12

Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

  • Upload
    lynhan

  • View
    240

  • Download
    2

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa
Page 2: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

-l

DIMENSI AKSIOLOGIS DALAM OLAHRAGA:RELEVANSINYA DALAM PEMBENTUKAN KARAKTER BANGSA*)

Sumaryantor), Joko Siswanto2), dan Achmad Dardiris)1)FIK universitas Negeri yogyakarta (e-mail: [email protected];

HP:08164266189)

Abstract Axiological Dimensions in sports: Their Relevance to NationalCharacter Building. Sports are viewed as effective instruments to inculcate positivevalues for humanity development. Psvchologically, human characters result froman integration of four aspectg i.e. logical, spiritual, physical, and creative aspects. Inthe physical aspecf sports play an important role. They deal with the process ofperceptiory preparednesg imitatiory manipulatiory and creation of new activitiesalong with sportsmanship. Sports activities contain values essential for life andhumanity, such as respect, awareness, honesty, sportsmanship, discipline,responsibility, fairness, and civilization. Such values illustrate functions of sports insociety.

Keywords: axiolo gy, sport s, charac ter btLildin g

PENDAHULUANPada era globalisasi ini, bangsa in-

donesia menghadapi tantangan cukupberat, terutama dalam. menghadapi erapersaingan di segala bidang yang ketat.Indonesia, dulu dikenal sebagai bangsayang santury tolerary dan bersahabat.Kini, sebagian masyarakat Indonesiaseolah berubah menjadi bangsa yangsuka marah, suka melakukan kekeras-ary dan tidak taat pada norma keilmu-an. Berbagai peristiwa kehidupan telahmemberikan bukti kepada kita tentanghal tersebuf baik dalam skala mikro se-perti kekerasan dalam keluarga mau-ptur bersifat makro seperti penyeranganterhadap aliran keagamaan, tawtrran

antarpelajar, kekerasan mahasiswa, dankerusuhan suporter sebakbola.

Untuk menghadapi tantangan ter-sebut, bangsa Indonesia perlu memper_siapkan masyarakat yang beretos kerjatinggi dan menjunjung tinggi nilai_nilaikemuliaan. Dalam hal ini, perlu ada pe_mahaman mengenai dimensi aksiologisolahraga. Aksiologis disebut sebagaiteori nilai karena merupakan cabangfilsafat yang berr-rsaha untuk menjawabpertanyaan: apa yang terkait dengannilai? Ogunj i (2009 :39) mengungkapkanbahwa nilai merujuk terutama kepadahal yang kita hargai, inginkan atau kitabutuhkan. Nilai pada umumnya ter_pasang pada dua dasar utama, yaitukarena keuntungan materi, berdasarkan

*) Artikel ini dirangkum dari Disertasi di s3 Fakurtas Filsafat uGM2) Joko Siswanto, Faku.ltas Filsafat UGM3) Achmad Dardiri, Fakultas Ilmu pendidikan UNy

28

Page 3: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

n:,:, -::tinsik. atau kegunaan dari hal

::::,-:ut. Sejaian dengan pemikiranJ:unji, Brennen (1999:7) menyatakan:ahrr-a aksiologi berkaitan dengan per-:-invaan yang terkait dengan sifat per-:i:nbangan nilai yang merupakan etika

:an estetika dalam karakter. Dimensi

aksioiogis olahraga sesuai dengan dasar

rlosofinya berdayaguna dan multigunauntuk menumbuh kembangkan karakerr-ang mulia. Oleh karena itu, olahraga

merupakan wahana yang efektif dan

strategis dalam menciptakan masyara-

kat yang berkepribadian luhur dan ma-

dani.Partisipasi yang tinggi dalam olah-

raga dikarenakan olahraga dapat mem-berikan peningkatan kesempatan yangideal untuk menyalurkan tenaga yang

baik dalam lingkungan persaudaraan

dan persahabatan untuk persatuan yang

sehat dan suasana yang akrab, gembira,

menuju kehidupan serasi, selaras, dan

seimbang untuk mencapai kebahagiaan

hidup yang sejati (Kosasih, 1983:1). Filo-

sosfi "ilmu padi" dalam dunia olahragaperlu sekali, yaitu semakin tinggi ilmuvang dimiliki oleh pelaku olahraga,

akan semakin merunduk. Hal ini bisa

dilihat dengan semboyan yang selalu

mengembangkan rasa mulad sariro hang-

roso zoani, ing ngnrso stLng tulodho, ing

madyo mangun karso dnn tut wuri handcr-

yani, yang berarti bahwa olahragawanselalu berani berintropeksi atas dirinya,dan selalu memberi suri tauladan saat

memimpin, selalu memberi semangat

saat berada di tengah, dan memberikandorongan.

Dunia olahraga selaltt sarat denganmakna filosofis. Dalam filsafat ilmu,tidak dapat dipungkiri bahwa berfil-

29

safat merupakan manifestasi kegiatan

intelektual yang telah meletakkan da-

sar-dasar paradigmatik bagi tradisi da-

lam kehidupan masyarakat ilmiah (Wi-

bisono,2001:3). Snyder & Spalitzer (1983:

45) menyatakan bahwa adanya nilai-nilaipositif dalam olahraga karena olah-

ragamerupakan mikrokosmos yang me-

nentukan pokok-pokok dan mencer-

minkan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai yang

terungkap dalam olahraga menggam-

barkan fungsi aksiologis olahraga da-

lam masyarakat. Nilai-nilai sosial itupada akhirnya akan kembali dan yangmenikmati adalah masyarakat pelaku-nya sendiri.

Dalam perspektif pendidikan, saat

ini Kemendiknas sedang menggiatkanpentingnya pendidikan karakter bagisiswa dan mahasiswa. Sesuai dengan

dasar filosofinya, olahraga berdaya gu-

na dan bermultiguna untuk menum-buhkembangkan karaker yang mulia.Olahraga juga memengaruhi pembina-an dan pembentukkan kepribadiary ter-

masuk perubahan perilaku karena olah-

raga selalu melibatkan dimensi sosial,

di samping kriteria yang bersifat fisikalyang menekankan keterampilary ke-

tangkasary dan unjuk "kebolehan".

HAKIKAT OLAHRAGA DAN KA-RAKTER

Ditinjau dari bahasa jawa Kuno,olahraga tersusun dari dua kat4 yaituulah dan raga; ulah berarti perbuatan,Iaktt, atau kegiatan, sedang raga berarttanyaman, rangka, atau wndcth (Juy'nboli,

1923). Sampai sekarang, olahraga mem-

pr-rnyai pengertian sebagai nama benda.Kemudian, kata olahraga sebagai alihbahasa istilah sport. Berkaitan dengan

Dimensi Aksiologis dalam Olahraga

Page 4: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

30

istilah sporf Rijsdtrrp (1971:44) mengata-kan bahwa splrt mempunyai watak per-mainan, namun ;port tidak sama de-ngan permainan. Permainan mempu-nyai makna yanp; lebih luas daripadasport. Sport dapat dipandang sebagaibentuk permainar yang mempunyai je-nis tersendiri.

Olahraga merrrpakan kebutuhan hi-dup manusia sebab apabila seseorangmelakukan olahraga dengan teratur, halitu akan membawa pengaruh yang baikterhadap perkemb,angan jasmani. Selainberguna bagi pe,itumbuhan dan per-kembangan jasmani manusia, olahragajuga memberi pengaruh kepada per,kembangan rohani. Pengaruh tersebutdapat memberikan efesiensi kerja ter-hadap alat-alat tubuh sehingga peredar-an darah, pernafasan, dan pencernaanmenjadi teratur.

Olahraga adalah bagian utama darikehidupan masyarakat dan budaya. Pe-serta olahraga berasal dari berbagaiusia, dari yang rr,uda hingga ke yangtua, dan dari tingkat permainan yanghanya untuk berst-.nang-senang dan re-kreasi hingga tingkat profesional. Pu-sat-pusat sekola[ kiub, bisnis, dan pu-sat-pusat masyarakat menawarkan ke-sempatan olahrag.r dan rekreasi untukberbagai kelompotr< usia. Ini merupakansuatu perkecualiar, jika anak-anak tidakberpartisipasi dalam rekreasi atau olah-raga yang terorganisir. Di kampus per-guruan tinggi dar universitas di selu-ruh negeri para siswa berpartisipasi da-lam olahraga di derlam gedung-gedung,klub, dan olahraga tingkat antarper-guruan tinggi (Doty, 2006:7).

Dilihat dari pe rspektif eksternal, ba-nyak makna sosial dan budaya dari

aktivitas berolahraga. Dalam lautan ma-syarakat yang penuh badai, olahrag;bukanlah sebuah pulau atau mainai-yang arahnya ditentukan sepenuhnlaoleh gelombang. Olahraga ditandai olel-.

suatu otonomi tertentu atau terkait de-ngan jaringan nilai-nilai, norma, dan ke-pentingan institusional yang lebih lua:olahraga ditandai oleh apa yang dapa:disebut "karakter ganda". Dengan ka-rakter ganda olahraga dipandang se-

bagai apa yang disebut perpaduan yangbaik. Menurut Plato, konsep ini meng-acu pada barang yang dinilai baik un-tuk kepentingan dan untuk konsekuen-si masyarakat. Istilah karakter gandapada olahraga dipakai untuk mema-hami olahraga secara keseluruhan dimana fitur internal dan konsekuensilangsung yang dihasilkan ini dimasuk-kan (McNamee & Parry: 1998:38).

Karakter adalah nilai-nlai yangkhas-baik (tahu nilai kebaikan, mar_r

berbuat baik, nyata berkehidupan baik,dan berdampak baik terhadap ling-kungan) yang terpateri dalam diri danterej atuantahkcm dalam perilaku. Karak-ter secara koheren memancar dari hasilolahpikir, olahhati, olahraga, serta olah-rasa dan karsa seseorang atau sekelom-pok orang. Karakter merupakan cirikhas seseorang atau sekelompok orangyang mengandung nilai, kemampuan,kapasitas moral, dan ketegaran dalammenghadapi kesulitan dan tantangan(Kebijakan Nasional, 2070:7)

Karakter atau watak merupakanperpaduan dari segala tabiat manusiayang bersifat tetap sehingga menjadi"tanda" yang khusus untuk membeda-kan orang yang satu dengan lain. Ka-rakter dalam bahasa Yunani berasal

Cakrazoala Pendidikqn, Mei 2011, Th. XX{ Edisi Khusus Dies Natalis UNy

Page 5: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

-.::., \'ang artmya meng-" , :-:: tetap dan tidak terha-

r ,--:k:er mengartikan watak.'::- :sikologis dan etis. Berwatak-..,-<an sikap memiliki pendirian

.::1., baik, terpuji, dan dapat di-,' Berrr.atakberarti memiliki prin-:-:-. arti moral.

:.,..r-i dunia olahraga, banyak pe-...r g sukses telah dipersonifikasi-

-. mengajarkan kebajikan karak-,:.rr olahraga. Pelatih bola basket:.r:is di UCLA, John Wooden.:.has pentingnya karakter dan ka-.:a \ang dilakukan bagi seorang

,:'-l Jengan menyatakan bahwa ke-- i::':'-ien mr-rngkin membawamu ke. ,--:.:",. t:tapi karakter dibutuhkan agar-i ,-.r puncak sana. Dia juga berkata,

- =:.'-. p edulilah dengan karaktermur . : I -..:-ld reputasimu karena reputasi", . =:-. ara vang orang mungkin ber-" , : tentangmu, sedangkan karakter. -i ;--:r, sirpa kamu sebenarnya". Karak_': r jiSe ordrlg tercermin dalam bagai_-' ., - i tli;L bereaksi terhadap situasi-si_- ::- \ allg sulit. Dean Smith, John- , i-rDSon, dan Joe Paterno adalah para

:. :.-;h sukses lainnya di tingkat per_.-,:-lan tinggi yang selalu menekankan:.:-.'rang',rnan karakter dalam pro_. :: r1-pro;lram mereka (Doty, 2006:3).

\{anusia dibangun oleh domain_: :- arn, r-aitu kognitif, motorik, afektif,---.: emosional. Dalam menampilkan,-.::.r perilaku atau tindakan, domain-:.ebut saling berinteraksi dan saling:.::engaruh antara satu dan yang lain.-.::i manusia tumbuh dan berkembangi:-ird lvarar, beberapa domain tersebutj:.ls me,ndapatkan rangsangan dan

:=:lakuan yang seimbang. Oleh karena

31

itu, manusia dalam menampilkan ge-rak, khususnya dalam berolahraga, ha-rus dipandang sebagai suatu totalitassistem, yaitu manusia sebagai sistembio-psiko-sosio-kultural (Mutohir, 2002:1).

Simanjuntak (1980:15) mengatakanbahwa olahraga dapat membantu pro-ses pembentukan karakteristik masya_rakat. Lebih lanjut, ia mengutip pen-dapat Hovard Nixon bahwa menuruthasil studi yang dilakukan di Amerika,90o/" masyarakat Amerika setuju bahwaolahraga membina karakteristik masya-rakat menjadi lebih baik dan mening-katkan kualitas hidup manusia.

Olahraga membangun karakter dandi pihak lain karakter dapat diajarkandan dipelajari dalam setting olahraga.Sebuah pengalaman olahraga dapatmembangun karakter, tetapi hal itu ha_nya berlangsung jika lingkungaruryaterstruktur dan tujuan dinyatakan dandirencanakan secara jelas untuk me_ngembangkan karakter. Lingkungan se_

macam ini harus mencakup semua in_dividu (pelatih, pemerintah, orang tua,peserta, dan lain-lain) yang berkepen_tingan dalam settittg olahraga tersebut.

Coakley (2001) telah merekomen_dasikan setting olahraga di mana parapeserta diberi imbalan lebih untuk ba_gaimana mereka bermain, berlaku spor_til, dan bukan hanya untuk menang dankalah. Karakter positif (seperti tang_gung jar.t'ab pribadi dan sosial) dapatdan harus diajarkan dan dipelajari da_lam setting olahraga. program olahragadi semua tingkat dapat secara khususdirancang untuk mengembangkan gavahidup dengan karakter yang aktif danpositif. Tujuan dalam setting ini adalah

H

Dimensi Aksiologis dalam Olahraga

Page 6: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

32

bahrva perilaku yang tepat, bertang-gung jawab, dan nilai-nilai yang dikem-bangkan dalam olahraga dan kelas pen-

didikan jasmani juga akan digunakan diluar sekolah, di rumah, dan di masya-

rakat (Doty, 2006:6).

NILAI-NILAI ESENSIAL OLAHRAGANilai-nilai yang terkandung dalam

aktivitas olahraga telah menjadi keya-

kinan umum bahwa aktivitas olahraga

sarat dengan nilai-nilai pendidikary se-

perti kejujuran, sportivitas, disipliry dan

tanggung jawab. Bahkan, ada ungkapanyang sudah menjadi keyakinan sejarah

dari waktu ke lvaktu: Sport btLild cha-

rqcter. United Nations melalui Task forceon Sport for Deaelopment tmd Peoce rne-

nyatakan bahwa olahraga merupakaninstrumen yang efektif untuk mendidikkaum muda, terutama dalam hal nilai-nilai. United Nations melalui Inter'Agency Task Force on Sport Deuelopment

rntd Pectce (Uniied I'latiorts, 2003, viaMaksum, 2008:1150) mengidentifikasisejumlah nilai yang ada dan dapat di-pelajari melalui aktivitas olahraga se-

bagai berikut.

Cooperntiort

CommtLnicatiort

Respect for the rules

Problem-soluing

Understanding

Co nne ction utith others

Leadership

Respect for others

Value of ffirtHout to zttirt

Hotu to lose

Hoztt to manage competition

Fair plny

Sharing

Self-esteem

Trtrst

Honesty

Self-respect

Tolernnce

Resilience

Teamwork

Discipline

Confidence

Aktivitas olahraga mengandung ni-lai-nilai yang sangat esensial bagi ke-

hidupan dan kemanusiaan. Ketika ber-main sepakbola, misalnya, selain me-reka belajar keterampilan seperti me-nendang dan menggiring bola, merekajuga belajar bekerjasama, kepercayaan,dan respek kepada orang lain. Sulit ra-sanya menciptakan goal ke gawang la-

wan tanpa adanya kerjasama yang op-timal di antara pemain. Seorang pemaintidak akan memberikan bola kepada

teman sesama tim andai saja ia tidakpercaya kepada yang bersangkutan.Demikian juga melalui sepakbola dapatbelajar menghormati dan menghargai

lawan, misalnya ketika lawan meng-alami cedera atau bahkan memenang-kan suatu pertandingan. Nilai-nilai ter-

sebut begitu menonjol dalam olahraga,sayangnya dalam tataran praktis masihjauh dari apa yang diharapkan. Tidakbanyak insan olahraga yang mau dan

mampLr menerapkan hal itu. MenurutMaksum (2008:1151), kepentingan se-

saat seperti kemenangan dan gengsi

tidak jarang dinilai lebih tinggi diban-ding penghormatan terhadap nilai-nilaikem anusiaan (cel eb r atio n of hum anity).

Olahraga tidak hanya merupakankebutuhan manusia, tetapi juga me-

rupakan kebutuhan media untuk men-capai tujuan. Manusia bergerak bukanhanya disebabkan oleh adanya dorong-an dari faktor biologis, melainkan juga

oleh faktor kejiwaan. Hal itu berarti ke-

tika seseorang melakukan aktivitas ge-

rak dalam berolahraga, ia mengalar.rperistiwa fisik dan psikis.

Manusia agar mempunyai karakte:yang baik dan mulia harus didasa:"oleh eksistensi ilmu pengetahuan. D.-

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. XX& Edisi Khusus Dies Natalis UNY

Page 7: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

tl

-.-:r .l^Li satu tercerai''-:.: lainnva. IImu

. :-.-.rai tercerai dari

-.-.:- iimu, dan sete-

:: -i::.\-a Sumber keti-- r'-i-,.-la modern dewasa

-:ar. \-ang tidak utuh:: anusia vang tidak---. \c\rnad. G99A'34\,

-: r.ih memungXrn\an'.:"-. , asan mengenai

.j-:-].l*etahuan.'. - :rrenbanglln ma-

- -r.- kemandirian serta

- -:=:.letahuan dan tek-

: ,.: betorientasi Pada:: n'.el1l1sia yang cerdas,

, - :- ,','aiii. Olah rasa bertujuanr :---. :rltfillSia yang apresiatif,

: : r.:1 o1 alTIpU mengekspresikan

' . ." --:na tidak akan ada rasa s1''u-

- ,': -:-.a1a seseorang tidak memiliki' -::.::- :erhadap keindahan dan ke-

.. -,:r'. Clahraga merupakan salah

:::a Llntuk mencaPai tujuan Pen-i .-;ri .lalam proses Pembangunan

- : - --: : sehingga bisa menjadikan diri-. :-ragai PenoPang bagi berfungsi-

' ,, :-.:,i, otak dan rasa.

i cinasYarakatan dan Pemassalanj,--:a:la bertujuan untuk mendorong

, i . nrenggerakkan masyarakat agar

.' :-.,.-ar-akatlebih memahami dan meng-' ., , ati langsung hakikat dan manfaat

, :hraga sebagai kebutuhan hidup, khr-r-

:.-:snva olahraga yang bersifat 5 M (mu-

--..rh, mutah,menarik, manfaat, dan mas-

.al1, St-'hubungan dengan itu, perlu di-:erikarr kesempatan selttas-luasnya ke-

rada anggota masyarakat untuk mela-

xukan kegiatan olahraga yang didu-

1-JJ

kung oleh proses pemahaman/ penya-

daran, penghayatan terhadap arti, fung-

si, manfaat, terlebih lagi pada nilai-nilaiolahraga guna mengembangkan akhlaq

mulia.Aktivitas olahraga merupakan iabo-

ratorium bagi pengalaman manusia ka-

rena olahraga menyediakan kesempat-

an rrntuk nernpetliktatkan pengem-'b an gan \ar a\\er. \Nenurrr\\u\rs V\\)'.4), pengajaran etika dalam aktivitas

olahraga biasanya dilakukan dengan

contoh atau perilaku. Pantas rasanya

jika kita setuju untuk mengemukakanbahwa aktivitas olahraga merupakan

dasar atau alat pendidikan dalam mem-

bentuk manusia seutuhnya, dalam pe-

ngembangankemampuan kognitif, afek-

tif dan psikomotor yang behauior dalam

membentuk kemamPuan manusia Yangberwatak dan bermoral.

Area keolahragaan mengajarkan se-

kaligus mencontohkan bagaimana ma-

nusia seharusnya berkompetisi dengan

baik untuk mendapatkan hasii Yangmaksimal. Cara seperti ini dianggap/nirdan membawa kebaikan bagi semua

orang karena hal tersebut akan menye-

leksi bahwa yang kuat dan yang mam-

pu berusaha optimal akan mendapat-

kan keberhasilan (dalam kompetisi dise-

but juara). Kuntoro (7999:71) mengata-

kan bahwa fnstabiryLl khoirnt adalah etos

yangmendorong perubahan yang mem-

bawa rahmat bagi semua orang. Sema-

ngat kejiwaan untuk melakukan aPa

yang baik (amnr mn'ruf) untuk sesama

umat manusia menjadi sumber akan

terciptanya kemauan yang sehat untukmengejar kemajuan demi kepentingankesejahteraanbersama. Menurut Soejadi

(2008:118), keadaan sosial (masyarakat)

Dimensi Aksiologis dalam Olahraga

Page 8: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

34

menunjukl.,an adanya interaksi dan in-tegrasi (dalam kelompok atau komturi-tas) mereka (dan kita) saling berhu-bungary dan bergaul satu sama lain.

Dalam situasi berlangsungnya ke-giatan olahraga sangat erat berhubung-an dengan masalah-masalah sosial ma-nusia. Keberartian olahraga itu sendirimuncul dalam peristiwa hubungan an-tarorang yang dilandasi oleh tradisi,norma dan sistem nilai yang terdapat dilingkungan masyarakat sekitar. Oleh se-

bab itu, olahraga telah menjelma men-jadi sebuah pranata sosial yang sejaklama di dalamnya berkembang tradisi,norma dan nilai, termasuk ritus-ritusdan bahkan mitos (Lutan,7997:1).

Olahraga memberikan kesempatanuntuk mengembangkan nilai sosial. Halini dibuktikan dengan terbentuknya or-ganisasi sosial di bidang olahraga yangtidak menghiraukan hirarki berdasar-kan kekayaan atau sukses sosial yangdisinari oleh keakraban dan persauda-raan yang berarti memberikan dimensibaru kepada hubungan antarmanusiayang merupakan dasar utama terben-tuknya kontak lokal, nasional, dan in-ternasional. Olahraga dapat diikuti olehsiapa pun tanpa melihat latar belakangkebudayaan sosial atau ideologi. Kare-na olahraga banyak memberikan manJa-atdalam segi kesosialan, Sardjono (1986:27) menyimpulkan bahwa olahragamempunyai peranan yang penting da-lam mengembangkan nilai-nilai ke-sosialan. Adanya nilai-nilai sosial yangpositif dalam olahraga karena dalamolahraga merupakan mikrokosmos vangmenentukan pokok-pokok dan mencer-minkan nilai-nilai sosial. Nilai-nilai yangterungkap dalam olahraga selanjutnya

akan menggambarkan fungsi olahragadalam masyarakat. Menurut Snyder &Spalitzer (1983:45), nilai-nilai sosial itupada akhirnya akan kembali dan yangmenikmati adalah masyarakat pelaku-nya.

Keseimbangan hubungan jiwa ragaperseorangan mengantarkan keserasianindividual-sosial yang segera akan di-susul dengan keselarasan total makhlukyang mandiri. Supadjar (7998:6) berpen-dapat bahwa dalam hal hubungan jiwa-raga sebagai bagian dari problema su-sunan kodrat manusi4 pemikiran Ti-mur lebih cenderung ke masalah ke-jiwaary sedang pemikiran Barat mene-kankan pada soal keiasmanian, namunbaik di Barat maupun Timur yang idealialah yang penuh keseimbangan. Kese-imbangan adalah kata kunci dari ke-serasian hidup. Keseimbangan tersebuimeliputi kebutuhan jasmani dan rohaniOlahraga diperlukan untuk memper-kuat badan dan kebersihan rouhani da-lam mengontrol sekaligus mengarahka,-jasmani untuk melakukan aktivita_.yang baik dan benar. Mahmud (2000:5_ -

62) mengatakan bahwa antara hairjiwa, akal, dan ruh memiliki pengerti::yang saling berkorelasi, saling bergar.:_-an tempat, dan memiliki kemiripan s;..sama lain dalam berbagai hal.

Semua orang melakukan olahr:::ingin mencapai derajat sehat yang k---prehensif, berbadan sehat adalah . =,butuhan dasar bagi setiap manr--: _

Namury kesehatan itu sendiri tida^ :.pat datang secara otomatis seka._.-..memerlukan pemeliharaan dan :- -binaan dari semua faktor yang :: -

pengaruhinya (Ichsan, 1998:1). Car; :- .

melihara dan membina faktor-:,.-

I

ij

tl

i

Cakrawala Pendidikan, Mei 2011, Th. xxx, Edisi Khusus Dies Natalis UNy

Page 9: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

:.rsebut merupakan tantangan yang ha-

:-l-. dihadapi secara bersama-sama dan

:erpadu. Masalah olahraga bukan se-

-<edar masalah menggerakkan badan::au mendapatkan kebugaran dari akti-'--rtas jasmani. Namun, lebih luas lagi

bahn'a masalah olahraga memiliki nilai-ruiai moral di dalamnya.

Etika secara nyata ada dalam ma-

'-u-arakat dan dalam olahraga, dan per-

:andingan sebenarnya adalah salah satu

bentuk fungsi sosial di mana kehadiran

etika adalah sesuatu yang sangat pen-:r-rg. Bredemeier dan Shields (Athanai-

.lis dan Arvanitidou, 2009:20) menge-

r:.ukakan bahwa olahraga merupakan

-buah realitas sosial dengan lebih ba-

nr-ak dilemma moral yang terjadi. Se-

bagai contotr, dalam kasus olahraga se-

:agai sebuah dilema moral, pengguna-an seorang pemain yang merupakan:emain yang sedang cidera, namuniibutuhkan dalam pertandingan ini dan

n-r,r.rngkin menggunakan obat peredamrasa sakit. Namun demikian, tindakantersebut dapat memperparah kondisi:emain tersebut dan bahkan dapatmengakibatkan cacat permanen. Peng-

kaiian tentang etika pengambilan ke-

rutusan dalam olahraga dapat memfa-

'ilitasi kita untuk menghentikan orang-

rrang yang memutuskan pemain untukmelakukan tindakan tersebut. Hal iniJapat memungkinkan kita untuk meng-

antisipasi situasi seperti itu yang ber-ientangan dengan semangat olahraga

ian aturan sosial yang lebih luas

Ungkapan yang berbunyi fair play is

;):: t,ery essence of sport (Ditjora 7972:6)

dapat dimaknai bahwa fair play adalah;in'a olahraga. Ungkapan tersebut me-

rgandung makna bahwa dalam suatu

35

pertandingan, suatu kompetisi olah-raga, jika tidak disertai semangat fairplay, sebenarnya kegiatan itu tidak da-

pat disebut sebagai olahraga. Hal itu di-sebabkan sesuatu yang tanpa jiwa ber-

arti sudah mati. Dalam dunia olahraga,

pembentukan karakter manusia yang

memiliki sikap sportif sangat diutama-kan. Sportif disebut juga sebagai nilaikejujuran, suatu sikap yang tinggi ni-lainya dan hanya dimiliki oleh orang

yang baik kepribadiannya serta bersihhatinya. Menurut Muhadjir (1999:88),

pendidikan tidak semestinya hanya

memberikan pengetahuan kognitif saja,

namun ia harus menjangkau silal ihssn

(baik) dan menjangkau dimilikinya akh-

laqul karimah.

Manusia terikat secara aktif dalam

menciptakan dunianya sehingga ia me-

ngerti akan pemisahan antara riwayathidup dan masyarakat yang merupakansesuatu yang esensial. Manusia tidakdapat bertindak hanya atas dasar res-

pons saja yang telah ditentukan terlebihdahulu untuk mendefinisikan objek, te-

tapi lebih sebagai penafsiran. Penafsiran

bukanlah tindakan bebas dan bukanpula ditentukan oleh kekuatan manusia

atau bukan. Orang menafsirkan sesuatu

senantiasa membutuhkan orang lain,

seperti orang-orang masa lalu, keluar-ga, dan pribadi-pribadi yang ditemui-nya dalam latar belakang mereka dalam

menciptakan kebudayaan. Kaelan (2005:

31-32) mengatakan bahwa melalui suatuinteraksi, orang mampu membentuksuatu pengertian tentang nilai serta

makna yang diungkapkan dalam suatu

kehidupan.Bila dihubungkan dengan sikap pe-

laku terhadap keberadaan bangsa dan

Dimensi Aksiologis dalam Olahraga

Page 10: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

36

negara, kegiatan olahraga dapat mem-berikan sumbangan yang cukup besardan positif. Menurut Douglas MacArthur (Coakley, 197 8.9 4\, olahr aga me-rupakan pembuat karakter yang pen-ting. Olahraga membentuk kaum mudadi Amerika sebagai penjaga negara.Oleh karena itu, sebaiknya orang tuamengajak anak-anaknya untuk berolah-raga. Di dalam berolahraga tiap-tiap pe-laku akan saling berinteraksi denganpelaku lainnya, dengan aturan-aturanyang disepakati, dan dengan etika-etikayang diberlakukan yang kesemuanyasaling mengikat.

Tujuan akhir olahraga terletak da-lam peranannya sebagai wadah unikpenyempurnaan watak, wahana untukmemiliki dan r.nembentuk kepribadianyang kuat, watak yang baik dan sifatyang mulia. Hanya orang-orang yangmemiliki kebajikan moral seperti inilahyang akan menjadi warga masyarakatyang berguna (Lubis, http://www.koni.-or, id/files/docurnents/jo urnal I 4."/,).

Dalam dunia olahraga, untuk men-capai prestasi secara optimal perlu di-kembangkan budaya sinergis berbagaiunsur yang berkarakter, antara lain si-nergi dari lembaga pendidikan (per-guruan tinggi), lembaga pemerintahan,dan stakeholder. Pencapaian prestasi me-rupakan salah satu perwujudan dari pi-lar olahraga prestasi. Tripilar olahragasebagai penyangga pencapaian prestasi,kebugaran dan pendidikan anak bangsayang berkarakter terdiri dari pengem-bangan olahraga prestasi, olahraga re-kreasi, dan olahraga pendidikan.

Sebagai sebtLah fenomena sosial dankultural, olahraga tidak bisa melepas-kan diri dari ikatan moral kemodernan

yang kompleks. Penerimaan eksistensi-nya secara sosiologis dijamin oleh ke-mampunnya menyesuaikan diri denganpasar dan atau masyarakat. Atau seba-liknya, masyarakat yang akan menja-dikannya sebagai sasaran ekstensifika-sinya. Langkah strategis untuk pena-naman, pengembangary dan pemben-tukan karakter adalah dengan menjadi-kan prestasi "OLAHRAGA SEBAGAIICON NAT/ON AND CHARACTERBUILDING". Hal ini seiring dengan per-kembangan dunia yang semakin kom-pleks dan penuh akulturasi.

PENUTUPDimensi aksiologi olahraga sesuat

dengan dasar filosofinya berdayagunadan multiguna untuk menumbuhkem-bangkan karaker yang mulia. Olahragajtgu mempengaruhi pembinaan danpembentukkan kepribadian, termasukpembahan perilaku. Oleh karena itr,r

olahraga selalu melibatkan dimensi so-sial, di samping kriteria yang bersifatfisikal yang menekankan keterampila:dan ketangkasan. Aktivitas olahras:merupakan dasar atau alat pendidika:dalam membentuk manusia seutuhnr'..-dalam pengembangan kemampuan k.,:-nitit afektit dan psikomotor yang mei: -

bentuk kemampuan manusia yang te--watakdanbermoral. Nilai-nilai yang t- -

kandung dalam aktivitas olahraga :"- -

tara lain respek, peduli, kejujuran, sp -:,tivitas, disiplin, tanggung j aw ab, t'ni r, c. :beradap. Nilai-nilai yang terungkap :.lam olahraga, selanjutnya akan m.: i-gambarkan karakter seseorang c-ia -. .,

kehidupan bermasyarakat. Karakte: ..,cara koheren memancar dari hasii , ,

pikir, olah hati, olah raga, serta

Cakrazuala Pendidikan, Mei 2011, Th. xxx, Edisi Khusus Dies Natalis uNy

Page 11: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

:::-a ian karsa seseorang atau sekelom-

- . trtno- - i- -rqrrb.

I- C.\PAN TERIMA KASIH. capan terima kasih Yang sebesar-

r€s"r:-L','d penulis sampaikan kepada

:",.:,itur Jurnal Cakrawctla Pendidiknn'

" 'l*jah-mudahan amal baik yang telah

It: Eapak berikan tersebut mendapat

r::alan vang sesuai dari yang Tuhan1,1::-a Kuas4 serta bermanfaat untuk

rrr.-ra pihak, khususnya bagi pembaca

;i:r.el ini, amiin.

5|.q.FTAR PUSTAKA

'-::rn. B. Achmad. 1990. Metodologi Pe-

rclitinn Filsafat. Yogyakarta: Kani-

sius,

,,::railidis, Proios M. dan Arvaniti-dou, V. 2009. "Ethical Climate inSport Teams". SPort Management

I*ernntional lournal. Vol. 5, No.1.

!:=r,:-,en, Annick M. 1999. Philosophy of

Eiucntion, a Booklet. Andrews Uni-r-ersity Extension Center. School

of Education, Northern Caribbe-

an University.

- , ;-,e',-, J . I. 1978. Sport in Society . Satnt

Louis: The Mosby ComPanY.

1"."::-. Olaahraga dan Pemuda. 1972'

!..,i' Plsy (Semangat Olahragaruan

5:;,;ti). Jakarta: Lemlit dan Pe-

ngembangan Prasarana Ditien

Olahraga dan Pemuda.

l,-:-. Turseph. 2006. "Sports Build Cha-

rac:er?" lounnl of College E Cha-

a-)t

racter. Yolume VII, No. 3, APril2006.

Ichsan. 7988. Pendidikan Kesehatan dqn

Olahr aga. jakarta: DePdikbud Dir-jen Pendidikan Tinggi.

]uy'nboll, H.H. 7923. Oud Jaaaansch

Nederlqndsche Woordenlijs. Ams-

terdam, ]akarta: W. VersluYs, NV.

Kaelan. 2005. Metode Penelitian Kualitntif

Bidang Filsafat. Yogyakarta: Para-

digma.

Kebijakan Nasional. 2010. Pembagunatl

Karakter Bangsa Tahun 2070-2025.

Pemerintah RePublik Indonesia

Kosasifu Engkos. 1983. Olahroga Teknik

E Progrnm Latihqn. ]akarta: Aka-

demika Pressindo.

Kuntoro, Shodiq A. 1,999. "Pendidikan

dalam Perspektif Al-Qur'an: Tin-jauan Makro". KumPulan Mcrkalcth

Pendidikan, Yogyakart4 hlm' 65-

79.

Lubis, ]ohansyah. 2007. Etika dan

Mssqlah-mesalah daltm P endidikon

Jasmani dqn Olnhraga. jakarta :

UNI.

2009. http : I lwww.koni. or,id/-f ile s/d oc u m ents/j o urnal I 4.%20 etika%20 d an"/.20 d al am'/'20p end id i -

kan. Diunduh Tanggal 6 januari

2011.

Lutan, Rusli. 1991. "Pendekatan Sosio-

logis dalam Pembinaan Prestasi

Dimensi Aksiologis dalam Olahraga

Page 12: Relevansinya dalam Pembentukan Karakter bangsa

38

Olahraga". M akal ah S emin qr lT emu

Ilmilh Sudjiran Cup.6-7 Mare.

Mahmud, Ali A.H. 2000. Pendidikan Ru-hani.lakarta: Gema Insani press.

Maksum, A. 2008. "Pendidikan Olahra-ga Berbasis Nilai MerekonstruksiModel Pembelajaran Olahraga diSekolah". Kumpulan Makslah KO-NASPI, Universitas PendidikanGanesa.

McNamee, M.J., and Parry, S.I. 1998.Ethics qnd Sport. London: E & FNSpon.

Muhadjir, Noeng. 1999. "Pendidikandalam Perspektif Al-Quran: Tin-jauanMikro". Kumpulan MakalahPendidikary Yogyakarta, hlm. 83-89.

Mutohir, Toho Cholik. 2002. KebijakanP emb inaan dan P en gemb an gan OIah-raga Masyarakat. Jakarta: Depdik-nag DirJen Olahraga.

Ogunjr, James A. 2009. "MaintainingAxiological Foundations: TheChallenge of Higher Education inNigeria". Contemporary Humani-ties lournal, Volume 3.

Rijsdorp, K. 1971. Gymnologie. Utuecht:Het Spectrum NV.

Sardjono. 7986. Peranan Olahraga dalamPembangunan Manusio IndonesinSeutuhnya. Yogyakarta: IKIp yog-yakarta.

Simanjuntak, Ffitz E. 1980. ,,Olahraga

sebagai ]alur Mobilitas Sosial,,.Kompas. 8 Desember 1980.

Snyder, Eldon E. dan Spalltzer, EtmerA. 1983. Social Aspects of Sport.New Jersey: Prentice Half Inc.

Soejadi. 2008. Mensyukuri Karunia Altnl:]akarta: Pustaka Pergaulan.

Supadjar, Damardjati. 1998. pemikir;.Filsafat Nusantara. yogyakart;Pusat Studi Pancasila, Universita-Gadjah Mada.

Wibisono, Koento. 2007. Bahan Kt,.::."Filsafat llmu, Hubungan Filsnf,t: .

mu, IImu Pengetahuan dnn BtL,;,--.,_:

Su rabaya : Pascasa rjana UNA I_tr

Cakrazuala Pendidikan, Mei 2011, Th. xxx, Edisi Khusus Dies Natatis UNy