Referat Kor Pulmonal kronik

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    1/28

    BAB I

    PENDAHULUAN

    Atrial fibrilasi (AF) merupakan suatu aritmia jantung  paling umum

    yang bagian-bagian jantung, terutama atrium.1  Berdasarkan kata dasarnya

    yaitu ‘fibrilasi’, AF dapat diartikan sebagai bergetarnya otot-otot jantung

    atrium, atau merupakan kontraksi yang terkoordinasi. ndikator adanya atrial

    fibrilasi adala! tidak adanya  gelombang "  pada elektrokardiogram  (#$%),

    yang se&ara normal dapat ditemukan saat kontraksi atrium.' 

    Atrial fibrilasi merupakan aritmia yang paling umum ditemukan dalam

     praktek klinis. "roporsi AF sebesar 1 dari seluru! pasien yang masuk ruma!

    sakit dengan gangguan irama jantung.*  +e&ara epidemiologis terdapat

     peningkatan insiden AF seiring dengan bertamba!nya usia, yaitu sekitar 1-'.

    "ada usia kurang dari ta!un (/ ta!un), pre0alensi AF kurang lebi!

     berkisar pada nilai presentase 1 dan kemudian meningkat menjadi pada

    usia 2 ta!un. AF lebi! banyak dijumpai pada laki-laki dibandingkan dengan3anita, 3alaupun sebenarnya tidak ada kepustakaan yang mengatakan adanya

     perbedaan yang rele0an antara jenis kelamin pria dengan 3anita yang

    mempengaru!i pre0alensi AF. 

    "asien dengan AF memiliki peningkatan resiko untuk terjadinya stroke,

    dan kejadian t!romboemboli merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas.4

    +troke yang disebabkan ole! atrial fibrilasi mengakibatkan kerusakan yang

    lebi! luas pada bagian otak serta lebi! fatal dibandingkan stroke non

    kardioemboli.5,2

    "emakaian jangka panjang antikoagulan oral menurunkan resiko stroke

    ataupun emboli sistemik pada pasien dengan atrial fibrilasi.,1  6amun,

     pemakaian obat ini !arus ber!ati-!ati mengingat peningkatan resiko terjadinya

     perdara!an, yang dapat berakibat fatal.11  7alam pemba!asan ini akan diba!as

    mengenai penggunaan antikoagulan pada pasien dengan atrial fibrilasi.

    http://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiac_arrhythmia&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj7iTeAroDbdg-JInds6MDWoyjoWwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/P_wave_(electrocardiography)&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx6t6Y_taZ5jM5yE9lLOzxu3Ccwwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electrocardiogram&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgsNaSDjXDWgBuHYKMWy_9BB_aBSwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/P_wave_(electrocardiography)&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhjx6t6Y_taZ5jM5yE9lLOzxu3Ccwwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Electrocardiogram&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhgsNaSDjXDWgBuHYKMWy_9BB_aBSwhttp://translate.googleusercontent.com/translate_c?hl=id&langpair=en%7Cid&u=http://en.wikipedia.org/wiki/Cardiac_arrhythmia&rurl=translate.google.co.id&usg=ALkJrhj7iTeAroDbdg-JInds6MDWoyjoWw

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    2/28

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Anatomi Jantung

    8antung adala! organ berotot dan berongga yang berfungsi memompa

    dara! melalui pembulu! dara! dengan frekuensi denyut yang ritmik. 8antung

    manusia de3asa mempunyai berat yang !ampir sama antara satu orang dengan

    orang yang lain, yaitu kurang lebi! sekitar - gr. 8antung se&ara normal

    terletak didalam rongga toraks, yang berada diantara sternum di sebela! anterior 

    dan 0ertebra di sebela! posterior, sedangkan pada bagian inferior berbatasan

    dengan diafragma.1',1 

    Anatomi jantung dapat dibagi menjadi ' bagian, yaitu anatomi eksternal

    dan anatomi internal.1',1

    1. Anatomi #ksternal

    Anatomi eksternal jantung dapat dikatakan sebagai bagian

    lapisan-lapisan pada jantung. "ada dasarnya terdapat tiga bagian

    lapisan pada jantung, yaitu perikardium, miokardium dan

    endokardium.

    9apisan perikardium merupakan lapisan jantung bagian luar 

    yang terbuat ole! jaringan ikat yang tebal. 9apisan ini terdiri dari '

    lapisan yaitu perikardium parietal yang berada dibagian luar dan

     perikardium 0is&eral yang berada dibagian dalam. :uangan diantara

     perikardium parietal dan perikardium 0is&eral dinamakan rongga

     perikardial yang berisi &airan perikardium. Fungsi rongga tersebut

    adala! sebagai ruang kompensasi pergerakan jantung.9apisan kedua adala! lapisan miokardium, yang merupakan

    lapisan paling tebal dan lapisan yang terdiri atas otot-otot jantung.

    9apisan ini terdiri dari ma&am otot, yaitu otot atrium, otot 0entrikel

    dan otot serat k!usus. ;tot atrium mempunyai karakteristik otot yang

    lebi! tipis dibandingkan dengan otot 0entrikel, !al ini lebi! banyak 

    dipengaru!i ole! fungsi kontraktilitas jantung berkaitan dengan fungsi

     pompa dara! ke seluru! tubu!. ;tot atrium dan otot 0entrikel

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    3/28

    mempunyai kinerja kontraksi yang sama, sedangkan otot serat k!usus

    lebi! tergantung dari rangsang konduksi jantung.

    9apisan yang terak!ir adala! lapisan endokardium. 9apisan ini

    adala! suatu lapisan yang terdiri dari membran tipis di bagian luar 

    yang membungkus jantung. 9apisan ini terdiri dari jaringan epitel

    (endotel) dan ber!ubungan langsung dengan jantung.

    '. Anatomi nternal

    8antung terdiri dari * ruang, yaitu atrium kanan, atrium kiri,

    0entrikel kanan dan 0entrikel kiri. Bagian kanan (atrium dan 0entrikel

    kanan) dan kiri (atrium dan 0entrikel kiri) jantung dipisa!kan ole!

    suatu sekat yang dinamakan  septum cordis. 7isamping itu, jantung

     juga mempunyai * bua! katup jantung, yang terdiri dari katup

    trikuspidalis, katup mitralbikuspidalis, katup semilunar pulmonalis

    dan katup semilunar aorta.

    a. Atrium $anan

    Atrium kanan merupakan ruang pada jantung yang

     berfungsi untuk menampung dara! 0ena yang mengalir melalui

    0ena ka0a inferior dan 0ena ka0a superior. $edua 0ena ka0a

     bermuara pada tempat yang berbeda, 0ena ka0a superior bermuara

     pada dinding bagian supero-posterior atrium kanan, sedangkan

    0ena ka0a inferior bermuara pada dinding bagian infero-latero-

     posterior atrium kanan.

     b.

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    4/28

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    5/28

    Gambar 1. Anatomi Jantung

    Persaraan Jantung

    8antung dipersarafi ole! sistem saraf otonom, yaitu serabut saraf 

    simpatis dan serabut saraf parasimpatis. +erabut saraf simpatis

    mempersarafi daera! atrium, 0entrikel dan pembulu! dara! koroner.

    +edangkan serabut saraf parasimpatis mempersarafi nodus sino-atrial,

    atrio-0entrikuler dan otot-otot atrium.1',1

    "ersarafan simpatis eferen preganglionik berasal dari medulla

    spinalis torakal -

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    6/28

    "endara!an otot jantung berasal dari aorta melalui dua pembulu!

    koroner, yaitu arteri koroner kanan dan arteri koroner kiri. $edua arteri ini,

     baik arteri koroner kanan atau arteri koroner kiri keluar dari sinus 0alsa0a

    aorta. Arteri koroner kiri akan ber&abang menjadi arteri sirkumfleks kiri

    dan arteri desendens anterior kiri yang memperdara!i sebagian besar 

     bagian proksimal :BB (rig!t bundle bran&!), 9BB (left bundle bran&!)

    dan fasikulus anterior 9BB. +edangkan arteri koroner kanan akan

     ber&abang menjadi arteri atrium anterior kanan yang memperdara!i nodus

    sino-atrial dan arteri koroner desendens posterior yang memperdara!i

    nodus atrio-0entrikuler dan fasikulus posterior 9BB. "embulu! dara! balik 

    dari otot jantung adala! 0ena koroner.

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    7/28

    kerja mekanik (tidak berkontraksi), tetapi mempunyai fungsi dalam men&etuskan

    dan meng!antarkan potensial aksi.1',1,1*

    Aksi potensial otot jantung yang memi&u suatu proses kontraksi mekanik 

     jantung dinamakan excitation contraction coupling . $ontraksi otot jantung

    dimulai dengan adanya aksi potensial pada sel-sel otoritmik. "otensial aksi

    dimulai dari proses dopalarisasi, proses  plateau dan proses repolarisasi. $etiga

     proses ini merupakan rangkaian proses potensial aksi yang !arus ada untuk 

    memi&u kontraksi otot jantung.1'

    "otensial aksi dimulai dari proses depolarisasi, dimana terjadi pembukaan

    saluran 6a?

    se&ara &epat. "roses masuknya ion 6a?

    menyebabkan peruba!an potensial membran sel-sel otoritmik, mulai dari -5 m0 !ingga ? m0. +etela!

    men&apai ambang batas peruba!an potensial, saluran 6a? akan segera menutup

    yang kemudian diikuti pembukaan saluran @a'?. "embukaan saluran @a'? terjadi

    se&ara lambat, yang menyebabkan proses  plateau dan influks @a'? dari

    ekstraseluler ke dalam intraseluler atau sel-sel otoritmik. +etela! beberapa saat,

    saluran @a'? akan menutup dan terjadi pembukaan saluran $ ?. "embukaan saluran

    $ ? menyebabkan terjadinya proses repolarisasi, yang ditandai dengan keluarnya

    atau effluks $ ? ke ekstraseluler.1,1*,1

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    8/28

    Gambar &. #isio!ogi Potensia! A%si Jantung

    "roses kontraktilitas otot jantung terjadi pada fase plateau proses potensialaksi, dimana terjadi penutupan saluran 6a'? dan pembukaan saluran @a'? se&ara

    lambat. "roses kontraktilitas otot jantung ini terjadi akibat influks @a'?  atau

    kenaikan konsentrasi @a'?  bebas intraseluler. "ada dasarnya terdapat dua

    mekanisme yang dapat menerangkan !al tersebut, yaitu @a'?  ekstraseluler 

     berdifusi kedalam intraseluler akibat pembukaan saluran @a'? selama fase plateu

     pada potensial aksi jantung dan @a'? yang dikeluarkan dari &adangan intraseluler 

    ( sarcoplamic reticulum) akibat rangsangan masuknya @a'?  yang berasal dari

    ekstraseluler.1*,1 

    "eningkatan @a'?  dalam intraseluler mengakibatkan adanya ikatan @a'?

    dengan troponin. katan antara @a'? dengan troponin, mengakibatkan kontraksi

    otot-otot jantung. +elama kontraksi otot jantung, filamen-filamen tebal (miosin)

    dan tipis (aktin) akan saling menggeser untuk memperpendek tiap sarkomer.

    Berkurangnya ikatan antara @a'? dengan troponin akan menyebabkan stimulasi

     proses relaksasi otot jantung. "ada fase ini, @a'? yang tidak berikatan dengan

    troponin akan disimpan kembali di dalam  sarcoplamic reticulum  dan sebagian

    @a'? keluar ke ekstraseluler. "roses keluarnya @a'? ke ekstraseluler terjadi karena

    adanya pertukaran dengan ion 6a'? yang berada di ekstraseluler. $emudian ion

     6a? yang tela! masuk kedalam intraseluler akan bertukaran se&ara aktif dengan

    ion $ ? melalui proses 6a?- $ ?-A>"ase.1*,1

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    9/28

    Gambar '. #isio!ogi %ontra%si $an (e!a%sasi )tot Jantung

    "ada dasarnya yang menyebabkan adanya potensial aksi !ingga

    menimbulkan kontraktilitas otot jantung adala! adanya impuls atau rangsangan

    elektrik. +istem konduksi jantung terdiri dari nodus sino-atrial, nodus atrio-

    0entrikuler, berkas !is, berkas &abang kanan-kiri dan serabut purkinje.:angsangan atau sinyal elektrik pertama jantung bera3al di nodus sino-atrial

    (6odus +A) yang berada di latero-superior atrium kanan. >erjadinya sinyal

    elektrik pada nodus +A menyebabkan kontraksi dari atrium, baik atrium kanan

    ataupun atrium kiri. $ontraksi yang bersamaan antara atrium kanan dan kiri

    dipengaru!i ole! penjalaran rangsangan elektrik melalui traktus inter-atrial yang

    merupakan &abang dari nodus +A. 6odus +A memiliki kemampuan men&etuskan

     potensial elektrik (pa&emaker) ter&epat bila dibandingkan dengan sistem konduksi

     jantung yang lain, yaitu sebesar 4-1 potensial aksimenit. $emampuan ini

    menyebabkan nodus +A sebagai pengontrol utama rangsangan elektrik jantung

    (overdrive pacemaker ) dan mengendalikan sistem konduksi jantung1',1*,1 

    +istem penjalaran rangsangan elektrik !arus terkoordinasi dengan baik 

    untuk menimbulkan proses mekanik atau pemompaan yang efisien. "enjalaran

    sinyal elektrik !arus memenu!i tiga kriteria, yaitu

    1. :angsangan dan kontraksi atrium !arus suda! selesai sebelum

    kontraksi 0entrikel dimulai

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    10/28

    '. :angsangan otot-otot jantung dikoordinasi untuk memastikan setiap

     pasangan atrium dan pasangan 0entrikel berkontraksi sebagai satu

    kesatuan

    . "asangan atrium dan 0entrikel !arus saling terkoordinasi sebagai satu

    sinsitium.

    +inyal elektrik dari nodus +A kemudian akan diteruskan ke nodus atrio-

    0entrikuler (nodus A

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    11/28

     pada per&abangan :BB, yaitu serabut purkinje. "enjalaran sinyal elektrik menuju

    0entrikel mele3ati berkas !is dan serabut purkinje berjalan sangat &epat.

    7isamping itu, serabut purkinje juga mempunyai peran dalam menjaga

    keseimbangan koordinasi kontraktilitas (sinsitium) antara 0entrikel kanan dan

    0entrikel kiri1',1,1*,1

    Gambar *. Sistem Kon$u%si Jantung

    2.& Atria! #ibri!asi

    2.&.1 Deinisi

    Atrial fibrilasi adala! suatu gangguan pada jantung (aritmia) yang

    ditandai dengan ketidakteraturan irama denyut jantung. "ada dasarnya

    atrial fibrilasi merupakan suatu takikardi  supraventrikuler dengan akti0asi

    atrial yang tidak terkoordinasi dan deteriorisasi fungsi mekanik atrium.

    $eadaan ini menyebabkan tidak efektifnya proses mekanik atau pompa

    dara! jantung.',14

    @iri-&iri FA pada gambaran #$% umumnya sebagai berikut14

    1. #$% permukaan menunjukkan pola inter0al :: yang ireguler 

    '. >idak dijumpainya gelombang " yang jelas pada #$%

     permukaan. $adang-kadang dapat terli!at akti0itas atrium

    yang ireguler pada beberapa sadapan #$%, paling sering pada

    sadapan

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    12/28

    . nter0al antara dua gelombang akti0asi atrium tersebut

     biasanya ber0ariasi, umumnya ke&epatannya melebi!i *

    menit.

    2.&.2 K!asii%asi

    +e&ara klinis FA dapat dibedakan menjadi lima jenis menurut

    3aktu presentasi dan durasinya, yaitu14,15

    1. FA yang pertama kali terdiagnosis.

    8enis ini berlaku untuk pasien yang pertama kali datang dengan

    manifestasi klinis FA, tanpa memandang durasi atau berat

    ringannya gejala yang mun&ul.

    '. FA paroksismal

    Adala! FA yang mengalami terminasi spontan dalam *2 jam,

    namun dapat berlanjut !ingga 5 !ari.

    . FA persisten

    Cerupakan FA dengan episode menetap !ingga lebi! dari 5 !ari

    atau FA yang memerlukan kardio0ersi dengan obat atau listrik.

    *. FA persisten lama (long standing persistent )

    Adala! FA yang berta!an !ingga D1 ta!un, dan strategi kendali

    irama masi! akan diterapkan.

    . FA permanen

    Cerupakan FA yang ditetapkan sebagai permanen ole!

    dokter (dan pasien) se!ingga strategi kendali irama suda! tidak 

    digunakan lagi. Apabila strategi kendali irama masi! digunakan

    maka FA masuk ke kategori FA persisten lama.

    $lasifikasi FA seperti di atas tidakla! selalu eksklusif satu sama

    lain (gambar 4). Artinya, seorang pasien mungkin dapat mengalami beberapa episode FA paroksismal, dan pada 3aktu lain kadang-kadang FA

     persisten, atau sebaliknya. Entuk itu, se&ara praktis, pasien dapat

    dimasukkan ke sala! satu kategori di atas berdasarkan manifestasi

    klinis yang paling dominan.15

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    13/28

    Gambar +.  $lasifikasi FA menurut 3aktu presentasinya. Fibrilasi atrium dapatmengalami progresi0itas dari paroksismal menjadi persisten, persisten lama atau

     permanen. +eluru! tipe FA tersebut dapat merupakan presentasi a3al atas dasar ri3ayat sebelumnya.

    :espon 0entrikel ter!adap FA, sangat tergantung pada sifat

    elektrofisiologi dari 6A< dan jaringan konduksi lainnya, derajat tonus 0agal serta

    simpatis, ada atau tiadanya jaras konduksi tamba!an, dan reaksi obat. Berdasarkan

    ke&epatan laju respon 0entrikel (inter0al ::) maka FA dapat dibedakan

    menjadi14,15

    1. FA dengan respon 0entrikel &epat 9aju 0entrikel 1menit

    '. FA dengan respon 0entrikel normal 9aju 0entrikel 4-1menit

    . FA dengan respon 0entrikel lambat 9aju 0entrikel /4menit

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    14/28

    Gambar ,. :ekaman #$% FA. A. FA dengan respon 0entrikel normal, B. FA dengan respon

    0entrikel &epat, @. FA dengan respon 0entrikel lambat.

    2.&.& Etio!ogi#tiologi yang terkait dengan AF terbagi menjadi beberapa faktor-faktor,

    diantaranya adala!14,15 

    a. "eningkatan tekananresistensi atrium

    1. "enyakit katup jantung

    '. $elainan pengisian dan pengosongan ruang atrium

    . =ipertrofi jantung

    *. $ardiomiopati

    . =ipertensi pulmo (chronic obstructive pulmonary disease dan cor 

     pulmonal chronic)

    4. >umor intra&ardia& b. "roses infiltratif dan inflamasi

    1. "eri&arditismio&arditis

    '. Amiloidosis dan sar&oidosis

    . Faktor peningkatan usia

    &. "roses infeksi

    1. 7emam dan segala ma&am infeksi

    d. $elainan #ndokrin

    1. =ipertiroid

    '. Feokromositoma

    e. 6eurogenik 

    1. +troke

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    15/28

    '. "erdara!an subara&!noid

    f. skemik Atrium

    1. nfark mio&ardialg. ;bat-obatan

    1. Alko!ol

    '. $afein

    !. $eturunangenetik 

    2.&.' Patoisio!ogi

    Berbagai jenis penyakit jantung struktural dapat memi&u

    remodelling yang perla!an tetapi progresif baik di 0entrikel maupun

    atrium. "roses remodelling yang terjadi di atrium ditandai dengan

     proliferasi dan diferensiasi fibroblas menjadi miofibroblas yang

    dapat meningkatkan deposisi jaringan ikat dan fibrosis di atrium. "roses

    remodelling atrium menyebabkan gangguan elektris antara serabut otot

    dan serabut konduksi di atrium, serta menjadi faktor pemi&u sekaligus

    faktor yang melanggengkan terjadinya FA. +ubstrat elektroanatomis ini

    memfasilitasi terjadinya sirkuit reentri yang akan melanggengkan

    terjadinya aritmia.15+istem saraf simpatis maupun parasimpatis di dalam jantung juga

    memiliki peran yang penting dalam patofisiologi FA, yaitu melalui

     peningkatan @a'? intraselular ole! sistem saraf simpatis dan

     pemendekan periode refrakter efektif atrium ole! sistem saraf 

     parasimpatis (0agal).1 +timulasi pleksus ganglionik akan memuda!kan

    terangsangnya FA melalui 0ena pulmoner (

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    16/28

    !ari pertama setela! onset. Cekanisme selular utama yang mendasari

     pemendekan periode refrakter adala! penurunan (do3n- regulation) arus

    masuk kalsium (melalui kanal tipe-9) dan peningkatan (up-regulation)

    arus masuk kalium. Beberapa !ari setela! kembali ke irama sinus, maka

     periode refrakter atrium akan kembali normal.15

    %angguan fungsi kontraksi atrium juga terjadi pada beberapa !ari

    setela! terjadinya FA. Cekanisme yang mendasari gangguan ini adala!

     penurunan arus masuk kalsium, !ambatan pelepasan kalsium intraselular 

    dan peruba!an pada energetika miofibril.

    A3itan dan keberlangsungan takiaritmia membutu!kanadanya pemi&u (trigger) dan substrat. Atas dasar itu, mekanisme

    elektrofisiologis FA dapat dibedakan menjadi mekanisme fokal

    karena adanya pemi&u dan mekanisme reentri mikro (multiple

    3a0elet !ypot!esis) karena adanya substrat (gambar 1). Ceskipun

    demikian, keberadaan kedua !al ini dapat berdiri sendiri atau mun&ul

     bersamaan.1

    -e%anisme o%a!Cekanisme fokal adala! mekanisme FA dengan pemi&u dari

    daera!-daera! tertentu, yakni 5' di

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    17/28

    dominan tersebar di seluru! atrium, se!ingga lebi! sulit untuk 

    melakukan tindakan ablasi atau kon0ersi ke irama sinus.15,1

    -e%anisme reentri mi%ro mu!ti/!e 0ae!et "/ot"esis3

    7alam mekanisme reentri mikro, FA dilanggengkan ole!

    adanya konduksi beberapa 3a0elet independen se&ara kontinu yang

    menyebar melalui otot-otot atrium dengan &ara yang ka&au. =ipotesis ini

     pertama kali dikemukakan ole! Coe yang menyatakan ba!3a FA

    dilanggengkan ole! banyaknya 3a0elet yang tersebar se&ara a&ak dan

    saling bertabrakan satu sama lain dan kemudian padam, atau terbagi

    menjadi banyak 3a0elet lain yang terus-menerus merangsang atrium. ;le!

    karenanya, sirkuit reentri ini tidak stabil, beberapa meng!ilang, sedangkan

    yang lain tumbu! lagi. +irkuit-sirkuit ini memiliki panjang siklus yang

     ber0ariasi tapi pendek. 7iperlukan setidaknya *-4 3a0elet mandiri untuk 

    melanggengkan FA.15,1

    Gambar 4. Cekanisme elektrofisiologis FA. A. Cekanisme fokalA fokuspemi&u(tanda bintang) sering ditemukan di 0ena  pulmoner . B. Cekanisme reentri mikro banyak wavelet independen yang se&ara kontinu menyebar melalui otot-otot atriumdengan &ara yang k a&au. A$i atrium kiri, A$a atrium kanan,

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    18/28

     penting sekali mengidentifikasi pasien FA yang memiliki risiko tinggi stroke

    dan tromboemboli. Akan tetapi pada praktik se!ari-!ari yang lebi! penting

     justru identifikasi pasien FA yang benar-benar risiko renda! mengalami stroke

    agar risiko yang tidak perlu akibat pemberian antikoagulan dapat di!indari.

    >erapi antitrombotik tidak direkomendasikan pada pasien FA yang berusia /4

    ta!un dan FA sorangan karena keduanya termasuk benar-benar risiko renda!

    dengan tingkat kejadian stroke yang sangat renda!.'1

    7engan demikian panduan stratifikasi risiko stroke pada pasien

    FA !arus bersikap lebi! inklusif ter!adap berbagai faktor risiko stroke yang

    umum se!ingga akan men&akup seluru! spektrum pasien FA. +kor @=A'7+'-

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    19/28

    $eputusan pemberian tromboprofilaksis perlu diseimbangkan dengan

    risiko perdara!an akibat antikoagulan, k!ususnya perdara!an intrakranial yang

     bersifat fatal atau menimbulkan disabilitas. +kor =A+-B9#7 yang merupakan

    kependekan dari =ypertension, Abnormal renal or li0er fun&tion, !istory of 

    +troke, !istory of Bleeding, 9abile 6: 0alue, #lderly, dan antit!romboti&

    7rugs and al&o!ol tela! di0alidasi pada banyak studi ko!or berkorelasi baik 

    dengan perdara!an intrakranial. #0aluasi risiko perdara!an pada setiap pasien FA

    !arus dilakukan dan jika skor =A+-B9#7 D maka perlu per!atian k!usus,

     penga3asan berkala dan upaya untuk mengoreksi faktor-faktor risiko yang dapat

    diuba!. +kor =A+-B9#7 tidak digunakan untuk melakukan eksklusi pemakaian

    antikoagulan tetapi sebagai panduan sistematis dalam menaksir risiko

     perdara!an dan memikirkan faktor-faktor risiko yang dapat dikoreksi seperti

    tekanan dara! yang belum terkontrol. penggunaan aspirin atau non-steroid anti-

    inflammatory drugs (6+A7s), dsb. =al yang penting untuk diper!atikan ba!3a

     pada skor =A+-B9#7 yang sama, risiko perdara!an intrakranial dan perdara!an

    mayor lain dengan pemberian aspirin atau 3arfarin sama saja "enggabungan skor 

    @=A'7+'-

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    20/28

    Gambar 5. 7iagram pemili!an terapi antikoagulan. A$B Antikoagulan baru, A

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    21/28

    dibandingkan dengan plasebo dan penurun resiko sebanyak

    dibandingkan dengan obat antiplatelet. 1,'2

    Iarfarin juga dibandingkan dengan antiplatelet terbaru, termasuk 

    kombinasi aspirin dan &lopidogel pada penelitian A@>

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    22/28

    di&apai dalam ,-' jam, kemudian obat ini dibuang melalui ginjal. Iaktu paru!

    dari obat ini berkisar antara 1'-15 jam se!ingga dabigatran perlu diberikan '

    se!ari. Cula kerja dabigatran relatif &epat, interaksi dengan obat lain dan

    makanan lebi! sedikit dibandingkan 3arfarin, dan tidak membutu!kan

     pemantauan labratorium yang intensif.,1

    Eji klinis fase yang dikenal sebagai :#-9K study membandingkan

    dabigatran 11 mg atau 1 mg dua kali se!ari dengan 3arfarin dalam dosis yang

    disesuaikan dengan nilai nternational 6ornaliLed :atio (6:) antara '.-..5

    "asien yang terlibat dalam studi ini rata-rata berumur 5' ta!un dengan rerata skor 

    @=A7+' sebesar ',1. "engamatan dilakukan selama ' ta!un dengan parameter 

    ak!ir berupa stroke dan emboli sistemik. +etela! ' ta!un, tidak ada perbedaan

     bermakna dalam kejadian stroke antara kedua kelompok (:: ,'M $ ,5*

    to 1,1, pN,*1). 7abigatran '11 mg menyebabkan lebi! sedikit perdara!an

    dibandingkan dengan 3arfarin. +ementara itu, dabigatran '1 mg lebi! baik 

    dibandingkan 3arfarin dalam pen&ega!an stroke (:: ,4*M $ ,1-,21,

     p/.1), dan perdara!an mayor lebi! renda! pada kelompok dabigatran

    dibandingkan kelompok 3arfarin. 6amun, perdara!an gastrointestinal pada

    kelompok dabigatran lebi! tinggi dibandingkan kelompok 3arfarin. =al ini

    rupanya terjadi karena tablet dabigatran mengandung asam tartar (tartari& a&id)

    yang menyebabkan peningkatan asam lambung. >amba!an asam tartar tersebut

    dimaksudkan untuk meningkatkan penyerapannya. =al itu pula yang

     berkontribusi pada meningkatnya kelu!an dispepsia dan perdara!an

    gastrointestinal pada pasien yang menerima dabigatran. ,1

    7 (iaro8aban

    :i0aroaban adala! antikoagulan golongan peng!ambat faktor Ja

    yang men&ega! trombogenesis tanpa me- merlukan bantuan kofaktor antitrombin.

    :i0aroaban ditoleransi dengan baik ole! pasien de3asa yang se!at, dan efek 

    antikoagulannya dapat diramalkan terjadi pada kisaran dosis -2 mg.'

    #fekti0itas ri0aroaban dibandingkan dengan 3arfarin dalam uji klinis

    fase :;@$#> AF-trial yang melibatkan 1*.'4* pasien FA non0al0ular "ada

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    23/28

    studi itu, rerata umur pasien AF adala! 5 ta!un dengan rerata skor @=A7+'

    ,*5. "asien se&ara a&ak dimasukkan ke dalam kelompok yang menerima

    ri0aroaban ' mg atau 3arfarin dengan dosis yang disesuaikan dengan 6: (',-

    ,). "engamatan dilakukan selama 55 !ari dan parameter yang dili!at adala!

    kejadian stroke dan emboli sistemik.

    "ada analisis primer, kejadian stroke lebi! renda! pada kelompok 

    ri0aroaban (:= ,5M $ ,44-,4, p/,1 untuk noninferiority).

    "erdara!an mayor dan nonmayor terjadi pada 1 *5 pasien AF pada kelompok 

    ri0aroaban dibandingkan 1 ** pada kelompok 3arfarin (:= 1,M $ ,4-

    1,11, pN,**). 7engan demikian studi ini memperli!atkan ri0aroaban dosis tetap

    sama efektifnya dengan 3arfarin dalam pen&ega!an stroke. >idak ditemukan

     perbedaan bermakna dalam aspek perdara!an mayor antara kedua kelompok.

    "enurunan !emoglobin ' gdl dan transfusi lebi! sering terjadi pada kelompok 

    ri0aroaban, tetapi jumla! perdara!an fatal lebi! renda! pada kelompok 

    ri0aroaban.',

    7 A/i8aban

    Apiaban adala! in!ibitor faktor Ja yang &epat diserap dan memiliki

    3aktu paru! 1' jam. "rofil farmakokinetik dan farmakodinamik obat ini dapat

    diramalkan se!ingga tidak diperlukan pemantauan berkala seperti 3arfarin.

     6amun, apiaban berinteraksi dengan berbagai obat lain karena metabolismenya

    ole! @K"A*.*

    +ala! satu studi yang membandingkan efekti0itas apiaban dengan

    3arfarin dilakukan ole! %ranger, et al. "ada uji klinis a&ak tersamar ganda ini,

    dipelajari efekti0itas apiaban untuk pen&ega!an stroke pada 12 '1 penyandang

    fibrilasi atrium yang memiliki setidaknya satu faktor risiko stroke.

    "enelitian ini merupakan penelitian berskala besar yang melibatkan

     penyandang FA dengan nilai rerata @=A7+' sebesar ',1. +ubjek penelitian

     berasal dari berbagai benua, termasuk Asia "asifik. 7osis apiaban yang

    digunakan adala! ' mg se!ari dan 3arfarin tablet ' mg diberikan dengan dosis

    untuk nilai 6: ',-,. +etela! pemantauan selama 1,2 ta!un, dilakukan

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    24/28

     penilaian ter!adap parameter primer berupa stroke iskemik, stroke !emoragik,

    atau emboli sistemik. $ejadian stroke pada kelompok apiaban ditemukan 1.1,

    sedangkan pada kelompok 3arfarin 1,1 (:= ,5M $ ,4 to ,M

     pN,1). =asil ini menunjukkan superioritas apiaban dibandingkan 3arfarin

    dalam men- &ega! stroke dengan penurunan :: sebesar '. +elain itu, apiaban

     juga dinilai lebi! aman, yang dapat dili!at dari angka perdara!an yang lebi!

    renda! dibandingkan 3arfarin sebesar 1.

    +elain studi di atas, ;ga3a, et al mempelajari keamanan dan efekti0itas

    apiaban pada ''' penyandang AF. +ubjek dikelompokkan ke dalam kelompok 

    apiaban ', mg dan mg, atau kelompok 3arfarin (dosis disesuaikan untuk 

    men&apai 6: ',-,). +etela! 1' minggu dilakukan dili!at parameter seperti

    kejadian stroke, emboli sistemik, dan kematian. "ada kelompok apiaban, tidak 

    dijumpai stroke, emboli sistemik, maupun kematian. +ementara pada kelompok 

    3arfarin ditemukan ' stroke iskemik, 1 perdara!an subarak- noid, dan tidak ada

    kematian.4

    Berdasarkan dua studi di atas, dapat disimpulkan ba!3a apiaban

    merupakan pili!an yang aman dan efektif dalam pen&ega!an stoke dibandingkan

    3arfarin. 7ua studi ini juga menyimpulkan ba!3a terdapat kejadian perdara!an

    yang lebi! sedikit pada kelompok apiaban dibandingkan 3arfarin.

    2.' Pemi!i"an Tera/i Anti%oagu!an

    Iarfarin merupakan antikoagulan non spesifik, dimana ia meng!ambat

     produksi dari faktor ,

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    25/28

    stenosis mitral), !anya dapat diterapi dengan 3arfarin. 7ata terak!ir tidak 

    mendukung penggunaan antikoagulan baru pada pasien ini. =anya penelitian

    se&ara a&ak dengan dabigatran ter!adap mekanisme katup yang pada ak!irnya

    di!entikan akibat peningkatan resiko trombosis dan perdara!an.2

    $edua, pasien dengan gangguan ginjal terpara! sekalipun ( estimasi %F: 

    / m9min1,5 m') tidak diikutsertakan dalam penelitian ter!adap antikoagulan

     baru, se!ingga agen ini !arus di!indari pada pasien ini. >erak!ir, klinisi dapat

    menggunakan 3arfarin pada pasien yang mampu dan siap dalam menga3asi efek 

    terapi ( ikatan maupun alasan keamanan). 6amun, pada pasien lain dengan atrialfibrilasi, pemili!an antikoagulan untuk pen&ega!an strok tergantung pada

    kebutu!an pasien dan dapat berupa obat baru. >erlepas dari apapun obat terbaik 

    yang dipili!, pada ak!irnya pemili!an antikoagulan !arus berpusat pada pasien H 

    tidak ada pili!an tunggal yang dapat tepat untuk semua pasien, se!ingga !arus

    dipertimbangkan karakteristik pasien serta keinginannya.

    Antikoagulan baru (dabigatran, ri0aroaban, apiaban, dan edoaban) tela!

    menunjukkan ba!3a mereka lebi! aman ( untuk men&ega! perdara!an

    intrakranial) dan lebi! efektif dibandingkan 3arfarin, membuat beberapa

    guideline merekomendasikan mereka.14,15,'1 6amun, obat-obat ini memiliki onset

    dan offset yang lebi! singkat dibandingkan dengan 3arfarin dan menunjukkan

    ekskresi dari ginjal. +ebagai tamba!an, tidak ada satupun dari obat ini dapat

    dimonitor dengan pemeriksaan antikoagulan komersil yang ada. 6amun, ada

     beberapa obat tamba!an yang dapat dipertimbangkan ketika memili!. Ialaupun

    ada karakteristik yang lebi! disukai pada masing-masing obat, tidak ada penelitian

    mengenai perbandingan masing-masing obat, se!ingga kesimpulan tentang

    keamanan dan efekti0itasnya masi! belum jelas. "erbandingan tidak langsung

    ter!adap obat-obat ini tela! dilakukan, namun masi! !arus diper!atikan ketika

    menginterpretasikan !asilnya.'

    +emua antikoagulan meningkatkan resiko terjadinya perdara!an. 6amun,

    !anya apiaban merupakan agen tunggal yang menunjukkan keamanan dan

    efekti0itas pada penelitian. ter!adap pasien yang dinilai sebagai kandidat

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    26/28

    suboptimal untuk 3arfarin (penelitian A

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    27/28

    dengan antikoagulan baru ini. $ebutu!an untuk terapi jangka panjang dengan

    agen yang berinter aksi dengan dapat menuntun dalam pemili!an antikoagulan pada

     pasien ini.2

    +e&ara umum, antikoagulan oral yang baru memiliki beberapa efek 

    samping yang dapat ditoleransi dengan baik. 7ispepsia merupakan masala! pada

    1 pasien yang menerima dabigatran dan dapat diatasi jika obat di!entikan.

    +elanjutnya, !al ini merupakan informasi penting untuk meng!indari penggunaan

    dabigatran pada pasien dengan dispepsia, reflu atau gangguan motilitas saluran

    &erna. Apiaban merupakan satu-satunya yang diterima sebagai antikoagulan yangtidak ber!ubungan dengan peningkatan resiko perdara!an saluran &erna. Casala!

    ikatan merupakan !al yang perlu diper!atikan pada penatalaksanaan dengan

    antikoagulan. "ada pasien yang sulit mengatur dosis multiple, maka ri0aroaban

    merupakan pili!an dosis tunggal !arian pili!an selain 3arfarin. >erak!ir, pada

    daera! dengan pembayaran sistem kese!atan yang kurang baik, maka ekonomi

    merupakan pengaru! yang &ukup kuat dalam menentukan pili!an terapi

    antikoagulan. 7ata efekti0itas biaya membuktikan ba!3a antikoagulan baru ini

    lebi! baik ( karena tidak butu! dimonitoring) dan karena lebi! tersedia se!ingga

    lebi! terjangkau.',2

    BAB III

    KESI-PULAN

    Atrial fibrilasi adala! suatu gangguan irama jantung (aritmia) yang

    mengganggu fungsi pompa jantung dan ditandai dengan peruba!an #$% berupa

  • 8/17/2019 Referat Kor Pulmonal kronik

    28/28

    inter0al :: yang ireguler, dan tidak adanya gelombang " yang jelas.>erjadinya

    AF akan menimbulkan disfungsi !emodinamik jantung, yaitu !ilangnya

    koordinasi akti0itas mekanik jantung, ketidakteraturan respon 0entrikel, dan

    ketidakteraturan denyut jantung.

    >romboemboli merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada

     pasien dengan atrial fibrilasi. Antikoagulan oral memberikan keuntungan pada

     pasien deng resiko stroke. 6amun, keamanan dan efekti0itasnya tetap

    membutu!kan pengelompokkan yang tepat. "enelitian lebi! lanjut dibutu!kan

    untuk mengelompokkan resiko perdara!an pada pasien ini. +istem penilaian

    @=A'7+' H