201
REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA KARYAWAN PRIA PEKERJA TUNGGAL DENGAN ANAK YANG MASIH SEKOLAH Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun oleh: Klaudia Herba Ilona NIM: 129114039 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2017 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

  • Upload
    others

  • View
    12

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA

PENSIUN PADA KARYAWAN PRIA PEKERJA TUNGGAL

DENGAN ANAK YANG MASIH SEKOLAH

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun oleh:

Klaudia Herba Ilona

NIM: 129114039

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2017

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

iv

HALAMAN MOTTO

“What Goes Around Comes Back Around”

Best Thing I never Had – Beyonce.

“Some Were Born To Be Lucky. Some Were Born To Be Fighters”

Unknown.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini saya persembahkan untuk

Tuhan Yesus yang Mahabaik

Untuk Orangtua dan Adik Laki-laki Semata Wayang

Untuk Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

Untuk Sahabat yang Tiada Bandingnya

Untuk Para Pria yang Menghadapi Masa Pensiun

Semoga dapat membantu dan bermanfaat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

vii

REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA

KARYAWAN PRIA PEKERJA TUNGGAL DENGAN ANAK YANG

MASIH SEKOLAH

Studi Pada Mahasiswa Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

Klaudia Herba Ilona

ABSTRAK

Pensiun merupakan hal yang wajar karena dialami oleh semua orang yang bekerja pada sebuah

perusahaan atau institusi. Meskipun wajar, namun bagi sebagian orang pensiun dianggap sebagai

beban karena hilangnya rutinitas yang telah dilakukan selama beberapa tahun serta berkurangnya

pendapatan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan regulasi emosi dalam menghadapi

masa pensiun pada karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah. Pengumpulan

data kualitatif dilakukan dengan wawancara personal dengan tiga informan. Penelitian ini

menggunakan metode kualitatif Analisis Isi Kualitatif (AIK) deduktif deskriptif. Uji kredibilitas

yang digunakan dalam penelitian ini adalah Member Checking. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa proses regulasi emosi modulasi respon tidak muncul pada ketiga informan karena ketiga

informan tidak menyadari adanya pengaruh kecemasan terhadap fisiologisnya. Selain itu,

karyawan yang belum mempersiapkan masa pensiun sejak jauh hari merasa lebih tertekan dan

terbebani daripada karyawan yang telah mempersiapkan masa pensiun sejak jauh hari. Peran

keluarga sangat penting karena karyawan pria yang menghadapi masa pensiun banyak berdiskusi

dengan istri untuk mempersiapkan kehidupan setelah pensiun nanti. Selain itu, peran dari

perusahaan juga dibutuhkan untuk memfasilitasi pelatihan dan pembinaan agar para karyawan

lebih siap dalam menghadapi masa pensiun.

Kata kunci: regulasi emosi, dewasa akhir, pensiun

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

viii

EMOTION REGULATION IN THE RELATION OF FACING PENSION

ON A MALE EMPLOYEE AS A SINGLE WORKER RAISING A CHILD

IN THE SCHOOL YEAR

A Study by a Psychology College Student

Sanata Dharma University

Klaudia Herba Ilona

ABSTRACT

Pension is a natural thing because it is experienced by everyone who is working at a company or

an institution. Although it is reasonable, for several people pension is considered as a burden

because of the disappear of daily routine which is done in numbers of years and the decreasing of

the income. This study aimed to describe the regulation of the emotion which was faced by a male

employee as a single worker raising a child in the school year. Qualitative data collection was done

by conducting personal interview with three participants. This study used Content Analysis

Qualitative (AIK) deductive descriptive method. Credibility test which was used in this study was

Member Checking. The result of this study showed emotion regulation response modulation

process did not appear in three interviewees because the interviewees were not aware of the

existence of anxiety influence towards their fisiology. Besides, employee who did not prepare the

pension time since a long time felt more pressures and burdens compared to employee who

prepared the pension time since a long specified time. Family’s role was very important because

male employee who faced pension time, discuss more with his spouse to prepare life afer pension.

In addition, company’s role was also needed to facilitate training and development so that the

employees would be much ready in facing pension time.

Keywords: emotion regulation, adulthood, pension.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

x

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat,

kasih setia, serta curahan Roh Kudus yang telah diberikan kepada penulis

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Regulasi Emosi

dalam Menghadapi Pensiun pada Karyawan Pria Pekerja Tunggal dengan Anak

yang Masih Sekolah. Penelitian ini diajukan kepada Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma untuk memenuhi sebagian dari syarat-syarat guna

memperoleh gelar Sarjana Psikologi.

Dalam kesempatan ini pula, penulis ingin mengucapkan terimakasih yang

sebesar-besarnya kepada semua pihak yang turut memberikan bantuan, dukungan,

dan semangat hingga selesainya skripsi ini:

1. Tuhan Yesus yang Maha Baik, atas segala berkat dan karunianya, yang

memberikan segala tantangan agar membentukku menjadi pribadi yang

lebih kuat dan tangguh namun tak pernah membiarkanku melewati segala

sesuatunya sendirian.

2. Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Program Studi Psikologi Universitas Sanata Dharma.

3. Bapak Paulus Eddy Suhartanto, M.Si., selaku Kepala Program Studi

Psikologi Universitas Sanata Dharma.

4. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., selaku Ibu saya di Psikologi, Ibu

Dosen Pembimbing Akademik dan Ibu Dosen Pembimbing Skripsi,

terima kasih banyak atas kesabarannya dalam memberikan bimbingan,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xi

maafkan kalo saya di awal agak jarang bimbingan hehe, meskipun

banyak kerikil tapi Ibu tetap yang terbaik! Makasih banyak Buuuu :’)

5. Ibu Ratri Sunar Astuti, S.Psi., M.Si., Bapak Dr. T. Priyo Widianto, M.Si.,

dan Bapak TM. Raditya Hernawa, M.Psi., selaku dosen penguji.

Terimakasih banyak atas kritik dan saran yang membangun untuk skripsi

ini sehingga lebih layak untuk dipublikasikan.

6. Ketiga informan saya beserta keluarga, terima kasih banyak. Tanpa

Bapak-Bapak sekalian, skripsi ini nggak akan ada. Tuhan memberkati,

Pak

7. Pak Emanuel Satya dan Mas Ucil maLord atas bantuannya dalam

memecahkan kebingunganku. Upahmu besar si surga!

8. Teruntuk role model marriage goals. Lelaki yang tiada duanya di dunia

ini, Eusthasius Bambang Sutopo.! And for his mate, yang katanya masih

muda kok anaknya udah gede, Yustina Sri Hernarita. Terimakasih atas

pelajaran hidupnya. This is for you guys, thank you so much!

9. Lukianos Herbaian Ivory. Semakin dewasa kita semakin ngejaga satu

sama lain ya, Vor. Inget kita cuma berdua, kudu saling rukun yeay \m/

10. Maria Grasia Deivi paketan sama Wisnu Cahya Ardian yang tercinta dan

selalu jadi tempat sampah kalo aku susah sedih senang kalo udah pulang

kampung curhatnya lewat telpon ya hahah, Dugong Chatarina Dwi

Kumalaningsih yang senantiasa memberikan tumpangan kamar dan air

buat mandi hahaha, the Drama Queen Angela Lintang Maharani temen

mempet NIM sekelas mulu 3 tahun kuliah skripsinya misah hahha, si

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xii

ganteng tapi jomblo terus I Gede Sudana Sunarapuja yang kalo pas

suwung mesti nyulik terus tapi kalo pas isi gebetan gak pernah ngajak

main lagi apalagi setelah sibuk berbisnis huh, ibu peri yang sekarang

suka jahat mulutnya hahaha Agnes Fitisia Bella K terimakasih, White

House Bugisan mempersatukan kita semua, tekyaaaaan Yosua Cahyo

Putro bocah paling nyathukan dan tekyan sepanjang segala masa hih

semoga bsk rejekimu melimpah yos jangan malu-maluin ah ya, miss

kecantikan ever after Sonia Chandrikinnanti ditunggu kabar baik

pernikahan yang sakinah mawadah waromahnya, yang tercantik dan

eksotis Komang Mahadewi Sandiasih makasih ya omang dulu pernah

sama-sama menguatkan disaat sama-sama ditinggalkan hahaha, dan si

gondes pakem Nicolaus Chrisna Yudaaaaa koe tetep idolaku sakmodare

luv. Masa kuliahku hampa tanpa kalian. Aku rapuh porak poranda tanpa

kalian. Love you all. See you on top!

11. Temen-temen seperjuangan bimbingan Ibu Ratri, Gektri, Sekar, Teteh,

Audrey, Dimas, Ema, Eni, Mbak Ella, Mbak Retha, semuanya aja tetep

semangaaaaaaaaat! Makasih buat dinamikanya selama ini ❤

12. Teman perjuangan di bulan-bulan terakhir, Aurelia Judith kesayangan,

Chatarina Dwi kegendutan, Agnes Bella kebaikan, Devita kekurusan,

Vishnu ((sok)) kegantengan, Lucia Dipa “kepanasan”, Zelda Annisa

kepanikan, Bayu Gunawan kepinteran, Rezky Ikik keseksian, makasih

buat supportnya dikala kita duduk di tepi hall dan memandang masa

depan di depan mata yang kian mendekat <3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xiii

13. Miciners sejati dan pejuang nyekrip bersama Aprek, Erlin, Zelda, Benny,

Grego, Ema, Yudha, Gempol, Sonyol, Ayne, Lia, Bincik, Gungis, Chika

kalian sumber rasa umami di hidupku!

14. Temen-temen Psikologi USD 2009-2016 makasih banyak atas

pertemanannya selama ini, memorable.

15. Teruntuk kawan sepermainan sejak SMA, Jessica Alviona, si cina calon

psikolog juga dari kota sebelah yang gak garap skripsi malah sibuk

bakulan. Katarina Dian Apriliani, the hottest girl in the world uhhh~ dan

Ibu Agatha Virgo Christe Dollorosa, buruan lulus kuliah, katanya mau

program punya anak lagi, kasih kita ponakan yang lucu-lucu yah! Mas

Rully and his girl Rara, Rara Felisitas dan Gutomo, serta temen-temen

PL 2012, Gumyak Bareng, Southside, NII, Geng Nero, semuanya

terimakasih banyak :*

16. Panitia Post Aksi 2012, Panitia Psycholimpic 2012, Panitia Psychofest

2013 sampe 2015, Panitia Pagelaran UKM Karawitan 2013, TAT

National Cheerleading Championship 2014, Panitia Live In 2014, KKN

USD Angkatan L 2015, Staff Sekre KKN Angkatan LI 2016, Kustomfest

2015-2016, Asisten Dosen Pratikum TAT 2015/2016, Panitia Aksi 2016,

ArtJog 2016, dan semua event, outbond, wedding yang saya ikuti,

terimakasih atas kesempatan untuk berdinamika dalam sebuah tim, atas

pengalaman dan pembelajarannya, serta pengembangan diri saya.

Terimakasih banyak!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xiv

17. Semua teman dan sahabat yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu,

yang mengingatkan saya untuk tetap semangat meskipun begitu rumit

dinamika penulisan skripsi di fakultas ini, semoga kalian semua sukses

dan selalu dalam lindungan Tuhan. Amin!!

Akhir kata, penulis berharap bahwa skripsi ini dapat bermanfaat dan

memberikan kontribusi bagi perkembangan ilmu psikologi. Penulis menyadari

skripsi ini masih memiliki banyak keterbatasan. Oleh karenanya, penulis

menerima kritik maupun saran yang dapat membangun skripsi ini menjadi lebih

baik.

Yogyakarta, 25 April 2017

Penulis

Klaudia Herba Ilona

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xv

DAFTAR ISI

Skripsi ...................................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN DOSEN PEMBIMBING ....................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN SKRIPSI ................................................................ iii

HALAMAN MOTTO ............................................................................................ iv

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................. v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ................................................................ vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ......................................................................................................... viii

LEMBAR PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK

KEPENTINGAN AKADEMIS ............................................................................. ix

KATA PENGANTAR ............................................................................................ x

DAFTAR ISI ......................................................................................................... xv

BAB I ...................................................................................................................... 1

PENDAHULUAN .................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 6

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 6

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 7

1. Manfaat Teoritis ....................................................................................... 7

2. Manfaat Praktis ......................................................................................... 7

BAB II ..................................................................................................................... 8

TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................................... 8

A. Regulasi Emosi ............................................................................................ 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xvi

1. Emosi ........................................................................................................ 8

2. Regulasi Emosi ......................................................................................... 9

B. Masa Pensiun Karyawan Pria..................................................................... 12

1. Masa Pensiun .......................................................................................... 12

2. Dampak Pensiun pada Karyawan Pria Pekerja tunggal dengan Anak

yang masih sekolah ........................................................................................ 16

C. Kerangka Berpikir ...................................................................................... 19

BAB III ................................................................................................................. 21

METODOLOGI PENELITIAN ............................................................................ 21

A. Jenis dan Desain Penelitian ........................................................................ 21

B. Fokus Penelitian ......................................................................................... 22

C. Informan Penelitian .................................................................................... 23

D. Prosedur Pengumpulan Data ...................................................................... 24

E. Prosedur Penelitian..................................................................................... 27

F. Metode Analisis Data ................................................................................. 28

G. Kredibilitas Penelitian ................................................................................ 28

BAB IV ................................................................................................................. 30

HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................................................. 30

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian ........................................................ 30

B. Gambaran Informan ................................................................................... 32

1. Data Informan ......................................................................................... 32

2. Latar Belakang Informan ........................................................................ 32

C. Hasil Penelitian .......................................................................................... 41

1. Informan 1 (SG) ..................................................................................... 41

2. Informan II (NR) .................................................................................... 47

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

xvii

3. Informan III (BY) ................................................................................... 55

D. Pembahasan ................................................................................................ 66

BAB V ................................................................................................................... 74

KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................................. 74

A. Kesimpulan ................................................................................................ 74

B. Kontribusi Penelitian .................................................................................. 75

C. Saran ........................................................................................................... 76

1. Bagi Peneliti Selanjutnya ....................................................................... 76

2. Bagi Karyawan Pria yang Menghadapi Masa Pensiun .......................... 77

3. Bagi Perusahaan dengan Karyawan yang Menghadapi Masa Pensiun .. 77

4. Bagi Keluarga Karyawan Pria yang Menghadapi Masa Pensiun ........... 78

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 79

LAMPIRAN ......................................................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Schwartz (Jahja, 2011) mengatakan bahwa masa pensiun mendorong

perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, serta perubahan secara

keseluruhan terhadap pola hidup individu. Pada masa pensiun, individu

diandaikan telah mencapai puncak karirnya sehingga dapat menikmati masa hidup

dengan lebih santai, rileks, tenang, dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan

berbagai tugas dan tanggung jawab dari instansi atau organisasi tempatnya

bekerja. Dengan berkurangnya tugas dan keterikatan terhadap organisasi ini, para

pensiunan memiliki lebih banyak waktu dan kesempatan bersama-sama dengan

keluarga atau pasangan, mengerjakan sesuatu yang disukai dan bukan pekerjaan

yang harus dikerjakan (Aidit, 2000; Handayani, 2013). Hadirnya waktu luang ini

bisa jadi membuka peluang bagi individu untuk memperhatikan kualitas

kesehatan dan meninjau ulang makna hidupnya (Aidit, 2000).

Perubahan-perubahan hidup tersebut tidak jarang mendatangkan rasa takut

pada individu yang menghadapi masa pensiun. Individu akan merasa berat untuk

meninggalkan pekerjaannya dan tidak mengetahui kehidupan macam apa yang

akan dihadapi selepas pensiun, sehingga menimbulkan kecemasan pada individu

dalam menghadapi masa pensiun (Sutrisno, 2013; Rini, 2001). Kecemasan itu

muncul karena ada tiga hal yang akan hilang saat pensiun, yaitu hilangnya

kegiatan rutin bekerja, kehilangan teman kerja, dan kehilangan sebagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

2

pendapatan dan status yang disandang (Handayani, 2013). Hasil penelitian dengan

subjek pegawai PT. Pos Indonesia menunjukkan bahwa pegawai yang

menghadapi masa pensiun merasa cemas karena nantinya mereka takut tidak

dapat memenuhi keingian keluarga dari sisi ekonomi. Penelitian yang dilakukan

oleh Yuliarti dan Mulyana (2014) juga menunjukkan bahwa pegawai yang

menghadapi masa pensiun merasacemas karena kurang mampu mengontrol

emosinya saat sedang marah.

Selain perubahan pola hidup, para pensiunan juga mengalami perubahan

dalam persoalan ekonomi (Suardiman, 2011). Uang jaminan pensiun yang mereka

terima jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan gaji biasa yang mereka

terima ketika masih aktif bekerja. Hal ini akan berdampak pada kebutuhan fisik

mereka. Mereka khawatir nantinya tidak dapat mencukupi segala kebutuhan fisik

keluarganya apalagi jika mereka merupakan satu-satunya orang yang bekerja

dalam keluarga. Ditambah lagi, beban ekonomi akan makin terasa apabila seorang

pensiunan masih harus membiayai pendidikan anaknya (Bradbury, 1987; Prastiti,

2005).

Budaya patriarki masih sangat kental di negara ini dimana pria memiliki

peran yang lebih mendominasi dibandingkan wanita (Nimrah & Sakaria, 2015).

Masyarakat berpandangan bahwa pria merupakan kepala keluarga dan pemimpin

keluarga yang semestinya mencari nafkah di luar rumah untuk memenuhi

kebutuhan keluarga, sedangkan wanita dianggap sebagai sosok yang mengurus

pekerjaan rumah tangga (Omara, 2006). Konteks budaya ini memungkinkan

hadirnya tekanan bagi karyawan pria yang memiliki anak yang masih sekolah. Hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

3

tersebut akan terasa berat karena disaat pensiun mereka masih harus membiayai

pendidikan anaknya apalagi ketika dirinya mempunyai anak lebih dari satu.

Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2013), diperoleh keterangan

bahwa subjek merasa cemas mengenai pendapatannya yang berkurang saat

pensiun sedangkan kebutuhan semakin meningkat dan anak masih memerlukan

biaya sekolah. Oleh karenanya, pensiun bukan hanya persoalan beban kerja yang

berkurang dan waktu luang yang lebih tersedia, namun bagi sebagian orang, masa

ini justru menciptakan permasalahan baru.

Robert Archley (Santrock, 2002) mengatakan bahwa ada dua fase yang

dilalui individu sebelum masa pensiun tiba, yaitu fase jauh dimana individu mulai

memikirkan dan menyiapkan masa pensiunnya dan fase mendekat dimana

individu mulai berpartisipasi pada program menjelang pensiun. Menurut Tarigan

(2002) masa kritis terjadi pada fase mendekat yaitu saat 1 sampai 2 tahun sebelum

pensiun, sehingga perubahan-perubahan yang menimbulkan kecemasan,

kekhawatiran dan stres akan semakin dipikirkan. Selanjutnya, individu akan

berusaha untuk meregulasi emosi yang muncul dalam menghadapi masa yang

tidak bisa diperkirakan ini (Gross, 2014). Pengaturan emosi ini diharapkan dapat

membantu individu agar mampu mereduksi tekanan dalam kehidupannya. Dengan

mengatasi tekanan tersebut, maka kesiapan akan perubahan-perubahan baru saat

masa pensiun tiba akan cenderung lebih mudah dihadapi.

Regulasi emosi merupakan strategi individu untuk mengatur dirinya dalam

mengekspresikan dan mengungkapkan emosinya untuk menunjukkan kemampuan

keseimbangan emosional yang dimiliki (Dennis dalam Aprisandityas & Elfrida,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

4

2012; Widuri, 2012). Gross (2014) menunjukkan bahwa ada lima bentuk dalam

proses regulasi emosi, yaitu pemilihan situasi (situation selection), modifikasi

situasi (situation modification), penyebaran atensi (attentional deployment),

perubahan kognitif (cognitive change) dan modulasi respon (response

modulation).

Maider (dalam Coon, 2005) menjelaskan bahwa salah satu faktor yang

mempengaruhi regulasi emosi seseorang adalah usia. Penelitian menunjukkan

bahwa semakin bertambahnya usia individu maka kemampuan regulasi emosi

akan semakin meningkat, di mana semakin tinggi usia individu semakin baik

kemampuan regulasi emosinya, sehingga dengan bertambahnya usia, ekspresi

emosi akan semakin terkontrol. Individu dengan usia paruh baya mampu

mempersiapkan diri dengan baik untuk mengatasi stres dibandingkan kelompok

usia lain karena mereka merasa memiliki kontrol diri yang stabil, sehingga dengan

kemampuan beradaptasi yang fleksibel dan kontrol emosi yang baik, mereka akan

melewati masa paruh baya dengan sukses (Lachman, 2004; Skaff, 2006;

Heckhausen, 2001; Klohnen, 1996; Lachman, 2004; Lachman & Firth, 2004,

dalam Papalia & Feldman, 2014). Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa jika

individu mampu menyesuaikan diri terhadap aspek keuangan dan pendidikan

anak-anaknya di masa pensiunnya, maka ia akan cenderung bahagia (Indrayani,

2013).

Selain usia, faktor lain yang mempengaruhi regulasi emosi adalah jenis

kelamin. Terdapat perbedaan tujuan antara pria dan wanita dalam

mengekspresikan emosi baik secara verbal maupun ekspresi wajah. Wanita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

5

mengekspresikan emosi untuk menjaga hubungan interpersonal, sedangkan pria

untuk menunjukkan dominasi. Hal ini menunjukkan bahwa pria melakukan

regulasi terhadap emosi marah dan bangga, sedangkan wanita pada emosi takut,

sedih dan cemas (Fischer dalam Coon, 2005).

Dibandingkan dengan wanita, pria akan lebih sulit untuk melakukan

penyesuaian dalam memasuki masa pensiun (Hurlock, 2008). Hal ini dikarenakan

pria memiliki sedikit sumber pengganti yang dapat menghasilkan kepuasan, untuk

menggantikan kepuasan yang biasa diperoleh dari pekerjaannya dahulu daripada

yang dimiliki oleh wanita. Akibatnya, bagi mereka pensiun dirasa sebagai beban

mental dan mereka kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

perubahan peran yang dijumpainya selama pensiun (Jahja, 2011).

Peneliti akan menggunakan metode kualitatif untuk mengungkap gambaran

regulasi emosi pada karyawan pria dalam menghadapi masa pensiun. Sementara

itu penelitian mengenai kecemasan dan stres pada masa pensiun lebih banyak

dibahas dalam metode kuantitatif, namun lewat penelitian kualitatif ini diharapkan

pengalaman menghadapi pensiun mampu digali lebih dalam. Metode analisis data

yang akan digunakan adalah Analisis Isi Kualitatif terarah atau deduktif yang

bertujuan untuk menguji kembali data yang sudah ada dalam sebuah konteks baru

(Catanzaro, dalam Supratiknya, 2015). Peneliti akan melihat teori proses regulasi

emosi yang diungkapkan Gross pada konteks karyawan pria pekerja tunggal

dengan anak yang masih sekolah dalam menghadapi masa pensiun.

Berdasarkan paparan di atas, peneliti akan mencoba melihat gambaran proses

regulasi emosi pada karyawan pria dalam menghadapi masa pensiun. Karyawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

6

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah pria yang menjadi pokok tulang

punggung keluarga dengan istri yang tidak bekerja dan tidak memiliki pendapatan

serta memiliki anak yang masih sekolah yang berada pada fase kritis yaitu 1-2

tahun menjelang pensiun. Karyawan dengan kriteria tersebut memiliki beban yang

lebih berat dibandingkan dengan karyawan pria yang istri dan anaknya bekerja,

serta dibandingkan dengan karyawan pria yang masih berada pada fase jauh

menjelang pensiun sehingga akan menimbulkan emosi negatif saat menghadapi

masa pensiun. Kemampuan regulasi emosi akan membantu individu untuk

mengurangi emosi negatif yang akan muncul karena beban ekonomi dari

pendidikan anaknya dan membantu menurunkan tingkat stres yang muncul karena

turunnya kondisi fisik dan psikis dari meningkatnya umur seseorang. Dengan

demikian, proses regulasi emosi akan menunjukkan bagaimana pola individu

dalam mengatur emosi mereka. Masa pensiun sendiri berada pada masa dewasa

akhir, sehingga dengan stresor yang terjadi dalam masa pensiun, individu

diharapkan dapat mengatur emosinya dengan lebih baik.

B. Rumusan Masalah

Bagaimana regulasi emosi dalam menghadapi masa pensiun pada karyawan

pria pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

7

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui regulasi emosi dalam menghadapi

masa pensiun pada karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang masih

sekolah.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memperkaya kajian ilmu psikologi

perkembangan, khususnya gambaran proses regulasi emosi dalam menghadapi

masa pensiun bagi karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang masih

sekolah.

2. Manfaat Praktis

a. Memberikan gambaran kepada karyawan pria secara umum mengenai

pengalaman dinamika emosi yang muncul karyawan pria yang berada dalam

fase dekat pensiun dalam menghadapi masa pensiun, sehingga mampu

membandingkan pengalamannya dengan pengalaman orang lain.

b. Memberikan gambaran mengenai pengaruh dukungan dan peran keluarga

terhadap karyawan pria yang menghadapi masa pensiun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Regulasi Emosi

1. Emosi

Emosi merupakan kecenderungan biologis maupun psikologis individu

untuk bertindak sesuai dengan pikiran dan perasaannya (Goleman, 2007).

Menurut James (Safaria & Saputra, 2009) emosi adalah keadaan jiwa yang

nampak dari perubahan yang jelas pada tubuh. Emosi cenderung terjadi pada

perilaku yang mendekati (approach) atau menghindari (avoidance) terhadap

sesuatu. Perilaku tersebut umumnya disertai dengan adanya ekspresi fisik,

sehingga orang lain dapat mengetahui bahwa individu sedang mengalami

emosi (Safaria & Saputra, 2009).

Menurut dampak yang ditimbulkan, emosi dibagi menjadi dua kategori

umum yaitu emosi positif dan emosi negatif (Safaria & Saputra, 2009). Emosi

positif memberikan dampak yang menyenangkan dan menenangkan seperti

tenang, santai, rileks, gembira, lucu, haru, dan senang. Emosi negatif

memberikan dampak tidak menyenangkan dan menyusahkan seperti sedih,

kecewa, putus asa, depresi, tidak berdaya, frustasi, marah, dendam, dan lain-

lain.

Pada umumnya emosi seringkali membantu dalam memfasilitasi interaksi

sosial, namun emosi juga bisa merugikan saat emosi berada dalam tipe,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

9

intensitas, dan durasi yang salah dalam sebuah situasi. Untuk itu individu akan

berusaha untuk meregulasi emosi yang dimiliki (Gross, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

10

2. Regulasi Emosi

Emosi merupakan proses yang melibatkan banyak komponen dan bekerja

terus menerus sepanjang waktu. Regulasi emosi juga melibatkan perubahan

dalam dinamika emosi, waktu munculnya, besarnya dan lamanya, serta

mengimbangi respon perilaku, pengalaman atau fisiologis. Regulasi emosi

dapat mengurangi, menguatkan atau memelihara emosi, tergantung pada tujuan

individu (Gross & Thompson, 2007).

Regulasi emosi merupakan kemampuan individu untuk mengatur dan

mengekspresikan emosi serta perasaannya sehingga akan menunjukkan

keseimbangan emosional dalam sikap dan perilaku (Widuri, 2012). Regulasi

emosi menunjukkan strategi yang digunakan individu untuk mengatur diri

dalam mengungkapkan emosi (Dennis dalam Aprisandityas & Elfida, 2012).

Menurut Gross & Thompson (2007), regulasi emosi adalah proses individu

mengatur emosinya, mulai dari bagaimana hal itu bisa terjadi hingga

bagaimana mengungkapkannya. Regulasi emosi merupakan kemampuan untuk

tetap tenang di bawah tekanan dengan memperhatikan ketenangan (calming)

dan fokus (focusing). Individu yang mampu mengelola kedua keterampilan ini

akan dapat meredakan emosi, berfokus pada pikiran yang menganggu,

sehingga dapat mengurangi stres (Reivich & Shatte dalam Umasugi, 2013).

Menurut Gross (2014), regulasi emosi memiliki tiga aspek, yaitu dilakukan

pada emosi negatif maupun positif, dilakukan secara sadar maupun tidak sadar

serta regulasi emosi mampu mengurangi stres atau mengubah stressor.

Thompson berasumsi bahwa regulasi emosi merupakan faktor yang penting

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

11

dalam menentukan keberhasilan individu agar mampu berfungsi dengan baik

dalam proses adaptasi dan memberikan respon serta menjadi individu yang

fleksibel dalam kehidupannya (Salamah, 2007).

Terdapat 5 rangkaian proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi

(situation selection), modifikasi situasi (situation modification), penyebaran

perhatian (attentional deployment), perubahan kognitif (cognitive change) dan

modulasi respon (response modulation) (Gross, 2014). Pemilihan situasi

(situation selection) merupakan tindakan untuk mendekati atau menghindari

objek dan situasi tertentu sebagai usaha untuk mengurangi atau meningkatkan

emosi. Modifikasi situasi (situation modification) adalah memodifikasi situasi

secara langsung untuk mengubah dampak emosionalnya. Penyebaran atensi

(attentional deployment) merupakan bentuk pengalihan perhatian untuk

mempengaruhi sebuah perasaan. Hal ini dapat dilakukan dengan distraksi atau

konsentrasi, dan perenungan. Distraksi dilakukan dengan memindahkan

perhatian dari sebuah situasi yang dapat menimbulkan emosi ke situasi yang

tidak menimbulkan emosi. Konsentrasi adalah memfokuskan perhatian pada

situasi yang menimbulkan emosi. Perenungan dilakukan dengan mengarahkan

perhatian secara berulang pada perasaan yang dialami serta konsekuensinya.

Perubahan kognitif (cognitive change) yaitu menilai sebuah situasi sehingga

dapat mengubah makna yang menimbulkan emosi, dengan cara mengubah cara

berpikir. Dalam perubahan kognitif, reappraisal biasa digunakan untuk

mengurangi atau menambahkan emosi positif maupun negatif. Modulasi

respon (response modulation) merupakan respon individu setelah mengalami

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

12

emosi. Respon tersebut dilakukan pada aspek fisiologis, seperti penggunaan

obat, alkohol, latihan, terapi, makan, dan relaksasi. Pengurangan perilaku

ekspresi emosi dikenal dengan istilah suppression.

Terdapat beberapa pendapat dari berbagai tokoh mengenai faktor yang

mempengaruhi regulasi emosi individu yaitu usia, jenis kelamin dan

religiusitas. Penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya usia

individu maka kemampuan regulasi emosi akan semakin meningkat, dimana

semakin tinggi usia individu semakin baik kemampuan regulasi emosinya,

sehingga dengan bertambahnya usia, ekspresi emosi akan semakin terkontrol

(Maider dalam Coon, 2005). Beberapa penelitian menemukan bahwa pria dan

wanita memiliki perbedaan dalam mengekspresikan emosi baik secara verbal

maupun ekspresi wajah. Wanita menunjukkan sifat feminimnya dengan

mengekspresikan emosi sedih, takut, cemas dan menghindari mengekspresikan

emosi marah dan bangga yang menunjukkan sifat maskulin. Perbedaan pria

dan wanita mengekspresikan emosi berkaitan dengan perbedaan tujuan pria

dan wanita dalam mengontrol emosinya. Wanita mengekspresikan emosi untuk

menjaga hubungan interpersonal serta membuat mereka tampak lemah dan

tidak berdaya, sedangkan pria untuk menunjukkan dominasi. Hal ini

menujukkan bahwa pria lebih dapat melakukan regulasi terhadap emosi marah

dan bangga, sedangkan wanita pada emosi takut, sedih dan cemas (Fischer

dalam Coon, 2005). Setiap agama mengajarkan individu untuk dapat

mengontrol emosinya. Semakin tinggi tingkat religiusitasnya, individu akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

13

semakin berusaha untuk menampilkan emosi yang tidak berlebihan (Krause

dalam Coon, 2005).

Dengan ini dapat disimpulkan bahwa regulasi emosi merupakan usaha

individu untuk mengatur emosi positif dan negatif yang dimiliki. Terdapat 5

rangkaian proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi (situation selection),

modifikasi situasi (situation modification), penyebaran perhatian (attentional

deployment), perubahan kognitif (cognitive change) dan modulasi respon

(response modulation). Regulasi emosi dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu

usia, jenis kelamin dan religiusitas.

B. Masa Pensiun Karyawan Pria

1. Masa Pensiun

Masa pensiun merupakan masa saat seseorang mencapai batas maksimum

bekerja, sehingga tidak bekerja lagi secara formal pada sebuah perusahaan atau

instansi (Parkinson, dalam Sutrisno, 2013). Schwartz mengatakan bahwa

pensiun dapat merupakan awal dari hidup baru. Pensiun selalu menyangkut

perubahan peran, perubahan keinginan dan nilai, dan perubahan secara

keseluruhan terhadap pola hidup setiap individu (Jahja, 2011). Bagi karyawan

swasta, batas usia pensiun merujuk pada kebiasaan-kebiasaan yang berlaku

dalam perusahaan.

Robert Archley (dalam Santrock, 2002) mengatakan bahwa ada dua fase

pensiun yang dilalui oleh individu sebelum pensiun itu sendiri tiba, yaitu fase

jauh (the remote phase) dan fase mendekat (the near phase). Pada fase jauh,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

14

individu mulai sedikit demi sedikit melakukan kegiatan yang bertujuan untuk

mempersiapkan masa pensiunnya. Individu pada fase ini mungkin akan

melakukan penyangkalan bahwa fase pensiun akan terjadi. Pada fase

mendekat, individu mulai berpartisipasi pada program menjelang pensiun.

Program ini akan membantu individu untuk mempersiapkan pensiun dengan

mengikuti diskusi kesehatan fisik dan mental. Menurut Tarigan (2002) masa

kritis terjadi pada saat 1 sampai 2 tahun sebelum pensiun.

Masa pensiun berada pada masa dewasa akhir dimana individu akan

mengalami transisi dari usia produktif menjadi usia non produktif (Hurlock,

2008). Usia paruh baya merupakan masa persiapan yang penting untuk

memasuki masa dewasa akhir (Lachman, 2004 dalam Santrock, 2012). Pada

masa dewasa akhir, individu akan mengalami peristiwa besar seperti kematian

orang tua, persiapan untuk pensiun dan pensiun itu sendiri. (Deeg, 2005 dalam

Santrock, 2012). Pada masa ini pula, individu akan mengenal krisis paruh baya

dimana individu akan menghadapi periode penuh dengan stres yang dipicu oleh

kajian dan evaluasi kembali atas kehidupannya (Lahcman, 2004, dalam

Papalia, 2014). Para peneliti menemukan bahwa dari kasus-kasus krisis paruh

baya, sepertiga diantaranya dipicu oleh peristiwa hidup seperti kehilangan

pekerjaan atau masalah finansial (Lachman, 2004, dalam Santrock, 2012).

Masa paruh baya tersebut juga meningkatkan stres secara signifikan dalam hal

keuangan atau yang melibatkan anak-anak (Papalia & Feldman, 2014).

Menghadapi usia paruh baya, pria mulai mengalami stres karena

perubahan peran dan mendekati masa pensiun. Pensiun merupakan suatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

15

proses, bukan merupakan suatu peristiwa (Moen dalam Santrock, 2012). Hal

ini berarti bahwa baik pria maupun wanita yang menjelang usia paruh baya

harus menyesuaikan diri dengan masa pensiun yang akan segera datang.

Masalah yang paling serius dan umum dalam masa pensiun adalah penyesuaian

diri karena berkaitan dengan anggota keluarga dan berhentinya pencari nafkah

dalam keluarga yang akan mempengaruhi pola hidup mereka. Wanita akan

lebih mudah untuk melakukan penyesuaian dalam memasuki masa pensiun

dibandingkan dengan pria (Hurlock, 2008). Pria tidak memiliki banyak sumber

pengganti kepuasan yang biasa didapatkan saat bekerja dulu dibandingkan

dengan wanita. Karena itu, pensiun dirasa sebagai beban mental bagi sebagian

pria dan mereka kurang dapat menyesuaikan diri dengan baik terhadap

perubahan peran yang dijumpainya selama pensiun (Jahja, 2011). Presentasi

konflik terbesar pada pria usia 50-60 menurut Perhitungan Burnemeister

mengenai konflik pekerjaan mencapai 29,70% (dalam Suardiman, 2011).

Permasalahan ini perlu dikonsultasikan kepada keluarga dan apabila

perilaku keluarga tidak menyenangkan dengan bersikap tidak peduli, maka

permasalahan ini akan terasa semakin berat. Bagi individu dewasa di usia

paruh baya yang telah mempersiapkan diri untuk menghadapi masa pensiun

dengan mencari kegiatan baru yang menarik dan mencari pekerjaan lain yang

menghasilkan pendapatan, biasanya akan lebih mampu menyesuaikan diri

terhadap hari tua dibandingkan individu dewasa di usia paruh baya yang tidak

melakukan persiapan (Hurlock, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

16

Sisi positif dari individu paruh baya adalah mereka mungkin lebih mampu

untuk mengatasi stres dibandingkan kelompok usia lain (Lachman, 2004,

dalam Papalia & Feldman, 2014). Banyak individu dewasa di usia paruh baya

merasa memiliki kontrol diri yang stabil di kehidupan mereka (Skaff, 2006,

dalam Papalia & Feldman, 2014). Mereka juga belajar strategi yang lebih

efektif untuk menghindari, meminimalkan, atau mengubah situasi yang

membuat stres, serta lebih mampu untuk menerima apa yang tidak dapat

diubah (Papalia & Feldman, 2014). Individu dengan kelenturan ego atau

kemampuan untuk beradaptasi secara fleksibel dan individu yang mampu

mengontrol emosi akan lebih mungkin untuk mengarahkan lintasan paruh baya

dengan sukses (Heckhausen, 2001; Klohnen, 1996; Lachman, 2004; Lachman

& Firth, 2004, dalam Papalia & Feldman, 2014). Hasil penelitian juga

menunjukkan bahwa individu akan mendapatkan kebahagiaan apabila mampu

menyesuaikan diri terhadap aspek keuangan dan pendidikan anak-anaknya di

masa pensiunnya (Indrayani, 2013).

Berdasarkan penjelasan tersebut, dapat disimpulkan bahwa karyawan pria

pada fase mendekat yaitu 1-2 tahun menjelang pensiun berada dalam usia

paruh baya. Pada masa ini, pria lebih sulit dalam melakukan penyesuaian diri

menjelang pensiun dibandingkan dengan wanita karena berkaitan dengan

berhentinya pencari nafkah dan tentu akan mempengaruhi hidup mereka.

Dengan kemampuan kontrol diri yang lebih baik dibanding kelompok usia

lainnya, individu yang menghadapi masa pensiun diharapkan lebih mampu

untuk mulai mempersiapkan diri dengan lebih baik dan mulai mencari kegiatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

17

di bidang yang baru dan mulai aktif mengikatkan diri pada bidang tersebut.

Selain itu, individu diharapkan untuk mulai mengkomunikasikan

permasalahannya dengan keluarga.

2. Dampak Pensiun pada Karyawan Pria Pekerja Tunggal dengan Anak

yang Masih Sekolah

Individu diharapkan merasa senang saat pensiun tiba karena telah

mencapai puncak karirnya, sehingga dapat menikmati masa hidupnya dengan

lebih santai, rileks, tenang, dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan

berbagai tugas dan tanggung jawab dari instansi atau organisasi tempatnya

bekerja. Selain itu, individu akan memiliki lebih banyak waktu dan

kesempatan bersama-sama dengan keluarga atau pasangan, mengerjakan

sesuatu yang disukai dan bukan pekerjaan yang harus dikerjakan. Hal ini

dapat berdampak pada meningkatnya kualitas kesehatan karena berkurangnya

tekanan beban kerja yang harus dihadapi, sehingga dapat memaknai

kehidupannya dengan penuh keoptimisan (Aidit, 2000).

Berbeda dengan keadaan di lapangan dimana pensiun sering dianggap

sebagai kenyataan yang tidak menyenangkan, sehingga membuat sebagian

individu merasa cemas karena tidak tahu kehidupan macam apa yang akan

dihadapi setelah pensiun (Rini, 2001). Saat menghadapi masa pensiun individu

merasa takut dan cemas karena terjadi goncangan perasaan yang begitu berat

saat harus meninggalkan pekerjaannya (Sutrisno, 2013). Kecemasan itu muncul

karena ada tiga hal yang akan hilang saat pensiun, yaitu hilangnya kegiatan

rutin bekerja, sehingga akan memiliki banyak waktu senggang. Kedua,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

18

kehilangan interaksi dengan teman kerja dan individu akan kehilangan

sebagian pendapatan dan status yang disandang. Ketika pensiun, seseorang

akan mengalami perubahan kondisi karena sudah tidak aktif bekerja lagi

(Handayani, 2013). Individu akan mengalami beberapa perubahan dalam

hidupnya, seperti perubahan ekonomi (Suardiman, 2011). Uang jaminan

pensiun yang mereka terima jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan gaji

biasa yang mereka terima ketika masih aktif bekerja. Mereka khawatir nantinya

tidak dapat mencukupi segala kebutuhan keluarganya apalagi jika mereka

merupakan satu-satunya orang yang bekerja dalam keluarga.

Hasil penelitian mengenai hubungan antara kecemasan menghadapi

pensiun dengan semangat kerja pada pegawai PT. Pos Indonesia menunjukkan

bahwa kecemasan yang dirasakan pegawai yang menghadapi masa pensiun

berkaitan dengan ketakutan jika setelah pensiun nanti dirinya tidak bisa

sepenuhnya memenuhi semua keinginan anak maupun keluarganya dari segi

ekonomi, serta kurang bisa untuk mengontrol emosinya ketika sedang marah

(Yuliarti & Mulyana, 2014). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh

Nuraini (2013), diperoleh keterangan bahwa subjek merasa cemas akan

masalah pendapatan yang berkurang ketika sudah pensiun nanti, sementara

anak masih perlu biaya sekolah serta kebutuhan hidup yang terus meningkat.

Keadaan akan semakin sulit apabila beban pendidikan anak masih banyak

(Prastiti, 2005). Perubahan ekonomi yang dirasakan, seperti penghasilan

mereka akan berkurang dan masih harus membiayai anaknya sekolah atau

kuliah (Bradbury, 1987). Keluarga dengan anak yang masih sekolah memiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

19

tugas perkembangan untuk memenuhi kebutuhan dan biaya kehidupan yang

semakin meningkat, termasuk juga saat anak mulai mengikuti kursus atau

ekstrakulikuler untuk mengembangkan kemampuannya (Fredericks & Eccles

dalam Santrock, 2012).

Berdasarkan penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa karyawan pria

yang menghadapi masa pensiun mengalami masa krisis saat berada dalam fase

mendekat yaitu 1-2 tahun menjelang pensiun. Pada masa paruh baya, pria lebih

sulit dalam melakukan penyesuaian diri dalam menghadapi masa pensiun

dibandingkan dengan wanita karena berkaitan dengan berhentinya pencari

nafkah dan tentu akan mempengaruhi hidup mereka. Pensiun memberikan

dampak positif dimana individu dapat beristirahat setelah bekerja dalam waktu

yang lama dan merasa senang karena telah mencapai puncak karirnya,

sehingga dapat menikmati masa hidupnya dengan lebih santai, rileks, tenang,

dan bahagia karena tidak lagi terbebani dengan berbagai tugas dan tanggung

jawab dari instansi atau organisasi tempatnya bekerja. Kualitas kesehatan juga

akan meningkat karena berkurangnya tekanan pekerjaan sehingga dapat lebih

memaknai hidup. Selain itu, individu akan memiliki lebih banyak waktu untuk

pasangan dan keluarga. Dampak negatif dari pensiun adalah kehilangan

kegiatan rutin yang sudah dilakukan bertahun-tahun, kehilangan rekan kerja,

dan kehilangan sebagian pendapatan dan status yang dipandang. Individu akan

merasa cemas dan khawatir mengenai kehidupan seperti apa yang akan dijalani

setelah pensiun. Individu juga akan merasa khawatir jika tidak dapat memenuhi

kebutuhan keluarganya terlebih jika beban pendidikan anak masih banyak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

20

C. Kerangka Berpikir

Meskipun pada saat pensiun individu diharapkan dapat merasa bahagia

karena telah terbebas dari pekerjaan dan dapat menikmati waktunya bersama

keluarga, namun kenyataannya banyak individu yang takut dan cemas dalam

menghadapi masa pensiun. Beberapa penelitian menunjukkan kecemasan tersebut

dikarenakan individu tidak mengetahui kehidupan seperti apa yang akan mereka

alami kelak setelah pensiun termasuk dalam permasalahan finansial. Karyawan

pria dengan istri yang tidak bekerja dan anak yang masih bersekolah akan lebih

merasa takut dan cemas dalam menghadapi masa pensiun. Kecemasan,

kekhawatiran dan ketakutan tersebut merupakan bentuk emosi negatif sedangkan

bagi individu yang merasa bahagia dan siap menghadapi masa pensiun merupakan

bentuk emosi positif. Setiap individu cenderung akan mengatur emosi negatif dan

positif yang dimiliki dengan regulasi emosi. Salah satu faktor yang mempengaruhi

regulasi emosi adalah usia. Semakin bertambah usia, individu diharapkan semakin

mampu mengatur emosi yang dimiliki. Peneliti berasumsi bahwa karyawan pria

pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah memiliki beban yang lebih berat

dalam menghadapi masa pensiun di bandingkan karyawan pria yang istri dan

anaknya bekerja. Karyawan pria yang telah melakukan persiapan untuk masa

pensiunnya akan lebih mampu untuk menghadapi masa pensiun, sedangkan

karyawan pria yang belum melakukan persiapan cenderung akan merasa cemas,

khawatir dan takut. Masa pensiun berada dalam masa dewasa akhir sehingga

individu diharapkan lebih mampu mengatur perasaan cemas, khawatir dan takut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

21

dalam menghadapi masa pensiun. Peneliti akan melihat bagaimana pola karyawan

pria dalam proses meregulasi emosinya menggunakan 5 bentuk regulasi emosi

yang dikemukakan oleh Gross yaitu pemilihan situasi (situation selection),

modifikasi situasi (situation modification), penyebaran perhatian (attentional

deployment), perubahan kognitif (cognitive change) dan modulasi respon

(response modulation).

Skema 2.1 Skema Kerangka Berpikir

Masa Pensiun

Emosi Positif dan

Negatif

Regulasi Emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

21

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif

adalah penelitian mengenai sebuah fenomena yang datanya diambil dari cerita

informan mengenai pengalamannya dalam menghadapi fenomena tersebut

(Supratiknya, 2015). Untuk menggali makna dari informan, peneliti akan terjun

langsung ke lapangan, untuk mengambil berbagai macam data, baik melalui

wawancara, observasi, maupun pengumpulan dokumen-dokumen. Secara umum,

penelitian kualitatif bersifat eksploratorik yaitu lebih mengandalkan data berupa

ungkapan atau penuturan dari para informan penelitian dalam mengeksplorasi

fenomena yang menjadi fokus penelitian (Supraktiknya, 2015).

Penelitian ini menggunakan desain Analisis Isi Kualtitatif (AIK). Hsieh &

Shanonn (Supratiknya, 2015) mendefinisikan AIK sebagai metode penelitian

untuk menguraikan data teks secara subjektif dengan cara mengklasifikasikan

secara sistematik menjadi sebuah kode, lalu dikelompokkan ke dalam tema atau

pola yang sesuai. Peneliti menggunakan Analisis Isi Kualitatif (AIK) dengan

pendekatan deduktif yang bertujuan untuk menguji kembali data yang sudah ada

dalam sebuah konteks baru, termasuk menguji kembali kategori, konsep, atau

hipotesis yang sudah pernah diperoleh (Catanzaro, dalam Supratiknya, 2015).

Pendekatan ini cocok diterapkan ketika sudah ada teori atau hasil penelitian

tertentu tentang suatu fenomena (Supratiknya, 2015). Metode dalam penelitian ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

22

menggunakan metode deskriptif. Penelitian deskriptif adalah metode penelitian

yang berusaha menggambarkan objek apa adanya (Creswell, 2010). Tujuan

penelitian deskriptif adalah menggambarkan secara sistematsis fakta dan

karakteristik objek yang diteliti secara tepat (Sangadji & Sopiah, 2010).

Peneliti menggunakan jenis penelitian kualitatif dengan dengan analisis isi

deduktif deskriptif karena peneliti ingin menggambarkan proses regulasi emosi

dalam menghadapi masa pensiun yang dilakukan oleh karyawan pria pekerja

tunggal dengan anak yang masih sekolah secara sistematis berdasarkan

pengalamannya sendiri. Proses pengodean akan dilakukan dengan menggunakan

teori yang sudah ada mengenai proses regulasi emosi yang dijelaskan ke dalam

konteks baru yaitu dengan menggunakan informan karyawan pria pekerja tunggal

dengan anak yang masih sekolah.

B. Fokus Penelitian

Fokus pada penelitian ini adalah proses regulasi emosi dalam menghadapi

masa pensiun pada karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang masih

sekolah. Ada lima rangkaian proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi

(situation selection), modifikasi situasi (situation modification), penyebaran

perhatian (attentional deployment), perubahan kognitif (cognitive change) dan

modifikasi respon (response modification). Peneliti akan mengkaji bagaimana

karyawan pria pekerja tunggal dalam memproses regulasi emosi yang mereka

miliki.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

23

C. Informan Penelitian

Informan dalam penelitian ini adalah karyawan pria pekerja tunggal dengan

anak yang masih sekolah, dan berada dalam fase dekat pensiun, yaitu 1-2 tahun

menjelang pensiun. Informan merupakan karyawan swasta yang memiliki anak

yang masih sekolah dan belum bekerja, serta memiliki istri yang tidak bekerja dan

tidak berpenghasilan. Dalam penelitian ini, dibutuhkan 3 orang informan yang

jujur dan dapat dipercaya, bersedia mengikuti prosedur penelitian sesuai dengan

kesepakatan bersama, bersedia terbuka menjawab pertanyaan berkaitan dengan

topik penelitian, serta yang terpenting informan merupakan seorang karyawan pria

yang memiliki anak yang masih sekolah dan sedang menghadapi masa pensiun.

Peneliti menggunakan karyawan sebagai syarat informan karena peneliti

melihat bahwa karyawan merupakan orang yang menawarkan jasa atau tenaga

kepada sebuah lembaga dan cenderung terikat dengan kontrak, sehingga

cenderung akan pensiun jika sudah memasuki batasan usia non produktif menurut

perusahaan atau lembaga tempatnya berkerja. Karyawan pria dipilih karena pria

dianggap sebagai tulang punggung keluarga dalam mencari nafkah. Karyawan

pria pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah menjelaskan bahwa

karyawan pria pekerja tunggalnya yang memiliki anak yang masih bersekolah.

Terdapat dua jalan dalam menemukan informan, yaitu keterangan orang yang

berwenang dan melalui wawancara pendahuluan (Prastowo, 2014). Peneliti akan

mengunakan dua cara tersebut dalam menemukan informan. Pertama, peneliti

akan menemukan informan menurut rekomendasi orang-orang terdekat peneliti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

24

selanjutnya peneliti akan melakukan wawancara pendahuluan terhadap orang

yang direkomendasikan tersebut.

D. Prosedur Pengumpulan Data

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk menggali pengalaman sadar

dari karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah mengenai

proses regulasi emosinya. Teknik wawancara yang akan digunakan adalah

wawancara semi terstruktur, dimana peneliti dan informan akan melakukan dialog

secara langsung. Pertanyaan yang telah disusun sebelumnya dapat dimodifikasi

menurut respon dari informan penelitian. Peneliti dapat menyelidiki dan menggali

lebih jauh wilayah-wilayah menarik dan penting yang dipaparkan oleh informan

penelitian (Smith, 2009). Teknik ini akan memungkinkan peneliti untuk

mendapatkan jumlah data yang banyak, namun karena melibatkan aspek emosi,

maka dibutuhkan kerjasama yang baik antara peneliti dan informan (Sarwono,

2006).

Dalam penelitian ini, terdapat beberapa tahapan yang dilakukan peneliti

untuk mengumpulkan data, yaitu:

1. Peneliti mencari informan yang sesuai dengan kriteria penelitian ini,

berdasarkan rekomendasi dari orang terdekat peneliti.

2. Peneliti menyusun panduan pertanyaan sesuai dengan persetujuan dosen

pembimbing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

25

3. Peneliti melakukan wawancara pendahuluan terhadap informan, untuk

melihat apakah informan benar-benar sesuai dengan kriteria dalam

penelitian ini.

4. Setelah mendapatkan informan yang sesuai dengan kriteria, peneliti

meminta persetujuan dan kesediaan informan untuk berpartisipasi dalam

penelitian ini. Peneliti juga menjelaskan tujuan dan manfaat penelitian ini

serta membangun raport dan mengatur jadwal wawancara dengan

informan.

5. Peneliti mulai melakukan wawancara dengan informan.

Peneliti juga menggunakan beberapa media pembantu selama melakukan

wawancara, yaitu pedoman wawancara dan alat perekam dengan persetujuan

informan. Berikut pedoman pertanyaan yang digunakan:

Tabel 3.1 Pedoman Wawancara

Aspek Indikator Pertanyaan

Emosi

Emosi Tenang, santai, rileks,

gembira, lucu, haru,

senang.

Sedih, kecewa, putus

asa, depresi, tidak

berdaya, frustasi, marah,

dendam

Bagaimana perasaan anda saat

anda menyadari bahwa anda akan

pensiun dalam waktu dekat?

Regulasi Emosi

Pemilihan

situasi

Menghindari objek yang

meningkatkan emosi.

Menghindari objek yang

Apa yang anda lakukan saat anda

menyadari bahwa anda akan

pensiun dalam waktu dekat?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

26

mengurangi emosi.

Mendekati subjek yang

meningkatkan emosi.

Mendekati subjek yang

mengurangi emosi.

Apakah anda sempat menghindar

atau justru semakin berfokus pada

pekerjaan anda?

Perubahan

situasi

Mengubah situasi secara

langsung untuk

mengalihkan emosi

Apa yang anda lakukan untuk

mengurangi dampak emosi yang

ditimbulkan dari permasalahan

ini?

Penyebaran

atensi

Memindahkan perhatian

dari sebuah situasi yang

dapat menimbulkan

emosi ke situasi yang

tidak menimbulkan

emosi

Memfokuskan perhatian

kepada situasi yang

menimbulkan emosi

Mengarahkan perhatian

secara berulang terhadap

perasaan yang dialami

dan konsekuensinya

Apakah anda pernah

melampiaskan perasaan anda

terhadap orang-orang atau hal-hal

yang ada di sekitar anda?

Terhadap siapa atau apa saja dan

apa yang anda lakukan terhadap

orang atau hal tersebut?

Saat anda mencoba untuk

berfokus pada permasalahan anda,

apa yang anda rasakan? Apakah

anda akan merasa cemas dan

resah atau justru anda dapat

menemukan cara untuk

menyelesaikan permasalahan

tersebut?

Perubahan

kognitif

Mengurangi emosi

positif

Menambahkan emosi

positif

Mengurangi emosi

negatif

Bagaimana anda memandang

sebuah masalah? Apakah anda

pernah mencoba untuk

memandang permasalahan anda

dari sudut pandang yang lain?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

27

Menambahkan emosi

negatif

Perubahan

respon

Pengurangan perilaku

emosi

Penggunaan alkohol,

obat-obatan

Latihan, terapi, relaksasi

Makan

Bagaimana cara anda untuk

meredam emosi saat menghadapi

masalah? apakah anda pernah

mengkonsumsi obat-obatan atau

alkohol?

E. Prosedur Penelitian

Berikut ini merupakan prosedur penelitian yang dilakukan peneliti dalam

penelitian ini:

1. Peneliti menentukan topik penelitian dan mengumpulkan data berkaitan

dengan penelitian ini untuk menyusun proposal penelitian.

2. Peneliti berkonsultasi dengan dosen pembimbing dalam melakukan

penelitian ini.

3. Peneliti menyusun pertanyaan wawancara.

4. Peneliti mencari informan yang sesuai kriteria dengan cara melakukan

wawancara pendahuluan.

5. Setelah mendapatkan informan yang sesuai, peneliti menjelaskan semua

hal yang berkaitan dengan penelitian ini, melakukan rapport, serta

melakukan pengisian informed consent sebagai persetujuan informan

untuk berpartisipasi dalam penelitian ini.

6. Peneliti melakukan wawancara dengan menggunakan bantuan alat

perekam dan panduan pertanyaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

28

7. Peneliti melakukan verbatim rekaman data wawancara.

8. Peneliti mulai melakukan koding dan intepretasi data untuk mendapatkan

hasil penelitian.

F. Metode Analisis Data

Penulis akan melakukan analisis isi kualitatif terarah deduktif yang bertujuan

untuk memvalidasi atau menguji ulang sebuah teori (Hsieh & Shannon, dalam

Supratiknya, 2015). Untuk merumuskan pertanyaan dalam penelitian serta

menentukan skema pengodean untuk menentukan kategori secara deduktif,

peneliti menggunakan teori atau hasil penelitian yang sesuai.

Langkah awal yang dilakukan adalah membuat transkrip wawancara atau

verbatim dari rekaman selama wawancara. Setelah itu, peneliti membaca seluruh

transkrip wawancara dan menandai setiap bagian dari teks yang menunjukkan

proses regulasi emosi. Kemudian peneliti menentukan kode untuk teks yang sudah

ditandai menggunakan kode-kode yang sudah ada yaitu emosi positif dan emosi

negatif serta proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi (situation selection),

modifikasi situasi (situation modification), penyebaran perhatian (attentional

deployment), perubahan kognitif (cognitive change) dan modulasi respon

(response modulation) (Hsieh & Shannon, dalam Supratiknya, 2015).

G. Kredibilitas Penelitian

Moleong (2005) mengungkapkan bahwa uji kredibilitas digunakan untuk

menilai kebenaran dari temuan penelitian kualitatif. Peneliti menggunakan uji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

29

kredibilitas Member Checking, yaitu pengecekan kembali pada partisipan

(Supratiknya, 2015). Tujuannya, untuk mengetahui seberapa jauh data yang kita

peroleh sesuai dengan apa yang diberikan oleh informan. Jika data yang

ditemukan disepakati oleh para informan, berarti data tersebut valid sehingga

semakin kredibel atau dipercaya (Prastowo, 2011). Dalam penelitian ini, member

checking akan dilakukan setelah proses wawancara berlangsung dan setelah

proses pembuatan transkrip wawancara atau verbatim hingga pengkodean selesai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

30

30

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Persiapan dan Pelaksanaan Penelitian

Sebelum melakukan penelitian, peneliti membuat proposal hingga panduan

pertanyaan. Setelah itu peneliti melakukan diskusi dengan dosen pembimbing

untuk memastikan bahwa metode yang akan dilakukan sudah benar. Sembari

merumuskan panduan pertanyaan, peneliti mulai mencari informan penelitian

yang sesuai dengan kriteria, dibantu oleh orangtua peneliti dan teman peneliti.

Setelah mendapat persetujuan dari dosen pembimbing, peneliti mulai untuk

membuat janji dan melakukan rapport serta wawancara di satu hari yang sama,

karena peneliti sudah mengenal ketiga informan.

Pengambilan data pada penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2017.

Peneliti menggunakan teknik wawancara untuk menggali pengalaman sadar dari

ketiga informan. Waktu dan tempat wawancara sesuai dengan persetujuan

informan dan peneliti. Sebelum melakukan wawancara, peneliti melakukan

rapport pada informan dan menjelaskan tentang prosedur dalam penelitian yang

dilakukan. Selain itu, informan juga memberikan persetujuan melalui informed

consent.

Informan I (SG) merupakan ayah dari teman peneliti. Awalnya peneliti

meminta tolong pada teman peneliti untuk menanyakan kepada ayahnya apakah

ayah peneliti sesuai dengan kriteria yang dicari dan berkenan terlibat dalam

penelitian ini. Setelah itu peneliti bertemu untuk menjelaskan tentang penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

31

yang sedang dilakukan serta melakukan rapport. Selanjutnya peneliti memberikan

informed consent dan mulai melaksanakan wawancara yang dilakukan di

kediaman SG pada hari Sabtu, 6 Januari 2017 pukul 11.00 hingga 14.30 WIB.

Informan II (NR) merupakan tetangga dari peneliti. Peneliti menemui NR untuk

menyampaikan tentang penelitian yang sedang peneliti lakukan dan menjelaskan

tentang kriteria yang peneliti cari. Lalu NR mengatakan jika memang sesuai maka

NR bersedia untuk menjadi informan dalam penelitian ini. Selanjutnya pada hari

Senin, 8 Januari 2017 peneliti melakukan rapport dan pemberian informed

consent. Wawancara dilakukan di kediaman NR mulai pukul 18.00 hingga 21.00

WIB. Informan III (BY) merupakan teman dari ayah peneliti. Ayah peneliti

membuatkan janji dengan BY untuk bertemu dengan peneliti pada hari Minggu,

29 Januari 2017 pukul 11.00 hingga 13.00 WIB, sehingga peneliti dapat

menjelaskan tentang penelitian ini, menyampaikan kriteria yang dibutuhkan

dalam penelitian ini dan menanyakan kesediaan BY untuk terlibat dalam

penelitian ini, serta memberikan informed consent. Setelah membuat transkrip

wawancara dengan BY, peneliti merasa perlu melakukan wawancara tambahan

sehingga peneliti membuat janji untuk melakukan wawancara kedua pada hari

Selasa, 14 Maret 2017 pukul 19.00 hingga 20.30 WIB di kediaman BY.

Tabel 4.1. Pelaksanaan Wawancara

Kegiatan Informan I Informan II Informan III

Rapport,

wawancara,

pengisian

Informed

Consent

Sabtu, 6 Januari 2017

pukul 11.00-14.30

di kediaman SG

Senin, 8 Januari 2017

pukul 18.00 – 21.00

di kediaman NR

Minggu, 29 Januari

2017 pukul 11.00-

13.00

di kediaman BY

Selasa, 14 Maret

2017 pukul 19.00-

20.30

di kediaman BY

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

32

Member

Checking

Jumat, 17 Maret

2017 pukul 11.00-

13.00 di kediaman

SG

Kamis, 16 Maret

2017 pukul 18.00-

19.30 WIB di

kediaman NR

Minggu, 19 Maret

2017 pukul 11.00-

12.30 di Kediaman

BY

B. Gambaran Informan

1. Data Informan

Tabel 4.2. Data Informan

Keterangan Informan I Informan II Informan III

Nama Inisial SG NR BY

Usia 54 tahun 55 tahun 55 tahun

Pendidikan SMA S1 S1

Agama Katholik Kristen Islam

Jumlah Anak 2 2 1

Usia Anak 22 th dan 17 th 17 th dan 13 th 16 th

2. Latar Belakang Informan

a. Informan I (SG)

SG merupakan seorang layout editor di sebuah perusahaan media

cetak di Yogyakarta. SG berusia 54 tahun dan tinggal di Minomartani

bersama istri dan dua orang anak laki-laki. Anak pertama SG merupakan

mahasiswa semester 10 di salah satu perguruan tinggi swasta di Yogyakarta

yang saat ini sedang menyelesaikan skripsinya. Anak kedua SG duduk di

bangku kelas 3 sekolah menengah atas di salah satu sekolah swasta di

Yogyakarta. Istri SG merupakan seorang ibu rumah tangga. Dulunya istri

SG merupakan seorang penjahit dan memiliki 2 orang pegawai, namun pada

saat krismon tahun 1998, usahanya mengalami kebangkrutan.

SG ingin pensiun dini dari pekerjaannya karena SG sudah merasa

bahwa perusahaannya tidak berkembang karena kalah dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

33

perkembangan media elektronik yang semakin pesat. Namun istrinya tidak

menyetujui keputusan SG untuk pensiun dini karena mumpung masih ada

pekerjaan yang bisa dikerjakan dan daripada menganggur di rumah. SG

memiliki kegiatan bersama istri yaitu memasak sayuran untuk dijual di

warung makan setiap pagi dan menerima pesanan catering. SG merasa

pemasukan dari usahanya bersama istri akan lebih baik jika dikembangkan

daripada terus mengandalkan pemasukan dari perusahaan.

SG ingin mengembangkan usahanya bersama istri dengan membuka

warung makan namun istri tidak setuju dan masih takut mengambil resiko

untuk mengontrak kios. Dengan modal berpikir yang SG miliki dan

kemampuan istrinya, SG yakin usaha tersebut bisa berkembang dengan

baik. SG sering mendiskusikan hal tersebut bersama istrinya bahwa SG

hanya memiliki waktu setahun-dua tahun lagi untuk bekerja.

Dalam menghadapi masa pensiun, SG merasa siap karena memang

sudah menjadi keinginannya sejak dulu karena merasa perusahaan sudah

tidak berkembang lagi. SG memiliki rencana untuk pensiun pada awal tahun

2017 sehingga SG meminta anak pertamanya untuk menyelesaikan skripsi

di tahun 2016. Namun kenyataannya anaknya tidak selesai dan akhirnya SG

membatalkan niatnya untuk pensiun dini. SG terkadang merasa marah

kepada anaknya karena program yang SG rencanakan tidak bisa berjalan.

SG merasa bahwa hal tersebut menjadi beban untuk dirinya.

Selain karena anaknya belum lulus, SG juga merasa kurang mendapat

dukungan dari istri karena istri menyalahkan SG atas penghasilan SG yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

34

sedikit. Istri juga meminta SG mencari kerja lagi untuk tambah-tambah. SG

mengatakan kepada istrinya bahwa SG mampunya segini, istri diajak usaha

bersama juga tidak mau dan SG merasa di usia yang sekarang ini tidak akan

ada yang mempekerjakan SG karena kualitas yang dimiliki, namun hanya

karena kasihan. Terkadang SG juga merasa bersalah karena saat menolak

saat diberikan tawaran untuk membantu cabang baru di luar pulau karena

sudah merasa nyaman di Jogja. SG tidak menyangka karirnya akan hancur.

Meski rencananya tidak bisa berjalan, SG tetap bersemangat dalam

bekerja. SG tidak merasa adanya perubahan dalam dirinya. Jika semangat

menurun maka teman-teman juga bisa down karena SG merasa menjadi

panutan bagi teman-teman kerjanya. Jika SG tidak masuk, SG merasa

kasihan dengan teman-temannya karena pekerjaannya akan ditanggung oleh

teman-temannya mengingat media cetak adalah pekerjaan yang dikejar

deadline setiap malam harus selesai untuk disebarkan keesokan harinya.

Dalam dunia pekerjaannya, SG merasa bahwa menjadi wartawan itu

ada dua jalan, jalan yang lurus atau menjadi mafia. Jika menjadi mafia akan

memiliki banyak uang. Namun SG tetap memilih untuk di kantor saja

karena SG merasa kasihan dengan keluarga. Jika keluarganya diberi makan

atas keringat sendiri maka hasilnya akan baik dan tidak macam-macam. Jika

SG memiliki masalah dengan teman kerjanya, SG memilih untuk

menghindar dan tidak mendekati orang yang menyebalkan karena pada

dasarnya SG merupakan orang yang pendiam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

35

Ketika berada dalam masalah, SG cenderung akan pergi ke gereja

untuk berdoa atau pergi berziarah. SG merasa terbantu dan tenang jika

sudah ke Gereja. SG juga tidak pernah marah sampai meledak-ledak dan

memilih untuk pergi. SG merasa dalam hidup ini tidak perlu muluk-muluk,

yang terpenting masih bisa bekerja dan menghasilkan untuk anak, meskipun

keinginannya tidak dapat terpenuhi. SG juga menekankan kepada anaknya

bahwa tidak bisa memberikan harta, hanya mampu menyekolahkan. Jika

anak-anaknya bisa mendapatkan beasiswa itu merupakan nilai tambah untuk

anaknya. SG selalu mengupayakan supaya anaknya bisa sekolah sebagai

bekal hidup.

b. Informan II (NR)

NR merupakan seorang karyawan swasta di salah satu lembaga. NR

tinggal di daerah Jombor bersama istri dan dua orang anak perempuannya.

Anak pertama NR duduk di bangku kelas tiga sekolah menengah atas dan

anak kedua NR duduk di bangku kelas 2 sekolah menengah pertama. Istri

NR adalah seorang ibu rumah tangga dan dalam keseharian mengantar

jemput anaknya sekolah. Dalam mendidik anaknya, NR dan istri sangat

mengutamakan pendidikan sehingga NR memberikan semua fasilitas seperti

les dan kursus setiap hari agar anaknya menjadi pintar dan masuk ke

sekolah negeri favorit. Terbukti saat ini anak-anak NR bersekolah di sekolah

negeri favorit di DIY.

Tahun ini merupakan tahun terakhir bagi NR untuk bekerja karena

tahun depan NR sudah pensiun. Kebijakan yang ada di kantor NR adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

36

bagi karyawan yang sudah memasuki usia 50 diberikan kesempatan untuk

mulai mencari bisnis atau alternatif kegiatan lain yang bisa dilakukan saat

pensiun nanti. Karyawan bebas untuk izin ketika memang diperlukan atau

kerja 5 hari dalam seminggu.

Selama diberi kesempatan oleh kantor, NR mencoba untuk

memanfaatkannya dengan mencari-cari bisnis yang sesuai di google. Selama

ini NR merasa bisnis itu sulit, namun jika mau berusaha pasti akan

mendapatkan. Kesulitan yang dihadapi NR adalah ketika ditahun pertama

NR berminat di suatu bidang namun ketika digeluti hingga tahun kedua

ternyata berat, sehingga NR sudah kehilangan dua tahun. Menurut

pengalamannya, jika gagal dalam berbisnis memang mendapatkan

pembelajaran baru, namun untuk memulai kembali membutuhkan modal

lagi. Hal tersebut dirasa sulit dan terlalu beresiko tinggi bagi orang tua,

sehingga yang bisa NR lakukan adalah hal yang aman-aman saja, seperti

membuka kos-kosan di sekitar kampus di Yogyakarta.

NR merasa semangat yang dimiliki oleh orang seusianya sudah

menurun. Hal ini mungkin disebabkan karena ada bayangan terpecah antara

pekerjaan di kantor dan otak yang sudah dituntut untuk berpikir bagaimana

kelanjutan hidup saat sudah pensiun nanti. Namun bagi NR, NR tidak terlalu

membingungkan lagi masalah kantor karena tuntutan kantor ringan. NR

merasa bahwa tidak ada kata pensiun bagi pegawai swasta seperti dirinya

karena untuk hidup harus bekerja. Kalau pensiun nanti NR hanya berpindah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

37

dari satu pekerjaan ke pekerjaan yang lain, sehingga NR tidak merasa berat

untuk meninggalkan kantor saat pensiun nanti.

NR merasa tertekan dalam menghadapi masa pensiun. Selama ini NR

sudah memiliki standar hidup dengan penghasilan yang NR miliki selama

ini. Namun besok ketika sudah pensiun, penghasilan dari usaha sampingan

NR belum mencapai standar hidup yang NR miliki selama ini, mengingat

pendidikan anak-anaknya masih panjang. NR juga merasakan bahwa banyak

perubahan dalam hal kebutuhan. Saat anak-anaknya masih kecil, NR masih

memiliki power untuk mengendalikan kebutuhan dan keinginan anggota

keluarga yang belum bervariatif. Namun sekarang anak-anaknya sudah

beranjak remaja sudah mulai memiliki keinginan dan prestise. Kebutuhan

sekolah tidak hanya sekolah, namun ada kendaraan dan gadget. Hal ini

membuat NR harus bernegosiasi dengan anak-anaknya dan tidak bisa

bersikap agak otoriter seperti dulu. Selama ini kebutuhan yang meningkat

tersebut tidak bisa ter-cover karena dunia sekarang sangat hedonis. Strategi

yang NR lakukan yaitu mengarahkan anak ke sekolah negeri dan

mengarahkan anak ke kegiatan gereja. Selain itu, NR juga membatasi

pergaulan anaknya. Jika ekonomi sedang baik, tidak akan menjadi masalah

jika anak NR bergaul dengan siapa saja, namun jika ekonomi sedang buruk,

jangan banyak bergaul dengan teman-teman yang hedonis. Dalam

pertemanannya pun, NR merupakan sosok yang berteman jika ada

kepentingan, jika tidak ada kepentingan NR merasa malas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

38

Saat NR mengingat tentang kewajibannya sebagai pencari nafkah

dalam keluarga yang berada dalam masa pensiun dengan anak yang masih

sekolah, NR merasa kok ini menimpa diriku, susah, galau, kelabu, khawatir,

kalut, bingung, dan sepaneng. Ketika merasa tertekan, NR menyadari bahwa

hal itu berpengaruh pada perilakunya sehari-hari, di mana sebenarnya NR

bisa membicarakan hal cukup A saja namun menjadi ABC. Ketika sudah

sunyi, NR bisa berefleksi dan menyadari tindakannya yang di luar kontrol

dan seharusnya tidak seperti itu.

Namun NR juga beruntung diberikan otak yang pelupa oleh Tuhan

sehingga NR tidak sepanjang waktu memikirkan hal ini. Terkadang NR bisa

lupa dan merasa happy namun ketika teringat kembali, perasaan NR

menjadi tumpang tindih. Ketika merenung, NR menyadari bahwa NR sudah

harus mencari ide, padahal selama ini NR merasa sudah mencari setengah

mati.

NR menganggap bahwa dalam menghadapi permasalahan, orang

Indonesia arahnya ke agama, sehingga NR cenderung melarikan diri kepada

Tuhan, memang bukan tempat yang paling aman namun merupakan tempat

paling nyaman. Bagi NR, rasa takut itu boleh tapi jangan berlebihan dan

dalam ajaran yang dipegangnya bahwa apa yang kamu khawatirkan

biasanya malah tidak terjadi. NR juga meyakini bahwa kekhawatiran itu ada

agar manusia bisa lebih waspada. NR juga memiliki hobi membaca. Saat

muda dulu NR lebih berminat membaca buku-buku politik, ekonomi, namun

sekarang NR lebih banyak membaca buku-buku rohani untuk menguatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

39

dan memberikan ketenangan saat NR merasa sulit. Selain berdoa dan

membaca, ketika NR merasa tertekan, NR biasanya akan pergi berjalan-

jalan naik motor.

NR terbiasa menjadikan istrinya sebagai tempat curhat untuk

mengeluarkan tekanan-tekanan besar yang dirasakannya. NR mengatakan

kepada istrinya kalau kebutuhan normal kita cukup, tapi kalau ada sekolah

baru kebutuhan kita kurang. NR juga meminta kepada istrinya agar tidak

dituntut lebih. Untuk menyiasati kekurangannya, NR mengurangi pola

konsumtif. NR tidak akan menuntut istrinya untuk memikirkan ide kegiatan

apa yang bisa dilakukan saat NR sudah pensiun nanti karena NR merasa itu

adalah tugasnya sebagai kepala keluarga, istri sudah terlalu sulit untuk

mengatur keuangan dan NR tidak mau menambah beban istrinya. NR

merasa istrinya memiliki peran yang besar pada kehidupan harian dan

nyatanya segala kesulitan dan kekurangan selalu berhasil NR lewati.

c. Informan III (BY)

BY merupakan seorang karyawan di perusahaan LPG di Yogyakarta.

BY tinggal di daerah Sleman bersama istri dan seorang anak perempuannya.

Anak BY saat ini duduk di kelas dua sekolah menengah atas dan istri BY

merupakan seorang ibu rumah tangga. Mendekati masa pensiun, BY

membuka bisnis pangkalan LPG di rumahnya dan istrinya yang mengurus.

Bagi BY, pensiun merupakan keadaan di mana seseorang tidak

digunakan lagi oleh perusahaan sehingga sudah harus merencanakan untuk

ke depannya. Perencanaan dan persiapan yang dilakukan BY sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

40

dilakukan sejak anaknya baru lahir. BY dan istri mendapatkan anak setelah

17 tahun pernikahan. Hal ini membuat BY menyadari bahwa ketika BY

pensiun nanti anaknya masih sekolah. Ketika anaknya lahir, BY

mendaftarkan anaknya untuk asuransi dan tabungan.

BY berharap semua yang sudah BY persiapkan akan cukup untuk

anaknya hingga lulus kuliah dan bahkan hingga anaknya berumahtangga.

BY memang merasa khawatir namun sejak awal sudah menyadari sehingga

BY membagi kekhawatirannya tersebut ke asuransi. BY sudah berusaha

menjalankan tanggungjawabnya sebagai orang tua. Meski begitu BY tetap

merasa bingung dan khawatir karena ketika pensiun nanti BY tidak lagi

melakukan rutinitas yang selama ini BY lakukan. BY juga merasa lebih

sensitif untuk hal-hal yang sebenarnya tidak perlu dimasukkan ke hati

namun BY masukkan ke hati. BY juga merasa was-was mengenai

kehidupan setelah pensiun nanti. Ketika perasaan itu muncul, BY akan

jalan-jalan melihat-lihat produksi di pabrik atau jika di rumah BY akan

melihat-lihat kolam di belakang rumahnya.

Menurut BY, wajar jika seorang yang terbiasa kegiatan lalu tidak

memiliki kegiatan akan menjadi down. Saat hari-hari awal pensiun, orang

akan merasa “kluntang-kluntung” karena tidak memiliki kegiatan, namun

hal tidak boleh berlarut-larut karena akan berpengaruh pada kesehatan

sehingga perlu mencari kegiatan untuk mengisi waktu. Ketika BY merasa

khawatir, BY biasanya akan berdoa dan memasrahkan semuanya kepada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

41

Allah. BY juga merasa sudah berusaha untuk memenuhi tugas dan

tanggungjawabnya sebagai orangtua.

BY sudah merasa siap menghadapi masa pensiun karena secara

finansial, BY sudah berusaha mempersiapkan semua kebutuhan. BY merasa

belum ada pengaruh pada kehidupannya karena masih ada support dana. BY

juga menyadari adanya post power syndrome namun BY merasa tidak

mengalaminya karena BY sudah menyiapkan dana, menyiapkan kegiatan

yang akan dilakukan untuk mengisi hari tuanya yaitu bisnis pangkalan LPG,

inventaris rumah, membantu memberikan pinjaman dengan tambahan

pendapatan, serta mencari kegiatan yang positif seperti mengikuti pengajian

dengan berbagai kelompok.

C. Hasil Penelitian

Hasil wawancara menunjukkan bahwa emosi positif dan emosi negatif

muncul pada ketiga informan dalam menghadapi masa pensiun. Untuk mengatur

emosi-emosi tersebut, ketiga informan melakukan regulasi emosi dengan lima

bentuk yaitu pemilihan situasi (situation selection), modifikasi situasi (situation

modification), penyebaran atensi (attentional deployment), perubahan kognitif

(cognitive change), dan modulasi respon (response modulation). Kelima bentuk

dalam proses regulasi emosi tersebut dapat terjadi secara bersamaan dan bisa juga

tidak semua terjadi. Berikut merupakan pemaparan pada setiap informan:

1. Informan 1 (SG)

a. Emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

42

Emosi positif yang dirasakan oleh SG dalam menghadapi masa

pensiun adalah SG merasa tidak takut untuk pensiun dan ingin keluar

dari pekerjaannya. Saat memiliki masalah, SG merasa tenang dan

terbantu ketika sudah ke gereja. SG mengatakan:

“Merasa terbantu, meskipun saya nggak bisa berdoa yang

khusyuk ya saya kalau udah ke gereja gitu saya tenang, kalau

sampe nggak bisa ke gereja gitu ya saya gelo” (line 1.110-

1.114)

Sedangkan emosi negatif yang dirasakan SG yaitu sudah merasa

jenuh dan ingin keluar dari pekerjaan yang telah puluhan tahun

digelutinya. SG merasakan adanya penyesalan dalam dirinya karena

saat ditawari untuk membantu cabang baru di luar Pulau SG menolak,

jika SG mau ikut pasti hidupnya tidak akan seperti ini. Penyesalan

tersebut juga membuat SG menyalahkan diri sendiri karena dulu

menolak penawaran dan tidak mengira karirnya sekarang akan hancur.

Saat perasaan bersalah itu muncul, SG hanya mampu berpasrah dan

merasa bahwa garisnya sudah seperti ini. SG berpandangan bahwa

dirinya tidak bisa dan hanya mampu segini. SG juga merasa takut untuk

memulai usaha sendiri. SG sempat merasa marah kepada anaknya

karena skripsi tidak selesai dalam waktu satu semester. SG mengatakan:

“Kemarin itu saya pernah marah sama K, semester ini kan

satu semester, saya tak kasih waktu satu semester selesaikan

skripsimu langsung besok bisa kerja, semoga bisa kerja. Tapi

nggak selesai to” (line 664-670)

b. Regulasi Emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

43

Bentuk proses regulasi emosi pemilihan situasi (situation selection)

dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan oleh peran dan pendapat

istri SG di mana istri SG merasa belum siap jika SG pensiun dini dan

beranggapan bahwa lebih baik meneruskan pekerjaan daripada

menganggur di rumah, sehingga istri meminta SG untuk bekerja lagi.

SG memiliki keinginan untuk mengembangkan usaha memasak

bersama istri dengan membuka usaha warung makan. SG memilih

untuk membicarakan hal tersebut kepada istrinya dan mengatakan

kepada istri bahwa SG hanya memiliki waktu setahun dua tahun lagi,

usaha tersebut mau dipertahankan seperti ini atau mau dikembangkan.

Jika dikembangkan dan membuka warung maka perlu mengontrak. SG

bercerita:

“Saya sama istri punya kegiatan, masak itu terus dititipkan.

Nah kegiatan itu saya mau mengembangkan itu gitu” (line

106-108)

“Tapi saya masih omong-omong terus sama istri saya. Saya

ngomong, aku ming punya waktu setahun dua tahun, dadi

arep dipertahanke koyo ngene atau mau dikembangin gitu.”

(line 129-134)

SG pun mengajak istri untuk mencari informasi tentang ruko kecil.

Namun istri memberikan pendapat jika mengontrak dan warungnya

laris tidak akan menjadi masalah, namun jika warungnya sepi maka

akan rugi. Istri beranggapan bahwa lebih baik menggunakan rumah

saudara yang di tepi jalan untuk berjualan makanan. Meskipun SG dan

istri menemukan ruko yang murah, namun istrinya tetap tidak berani.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

44

Dalam menjalani pekerjaannya sebagai karyawan media cetak, SG

dihadapkan pada suatu pilihan untuk menjadi pekerja yang lurus atau

mafia dengan banyak uang. SG pun memilih untuk tetap di kantor dan

menjadi karyawan yang lurus. Jika di kantor SG memiliki permasalahan

dengan teman atau diperlakukan tidak adil oleh teman kerja, maka SG

akan membicarakan dengan orang yang bersangkutan dan memilih

untuk menghindari orang-orang yang membuat SG jengkel. Jika

pensiun nanti, SG memiliki perencanaan ke depan. SG juga tidak ingin

membebani anak jika anak-anak sudah bekerja nanti. SG memilih untuk

mengontrak ruko dan rumah yang ditinggali akan di kontrakan.

Bentuk proses regulasi emosi modifikasi situasi (situation

modification) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukan dengan

alternatif kegiatan atau pekerjaan lain yang dilakukan untuk

menghadapi masa pensiun. SG memiliki kegiatan memasak lalu

masakan tersebut di titipkan di sebuah warung makan. SG ingin

mengembangkan usaha tersebut dengan membuka warung sendiri

namun istri memiliki pemikiran yang berbeda dan merasa begini saja

sudah cukup untuk memberikan uang saku pada anak-anak.

Dalam bekerja, SG selalu berusaha untuk meminimalkan absen

dalam bekerja. SG merasa kasihan jika tidak masuk kerja karena

pekerjaannya akan ditanggung oleh teman-temannya karena pekerjaan

harus selesai hari itu juga. SG bercerita:

“Koran itu kan deadline ya, tidak bisa ya kerja wah iki kok

awakku ra penak yo, dah tak garap sesuk. Ha gak bisa kaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

45

gitu itu, harus jadi hari itu juga harus jadi. Lebih cepat lebih

baik.”

Bentuk proses regulasi emosi penyebaran atensi (attentional

deployment) dalam menghadapi masa pensiun dilakukan SG dengan

memikirkan perasaan dan konsekuensi dari sebuah situasi. Saat SG

ditawari pekerjaan di luar pulau namun SG menolak. Jika SG mau ikut,

maka hidupnya tidak akan seperti ini. Kalau dulu bekerja keras, maka

sekarang SG sudah kaya. Karena hal tersebut SG merasa istri

menyalahkan dan meminta SG untuk mencari pekerjaan lain sebagai

tambahan. Di usia yang menginjak 50 tahunan seperti ini sudah tidak

ada yang mau menerima kerja, kalaupun menerima cuma karena

kasihan bukan karena kualitas. SG merasa ini sudah menjadi nasibnya

dan membuat SG gelo.

SG juga mempunyai rencana untuk pensiun dini karena perusahaan

tidak berkembang dan bertahun-tahun gaji tidak pernah naik, namun

karena anak belum selesai skripsi, maka SG bekerja lagi. Hal itu

membuat SG merasa menyesal dan tidak mendapat dukungan karena

program yang SG rencanakan tidak bisa berjalan. SG juga merasa hal

tersebut menjadi beban karena SG sebentar lagi pensiun namun

anaknya belum bekerja. SG mengatakan:

“Ya sebenernya beban saya cuma itu ya. Saya kerja, anak

saya belum bekerja saya sudah mau pensiun” (line 662-664)

Setelah pensiun nanti, SG berminat untuk bermain motor sebagai

bentuk perubahan minatnya selama ini yang cenderung senang menulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

46

Tujuan SG bermain motor agar merasa senang dan menikmati dengan

kecepatan dibawah 80 km/jam. Nantinya SG ingin bisa mengunjungi

anaknya yang bekerja di luar kota menggunakan motor.

Jika ada teman yang tidak menyukai SG maka SG cenderung akan

berpura-pura tidak ada masalah. SG memiliki pelarian untuk ke gereja

atau berziarah saat memiliki masalah. SG tidak mengekpresikan

emosinya pada orang lain karena SG merupakan sosok yang pendiam.

Jadi ketika merasa marah, maka SG memilih untuk pergi dan diam

daripada marah meledak-ledak. SG mengungkapkan:

“Saya malah kalau pelariannya malah pergi nongkrong ke

angkringan gitu aja nggak sampe marah meledak-ledak”

(line 1.007-1.010)

“Saya malah pelariannya di situ. Saya lebih banyak ke

gereja atau kalau dulu saya tiap apa gitu mesti ziarah” (line

1.080-1.083)

Bentuk proses regulasi emosi perubahan kognitif (cognitive

change) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan SG dengan tetap

bersemangat bekerja meskipun sudah berusia di atas 50 tahun karena

merasa menjadi panutan bagi teman-teman kerjanya. SG juga tidak

menyikapi masa tua dengan ngenes jika tidak memiliki pekerjaan. SG

yakin pada modal berpikir yang dimiliki dan kemampuan istri dalam

memasak akan lebih baik nantinya jika istri mau. SG merasa mungkin

belum rejeki atau memang garis rejekinya memang seperti ini. Bagi SG

yang terpenting masih bisa bekerja dan menghasilkan untuk anak. SG

berprinsip bahwa hidup tidak perlu muluk-muluk yang terpenting

adalah anak bisa sekolah dan selesai lalu bekerja dengan baik,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

47

meskipun keinginan sendiri tidak terpenuhi. SG menekankan pada

kedua anaknya bahwa tidak bisa memberikan harta, hanya mampu

menyekolahkan. Jika anak-anak bisa mendapatkan beasiswa maka itu

menjadi nilai plus. SG selalu mengupayakan supaya anaknya bisa

sekolah untuk bekal hidup. SG menuturkan:

“Sisi positifnya apa ya. Istilahnya kalau istilahnya orang

Jawa tuh belum rejekinya gitu. Atau mungkin garis rejeki

saya tuh di sini, kaya gini gitu. Saya tuh hidup saya tuh saya

nggak mau hidup yang muluk-muluk kok, yang penting saya

anak saya bisa sekolah, keinginan anak saya terpenuhi,

meskipun keinginan saya nggak terpenuhi. Nggak papa.”

(line 736-747)

SG memiliki pendapat tentang perbedaan pria dan wanita dalam

menghadapi permasalahan. Menurut SG pria menyelesaikan

permasalahan dengan tindakan dan wanita biasanya lebih peka dan

berbicara dengan perasaan sehingga bisa stres dalam menghadapi

permasalahan. Bentuk regulasi emosi modulasi respon (response

modulation) dalam menghadapi masa pensiun tidak muncul dalam

pengalaman SG karena SG tidak menyadari apakah ada perubahan yang

berkaitan dengan kebutuhan fisiologis ketika SG sedang dalam

masalah.

2. Informan II (NR)

a. Emosi

Emosi positif yang dialami NR dalam menghadapi masa pensiun

adalah NR merasa tidak takut untuk pensiun dan siap untuk

meninggalkan pekerjaan yang sudah NR geluti selama bertahun-tahun.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

48

NR berikhtiar bahwa masih ada waktu satu tahun untuk mencari

peluang usaha. NR berkeyakinan dapat melewati masa ini dan jika kita

berusaha maka kita akan mendapatkannya. NR menjadi semain rajin

untuk mencari hikmat dari atas dan bersemangat dalam mencari

pendapatan di usia yang lebih tua. NR mengungkapkan:

“Kemudian yang kedua itu tadi jadi ada energi baru lebih

segar di otak ya lebih semangat aja meskipun di usia yang

lebih tua dalam mencari pendapatan lain yang lebih.” (line

607-611)

Sebagai bentuk tanggung jawabnya terhadap keluarga, NR mencari

usaha dengan cara browsing. Meski begitu NR tetap harus berhati-hati

dan waspada. Dengan permasalahannya ini, NR menjadi tidak neko-

neko dan lebih bijaksana.

Meski begitu, NR juga merasakan emosi negatif dalam

menghadapi masa pensiun di mana NR cenderung merasa tertekan

dengan kewajibannya saat ini di mana setahun lagi NR pensiun namun

kedua anaknya masih duduk di bangku SMA dan SMP. NR juga merasa

tertekan dengan pola hidup setelah pensiun akan seperti apa dan

bagaimana caranya untuk mencapai standar hidup yang selama ini

sudah dijalaninya karena pendapatan dari usahanya belum bisa

mencukupi standar tersebut. Selain itu, NR juga merasa tertekan

bagaimana caranya untuk keluar dari permasalahan ini, ketika nanti

pendapatan tidak bisa meng-cover biaya kebutuhan yang naik. Rasa

tertekan yang dirasakan sangat berpengaruh ke kejiwaan di mana NR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

49

menjadi sepaneng, emosi di luar kontrol sehingga tidak sabaran kepada

anak. NR bercerita:

“Nah kalau tertekan masuk ke rasa ya banyak sekali

pengaruhnya ke kejiwaan, ya sok nggak sabaran ya sama

anak. Bicaranya A aja cukup tapi ndadak ABC gitu.” (line

526-531)

Selain itu, perasaan NR menjadi tumpang tindih, galau, stres,

pusing, perasaan menjadi kelabu atau mengambang, tidak jelas, buram,

tidak senang, khawatir, kalut dan bingung. NR merasa mengapa hal ini

menimpa dirinya dan membuat perasaannya campur aduk sampai

kepala.

b. Regulasi Emosi

Bentuk proses regulasi emosi pemilihan situasi (situation selection)

dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan dengan pandangan NR

mengenai pensiun. Menurut NR, pensiun hanya berpindah kerja. Jika di

ibaratkan perjalanan, maka pensiun adalah sebuah portal, jika portal

tersebut tertutup maka harus mencari jalan lain. Dalam mencari jalan

lain atau usaha lain, NR menghindari resiko tinggi. Menurut NR, bisnis

merupakan hal yang sulit dan orang tua sudah terlalu tua untuk

menanggung resiko tinggi seperti kerugian, jadi menurut pengalaman

yang bisa dilakukan adalah yang aman-aman saja. NR mengungkapkan:

“Nyatanya kan persoalannya satu itu, sudah tua buat

menanggung resiko kerugian gagal di tengah jalan, kalau

orang tua harus safe-safe aman.” (line 98-103)

Menurut pengalaman NR, ketika sudah memasuki usia limapuluhan

semangat kerja akan mengalami penurunan karena mungkin sudah ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

50

bayangan terpecah antara pekerjaan dengan kelanjutan hidup ke depan

akan bagaimana. Meski begitu, NR tidak lari dari kenyataan dan tetap

menghadapi serta membiarkan hidup mengalir saja. Dalam hal

pendidikan anak, NR ingin mendidik anak dengan kualitas yang baik

sehingga fasilitas juga harus baik. Jika sedang mengalami kesulitan

ekonomi, maka NR akan mencari berkat dengan mencari pinjaman uang

bukan hanya berdoa semalam suntuk meminta keajaiban. NR bercerita:

“Ya jalannya ya kalau secara ekonomi ada yang namanya

pinjaman. Memang harus muter-muter untuk mencari berkat

tuh, nggak malah berdoa semalam suntuk minta keajaiban

turun 10 juta gitu.” (line 470-474)

“Ya kalau saya terus jadi setan kredit itu jadi banyak

pinjaman ya nggak papa, memang jalannya seperti itu sudah

menjadi bagian dari standar hidup, daripada kita munafik ya

kan wes jelas ra cukup wes malah ning gerejo ntar mukjizat

nggak pernah terjadi ntar malah kendo malah marah-marah

sama Tuhan.” (line 480-488)

Bentuk proses regulasi emosi modifikasi situasi (situation

modification) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukan NR dengan

memanfaatkan kesempatan yang telah diberikan oleh kantor untuk

mencari pekerjaan atau usaha lain. NR banyak membaca tentang

motivator usaha karena di kantor tidak menyediakan fasilitas seminar

atau pelatihan usaha. Selain itu, NR menyiasati masa pensiun dengan

mulai mengurangi pola konsumtif dengan peran istri yang membantu

menurunkan kebutuhan yang tidak penting. NR juga mengurangi

hedonisme dengan mengarahkan anak ke sekolah yang tidak neko-neko

yaitu sekolah negeri dan lebih banyak mendorong anak ke lingkungan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

51

yang minat hedonismenya rendah seperti kegiatan gereja, karena di

gereja tidak mungkin pesta pora. NR mengungkapkan:

“Dunianya begini, dunia yang hedonis gini piye. Untung

saya bisa mengarahkan anak ke sekolah yang nggak neko-

neko. Kaya anak tak kasih sekolahin ke sekolah negeri gitu.

Itu strategi hidup juga. Artinya ketika kita kasih ke

lingkungan yang seperti itu kan minatnya hedonisme yang

rendah” (line 375-382)

“Kehidupan itu dia lebih banyak tak dorong ke gereja.

Mungkin kalau dia tak suruh bergaul di tempat les seperti

Elti katakanklah, wah itu juga ancur lagi. Ketika saya bilang

ekonomi saya kuat ya silakan saja, misalkan dia punya

komunitas di Elti gitu, tapi kalau enggak ya nggak usah,

habis dari Elti langsung di tarik pulang jangan banyak

berkumpul dengan mereka. Jadi tidak melulu di sekolah, tapi

komunitas hariannya, kalau kegiatan gereja kan nggak

mungkin to yo ning kono arep pesta pora” (line 396-410)

Bentuk proses regulasi emosi penyebaran atensi (attentional

deployment) dalam menghadapi masa pensiun dilakukan NR dengan

fokus pada hal-hal yang menimbulkan emosi. NR merasa kebijakan

yang diberikan kantor ada untung dan ruginya, karyawan usia 50 tahun

sudah diberi kebebasan waktu untuk mencari usaha namun tidak

diarahkan atau diberi tau, karyawan diminta untuk mencari sendiri dan

akhirnya payah sekali. Hal yang menimbulkan emosi lainnya adalah NR

merasa sudah enak mapan namun tiba-tiba harus dicut di mana bisnis

juga belum bisa mengimbangi standar hidup sedangkan kebutuhan akan

semakin tinggi tapi pekerjaan hilang, penghasilan menurun sehingga

tidak bisa ter-cover. Meski NR memiliki cadangan, namun itu tidaklah

cukup untuk menghadapi dunia yang semakin hedonis, kenaikan gaji

pun tidak bisa mengikutinya. Kesulitan lainnya yang dihadapi NR

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

52

adalah tidak bisa mengendalikan kebutuhan keluarga yang meningkat.

Untuk menyekolahkan anak sampai ke bangku kuliah, NR menanyakan

pada dirinya sendiri apa bisa karena NR merasa kalau untuk kebutuhan

normal itu cukup tapi kalau ada kebutuhan sekolah baru akan kurang.

NR bercerita:

“Saya sebagai orangtua nyekolahin anak minimal nanti

universitaslah katakanlah. Kan saya mikir duh sesuk duit e

koyo opo yo, 25 juta po iso.” (line 451-455)

“Kalau kebutuhan normal kita pas, tapi kalau ada kebutuhan

sekolah baru berarti kita kurang.” (line 498-501)

NR merasa masalah ke depan tidak hanya itu, meskipun semakin

bertambah usia referensi penyelesaian masalah semakin banyak, namun

semakin tua masalah yang dihadapi juga semakin besar. Ketika NR

merenung, NR merasa sudah harus mencari usaha lain. Biasanya NR

akan merenung saat suasana sudah sunyi sehingga bisa berefleksi. Bagi

NR masa hening itu penting, seperti misalnya saat NR menjadi lebih

sensitif karena tertekan akan permasalahannya menjelang pensiun ini,

NR bisa berpikir meskipun NR merasa tertekan namun seharusnya tidak

bersikap seperti itu. NR bercerita:

“Dorongan dari tertekan itu biasa, tapi ketika udah sunyi

gitu ketika semua sekolah itu kan bisa berefleksi ya, masa

hening itu penting ya. Ketika ada ruang keheningan itu

biasanya berpikir meskipun aku tertekan tapi nggak

seharusnya seperti itu.” (line 531-537)

Berkaitan dengan kebutuhan anak, NR merasa ketika anak masih

kecil, anak bisa dikendalikan, kebutuhan dan keinginan keluarga juga

belum bervariatif. Namun menginjak usia tua, anak mulai remaja usia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

53

17 tahun, harga diri dan keinginan anak mulai tampak. Kebutuhan

sekolah juga diikuti dengan kebutuhan lainnya seperti kendaraan.

NR berusaha untuk memanfaatkan kesempatan yang telah

diberikan oleh kantor selama 5 tahun untuk pandai-pandai mencari

usaha. NR memiliki hobi membaca, jadi ketika NR butuh penyegaran

dan pelampiasan, maka NR akan pergi ke toko buku untuk membaca-

baca buku. Tidak perlu membeli cukup masuk ke sana suasananya

sudah tenang dan dingin itu membuat NR merasa segar. Biasanya NR

akan mengambil buku lalu melihat daftar isi dan membaca yang sesuai

dengan suasana hati yang sedang NR rasakan saat itu. Namun NR

mengalami perubahan minat buku bacaan, dulu NR membaca buku

politik ekonomi, namun sekarang NR banyak membaca buku-buku

rohani karena merasa sudah tua dan sudah dekat dengan Sang Khalik

sehingga membaca buku-buku seperti itu. NR bercerita:

“Tapi hobi saya kebetulan membaca dari dulu. Hobi

membaca jadi pelampiasan apapun pasti membaca. Misalnya

baca-baca buku tentang politik, ekonomi, ha itu udah tak

simpen, sekarang bacaannya buku-buku rohani. Orang tua

ya biasanya karena dia udah dekat dengan Sang Khalik

yaudah bacaannya yang kaya gitu-gitu. Untungnya saya

memang sejak dulu sukanya baca. Jadi pelampiasannya baca

aja, nggak pake biaya.” (line 308-319)

Selain membaca, pelarian NR adalah ke gereja atau jalan-jalan naik

motor. NR jalan-jalan untuk mengusir rasa tertekan yang NR rasakan

saat memikirkan tentang usaha yang harus NR lakukan saat pensiun

nanti. Meski begitu, NR merasa beruntung karena Tuhan memberikan

otak yang pelupa pada manusia sehingga NR bisa memindahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

54

perhatiannya sementara dari rasa tertekannya. Saat NR lupa dengan

permasalahannya itu, maka NR bisa happy.

Pada akhirnya NR menyerahkan semua permasalahannya kepada

Tuhan. Ketika sedang merasa sulit, NR kembali menggunakan sisi

rohaninya bahwa hidup mati tergantung yang punya hidup dan tidak ada

yang mustahil. Kembali ke rohani memang bukan tempat paling aman

namun itu merupakan tempat yang nyaman. Jika sudah tidak kuat, maka

NR akan berdoa bilang pada yang punya hidup dan NR percaya akan

adanya roh penghibur yang akan menguatkannya. NR mengungkapkan:

“Ya satu kita kembali ya sisi rohaninya digunakan bahwa

hidup mati orang kan tergantung pada yang punya hidup.”

(line 138-141)

“Ya kembali ke sini aja, paling apa ya bukan paling aman

tapi nyaman” (line 156-158)

“Kalau saya nggak kuat ya bilang aja sama yng punya hidup,

ya jadinya sok supranatural ya hahaha” (line 582-584)

Selain itu untuk mengurangi tekanan yang dirasakan, NR biasanya

akan curhat kepada istri. Namun terkadang NR juga menyimpan sendiri

perasaan dialaminya karena NR merasa itu merupakan masalah dan

tanggungjawab kepala keluarga.

Bentuk proses regulasi emosi perubahan kognitif (cognitive

change) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan dengan

pandangan NR mengenai pensiun. Menurut NR pensiun adalah besok

sudah tidak ke kantor lagi. Kalau PNS pensiun bisa menikmati hari tua

namun bagi karyawan swasta tidak ada kata pensiun karena untuk hidup

harus bekerja. Pensiun bagi karyawan swasta berarti berpindah kantor,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

55

meninggalkan satu pekerjaan tapi masih ada pekerjaan lain. NR

bercerita:

“Saya bilang orang swasta gak boleh pensiun, kalau pensiun

nggak makan. Ya cuma pindah kantor aja sih. Yang saya

rasakan Cuma itu setelah 50 tahun itu kesana kemari

mencari usaha itu ya saya pekerjaannya banyak sekali ada

ABC, setelah 55 besok A nya tak tinggalin, tapi nggak

pensiun wong masih ada BC.” (line 729-737)

NR juga mengambil makna positif bahwa NR yakin menurut

kepercayaan orang hidup ada penggembalanya. NR percaya bahwa apa

yang dikhawatirkan itu biasanya malah nggak terjadi. Dari pengalaman

NR, hal yang dikira nggak mungkin ternyata mungkin dan

kekhawatiran itu memang harus ada supaya kita waspada. Selain itu NR

merasa bahwa orang tua lebih bisa mengatur hati dan perasaan tapi

untuk bisa menyelesaikan sebuah permasalahan, tergantung seperti apa

masalah itu. NR juga memiliki pendapat mengenai perbedaan pria dan

wanita dalam menyelesaikan permasalahan. NR berpendapat jika pria

dari otak turun ke hati sedangkan wanita dari hati ke otak. Kalau dari

otak akan diam untuk mengolah dan menganalisis dan kemungkinan

besar lebih valid solusinya. Tapi kalau dari hati itu sudah perasaan

panas jadi tidak bisa berpikir jernih. Namun menurut NR jika disatukan

akan lebih baik.

Bentuk regulasi emosi modulasi respon (response modulation)

dalam menghadapi masa pensiun tidak muncul dalam pengalaman NR

karena NR tidak menyadari apakah ada perubahan yang berkaitan

dengan kebutuhan fisiologis ketika NR sedang dalam masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

56

3. Informan III (BY)

a. Emosi

Emosi positif yang dialami NR dalam menghadapi masa pensiun

adalah BY siap dan ikhlas dalam menghadapi masa pensiun karena

sudah mempersiapkan sejak dulu. BY tidak menjadi emosional karena

hal ini. BY mengungkapkan:

“Ya tapi saya siap sih maksudnya kan memang kenyataannya

saya baru 17 tahun menikah baru dikasih anak.” (line 196-

199)

Meski sudah melakukan persiapan, BY tetap merasakan adanya

emosi negatif dalam dirinya. BY merasa khawatir untuk mengubah pola

hidup dari yang bekerja rutin menjadi tidak bekerja. BY juga merasa

bahwa masa pensiun membuat BY menjadi lebih sensitif untuk hal-hal

yang sebenarnya tidak perlu dimasukkan ke hati namun BY masukkan

ke hati. BY juga merasa was-was meskipun sudah membuat

perencanaan, jika nanti BY tidak kerja, semua yang sudah BY siapkan

ini cukup atau tidak. BY bercerita:

“Ya jelas kita ya ada was-wasnya kan ya kita was-was ya

meskipun kita sudah merencanakan ini itu gitu tapi perasaan

mesti ada. Di hati kecil saya memang was-was iki aku nek

ora kerjo iki cukup ora kan gitu kan. Ya intinya itu jadi tetep

ada was-was.” (line 256-263)

b. Regulasi Emosi

Bentuk proses regulasi emosi pemilihan situasi (situation selection)

dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan BY dengan membuat

perencanaan untuk masa pensiun nanti. BY harus membuat planning

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

57

sendiri dan BY telah mempersiapkan pendidikan anak jauh sebelum

pensiun. Sejak anak lahir, BY sudah ikut asuransi dan tabungan untuk

anak dan kebutuhan lain. BY menyediakan premi tiap bulannya untuk

membayar asuransi namun karena kemampuan keuangan menurun,

tahun ini BY mencairkan asuransi tersebut dan tidak diperpanjang. BY

mengungkapkan:

“Kita harus memplanning. Selama nanti kita udah nggak

kerja lagi itu kita harus planning sendiri dan saya

memplanning untuk anak saya itu sejak anak saya lahir saya

udah ikut asuransi AXA yang setiap bulan setiap tahun saya

sediakan untuk sana preminya dan kebetulan sudah saya ini

apa karena kemampuan keuangan saya menurun yasudah

tahun ini sudah saya putus. Tidak saya perpanjang sudah

saya cairkan.” (line 4-15)

Menurut BY, pola hidup harus dipersiapkan agar pendapatan yang

disiapkan cukup untuk kelancaran hidup ke depan. BY sudah

mempersiapkan semuanya paling tidak sampai anaknya berumahtangga.

Jika BY memiliki rejeki lebih, maka itu akan digunakan untuk

cadangan pendidikan anak. BY telah mengusahakan dengan jalur mana

saja supaya menghasilkan dan berusaha memenuhi tanggungjawabnya.

BY tidak tahu apa yang akan di lakukan dan memilih untuk melihat

nanti keadaan bagaiamana jika yang terjadi adalah yang di luar rencana,

cukup atau tidaknya nanti juga tergantung inlfasi ke depan bagaimana.

Bentuk proses regulasi emosi modifikasi situasi (situation

modification) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukan dengan

berinvestasi. BY melakukan investasi yang bisa menambah bulanan.

Menurut BY, penghasilannya lumayan meskipun tidak sebesar yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

58

diterima selama ini. Investasi yang sudah dilakukan BY selama ini

adalah menjadi pangkalan gas LPG dan sekarang istri yang mengurus,

serta ikut andil jika suadara butuh uang dan dikembalikan dengan

tambahan pendapatan. BY bercerita:

“Ya cuma gas aja, apa ya yang lain itu nggak bisa e, ya

mungkin investasi dikit-dikit, sama dengan saudara jadi

kalau dia ada butuh uang kita ikut andil, nanti kalau udah

selesai dibalikin lagi dengan tambahan pendapatan. Iya jadi

dia kebetulan punya relasi juga yang ngontrak

pekarangannya di Jakarta nanti anaknya dia satu sekolah

dengan anak adik saya. Sekali waktu, pak ini saya ada

proyek, saya butuh dana sekian, nah nanti adik saya bilang

saya, mas ada gini nanti separo-separo apa gimana, nanti

hasilnya sekian paling nggak seperti itu.” (line 139-153)

Untuk menghadapi masa pensiun nanti, BY akan menyesuaikan

yang biasanya pergi lalu di rumah. Menurut BY, waktu akan terasa

lama jika tidak ada kegiatan jadi BY akan memanfaatkan waktu dengan

pergi ke sawah atau kemana. Jika hanya kluntang-kluntung dan berpikir

berlarut-larut, malah akan berpengaruh pada kesehatan. Lalu mulai

untuk berpikir supaya nggak berlarut-larut, maka harus mencari

kegiatan. BY juga akan mencari dan mempersiapkan kesibukan yang

positif. BY akan rajin mengikuti pengajian karena akan bertemu dengan

teman-teman jadi ada hiburan.

Bentuk proses regulasi emosi penyebaran atensi (attentional

deployment) dalam menghadapi masa pensiun dilakukan fokus pada hal

yang menimbulkan emosi. BY merasa perasaan was-was akan muncul

saat santai atau saat banyak kerjaan di kantor. Saat BY merasa capek

dan banyak kerjaan yang belum selesai, BY teringat bagaimana besok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

59

kalau pensiun, sudah tidak bekerja. Selain itu, BY merasa mengalami

penurunan produktifitas dan memori, sehingga BY harus kerja keras

ketika pimpinan meminta kepada BY namun anak buah BY tidak

segera jalan atau tidak segera menyelesaikannya. Meski begitu BY

tidak melampiaskan atau memarahi anak buah karena merasa tidak enak

dan sudah tua. BY bercerita:

“Ya sekali waktu kan anak buah disuruh nggak jalan-jalan

atau nggak rampung-rampung saya diminta oleh pimpinan

begini, dia belum siap kan otomatis saya harus kerja keras

lagi. Itu bentuk sensitifnya itu seperti apa Pak? Ya gimana ya

dikit-dikit sok nggak kepeneran itu. Tapi anak buah juga

nggak saya marahi kan ya saya juga nggak penak to ya

perasaan aja. Perasaannya gimana? Iya dibatin aja gawean

koyo ngono kok ra rampung-rampung, tidak dilampiaskan

tidak kan udah tua-tua juga.” (line 325-338)

BY memahami jika saat pensiun nanti anak belum selesai sekolah.

Jika merasa was-was dengan hal tersebut, BY biasanya akan

mengahlikan perhatiannya dengan berjalan-jalan. Jika sedang berada di

kantor, maka BY akan berjalan-jalan ke pabrik lihat-lihat produksi, jika

di rumah BY akan berjalan-jalan ke rumah belakang untuk keliling-

keliling melihat kolam. BY memilih untuk berkeliling di rumah

belakang karena jika berjalan-jalan di luar rumah maka BY akan merasa

malu dilihat orang karena dikira seperti orang bingung. Selain itu, BY

akan merasa terhibur jika berada di rumah karena bisa bertemu dengan

keluarga dan anak.

BY juga merasa bahwa penghasilannya menurun namun kebutuhan

semakin tinggi. Karena berkaitan dengan faktor ekonomi, kemungkinan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

60

dalam menghadapi masa pensiun akan berpengaruh pada perilaku.

Namun BY belum merasa ada pengaruh karena saat ini BY masih

memiliki support dana. BY juga telah membagikan kekhawatirannya ini

ke asuransi.

Pada akhirnya, segala ketakutan dan kekhawatiran BY pasrahkan

kepada Allah. BY sudah menyiapkan, kalau Tuhan menghendaki itu

akan lancar sampai anak lulus nanti. Menurut BY, semua hasil akhir

tergantung pada yang di atas, BY hanya mampu berdoa semoga semua

yang telah dipersiapkan bisa cukup dan berusaha semaksimal mungkin.

Bentuk proses regulasi emosi perubahan kognitif (cognitive

change) dalam menghadapi masa pensiun ditunjukkan dengan

pandangan BY mengenai orang yang tidak mempunyai kesibukan

otomatis jadi down, dari yang terbiasa melakukan pekerjaan lalu hanya

berdiam diri di rumah. Selain itu, BY mempersiapkan semua ini sebagai

bentuk tanggung jawab orangtua. BY bercerita:

“Perasaan sendiri ya itu wajar untuk orang kalau nggak

punya kesibukan otomatis jadi down tadi.” (line 55-58)

Bentuk regulasi emosi modulasi respon (response modulation)

dalam menghadapi masa pensiun tidak muncul dalam pengalaman BY

karena BY merasa tidak ada perubahan yang terjadi berkaitan dengan

kebutuhan fisiologis ketika BY sedang dalam masalah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

61

61

Tabel Hasil

Tema Kategori SG NR BY

Emosi Emosi Positif Tenang dan terbantu (95)

Tidak takut (5)

Semangat (23,144)

Tidak takut (55, 164)

Optimis (8, 65)

Yakin (141)

Rasa tanggung jawab (96)

Waspada (155)

Hati-hati (150)

Rajin (146)

Bijaksana (151)

Tidak neko-neko (152)

Siap (166)

Siap (53)

Tidak emosional (60)

Ikhlas (57)

Emosi Negatif Menyalahkan orang lain

(40,42,62)

Menyalahkan diri sendiri (51,

58, 100)

Pasrah (45, 63, 68,75)

Gelo (96)

Marah (87)

Takut (60)

Menyesal (52)

Jenuh (35)

Galau (30)

Stres (52)

Tertekan (24, 60, 64, 66, 128,

82, 205)

Sepaneng (22, 88)

Perasaan tumpang tindih (26)

Di luar kontrol (133)

Emosi (134, 181)

Tidak sabar (129)

Kok menimpa diriku (138)

Pusing (147)

Kelabu (149)

Tidak jelas (154)

Khawatir (11, 21, 38)

Sensitif (26, 51, 52)

Was-was (66, 67)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

62

Buram (159)

Nggak happy (162)

Mengambang (165)

Khawatir (167, 170)

Campur aduk (203)

Kalut bingung (204)

Regulasi

Emosi

Pemilihan Situasi Mendengarkan pendapat istri

(6,11,36, 71, 8, 12)

Menentukan pilihan dalam

menjadi wartawan (32, 33)

Mengungkapkan emosi (88,

93)

Menghindari (81,82)

Piihan yang dijalani setelah

pensiun (18)

Perencanaan ke depan (65)

Menghindari resiko (12, 18,

19, 29, 51, 58, 62)

Mencari aman (13)

Tidak lari dari kenyataan (37)

Mengalir (27, 81)

Dijalani dan dilewati (139,

142)

Fokus terpecah antara

pekerjaan sekarang dan

kehidupan saat pensiun (7,

43, 46)

Penyelesaian masalah dengan

anak (85, 86)

Strategi (97)

Pendidikan anak (109)

Cara menyelesaikan

keuangan (118, 119, 120)

Peran istri dalam

permasalahan (126)

Menghadapi masalah (137)

Tidak menanggapi masalah

Perencanaan (2, 3, 12, 8, 21,

23, 32, 48, 36)

Ikut asuransi (4, 5, 34)

Mencari penghasilan (45)

Mundur dari asuransi (6)

Pemanfaatan rejeki (7)

Lihat nanti (25, 31)

Berusaha memenuhi

tanggungjawab (55)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

63

dengan berlebihan (173)

Memilih tidak berteman

(195)

Modifikasi Situasi Alternatif kegiatan atau

pekerjaan lain (7, 59)

Memikirkan pekerjaan yang

ditinggalkan (15)

Mengurangi pola konsumtif

(125)

Mencari alternatif ide atau

kegiatan (14,15)

Mengurnagi hedonisme (94,

99, 100, 103, 101)

Istri menurunkan kebutuhan

(127)

Investasi (13, 14, 17, 40, 43,

44)

Mencari kesibukan (15, 16,

18, 39, 41, 42, 82, 83, 84, 85,

86, 87)

Penyebaran Atensi Memikirkan perasaan dan

konsekuensi (110,41, 48)

Rencana tidak bisa dijalankan

(43)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi (31, 97,

73, 39, 54, 69, 102)

Ingin usaha (44)

Berpura-pura tidak ada

masalah (80)

Minat setelah pensiun (20,

21, 22)

Pelarian (94)

Tidak mengekspresikan

emosi pada orang lain

maupun diri sendiri (61, 76,

Memindahkan perhatian (21,

25, 31, 68)

Menyerahkan pada Tuhan

(34, 38, 67, 111, 140, 143,

156, 157)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi (11, 53,

59, 63, 91, 92, 98, 90, 107,

112, 113, 124, 158, 161, 171,

178)

Merenung atau berefleksi

(28, 130, 131)

Permasalahan berkaitan

kebutuhan anak (83, 84, 87)

Semangat menurun (47)

Memanfaatkan kesempatan

Menyerahkan pada Tuhan (9,

10, 37, 47)

Berdoa (49, 50 63, 76, 81)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi (27, 28,

29, 68, 69, 70, 71, 75, 77)

Membagi khawatir (33)

Pemahaman (35)

Pengalihan perhatian (72, 73,

74)

Hiburan bersama keluarga

(80)

Tidak memarahi atau

melampiaskan (78, 79)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

64

77, 90) dari kantor (54, 57)

Mencari penyegaran (70,71)

Hobi yang jadi pelampiasan

(75, 76, 77, 78, 79, 80)

Pelarian (180, 206, 211)

Curhat ke istri (122, 123,

194)

Menyimpan masalah (214)

Perubahan Kognitif Tetap semangat karena

berpikir sebagai panutan (14)

Tidak memandang negatif

masa tua (19)

Yakin pada usaha sendiri (38)

Anak yang terpenting (16)

Memberikan penjelasan

mengenai bekal hidup anak

(17)

Jika menafkahi keluarga

dengan keringat sendiri maka

hasilnya baik (34)

Mengambil makna positif

(46, 49, 64)

Mengalah untuk anak (50)

Tidak menganggap berat

masalah (56,79)

Tidak memiliki beban (74)

Perbedaan pria dan wanita

Makna Positif (32, 36, 116,

172)

Pandangan mengenai pensiun

(3, 44, 49, 50, 165, 168, 169)

Orang tua lebih bisa

mengatur hati dan perasaan

(196)

Perbedaan pria dan wanita

dalam menghadapi masalah

(197, 198, 199)

Menganggap wajar sebuah

situasi (19)

Tanggung jawab (24)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

65

dalam menghadapi masalah

(90, 91)

Modulasi Respon - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

66

66

D. Pembahasan

Pada penelitian ini, peneliti menggunakan kriteria karyawan pria dalam fase

dekat pensiun sebagaimana yang diungkapkan oleh Tarigan (2002) bahwa masa

kritis terjadi saat 1-2 tahun sebelum pensiun. Bagi SG, masa 1-2 tahun sebelum

pensiun digunakan untuk membicarakan pada istri bahwa SG hanya memiliki

waktu 1-2 tahun lagi untuk bekerja, masa tersebut akan digunakan untuk memulai

usaha atau tetap seperti ini. SG merasa memiliki beban karena saat SG pensiun

anak masih sekolah. Sedangkan NR berikhtiar bahwa masih ada satu tahun untuk

mencari tambahan pendapatan atau usaha, karena NR sudah kehilangan 4 tahun

kesempatan yang diberikan oleh kantor untuk mencari usaha yang cocok. NR juga

merasa tertekan dengan kewajiban ini. Pada informan BY tidak ada pengaruh

berarti mengenai hal tersebut karena BY telah mempersiapkan tabungan dan

asuransi sejak anak BY lahir.

Hal tersebut juga menunjukkan bahwa SG dan NR kurang memiliki kesiapan

dalam menghadapi masa pensiun. Hurlock (2008) mengungkapkan bahwa

sebagian pria yang menghadapi masa pensiun mengalami permasalahan

penyesuaian diri yang menyangkut perubahan peran dalam keluarga akibat dari

berhentinya pencari nafkah dan akan mempengaruhi pola hidup mereka. Pensiun

dianggap sebagai beban mental karena mereka tidak memiliki banyak sumber

pengganti kepuasan untuk menggantikan kepuasan yang didapatkan selama ini

ketika berkerja (Hurlock, 2008; Jahja, 2011). Permasalahan ini tentu harus

dikonsultasikan kepada keluarga. Jika keluarga tidak memberikan respon yang

baik dengan mengabaikan atau tidak memperhatikan permasalahan ini, maka hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

67

ini dirasa semakin sulit dan berat (Hurlock, 2008). Hal ini dialami oleh SG di

mana SG merasa istri cenderung menyalahkan SG karena berpenghasilan kecil.

Ketika SG berkeinginan untuk pensiun dini dan membuka usaha, SG kurang

mendapatkan dukungan dari keluarga karena istri belum berani untuk usaha dan

anak SG tidak bisa menyelesaikan skripsi dalam batasan waktu yang diberikan

SG. Jika dibandingkan dengan NR dan BY yang merasa diberi dukungan oleh

keluarga, SG memang lebih banyak merasa bersalah terhadap diri sendiri .

Orang madya yang telah melakukan persiapan untuk menghadapi masa

pensiun akan dapat menyesuaikan diri lebih baik daripada yang belum melakukan

persiapan (Hurlock, 2008). Hal ini sesuai dengan BY yang lebih siap dalam

menghadapi masa pensiun dibandingkan dengan SG dan NR, karena BY telah

mempersiapkan tabungan dan asuransi pendidikan sejak anaknya lahir. BY juga

sudah memiliki usaha dan investasi sebagai tambahan pendapatan di hari tuanya

nanti.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa emosi positif dan emosi negatif muncul

pada setiap informan dalam menghadapi masa pensiun. Emosi positif yang

muncul pada ketiga informan adalah perasaan siap dalam menghadapi masa

pensiun. SG merasa siap karena SG merasa perusahaan tempatnya bekerja sudah

tidak berkembang, NY merasa siap untuk meninggalkan kantor dan pekerjaan

yang telah digeluti selama puluhan tahun, dan BY merasa siap karena telah

melakukan persiapan sejak anaknya lahir.

Emosi negatif yang muncul pada ketiga informan adalah rasa khawatir dan

was-was mengenai keadaan ekonomi jika ketiga informan sudah tidak bekerja

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

68

nantinya. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Nuraini (2013),

bahwa subjek mencemaskan pendapatan mereka yang berkurang saat pensiun

sedangkan masih memerlukan biaya untuk sekolah anak serta memenuhi

kebutuhan hidup yang terus meningkat. Meskipun ketiga informan merasakan hal

yang sama, namun kekhawatiran dan rasa was-was yang dialami BY lebih ringan

daripada SG dan NR karena BY telah memiliki tabungan masa depan untuk

anaknya. Selain itu, informan NR juga menjadi tidak sabaran dengan anak. Hal ini

sesuai dengan penelitian yang dilakukan Yuliarti & Maulana (2014) di mana salah

satu kecemasan yang dirasakan pegawai yang akan pensiun berkaitan dengan

kurang bisa mengontrol emosi ketika sedang marah.

Sesuai dengan yang diungkapkan Gross (2014) bahwa emosi dapat membantu

dalam berinteraksi namun emosi juga bisa merugikan ketika berlebihan dalam

menghadapi sebuah situasi. Dari hasil penelitian, ketiga informan berusaha

meregulasi emosi-emosi negatif yang muncul dalam menghadapi masa pensiun

dengan cara mereka masing-masing. Gross (2014) mengungkapkan 5 bentuk

proses regulasi emosi yaitu pemilihan situasi (situation selection), modifikasi

situasi (situation modification), penyebaran atensi (attentional deployment),

perubahan kognitif (cognitive change) dan modulasi respon (response

modulation). Hasil penelitian menunjukkan bahwa empat dari lima bentuk proses

regulasi emosi muncul pada ketiga informan. Modulasi respon (response

modulation) tidak muncul pada ketiga informan.

Bentuk proses regulasi emosi pemilihan situasi (situation selection)

merupakan usaha untuk mengurangi atau meningkatkan emosi yang dilakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

69

dengan cara menghindari atau mendekati objek maupun situasi (Gross, 2014).

Bentuk pemilihan situasi yang dilakukan oleh SG adalah mendengarkan pendapat

istri, menentukan pilihan yang akan dijalani saat pensiun nanti dan melakukan

perencanaan ke depan. NR melakukan pemilihan situasi dengan memilih

menghindari usaha-usaha dengan resiko tinggi atau mencari aman, tidak lari dari

kenyataan namun menjalani, menghadapi dan membiarkan hidup mengalir,

memiliki strategi dalam pendidikan anak dan penyelesaian masalah keuangan,

memilih cara bernegosiasi untuk menyelesaikan permasalahan dengan anak,

memiliki pandangan mengenai bisnis di usia 50-an yang sulit karena harus

memikirkan pekerjaan juga dan merasa ada banyak peran istri dalam

kehidupannya. Sedangkan BY melakukan pemilihan situasi dengan melakukan

perencanaan, ikut asuransi dan mundur ketika merasa sudah tidak mampu,

mencari penghasilan dan memanfaatkan rejeki, serta berusaha memenuhi

tanggung jawab meskipun hasilnya lihat nanti.

Modifikasi situasi (situation modification) adalah usaha untuk merubah

situasi untuk mengubah dampak emosionalnya (Gross, 2014). Bentuk modifikasi

situasi yang dilakukan oleh SG adalah mencari alternatif kegiatan atau pekerjaan

lain sejak tahun 2004 saat SG merasa perusahaan sudah tidak berkembang lagi.

NR melakukan perubahan situasi dengan mengurangi pola konsumtif, mengurangi

hedonisme, dan istri membantu menurunkan kebutuhan. Hal ini sesuai dengan

penelitian yang dilakukan Yuliarti & Maulana (2014) di mana salah satu

penyebab kecemasan pada pegawai yang akan pensiun adalah tidak bisa

memenuhi semua keinginan anaknya maupun keinginan keluarga dari segi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

70

ekonomi. Selan itu, NR juga mencari alternatif ide usaha sejak usia 50 tahun di

mana kantor mulai memberikan kebebasan waktu untuk karyawannya selama 5

tahun terakhir untuk mencari alternatif usaha atau pekerjaan saat pensiun nanti.

Sedangkan BY melakukan investasi dan mencari kesibukan sejak BY memiliki

anak setelah 17 tahun pernikahan dan BY menyadari bahwa ketika BY pensiun

anak masih sekolah. Hal yang dilakukan ketiga informan sesuai dengan fase jauh

pensiun. Robert Archley (Santrock 2012) menjelaskan pada fase jauh individu

mulai melakukan kegiatan yang bertujuan untuk mempersiapkan masa

pensiunnya.

Penyebaran atensi (attentional deployment) merupakan bentuk pengalihan

perhatian untuk mempengaruhi sebuah perasaan (Gross, 2014). Bentuk

penyebaran atensi yang dilakukan oleh SG adalah memikirkan perasaannya dan

konsekuensi dari pilihan yang dibuatnya, memikirkan hal-hal yang menimbulkan

emosi seperti rencannya yang gagal, disalahkan istri dan tidak mendapat

dukungan. Selain itu, SG memiliki pelarian ke gereja atau berdoa dan memiliki

minat setelah pensiun yaitu ingin berkendara dengan motor ke luar kota untuk

menjenguk anak-anak jika sudah bekerja.

Penyebaran atensi yang dilakukan NR adalah memindahkan perhatian dengan

memanfaatkan otak yang diberi kelupaan sehingga tidak selalu memikirkan

permasalahan ini. NR juga menyerahkan semuanya kepada Tuhan, melakukan

perenungan atau berefleksi, memanfaatkan kesempatan yang diberikan kantor,

mencari penyegaran dan menjadikan hobi membaca sebagai pelampiasan, serta

menjadikan jalan-jalan sebagai pelarian untuk mengusir rasa tertekan. NR juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

71

berfokus pada kebutuhan anak di mana kebutuhan pendidikan anak saat ini tidak

hanya sekolah namun ada kendaraan dan les, serta memfokuskan pada hal-hal

yang menimbulkan emosi seperti dunia yang hedonis, kebutuhan yang semakin

meningkat. Hal ini seusai dengan perubahaan ekonomi menurut Bradbury (1987)

di mana penghasilan akan berkurang namun masih harus membiayai anak sekolah

atau kuliah. Pada saat anak berada dalam masa sekolah, keluarga bertugas untuk

memenuhi kebutuhan anak dalam mengembangkan kemampuan dengan

memfasilitasi anak untuk mengikuti kegiatan ekstrakulikuler atau kursus

(Fredericks & Eccles dalam Santrock, 2011).

Penyebaran atensi yang dilakukan oleh BY adalah dengan menyerahkan

kepada Tuhan, berdoa, membagi rasa khawatir dengan ikut asuransi, memahami

bahwa ketika BY pensiun anak masih sekolah, hiburan dengan bertemu keluarga,

dan tidak melampiaskan atau memarahi anak buah meskipun pekerjaan tidak

selesai dan membuat BY harus bekerja lebih keras. BY memilih untuk

mengalihkan perhatian terhadap rasa was-wasnya dengan berjalan-jalan. Selain itu

BY juga memfokuskan pikiran pada hal-hal yang menimbulkan emosi seperti

penurunan produktifitas, perasaan was-was yang muncul saat banyak pekerjaan,

dan teringat saat pensiun nanti mau bagaimana, bingung ketika besok tidak ada

kegiatan. Hal ini sesuai dengan kenyataan di lapangan mengenai pensiun yang

diungkap oleh Rini (2011) di mana sebagian orang merasa cemas karena tidak

tahu kehidupan macam apa yang akan dihadapi kelak setelah pensiun.

Perubahan kognitif (cognitive change) yaitu mengubah cara berpikir untuk

mengubah makan yang dapat menimbulkan emosi (Gross, 2014). SG melakukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

72

perubahan kognitif dengan tidak memandang negatif masa tua jika tidak ada

pekerjaan. SG juga yakin akan memiliki penghasilan yang bagus dengan usahanya

bersama istri dan ketika mengalami kegagalan, SG berpikir bahwa mungkin

belum rejekinya. BY melakukan perubahan kognitif dengan beranggapan wajar

ketika orang tidak memiliki kegiatan maka akan down. Hal ini sesuai yang

diungkapkan Handayani (2013) bahwa saat pensiun individu akan kehilangan

kegiatan rutin yang dilakukan sejak berangkat sampai pulang kerja. NR

melakukan perubahan kognitif dengan meyakini bahwa apa yang dikhawatirkan

itu tidak akan terjadi meskipun kekhawatiran itu memang ada supaya lebih

waspada. NR juga merasa bahwa semakin tua orang semakin mampu mengatur

hati dan perasaannya, namun untuk menyelesaikan sebuah masalah tergantung

pada persoalannya. Hal ini sesuai dengan pernyataan Lachman (2004, dalam

Papalia & Feldman, 2014) bahwa individu paruh baya dapat mengatasi stres

dengan baik dibandingkan individu dalam kelompok usia lain. Mereka merasa

memiliki kontrol diri yang stabil di kehidupan mereka (Skaff, 2006, dalam Papalia

& Feldman, 2014).

Modulasi respon (response modulation) merupakan respon pasa aspek

fisiologis individu setelah mengalami emosi (Gross, 2014). Hal ini tidak muncul

pada ketiga informan karena ketiga informan tidak menyadari dan tidak

merasakan adanya pengaruh dari tekanan yang mereka rasakan terhadap aspek

fisiologis.

Terdapat tiga faktor yang mempengaruhi regulasi emosi, yaitu usia, jenis

kelamin dan religiusitas. Penelitian menunjukkan bahwa semakin bertambahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

73

usia individu maka kemampuan regulasi emosi akan semakin meningkat, di mana

semakin bertambahnya usia, maka kemampuan regulasi emosi akan semakin baik

sehingga ekspresi emosi akan semakin terkontrol (Maider dalam Coon, 2005). Hal

ini sesuai dengan pernyataan NR di mana orang tua lebih bisa mengatur hati dan

perasaan namun belum tentu bisa menyelesaikan permasalahan. Menurut NR

orang tua sudah banyak menyerap pengalaman baik dari permasalahan diri sendiri

maupun orang lain.

Mengenai faktor jenis kelamin, pria dan wanita memiliki perbedaan dalam

mengekspresikan emosi baik secara verbal maupun ekspresi wajah karena pria

dan wanita memiliki tujuan yang berbeda dalam mengontrol emosi (Fischer dalam

Coon, 2005). Hal ini sesuai dengan apa yang diungkapkan oleh SG dan NR. SG

mengatakan jika pria menyelesaikan permasalahan dengan tindakan dan wanita

biasanya lebih peka dan berbicara dengan perasaan sehingga bisa stres dalam

menghadapi permasalahan. Sedangkan NR berpendapat jika pria dari otak turun

ke hati sedangkan wanita dari hati ke otak. Kalau dari otak akan diam untuk

mengolah dan menganalisis dan kemungkinan besar lebih valid solusinya. Tapi

kalau dari hati itu sudah perasaan panas jadi tidak bisa berpikir jernih. Namun

menurut NR jika disatukan akan lebih baik.

Faktor yang terakhir adalah religiusitas dimana semakin tinggi tingkat

religiusitasnya, individu akan semakin berusaha untuk mengatur emosinya agar

tidak berlebihan (Krause dalam Coon, 2005). Hal ini sesuai dengan ketiga

informan di mana ketiga informan percaya dalam setiap agamanya bahwa Tuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

74

akan memberikan jalan dan ketiga informan lebih memilih untuk menyerahkan

kepada Tuhan dan berdoa dalam menyelesaikan permasalahannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

74

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian ini terlihat bahwa usaha untuk mengatasi pensiun

dilakukan dengan empat bentuk yaitu pemilihan situasi (situation selection),

modifikasi situasi (situation modification), penyebaran atensi (attentional

deployment) dan perubahan kognitif (cognitive change). Secara umum, untuk

mengatasi tekanan dalam menghadapi masa pensiun ini, informan cenderung

memilih untuk mendengarkan pendapat istri, menghindari risiko, yang dilakukan

dengan perencaaan baik secara langsung yaitu dengan mencari alternatif mengenai

kegiatan atau pekerjaan lain maupun mengurangi kebutuhan konsumtif. Selain

itu, informan cenderung akan mengubah pola pikir dan pandangannya terkait hal-

hal yang menimbulkan tekanan dalam menghadapi masa pensiun. Kecenderungan

usaha-usaha untuk menghindari resiko tersebut juga terlihat dari dominannya

religiusitas yang digunakan sebagai sandaran saat merasakan gejolak emosi

seperti rasa khawatir dan was-was dalam menghadapi masa pensiun, dimana

informan akan menyerahkan segala ketakutan dan kekhawatirannya kepada

Tuhan.

Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa masa krisis pada fase dekat

pensiun yang berada dalam rentang waktu 1-2 tahun hanya dialami oleh SG dan

NR, sedangkan BY tidak ada pengaruh berarti karena telah mempersiapkan

tabungan dan asuransi sejak anak BY lahir. SG dan NR merasa tertekan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

75

memiliki beban dalam masa 1-2 tahun menjelang pensiunnya. Hal ini disebabkan

karena SG merasa tidak memiliki dukungan dari istri ketika SG ingin membuka

usaha dan anak SG tidak bisa menyelesaikan skripsinya dalam waktu yang

ditetapkan SG sehingga rencana dan program yang telah dibuat oleh SG tidak bisa

dilaksanakan. Sedangkan NR merasa menjadi beban karena NR sudah kehilangan

4 tahun dari 5 tahun yang diberikan kantor untuk mencari peluang usaha yang

cocok.

B. Kontribusi Penelitian

Penelitian ini memberikan kontribusi sebagai berikut:

1. Penelitian ini memberikan gambaran pengalaman mengenai dinamika emosi

karyawan pria yang menghadapi masa pensiun baik yang belum

mempersiapkan masa pensiun maupun yang telah mempersiapkan masa

pensiun sejak dulu. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karyawan yang belum

mempersiapkan masa pensiun sejak jauh hari merasa lebih tertekan dan

terbebani daripada karyawan yang telah mempersiapkan masa pensiun sejak

jauh hari. Hal ini dapat menjadi pertimbangan bagi karyawan pria yang lain

dalam mempersiapkan masa pensiun.

2. Penelitian ini memberikan gambaran bagi keluarga dengan kepala keluarga

yang sedang menghadapi masa pensiun bahwa ini merupakan permasalahan

yang cukup berat bagi sebagian orang sehingga sangat diperlukan dukungan

dan pengertian dari anggota keluarga yang lain. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa ketiga informan berdiskusi dengan istri mengenai apa yang akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

76

dilakukan saat pensiun tiba nanti. Salah satu dari informan tidak mendapatkan

dukungan dari istri karena istri menyalahkan penghasilan informan dan ketika

informan mengajak usaha bersama, istri belum siap.

3. Penelitian ini memberikan gambaran bagi perusahaan untuk mengadakan

program pelatihan atau pembinaan bagi karyawannya yang sedang menghadapi

masa pensiun. Hal ini penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran

karyawan untuk mempersiapkan masa pensiun sehingga karyawan dapat lebih

siap baik dari sisi psikologis maupun finansial dalam menghadapi masa

pensiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga informan tidak

mendapatkan pelatihan atau pembinaan menjelang pensiun. Salah satu

informan hanya diberi kesempatan untuk mencari usaha ketika memasuki usia

50 tahun tanpa diberikan arahan. Hal tersebut membuat informan merasa

kebingungan.

4. Penelitian ini juga memberikan informasi bahwa regulasi emosi pada pria

dalam menghadapi masa pensiun berbeda-beda tergantung pada gaya hidup,

dimana semakin sulit untuk menyesuaikan diri dengan perubahan ekonomi

yang terjadi saat pensiun sehingga harus menekan angka pengeluaran untuk

mengurangi tingkat hedonisme. Selain itu, regulasi emosi juga tergantung pada

beban yang ditanggung dan persiapan yang telah dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

77

C. Saran

1. Bagi Karyawan Pria yang Menghadapi Masa Pensiun

Bagi karyawan pria yang menghadapi masa pensiun diharapkan untuk

mulai mempersiapkan masa pensiun sejak jauh hari sehingga dapat mengurangi

kecemasan-kecemasan mengenai masa pensiun. Dalam penelitian ini, dua dari

tiga informan tidak melakukan persiapan sejak jauh hari untuk kehidupan yang

akan mereka jalani ketika pensiun nanti sehingga merasa terbebani dengan

masa pensiun yang akan mereka hadapi. Sedangkan salah satu informan

merasa lebih siap dalam menghadapi masa pensiun karena telah melakukan

persiapan dan perhitungan sejak anak lahir.

2. Bagi Penelitian Selanjutnya

Bagi para peneliti selanjutnya yang berminat dengan topik yang sama

tentang regulasi emosi dalam menghadapi masa pensiun pada karyawan pria

diharapkan untuk dapat melakukan wawancara dengan keluarga atau orang

terdekat informan. Hal ini dilakukan untuk mengkroscek mengenai perubahan

yang terjadi pada diri informan yang dapat terlihat oleh keluarga atau orang

terdekat informan. Ketiga informan dalam penelitian ini tidak menyadari

adanya perubahan terkait dengan kebutuhan fisiologis mereka sebagai

pengaruh dari rasa tertekan, khawatir dan was-was dalam menghadapi masa

pensiun. Selain itu, penelitian ini memiliki kekurangan dimana salah satu

informan kurang memenuhi kriteria karena istri memiliki usaha sampingan

bersama dengan informan sehingga informan tersebut bukan pekerja tunggal

dalam keluarga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

78

3. Bagi Perusahaan dengan Karyawan yang Menghadapi Masa Pensiun

Bagi perusahaan dengan karyawan yang menghadapi masa pensiun

diharapkan untuk memberi fasilitas program pelatihan atau pembinaan. Hal ini

penting dilakukan untuk meningkatkan kesadaran karyawan untuk

mempersiapkan masa pensiun sehingga karyawan dapat lebih siap baik dari sisi

psikologis maupun finansial dalam menghadapi masa pensiun.

4. Bagi Keluarga Karyawan Pria yang Menghadapi Masa Pensiun

Bagi keluarga karyawan pria yang menghadapi masa pensiun diharapkan untuk

memberikan dukungan dan pengertian kepada karyawan pria yang menghadapi

masa pensiun. Bagi sebagian orang, masa pensiun merupakan hal yang berat

dan memberikan dampak rasa stres, khawatir, tertekan dan was-was. Dukungan

keluarga sangat diperlukan agar karyawan pria dapat berhasil melewati masa

kritis menghadapi pensiun dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

79

DAFTAR PUSTAKA

Aidit, S. 2000. Catatan Seorang Pensiun. Epsikologi.com. Diunduh dari

http://www.epsikologi/com/ htm: 51k.

Aprisandityas, Annie & Elfida, Diana. 2012. Hubungan Antara Regulasi Emosi

dengan Kecemasan Pada Ibu Hamil. Jurnal Psikologi UIN Sutan Syarif

Kasim Riau Vol.8, No. 2. Riau: UIN Sutan Syarif Kasim.

Bradbury, W. 1897. Masa Dewasa. Jakarta: PT. Tirta Pustaka.

Coon, D. 2005. Psychology: a Journey (ed. Ke-2). USA: Thomson Wadsworth.

Creswell, John W. 2010. Research Design: Pendekatan Kualitatif, Kuantitaif, dan

Mixed (ed. Ke-3 Terjemahan). Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Eliana, Rika. 2003. Konsep Diri Pensiunan. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Goleman, Daniel. 2007. Emotional Intellegence. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka

Utama.

Gross, James J. 2014. Handbook of Emotion Regulation Second Edition. New

York: The Guilford Press.

Gross, J.J. & Thompson, R.A. 2007. Emotion Regulation: Conceptual

Foundations. Researchgate.net. Diunduh dari

https://www.researchgate.net/publication/303248970_Emotion_Regulation_C

onceptual_Foundations.

Handayani, Yuli. 2013. Post Power Syndrome pada Pegawai Negeri Sipil yang

Mengalami Masa Pensiun, Skripsi (tidak diterbitkan). Jakarta: Universitas

Guna Dharma.

Hurlock, Elizabeth B. 2008. Psikologi Perkembangan: Suatu Pendekatan

Sepanjang Rentang Kehidupan Edisi Kelima. Jakarta: Penerbit Erlangga.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

80

Indrayani, Putu Aris. 2013. Jurnal: Model Pengembangan Subjective Well-Being

pada Masa Pensiun. Calyptra: Jurnal Ilmiah Mahasiswa Universitas

Surabaya Vol.2 No.1. Surabaya: Universitas Surabaya.

Jahja, Yudrik. 2011. Psikologi Perkembangan. Jakarta: Kencana Prenada Media

Group.

Kintaninami, A. 2013. Kebermaknaan Hidup Pegawai dalam Menghadapi

Pensiun, Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas Islam Negeri

Sunan Kalijaga.

Moleong, Lexy J. 2005. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja

Rosdakarya.

Nuraini, Dwi Erna. 2013. Kecerdasan Emosi dan Kecemasan Menghadapi

Pensiun pada PNS. E-Journal Psikologi Vol.1, No.3: 324-331. Samarinda:

Universitas Mulawarman.

Papalia, D.E., & Feldman, R.D. 2014. Human Development Edisi 12 Buku 2.

Jakarta: Salemba Humanika.

Prastiti, Kristina H. 2005. Studi Deskriptif Kecemasan dalam Menghadapi Masa

Pensiun pada Guru SD di Kelurahan Sardonoharjo Kecamatan Ngaglik

Sleman Yogyakarta, Skripsi (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Universitas

Sanata Dharma.

Prastowo, Andi. 2014. Metode Penelitian Kualitatif dalam Perspektif Rancangan

Penelitian. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.

Rasyid, Miranti. 2012. Hubungan antara Peer Attachment dengan Regulasi Emosi

Remaja yang Menjadi Siswa di Boarding School SMA Negeri 10 Samarinda.

Jurnal Psikologi Pendidikan dan Perkembangan Vol.1, No.3. Surabaya:

Universitas Airlangga.

Rini, J.F. 2001. Pensiun dan Pengaruhnya. E-psikologi.com. Diunduh dari

http://www.e-psikologi.com/lansia.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

81

Safaria, Triantoro & Saputra, Nofrans Eka. 2009. Manajemen Emosi. Jakarta: PT.

Bumi Aksara.

Salamah, Afshyus. 2007. Gambaran Emosi dan Regulasi Emosi pada Remaja

yang Memiliki Saudara Kandung Penyandang Autis. E-Journal Psikologi.

Jakarta: Universitas Guna Dharma.

Sangadji, Etta Mamang & Sopiah. 2010. Metodologi Penelitian: Pendekatan

Praktis dalam Penelitian. Yogyakarta: Andi.

Santrock, John W. 2012. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

Edisi 13 Jilid 1. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, John W. 2012. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

Edisi 13 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Santrock, John W. 2002. Life-Span Development: Perkembangan Masa Hidup

Edisi 12 Jilid 2. Jakarta: Penerbit Erlangga.

Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif.

Yogyakarta: Penerbit Graha Ilmu.

Smith, J.A. 2009. Psikologi Kualitatif: Panduan Praktis Metode Riset. (Budi S.,

terj). Yogyakarta: Pustaka Pelajar. (Karya asli terbit 2008)

Suardiman, Siti Partini. 2011. Psikologi Lanjut Usia. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

Supratiknya, A. 2015. Metodologi Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dalam

Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.

Sutrisno, Edy. 2013. Kematangan Emosional, Percaya Diri dan Kecemasan

Pegawai Menghadapi Masa Pensiun. Persona: Jurnal Psikologi Indonesia,

Vol.2 No.1. Surabaya: Universitas 17 Agustus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

82

Umasugi, Siti Chairani. 2013. Hubungan antara Regulasi Emosi dan Religiusitas

dengan Kecenderungan Perilaku Bullying pada Remaja. Empathy: Jurnal

Fakultas Psikologi, Vol.2 No.1. Yogyakarta: Universitas Ahmad Dahlan.

Widuri, Erlina L. 2012. Regulasi Emosi dan Resiliensi pada Mahasiswa Tahun

Pertama. Jurnal Humanitas, Vol. IX, No.2. Yogyakarta: Universitas Ahmad

Dahlan.

Yuliarti, Vivit & Mulyana, Olievia P. 2014. Hubungan antara Kecemasan

Menghadapi Pensiun dengan Semangat Kerja pada Pegawai PT. Pos

Indonesia (Persero) Kantor Pusat Surabaya. Character Journal, Vol.3, No.2.

Surabaya: Universitas Negeri Surabaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

83

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

84

INFORMED CONSENT

Saya, Klaudia Herba Ilona yang merupakan mahasiswa Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Saya saat ini sedang melakukan

penelitian tentang regulasi emosi dalam menghadapi masa pensiun pada karyawan

pria pekerja tunggal dengan anak yang masih sekolah. Penelitian ini merupakan

salah satu syarat untuk menyelesaikan studi saya di Fakultas Psikologi.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui regulasi emosi dalam

menghadapi masa pensiun pada karyawan pria pekerja tunggal dengan anak yang

masih sekolah. Proses pengambilan data akan dilakukan dengan metode

wawancara yang melibatkan pertanyaan-pertanyaan terkait dengan topik yang

saya teliti. Selama wawancara berlangsung, mungkin akan ada hal yang membuat

anda merasa tidak nyaman karena perasaan saat mengingat pengalaman anda. Jika

anda tidak berkenan menceritakan pengalaman tertentu, maka anda berhak

menghentikan proses wawancara. Anda bebas mengungkapkan apa yang anda

pikirkan dan rasakan.

Proses wawancara akan direkam menggunakan recorder, dimana anda

mengetahui letak recorder tersebut secara terbuka. Wawancara akan dilakukan

secara pribadi dan waktu perlaksanaan wawancara akan disesuaikan dengan

keinginan anda. Demi kenyamanan dan privasi anda, saya menjamin kerahasiaan

data dan wawancara anda. Data dan wawancara hanya diketahui oleh saya sebagai

peneliti dan dosen pembimbing saya dengan menyamarkan data diri anda

menggunakan inisial.

Kesediaan anda untuk berpartisipasi dalam penelitian ini sebagai informan

akan sangat membantu saya sebagai peneliti dan kemajuan Ilmu Psikologi.

Manfaat juga akan dirasakan oleh karyawan pria pekerja tunggal lainnya,

keluarga, serta kerabat terdekat. Apablia anda bersedia, anda dapat membubuhkan

tanda tangan dan nama anda pada pojok kiri bawah halaman ini.

Atas kesediaan dan pengertiannya, saya ucapkan terima kasih.

Responden Peneliti

…………………………….. Klaudia Herba Ilona

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

85

SG, 54 tahun

TABEL VERBATIM

No Verbatim Satuan Makna Satuan Makna Dipadatkan Kode

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

Sebelumnya mau nanya, di tempat

bapak bekerja itu ada menyediakan

program gak, program pensiun gitu

buat karyawan-karyawannya yang menjelang pensiun? Kalo yang

sekarang itu biasane nggak ada. Ini

tempat kerja saya kan udah tiga kali

ganti pemilik. Yang paling bagus tuh

yang pertama, yang pertama itu kan

Kompas, manajemennya Kompas itu

kantornya yang sekarang untuk Tribun

itu. Itu dulu terus Krismon itu, Krismon

itu terus ya tidak berhenti tapi apa ya

istilahnya, istilahnya rebutan sahamlah

istilahnya, yang lama dengan Kompas.

Ha terus Kompas lepas. Lepas terus itu

dikelola sendiri sampe 2004 meskipun

Kompas masih punya saham.. Tapi

tidak sebesar dulu? Iya tidak sebesar

dulu, tidak ikut mengelola. Nah 2004 itu

dulu dijual itu sama pemiliknya di

Radar Jogja bagian selatan, gabung

sama Jawa Pos segala itu sampe baru

setahun yang lalu, apa bulan Agustus ini

dibeli baru lagi ini manajemennya baru

lagi, yang sekarang kantornya di

Ringroad Utara itu, itu kantornya disitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

86

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

baru setahun ini Agustus tahun kemaren

itu. 2016 kemaren ya? Iya Agustus

2016. Berarti.. Berarti untuk

manajemen yang sekarang itu arahnya

bagus, tapi untuk program BPJS ha itu

katanya mau diurus tapi sampe sekarang

nggak, nggak, nggak… Itu kan manajemen sekarang perusahaannya

banyak, ada Century21, terus

STIEBANK, njuk terus pariwisata

Gedung Pariwisata, banyaklah yang di

Jogja itu. Ha itu mereka semua sudah

ikut BPJS. Bernas aja yang belum,

karena belum setahun dan belum

menghasilkan, istilahnya belum yaa

masih mencari-cari itu. Kalo yang lama-

lama itu ada program-program gitu,

persiapan pensiun BPJS Kesehatan,

BPJS itu kalo dulu belum kesehatan ya,

apa.. Askes itu? Iya Askes, tapi udah

tak ambil semua dah. Berarti

manajemen yang sekarang itu nggak

menyediakan program itu ya Pak? Belum, belum menyediakan. Oiya

belum menyediakan.. Seumpamanya

menyediakan saya udah nggak ikut.

Kalo dulu-dulu selalu ada program? Ada. Nah itu programnya seperti apa

Pak? Dulu ada jaminan kesehatan,

jaminan ya untuk hari tua itu, dulu tuh

dua, yang Askes sama Simfoni yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

87

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

nganunya di BNI dulu. Tabungan gitu

tiap bulan gitu nabung berapa nanti

diambilnya pas pensiun. Tapi dulu udah

tak ambil semua. Berarti programnya

dulu cuma Askes sama tabungan itu aja Pak? Iya. Itu berlaku seterusnya

maksudnya sampe seumur hidup? Enggak cuma selama masih bekerja,

cuma selama masih bekerja. Oh gitu..

Nanti kalo pensiun tabungannya boleh

di ambil. Oh jadi nabung selama

bekerja gitu buat tabungan di hari

tua nanti? Iya, istilahnya buat

pesangon. Pesangonnya kan sampe

sekarang beda. Kalo di Kompas tuh

bagus sekali itu, di Kompas itu

pesangonnya masa kerja kali gaji

pokok, kalo manajemen sekarang kan

enggak ya cuma empat kali gaji,

istilahnya bukan pesangon itu tali kasih

ya haha.. Iya ahahaha.. Ya cuma itu,

nggak ada program-program lainnya.1

Katanya rencananya ada BPJS

kesehatan sama tabungan seperti

Simfoni itu tadi, tapi sampe sekarang

realisasinya belum ada. Kalo perusahaan

CEO, yang satu CEOnya itu sudah. Oh

perusahaan yang lainnya itu ya. Iya

itu sudah. Karena ini baru aja jadinya

belum gitu. Iya baru aja di rekrut jadi

belum. Em ya terus menurut Bapak,

kalo manajemen sekarang kan

enggak ya cuma empat kali gaji,

istilahnya bukan pesangon itu

tali kasih ya haha.. Ya cuma itu,

nggak ada program-program

lainnya. (1)

Manajemen sekarang hanya

memberikan pesangon sebesar

empat kali gaji pokok dan tidak

ada tunjangan lain-lain. (1)

Manajemen sekarang

memberikan pesangon hanya

empat kali gaji pokok dan tidak

ada tunjangan. (1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

88

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

pandangan Bapak mengenai masa pensiun itu seperti apa Pak? Pensiun

itu ya kalo saya yoo gimana ya ya kan

sudah umur ya, sudah umur, sudah tidak

produktif lagi,2 ya udah mau bagaimana

lagi. Saya nerimo lah gitu istilahnya

saya gitu. Kalo udah nggak dipake

perusahaan ya mau gimana lagi.3 Tapi

kalo untuk saya sendiri ya, untuk saya

sendiri di atas 60 saya masih mampu,

tapi saya batasi aja umur 60 udah

berhenti.4 Ada yang bapak takuti

nggak dari pensiun itu? Nggak ada

yang ditakuti. Udah pengen keluar aja. 5

Cuma istri saya sendiri yang belum siap.

Sebetulnya saya Januari ini sudah mau

keluar lho. Tapi istri saya yang enggak,

mbok wes nganu wae diteruske wae

ngopo, di rumah yo ngopo.6 Saya sama

istri punya kegiatan, masak itu terus di

titipkan. Nah kegiatan itu saya mau

mengembangkan itu gitu. Tapi istri saya

belum, belum.. Belum siap. Mindsetnya

beda, pola pikir istri saya itu beda e.

Kaya kalo punya usaha terus

dikembangkan sedikit-sedikit saya gitu,

sekarang usaha seadanya dulu, nanti

kalo ada ya dikembangkan-

dikembangkan gitu. Tapi istri saya tuh

wes gini aja yang penting dapet uang

untuk sangu anak-anak sekolah.7

Terus

Pensiun itu ya kalo saya yoo

gimana ya ya kan sudah umur

ya, sudah umur, sudah tidak

produktif lagi, (2)

ya udah mau bagaimana lagi.

Saya nerimo lah gitu istilahnya

saya gitu. Kalo udah nggak

dipake perusahaan ya mau

gimana lagi. (3)

Tapi kalo untuk saya sendiri ya,

untuk saya sendiri di atas 60

saya masih mampu, tapi saya

batasi aja umur 60 udah

berhenti. (4)

Nggak ada yang ditakuti. Udah

pengen keluar aja. (5)

Cuma istri saya sendiri yang

belum siap. Tapi istri saya yang

enggak, mbok wes nganu wae

diteruske wae ngopo, di rumah

yo ngopo. (6)

Saya sama istri punya kegiatan,

masak itu terus di titipkan. Nah

kegiatan itu saya mau

mengembangkan itu gitu. Tapi

istri saya belum, belum.. Belum

siap. Mindsetnya beda, pola

pikir istri saya itu beda e. Kaya

kalo punya usaha terus

dikembangkan sedikit-sedikit

saya gitu, sekarang usaha

Pensiun itu karena sudah

memasuki umur yang tidak

produktif lagi. (2)

Ya udah mau gimana lagi,

menerima kalo sudah tidak

dipakai perusahaan. (3)

Masih mampu bekerja diatas 60

tahun, namun memberikan

batasan untuk diri sendiri

bekerja sampai usia 60. (4)

Tidak ada yang ditakuti dari

pensiun malah ingin keluar, (5)

Istri yang belum siap dan

beranggapan bahwa lebih baik

meneruskan pekerjaan daripada

menganggur di rumah. (6)

Saya dan istri memiliki kegiatan

memasak masakan lalu

dititipkan. Saya ingin

mengembangkan usaha tersebut

sedikit demi sedikit namun istri

memiliki pemikiran yang

berbeda, yang penting

mendapatkan uang untuk sangu

anak-anak sekolah. (7)

Pensiun karena sudah memasuki

umur yang tidak produktif lagi.

(2)

Mau bagaimana lagi kalau sudah

tidak dipakai perusahaan. (3)

Masih mampu bekerja namun

membatasi diri sampai usia 60

tahun. (4)

Tidak takut pensiun dan ingin

keluar. (5)

Istri belum siap dan beranggapan

bahwa lebih baik meneruskan

pekerjaan daripada menganggur

di rumah. (6)

Memiliki kegiatan memasak lalu

masakan dititipkan dan ingin

mengembangkan usaha tersebut

namun istri memiliki pemikiran

yang berbeda dan merasa cukup

untuk memberikan uang saku

pada anak-anak. (7)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

89

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

ketika Bapak.. Nah, bagaimana

bapak menyikapi itu? Maksudnya

kan Bapaknya udah mau menjelang

masa pensiun, nah terus Bapak sih

siap, tapi istrinya gak siap, terus

Bapak gimana menyikapinya? Yaudah saya jalani aja, saya kerja lagi.

Terus usahanya itu gimana? Jalan

terus juga. Mau dikembangin nggak?

Apa nanti nunggu Bapak udah pensiun? Ya tujuan saya memang tak

mau tak kembangkan, tapi saya masih

omong-omong terus sama istri saya.

Saya ngomong, aku ming punya waktu

setahun dua tahun, dadi arep

dipertahanke koyo ngene atau mau

dikembangkan gitu.8 Kalo saya itu

pengennya saya buka warung ya buka

warung apalah untuk sekedar, sekedar

po jual nasi rames po jual apa gitu.. Istri

saya itu pinter masak itu, kan setiap

nganu itu laris kok dagangan saya,

jualan saya, mesti habis terus. Kalo

nggak laku ya kembali. Tapi itu habis

terus. Selalu habis. Sebenernya dari itu

aja kalo diitung dari itu sebenernya

udah jalan lho untuk keuntungannya

udah keliatan gitu. Tapi istri saya tuh

kadang-kadang kan istilahnya sekarang

dapet uang 100 ya, nanti belanjanya 150

hahaha.. Kadang-kadang gitu, nanti kalo

seadanya dulu, nanti kalo ada ya

dikembangkan-dikembangkan

gitu. Tapi istri saya tuh wes gini

aja yang penting dapet uang

untuk sangu anak-anak sekolah.

(7)

Tapi saya masih omong-omong

terus sama istri saya. Saya

ngomong, aku ming punya

waktu setahun dua tahun, dadi

arep dipertahanke koyo ngene

atau mau dikembangkan gitu.

(8)

Tapi saya masih membicarakan

terus dengan istri, saya hanya

punya waktu setahu dua tahun,

mau dipertahankan kaya gini

atau mau dikembangkan. (8)

Saya sudah siap pensiun sejak

Membicarakan dengan istri

bahwa waktu yang dimiliki hanya

setahun dua tahun, mau

dipertahankan atau

dikembangkan. (8)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

90

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

saya tanya, lho piye kok ngene. Ha ini

kan entuk murah, untuk… Sesuk ha… Pas dapet murah gitu. Kalo pensiun saya

sudah siap sejak berapa puluh tahun,

sebelum dari Kompas itu kan Kompas

berakhir itu kan krismon9 terus 2004 itu

di PHK. Di PHK semua saya dapet

pesangon, terus karena saya dipake lagi

pesangonnya dikasihkan separo. 2004

terus manajemen dari Radar Jogja itu.

Nah saya sebenernya udah siap sejak

itu. Sejak 2004 saya sudah siap,

pesangon itu mau tak buat modal

mengembangkan jahitnya istri saya atau

usaha makanan itu.10

Tapi ya itu pola

pikir istri ya tu gini, aku nek ngontrak

usaha, ngontrak iyo nek laris, nek ora

ilang uangnya gitu. Usaha kalo punya

sodara rumahnya di tepi jalan nah disitu

aja, mikirnya gitu itu istri saya. Dia

mikirnya kalo sampe kontrak gitu ha itu

belum sampe dia.11

Padahal kalo usaha

gitu kan harus ngontrak ya. Sekarang

kan banyak ruko-ruko kecil. Saya tuh

kalo pulang belanja sama istri tuh

kadang tak ajak mampir ke yaitu

warung-warung kecil itu lho. Nah terus

saya omong-omong sama yang punya

ini ngontraknya berapa, yaitu istri saya

tak ajak ngontrak, ternyata yo murah yo

ngontrak. Tapi tetap belum berani.12

Kalo pensiun saya sudah siap

sejak berapa puluh tahun,

sebelum dari Kompas itu kan

Kompas berakhir itu kan

krismon. (9)

Sejak 2004 saya sudah siap,

pesangon itu mau tak buat

modal mengembangkan jahitnya

istri saya atau usaha makanan

itu. (10)

Tapi ya itu pola pikir istri ya tu

gini, aku nek ngontrak usaha,

ngontrak iyo nek laris, nek ora

ilang uangnya gitu. Usaha kalo

punya sodara rumahnya di tepi

jalan nah disitu aja, mikirnya

gitu itu istri saya. Dia mikirnya

kalo sampe kontrak gitu ha itu

belum sampe dia. (11)

Padahal kalo usaha gitu kan

harus ngontrak ya. Sekarang kan

banyak ruko-ruko kecil. Saya

tuh kalo pulang belanja sama

istri tuh kadang tak ajak mampir

ke yaitu warung-warung kecil

itu lho. Nah terus saya omong-

omong sama yang punya ini

ngontraknya berapa, yaitu istri

berapa puluh tahun, sejak

Kompas berakhir pada saat

krismon. (9)

Sejak 2004 sudah siap dan

pesangon akan dijadikan modal

untuk mengembangkan usaha

jahit istri atau usaha makanan.

(10)

Pola pikir istri yaitu jika

mengontrak dan laris gapapa,

tapi kalo enggak uangnya

hilang. Kalo punya sodara

rumahnya ditepi jalan bisa

digunakan untuk usaha. Istri

belum terpikirkan untuk

mengontrak. (11)

Jika membuka usaha harus

mengontrak. Sekarang sudah

banyak ruko kecil. Ketika

pulang belanja, saya mengajak

istri mampir ke warung-warung

kecil dan mengobrol dengan

pemiliknya. Ternyata murah

namun istri tetap belum berani.

(12)

Sudah siap pensiun sejak Kompas

berakhir saat krismon. (9)

Sejak 2004 sudah siap dengan

pesangon dijadikan modal untuk

mengembangkan usaha jahit istri

atau usaha makanan. (10)

Istri berpikir bahwa mengontrak

dan laris tidak masalah, namun

jika tidak uangnya akan hilang.

Jika punya saudara yang

rumahnya ditepi jalan bisa

digunakan untuk usaha. (11)

Untuk membuka usaha perlu

mengontrak. Mengajak istri

mengobrol dengan pemilik

warung-warung kecil. Kontrak

ternyata murah namun istri tetap

belum berani. (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

91

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

Lalu, ketika 2004 itu Pak sebelum itu,

Bapak siap kan setelah itu kan

setelah 2004. Iya. Waktu itu waktu

Bapak mau di PHK itu kaya ada

pemberitahuan sebelumnya gitu gak? Atau desas-desus gitu? Ada, oo ada

iya. Nah itu gimana Pak? Itu tuh

malah bosnya itu konsultasinya sama

saya. Ohhhh… Itu bosnya itu usianya

jauh dibawah saya, dulu saya masuk

disitu itu dia masih SMA. Ooo.. Ya

saya usianya juga belum 30 itu, saya

kerja disitu dia masih SMA. Seperti

teman gitu lho. Nah dia itu malah

dekatnya sama saya, jadi dia konsultasi

gitu, pie Pak Kelik, aku entuk tawaran

ngene nek cah-cah kae tak PHK piye.

Ya kalo memang udah gak produktif,

kerja sakenaknya yo rapopo. Nah

kekeliruannya bos saya dulu itu yang

ngambil, yoweslah sik tak jupuki sik

bodo-bodo ning manut. Emmmmm… Nah itu, kekeliruannya disitu, itu

banyak pinter-pinter semua, orang-

orang pinter semua itu banyak di PHK,

diambil cuma ya yang penting manut

karo aku istilahnya gitu. Oh gitu.. Kalo

saya dinganu itu wah iki seng kae, kae,

kae gitu saya udah tau. Oh gitu. Tapi

saya dulu dipertahankan gitu, jabatan

saya dulu kan Kasi. Kasi? Kepala

saya tak ajak ngontrak, ternyata

yo murah yo ngontrak. Tapi

belum berani. (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

92

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

Seksi.. Oh Kepala Seksi.. Iya atau

Kepala Bagian. Bagian pracetak di

Kompas itu. Berarti waktu itu Bapak

nggak masuk dalam daftar PHK itu

ya? Enggak, nggak masuk, malah tau

yang mau di PHK itu siapa-siapa aja,

jadi mentalnya nggak nganu, ada yang

di PHK gitu saya tenang-tenang aja.

Nggak masuk data, yang lainnya agak

goyah gitu saya tenang-tenang saja

soalnya nggak ikut. Terus ketika itu

tuh Bapak tau nggak di PHK tapi

malah jadi siap itu gimana? Kondisi

korannya sudah seperti itu nggak

bakalan maju, nggak bisa berkembang

cuma bisa bertahan. Nggak bisa sedulu

lagi.13

Wong itu dah apa ya istilahnya,

gaji itu tunjangan-tunjangan itu udah

dihapus semua, yang ada cuma gaji

pokok. Tunjangan di Kompas itu ada

tunjangan kemahalan, tunjangan

kesehatan, tunjangan jabatan, terus

tunjangan trasportasi itu hilang semua.

Cuma gaji pokok aja ya? Iya, kalo

dulu tuh manajemennya gaji pokoknya

sedikit tunjangannya banyak, itu untuk

menghindari kalo PHK itu. PHK kan… Berapa kali gaji pokok. Iya, kan masa

kerja kali gaji pokok. Ya itu saya kan

terus setelah 2004 berjalan itu wah wes

ora bakal maju. Wes siap-siap. Rencana

Kondisi korannya sudah seperti

itu nggak bakalan maju, nggak

bisa berkembang cuma bisa

bertahan. Nggak bisa sedulu

lagi. (13)

Kondisi korannya sudah seperti

itu, tidak akan maju dan

berkembang, hanya bisa

bertahan, tidak bisa seperti dulu.

(13)

Kondisi koran tidak akan maju

dan berkembang, hanya bisa

bertahan, tidak bisa seperti dulu.

(13)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

93

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

malah saya mau keluar malahan. Pas

2004 itu? Ya enggak, pas berjalan 2004

berjalan itu. Wah wes gak maju. Tapi ya

istri saya itu ya mbok dipertahanke

wong ning omah yo ngopo istilahnya

gitu. Tujuan saya pesangon saya yang

separo tak ambil untuk modal, wong

yang separo udah dijadikan itu rumah

yang belakang mbak. Ohh.. Waktu itu

masih banyak itunya apanya

pesangonnya. Kalo dinilai sekarang ya

udah nggak ada harganya, udah nggak

ada nilainya. Hehehe… Hehehe wong

buat bangun apa ningkat di belakang itu

apa.. Bisa.. Bisa.. Itu yang manajemen

2004, kalo yang manajemen sekarang

udah amburadul. Iya.. Em, terus relasi

Bapak sama temen-temen kerja di kantor gimana? Bagus saya.

Temennya masih sama kaya yang dulu apa udah pada ganti? Yang kaya

dulu tinggal berapa ya, satu.. dua.. Kalo

yang satu bagian ya sama saya ya

tinggal satu. Ya itu mbak, pada nggak

bertahan lama. Pada nggak betah ya?

Pada nggak betah sama gaji kecilnya.

Kan masih muda kebetulan yang

diambil kemarin itu kan S1 dari ISI

Design Grafis, ha mereka cuma untuk

belajar aja di situ, larinya ke Jakarta.

Kaya buat cuma nyari pengalaman

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

94

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

aja gitu? Iya kaya cuma cari..yang di

Tribun itu dua, Harian Jogja itu satu, di

KR satu. Setiap kali masuk, belajar ya

sekarang saya pertama kan pertamanya

nyarinya S1, terus Diploma. Diploma

bablas semua. Terus SMK, kalo SMK

itu SMK yang itu yang di.. Bugisan?

Iya Bugisan itu dua itu bertahan sampe

sekarang. Yang penting kan tau seni kan

disini, kalo teknologi kan bisa

dipelajari, kalo seni kan ya… Kaya

udah mendarah daging gitu ya Pak?

Iya. Terus berarti ee setelah kejadian

PHK itu, terus makin kesini Bapak

ada penurunan minat sosial di kantor nggak? Minat sosial yang piye

maksude? Jadi yang kaya jadi apa ya,

udah jadi kaya ya semuanya menurun gitu lho. Oooh, enggak.

Enggak ada? Gak ada, berjalan biasa

saja. Malah kalo saya semangatnya

menurun nanti temen-temen saya down

juga. Saya kadang-kadang mikir, saya

itu apa dinggo panutan po yo.14

Kadang-

kadang gitu, kalo saya libur ya kaya

kalo natal kemarin saya libur minta izin

tiga kali, padahal sebelum-sebelumnya

nggak libur. Temen saya juga nggak

libur. Saya libur tiga hari, meri. Besok

minggu itu ada yang minta libur

seminggu, cuti. Ha kowe wae libur

Gak ada, berjalan biasa saja.

Malah kalo saya semangatnya

menurun nanti temen-temen

saya down juga. Saya kadang-

kadang mikir, saya itu apa

dinggo panutan po yo. (14)

Wong saya kalo sampe nggak

masuk itu kan beban pekerjaan

Tidak ada perubahan, berjalan

seperti biasa. Jika semangatnya

menurun nanti temen-temen

down juga, saya terkadang

berpikir apa saya sebagai

panutan. (14)

Saya kalau nggak masuk kerja,

beban temen-temen bertambah

karena beban saya dibagi. Saya

Berjalan seperti biasa, tidak ada

perubahan. Jika semangat

menurun maka temen-temen akan

down karena berpikir sebagai

panutan. (14)

Merasa kasihan karena jika tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

95

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

telung dino mosok aku ra oleh libur,

gitu. Saya tanya alasan gitu, kan dia

masih bujangan. Ngopo koe prei suwe-

suwe. Wong kowe wae prei aku ra oleh

prei, ha gitu. Wong saya kalo sampe

nggak masuk itu kan beban pekerjaan

temen-temen itu kan bertambah. Beban

kerja saya jadi beban teman-teman,

dibagi temen-temen. Saya kasihannya

kan gitu. Dan pekerjaan itu kan harus

selesai tidak bisa ditinggal. Koran itu

kan deadline ya, tidak bisa ya kerja wah

iki kok awakku ra penak yo, dah tak

garap sesuk. Ha gak bisa kaya gitu itu,

harus jadi hari itu juga harus jadi. Lebih

cepet lebih baik. Itu bedanya kerja di

koran.15

Lalu bagaimana Bapak

memandang masa dewasa akhir?

Dewasa akhir tuh masa-masa seusia

50an keatas. Menurut bapak dalam

usia-usia gitu tuh gimana, seseorang dalam segala hal? Ya saya berpikiran

yang penting tuh pada anak kok. Kalo

anak saya udah, udah sekolah bagus,

udah kerja.16

Yang saya tekankan sama

K dan adiknya itu kan gitu, bapak raiso

ninggali harta mung kowe tak sekolahku

semampu bapak, syukur kowe iso pinter

entuk beasiswa, iku kan nilai plus nggo

kowe. Tak usahake koe kudu sekolah

kuliah. Istilahnya nggo sangu urip.17

temen-temen itu kan bertambah.

Beban kerja saya jadi beban

teman-teman, dibagi temen-

temen. Saya kasihannya kan

gitu. Dan pekerjaan itu kan

harus selesai tidak bisa

ditinggal. Koran itu kan

deadline ya, tidak bisa ya kerja

wah iki kok awakku ra penak

yo, dah tak garap sesuk. Ha gak

bisa kaya gitu itu, harus jadi hari

itu juga harus jadi. Lebih cepet

lebih baik. Itu bedanya kerja di

koran. (15)

Ya saya berpikiran yang penting

tuh pada anak kok. Kalo anak

saya udah, udah sekolah bagus,

udah kerja. (16)

Yang saya tekankan sama K dan

adiknya itu kan gitu, bapak raiso

ninggali harta mung kowe tak

sekolahku semampu bapak,

syukur kowe iso pinter entuk

beasiswa, iku kan nilai plus

nggo kowe. Tak usahake koe

kudu sekolah kuliah. Istilahnya

nggo sangu urip. (17)

kasihan dan pekerjaan itu kan

harus selesai tidak bisa

ditinggal. Koran itu deadline ya,

tidak bisa dikerjakan besok,

harus jadi hari itu juga. Lebih

cepat lebih baik, itu bedanya

kerja di koran. (15)

Saya berpikiran yang penting

adalah anak. Anak sudah

sekolah bagus dan sudah kerja.

(16)

Yang ditekankan pada K dan

adiknya adalah bapak tidak bisa

memberikan harta, hanya

menyekolahkan semampu

bapak. Syukur pintar dan bisa

mendapatkan beasiswa, itu

menjadi nilai plusmu. Bapak

mengusahakan kamu harus

sekolah untuk bekal hidup. (17)

masuk kerja, beban pekerjaan

akan dibagi rata oleh teman-

teman lain. Koran itu deadline,

tidak bisa ditinggal dan

dikerjakan besok, harus jadi hari

itu juga. Lebih cepat lebih baik.

(15)

Anak yang terpenting, selesai

sekolah dengan baik dan bekerja.

(16)

Menekankan pada kedua anaknya

bahwa tidak bisa memberikan

harta, hanya mampu

menyekolahkan. Jika

mendapatkan beasiswa itu nilai

plus untuk anak. Mengusahakan

supaya anaknya bisa sekolah

untuk bekal hidup. (17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

96

340

341

342

343

345

346

347

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

Bapak saya juga gitu, kerja di

percetakan Kanisius itu juga gitu, koe

nek iso uripmu ki luweh apik timbang

aku. Ya saya ke K dan adiknya juga

gitu. Terus di usia Bapak yang udah

di usia madya ini, ee apa yang Bapak minati? Ya saya cuma ini, kalo anak-

anak udah kerja, saya nggak mau

membebani, saya mau usaha itu, istri

saya juga udah ngomong kalo besok nek

anak-anak wes kerjo, ngontrak nggo

usaha trus omah kene rasah didol,

dikontrake. Istri saya sudah begitu.18

Saya nggak terus menyikapi wah nek

usia tua terus nggak ada pekerjaan, terus

ya saya nggak mikir nek apa ya istilah e

ngenes gitu, saya nggak mikir sejauh

itu.19

Malah saya tuh punya pikiran kalo

anak-anak saya kerja di luar kota. Saya

kalo punya motor bagus nanti ke sana

naik motor.20

Saya kan punya adik di

Purwoketo dan Cilacap. Saya kalo

kesana naik motor lho. Sampe

sekarang? Iya sampe sekarang, bulan

September yang lalu tuh sama K, terus

natal kemarin saya sama adiknya naik

motor. Oh yang libur tiga hari itu?

Iya, libur tiga hari itu saya kesana naik

motor. Temen-temen saya katanya wes

wong tuo kok yo numpak motor mbok

dieman awake di eman ragane. Tapi

Kalo anak-anak udah kerja, saya

nggak mau membebani, saya

mau usaha itu, istri saya juga

udah ngomong kalo besok nek

anak-anak wes kerjo, ngontrak

nggo usaha trus omah kene

rasah didol, dikontrake. Istri

saya sudah begitu. (18)

Saya nggak terus menyikapi

wah nek usia tua terus nggak

ada pekerjaan, terus ya saya

nggak mikir nek apa ya istilah e

ngenes gitu, saya nggak mikir

sejauh itu. (19)

Malah saya tuh punya pikiran

kalo anak-anak saya kerja di

luar kota. Saya kalo punya

motor bagus nanti ke sana naik

motor. (20)

Tapi saya seneng menikmati.

Kan nggak perlu banter-banter,

kecepatan nggak perlu di atas

80, saya menikmati naik motor

itu, saya tujuannya ya itu. (21)

Jika anak-anak sudah kerja, saya

dan istri tidak akan membebani.

Saya dan istri akan mengontrak

untuk usaha dan rumah ini tidak

di jual tapi di kontrakan. (18)

Saya tidak menyikapi usia tua

dengan merasa ngenes jika tidak

ada pekerjaan. Saya tidak

berpikir sejauh itu. (19)

Saya mempunyai pikiran jika

anak-anak bekerja di luar kota

dan saya memiliki motor bagus,

saya akan ke sana naik motor.

(20)

Saya senang dan menikmati

naik motor, kecepatan tidak

perlu di atas 80. Tujuannya kan

itu. (21)

Tidak akan membebani anak

ketika anak sudah bekerja.

Mengontrak bersama istri untuk

membuka usaha dan rumah ini

akan dikontrakan. (18)

Tidak menyikapi masa tua dengan

ngenes jika tidak ada pekerjaan.

(19)

Mengunjungi anak yang bekerja

di luar kota menggunakan motor.

(20)

Tujuan naik motor agar senang

dan menikmati dengan kecepatan

tidak perlu di atas 80. (21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

97

372

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

400

401

402

403

404

saya seneng menikmati. Kan nggak

perlu banter-banter, kecepatan nggak

perlu diatas 80, saya menikmati naik

motor itu, saya tujuannya ya itu.21

Kalo

kesel ya istirahat yaudah, buat ke tempat

adik. Saya bilang sama anak-anak saya,

kowe nek pengen uripmu penak, carilah

pekerjaan di luar Jogja. Nek ning Jogja

kowe pekerjaane ning Jogja bagus

hasilnya bagus, yaudah kowe ning Jogja

rapopo, tapi kalo ning Jogja mung jadi

buruh ya jangan. Saya kasih tau anak

saya kan cowok semua, kalo cewek ya

beda ya. K itu juga udah bilang cen

tujuanku ora ning kene kok aku ra ning

Jogja. Dari dulu minatnya emang

disitu Pak? Disitu piye? Maksudnya

tuh kaya suka naik motor. Enggak

naik motor tuh baru-baru aja. Saya kan

dulu dari apa ya SMA, mahasiswa

nggak, nggak sampe selesai itu kan di

anu, suka menulis.22

Oh suka nulis?

Iya, penyair kan kalo tahun 80an

namanya. Dulu Bernas waktu tahun

80an belum lahir ya, itu kan di depan

Santa Maria kantornya. Ohh ya.. Itu

saya masih SMA itu. Tapi udah ikut di

Bernas nulis-nulis gitu? Iya nulis-nulis

itu terus bosnya itu, wes kowe ngantu

to, bantu di sini aja. Tidak sebagai

karyawan tetap tapi kalo nganu dapat

Naik motor tuh baru-baru aja.

Saya kan dulu dari apa ya SMA,

mahasiswa nggak, nggak sampe

selesai itu kan di anu, suka

menulis. (22)

Naik motor baru-baru saja, dulu

sejak SMA lalu mahasiswa dan

nggak selesai, suka menulis.

(22)

Baru-baru ini naik motor. Dulu

sukanya menulis. (22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

98

405

406

407

408

409

410

411

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

honor. Yaudah cuma gitu sampe lulus

SMA. Terus sampe tahun 90an di

Kompas itu. Terus jadi karyawan tetep.

Pas tahun 90 itu ya? Iya. Sampe

sekarang masih nulis-nulis atau? Enggak, saya nulis tuh K pas menikah

itu berhenti. Ya opo ya disitu tuh tidak

ada apa, tidak ada istilahnya nggak ada

nganu ya pergi terus gitu, kan

komunitas kan nggak pernah di rumah.

Makanya itu tak kasih nama KS.

Kenapa Pak artinya haha.. Itu

mengenang janji saya, kan saya dulu

kan wes aku nek wes menikah itu tak

tinggalke dunia itu. Makanya sudah

untuk mengenang janji saya sama istri

saya gitu. Ooo.. Meskipun dulu waktu

menikah istri saya tak tinggal, disitu di

rumah ini sendiri. Ini beli ini kan saya

belum menikah kan udah punya rumah

ini, terus menikah tak ajak ke sini. Itu

saya kerja, begitu selesai kerja saya

tidak pulang ke rumah tapi.. Kumpul

dulu.23

Ya itu istri saya, mbok dikurangi

kan sudah punya istri.24

Nah itu saya

kurangi pelan-pelan. Ooo.. Bagaimana

Bapak menyesuaikan itu? Itu kan

sebenernya kesenengannya Bapak. Iya kesenengan saya itu. Nah

bagaimana menyesuaikan bahwa

sekarang ya udah bekeluarga kaya

begitu selesai kerja saya tidak

pulang ke rumah tapi.. Kumpul

dulu. (23)

Ya itu istri saya, mbok

dikurangi kan sudah punya istri.

(24)

Ya kan saya mundurnya pelan-

pelan to jadi nggak begitu

kerasa ya, nah itu kebetulan

momentnya juga ada yang

sahabat saya meninggal. (25)

Selesai bekerja saya tidak

pulang ke rumah tetapi kumpul

dulu (23)

Istri saya bilang dikurangi kan

sudah beristri. (24)

Saya mundur pelan-pelan jadi

nggak begitu kerasa, kebetulan

ada moment juga sahabat saya

meninggal. (25)

Selesai bekerja tidak pulang ke

rumah, kumpul dulu. (23)

Istri bilang untuk dikurangi

karena sudah beristri. (24)

Mundur pelan-pelan sehingga

tidak terasa. (25)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

99

436

437

438

439

440

441

442

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

gitu. Ya kan saya mundurnya pelan-

pelan to jadi nggak begitu kerasa ya,

nah itu kebetulan momentnya juga ada

yang sahabat saya meninggal,25

yang

dulu kan saya di komunitas itu

menerbitkan majalah, itu dibiayai

dewan kesenian haitu temen saya itu

udah meninggal. Ya usianya belum

begitu anu, tapi kakak saya itu. Lebih

tua? Iya lebih tua dari saya, senior saya

itu meninggal. Yaudah itu moment

untuk nganunya yang temen saya itu

yang di namanya yang dipake itu, yang

terkenal, haitu meninggal ya uwes. Tak

tutup saja majalahnya itu. Itu

perasaannya Bapak gimana waktu

itu? Disatu sisi itu kesenengan, disatu

sisi memang harus pelan-pelan berhenti? Ya sempet anu ya apa ya

istilahnya sempet down juga.26

Pak T itu

juga saya kenal baik sama dia, kumpul-

kumpulnya sama Pak T itu dulu. Ya

terus meninggal itu, nama temen saya

RS ya terus dulu terkenal di Jogja itu.

Nah terus meninggal momentnya itu

dah terus berhenti total saya, terus fokus

kerja. Meskipun kerja, saya kan bisa

menulis, kegiatan saya kan di komunitas

seni itu kan kadang-kadang nulis untuk

Bernas nya itu. Kalo pengen ketemu

sama temen ya saya datang, nanti

Ya sempet anu ya apa ya

istilahnya sempet down juga.

(26)

Oh enggak cuma berapa hari itu.

(27)

Ya sempet down juga. (26)

Oh hanya beberapa hari. (27)

Sempat down. (26)

Hanya beberapa hari. (27)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

100

467

468

469

470

471

472

473

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

hasilnya tak kasihkan redakturnya dah

itu ya hanya untuk mengobati rasa

kangen. Itu Bapak waktu down itu

terus gimana? Apa untuk beberapa

lama gitu. Oh enggak cuma berapa

hari27

itu pas ditinggal meninggal itu.

Oh karena ditinggal meninggal itu?

Iya, ditinggal meninggal terus apa ya

istilahnya, pekerjaan saya kan di sini,

terus yang ini kan temen saya, istilahnya

yang dipake sama dewan kesenian kan

temen saya, saya suruh bantu. Meskipun

yang bekerja saya, dia cuma namanya

aja. Oh gitu.. Waktu itu waktu

temennya Bapak meninggal itu

Bapak udah menikah belum? Menikah itu baru berapa bulan. Oh

baru-baru menikah. Wong ini K lahir

aja saya masih aktif juga kadang-

kadang. Oh masih dikit-dikit. Iya

dikit-dikit tak tinggal. Nah ini, setelah

itu saya kan kerja di LSM, di opo yo, di

penelitian dan penerbitan. Saya di

penerbitannya, ngurusi penerbitannya.

Itu nek diterbitkan buku-buku itu. Hasil

penelitian itu diskusikan habis itu jadi

buku. Nah saya yang nggarap buku-

bukunya itu. Ha itu mengurangi rasa

down saya ya itu.28

Itu disitu Bapak

kerja tetap atau gimana? Itu Bapak udah di Kompas kan? Iya, istilahnya

Saya di penerbitannya, ngurusi

penerbitannya. Itu nek

diterbitkan buku-buku itu. Hasil

penelitian itu diskusikan habis

itu jadi buku. Nah saya yang

nggarap buku-bukunya itu. Ha

itu mengurangi rasa down saya

ya itu. (28)

Saya dipenerbitan mengurus

hasil penelitian dan

mengerjakan buku-bukunya.

Saya mengurangi rasa down.

(28)

Mengurus penerbitan buku-buku

hasil penelitian mengurangi rasa

down. (28)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

101

498

499

500

501

502

503

504

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

ya sampingan kan kalo di LSM itu kan

kerjanya itu kan nggak nganu, istilahnya

yang penting pekerjaannya jadi gitu. Iya

kan nggak harus masuk ya. Iya kan

nggak harus ada ikatan apa-apa, itu kan

ya cuma iki mengko ning kene gaweane

iki. Gaweane iki aku njaluk waktu

misalnya buku, iki satu bulan dadi. Gitu.

Ooo.. Jadi tidak terikat saya harus kerja

masuk jam berapa pulang jam berapa.

Bebas gitu ya. Iya. Wong kadang saya

tuh pulang selesai di Bernas itu kan dulu

saya masuknya jam 4 ya, jam 4 sampe

kadang jam 12 jam 1 itu nggak pulang

langsung ke kantor itu LSM itu. Malem

itu? Iya malem. Terus nggarap buku itu

sampe pagi. Terus pulang. Itu awal-awal

menikah tuh gitu. Sampe berapa tahun

itu Pak? Sampe K lahir itu. Oh sampe

K lahir. Itu berapa lama? Ya cuma

setahun ya, saya menikah kan 93 K lahir

kan 94. Sampe K lahir tapi kadang-

kadang itu masih berlangsung terus. Itu

tuh dulu kan kalo nganu, itu dulu saya

pasang telpon ini kan gara-gara nganu,

ini kalo nggak denger suara saya belum

tidur. Kecilnya itu. Ooo.. Si K nya?

Iya. Terus itu telpon ke kantor saya

terus tak ajak omong baru bisa tidur.

Ooo hahaha.. Terus menurut Bapak,

Bapak merasa mencapai usia karir

puncak karir tuh ya itu, pas

belum menikah ya saya merasa

puncak karir. (108)

saya dulu 2 bulan sebelum

menikah mau dipindah. (109)

Saya merasa puncak karir tuh ya

pas belum menikah ya. (108)

saya dulu 2 bulan sebelum

menikah mau dipindah. (109)

Puncak karir saat belum menikah

(108)

2 bulan sebelum menikah mau

dipindah. (109)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

102

529

530

531

532

533

534

535

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

tuh usia berapa Pak? Usia berapa,

puncak karir tuh ya itu, pas belum

menikah ya saya merasa puncak karir.108

Sebelum menikah sampe awal-awal

menikah ya. Saya sebe.. Em saya dulu 2

bulan sebelum menikah mau dipindah.

Dulu Timtim masih gabung Indonesia

ya. Tahun 93 saya menikah itu Juni ya,

Juni. Dua bulan sebelum itu saya mau

dipindah ke Timtim. Itu kan Kompas

kan buka koran di sana itu namanya

STT Suara Timor Timur ya buka di sana

saya mau dipindah di sana untung

ngurusi yang di Timtim itu. Saya bilang,

lho ini saya bulan Juni itu menikah Pak,

mosok saya tak tinggal. Yaudah nunggu

aja nanti setelah nganu. Saya ditawari

tiga kali sama Kompas, kalo saya ikut

Kompas mau ditawari terus mau ya

hidup saya tidak seperti ini.110

Itu

Tribun, bos Tribun yang sekarnag itu

seangkatan saya itu. Itu mau dipindah-

pindah. Oh mau dipindah-pindah

jadi.. Iya itu dulu pertama kali di

Bernas terus dipindah ke Aceh. Aceh

kena tsunami. Yang 2006 itu? Iya.

Terus dia pindah ke Palembang. Terus

ini sekarang di…. Jogja ya? Iya Jogja,

Tribun Jogja ini. Kalo dulu saya di

Timtim, tapi ke daerah timur terus saya

tuh. Timtim sama Kupang tawarannya

Saya ditawari tiga kali sama

Kompas, kalo saya ikut Kompas

mau ditawari terus mau ya

hidup saya tidak seperti ini.

(110)

Di samping K masih kecil, saya

merasa disini tuh udah nyaman.

(111)

Saya ditawari tiga kali sama

Kompas, kalo saya ikut Kompas

mau ditawari terus mau ya

hidup saya tidak seperti ini.

(110)

Di samping K masih kecil, saya

merasa disini tuh udah nyaman.

(111)

Ditawari 3 kali sama Kompas,

kalua ikut hidup tidak seperti ini

(110)

Di samping anak masih kecil,

disini sudah nyaman (111)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

103

560

561

562

563

564

565

566

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

itu tuh. Oh yaya.. Tapi ditolak semua

ya itu? Iya tolak semua. Karena

memang lebih.. Di samping K masih

kecil, saya merasa disini tuh udah

nyaman.111

Oh gitu.. Gajinya di Bernas

dulu gajinya sama PNS tuh tinggi saya

lho. Tapi dulu? Waktu sama

Kompas? Iya dulu waktu dibeli sama

Kompas itu. Saya merasa udah nyaman

itu tuh udah nyaman, disamping itu saya

masih bisa beraktivitas yang dapat duit.

Yang LSM itu ya? Iya. Saya nggak

mengira kalo seperti ini. Berarti kalo

pensiun cuma dapet pesangon yang

dari tabungan itu aja? Iya cuma dari

itu aja. Itu udah tak ambil semua lho.

Kalo manajemen sekarang tuh

manajemen sekarang tuh pesangonnya

cuma empat kalo gaji. Tapi itu belum

diambil? Belum diambil. Belum

diberikan karena kan belum keluar. Oh

ya.. Kalo yang dulu tuh udah tak ambil

semua dari askes itu tak ambil, terus

jamsostek dulu bukan askes nah itu

jamsostek udah tak ambil, terus simfoni

udah tak ambil. Itu tahun? Pas 56 itu?

Pas Bapak usia 56? Enggak sebelum

itu malah setelah setelah 2004 itu. Oh

setelah 2004. 2004 berjalan, terus kan

manajemen manajemen itu ada

perubahan haitu to terus jamsostek udah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

104

591

592

593

594

595

596

597

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

nggak mampu bayarin, kalo mau

diambil ya silahkan, kalo mau

diteruskan ya bayar sendiri. Yaudah tak

ambil. Simfoni dulu juga gitu, simfoni

dulu kan separo dari karyawan separo

dari perusahaan. Ya manajemen yang

baru itu nggak mampu. Emm.. Kalo

mau diteruskan ya biaya sendiri, kalo

mau gak ya diambil. Ya saya ambil. Itu

aja, sekarang udah nggak ada itu. Lha

itu aja cuma itu mau peralihan BPJS itu,

dari Jamsostek sama BPJS. Berarti

baru-baru ini ya? Iya baru berapa

tahun ini. Lalu Bapak ee Bapak

mengerti nggak kebutuhan sekolah anak-anak tuh apa aja? Ya tau. Tau,

lalu untuk bakat-bakat yang anak-

anak miliki itu Bapak memberikan

fasilitas nggak? Untuk

mengembangkan bakatnya, untuk sekolahnya? Kalo dari segi materi saya

nggak nggak bisa nganu ya, paling saya

cuma menasehati kalo kamu mau masuk

ke sini nanti ini, cuma itu. Kalo materi

semampu saya, cuma itu. Nah kebetulan

ini anak saya ini kan nggak ada anu

semua, nggak ada bakat di olahraga, apa

harus ngeleske olahraga, sek kecil juga

gitu, dia di musik juga enggak tapi yang

kecil malah mintanya di jurnalistik. Oh

ikut Bapak? Iya wong itu kan saya

Enggak ada perubahan e,

Merasa biasa saja, tidak ada

perubahan. (29)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

105

622

623

624

625

626

627

628

629

630

631

632

634

635

636

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

suruh daftar di STAN aja kan ada

beasiswa ya, tapi dia maunya di

jurnalistik gitu lho. Saya cuma itu

menasehati kalo kamu masuk jurusan

ini nanti akibatnya gini. Kalo untuk

biaya ya semampu saya tak usahakan.

Terus, apasih yang Bapak sadari

entah pas 2004 atau pas Bapak

pensiun, pas kaya udah mau pensiun,

mungkin ngerasa kaya wah udah

nggak dipake lagi, yang dirasain gimana? Enggak ada perubahan e,

merasa biasa aja e.29

Em berarti emang

sebelum 2004 itu juga biasa aja?

Biasa aja. 2004 itu ada PHK terus 2004

jalan saya masih bekerja terus sampe

sekarang bekerja terus itu nggak ada

beban apa-apa e. Kalo saya mau

pensiun, saya tuh malah mau keluar

pengen keluar tuh sudah lama.30

Pengen

usaha sendiri kan udah nggak maju.

Saya sudah merasa nggak maju.

Bertahun-tahun cuma dapat gaji sekian

terus kan.31

Nggak ada perubahan ya..

Ya kalo di media itu ada dua jalan ya,

mau jalan yang lurus atau mau bengkok.

Kalo mau bengkok kamu bisa kaya. Jadi

wartawan itu kan ada dua, lurus cuma

gaji tok atau yang mafia ikut mafia itu.32

Tapi saya nggak mau, udah saya di

kantor aja.33

Kasian keluarga saya Saya

merasa biasa aja e (29)

Kalo saya mau pensiun, saya

tuh malah mau keluar pengen

keluar tuh sudah lama. (30)

Saya sudah merasa nggak maju.

Bertahun-tahun cuma dapat gaji

sekian terus kan. (31)

Jadi wartawan itu kan ada dua,

lurus cuma gaji tok atau yang

mafia ikut mafia itu. (32)

Tapi saya nggak mau, udah saya

di kantor aja. (33)

Kasian keluarga saya. Saya

merasa kalo anak-anak saya kok

tak kasih makan dengan

keringet saya itu hasilnya kan

baik. Saya merasa gitu. Jadi

saya dah nggak macem-macem

aja. (34)

saya tuh malah udah lama sekali

pengen udah, jenuh sama rasa

bekerja itu dah jenuh (35)

tapi istri saya yang belum siap

(36)

Enggak ada perubahan e,

merasa biasa aja e (29)

Saya mau pensiun, pengen

keluar sejak lama. (30)

Saya merasa sudah tidak maju,

bertahun-tahun gaji sekian terus.

(31)

Jadi wartawan itu ada dua, lurus

hanya dengan gaji atau yang

ikut mafia. (32)

Saya nggak mau, saya di kantor

aja. (33)

Kasihan keluarga, saya merasa

kalo anak-anak dikasih makan

dengan keringat saya hasilnya

baik, jadi saya nggak macem-

macem (34)

Saya sudah lama sekali pengen

udah, sudah jenuh sama rasa

bekerja. (35)

Tapi istri saya belum siap. (36)

Ingin pensiun, ingin keluar sejak

lama. (30)

Merasa sudah tidak maju,

bertahun-tahun gaji sekian terus.

(31)

Wartawan ada dua, lurus dengan

gaji atau mafia (32)

Memilih di kantor (33)

Kasihan dengan keluarga, merasa

jika diberi makan dengan keringat

sendiri maka hasilnya baik,

sehingga tidak macem-macem

(34)

Sudah jenuh dengan rasa bekerja

dan sejak lama ingin keluar. (35)

Istri belum siap (36)

Tidak ada beban (37)

Yakin kalau keluar bisa usaha

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

106

654

655

656

657

658

659

660

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

678

679

680

681

682

683

684

685

merasa kalo anak-anak saya kok tak

kasih makan dengan keringet saya itu

hasilnya kan baik. Saya merasa gitu.

Jadi saya dah nggak macem-macem

aja.34

Lalu.. Yaitu saya tuh malah udah

lama sekali pengen dah jenuh sama rasa

bekerja itu dah jenuh35

tapi istri saya

yang belum siap.36

Terus kenapa kok

Bapak bisa biasa aja gitu dari dulu?

Biasa aja gimana? Biasa aja kaya

Bapak tuh nggak ada, nggak ada.. Nggak ada beban.

37 Ya enggak saya tuh

cuma meyakini kalo saya keluar tuh

saya bisa berusaha dengan kemampuan

istri saya dengan modal saya berpikir.

Yakin dari usaha itu, kalo istri saya

mau, saya yakin malah lebih bagus ya.

Daripada kerja.38

Nah bagaimana

Bapak menghadapi kenyataan saat

ini bahwa Bapak tuh harus pensiun

sedangkan Bapak masih bekerja

sendiri di keluarga ini terus anaknya

masih sekolah, itu gimana Bapak menyikapi ini semua? Ya sebenernya

beban saya cuma itu ya. Saya kerja,

anak saya belum bekerja saya sudah

mau pensiun.39

Makanya kemarin itu

saya pernah marah sama K, semester ini

kan satu semester, saya tak kasih waktu

satu semester selesaikan skripsimu

langsung besok bisa kerja, semoga bisa

Nggak ada beban. (37)

Ya enggak saya tuh cuma

meyakini kalo saya keluar tuh

saya bisa berusaha dengan

kemampuan istri saya dengan

modal saya berpikir. Yakin dari

usaha itu, kalo istri saya mau,

saya yakin malah lebih bagus

ya. Daripada kerja. (38)

Ya sebenernya beban saya cuma

itu ya. Saya kerja, anak saya

belum bekerja saya sudah mau

pensiun. (39)

kemarin itu saya pernah marah

sama K, semester ini kan satu

semester, saya tak kasih waktu

satu semester selesaikan

skripsimu langsung besok bisa

kerja, semoga bisa kerja. Tapi

nggak selesai to (40)

Saya rencananya bulan ini

nggak kerja lagi. Udah tak

program itu malahan kemarin

tuh tapi ya gak bisa yaudah saya

kerja lagi. (41)

Ya kadang-kadang ya cuma

Tidak ada beban (37)

Saya meyakini kalau saya

keluar, saya bisa usaha dengan

kemampuan istri dan modal

saya berpikir. Kalau istri saya

mau, saya yakin lebih bagus

daripada kerja. (38)

Beban saya hanya anak saya

belum bekerja sedangkan saya

sudah mau pensiun (39)

Saya pernah marah sama K,

saya kasih waktu satu semester

selesaikan skripsi lalu bisa

kerja, tapi nggak selesai. (40)

Saya merencanakan program

untuk berhenti bekerja bulan ini,

tapi gak bisa yaudah saya kerja

lagi. (41)

Kadang-kadang cuma marah

dengan modal berpikir dan

kemampuan istri. Yakin akan

lebih bagus daripada kerja jika

istri mau. (38)

Beban anak belum bekerja

sedangkan sudah mau pensiun

(39)

Marah dengan anak karena skripsi

gak selesai dalam waktu satu

semester. (40)

Rencana berhenti bekerja tapi gak

bisa lalu kerja lagi. (41)

Marah dengan anak, bukan

dengan diri sendiri. (42)

Mempunyai rencana tapi anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

107

686

687

688

689

669

691

692

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

kerja. Tapi nggak selesai to,40

makanya

kemaren tak target K Desember selesai

saya nggak kerja, keluar gitu. Tapi dia

nggak rampung to skripsinya, dia bilang

paling aku September wisuda. Yaudah

saya kerja lagi. Saya rencananya bulan

ini nggak kerja lagi. Udah tak program

itu malahan kemarin tuh tapi ya gak bisa

yaudah saya kerja lagi.41

Perasaan

bapak gimana? Ya kadang-kadang ya

cuma marahnya sama K nggak nggak

bukan sama saya sendiri.42

Terus saya

terus punya rencana begini tapi anak

saya nggak bisa, ya menyesal kadang-

kadang kok program saya nggak jalan43

gitu hahaha. Wong saya tuh udah

pengen usaha tuh udah sejak lama

keluar kerja terus usaha, udah puluhan

tahun saya kerja disitu. Sejak dari SMA,

separuh hidup saya tuh di Bernas.44

Ya

berganti manajemen itu suasana baru

saya kerasan saya seneng disitu.

Kerasan gimana? Karena? Ya

pekerjaan itu kan anu yang tak sukai

gitu lho. Kalo saya mau ya sebelum itu

ya ada komputer pertama kali itu kan

saya belajar otodidak lho komputer itu

yang sekarang nggak mau belajar lagi

saya. Itu saya belajar otodidak, yang

bisa itu kan dulu cuma berapa terus

orang percetakan itu menawari saya

marahnya sama K nggak nggak

bukan sama saya sendiri. (42)

Saya terus punya rencana begini

tapi anak saya nggak bisa, ya

menyesal kadang-kadang kok

program saya nggak jalan. (43)

saya tuh udah pengen usaha tuh

udah sejak lama keluar kerja

terus usaha, udah puluhan tahun

saya kerja disitu. Sejak dari

SMA, separuh hidup saya tuh di

Bernas. (44)

Yaudah saya hehehe ya

memang nggak bisa kok ya (45)

yang penting kan saya masih

sama K, bukan sama saya

sendiri. (42)

Saya punya rencana begini tapi

anak saya nggak bisa, saya

kadang-kadang menyesal kok

program saya nggak jalan. (43)

Saya sejak lama ingin keluar

kerja lalu usaha, sudah bekerja

puluhan tahun, separuh hidup

saya di Bernas. (44)

Yaudah saya memang nggak

bisa (45)

yang penting saya masih bisa

nggak bisa. Menyesal program

tidak jalan. (43)

Ingin keluar lalu usaha, sudah

bekerja puluhan tahun. (44)

Yasudah saya memang nggak

bisa (45)

Yang penting masih bisa bekerja

dan menghasilkan. (46)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

108

717

718

719

720

721

722

772

724

725

726

727

728

729

730

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

745

746

747

748

untuk pindah dengan gaji yang lebih

tinggi saya nggak mau. Karena

sukanya di jurnalistik itu ya Pak.. Iya

karena sukanya di jurnalistik itu. Terus

langkah yang akan diambil Bapak

untuk menghadapi saat ini Bapak

punya rencana kaya gini tapi nggak

bisa terwujud. Nah itu bagaimana

Bapak untuk me.. apa ya istilahnya..

Menyikapi itu? Iya menyikapi itu.

Yaudah saya hehehe ya memang nggak

bisa kok ya45

yang penting kan saya

masih bisa bekerja, masih bisa

menghasilkan lah istilahnya.46

Apa

Bapak pernah merasa mungkin kok

ini nggak bisa berjalan sesuai dengan

yang dimaui terus Bapak jadi fokus

ke hal-hal lain yang bikin Bapak lebih seneng gitu? Nggak ada. Nggak

ada? Berarti tetep menjalani itu? Jalani aja hidup. Saya itu apa ya sejak

dulu istilahnya mengalir aja apa yang

ada terima aja.47

Kalo saya dulu

ngongso, istilahnya ngongso ya, ya saya

udah kaya48

dengan kerja di jurnalistik

ikut yang wartawan hitam istilahnya.

Banyak temen saya yang gitu, tapi mati

muda. Seangkatan saya udah banyak

yang meninggal. Mati muda malah

usianya dibawah saya. Jantung

biasanya. Oh.. Ada hal positif nggak

bisa bekerja, masih bisa

menghasilkan lah istilahnya.

(46)

Jalani aja hidup. Saya itu apa ya

sejak dulu istilahnya mengalir

aja apa yang ada terima aja. (47)

Kalo saya dulu ngongso,

istilahnya ngongso ya, ya saya

udah kaya (48)

sisi positifnya apa ya..

Istilahnya kalo istilahnya orang

Jawa tuh itu belum rejekinya

gitu. Atau mungkin garis rejeki

saya tuh di sini, kaya gini gitu.

(49)

Saya tuh hidup saya tuh saya

nggak mau hidup yang muluk-

bekerja, istilahnya masih bisa

menghasilkan. (46)

Jalani saja hidup, mengalir aja

apa yang ada terima aja. (47)

Kalo saya dulu kerja keras ya

saya udah kaya (48)

Sisi positifnya kalau istilah

orang Jawa itu belum rejekinya

atau mungkin garis rejeki saya

di sini seperti ini. (49)

Saya hidup nggak mau muluk-

muluk, yang penting anak saya

bisa sekolah, keinginan anak

Menjalani dan menerima hidup

yang ada (47)

Kalau dulu kerja keras sekarang

sudah kaya (48)

Sisi positifnya adalah belum

rejeki atau mungkin garis

rejekinya di sini seperti ini. (49)

Hidup tidak muluk-muluk, yang

terpenting adalah anak, meskipun

keinginan sendiri tidak terpenuhi.

(50)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

109

749

750

751

752

753

754

755

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

774

775

776

777

778

779

780

Pak yang Bapak bisa ambil dari

permasalahan ini? Mungkin kan tadi

Bapak punya keinginan tapi Bapak

nggak bisa mewujudkan nah

mungkin Bapak bisa mengambil sisi

positif dari kejadian itu tuh gimana.. Apa ya, sisi positifnya apa ya..

Istilahnya kalo istilahnya orang Jawa

tuh itu belum rejekinya gitu. Atau

mungkin garis rejeki saya tuh di sini,

kaya gini gitu.49

Saya tuh hidup saya tuh

saya nggak mau hidup yang muluk-

muluk kok, yang penting saya anak saya

bisa sekolah, keinginan anak saya

terpenuhi, meskipun keinginan saya

nggak terpenuhi. Nggak papa.50

Ya saya

cuma pengen besok pengen motor-

motoran itu. Besok motor tak jual saya

tak carikan motor yang gede meskipun

usia saya udah diatas 60 ya, tapi saya

merasa nggak ada perbedaan. Bapak

pernah nggak atau sedang dimasa

bahwa Bapak nggak pengen mikirin

masalah ini terus kaya ya nggak mau

memperdulikan masalah ini tu lho Pak. Memperdulikan masalah ini tuh

maksude gimana? Kaya nggak mau

mikirin ini dulu lah, kaya gitu. Oh

enggak, enggak ada pikiran seperti itu.

Ya itu mengalir ajalah. Mengalir aja ya

Pak.. Bapak pernah merasa bersalah

muluk kok, yang penting saya

anak saya bisa sekolah,

keinginan anak saya terpenuhi,

meskipun keinginan saya nggak

terpenuhi. Nggak papa. (50)

merasanya bersalahnya saya itu

kok pekerjaan saya itu seperti

ini gitu lho. Nggak kalo dulu

saya mau pas ditawarin, saya

nggak akan hasilnya seperti ini,

saya nggak nganu, tidak akan

mengira kalo pekerjaan saya,

kalo Bernas itu akan hancur

gitu. (51)

saya terpenuhi, meskipun

keinginan saya tidak terpenuhi

(50)

Saya merasa bersalah kok

pekerjaan saya seperi ini, kalau

dulu saya mau ditawarin,

hasilnya nggak seperti ini. Saya

tidak mengira kalau pekerjaan

saya dan Bernas akan hancur.

(51)

Saya kadang-kadang menyesal

karena ditawari keluar nggak

Merasa bersalah karena nggak

mau ditawarin dan tidak mengira

pekerjaannya dan Bernas akan

hancur (51)

Menyesal karena tidak mau saat

ditawai keluar. Kalau mau, hidup

saya nggak begini. (52)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

110

781

782

783

784

785

786

787

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

atas situasi saat ini? Ya pernah merasa

bersalah. Ya itu, merasanya bersalahnya

saya itu kok pekerjaan saya itu seperti

ini gitu lho. Nggak kalo dulu saya mau

pas ditawarin, saya nggak akan hasilnya

seperti ini, saya nggak nganu, tidak

akan mengira kalo pekerjaan saya, kalo

Bernas itu akan hancur gitu.51

Yang

dulu dipertahankan tapi malah… Ya,

keyakinan dulu kan saya gitu dah

karirnya di Bernas bagus, saya bisa

kerja sampingan juga. Saya ditawarin

keluar ya nggak mau, ya menyesalnya

saya tuh kadang-kadang gitu. Wah nek

aku ndisik gelem ke sana gitu hidup

saya nggak akan seperti ini gitu. Kadang

kan menyesalnya tuh di situ.52

Nah kalo

ketika Bapak merasakan seperti itu tuh apa yang Bapak lakukan? Ya

cuma gelo aja, wah kok ndisik aku ra

ngono yo.53

Bapak sering

merasakannya? Iya, kadang-kadang

kalo omong-omongan sama temen itu,

wah kowe ndisik, malah temen-temen

saya yang nganu itu sing nyalahke saya

gitu istilahnya. Ha kowe kuwi sing

goblok, ndisik ditawari rono ra gelem,

rono ra gelem, nek kowe gelem kae

contone kae, saiki kae bali ning Jogja

wes sukses. Gitu katanya. Terus

gimana perasaan Bapak waktu

Saya ditawarin keluar ya nggak

mau, ya menyesalnya saya tuh

kadang-kadang gitu. Wah nek

aku ndisik gelem ke sana gitu

hidup saya nggak akan seperti

ini gitu. Kadang kan

menyesalnya tuh di situ. (52)

cuma gelo aja, wah kok ndisik

aku ra ngono yo. (53)

Ya saya ya nasibku wae sik gitu.

Kalo sampe menyesal, rasa

menyesal yang sampe down gitu

enggak saya. Cuma gelo aja

gitu. (54)

Enggak enggak, terus gara-gara

itu menyalahkan istri saya kowe

ki dijak rono ra gelem, nggak

ada-nggak ada pikiran seperti

itu. (55)

mau. Kalau dulu saya mau ke

sana gitu hidup saya nggak akan

seperti ini (52)

Cuma gelo aja kok dulu aku

nggak kaya gitu ya (53)

Nasib saya aja yang kaya gitu.

Saya nggak menyesal sampe

down, cuma gelo aja. (54)

Enggak menyalahkan istri gara-

gara itu, kamu diajak keluar

nggak mau, nggak ada pikiran

seperti itu. (55)

gelo dulu nggak begitu. (53)

Nasib seperti itu. Tidak menyesal

sampe down, Cuma gelo. (54)

Tidak menyalahkan orang lain

(55)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

111

812

813

814

815

816

817

818

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

temennya ngomong gitu Pak? Ya saya

ya nasibku wae sik gitu. Kalo sampe

menyesal, rasa menyesal yang sampe

down gitu enggak saya. Cuma gelo aja

gitu.54

Bapak pernah menyalahkan

orang lain atas permasalahan Bapak? Enggak enggak, terus gara-gara itu

menyalahkan istri saya kowe ki dijak

rono ra gelem, nggak ada-nggak ada

pikiran seperti itu.55

Dulu kan mau ke

sana itu mau nikah terus yang kedua ini

masih kecil, yang kedua lagi hamil

adiknya K, tiga kali. Kalo mau yaudah

nggak seperti ini, tapi kami nggak mau.

Saya nggak, istri saya nggak saya

ceritani. Yang apa? Yang saya dapat

tawaran ke sana itu. Ha itu kenapa? Ya

paling saya ya saya udah merasa

nyaman di Bernas itu lho. Dengan gaji

yang ya saya bisa beli rumah ini.

Emang ada pengaruhnya Pak

menurut Bapak kenapa Bapak nggak

cerita mungkin nanti istrinya gimana gitu Pak? Oh enggak. Cuma ceritanya

setelahnya. Pokoknya saya ditawari

langsung menolak kok, nggak mikir yo

sek aku tak ngomong karo bojoku, ya

saya nggak gitu. Saya dipanggil gitu

ditawari kowe gelem ra ning Timtim?

Wah rasahlah adoh-adoh ngopo.

Berarti dari Bapaknya sendiri? Iya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

112

843

844

845

846

847

848

849

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

871

872

873

dari sayanya sendiri karena saya udah

merasa nyaman dulu dan tidak akan

mengira akan seperti ini Bernasnya.

Kalo misalnya Bapak bilang dulu

sama istri terus mempertimbangkan sama istri gitu terus gimana? Ya dia

paling juga nggak mau. Ya dia kan juga

punya usaha, sebelum nganu kan dia

punya usaha jahit dulu. Sebelum

makanan itu kan bari berapa tahun aja,

istri saya jahitnya bagus lho, dulu kan

saya punya karyawan sampe tiga lho

yang jahitin, K masih kecil itu, ya pas

krismon itu kan yang jahit udah

berkurang banyak to, berkurang

berkurang berkurang terus keluar.

Terus apakah Bapak pernah

memikirkan masalah ini terus sampe

mengganggu aktivitas Bapak gitu?

Enggak pernah. Enggak pernah

memikirkan masalah-masalah, saya

tidak menganggap berat masalah itu

sampe mengganggu.56

Kalo gitu saya

udah penyakiten seusia saya gitu udah

penyakitan, seusia saya itu udah pada

punya penyakit jantung atau apa. Saya

check up terakhir itu sehat semua.

Bapak dulu pernah sempet menghindar nggak? Menghindar piye?

Menghindari masalah. Nggak, nggak

pernah menghindari saya, jalani aja.57

saya tidak menganggap berat

masalah itu sampe mengganggu.

(56)

nggak pernah menghindari saya,

jalani aja. (57)

Ya cuma gelo aja, saya tidak

menyalahkan istri atau orang

lain, saya menyalahkan diri saya

sendiri (58)

Tidak menganggap berat

masalah sampe mengganggu.

(56)

Saya nggak pernah

menghindari, jalani aja. (57)

Saya Cuma gelo, tidak

menyalahkan istri atau orang

lain. Saya menyalahkan diri

saya sendiri (58)

Tidak menganggap berat masalah

sampai mengganggu (56)

Tidak pernah menghindar,

menjalani saja. (57)

Merasa gelo, tidak menyalahkan

orang lain, menyalahkan diri saya

sendiri (58)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

113

874

875

876

877

878

879

900

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

Terus apa yang Bapak lakukan untuk

mengurangi dampak emosi,

meskipun Bapak nggak memikirkan

tapi kan tetep kaya ada perasaan

negatif gitu lho Pak di dalam diri, jadi gimana Bapak menyikapi? Saya

malah nggak ada e rasa negatif. Kalo

yang pas menyesal tadi? Ya cuma gelo

aja, saya tidak menyalahkan istri atau

orang lain, saya menyalahkan diri saya

sendiri.58

Aku ndisik kok ra gelem, kalo

sampe tindakan gitu nggak ada,

menyalahkan orang lain gitu nggak ada.

Ya pikiran saya cuma wah nek aku

ndisik gelem ning Kupang, ning

Timtim, mesti uripku nggak bakal gini.

Saya cuma gitu aja mikirnya. Bapak

pernah melakukan hal yang misalnya

daripada aku mikir mending aku

ngopo. Biar lebih produktif lagi gitu. Ya kalo saya lebih produktif buat

nambah income ya saya ngajak istri.

Usaha gitu, nggak terus saya usaha

sendiri gitu enggak.59

Saya takut kalo

usaha sendiri terus pake uang nganu

gitu terus nanti nggak jadi gitu. Istri

nggak tau, usaha nggak jadi, saya punya

utang banyak gitu, saya nggak mau kaya

gitu.60

Meskipun saya kadang-kadang

pernah ya diajak temen gitu yok usaha

yo bareng-bareng gitu. Gawe ini gawe

kalo saya lebih produktif buat

nambah income ya saya ngajak

istri. Usaha gitu, nggak terus

saya usaha sendiri gitu enggak.

(59)

Saya takut kalo usaha sendiri

terus pake uang nganu gitu terus

nanti nggak jadi gitu. Istri nggak

tau, usaha nggak jadi, saya

punya utang banyak gitu, saya

nggak mau kaya gitu. (60)

Saya usaha mengajak istri untuk

menambah income dan lebih

produktif, tidak usaha sendiri.

(59)

Saya takut kalau usaha sendiri

pake uang, istri nggak tau, usaha

nggak jadi, utang banyak, saya

nggak mau. (60)

Mengajak istri usaha (59)

Takut usaha sendiri. (60)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

114

925

926

927

928

929

930

931

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

ini yo, wes rasahlah. Saya kalo mikir

kalo usaha tuh saya sendiri, tidak

bekerja sama. Kalo bekerja sama kan

nanti akhirnya kalo temen kan nanti jadi

bubar gitu saya nggak mau gitu. Kan

pernah juga ditawari tempat, e ada

temen saya yang bilang dulu rumahnya

di belakang Computa itu Jalan Solo itu

nah itu kan buat kos-kosan tempat

temen saya itu. Wes kae nggonku

ngarepan kae tok nggo buka usaha wae.

Saya nggak mau kok. Padahal itu

strategis lho, itu tempat ini untuk kos-

kosan terus pembelinya kadang ya dari

karyawan-karyawan disitu saya nggak

mau wes rasahlah. Maunya dia saya

buka usaha neng kene terus nanti buat

berdua gitu usaha berdua nanti

untungnya dibagi dua. Bagi hasil gitu

ya? Iya bagi hasil. Wes rasahlah repot,

kata saya gitu. Kalo saya usaha ya usaha

cari tempat, kontrak terus usaha sendiri.

Saya nggak mau patungan sama temen.

Terus bapak pernah melampiaskan

perasaan kesel bapak gitu gak pak ke

orang-ornag sekitar? Mungkin kaya

tadi ke K itu kok nggak bisa lulus cepet gitu. Oh enggak, enggak pernah.

Merasa kesel terus marah-marah sama

anak gitu nggak pernah.61

Ya cuma

kemarin itu kowe ki tak kei sak

Merasa kesel terus marah-marah

sama anak gitu nggak pernah.

(61)

Ya cuma kemarin itu kowe ki

tak kei sak semester nggo gawe

skripsi kok sak semester wae ra

rampung. (62)

Ya terus gimana lagi haha wong

dia nggak selesai. (63)

aku rapopo saya nggak popo

Tidak pernah merasa kesal terus

marah-marah sama anak (61)

Cuma kemarin itu, kamu dikasih

waktu satu semester buat bikin

skripsi kok gak selesai. (62)

Ya terus gimana orang dia

nggak selesai (63)

Saya nggak papa asal hasilnya

nanti bagus (63)

Tidak pernah marah-mara kepada

anak (61)

Dikasih waktu satu semester buat

bikin skripsi kok gak selesai (62)

Gimana lagi, anak tidak selesai.

(63)

Tidak papa asalkan hasil bagus

(64)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

115

956

957

958

959

960

961

962

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

semester nggo gawe skripsi kok sak

semester wae ra rampung.62

Saya pernah

gitu sama K. Terus tanggapannya

gimana Pak? Ya neng jurusanku

skripsine bedo e Pak, dia gitu alasannya.

Psikologi itu bedo karo jurusan liya-

liyane. Alasannya K gitu, yaudah.

Terus Bapak gimana? Ya terus gimana

lagi haha wong dia nggak selesai.63

Wong dia malah ngomong sama ibu e,

aku januari tanggal berapa gitu bayar

semesteran gitu. Ha berarti kan nggak

selesai kan gitu haha. Terus saya tanya,

piye kok ra rampung sak semester. Aku

programku September aku wisuda.

Berarti satu semester lagi to? Haha aku

rapopo saya nggak popo asal hasilnya

nanti bagus wes nggak popo.64

Kan saya

bilang yang bagus IP nya diatas 3, kalo

dibawah 3 golek gawean angel, saya

bilang gitu. Kalo beban pekerjaan ya

saya nggak pernah, saya biasa kok

bekerja seperti ini. Nah ketika Bapak

mikirin itu tadi, penyesalan Bapak itu

Bapak jadi merasa cemas atau tidak

tenang, atau justru dari situ Bapak

jadi memperkuat diri sendiri kaya ancang-ancang gitu? Iya saya punya

ancang-ancang ke depan.64

Terus saya

merasa gelo gitu terus nggak saya, yaitu

ancang-ancang saya kalo istri saya mau

asal hasilnya nanti bagus wes

nggak popo (63)

saya punya ancang-ancang ke

depan. (64)

Tapi istri saya belum siap,

begini aja udah jalan istilahnya

gitu. (65)

Kalo mau sejak dulu mau, saya

udah nggak kerja malahan. (66)

saya mampunya cuma ini, (67)

saya pengen usaha ini nggak ada

yang dukung,(68)

Saya punya ancang-ancang ke

depan (64)

Tapi istri saya belum siap,

begini saja sudah jalan. (65)

Kalo mau sejak dulu, saya udah

nggak kerja (66)

Saya mampunya cuma ini, (67)

Saya pengen usaha nggak ada

yang dukung,(68)

yasudah jalani saja (69)

Punya ancang-ancang ke depan

(64)

Istri belum siap (65)

Kalau mau daridulu, sekarang

udah gak kerja (66)

Mampunya segini (67)

Tidak ada dukungan (68)

Yasudah jalani aja (69)

Istri mengatakan saya kerja lagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

116

987

988

989

990

991

992

993

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1013

1014

1015

1016

sudah tak ajak usaha. Tapi istri saya

belum siap, begini aja udah jalan

istilahnya gitu.65

Kalo mau sejak dulu

mau, saya udah nggak kerja malahan.66

Iya. Bapak kalo sedang memiliki

masalah nih, Bapak memandang dari

satu sisi aja atau tetap mencari

memandang masalah yang Bapak alami tuh dari dua sisi? Masalah apa?

Ya salah satunya masalah ini, yang

kenapa kok istrinya gak mau diajak

usaha padahal bapak udah cape

kerja gitu, terus anaknya belum lulus-lulus gitu. Ya saya cuma

memandang dari sisi saya, saya

mampunya cuma ini,67

mampunya ini

terus saya pengen usaha ini nggak ada

yang dukung,68

gitu yasudah jalan aja

seperti ini.69

Ya istri saya cuma bilang

mbok koe golek kerjo meneh nggo

tambah-tambah,70

kan siang saya

kosong daripada nganggur. Lah nek

seumur aku njuk opo ya saya bisa

temen-temen saya tak hubungi71

yo tapi

mereka mempekerjakan saya tuh cuma

karena kasihan bukan karena kualitas

saya.72

Saya kan ada di penerbitan buku

di Madukismo itu temen saya yang

punya. Temen saya bilang wes nyambut

gawe neng kene wae. Saya merasa

malah menyusahkan mereka karena

yasudah jalan aja seperti ini.

(69)

istri saya cuma bilang mbok koe

golek kerjo meneh nggo

tambah-tambah, (70)

saya bisa temen-temen saya tak

hubungi (71)

tapi mereka mempekerjakan

saya tuh cuma karena kasihan

bukan karena kualitas saya (72)

Saya nggak ada beban apa-apa

mbak menjalani hidup,

pekerjaan saya nggak ada beban

apa-apa. (73)

Saya merasa garis saya seperti

ini yaudah (74)

saya tuh pendiam kan, ya cuma

diem aja. (75)

Saya malah kalo pelariannya

malah pergi nongkrong ke

angkringan gitu aja nggak

sampe marah meledak-ledak,

(76)

Istri mengatakan saya kerja lagi

untuk tambah-tambah (70)

Saya bisa menghubungi teman-

teman (71)

Tapi mereka mempekerjakan

saya cuma karena kasihan,

bukan karena kualitas saya (72)

Saya tidak ada beban dalam

menjalani hidup dan pekerjaan

(73)

Saya merasa garis saya seperti

ini yaudah (74)

Saya pendiam, ya cuma diem

aja (75)

Saya pelariannya pergi

nongkrong ke angkringan,

nggak sampe marah meledak-

ledak (76)

Saya enjoy dan tidak ada

(70)

Menghubungi teman-teman (71)

Mereka mempekerjakan karena

kasihan, bukan karena kualitas

(72)

Tidak memiliki beban dalam

menjalani hidup dan pekerjaan

(73)

Merasa garis seperti ini, yasudah

(74)

Pendiam jadi diam saja (75)

Pelariannya pergi, tidak marah

meledak-ledak (76)

Enjoy dan tidak ada masalah saat

masih muda (77)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

117

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

1024

1025

1026

1027

1028

1029

1030

1031

1032

1033

1034

1035

1036

1037

1038

1039

1040

1041

1042

1043

1044

1045

1046

1047

mereka nggak mau marahin saya, ada

kesalahan-kesalahan saya gitu. Saya

nggak ada beban apa-apa mbak

menjalani hidup, pekerjaan saya nggak

ada beban apa-apa.73

Saya merasa garis

saya seperti ini yaudah,74

nggak ada.

Bagaimana cara Bapak untuk

meredam emosi mungkin saat menghadapi masalah. ya saya tuh

pendiam kan, ya cuma diem aja.75

Tapi

nggak pernah kaya meledak-ledak gitu? Enggak. Saya malah kalo

pelariannya malah pergi nongkrong ke

angkringan gitu aja nggak sampe marah

meledak-ledak,76

belum pernah. Terus

apakah Bapak saat ini merasa jauh

lebih baik dalam menghadapi

masalah dibanding saat muda dulu? Kalo masih muda dulu saya nggak ada

masalah ya, masih muda saja enjoy e.

Di komunitas gitu nggak pernah ada

masalah gesekan sama temen gitu?

Nggak ada, gesekan-gesekan itu saya

nggak ada. Saya dari bekerja sampe

sekarang tuh masalah besar nggak ada.

Masalah kecil ya sama temen-temen

gitu ada tapi saya nggak anggap

masalah.78

kalo ada temen saya nggak

suka sama saya ya saya pura-pura nggak

ada masalah.79

malah kadang-kadang

kalo saya jengkel sama temen saya, saya

masih muda dulu saya nggak

ada masalah ya, masih muda

saja enjoy e. (77)

Masalah kecil ya sama temen-

temen gitu ada tapi saya nggak

anggap masalah. (78)

ada temen saya nggak suka

sama saya ya saya pura-pura

nggak ada masalah. (79)

kalo saya jengkel sama temen

saya, saya menghindari (80)

Saya kalo ngerasa cah kui kok

nyebahi gitu ya saya nggak

deket-deket. (81)

Makanya saya nggak punya

temen banyak (82)

saya pendiam dan kadang-

kadang pilih temen, pilih yang

sealiran sama saya. (83)

masalah saat masih mudah. (77)

Masalah kecil sama temen-

temen tidak saya anggap

masalah (78)

Temen nggak suka sama saya,

saya pura-pura nggak ada

masalah. (79)

Kalau saya jengkel sama temen,

saya menghindar (80)

Saya kalau merasa orang itu

menyebalkan, saya nggak deke-

deket (81)

Makanya saya nggak punya

temen banyak (82)

Saya pendiam dan kadang-

kadang pilih temen, pilih yang

sealiran sama saya. (83)

Tidak menganggap masalah kecil

dengan teman (78)

Pura-pura nggak ada masalah jika

ada temen yang nggak suka (79)

Menghindari orang yang

membuat jengkel (80)

Tidak mendekati orang yang

dirasa menyebalkan (81)

Tidak mempunyai banyak teman

(82)

Pendiam dan pilih-pilih teman

(83)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

118

1048

1049

1050

1051

1052

1053

1054

1055

1056

1057

1058

1059

1060

1061

1062

1063

1064

1065

1066

1067

1068

1069

1070

1071

1072

1073

1074

1075

1076

1077

1078

menghindari80

gitu. Tapi bapak

mengekspresikan emosinya ke temen

bapak gitu gak? Enggak ada, nggak

pernah. Jadi Cuma diem aja pak

daridulu? Iya. Saya kalo ngerasa cah

kui kok nyebahi gitu ya saya nggak

deket-deket.81

Makanya saya nggak

punya temen banyak.82

Beda sama adik

sama adik-adik saya temennya banyak

sekali, saya Cuma beberapa aja. Karena

pendiam? Karena saya pendiam dan

kadang-kadang pilih temen, pilih yang

sealiran sama saya.83

Temen-temen saya

yang baru tuh nggak ada semua masa

lalu sampe sekarang. bertemen baik

sekali sampe seperti sodara ya. ya kalo

saya kerepotan temen saya, saya kontak

gitu pasti ada. Menurut Bapak,

dengan wanita seusia bapak apakah

ada perbedaan dalam menyikapi

sebuah masalah, wanita yang seusia

bapak gitu. Suatu masalah gitu sama,

nah bagaiamana menyikapi masalah

itu antara pria dan wanita gitu sama

nggak? Saya pernah punya

pengalaman, waktu itu saya pernah ya

istilahnya dijegal,84

ada temen

berempat, saya paling disayang sama

bos saya. Apa-apa saya. Temen saya tuh

meri, ya dia cari kelemahan saya trus

dilaporkan , bos jadi marah sama saya.

saya pernah ya istilahnya

dijegal, (84)

Temen saya tuh meri, ya dia cari

kelemahan saya trus dilaporkan

, bos jadi marah sama saya.

Terus akhirnya yang dipake

temen saya ini. (85)

sempet marah juga. (86)

saya cuma bilang kowe kok tego

to karo aku, caramu nyambut

gawe ngene ki. Yowes nek

ngene nganumu yo terusno. (87)

yaudah biasa aja saya, (88)

Saya nggak marah sampe

meledak-ledak gitu yo mung

ngomong kowe kok tegel. (89)

kalo perempuan tuh biasanya

lebih peka dan berbicara dengan

saya pernah ya dijegal (84)

Teman saya iri, dia cari

kelemahan saya terus

dilaporkan. Bos jadi marah

sama saya dan temen saya yang

dipakai (85)

Sempat marah (86)

Saya cuma bilang, kok kamu

tega sama aku, begini caramu

bekerja, kalau emang gini ya

terusin (87)

Yaudah saya biasa aja (88)

Saya nggak marah sampai

meledak-ledak, cuma bilang kok

kamu tega (89)

Kalau perempuan biasanya lebih

peka dan berbicara dengan

perasaan, bisa stres (90)

kalo laki-laki dengan tindakan

Pernah di jegal (84)

Teman iri dan mencari kelemahan

supaya bos marah (85)

Sempat marah (86)

Mengatakan tentang cara kerja

temannya dan membiarkan

meneruskan (87)

Biasa saja (88)

Tidak marah meledak-ledak (89)

Perempuan lebih peka, berbicara

dengan perasaan, bisa stres (90)

Laki-laki dengan tindakan (91)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

119

1079

1080

1081

1082

1083

1084

1085

1086

1087

1088

1089

1090

1091

1092

1093

1094

1095

1096

1097

1098

1099

1100

1101

1102

1103

1104

1105

1106

1107

1108

1109

Terus akhirnya yang dipake temen saya

ini.85

Terus bapak waktu itu gimana?

Ya sempet marah juga.86

Ya saya cuma

bilang kowe kok tego to karo aku,

caramu nyambut gawe ngene ki. Yowes

nek ngene nganumu yo terusno.87

Dia

diem aja. Terus yaudah biasa aja saya,88

terus perubahan dari Kompas itu kan

ngelihat lho kerjaannya bagus saya tapi

kok yang disodorkan ini gitu lho. Ya

mereka memilih saya lagi. Saya balik ke

posisi saya lagi karena prestasi saya.

Saya nggak marah sampe meledak-

ledak gitu yo mung ngomong kowe kok

tegel.89

Nah kalo perempuan tuh

biasanya lebih peka dan berbicara

dengan perasaan, kalo perempuan bisa

stres90

juga kalo laki-laki dengan

tindakan91

, kalo saya diperlakukan gitu

ya kalo bukan saya ya udah dipukuli,

tapi kalo saya ngomong aja gitu.92

Nah

bapak dalam menghadapi masalah

gitu kan bisa tenang, apakah ada

peran agama dari yang bapak anut?

Wah ya banyak sekali itu, saya malah

kalo pelariannya disitu. Saya lebih

banyak ke gereja atau kalo dulu saya

tiap apa gitu mesti ziarah,93

masa muda

sering ziarah. Saya kalo hari besar gak

ke gereja biasanya, ke gereja pelosok

gitu dengan temen-temen saya. Punya

perasaan, kalo perempuan bisa

stres (90)

kalo laki-laki dengan tindakan

(91)

saya diperlakukan gitu ya kalo

bukan saya ya udah dipukuli,

tapi kalo saya ngomong aja gitu.

(92)

saya malah kalo pelariannya

disitu. Saya lebih banyak ke

gereja atau kalo dulu saya tiap

apa gitu mesti ziarah, (93)

(91)

Kalau saya diperlakukan begitu

saya ngomong saja, tapi kalo

bukan saya ya udah dipukuli

(92)

Saya pelariannya banyak ke

gereja atau ziarah (93)

Membiacarakan jika diperlakukan

begitu (92)

Pelarian ke gereja atau ziarah (93)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

120

1110

1111

1112

1113

1114

1115

1116

1117

1118

1119

1120

1121

1122

1123

1124

1125

1126

1127

1128

1129

1130

1131

1132

1133

1134

1135

1136

1137

1138

1139

1140

temen yang religius trus pengen

ngerasain gereja yang pelosok jauh gitu,

ya terus saya ya gitu. Tiap apa gitu

ziarah kemana gitu. Saya nggak sering

berdoa juga, tapi kalo ke gereja saya

merasa senang. Dari kecil diajari sama

bapak saya kalo saya nggak ke gereja

orangtua saya marah karena saya kan

paling besar mbok diajari adi-adine,

sing sregep le ning grejo, bapak saya

kan gitu. Ya terbawa sampe seusia saya

gini. Kalo anak-anak saya nggak ke

gereja gitu marah juga, kadang

jawabnya bapak aja jarang ning grejo

haha. Saya malah jarang sekarang susah

waktunya. Bisanya Cuma sabtu gini.

Saya nggak bisa kalo ke gereja Cuma

duduk gitu saya ya kudu di depan

duduknya nanti kalo hosti yang ngasih

romo bukan prodiakon. Saya lebih

nyaman seperti itu. Makanya anak saya

nggak mau ke gereja sama saya soalnya

di depan. Berarti menurut bapak

agama tuh berperan banyak dalam

mengelola emosi bapak? Iya. Merasa

terbantu, meskipun saya nggak bisa

berdoa yang khusyuk ya saya kalo udah

ke gereja gitu saya tenang,94

kalo sampe

nggak bisa ke gereja gitu ya saya gelo95

,

tapi kan karena kesibukan saya ya sibuk

cari duit hehe. Kan kalo dari

Merasa terbantu, meskipun saya

nggak bisa berdoa yang

khusyuk ya saya kalo udah ke

gereja gitu saya tenang, (94)

kalo sampe nggak bisa ke gereja

gitu ya saya gelo (95)

yang membuat saya kerasa tuh

ya istri saya, dia menyalahkan

saya karena penghasilan saya

sedikit. (96)

saya bilang kalo mampuku

gini,(97)

kalo nggak ya ayo usaha bareng.

(98)

kadang saya punya perasaan

bersalah (99)

tapi ya gimana lagi (100)

saya mau usaha cari kerja lagi

udah nggak ada yang menerima

saya usia diatas 50 gitu (101)

Saya merasa terbantu meskipun

tidak bisa berdoa yang khusyuk,

saya tenang kalo udah ke gereja

(94)

Saya gelo kalau sampe nggak

bisa ke gereja (95)

Istri saya membuat saya merasa,

dia menyalahkan saya karena

penghasilan saya sedikit (96)

Saya bilang kalau mampuku

gini (97)

kalo nggak ya ayo usaha bareng

(98)

kadang saya punya perasaan

bersalah (99)

tapi ya gimana lagi (100)

saya mau usaha cari kerja lagi

udah nggak ada yang menerima

saya usia diatas 50 gitu (101)

Ya gimana lagi (102)

kalo saya pengen punya

Merasa terbantu dan tenang jika

sudah ke gereja (94)

Gelo kalo nggak ke gereja (95)

Merasa karena istri menyalahkan

(96)

Mampunya begini (97)

Mengajak usaha bareng (98)

Terkadang merasa bersalah (99)

Gimana lagi (100)

Cari kerja usia di atas 50 sudah

tidak ada yang mau menerima

(101)

Ya gimana lagi (102)

Ingin punya penghasilan

tambahan usaha bareng (103)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

121

1141

1142

1143

1144

1145

1146

1147

1148

1149

1150

1151

1152

1153

1154

1155

1156

1157

1158

1159

penghasilan saya aja nggak cukup

membiayai K sama adiknya gitu. Jadi

bapak kalo menghadapi masalah nggak panik? Enggak, yang membuat

saya kerasa tuh ya istri saya, dia

menyalahkan saya karena penghasilan

saya sedikit.96

Karena sejak Bernas

gak berkembang? Iya, gaji dari 2004

sampe sekarang gak pernah naik, sesuai

UMR aja. Terus bapak gimana? Ya

saya bilang kalo mampuku gini,97

kalo

nggak ya ayo usaha bareng.98

Ya

kadang saya punya perasaan bersalah99

tapi ya gimana lagi100

kalo saya mau

usaha cari kerja lagi udah nggak ada

yang menerima saya usia diatas 50

gitu101

. Orang sekarang cari kerja usia

30 aja sulit, apalagi saya. Ya bisa

dikasih kerjaan tapi kan Cuma karena

kasihan, temen temen saya gitu. Nah

bapak waktu istrinya gitu apa yang bapak lakukan? Ya gimana lagi,

102

kalo saya pengen punya penghasilan

tambahan ya ayo usaha bareng,103

tapi

ya dia belum mau.104

Nah itu gimana

ketika bapak disalahkan terus bapak

menyampaikan solusi tapi belum mau gitu? Ya saya gantian lah kowe yo ra

gelem diajak usaha bareng.105

Tapi tidak

dalam kondisi marah ya Cuma ngobrol

aja. Ya Cuma gitu. Kadang ya mbok

Ya gimana lagi (102)

kalo saya pengen punya

penghasilan tambahan ya ayo

usaha bareng (103)

tapi ya dia belum mau. (104)

saya gantian lah kowe yo ra

gelem diajak usaha bareng.

(105)

Gak ada, kalo pelatihan

biasanya PNS. (106)

penghasilan tambahan ya ayo

usaha bareng (103)

tapi ya dia belum mau. (104)

Saya gantian, kamu ya nggak

mau diajak usaha bareng (105)

Gak ada, kalo pelatihan

biasanya PNS. (106)

Istri belum mau (104)

Berganti, mengajak istri usaha

bareng (105)

Gak ada, kalo pelatihan biasanya

PNS. (106)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

122

kowe nyambut gawe meneh, ya saya

bilang gitu lah usia semene sopo sek

arep nompo, ya saya mampune baru

segini. Istri saya belum mau, mentalnya

belum siap. Saya kan kalo belanja mesti

tak ajak lihat usaha gapapa dari kecil

gitu, istri saya kan enak kalo bikin sate,

nah saya pengen usaha sate ayam.

Gapapa dari meja kecil dulu gitu. Tapi

dia belum berani. Pak mau nanya lagi

kalo yang program pensiun pelatihan gitu ada gak? Gak ada, kalo pelatihan

biasanya PNS.106

SG, 54 tahun

TABEL KODING

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Merasa terbantu dan tenang jika sudah ke gereja (95) Tenang dan terbantu Emosi positif

Emosi Tidak takut pensiun dan ingin keluar. (5) Tidak takut

Marah dengan anak karena skripsi gak selesai dalam waktu satu semester. (40) Menyalahkan orang lain Emosi Negatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

123

Marah dengan anak, bukan dengan diri sendiri. (42)

Dikasih waktu satu semester buat bikin skripsi kok gak selesai (62)

Merasa bersalah karena nggak mau ditawarin dan tidak mengira pekerjaannya dan

Bernas akan hancur (51) Menyalahkan diri sendiri

Merasa gelo, tidak menyalahkan orang lain, menyalahkan diri saya sendiri (58)

Terkadang merasa bersalah (100)

Yasudah saya memang nggak bisa (45)

Pasrah Gimana lagi, anak tidak selesai. (63)

Mampunya segini (68)

Merasa garis seperti ini, yasudah (75)

Gelo kalo nggak ke gereja (96) Gelo

Sempat marah (87) Marah

Takut usaha sendiri. (60) Takut

Menyesal karena tidak mau saat ditawai keluar. Kalau mau, hidup saya nggak

begini. (52) Menyesal

Sudah jenuh dengan rasa bekerja dan sejak lama ingin keluar. (35) Jenuh

Berjalan seperti biasa, tidak ada perubahan. Jika semangat menurun maka temen-

temen akan down karena berpikir sebagai panutan. (14)

Tetap semangat karena berpikir

sebagai panutan

Perubahan kognitif Proses Regulasi

Emosi

Tidak menyikapi masa tua dengan ngenes jika tidak ada pekerjaan. (19) Tidak memandang negatif masa

tua

Yakin kalau keluar bisa usaha dengan modal berpikir dan kemampuan istri. Yakin

akan lebih bagus daripada kerja jika istri mau. (38)

Yakin pada usaha sendiri

Anak yang terpenting, selesai sekolah dengan baik dan bekerja. (16) Anak yang terpenting

Menekankan pada kedua anaknya bahwa tidak bisa memberikan harta, hanya

mampu menyekolahkan. Jika mendapatkan beasiswa itu nilai plus untuk anak.

Mengusahakan supaya anaknya bisa sekolah untuk bekal hidup. (17)

Memberikan penjelasan

mengenai bekal hidup pada anak

Kasihan dengan keluarga, merasa jika diberi makan dengan keringat sendiri maka

hasilnya baik, sehingga tidak macem-macem (34)

Jika menafkahi keluarga dengan

keringat sendiri maka hasilnya

baik

Yang penting masih bisa bekerja dan menghasilkan. (46) Mengambil makna positif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

124

Sisi positifnya adalah belum rejeki atau mungkin garis rejekinya di sini seperti ini.

(49)

Tidak papa asalkan hasil bagus (64)

Hidup tidak muluk-muluk, yang terpenting adalah anak, meskipun keinginan

sendiri tidak terpenuhi. (50) Mengalah untuk anak

Tidak menganggap berat masalah sampai mengganggu (56) Tidak menganggap berat

masalah Tidak menganggap masalah kecil dengan teman (79)

Tidak memiliki beban dalam menjalani hidup dan pekerjaan (74) Tidak memiliki beban

Perempuan lebih peka, berbicara dengan perasaan, bisa stres (90) Perbedaan pria dan wanita

dalam menghadapi masalah Laki-laki dengan tindakan (91)

Memiliki kegiatan memasak lalu masakan dititipkan dan ingin mengembangkan

usaha tersebut namun istri memiliki pemikiran yang berbeda dan merasa cukup

untuk memberikan uang saku pada anak-anak. (7) Alternatif kegiatan/pekerjaan

lain

Perubahan situasi Mengajak istri usaha (59)

Merasa kasihan karena jika tidak masuk kerja, beban pekerjaan akan dibagi rata

oleh teman-teman lain. Koran itu deadline, tidak bisa ditinggal dan dikerjakan

besok, harus jadi hari itu juga. Lebih cepat lebih baik. (15)

Memikirkan pekerjaan yang

ditinggalkan

Istri belum siap dan beranggapan bahwa lebih baik meneruskan pekerjaan

daripada menganggur di rumah. (6)

Peran dan pendapat istri Pemilihan situasi

Istri berpikir bahwa mengontrak dan laris tidak masalah, namun jika tidak

uangnya akan hilang. Jika punya saudara yang rumahnya ditepi jalan bisa

digunakan untuk usaha. (11)

Istri belum siap (36)

Istri mengatakan saya kerja lagi (71)

Membicarakan dengan istri bahwa waktu yang dimiliki hanya setahun dua tahun,

mau dipertahankan atau dikembangkan. (8)

Untuk membuka usaha perlu mengontrak. Mengajak istri mengobrol dengan

pemilik warung-warung kecil. Kontrak ternyata murah namun istri tetap belum

berani. (12)

Wartawan ada dua, lurus dengan gaji atau mafia (32) Pilihan dalam menjadi wartawan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

125

Memilih di kantor (33) Pilihan yang dijalani

Mengatakan tentang cara kerja temannya dan membiarkan meneruskan (88) Mengungkapkan emosi

Membicarakan jika diperlakukan begitu (93)

Menghindari orang yang membuat jengkel (81) Menghindari

Tidak mendekati orang yang dirasa menyebalkan (82)

Tidak akan membebani anak ketika anak sudah bekerja. Mengontrak bersama istri

untuk membuka usaha dan rumah ini akan dikontrakan. (18)

Pilihan yang dijalani setelah

pensiun

Punya ancang-ancang ke depan (65) Perencanaan ke depan

Ditawari 3 kali sama Kompas, kalau ikut hidup tidak seperti ini (110) Memikirkan perasaan dan

konsekuensi

Penyebaran atensi

Rencana berhenti bekerja tapi gak bisa lalu kerja lagi. (41)

Kalau dulu kerja keras sekarang sudah kaya (48)

Mempunyai rencana tapi anak nggak bisa. Menyesal program tidak jalan. (43) Rencana tidak bisa dijalankan

Merasa sudah tidak maju, bertahun-tahun gaji sekian terus. (31)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi

Merasa karena istri menyalahkan (97)

Mereka mempekerjakan karena kasihan, bukan karena kualitas (73)

Beban anak belum bekerja sedangkan sudah mau pensiun (39)

Nasib seperti itu. Tidak menyesal sampe down, cuma gelo. (54)

Tidak ada dukungan (69)

Cari kerja usia di atas 50 sudah tidak ada yang mau menerima (102)

Ingin keluar lalu usaha, sudah bekerja puluhan tahun. (44) Ingin usaha

Pura-pura nggak ada masalah jika ada temen yang nggak suka (80) Berpura-pura tidak ada masalah

Mengunjungi anak yang bekerja di luar kota menggunakan motor. (20)

Minat setelah pensiun Tujuan naik motor agar senang dan menikmati dengan kecepatan tidak perlu di

atas 80. (21)

Baru-baru ini naik motor. Dulu sukanya menulis. (22)

Pelarian ke gereja atau ziarah (94) Pelarian

Tidak pernah marah-marah kepada anak (61) Tidak mengekspresikan emosi

pada orang lain maupun diri

sendiri

Pendiam jadi diam saja (76)

Pelariannya pergi, tidak marah meledak-ledak (77)

Tidak marah meledak-ledak (90)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

126

NR, 55 tahun

TABEL VERBATIM

No Verbatim Satuan Makna Satuan Makna Dipadatkan Kode

1

2

3

Sebelumnya mau nanya dulu, saat ini

Pak N usianya? 55 tahun. Pensiunnya

56? Ho oh 56. Kantornya di? Di

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

127

4

5

6

7

8

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

LP3Y. Nah itu ada program

prapensiun gitu nggak? Tidak ada.

Pelatihan-pelatihan gitu? Tidak ada.

Tunjangan? Ada. Tujangannya lewat

JAT Jamsostek. Nah ini kan Pak N

udah mau pensiun nih, gimana perasaannya? Kalo di kantor memang

tidak ada pelatihan1, tapi kalo

menginjak 50 itu diberi waktu luang

karena kualifikasinya kan karyawan

senior kan, jadi dikasih waktu untuk

mencari, bukan mencari pekerjaan ya

tapi mencari usaha lain2 karena seorang

swasta itu tidak bisa pensiun3. kalo

swasta yang tempat saya kan begitu cut

pensiun yaudah gak ada gaji.

Diharapkan setelah 50 diberi waktu

luang jadi dalam seminggu itu ada

waktu yang digunakan untuk masing-

masing mencari bakatnya diluar kantor

itu4 sehingga harapannya ketika 55 kita

sudah bisa mencari satu usaha

sampingan yang bisa digeluti setelah

pensiun.5 Untungnya saya punya kantor

itu pimpinannya ngeh ya, memikirkan

itu jadi ketika yang tua-tua itu jadi kan

ya istilahnya pendapatan saya kan

hilang dari itu, digantinya pake apa itu

tadi. Bahkan hari Jumat gitu tidak harus

masuk nggakpapa, bebas gitu. Mau

masuk nggakpapa, enggak nggakpapa.

di kantor memang tidak ada

pelatihan (1)

kalo menginjak 50 itu diberi

waktu luang karena

kualifikasinya kan karyawan

senior kan, jadi dikasih waktu

untuk mencari, bukan mencari

pekerjaan ya tapi mencari usaha

lain (2)

seorang swasta itu tidak bisa

pensiun (3)

setelah 50 diberi waktu luang

jadi dalam seminggu itu ada

waktu yang digunakan untuk

masing-masing mencari

bakatnya diluar kantor itu (4)

harapannya ketika 55 kita sudah

bisa mencari satu usaha

sampingan yang bisa digeluti

setelah pensiun. (5)

itu kebijakan direksi yang

sangat menguntungkan bagi

Di kantor memang tidak ada

pelatihan (1)

Menginjak usia 50, kualifikasi

karyawan senior, jadi dikasih

waktu luang untuk mencari

usaha lain (2)

seorang swasta itu tidak bisa

pensiun (3)

Setelah 50 diberi waktu luang

dalam seminggu ada waktu yang

digunakan untuk mencari bakat

di luar kantor (4)

harapannya ketika 55 kita sudah

bisa mencari satu usaha

sampingan yang bisa digeluti

setelah pensiun. (55)

itu kebijakan direksi yang

sangat menguntungkan bagi

Tidak ada pelatihan (1)

Diberi waktu luang untuk

mencari usaha lain (2)

Swasta tidak bisa pensiun (3)

Waktu luang mencari bakat

di luar kantor (4)

Harapannya sudah bisa

menggeluti usaha sampingan

setelah pensiun (55)

kebijakan direksi yang

sangat menguntungkan bagi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

128

35

36

37

38

39

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

Jadi itu kebijakan direksi yang sangat

menguntungkan bagi karyawannya6. Itu

tempat saya, mungkin tempat lain beda-

beda ya. Uang bensin udah nggak ada,

uang JHT pun saya lihat nggak besar-

besar amat sih. Terus dengan

kesempatan yang dikasih sama

kantor itu apa yang Pak N lakuin? Ya

namanya bisnis itu ternyata sulit7, tapi

bagaimanapun kalo kita mau berusaha

kita akan dapet.8 Kan panjang juga toh

dari 50 sampe 55 kan 5 tahun, ya

kadang-kadang ada juga yang tengah di

ketika di angkatan pertama saya

minatnya disitu, tapi ketika digeluti kok

pada tahun kedua wah ternyata berat,

nggak jadi yaudah kehilangan dua tahun

to. Beratnya seperti itu, karena untuk

seorang yang udah 50 tuh semangatnya

jelas beda sama yang 30an,9 makanya

lebih baik ada pelatihan soalnya kalo

pelatihan kan dari pengalaman banyak

orang diajarkan10

, tapi kalo tempat kami

diberi waktu tapi gak dikasih tau,

disuruh cari sendiri akhirnya payah

sekali11

. Cuma untungnya kalo saya kan

ada usaha kos-kosan gitu, artinya kan

saya punya modal artinya saya hidup ya

masih ada itu, kalo yang nggak ada gitu

kan betapa parahnya dia. Itu jadi

pengalaman seperti itu, jadi ketika kita

karyawannya (6)

bisnis itu ternyata sulit, (7)

tapi bagaimanapun kalo kita

mau berusaha kita akan dapet.

(8)

Beratnya seperti itu, karena

untuk seorang yang udah 50 tuh

semangatnya jelas beda sama

yang 30an (9)

kalo pelatihan kan dari

pengalaman banyak orang

diajarkan (10)

tapi kalo tempat kami diberi

waktu tapi gak dikasih tau,

disuruh cari sendiri akhirnya

payah sekali (11)’

karyawannya (6)

bisnis itu ternyata sulit, (7)

tapi bagaimanapun kalo kita

mau berusaha kita akan dapet.

(8)

Beratnya karena untuk seorang

yang udah 50 tuh semangatnya

jelas beda sama yang 30an (9)

kalo pelatihan kan dari

pengalaman banyak orang

diajarkan (10)

tapi kalo tempat kami diberi

waktu tapi gak dikasih tau,

disuruh cari sendiri akhirnya

payah sekali (11)

karyawannya (6)

bisnis itu ternyata sulit, (7)

kalo kita mau berusaha kita

akan dapet. (8)

Beratnya karena seorang

yang udah 50 tuh

semangatnya beda sama

yang 30an (9)

Pelatihan diajarkan dari

pengalaman banyak orang

(10)

Diberi waktu tapi gak dikasih

tau, disuruh cari sendiri

akhirnya payah sekali (11)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

129

66

67

68

69

70

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

dibiarkan mencari sendiri ya meskipun

ditempat saya rata-rata S1 ya, dari sisi

pendidikan udah tinggi ya tapi terus

nggak begitu terus nek ini langsung

dapet ide gitu enggak. Jadi usaha Pak

N cuma kos-kosan? Iya cuma itu yang

bisa pada akhirnya. Biasanya kan kalo

orang tua menghindari resiko tinggi12

,

kalo jualan gitu kan kita resiko tinggi.

Kalo di motivator gitu enak sih, kalo

mau usaha take action, kalo gagal

bangkit kembali ha duitnya darimana

kan pertanyaannya gitu to. Kalo di Bank

BCA katakanlah, kan mereka di support

ya modal nggak masalah, lah kalo

tempat saya suruh modal sendiri kita

rugi terus suruh bangkit, pertanyaannya

oke kita dari bangkit itu dapet

pengalaman baru o ternyata salah gitu,

tapi kan darimana itu modalnya. Nah

kaya gitu jane omong kosong kan kita

baca buku motivasi ya kalo modal

dasarnya nggak ada kan susah. Artinya

ya akhirnya menurut pengalaman saya

yang bisa saya lakukan ya yang aman-

aman aja kaya gitu.13

Sudah punya

rumah ya rumahnya di bangun, jadikan

kos-kosan udah tinggal sebulan nunggu

hasilnya, seperti itu jadinya. Itu

motivator itu baca? Baca saya tentang

motivator, nggak ada di sana

Biasanya kan kalo orang tua

menghindari resiko tinggi (12)

menurut pengalaman saya yang

bisa saya lakukan ya yang

aman-aman aja kaya gitu. (13)

Baca saya tentang motivator,

nggak ada di sana menyediakan,

kan banyak sekali sekarang,

(14)

Biasanya kan kalo orang tua

menghindari resiko tinggi (12)

menurut pengalaman saya yang

bisa saya lakukan ya yang

aman-aman aja kaya gitu. (13)

Saya baca tentang motivator,

kan sekarang banyak sekali,

disana tidak menyediakan (14)

setiap hari kita mencari selama

Orang tua menghindari

resiko tinggi (12)

menurut pengalaman yang

bisa dilakukan yang aman-

aman aja. (13)

Membaca tentang motivator,

di sana tidak menyediakan

(14)

Setiap hari mencari selama

lima tahun. (15)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

130

97

98

99

100

101

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

menyediakan, kan banyak sekali

sekarang,14

untung kita jaman internet

itu kan di google setiap hari kita

mencari selama lima tahun itu15

kan

sampe kepala penuh tentang motivasi

bisnis itu.16

Wes katam saya motivasi

itu,17

tapi nyatanya kan persoalannya

satu itu, sudah tua buat menanggung

resiko.18

Saya mikir sekali to kalo masih

muda gapapa resiko kerugian gagal di

tengah jalan, kalo orang tua harus safe-

safe aman.19

Nah terus yang Pak N

sendiri rasakan waktu mau pensiun

ini apa? Mungkin kaya pas selama

lima tahun ini cari-cari usaha itu?

Wah ya kalo mau dirasa-rasain yo

susah20

ya untungnya kita manusia

dikasih sama Tuhan tuh otak yang

pelupa21

itu lho mbak. Kalo inget

kewajiban kaya temanya mbak Lona itu

kan teringat kebutuhan itu yaudah

sepaneng itu kita mikir terus22

jadi

semangat mencari gitu di google23

lah,

terus ya lebih kaya tertekan lah, tertekan

dengan kewajiban ini.24

Tapi terkadang

juga lupa. Seminggu itu lupa jadi happy

happy aja gitu25

tapi ternyata begitu

terus ingat lagi yah perasaannya ya

tumpang tindih lah kadang-kadang26

tapi nggak kok terus kepalanya pusing

terpacu gitu nggak saya, biarkan otak

setiap hari kita mencari selama

lima tahun itu (15)

sampe kepala penuh tentang

motivasi bisnis itu. (16)

Wes katam saya motivasi itu,

(17)

nyatanya kan persoalannya satu

itu, sudah tua buat menanggung

resiko. (18)

kalo masih muda gapapa resiko

kerugian gagal di tengah jalan,

kalo orang tua harus safe-safe

aman. (19)

kalo mau dirasa-rasain yo susah

(20)

untungnya kita manusia dikasih

sama Tuhan tuh otak yang

pelupa (21)

Kalo inget kewajiban kaya

temanya mbak Lona itu kan

teringat kebutuhan itu yaudah

sepaneng itu kita mikir terus

(22)

Jadi semangat mencari gitu di

google (23)

terus ya lebih kaya tertekan lah,

tertekan dengan kewajiban ini.

(24)

Tapi terkadang juga lupa.

Seminggu itu lupa jadi happy

happy aja gitu (25)

lima tahun itu (15)

sampe kepala penuh tentang

motivasi bisnis itu. (16)

Wes katam saya motivasi itu,

(17)

nyatanya kan persoalannya satu

itu, sudah tua buat menanggung

resiko. (18)

kalo masih muda gapapa resiko

kerugian gagal di tengah jalan,

kalo orang tua harus safe-safe

aman. (19)

kalo mau dirasa-rasain yo susah

(20)

untungnya kita manusia dikasih

sama Tuhan tuh otak yang

pelupa (21)

Kalo inget kewajiban kaya

temanya mbak Lona itu kan

teringat kebutuhan itu yaudah

sepaneng itu kita mikir terus

(22)

Jadi semangat mencari gitu di

google (23)

terus ya lebih kaya tertekan lah,

tertekan dengan kewajiban ini.

(24)

Tapi terkadang juga lupa.

Seminggu itu lupa jadi happy

happy aja gitu (25)

begitu terus ingat lagi yah

Kepala penuh tentang

motivasi bisnis (16)

Sudah katam motivasi (17)

Persoalannya satu, sudah tua

untuk menanggung resiko

(18)

Kalau muda gapapa resiko

kerugian gagal ditengah

jalan, kalo orang tua harus

safe aman (19)

kalo mau dirasa-rasain yo

susah (20)

Manusia diberi otak yang

pelupa sama Tuhan (21)

Inget kewajiban, inget

kebutuhan sepaneng mikir

terus (22)

Jadi semangat mencari gitu

di google (23)

Tertekan dengan kewajiban

ini (24)

Terkadang lupa jadi

seminggu happy (25)

Begitu ingat perasaan

tumpang tindih kadang-

kadang (26)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

131

128

129

130

131

132

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

mengalir aja.27

Tapi suatu ketika pas

merenung gitu wah iya e aku sudah

harus cari,28

padahal ya itu tadi kita

udah mencari setengah mati itu apa

yang bisa kita lakukan, 29

kalo

perasaannya banyak galaunya.30

Ya

untungnya saya kalo dibilang santai sih

enggak tapi ya untungnya otak itu diberi

ingatan diberi kelupaan.31

Tapi saya ya

yakin nek menurut kepercayaan saya

orang hidup ya ada yang

penggembalanya.32

Ya yang saya

lakukan ya bekerja yang bisa bekerja ya

bekerja.33

Nah itu tadi kalo pas inget

gitu kan rasanya tertekan, nah itu

terus apa yang dilakuin sama Pak N itu? Ya satu kita kembali ya sisi

rohaninya digunakan bahwa hidup mati

orang kan tergantung pada yang punya

hidup.34

Biasanya seperti itu, saya yakin

kalo semua orang yang ya Indonesia

yang agamis kan arahnya akan seperti

itu. Supaya saya ya ngawekani kalo

disana itu ada hiburan ya, ndilalahe ya

di tempat kita ada banyak sekali

penghiburan ya. takut boleh sih tapi

nggak jangan terlalu ya35

, soalnya ada

dikatakan kalo apa yang kamu

khawatirkan itu biasanya malah nggak

terjadi.36

Jadi saya untungnya saya jadi

orang yang rohaninya agak lumayan

begitu terus ingat lagi yah

perasaannya ya tumpang tindih

lah kadang-kadang (26)

nggak kok terus kepalanya

pusing terpacu gitu nggak saya,

biarkan otak mengalir aja. (27)

ketika pas merenung gitu wah

iya e aku sudah harus cari, (28)

padahal ya itu tadi kita udah

mencari setengah mati itu apa

yang bisa kita lakukan (29)

kalo perasaannya banyak

galaunya. (30)

untungnya otak itu diberi

ingatan diberi kelupaan. (31)

saya ya yakin nek menurut

kepercayaan saya orang hidup

ya ada yang penggembalanya

(32)

Ya yang saya lakukan ya

bekerja yang bisa bekerja ya

bekerja. (33)

kembali ya sisi rohaninya

digunakan bahwa hidup mati

orang kan tergantung pada yang

punya hidup. (34)

takut boleh sih tapi nggak

jangan terlalu ya (35)

apa yang kamu khawatirkan itu

biasanya malah nggak terjadi.

(36)

perasaannya ya tumpang tindih

lah kadang-kadang (26)

Saya tidak lalu pusing kepala

terpacu, biarkan otak mengalir

saja (27)

ketika pas merenung gitu wah

iya e aku sudah harus cari, (28)

padahal ya itu tadi kita udah

mencari setengah mati itu apa

yang bisa kita lakukan (29)

kalo perasaannya banyak

galaunya. (30)

untungnya otak itu diberi

ingatan diberi kelupaan. (31)

saya ya yakin nek menurut

kepercayaan saya orang hidup

ya ada yang penggembalanya

(32)

Ya yang saya lakukan ya

bekerja yang bisa bekerja ya

bekerja. (33)

kembali ya sisi rohaninya

digunakan bahwa hidup mati

orang kan tergantung pada yang

punya hidup. (34)

takut boleh sih tapi nggak

jangan terlalu ya (35)

apa yang kamu khawatirkan itu

biasanya malah nggak terjadi.

(36)

lari dari kenyataan itu saya

Tidak lalu pusing kepala

terpacu biarkan mengalir

(27)

Ketika merenung, sudah

harus cari (28)

Padahal sudah mencari apa

yang bisa dilakukan (29)

Perasaan banyak galaunya

(30)

untungnya otak itu diberi

ingatan diberi kelupaan. (31)

yakin menurut kepercayaan

orang hidup ada yang

penggembalanya (32)

bisa bekerja ya bekerja. (33)

Sisi rohani digunakan bahwa

hidup mati tergantung yang

punya hidup (34)

takut boleh sih tapi nggak

jangan terlalu ya (35)

apa yang kamu khawatirkan

itu biasanya malah nggak

terjadi. (36)

Tidak lari dari kenyataan

(37)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

132

159

160

161

162

163

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

nyantol, sehingga ya pelariannya seperti

itulah. Jadi bukannya terus mancing itu

nggak saya, lari dari kenyataan itu saya

enggak37

tapi ya kembali kesini aja,

paling apa ya bukan paling aman tapi

nyaman.38

Nggak tau kalo orang lain

yang agamanya lain ya, paling ya itu

tadi dia terus ke café-café, saya juga

nggak suka café sih nggak punya uang

untuk ke café hahaha. Hahaha, oke

terus, ada perubahan nggak yang Pak

N rasain pas dulu masih jauh sama

pensiun sama yang sekarang udah

deket? Yang dirasain sama dipikirin.

Wa ya banyak sekali ya. Kalo dulu pas

masih jauh ya semangatnya tinggi lah,

artinya semangat untuk bekerja tentang

pekerjaan ya tinggi,39

tapi pas udah

umur 50 itu terus gatau kok semangat

kerjanya mengalami penurunan itu,40

mungkin ya udah ada di teori sih itu,

usia 40-50 gatau usia apa namanya

orang kan dituntut untuk

berproduktivitas tinggi,41

ketika 50

yaudah untuk pekerjaannya menurun,42

soale mungkin ada bayangan terpecah

kan43

, kita kan harus pensiun ya kalo

kaya pegawai gitu kan kalo di usia 50

gitu istilahnya stratanya 4a gitu, gajinya

udah tinggi terus tiba-tiba di cut gitu ya

bayangkan44

mbak. Ya kadang-kadang

lari dari kenyataan itu saya

enggak (37)

kembali kesini aja, paling apa ya

bukan paling aman tapi nyaman.

(38)

Kalo dulu pas masih jauh ya

semangatnya tinggi lah, artinya

semangat untuk bekerja tentang

pekerjaan ya tinggi, (39)

pas udah umur 50 itu terus gatau

kok semangat kerjanya

mengalami penurunan itu, (40)

usia 40-50 gatau usia apa

namanya orang kan dituntut

untuk berproduktivitas tinggi,

(41)

ketika 50 yaudah untuk

pekerjaannya menurun, (42)

soale mungkin ada bayangan

terpecah kan, (43)

kita kan harus pensiun ya kalo

kaya pegawai gitu kan kalo di

usia 50 gitu istilahnya stratanya

4a gitu, gajinya udah tinggi

enggak (37)

kembali kesini aja, paling apa ya

bukan paling aman tapi nyaman.

(38)

Kalo dulu pas masih jauh ya

semangatnya tinggi lah, artinya

semangat untuk bekerja tentang

pekerjaan ya tinggi, (39)

pas udah umur 50 itu terus gatau

kok semangat kerjanya

mengalami penurunan itu, (40)

usia 40-50 gatau usia apa

namanya orang kan dituntut

untuk berproduktivitas tinggi,

(41)

ketika 50 yaudah untuk

pekerjaannya menurun, (42)

soale mungkin ada bayangan

terpecah kan, (43)

kita kan harus pensiun ya kalo

kaya pegawai gitu kan kalo di

usia 50 gitu istilahnya stratanya

4a gitu, gajinya udah tinggi

terus tiba-tiba di cut gitu ya

Kembali ke sini, bukan

paling aman tapi nyaman

(38)

Saat masih jauh semangat

bekerja masih tinggi (39)

Saat umur 50 semangat kerja

mengalami penurunan (40)

usia 40-50 dituntut untuk

berproduktivitas tinggi, (41)

ketika usia 50 untuk

pekerjaan menurun (42)

Karena mungkin ada

bayangan terpecah (43)

Kalau pegawai pension, gaji

tinggi terus tiba-tiba di cut

(44)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

133

190

191

192

193

194

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

gitu, kalo pas 40 itu wa ya mungkin

yang namanya workholic itu terjadi.

Semangat kerja mati-matian,45

tapi

ketika 50 disuruh lembur aja udah

memuncak, dan lagi pikiran udah mulai

bercabang.46

Bedanya ya itu, semangat

kerjanya udah turun soalnya otaknya

udah digendoli next nya gimana itu

setelah ini.47

Terus itu gimana, kan

pikirannya terpecah itu tapi dituntut sama kewajiban? Nah itu untungnya

ada kebijakan itu ya jadi hukumnya

udah ada. Direksinya juga nggak nuntut

sih, jadi misalnya ada tugas luar kota ya

nggak terus memaksakan barangkali

nggak bisa mendedikasikan yaudah

karena direksinya udah menentukan itu,

kecuali kan ada juga direksi yang nggak

ngeh sama seperti itu, jadi kita

strateginya itu nyuri waktu. Kalo

ditempat saya kan bisa, misalkan wah

pak saya besok gak bisa, ada seminar

bisnis. Oyaudah cari yang diwakilkan.

Karena dia sudah bilang itu mohon

masing-masing udah menyiapkan diri

untuk kedepannya. Jadi kalo saya

bercabangnya udah nggak kepikiran

banget sih karena tuntutan kantor

ringan.48

Gimana sih Pak N

memandang masa pensiun itu sendiri? Wah ini kalo orang swasta ini

terus tiba-tiba di cut gitu ya

bayangkan (44)

kalo pas 40 itu wa ya mungkin

yang namanya workholic itu

terjadi. Semangat kerja mati-

matian, (45)

ketika 50 disuruh lembur aja

udah memuncak, dan lagi

pikiran udah mulai bercabang.

(46)

semangat kerjanya udah turun

soalnya otaknya udah digendoli

next nya gimana itu setelah ini.

(47)

kalo saya bercabangnya udah

nggak kepikiran banget sih

karena tuntutan kantor ringan.

(48)

Bagi saya orang swasta tuh

nggak ada kata pensiun karena

untuk hidup ya harus bekerja.

(49)

bayangkan (44)

kalo pas 40 itu wa ya mungkin

yang namanya workholic itu

terjadi. Semangat kerja mati-

matian, (45)

ketika 50 disuruh lembur aja

udah memuncak, dan lagi

pikiran udah mulai bercabang.

(46)

semangat kerjanya udah turun

soalnya otaknya udah digendoli

next nya gimana itu setelah ini.

(47)

kalo saya bercabangnya udah

nggak kepikiran banget sih

karena tuntutan kantor ringan.

(48)

Bagi saya orang swasta tuh

nggak ada kata pensiun karena

untuk hidup ya harus bekerja.

(49)

kalo dengan PNS, memang

40an terjadi workaholic,

semangat kerja mati-matian

(45)

Ketika 50 untuk lembur

sudah memuncah dan pikiran

mulai bercabang (46)

Semangat kerja turun karena

otaknya digendoli nextnya

gimana (47)

Sudah tidak terlalu

memikirkan karena tuntutan

kantor ringan (48)

Orang swatsa nggak ada kata

pensiun karena untuk hidup

ya harus bekerja (49)

Kalo PNS pensiun untuk

menikmati hari tua (50)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

134

221

222

223

224

225

226

227

228

229

230

231

232

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

nggak ada pensiun. Bagi saya orang

swasta tuh nggak ada kata pensiun

karena untuk hidup ya harus bekerja.49

Beda kalo dengan PNS, memang

pensiun istilahnya orang yang

menikmati hari tuanya kan gitu.50

Kalo

swasta mindsetnya harus gitu, kalo

tempat saya ya kembali itu ke

pimpinannya itu orang-orang swasta

juga itu orang swasta nggak boleh

pensiun. Darimana nanti dia, saya

bilang kalo pensiun ya nanti hanya

pindah kerja gitu aja sih.51

Tapi kalo

dibilang stres ya juga iya sih.52

Artinya

kan ketika kita udah enak-enak mapan

tapi tiba-tiba harus cut53

kan ya

makanya lima tahun diberi kesempatan

itu ya pandai-pandai aja54

kalo memang

ya dah nasib juga. Tapi ya ternyata

temen-temen juga bsia menyesuaikan

lima tahun itu dengan baik. Terus takut

nggak sih masuk usia 50an gini mau

menghadapi pensiun gini? Nggak tuh,

nggak ada, nggak takut.55

Soalnya ya

kembali ke itu tadi, udah dibilangin kalo

persiapan.56

Ya mungkin kalo nggak

dibilangin, wisdomnya manajemen

mungkin kurang bijaksana terus kerja

terus sampe umur 54 katakanlah, tiba-

tiba ya wah setahun lagi cut, barangkali

ya bisa down juga ya.57

tapi tempat

kalo dengan PNS, memang

pensiun istilahnya orang yang

menikmati hari tuanya kan gitu.

(50)

saya bilang kalo pensiun ya

nanti hanya pindah kerja gitu aja

sih. (51)

Tapi kalo dibilang stres ya juga

iya sih. (52)

ketika kita udah enak-enak

mapan tapi tiba-tiba harus cut

(53)

makanya lima tahun diberi

kesempatan itu ya pandai-

pandai aja (54)

Nggak tuh, nggak ada, nggak

takut. (55)

udah dibilangin kalo persiapan

(56)

mungkin kalo nggak dibilangin,

wisdomnya manajemen

mungkin kurang bijaksana terus

kerja terus sampe umur 54

katakanlah, tiba-tiba ya wah

setahun lagi cut, barangkali ya

bisa down juga ya. (57)

udah dibilangin gitu jadi kaya

jalan dipersimpangan gitu oh

terus besok ini ada teteg, yaudah

ke kanan aja gitu. (58)

standar hidupnya sementara, ini

pensiun istilahnya orang yang

menikmati hari tuanya kan gitu.

(50)

saya bilang kalo pensiun ya

nanti hanya pindah kerja gitu aja

sih. (51)

Tapi kalo dibilang stres ya juga

iya sih. (52)

ketika kita udah enak-enak

mapan tapi tiba-tiba harus cut

(53)

makanya lima tahun diberi

kesempatan itu ya pandai-

pandai aja (54)

Nggak tuh, nggak ada, nggak

takut. (55)

udah dibilangin kalo persiapan

(56)

mungkin kalo nggak dibilangin,

manajemen mungkin kurang

bijaksana terus kerja terus

sampe umur 54 katakanlah, tiba-

tiba ya wah setahun lagi cut,

barangkali ya bisa down juga

ya. (57)

udah dibilangin gitu jadi kaya

jalan dipersimpangan gitu oh

terus besok ini ada teteg, yaudah

ke kanan aja gitu. (58)

Tergantung bisnis pasca itu tadi

Kalau pensiun nanti hanya

pindah kerja (51)

Ya stress juga (52)

Sudah enak mapan tiba-tiba

harus cut (53)

Diberi kesempatan 5 tahun

ya pandai-panai aja (54)

Nggak takut (55)

udah dibilangin kalo

persiapan (56)

mungkin kalo nggak

dibilangin dan manajemen

kurang bijaksana lalu tiba-

tiba cut pensiun barangkali

bisa down. (57)

sudah dibilangin jadi seperti

di persimpangan besok ada

portal ya ke kanan aja (58)

Bisnis belum bisa

mengimbangi standar hidup

(59)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

135

253

254

255

256

257

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

278

279

280

281

282

283

284

kami kan enggak, udah dibilangin gitu

jadi kaya jalan dipersimpangan gitu oh

terus besok ini ada teteg, yaudah ke

kanan aja gitu.58

Nah tadi waktu Pak

N cerita kalo keinget tuh tertekan,

nah itu bisa dijelasin nggak

tertekannya gimana? Perasaannya

gimana, yang dipikirin apa. Ya itu

tadi standar hidupnya sementara, ini tadi

ya tergantung itu tadi ya bisnis pasca itu

tadi gimana, bisa mengimbangi nggak.

Nah selama ini yang saya rasain belum

ya.59

tertekannya itu, ketika standar

hidupnya kan saya sudah punya standar

hidup mengacu ke pendapatan yang

sekarang. itu tertekannya seperti itu,

besok ketika saya ke jalur lain itu belum

sama,60

lah itu. Itu yang menekan juga

sih.61

Itu kan harus cari cara kan ya anak

yang masih sekolah kan harus cari

angkatan lebih tinggi lagi, kebutuhan

akan semakin tinggi tapi ini semakin

turun.62

Tertekannya seperti itu.

Perasaannya tertekan ya gimana harus

mencapai standar yang sebelumnya

gitu.64

Ikhtiar aja, masih ada satu tahun

masih bisa nambah.65

Tertekannya

tertekan itu kan artinya jangan-jangan

nanti biaya naik nah nanti untuk

mengcover itu darimana, jangan-jangan

nanti nggak bisa kecover.66

Itu pikiran

tadi ya tergantung itu tadi ya

bisnis pasca itu tadi gimana,

bisa mengimbangi nggak. Nah

selama ini yang saya rasain

belum ya. (59)

tertekannya itu, ketika standar

hidupnya kan saya sudah punya

standar hidup mengacu ke

pendapatan yang sekarang. itu

tertekannya seperti itu, besok

ketika saya ke jalur lain itu

belum sama, (60)

Itu yang menekan juga sih. (61)

cari cara kan ya anak yang

masih sekolah kan harus cari

angkatan lebih tinggi lagi, (62)

kebutuhan akan semakin tinggi

tapi penghasilan semakin turun.

(63)

Perasaannya tertekan ya gimana

harus mencapai standar yang

sebelumnya gitu. (64)

Ikhtiar aja, masih ada satu tahun

masih bisa nambah. (65)

Tertekannya tertekan itu kan

artinya jangan-jangan nanti

biaya naik nah nanti untuk

mengcover itu darimana,

jangan-jangan nanti nggak bisa

kecover. (66)

gimana, bisa mengimbangi

standar hidup nggak, yang saya

rasain belum (59)

Tertekan ketika standar hidup

yang saya miliki mengacu ke

pendapatan saya yang sekarang,

besok ke jalur lain belum sama

(60)

Itu yang menekan juga sih. (61)

cari cara kan ya anak yang

masih sekolah kan harus cari

angkatan lebih tinggi lagi, (62)

kebutuhan akan semakin tinggi

tapi penghasilan semakin turun.

(63)

Perasaannya tertekan ya gimana

harus mencapai standar yang

sebelumnya gitu. (64)

Ikhtiar aja, masih ada satu tahun

masih bisa nambah. (65)

Tertekannya jangan-jangan

nanti biaya naik nah nanti untuk

mengcover itu darimana,

jangan-jangan nanti nggak bisa

kecover. (66)

Tertekan ketika besok jalur

lain belum sama seperti

standar hidup yang dimiliki

sekarang (60)

Itu yang menekan juga sih.

(61)

Mencari cara untuk anak

yang masih sekolah harus ke

jenjang yang lebih tinggi lagi

(62)

Kebutuhan akan semakin

tinggi tapi penghasilan

menurun (63)

Perasaannya tertekan gimana

harus mencapai standar yang

sebelumnya (64)

Ikhtiar, masih ada satu tahun

masih bisa nambah. (65)

Tertekan jangan-jangan nanti

biaya naik nggak bisa

kecover (66)

kembali lagi ke roh

penghibur yang menguatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

136

285

286

287

288

289

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

manusia to, nah kembali lagi saya

punya roh penghibur menguatkan

saya.67

Terus kalo lagi tertekan gitu

apa yang Pak N lakuin? Kalo lagi

inget. Saya nyanyi-nyanyi aja. Nyanyi-

nyanyi sama baca buku rohani itu

melegakan.68

Banyak buku rohani yang

menghibur, jangan buku rohani yang

rumit.69

Misalnya kan ada don’t give up.

Ke gramedia aja kan banyak baca buku,

nggak usah beli tapi masuk ke sana aja

kan suasananya tenang, dingin, baca aja.

Itu sudah menyegarkan,70

enggak ke

sekaten saya malah tambah ruwet saya.

Semedinya ke situ, jadi terimakasih

gramedia hahahaha. Ambil ke sana lihat

daftar isi, yang sesuai dengan yang

sedang saya hadapi apa, nah itu saya

baca nah itu rahasia hidup71

Terus itu

Pak N mencari penghiburan dengan

baca-baca buku rohani gitu sejak

pertama kali dulu atau dulu pernah

mencoba berbagai macam cara terus

kaya yang lebih menenangkan itu

yang rohani itu atau gimana? Atau pergi gitu? Enggak e saya nggak punya

waktu untuk pergi-pergi gitu, piknik

gitu72

dan lagi anak-anak itu nggak suka

piknik,73

mau piknik malah mumet.

Mikir bawaannya itu, soalnya keluarga

ini bukan keluarga yang easy going,

Itu pikiran manusia to, nah

kembali lagi saya punya roh

penghibur menguatkan saya.

(67)

Saya nyanyi-nyanyi aja.

Nyanyi-nyanyi sama baca buku

rohani itu melegakan. (68)

Banyak buku rohani yang

menghibur, jangan buku rohani

yang rumit. (69)

Ke gramedia aja kan banyak

baca buku, nggak usah beli tapi

masuk ke sana aja kan

suasananya tenang, dingin, baca

aja. Itu sudah menyegarkan,

(70)

Ambil ke sana lihat daftar isi,

yang sesuai dengan yang sedang

saya hadapi apa, nah itu saya

baca nah itu rahasia hidup. (71)

Enggak e saya nggak punya

waktu untuk pergi-pergi gitu,

piknik gitu (72)

lagi anak-anak itu nggak suka

piknik, (73)

keluarga ini bukan keluarga

yang easy going, artinya bangun

tidur langsung pergi aja bisa

gitu, nah ini enggak. (74)

Kalo piknik malah mumet. (75)

hobi saya kebetulan membaca

Itu pikiran manusia to, nah

kembali lagi saya punya roh

penghibur menguatkan saya.

(67)

Saya nyanyi-nyanyi aja sama

baca buku rohani itu melegakan.

(68)

Banyak buku rohani yang

menghibur, jangan buku rohani

yang rumit. (69)

Ke gramedia aja kan banyak

baca buku, nggak usah beli tapi

masuk ke sana aja kan

suasananya tenang, dingin, baca

aja. Itu sudah menyegarkan,

(70)

Ambil ke sana lihat daftar isi,

yang sesuai dengan yang sedang

saya hadapi apa, nah itu saya

baca nah itu rahasia hidup. (71)

Saya nggak punya waktu untuk

pergi-pergi gitu, piknik gitu (72)

lagi anak-anak itu nggak suka

piknik, (73)

keluarga ini bukan keluarga

yang easy going, artinya bangun

tidur langsung pergi aja bisa

gitu, nah ini enggak. (74)

Kalo piknik malah mumet.(75)

hobi saya kebetulan membaca

(67)

Nyanyi-nyanyi aja sama baca

buku rohani itu melegakan.

(68)

Banyak buku rohani yang

menghibur, jangan buku

rohani yang rumit. (69)

Ke gramedia baca buku,

nggak usah beli tapi masuk

ke sana suasananya tenang,

dingin. Itu sudah

menyegarkan (70)

Ambil ke sana, lihat daftar

isi, membaca sesuai dengan

yang sedang saya hadapi, itu

rahasia hidup (71)

Tidak punya waktu untuk

pergi-pergi piknik (72)

Anak-anak nggak suka

piknik (73)

Bukan keluarga yang easy

going yang bangun tidur bisa

langsung pergi (74)

Kalo piknik malah

mumet.(75)

Hobi membaca dari dulu (75)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

137

316

317

318

319

320

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

345

346

347

artinya bangun tidur langsung pergi aja

bisa gitu, nah ini enggak.74

Kalo piknik

malah mumet.75

Tapi hobi saya

kebetulan membaca dari dulu.75

Hobi

membaca jadi pelampiasan apapun pasti

membaca.76

Misalnya baca-baca buku

tentang politik, ekonomi, ha itu udah tak

simpen, sekarang bacanya buku-buku

rohani.77

Orang tua ya biasanya karena

dia udah dekat dengan Sang Khalik

yaudah bacaannya yang kaya gitu-

gitu.78

Untungnya saya memang sejak

dulu sukanya baca. Jadi pelampiasannya

baca aja, nggak pake biaya.79

Saya beli

buku itu cuma don’t give up itu,

ternyata isinya itu memang ya isinya

kan tentang jangan menyerah gitu to,

lah orang itu kan tertekan to ya temanya

itu ya udah dibaca aja. Minatnya

berarti dari dulu nggak berubah ya membaca? Kalo minatnya nggak

berubah, yang berubah topiknya yang

dibaca.80

Sekarang saya nggak suka

baca politik, ming tambah mumet to.

Nggak mau saya baca. Terus

memandang sosok Pak N sendiri, dari

dulu sampe sekarang ada yang

berubah gak? Kalo tadi kan tentang

pekerjaannya, nah sekarang tentang

dirinya Pak N sendiri dari muda dulu sama sekarang? Mestinya ada ya tapi

dari dulu. (75)

pelampiasan apapun pasti

membaca. (76)

baca-baca buku tentang politik,

ekonomi, ha itu udah tak

simpen, sekarang bacanya buku-

buku rohani. (77)

Orang tua ya biasanya karena

dia udah dekat dengan Sang

Khalik yaudah bacaannya yang

kaya gitu-gitu. (78)

pelampiasannya baca aja, nggak

pake biaya. (79)

Kalo minatnya nggak berubah,

yang berubah topiknya yang

dibaca. (80)

Mestinya ada tapi saya nggak

terlalu merasakan ada

perubahan atau enggak, wes

koyone hidup ini mengalir aja.

(81)

Yang saya rasakan ya itu aja

tertekan habis pensiun gimana

pola hidupnya. (82)

ketika masih muda, anak-

dari dulu. (75)

pelampiasan apapun pasti

membaca. (76)

buku tentang politik, ekonomi,

ha itu udah tak simpen,

sekarang bacanya buku-buku

rohani. (77)

Orang tua biasanya karena dia

udah dekat dengan Sang Khalik

bacaannya yang kaya gitu-gitu.

(78)

pelampiasannya baca aja, nggak

pake biaya. (79)

Kalo minatnya nggak berubah,

yang berubah topiknya yang

dibaca. (80)

Mestinya ada tapi saya nggak

terlalu merasakan ada

perubahan atau enggak, wes

koyone hidup ini mengalir aja.

(81)

Yang saya rasakan ya itu aja

tertekan habis pensiun gimana

pola hidupnya. (82)

Ketika masih muda, anak-anak

pelampiasan apapun pasti

membaca. (76)

buku politik, ekonomi sudah

di simpan,

sekarang baca buku rohani

(77)

Orang tua karena udah dekat

dengan Sang Khalik,

bacaannya yang kaya gitu

(78)

pelampiasannya membaca,

nggak pake biaya. (79)

Minat tidak berubah, yang

berubah topik bacaannya

(80)

Tidak terlalu merasakan ada

perubahan atau enggak,

hidup ini mengalir aja. (81)

Merasa tertekan pola setelah

pensiun bagaimana (82)

Ketika masih muda, anak

masih kecil bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

138

348

349

350

351

352

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

374

375

376

377

378

379

saya malah kurang menyadari. Mestinya

ada tapi saya nggak terlalu merasakan

ada perubahan atau enggak, wes koyone

hidup ini mengalir aja.81

Yang saya

rasakan ya itu aja tertekan habis pensiun

gimana pola hidupnya.82

Nah kan

seharusnya ada perubahan, nah

menurut Pak N itu perubahannya kaya gimana? Sek kalo itu agak berat

ya. Ya perubahan maksudnya gini,

ketika masih muda, anak-anaknya masih

kecil itu lebih bisa mengendalikan ya,

kebutuhan dan keinginan anggota

keluarga juga belum bervariatif,83

tapi

begitu menginjak tua, anak sudah gede

apalagi menginjak 17 tahun, harga diri

sudah mulai nampak, keinginannya.84

Nah kalo nggak berubah piye, kalo saya

dulu menangan, dulu memang rodok

otoriter gapapa kamu gini gini gini,85

nah kalo sekarang mulai nah ya itu satu

ya tentang kehendak. Dulu bisa

menghendaki, sekarang negosiasi dulu,

apa-apa harus bicarakan sama anak,86

itu satu. Yang kedua, kebutuhan makin

bervariatif to, sekolah ya nggak ming

sekolah, minta plus motor.87

Nah kaya

gitu kan masa nggak berubah.

Berubahnya ya tambah sepaneng mesti

ya,88

ya untungnya di sistem pegawaian

itu kan semakin berpengalaman

anaknya masih kecil itu lebih

bisa mengendalikan ya,

kebutuhan dan keinginan

anggota keluarga juga belum

bervariatif, (83)

begitu menginjak tua, anak

sudah gede apalagi menginjak

17 tahun, harga diri sudah mulai

nampak, keinginannya. (84)

kalo saya dulu menangan, dulu

memang rodok otoriter gapapa

kamu gini gini gini, (85)

sekarang negosiasi dulu, apa-

apa harus bicarakan sama anak,

(86)

kebutuhan makin bervariatif to,

sekolah ya nggak ming sekolah,

minta plus motor. (87)

Berubahnya ya tambah

sepaneng mesti ya, (88)

untungnya di sistem pegawaian

itu kan semakin berpengalaman

semakin gajinya meningkat (89)

masalahnya bisa nggak

mengendalikan itu, kebutuhan

keluarga yang semakin

meningkat, bisa di compare

nggak sama itu. Biasanya

enggak sih. (90)

Nggak bisa tercover (91)

dunianya begini, dunia yang

masih kecil bisa dikendalikan,

kebutuhan dan keinginan

anggota keluarga juga belum

bervariatif (83)

Menginjak tua, anak gede

apalagi sudah 17 tahun, harga

diri dan keinginannya mulai

nampak (84)

Saya dulu menangan, agak

otoriter gapapa (85)

sekarang negosiasi dulu, apa-

apa harus bicarakan sama anak,

(86)

kebutuhan makin bervariatif to,

sekolah nggak cuma sekolah,

minta plus motor.(87)

Berubahnya ya tambah

sepaneng mesti (88)

Untungnya sistem pegawaian

semakin berpengalaman

semakin gaji meningkat (89)

Masalahnya bisa mengendalikan

kebutuhan keluarga yang

meningkat di compare dengan

itu enggak. Biasanya enggak

(90)

Nggak bisa tercover (91)

Apalagi dunianya dunia yang

dikendalikan, kebutuhan dan

keinginan keluarga belum

bervariatif (83)

Menginjak tua, anak sudah

17 tahun, harga diri dan

keinginan mulai nampak (84)

Saya dulu menangan, agak

otoriter (85)

Sekarang negosiasi apa-apa

harus dibicarakan sama anak

(86)

Kebutuhan makin bervariatif,

sekolah juga plus motor (87)

Berubah tambah sepaneng

(88)

Sistem pegawaian semakin

berpengalaman semakin gaji

meningkat (89)

Tidak bisa mengendalikan

kebutuhan keluarga yang

meningkat. (90)

Tidak bisa tercover (91)

Dunia hedonis (92)

Mengarahkan anak ke

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

139

380

381

382

383

384

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

400

401

402

403

404

405

406

407

408

409

410

411

semakin gajinya meningkat89

. Ha cuma

masalahnya bisa nggak mengendalikan

itu, kebutuhan keluarga yang semakin

meningkat, bisa di compare nggak sama

itu. Biasanya enggak sih.90

Berarti

selama ini nggak bisa tercover? Nggak bisa tercover

91, apalagi dunianya

begini, dunia yang hedonis gini piye92

.

Untung saya bisa mengarahkan anak ke

sekolah yang nggak neko-neko. Kaya

anak tak sekolahin ke sekolah negeri

gitu. Itu strategi hidup juga.93

Artinya

ketika kita kasih ke lingkungan yang

seperti itu kan minatnya hedonisme

yang rendah,94

coba saya kasih ke stece

katakanlah, wah udah orang-orang kaya

gitu lebih kacau lagi.95

Ya seperti itulah

rasa tanggung jawabnya.96

Kalau rasa

tanggung jawabnya bisa lebih

bertanggungjawab, tapi kalo bisa ada

strategi yang bisa digunakan mengapa

tidak,97

karena terus terang tadi

kenaikan gaji tidak bisa mengkuti ini.98

Pie carane biar ini bisa dikendalikan, ya

menyekolahkan anak yang kaya gitu,

tempat-tempat yang nggak neko-neko

seperti itu.99

Berarti mengcomparenya

cuma dari cara memilih sekolah gitu? Antara lain. Di luar sekolah, kehidupan

itu dia lebih banyak tak dorong ke

gereja. Mungkin kalo dia tak suruh

hedonis gini piye. (92)

saya bisa mengarahkan anak ke

sekolah yang nggak neko-neko.

Kaya anak tak sekolahin ke

sekolah negeri gitu. Itu strategi

hidup juga. (93)

ketika kita kasih ke lingkungan

yang seperti itu kan minatnya

hedonisme yang rendah, (94)

coba saya kasih ke stece

katakanlah, wah udah orang-

orang kaya gitu lebih kacau lagi.

(95)

Ya seperti itulah rasa tanggung

jawabnya. (96)

kalo bisa ada strategi yang bisa

digunakan mengapa tidak, (97)

kenaikan gaji tidak bisa

mengkuti ini. (98)

carane biar ini bisa

dikendalikan, ya

menyekolahkan anak yang kaya

gitu, tempat-tempat yang nggak

neko-neko seperti itu. (99)

Di luar sekolah, kehidupan itu

dia lebih banyak tak dorong ke

gereja. Mungkin kalo dia tak

suruh bergaul di tempat les-les,

di Elti katakanlah, wah itu juga

ancur lagi (100)

Ketika saya bilang ekonomi

hedonis begini (92)

Strategi hidup saya bisa

mengarahkan anak ke sekolah

yang nggak neko-neko, sekolah

negeri (93)

Ketika di kasih ke lingkungan

seperti itu kan minat

hedonismenya rendah (94)

coba saya kasih ke stece

katakanlah, wah udah orang-

orang kaya gitu lebih kacau lagi.

(95)

Ya seperti itulah rasa tanggung

jawabnya. (96)

kalo bisa ada strategi yang bisa

digunakan mengapa tidak, (97)

kenaikan gaji tidak bisa

mengkuti ini. (98)

Caranya biar bisa dikendalikan

ya menyekolahkan anak ke

tempat yang nggak neko-neko

(99)

Di luar sekolah, kehidupan itu

dia lebih banyak tak dorong ke

gereja. Mungkin kalo bergaul di

tempat les itu ancur lagi (100)

Ketika saya bilang ekonomi

saya kuat, silahkan saja punya

komunitas di ELTI, tapi kalo

sekolah yang nggak neko-

neko, sekolah negeri (93)

Lingkungan seperti itu minat

hedonismenya rendah (94)

Kalo ke strece orang-orang

kaya, lebih kacau lagi (95)

Seperti itu rasa tanggung

jawabnya (96)

Ada strategi yang bisa

digunakan (97)

Kenaikan gaji tidak bisa

mengkuti ini. (98)

Mengendalikan dengan

menyekolahkan anak ke

tempat yang nggak neko-

neko (99)

Lebih banyak di dorong ke

gereja daripada bergaul di

tempat les (100)

Kalau ekonomi kuat silahkan

saja, tapi kalo enggak ya

langsung ditarik pulang

jangan banyak berkumpul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

140

412

413

414

415

416

417

418

419

420

421

422

423

424

425

426

427

428

429

430

431

432

433

434

435

436

437

438

439

440

441

442

bergaul di tempat les-les, di Elti

katakanlah, wah itu juga ancur lagi100

.

Ketika saya bilang ekonomi saya kuat,

ya silahkan saja, misalkan dia punya

komunitas di Elti gitu, tapi kalo enggak

ya nggak usah, habis dari Elti ditarik

pulang, jangan banyak berkumpul

dengan mereka.101

Jadi tidak melulu di

sekolah, tapi di komunitas hariannya,102

kalo kegiatan gereja kan nggak mungkin

to yo ning kono arep pesta pora.103

Kan

bisa juga dikendalikan itu, dia diajari ke

café, wes sana main ke boshe wah

hahaha wa mesti remuk. Hahaha oke,

terus kalo sosialnya, memasuki usia

segini ada perubahan minat sosial

gak, baik dalam temen kantor atau di

rumah? Ho oh e saya kalo itu sok malu

e. Terbatas banget sih temennya saya

itu, jadi agak kuper juga sih.104

Kalo

dibilang ada perubahan ya piye, dari

dulu minatnya ya cuma itu aja sih, kalo

berteman ya mesti ada kepentingan.105

Kalo nggak ada kepentingan ya ngapain

cuma ngobrol kesana kemari, moncang-

mancing ha yowes rasah. Misalnya kalo

diluar temen kantor ki ya mendirikan

koperasi, itukan kepentingan juga to

meskipun kita latar belakangnya beda-

beda tapi kalo kita berpikir ada kegiatan

sosial yang apik ya itu saya ikuti. Ha itu

saya kuat, ya silahkan saja,

misalkan dia punya komunitas

di Elti gitu, tapi kalo enggak ya

nggak usah, habis dari Elti

ditarik pulang, jangan banyak

berkumpul dengan mereka.

(101)

Jadi tidak melulu di sekolah,

tapi di komunitas hariannya,

(102)

kalo kegiatan gereja kan nggak

mungkin to yo ning kono arep

pesta pora. (103)

saya kalo itu sok malu e.

Terbatas banget sih temennya

saya itu, jadi agak kuper juga

sih. (104)

dari dulu minatnya ya cuma itu

aja sih, kalo berteman ya mesti

ada kepentingan. (105)

kalo berteman saya lihat ada

kepentingan nggak, kalo enggak

kan ya males. (106)

Ya iyalah kesulitan memenuhi

tidak ya nggak usah habis dari

ELTI ditarik pulang, jangan

banyak berkumpul dengan

mereka (101)

Jadi tidak melulu di skeolah,

tapi di komunitas hariannya

(102)

Kalo kegiatan gereja kan nggak

mungkin disana pesta pora (103)

Saya sok malu e. Terbatas

banget sih temennya saya itu,

jadi agak kuper juga sih. (104)

Dari dulu minatnya ya kalo

berteman mesti ada kepentingan

(105)

Saya kalo berteman lihat ada

kepentingan nggak, kalo enggak

kan ya males. (106)

Ya iyalah kesulitan memenuhi

kebutuhan. (107)

Standar LP3 itu nggak tinggi

sekali, jadi harus di press (108)

dengan mereka (101)

Tidak melulu di sekolah, tapi

di komunitas hariannya (102)

Kegiatan gereja tidak

mungkin pesta pora (103)

Malu, terbatas temen jadi

agak kuper (104)

Kalo berteman pasti ada

kepentingan (105)

Berteman kalo tidak ada

kepentingan males. (106)

Kesulitan memenuhi

kebutuhan (107)

Standar LP3 tidak tinggi

sekali jadi harus di press

(108)

Ingin mendidik anak dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

141

443

444

445

446

447

448

449

450

451

452

453

454

455

456

457

458

459

460

461

462

463

464

465

466

467

468

469

470

471

472

473

kembali lagi kalo berteman saya lihat

ada kepentingan nggak, kalo enggak

kan ya males.106

Sampe sekarang

masih kaya gitu? Masih saya makanya

kalo berteman harus memandang itu.

Nah selama ini merasa kesulitan

nggak untuk memenuhi mewadahi

kebutuhan anak-anak? Ya iyalah

kesulitan memenuhi kebutuhan.107

Saya

cuma istilah e LP3 itu standarnya nggak

tinggi sekali lah. Jadi harus di press,108

kan kita ingin mendidik anak dengan

kualitas yang baik, fasilitasnya kan

harus menyediakan itu.109

Ya memang,

ya memang berat. Seperti yang saya

katakan, ketika pendapatan saya tidak

bisa mengcover itu, ya berat.110

Tapi

kalo kembali ke manusia rohani itu tadi,

ya nyatanya kan kayanya mustahil terus

nggak mustahil kok111

. Saya nggak tau

ya itu pengalaman saya sebagai orang

tua, nyekolahin anak minimal nanti

universitaslah katakanlah, kan saya

mikir duh sesuk duite koyo opo yo, 25

juta po iso.112

Ha itu kembali kaya pas

saya dari SMP ke SMA, po iso

nyekolahke, tapi nyatanya pas di lalui

yo iso.113

Ada invisible di sekitar kita,

yang kita ngerasa nggak ada tapi ada.114

Nek liat gajian waduh apa cukup, terus

liat catatan pengeluaran pemasukan

kebutuhan. (107)

Saya cuma istilah e LP3 itu

standarnya nggak tinggi sekali

lah. Jadi harus di press, (108)

kita ingin mendidik anak dengan

kualitas yang baik, fasilitasnya

kan harus menyediakan itu.

(109)

ketika pendapatan saya tidak

bisa mengcover itu, ya berat.

(110)

kalo kembali ke manusia rohani

itu tadi, ya nyatanya kan

kayanya mustahil terus nggak

mustahil kok. (111)

saya sebagai orang tua,

nyekolahin anak minimal nanti

universitaslah katakanlah, kan

saya mikir duh sesuk duite koyo

opo yo, 25 juta po iso. (112)

kembali kaya pas saya dari SMP

ke SMA, po iso nyekolahke,

tapi nyatanya pas di lalui yo iso.

(113)

Ada invisible di sekitar kita,

yang kita ngerasa nggak ada tapi

ada. (114)

ketika kita melihat di sekitar

kita ada yang menggerakan,

(115)

pengalaman saya seperti itu,

kita ingin mendidik anak dengan

kualitas yang baik, fasilitasnya

kan harus menyediakan itu.

(109)

ketika pendapatan saya tidak

bisa mengcover itu, ya berat.

(110)

kalo kembali ke manusia rohani,

nyatanya yang kayanya mustahil

terus nggak mustahil kok (111)

saya sebagai orang tua,

menyekolahkan anak minimal

nanti universitas, saya mikir

duitnya besok apa bisa (112)

Kembali kaya pas dari SMP ke

SMA, apa bisa nyekolahin, tapi

nyatanya pas dilalui ya bisa

(113)

Ada invisible di sekitar kita,

yang kita ngerasa nggak ada tapi

ada. (114)

ketika kita melihat di sekitar

kita ada yang menggerakan,

(115)

pengalaman saya seperti itu,

nyatanya yang saya kira gak

mungkin tuh mungkin kok.

(116)

kualitas yang baik, fasilitas

juga harus menyediakan

(109)

Berat ketika pendapatan

tidak bisa mengcover (110)

Kembali ke manusia rohani

tidak ada yang mustahil

(111)

Menyekolahkan anak sampai

universitas, mikir duitnya

apa bisa (112)

Seperti saat dari SMP ke

SMA, apa bisa, tapi ternyata

bisa (113)

Ada hal di sekitar yang

terasa nggak ada tapi ada

(114)

Ketika melihat sekitar ada

yang menggerakan (115)

Pengalaman yang dikira

nggak mungkin ternyata

mungkin (116)

Roda kehidupan seperti itu,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

142

474

475

476

477

478

479

480

481

482

483

484

485

486

487

488

489

490

491

492

493

494

495

496

497

498

499

500

501

502

503

504

malah ruwet. Tapi ketika kita melihat di

sekitar kita ada yang menggerakan,115

pengalaman saya seperti itu, nyatanya

yang saya kira gak mungkin tuh

mungkin kok.116

Itu rodanya kehidupan

kaya gitu kok, yaudah kita liat aja.117

Jadi mengatasinya gimana tuh ketika

suatu ketika nggak bisa mengcover? Ya jalannya ya kalo secara ekonomi ada

yang namanya pinjaman118

. Memang

harus muter-muter untuk mencari berkat

tuh nggak malah berdoa semalam

suntuk minta keajaiban119

turun 10 juta

gitu. Tapi kita kan ada orang yang anti

pinjem kan ada, hidup tuh kalo sampe

pinjem tuh wes koyo wong sing paling

hmm ya ada kan. Memang harus seperti

itu sih pinjem dulu, nanti berkat ada

turun untuk ngangsur, ya kan gitu. Ya

kalo saya terus jadi setan kredit itu jadi

banyak pinjaman ya nggak papa,120

memang jalannya seperti itu sudah

bagian dari standar hidup,121

daripada

kita munafik ya kan wes jelas ra cukup

wes malah ning grejo ntar mukjizat

nggak pernah terjadi ntar malah kendo

malah marah-marah sama Tuhan. Nah

terus kalo peran istri dalam

menghadapi tantangan itu tadi

gimana? Ya besar pengaruhnya ya istri

bisa menerima kita untuk tempat

nyatanya yang saya kira gak

mungkin tuh mungkin kok.

(116)

rodanya kehidupan kaya gitu

kok, yaudah kita liat aja. (117)

kalo secara ekonomi ada yang

namanya pinjaman (118)

harus muter-muter untuk

mencari berkat tuh nggak malah

berdoa semalam suntuk minta

keajaiban (119)

saya terus jadi setan kredit itu

jadi banyak pinjaman ya nggak

papa, (120)

memang jalannya seperti itu

sudah bagian dari standar hidup,

(121)

besar pengaruhnya ya istri bisa

menerima kita untuk tempat

curhat (122)

untuk mengeluarkan suatu

tekanan yang besar itu kan harus

dikeluarkan. (123)

kalo kebutuhan normal kita pas,

tapi kalo ada kebutuhan sekolah

rodanya kehidupan kaya gitu

kok, yaudah kita liat aja. (117)

kalo secara ekonomi ada yang

namanya pinjaman (118)

harus muter-muter untuk

mencari berkat tuh nggak malah

berdoa semalam suntuk minta

keajaiban (119)

saya jadi setan kredit banyak

pinjaman ya nggak papa (120)

memang jalannya seperti itu

sudah bagian dari standar hidup,

(121)

besar pengaruhnya ya istri bisa

menerima kita untuk tempat

curhat (122)

untuk mengeluarkan suatu

tekanan yang besar yang harus

dikeluarkan. (123)

kalo kebutuhan normal kita pas,

tapi kalo ada kebutuhan sekolah

baru berarti kita kurang. (124)

menyiasati kurang ya pola

dilihat saja (117)

Secara ekonomi ada

pinjaman (118)

Untuk mencari berkat harus

muter-muter bukan semalam

suntuk berdoa minta

keajaiban (119)

Menjadi setan kredit banyak

pinjaman (120)

Jalannya sudah begitu,

bagian dari standar hidup

(121)

Besar pengaruh istri

menerima untuk tempat

curhat (122)

Untuk mengeluarkan tekanan

yang harus dikeluarkan (123)

kalo kebutuhan normal itu

pas, tapi kalo ada kebutuhan

sekolah baru itu kurang.

(124)

menyiasati dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

143

505

506

507

508

509

510

511

512

513

514

515

516

517

518

519

520

521

522

523

524

525

526

527

528

529

530

531

532

533

534

535

curhat122

juga ya, apa namanya untuk

mengeluarkan suatu tekanan yang besar

itu kan harus dikeluarkan.123

Haitu sama

siapa, masa sama tonggone malah

sampe kemana-mana, yaudah sama istri.

Bilang kalo kehidupannya seperti ini,

setiap hari kan saya bilang seperti itu.

Jadi kalo kebutuhan normal kita pas,

tapi kalo ada kebutuhan sekolah baru

berarti kita kurang.124

Nah itu kan pasti

untuk mengimbangi ya, berarti hidup

kami kan kurang nah itu kudu piye,

nyiasati kurang ya pola konsumtifnya

dikurangi.125

Jadi besar sekali perannya

pada kehidupan harian kan.126

Beda kalo

saya orangnya tertutup, kayanya jagoan

kan saya pasti bisa. Nah kan malah

bahaya, nggak mampu tapi dipaksakan.

Ya bisa cari pinjaman itu, tapi kan

pinjamannya semakin besar. Tapi ketika

di curhatkan kan lain, oh ini dia akan

menurunkan membantu menurunkan

kebutuhan yang seharusnya nggak

penting.127

Besar pengaruh positifnya

ya? Iya lebih itu, asal kita nggak malu-

malu sih, saya sih nggak gengsi untuk

ngomong nggak punya uang. Kan ada

laki-laki yang sok jagoan tadi. Waktu

merasakan tertekan tadi ya, balik lagi

ke tadi. Jadi waktu merasa tertekan

itu yang dilakukan pertama kali itu

baru berarti kita kurang. (124)

nyiasati kurang ya pola

konsumtifnya dikurangi. (125)

besar sekali perannya pada

kehidupan harian kan. (126)

dia akan menurunkan membantu

menurunkan kebutuhan yang

seharusnya nggak penting. (127)

kalo tertekan masuk ke rasa ya

banyak sekali ya pengaruhnya

ke kejiwaan, (128)

ya sok-sok nggak sabaran ya

sama anak. Bicaranya A aja

cukup tapi ndadak ABC gitu

konsumtif dikurangi (125)

besar sekali perannya pada

kehidupan harian kan. (126)

dia akan menurunkan membantu

menurunkan kebutuhan yang

seharusnya nggak penting. (127)

kalo tertekan masuk ke rasa ya

banyak sekali ya pengaruhnya

ke kejiwaan, (128)

ya sok-sok nggak sabaran ya

sama anak, bicara A aja cukup

tapi harus ABC (129)

ketika udah sunyi gitu ketika

semua sekolah itu kan bisa

mengurangi pola konsumtif

(125)

besar peran istri di kehidupan

harian (126)

Istri membantu menurunkan

kebutuhan yang tidak

penting (127)

Tertekan banyak

pengaruhnya ke kejiwaan

(128)

Kadang nggak sabaran sama

anak (129)

ketika udah sunyi bisa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

144

536

537

538

539

540

541

542

543

544

545

546

547

548

549

550

551

552

553

554

555

556

557

558

559

560

561

562

563

564

565

566

apa? Apa langsung berdoa apa

langsung abca di google, apa ke

gramed itu atau sempet mengeluh, merasa capek atau apa? Nah kalo

tertekan masuk ke rasa ya banyak sekali

ya pengaruhnya ke kejiwaan,128

ya sok-

sok nggak sabaran ya sama anak.

Bicaranya A aja cukup tapi ndadak

ABC gitu129

. Dorongan dari tertekan itu

biasa, tapi ketika udah sunyi gitu ketika

semua sekolah itu kan bisa berefleksi

ya,130

masa hening itu penting ya. ketika

ada ruang keheningan itu biasanya

berpikir ya meskipun aku tertekan tapi

nggak seharusnya begitu.131

Kadang-

kadang ya biasa itu, sekarang ingat

besok lupa gitu, keulang lagi. Ya proses

kehidupan kaya gitu.132

Ya seperti itu

biasanya saya, sok diluar kontrol.133

Selain itu ada lagi nggak? Kalo

tindakan di luar itu nggak ada, biasa aja.

Nggak ada sih, cuma ya emosi

memuncak gitu.134

Nah itu terus buat

meredamkan, kaya tadi tau nih kalo

aku salah harusnya nggak kaya gini,

harusnya bisa A aja nggak usah

ABC, itu apa yang dilakukan? Apa

cuma ngomong sama diri sendiri apa

disampaikan juga sama yang

bersangkutan? Oya enggak cuma

besok, nanti kalo udah pulang udah

(129)

ketika udah sunyi gitu ketika

semua sekolah itu kan bisa

berefleksi ya, (130)

masa hening itu penting ya.

ketika ada ruang keheningan itu

biasanya berpikir ya meskipun

aku tertekan tapi nggak

seharusnya begitu. (131)

Kadang-kadang ya biasa itu,

sekarang ingat besok lupa gitu,

keulang lagi. Ya proses

kehidupan kaya gitu (132)

Ya seperti itu biasanya saya, sok

diluar control (133)

cuma ya emosi memuncak gitu.

(134)

nanti kalo udah pulang udah

berubah, nyapa biasa. Rasa

berdosanya diwujudkan gitu.

(135)

nggak terus maaf ya dek maaf

ya dek. Malah koyo lebay

hahaha. Dari tindakan aja cukup

to. Dibeliin apa gitu (136)

saya kalo masalah memang

harus dihadapi sih. (137)

berefleksi ya, (130)

masa hening itu penting ya.

ketika ada ruang keheningan itu

biasanya berpikir ya meskipun

aku tertekan tapi nggak

seharusnya begitu. (131)

Kadang-kadang ya biasa itu,

sekarang ingat besok lupa gitu,

keulang lagi. Ya proses

kehidupan kaya gitu (132)

Ya seperti itu biasanya saya, sok

diluar control (133)

cuma ya emosi memuncak gitu.

(134)

nanti kalo udah pulang udah

berubah, nyapa biasa. Rasa

berdosanya diwujudkan gitu.

(135)

nggak terus minta maaf, dari

tindakan aja cukup to, dibeliin

apa gitu (136)

saya kalo masalah memang

harus dihadapi sih. (137)

berefleksi (130)

masa hening itu penting, bisa

berpikir meskipun tertekan

tapi seharusnya tidak begitu

(131)

Proses kehidupan, kadang

sekarang inget besok lupa

keulang lagi (132)

Terkadang di luar kontrol

(133)

Cuma emosi memuncak

(134)

Rasa berdosa diwujudkan

dengan menyapa biasa (135)

Diwujudkan dari tindakan

aja cukup dibelikan apa gitu

(136)

Kalo masalah memang harus

dihadapi (137)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

145

567

568

569

570

571

572

573

574

575

576

577

578

579

580

581

582

583

584

585

586

587

588

589

590

591

592

593

594

595

596

597

berubah, nyapa biasa. Rasa berdosanya

diwujudkan gitu.135

Tapi nggak

dibicarakan ya? Oh nggak nggak,

nggak terus maaf ya dek maaf ya dek.

Malah koyo lebay hahaha. Dari

tindakan aja cukup to. Dibeliin apa

gitu136

. Nah biasanya kalo

menghadapi masalah gitu terutama

masalah ini, pernah nggak

menghindar? Enggak lah, saya kalo

masalah memang harus dihadapi sih.137

Ya memang harus dihadapi kan tapi

ketika pertama dapet gitu kan mak

blek gitu kan kadang pikiran belum

bisa positif, kadang kan belum bisa untuk berpikir jernih kaya gitu? Ya

kalo melarikan diri gitu ya kalo diluar

kerjaan saya nggak pernah aneh-aneh

sih kalo ke orang lain. Ya mungkin

nggak perlu ke orang lain, mungkin

bisa ke diri sendiri merasa gelo atau gimana gitu? Wah ya kalo itu mungkin

iyo yo, merasa kok ini menimpa

diriku.138

Itu tuh gimana tuh waktu

kaya gitu tuh yang dipikirin apa? Sek

itu tak mengorek orek batin sek hahaha.

Nggak banyak-banyak terjadi sih

masalah berat gitu. Ya kaya waktu O

hampir sekarat itu kan saya nggak ya

kalo hidup tuh ya dijalani aja139

, ya

untungnya jadi orang beragama itu ada

merasa kok ini menimpa diriku.

(138)

kalo hidup tuh ya dijalani aja,

(139)

kalo saya nggak kuat ya bilang

aja sama yang punya hidup

(140)

nggak santai sih, saya cuma

yakin kalo saya bisa melewati

itu. (141)

merasa kok ini menimpa diriku.

(138)

kalo hidup tuh ya dijalani aja,

(139)

kalo saya nggak kuat ya bilang

aja sama yang punya hidup

(140)

Tidak santai, saya cuma yakin

kalo saya bisa melewati itu.

(141)

merasa kok ini menimpa

diriku. (138)

hidup dijalani saja (139)

Kalau tidak kuat bilang sama

yang punya hidup (140)

Yakin dapat melewati itu

(141)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

146

598

599

600

601

602

603

604

605

606

607

608

609

610

611

612

613

614

615

616

617

618

619

620

621

622

623

624

625

626

627

628

untungnya, kalo saya nggak kuat ya

bilang aja sama yang punya hidup140

, ya

jadinya sok supranatural ya haha. Tapi

nyatanya itu berpengaruh besar sama

kehidupan ya. Makanya saya kok

kayanya santai padahal nggak santai sih,

saya cuma yakin kalo saya bisa

melewati itu.141

Kalo kaitannya sama

permasalahan menjelang pensiun ini

pak, kan perasaannya tertekan nah

mungkin menyalahkan diri sendiri atau apa. Oh enggak kalo itu. Jadi

karena peristiwa pensiun dialami

banyak orang to jadi sudah siap apalagi

kembali lagi ke kantor saya yang usia

50 sudah diberi kesempatan jadi udah

persiapan, untuk topik ini saya tidak

merasa tekanan itu sampe menyebabkan

saya harus begini begitu yaudah

dilewati aja.142

Nah ketika perasaan

khawatir tadi atas besok jalan

satunya bisa nggak ya, nah pas itu

muncul apa yang dipikirin dan dirasain? Ya satu saya kan kembali lagi

ke mekanisme jiwa tadi, doa aja.143

Kemudian yang kedua itu tadi jadi ada

energi baru lebih segar di otak ya lebih

semangat aja meskipun di usia yang

lebih tua, dalam mencari pendapatan

lain yang lebih.144

Cuma kayanya kita

mencari di rerumputan ada barang

saya tidak merasa tekanan itu

sampe menyebabkan saya harus

begini begitu yaudah dilewati

aja. (142)

saya kan kembali lagi ke

mekanisme jiwa tadi, doa aja.

(143)

jadi ada energi baru lebih segar

di otak ya lebih semangat aja

meskipun di usia yang lebih tua,

dalam mencari pendapatan lain

yang lebih. (144)

pikiran itu terus ya memang

terus kurang terus ini gitu mesti

(145)

jadi semakin rajin, semakin rajin

mencari hikmat dari atas. (146)

Memang saya kalo disuruh

meyakinkan ya mumet (147)

Saya tidak merasa tekanan itu

menyebabkan saya harus begini

begitu, yaudah dilewat aja (142)

Saya kembali ke mekanisme

jiwa, doa aja (143)

Jadi ada energi baru, lebih segar

di otak, lebih semangat dalam

mencari pendapatan lain yang

lebih meskipun di usia yang

lebih tua (144)

Pikiran memang kurang terus ini

(145)

Jadi semakin rajin mencari

hikmat dari atas (146)

Memang kalo disuruh

meyakinkan ya mumet (147)

Nyatanya yang saya rasakan

sejak dulu kekurangan tapi bisa-

bisa aja tuh (148)

Tidak merasa tekanan itu,

dilewati saja (142)

Kembali berdoa (143)

Ada energi baru, lebih

semangat mencari

pendapatan di usia yang

lebih tua (144)

Berpikir ini kurang terus

(145)

Semakin rajin mencari

hikmat dari atas (146)

Pusing untuk meyakinkan

(147)

Sejak dulu kekurangan tapi

bisa (148)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

147

629

630

631

632

634

635

636

637

638

639

640

641

642

643

644

645

646

647

648

649

650

651

652

653

654

655

656

657

658

659

660

berharga ya piye caranelah gitu.

Penghiburannya dari situ aja. Tapi

pikiran itu terus ya memang terus

kurang terus ini gitu mesti145

, jadi

semakin rajin, semakin rajin mencari

hikmat dari atas.146

Sumber kehidupan

ya dari sana, apalagi kalo dunia usaha

sekarang itu nggak gampang-gampang

amat. Jadi kalo kita nggak punya

cantelan itu piye. Memang saya kalo

disuruh meyakinkan ya mumet147

, yakin

bisa hidup? Yakin bisa menyekolahkan?

Tapi nyatanya yang saya rasakan sejak

dulu kekurangan tapi bisa-bisa aja

tuh.148

Cuma kita sok kadang-kadang

kalo mau menebak-nebak juga gak adil

ya. Itu rejekinya darimana ya, yaudah

lewatin aja wes. Kita nggak punya

kemampuan itu, saya nggak punya

kemampuan untuk itu, ketoke saya

kurang e wah embuh gimana apa harus

pinjam lagi, sumber mana nggak tau

juga saya. Kalo perasaannya? Itu kan

tadi kaya dipikirkan setelah itu apa

yang harus dilakukan, tapi kalo perasaannya gimana? Perasaannya ya

saya harus, perasaannya ya jelas

semakin kelabu itu.149

Kelabunya

gimana? Kalo kelabu itu abu-abu itu

kan bukan di dunia terang, gelap nggak

ada di dunia gelap, terang juga enggak

nyatanya yang saya rasakan

sejak dulu kekurangan tapi bisa-

bisa aja tuh. (148)

perasaannya ya jelas semakin

kelabu itu. (149)

harus hati-hati aja perasaan

saya, (150)

harus tambah bijaksana (151)

nggak banyak neko-neko. (152)

sekarang ya kondisi saya di

ruang abu-abu. (153)

Jadi serba nggak jelas. (154)

harus serba lebih waspada aja.

(155)

saya berdoa semoga jangan

sampe yang gelap ya. (156)

mengimbangi dengan doa-doa

perasaannya semakin kelabu

(149)

Harus hati-hati perasaan saya

(150)

tambah bijaksana (151)

Tidak neko-neko (152)

Sekarang kondisi saya di ruang

abu-abu (153)

Serba nggak jelas (154)

Harus lebih waspada (155)

Saya berdoa semoga jangan

sampe gelap (156)

Mengimbangi dengan doa

barangkali akan ke arah yang

terang (157)

Perasaan semakin kelabu

(149)

Harus hati-hati (150)

Tambah bijaksana (151)

Tidak neko-neko (152)

Kondisi di ruang abu-abu

(153)

Serba tidak jelas (154)

Lebih waspada (155)

Berdoa semoha jangan gelap

(156)

Mengimbangi dengan doa

(157)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

148

661

662

663

664

665

666

667

668

669

670

671

672

673

674

675

676

678

679

680

681

682

683

684

685

686

687

688

689

669

691

692

ya harus hati-hati aja perasaan saya,150

jadi orang harus tambah bijaksana151

,

nggak banyak neko-neko.152

Artinya

kalo umur 40 diajak ke sana masih oke-

oke, sekarang ya kondisi saya di ruang

abu-abu.153

Jadi serba nggak jelas.154

Perasaannya kaya apa ya itu, ya harus

serba lebih waspada aja.155

Nggak

jelasnya tuh lebih ke arah yang gelap

atau terang? Yaitu belum tau, tapi saya

berdoa semoga jangan sampe yang

gelap ya.156

Semakin naik aja, saya

percaya itu mengimbangi dengan doa-

doa kita barangkali itu akan ke arah

yang terang.157

Sekali lagi saya bilang

jujur to, usaha sampingan saya kan itu

tadi masih dibawah, ya kita garap terus

berdoa terus supaya pas hari H nya

paling enggak mendekati. Ya kita

berharap, tapi harus percaya. Ya itu aja.

Kalo nggak percaya nanti yang gelap itu

tadi, wah wes bintang tujuh nanti. Ya

semoga enggak. Bisa di definisikan

nggak perasaan kelabu itu yang kaya

gimana? Ya bisa to. Kalo gelap itu

misalnya nggak duwe opo-opo tenan,

ketika pensiun nggak punya cadangan

apapun. Tak pikir wes dunia gelap tenan

itu, nek yang saya rasakan wes abu-abu.

Ada, cadangannya ada tapi nggak

cukup.158

Terus terang nggak cukup

kita barangkali itu akan ke arah

yang terang. (157)

cadangannya ada tapi nggak

cukup. (158)

dunia kelabu itu disitu, jadi

blawur piye carane mengejar itu

(159)

saya kalo ditanya istri piye

caramu? Nggak bisa jawab.

(160)

ada cadangan tapi nggak cukup

(158)

Dunia kelabu itu buram gimana

caranya mengejar itu (159)

Saya kalo ditanya istri gimana

caramu, nggak bisa jawab (160)

Pekerjaan hilang, pendapatan

jatuh, sedangkan kebutuhan

meningkat (161)

Ada cadangan tapi nggak

cukup (158)

Buram gimana caranya

mengejar (159)

Tidak bisa menjawab jika

ditanya istri caranya gimana

(160)

Pekerjaan hilang, pendapatan

jatuh, sedangkan kebutuhan

meningkat (161)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

149

693

694

695

696

697

698

699

700

701

702

703

704

705

706

707

708

709

710

711

712

713

714

715

716

717

718

719

720

721

722

772

wong ini semakin tinggi ini semakin

mudun kok. Ini ngoyaknya piye itu. Ha

dunia kelabu itu disitu, jadi blawur piye

carane mengejar itu159

saya kalo ditanya

istri piye caramu? Nggak bisa jawab.160

Nggak ketemu rumus e piye, nek

matematika mungkin ya, 100 5 tambah

5 kurang piro, kurang 90. Ha tapi ini

enggak, ini bukan matematika ini. Ha

ini kurang ini piye? Ha sek. Itu yang

saya katakan kelabu. Kalo terang itu

nanti sini udah punjul wah itu sudah

terang. Berarti kelabunya balik lagi

ke pekerjaan ya bukan ke perasaan?

Ya perasaan to ya, ya kan

pendapatannya sudah jatuh, pekerjaan

hilang pendapatan jatuh sedangkan

kebutuhan meningkat161

ya perasaannya

juga abu-abu. Perasaan abu-abu tuh

gimana Pak hahahaha. Hahaha

perasaan abu-abu tuh ya nggak

happy162

. Kan ada gembira sedih, terus

ngambang. Nggak gembira nggak sedih.

Nggak sedih sih tapi juga nggak

gembira amat kalo suruh nyanyi keplok-

keplok sukacita wah kangelan saya

soalnya baru itu baru masa berkabung.

Itu dari sisi perasaan lho, gembira sama

sedih saya diantaranya itu.163

Cuma

diantaranya itu mbuh ditengah-tengah,

gatau lebih ke atas atau ke bawah

pekerjaan hilang pendapatan

jatuh sedangkan kebutuhan

meningkat (161)

perasaan abu-abu tuh ya nggak

happy. (162)

gembira sama sedih saya

diantaranya itu. (163)

Ya saya nggak takut untuk

pensiun saya sudah siap. (164)

Cuma pensiun kan siap to dadah

besok udah nggak ke kantor lagi

(165)

Ho oh udah siap ninggalin

pekerjaan (166)

Perasaan abu-abu itu nggak

happy (162)

gembira sama sedih saya

diantaranya itu. (163)

Ya saya nggak takut untuk

pensiun saya sudah siap. (164)

Cuma pensiun kan siap besok

udah nggak ke kantor lagi (165)

udah siap ninggalin pekerjaan

(166)

Beda dengan khawatir, itu

muncul pekerjaan baru (167)

Nggak happy (162)

Di antara sedih dan gembira

(165)

Tidak takut untuk pensiun

(164)

Pensiun siap besok udah

nggak ke kantor lagi (165)

Siap meninggalkan pekerjaan

(166)

Khawatir muncul setelahnya

(167)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 169: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

150

724

725

726

727

728

729

730

731

732

733

734

735

736

737

738

739

740

741

742

743

745

746

747

748

749

750

751

752

753

754

755

silahkan di tes hahaha. Hahaha tapi

kalo kaya perasaan tadi kan kalo

diawal bilang gak takut tapi ternyata

khawatir. Tapi perasaan lebih ke

khawatir tadi? Ya saya nggak takut

untuk pensiun saya sudah siap.164

Siapnya darimana? Kenapa Pak N

bisa siap? Cuma pensiun kan siap to

dadah besok udah nggak ke kantor

lagi165

, saya nggak akan menangis

nggak akan apa. Siapnya itu siap

meninggalkan pekerjaan? Ho oh udah

siap ninggalin pekerjaan.166

Dengan

segala kan saya ada memori suka

dukanya itu disitu, saya berpisah itu

sudah siap saya terus terang, saya

meninggalkan itu yang lama dan

mungkin sudah mendarah daging itu

saya siap. Beda lho dengan khawatir

tadi. Nah setelah itu saya muncul

pekerjaan baru.167

Pandangannya Pak

N sendiri tentang pensiun itu apasih?

Apa cuma seputar di kantor atau menyeluruh gitu? Saya bilang kalo

orang swasta gak boleh pensiun, kalo

pensiun nggak makan. Ya cuma pindah

kantor aja sih.168

Yang saya rasakan

cuma itu. Setelah 50 itu ke sana kemari

mencari usaha itu ya saya pekerjaannya

banyak sekali ada A B C, setelah 55

besok A nya tak tinggalin, tapi nggak

Beda lho dengan khawatir tadi.

Nah setelah itu saya muncul

pekerjaan baru. (167)

Ya cuma pindah kantor aja sih.

(168)

pekerjaannya banyak sekali ada

A B C, setelah 55 besok A nya

tak tinggalin, tapi nggak pensiun

to wong masih ada B C. (169)

Khawatirnya masalah ekonomi

kaya gitu sih. (170)

Padahal masalah ke depan

Cuma pindah kantor aja sih

(168)

Pekerjaan ada banyak, setelah

55 salah satu tak tinggalin,

nggak pensiun karena masih ada

yang lain (169)

Khawatir masalah ekonomi

(170)

Padahal masalah ke depan

nggak cuma itu (171)

Pindah kantor (168)

Pensiun meninggalkan satu

pekerjaan tapi masih ada

pekerjaan lain (169)

Khawatir masalah ekonomi

(170)

Masalah ke depan nggak

cuma itu (171)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 170: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

151

756

757

758

759

760

761

762

763

764

765

766

767

768

769

770

771

772

774

775

776

777

778

779

780

781

782

783

784

785

786

787

pensiun to wong masih ada B C.169

Cuma yang A ini kan sudah mendarah

daging pekerjaan yang saya geluti

puluhan tahun saya maka siap. Kan ada

yang post power syndrome, itu orang

yang gak siap karena sudah melekat

dalam jiwanya misalnya seorang

akuntan tiba-tiba terus besok rasah dadi

akuntan aku wes pensiun, ha njegleg itu.

Tentang kekhawatirannya tadi mau

diceritain lebih dalem lagi nggak Pak? Ya bayangke nek besok mau

kuliah terus ada harus masuk biaya

segini Pak, duh nggak punya e.

Khawatirnya masalah ekonomi kaya

gitu sih.170

Padahal masalah ke depan

nggak cuma itu to171

, tiba-tiba sakit.

Tapi kekhawatiran itu bagi saya sudah

diajarkan kok, serahkan kekhawtiranmu,

wong kekhawatiranmu tuh malah nggak

terjadi kok. Kekhawatiran itu memang

harus ada supaya kita waspada172

, bagi

saya lho. Kalo bicara kekhawatiran ya

nggak tau besok tiba-tiba ada berita K

kecelakaan, ya kekhawatiran tetep ada.

Makanya kalo mau berangkat ya ati-ati

ya, terus memberkati ketika dia

berangkat. Kita kan karena ada

kekhawatiran jadinya kita waspada,

berjaga-jaga. Tapi bukan tak jadikan

momok untuk berlebihan ya173

. Soalnya

nggak cuma itu to (171)

Kekhawatiran itu memang harus

ada supaya kita waspada (172)

Tapi bukan tak jadikan momok

untuk berlebihan ya.(173)

Soalnya yang saya khawatirkan

nggak terjadi (174)

tapi mesti tetep mikir juga (175)

Ya bertambahnya pengalaman

ya jelas ho oh. (176)

Kekhawatiran itu memang harus

ada supaya kita waspada (172)

Tapi bukan tak jadikan momok

untuk berlebihan ya. (173)

Yang saya khawatirkan nggak

terjadi (174)

Tapi tetep mikir juga (175)

Bertambah pengalaman jelas iya

(176)

Pengalaman orang lain juga

Kekhawatiran itu memang

harus ada supaya kita

waspada (172)

Tapi bukan tak jadikan

momok untuk berlebihan ya.

(173)

Yang dikhawatirkan tidak

terjadi (174)

Tetap mikir (175)

Bertambah pengalaman

(176)

Pengalaman orang lain (177)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 171: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

152

788

789

790

791

792

793

794

795

796

797

798

799

800

801

802

803

804

805

806

807

808

809

810

811

812

813

814

815

816

817

818

yang saya khawatirkan nggak terjadi174

.

Tapi yang happy happy aja malah

bahaya terlalu yakin gitu. Jadi lebih

diseimbangkan gitu ya? Iya tetep tak

bikin adalah. Apa yang dikhawatirkan

nggak terjadi terus nggak khawatir blas,

tapi mesti tetep mikir juga175

. Duh ini

besok bayar kuliah nggo opo. Nggo duit

godong po. Mosok terus anak e cukup

SMA aja ya dek, waaa mosok kaya gitu.

Terus apakah Pak N merasa ada

perubahan nggak dalam menghadapi

masalah dari dulu atau yang masih muda sampe sekarang? Ya

bertambahnya pengalaman ya jelas ho

oh.176

Kalo contohnya apa ya nggak

inget saya tapi pasti ada cuma nggak tau

masalahnya apa sih. Tapi semestinya

ada. Kalo sekarang referensi saya sudah

banyak sekali to, istilah e pengalaman

orang lain juga sudah masuk ke

benak177

. Kalo waktu muda kan ya, tapi

kehidupan ya gitu. Anaknya kecil-kecil

masalahnya kecil, nanti tambah berat

artinya kan selalu mengikuti masanya

itu lho yang sulit. Meskipun

referensinya banyak tapi masalahnya

gede juga tambah gede to178

. Ha itu saya

nggak bisa merasakan ada perubahan

apa enggak. Tapi sama aja saya kayanya

pelariannya gitu-gitu aja179

. Saya

pengalaman orang lain juga

sudah masuk ke benak (177)

Meskipun referensinya banyak

tapi masalahnya gede juga

tambah gede to (178)

Tapi sama aja saya kayanya

pelariannya gitu-gitu aja (179)

ke gereja, baca buku (180)

saya kan punya hipertensi ya,

jadi emosinya tinggi. (181)

Tapi saya sadar semakin emosi

saya tinggi badan saya nggak

tertolong (182)

Makanya pengendalian emosi

saya tuh jadi prioritas utama.

sudah masuk ke benak (177)

Meski referensi banyak tapi

masalahnya juga tambah gede

(178)

Saya pelariannya sama aja gitu-

gitu aja (179)

ke gereja, baca buku (180)

saya kan punya hipertensi ya,

jadi emosinya tinggi. (181)

Tapi saya sadar semakin emosi

saya tinggi badan saya nggak

tertolong (182)

Pengendalian emosi saya jadi

prioritas utama, latihan itu

sudah berhasil. (183)

Menghadapi apa-apa emosi saya

Referensi banyak tapi

masalah juga tambah gede

(178)

Pelariannya sama (179)

Ke gereja dan baca buku

(180)

Emosi tinggi (181)

Semakin emosi tinggi

semakin badang tak tertolong

(182)

Berhasil latihan

mengendalikan emosi (183)

Emosi jarang tampil (184)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 172: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

153

819

820

821

822

823

824

825

826

827

828

829

830

831

832

833

834

835

836

837

838

839

840

841

842

843

844

845

846

847

848

849

terbatas sih kegiatannya di luar Cuma

itu-itu aja, ke gereja, baca buku180

,

haudah. Pelariannya cuma kaya gitu,

referensinya cuma itu. Beda kalo terus

ning njobo krungu suara itu lari ke

dukun sana sini, ya bener pelariannya

itu-itu aja. Mungkin dulu waktu masih

muda lebih ke emosian, terus

semakin tua semakin bisa berpikir

jernih misalnya kaya gitu-gitu tuh ada perubahnnya ga? Kalo emosi itu

saya kan punya hipertensi ya, jadi

emosinya tinggi.181

Tapi saya sadar

semakin emosi saya tinggi badan saya

nggak tertolong182

. Makanya

pengendalian emosi saya tuh jadi

prioritas utama. Dan itu latian itu sudah

berhasil.183

Itu sejak kapan? Wah sejak

saya tau saya hipertensi. Ketika udah

kerja sih sebelumnya belum ngerasa,

tapi ketika udah kerja tuh untuk

menghadapi apa-apa tuh saya ke

belakang emosi saya, jarang sekali

tampil.184

Untungnya saya pendiam185

.

Saya nggak banyak ngomong sih di

kantor apapun jadi emosinya nggak

mengemuka. Ketika bisa meredam itu

kan, yang namanya emosi cuma sesaat.

Ketika satu jam gitu udah luntur to186

.

Beruntungnya saya, kalo banyak omong

saya nggak bisa mengendalikan,

Dan itu latian itu sudah berhasil.

(183)

menghadapi apa-apa tuh saya ke

belakang emosi saya, jarang

sekali tampil. (184)

Untungnya saya pendiam (185)

yang namanya emosi cuma

sesaat. Ketika satu jam gitu

udah luntur to (186)

biasanya kalo ada masalah pergi

aja udah. (187)

kalo sudah pergi berjalannya

waktu kan tensinya turun

sendiri. (188)

Ketemu yang jadi masalah udah

nggak papa. (189)

saya masih lebih banyak

mengendalikan. (190)

Cuma yang itu tadi yang

tekanan itu jadi sok spontan-

spontan haitu udah. (191)

ketika tekanan makin besar ya

gitu kemudian muncul

spontanitas emosi. Tapi cuma

kecil-kecil aja. (192)

ke belakang, jarang tampil (184)

Untungnya saya pendiam (185)

Emosi itu cuma sesaat, satu jam

udah luntur (186)

Kalo ada masalah pergi aja

(187)

Sudah pergi dan berjalannya

waktu, tensinya turun sendiri

(188)

Ketemu yang jadi masalah udah

nggak papa. (189)

Saya masih lebih banyak

mengendalikan (190)

Cuma yang tekenan itu jadi

kadang spontan (191)

Ketika tekanan makin besar,

muncul spontanitas emosi kecil

(192)

Pendiam (185)

Emosi itu cuma sesaat (186)

Pergi ketika ada masalah

(187)

Berjalannya waktu tensi

turun sendiri (188)

Ketemu yang jadi masalah

udah gapapa (189)

Banyak mengendalikan (190)

Tekanan jadi spontan (191)

Tekanan makin besar,

spontan emosi (192)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 173: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

154

850

851

852

853

854

855

856

857

858

859

860

861

862

863

864

865

866

867

868

869

870

871

872

873

874

875

876

877

878

879

900

untungnya saya nggak banyak omong,

biasanya kalo ada masalah pergi aja

udah.187

Nanti kalo sudah pergi

berjalannya waktu kan tensinya turun

sendiri.188

Ketemu yang jadi masalah

udah nggak papa.189

Yang saya rasakan

itu, saya masih lebih banyak

mengendalikan190

. Di masalah keluarga

juga gitu. Cuma yang itu tadi yang

tekanan itu jadi sok spontan-spontan

haitu udah191

. Kalo di kantor jelas nggak

mungkin sama rekan kerja kok. Kan

kalo sama anak kadang kan perlu

memarahi itu. Yang saya rasakan ketika

tekanan makin besar ya gitu kemudian

muncul spontanitas emosi. Tapi cuma

kecil-kecil aja.192

Terus kalo dulu

sebelum tau emotinal healing yang

belajar untuk meredakan, apakah

dulu emosinya meledak-ledak? Enggak. Saya tuh low kok emosi saya.

Makanya yang saya tau orang kalo sama

saya tuh nyaman, diapusi yowes. Kalo

diapusi yowes tuh apakah tetep ada

perasaan jengkel tapi dipendem

sendiri apa bener-bener nggak

mikirin? Ya jengkel iya sih jengkel tapi

yowes diapusi kadang sok ada

katakanlah biar Tuhan yang

membalas.193

Ya itu perasaan orang kan.

Beda kalo orang cuek, diapusi yowes

jengkel tapi yowes diapusi

kadang sok ada katakanlah biar

Tuhan yang membalas. (193)

nanti paling curhatnya sama

istri. Untuk meringankan kan

gitu. (194)

Tapi enggak langsung ke yang

bersangkutan bertindak gitu,

cuma terus enggak berteman itu.

(195)

Kalo menyelesaikan lihat

masalahnya apa dulu, tapi kalo

memanage hati dan perasaan

lebih bisa. Biasanya gitu kalo

orang tua tuh. (196)

Kalo laki-laki kan dari otak

Jengkel tapi yaudah kalo

dibohongi biar Tuhan yang

membalas (193)

Curhatnya sama istri untuk

meringankan. (194)

Tidak langsung bertindak ke

yang bersangkutan, cuma terus

nggak berteman (195)

Kalo orang tua tuh lihat

masalahnya apa dulu untuk

menyelesaikan, tapi kalo

memanage hati dan perasaan

lebih bisa (196)

Kalo laki-laki kan dari otak

turun ke hati, kalo cewek kan

dari hati terus ke otak. (197)

biar Tuhan yang membalas

(193)

Curhat sama istri untuk

meringankan (194)

Tidak bertindak langsung,

terus tidak berteman (195)

Orang tua lebih bisa

memanage hati dan perasaan,

tapi penyelesaian masalah

lihat dulu masalahnya (196)

Laki-laki dari otak turun ke

hati, cewek dari hati terus ke

otak (197)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 174: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

155

901

902

903

904

905

906

907

908

909

910

911

912

913

914

915

916

917

918

919

920

921

922

923

924

925

926

927

928

929

930

931

haha hihi. Kalo saya baru jengkel,

nggak sampe menimbulkan emosi terus

datang nantang kan enggak. Berarti

kalo ada masalah kebanyakan

dipendem sendiri? Iya lha sama siapa,

nanti paling curhatnya sama istri. Untuk

meringankan kan gitu.194

Tapi enggak

langsung ke yang bersangkutan

bertindak gitu, cuma terus enggak

berteman itu.195

Opo apik opo ora ha itu

nggak tau hahahaha bukan dendam tapi

terus yaudah gitu itu masalalu udah.

Aku bisa menyimpulkan nggak kalo

semakin tua semakin bisa

menyelesaikan masalah? Kalo

menyelesaikan lihat masalahnya apa

dulu, tapi kalo memanage hati dan

perasaan lebih bisa. Biasanya gitu kalo

orang tua tuh.196

Nah kalo menurut

Pak N, dalam menghadapi masalah

antara laki-laki dan perempuan itu ada bedanya gak? Wah ya besar e.

Kalo laki-laki kan dari otak turun ke

hati, kalo cewek kan dari hati terus ke

otak.197

Kalo otak itu kan meneng to

biasanya diolah dulu dianalisis,

keluarnya baru, kemungkinan besar

keluarnya lebih valid solusinya lho.

Tapi kalo yang dari hati itu kan wong

panas kok langsung waitu udah sesuai

ya kenyataan hidup gitu. Banyak buku

turun ke hati, kalo cewek kan

dari hati terus ke otak. (197)

Tapi kalo itu disatukan solusi itu

lebih baik, (198)

Laki-laki ya biasanya wah ada

masalah nggak langsung, di

endapkan dulu baru deh (199)

Jangan dibahas saat itu, ketika

panas itu gak boleh, nanti aja

tunggu malem apa besok. (200)

otaknya belum menganalisa,

Tapi kalo itu disatukan solusi itu

lebih baik, (198)

Laki-laki kalo ada masalah di

endapkan dulu, nggak langsung

(199)

Jangan dibahas saat itu, ketika

panas itu gak boleh, nanti aja

tunggu malem apa besok. (200)

otaknya belum menganalisa,

hatinya juga gak dingin (201)

udah mengendap, dari hati udah

mulai naik ke otak, otak juga

Kalo disatukan solusi lebih

baik (198)

Laki-laki kalo ada masalah di

endapkan dulu (199)

Jangan dibahas saat itu (200)

Otak belum menganalisa,

hati gak dingin (201)

Jika udah mengendap, solusi

dari otaku dah turun ke hati,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 175: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

156

932

933

934

935

936

937

938

939

940

941

942

943

944

945

946

947

948

949

950

951

952

953

954

955

956

957

958

959

960

961

962

mengatakan itu kalo laki-laki dan

perempuan bedanya lebih itu. Tapi kalo

itu disatukan solusi itu lebih baik,198

tapi

nek otakya tergantung lho nek dia otak e

bundet level IQ nya rendah ya solusinya

mesti rendah juga. Tapi tetep lebih baik

daripada ngamuk dulu emosi dari hati

keluar dulu nggak pake otak kan. Tapi

belum tentu juga sama. Meskipun dari

hati ngomong dia udah pengamalan

sama masalah e itu ketika muncul dari

hatinya langsung tenyata bener ha jadi.

Tapi kalo ngomongin perbedaan ya

beda. Laki-laki ya biasanya wah ada

masalah nggak langsung, di endapkan

dulu baru deh199

. Yang saya rasakan

gitu. Kalo dalam masalah keluarga saya

seperti itu, ketika ada masalah

tanggapan suami istri beda. Jangan

dibahas saat itu, ketika panas itu gak

boleh, nanti aja tunggu malem apa

besok.200

Soalnya otaknya belum

menganalisa, hatinya juga gak dingin201

masa mau diteruske ya remuk. Tapi kalo

udah mengendap semalam udah

mengendap kan dari hati udah mulai

naik ke otak, otak juga solusinya kan

masuk ke hati.202

Pak aku masih agak

ngambang, sebenenrya ketika

tertekan itu perasaannya lebih kaya gimana? Perasaannya campur aduk

hatinya juga gak dingin (201)

udah mengendap kan dari hati

udah mulai naik ke otak, otak

juga solusinya kan masuk ke

hati. (202)

Perasaannya campur aduk

sampe kepala (203)

Perasaannya kalut, bingung

(204)

Tertekan saya gitu gimana harus

keluar dari masalah jadi kadang

kepala sampe penuh (205)

Pelariannya saya terus naik

motor jalan-jalan pergi. (206)

mikirin itu muter-muter tapi kan

banyak suasana kalo di dalam

suatu ruangan mikir kan

pusingnya sampe wah. (207)

saya bersyukur otak dikasih

kesempatan untuk lupa. (208)

Nek pas inget yo terus gitu oiya

aku kudu menyiapkan itu, PR

itu selama hidup. (209)

solusinya kan masuk ke hati.

(202)

Perasaannya campur aduk

sampe kepala (203)

Perasaannya kalut, bingung

(204)

Tertekan gimana harus keluar

dari masalah kadang kepala

sampe penuh (205)

Pelariannya saya terus naik

motor jalan-jalan pergi. (206)

Mikirin muter-muter banyak

suasana, kalo di dalam suatu

ruangan mikir pusingnya sampe

wah (207)

saya bersyukur otak dikasih

kesempatan untuk lupa. (208)

Kalo inget ya aku kudu

menyiapkan, itu PR selama

hidup (209)

dari hati juga udah naik ke

otak (202)

Perasaan campur aduk sampe

kepala (203)

Kalut bingung (204)

Tertekan bagaimana keluar

dari masalah (205)

Pelarian jalan-jalan naik

motor (206)

Muter-muter banyak

suasana, kalo di dalam

ruangan pusingnya sampe

wah (207)

Bersyukur otak lupa (208)

Kalo ingat ya itu PR selama

hidup (209)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 176: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

157

963

964

965

966

967

968

969

970

971

972

973

974

975

976

977

978

979

980

981

982

983

984

985

986

987

988

989

990

991

992

993

sampe kepala203

menghadapinya tapi ya

setiap orang pasti menghadapi ya.

Perasaannya kalut, bingung204

. Tertekan

saya gitu gimana harus keluar dari

masalah jadi kadang kepala sampe

penuh205

mikirin itu kalo penuh itu kaya

waaaaas wes saya nggak bisa

bayangkan itu kaya. Pelariannya saya

terus naik motor jalan-jalan pergi.206

Asal muter-muter aja. Itu dijalan mikir

nggak? Ya emang dalam rangka

mikirin itu muter-muter tapi kan banyak

suasana kalo di dalam suatu ruangan

mikir kan pusingnya sampe wah.207

Mungkin gangguan kejiwaan itu lama-

lama ya karena itu tadi karena nggak

bisa melepaskan diri dari itu. Makanya

saya bersyukur otak dikasih kesempatan

untuk lupa.208

Nek pas inget yo terus

gitu oiya aku kudu menyiapkan itu, PR

itu selama hidup.209

Nek sekarang itu

lupa, tapi nanti malem nek jam 8 itu

inget wes. Kalo pas jam segitu ingetnya

susah saya, lah wes jam segitu mau

pergi kemana. Yaudah kelap kelop aja,

malah kesempatan untuk terus mencari.

Biasanya kalo itu otaknya lagi gathuk,

udah malem suasananya udah sepi to itu

saya pake untuk mengolah cari

kesempatan lain apa sing kira-kira

iso.210

Ya untungnya saya nggak punya

Biasanya kalo itu otaknya lagi

gathuk, udah malem suasananya

udah sepi to itu saya pake untuk

mengolah cari kesempatan lain

apa sing kira-kira iso. (210)

ya jeleknya ya motivasinya

jalan-jalan itu cuma mengusir

rasa tertekan aja. (211)

cuma mikirin bingungnya aja e.

(211)

Solusinya itu wah jan angel

Biasanya kalo otak lagi

nyambung, malem suasana sepi

saya mengolah cari kesempatan

lain apa yang kira-kira bisa

(210)

Jeleknya motivasi jalan-jalan

cuma mengusir rasa tertekan

(211)

Cuma mikirin bingungnya (211)

Solusinya itu sulit kayanya

nggak ada satu solusinya gitu

(212)

Kalo otak nyambung saat

suasana malam sepi

digunakan untuk mengolah

mencari kesempatan (210)

Jalan-jalan untuk mengusir

rasa tertekan (211)

Cuma mikirin bingungnya

(211)

Seperti tidak ada solusi (212)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 177: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

158

994

995

996

997

998

999

1000

1001

1002

1003

1004

1005

1006

1007

1008

1009

1010

1011

1012

1013

1013

1014

1015

1016

1017

1018

1019

1020

1021

1022

1023

banyak referensi temen sih kalo orang-

ornag kampung gitu kan ceritane

enteng-enteng malah runyam, ceritane

malah kolam ikan wah wes. Cuma terus

biasanya muncul rencana untuk besok,

kudu ketemu siapa gitu merancang

kegiatan besok hari. Nah itu udah

jalan-jalan kan mikir, nanti sampe

rumah lagi gitu apa yang dilakuin

gitu? Wayo turu hahahaha pas itu

masanya ya jeleknya ya motivasinya

jalan-jalan itu cuma mengusir rasa

tertekan aja.211

Saya nggak terus

sepulangnya ngapain gitu. Tapi kalo pas

jam 8 itu malah sampe puncak itu

kepala sampe panas mikirin itu. Malah

bisa fokus terus. Tapi kalo datangnya

sore gitu malah bisa kesiliren. Itu

mikirin kebingungannya aja atau pas

udah mereda kaya mikir solusinya? Iya e cuma mikirin bingungnya aja e.

212

Solusinya itu wah jan angel kaya apa to

kayanya nggak ada satu solusinya

gitu212

. Kalo ada solusinya kan enak

dilakoni ditindak gitu. Kayanya cari

solusi pun, ya nanti ke gramedia itu wah

ga cocok kabeh solusinya. Tapi saat

saya sampe bingung panas gitu memang

gak ada solusi213

. Itu terlampiaskan

gak yang pas sampe panas gitu? Enggak saya tak simpen sendiri kok. Itu

kaya apa to kayanya nggak ada

satu solusinya gitu (212)

saya sampe bingung panas gitu

memang gak ada solusi (213)

saya tak simpen sendiri kok. Itu

bagiku masalah kepala keluarga.

(214)

Kalo ke istri nanti tolong aku

jangan dibebani lebih. (215)

Saya sampe bingung panas

memang gak ada solusi (213)

Saya simpen sendiri, itu

masalah kepala keluarga (214)

Kalo ke istri nanti tolong aku

jangan dibebani lebih. (215)

Sampai bingung panas

karena gak ada solusi (213)

Simpan sendiri, itu masalah

kepala keluarga (214)

Ke istri, tolong aku jangan

dibebani lebih (215)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 178: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

159

1024

1025

1026

1027

1028

1029

bagiku masalah kepala keluarga.214

Kalo

ke istri nanti tolong aku jangan dibebani

lebih.215

Kalo masalah cari solusi ke

istri gitu nanti tambah wong dia

proyeknya menurunkan konsumsi

malah kon mikir solusi, menurunkan

konsumsi aja udah mumet. Dia juga

harus mencari celah-celah, anak butuh

buku. Masa suruh tambah cari solusi itu

kan tugas kepala keluarga. Kalo pas

lagi panas gitu kalo kesenggol gimana? Ya kan udah pada tidur wong

udah malem. Wong saya juga dapet dari

pengalaman kalo otak lagi kopyor gitu

piye ya mubeng-mubeng. Mungkin ya

TV banter wae nesu. Si O gitaran, ra

banter-banter. Tapi kan saya udah tau

carane. Tapi ya tetep ada masa lungo

terus, nek udan barang. Gampang

terganggu hal-hal yang biasa aja gitu.

Wong hariannya gitu biasa aja kok ini

papa aneh-aneh. Bagi saya biasa tapi

bagi yang menghadapi itu kan ya nggak

biasa. Lain orang mungkin lain cara

mengurangi stressnya. Ada yang

ngerokok, mancing, kalo saya ambil

motor muter-muter. Tetep ada

pelampiasan masing-masing, edan po

mau ditumpuk terus.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 179: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

160

NR, 55 tahun

TABEL KODING

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Jadi semangat mencari gitu di google (23) Semangat

Emosi Positif Emosi

Ada energi baru, lebih semangat mencari pendapatan di usia yang lebih tua (144)

Tidak takut untuk pensiun (164) Tidak takut

Nggak takut (55)

Ikhtiar, masih ada satu tahun masih bisa nambah. (65) Optimis

kalo kita mau berusaha kita akan dapet. (8)

Yakin dapat melewati itu (141) Yakin

Seperti itu rasa tanggung jawabnya (96) Rasa tanggung jawab

Lebih waspada (155) Waspada

Harus hati-hati (150) Hati-hati

Semakin rajin mencari hikmat dari atas (146) Rajin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 180: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

161

Tambah bijaksana (151) Bijaksana

Tidak neko-neko (152) Tidak neko-neko

Siap meninggalkan pekerjaan (166) Siap

Perasaan banyak galaunya (30) Galau

Emosi Negatif

Ya stress juga (52) Stres

Tertekan dengan kewajiban ini (24)

Tertekan

Tertekan ketika besok jalur lain belum sama seperti standar hidup yang dimiliki

sekarang (60)

Perasaannya tertekan gimana harus mencapai standar yang sebelumnya (64)

Tertekan jangan-jangan nanti biaya naik nggak bisa kecover (66)

Tertekan banyak pengaruhnya ke kejiwaan (128)

Merasa tertekan pola setelah pensiun bagaimana (82)

Tertekan bagaimana keluar dari masalah (205)

Inget kewajiban, inget kebutuhan sepaneng mikir terus (22) Sepaneng

Berubah tambah sepaneng (88)

Begitu ingat perasaan tumpang tindih kadang-kadang (26) Perasaan tumpang tindih

kalo mau dirasa-rasain yo susah (20) Susah

Terkadang di luar kontrol (133) Di luar kontrol

Cuma emosi memuncak (134) Emosi

Emosi tinggi (181)

Kadang nggak sabaran sama anak (129) Tidak sabar

merasa kok ini menimpa diriku. (138) Kok menimpa diriku

Pusing untuk meyakinkan (147) Pusing

Perasaan semakin kelabu (149) Perasaan kelabu

Serba tidak jelas (154) Tidak jelas

Buram gimana caranya mengejar (159) Buram

Nggak happy (162) Tidak senang

Di antara sedih dan gembira (165) Mengambang

Khawatir muncul setelahnya (167) Khawatir

Khawatir masalah ekonomi (170)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 181: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

162

Perasaan campur aduk sampe kepala (203) Campur aduk

Kalut bingung (204) Kalut bingung

Orang tua menghindari resiko tinggi (12)

Menghindari resiko

Pemilihan situasi Proses Regulasi

Emosi

Persoalannya satu, sudah tua untuk menanggung resiko (18)

Kalau muda gapapa resiko kerugian gagal ditengah jalan, kalo orang tua harus

safe aman (19)

Padahal sudah mencari apa yang bisa dilakukan (29)

sudah dibilangin jadi seperti di persimpangan besok ada portal ya ke kanan aja

(58)

Kalau pensiun nanti hanya pindah kerja (51)

Mencari cara untuk anak yang masih sekolah harus ke jenjang yang lebih tinggi

lagi (62)

menurut pengalaman yang bisa dilakukan yang aman-aman aja. (13) Mencari aman

Tidak lari dari kenyataan (37) Tidak lari dari kenyataan

Tidak terlalu merasakan ada perubahan atau enggak, hidup ini mengalir aja. (81) Mengalir

Tidak lalu pusing kepala terpacu biarkan mengalir (27)

hidup dijalani saja (139) Dijalani dan dilewati saja

Tidak merasa tekanan itu, dilewati saja (142)

bisnis itu ternyata sulit, (7) Terpecah antara pekerjaan

sekarang dan nanti setelah

pensiun

Karena mungkin ada bayangan terpecah (43)

Ketika 50 untuk lembur sudah memuncah dan pikiran mulai bercabang (46)

Saya dulu menangan, agak otoriter (85) Penyelesaian masalah dengan

anak Sekarang negosiasi apa-apa harus dibicarakan sama anak (86)

Ada strategi yang bisa digunakan (97) Ada strategi

Ingin mendidik anak dengan kualitas yang baik, fasilitas juga harus menyediakan

(109) Pendidikan anak

Secara ekonomi ada pinjaman (118)

Cara menyelesaikan masalah

keuangan

Untuk mencari berkat harus muter-muter bukan semalam suntuk berdoa minta

keajaiban (119)

Menjadi setan kredit banyak pinjaman (120)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 182: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

163

besar peran istri di kehidupan harian (126) Peran istri

Kalo masalah memang harus dihadapi (137) Menghadapi masalah

Tapi bukan tak jadikan momok untuk berlebihan ya. (173) Tidak berlebihan

Manusia diberi otak yang pelupa sama Tuhan (21)

Memindahkan perhatian

Penyebaran atensi

Terkadang lupa jadi seminggu happy (25)

untungnya otak itu diberi ingatan diberi kelupaan. (31)

Nyanyi-nyanyi aja sama baca buku rohani itu melegakan. (68)

Sisi rohani digunakan bahwa hidup mati tergantung yang punya hidup (34)

Menyerahkan pada Tuhan

Kembali ke sini, bukan paling aman tapi nyaman (38)

kembali lagi ke roh penghibur yang menguatkan (67)

Kembali ke manusia rohani tidak ada yang mustahil (111)

Kalau tidak kuat bilang sama yang punya hidup (140)

Kembali berdoa (143)

Berdoa semoga jangan gelap (156)

Mengimbangi dengan doa (157)

Diberi waktu tapi gak dikasih tau, disuruh cari sendiri akhirnya payah sekali (11)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi

Sudah enak mapan tiba-tiba harus cut (53)

Bisnis belum bisa mengimbangi standar hidup (59)

Kebutuhan akan semakin tinggi tapi penghasilan menurun (63)

Tidak bisa tercover (91)

Dunia hedonis (92)

Kenaikan gaji tidak bisa mengkuti ini. (98)

Tidak bisa mengendalikan kebutuhan keluarga yang meningkat. (90)

Kesulitan memenuhi kebutuhan (107)

Menyekolahkan anak sampai universitas, mikir duitnya apa bisa (112)

Seperti saat dari SMP ke SMA, apa bisa, tapi ternyata bisa (113)

kalo kebutuhan normal itu pas, tapi kalo ada kebutuhan sekolah baru itu kurang.

(124)

Ada cadangan tapi nggak cukup (158)

Pekerjaan hilang, pendapatan jatuh, sedangkan kebutuhan meningkat (161)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 183: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

164

Masalah ke depan nggak cuma itu (171)

Referensi banyak tapi masalah juga tambah gede (178)

Ketika merenung, sudah harus cari (28)

Merenung atau berefleksi ketika udah sunyi bisa berefleksi (130)

masa hening itu penting, bisa berpikir meskipun tertekan tapi seharusnya tidak

begitu (131)

Ketika masih muda, anak masih kecil bisa dikendalikan, kebutuhan dan keinginan

keluarga belum bervariatif (83) Permasalahan yang dihadapi

dulu dan kini berkaitan dengan

kebutuhan anak Menginjak tua, anak sudah 17 tahun, harga diri dan keinginan mulai nampak (84)

Kebutuhan makin bervariatif, sekolah juga plus motor (87)

Diberi kesempatan 5 tahun ya pandai-pandai aja (54) Memanfaatkan kesempatan dari

kantor Mungkin kalo nggak dibilangin dan manajemen kurang bijaksana lalu tiba-tiba cut

pensiun barangkali bisa down. (57)

Ke gramedia baca buku, nggak usah beli tapi masuk ke sana suasananya tenang,

dingin. Itu sudah menyegarkan (70) Mencari penyegaran

Ambil ke sana, lihat daftar isi, membaca sesuai dengan yang sedang saya hadapi,

itu rahasia hidup (71)

Hobi membaca dari dulu (75)

Hobi yang menjadi pelampiasan

pelampiasan apapun pasti membaca. (76)

buku politik, ekonomi sudah di simpan, sekarang baca buku rohani (77)

Orang tua karena udah dekat dengan Sang Khalik, bacaannya yang kaya gitu (78)

pelampiasannya membaca, nggak pake biaya. (79)

Minat tidak berubah, yang berubah topik bacaannya (80)

Ke gereja dan baca buku (180)

Pelarian Pelarian jalan-jalan naik motor (206)

Jalan-jalan untuk mengusir rasa tertekan (211)

Besar pengaruh istri menerima untuk tempat curhat (122)

Curhat kepada istri Untuk mengeluarkan tekanan yang harus dikeluarkan (123)

Curhat sama istri untuk meringankan (194)

Rasa berdosa diwujudkan dengan menyapa biasa (135) Mengurangi perilaku emosi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 184: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

165

Simpan sendiri, itu masalah kepala keluarga (214) Menyimpan masalah sendiri

Menyiasati dengan mengurangi pola konsumtif (125) Mengurangi pola konsumtif

Perubahan situasi

Membaca tentang motivator, di sana tidak menyediakan (14) Mencari alternatif ide atau

kegiatan Setiap hari mencari selama lima tahun. (15)

Mengarahkan anak ke sekolah yang nggak neko-neko, sekolah negeri (93)

Mengurangi hedonisme

Mengendalikan dengan menyekolahkan anak ke tempat yang nggak neko-neko

(99)

Lingkungan seperti itu minat hedonismenya rendah (94)

Lebih banyak di dorong ke gereja daripada bergaul di tempat les (100)

Kegiatan gereja tidak mungkin pesta pora (103)

Kalau ekonomi kuat silahkan saja, tapi kalo enggak ya langsung ditarik pulang

jangan banyak berkumpul dengan mereka (101)

Istri membantu menurunkan kebutuhan yang tidak penting (127) Istri menurunkan kebutuhan

yakin menurut kepercayaan orang hidup ada yang penggembalanya (32)

Makna positif

Perubahan kognitif

apa yang kamu khawatirkan itu biasanya malah nggak terjadi. (36)

Pengalaman yang dikira nggak mungkin ternyata mungkin (116)

Kekhawatiran itu memang harus ada supaya kita waspada (172)

Pensiun siap besok udah nggak ke kantor lagi (165)

Pandangan mengenai pensiun

Swasta tidak bisa pensiun (3)

Kalau pegawai pensiun, gaji tinggi terus tiba-tiba di cut (44)

Orang swatsa nggak ada kata pensiun karena untuk hidup ya harus bekerja (49)

Kalo PNS pensiun untuk menikmati hari tua (50)

Pindah kantor (168)

Pensiun meninggalkan satu pekerjaan tapi masih ada pekerjaan lain (169)

Orang tua lebih bisa memanage hati dan perasaan, tapi penyelesaian masalah lihat

dulu masalahnya (196)

Orang tua lebih bisa mengatur

perasaan

Laki-laki dari otak turun ke hati, cewek dari hati ke otak (197) Perbedaan pria dan wanita

dalam menghadapi masalah Laki-laki kalo ada masalah di endapkan dulu (199)

Kalo disatukan lebih baik (198)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 185: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

166

BY, 55 tahun

TABEL VERBATIM

No Verbatim Satuan Makna Satuan Makna Dipadatkan Kode

1

2

3

4

5

6

7

8

Jadi menurut Bapak pensiun itu apa?

Pensiun itu ya anu jadi dari kerjaan rutin

kita tenaganya gak dipake lagi sama

perusahaan1, jadi kita harus

memplanning2. Selama nanti kita udah

nggak kerja lagi itu kita harus planning

sendiri3 dan saya memplanning untuk

anak saya itu sejak anak saya lahir saya

dari kerjaan rutin kita tenaganya

gak dipake lagi sama perusahaan

(1)

kita harus memplanning. (2)

Selama nanti kita udah nggak

kerja lagi itu kita harus planning

sendiri (3)

Dari kerjaan rutin tenaga kita

tidak dipakai lagi oleh

perusahaan (1)

kita harus memplanning. (2)

Selama nanti sudah gak kerja,

kita harus planning sendiri (3)

Tenaga tidak dipakai lagi

oleh perusahaan (1)

Harus memplanning (2)

Harus planning sendiri (3)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 186: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

167

9

10

11

12

13

14

15

16

17

18

19

20

21

22

23

24

25

26

27

28

29

30

31

32

33

34

35

36

37

38

39

udah ikut asuransi AXA4 yang setiap

bulan setiap tahun saya sediakan untuk

sana preminya5 dan kebetulan sudah

saya ini apa karena kemampuan

keuangan saya menurun yasudah tahun

ini sudah saya putus. Tidak saya

perpanjang sudah saya cairkan.6 Saya

persiapan salah satunya itu. Selain itu

juga kalo ada rejeki lebih saya masukan

untuk cadangan-cadangan anak saya

sendiri itu.7 Jadi untuk program

pendidikan anak saya selanjutnya

walaupun saya sudah pensiun sudah

saya siapkan ke sana. Jadi walaupun ya

Insyallah cukuplah.8 Itu Bapak sudah

tidak ada ketakutan dan kekhawatiran akan hal itu? Kalo

ketakutan itu ya kita pasrah sama Allah9

ya, yang sudah saya siapkan segini,

Insyallah atau kalau Tuhan

menghendaki itu sampe lancar sampe

nanti lulus gitu lho.10

Saya sediakan

paling nggak ini untuk ini ini ini gitu

lho. Salah satunya ya itu tadi asuransi,

tabungan atas nama dia yang tidak saya

utik-utik. Tapi untuk menjelang

pensiun sendiri ada kekhawatiran nggak dari Bapak? Ya khawatir tuh

mesti manusia ada.11

Tapi sejauh

sebelum pensiun saya sudah

mempersiapkan sedikit banyak12

saya

saya memplanning untuk anak

saya itu sejak anak saya lahir

saya udah ikut asuransi AXA (4)

setiap bulan setiap tahun saya

sediakan untuk sana preminya

(5)

karena kemampuan keuangan

saya menurun yasudah tahun ini

sudah saya putus. Tidak saya

perpanjang sudah saya cairkan.

(6)

Selain itu juga kalo ada rejeki

lebih saya masukan untuk

cadangan-cadangan anak saya

sendiri itu. (7)

untuk program pendidikan anak

saya selanjutnya walaupun saya

sudah pensiun sudah saya

siapkan ke sana. Jadi walaupun

ya Insyallah cukuplah. (8)

Kalo ketakutan itu ya kita pasrah

sama Allah (9)

yang sudah saya siapkan segini,

Insyallah atau kalau Tuhan

menghendaki itu sampe lancar

sampe nanti lulus gitu lho. (10)

Ya khawatir tuh mesti manusia

ada (11)

sejauh sebelum pensiun saya

sudah mempersiapkan sedikit

banyak (12)

Planning untuk anak yaitu sejak

anak saya lahir saya udah ikut

asuransi (4)

setiap bulan setiap tahun saya

sediakan preminya (5)

karena kemampuan keuangan

menurun, tahun ini saya cairkan

tidak saya perpanjang (6)

Selain itu juga kalo ada rejeki

lebih saya masukan untuk

cadangan anak saya (7)

Walaupun saya sudah pensiun

untuk pendidikan anak saya

sudah siapkan Insyallah cukup

(8)

Ketakutan kita pasrah sama

Allah (9)

Menyiapkan segini, kalau Tuhan

menghendaki itu lancar sampe

lulus nanti (10)

Khawatir pasti ada (11)

Jauh sebelum pensiun saya

sudah mempersiapkan sedikit

banyak (12)

Sejak anak lahir sudah ikut

asuransi (4)

Menyediakan premi setiap

bulan setiap tahun (5)

Kemampuan keuangan

menurun jadi tahun ini

dicairkan dan tidak

diperpanjang (6)

Kalo ada rejeki lebih untuk

cadangan anak (7)

Pendidikan anak sudah

disiapkan walaupun pensiun

(8)

Ketakutan dipasrahkan pada

Allah (9)

Menyiapkan segini, kalau

Tuhan menghendaki itu

lancar sampe lulus nanti (10)

Khawatir (11)

Mempersiapkan jauh

sebelum pensiun (12)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 187: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

168

40

41

42

43

44

45

46

47

48

49

50

51

52

53

54

55

56

57

58

59

60

61

62

63

64

65

66

67

68

69

70

investasikan mungkin bisa menambah

bulanan saya kalo ini ndak ada gitu

lho.13

Tapi nggak bisa sebesar yang kita

terima rutinitas itu. Tapi memang masih

lumayan gitu lho.14

Oh gitu, itu kan

untuk pendidikan anak. Kalo untuk

Bapak sendiri nih dari yang terbiasa

bekerja terus besok bakal nggak bekerja gitu? Ya cari kesibukan jadi

waktunya ya cari kesibukan supaya

tidak power syndrome15

to maksudmu?

Iya. Yaitu saya mempersiapkan

kesibukan, mencari kesibukan,16

ya

paling nggak sementara ini sudah ya

kamu tahu sekarang saya sudah jadi

pangkalan yang ngurusi ibu,17

ya itu

nanti jadi rutinitas kita salah satunya

itu18

. Oh gitu, tapi kalo untuk

perasaan sendiri? Perasaan sendiri ya

itu wajar untuk orang kalo nggak punya

kesibukan otomatis jadi down tadi.19

Terus waktu down itu apa yang

bapak lakukan? Maksudnya seperti apa yang bapak alami? Ya khawatir

nanti saya gimana harus merubah pola

hidupnya gimana.20

Saya harus

mempersiapkan pola hidup saya supaya

antara pendapatan yang saya siapkan itu

bisa cukup untuk kelancaran hidup

tadi.21

Oke gitu, terus dari kantor ada

program pensiun gitu nggak kaya

saya investasikan mungkin bisa

menambah bulanan saya kalo ini

ndak ada gitu lho. (13)

Tapi nggak bisa sebesar yang

kita terima rutinitas itu. Tapi

memang masih lumayan gitu

lho. (14)

Ya cari kesibukan jadi waktunya

ya cari kesibukan supaya tidak

power syndrome (15)

saya mempersiapkan kesibukan,

mencari kesibukan (16)

sekarang saya sudah jadi

pangkalan yang ngurusi ibu (17)

itu nanti jadi rutinitas kita salah

satunya itu (18)

Perasaan sendiri ya itu wajar

untuk orang kalo nggak punya

kesibukan otomatis jadi down

tadi. (19)

Ya khawatir nanti saya gimana

harus merubah pola hidupnya

gimana. (20)

Saya harus mempersiapkan pola

hidup saya supaya antara

pendapatan yang saya siapkan

itu bisa cukup untuk kelancaran

hidup tadi. (21)

Selama ini belum ada pelatihan

kalo di kita ya. (22)

Saya investasikan mungkin bisa

menambah bulanan kalo ini

nggak ada (13)

Masih lumayan meski tidak

sebesar yang diterima rutinitas

(14)

Cari kesibukan waktunya supaya

tidak power syndrome (15)

Saya mencari dan

mempersiapkan kesibukan (16)

Sekarang saya jadi pangkalan,

yang ngurusi ibu (17)

itu nanti jadi salah satu rutinitas

kita (18)

Perasaan wajar kalo orang

nggak punya kesibukan otomatis

jadi down (19)

Khawatir saya nanti gimana

harus merubah pola hidup (20)

Saya harus mempersiapkan pola

hidup saya supaya antara

pendapatan yang saya siapkan

bisa cukup untuk kelancaran

hidup (21)

Selama ini belum ada pelatihan

(22)

Investasi bisa menambah

bulanan (13)

Masih lumayan meski tak

sebesar yang diterima

rutinitas (14)

Mencari kesibukan (15)

Mencari dan mempersiapkan

kesibukan (16)

Sekarang jadi pangkalan

yang ngurusin ibu (17)

Jadi salah satu rutinitas (18)

Wajar jika orang tidak punya

kesibukan otomatis jadi

down (19)

Khawatir nanti gimana harus

merubah pola hidup (20)

Harus mempersiapkan pola

hidup agar pendapatan yang

disiapkan cukup untuk

kelancaran hidup (21)

Belum ada pelatihan (22)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 188: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

169

71

72

73

74

75

76

77

78

79

80

81

82

83

84

85

86

87

88

89

90

91

92

93

94

95

96

97

98

99

100

101

pelatihan gitu? Selama ini belum ada

pelatihan kalo di kita ya.22

Karena

perusahaan ya cuma segini-gini aja kok.

Oh gitu oke berarti kalo untuk

masalah anak bapak nggak khawatir ya? Ya... sudah saya siapkan semampu

mungkin sampe nanti dia kuliah atau

selanjutnya ya paling nggak cukup

sampe dia berumah tangga.23

Sebagai

tanggungjawab orangtua saya sampe di

sini gitu tapi itu sudah saya siapkan.24

Perkara cukup atau tidak nanti kan kita

nggak tau inflasi nanti seperti apa gitu.25

Anaknya kelas berapa sekarang pak?

Kelas 2 SMA. Kalo semisal dari

perasaan bapak sendiri bisa

menceritakan apa yang bapak alami

sendiri gitu yang berpengaruh pada

perilaku sehari-hari misalnya

menjadi lebih sensitif gitu? Ya jelas

berpengaruh pada anu ya jadi lebih

sensitif juga bisa.26

Sudah ini menurun,

kebutuhannya makin tinggi gitu lho.27

Biaya anak juga makin tinggi kan ini

kelas 2, besok kelas 3, kuliah itu

kemungkinan berpengaruh juga pada

perilaku saya karena faktor ekonomi

kan28

. Kalo selama ini pengaruhnya

apa yang bisa Bapak rasain? Ya

belom pengaruh yang dirasain karena

selama ini jalan terus kan masih ada

sudah saya siapkan semampu

mungkin sampe nanti dia kuliah

atau selanjutnya ya paling nggak

cukup sampe dia berumah

tangga. (23)

Sebagai tanggungjawab

orangtua saya sampe di sini gitu

tapi itu sudah saya siapkan. (24)

Perkara cukup atau tidak nanti

kan kita nggak tau inflasi nanti

seperti apa gitu (25)

Ya jelas berpengaruh pada anu

ya jadi lebih sensitif juga bisa.

(26)

Sudah ini menurun,

kebutuhannya makin tinggi gitu

lho. (27)

Biaya anak juga makin tinggi

kan ini kelas 2, besok kelas 3,

kuliah itu kemungkinan

berpengaruh juga pada perilaku

saya karena faktor ekonomi kan

(28)

Ya belom pengaruh yang

dirasain karena selama ini jalan

terus kan masih ada support

Sudah saya siapkan semampu

mungkin sampe dia kuliah atau

paling nggak sampe dia

berumah tangga (23)

Sudah saya siapkan sebagai

tanggung jawab orangtua (24)

Cukup atau tidaknya kita nggak

tau nanti tergantung inflasi

seperti apa (25)

Jelas berpengaruh jadi lebih

sensitif (26)

Ini menurun, kebutuhannya

makin tinggi (27)

Biaya anak juga makin tinggi,

kemungkinan karena faktor

ekonomi berpengaruh pada

perilaku saya (28)

Belum ada pengaruh yang

dirasain karena selama ini jalan

terus masih ada support dana

(29)

Sudah disiapkan

semampunya paling nggak

sampe anak berumahtangga

(23)

Sudah disiapkan sebagai

tanggungjawab orang tua

(24)

Cukup atau tidaknya

tergantung inflasi nanti (25)

Berpengaruh jadi lebih

sensitif (26)

Ini menurun, kebutuhannya

makin tinggi (27)

Karena faktor ekonomi,

kemungkinan berpengaruh

pada perilaku. (28)

Belum ada pengaruh yang

dirasain karena masih ada

support dana (29)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 189: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

170

102

103

104

105

106

107

108

109

110

111

112

113

114

115

116

117

118

119

120

121

122

123

124

125

126

127

128

129

130

131

132

support dana.29

Ya itu kalo dari faktor

ekonomi ya, kalo dari perasaannya

bapak sendiri? Ya itu tadi moga-moga

berdoanya semoga sesuai rencana kita

itu tadi.30

Kalo diluar rencana kita itu

jadi trouble-trouble itu gatau nanti31

,

yang saya rasakan seperti itu. Berarti

selama ini belum ada pengaruh sama

bapak ya? Mungkin pas masuk 50an

wah aku mau pensiun nih berapa tahun lagi. Wah sudah jauh hari sejak

dia lahir mungkin tahun berapa ya 2001

atau 2002 sudah saya masukkan AXA.32

Paling nggak saya membagi

kekhawatiran saya itu ke asuransi.33

Kalo saya sewaktu-waktu meninggal itu

paling nggak asuransi sudah

mengcover.34

Berarti itu udah? Sudah

itu sudah karena sudah memahami saya

pensiun anakku belum selesai. Saya

jauh-jauh hari sudah paham itu.35

Jadi ya

sudah sedapat mungkin tabungan untuk

anak saya untuk ini untuk itu sudah saya

siapkan gitu lho.36

Itu planning saya tapi

tergantung yang di atas.37

Oke kalo

perasaannya bapak sendiri, terhadap

diri bapak dari menjelang pensiun ini

dari rutinitas sehari-hari yang kerja

jadi nggak kerja, ada perubahan yang

bapak rasakan gak? Ya ada saya

kekhawatiran nanti kalo menganggur

dana (29)

berdoanya semoga sesuai

rencana kita itu tadi (30)

Kalo diluar rencana kita itu jadi

trouble-trouble itu gatau nanti

(31)

sudah jauh hari sejak dia lahir

mungkin tahun berapa ya 2001

atau 2002 sudah saya masukkan

AXA. (32)

saya membagi kekhawatiran

saya itu ke asuransi. (33)

Kalo saya sewaktu-waktu

meninggal itu paling nggak

asuransi sudah mengcover. (34)

sudah memahami saya pensiun

anakku belum selesai. Saya

jauh-jauh hari sudah paham itu

(35)

sudah sedapat mungkin

tabungan untuk anak saya untuk

ini untuk itu sudah saya siapkan

gitu lho (36)

Itu planning saya tapi tergantung

yang di atas. (37)

Ya ada saya kekhawatiran nanti

kalo menganggur gimana, (38)

saya paling mencari kesibukan

ngurus-ngurusi apa gitu. (39)

rencananya ngelayani gas tadi

Berdoa semoga sesuai rencana

kita (30)

Kalo diluar rencana kita itu jadi

trouble-trouble itu gatau nanti

(31)

Sudah sejak dia lahir sudah saya

masukkan asuransi (32)

Saya membagi kekhawatiran

saya ke asuransi (33)

Kalo saya sewaktu-waktu

meninggal, paling tidak asuransi

sudah mengcover (34)

Sudah memahami sejak jauh-

jauh hari, saya pensiun anak

belum selesai (35)

Sedapat mungkin tabungan

untuk anak dan ini itu sudah

saya siapakan (36)

Itu planning saya tapi tergantung

yang di atas. (37)

Saya khawatir nanti kalo

menganggur gimana (38)

saya paling mencari kesibukan

ngurusin apa gitu. (39)

rencana ngelayani gas tapi cuma

beberapa jam (40)

Akhirnya ya mencari kesibukan

lain yang positif (41)

Berdoa semoga sesuai

rencana (30)

Kalo diluar rencana gatau

nanti (31)

Sejak anak lahir sudah

dimasukkan asuransi (32)

Membagi kekhawatiran ke

asuransi (33)

Kalo meninggal asuransi

sudah mengcover (34)

Memahami saat pensiun anak

belum selesai (35)

Sudah menyiapkan tabungan

untuk anak dan lainnya (36)

Tergantung yang di atas (37)

Khawatir kalo menganggur

gimana (38)

Mencari kesibukan (39)

Melayani gas (40)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 190: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

171

133

134

135

136

137

138

139

140

141

142

143

144

145

146

147

148

149

150

151

152

153

154

155

156

157

158

159

160

161

162

163

gimana,38

kan ada berapa jam. Paling

kan cuma berdua sama ibuk, nanti saya

paling mencari kesibukan ngurus-

ngurusi apa gitu.39

Kalo ini ya tadi

rencananya ngelayani gas tadi tapi kan

cuma berapa jam to.40

Akhirnya ya

mencari kesibukan lain yang positif gitu

lho.41

Kalo arahnya ya karena saya

orang islam ya banyak pengajian sama

grup-grup yang lain.42

Tapi kalo selama

ini usahanya cuma gas aja? Ya cuma

gas aja, apa ya yang lain itu nggak bisa

e, ya mungkin investasi dikit-dikit,43

sama dengan saudara jadi kalo dia ada

butuh uang kita ikut andil, nanti kalo

udah selesai dibalikin lagi dengan

tambahan pendapatan.44

Iya jadi dia

kebetulan punya relasi juga yang

ngontrak pekarangannya di Jakarta nanti

anaknya dia satu sekolah dengan anak

adik saya. Sekali waktu, pak ini saya ada

proyek, saya butuh dana sekian, nah

nanti adik saya bilang saya, mas ada gini

nanti separo-separo apa gimana, nanti

hasilnya sekian paling nggak seperti itu.

Jadi dengan jalur-jalur yang mana saja

supaya menghasilkan.45

Tapi kalo

peran istri sendiri bagaimana pak? Kalo ibu mensupport terutama untuk

pendidikan anak.46

Ibu ada

kekhawatiran nggak sebentar lagi

tapi kan cuma berapa jam to

(40)

Akhirnya ya mencari kesibukan

lain yang positif gitu lho. (41)

karena saya orang islam ya

banyak pengajian sama grup-

grup yang lain (42)

ya mungkin investasi dikit-dikit

(43)

sama dengan saudara jadi kalo

dia ada butuh uang kita ikut

andil, nanti kalo udah selesai

dibalikin lagi dengan tambahan

pendapatan. (44)

Jadi dengan jalur-jalur yang

mana saja supaya menghasilkan.

(45)

Kalo ibu mensupport terutama

untuk pendidikan anak. (46)

kita berdoa dan berusaha nanti

hasilnya akhir tergantung Allah

karena saya orang islam ya

banyak pengajian sama grup-

grup yang lain (42)

ya mungkin investasi dikit-dikit

(43)

kalo ada saudara butuh uang kita

ikut andil, kalo udah selesai

dibalikin lagi dengan tambahan

pendapatan (44)

Jadi dengan jalur-jalur yang

mana saja supaya menghasilkan.

(45)

Ibu mensupport terutama untuk

pendidikan anak. (46)

Kita berdoa dan berusaha

maksimal hasil akhirnya

tergantung Allah (47)

Saya udah tau dapet anak umur

segini, nanti anakku baru segini,

Mencari kesibukan yang

positif (41)

Banyak pengajian sama grup

yang lain (42)

Investasi dikit-dikit (43)

ikut andil jika saudara butuh

uang dan dikembalikan

dengan tambahan pendapatan

(44)

Dengan jalur mana saja

supaya menghasilkan (45)

ibu mensupport terutama

untuk pendidikan anak. (46)

berdoa dan berusaha

maksimal hasil akhirnya

tergantung Allah (47)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 191: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

172

164

165

166

167

168

169

170

171

172

173

174

175

176

177

178

179

180

181

182

183

184

185

186

187

188

189

190

191

192

193

194

bapak mau pensiun? Istri saya itu

gimana ya orangnya gak khawatir

banget tapi kan tergantung sama yang di

atas, kita berdoa dan berusaha nanti

hasilnya akhir tergantung Allah kalo

kita, kita ya berusaha maksimal gitu.47

Berarti bapak udah siap gitu ya? Iya

kita udah mempersiapkan jauh hari saya

tau dapet anak baru tahun segini nanti

anakku baru segini segini saya sudah

jauh hari sudah saya pikir.48

Jauh hari

sudah saya siapkan. Bapak menikah

berapa tahun sih baru dapet anak? Ya berapa ya 17an apa 18. Kalo

khawatir ya tetep khawatir tapi kita

berdoa aja semoga sesuai harapan kan.49

Nah ketika perasaan khawatir itu

datang apa yang bapak lakukan? Ya

akhirnya pasrah aja cuma berdoa aja

mau apalagi.50

Sudah saya persiapkan

begini begitu. Ya berarti bapak udah

berusaha nanti hasilnya gimana

tergantung ya pak. Iya ya saya inves

sana, inves sana, mungkin ada kontrakan

ya seperti itu. Kalo kontrakan paling kan

setahun sekali seperti itu yang saya

sisihkan untuk ke sana. Saya memang

sudah menyadari sejak anak ada saya

harus begini karena ketika saya pensiun

ini baru sekian gitu lho. Nah tadi

Bapak menjelaskan bahwa ada

kalo kita, kita ya berusaha

maksimal gitu. (47)

kita udah mempersiapkan jauh

hari saya tau dapet anak baru

tahun segini nanti anakku baru

segini segini saya sudah jauh

hari sudah saya pikir. (48)

Kalo khawatir ya tetep khawatir

tapi kita berdoa aja semoga

sesuai harapan kan. (49)

akhirnya pasrah aja cuma berdoa

aja mau apalagi. (50)

saya merasa lebih sensitif (51)

sudah saya pikir dan persiapkan

dari jauh hari (48)

Tetep khawatir tapi kita berdoa

aja semoga sesuai harapan (49)

Akhirnya pasrah cuma berdoa

(50)

Saya merasa lebih sensitif (51)

hal gak perlu diambil hati tapi

saya masukkan ke hati. (52)

saya siap (53)

Sudah dipikir dan

dipersiapkan dai jauh hari

(48)

Khawatir tapi berdoa semoga

sesuai harapan (49)

Pasrah berdoa (50)

Merasa lebih sensitif (51)

Tidak perlu diambil hati tapo

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 192: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

173

195

196

197

198

199

200

201

202

203

204

205

206

207

208

209

210

211

212

213

214

215

216

217

218

219

220

221

222

223

224

225

pengaruh pada perilaku sehari-hari

seperti menjadi lebih sensitif, itu bisa

Bapak ceritakan seperti apa yang Bapak alami? Ya saya merasa lebih

sensitif51

itu ya maksudnya sebenernya

itu hal gak perlu diambil hati tapi saya

masukkan ke hati.52

Ya tapi saya siap53

sih maksudnya kan memang

kenyataannya saya baru 17 tahun

menikah baru dikasih anak, yasudah

kalau saya pensiun ya anak saya masih

kecil saya sadar itu54

dan ya saya

berusaha gimana caranya agar tanggung

jawab saya tetap terpenuhi meski saya

pensiun nanti55

gitu lho. Nah kalau

perasaan Bapak gimana ketika

merasa lebih sensitif gitu apakah

sedih atau justru ikhlas dan siap? Ya

kalo sedih sih enggak cuma khawatir

juga ya besok gimana kalo udah nggak

kerja itu kan nganggur trus mau

ngapain56

kebiasaannya pasti berubah

jamnya segini biasanya di kantor ini di

rumah. Kalo ikhlas ya saya dan ibu

sudah ikhlas dan ya sudah sejak awal

kita menyadari hal itu57

ya jadi yasudah

yang penting berusaha sisanya terserah

Allah.58

Apakah bapak menjadi lebih

emosional ketika mendekati usia-usia

pensiun ini? Ya enggak deh kayanya

mbak. Ya biasa saja kan sekarang masih

hal gak perlu diambil hati tapi

saya masukkan ke hati. (52)

saya siap (53)

yasudah kalau saya pensiun ya

anak saya masih kecil saya sadar

itu (54)

saya berusaha gimana caranya

agar tanggung jawab saya tetap

terpenuhi meski saya pensiun

nanti (55)

sedih sih enggak cuma khawatir

juga ya besok gimana kalo udah

nggak kerja itu kan nganggur

trus mau ngapain (56)

Kalo ikhlas ya saya dan ibu

sudah ikhlas dan ya sudah sejak

awal kita menyadari hal itu (57)

yasudah yang penting berusaha

sisanya terserah Allah. (58)

bingung juga saya mau ngapain

besok tapi ya cari-cari aja

saya sadar kalau saya pensiun

anak saya masih kecil (54)

saya berusaha agar tanggung

jawab saya tetap terpenuhi

meski saya pensiun nanti (55)

enggak sedih cuma khawatir

besok gimana kalo nganggur

mau ngapain (56)

saya dan ibu sudah ikhlas sejak

awal kita menyadari hal itu (57)

yang penting berusaha sisanya

terserah Allah (58)

bingung mau ngapain besok tapi

cari kegiatan positif aja. (59)

enggak sampe emosional kan

saya sudah mempersiapkan

semua dari awal dulu (60)

dimasukkan ke hati (52)

Siap (53)

Sadar kalau pensiun anak

masih kecil (54)

Berusaha memenuhi

tanggung jawab (55)

Khawatir kalo nganggur mau

ngapain (56)

Ikhlas sudah menyadari sjak

awal (57)

Berusaha sisanya terserah

Allah (58)

Mencari kegiatan positif (59)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 193: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

174

226

227

228

229

230

231

232

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

247

248

249

250

251

252

253

254

255

256

257

ada support dana ya jadi masih oke.

Kalau dari Bapak sendiri diri Bapak

sendiri diluar anak yang mau

pensiun, Bapak menjadi tidak

produktif lagi itu gimana Pak? Ya

bingung juga saya mau ngapain besok

tapi ya cari-cari aja kegiatan positif.59

Tapi kalo sampe emosional itu ya

enggak kan ya saya sudah

mempersiapkan semua dari awal dulu60

gitu lho sudah saya perhitungkan

semuanya.61

Semoga InsyaAllah ya

kelak cukuplah yang sudah saya siapkan

untuk hari tua dan untuk anak saya.62

Ketika kekhawatiran itu muncul apa yang Bapak lakukan? Ya berdoa saja

jika khawatir sama Allah saya

pasrahkan.63

Yang penting tugas dan

tanggungjawab saya sudah berusaha

saya penuhi64

gitu lho. Sebisa mungkin

bahkan ketika saya meninggal pun kan

sudah ada asuransi jadi istri anak saya

ada yang mengcover gitu lho. Berarti

selama ini Bapak merasa stabil ya

emosinya dalam menghadapi masa masa menjelang pensiun ini? Ya kaya

tadi saya bilang kan ya wajar ya orang

kalo nggak ada kegiatan jadi down,

tentang power syndrome itu juga ya

memang betul saya pun ya cukup

merasakan gitu lho kebingungan dan

kegiatan positif. (59)

kalo sampe emosional itu ya

enggak kan ya saya sudah

mempersiapkan semua dari awal

dulu (60)

sudah saya perhitungkan

semuanya. (61)

InsyaAllah ya kelak cukuplah

yang sudah saya siapkan untuk

hari tua dan untuk anak saya.

(62)

berdoa saja jika khawatir sama

Allah saya pasrahkan. (63)

tugas dan tanggungjawab saya

sudah berusaha saya penuhi (64)

saya pun ya cukup merasakan

gitu lho kebingungan dan

kekhawatiran (65)

kita was-was ya meskipun kita

sudah merencanakan ini itu gitu

tapi perasaan mesti ada. (66)

sudah saya perhitungkan

semuanya. (61)

InsyaAllah ya kelak cukuplah

yang sudah saya siapkan untuk

hari tua dan untuk anak saya.

(62)

Jika khawatir berdoa saja sama

Allah saya pasrahkan. (63)

tugas dan tanggungjawab saya

sudah berusaha saya penuhi (64)

Saya cukup merasakan

kebingungan dan kekhawatiran

(65)

kita was-was ya meskipun kita

sudah merencanakan (66)

Di hati kecil saya memang was-

was kalo aku nggak kerja ini

cukup enggak (67)

Tidak emosional karena

sudah mempersiapkan semua

sejak dulu (60)

Semua sudah diperhitungkan

(61)

InsyaAllah cukup yang sudah

disiapkan (62)

Jika khawatir rerdoa sama

Allah dipasrahkan (63)

Sudah berusaha memenuhi

tugas dan tanggungjawab

(64)

Bingung dan khawatir (65)

Was-was meskipun sudah

merencanakan (66)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 194: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

175

258

259

260

261

262

263

264

265

266

267

268

269

270

271

272

273

274

275

276

278

279

280

281

282

283

284

285

286

287

288

289

kekhawatiran65

itu tapi yasudah kan saya

juga sudah menyiapkan itu semua jadi

gimana nanti ya pasrah.

Jadi kalo perasaannya Bapak sendiri

menjelang pensiun itu gimana? Ya

jelas kita ya ada was-wasnya kan ya kita

was-was ya meskipun kita sudah

merencanakan ini itu gitu tapi perasaan

mesti ada.66

Di hati kecil saya memang

was-was iki aku nek ora kerjo iki cukup

ora kan gitu kan.67

Ya intinya itu jadi

tetep ada was-was. Cuma was-was gitu

aja Pak? Ada ketakutan gitu nggak? Nggak ada saya cuma cukup atau tidak

cuma itu aja. Nah itu perasaan was-

was itu muncul ketika Bapak lagi ngapain? Ya perasaan was-was muncul

biasanya lagi santai itu aja pas lagi

santai-santai ya sekali waktu yo pas

gawean kantor banyak gitu inget itu.68

Waktu kerjaan kantor banyak terus inget itu? Iya kok capek sekali ini wah

kan kerjaan sekali waktu itu banyak to

lha itu mikirnya saya belum nggak bisa

terpecahkan sendiri. Biasanya kan kalo

anak buah kan tidak semuanya bisa gitu.

Nah itu saya baru langsung kelingan

gitu mbak.69

Kelingannya kelingan

gimana Pak? Ya kelingan kalo udah

mau pensiun itu gimana besok walaupun

sudah saya siapkan juga tetep ada

Di hati kecil saya memang was-

was iki aku nek ora kerjo iki

cukup ora kan gitu kan. (67)

perasaan was-was muncul

biasanya lagi santai itu aja pas

lagi santai-santai ya sekali

waktu yo pas gawean kantor

banyak gitu inget itu. (68)

kok capek sekali ini wah kan

kerjaan sekali waktu itu banyak

to lha itu mikirnya saya belum

nggak bisa terpecahkan sendiri.

Biasanya kan kalo anak buah

kan tidak semuanya bisa gitu.

Nah itu saya baru langsung

kelingan gitu mbak. (69)

kelingan kalo udah mau pensiun

itu gimana besok walaupun

sudah saya siapkan juga tetep

ada perasaan gitu. (70)

termasuk itu juga penurunan

produktifitas, udah gak kaya

dulu karena memori ini kan

makin menurun makin menurun.

Perasaan was-was muncul saat

santai atau saat banyak kerjaan

di kantor (68)

Sekali waktu capek saat banyak

kerjaan saya belum atau tidak

bisa terpecahkan sendiri, anak

buah tidak semuanya bisa lalu

saya langsung teringat (69)

Teringat kalo mau pensiun

besok gimana walaupun sudah

di siapkan tetep ada perasaan

gitu (70)

Termasuk itu juga penurunan

produktifitas udah gak kaya dulu

karena orang tua kan memorinya

menurun (71)

kalo was-was jalan-jalan aja

Was-was kalo nggak kerja

cukup enggak (67)

Perasaan was-was muncul

saat santai atau saat banyak

kerjaan di kantor (68)

Teringatnya saat capek

banyak kerjaan belum

terpecahkan (69)

Teringat mau pensiun besok

gimana (70)

Penurunan produktifitas,

memori menurun (71)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 195: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

176

290

291

292

293

294

295

296

297

298

299

300

301

302

303

304

305

306

307

308

309

310

311

312

313

314

315

316

317

318

319

320

perasaan gitu.70

Itu ketika kerjaan

banyak itu yang diinget itu ketika

nanti udah nggak kerja gitu atau

karena aku udah nggak seproduktif

dulu kok mikir kaya gini aja kok rasanya berat banget? Nah termasuk

itu juga penurunan produktifitas, udah

gak kaya dulu karena memori ini kan

makin menurun makin menurun. Kalo

orang tua kan memang memorinya

menurun.71

Kalo lagi was-was gitu apa

yang Bapak lakukan? Ya kalo was-

was jalan-jalan aja langsung. Kalo di

pabrik ya liat-liat itu produksi atau apa

kalo lagi santai-santai ya kemana paling

ke belakang sana ke rumah belakang.

Kan sana ada kolam. Cuma ngeliatin

kolam gitu keliling-keliling72

kalo di

luar kan malu nanti di liat orang kalo di

dalem pager di dalem kan nggak malu di

liat orang.73

Kalo di liat orang kok

malu kenapa Pak hahaha? Hahaha ya

iki ngopo to wong iki koyo wong

bingung hahaha.74

Nah itu Bapak

ngerasa bingung? Ha ya iya juga

bingung besok mau gimana kalo udah

nggak kerja.75

Ya berdoa semoga cukup

tapi kan ya kita kan nggak tau prediksi

ke depan seperti apa, harga seperti apa,

bayar seperti apa kan belum tau.76

Pernah ngerasa sedih gitu nggak Pak?

Kalo orang tua kan memang

memorinya menurun. (71)

kalo was-was jalan-jalan aja

langsung. Kalo di pabrik ya liat-

liat itu produksi atau apa kalo

lagi santai-santai ya kemana

paling ke belakang sana ke

rumah belakang. Kan sana ada

kolam. Cuma ngeliatin kolam

gitu keliling-keliling (72)

kalo di luar kan malu nanti di

liat orang kalo di dalem pager di

dalem kan nggak malu di liat

orang. (73)

Hahaha ya iki ngopo to wong iki

koyo wong bingung hahaha.

(74)

bingung besok mau gimana kalo

udah nggak kerja. (75)

Ya berdoa semoga cukup tapi

kan ya kita kan nggak tau

prediksi ke depan seperti apa,

harga seperti apa, bayar seperti

apa kan belum tau. (76)

langsung. Kalo di pabrik ya liat-

liat itu produksi atau apa kalo

lagi santai-santai ya kemana

paling ke belakang sana ke

rumah belakang, kan ada kolam,

ngeliatin kolam gitu keliling-

keliling (72)

kalo di luar kan malu nanti di

liat orang kalo di dalem pager di

dalem kan nggak malu di liat

orang. (73)

ini kenapa to orang ini kaya

bingung (74)

bingung besok mau gimana kalo

udah nggak kerja. (75)

berdoa semoga cukup tapi kan

kita juga nggak tau ke depan

seperti apa (76)

Ya sekali waktu anak buah

disuruh nggak jalan-jalan atau

nggak rampung-rampung saya

Jalan-jalan kalau di pabrik

liat produksi, kalo lagi santai

di rumah ke belakang liat

kolam keliling-keliling (72)

Kalo di luar malu di lihat

orang (73)

Malu diliat seperti orang

bingung (74)

bingung besok mau gimana

kalo udah nggak kerja. (75)

berdoa semoga cukup (76)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 196: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

177

321

322

323

324

325

326

327

328

329

330

331

332

333

334

335

336

337

338

339

340

341

342

343

345

346

347

348

349

350

351

352

Nggak, nggak sedih saya, ya kita sudah

menerima ya karena dapetnya memang

sudah terlambat ya udah siap dari awal

sudah menyadari itu semua. Saya

pensiun terus anak baru usia sekian nah

terus saya harus begini itu udah semua

direncanakan. Itu terus perasaannya

ada pengaruhnya sama perilaku sehari-hari gitu nggak Pak? Rasanya

tidak ya. Kalau kemarin Bapak bilang

jadi lebih sensitif itu lebih sensitif seperti apa Pak? Ya sekali waktu kan

anak buah disuruh nggak jalan-jalan

atau nggak rampung-rampung saya

diminta oleh pimpinan begini, dia belum

siap kan otomatis saya harus kerja keras

lagi.77

Itu bentuk sensitifnya itu

seperti apa Pak? Ya gimana ya dikit-

dikit sok nggak kepeneran itu. Tapi anak

buah juga nggak saya marahi kan ya

saya juga nggak penak78

to ya perasaan

aja. Perasaannya gimana? Iya dibatin

aja gawean koyo ngono kok ra

rampung-rampung, tidak dilampiaskan

tidak kan udah tua-tua juga.79

Kalau ke

keluarga ada pengaruhnya nggak?

Tidak ada mungkin di rumah malah

terhibur ketemu keluarga ketemu anak.80

Selain was-was ada perasaan lain gak

Pak? Ya cuma was-was itu aja cukup

apa enggak. Merasakan sampe stress

Ya sekali waktu kan anak buah

disuruh nggak jalan-jalan atau

nggak rampung-rampung saya

diminta oleh pimpinan begini,

dia belum siap kan otomatis

saya harus kerja keras lagi. (77)

Ya gimana ya dikit-dikit sok

nggak kepeneran itu. Tapi anak

buah juga nggak saya marahi

kan ya saya juga nggak penak

(78)

Iya dibatin aja gawean koyo

ngono kok ra rampung-

rampung, tidak dilampiaskan

tidak kan udah tua-tua juga. (79)

di rumah malah terhibur ketemu

keluarga ketemu anak. (80)

Makin tua makin pasrah ya

diminta oleh pimpinan begini

dia belum siap kan otomatis

saya harus kerja keras lagi (77)

Ya gimana ya dikit-dikit sok

nggak kepeneran itu. Tapi anak

buah juga nggak saya marahi

kan ya saya juga nggak penak

(78)

Iya dibatin aja gawean koyo

ngono kok ra rampung-

rampung, tidak dilampiaskan

tidak kan udah tua-tua juga. (79)

di rumah malah terhibur ketemu

keluarga ketemu anak. (80)

Makin tua makin pasrah ya

sudah kalo udah gitu ya gimana

lagi di pasrahkan aja dalam doa

semoga diberi kesehatan untuk

menyelesaikan tugas sebagai

Harus kerja keras karena

pimpinan minta dan anak

buah nggak jalan-jalan atau

nggak rampung-rampung

(77)

Anak buah tidak dimarahi

karena nggak enak (78)

Dibatin kerjaan kaya gitu aja

kok gak selesai, tidak

dilampiaskan karena sudah

tua-tua (79)

di rumah malah terhibur

ketemu keluarga ketemu

anak. (80)

Makin tua makin pasrah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 197: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

178

353

354

355

356

357

358

359

360

361

362

363

364

365

366

367

368

369

370

371

372

374

375

376

377

378

379

380

381

382

383

384

yang mempengaruhi kaya pola makan gitu gitu nggak pak? Enggak

saya nggak sampe stress. Saya enggak

power syndrome gitu enggak enggak.

Kalo udah pensiun yaudah di rumah.

Kalau rasa tertekan gitu ada nggak

Pak sama kewajiban ini yang udah

pensiun nanti tapi masih menghidupi keluarga? Enggak ada udah pasrah aja.

Makin tua makin pasrah ya sudah kalo

udah gitu ya gimana lagi di pasrahkan

aja dalam doa semoga diberi kesehatan

untuk menyelesaikan tugas sebagai

orang tua nanti dananya cukup.81

Yang

saya inveskan berhasil atau enggak kan

saya nggak tau ya nanti ya memang

selama ini kan sekali waktu tiap bulan

selalu ada hasil sekali waktu enggak.

Jadi saya simpen Logam Mulia gitu

daya beli kan sama terus. Kalo saya

simpen uang 50 juta gitu buat sekarang

sama besok kan udah beda kan

harganya. Kalo emas lebih stabil gak

kena inflasi. Berarti gak ada

perubahan secara emosional? Rasanya

enggak mbak. Saya sudah siapkan. Ya

mungkin kan karena biasanya tiap hari

pergi terus gak pergi ya paling besok

menyesuaikan itu aja.82

Kalo saya kan

paling ya besok tinggal mengaji aja rajin

ikut pengajian nanti kan ketemu temen

sudah kalo udah gitu ya gimana

lagi di pasrahkan aja dalam doa

semoga diberi kesehatan untuk

menyelesaikan tugas sebagai

orang tua nanti dananya cukup.

(81)

Ya mungkin kan karena

biasanya tiap hari pergi terus

gak pergi ya paling besok

menyesuaikan itu aja. (82)

Kalo saya kan paling ya besok

tinggal mengaji aja rajin ikut

pengajian nanti kan ketemu

temen jadi ada hiburan. (83)

Paling ya nanti tetep kerasa kalo

gak ada kegiatan waktu terasa

kok lama ya yaudah nanti keluar

aja jalan ke sawah apa kemana.

(84)

orang tua nanti dananya cukup.

(81)

Ya mungkin kan karena

biasanya tiap hari pergi terus

gak pergi ya paling besok

menyesuaikan itu aja. (82)

Kalo saya kan paling ya besok

tinggal mengaji aja rajin ikut

pengajian nanti kan ketemu

temen jadi ada hiburan. (83)

Paling ya nanti tetep kerasa kalo

gak ada kegiatan waktu terasa

kok lama ya yaudah nanti keluar

aja jalan ke sawah apa kemana.

(84)

paling kan berapa hari aja gitu to

mbak menyadari kok kluntang

kluntung, nanti kalo berlarut-

dalam doa semoga diberi

kesehatan untuk

meneyelesaikan tugas

sebagai orang tua nanti

dananya cukup (81)

Besok menyesuaikan yang

biasanya pergi terus nggak

pergi (82)

Besok jadi rajin ikut

pengajian ketemu temen jadi

ada hiburan (83)

Waktu terasa lama kalo

nggak ada kegiatan, yasudah

jalan aja ke sawah atau

kemana (84)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 198: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

179

385

386

387

388

389

390

391

392

393

394

395

396

397

398

400

jadi ada hiburan.83

Paling ya nanti tetep

kerasa kalo gak ada kegiatan waktu

terasa kok lama ya yaudah nanti keluar

aja jalan ke sawah apa kemana.84

Kegiatanya ya nanti lebih mendekatkan

sama Allah aja. Ada tuntutan dari istri

gitu gak Pak? Oh enggak istri juga

pasrah udah kita selalu mensyukuri apa

yang dikasih sekarang yaudah. Ibu ya

selalu setuju kalo invesnya kemana saja

gitu. Kemarin kan Bapak bilang kalo

orang gak ada kegiatan itu jadi down

itu gimana? Ya paling kan berapa hari

aja gitu to mbak menyadari kok

kluntang kluntung ya paling berapa hari

gitu nanti kalo berlarut-larut malah

sakit.85

Itu wajar mbak biasanya jam

segini aku gini terus ini nggak ngapa-

ngapain ya86

terus kan mikirnya aku ki

arep ngopo nah supaya nggak berlarut-

larut kan mencari kegiatan liat-liat ke

sawah apa kemana gitu.87

paling kan berapa hari aja gitu to

mbak menyadari kok kluntang

kluntung ya paling berapa hari

gitu nanti kalo berlarut-larut

malah sakit. (85)

Itu wajar mbak biasanya jam

segini aku gini terus ini nggak

ngapa-ngapain ya (86)

terus kan mikirnya aku ki arep

ngopo nah supaya nggak

berlarut-larut kan mencari

kegiatan liat-liat ke sawah apa

kemana gitu. (87)

larut malah sakit. (85)

Itu wajar mbak biasanya jam

segini aku gini terus ini nggak

ngapa-ngapain ya (86)

terus kan mikirnya aku ki arep

ngopo nah supaya nggak

berlarut-larut kan mencari

kegiatan liat-liat ke sawah apa

kemana gitu. (87)

Kluntang kluntung beberapa

hari, kalo berlarut-larut

malah sakit (85)

Jam segini biasanya ngapain

terus ini nggak ngapa-

ngapain (86)

Lalu berpikir supaya nggak

berlarut-larut, mencari

kegiatan (87)

BY, 55 tahun

TABEL KODING

Kode Sub-Kategori Kategori Tema

Khawatir (11) Khawatir Emosi negatif Emosi

Khawatir nanti gimana harus merubah pola hidup (21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 199: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

180

Khawatir kalo menganggur gimana (38)

Berpengaruh jadi lebih sensitif (26)

Sensitif Merasa lebih sensitif (51)

Tidak perlu diambil hati tapi dimasukkan ke hati (52)

Was-was meskipun sudah merencanakan (66) Was-was

Was-was kalo nggak kerja cukup enggak (67)

Siap (53) Siap

Emosi positif Tidak emosional karena sudah mempersiapkan semua sejak dulu (60) Tidak emosional

Ikhlas sudah menyadari sejak awal (57) Ikhlas

Harus memplanning (2)

Perencanaan

Pemilihan situasi Proses Regulasi

Emosi

Harus planning sendiri (3)

Mempersiapkan jauh sebelum pensiun (12)

Pendidikan anak sudah disiapkan walaupun pensiun (8)

Harus mempersiapkan pola hidup agar pendapatan yang disiapkan cukup untuk

kelancaran hidup (21)

Sudah disiapkan semampunya paling nggak sampe anak berumahtangga (23)

Sejak anak lahir sudah dimasukkan asuransi (32)

Sudah dipikir dan dipersiapkan dari jauh hari (48)

Sudah menyiapkan tabungan untuk anak dan lainnya (36)

Sejak anak lahir sudah ikut asuransi (4)

Ikut asuransi Menyediakan premi setiap bulan setiap tahun (5)

Kalo meninggal asuransi sudah mengcover (34)

Dengan jalur mana saja supaya menghasilkan (45) Mencari hasil

Kemampuan keuangan menurun jadi tahun ini dicairkan dan tidak diperpanjang

(6) Mundur dari asuransi

Kalo ada rejeki lebih untuk cadangan anak (7) Pemanfaatan rejeki

Kalo diluar rencana gatau nanti (31) Lihat nanti

Cukup atau tidaknya tergantung inflasi nanti (25)

Berusaha memenuhi tanggung jawab (55) Beursaha memenuhi

tanggungjawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 200: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

181

Ketakutan dipasrahkan pada Allah (9)

Menyerahkan pada Tuhan

Penyebaran atensi

Menyiapkan segini, kalau Tuhan menghendaki itu lancar sampe lulus nanti (10)

Tergantung yang di atas (37)

berdoa dan berusaha maksimal hasil akhirnya tergantung Allah (47)

Berdoa semoga sesuai rencana (30)

Berdoa

Makin tua makin pasrah dalam doa semoga diberi kesehatan untuk

meneyelesaikan tugas sebagai orang tua nanti dananya cukup (81)

Khawatir tapi berdoa semoga sesuai harapan (49)

Pasrah berdoa (50)

Jika khawatir berdoa sama Allah dipasrahkan (63)

berdoa semoga cukup (76)

Ini menurun, kebutuhannya makin tinggi (27)

Fokus pada hal yang

menimbulkan emosi

Karena faktor ekonomi, kemungkinan berpengaruh pada perilaku. (28)

Belum ada pengaruh yang dirasain karena masih ada support dana (29)

Perasaan was-was muncul saat santai atau saat banyak kerjaan di kantor (68)

Teringatnya saat capek banyak kerjaan belum terpecahkan (69)

Teringat mau pensiun besok gimana (70)

bingung besok mau gimana kalo udah nggak kerja. (75)

Penurunan produktifitas, memori menurun (71)

Harus kerja keras karena pimpinan minta dan anak buah nggak jalan-jalan atau

nggak rampung-rampung (77)

Membagi kekhawatiran ke asuransi (33) Membagi khawatir

Memahami saat pensiun anak belum selesai (35) Pemahaman

Jalan-jalan kalau di pabrik liat produksi, kalo lagi santai di rumah ke belakang liat

kolam keliling-keliling (72) Pengalihan perhatian

Kalo di luar malu di lihat orang (73)

Malu diliat seperti orang bingung (74)

di rumah malah terhibur ketemu keluarga ketemu anak. (80) Hiburan bersama keluarga

Anak buah tidak dimarahi karena nggak enak (78) Tidak melampiaskan atau

memarahi Dibatin kerjaan kaya gitu aja kok gak selesai, tidak dilampiaskan karena sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 201: REGULASI EMOSI DALAM MENGHADAPI MASA PENSIUN PADA …

182

tua-tua (79)

Investasi bisa menambah bulanan (13)

Investasi

Perubahan situasi

Masih lumayan meski tak sebesar yang diterima rutinitas (14)

Sekarang jadi pangkalan yang ngurusin ibu (17)

Melayani gas (40)

Investasi dikit-dikit (43)

ikut andil jika saudara butuh uang dan dikembalikan dengan tambahan pendapatan

(44)

Mencari kesibukan (15)

Mencari kesibukan

Mencari dan mempersiapkan kesibukan (16)

Jadi salah satu rutinitas (18)

Mencari kesibukan (39)

Mencari kesibukan yang positif (41)

Banyak pengajian sama grup yang lain (42)

Besok menyesuaikan yang biasanya pergi terus nggak pergi (82)

Besok jadi rajin ikut pengajian ketemu temen jadi ada hiburan (83)

Waktu terasa lama kalo nggak ada kegiatan, yasudah jalan aja ke sawah atau

kemana (84)

Kluntang kluntung beberapa hari, kalo berlarut-larut malah sakit (85)

Jam segini biasanya ngapain terus ini nggak ngapa-ngapain (86)

Lalu berpikir supaya nggak berlarut-larut, mencari kegiatan (87)

Wajar jika orang tidak punya kesibukan otomatis jadi down (19) Menganggap wajar sebuah

situasi Perubahan kognitif

Sudah disiapkan sebagai tanggungjawab orang tua (24) Tanggung jawab

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI