Upload
kuku-homiiom
View
235
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
1/25
BAB I
PENDAHULUAN
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas massa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah (Setiyohadi, 2009). Indonesia pada tahun 1999
2000 memiliki ratarata usia hidup !"!# tahun, tahun 2000200$ meningkat
menjadi !#!% tahun. &ahun 200% usia harapan hidup Indonesia meningkat
menjadi #0,# tahun (Setiyohadi, 2009). 'eningkatan usia harapan hidup,
menyebabkan berbagai penyakit degenerati dan metabolik termasuk osteoporosis
akan menjadi masalah muskuloskeletal yang memerlukan perhatian khusus,
terutama di negara berkembang, termasuk Indonesia karena kasus osteoporosis
dengan berbagai akibatnya termasuk raktur diperkirakan juga akan meningkat
(Setiyohadi, 2009).
'ada saat ini, diperkirakan lebih dari 200 juta orang di dunia mengalami
osteoporosis dan "" juta diantaranya di merika Serikat. 'engurangan massa
tulang yang berkaitan dengan osteoporosis ditandai dengan meningkatnya risiko
patah tulang skeletal dan nonskeletal, nyeri yang terus menerus serta menurunnya
ungsi akan menimbulkan eek samping pada kualitas hidup. Sekitar *0+ dari
seluruh anita pas-amenopause di merika Serikat dan ropa menderita
osteoporosis, dan diperkirakan lebih dari "0+ akan menderita satu atau lebih dari
satu raktur osteoporosis selama sisa hidup mereka (/eginster et al ., 200$).
enopause sendiri deinisinya adalah periode menstruasi terakhir. Ini bersiat
uniersal dan bagian yang irreersibel dalam proses penuaan se-ara keseluruhan
dengan kaitannya sistem reproduksi anita.
enurut data International Osteoporosis Foundation, lebih dari *0+ anita
diseluruh dunia mengalami risiko seumur hidup untuk patah tulang akibat
osteoporosis bahkan mendekati "0+, sedangkan pada pria risikonya berada pada
angka 1*+. Indonesia yang memiliki sekitar 2*# juta penduduk akan memiliki #1
juta penduduk berusia lebih dari !0 tahun pada tahun 20$0. erdasarkan hasil
pengujian menggunakan mesin Dual Energy X-ray Absorpsiometry (34),
diperkirakan sekitar sebanyak 2%,%+ lakilaki dan *2,*+ perempuan sudah
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
2/25
mengalami osteoporosis. erdasarkan laporan 'erhimpunan Osteoporosis
Indonesia, sebanyak "1,%+ lakilaki dan 90+ perempuan sudah memiliki gejala
osteoporosis, sedangkan 2%,%+ lakilaki dan *2,*+ perempuan sudah menderita
osteoporosis (&andra, 2009).
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
. 35I6ISI
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah (3ais et al ., 20107 Setiyohadi, 2009). 8ane
(200$) mendeinisikan osteoporosis sebagai kelainan skeletal yang ditandai
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
3/25
dengan penurunan kekuatan tulang. al ini dapat mengakibatkan raktur panggul,
tulang belakang dan tulang lainnya.
. 'I3IO8O:I
erdasarkan hasil analisa data yang dilakukan 'uslitbang :i;i 3epkes /I
tahun 200" pada 1" proinsi menunjukkan baha masalah osteoporosis di
Indonesia telah men-apai tingkat yang perlu diaspadai yaitu 19,#+. &ingkat
ke-enderungan ini ! kali lebih besar dibandingkan di elanda. 8ima proinsi
dengan risiko osteoporosis lebih tinggi yakni Sumatera Selatan (2#,#+), mur dan
densitas tulang merupakan aktor risiko osteoporosis yang berhubungan dengan
risiko terjadinya raktur osteoporosis. 5raktur osteoporosis akan meningkat
dengan meningkatnya umur.insiden raktur pergelangan tangan meningkat se-ara
bermakna setelah umur $0an, raktur ertebra setelah umur !0an, dan raktur
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
4/25
panggul setelah umur #0an. 'ada perempuan, risiko raktur 2 kali dibandingkan
lakilaki pada umur yang sama dan lokasi raktur tertentu (Setyohadi, 2009).
Indeks massa tubuh yang rendah juga merupakan aktor risiko timbulnya
raktur osteoporotik raktur. /isiko ini tampak nyata pada orang dengan indeks
massa tubuh B20 kgCm2. /isiko raktur pada orang kurus tidak tergantung pada
3. 'eminum alkohol lebih dari 2 unitChari juga merupakan aktor risiko
terjadinya raktur osteoporotik dan bersiat dose-dependent. 3emikian juga
merokok yang merupakan aktor risiko raktur osteoporotik yang independen
terhadap nilai 3. eberapa penyakit kronik berhubungan dengan densitas
tulang yang rendah, apalagi bila harus diterapi dengan glukokortikoid jangka
panjang. 'ada arthritis rheumatoid risiko raktur osteoporotik tidak tergantung
pada penggunaan glukokortikoid maupun nilai 3 (Setyohadi, 2009).
/iayat raktur merupakan aktor risiko timbulnya raktur osteoporotik di
kemudian hari dengan risiko 2 kali. /isiko ini terutama tampak pada raktur
ertebra. 'enderita dengan 2 raktur ertebra atau lebih akan memiliki risiko
untuk raktur ertebra berikutnya sampai 12 kali lipat pada tingkat 3 manapun
(Setyohadi, 2009).
&abel 1. 5aktor /isiko Osteoprosis
>mur Setiap peningkatan umur 1 dekade berhubungan dengan
peningkatan risiko 1,"1,%
:enetik tnis (?aukasusCoriental lebih dari orang hitam Cpolinesia)
:ender (perempuan D lakilaki)
/iayat keluarga
8ingkungan akanan, deisiensi kalsium
ktiitas isik dan pembebanan mekanik
Obatobatan misalnya kortikosteroid, anti konulsan, heparin
erokok
lkohol
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
5/25
ormon
endogen dan
penyakit
kronik
3eisiensi estrogen
3eisiensi androgen
:astrektomi, sirosis, tirotoksikosis, hiperkortisolisme
Siat isik
tulang
3ensitas massa tulang
>kuran dan geometri tulang
ikroarsitektur tulang
?omposisi tulang
3. '&O5ISIO8O:I OS&O'O/OSIS
Osteoporosis merupakan kehilangan massa tulang yang dipengaruhi oleh
perubahan tergantung usia pada remodeling tulang, yang diperparah oleh aktor
ekstrinsik dan intrinsik. 'erubahan ini dapat berakibat pada rendahnya massa
tulang. Selama pertumbuhan, skeleton mengalami penambahan ukuran melalui
pertumbuhan linear dan dengan penambahan jaringan tulang baru pada permukaan
luar korteks. 'roses ini disebut pembentukan tulang (modeling ), suatu proses yang
menyebabkan tulang panjang beradaptasi dengan bentuk dan beban yangdiberikan. 'eningkatan produksi hormon reproduksi pada masa pubertas
diperlukan untuk maturasi tulang, yang men-apai massa dan densitas maksimal
pada masa deasa aal. Sekitar masa pubertas, terjadi dismorisme seksual pada
ukuran skelet, alaupun densitas tulang tetap sama antara kedua jenis kelamin
(5au-i et al ., 200%).
ntara usia % hingga 1% tahun kandungan mineral tulang menjadi lebih
dari dua kali lipat, sedangkan olume densitas tulang sebenarnya atau volumetric
Bone Mineral Density (3) hampir tidak berubah. assa tulang ini
berakumulasi untuk menginisiasi peningkatan ukuran tulang (diameter) dan
ketebalan korteks dengan penambahan periosteal (modeling ) dan untuk
mengurangi luas tulang pembentukan trabekula tulang dan penebalan. Sementara
itu permukaan endosteal mengalami modeling dan remodeling untuk men-apai
massa tulang, geometri, dan mikrostruktur tulang deasa, pada usia 20 tahun.
'ada akhirnya, pun-ak massa tulang adalah penentu utama kekuatan tulang dan
ragilitas semasa hidup. 'eningkatan diameter dan massa tulang pada lakilaki,
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
6/25
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
7/25
&abel *. ?arakteristik Osteoporosis &ipe I dan II
Tipe I Tipe IIUmur (tahun) $0#$ D#0
Perempuan:laki-laki !@1 2@1
Tipe keruakan
tulan!
&erutama trabekular &rabekular dan kortikal
B"ne turn"#er &inggi /endah
L"kai $raktur
ter%an&ak
Gertebra, radius distal Gertebra, kolum emoris
'un!i paratir"i enurun eningkat
E$ek etr"!en &erutama skeletal &erutama ekstraskeletal
Eti"l"!i utama3eisiensi estrogen 'enuaan, deisiensi
estrogen
a. Osteoporosis tipe I (inolusional)
Osteoporosis tipe I merupakan osteoporosis yang terjadi pada perempuan
pas-amenopause, disebabkan oleh deisiensi estrogen akibat menopause.
1) 'eran estrogen pada tulang
strogen manusia dapat dibagi menjadi * kelompok yaitu estron (1), 1#H
estradiol (2), estriol (*). strogen yang terutama dihasilkna oleh oarium
adalah estradiol. stron juga dihasilkan oleh tubuh manusia tetapi berasal dari luar
oarium yaitu dari konersi androstenedion pada jaringan perier. striol
merupakan estrogen yang terutama didapatkan di dalam urin. erasal dari
hidroksilasi 1! estron dan estradiol (Setyohadi, 2009).
strogen berperan pada pertumbuhan tanda seks sekunder pada anita dan
menyebabkan pertumbuhan uterus, penebalan mukosa agina, penipiisan mu-us
seriks dan pertumbuhan saluransaluran pada payudara. strogen juga
mempengaruhi proil lipid dan endotel pembuluh darah, hati, tulang, susunan
sara pusat, sistem imun, sistem kardioaskular, dan sistem gastrointestinal
(Setyohadi, 2009).
Saat ini telah ditemukan 2 ma-am reseptor estrogen (/) yaitu reseptor
estrogen (/) dan reseptor estrogenH (/H). Selain terdistribusi pada jaringan
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
8/25
otak, oarium, uterus, dan prostat, eseptor estrogen juga diekspresikan oleh
berbagai sel tulang, termasuk osteoblas, osteosit, osteoklas, dan kondrosit.
kspresi / dan /H meningkat bersamaan dengan dierensiasi dan maturasi
osteoblas (lihat tabel ".) (Setyohadi, 2009).
strogen merupakan regulator pertumbuhan dan homeostasis tulang yang
penting. strogen memiliki eek langsung dan tak langsung pada tulang. ek tak
langsung meliputi estrogen terhadap tulang berhubungan dengan homeostasis
kalsium di usus, modulasi 1,2$ (O)23, ekskresi Aa di ginjal dan sekresi hormon
paratiroid ('&) (Setyohadi, 2009).
&erhadap selsel tulng, estrogen memiliki beberapa eek seperti tertera pada
tabel $. ekeek ini akan meningkatkan ormasi tulang dan menghambat resorpsi
tulang oleh osteoklas (Setyohadi, 2009).
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
9/25
2) 'atogenesis osteoporosis tipe I
Setelah menopause, maka resorpsi tulang akan meningkat, terutama pada
de-ade aal setelah menopause, sehingga insiden raktur, terutama raktur
ertebra dan radius distal meningkat. 'enurunan densitas tulang terutama pada
tulang trabekular, karena memiliki permukaan yang luas dan hal ini dapat di-egah
dengan terapi sulih estrogen. 'etanda resorpsi tulang dan ormasi tulang,
keduanya meningkat menunjukkan adanya peningkatan bone turnoer. strogen
juga berperan menurunkan produksi berbagai sitokin oleh bone marro stroma
cell dan selsel mononuklear, seperti I81, I8!, dan &65 yang berperan
meningkatkan kerja osteoklas. 3engan demikian, menurunnya kadar estrogen
akibat menopause akan meningkatkan produksi berbagai sitokin tersebut sehingga
aktiitas osteoklas meningkat (Setyohadi, 2009).
Selain peningkatan aktiitas osteoklas, menopause juga menurunkan absorpsi
kalsium di usus dan meningkatkan ekskresi kalsium di ginjal. Selain itu,
menopause juga menurunkan sintesis berbagai protein yang membaa
1,2$(O)23, sehingga pemberian estrogen akan meningkatkan konsentrasi
1,2$(O)23 di dalam plasma (Setyohadi, 2009).
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
10/25
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
11/25
Osteoporosis tipe II merupakan osteoporosis senil yang terjadi pada lakilaki
maupun perempuan di atas usia #$ tahun. 3isebabkan oleh gangguan absorpsi
kalsium di usus sehingga menyebabkan hiperparatiroidisme sekunder yang
menyebabkan timbulnya osteoporosis (Setyohadi, 2009).
'ada de-ade ke delapan dan Sembilan kehidupan, terjadi ketidakseimbangan
remodeling tulang dimana resorpsi tulang meningkat, sedangkan ormasi tulang
tidak berubah atau menurun. al ini akan menyebabkan kehilangan massa tulang,
perubahan mikroarsitektur tulang dan peningkatan risiko raktur (Setyohadi,
2009).
3eisiensi kalsium dan itamin 3 juga sering didapatkan pada orang tua. al
ini disebabkan oleh asupan kalsium dan itamin 3 yang kurang, anoreksia,
malabsorpsi, dan paparan sinar matahari yang rendah. kibat deisiensi kalsium,
akan timbul hiperparatiroidisme sekunder yang persisten sehingga akan semakin
meningkatkan resorpsi tulang dan kehilangan massa tulang. 5aktor lain yang juga
berperan dalam kehilangan massa tulang pada orang tua adalah aktor genetik dan
lingkungan (merokok, alkohol, obatobatan, imobilisasi lama) (Setyohadi, 2009).
3engan bertambahnya umur, remodeling endokortikal dan intrakortikal akan
meningkat, sehingga kehilangan tulang terutama terjadi pada tulang kortikal dan
meningkatkan risiko raktur tulang kortikal misalnya pada emur proksimal. 'ada
lakilaki tua, peningkatan resorpsi endokortikal tulang panjang akan diikuti
peningkatan ormasi periosteal sehingga diameter tulang panjang akan meningkat
dan menurunkan risiko raktur pada lakilaki tua (Setyohadi, 2009).
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
12/25
2. Osteoporosis Sekunder
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
13/25
&abel !. 'enyebab osteoporosis sekunder (e;inskis, 2002).
*. Osteoporosis Idiopatik
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
14/25
5. 3I:6OSIS
>ntuk menegakkan diagnosis osteoporosis, sebagaimana penyakit lain, perlu
dilakukan anamnesis, pemeriksaan isik, laboratorium, dan radiologi.
+, Anamnei
namnesis memegang peranan penting pada ealuasi osteoporosis. 'ada
osteoporosis pas-a menopause, yang penting untuk ditanyakan adalah riayat
haid, umur menarke dan menopause, penggunaan obatobat kontrasepsi, dan
riayat keluarga dengan osteoporosis juga perlu diperhatikan. 5aktor lain yang
harus ditanyakan juga adalah raktur pada trauma minimal, imobilisasi lama,
turunnya tinggi badan pada orang tua, kurangnya paparan sinar matahari, asupan
kalsium, osor, itamin 3, latihan yang teratur yang bersiat eig!t-bearing .
Obatobatan yang diminum dalam jangka panjang juga harus diperhatikan, seperti
kortikosteroid, hormon tiroid, antikonulsan, heparin, antasid yang mengandung
aluminium, sodiumluorida dan biosonat etidronat. 'erlu juga ditanyakan
riayat konsumsi alkohol dan merokok dan juga penyakitpenyakit lain seperti
penyakit ginjal, saluran -erna, hati, endokrin, dan insuiesiensi pankreas.(Setiyohadi, 2009).
, Pemerikaan 'iik
&emuan penting pada pemeriksaan isik pada pasien dengan osteoporosis
dapat berupa kelanjutan raktur lama (kiosis yang disebabkan raktur eterbra
terdahulu), raktur baru, atau abnormalitas karena penyebab sekunder osteoporosis
(tiromegali dengan tirotoksikosis). 'engukuran tinggi badan se-ara akurat, dapat
membantu ealuasi pasien dengan risiko patah tulang. ?erapuhan tulang spinal,
kiosis, atau berkurangnya jarak antara tulang rusuk bagian baah dan pelis
dapat merupakan hasil dari satu atau lebih raktur ertebra. ?elainan -ara berjalan,
postur, keseimbangan, kekuatan otot, atau adanya hipotensi postural atau
menurunnya kesadaran dapat dikaitkan dengan risiko jatuh. arus diobserasi
apakah terdapat gejala hipertiroidisme atau sindrom Aushing. Sklera berarna
biru, penurunan pendengaran, gigi kuningke-oklatan dapat menunjukkan
osteogenesis impere-ta (8eie-ky, 2010).
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
15/25
., Pemerikaan La%"rat"rium
'ada pemeriksaan laboratorium, tes rutin yang dilakukan adalah pengukuran
kalsium serum dan kadar kreatinin, ungsi hati, pengukuran kadar tirotropin,
hitung darah lengkap, kalsium, dan antibodi IG dapat dilakukan. ?adar serum
2$hidroksiitamin 3 juga dapat diukur. (beling, 200%).
/, Pemerikaan 0ai"l"!i
X-ray digunakan untuk mendiagnosis semua tipe raktur dan dapat
menentukan penyebab sekunder osteoporosis. (8eie-ky, 2010).
1, Pemerikaan Denita Tulan!
anyak istilah yang digunakan untuk mendeskripsikan junmlah dan densitas
sebuah tulang. assa tulang menunjukkan jumlah tulang pada skelet atau pada
suatu lokasi. 3ensitas mineral tulang atau Bone Mineral Density (3)
dideinisikan sebagai konsentrasi ratarata mineral per unit area (untuk single-
energy Xray absorpsiometri ES4F dan dual energy %-ray absorpsiometry), yang
juga menunjukkan ke 3 suatu area. 3 yang dilakukan dalam 2 dimensi
dipengaruhi oleh ukuran potongan tulang7 apabila sebuah tulang berukuran besar
dan ke-il memiliki densitas mineral yang sama, tulang yang berukuran lebih besar
akan terlihat memiliki 3 yang lebih tinggi. 3ensitometri dilaporkan dengan
skor & dan K yang keduanya bergantung pada standar deiasi pengukuran.
Standar deiasi meakili ariabilitas normal pada pengukuran pada populasi
muda normal. Skor K bernilai 0 menandakan pasien memiliki nilai ratarata pada
umurnya. Skor K 2,0 menandakan pasien memiliki nilai 3 yang rendah pada
daerah tersebut. Sedangkan skor & adalah angka standar deiasi dibaah ratarata
3 pada deasa muda (2$"$ tahun). Skor & 0 menunjukkan baha pasien
memiliki 3 yang berada pada ratarata deasa muda, Skor & 2,$
menunjukkan baha pasien memiliki 3 yang dibaah standar deiasi pada
daerah itu (Aummings et al ., 2002).
?lasiikasi diagnosis osteoporosis berdasarkan densitas massa tulang menurut
JO study group 199" adalah (Setiyohadi, 2009)@
&abel %. ?lasiikasi 3iagnosis Osteoporosis
?lasiikasi Skor &
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
16/25
6ormal 1 atau lebih besar
Osteopenia ntara 1 dan 2,$
Osteoporosis 2,$ atau kurangOsteoporosis berat 2,$ atau kurang dan raktur
ragilitas
Indikasi pengukuran densitas mineral tulang menurut &ational
Osteoporosis Foundation@
1) Janita berumur !$ tahun atau lebih dan pria berumur #0 tahun atau lebih,
tanpa melihat aktor risiko.2) Janita pas-amenopause yang berusia lebih muda dan pria berumur $0!9
tahun yang memiliki aktor risiko.
*) Janita pada transisi menopause jika terdapat aktor risiko spesiik yang
berkaitan dengan peningkatan risiko raktur seperti berat badan rendah, raktur
akibat trauma atau pengobatan risiko tinggi.
") Orang deasa yang mengalami raktur setelah usia $0 tahun.
$) Orang deasa dengan kondisi tertentu (-ontoh@ arthritis rheumatoid), atau
dalam pengobatan (-ontoh@ glukokortikoid dengan dosis harian L $ mg
prednison atau yang setara lebih dari * bulan) yang berkaitan dengan
rendahnya massa tulang atau kehilangan massa tulang.
!) Orang yang dipertimbangkan untuk melakukan terapi armakologi untuk
osteoporosis.
#) Orang yang telah diterapi untuk osteoporosis, untuk memantau hasil terapi.
%) Orang yang tidak menerima terapi osteoporosis tetapi dibuktikan mengalami
kehilangan massa tulang sehingga harus diterapi.
9) Janita pas-amenopause yang mengalami penurunan kadar estrogen.
:. 'enatalaksanaan osteoporosis
Se-ara teoritis osteoporosis dapat diobati dengan -ara menghambat kerja
osteoklas dan atau meningkatkan kerja osteoblas. kan tetapi saat ini obat
obat yang beredar pada umumnya bersiat anti resorpsi. =ang termasuk obat
antiresorpsi misalnya@ estrogen, kalsitonin, bisosonat. Sedangkan ?alsium
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
17/25
dan Gitamin 3 tidak mempunyai eek antiresorpsi maupun stimulator tulang,
tetapi diperlukan untuk optimalisasi meneralisasi osteoid setelah proses
pembentukan tulang oleh sel osteoblas (Setiyohadi, 2009).
. 6on armakologi
1. dukasi dan pen-egahan
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
18/25
strogen yang beredar di dalam tubuh sebagian besar akan terikat
dengan seM hormon binding globulin (S:) dan albumin, hanya
sebagian ke-il yang tidak terikat, tapi justru raksi ini yang akti.
strogen akan di eksresikan melalui saluran empedu, kemudian di
reabsorpsi kembali di usus halus (sirkulasi enterohepatik). 'ada ase ini
estrogen akan dimetabolisme menjadi bentuk yang tidak akti dan
dieskresikan melalui ginjal. erokok ternyata dapat menurukan
aktiitas ekstrogen se-ara bermakna. ek samping estrogen meliputi
nyeri payudara (mastalgia), retensi -airan, peningkatan berat badan,
tromboembolisme dan pada pemakaian jangka panajng dapat
meningkatkan resiko kanker payudara. (Setiyohadi, 2009).
eberapa preparat estrogen yang dapat dipakai dengan dosis untuk
anti reabsorpsi nya adalah estrogen terkonjugasi 0,!2$ mgChari, 1#H
ekstradiol oral 12 mgChari, 1#Hekstradiol transdermal $0 mgChari,
1#Hekstradiol subkutan 2$$0 mg setiap ! bulan. (Setiyohadi, 2009).
?ontraindikasi absolut penggunaan estrogen adalah kanker
paudara, kanker endometrium, hiperplasia endometrium, kehamilan,
perdarahan uterus disungsional, hipertensi yang sulit di kontrol,
penyakit tromboembolik, karsinoma oarium dan penyakit hati yang
berat, sedangkan kontraindikasi yang relati termasuk inark miokard,
stroke, hiperlipidemia amilial, riayat kanker payudara dalam
keluarga, obesitas, perokok, endometriosis, melanoma malignum,
migrain berat, diabetes melitus yang tidak terkontrol dan penyakit
ginjal. (Setiyohadi, 2009).
2. ?alsium?alsium berungsi sebagai integritas sistem sara dan otot, untuk
kontraktilitas jantung normal dan koagulasi darah. ?alsium berungsi
sebagai koaktor en;im dan mempengaruhi aktiitas sekresi kelenjar
endokrin dan eksokrin. (Setiyohadi, 2009).
bsorpsi kalsium dari saluran pen-ernaan dengan diusi pasi dan
transpor akti. ?alsium harus dalam bentuk larut dan terionisasi agar bisa
diabsorpsi. Gitamin 3 diperlukan untuk absorpsi lasium dan meningkatkan
mekanisme absorpsi. bsorpsi meningkat dengan adanya makanan.
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
19/25
?etersediaan oral pada orang deasa berkisar dari 2$+ hingga *$+ jika
diberikan dengan sarapan standar. bsorpsi dari susu sekitar 29+ dalam
kondisi yang sama. (Setiyohadi, 2009).
?alsium se-ara -epat didistribusikan ke jaringan skelet. ?alsium
menembus plasenta dan men-apai kosentrasi yang lebih tinggi pada darah
etah dibanding darah ibu. ?alsium juga didistribusikan dalam susu.
?alsium dieksresikan melalui eses, urin dan keringat. (Setiyohadi, 2009).
supan kalsium pada penduduk sia pada umumnya lebih rendah dari
kebutuhan kalsium yang direkomendasikan oleh institute o medi-ine,
national a-ademy o s-ien-e yaitu sebesar 1200 mg. ?alsium sebagai
monoterapi ternyata tidak -ukup untuk men-egah raktur pada penderita
osteoporosis. 'reparat kalsium yang terbaik adalah kalsium karbonat
karena mengandung kalsium elemen "00ugCgram, disusul kalsium osat
yang mengandung kalsium elemen 2*0 ugCgram kalsium sitrat yang
mengandung kalsium elemen 211ugCgram, kalsium laktat yang
mengandung kalsium elemen 1*0ugCgram dan kalsium glukonat yang
mengandung kalsium elemen 90ugCgram.
*. Gitamin 3
Gitamin 3 merupakan itamin larut lemak yang diperoleh dari sumber
alami (minyak hati ikan) atau dari konersi proitamin 3 (#
dehidrokolesterol dan ergosterol). 'ada manusia, suplai alami itamin 3
tergantung pada sinar ultraiolet untuk konersi #dehidrokolesterol
menjadi itamin 3* atau ergosterol menjadi itamin 32. Setelah
pemaparan terhadap sinar u , itamin 3* kemudian diubah menjadi
bentuk akti itamin 3 (?alsitriol) oleh hati dan ginjal. Gitamin 3
dihidroksilasi oleh en;im mikrosomal hati menjadi 2$hidroksiitamin 3 *
(2$EOF 3* atau kalsiediol). ?alsiediol dihidroksilasi terutama di ginjal
menjadi 1,2$dihidroksiitamin 3 (1,2$EOF23* atau kalsitriol) dan
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
20/25
2",2$dihidroksikolekalsierol. ?alsitriol diper-aya merupakan bentuk
itamin 3* yang paling akti dalam menstimulasi transport kalsium usus
dan osat. 3osis kalsitriol untuk pengobatan osteoporosis adaalh 0,2$ug,
12 kali perhari. (Setiyohadi, 2009).
". isosonat
isosonat merupakan obat yang digunakan untuk pengobatan
osteoporosis. iosonat merupakan analog piroosat yang terdiri dari 2
asam osonat yang diikat satu sama lain oleh atom karbon. isosonat
dapat mengurangi resorpsi tulang oleh sel osteoklas dengan -ara berikatan
dengan permukaan tulang dan menghambat kerja osteoklas dengan -aramengurangi produksi proton dan en;im lisosomal di baah osteoklas.
(Setiyohadi, 2009).
'emberian bisosonat se-ara oral akan diabsorpsi di usus halus dan
absorpsinya sangat buruk (kurang dari $$ dari dosis yang diminum).
bsorpsi juga akan terhambat bila diberikan bersamasama dengan
kalsium, kation dialen lainnya, dan berbagai minuman lain ke-uali air.
Idealnya diminum pada pagi hari dalam keadaan perut kosong. Setelah itu
penderita tidak diperkenankan makan apapun minimal selama *0 menit,
dan selama itu penderita harus dalam posisi tegak, tidak boleh berbaring.
Sekitar 20 $0+ bisosonat yang diabsorpsi, akan melekat pada
permukaan tulang setelah 12 2" jam. Setelah berikatan dengan tulang dan
beraksi terhadap osteoklas, bisosonat akan tetap berada di dalam tulang
selama berbulanbulan bahkan bertahuntahun, tetapi tidak akti lagi.
isosonat yang tidak melekat pada tulang, tidak akan mengalami
metabolisme di dalam tubuh dan akan diekresikan dalam bentuk utuh
melalui ginjal, sehingga harus hatihati pemberiannya pada penderita gagal
ginjal. (Setiyohadi, 2009).
:enerasi isosonat adalah sebagai berikut@
:enerasi I@ tidrona ("00mgChari)
?lodronat ("00 mgChari)
:enerasi II@ 'amidronat (!090 mgCkali selama "!
jam drip intra ena
lendronat (10 mgChari)
:enerasi III@ /isedronat (*0mgChari)
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
21/25
Koledronat ($ mg setahun sekali)
$. /aloksien
/aloksien merupakan anti estrogen yang mempunyai eek seperti
estrogen di tulang dan llipid, tetapi tidak menyebabkan perangsangan
endometrium dan payudara. :olongan preparat ini disebut juga selektie
estrogen reseptor modulator (S/). Obat ini dibuat untuk pengobatan
osteoporosis dan 53 juga telah menyetujui penggunaannya untuk
pen-egahan osteoporosis, (Setiyohadi, 2009).
ksi raloksien diperantai oleh ikaran raloksien pada reseptor estrogen,
tetapi mengakibatkan ekspresi gen yang di atur estrogen yang berbeda
pada jaringan yang berbeda. 3osis yang direkomendasikan untuk
pen-egahan osteoporosis adalah !0 mgChari. 'emberian raloksien peroral
akan di reabsorpsi dengan baik dan akan dimetabolisme di hari. /aloksien
akan menyebabkan ke-a-atan pada janin, sehingga tidak boleh diberikan
pada anita yang hamil atau beren-ana untuk hamil. (Setiyohadi, 2009).
!. ?alsitonin (Setiyohadi, 2009).
?alsitonin (A&) adalah suatu peptide yang terdiri dari *2 asam amino,
yang dihasilkan oleh sel A kelenjar tiroid dan berungsi menghambat
resorpsi tulang oleh osteoklas. ksi biologi- ini digunakan di dalam klinik
untuk megatasi peningkatan resorpsi tulang, misalnya pada penderita
osteoporosis, penyakit paget dan hiperkalsemia akibat keganasan.
(Setiyohadi, 2009).
Sekresi A&, se-ara akut diatur oleh kadar kalsium didalam darah dan
se-ara kronik dipengaruhi oleh umur dan jenis kelamin. ?adar A& pada
bayi, akan tinggi, sedangkan pada orang tua rendah kadarnya. 'ada anita,
kadar A& ternyata juga lebih rendah daripada lakilaki. (Setiyohadi, 2009).
ek biologik utama kalsitonin adalah sebagai penghambat osteoklas.
3alam beberapa menit setelah aktiitas resorpsi tulang terhenti. Selain itu,
kalsitonin juga mempunyai eek menghambat osteosit dan merangsang
osteoblas, tetpi eek ini masih -ontroersial. ek lain yang penting adalah
analgesi- yang kuat. anyak hipoteis yang menerangkan mekanisme eek
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
22/25
analgesi- kalsitonin, misalnya meningkatkan kadar βendorfin ,
penghamba sintesis ':2, merupakan luks kalsium pada membrane
neuronal, terutama diotak memperngaruhi sstem katekolaminergik, eek
anti depresan maupun eek lokal sendiri. ?alitonin juga akan
meningkatkan ekskresi kalsium dan osat di ginjal, sehingga akan
menimbulkan hipokasemia dan hipoosatmia. ek lain adalah eek anti
inlamsi, merangsang pnyembuhan luk dan raktur, dan mengganggu
toleransi gula. (Setiyohadi, 2009).
?alsitonin merupakan obat yang telah di rekomendasikan oleh 53
untuk pengobatan penyakitpenyakit yang mengkatkan resorpsi tulng dan
hiperkalsmia yang di akibatkannya, seperti penyakit pagt, osteoporosis dan
hiperkalsemia pada keganasan. 'emberiannya se-ara intranasal,
nampaknya akan mempermudah penggunaan dari ada preparat injeksi
yang pertama kali di produksi. 3an di anjurkan untuk pemberian intranasal
adalah 200 > perhari. ?adar pun-ak didalam plasma akan terapai dalam
aktu 20*0 menit dan akan dimetaolisme dengan -epat di ginjal. 'ada
sekita separuh pasien mendapatkan kalsitonin lebih dari ! bulan, ternyata
terbentuk antibioti- yang akan mengurangi eektiitas kalsitonin.
(Setiyohadi, 2009).
#. 3atar obat osteoporosis yang ada di Indonesia
isosonat @ /isedronat, lendronat, Ibandronat,
Koledronat,'amidronat, ?lodronat
Sele-tie estrogen re-eptor modulators @ /aloksien
?alsitonin @ kalsitonin
ormon seks @ estrogen terkonjugasi alamiah,
medroksiprogresteron asetat, testosteron unde-anoate, kombinasi
testosteron propiat, testosteron enilpropionat, testosteron dekanoat.
Gitamin 3 @ kalsitrol, alakalsidol
?alsium @ kalsium karbonat, kalsium hidrogen osat
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
23/25
BAB III
KESIPULAN
Osteoporosis adalah penyakit tulang sistemik yang ditandai oleh penurunan
densitas masa tulang dan perburukan mikroarsitektur tulang sehingga tulang
menjadi rapuh dan mudah patah. 5aktor resiko osteoporosis adalah umur, genetik,
lingkungan, hormon endogen dan penyakit kronik, dan siat isik tulang. &erdapat
beberapa jenis osteoporosis yang dijumpai di klinik, yaitu osteoporosis primer,
osteoporosis sekunder dan osteoporosis idiopatik .
>ntuk menegakkan diagnosis osteoporosis, terutama yang disebabkan pas-a
menopause, perlu dilakukan anamnesis, pemeriksaan isik, laboratorium, dan
radiologi. Se-ara teoritis osteoporosis dapat diobati dengan -ara menghambat
kerja osteoklas dan atau meningkatkan kerja osteoblas. kan tetapi saat ini obat
obat yang beredar pada umumnya bersiat anti resorpsi. &erapi non armakologi
pada osteoporosis @ edukasi dan pen-egahan, sedangkan terapi armakologi @
bisosonat, sele-tie estrogen re-eptor modulators, kalsitonin, hormon seks,
itamin 3, dan kalsium.
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
24/25
DA'TA0 PUSTAKA
Aummings, S/7 ates, 3aid7 la-k, 37 2002, In se o one 3ensitometry, meri-an edi-al sso-iation, >S, p@
1%902.
3ais, S7 Sa-dhea, 7 :oe-kerit;, 7 Olier, 7 2010 ll bout Osteoporosis@
Aomprehensie nalysis, edi-al Aollege o :eorgia, :eorgia, p@ *.
3epkes. 200%. 'ecendrungan Osteoporosis di Indonesia ( )ali lebi! *inggi
Dibanding &egeri Belanda. [email protected]
3ipiro, nited ?ingdom, p@ 1"#!#9.
5au-y, nthony S. 2010. "arrison/s 0!eumatology1 ,econd Edition. 6e =ork@
- :rahill edi-al. al. %9.
5au-i, S7 ?asper, 387 8ongo, 3l7 raunald, 7 auser, S87 S, 19"@ *.
http://www.depkes.go.id/http://www.depkes.go.id/
8/18/2019 Referat Penyakit Dalam -
25/25
8ee, 37 ag, 5, 8in, /7 2010, uantitatie >ltrasound or Identiying 8o
one 3ensity in Older 'eople, American Institute o 4ltrasound in Medicine,
>S, 29@ 10%*1092.
8eie-ki, , 2010, Osteoporosis@ Alini-al aluation, Endote%t , eMi-o, p@ 2
1"
e;inskis, 'atri-ia. 2002. Osteoporosis1 dalam 5are o Art!ritis in t!e Older
Adult. 6e =ork@ Springer 'ublishing Aompany. al. %#10!.
/asjad, Ahairuddin. 2010. ,istem mus)ulos)eletal dalam Bu)u A6ar Ilmu Beda!
Edisi 7. tama,