97
BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan terangkum dalam sebuah sistem, yaitu Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk mencapai tujuan pendidikan nasional. Akhir-akhir ini pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas, moralitas telah dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah masyarakat. Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan 1

skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Embed Size (px)

DESCRIPTION

SKRIPSI TENTANG PENDIDIKAN KARAKTER BANGSA UNTUK PENDIDIKAN KIMIA SMA

Citation preview

Page 1: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

BAB 1PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan

dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Pendidikan terangkum dalam sebuah

sistem, yaitu Sistem Pendidikan Nasional. Sistem Pendidikan Nasional adalah

keseluruhan komponen pendidikan yang saling terkait secara terpadu untuk

mencapai tujuan pendidikan nasional.

Akhir-akhir ini pendidikan menjadi perhatian serius masyarakat luas,

moralitas telah dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap di tengah

masyarakat. Akibatnya, di satu sisi, pendidikan yang telah dijalankan menjadikan

manusia kian terdidik intelektualitasnya. Namun, di sisi lain, pendidikan semakin

menjadikan manusia kehilangan kemanusiannya. Maraknya aksi kekerasan,

korupsi, pembalakan liar dan sederet gambaran dekadensi moralitas

menghadapkan kepada kerinduan untuk mendesain ulang sistem pendidikan yang

berbasis kepada keluhuran akhlak, tata etika, dan moralitas (Asmaun S dan Angga

Teguh Prasetyo, 2012: 13).

Salah satu upaya pemerintah dalam rangka membentuk karakter bangsa

yang baik di Indonesia yaitu melalui pendidikan. Pada tanggal 11 Mei 2010,

pemerintah melalui Kementerian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan

1

Page 2: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pendidikan karakter bagi semua tingkat pendidikan, bagi sekolah dasar hingga

perguruan tinggi (Zainap Aqib, 2011: 1). Strategi pelaksanaan pendidikan

karakter di satuan pendidikan merupakan suatu kesatuan dari program

peningkatan mutu bebasis sekolah yang terimplementasi dalam pengembangan,

pelaksanaan dan evaluasi kurikulum oleh setiap satuan pendidikan. Strategi

tersebut diwujudkan melalui pembelajaran aktif dengan penilaian berbasis kelas.

Tujuan pendidikan karakter pada dasarnya adalah mendorong lahirnya anak-anak

yang baik. Tumbuh dan berkembangnya karakter yang baik akan mendorong

peserta didik tumbuh dengan kapasitas dan komitmennya untuk melakukan

berbagai hal yang terbaik dan melakukan segalanya dengan benar dan memiliki

tujuan hidup (Heri Gunawan, 2012: 192-193). Dalam rangka memperkuat

pelaksanaan pendidikan karakter, setidaknya telah teridentifikasi 18 nilai yang

bersumber dari agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional itu

sendiri, yaitu religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,

demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai

prestasi, bersahabat dan komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli

lingkungan, peduli sosial, dan tanggung jawab ( Nurla Isna Aunillah, 2011: 106).

Menurut Kemendiknas (2010) dalam buku panduan pendidikan karakter di

sekolah, dalam struktur kurikulum pendidikan Nasional, ada dua mata pelajaran

yang terkait langsung dengan pengembangan budi pekerti dan akhlak mulia, yaitu

pendidikan agama dan PKn. Agar tujuan penerapan pendidikan karakter dapat

berjalan dengan maksimal, sekolah perlu membuat kurikulum terpadu di semua

tingkatan kelas, karena setiap peserta didik memiliki hak yang sama untuk

2

Page 3: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

mendapatkan materi mengenai pengembangan karakter. Oleh karena itu,

sebagaimana dinyatakan dalam buku panduan pendidikan karakter yang

dikeluarkan oleh Kemendiknas (2010) bahwa penyelenggaraan pendidikan

karakter perlu dilaksanakan secara bersama-sama, oleh semua pendidik termasuk

pendidik umum yaitu pendidik-pendidik yang mengajar mata pelajaran umum,

seperti pendidik matematika, pendidik pendidikan jasmani, pendidik ilmu

pengetahuan sosial, pendidik pengetahuan alam dan lain-lain. Cara yang paling

tepat bagi para pendidik umum adalah mengintegrasikan nilai-nilai agama

(karakter) dalam proses pembelajaran yaitu menanamkan nilai-nilai dalam proses

pembelajaran dengan cara memberikan teladan kepada peserta didik dengan nilai-

nilai karakter tersebut (Heri Gunawan, 2012: 214-215). Misalnya pendidik kimia

sedang mengajarkan tentang larutan elektrolit dan non elektrolit menggunakan

metode percobaan, maka nilai-nilai agama (karakter) yang disampaikan kepada

peserta didik adalah jujur, percaya diri, bertanggung jawab atas hasil

praktikumnya.

Sebagaimana telah diketahui, bahwa ada 18 nilai yang bersumber dari

agama, Pancasila, budaya, dan tujuan pendidikan nasional yang perlu ditanamkan

pada peserta didik. Apabila semua nilai tersebut harus ditanamkan dengan

intensitas yang sama pada semua mata pelajaran, penanaman nilai menjadi sangat

berat. Oleh karena itu perlu dipilih sejumlah nilai utama sebagai pangkal tolak

bagi penanaman nilai-nilainya. Selain itu untuk membantu fokus penanaman nilai-

nilai utama tersebut, nilai-nilai utama tersebut perlu dipilah-pilah atau

dikelompokkan untuk kemudian diintegrasikan pada mata pelajaran-mata

3

Page 4: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pelajaran yang paling cocok. Dengan kata lain tidak semua mata pelajaran diberi

integrasi semua butir nilai tetapi beberapa nilai utama saja walaupun tidak berarti

nilai-nilai yang lain tidak diperkenankan diintegrasikan ke dalam mata pelajaran.

Dengan demikian setiap mata pelajaran memfokuskan pada penanaman nilai-nilai

utama tertentu yang paling dekat dengan karakteristik mata pelajaran yang

bersangkutan.

Contoh distribusi nilai-nilai karakter utama dalam mata pelajaran Ilmu

Pengetahuan Alam/IPA salah satunya mata pelajaran kimia adalah: rasa ingin

tahu, berfikir logis, kritis, kreatif dan inovatif, jujur, percaya diri, menghargai

keberagaman, disiplin, mandiri, bertanggung jawab, peduli, dan cinta ilmu (Heri

Gunawan, 2012: 223).

Berdasarkan observasi di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri 3

Bengkayang kelas X pada pembelajaran kimia, melalui pengamatan kondisi

pembelajaran yang dilaksanakan dan perilaku peserta didik secara umum yang ada

di ruang kelas, pada prinsipnya proses pembelajaran kimia sudah cukup baik,

pendidik mengintegrasikan/mengaitkan beberapa nilai-nilai karakter kepada

peserta didik saat proses pembelajaran tetapi penyampian nilai karakter oleh

pendidik belum maksimal, misalnya pada saat penyampaian materi kimia

pendidik mengaitkan beberapa nilai-nilai karakter yang terdapat dalam materi

yang diajarkan, pendidik menegur peserta didik yang terlambat dengan sopan,

pendidik mengecek kehadiran peserta didik. Melihat perilaku peserta didik secara

umum, masih banyak peserta didik yang tidak disiplin, tidak menghargai saat

4

Page 5: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pendidik menyampaikan materi, dan rasa ingin tahu terhadap materi yang

diajarkan sangat kurang.

Pada penelitian ini, akan dilakukan survei untuk mengetahui apakah

pendidikan karakter bangsa telah dilaksanakan pada saat penyampaian materi

kimia yang disampaikan pendidik kimia kelas X semester 2 SMA Negeri 3

Bengkayang. Untuk mengetahui penerapan karakter bangsa pada mata pelajaran

kimia akan diketahui menggunakan instrumen berupa angket. Instrumen angket

akan diberikan kepada pendidik dan angket juga akan diberikan kepada peserta

didik sebagai pembanding hasil angket pendidik. Hasil angket pendidik akan

ditindaklanjuti dengan langkah observasi guna memperkuat kebenaran hasil

angket.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, masalah yang akan diteliti dalam

penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut berikut:

1. Akhir-akhir ini pendidikan menjadi perhatian serius pada masyarakat luas,

moralitas telah dipinggirkan dalam sistem berperilaku dan bersikap ditengah

masyarakat.

2. Pendidikan yang telah dijalankan menjadikan manusia kian terdidik

intelektualitasnya tetapi di sisi lain, pendidikan diusung semakin menjadikan

manusia kehilangan kemanusiannya.

3. Maraknya aksi kekerasan, korupsi, pembalakan liar dan sederet gambaran

dekadensi moralitas menghadapkan kepada kerinduan untuk mendesain ulang

5

Page 6: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

sistem pendidikan yang berbasis kepada keluhuran akhlak, tata etika, dan

moralitas.

4. Belum jelas operasionalisasi pemerintah dalam rangka membentuk karakter

bangsa yang baik di Indonesia melalui pendidikan.

5. Pendidik SMA Negeri 3 Bengkayang belum maksimal dalam

mengintegrasikan/mengaitkan nilai-nilai karakter kepada peserta didik saat

proses pembelajaran kimia.

6. Melihat perilaku peserta didik secara umum, masih banyak peserta didik yang

tidak disiplin, tidak jujur, kurang menghargai keberagaman, tidak menghargai

saat pendidik menyampaikan materi, dan rasa ingin tahu terhadap materi yang

diajarkan sangat kurang.

C. Batasan Masalah

Pembatasan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Pengukuran terlaksananya penerapan karakter bangsa pada mata pelajaran

kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang apabila hasil jawaban angket pendidik

dan angket peserta didik memberikan jawaban yang sama atau cocok.

2. Pengukuran terlaksananya penerapan karakter bangsa pada mata pelajaran

kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang apabila hasil observasi oleh peneliti

sesuai dengan kriteria terlaksananya karakter bangsa.

3. Hasil dari survei diperkuat dengan observasi pembelajaran kimia di kelas oleh

peneliti.

6

Page 7: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, identifikasi masalah, dan

pembatasan masalah, maka permasalahan dalam penelitian ini dapat

dirumuskan sebagai berikut:

Sejauh manakah pendidikan karakter bangsa telah diterapkan pendidik dalam

pembelajaran kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang pada semester genap

Tahun Ajaran 2012/2013?

E. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah untuk mengetahui hal-hal berikut:

Mengetahui sejauh mana pendidikan karakter bangsa telah diterapkan

pendidik dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang pada

semester genap Tahun Ajaran 2012/2013.

F. Kegunaan Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain :

1. Bagi peserta didik, menumbuhkan sikap karakter bangsa yang sangat berarti

dan sangat berguna bagi peserta didik untuk kedepannya.

2. Bagi pendidik, sebagai informasi atau masukan yang sangat berarti dalam

rangka menghasilkan peserta didik yang berkualitas dalam hal kognitifnya

sekaligus berkarakter bangsa.

3. Bagi SMA Negeri 3 Bengkayang, hasil penelitian ini akan memberikan

sumbangan yang berarti dalam rangka meningkatan kualitas proses belajar

mengajar sehingga dapat menjadikan SMA Negeri 3 Bengkayang sebagai

7

Page 8: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

wahana yang dapat menghasilkan lulusan bukan hanya berkualitas tetapi juga

berkarakter bangsa.

4. Bagi Peneliti, mendapatkan informasi tentang pendidikan karakter yang sangat

berguna kelak. Selain itu, memberikan bekal agar mahasiswa sebagai calon

guru kimia siap melaksanakan tugas sesuai kebutuhan dan perkembangan

zaman serta dapat membentuk karakter peserta didik.

8

Page 9: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

BAB IIKAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teori dan Penelitian yang Relevan

1. Deskripsi Teori

a. Pembelajaran Kimia

Belajar menurut Slameto (2003: 2) adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan 

lingkungannya. Belajar menurut Mulyati Arifin (2005: 2) adalah proses aktif

peserta didik untuk membangun dan memahami konsep-konsep yang

dikembangkan dalam kegiatan belajar mengajar baik secara individu maupun

kelompok, baik mandiri maupun dibimbing. Keefektifan perilaku belajar menurut

Abin Syamsudin Makmun (2004: 232) dipengaruhi 4 hal yaitu adanya motivasi,

adanya perhatian dan mengetahui sasaran, adanya usaha serta adanya penilaian

dan penetapan hasil.

Mengajar menurut A.M. Sardiman (2006: 52) adalah usaha pendidik untuk

menyampaikan dan menanamkan pengetahuan kepada peserta didik. Mulyati

Arifin (2005: 21) menyatakan bahwa mengajar merupakan proses aktif pendidik

untuk menciptakan situasi agar peserta didik dapat belajar dan memahami konsep-

konsep yang dikembangkan dalam proses pembelajaran.

Pembelajaran adalah suatu upaya yang dilakukan dengan sengaja oleh

pendidik untuk menyampaikan ilmu pengetahuan, mengorganisasi dan

menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai metode sehingga peserta didik

9

Page 10: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

dapat melakukan kegiatan belajar secara efektif dan efisien serta dengan hasil

optimal (Sugihartono, 2007: 81). Menurut Johann Amos Comenius (dalam Eli

rohaeti dan Sutiman, 2010: 3) terdapat 4 prinsip pembelajaran:

1) Materi pembelajaran harus disesuaikan dengan tahap perkembangan anak

didik.

2) Sesuatu yang diajarkan harus mempunyai aplikasi praktis dalam kehidupan

dan mengandung nilai bagi anak didik.

3) Bahan pembelajaran disusun secara induktif, mulai dari yang mudah

meningkat kearah yang lebih sulit.

4) Serangkaian buku teks dengan ilustrasi dibuat sesuai dengan kebutuhan

pembelajaran.

Pembelajaran kimia merupakan proses interaksi komunikasi aktif antara

komponen-komponen pembelajaran yaitu pendidik, peserta didik, metode dan

media pembelajaran yang digunakan pendidik untuk mencapai tujuan

pembelajaran kimia (Oemar Hamalik, 2008: 54).

Menurut BSNP (2006) objek ilmu kimia adalah gejala-gejala alam yang

berkaitan dengan zat yang meliputi komposisi, struktur dan sifat, perubahan,

dinamika dan energi yang menyertai zat tersebut. Materi pelajaran kimia terdapat

dua hal yang tidak dapat dipisahkan yaitu kimia sebagai produk temuan ilmuwan

secara ilmiah (berupa fakta, konsep, prinsip, hukum dan teori) dan kimia sebagai

proses yaitu muatan kerja ilmiah yang mengajarkan dan menanamkan sikap

ilmiah, seperti jujur, teliti, kerjasama dan sebagainya. Oleh karena itu,

pembelajaran kimia harus memperhatikan karakteristik kimia sebagai produk dan

10

Page 11: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

proses memperoleh pendidikan nilai/karakter berupa sikap ilmiah yang kemudian

dapat membentuk kepribadian yang berkarakter dan berkualitas.

Mata pelajaran kimia perlu diajarkan untuk tujuan yang lebih khusus yaitu

membekali peserta didik pengetahuan, pemahaman dan sejumlah kemampuan

yang dipersyaratkan untuk memasuki jenjang pendidikan yang lebih tinggi serta

mengembangkan ilmu dan teknologi. Mata pelajaran kimia di SMA/MA bertujuan

agar peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut (Depdiknas, 2006: 60):

1) Membentuk sikap positif terhadap kimia dengan menyadari keteraturan dan

keindahan alam serta mengagungkan kebesaran Tuhan Yang Maha Esa.

2) Memupuk sikap ilmiah yaitu jujur, objektif, terbuka, ulet, kritis, dan dapat

bekerjasama dengan orang lain.

3) Memperoleh pengalaman dalam menerapkan metode ilmiah melalui

percobaan atau eksperimen, dimana peserta didik melakukan pengujian

hipotesis dengan merancang percobaan melalui pemasangan instrumen,

pengambilan, pengolahan dan penafsiran data, serta menyampaikan hasil

percobaan secara lisan dan tertulis.

4) Meningkatkan kesadaran tentang terapan kimia yang dapat bermanfaat dan

juga merugikan bagi individu, masyarakat, dan lingkungan serta menyadari

pentingnya mengelola dan melestarikan lingkungan demi kesejahteraan

masyarakat

5) Memahami konsep, prinsip, hukum, dan teori kimia serta saling

keterkaitannya dan penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam

kehidupan sehari-hari dan teknologi.

11

Page 12: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

b. Pendidikan Nilai Karakter Bangsa

Pendidikan karakter menurut Thomas Lickona yang dikutip oleh Heri

Gunawan (2012: 23-23) adalah pendidikan untuk membentuk kepribadian

seseorang melalui pendidikan budi pekerti, yang hasilnya terlihat dalam tindakan

nyata seseorang, yaitu tingkah laku yang baik, jujur, bertanggung jawab,

menghormati hak orang lain, kerja keras, dan sebagainya.

Menurut Ramli yang dikutip oleh Heri Gunawan (2012: 23-24), pendidikan

karakter memiliki esensi dan makna yang sama dengan pendidikan moral dan

pendidikan akhlak. Tujuannya adalah membentuk pribadi anak, supaya menjadi

manusia yang baik, warga masyarakat, dan warga negara yang baik. Adapun

kriteria manusia yang baik, warga masyarakat yang baik, dan warga negara yang

baik bagi suatu masyarakat dan bangsa, secara umum adalah nilai-nilai sosial

tertentu, yang banyak dipengaruhi oleh budaya masyarakat dan bangsanya.

Dari pengertian pendidikan karakter yang dikemukakan di atas, dapat

dikatakan bahwa karakter adalah suatu nilai-nilai perilaku manusia yang

berhubungan dengan Tuhan Yang Maha Esa, diri sendiri, sesama manusia,

lingkungan dan kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan serta

perbuatan berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat.

Pendidikan karakter sendiri merupakan suatu sistem penanaman nilai-nilai

karakter pendidikan atau budi pekerti pendidikan yang merupakan kepribadian

khusus yang harus melekat pada warga sekolah yang meliputi komponen

pengetahuan, kesadaran atau kemauan, dan tindakan untuk melaksanakan nilai-

12

Page 13: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

nilai karakter tersebut, baik terhadap Tuhan, diri sendiri, sesama, kepada

lingkungan, maupun bangsa.

Pendidikan nilai-nilai karakter bagi peserta didik, akhir-akhir ini mendapat

perhatian khusus dari Kementerian Pendidikan Nasional dan jajarannya, serta

ahli-ahli kependidikan, dan sampai pada kesimpulan bahwa pendidikan

nilai/karakter peserta didik perlu ditingkatkan. Hal tersebut disebabkan tujuan

pendidikan nasional sebagaimana tercantum dalam Undang-undang Nomor 20

Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (UU Sisdiknas) hasilnya belum

seperti yang diharapkan.

Terkait dengan upaya mewujudkan pendidikan karakter sebagaimana yang

telah diamanatkan, dalam UU Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 3

disebutkan bahwa ”Pendidikan nasional (a) berfungsi mengembangkan

kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat

dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, (b) bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab”. Tujuan pendidikan nasional tersebut sangat luhur dalam pembentukan

peserta didik untuk menjadi anak bangsa yang memiliki nilai/karakter luhur.

Untuk mewujudkan pendidikan karakter kepada anak bangsa peran para

pendidik sangat dibutuhkan, karena pendidikan karakter adalah segala sesuatu

yang dilakukan pendidik, yang mampu mempengaruhi karakter peserta didik.

Pendidik membantu membentuk watak peserta didik. Hal ini mencakup karakter

13

Page 14: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

yang dimiliki pendidik yaitu keteladanan perilaku pendidik, cara pendidik

berbicara atau menyampaikan materi, pendidik bertoleransi, dan berbagai hal

terkait lainnya. Pendidik yang berkarakter harus memiliki karakteristik budaya

kerja yang baik agar bisa menanamkan nilai/karakter kepada peserta didik,

diantaranya karakteristik (Zainal Aqib: 2011, 93-95):

1) Komitmen yaitu tekad yang mengikat dan melekat pada seorang pendidik

untuk melakukan tugas dan tanggung jawabnya sebagai pendidik.

2) Kompeten yaitu kemampuan seseorang pendidik dalam menyelenggarakan

pembelajaran (mengajar dan mendidik) dan kemampuan memecahkan berbagai

masalah dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.

3) Kerja keras yaitu kemampuan mencurahkan atau mengerahkan seluruh usaha

dan kesungguhan potensi yang dimiliki sampai akhir masa suatu urusan hingga

tujuan tercapai.

4) Konsisiten yaitu kemampuan melakukan sesuatu dengan fokus, sabar, ulet dan

melakukan perbaikan terus menerus.

5) Kesedarhanaan yaitu kemampuan mengaktualisasi sesuatu secara efektif dan

efisiensi.

6) Kedekatan yaitu kemampuan berinteraksi secara dinamis dalam jalinan

emosional antara pendidik dan peserta didik.

7) Pelayanan maksimal yaitu kemampuan untuk membantu atau melayani atau

memenuhi kebutuhan peserta didik secara optimal.

14

Page 15: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

8) Cerdas

a) kemampuan cepat mengerti dan memahami, tanggap, tajam dalam

menganalisis dan mampu mencari alternatif-alternatif solusi serta mampu

memecahkan masalah (cerdas intelektual).

b) kemampuan untuk memberikan makna/nilai terhadap berbagai aktivitas yang

dilakukan sehingga hasilnya optimal (cerdas emosi dan spiritual).

c. Nilai karakter Bangsa pada Ilmu Pendidikan Alam

Merosotmya moral dan krisis multidimensi yang terjadi di Indonesia,

menurut lembaga pedidikan tenaga kependidikan (LPTK) untuk ambil bagian

dalam pengembangan karakter bangsa melalui jalur pendidikan. Tanggung jawab

itu tidak hanya dipikul oleh program studi-program studi yang khusus menggarap

pengembangan moral dan tingkah laku seperti pendidikan agama, pendidikan

kewarganegaraan, pendidikan pancasila, namun dipikul oleh semua program studi

termasuk pendidikan IPA (Darmiyati Zuchdi, 2011: 304).

Menurut Carin dan Sund yang dikutip oleh Darmiyati Zuchdi (2011: 306)

IPA terdiri dari tiga dimensi yakni proses, sikap, dan produk ilmiah. IPA sebagai

proses dapat diartikan sebagai aktivitas atau proses untuk mendeskripsikan

fenomena alam. Aktivitas atau proses-proses tersebut antara lain merumuskan

masalah, merencanakan eksperimen, mengobservasi, merumuskan hipotesis,

mengklasifikasi, mengukur, menginterpretasi data, menyimpulkan, meramal,

mengkomunikasikan hasil dan sebagainya. Proses-proses tersebut juga sering

disebut sebagai proses IPA. IPA sebagai sikap dapat dipadang sebagai sikap-sikap

yang melandasi proses IPA antara lain ingin tahu, jujur, objektif, kritis, terbuka,

15

Page 16: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

disiplin, teliti dan sebagainya. Sikap-sikap ini sering disebut sebagai sikap IPA

atau sikap ilmiah. IPA sebagai produk dapat diartikan sebagai kumpulan

informasi dan fakta yag dihasilkan dari proses-proses ilmiah yang dilandasi

dengan sikap-sikap ilmiah tersebut. Produk-produk IPA dapat berupa fakta,

konsep, prinsip, hukum, teori, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa pendidikan IPA

merupakan suatu usaha yang dilakukan secara sadar guna untuk mengungkapkan

gejala-gejala yang terdapat di alam dengan menerapkan metode ilmiah, dari hasil

metode ilmiah dapat disusun teori-teori berdasarkan kenyataan atau fakta yang

dapat dipertanggungjawabkan serta pendidikan IPA berfungsi untuk membentuk

kepribadian atau tingkah laku siswa sehingga dapat memahami proses IPA dan

dapat mengembangkannya di masyarakat.

Sesuai dengan hakikat IPA tersebut, pada hakikatnya pendidikan IPA adalah

pendidikan karakter. Karakter-karakter yang dikembangkan melalui kerja ilmiah

atau pemecahan ilmiah dalam bidang IPA. Bentuk dasar kerja ilmiah inilah

menjadi dasar pengembangan pembelajaran IPA. Dalam realisasinya dilakukan

melalui kegiatan pembelajaran, praktikum (eksperimen), proyek, pameran, dan

penelitian (Darmiyati Zuchdi, 2011: 315, 317). Karakter-karakter yang dapat

dikembangkan pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam/IPA adalah (Heri

Gunawan, 2012: 223):

1) Jujur yaitu perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai

orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, pekerjaan, baik terhadap

diri dan pihak lain.

16

Page 17: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

2) Tanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan

tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap

diri sendiri, masyarakat, lingkungan, (alam, sosial dan budaya), negara dan

Tuhan YME.

3) Peduli yaitu sikap dan tindakan mengindahkan, menghiraukan,

memperhatikan, mencampuri terhadap hal-hal yang dikerjakan orang lain

dengan maksud dan tujuan yang baik.

4) Mandiri yaitu suatu sikap dan perilaku yang tidak mudah tergantung pada

orang lain dalam menyelesaikan tugas-tugas.

5) Ingin tahu yaitu sikap dan tindakan yang selalu berupaya untuk mengetahui

lebih mendalam dan meluas dari apa yang dipelajarinya, dilihat, dan didengar.

6) Kritis, kreatif dan inovatif yaitu berfikir dan melakukan sesuatu secara nyata

atau logika untuk menghasilkan cara atau hasil baru dan termutakhir dari apa

yang telah dimiliki.

7) Percaya diri yaitu merupakan sikap yakin akan kemampuan diri sendiri

terhadap pemenuhan tercapainya setiap keinginan dan harapan.

8) Cinta ilmu yaitu cara berfikir, bersikap, dan berbuat yang menunjukkan

kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap pengetahuan

9) Disiplin yaitu merupakan suatu tindakan yang menunjukkan perilaku tertib

dan patuh pada berbagai ketentuan dan peraturan.

10) Menghargai keberagaman yaitu sikap dan tindakan yang memberikan

respek/hormat terhadap berbagai macam hal baik yang berbentuk fisik, sifat,

adat, budaya, suku, dan agama serta menghormati keberhasilan orang lain.

17

Page 18: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

2. Penelitian Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Desy Anindia Rosyida (2012) yang berjudul “Implementasi

Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Roudlotun

Nasyiin Purwokerto Srengat Blitar”. Hasil Penelitia ini adalah Implementasi

pendidikan karakte di MI Roudlotun Nasyiin dilakukan melalui KBM dan

kegiatan keagamaan. Kendala-kendala dalam penanaman pendidikan karakter

melalui kegiatan keagamaan di MI Roudlotun Nasyiin yaitu karena faktor

lingkungan, faktor sarana dan prasarana, faktor siswa, dan faktor kurikulum.

Solusi untuk menyelesaikan kendala-kendala tersebut adalah: menerapkan budaya

madrasah yang baik, mempunyai sarana dan prasarana sendiri yang memadai,

mengikut sertakan peserta didik dalam berbagai kegiatan keagamaan, dan dengan

menambah jam pelajaran agama.

Penelitian yang relevan kedua dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Nur Azizah (2011) dengan judul “Pendidikan Karakter dalam

Perspektif Al-Qur’an dan Hadits”. Hasil Penelitian ini adalah penelitian adalah

manusia adalah makhluk yang memiliki tabiat, potensi dan kecenderungan ganda,

yakni positif dan negatif. Hasil penelitian yang kedua adalah bahwa masa yang

tepat untk pembentukan karakter mulai dibentuk sejak dalam kandungan karena

anak belajar dimulai dari apa yang dia dengar, lihat dan rasakan. Selanjutnya

disebutkan bahwa subjek dan objek pendidikan karakter adalah setiap individu

manusia yang berkewajiban mentransformasikan dan mengintegrasikan nilai-nilai

18

Page 19: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

positif bagi orang lain dan dia juga berhak menerima pengaruh positif dari

lingkungannya serta Rasulullah SAW.

Penelitian yang relevan ketiga dengan penelitian ini adalah penelitian yang

dilakukan oleh Heni Zuhriyah (2010) dengan judul penelitian “Pendidikan

Karakter (Studi Perbadingan antara Konsep Doni Koesoema dan Ibnu

Miskawaih)”. Hasil penelitian ini adalah dari segi kata akhlak dan secara bahasa

karakter mengandung makna yang sama yakni, kebiasaan, tabiat, watak, sifat-sifat

kejiwaan, dan secara istilah mempunyai arti sama yaitu suatu kehendak yang

sudah biasa dan sering dilakukan secara spontan. Selanjutnya disebutkan

pendidikan karakter menurut Doni Koesoema merupakan sebuah struktur

antropologis yang terarah pada proses pengembangan dalam diri manusia secara

terus menerus untuk menyempurnakan dirinya sebagai manusia yang

berkeutamaan. Sementara itu pendidikan karakter atau akhlak menurut Ibnu

Miskawaih adalah sebuah struktur teologis untuk melakukan keutamaan dengan

tanpa berfikir dan pertimbangan sehingga diperlukan pembiasaan dan latihan

dengan cara diberikan pendidikan. Hasil penelitian yang terakhir dijelaskan bahwa

perbedaan antara Doni Koesoema dan Ibnu Miskawaih yakni bahwa pendidikan

karakter Doni Koesoema menekankan untuk diterapkan di sekolah atau lembaga

formal (sekolah) sedangkan Ibnu Miskawaih lebih ditekankan dalam keluarga atau

lingkungan.

B. Kerangka Berpikir

Salah satu upaya pemerintah dalam rangka membentuk karakter bangsa

yang baik di Indonesia yaitu melalui pendidikan. Sejak tahun 2010, pemerinah

19

Page 20: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

melalui Kementrian Pendidikan Nasional mencanangkan penerapan pendidikan

karakter bagi semua tingkat pendidikan, bagi sekolah dasar hingga perguruan

tinggi. Pelaksanaan pendidikan karakter adalah tugas sekolah. Oleh karena itu,

semua komponen sekolah, kepala sekolah, pendidik, dan karyawan sekolah,

bahkan orang tua di rumah wajib menanamkan nilai-nilai pendidikan karakter.

Kemendiknas (2010) menyebutkan bahwa strategi pelaksanaan pendidikan

karakter dikembangkan melalui tahap pengetahuan (knowing), pelaksanaan

(acting), dan kabiasaan (habit). Karakter tidak terbatas pada pengetahuan saja,

seseorang yang memiliki pengetahuan kebaikan belum tentu mampu bertindak

sesuai dengan pengetahuannya, jika tidak terlatih (menjadi kebiasaan) untuk

melakukan kebaikan. Karakter juga menjangkau wilayah emosi dan kebiasaan

diri. Dengan demikian diperlukan tiga komponen karakter yang baik (components

of good character) yaitu pengetahuan tentang moral (moral knowing), perasaan

atau pengetahuan tentang emosi atau tentang moral (moral feeling), dan perbuatan

bermoral (moral action). Hal ini diperlukan agar peserta didik yang terlibat dalam

sisitem pendidikan tersebut sekaligus dapat memahami, merasakan, menghayati,

dan mengamalkan (mengerjakan) nilai-nilai kebajikan (moral).

Salah satu aspek yang perlu dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat

satuan pendidikan telah melaksanakan pendidikan karakter bangsa adalah dengan

melakukan survei. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi

tentang populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.

Populasi tersebut bisa berkenaan dengan orang, instansi, lembaga, organisasi,

unit-unit, kemasyarakatan dan lain-lain.

20

Page 21: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Dalam pendidikan dan kurikulum pembelajaran, survei digunakan untuk

menghimpun data tentang peserta didik, seperti: sikap, minat, dan kebiasaan

belajar, hubungan dan pergaulan antar peserta didik, hobby, dan penggunaan

waktu senggang, cita-cita, karir, dan lain-lain. Survei juga dapat digunakan untuk

mengumpulkan data tentang pendidik, seperti: latar belakang sosial ekonomi,

pendidikan, dan pengalaman, sikap, minat, dan kepedulian pendidik dalam

pelaksanaan mengajar, membimbing, dan memberikan latihan pada peserta didik,

pelaksanaan tugas-tugas administratif, pengabdian dan kerjasama dengan

masyarakat, dan lain-lain.

Pada penelitian ini, dilakukan identifikasi nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran kimia menggunakan angket untuk pendidik dan peserta didik kelas

X. Untuk melengkapi dan memperkuat data hasil angket dilakukan observasi

terhadap pendidik untuk mengetahui apakah benar pendiidk telah

mengimplementasikan nilai karakter bangsa pada pembelajaran kimia dikelas X.

Survei pelaksanaan pendidikan karakter ini di SMA Negeri 3 Bengkayang pada

semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 dalam mata pelajaran kimia dikelas X

diharapkan dapat memberikan kesadaran kepada peserta didik maupun pendidik

akan arti pentingnya nilai/karakter bangsa.

C. Pertanyaan Penelitian

Pertanyaan pada penelitian ini adalah sejauh manakah pendidikan karakter

bangsa telah diterapkan dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang

pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013?

21

Page 22: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

BAB IIIMETODE PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Menurut Conny R. Semiawan (2010: 2-5) metode penelitian adalah suatu

kegiatan ilmiah yang dilakukan secara bertahap mulai dengan penentuan topik,

pengumpulan data dan menganalisis data, sehingga nantinya diperoleh suatu

pemahaman dan pengertian atas topik, gejala dan isu tertentu. Menurut Iskandar

(2009: 17-18) metode penelitian terbagi menjadi tiga, yaitu metode penelitian

kuantitatif, metode penelitian kualitatif dan metode gabungan kualitatif dan

kuantitatif. Metode penelitian kuantitatif terbagi menjadi enam ragam penelitian,

yaitu penelitian deskriptif, penelitian komparatif, penelitian korelasi, penelitian

eksperimen, penelitian expost facto, dan penelitian survei. Sedangkan penelitian

deskriptif sendiri ada dua yaitu deskriptif kuantitatif dan deskriptif kualitatif.

Untuk deskriptif kuantitatif, ukuran kuantitatif misalnya berbentuk rata-rata,

persentase, jumlah responden, dan lain-lain. Sedangkan untuk deskriptif kualitatif

dengan mendeskriptifkan suatu fenomena yang menggunakan interpretasi dari

angka-angka maupun dihubungakan dengan teori-teori yang relevan dengan teori

yang digunakan variable penelitian.

Penelitian ini merupakan jenis penelitian survei dengan menggunakan

teknik analisis secara deskriptif kualitatif. Survei ditujukan untuk memperoleh

gambaran umum tentang karakteristik populasi, seperti nilai karakter bangsa.

Karena penelitian ini dipandang cukup sederhana, tetapi dapat menghimpun

informasi yang penting tentang populasi yang cukup besar, maka penggunaanya

22

Page 23: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

sangat luas. Survei digunakan untuk mengumpulkan data atau informasi tentang

populasi yang besar dengan menggunakan sampel yang relatif kecil.

B. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini adalah berbagai nilai karakter dalam

pembelajaran kimia kelas X di SMA Negeri 3 Bengkayang Tahun Ajaran

2012/2013. Karakter adalah suatu nilai-nilai perilaku manusia yang berhubungan

dengan Tuhan yang maha esa, diri sendiri, sesama manusia, lingkungan dan

kebangsaan yang terwujud dalam pikiran, sikap, perasaan serta perbuatan

berdasarkan norma agama, hukum, tata krama, budaya dan adat istiadat. Nilai-

nilai karakter yang diteliti adalah nilai-nilai karakter yang disampaikan oleh

pendidik kimia dalam pembelajaran dikelas.

Penerapan karakter bangsa dalam pembelajaran kimia sangat

mempengaruhi karakter peserta didik. Nilai-nilai karakter bangsa yang diamati

pada penelitian ini adalah nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh pendidik

kepada peserta didik dalam pembelajaran kimia antara lain: jujur, tanggung jawab,

peduli, mandiri, ingin tahu, kritis,kreatif dan inovatif, percaya diri, cinta ilmu,

disiplin dan menghargai keberagaman.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Penelitian

Menurut Sigit Nugroho (2007: 10) populasi adalah seluruh objek yang

mungkin terpilih atau keseluruhan ciri yang dipelajari. Sedangkan menurut

Sugiyono (2009: 80) populasi merupakan objek atau subjek dalam sebuah

penelitian yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu sesuai dengan

23

Page 24: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

ketentuan yang ditetapkan peneliti sehingga dapat dipelajari dan ditarik

kesimpulan.

Populasi penelitian ini adalah pendidik kimia dan peserta didik kelas X

semester 1 SMA N 3 Bengkayang Kabupaten Bengkayang Tahun Ajaran

2012/2013. Jumlah populasi keseluruhan sebanyak 105 peserta didik yang

terbagai dalam tiga kelas yaitu X1, X2 dan X3.

2. Teknik sampling dan sampel penelitian

Pemilihan dan pengambilan sampel merupakan hal yang sangat penting

dalam penelitian. Ketepatan jenis dan jumlah anggota sampel yang diambil akan

sangat mempengaruhi keterwakilan (representativeness) sampel terhadap

populasi. Keterwakilan populasi akan sangat menentukan kebenaran kesimpulan

dari hasil penelitian.

Pengambilan sampel merupakan suatu proses pemilihan dan penentuan jenis

sampel dan perhitungan besarnya sampel yang akan menjadi subjek atau objek

penelitian. Sampel yang secara nyata akan diteliti harus representatif dalam arti

mewakili populasi baik dalam karakteristik maupun jumlahnya.

Salah satu cara pengambilan sampel yang representatif adalah secara acak

sederhana (simple random sampling). Pengambilan sampel acak sederhana

seluruh individu yang menjadi anggota populasi memiliki peluang yang sama dan

bebas dipilih untuk dijadikan sampel karena pemilihan individu-individu tidak

mempengaruhi individu yang lainnya. Sampel dari penelitian ini adalah pendidik

kimia kelas X dan dua kelas X1 dan X3 dengan jumlah peserta didik sebanyak 70

orang.

24

Page 25: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

D. Instrumen Penelitian dan Teknik Pengumpulan Data

1. Instumen penelitian

Menurut W. Gulo (2000: 123) instrumen penelitian adalah alat yang dipakai

untuk mengumpulkan data. Instrumen penelitian digunakan untuk mengukur nilai

dari variabel yang diteliti, sehingga jumlah instrumen yang digunakan sesuai

dengan jumlah variabel yang akan diteliti (Sugiyono, 2009: 92)

Instrumen yang digunakan dalam penelitian yaitu angket atau kuesioner dan

lembar observasi yang terdapat pada lampiran 1, lampiran 2 dan lampiran 3.

Instrumen angket pendidik dan peserta didik telah divaliditas secara logis oleh

pembimbing.

a. Angket

Instrumen angket survei digunakan untuk mengambil data keterlaksanaan

pendidikan nilai/karakter bangsa pada proses pembelajaran kimia. Bentuk angket

ada 2, yaitu: angket untuk pendidik dan angket untuk peserta didik.

Angket pendidik dan peserta didik di adaptasi dari buku yang berjudul

“Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi” yang disusun oleh Heri

Gunawan (2012: 220,223, 230-234).

Instrumen berupa angket tersebut berisi tentang pernyataan yang memiliki

nilai-nilai karakter yang terdapat pada Ilmu Pengetahuan Alam salah satunya mata

pelajaran kimia. Istrumen angket survei menggunakan model skala Likert dengan

alternatif jawaban yaitu: selalu (SL), Sering (SR), Kadang-kadang (KD), Jarang

(J), Tidak pernah (TP). Untuk bentuk pernyataan skornya 5, 4, 3, 2, dan 1. Angket

survei penerapan karakter pada pembelajaran kimia untuk pendidik yang

25

Page 26: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

digunakan berisi 20 butir pernyataan-pernyataan yang harus dijawab sejujurnya

oleh pendidik dan 20 butir pertanyaan yang harus dijawab oleh peserta didik.

Kisi-kisi angket nilai karakter bangsa untuk pendidik dan peserta didik

dapat dilihat pada Tabel 1 dan 2.

Tabel 1. Kisi–Kisi Angket Nilai Karakter yang ditanamkan Pendidik

No Nilai/karakter Nomor Pernyataan1 Jujur 11, 202 Tanggung jawab 13, 163 Peduli 12, 174 mandiri 9, 185 Ingin tahu 7, 196 Kritis, kreatif dan inovatif 3,47 Percaya diri 5, 148 Cinta ilmu 8, 109 Disiplin 1, 210 Menghargai keberagaman 6, 15

Jumlah 20

Tabel 2. Kisi–Kisi Angket Nilai Karakter Bangsa yang dimiliki Oleh Peserta Didik

No Nilai/karakter Nomor Pernyataan1 Jujur 1,22 Tanggung jawab 3,43 Peduli 5,64 mandiri 7,85 Ingin tahu 9,106 Kritis, kreatif dan inovatif 17, 187 Percaya diri 11, 128 Cinta ilmu 13, 149 Disiplin 15, 1610 Menghargai keberagaman 18, 20

Jumlah 20

26

Page 27: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

1. Lembar ovservasi

Menurut Slameto (2011: 93) observasi merupakan suatu pengamatan

langsung terhadap keadaan di lapangan atau keadaan dari subjek penelitian

dengan memperhatikan tingkah lakunya. Jadi dalam metode observasi ini

dilakukan dengan cara mengamati langsung tentang keadaan di lapangan atau

keadaan dari subjek penelitian. Selama pengamatan semua informasi yang peneliti

peroleh akan dicatat melalui catatan lapangan. Agar tidak terjadi penyimpangan

yang terlalu jauh selama observasi dan agar tidak kehilangan makna dari apa yang

menjadi target penelitian, peneliti menyusun pedoman observasi seperti tertera

pada Lampiran 3 sebelum terjun langsung ke lapangan. Dalam penelitian ini

peneliti berperan sebagai pengamat langsung, maksudnya peneliti secara langsung

mengamati pendidik mata pelajaran kimia kelas X saat pembelajaran kimia

dikelas.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melakukan observasi (Burhan

Bungin 2009: 115-117):

a. Hal-hal yang hendak diamati.

b. Bagaimana mencatat pengamatan.

c. Alat bantu pengamatan.

d. Bagaimana mengatur jarak antara pengamat dan objek yang diamati.

Beberapa kesulitan umum dalam metode observasi, terutama yang terjadi

pada pengamat dan objek pengamat, antara lain:

1) Terkadang tanpa disadari bahwa pengamat mencampuradukkan antara data

observasi dengan pendapat pribadi atau persepsi pribadi pengamat.

27

Page 28: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

2) Pengamat sering tertangkap dalam subjektivitasnya tanpa disadari ataupun

mengetahui jalan keluarnya.

3) Terkadang pengamat terbawa situasi yang diamati sehingga melupakan fungsi

utamanya.

4) Timbulnya gejala yang diobservasi sering menyulitkan pengamat, terutama

jika gejala itu sulit dipastika kapan munculnya.

5) Pelaksanaan observasi menjadi terganggu akibat dari munculnya peristiwa

lain yang tidak terduga. Misalnya hujan, kebakaran, tabrakan, bencana alam,

dan sebagainya.

Lembar ovservasi yang digunakan pada penelitian ini bertujuan untuk

memperkuat hasil angket dan mengungkapkan hal-hal yang tidak terungkapkan

dalam hasil angket. Dengan hasil observasi akan memastikan apakah

nilai/karakter sudah atau tidak diterapkan oleh pendidik pada pembelajaran kimia.

Lembar observasi yang digunakan di adaptasi dari buku yang berjudul

“Pendidikan Karakter Konsep dan Implemetasi“ yang disusun oleh Heri Gunawan

(2012: 230-234).

Kisi-kisi panduan observasi yang akan digunakan dapat dilihat pada Tabel

3.

Tabel 3. Kisi-kisi Instrumen Lembar Observasi

Nilai Karakter Aspek Yang DiamatiNomor

itemJumlah

Jujur Mengajak peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

1 1

Nilai Karakter Aspek Yang DiamatiNomor

itemJumlah

Tanggung Jawab Sikap untuk melaksanakan tugas dan 2 1

28

Page 29: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

kewajibannya.Perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya. 3

1

Peduli Memberi salam dengan ramah pada saat masuk keruangan 4

1

Memperhatikan peserta didik yang salah/keliru pada saat pelajaran 5

1

Membimbing peserta didik dalam belajar kimia 6

1

Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

7 1

MandiriMemberi kesempatan kepada peserta didik mengerjakan tugas sendiri

8 1

memberi kesempatan kepada peserta didik mencari sendiri bahan ajar melalui internet dan perpustakaan

9 1

Ingin Tahu Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium atau lapangan.

101

memberi kesempatan kepada peserta didik mencari bahan ajar melalui internet dan perpustakaan

111

Kritis, kreatif dan inovatif

Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar 12 1

Memberi kesempatan kepada peserta didik berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah 13 1

Menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan 14 1

Memfasilitasi peserta didik untuk lebih dalam/jauh/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap

151

Nilai Karakter Rasa Percaya Diri

Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

16 1

Nilai Karakter Aspek Yang DiamatiNomor

itemJumlah

29

Page 30: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa kebanggaaan dan rasa percaya diri kepada peserta didik

171

Cinta Ilmu Membiasakan peserta didik membaca dan menulis yang beragam melalui tugas tertentu yang bermakna

18 1

Memberi dukungan dan dorongan kepada peserta didik untuk terus berusaha memahami pelajaran kimia.

19 1

Disiplin Datang tepat waktu 20 1

Mengecek kehadiran peserta didik 21 1

Menegur Peserta didik yang terlambat

22 1

Mengecek kebersihan kelas dan kerapian siswa

23 1

Menghargai keberagaman

Menghargai perbedaan pendapat peserta didik 24 1

Memberi Pujian kepada peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan

251

2. Teknik Pengumpulan Data

a. Teknik Angket

Pengumpulan data penanaman nilai karakter peserta didik dalam

penelitian ini menggunakan teknik angket. Pada teknik ini digunakan instrumen

angket yaitu angket nilai-nilai karakter bangsa yang dimiliki peserta didik yang

akan diberikan kepada peserta didik SMA Negeri 3 Bengkayang kelas X dan

angket nilai-nilai karakter yang ditanamkan oleh pendidik yang akan diberikan

kepada pendidik SMA Negeri 3 Bengkayang kelas X . Format angket terdapat

pada Lampiran 1.

b. Teknik Observasi

30

Page 31: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Selain menggunakan teknik angket, guna untuk memperkuat dan

melengkapi data hasil dari angket, maka akan digunakan teknik observasi yang

dapat menggungkapkan hal-hal yang tidak terungkap melalui angket.

Observasi ini ditujukan kepada pendidik mata pelajaran kimia kelas X SMA

Negeri 3 Bengkayang. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran kimia

berlangsung dikelas. Format observasi terdapat pada Lampiran 3

3. Alur Kerja Penelitian

Alur penelitian ini adalah seperti terlihat pada Gambar 1

Gambar 1. Diagram Alur Penelitian

31

Penentuan Sampel Penelitian

Angket

Analisis Data

Kesimpulan dan Pembahasan

Sampel Penelitian

Pengumpulan Data

Observasi

Page 32: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

4. Teknik Analisis Data

Penelitian ini menggunakan teknik analisis data statistik deskriptif kualitatif

dengan langkah-langkah penelitian sebagai berikut :

a. Penyajian Data

Penyajian data adalah sekumpulan informasi yang memberi kemungkinan

penarikan kesimpulan dan pengambilan tindakan.

Tahap penyajian data dalam penelitian ini meliputi :

1) Menyajikan hasil pengisian angket pendidik dan peserta didik yang telah

dipilih sebagai subjek penelitian.

2) Menyajikan hasil dari observasi terhadap pendidik yang menjadi subjek

observasi.

Dari hasil penyajian data yang berupa hasil pengisian angket pendidik dan

peserta didik dan hasil observasi dilakukan analisis, kemudian disimpulkan yang

berupa data temuan sehingga mampu menjawab permasalahan dalam penelitian

ini.

b. Menarik kesimpulan

Verifikasi adalah sebagian dari suatu kegiatan dari konfirmasi yang utuh

sehingga mampu menjawab pertanyaan penelitian dan tujuan penelitian. Menarik

kesimpulan dapat dilakukan dengan cara membandingkan hasil pengisian angket

peserta didik dan pendidik dan hasil observasi.

Hasil pengisian angket dianalisis menggunakan analisis data secara

deskriptif kualitatif dengan satu variabel, yaitu variabel skor angket. Hasil

32

Page 33: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

NX =

∑X

∑X = jumlah skor tiap nilai karakter

X = skor rata-rata tiap nilai karakter

=N jumlah sampel

pengisian angket dari peserta didik dan pendidik yang masih berbentuk huruf

diubah menjadi nilai kualitatif dengan langkah-langkah sebagai berikut :

1) Jenis data yang diambil berupa data kualitatif kemudian diubah menjadi

kuantitatif dengan skala Likert berikut :

Selalu 5

Sering 4

Kadang-kadang 3

Jarang 2

Tidak pernah 1

2) Setelah terkumpul, skor rata-rata dari setiap nilai karakter dihitung dengan

rumus :

Keterangan :

3) Mengubah skor rata-rata yang berupa data kuantitatif menjadi nilai kualitatif

sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal (Anas Sudijono, 1987: 161)

dengan ketentuan seperti yang dijabarkan dalam Tabel 4.

33

Page 34: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

(Mi + 1,5 Sbi)X > >

(Mi + 0,5 Sbi) < X >≤ (Mi + 1,5 Sbi)

(Mi - 0,5 Sbi) < X >≤ (Mi + 0,5 Sbi)

(Mi - 1,5 Sbi) < X >≤ (Mi - 0,5 Sbi)

(Mi - 1,5 Sbi) > ≤

Tabel 4. Kriteria Kategori Penilaian Ideal

No Rentang Skor (i) Kuantitatif Kriteria Kualitatif

1 Sangat Baik

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

5 Sangat Kurang

Keterangan :

Mi : Rata-rata ideal yang dapat dicari dengan menggunakan rumus

SBi : Simpangan baku ideal yang dapat dicari dengan menggunakan

rumus

Skor maksimal ideal = ∑ butir pernyataan tiap karakter x skor tertinggi

Skor minimal ideal = ∑ butir pernyataan tiap karakter x skor terendah

4) Mengubah nilai kuantitatif dari tiap nilai karakter bangsa menjadi nilai

kualitatif sesuai dengan kriteria kategori penilaian ideal untuk tiap nilai

karakter.

Skor tersebut menunjukkan kualitas nilai karakter bangsa yang telah

ditanamkan pendidik kepada peserta didik SMA Negeri 3 Bengkayang.

Pada penelitian ini, terdapat 20 butir pernyataan yang tercakup dalam 10

nilai karakter bangsa. Oleh karena satu nilai karakter bangsa diwakili dua butir

34

Mi = 1/2 x (skor maksimal ideal + skor minimal ideal)

SBi = (1/2 x 1/3 ) x (skor maksimal ideal - skor minimal ideal)

Page 35: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

7,99X > >

6,67 X >≤ 7,99<

5,33 X >≤ 6,67<

3,94 X >≤ 5,33<

X >≤ 3,94

X >

pernyataan dan dimana satu pernyataan nilai tertinggi adalah 5 dan skor terendah

adalah 1, maka skor maksimal ideal untuk tiap nilai karakter adalah 10 berasal

dari 2 x 5, sedangkan skor terendah ideal adalah 2 berasal dari 2 x 1, sehingga

dapat dihitung mean ideal (Mi) dan simpangan baku ideal (SBi) sebagai berikut:

Data yang diperoleh untuk masing-masing aspek yang telah dikembangkan

menjadi indikator-indikator kemudian ditabulasikan dan dianalisis. Skor terakhir

yang diperoleh dikonversi secara kualitatif dengan pedoman konversi berikut ini:

Berdasarkan Mi dan SBi yang diperoleh, maka kriteria kategori penilaian

ideal untuk tiap nilai karakter bangsa tersaji pada Tabel 5.

Tabel 5. Kategori Penilaian Ideal Untuk Tiap Nilai Karakter Bangsa

No Rentang Skor (i) Kuantitatif Kriteria Kualitatif

1 Sangat Baik

2 Baik

3 Cukup

4 Kurang

5 Sangat Kurang

Keterangan :

35

Mi = 1/2 (10 + 2) = 6

SBi = 1/6 (10-2) = 1,33

skor rata-rata tiap nilai karakter =

Page 36: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Melalui tabel tersebut, maka sejauh mana pendidikan karakter telah

dilaksanakan pendidik dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang

dapat diketahui, sedangkan untuk melihat nilai karakter bangsa berdasarkan aspek

penilaiannya, maka masing-masing aspek penilaian ditentukan terlebih dahulu

kriteria kategori penilaian ideal. Kriteria kategori penilaian ideal untuk tiap nilai

karakter bangsa dapat dilihat pada Lampiran 4.

Menentukan persentase tiap nilai karakter dari skor angket menggunakan

rumus berikut:

Persentase keidealan: skor rata−ratatiap nilai karakterskor maksimal tiap nilaikarakter

x 100%

36

Page 37: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

BAB IVHASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan disajikan hasil penelitian dan pembahasan hasil survei

penanaman nilai-nilai karakter oleh pendidik dalam pembelajaran kimia di SMA

Negeri 3 Bengkayang kelas X. Hasil penelitian dan pembahasan pada bab ini

merupakan analisis data yang dikumpulkan selama penelitian yang diperoleh dari

hasil angket, observasi, dan studi dokumentasi. Pembahasan dalam bab ini

memanfaatkan teori-teori yang dikaji sebagai upaya untuk mengintregasikan hasil

temuan penelitian dengan teori yang sudah ada dalam kajian teori.

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Setting Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 3 Bengkayang yang beralamat di

Jalan raya Bengkayang-Singkawang (Km 2), 79182, Bengkayang, Kalimatan

Barat. SMA Negeri 3 Bengkayang merupakan SMA yang baru berdiri selama 3

tahun di kabupaten Bengkayang dan tempatnya sangat strategis karena berada di

pinggir jalan yang mudah dijangkau dengan kendaraan umum.

SMA Negeri 3 Bengkayang sangat menarik untuk digunakan sebagai tempat

penelitian tentang nilai-nilai karakter karena belum pernah ada penelitian tentang

nilai-nilai karakter di SMA tersebut.

2. Sampel Penelitian

Penelitian dilakukan untuk mengetahui sejauh mana nilai-nilai karakter

yang ditanamkan oleh pendidik dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 3

Bengkayang. Sampel penelitian dalam penelitian ini adalah pendidik kimia dalam

37

Page 38: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

sekolah itu dan dua kelas X1 dan X3 dengan jumlah peserta didik sebanyak 70

orang.

B. Hasil Penelitian dan Pembahasan

Survei penerapan nilai-nilai karakter dalam pembelajaran kimia di SMA

Negeri 3 Bengkayang ini membahas tentang sejauh mana pendidikan karakter

bangsa telah diterapkan pendidik dalam pembelajaran kimia di SMA Negeri 3

Bengkayang pada semester genap Tahun Ajaran 2012/2013 oleh pedidik.

Peneliti memulai penelitian pada hari Rabu, 23 Januari 2013 sampai 6

Februari 2013. Dalam waktu 2 minggu peneliti memperoleh kesempatan untuk

memberi angket kepada pendidik dan dilanjutkan pemberian angket kepada

peserta didik untuk memastikan bahwa peserta didik memiliki sikap/nilai-nilai

karakter yang telah ditanamkan pendidik. Angket dibagikan kepada peserta didik

kelas X1 dan X3 sebanyak 1 kali dan kelas yang digunakan diambil secara acak.

Untuk mengetahui kebenaran dan memperkuat hasil angket pendidik, peneliti

melakukan observasi pada saat pendidik melakukan proses pembelajaran kimia

dikelas X.

Hasil angket yang diperoleh dari pendidik dan peserta didik kemudian

dianalisis dengan mengubah data kuantitatif menjadi kualitatif. Hasil angket yakni

untuk mengetahui apakah pendidik benar-benar mengimplementasikan nilai-nilai

karakter dalam pembelajaran kimia dan dilengkapi dengan observasi yang

dilakukan dengan cara mengamati langsung keadaan di lapangan atau keadaan

dari subjek penelitian. Selama pengamatan semua informasi yang peneliti peroleh

akan dicatat melalui catatan lapangan.

38

Page 39: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Pelaksanaan pendidikan karakter dalam mata pelajaran kimia, diharapkan

ada 10 nilai-nilai karakter yang diidentifikasi, yaitu: (1) jujur (2) tanggung jawab

(3) peduli, (4) mandiri, (5) ingin tahu, (6) ) kritis, kreatif dan inovatif, (7) percaya

diri, (8) cinta ilmu, (9) disiplin, dan (10) menghargai keberagaman (Heri

Gunawan, 2012: 223).

1. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Nilai Karakter yang diimplementasikan Pendidik dan Hasil Analisis Statistik Deskriptif Nilai Karakter yang dimiliki Peserta Didik pada Pembelajaran Kimia

a. Hasil Penelitian

Hasil analisis statistik deskriptif angket pendidik kelas X SMA Negeri 3

Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 6.

Tabel 6. Kriteria Penilaian Ideal tiap Karakter untuk Pendidik

No Nilai Karakter Persentase Kategori

1 Jujur 90% SB2 Tanggung jawab 90% SB3 Peduli 100% SB4 Mandiri 70% B5 Ingin tahu 70% B6 Kritis, kreatif dan inovatif 70% B7 Percaya diri 90% SB8 Cinta ilmu 80% B9 Disiplin 100% SB10 Menghargai keberagaman 90% SB

*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiranKeterangan :

SB : sangat baik B : baik

39

Page 40: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Hasil analisis statistik deskriptif angket peserta didik kelas X SMA Negeri 3

Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Perolehan Modus dan Median untuk Angket Peserta Didik

*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiran

Tabel 8. Kriteria Penilaian Ideal tiap Karakter untuk Peserta didik

No Nilai Karakter Skor Rata-rata Persentase Kategori1 Jujur 523 7,47 74,7% B2 Tanggung jawab 557 7,95 79,5% B3 Peduli 541 7,72 77,2% B4 Mandiri 555 7,92 79,2% B5 Ingin tahu 523 7,47 74,7% B6 Kritis, kreatif dan inovatif 491 7,01 70,1% B7 Percaya diri 523 7,47 74,7% B8 Cinta ilmu 522 7,45 74,5% B9 Disiplin 547 7,81 78,1% B10 Menghargai keberagaman 547 7,81 78,1% B

*Analisis selengkapnya disajikan pada lampiranKeterangan :

B : baik

40

No Nilai Karakter Modus Median1 Jujur 4 42 Tanggung jawab 4 4

3 Peduli 4 44 Mandiri 4 45 Ingin tahu 4 46 kritis, kreatif dan inovatif 4 47 Percaya diri 4 48 Cinta ilmu 4 49 Disiplin 4 410 Saling menghargai 4 4

Page 41: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Diagram persentase hasil angket pendidik dan peserta didik dapat dilihat pada

Gambar 2.

Juju

r

Tangg

ung j

awab

Pedu

li

Man

diri

Ingi

n tah

u

Kritis,

krea

tif da

n ino

vatif

Perca

ya di

ri

Cinta

ilmu

Disipl

in

Men

gharg

ai ke

berag

aman

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

90%

100%

Pendidik

Peserta didik

Gambar 2. Diagram Persentase Hasil Angket

b. Pembahasan

1) Jujur

Nilai karakter jujur yang ditanamkan oleh pendidik menunjukkan kategori

sangat baik dengan perolehan skor 9 dari skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan

bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter jujur dengan sangat baik pada

saat pembelajaran kimia.

Nilai karakter jujur yang dimiliki oleh peserta didik masuk ke dalam

kategori baik dengan perolehan skor 523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata

7,47. kategori ini didukung oleh modus dan median atau alternatif jawaban yang

41

Page 42: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

banyak dipilih dan nilai tengah alternatif jawaban siswa yaitu 4, maka

disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif

jawaban tengah peserta didik dengan point 4 adalah “sering”.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter jujur sebesar

90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan sudah

memiliki nilai karakter jujur sebesar 75%.

2) Tanggung Jawab

Skor yang diperoleh pendidik untuk nilai karakter tanggung jawab adalah 9

dari skor ideal 10. Sehingga karakter tanggung jawab yang ditanamkan oleh

pendidik menunjukkan kategori sangat baik. Kategori ini menunjukkan bahwa

pendidik telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab dengan sangat baik

pada pembelajaran kimia.

Skor yang diperoleh peserta didik untuk nilai karakter tanggung jawab

adalah 557 dari skor ideal 700 dan nilai rata-ratanya 7,95. Sehingga nilai karakter

tanggung jawab yang dimiliki oleh peserta didik masuk ke dalam kategori baik.

Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai tengah

alternatif jawaban peserta didik adalah 4, sehingga disimpulkan alternatif

jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah peserta

didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter tanggung

42

Page 43: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

jawab sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik

menunjukkan sudah memiliki nilai karakter tanggung jawab sebesar 80%.

3) Peduli

Hasil angket nilai karakter peduli yang ditanamkan oleh pendidik kimia

masuk pada kategori sangat baik. Kategori ini didukung oleh perolehan skor

angket yaitu 10 dari skor ideal 10. Dengan kategori yang diperoleh dapat

diketahui bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter peduli dengan sangat

baik.

Nilai karakter peduli yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam

kategori baik dengan perolehan skor 541 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata

7,72. Modus atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan median atau

alternatif nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4. Selanjutnya,

karena hasil rata-rata modus dan median adalah 4 maka disimpulkan alternatif

jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah peserta

didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter peduli

sebesar 100% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter sebesar 77%.

4) Mandiri

Pendidik mendapatkan skor 9 pada pengisian angket dari skor ideal 10.

Sehingga dari perolehan skor dan rata-rata hasil angket karakter mandiri masuk

43

Page 44: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pada kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai

karakter mandiri dengan baik.

Nilai karakter mandiri yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam

kategori baik dengan perolehan skor 555 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata

7,92. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai

tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4. Sehingga dapat disimpulkan

alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah

peserta didik dengan point 4 adalah “sering”.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter mandiri

sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter sebesar 79%.

5) Ingin tahu

Pengubahan nilai kuantitatif menjadi nilai kualitatif untuk nilai karakter

ingin tahu masuk pada kriteria kualitatif dengan kategori baik dengan skor 7 dari

skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai

karakter pada peserta didik pada saat pembelajaran kimia dengan baik.

Nilai karakter ingin tahu yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam

kategori baik dengan perolehan skor 523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata

7,47. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai

tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median

berasal dari dua pernyataan nilai karakter ingin tahu. Oleh karena itu dapat

44

Page 45: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif

jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter ingin tahu

sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter sebesar 75%.

6) Kritis, Kreatif dan Inovatif

Nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif yang ditanamkan oleh pendidik

menunjukkan kategori baik dengan perolehan skor 7 dari skor ideal 10. Kategori

ini menunjukkan bahwa pendidik telah menanamkan nilai karakter kritis, kreatif

dan inovatif dengan baik pada saat pembelajaran kimia.

Nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif yang dimiliki oleh peserta didik

masuk kedalam kategori baik dengan perolehan skor 491 dan skor ideal 700 dan

nilai rata-rata 7,01. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih

dan nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan

median berasal dari dua pernyataan nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif. Oleh

karena itu dapat disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik

dan alternatif jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya

adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter kritis,

kreatif dan inovatif sebesar 70% kepada peserta didik dan hasil angket peserta

45

Page 46: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

didik menunjukkan sudah memiliki nilai karakter kritis, kreatif dan inovatif

sebesar 70%.

7) Percaya diri

Skor yang diperoleh pendidik untuk nilai karakter percaya diri adalah 9 dari

skor ideal 10. Sehingga karakter tanggung jawab yang ditanamkan oleh pendidik

menunjukkan kategori sangat baik. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik

telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab dengan sangat baik pada

pembelajaran kimia.

Skor yang diperoleh peserta didik untuk nilai karakter percaya diri adalah

523 dari skor ideal 700 dan nilai rata-ratanya 7,47. Sehingga nilai karakter

percaya diri yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam kategori baik. Modus

dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai tengah alternatif

jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median berasal dari dua

pernyataan nilai karakter percaya diri. Oleh karena itu untuk dapat disimpulkan

alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah

peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter percaya diri

sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter percaya diri sebesar 75%.

8) Cinta ilmu

Hasil angket nilai karakter cinta ilmu yang ditanamkan oleh pendidik kimia

masuk pada kategori baik. Kategori ini didukung oleh perolehan skor angket yaitu

46

Page 47: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

8 dari skor ideal 10. Dengan kategori yang diperoleh dapat diketahui bahwa

pendidik telah menanamkan nilai karakter peduli dengan baik.

Nilai karakter cinta ilmu yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam

kategori baik dengan perolehan skor 522 dari skor ideal 700 dan nilai rata-rata

7,45. Modus atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan median atau

alternatif nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, sehingga dapat

disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif

jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter cinta ilmu

sebesar 80% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter cinta ilmu sebesar 75%.

9) Disiplin

Pendidik mendapatkan skor 10 pada pengisian angket dari skor ideal 10.

Sehingga dari perolehan skor dan rata-rata hasil angket karakter mandiri masuk

pada kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa pendidik telah

menanamkan nilai karakter disiplini dengan sangat baik

Nilai karakter disiplin yang dimiliki oleh peserta didik masuk kedalam

kategori baik dengan perolehan skor 547 dari skor ideal 700 dan nilai rata-

rata7,81. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan nilai

tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, jumlah modus dan median

berasal dari dua pernyataan nilai karakter disiplin. Oleh karena itu dapat

47

Page 48: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

disimpulkan alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif

jawaban tengah peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter disiplin

sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik menunjukkan

sudah memiliki nilai karakter disiplin sebesar 78%.

10) Menghargai Keberagaman

Pengubahan nilai kuantitatif menjadi nilai kualitatif untuk nilai karakter

menghargai keberagaman masuk pada kriteria kualitatif dengan kategori sangat

baik dengan skor 9 dari skor ideal 10. Kategori ini menunjukkan bahwa pendidik

telah menanamkan nilai karakter menghargai keberagaman pada peserta didik

pada saat pembelajaran kimia dengan sangat baik.

Nilai karakter saling menghargai yang dimiliki oleh peserta didik masuk

kedalam kategori baik dengan perolehan skor 547 dari skor ideal 700 dan nilai

rata-rata 7,81. Modus dan median atau alternatif jawaban yang banyak dipilih dan

nilai tengah alternatif jawaban peserta didik adalah 4, dapat disimpulkan

alternatif jawaban yang banyak dipilih peserta didik dan alternatif jawaban tengah

peserta didik adalah “sering” yang point nilainya adalah 4.

Berdasarkan perolehan hasil angket dapat diketahui bahwa pendidik kimia

kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang telah menanamkan nilai karakter menghargai

keberagaman sebesar 90% kepada peserta didik dan hasil angket peserta didik

menunjukkan sudah memiliki nilai karakter menghargai keberagaman sebesar

78%.

48

Page 49: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

2. Observasi Pengimplementasian Nilai Karakter oleh Pendidik pada Pembelajaran Kimia

Untuk memperkuat hasil angket yang diperoleh peneliti melakukan

observasi. Observasi dilakukan pada saat pembelajaran kimia berlangsung di kelas

dan dilakukan sebanyak 2 kali. Materi yang disampaikan oleh pendidik ketika

observasi berlangsung adalah Larutan Elektrolit dan Larutan Non Elektrolit.

a. Hasil Penelitian

Hasil observasi terhadap pendiidk kimia kelas X SMA Negeri 3

Bengkayang dapat dilihat pada Tabel 8.

Tabel 8. Hasil Observasi Penanaman Nilai Karakter oleh Pendidik pada

Pembelajaran Kimia Kelas X SMA Negeri 3 Bengkayang

49

Page 50: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

50

NoNilai

KarakterAspek Yang Diamati

Observasi ke-

1 2

1Jujur

1) Mengajak peserta didik berkompetensi secara sehat untuk meningkatkan prestasi belajar

2 Tanggung Jawab 2) Sikap untuk melaksanakan tugas dan

kewajibannya.

3) Perilaku untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.

3 Peduli 4) Memberi salam dengan ramah pada saat masuk keruangan

5) Memperhatikan peserta didik yang salah/keliru pada saat pelajaran

-

6) Membimbing peserta didik dalam belajar kimia

7) Memberikan motivasi kepada peserta didik yang kurang atau belum berpartisipasi aktif

- -

NoNilai

KarakterAspek Yang Diamati

Observasi ke-

1 2

4 Mandiri8) Memberi kesempatan kepada peserta didik

mengerjakan tugas sendiri-

9) memberi kesempatan kepada peserta didik mencari sendiri bahan ajar melalui internet dan perpustakaan

-

5 Ingin Tahu 10) Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan dilaboratorium atau lapangan.

- -

11) memberi kesempatan kepada peserta didik mencari bahan ajar melalui internet dan perpustakaan

6 Kreatif dan Inovatif, kritis

12) Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar.

- -

13) Memberi kesempatan kepada peserta didik berfikir, menganalisis, menyelesaikan masalah -

14) Menjadi narasumber dan fasilitator dalam menjawab pertanyaan peserta didik yang menghadapi kesulitan

15) Memfasilitasi peserta didik untuk lebih dalam/jauh/luas memperoleh pengetahuan, keterampilan, dan sikap - -

7 Rasa Percaya Diri

16) Melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran.

17) Melakukan kegiatan yang menumbuhkan rasa kebanggaaan dan rasa percaya diri kepada peserta didik

8 Cinta Ilmu 18) Membiasakan peserta didik membaca dan - -

Page 51: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Keterangan : : Dilaksanakan- : Tidak dilaksanakan

b. Pembahasan

1) Jujur

Nilai karakter jujur dituliskan oleh pendidik pada RPP yang bermaterikan

larutan elektrolit dan non elektrolit . Pada praktiknya penanaman nilai karakter

jujur dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik di SMA Negeri 3

Bengkayang, misalnya pendidik mengajak peserta didik berkompetensi secara

sehat untuk meningkatkan prestasi belajar dengan melarang peserta didik

mencontek. Hal ini membuktikan ada kesesuaian antara RPP dan praktik

pembelajaran dikelas.

Penyampaian nilai karakter jujur oleh pendidik sendiri tidak ada kesulitan

dan pendidik benar telah menanamkan nilai karakter jujur pada pembelajaran,

walaupun hasil penyampaiannya kurang optimal dimana hasil kategori angket

yang diperoleh peserta didik “baik” padahal pendidik mendapatkan kategori

“sangat baik” dalam menanamkan nilai karakter jujur. Hal itu dikarenakan peserta

didik ada yang mudah menerima dan ada peserta didik yang sulit menerima nilai

kejujuran terlihat pada beberapa peserta didik yang masih mencontek temannya

saat mengerjakan tugas dari pendidik.

2) Tanggung jawab

Aspek yang diamati dari karakter tanggung jawab adalah sikap dan perilaku

untuk melaksanakan tugas dan kewajiban. Nilai karakter tanggung jawab

dituliskan oleh pendidik pada RPP. Praktik pelaksanaan penanaman nilai karakter

51

Page 52: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

tanggung jawab dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik di SMA

Negeri 3 Bengkayang misalnya memberikan tugas atau PR dan meminta kepada

peserta didik untuk mengerjakan dengan sungguh-sungguh dan mengumpulkan

tugas atau PR tepat waktu. Hal ini menunjukkan ada kesesuaian antara RPP dan

praktik pembelajaran dikelas.

Penyampaian nilai karakter tanggung jawab oleh pendidik sendiri tidak ada

kesulitan dan pendidik benar telah menanamkan nilai karakter tanggung jawab

pada pembelajaran, walaupun hasil penyampaiannya kurang optimal dimana hasil

kategori angket yang diperoleh peserta didik “baik” padahal pendidik

mendapatkan kategori “sangat baik” dalam menanamkan nilai karakter tanggung

jawab. Hal itu dikarenakan heterogenitas peserta didik, ada peserta didik yang

mudah menerima dan ada peserta didik yang sulit menerima nilai tanggung jawab

terlihat ketika pendidik meminta mengumpulkan PR ada beberapa peserta didik

yang tidak mengumpulkan.

3) Peduli

Nilai karakter peduli dituliskan pendidik pada RPP. Aspek yang diamati

ketika observasi pada karakter peduli yaitu sikap dan perilaku kepedulian

pendidik kepada peserta didik. Pendidik menanamkan sikap dan perilaku peduli

dalam proses pembelajaran kimia yang teramati. Sebagai contoh adalah pendidik

memberikan salam dengan ramah pada saat masuk keruang kelas, pendidik

memperhatikan peserta didik yang salah atau keliru pada saat pelajaran dan

meminta kepada peserta didik yang lebih pintar untuk membantu temannya dan

pendidik selalu membimbing peserta didik saat pelajaran . Pada observasi yang

52

Page 53: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pertama pendidik belum menunjukkan sikap peduli terhadap peserta didik yang

masih salah atau keliru saat pembelajaran terjadi, akan tetapi pada observasi

kedua pendidik mulai memperhatikan peserta didik yang salah atau keliru.

Dengan adanya sikap dan perilaku peduli yang dimiliki pendidik, diharapkan

peserta didik dapat mencontoh dan mengaplikasinya dikehidupan sehari-hari

kepada sesama peserta didik, lingkungan, dan masyarakat. Hal ini menunjukkan

ada kesesuaian antara RPP dan praktik pembelajaran dikelas.

Penyampaian nilai karakter peduli oleh pendidik tidak ada kesulitan, akan

tetapi hasil penyampaiannya kurang optimal disebabkan oleh kadang peserta didik

kurang memahami pentingnya kepedulian itu. Hal ini bisa membuktikan kategori

hasil analisis angket yang didapatkan yaitu “baik” sedangkan kategori hasil angket

pendidik “sangat baik”. Berarti pendidik dalam pembelajaran kimia telah

menanamkan nilai karakter peduli walaupun hasilnya belum maksimal.

4) Mandiri

Nilai karakter mandiri tidak dituliskan pendidik pada RPP namun pada

pembelajaran pendidik menanamkan nilai karakter mandiri dengan cara pendidik

meminta peserta didik untuk mengerjakan soal di papan tulis, pendidik meminta

peserta didik untuk tidak takut salah dalam mengerjakan soal dan soal dikerjakan

sendiri, dan pendidik meminta peserta didik untuk mengerjakan tugas sendiri

serta memberi kesempatan kepada peserta didik mencari bahan ajar melalui

internet sendiri.

53

Page 54: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Pada dasarnya penyampaian nilai karakter mandiri oleh pendidik tidak ada

kesulitan. Akan tetapi hambatan-hambatan yang muncul adalah dari diri peserta

didik itu sendiri antara lain: kadang peserta didik kurang percaya diri dan

kurangnya kesadaran peserta didik akan pentingnya sifat kemandirian. Peserta

didik masih banyak yang mengabaikan tugas yang diberikan pendidik. Dari hasil

observasi ini pendidik benar telah menanamkan nilai karakter mandiri kepada

peserta didik dan hasil analisis angket pendidik dan peserta didik masuk pada

kategori “baik”. Tetapi dari hasil observasi peneliti menemukan kurangnya respon

peserta didik untuk “mandiri”. Hal ini berarti hasil angket tidak sesuai dengan

observasi.

5) Ingin tahu

Nilai karakter ingin tahu dituliskan pendidik pada RPP. Contoh penanaman

nilai karakter ingin tahu dalam pembelajaran kimia yang dilakukan oleh pendidik

kimia di SMA Negeri 3 Bengkayang adalah pendidik meminta peserta didik

untuk mencari berbagai sumber belajar lain untuk bahan belajar seperti dari

perpustakaan dan internet. Hal ini membuktikan ada kesesuaian antara RPP dan

praktik pembelajaran dikelas.

Penyampaian nilai karakter ingin tahu sedikit mengalami kesulitan oleh

pendidik karena pada saat observasi, materi yang disampaikan adalah “Larutan

Elektrolit dan Non Elektrolit” yang seharusnya materi ini disampaikan

menggunakan metode eksperimen atau demontrasi, akan tetapi fasilitas

laboratorium di SMA Negeri 3 Bengkayang belum memadai sehingga praktikum

tidak bisa dilakukan. Selain itu perpustakaan di SMA Negeri 3 Bengkayang juga

54

Page 55: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

belum memadai. Faktor lain dari kurang terlaksananya karakter ingin tahu ini

berasal dari peserta didik sendiri yaitu peserta didik kurang memiliki minat untuk

mencari bahan ajar diluar, seperti toko buku dan internet. Hasil observasi ini

membuktikan bahwa pendidik kurang maksimal dalam menyampaikan nilai

karakter ingin tahu karena tidak memadainya fasilitas yang dapat menunjang

keterlaksanaan nilai karakter ingin tahu.

6) Kritis, kreatif dan inovatif

Nilai karakter kritis, kreatif inovatif tidak dituliskan pendidik pada RPP.

Aspek yang diobservasi pada karakter ini adalah apakah pendidik menggunakan

beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran dan sumber belajar serta

melakukan sesuatu untuk menghasilkan cara atau hasil baru pada pembelajaran

kimia serta memberikan kesempatan kepada peserta didik berfikir, menganalisis,

dan menyelesaikan permasalahan yang ada pada pembelajaran kimia. Misalkan

pendidik mengajak peserta didik untuk memanfaatkan barang-barang yang ada

dilingkungan untuk menjadi barang yang berguna. Melalui aspek ini, diharapkan

nantinya peserta didik akan menjadi peserta didik yang kreatif inovatif dan kritis.

Ketika proses observasi berlangsung sebanyak dua kali pada materi Larutan

Elektrolit dan Non Elektrolit, pendidik belum menggunakan media-media

pembelajaran dan metode-metode pembelajaran yang membuat peserta didik

tertarik dan memunculkan sikap kritis, kreatif dan inovatif pada diri peserta didik

pada pembelajaran yang teramati, sehingga hasil penyampaiannya kurang

maksimal dan kurang sempurna diserap oleh peserta didik. Padahal untuk materi

Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit seharusnyanya menggunakan metode

55

Page 56: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

praktikum karena keterbatasan laboratorium seharusnya pendidik memicu

munculnya kekreatifan peserta didik dengan meminta membawa alat-alat sendiri,

misalnya: lampu, baterai, kabel, batang karbon, larutan garam, gula, air cuka,

alkohol dll. Hambatan lain ketidaklaksananya nilai karakter ini berasal dari diri

peserta didik sendiri yakni: kadang ada beberapa peserta didik yang mudah putus

asa untuk soal yang belum bisa dimengerti dan malu bertanya kepada pendidik

serta ada beberapa peserta didik yang kurang peduli dengan masa depannya

sehingga semangat kerja keras untuk menjadi siswa yang kritis, kreatif dan

inovatif kurang dimiliki peserta didik. Hasil observasi yang dilakukan sebanyak

dua kali ini menunjukkan tidak adanya penanaman nilai karakter kreatif, inovatif

dan kritis oleh pendidik kepada peserta didik dan tidak antusiasnya peserta didik

dalam melaksanakan nilai karakter ini. Hasil angket yang diperoleh pendidik dan

peserta didik menunjukan kriteria ‘baik”. Hal ini menurut peneliti tidak sesuai

dengan hasil observasi.

7) Percaya diri

Nilai karakter percaya diri tidak dituliskan pendidik pada RPP. Pendidik

menanamkan nilai karakter percaya diri dalam praktik pembelajaran kimia dengan

cara: pendidik melibatkan peserta didik secara aktif dalam kegiatan pembelajaran

misalnya meminta menjawab soal yang diberikan dengan percaya diri tanpa ada

rasa takut, pendidik meminta peserta didik bertanya jika belum jelas serta memuji

peserta didik yang dapat menjawab dengan tujuan peserta didik akan bangga pada

diri sendiri. Hal ini menunjukkan ada kesesuaian antara RPP dan praktik

pembelajaran dikelas.

56

Page 57: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Penyampaian nilai karakter disiplin oleh pendidik sendiri tidak ada

kesulitan, akan tetapi kadang hasil penyampaiannya kurang optimal. Hambatan-

hambatan itu muncul dari diri peserta didik yakni kadang ada peserta didik malu

untuk bertanya jika pelajaran belum jelas dan peserta didik enggan maju didepan

kelas untuk menjawab soal yang diberikan. Hal ini sangat bertentangan jika

dibandingkan dengan kategori hasil analisis angket yang diperoleh pendidik

“sangat baik” dan peserta didik “baik” padahal dilapangan peserta didik masih

sangat kurang dalam memiliki rasa percaya diri. Akan tetapi hal ini menunjukkan

bahwa pendidik benar telah menanamkan nilai karakter percaya diri pada saat

pembelajaran kimia.

8) Cinta Ilmu

Karakter cinta ilmu tidak dituliskan pendidik pada RPP akan tetapi dalam

praktiknya pendidik menanamkan nilai karakter cinta ilmu dalam pembelajaran

kimia dengan cara pendidik memberikan dukungan dan dorongan kepada peserta

didik untuk terus berusaha mancintai dan memahami pelajaran kimia.

Pada hakekatnya penyampaian nilai karakter cinta ilmu oleh pendidik

sendiri tidak ada kesulitan, akan tetapi kadang hasil penyampaiannya kurang

optimal. Hambatan-hambatan itu muncul dari diri peserta didik yakni kadang ada

peserta didik yang kurang peduli terhadap pelajaran kimia sehingga peserta didik

tersebut tidak dapat memahami bahkan tidak menyukai pelajaran kimia. Hal ini

dapat menunjukkan kategori hasil analisis angket “baik” pada peserta didik tidak

sesuai sedangkan kategori untuk pendidik “baik” membuktikan bahwa pada saat

57

Page 58: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

pembelajaran kimia pendidik telah menanamkan nilai karakter cinta ilmu

walaupun peserta didik tidak memiliki nilai karakter cinta ilmu.

9) Disiplin

Nilai karakter disiplin tidak dituliskan pendidik pada RPP. Akan tetapi pada

proses pembelajaran yang teramati pendidik menanamkan nilai karakter disiplin

dengan cara: pendidik memberikan contoh untuk datang tepat waktu, mengecek

kehadiran peserta didik, menegur peserta didik yang terlambat dan memulai serta

mengakhiri pelajaran tepat waktu.

Penyampaian nilai karakter disiplin oleh pendidik sendiri tidak ada kesulitan

walaupun pada observasi pertama pendidik tidak datang tepat waktu akan tetapi

sebelumnya pendidik terlebih dahulu memberitahukan kepada peserta didik. Hasil

observasi ini menunjukkan adanya kesesuaian dengan kategori hasil angket

pendidik yang masuk kedalam kriteria “sangat baik”.

10) Menghargai Keberagaman

Nilai karakter menghargai keberagaman dituliskan pendidik pada RPP.

Pendidik menanamkan nilai karakter menghargai keberagaman dalam setiap

proses pembelajaran kimia yang teramati. Sebagai contoh adalah: pendidik

menghargai perbedaan pendapat peserta didik dan sebaliknya pendidik meminta

peserta didik untuk menghargai temannya saat berpendapat dan pendidik juga

memberi pujian kepada peserta didik yang dapat menjawab pertanyaan. Hal ini

menunjukkan ada kesesuaian antara RPP dan praktik pembelajaran dikelas.

58

Page 59: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Penyampaian nilai karakter menghargai keberagaman oleh pendidik tidak

mengalami kesulitan. Observasi telah menjawab hasil analisis angket yang

didapatkan yaitu memiliki kategori “sangat baik” untuk pendidik dan hal ini

sangat sesuai dengan hasil observasi. Hal ini membuktikan bahwa pendidik benar

telah menanamkan nilai karakter menghargai keberagaman pada pembelajaran

kimia kepada peserta didik.

59

Page 60: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

BAB VSIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan serta mengacu pada perumusan

masalah yang telah diuraikan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan

1. Pendidik SMA Negeri 3 Bengkayang menanamkan nilai-nilai karakter dalam

pembelajaran kimia yaitu karakter jujur, tanggung jawab, mandiri, cinta ilmu,

percaya diri, disiplin, dan menghargai keberagaman yang disimpulkan

berdasarkan kecocokan hasil angket pendidik dan peserta didik serta hasil

observasi yang dilakukan oleh peneliti.

2. Pendidik SMA Negeri 3 Bengkayang tidak menanamkan nilai-nilai karakter

dalam pembelajaran kimia yaitu karakter ingin tahu dan kritis, kreatif dan

inovatif yang disimpulkan berdasarkan ketidakcocokkan hasil angket

pendidik dan peserta didik serta hasil observasi yang dilakukan oleh peneliti.

B. Saran

1. Bagi Pendidik

Pendidik sebaiknya lebih berkreasi atau kreatif agar penanaman nilai karakter

bisa maksimal.

2. Sekolah

Sekolah diharapkan dapat menciptakan suasana sekolah yang aman, nyaman,

dan disiplin agar peserta didik tidak hanya menguasai keterampilan akademik

saja, tetapi melatih diri untuk mencapai hal-hal nonakademik yang juga

60

Page 61: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

sangat penting dalam terlaksananya pendidikan karakter sehingga pendidikan

karakter benar-benar bisa terealisasi dengan baik dan menghasilkan insan-

insan berkarakter.

61

Page 62: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

DAFTAR PUSTAKA

Abin Syamsudin Makmun. (2004). Psikologi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Anas Sudijono. (1987). Pengantar Statistik Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press.

A.M Sadirman. (1990). Interaksi dan Motivasi Belajar Mengaajar Edisi 1 Cetakan 3. Jakarta: Rajawali.

Asmaun Sahlan & Angga Teguh Prastyo. (2012). Desain Pembelajaran Berbasis Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

(2003). Undang-Undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta: Pemerintah Republik Indonesia.

Burhan Bungin. (2009). Penelitian Kualitatif. Jakarta: PT Fajar Interpratama Offset.

Conny R. Semiawan. (2010). Metode Penelitian Kualitatif. Jakarta: Grasindo.

Darmiyati Zuchdi. (2011) . Pendidikan Karakter Dalam Perspektif Teori dan Praktik. Yogyakarta: UNY Press.

Depdiknas. (2006). Peraturan Pemerintah RI Nomor, 22 Tahun 2006, tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah, Kimia untuk SMA & MA. Jakarta: Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah.

Desy Aninda Rosyida. (2012). Implementasi Pendidikan Karakter Siswa Melalui Kegiatan Keagamaan di MI Roudlotun Nasyiin Purwokerto, Srengat, Blitar, Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Elfindri, dkk. (2012). Pendidikan Karakter Kerangka, Metode dan Aplikasi Untuk Pendidik dan Profesional. Jakarta: Baduose Media.

Heri Gunawan. (2012). Pendidikan Karakter Konsep dan Implementasi. Bandung: Alfabeta.

Heni Zuhriyah. (2010). Pendidikan Karakter (Studi Perbandingan Antara Konsep Doni Koesoema dan Ibnu Miskawaih). Surabaya: IAIAN Sunan Ampel

Iskandar. (2009). Psikologi Pendidikan. Ciputat: Gaung Persada Press

62

Page 63: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

Kementerian Pendidikan Nasional. (2010). Buku Pedoman Pendidikan Karakter di Sekolah Menengah Pertama. Jakarta: Direktorat Jendral Mandikdasmen, Direktorat Pembinaan Sekolah Menengah Pertama.

Mulyati Arifin, dkk. (2005). Strategi Belajar Mengajar Kimia. Malang: Universitas Negeri Malang Press.

Nana Syaodih Sukmadinata. (2008). Metode Penelitian Pendidikan. Program Pascasarjana UPI: PT Remaja Radokarya.

Nur Azizah. (2011). Pendidikan Karakter dalam Perspektif Al-Qur’an dan Hadits. Malang: Universitas Islam Negeri Maulana Malik Ibrahim

Nurla Isna Aunillah. (2011). Panduan Menerapkan Pendidikan Karakter diSekolah. Yogyakarta : Laksana.

Oemar Hamalik. (1999). Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara.

Sigit Nugroho. (2007). Dasar-Dasar Metode Statistika. Jakarta: Grasindo

Slameto. (2011). Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sugiyono. (2009). Statistik untuk Penelitian. Bandung: Alfabeta.

Sugihartono, dkk. (2007). Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press.

Sutiman dan Eli Rohaeti. (2010). Teknologi Pembelajaran. Yogyakarta: FMIPA UNY.

W. Gulo. (2000). Metodologi Penelitian. Jakarta: Grasindo. Zainal Aqib. (2011). Pendidikan Karakter Membangun Perilaku Positif Anak

Bangsa. Bandung : Yrama Widya.

63

Page 64: skripsi "Pendidikan Karakter Bangsa"

64