauna langka

BKSDA;pemdes Dishut KPH; Pemkec;Pemdes;Masyarakat

Page 154: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 136RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Adapun bentuk dan rencana kegiatan koordinasi dan sinergi denganinstansi dan stakeholder dapat di uraikan sebagai berikut :

1. Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu dengan tidak merusak lingkungan

dan tidak mengurangi fungsi pokoknya bertujuan meningkat

produksi kayu untuk di pasarkan melalui mitra kerja atau investor

sehingga dapat memberikan manfaat social dan ekonomi bagi

masyarakat setempat . Adapun instansi dan stockholder yang

saling sinergi adalah Dinas Kehutanan,BPHP,BPKH merupakan

instansi teknis kehutanan,investor atau badan usaha merupakan

mitra kerja yang mengolah hasil hutan kayu. Koordinasi dan

sinergitas selalu rutin dengan pertemuan tiap sebulan sekali.

2. Pemanfaatan kawasan adalah kegiatan untuk memanfaatkan ruang

tumbuh sehingga di diperoleh manfaat secara optimal dengan tidak

mengurangi fungsi utamanya, kawasan yang dapat di manfaatkan

yaitu jasa lingkungan berupa jasa wisata alam(air terjun) jasa aliran

air untuk irigasi dan listrik dan jasa karbon untuk kehidupan

ekosistem yang ada.Pemanfaatn HHK dengan pemberdayaan

masyarakat melalui pola HKM,HD menjadikan peran masyrakat

setempat sangat penting Koordinsi dan sinergi dengan pihak

terkait penting dilakukan karena pemfaatan kawasan ini di area

yang perlu dijaga kelestariannya.pertemuan dengan instansi terkait

bersama kelompok tani rutin dilakukan demi kesinambungan

program ini.

3. Pemberdayaan Masyarakatdi titik beratkan pada pengelolaan

bersama dengan membentuk kelompok kerjakegiatan yang di

arahkan adalah pembangunan masyarakat hutan desa yang

mengelola hasil hutan dengan tidak merusak hutan alam tersebut.

Pelatihan kelompok agar dapat memahami pengelolaan hutan desa

secara baik. Kelompok kerja bekerjsama dengan KPH untuk

berkoordinasi dengan investor untuk memanfaatkan hasil hutan

yang dikelola masyarakat.

Page 155: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 137RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

4. Rehabilitasi hutan, di lakukan dengan reboisasi atau pengkayaan

terhadap hutan yang kritis di awali dengan survey lahan kritis . KPH

menyiapkan bibit bekerjasama dengan dinas kehutanan atau

BPDAS untuk menyiapkan bibit untuk ditanam di lahan kritis.

5. Perlindungan hutan dan konservasi alam. Perlindungan terhadap

blok inti, blok tata air dan flora fauna. Hal yang dilakukan operasi

gabungan dengan aparat keamanan dan pemasangan papan

informasi , pembuatan penakaran untuk flora fauna yang langka.

Tabel 37.Bentuk Dan Rencana kegiatan koordinasi dan sinergi dengan instansidan stakeholder KPHP Unit IX Oba

No Jenis Kegiatan Bentuk Kegiatan Langkah– langkah Waktu

1 2 3 4 5

1.PemanfaatanHHK

Peningkatan KapasitasProduksi kayu

Kemitraan denganmasyrakat dan investor

2018,2020

Penyesuaian Perizinanpemanfaatan hasil hutankayu

Penyesuaian perizinan dankapasitas jatah tebangan

2019, 2021

2.

Pemanfaatankawasan

pemanfaatan jasalingkungan (jasa wisataalam, jasa aliran air dan jasakarbon)

Pengembangan danpendayagunaan potensikawasan wisata alam

2018 s.d 2026

pemanfaatan hasil hutankayu dalam hutan alam padahutan produksi

pemberdayaan masyrakatmelalui pola HKM,HD danRehabilitasi.

2018, 2019

pemungutan hasil hutanbukan kayu (HHBK)

rekruitmen investorpengusahaan hasil hutanbukan kayu

2018, 2019

3.PemberdayaanMasyarakat

Pengelolaan Hutan Bersamamasyarakat (PHBM)

Pembentukan kelompokkerja

2017, 2018,2019

Pembangunan masyarakatdesa hutan (PMDH)

Pelatihan Kelompok Tani 2018, 2020

4.Rehabilitsi Hutan Reboisasi /pengkayaan - Survey lahan kritis

- Penanaman2017, 2018,2019

5.PerlindunganHutan danKonservasi

Perlindungan blok inti HL(plasma nutfah)

- Patroli Gabungan- Pemasangan papan

informasi

2017 s.d 2026

Page 156: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 138RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Perlindungan Tata Air (PL-TA)

Rehabilitasi DAS 2017 s.d 2021

Perlindungan flora & faunalangka

- Patroli- Pembuatan Penangkaran

Satwa yang di lindungi

2017 s.d 20262018, 2019

J. Penyediaan Dan Peningkatan KapasitasSumber Daya Manusia

1. Sumber Daya Manusia

Sebagai upaya untuk penguatan kapasitas kelembagaan

KPHP Unit IX Oba menuju KPHP yang mandiri, dibutuhkan

peningkatan sumberdayamanusia (SDM) yang mengelolanya, baik

dari aspek kuantitas maupun kualitas.Kualitas SDM terutama yang

terkait dengan kualifikasi dan kompetensi staf yangmemiliki

relevansi dengan komponen-komponen kegiatan yang

akanditanganinya. Selanjutnya dalam rangka meningkatkan

kapasitas dankapabilitas kelembagaan KPHP dalam menangani

wilayah kelolanya, dinilaipenting menyelenggarakan resort-resort

dalam wilayah kabupaten/Kota.Dalam Permenhut No.P.

42/Menhut-II/ 2011 Tentang StandarKompetensi Bidang Teknis

Kehutanan Pada Kesatuan Pengelolaan HutanLindung dan

Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi, dijelaskan beberapa

halterkait dengan standar kompetensi SDM untuk pengelolaan

KPHP sebagaiberikut:

Kompetensi adalah kemampuan dan karakteristik yang dimiliki

olehseseorang, mencakup pengetahuan, keterampilan dan

sikap perilaku yangdiperlukan dalam pelaksanaan tugas

jabatannya secara profesional, efektifdan efisien.

Jabatan adalah kedudukan yang menunjukkan tugas,

tanggung jawab,wewenang dan hak seseorang pegawai dalam

melaksanakan pekerjaanpada suatu organisasi.Dalam

memberikan pertimbangan teknis dan mengusulkan

Page 157: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 139RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

penetapan organisasi KPHP, khususnya yang berkaitan

dengan sumberdaya manusia,

Dalam kaitan tersebut di atas, Pemerintah Provinsi dan KPH

perlu memperhatikan Standar KompetensiBidang Teknis

Kehutanan Pada Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

danKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi sesuai Permenhut

Nomor P.42/Menhut-II/2011 antara lain; Persyaratan Administrasi

Minimal bagi Pegawai KPHP TipeB berhubung KPHP Unit IX Oba

termasuk dalam Tipe B. Selanjutnya berdasarkan Pasal 10 ayat

(2) Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61Tahun 2010 tentang

Pedoman Organisasi dan Tata Kerja KesatuanPengelolaan Hutan

Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi diDaerah,

pengangkatan jabatan dan pegawai KPHP Unit IX Oba harus

memenuhi standar kompetensi bidang teknis kehutanan.

Sebagai UPTD KPHP tipe B, KPHP Unit IX Obabaru terpenuhi

dua persyaratan yaitu kepala KPHP (KKPHP) dan kepala sub

bagian tata usaha (Kasubag TU). Yang belum terpenuhi hingga

saat ini adalah kepala-kepala resort KPHP. Karena itu

untukmenjadikan KPHP terkelola baik sesuai arahan rencana

pengelolaan hutan dipandang perlu membentuk resort-resort

KPHP yang baru atau memberdayakan resort-resort kehutanan di

wilayahnya. Selanjutnya untuk menghindari terjadinya tumpang

tindih kepentingan pengelolaan hutan di wilayah KPHP Unit IX

Oba, maka antara Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara dengan

KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan perlu segera dibentuk

resort-resort di wilayahnya. Sehingga resort yang ada di tingkat

Dinas Kehutanan Provinsi Maluku Utara dapat dilebur ke dalam

resort-resort tersebut, di bawah kendali UPT KPH Tidore

Kepulauan KPHP Unit IX Oba.

Kebutuhan pegawai untuk KPHP Unit IX Oba KPH Tidore

Kepulauan dapat berasal dari bakti rimbawan dan Dinas

Page 158: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 140RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Kehutanan Provinsi Maluku Utara sesuai dengan kebutuhan dan

kompetensi SDM yang tersedia. Untuk saat ini SDM yang tersedia

20 orang yang terdiri 1 Orang KKPHP, 1 orang Kasubag TU, 2

orang Kepala Seksi, 3 orang Penyuluh Kehutanan, 9 orang Staf

dan 4 orang Bakti Rimbawan. Selanjutnya analisis kebutuhan

tenaga teknisi lapangan termasuk Jagawana pada KPHP Unit IX

Oba KPH Tidore Kepulauan harus didasarkan pada pertimbangan

bahwa setiap staf tenaga teknis pada tingkat seksi dengan

kemampuan mengurus hutan adalah 10.000 Ha/orang, sedangkan

pada tingkatlapangan (Jagawana) adalah 5.000 Ha/orang. Dengan

demikian, rencana kebutuhan personil KPHP Unit IX Oba untuk 10

tahun ke depan sebanyak ± 39 orang dengan rincian

sebagaimana Tabel 38berikut :

Tabel 38. Rencana kebutuhan personil KPHP Unit IX Oba

No Nama JabatanKondisi s/dSeptember

2017

RencanaKebutuhan Pendidikan Pelatihan Yang

Dibutuhkan

1 2 3 4 5 61 Kepala KKPH 1 1 S1 Diklat KKPH

2 Kepala Sub BagianTata Usaha

1 1 S1 DiklatPenatausahaan

3 Kepala Seksi 2 2 S1 Diklat TeknisPengelolaan Hutan

4 Kepala Resort - 3 - DiklatKepemimpinan

5 Kelompok Jabatan Fungsional

Polhut - 6 - Diklat PenyegaranPolhut

Penyuluh 3 6 S1 Diklat TeknikPenyuluhan

6 Tenaga admnistrasi,Keuangan dan Staf

9 10 S1 Diklat Admin. &Keuangan

7 Tenaga BaktiRimbawan

4 10 S1 danSMK

Diklat TeknisPengelolaan Hutan

Jumlah 20 39

2. Penataan Personil

Untuk memenuhi tenaga dengan persyaratan tersebut di

atas, dapatdilakukan dengan cara penataan personil yang ada di

lingkup Pemda Provinsi Maluku Utara dan atau berasal dari

Page 159: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 141RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

wilayah Kabupaten/Kota lain dalam Provinsi Maluku Utaradan atau

berasal dari wilayah provinsilainnya dan atau dari pusat.

Pemenuhan kebutuhan tenaga kerja lingkup KPHP Unit IX Oba

dapat dilaksanakan sesuai kebutuhan minimal dalam rangka

efisiensi dan efektifitas pelaksanaan pembangunan KPHP saat ini

dan di masa depan.

3. Pengembangan SDM Pengelola KPHP

Pengembangan sumberdaya manusia (SDM) dimaksudkan

untuk memenuhi kualifikasi SDM dan jumlah pengelola KPHP

sesuai PP Nomor 3 Tahun 2008.Tujuannya adalah mempercepat

berfungsinya KPHP sebagaipenguatan pengelolaan hutan di

tingkat tapak. Kegiatan pengembangan SDM pengelola KPHP di

tingkat tapak meliputi; pelatihan teknis pengelolaan hutan dan

perencanaan hutan lingkup KPHP sertapelatihan manajerial KPHP

dalam hubungannya pemerintahan, dan lain-lain.Selanjutnya bagi

pemegang izin usaha pemanfaatan hutan dan penggunaan

kawasan hutan di wilayah KPHP Unit IX Oba dapat merekrut

kebutuhan tenaga kerja sesuai kebutuhannya, namun tetap

mengacu pada kententuan peraturan perundang-undangan

Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan.

4. Sarana dan Prasarana Penunjang SDM

Berdasarkan Permenhut Nomor P.41/Menhut-II/2011

Tentang Standar FasilitasiSarana dan Prasarana Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung Model dan Kesatuan Pengelolaan

Hutan Produksi, dijelaskan beberapa hak terkait dengan sarana

dan prasarana KPHP sebagai berikut:

Sarana adalah barang atau benda bergerak yang dapat

dipakai sebagai alat dalam pelaksanaan tugas dan fungsi unit

Page 160: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 142RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

organisasi meliputi peralatan perkantoran, peralatan

transportasi dan peralatan lainnya.

Prasarana adalah barang atau benda tidak bergerak yang

dapat menunjang atau mendukung pelaksanaan tugas dan

fungsi unit organisasi antara lain tanah, bangunan, ruang

kantor.

Fasilitasi sarana dan prasarana adalah bentuk dukungan

Pemerintah kepadaKPHP berupa sarana dan prasarana.

Adapun proses fasilitasi sarana dan prasarana KPHP Unit IX

Oba akan direalisasi setelah tersusunnya buku tata hutan dan

rencana pengelolaan hutan jangka panjang (RPHJP). Sedangkan

rencana Kebutuhan Fasilitas Sarana dan Prasarana KPHP Unit IX

oba sebagaimana Tabel 39 dibawah ini :

Tabel 39.Rencana Kebutuhan Fasilitas Sarana dan Prasarana KPHP UnitIXOba

No Jenis Sarpras Volume Satuan Spesifikasi Keterangan

1 2 3 4 5 6

1 Bangunan Kantor :

UPTD KPHP 1 unit Permanen Pm

Resort KPHP 3 unit Permanen Pm

2 Kendaraan Operasional :

Roda empat 2 unit Double Cabin 4WD operasional patroli 1

unit, operasional

kantor 1 unit

Roda dua 9 unit Trail operasional resort

3 Peralatan Kantor

Meja dan kursi kerja 21 set Biro 5 unit, ½ biro

16 unit

operasional

perekantoran

Meja dan kursi rapat 6 set sda

Meja dan kursi tamu 6 set sda

Lemari arsip 5 unit sda

Filling cabinet 5 unit sda

AC 5 unit Kantor KPH 2 unit,

Resort 3 unit

Kipas angina 5 unit Kantor KPH 2 unit,

Resort 3 unit

Televisi 4 unit sda

Pengeras suara (Wairless) 4 unit sda

Page 161: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 143RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Genset 4 unit 1 unit 30 Kw, 3 unit

5 Kw

sda

4 Peralatan Operasional :

PC Komputer 5 unit Core i7, Ram 4 Gb,

HD 1 TB

sda

Printer 5 unit Multifunction sda

Laptop 5 unit Core i7, Ram 4 Gb,

HD 1 TB, Win10,

Touchscreen

sda

Mesin ketik (manual) 5 unit sda

Handy Talk (HT) 6 unit Disesuaikan sda

OHP 1 unit sda

Plotter 1 unit 32 inch sda

5 Peralatan Survey :

GPS 10 unit Disesuaikan sda

Kompas 10 unit Disesuaikan sda

Haga meter 10 unit Disesuaikan sda

Phi band 10 unit Disesuaikan sda

Altimeter 10 Unit Disesuaikan sda

Meteran roll 10 unit Disesuaikan sda

Teropong 10 unit Disesuaikan sda

5. Bentuk kegiatan peningkatan Kapasitas Personil

Pengelolaan kawasan KPHP Unit IX Oba sangat membutuhkan

dukungan dan kemampuan personil yang memadai. Kapasitas

personil menentukan berhasil tidaknya pengelolaan. Untuk itu

diperlukan pengembangan dan peningkatan bagi personil dari segi

pengetahuan berupa pendidikan, pelatihan-pelatihan penunjang

berupa keahlian pada bidang-bidang tertentu, dan penggalian

informasi dari luar yang dapat menambah pengalaman dan

wawasan.

Beberapa kegiatan jangka panjang dalam program peningkatan

kapasitas personil antara lain :

(1) Perbaikan jenjang pendidikan

(2) Pemetaan kompetensi

Page 162: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 144RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

(3) Diklat SDM Pengelola KPH

(4) Pertukaran kunjungan staf pengelola

(5) Studi perbandingan

(6) Magang pegawai

(7) Rekrutmen Pegawai KPH

Berdasarkan Permenhut No.P.41/Menhut-II/2011 Tentang Standar

FasilitasiSarana dan Prasarana Kesatuan Pengelolaan Hutan Lindung

Model danKesatuan Pengelolaan Hutan Produksi,

K. Penyediaan Pendanaan

Penyelenggaraan pengelolaan KPHP Unit IX Oba membutuhkan

danayang cukup besar untuk setiap jenis kegiatan usahanya.Oleh

karena itu dalam penyelenggaraan setiap jenis kegiatan usaha akan

dilakukandalam bentuk kemitraan dengan berbagai pihak yang

berminat untuk berinvestasi diwilayahnya.Untuk mencapai maksud

tersebut, KPHP Unit IX Oba menawarkan berbagai produk

pemanfaatan kawasan hutan dan penggunaankawasan hutan. Dalam

rencana sepuluh tahun ke depan, KPHP menawarkan rencana usaha

pemanfaatan hutan, yaitu rencana pemanfaatan hasil hutan kayu

restorasi ekosistem pada hutan produksi (HHK-RE), rencana

pemanfaatan jasa lingkungan (jasa wisata alam, jasaaliran air dan

jasa karbon), dan rencana pemungutan hasil hutan bukan kayu

(HHBK)pada hutan produksi. Rencana-rencana usahapemanfaatan

kawasan hutan dan hasil hutan tersebut diharapkanpendanaannya

bersumber dari pemegang izin usaha.Upaya-upaya tersebut di atas

dimaksudkan agar KPHP mampumembiayai dirinya menuju

kemandirian. Untuk maksud tersebut KPHP perlu mempercepat

rekruitmen investor pengusahaan Hasil Hutan Kayu (HHK).

Selanjutnya kegiatan pemanfaatan kawasan hutan untuk IUP tambang

Page 163: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 145RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

emas dan nikel masih menunggu pengurusan izin dari Kementrian

Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Di harapkan operasional

pemanfaatan pertambangan dapat pula membantu pendanaan

pengelolaan KPHP Unit IX Oba. Sumber pendanaan dapat diperoleh

dari APBD, APBN, Donatur, dan Pihak lain yang tidak mengikat sesuai

dengan ketentuan dan peraturan yang berlaku.

Bentuk kegiatan untuk memperoleh sumber pendanaan adalah

sebagai berikut :

1. Membentuk mitra dengan berbagai pihak yang berminat untuk

berinvestasi dengan menawarkan berbagai produk pemanfaatan

kawasan hutan dan penggunaan kawasan hutan, rencana usaha

pemanfaatan hutan yaitu rencana pemanfaatan hasil hutan kayu

dalam hutan Alam (Restorasi Ekosistem) pada hutan produksi

(IUPHHK-RE), rencana pemanfaatan jasa lingkungan (jasa wisata

alam, jasa aliran air dan jasa karbon), dan rencana pemungutan

hasil hutan bukan kayu (HHBK) pada hutan produksi.

2. Koordinasi dan konsultasi dengan Kementerian Kehutanan tentang

perencanaan anggaran pembangunan KPHP Unit IX Oba.

3. Konsultasi usulan anggaran KPHP Oba yang disiapkan dari APBD ,

sampai tahap Rapat pembahasan dan penatapan anggaran

4. Menggunakan skenario PPK-BLUD. Pengelolaan dengan model

PPK-BLUD dirasakan lebih fleksibel karena KPHP unit IX Oba akan

lebih fleksibel dalam mengelola unit bisnisnya dengan tetap

mengedepankan fungsi pelayanan publik.

Bentuk kegiatan dapat di uraikan dalam bentuk tabel 40 berikut;

Page 164: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 146RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 40. Rencana bentuk kegiatan penyediaan dana

Program Jenis Kegiatan Tahun

1 2 3

PenyediaanDana

1. Membentuk Mitra kerja dengan pihak yangberinvestasi

2017, 2018

2. Koordinasi & konsultasi dengan KEMENLHKtentang perencanaan anggaran

2017, 2018

3. Konsultasi anggaran dengan Pemda tentangpenggaran dana APBD

2017, 2018

4. Menggunakan scenario PPK – BLUD 2020

Adapun rencana pendanaan KPHP Unit IX Oba KPH Tidore

Kepulauan untuk sepuluh tahun ke depan terlihat pada Tabel 41 dan Tabel

42berikut ini :

Page 165: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 147RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 41. Rencana Program dan Kegiatan Jangka Panjang Hutan Lindung (HL) KPHP Unit IX ObaRencana Tahun dan Biaya (x Rp 1.000)

No Program & Kegiatan LokasiVolume(Satuan) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026 Sumber

DanaVol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya Vol Biaya

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25

1Prog. Pemantapan pemanfaatan potensisumberdaya hutan APBD/APBNOrientasi batas partisipatif HL Mangrove 22,80 km 22,80 68,400Rekonstruksi batas partisipatif HL Mangrove 22,80 km 22,80 228,000 APBD/APBNPenataan blok dan petak pengelolaan hutan HL Mangrove 28,90 km 28,90 86,700

2Prog. Peningkatan kualitas & akses informasiSDA & LHInventarisasi potensi komoditi hasil hutanbukan kayu Wilayah HL 637,93 Ha 337,93 51,000 300 Ha 45,000Inventarisasi spesies flora & fauna endemikdan langka utk konservasi Sda 637,93 Ha 337,93 51,000 300 Ha 45,000 APBD/APBNPenyusunan & pelaporan, leaflet, data spatial &non spatial Kantor KPHP 1 paket 1 paket 150,000Peningkatan dan pelatihan SDM penyaji data &informasi KPHP Kantor KPHP 1 paket 1 paket 100,000Workshop data dan informasi KPHP Kantor KPHP 1 paket 1 paket 100,000

3 Prog. Rehabilitasi & pemulihan cadangan SDAReboisasi kawasan / stok karbon Wilayah HL 637,93 337,93 3,380,000 300 3,000,000

Pelatihan pesemaian dan penanaman pohonMasy sekitarkwsn 3 kali 1 110,000 1 130,000 1 150,000 APBD/APBN

Pembuatan bangunan penangkar spesies2 floraunggulan lokal & fauna langka. Wilayah HL

1 unit(150m2) 1 unit 250,000

4Prog. Pengembangan kapasitas pengelolaanSDAKerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP Kantor KPHP 2 paket 1 110,000 1 120,000Menyusun aturan pengmbngn & pmfaatnHHBK, Jasa lingk, wisata alam Sda 1 paket 1 paket 60,000 APBD/APBNPenyusunan materi penyuluhan &penggandaan Sda 1 paket 1 paket 110,000Studi banding ke KHP yg sdh eksis Inhutani 1 kali 1 paket 110,000 1 paket 120,000Pembentukan pokja2 masy pemandu wisata &pemanfaatan jasling

Desa2 sktrkwsn HL 10 klmpk 5 klmpk 62,500 5 klmpk 62,500

5Prog. Pemantapan perlindungan &pengamanan kawasanOperasi terpadu pengamanan kawasan hutanlindung Wilayah HL 10 kali 1 kali 110,000 1 kali 120,000 1 kali 130,000 1 kali 140,000 1 kali 150,000 1 kali 160,000 1 kali 170,000 1 kali 180,000 1 kali 190,000 1 kali 147,743Koordinasi dgn aparat keamanan yg terkait Sda 5 kali 2 kali 55,000 2 kali 60,000 1 kali 65,000 69,805 APBD/APBNFasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) Sda 10 kali 1 kali 10,000 1 kali 10,500 1 kali 11,025 1 kali 11,576 1 kali 12,154 1 kali 12,761 1 kali 13,399 1 kali 14,068 1 kali 14,771 1 kali 15,509Pembuatan bangunan pos kerja/penjagaan pdsetiap blok pengelolaan Sda 1 bh 1 bh 500,000

6 Prog. Pendidikan dan pelatihanMenyusun program keg. pelatihan teknispengelolaan hutan Kantor KPHP 1 paket 1 paket 55,000Pelatihan ketrampilan ttg rehab, perlndngan &pemanfaatan HHBK (demplot)

Desa2 sktrkwsn HL 1 lokasi 1 lokasi 80,000

Kerjasama dgn lembaga PT utk peningkatanSDM personil KPHP Provinsi Malut 2 paket 1 paket 200,000 1 paket 200,000 APBD/APBNWorkshop dan diklat pengelolaan KPHP Kantor KPHP 2 paket 1 paket 120,000 1 paket 140,000Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT (tim pakar)utk pendidikan dan pelatihan UNSRAT 1 paket 1 paket 120,000Dilkat pengembangan usaha kepariwisataandan jasa lingkungan Kantor KPHP 1 paket 1 paket 120,000

7 Prog. Penelitian dan pengembangan IPTEKRiset sosek masy di sekitar kawasan hutanlindung (HL)

Desa di sktrkwsn HL 1 paket 1 paket 100,000

Riset sistem pemanfaatan jasa lingk & wisataalam yg ramah lingkungan Wilayah HL 1 paket 1 paket 125,000 APBD/APBNRiset pertumbuhan & perkembangan H&P sda 1 paket 1 paket 130,000

Page 166: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 148RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

hutan (forest entomology)8 Prog. Pengembangan sarana & prasarana fisik

Pembuatan jalan rintis (tracking) menujulokasi2 pemanfaatan Wilayah HL 5 km 5 km 30,000Pembuatan & pemasangan tanda-tandainformasi di lapangan sda 20 bh 10 bh 25,000 10 bh 27,500

APBD/APBN

Pembagunan Sarpras ekowisata HL 3 paket 1 250.000 1 250.000 1 250.000

Jumlah :3.382,154,

603.001.755,

50 476,03 281,58 162,15 292,76 183,40 194,07 204,77 461,06TOTAL : 63.386.165,91

Tabel 42. Rencana Program dan Kegiatan Jangka Panjang Hutan Produksi Terbatas (HPT) KPHP Unit IX ObaRencana Tahun dan Biaya (x Rp 1.000)

No. Program & Kegiatan LokasiVolume(Satuan) 2017 2018 2019 2020 2021 2022 2023 2024 2025 2026

Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya Volume Biaya1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24

1Prog. Pemantapan pemanfaatanpotensi sumberdaya hutan

Penataan batas luar kawasan HPT30,37

km30,37

km 182,22APBD/

APBN

Pemeliharaan batas kawasan sda50,61

km50,61

km 506,1

Orientasi batas partisipatif HPT30,37

km30,37

km 91,11Penataan blok dan petakpengelolaan hutan HPT

85,32km

85,32km 511,92

2Prog. Peningkatan kualitas & aksesinformasi SDA & LHInventarisasi potensi kayu & nonkayu pd

HutanPrimer

1,072,83Ha

572,83Ha 85,924 500 Ha 75

APBD/APBN

hutan primer & sekunderHutanSekunder 5000 Ha

2500Ha 3752500 Ha 375

Penyusunan & pelaporan neraca SDHutan, leaflet, data spatial & nonspatial

WilayahHPT 1 paket 1 paket 150

Peningkatan dan pelatihan SDMpenyaji data & informasi KPHP sda 1 paket 1 paket 100Workshop data dan informasi KPHP sda 1 paket 1 paket 100

3Prog. Rehabilitasi & pemulihancadangan SDA

Reboisasi kawasan / stok karbonWilayahHPT

2.321,54Ha

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

232,154Ha 2.321.540

Pelatihan pesemaian danpenanaman pohon

Masysekitarkwsn 3 kali 1 kali 110 1 kali 120 1 kali 130

APBD/APBN

Pembuatan bangunan penangkarspesies2 flora unggulan lokal &fauna langka.

WilayahHPT

1 unit(150m2) 1 unit 250

Pembuatan demplot HD dgn polapenanaman agroforestry

WilayahHPT

172,11Ha 1 Keg 4.302.750

Pembuatan hutan kemasyarakatan(HKm) pd lahan terbuka

WilayahHPT

193,35Ha 1 Keg 4.831.250

4Prog. Pengembangan kapasitaspengelolaan SDAKerjasama kemitraan/kolaborasi utkpendanaan pengelolaan KPHP

KantorKPHP 2 paket 1 paket 110 1 paket 120

APBD/APBN

Menyusun aturan & insentifpengmbngan & pemanfaatan SDHutan oleh masy. sda 1 paket 1 paket 60Penyusunan materi penyuluhan &penggandaan sda 1 paket 1 paket 110Studi banding ke KHP yg sdh eksis Inhutani 1 kali 1 paket 110

Page 167: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 149RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Pembentukan pokja2 masy pendaurulang limbah kayu (souvenir, briketdll)

Desa2 sktrkwsn HPT

10klmpk 5 klmpk 62,5 5 klmpk 62,5

Pembentukan pokja2 masy utkpemanfaatan HHBK

Desa2 sktrkwsn HPT

10klmpk 5 klmpk 62,5 5 klmpk 62,5

5Prog. Pemantapan perlindungan &pengamanan kawasanOperasi terpadu pengamanan kwsnterhdp komoditas kayu dan nonkayu

WilayahHPT 10 kali 1 kali 110 1 kali 120 1 kali 130 1 kali 140 1 kali 150 1 kali 160 1 kali 170 1 kali 180 1 kali 190 1 kali147,743

APBD/APBN

Pembuatan sekat bakar (vegetasi /mekanis) sda 25 km 10 km 100 5 km 50 5 km 50 5 km 50Koordinasi dgn aparat keamanan ygterkait sda 5 kali 2 kali 55 2 kali 60 1 kali 65Fasilitasi proses penegakan hukum(pemberkasan perkara) sda 10 kali 1 kali 10 1 kali 10,5 1 kali 11,025 1 kali 11,576 1 kali 12,154 1 kali 12,761 1 kali 13,399 1 kali 14,068 1 kali 14,771 1 kali15,509

APBD/APBN

Pembuatan bangunan poskerja/penjagaan pd setiap blokpengelolaan sda 4 bh 4 bh 2.000.000Pembuatan bangunan pospengawasan pd titik masuk/keluarjalan utama sda 2 bh 2 bh 1.000.000

6 Prog. Pendidikan dan pelatihanMenyusun program keg. pelatihanteknis pengelolaan hutan

KantorKPHP 2 paket 1 paket 55 1 paket 60

APBD/APBN

Pelatihan ketrampilan ttg rehab,perlndngan & pemanfaatan hslhutan (demplot)

KantorKPHP 2 lokasi 1 lokasi 80 1 lokasi 85

Kerjasama dgn lembaga pend utkperluasan info rasa cinta pd SDhutan

WilayahsekitarHPT 2 paket 1 paket 120 1 paket 140

Kerjasama dgn lembaga PT utkpeningkatan SDM

ProvinsiMalut 2 paket 1 paket 200 1 paket 220

Workshop dan diklat pengelolaanKPHP

KantorKPHP 2 paket 1 paket 120 1 paket 140

Kerjasama (MoU) dgn lembaga PT(tim pakar) utk pendidikan danpelatihan UNSRAT 1 paket 1 paket 120

7Prog. Penelitian dan pengembanganIPTEKRiset pertmbhn riap tegakan hutanalam & tanaman

WilayahHPT 1 paket 1 paket 200

APBD/APBN

Riset sosek masy di sekitar kawasanhutan (HPT)

Desa disktr kwsnHPT 1 paket 1 paket 100 1 paket 86,25 1 paket 97,5

Riset pertumbuhan jenis unggulanlokal

WilayahHPT 1 paket 1 paket 125

Riset tingkat bahaya erosi DAS dansub DAS DAS 2 paket 1 paket 200 1 paket 220 1 paket 250Riset rekayasa genetik untukmencari spesies unggulan lokalberumur pendek

WilayahHPT 1 paket 1 paket 125

Riset sistem pemanenan kayu dannon kayu yang ramah lingkungan sda 2 paket 1 paket 125 1 paket 150 1 paket 120Riset pemanfaatan limbah kayuuntk masy sekitar hutan sda 2 paket 1 paket 100 1 paket 120 1 paket 100Riset pengembangan komoditi hslhutan non kayu sda 2 paket 1 paket 100 1 paket 120Riset pertumbuhan &perkembangan H&P hutan (forestentomology) sda 1 paket 1 paket 125Riset pemetaan komposisi jenistanah dlm kawasan sda 2 paket 1 paket 125 1 paket 150

8Prog. Pengembangan sarana &prasarana fisikPembangunan aksesibiltas (jalan, Wilayah

Page 168: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 150RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

jembatan, gorong2 dll) HPT

jalan utama sda ± 90 km 30 km 30.000.000 30 km 45.000.000 30 km 55.000.000APBD/APBN

jalan sekunder / sarad sda ± 89 km 50 km 25.000.000 30 km 22.500.000 9 km 9.000.000

jembatan & gorong-gorong sda ± 6 bh 2 bh 5.000.000 1 bh 3.000.000 1 bh 3.500.000 1 bh 4.000.000 1bh 4.500.000Pembuatan & pemasangan tanda-informasi di lapangan

Desa2 sktrkwsn HPT 30 bh 20 bh 40 5 bh 12,5 5 bh 13,75

Pengadaan fasilitas teknologipemanenan kayu

WilayahHPT 1 paket 1 paket 25.000.000

Pengadaan fasilitas teknologipemanenan HHBK

WilayahHPT 1 paket 1 paket 10.000.000

Jumlah : 65.324.661,17 102.127.303,00 74.654.620,88 16.321.841,58 6.821.908,40 2.321.712,76 2.321.973,40 2.322.051,57 2.321.744,77 2.321.703,25APBD/APBN

TOTAL : 276.859.520,78

Page 169: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 151RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

L. Pengembangan Database

Sistem informasi kehutanan KPHP diberlakukan dengan maksud

sebagaiacuan dalam penyelenggaraan sistem informasi kehutanan

sebagai norma, standar, prosedur dan kriteria dalam penyelenggaraan

sistem informasi kehutanan di tingkat KPHP. Tujuan penetapan sistem

informasi kehutanan KPHP adalah terlaksananya penyelenggaraan

sistem informasi kehutanan secara terkoordinasi dan terintegrasi

sebagai pendukung dalam proses pengambilan keputusan serta

peningkatan pelayanan bagi publik dan dunia usaha. Jenisdata

kehutanan yang diperlukan dalam penyelenggaraan sistem informasi

kehutanan pada KPHP Unit IX Oba adalah meliputi data:

a.Kawasandan potensi hutan; b. Industri kehutanan; c. Perdagangan

hasil hutan; d.Rehabilitasi lahan kritis; e. Pemberdayaan masyarakat;

dan f. Tata kelolakehutanan.

1. Data kawasan dan potensi hutan antara lain meliputi: Luas

kawasan hutan dan perairan; Tata batas kawasan hutan; Luas

kawasan hutan yang telah ditetapkan; Luas dan letak perubahan

fungsi dan peruntukan kawasan hutan;Luas dan letak kesatuan

pengelolaan hutan; Potensi hasil hutan kayu; Potensi hasil hutan

bukan kayu; Luas areal yang tertutup dan tidak tertutuphutan;

Luas dan letak areal penggunaan kawasan hutan; Jenis flora

danfauna yang dilindungi; Gangguan keamanan hutan; Lokasi dan

luas areal kebakaran hutan; dan Perlindungan hutan.

2. Data industri kehutanan antara lain meliputi: Jumlah dan luas izin

usaha pemanfaatan hasil hutan kayu; Jumlah dan luas izin usaha

pemanfaatan hasilhutan bukan kayu; Jumlah dan luas izin usaha

pemanfaatan jasa lingkungan dan wisata alam; Jumlah izin

pengusahaan tumbuhan dan satwa liar; Produksi kayu bulat dan

kayu olahan (produksi hasil hutan bukan kayu dan Pelaksanaan

Page 170: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 152RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

sistem silvikultur intensif); Jumlah dan kapasitas industri primer

kehutanan; dan sertifikasi pengelolaan hutan.

3. Data perdagangan hasil hutan antara lain meliputi: Volume dan

nilai eksporhasil hutan kayu dan bukan kayu; Volume dan nilai

impor kayu bulat dankayu olahan; Nilai perdagangan tumbuhan

dan satwa liar; Potensi penyerapan dan perdagangan karbon; Nilai

PNBP dari penggunaan kawasan hutan; dan Kontribusi sektor

kehutanan terhadap Produk DomestikBruto (PDB)

4. Data rehabilitasi lahan kritisantara lain meliputi: Lokasi dan luas

lahan kritis berdasarkan DAS; Laju deforestasi dan degradasi;

Hasil kegiatan rehablitasi hutan dan lahan; Luas dan lokasi

kegiatan reklamasi kawasan hutan; dan Pengembangan kegiatan

perbenihan.

5. Data pemberdayaan masyarakat antara lain meliputi: Lokasi dan

luas hutan desa; Jumlah, letak dan luas areal hutan tanaman

rakyat; Letak dan luas areal hutan rakyat; Letak dan luas areal

hutan kemasyarakatan; Pengelolaan Hutan Bersama masyarakat

(PHBM); Pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH);

Peningkatan ekonomi masyarakat disekitar kawasan konservasi;

dan Peningkatan usaha masyarakat di sekitar hutan produksi.

6. Data tata kelola kehutanan antara lain meliputi: Jumlah dan

sebaran PNSinstansi kehutanan; Alokasi dan realisasi anggaran;

Sarana dan prasarana instansi kehutanan; Realisasi audit reguler

dan khusus; Penyuluhan kehutanan; dan Teknologi produk dan

informasi ilmiah.

Bentuk Pengembangan database di KPHP Unit IX Oba tahapan

meliputi:

1. Penyusunan desain Sistem Informasi Manajemen (SIM); mencakup

perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian kegiatan pengelolaan

pembangunan kehutanan KPHP Unit IX Oba

Page 171: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 153RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

2. Pengadaan software dan hardware sarana dan prasarana

pendukung berbasis teknologi informasi

3. Pengembangan sumber daya manusia melalui pendidikan dan

pelatihan yang berkaitan dengan teknologi informasi.

Adapun rencana Program Pengembangan Database KPHP Unit IX

Oba untuk sepuluh tahun ke depan terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 43. Rencana Program Pengembangan Database

Program Jenis Kegiatan Tahun

1 2 3

PengembanganDatabase

1. Penyusunan/Desain sistem informasimanajemen (SIM) yang mencakupperencanaan, pelaksanaan dan pengendaliankegiatan pengelolaan pembangunan kehutananKPHP Unit IX Oba serta pengadaan softwaredan peralatan pendukungnya

2017, 2018

2. Pengadaan software dan handware sarana danprasarana pendukung berbasis teknologiinformasi

2017, 2018

3. Pengembangan sumber daya manusia melaluipendidikan dan pelatihan yang berkaitandengan teknologi informasi

2017, 2018

M. Rasionalisasi Wilayah Kelola

Untuk mengembangkan manajemen pengelolaan kawasan KPHP

Unit IX Oba dibutuhkan proses rasionalisasi wilayah kelola melalui

kegiatan-kegiatan perencanaan dan diskusi publik.Rasionalisasi

kawasan KPHP terkait denganaspek perkembangan kebijakan dibidang

pengelolaan hutan maupun dengan kondisi hutan di tingkat tapak.

Terdapat dua alasan mengapa rasionalisasi kawasan harus

dilakukan. Pertama rasionalisasi terkait keberadaan desa/dusun di

dalam kawasan hutan..Rasionalisasi terhadap wilayah-wilayah seperti

ini adalah dengan mengeluarkan desa/dusun dalam kawasan tersebut

(enclave). Kedua adalah Rasionalisasi wilayah kelola terkait

Page 172: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 154RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

perubahan pemanfaatan dan penggunaan kawasan hutan. Misalnya

jika blok pemanfaatan kayu pada hutan alam sudah tidak memiliki

potensi yang signifikant maka perlu dirasionalisasi ke bentuk wilayah

kelola lain misalnya diarahkan ke pemanfaatan kayu hutan tanaman

Selanjutnya dalam perjalanan proses pengelolaan KPHP sepuluh

tahun ke depan, apabila dalamrentang waktu tersebut terdapat

beberapa rencana usaha yang tidakmemungkinkan dilaksanakan

setelah dilakukan studi-studi kelayakan ataupunterdapat rencana

kegiatan yang belum teridentifikasi saat penyusunan rencanaini maka

dapat dilakukan rasionalisasi wilayah kelola.

Rencana Rasionalisasi pengelolaan kawasan hutan di KPHP Unit

IX Oba dapat di jelaskan sebagai berikut;

1. Pengurangan dan atau penambahan luas areal wilayahkelola pada

kegiatan usaha-usaha tertentu dalam wilayah KPHP.Isu

rasionalisasi wilayah kelola yang dapat dilaksanakan dalam waktu

dekat adalah penggabungan (merger) berbagai jenis program dan

kegiatan KPHP Unit IX Oba dengan KPHP Model Gunung Sinopa,

dengan pertimbangan bahwa kedua KPHP tersebut letaknya

berdampingan antara satu dengan lainnya.

2. Pemanfaatan kawasan pada blok pemanfaatan terdapat juga

pertambangan yang sudah mendapat IUP dari Walikota, apabila

izin pertambangan ini sudah dikelola dengan baik sesuai peraturan

perundangan-undangan yang berlaku maka dapat di kelola

pemanfaatannya.

3. Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK); Pengembangan

investasi getah pohon damar diharapkan diprioritaskan dilakukan

pada areal yang direncanakan menjadi wilayah tertentu yang

mempunyai potensi HHBK pada areal yang penutupan lahan

hutannya primer dan hutan sekunder yang terdapat pada Blok

Pemanfaatan HL, Blok Pemberdayaan Masyarakat, dan Blok Jasa

Lingkungan dan HHBK pada HPT.

Page 173: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 155RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Rasionalisasi wilayah kelola yang dilakukan harus disesuaikan dengan

kaidah-kaidah ekologis dan ekonomi artinya perubahan-perubahan

yang terjadi dalam wilayah kelola KPHP unit IX Oba tetap

mengedepankan aspek ekologi dan aspek sosial ekonomi.

Rencana program dan kegiatan rasionalisasi wilayah kelola pada KPHP

Unit IX Oba untuk sepuluh tahun ke depan terlihat pada Tabel berikut

ini :

Tabel 44. Rencana Program dan kegiatan rasionalisasi wilayah kelola

Program Jenis Kegiatan Tahun

1 2 3

Rasionalisasiwilayah kelola

1. Pengurangan dan atau penambahan luas arealwilayah kelola pada kegiatan usaha-usahatertentu dalam wilayah KPHP

2017, 2018

2. Pemanfaatan kawasan pada blok pemanfaatan 2020, 2021

3. Pemungutan Hasil Hutan Bukan Kayu(HHBK) 2019,2021,

N. Review Rencana Pengelolaan (Minimal 5 Tahun Sekali)

Review rencana pengelolaan 5 tahun merupakan kegiatan

evaluasi terhadap rencana kegiatan yang telah dilakukan selama 5

tahun. Review rencana pengelolaan dilakukan mulai dari tingkat blok

pengelolaan sampai dengan petak pengelolaan. Maksud dilakukannya

review terhadap rencana pengelolaan adalah untuk mewujudkan

tatanan pengelolaan hutan secara efisien dan lestari, melalui evaluasi

terhadap seluruhkegiatan di unit-unit pengelolaan hutan tingkat tapak

(blok dan petak). Evaluasi terhadap pengelolaan blok dan petak

didasarkan pada data-data yang terkumpul sebagai ukuran kinerja

Page 174: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 156RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Reviewr encana pengelolaan KPHP Unit IX Oba sangat

dimungkinkan untuk dilakukan selama proses dan maksud serta

tujuan review tidak menyalahi peraturan perundang-undangan yang

berlaku.

Rencana Review di wilayah KPHP Unit IX Oba sebagai berikut ;

1. Review pelaksanaan pengelolaan di wilayah KPHP oba yang

terdapat potensi tambang,review pengelolaan tambang perlu di

monitoring dan dievaluasi secara rutin karena pengelolaan

tambang yang tidak sesuai aturan menyebabkan kerusakan hutan

dan ekosistem flora dan fauna terancam punah yang berdampak

pada bencana alam dan merugikan masyarakat yang berada di

sekitar kawasan hutan itu, sehingga mereview kembali

pelaksanaan pengelolaan tambang.

2. Review pelaksanaan pengelolaan usaha pemanfaatan HHK pada

Hutan Desa. Pelaksanaan review dilakukan minimal dalam kurun

waktu lima tahun apabla dalam pengelolaan pemanfaatan hasil

hutan kayu tidak memberikan keuntungan ekonomi dan menaikkan

kesejahteraan masyarakat desa serta tidak dilakukan dengan

sistem pengelolaan hutan lestari maka penentuan terhadap blok

pemanfaatan hasil hutan kayu pada hutan desa perlu ditinjau

ulang.

3. Review pelaksanaan pengelolaan Hutan Kemasyakatan, sama

halnya dengan hutan desa pelaksanaan review setiap lima tahun

sekali dan apabila pengelolaanya tidak sesuai aturan yang ada

sehingga mengubah status dan fungsi kawasan hutan secara

ekonomi, ekologi dan social yang berdampak pada rusaknya

lingkungan kemudian pemanfaatn HHBK tidak memberi dampak

positif yang signifikan untuk masyakat di sekitar kawasan hutan,

maka pelaksanaan hutan kemasyakatan ini perlu di review kembali.

4. Review pelaksanaan pengelolaan pemanfaatan jasa lingkungan,

Pelaksanaan review setiap lima tahun perlu dilaksanakan untuk

Page 175: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 157RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

melihat perkembangan pemanfaatan jasa lingkungan apabila

pemanfaatan tidak sesuai dengan aturan dan merusak ekosistem

yang ada maka perlu review kembali.

5. Review pelaksanaan perubahan peraturan pemerintah terkait

pengelolaan dan pemanfaatan hasil hutan, mereview yang

dimaksudkan disini adalah mensinkronkan setiap perubahan

kebijakan pemerintah di bidang pengelolaan hutan yang mungkin

terjadi selama jangka waktu tertentu, seperti contoh kasus adanya

rencana pembukaan lahan transmigrasi di Desa Koli, Kecamatan

Oba yang sebagian kawasannya masuk pada wilayah hutan

produksi terbatas KPHP Unit IX Oba. Luas lahan kawasan hutan

produksi yang masuk dalam rencana transmigrasi tersebut belum

diketahui dengan pasti karena belum di tata batas

Rencana program dan kegiatan reviewrencana pengelolaan KPHP Unit

IX Oba terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 45. Rencana reviewpengelolaan KPHP Unit IX Oba

Program Jenis Kegiatan Tahun

1 2 3

Reviewrencanapengelolaan 5(lima) tahun

sekali

1. Review pelaksanaan pengelolaan di wilayahKPHP oba yang terdapat potensi tambang

2021

2. Review pelaksanaan pengelolaan usahapemanfaatan HHK pada Hutan Desa

2022

3. Review pelaksanaan pengelolaan HutanKemasyakatan

2023,

4 Review pelaksanaan pengelolaan pemanfaatanjasa lingkungan

2022

5 Review pelaksanaan perubahan peraturanpemerintah terkait pengelolaan danpemanfaatan hasil hutan

2021

Page 176: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 158RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

O. Pengembangan Investasi

Pengembangan investasi di KPHP unit IX Oba diarahkan pada

pemanfaatan investasi pada hasil hutan bukan kayu, pengembangan

hasil hutan kayu dan pemanfaatan jasa lingkungan. Sebelum kegiatan

tersebut dilaksanakan maka KPHP unit IX Oba akan merencanakan

pembuatan rencana bisnis plan. Adapun rencana pengembangan

investasi dijelaskan secara ringkas di bawah ini

1. Pengembangan investasi pada hasil hutan bukan kayu

Pengembangan Hasil Hutan Bukan Kayu (HHBK)/jasa lingkungan

mempunyai peluang yang cukup besar dan menjanjikan serta

kompetitif di wilayah KPHP unit IX Oba. Potensi yang dapat

dioptimalkan untuk HHBK adalah pemanfaatan rotan, pemanfaatan

getah damar. Beberapa lokasi yang memiliki potensi rotan di hutan

alam adalah di wilayah Kecamatan Oba Tengah dan Kecamatan

Oba Utara, Sedangkan getah Damar terdapat pada kecamatan Oba

tengah, Oba Utara dan Kecamatan Oba demikian KPHP unit IX Oba

akan merencanakan budidaya rotan untuk skala usaha dimana

untuk lokasinya akan mengambil lokasi di wilayah-wilayah blok

pemanfaatan jasling dan HHBK. Saat ini pasar untuk produk rotan

masih terbuka lebar baik untuk pasar lokal maupun untuk pasar

regional. Sedangkan pasar untuk getah damar umumnya berada di

Pulau Jawa

2. Pengembangan Investasi Ekowista dan Jasa Lingkungan

KPHP unit IX Oba mempunyai potensi jasa lingkungan berupa air

dan wisata alam baik pegunungan maupun wisata mangrove.

Pemanfaatan jasa lingkungan air beberapa diantaranya telah

dimanfaatkan oleh masyarakat. Skema pengembangan investasi

jasa lingkungan air adalah pemanfaatan kebutuhan air baku/air

minum. Hasil survey terhadap potensi air baku terdapat di Desa

Sigela Kecamatan Oba. Investasi pengembangan wisata alam,

direncanakan akan dilakukan dengan model kemitraan antara pihak

Page 177: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 159RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

KPHP unit IX Oba dan Universitas pola mandiri sedangkan untuk

wisata mangrove akan dikelola oleh KPHP.

3. Pengembangan Investasi Hutan Alam (Restorasi Ekosistem)

izin usaha yang diberikan untuk membangun kawasan dalam hutan

alam pada hutan produksi yang memiliki ekosistem penting

sehingga dapat dipertahankan fungsi dan keterwakilannya melalui

kegiatan pemeliharaan, perlindungan, dan pemulihan ekosistem

hutan termasuk penanaman, pengayaan, penjarangan,

penangkaran satwa, pelepasliaran flora dan fauna untuk

mengembalikan unsur hayati (flora dan fauna) serta unsur non

hayati (tanah, iklim dan topografi) pada suatu kawasan kepada

jenis yang asli, sehingga tercapai keseimbangan hayati dan

ekosistemnya. Luas wilayah pengembangan hutan alam restorasi

ekosistem (IUPHHK-RE) mencapai 820,68 ha dengan pola

penanaman sejenis dan kombinasi antara jenis kayu dan HHBK.

Mengingat luasannya kecil maka model kemitraan yang akan dipilih

dalam rangka pengembangan hutan tanaman

4. Pengembangan investasi kayu di hutan alam

Bisnis kayu adalah salah satu bisnis jangka panjang dengan

kemungkinan keuntungan yang sangat tinggi, selama beberapa

abad terakhir permintaan kayu selalu meningkat seiring dengan

meningkatnya populasi dunia.Berdasarkan perspektif di atas maka

usaha pengembangan investasi kayu di KPHP unit IXOba memiliki

prospek yang cerah. Prinsip dasar yang dianut oleh KPHP unit IX

Oba dalam pengembangan investasi kayu adalah:

1. Investasi kayu harus ditujukan untuk kesejahteraan masyarakat

sekitar hutan khususnya dan masyarakat Kota Tidore Kepulauan

secara umum

2. Investasi kayu harus dilakukan dengan prinsip-prinsip

pengelolaan hutan lestari.

Page 178: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 160RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Dengan demikian maka arahan pengembangan investasi kayu di

KPHP unit IX Oba adalah

1. Pengembangan hasil hutan kayu hutan alam yang akan

dilakukan langsung oleh pengelola KPHP unit IX Oba

2. Pengembangan hutan kayu pada hutan alam melalui pemberian

ijin kepada masyarakat/koperasi dan pengembangan investasi

melalui restorasi ekosistem sebagai wujud dari pengelolaan

hutan secara lestari

Tabel Rencana program dan kegiatan Pengembangan Investasi KPHP

Unit IX Oba terlihat pada Tabel berikut ini :

Tabel 46. Rencana Pengembangan Investasi KPHP Unit IX Oba

Program Jenis KegiatanRencana

Tahun Mulai

1 2 3

PengembanganInvestasi

1. Pengembangan investasi pada hasil hutanbukan kayu

2021

2. Pengembangan investasi Jasa Lingkungan danekowisata

2018

3. Pengembangan investasi Restorasi Ekosistem 2023

4 Pengembangan investasi Kayu di Hutan Alam 2022

Rencana pengembangan investasi di wilayah KPHP Unit IX Oba

sangat dibutuhkan untuk menyakinkan pihak investordalam

menanamkan modalnya di wilayah KPHP.Untuk itu perlu dilakukan

analisis kelayakan terhadap beberapa rencana usaha pemanfaatan

hutan yang diselenggarakanoleh KPHP.

Adapun rencana pengembangan investasi di wilayah KPHP Unit

IX Oba dititikberatkan pada perhitungan kelayakan usaha

pemanfaatan hutan produksi melalui pembangunan hutan tanaman

seperti hutan tanaman berbasis HKm atau hutan tanaman lainnya,

termasuk kegiatan rehabilitasi hutan.

Page 179: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 161RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Perhitungan kelayakan usaha pemanfaatan hutan produksi

adalah:

1. Pembiayaan dan Penataan Waktu

Besarnya anggaran pembangunan hutan tanaman lima tahun

terakhirdari berbagai sumber anggaran beserta realisasinya

dijadikan acuan dalam merencanakan jumlah anggaran untuk

lima tahun berikutnya.

Rencana anggaran pada dasarnya merupakan terjemahan dari

inputmenjadi unit uang dengan menggunakan satuan biaya

(unit cost) yang berlaku serta asumsi-asumsi tertentu.

Satuan biaya yang digunakan didasarkan pada hasil studi

lapanganpada waktu dan tempat tertentu dan/atau ketetapan

instansi-instansiyang berwenang.

Pembiayaan kegiatan pembangunan hutan tanaman

bersumber dari APBN/APBD dan sumber-sumber lain yang

berpotensi membiayai kegiatan untuk masa lima tahun

kedepan (masa review rencanapengelolaan hutan). Selain

pembiayaan tersebut, pembiayaan kegiatanjuga dapat berasal

dari DBH DR, DAK Bidang Kehutanan, dan lain-laintermasuk

pembiayaan secara swadaya masyarakat maupun kemitraan.

Analisis finansial dilaksanakan untuk menentukan sampai

seberapabesar suatu program/kegiatan dapat memberikan

manfaat yang lebihbesar dari biaya (investasi) yang diperlukan

dari sudut ekonomi maupunperbaikan kondisi lingkungan.

Analisa finansial merupakan alat bagi pembuat keputusan

untukmenetapkan layak atau tidaknya suatu program/kegiatan

dilaksanakan.

Keuntungan atau manfaat dari program/kegiatan dapat

berupakeuntungan langsung, atau tidak langsung dan tidak

dapat dinilaidengan uang (intangable), misalnya perbaikan

Page 180: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 162RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

lingkungan hidup,perbaikan iklim mikro, meningkatkan

stabilitas nasional dan sebagainya.

Pendekatan kelayakan ekonomi digunakan untuk menilai

kegiatan atauprogram dengan cara menghitungNet Present

Value (NPV), Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost

Ratio (BCR)

Analisis finansial hanya dilakukan untuk rencana usaha di

kawasanhutan produksi, karena kegiatan pada hutan lindung

lebih difokuskankepada upaya konservasi dan perbaikan

lingkungan.

2. Analisis Kelayakan Ekonomi

Analisis kelayakan ekonomi bertujuan untuk mengetahui

tingkatkelayakan ekonomi dari kegiatan usaha yang akan

dilaksanakan ditinjau darisegi ekonomi. Kriteria yang digunakan

dalam analisis ekonomi ini adalah NetPresent Value (NPV),

Internal Rate of Return (IRR), dan Benefit Cost Ratio(BCR).

Hasil analisis kelayakan finansial pada kegiatan rencana

usaha pemanfaatan hutan tanaman, termasuk rehabilitasi hutan

(reboisasi dan pengkayaan rebosiasi) pada kawasan Hutan

Produksi, baik dalam pola pertanaman campuran jenis kayu-

kayuan dengan MPTS maupun dalam pola pertanaman monokultur

kayu-kayuan diuraikan sebagai berikut.:

Standar per ha tanaman pada Hutan Produksi dengan jumlah

tanaman 1.100 batang/hektar yang akan diterapkan:

Sebanyak 990 btg/ha jenis Tanaman Kayu-kayuan (90%) jenis

Nyatoh/Palapi, Jati/ Mahoni/Jabon dan jenis tanaman MTPS

Kemiri/dll. sebanyak 110 btg/ha (10%).

Standar per ha Tanaman Pengkayaan pada Hutan Produksi

dengan jumlah tanaman 400 batang/hektar yang akan

diterapkan: Sebanyak 360 btg/ha jenis Tanaman Kayu-kayuan

Page 181: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 163RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

(90%) jenis Trembesi/ Agatis/dll. dan jenis tanaman MTPS

Kemiri/dll. sebanyak 40 btg/ha (10%).

Standar per Ha Tanaman pada Hutan Produksi dengan jumlah

tanaman 1.100 batang/hektar yang akan diterapkan:

Sebanyak 1.100 btg/ha jenis Tanaman Kayu-kayuan (100%)

jenis Nyatoh/Palapi, Jati/ Mahoni/Jabon/dll.

3. Pendapatan Unit Kegiatan Rencana Penanaman pada

Areal Hutan Restorasi Ekosistem.

Pendapatan setiap unit kegiatan usaha diperoleh dari nilai

output yang bisa dihasilkan unit kegiatan. Untuk kepentingan

penyusunan dokumen rencana ini, pendapatan setiap unit

kegiatan usaha diperoleh dari hasil penjualan hasil hutan kayu-

kayuan dan MPTS.

Harapan hasil kayu dan biji kemiridapat diperoleh sejak

pemanenan pertama (umur 10 tahun hasil penjarangan) dan

pemanenan akhir (umur 15tahun) untuk jenis kayu-kayuan dan

mulai tahun ke-5 untuk biji kemiri dapat diuraikan berikut :

Untuk jenis kayu pertukangan berdaur sedang (Nyatoh,

Palapi, Jabon, dll.) pola monokultur kayu-kayuan (100%) dan

pola campuran (90% kayukayuan) dengan populasi tanaman

RH sebanyak 1.100 btg/ha pada hutan produksi diasumsikan

dapat diperoleh hasil kayu dari hasil pemanenan penjarangan

II tahun ke-10 dengan taksiran sejumlah 28,82-32,03 m³/ha

(setara 89-99 pohon/ha atau intensitas penjarangan 10% dari

891-990 phn/ha dan rata-rata diameter batang setinggi dada

27,6 cm serta rata-rata tinggi bebas cabang 11 m).

Selanjutnya pada panen akhir tahun ke-15 diasumsikan dapat

diperoleh sejumlah 744,73- 827,48 m³/ha (setara 842- 935

pohon/ha sisa hasil penjarangan dan rata-rata diameter

batang setinggi dada 36,36 cm serta rata-rata tinggi bebas

cabang 17,2 m).Perkiraan harga jenis komoditi kayu kelas I, II

Page 182: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 164RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

dan III yang berlaku saat dipasaran dengan harga Rp.

2.000.000/m³ dan untuk hasil penjarangan dengan harga Rp.

500.000/m3.

Untuk kegiatan tanaman pengkayaan (400 btg/ha) pada

Hutan Produksi pola pertanaman campuran (90% kayu-

kayuan dan10% MPTS jenis Kemiri/dll.) diasumsikan dapat

diperoleh hasil kayu dari hasil penjarangan ke-II (tahun ke-10)

sebesar 10,48 m3/ha (setara 32 phn/ha atau intensitas

penjarangan 10% dari 324 phn/ha dan rata-rata diameter

batang setinggi dada 27,6 cm serta rata-rata tinggi bebas

cabang 11 m). Selanjutnya pada panen akhir tahun ke-15

sejumlah 270,81 m³/ha (setara 306 pohon/ha dengan dan

rata-rata diameter batang setinggi dada 36,36 cm serta

ratarata tinggi bebas cabang 17,2 m).

Untuk jenis kayu penghasil buah/biji (Kemiri/dll.) hutan

produksi diasumsikan dapat diperoleh hasil biji kemiri bentuk

gelondongan mulai hasil tahun ke-5 s.d. tahun ke-15, dan

setelah tahun ke-15 hingga umur kemiri 70 tahun (setelah

umur 70 tahun kemiri menurun produksi bizinya). Mulai tahun

ke-5 diasumsikan kemiri mulai memperoduksi biji dengan

taksiran sejumlah 75 kg/phn/thn, hingga tahun ke-15

sejumlah 125 kg/phn/thn. Harga biji kemiri gelondongan saat

di pasaran berkisar Rp. 3.800/kg – Rp. 5.700/kg. Untuk

keperluan perhitungan ini digunakan harga Rp. 5.000/kg. Dari

proporsi tanaman kemiri yang direncanakan yaitu 10% pada

Hutan Produksi, dapat diperoleh hasil sebagai berikut.:

Pada kegiatan pembuatan tanaman di Hutan Produksi

(90% kayukayuan dan 10% MPTS Kemiri dari populasi

tanaman 1.100 btg/ha), diasumsikan dapat diperoleh hasil

sebesar 8,25 ton/ha/thn pada tahun ke-5, sebesar 11

Page 183: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 165RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

ton/ha/thn pada tahun ke-10, dan sebesar 13,75

ton/ha/thn pada tahun ke-15.

Pada kegiatan Pembuatan Tanaman Pengkayaan di Hutan

Produksi (90% kayu-kayuan dan 10% MPTS Kemiri dari

populasi tanaman 400 btg/ha), diasumsikan dapat

diperoleh hasil sebesar 3 ton/ha/thn pada tahun ke-5,

sebesar 4 ton/ha/thn pada tahun ke-10, dan sebesar 5

ton/ha/thn pada tahun ke-15.Harga komoditas di atas

merupakan dasar dalam analisis finansial setiap unit usaha

tanaman kayu-kayuan, dan MPTS pada kegiatan usaha

hutan tanaman termasuk kegiatan rehabilitasi hutan

(reboisasi dan pengkayaan reboisasi) pada hutan produksi

seperti tercermin dalam dalam cash flow. Apabila harga

tersebut di atas dikalikan dengan jumlah volume produksi

(m³, kg, atau ton) akan diperoleh perkiraan pendapatan

untuk jenis komoditi yang diusahakan di wilayah KPHP

bersama-sama masyarakat penggunaan lahan hutan.

Adapun taksiran pendapatan disajikan pada Tabel 47

berikut ini :

Tabel 47.Taksiran Pendapatan Unit Usaha Penanaman pada areal RestorasiEkosistem Per Hektar

No Jenis Unit Usaha Pendapatan (Rp)1 2 3

1 Unit Usaha Tanaman Jenis Kayu-kayuan 90%(Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/ dll.) dan MPTS 10%(Kemiri, dll.) Per Hektar pada KawasanHutanProduksi: Populasi Tanaman 1.100 Btg/Ha.

2,183,574,250

2 Unit Usaha Tanaman Jenis Kayu-kayuan 100%(Nyatoh/ Palapi/Jati/Jabon/dll.) Per Hektar padaKawasan Hutan Produksi: Populasi Tanaman 1.100Btg/Ha.

1,815,082,500

3 Unit Usaha Tanaman Pengkayaan Jenis Kayu-kayuan90%(Nyatoh/ Palapi/Jati/Jabon/dll.), danMPTS 10%(Kemiri/ dll.) PerHektar pada KawasanHutanProduksi: Populasi Tanaman 400 Btg/Ha.

794,027,000

Page 184: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 166RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

4. Keuntungan Finansial (Commercial Profitability)

Kriteria yang dipilih dalam analisis ini adalah berupa angka

nilai sekarangnetto (NPV) yakni keuntungan dalam nilai rupiah

dengan memasukkan biayaopportunitas modal (bunga), rasio

pendapatan biaya terdiskon (BC ratio) yaknitingkat keterhubungan

relatif terhadap biaya termasuk biaya bunga, sertaprosentase

keuntungan internal (internal/financial rate of return

atauIRR/FRR).yakni tingkat keuntungan mutlak dinyatakan dalam

prosentase biaya.Seperti telah dijelaskan bahwa perhitungan

besarnya NPV dan BCR didasarkanbiaya suku bunga riil sebesar

modal yang menjadi beban investor kepada kridetur(seluruh biaya

unit kegiatan dianggap berasal dari pinjaman) yakni sebesar

9%.Demikian juga halnya dengan tingkat keuntungan yang

digunakan sebagai angkapembanding IRR yang ditemukan.Cash

flow untuk memperkirakan harapan NPV, BCR dan IRR unit

kegiatanusaha secararinci disajikan pada Tabel 37, Tabel 38, dan

Tabel 39.Pada tabel tersebutdapat ditemukan tingkat keuntungan

unit kegiatan usaha masyarakat diukur darikriteria yang digunakan

seperti terlihat pada Tabel 48 berikut ini :

Tabel 48. Tingkat Keuntungan Unit Usaha Tanaman Per Hektar

No Jenis Unit UsahaNPV(Rp) BCR

IRR(%)

1 2 3 4 5

1 Unit Usaha Hutan Jenis Kayu-kayuan 90%(Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/ dll.) dan MPTS10% (Kemiri, dll.) Per Hektar padaKawasanHutan Produksi: Populasi Tanaman1.100 Btg/Ha.

379,240,267 2.16 22.40

2 Unit Usaha hutan Jenis Kayu-kayuan 100%(Nyatoh/ Palapi/Jati/Jabon/dll.) Per Hektarpada Kawasan Hutan Produksi: PopulasiTanaman 1.100 Btg/Ha.

277,229,305 2.11 21.20

3 Unit Usaha Hutan Pengkayaan Jenis Kayu-kayuan 90%(Nyatoh/ Palapi/Jati/Jabon/dll.), dan MPTS10% (Kemiri/ dll.) PerHektar pada Kawasan Hutan Produksi:Populasi Tanaman 400 Btg/Ha.

136,220,196 2.13 22.26

Page 185: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 167RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Dari hasil perhitungan di atas dapat diketahuibahwa pada

tingkat suku bunga konstan yang menjadi beban program ini

(9%konstan dan 17% nominal), dapat diharapkan bahwa program

yang diusahakanbisa menunjukkan keuntungan relatif (NPV)

positip, dan rasio pendapatan biaya(BCR) lebih besar dari satu.

Sejalan dengan NPV dan BCR, demikian juga halnyapada sisi IRR-

nya.Angka harapan IRR untuk unit kegiatan usaha hutan

tanamanternyata lebih dari nilai opportunitas kapital bagi unit

kegiatan ini (9% konstan, atau17% per tahun).Berdasarkan hasil

analisis ini dapat disimpulkan bahwa prospekfinansial strategi unit

usaha hutan tanaman di wilayah KPHP Unit IX Oba menurut nilai

harapan keuntungan finansialnya adalah layak untuk

dilaksanakan. Analisis selanjutnya adalah analisis biaya dan

pendapatan nominal unitusaha hutan tanaman (tidak

memasukkan unsur biaya bunga modal), dapatdikatakan bahwa

unit kegiatan usaha yang diusulkan cukup prospektif.Hal

iniditunjukkan dari nilai keuntungan nominal yang positip. Tingkat

keuntungan nominal rencana umum ini disajikan pada Tabel 49

berikut ini

Tabel 49.Tingkat Keuntungan Nominal Rencana UmumNo. Jenis Unit Usaha Total Biaya

(Rp)Total

Pendapatan (Rp)Keuntungan

(Rp)1 2 3 4 5

1 Unit Usaha Tanaman Jenis Kayu-kayuan 90%(Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/dll.) danMPTS 10% (Kemiri, dll.) Per Hektarpada KawasanHutan Produksi:Populasi Tanaman 1.100 Btg/Ha.

992,251,013 2,183,574,250 1,191,323,238

2 Unit Usaha Tanaman JenisKayu-kayuan 100% (Nyatoh/Palapi/Jati/Jabon/dll.) Per Hektar padaKawasan Hutan Produksi: PopulasiTanaman 1.100 Btg/Ha.

833,629,725 1,815,082,500 981,452,775

3 Unit Usaha Tanaman Pengkayaan JenisKayu-kayuan 90%(Nyatoh/ Palapi/Jati/Jabon/dll.), danMPTS 10% (Kemiri/ dll.) PerHektar pada Kawasan Hutan Produksi:Populasi Tanaman 400 Btg/Ha.

362,757,750 794,027,000 431,269,250

Page 186: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 168RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Untuk mendukung keberhasilan pelaksanaan kegiatan usaha

hutantanaman harus didukung dengan biaya yang cukup untuk

menjaminketersediaan sumber daya yang diperlukan.Untuk itu

perlu dilakukan perhitungan yang cermat agar sumber daya yang

dibutuhkan selalu tersedia. Dasar pertimbangan yang digunakan

dalam menentukan pembiayaan kegiatan usaha penanaman pada

areal restorasi ekosistem termasuk rehabilitasi hutan didasarkan

kepada:

- Keputusan Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan (BUK)

tentang penetapan biaya satuan yang terbaru.

- Keputusan Direktur Jenderal Bina Pengelolaan DAS dan

Perhutanan Sosial(BPDAS-PS) tentang penetapan biaya satuan

bidang reboisasi danrehabilitasi lahan yang terbaru.

- Standarisasi Kebutuhan Tenaga Kerja (HOK/Ha)daripejabat

berwenang.

- Standar biaya di wilayah kerja sasaran kegiatan dari hasil

pengamatanlapangan dan konsultasi dengan instansi terkait.

- Harga satuan pokok kegiatan Provinsi Maluku Utara

atauKabupaten/Kota yang terbaru.

- Kemungkinan kenaikan harga dalam kurun 5 (lima)

tahun.Besar upah pekerja yang berlaku di Wilayah Kota Tidore

Kepulauan berkisar antara Rp. 40.000,- s.d. Rp. 50.000.- per

hari, dan pada tingkat Provinsi Maluku Utara sebesar Rp.

50.000.- per hari. Dengan demikian dalam perhitungan

kebutuhanbiaya RH digunakan rerata standar upah pekerja

Rp.45.000.-. per hari. Mengingat perencanaan ini masih semi

definitif maka untuk harga bibittanaman kayu-kayuan dan

MPTS masih dapat disesuaikan denganperkembangan harga

dasar yang berlaku saat ini,termasuk harga bahan dan

Page 187: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 169RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

peralatan. Adapun Cash FlowAnalisis Finansial Unit Usaha

Hutan Tanaman dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Page 188: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 170RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 50. Cash FlowAnalisis Finansial Unit Usaha Tanaman untuk Jenis Kayu-Kayuan 100% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Per Hektar, PadaKawasan Hutan Produksi (Populasi tanaman 1.100 Batang/Ha)

Page 189: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 171RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 51. Cash Flow Analisis Finansial Unit Usaha Tanaman untuk Jenis Kayu-Kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Dan MPTS 10%(Kemiri, dll) Per Hektar, Pada Kawasan Hutan Produksi (Populasi tanaman 1.100 Batang/Ha)

Page 190: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 172RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Tabel 52. Cash FlowAnalisis Finansial Unit Usaha Tanaman untuk Jenis Kayu-Kayuan 90% (Nyatoh/Palapi/Cempaka/Jabon, dll.) Dan MPTS 10%(Kemiri, dll) Per Hektar, Pada Kawasan Hutan Produksi (Populasi tanaman 400 Batang/Ha)

Page 191: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 173RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB VIPEMBINAAN, PENGAWASAN, DAN PENGENDALIAN

Menteri Kehutanan melakukan pembinaan,pengendaliandan

pengawasan teknis atas penyelenggaraan tata hutan dan penyusunan

rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan

hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan oleh

KPHP.Dalam hal ini, Menteri dapat menugaskan kepada Gubernur untuk

melakukan pembinaan, pengendalian dan pengawasan teknis.

Dalam pelaksanaannya, Gubernur menugaskan kepada Kepala Dinas

Kehutanan Provinsi Maluku Utara untuk melakukan pembinaan,

pengawasan dan pengendalian pengelolaan KPHP Unit IX OBA.

Selanjutnya secara berjenjang, Kepala UPT KPH Tidore Kepulauan KPHP

Unit IX OBA melakukan pembinaan, pengawasan dan pengendalian di

wilayahnya sesuai tugas pokok danfungsinya.

A. Pembinaan Aparat Teknis dan Aparat Terkait PengelolaanKPHP

Pembinaan pengelolaan KPHP Unit IX OBA bertujuan untuk

meningkatkan pemahaman aparat serta kemampuan teknis dalam

mendukung kegiatan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan

hutan, pemanfaatan hutan, penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi

dan reklamasi hutan dan perlindungan hutan oleh KPHP di wilayahnya.

Pembinaan antara lain pembinaan aparat teknis KPHP serta

aparat desa setempat yang terkait dengan kegiatan tata hutan dan

penyusunan rencana pengelolaan hutan, pemanfaatan hutan,

penggunaan kawasan hutan, rehabilitasi dan reklamasi hutan dan

perlindungan hutan.

Adapun bentuk pembinaan yang dilakukan oleh Menteri,

Gubernur dan Walikota meliputi pemberian : pedoman; bimbingan;

pelatihan; arahan dan/atau supervisi. Pedoman ditujukan terhadap

pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan,

Page 192: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 174RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

serta pemanfaatan hutan.Sementara bimbingan ditujukan terhadap

penyusunan prosedur dan tata kerja.Pelatihan ditujukan terhadap

sumber daya manusia dan aparatur.Mengenai arahan mencakup

kegiatan penyusunan rencana dan program.Untuk supervisi ditujukan

terhadap pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan.

Pembinaan yang dilakukan Kepala KPHP khususnya dalam

menyelenggarakan pengelolaan hutan oleh organisasi KPHP,

pemanfaatan hutan dan/atau pengolah hasil hutan meliputi :

1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan.

Dalam pelaksanaannya Kepala KPHP melakukan pembinaan

berupa :

Memberikan penilaian dan masukan dalam proses penyusunan

tata hutan dan rencana pengelolaan hutan;

Memberikan penilaian dan masukan terhadap draft yang telah

tersusun hingga dihasilkan tata hutan dan rencana

pengelolaan hutan untuk disahkan;

Memberikan arahan kepada pegawai KPHP terkait kegiatan

penyusunan rencana pengelolaan hutan;

Memberikan arahan kepada pegawai KPHP untuk

mengembangkan kapasitasnya;

Memberikan arahan kepada pegawai KPHP agar sentiasa

melaksanakan kegiatan sesuai dengan aturan perundangan

yang terkait :

2. Pemanfaatan hutan.

Dalam pelaksanaan pemanfaatan hutan Kepala KPHP

memberikan pembinaan antara lain :

Pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin

pemanfaatan hutan di wilayah KPHP-nya dan dilaporkan

kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan dengan tembusan

kepada Gubernur dan Walikota;

Page 193: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 175RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Memberikan informasi mengenai aturan perundangan yang

mengatur pemanfaatan hutan kepada para pemegang izin

pemanfaatan hutan;

Mengingatkan kepada para pemegang izin pemanfaatan hutan

khususnya mengenai kewajiban yang harus dipenuhi;

Memberikan peringatan kepada para pemegang izin

pemanfaatan hutan yang melakukan aktifitas pemanfaataan

yang tidak sesuai dengan aturan perundangan yang

mengatur;

Memberikan penilaian dan masukan terhadap pelaksanaan

kegiatan pemanfaatan hutan;

3. Penggunaan kawasan hutan.

Pemberian pembinaan oleh Kepala KPHP meliputi :

Pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin

penggunaan kawasan hutan di wilayah KPHP-nya dan

dilaporkan kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan dengan

tembusan kepada Gubernur dan Walikota.

Memberikan informasi mengenai aturan perundangan yang

mengatur pemanfaatan hutan kepada para pemegang izin

penggunaan hutan;

Mengingatkan kepada para pemegang izin pinjam pakai

kawasan hutan khususnya mengenai kewajiban yang harus

dipenuhi;

Memberikan peringatan kepada para pemegang izin pinjam

pakai yang melakukan aktifitas pemanfaataan yang tidak

sesuai dengan aturan perundangan yang mengatur;

Memberikan penilaian dan masukan terhadap pelaksanaan

kegiatan penggunaan kawasan hutan;

Page 194: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 176RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

4. Rehabilitasi Hutan dan Reklamasi.

Pembinaan Kepala KPHP antara lain :

Pembinaan atas pelaksanaan rehabilitasi hutan di wilayah

KPHP-nya dan dilaporkan kepada Menteri setiap 3 (tiga) bulan

dengan tembusan kepada Gubernur dan Walikota;

Memberikan informasi mengenai aturan perundangan yang

mengatur rehabilitas hutan;

Pembinaan, pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan

reklamasi hutan di wilayah KPHP-nya dan dilaporkan kepada

Menteri setiap 3 (tiga) bulan dengan tembusan kepada

Gubernur dan Walikota;

Memberikan informasi mengenai aturan perundangan yang

mengatur rehabilitas hutan dan reklamasi kepada para

pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan;

Memberikan penilaian dan masukan terhadap pelaksanaan

kegiatan rehabilitasi dan reklamasi hutan;

5. Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam.

Bentuk konkrit pembinaan yang dilakukan oleh Kepala KPHP

antara lain :

Memberikan informasi aturan perundangan yang mengatur

mengenai perlindungan hutan dan konservasi alam;

Melaporkan serta memberikan masukan kepada pemerintah

dan pemerintah daerah mengenai pelaksanaan kegiatan

perlindungan dan konservasi alam di wilayah KPHP secara

berkala;

Memberikan penilaian dan masukan terhadap pelaksanaan

kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam;

Tahapan Pembinaan :

- Penyusunan berbagai pedoman dan atau SOP disetiap blok

pemanfaatan dan penggunaan kawasan KPHP Unit IX Oba.

Page 195: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 177RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

- Penerapan disiplin pegawai teknis dan administrasi yang mengacu

pada PP 54 tahun 2010 tentang disiplin PNS dilingkungan KPHP Unit

IX Oba.

- Memberikan reward bagi tenaga teknis dan administrasi yang

memberikan kinerja baikserta memberikan punishment bagi tenaga

teknis danadministrasi yang melakukan pelanggaran.

- Mengadakan pengarahan internal bagi pengelola KPHP Unit IX Oba

termasuk tenaga teknis dan administrasi. yang bersifat rutin

(bulanan, semester dan tahunan) atau bersifat insidental.

- Melakukan kegiatan out-bondsecara periodik untuk lebih mengikat

tali persaudaraan antar sesama tenaga teknis dan tenaga

administrasi dilingkungan KPHP Unit IX Oba.

- Mengadakan in house training bagi staf teknis dan administrasi

dengan mengundang trainer dari perguruan tinggi dan atau praktisi.

- Mengirimkan tenaga teknis dan tenaga administrasi untuk mengikuti

pelatihan teknisyang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah,

Pemerintah Provinsi dan Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan RI.

- Melakukan promosi jabatan bagi setiap pejabat struktural yang telah

memenuhi persyaratan sesuai dengan mekanisme peraturan

perundangang

B. Pengendalian

Kamus besar bahasa Indonesia memberikan defenisi yang

beragam terhadap kata pengendalian, yaitu antara lain: melakukan

pembatasan, memberikan pengaruh, melakukan penyesuaian

dan/atau pengaturan terhadap suatu kegiatan, kebijakan ataupun

suatu usaha antara hasil yang telah dicapai dengan sasaran yang ingin

dicapai agar sesuai dengan yang diharapkan.

Page 196: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 178RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Dalam pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan, pengendalian dapat

dipahami sebagai suatu upaya untuk mempengaruhi, mensinkronkan,

serta melakukan pembatasan terhadap suatu kebijakan atau

pelaksanaan kegiatan dalam pengelolaan hutan oleh KPHP, pemanfaat

hutan dan/atau pengolah hasil hutan agar sesuai dengan sasaran

yang ingin dicapai. Pengendalian meliputi kegiatan monitoring dan

evaluasi.Monitoring merupakan kegiatan untuk memperoleh data dan

informasi, kebijakan, dan pelaksanaan pengelolaan hutan, sementara

evaluasi merupakan kegiatan untuk menilai keberhasilan pelaksanaan

pengelolaan hutan lestari yaitu tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan, serta pemanfaatan hutan yang dilakukan secara

periodik disesuaikan dengan jenis perizinannya.

Adapun bentuk pengendalian yang dilakukan oleh Kepala KPHP

dalam setiap penyelenggaraan kegiatan pengelolaan hutan antara

lain:

1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan.

Pengendalian yang dilakukan antara lain :

Memberikan penilaian dan saran penyesuaian terhadap draft

tata hutan dan rencana pengelolaan hutan yang telah disusun

agar lebih sesuai dengan kondisi situasional tingkat tapak

untuk mencapai sasaran yang ingin dicapai.

Memberikan masukan dan rekomendasi dalam perekrutan

tenaga KPHP agar memenuhi standar kompetensi yang

diinginkan;

2. Pemanfaatan hutan

Dalam pelaksanaannya, Kepala KPHP melakukan

pengendalian antara lain :

Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin pemanfaatan

hutan di wilayah KPHP-nya dan dilaporkan kepada Menteri

Page 197: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 179RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

setiap 3 (tiga) bulan dengan tembusan kepada Gubernur dan

Walikota;

Memantau dan mengevaluasi pemenuhan kewajiban para

pemegang izin pemanfaatan hutan;

Memberikan peringatan kepada para pemegang izin bilamana

terdapat pelaksanaan izin yang tidak sesuai dengan prosedur

yang berlaku;

Memberikan sanksi atas pelanggaran pelaksanaan izin

pemanfaatan hutan oleh pemegang izin sesuai dengan

kewenangannya;

3. Penggunaan kawasan hutan.

Pengendalian yang dilakukan Kepala KPHP antara lain :

Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan izin pinjam pakai

kawasan hutan di wilayah KPHP-nya dan dilaporkan kepada

Menteri setiap 3 (tiga) bulan dengan tembusan kepada

Gubernur dan Walikota;

Memantau dan mengevaluasi pemenuhan kewajiban para

pemegang izin pinjam pakai kawasan hutan;

Memberikan peringatan kepada para pemegang izin bilamana

terdapat pelaksanaan izin yang tidak sesuai dengan prosedur

yang berlaku;

Memberikan sanksi sesuai dengan kewenangannya atas

pelanggaran pelaksanaan izin pinjam pakai kawasan hutan

oleh pemegang izin;

4. Rehabilitasi hutan dan reklamasi.

Bentuk konkrit pengendalian oleh Kepala KPHP antara lain :

Pemantauan dan evaluasi atas pelaksanaan rehabilitasi hutan

di wilayah KPHP-nya dan dilaporkan kepada Menteri setiap 3

(tiga) bulan dengan tembusan kepada Gubernur dan Walikota;

Memberikan saran dan masukan dalam pelaksanaan

rehabilitasi hutan dan reklamasi;

Page 198: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 180RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Memberikan penilaian keberhasilan atas pelaksanaan

rehabilitasi hutan dan reklamasi;

5. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

Pengendalian yang dilaksanakan oleh Kepala KPHP antara

lain :Memberikan penilaian keberhasilan terhadap pelaksanaan

kegiatan perlindungan hutan dan konservasi alam;

C. Pengawasan

Pengawasan dilaksanakan secara berjenjang mulai dari tingkat

Menteri, Gubernur, Walikota, sampai palaksana di tingkat tapak sesuai

dengan kewenangan masing-masing. Adapun uraian pelaksanaan

pengawasan oleh Kepala KPHP pada setiap kegiatan pengelolaan

hutan oleh KPHP, pemanfaat hutan dan/atau pengolah hasil hutan

adalah sebagai berikut :

1. Tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan hutan.

Pengawasan oleh Kepala KPHP berupa :

Mengawal dan mengamati proses dan perkembangan

pelaksanaan tata hutan dan penyusunan rencana pengelolaan;

Mengawal dan menjaga profesionalisme pegawai KPHP dalam

melaksanakan tata hutan dan penyusunan rencana

pengelolaan hutan;

2. Pemanfaatan hutan.

Bentuk konkrit pengawasan oleh Kepala KPHP antara lain :

Mengawal dan mengamati pelaksanaan atas izin pemanfaatan

hutan;

Menjaga hubungan yang baik dengan para pemegang izin;

Mengawal pemenuhan kewajiban oleh para pemegang izin;

Mengawal masa berlaku izin pemanfaatan hutan

3. Penggunaan kawasan hutan.

Kepala KPHP melakukan pengawasan dalam bentuk :

Page 199: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 181RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Mengawal dan mengamati pelaksanaan atas izin pinjam pakai

kawasan hutan di wilayah KPHP;

Menjaga hubungan yang baik dengan para pemegang izin;

Mengawal pemenuhan kewajiban oleh para pemegang izin;

Memperhatikan masa berlaku izin pinjam pakai kawasan

hutan;

4. Rehabilitasi hutan dan reklamasi.

Bentuk konkrit pengawasan oleh Kepala KPHP antara lain :

mengawal dan mengamati pelaksanaan rehabilitasi dan reklamasi

hutan;

5. Perlindungan hutan dan konservasi alam.

Pengawasan oleh Kepala KPHP antara lain : mengawal dan

mengamati pelaksanaan perlindungan hutan dan konservasi alam.

Tahapan pembinaan yang perlu dilakukan di KPHP Unit IX Oba

dapat di uraikan sebagai berikut ;

1. Meningkatkan kemampuan sumber daya manusia pengelola KPHP

unit IX Oba dalam penyelenggaraan kegiatan pengelolaan baik

berupa pendidikan formal ke jenjang yang lebih tinggi maupun

pendidikan non formal berupa pendidikan dan pelatihan lainnya

yang dapat meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan

keahlian guna mendukung jalannya pengelolaan.

2. Membentuk kondisi yang dapat menguatkan kerangka semangat

kerjasama diantara pihak pengelola, SKPD, mitra dan masyarakat

dalam pelaksanaan pengelolan KPHP unit IX Oba.

3. Pengembangan sistem informasi yang baik agar dapat menyajikan

hal-hal baru yang bermanfaat bagi semua pihak di dalam

pengelolaan.

Page 200: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 182RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB VIIPEMANTAUAN, EVALUASI DAN PELAPORAN

A. Pengukuran Kinerja KPHP

Kegiatan pemantauan, evaluasi dan pelaporan pengelolaan atau

pelaksanaan kegiatan KPHP menjadi dasar dalam pengukuran kinerja

KPHP. Pengukuran kinerja KPHP dilaksanakan oleh pengelola KPHP

secara internal dan oleh tim penilai indenpenden secara eksternal.

Karena itu, dalam pengukuran kinerja KPHP diperlukan kriteria dan

indikator, mekanisme penilaian dan penjaminan mutu pengelolaan

KPHP.

B. Pemantauan

Pemantauan adalah kegiatan pengamatan secara terus menerus

terhadap pelaksanaan suatu tugas dan fungsi satuan organisasi.Kegiatan

pemantauan dilakukan oleh unsur internal KPHP unit IX Oba maupun

unsur eksternal (institusi) diluar KPHP unit IX Oba.Pemantauan

dilaksanakan dengan melakukan penilaian terhadap seluruh komponen

pengelolaan. Hasil yang diperoleh dari pemantauan akan dijadikan sebagai

bahan pertimbangan dalam evaluasi pengelolaan. Jangka waktu

pemantauan dapat dilakukan secara berkala

Mekanisme pemantauan dilakukan oleh struktural yang membawahi

wilayah KPHP unit IX Oba mulai dari Walikota, Sekretaris Daerah dan

Kepala Dinas Kehutanan. Pemantauan bisa dilakukan dengan

berkoordinasi dengan Satker lainnya misalnya BAPPPEDA terkait dengan

data dan pola ruang Hasil Pemantauan akan dilaporkan secara berjenjang

mulai dari bawah ke atas

C. Evaluasi

Evaluasi dilakukan dengan melihat ukuran kuantitatif dan kualitatif

yang menggambarkan tingkat pencapaian suatu kegiatan, yang

dikategorikan kedalam kelompok masukan (inputs), keluaran (outputs)

Page 201: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 183RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

,hasil (outcomes), dan manfaat (benefits). Hasil evaluasi menggambarkan

tingkat keberhasilan/kegagalam sebuah program dan atau kegiatan

Evaluasi keberhasilan program pengelolaan KPHP unit IX Oba dapat

diukur dari :

1. Tingkat perambahan terhadap kawasan KPHP unit IX Oba semakin

menurun.

2. Timbulnya kesadaran dan meningkatnya peran aktif masyarakat

terutama yang disekitar kawasan untuk menjaga dan melindungi

kawasan KPHP unit IX Oba dari gangguan keamanan kawasan serta

berkembangnya nilai-nilai kearifan lokal masyarakat dalam

mendukung pengelolaan kawasan.

3. Meningkatnya pendapatan masyarakat dari pemanfaatan hasil

hutan yang memiliki izin

4. Meningkatnya investasi dibidang kehutanan yang bisa diukur dari

realisasi investasi di KPHP unit XI Oba

5. Meningkatnya pengelolaan kawasan oleh seluruh stakeholder

terkait yang memiliki kepedulian terhadap kawasan KPHP unit IX

Oba yang dimulai dari Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, KPHP

unit IX Oba sebagai Unit Pelaksana Teknis pengelolaan dan pihak

mitra pendukung.

6. Tersedianya data dan informasi mengenai potensi kawasan

D. Pelaporan

Pelaporan merupakan bentuk pertanggungjawaban kegiatan mulai

dari perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, monitoring dan

evaluasi.Pada instansi pemerintah, pelaporan seluruh kegiatan yang

dilaksanakan disampaikan dalam Laporan Akuntabilitas Kinerja Instansi

Pemerintah (LAKIP).Pelaporan kinerja dimaksudkan untuk

mengkomunikasikan capaian kinerja dari suatu instansi pemerintah dalam

satu tahun anggaran, yang dikaitkan dengan pencapaian tujuan dan

sasarannya.Penyampaian laporan disampaikan kepada pihak yang

Page 202: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 184RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

memiliki hak atau yang berkewenangan meminta keterangan atau

pertanggungjawaban.

Pada kegiatan pelaporan, KPHP unit IX Oba melaporkan hasil akhir dari

seluruh kegiatan-kegiatan yang dilaksanakan oleh KPHP unit IX Oba sesuai

dengan fungsi dan tugasnya secara berkala.Acuan yang digunakan dalam

pelaporan adalah berdasarkan standar prosedur operasional yang

berlaku.Pelaporan disusun dengan mengacu kepada Prosedur Kerja KPHP

unit IX Oba.Tahapan dari penyampaian laporan dimulai dari penyiapan

format laporan, penyusunan bahan laporan dan resume telaahan bahan

laporan sampai ke pada tahap penyusunan Laporan Bulanan, Laporan

Triwulanan, Laporan Semesteran, dan Laporan Tahunan. Seluruh laporan

yang telah tersusun ditandatangani oleh Kepala KPH dan disampaikan

kepada Kepala Dinas

Page 203: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 185RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

BAB VIIIPENUTUP

Hutan dan kawasan hutan mempunyai peranan sebagai penyangga

dan penyeimbang lingkungan global, sehingga keterkaitannya dengan

dunia internasional menjadi sangat penting dengan tetap mengutamakan

kepentingan nasional. Dengan pengelolaan hutan yang optimal

memberikan kontribusi bagi kepentingan nasional dan dunia internasional

dalam mensejahterakan masyarakat.

Dalam rangka pengelolaan hutan untuk memperoleh manfaat yang

optimal dari hutan dan kawasan hutan bagi kesejahteraan masyarakat,

pada prinsipnya kawasan hutan KPHP Unit IX Oba harus dikelola dengan

tetap memperhatikan sifat, karakteristik dan keutamaannya, tanpa

mengubah fungsi pokoknya yaitu fungsi lindung dan produksi. Oleh

karena itu dalam pengelolaan hutan perlu dijaga keseimbangan kedua

fungsi tersebut.

Kondisi hutan di wilayah KPHP Unit IX Oba belakangan ini sangat

memprihatinkan yang ditandai dengan meningkatnya laju degradasi

hutan, kurang berkembangnya investasi dibidang kehutanan, rendahnya

kemajuan pembangunan hutan tanaman, kurang terkendalinya illegal

logging dan illegal trade, merosotnya perekonomian masyarakat di dalam

dan sekitar hutan, meningkatnya luas kawasan hutan yang tidak terkelola

secara baik sehingga perlu dilakukan upaya-upaya strategis dalam bentuk

deregulasi dan debirokratisasi.

Untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pengelolaan hutan di

KPHP Unit IX Oba dalam upaya menjaga kelestarian hutan, diperlukan tata

kelola yang baik sesuai perkembangan dan kemajuan bangsa. Suatu

langkah maju yang telah dicapai saat ini adalah pengelolaan hutan

berbasis pengelolaan tingkat tapak atau yang dikenal dengan kesatuan

pengelolaan pengelolaan hutan (KPH).

Page 204: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 186RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Dalam mewujudkan visi dan misi KPHP Unit IX Oba yang

mengoptimalkan fungsi pengelolaan pada setiap blok-blok pengelolaan

berdasarkan asas kelestarian hasil dan ekosistem hutan untuk

kesejahteraan masyarakat sekitar hutan untuk mencapai kemandirian dan

profesional dalam pengelolaan hutan maka pengelolaannya harus dapat

diterima semua pihak yang berkepentingan terkait kawasan ini dengan

komitmen yang tinggi. Untuk mewujudkan hal tersebut pengelolaan hutan

KPHP Unit IX Oba dalam menjalankan fungsi dan tugasnya menyusun

rencana pengelolaan hutan jangka panjang (10 tahun) kemudian perlu

segera ditindaklanjuti berupa penjabaran kedalam rencana jangka pendek

dan selanjutnya rencana tahunan dengan menyelenggarakan kegiatan

inventarisasi dan penataan kawasan dipercepat guna menghindari

terjadinya konflik internal dan eksternal.

Mengingat banyaknya stakholder yang diharapkan ikut

berpartisipasi dalam pelaksanaan pengelolaan hutan di wilayah KPHP Unit

IX Oba maka rencana pengelolaan jangka panjang KPHP ini perlu segera

diimplementasikan. Juga dengan banyaknya para pihak (dinas/instansi)

yang akan terlibat dalam pembangunan KPHP ini maka dalam

implementasinya perlu dilakukan kerjasama dalam wujud koordinasi dan

sinkronisasi program yang baik dalam pelaksanaannya.

Page 205: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 187RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

DAFTAR PUSTAKA

Menteri Dalam Negeri. 2010. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61

Tahun 2010 tentang Pedoman Organisasi dan Tata Kerja Kesatuan

Pengelolaan Hutan Lindung dan Kesatuan Pengelolaan Hutan Produksi di

Daerah, tanggal 23 Desember 2010. Jakarta. 9 hal.

Menteri Kehutanan. 2010. Surat Keputusan Menteri Kehutanan Nomor

73/Menhut-II/2010 tentang KPHP dan KPHL di Maluku Utara, tanggal 8

Februari 2010

Menteri Kehutanan. 2013. Peraturan Menteri KehutananNomor:

P.9/Menhut-II/2013 tentang Tata Cara Pelaksanaan, Kegiatan Pendukung

dan Pemberian Insentif Kegiatan Rehabilitasi Hutan dan Lahan, tanggal

28 Januari 2013. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2008. Peraturan Pemerintah Republik

Indonesia Nomor 1 Tahun 2008 tentang Investasi Pemerintah, tanggal 4

Februari 2008. Jakarta.

Presiden Republik Indonesia. 2014. Peraturan Presiden Republik

Indonesia Nomor 77 Tahun 2014 Tentang Rencana Tata Ruang Kepulauan

Maluku, tanggal 23 Juli 2014. Jakarta.

Rangkuti, F. (2006), Analisis SWOT : Teknik Membedah Kasus Bisnis,

Penerbit PT. Gramedia Pustaka Utama; Jakarta

Page 206: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 188RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

LAMPIRAN

Page 207: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 189RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 1. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) Berdasarkan Kelompok Jenis Meranti / Jenis Kayu Komersial I

No Nama LokalPohon

Kelas DiameterJumlahNama

Perdagangan Nama Latin 20 – 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 Damar Agathis philippinensis Warb 0 0.000 1 0.866 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.8662 Hatebesi Kiya Homalium faetidum Benth 5 2.013 2 0.971 1 1.728 1 2.304 0 0.000 9 7.0163 Hiru Resak Vatica papuana Dyer 34 14.974 25 27.326 16 27.896 8 18.670 1 1.423 84 90.2894 Kamayoa Dysoxylum sp. 2 0.627 1 0.899 0 0.000 1 1.576 0 0.000 4 3.1025 Kayu Besi Merbau Intsia biyuga, ok.kt Ze 6 2.283 9 8.321 1 2.642 5 14.062 6 39.609 27 66.9186 Kora Mersawa Anisoptera costata Kort 16 6.184 7 5.672 1 2.428 1 2.600 0 0.000 25 16.8857 Marsawa Anisoptera costata Korth 8 2.202 10 8.960 6 9.641 1 1.318 7 42.242 32 64.3638 Matoa Matoa Pometia pinnata forst 15 8.958 6 4.420 11 12.682 1 1.964 2 5.587 35 33.6129 Nanari Kenari Canarium hirsutum Wild 19 5.276 8 6.171 3 3.236 0 0.000 1 3.229 31 17.91210 Nati Canarium cummune Lamk 0 0.000 0 0.000 1 1.405 0 0.000 0 0.000 1 1.40511 Nyato Palaquium javense Burck 15 4.454 8 9.003 1 1.247 1 2.961 0 0.000 25 17.664

Jumlah : 236 84.7403 77 72.6093 41 62.90482 19 45.4552 17 92.0904 274 320.03

Page 208: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 190RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 2. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) Berdasarkan Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran / Komersial II

No Nama Lokal Pohon

Kelas DiameterJumlahNama

Perdagangan Nama Latin 20 - 29 30 – 39 40 - 49 50 - 59 60

N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Amo Hutan Artocarpus integrus Merr 3 1.015 1 0.627 0 0.000 0 0.000 0 0.000 4 1.6422 Bintangur Bintangur Calophyllum sp 3 0.526 4 2.550 1 0.940 2 4.887 0 0.000 10 8.9013 Binuang Binuang Octomeles sumtrana Miq 2 0.406 0 0.000 1 1.970 0 0.000 0 0.000 3 2.376

4 Bugis Koordensiodendronpinnatum Merr 1 0.478 1 0.446 0 0.000 0 0.000 3 13.568 5 14.492

5 Caplong Calophyllum sp 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 5.427 1 5.4276 Gofao Laban Vitex cofassus Reinw 3 0.971 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 3 0.9717 Gomen Sterculia 0 0.000 0 0.000 1 1.071 0 0.000 0 0.000 1 1.0718 Gopasa Gopasa Vitex globrata R.Br 0 0.000 0 0.000 1 0.985 0 0.000 0 0.000 1 0.9859 Haleke Saninten Castanopsis buruana Miq 9 2.763 4 1.510 2 1.800 0 0.000 0 0.000 15 6.073

10 Jati Hutan BinuangOctomeles SumatranaMiq 5 1.476 1 1.248 0 0.000 0 0.000 0 0.000 6 2.724

11 Kenanga Kenanga Cananga odorataHook.f.et.Th 3 1.269 1 0.982 2 3.777 0 0.000 0 0.000 6 6.028

12 Kuru ranggu Koordensiodendronpannatum Merr 2 0.668 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 8.968 3 9.635

13 Ngusu Hutan ketapang hutan Terminalia catappa L. 1 0.247 1 1.296 1 2.454 0 0.000 1 8.898 4 12.89514 Salawaku Jeuning Albizzia falcata Back 1 0.898 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 8.192 2 9.09015 samama Jabon Anthocepallus micropillus 1 0.466 1 0.679 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 1.14616 Sukun hutan Sukun Artocarpus communis 4 1.943 2 1.698 0 0.000 2 4.018 3 9.961 11 17.620

17 Tofiri Koordensiodendronpinnatum Merr 1 0.435 0 0.000 0 0.000 1 1.676 1 7.570 3 9.681

Jumlah : 236 84.7403 16 11.0357 9 12.99628 5 10.58 11 62.584 80 110.755

Page 209: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 191RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 3. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) Berdasarkan Kelompok Jenis Kayu Eboni / Kelompok Kayu Indah I

No Nama LokalPohon

Kelas DiameterJumlah

Nama Perdagangan Nama Latin 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 161 Kayu Hitam Tobala Diospyros ebenum Koen 4 0.787 9 5.772 1 1.148 1 3.143 0 0.000 15 10.8502 Malambua Malam k Diospyros ulo Merr 17 5.206 4 3.491 0 0.000 0 0.000 0 0.000 21 8.6973 Mologotu Eboni Diospyros ebenum Koen 7 1.637 2 2.368 2 3.367 0 0.000 0 0.000 11 7.372

Jumlah : 236 84.7403 15 11.6313 3 4.514924 1 3.14322 0 0 47 26.9194

Page 210: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 192RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 4. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) Berdasarkan Kelompok Jenis Kayu Indah / Kelompok Kayu Indah II

No Nama Lokal Pohon

Kelas DiameterJumlahNama

Perdagangan Nama Latin 20 - 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Bua rao Dracontomelon dao Merr 1 0.502 0 0.000 0 0.000 00.000 0 0.000 1 0.502

2 Dao Dao Dracontomelon Dao Mer 0 0.000 1 1.255 2 2.065 00.000 3 24.752 6 28.073

3 Karikis Nyato Manilkara merilliana H.J.L 1 0.229 0 0.000 0 0.000 00.000 0 0.000 1 0.229

4 Marfala Langerstroemia sp 0 0.000 1 0.942 0 0.000 00.000 0 0.000 1 0.942

5 Ngame Dao putih Dracontomelon Dao Mer 0 0.000 0 0.000 0 0.000 00.000 1 13.001 1 13.001

Jumlah : 236 84.7403 2 2.19732 22.065136 0 0 4 37.7536 10

42.7466

Page 211: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 193RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 5. Volume Pohon (mᵌ) Per Kelas Diameter (cm) Berdasarkan Kelompok Jenis Kayu Rimba Campuran

No Nama Lokal Pohon

Kelas DiameterJumlah

Nama Perdagangan Nama Latin 20 – 29 30 - 39 40 - 49 50 - 59 60

N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL N VOL1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

1 Aiwole 0 0.000 0 0.000 1 1.591 0 0.000 0 0.000 1 1.591

2 Badenga Kjellbergeodendron celebicus 4 1.000 3 1.835 3 1.581 2 4.461 0 0.000 12 8.877

3 Baktong 0 0.000 1 0.771 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.771

4 Bohe Anisoptera costata Korth 0 0.000 1 2.095 1 2.472 0 0.000 0 0.000 2 4.568

5 Bukusori 2 0.711 2 0.663 2 3.533 0 0.000 0 0.000 6 4.907

6 Bumira 1 0.241 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.241

7 Buru Maba buxifolia Pers 1 0.384 1 1.073 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 1.457

8 Cempaka Lipiniopsis ternatensis Val 2 0.849 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 2 0.849

9 Coro Ficus Variegata 2 0.765 3 2.157 1 3.304 0 0.000 0 0.000 6 6.226

10 Gomu hutan Neonauclea Spp 2 0.395 1 0.844 1 2.816 0 0.000 0 0.000 4 4.055

11 Gonda 0 0.000 0 0.000 1 0.488 0 0.000 0 0.000 1 0.488

12 Gosale Eugenia (2) 5 1.444 3 2.269 1 2.225 0 0.000 2 5.972 11 11.910

13 Hoka 2 0.478 1 1.075 1 2.415 0 0.000 0 0.000 4 3.851

14 Kayu cina Casuarina sumatrana Yungh 0 0.000 0 0.000 3 3.456 0 0.000 0 0.000 3 3.456

15 Kayu KambingGaruga floribunda Dacne

0 0.000 1 0.588 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.588

16 KolotKambing 0 0.000 3 2.280 0 0.000 0 0.000 0 0.000 3 2.280

Page 212: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 194RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

17 Kome Nauclea mitragyna Merr 4 2.455 6 5.840 0 0.000 0 0.000 0 0.000 10 8.294

18 Kuning kayu Murraya paniculata 0 0.000 1 0.736 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.736

19 Kusu 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 2.962 0 0.000 1 2.962

20 Lida soa-soa 1 0.340 2 1.825 0 0.000 1 0.931 1 3.677 5 6.773

21 Malwoi 0 0.000 1 0.928 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.928

22 Manggis Hutan Garciana Sp 2 0.752 1 0.470 0 0.000 0 0.000 0 0.000 3 1.222

23 Moriolo 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 2.726 1 5.216 2 7.942

24 Morohoka 1 0.116 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.116

25 Moyowa 1 0.380 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.380

26 Name-name Nani Cynometra {2} 3 0.555 2 1.465 1 0.874 0 0.000 0 0.000 6 2.894

27 Nyiru 0 0.000 0 0.000 1 1.795 0 0.000 0 0.000 1 1.795

28 Pala Hutan Mendarahan Myristica fatua Houtt 0 0.000 1 0.320 0 0.000 0 0.000 1 1.626 2 1.946

29 Panambua 1 0.485 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.485

30 Popaya hutan Nangka hutan Scaphyum (7) 0 0.000 1 0.303 1 0.546 0 0.000 0 0.000 2 0.849

31 Pugut-pugut 0 0.000 0 0.000 1 0.062 0 0.000 0 0.000 1 0.062

32 Puwe 0 0.000 1 0.270 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.270

33 Raja kayu Kempas Koompasia malaccensin Maing 3 1.028 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 3 1.028

34 Samar merah 0 0.000 1 0.365 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.365

35 Situlo 0 0.000 1 0.404 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.404

36 Smole 0 0.000 0 0.000 1 1.101 0 0.000 0 0.000 1 1.101

Page 213: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 195RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lanjutan Lampiran 5.1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16

37 Suling Dripetes sp 9 2.852 6 4.564 0 0.000 0 0.000 0 0.000 15 7.416

38 Teo-Teo 1 0.348 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.348

39 Tinga 0 0.000 1 0.779 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.779

40 Tome-tome Kawayang Pygeum (4). 1 0.390 0 0.000 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.390

41 Tonga-tonga Grewia eriocarpus Juss 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 1.730 0 0.000 1 1.730

42 Wei Parartrophis philippinensis 0 0.000 1 0.405 0 0.000 0 0.000 0 0.000 1 0.405

43 Yofe 0 0.000 0 0.000 1 1.249 0 0.000 0 0.000 1 1.249

Jumlah : 236 84.7403 46 34.3237 21 29.508 6 12.8107 5 16.4913 126 108.984

Page 214: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 196RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

Lampiran 6 . Luas Kawasan, Fungsi, Blok Peruntukan dan Luas Petak KPHPUnit IX Oba KPH Tidore Kepulauan

Fungsi Kawasan Hutan Lindung (HL)

Nama Kawasan Hutan Blok PeruntukanNomor Luas Petak

Petak (Ha)

1 2 3 4

HL. Akengabengan-Asimoko - 1. Blok Inti HL1 22,82

Tg. Wayamli-Akeoba HL2 7,66

(637.93 ha) HL3 64,61HL4 20,60HL5 9,58HL6 3,54HL7 52,71HL9 245,30HL10 25,95

Sub Total 1 : 452.782. Blok Khusus

HL8 185.16Pendidikan & Penelitian

Sub Total 2 : 185.16Total 1 : 637.93Fungsi Kawasan Hutan Produksi Terbatas (HPT)HPT. Ake Oba-Tg. Wayamli - 1. Blok Pemanfaatan HHK-HA HPT156 86,37

Tolawi - Ake Kobe (IUPHHK-RE) HPT157 112,45

(18.572.98 ha) HPT160 80,26

HPT161 91,40

HPT163 98,02

HPT164 107,40

HPT166 76,62

HPT167 81,22

HPT169 86,95

Sub Total 1 : 820.682. Blok Pemanfaatan Kawasan HPT1 96,19Jasa Lingkungan, dan HHBK HPT2 79,77

HPT3 93,38HPT4 81,02HPT5 81,78HPT6 86,54HPT7 76,20HPT8 76,88HPT9 76,59HPT10 99,51HPT11 122,22HPT12 111,00

Page 215: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 197RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

HPT13 80,61HPT14 78,97HPT15 81,37HPT16 89,33HPT17 112,73HPT18 94,78HPT19 88,03HPT20 76,20HPT21 80,26HPT22 87,71HPT23 100,91HPT24 100,23HPT25 114,26

HPT26HPT27

120,43102,71

HPT28 110,40HPT29 113,76HPT30 121,90HPT31 108,13HPT32 123,94HPT33 123,89HPT34 89,20HPT35 111,43HPT36 83,78HPT37 81,06HPT38 89,35HPT39 90,46HPT40 75,14HPT41 90,59HPT43 88,61HPT44 75,22HPT45 107,98HPT46 101,09HPT48 99,74HPT49 114,09HPT50 123,15HPT51 100,77HPT52 123,29HPT53 110,46HPT54 80,52HPT55 115,28HPT56 89,09HPT57 87,44HPT58 102,81

Page 216: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 198RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

HPT59 117,78HPT60 93,32HPT61 89,88HPT62 82,84HPT63 85,74HPT64 83,74HPT65 98,37HPT66 75,94HPT67 89,32HPT68 75,91

HPT69HPT70

112,6380,88

HPT71 86,42HPT72 87,61HPT73 95,34HPT74 76,27HPT75 123,17HPT76 103,08HPT77 117,30HPT78 111,14HPT79 110,37HPT80 75,58HPT81 97,79HPT82 121,68HPT83 114,14HPT84 80,60HPT85 107,02HPT86 82,55HPT87 122,06HPT88 114,51HPT89 91,76HPT90 81,54HPT91 119,48HPT92 80,65HPT93 118,36HPT94 124,26HPT95 111,26HPT96 118,99HPT97 87,80HPT98 124,33HPT99 99,18HPT100 122,82HPT101 101,10HPT102 124,38

Page 217: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 199RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

HPT103 105,84HPT104 84,24HPT105 116,13HPT106 124,46HPT107 122,68HPT108 117,54HPT109 102,95

HPT110HPT111

118,28113,77

HPT112 120,66HPT113 114,44HPT114 112,75HPT115 92,87HPT116 120,56HPT118 103,80HPT120 119,62HPT121 84,40HPT122 111,30HPT123 113,49HPT127 85,91HPT128 118,74HPT129 123,25HPT130 80,87HPT131 91,55HPT135 82,61HPT136 87,13HPT137 95,53HPT138 77,67HPT139 81,71HPT140 123,78HPT141 85,34HPT142 89,00HPT143 76,51HPT144 121,91HPT145 113,77HPT146 104,46HPT147 77,21HPT148 123,78HPT149 120,34HPT150 78,32HPT151 85,18HPT152 84,55HPT153 76,99HPT173 116,15

Page 218: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 200RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara

HPT174 104,20HPT176 118,48HPT177 100,65HPT179 85,67

HPT181HPT183

96,3681,44

HPT184 80,55HPT185 79,58HPT186 91,44HPT187 80,29HPT188 93,91HPT189 91,87

Sub Total 2 : 15.447.523. Blok PemberdayaanMasyarakat HPT42 94,66

HPT47 88,10

HPT117 87,04

HPT119 98,98

HPT124 91,48

HPT125 83,60

HPT126 79,78

HPT132 106,56

HPT133 107,32

HPT134 77,05

HPT154 102,52

HPT155 99,59

HPT158 98,09

HPT159 77,45

HPT162 86,20

HPT165 91,30

HPT168 121,20

HPT170 105,25

HPT171 77,87

HPT172 94,67

Sub Total 3 : 1.868.694. Blok Perlindungan HPT178 111,71

HPT180 107,41HPT182 115,15

Sub Total 4 : 334.27

5. Blok KhususHPT175 101.81

Pendidikan & PenelitianSub Total 5 : 101.81Total 2 (Sub Total 1 + Sub Total 2 + Sub Total 3 + Sub Total 4 + Sub Total5) 18.572.98Grand Total (Total 1 + Total 2) : 19.210.92

Page 219: RENCANA PENGELOLAAN HUTAN JANGKA PANJANG ( …

| 201RPHJP KPHP Unit IX Oba KPH Tidore Kepulauan – Provinsi Maluku Utara