Referat Final TMS

Embed Size (px)

Citation preview

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    1/52

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A.Latar Belakang

     Nyeri merupakan fenomena multidimensi yang melibatkan komponen

    sensorik, afektif, lingkungan dan kognitif. The International Association for the

    Study of Pain  IA!P" mendefinisikan nyeri sebagai pengalaman emosi atau

    sensorik yang tidak menyenangkan yang disertai atau tidak kerusakan #aringan

    !$ipton, %&&&".

    Pengelolaan nyeri k$ususnya tipe kronis, sampai sekarang dapat dikatakan

     belum memuaskan. Hal tersebut akibat fenomena nyeri itu sendiri yang begitu

    komplek 'eliala, ())*". Dikatakan nyeri kronis #ika berlangsung selama + bulan

    atau lebi$ dan tidak berespon baik ter$adap pengobatan yang saat ini diberikan

    dan dapat berlangsung sepan#ang ke$idupan einer, ())*".

     Nyeri kronis masi$ men#adi masala$ kese$atan umum baik di negara

     bekembang maupun negara ma#u yang diderita ole$ %-,% laki/laki dan ()

     perempuan di Australia. Di Inggris ke#adian nyeri kronis setiap ta$unnya berkisar 

    *,0 dan pre1alensi nyeri punggung sendiri di !2edia berkisar (0 . Nyeri

    kronis menyebabkan masala$ finansial dan disabilitas Pridmore et al ., ())3".

     Di Amerika nyeri merupakan silent epidemic dan diperkirakan lebi$ dari

    %)) #uta orang de2asa di Amerika sekitar 3% dari (%3 #uta populasi usia lebi$

    dari () ta$un mengalami nyeri pada satu atau beberapa bagian tubu$ termasuk 

     persendian, le$er, punggung ba2a$, nyeri kepala 4 migrain. Lebi$ dari (3 orang

    de2asa berusia lebi$ dari 5) ta$un mengalami nyeri punggung ba2a$ dan (3

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    2/52

    2

    2anita berusia () $ingga 0& ta$un mengalami nyeri kepala atau migrain Anonim,

    ())*".

    6rook et al.  %&&* ", dalam penelitian ter$adap 0-( keluarga di 6anada

    didapatkan (5 dari keluarga tersebut memiliki paling sedikit satu orang anggota

    keluarga menderita nyeri yang menetap. !ebanyak -) mengalami nyeri menetap

    dan membutu$kan bantuan medis, +) minum obat se7ara rutin dan

    diper$itungkan ba$2a rata8rata ke#adian nyeri menetap menurut sur1ei populasi

    adala$ sekitar %%.

    Andersen 9 orm8Petersen %&**", melakukan penelitian ter$adap 0.%&+

    orang de2asa yang tinggal di 6open$agen dan menemukan pre1alensi nyeri

    kronis sekitar 0).

     Nyeri, terutama nyeri kronis merupakan penyebab utama penderitaan,

    ke7a7atan dan ke$ilangan peker#aan. Pre1alensi nyeri kronis meningkat pada

     populasi usia tua, yang berdampak se7ara dramatis pada sistem layanan

    masyarakat dan kese$atan di seluru$ dunia. Nyeri kronis saat ini #uga suda$

    men#adi sala$ satu problem kese$atan masyarakat Peter, ()%)"

    :erapi dan perbaikan nyeri kronis masi$ men#adi tantangan yang serius

    k$ususnya bagi negara8negara industri. Nyeri kronis tersebut memiliki dampak 

    negatif yang besar bagi industri terutama #ika nyeri kronis diderita ole$ orang

    dalam usia produktif Peter, ()%)" .

    Hampir setiap studi epidemiologi pada nyeri kronis dan ke7a7atan tela$

    dilakukan pada populasi peker#a, karena tingginya pre1alensi gangguan nyeri

    tulang belakang yang menyebabkan nyeri kronis sebagai penyebab pertama dari

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    3/52

    3

    kompensasi ekonomi dan ke7a7atan. !ebua$ penemuan penting ba$2a lebi$ dari

    -,5 biaya tela$ di klaim untuk biaya kompensasi gangguan tulang belakang

    yang menyebabkan nyeri kronis yang membuat para peker#a tersebut $arus

     ber$enti beker#a untuk sementara 2aktu sekitar + bulan. Hal ini tentu sangat

    memberi dampak yang merugikan bagi industri se$ingga dibutu$kan pendekatan

    terapi baru untuk deteksi dan terapi a2al pada nyeri kronis ini ;ui

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    4/52

    4

    three!step ladder H? yang terbukti efektif dalam mengurangi nyeri pada &)

     pasien dengan nyeri kanker. Prinsip dasar tiga langka$ menurut H? tersebut

    meliputi %" pemili$an analgetik yang sesuai dengan intensitas nyeri, (" titrasi

    dosis analgetik opioid yang sesuai bersifat indi1idu dan 0" penamba$an terapi

    ad"u#ant baik farmakoterapi maupun nonfarmakoterapi Internist e@tra, ()%)".

    !ala$ satu terapi ad"u#ant   non farmakologi untuk nyeri adala$ dengan

    teknik nonin#asi#e $rain stimulation neurostimulasi" seperti  repetiti#e

    transcranial magnetic stimulation r:'!" yang dapat membantu $rain plasticity

    dan modifikasi eksitabilitas neuron. :eknik ini sebenarnya bukan temuan baru

    dalam terapi nyeri kronis ole$ karena temuan ba$2a teknik nonin#asi#e $rain

     stimulation neurostimulasi" dapat membantu memperbaiki sistem modulasi,

    menyebabkan teknik ini men#adi alternatif baru dalam pengobatan terapi nyeri

    kronis >regni et al ., ())-".

      :erapi neurostimulasi makin banyak digunakan. Di samping sebagai

     pengganti terapi beda$ yang bertu#uan mengurangi nyeri, neurostimulasi ini #uga

    sering digunakan pada kondisi penyakit parkinson, distonia, obsesif kompulsif,

    nyeri berulang, epilepsi, migrain. :eknik neurostimulasi yang bertu#uan untuk 

    meng$ilangkan nyeri antara lain transcutaneous electrical ner#e stimulation

    :EN!",  peripheral ner#e stimulation  PN!", ner#e root stimulation  N;!",

     spinal cord stimulation  !6!", deep $rain stimulation  DB!", epidural motor 

    corte% stimulation  '6!", repetiti#e transcranial magnetic stimulation r:'!",

    transcranial direct cortical stimulation tD6!".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    5/52

    5

    Transcranial magnetic stimulation :'!" pertama kali diperkenalkan ole$

    Ant$ony Barker pada ta$un %&*3. Transcranial magnetic stimulation :'!"

    merupakan metode nonin1asif   yang aman dan tidak menimbulkan rasa nyeri

    seperti pada Transcranial electrical stimulation :E!". 'etode ini mengakti1asi

    kortek motorik manusia dan dapat menilai keutu$an #alur motorik sentral.

    Penggunaan teknik ini bertu#uan untuk meng$asilkan efek analgetik dengan 7ara

    menstimulasi kortek. :eknik ini dapat diberikan dengan 7ara stimulasi tunggal

     single stimuli), stimulasi berpasangan atau yang dikenal dengan pairs stimulation

    atau se7ara trains of stimuli  repetiti#e :'!".  &epetiti#e transcranial magnetic

     stimulation r:'!" dapat memodifikasi eksitabilitas kortek serebral pada daera$

    stimulasi dan #uga pada daera$ yang #au$ dari tempat stimulasi sepan#ang

    $ubungan fungsional anatomi. :eknik r:'! #uga dapat meng$asilkan efek terapi

    yang lebi$ lama dibanding stimulasi tunggal obayas$i 9 Pas7ual8Leone, ())0".

    !e#ak alat ini diperkenalkan penggunaan :'! se7ara klinis dalam bidang

    neurophysiology, neurologi, neuroscience  dan psikiatri tela$ tersebar luas.

    !ebagian besar masi$ dalam penelitian. 'eskipun :'! tela$ banyak digunakan,

    namun bagaimana pengaru$ :'! ter$adap nyeri k$ususnya nyeri kronis masi$

    men#adi perdebatan obayas$i 9 Pas7ual8Leone, ())0".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    6/52

    6

    B. Perumusan 'asala$

    Dari uraian d iatas maka dapat disimpulkan beberapa permasala$an

    sebagai berikut

    %." Nyeri kronis merupakan penyebab utama penderitaan, ke7a7atan, dan

    ke$ilangan peker#aan.

    (." :erapi nyeri kronis banyak pili$an, tetapi respon terapi sering tidak 

    memuaskan.

    0." :erapi nyeri kronis se7ara farmakologis di$adapkan pada kemungkinan

    efek samping yang ditimbulkan.

    ('.) Transcranial magnetic stimulation merupakan sala$ satu #enis terapi non

    farmakologis yang suda$ banyak diterapkan dibidang neurologi, namun

     peranan pada nyeri kronis masi$ belum banyak diketa$ui.

    6. :u#uan Penulisan

    :in#auan pustaka ini bertu#uan untuk mengeta$ui pengaru$ transcranial 

    magnetic stimulation :'!" yang diberikan se7ara berulang repetiti#e" 4 r:'!

    dalam terapi nyeri kronis.

    D. 'anfaat Penulisan

    %." !ebagai tamba$an pengeta$uan bagi para klinisi tentang penggunaan

    trancranial magnetic stimulation :'!"  dengan  teni repetiti#e

    transranial magnetic stimulation r:'!" dalam terapi nyeri kronis.

    (." 'enun#ang penggunaan :'! di poli penyakit syaraf ;!. Dr. !ard#ito.

    BAB II

    PE'BAHA!AN

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    7/52

    7

    A.Nyeri kronis

     Nyeri kronis ditetapkan sebagai kelainan proses somatosensori yang

     berkelan#utan melebi$i 2aktu yang tela$ ditetapkan sebagai nyeri akut. Nyeri

    kronis mun7ul dari disfungsi sistem saraf bersifat samar, sangat mengganggu dan

    sukar untuk di lokalisir se$ingga sering sulit untuk didiagnosis.

    'enurut !$ipton %&&&", dikatakan nyeri kronis #ika nyeri masi$ dirasakan

    diluar dari batas 2aktu nyeri akut atau berulang setiap bulan atau ta$un. Nyeri

    kronis berlangsung selama + bulan atau lebi$ dan tidak berespon baik ter$adap

     pengobatan yang saat ini diberikan dan dapat berlangsung sepan#ang ke$idupan

    einer, ())*". PE;D?!!I ()%%", mendefinisikan nyeri kronis #ika berlangsung

    lebi$ dari 0 bulan.

     Nyeri akut #ika tidak diatasi dengan baik dapat menyebabkan peruba$an

     pada sistem saraf pusat misalnya peruba$an pada kornu dorsalis  dimana nyeri

    nosiseptik yang di$asilkan dari perifer berta$an lebi$ lama. Lesi pada sistem saraf 

    dapat meng$asilkan nyeri kronis dimana tidak terdapat bukti patologis pada

    tempat yang nyeri misalnya pada  phantom lim$ pain, trigeminal neuralgia. Nyeri

    diketa$ui bersifat indi1idual $al ini dibuktikan pada per7obaan di laboratorium

    yang dilakukan pada tikus menun#ukkan pada beberapa tikus lebi$ 7enderung

    untuk menderita nyeri. Diperkirakan lebi$ dari %) populasi umum nyeri kronis

    di$asilkan dari stimulus noksius dimana pada indi1idu normal nyeri tersebut

    $anya dirasakan dalam 2aktu yang singkat, tetapi pada beberapa orang nyeri

     berlangsung lama. ;espon afektif ter$adap stimulus noksius ber$ubungan dengan

    faktor genetik, pengalaman masa lalu, mood dan interpretasi seseorang ter$adap

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    8/52

    8

    nyeri. >aktor lingkungan #uga dapat memainkan peranan yang 7ukup penting

    ter$adap nyeri einer, ())*".

    %. >isiologi Nyeri

    !ebelum men#adi persepsi nyeri, sinyal nosisepsi akan men#alani empat

     proses yang berbeda yang dikenal sebagai transduksi, transmisi, modulasi dan

     persepsi. :ransduksi adala$ proses dimana energi dari stimulus mekanik, su$u,

    atau kimia diuba$ men#adi akti1itas elektrofisiologis dari perifer ke medula

    spinalis. :ransmisi adala$ pen#alaran sinyal elektrofisiologis dari perifer ke

    medula spinalis, dari medula spinalis ke batang otak dan t$alamus dan ak$irnya

    ke kortek !erge, ()%)".

    'odulasi merupakan akti1itas saraf yang akan mengontrol transmisi nyeri

    sebelum dilan#utkan ke tingkat yang lebi$ tinggi. emampuan sel8sel saraf pada

    kornu posterior medula spinalis mengontrol 4 memodulasi rangsang nyeri sebelum

    dilan#utkan ke atas, pada gilirannya memberikan perbedaan persepsi nyeri

    ter$adap rangsang nyeri yang sama. 'odulasi ter#adi pada tingkat sistem saraf 

     pusat dan akan menyebabkan peningkatan atau penurunan akti1itas neuron.

    !ebagaimana disebutkan pada bagian berikutnya, baik mekanisme eksitatorik dan

    in$ibitorik mempunyai peran penting dalam kondisi nyeri kronis !erge, ()%)".

    Persepsi nyeri adala$ pun7ak dari proses transduksi yang bersifat sementara

    atau berkelan#utan yang diterima ole$ nosiseptor perifer. Persepsi nyeri dimulai

    dengan aktifasi nosiseptor perifer dan konduksi melalui serabut saraf AC dan

    serabut saraf 6 ke ganglion dorsalis. Dari sini sinyal ber#alan ke traktus

    spinotalamikus menu#u t$alamus dan kortek somatosensori !$ipton, %&&&".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    9/52

    9

     Nosiseptor dapat bersifat spesifik ter$adap satu stimulus nyeri atau dapat

     berespon ter$adap beberapa stimulus nyeri seperti mekanik, termal, kimia atau

    stimulus listrik yang disebut ide dynamic range D;" reene, ()%)".

    6ara yang baik untuk mema$ami fisiologi nyeri adala$ dengan mengikuti

     #aras sinyal nosisepsi dari perifer ke otak, dengan penekanan pada integrasi dan

    modulasi sinyal nosisepstif pada berbagai ta$ap sistem saraf pusat !erge, ()%)".

    aras nosiseptif perifer ke otak dapat dili$at pada gambar % di ba2a$ ini.

    ambar %. aras nosiseptik dari perifer ke otak PA F  peria*uadutal gray

     N;' F nucleus raphe magnus !umber !erge, ()%)".

    !erabut AC dan 6 merupakan sinaptik pertama dengan proyeksi saraf di

    kornu dorsalis pada medula spinalis. !araf kedua akan menyilang pada medula

    spinalis dan meng$ubungkan ke nukleus t$alamus. Neuron ketiga akan

    diproyeksikan ke kortek somatosensoris !%8!(" merupakan komponen sensori

    diskriminatif untuk nyeri dan struktur limbik, anterior corte% cingula  A66"

    dan insula sebagai komponen afektif untuk nyeri.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    10/52

    10

    !timulus nosiseptif mekanis, kimia atau su$u akan diterima ole$ nosiseptor 

     perifer yang kemudian akan melakukan konduksi sinyal nosiseptif di neuron

     primary afferen menu#u kornu dorsalis medula spinalis. Pada kornu dorsalis

    neuron aferen primer akan melakukan kontak sinaptik dengan neuron sekunder.

     Neuron sekunder dari traktus spinotalamikus lateral dan spinoretikular medial

    akan menyilang di medula spinalis dan mengirimkan proyeksi eferen ke pusat/ 

     pusat yang lebi$ tinggi. !ebagian besar aferen akan membuat sinap kedua di

    nukleus lateral dan medial t$alamus yang kemudian akan membuat kontak 

    sinaptik dengan neuron ketiga. Penting untuk mengingat ba$2a neuron sekunder 

     #uga bersinap dengan neuron di berbagai nukleus di batang otak termasuk 

     peria*uaductal gray  PA" dan daera$ nucleus raphe magnus  N;'" yang

    terlibat dalam modulasi nyeri endogen desenden. Neuron ketiga di t$alamus

    mengirimkan aferen ke kortek somatosensoris primer dan sekunder !% dan !(".

    ortek !% dan !( terlibat dalam kualitas sensoris dari nyeri yang men7akup

    lokasi, durasi dan intensitas. Neuron ketiga #uga berproyeksi ke sistem limbik 

    termasuk anterior cingulated corte% A66" dan insula yang terlibat dalam

    komponen afektif atau emosional dari nyeri. Berbagai kontak sinaptik dengan

    neuron eksitatorik dan in$ibitorik pada berbagai tingkat sistem saraf pusat adala$

    daera$ integrasi yang penting yang merupakan target untuk sebagian besar 

     pendekatan farmakologis !erge, ()%)".

    (.  P atofisiologi nyeri kronis

      Lesi pada #aringan dapat berlangsung singkat dan bila lesi sembu$ nyeri

    akan $ilang, akan tetapi #ika lesi tersebut berkepan#angan dan men#adi kronis

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    11/52

    11

    menyebabkan neuron8neuron di kornu dorsalis diban#iri potensial aksi yang

    mengakibatkan ter#adinya sensitisasi neuron / neuron tersebut. !ensitisasi neuron

    di kornu dorsalis men#adi penyebab timbulnya alodinia dan $iperalgesia sekunder 

    !$ipton, %&&&".

    ;espon nosiseptor ditransmisikan dari perifer ke sistem saraf pusat kornu

    dorsalis" melalui serabut saraf bermielin tipe A delta" maupun tanpa mielin tipe

    6". ;eseptor nosiseptor di samping sebagai penerima impuls #uga dapat berperan

    sebagai neuroefektor yang mampu melepaskan neuropeptid seperti substansi P

    dan 6;P +alcitonin ,ene &elated Peptide" paska trauma atau inflamasi. >ungsi

    sebagai neuroefektor ini sebenarnya berguna untuk men7ega$ atau mengurangi

    efek merugikan dari trauma atau lesi dan memper7epat penyembu$an. Pada

     beberapa keadaan patologik fungsi tersebut sebaliknya menyebabkan rasa nyeri

    terutama pada nyeri kronik reene, ()%)".

    Perbedaan yang mendasar antara patofisiologi nyeri akut dan nyeri kronis

    adala$ keterlibatan reseptor N'DA. Pada nyeri kronis ada proses yang disebut

    sebagai sensitisasi sentral yang berlangsung beberapa detik ind!up) sampai

     beberapa  #am  -ong Term Potentiation" atau L:P. Akti1asi reseptor N'DA akan

    menyebabkan timbulnya  slo e%citatory post synaptic potential   yang sangat

     berperan dalam proses ter#adinya nyeri kronis. Akti1itas N'DA yang lama #uga

    akan menginduksi transkripsi ekspresi gen 78fos dan 78#un" se7ara 7epat

    menyebabkan sensitisasi nosiseptor. Plastisitas neuronal dari neuron sekunder ini

    akan menyebabkan penurunan ambang stimulus atau aktifitas spontan neuron

    tersebut di medula spinalis. >enomena ind!up adala$ peningkatan #umla$ aksi

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    12/52

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    13/52

    13

    ambar (. !ensitisasi sentral !erge, ()%)".

    Proses sensitisasi sentral ter#adi pada saat neuron kedua di medula spinalis

    menguba$ pengeluaran discharge se7ara frekuen mengikuti rekruitment yang

    menetap dari nosiseptif aferen primer. a" Pada gambar ini kita dapat meli$at

    discharge yang dikeluarkan ole$ nosiseptif aferen primer serabut saraf 6" yang

    akut akan menginduksi pelepasan peptide substansi P, 6;P" dan glutamat yang

    nantinya akan merekrut neurokinin8% N %" dan reseptor A'PA. b" Pelepasan

    yang terus8menerus akan merekrut reseptor N'DA dan memproduksi sensitisasi

     pada saraf kedua yang akan mengeluarkan discharge  pada frekuensi tinggi

    saat direkrut ole$ nosiseptif $iperalgesia" dan stimulasi non nosiseptif alodinia".

    !e7ara umum ke#adian ini bersifat sementara namun dapat menetap untuk #angka

    2aktu yang lama dan berperan dalam ke#adian nyeri kronis.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    14/52

    14

    Pada nyeri kronis, di samping $iperalgesia sekunder #uga terdapat

    alodinia yaitu nyeri yang disebabkan ole$ stimulus yang se7ara normal tidak 

    menimbulkan nyeri. Prinsip ter#adinya alodinia iala$ impuls yang di#alarkan

    ole$ serabut AG yang biasanya berupa sentu$an $alus atau rabaan yang dalam

    keadaan normal dirasakan sebagai rabaan atau sentu$an akan tetapi pada

    alodinia dirasakan sebagai nyeri.

    :er#adinya alodinia ole$ karena sensitisasi sentral ind!up" menyebabkan

    neuron di kornu dorsalis terutama D; men#adi sangat peka dan akibatnya

    daera$ penerimaan impuls noksius meluas  perluasan recepti#e field ",

     peningkatan #umla$ potensial aksi sebagai respon ter$adap stimuli noksius dan

     perlangsungannya lebi$ lama. Peningkatan respon ter$adap stimuli ini dapat

    men7apai () kali lipat dari normal, penurunan nilai ambang se$ingga stimuli non

    noksius mampu menimbulkan persepsi nyeri.

    Peruba$an fenotip 4 reorganisasi serabut A #uga merupakan penyebab

    ter#adinya alodinia. Dalam keadaan normal serabut A tidak mengeluarkan

    substansi P akan tetapi dengan adanya lesi atau inflamasi di #aringan atau sistem

    saraf, serabut ini mampu mengeluarkan substansi P. Bila inflamasi sembu$ maka

    $iperalgesia dan alodinia #uga $ilang k$ususnya pada nyeri nosiseptif atau nyeri

    inflamasi. Lain $alnya dengan nyeri neuropati dimana $iperalgesia dan alodinia

     bisa terus berlan#ut. Hal ini terutama disebabkan sumber impuls pada nyeri

    neuropati tetap ada yaitu yang datang dari perifer berupa ectopic discharge.

    !erabu/serabut saraf 6 masuk ke kornu dorsalis dan bersinapsis di lamina I dan

    II.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    15/52

    15

    Pada beberapa keadaan lesi serabut saraf aferen baik ole$ karena inflamasi

    maupun neuropati akan menyebabkan kematian serabut saraf 6. Hilangnya

    serabut saraf 6 menyebabkan $ubungan sinapsis kosong dan $al ini mema7u

    sprouting A untuk mengisi kekosongan tersebut terutama dilamina II, dengan

    demikian impuls yang diba2a ole$ A sentu$an, rabaan" yang diterima di

    lamina I dan II diter#ema$kan ole$ neuron di kornu dorsalis sebagai nyeri atau

    alodina 'eliala, ())*".

    Hilangnya kontrol in$ibisi #uga menyebabkan ter#adinya alodinia. Impuls

     perifer yang datang di kornu dorsalis biasanya berupa eksitasi. Impuls tersebut

    sebelum di#alarkan ke otak selalu dimodifikasi ole$ serabut saraf intersegmental

    atau serabut saraf desendens yang bersifat in$ibisi. Neurotransmiter in$ibisi

    umumnya ABA atau glycin. ABA dan glycin berfungsi untuk memperta$ankan

     potensial membran mendekati potensial istira$at atau menyebabkan

    $iperpolarisasi. Pada nyeri kronik k$ususnya nyeri neuropati terli$at adanya

     penurunan akti1itas in$ibisi yang diperkirakan disebabkan ole$ kematian sel8sel

    inibisi. In$ibisi menurun berarti eksitasi keadaan ini dapat menyebabkan alodinia

    'eliala, ())*".

    ambaran selan#utnya mengenai patofisiologi nyeri kronis adala$

    di$ubungkan dengan plastisitas sistem saraf dengan akti1itas yang berkelan#utan

    sepan#ang #alur nyeri $asil dari proses sensitisasi. Plastisitas saraf di$asilkan dari

    degenerasi dan remodeling dari sinaps dan ganglia dengan kolateral sprouting di

    antara sel saraf. :erapi yang agresif dan dini akan menurunkan nyeri dan

    men7ega$ timbulnya nyeri kronis 'eliala, ())*".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    16/52

    16

    Pada nyeri kronis diketa$ui #uga terdapat peningkatan produksi

    cholecystoinin 66" pada serabut saraf aferen. Peningkatan 66 menyebabkan

    $ipersensitifitas nosiseptor dan penurunan ter$adap efektifitas opioid 'eliala,

    ())*".

    ambar 0. Peruba$an morfologi pada serabut aferen dan kornu dorsalis

     pada medula spinalis pada sindroma nyeri kronis. Peruba$an ini ditun#ukkan

    dengan simptom klinis dari $iperalgesia dan alodinia reene, ()%)".

    0. 'anagemen nyeri kronis

     Nyeri kronis berbeda dengan nyeri akut. Pada nyeri kronis sering

     penyebab suda$ berlalu tetapi nyeri tetap dirasakan dan mengganggu, seperti pada

    nyeri post $erpes. :erdapat perbedaan penanganan antara nyeri akut dan nyeri

    kronis. Pada nyeri akut sebagian besar 7ukup dengan analgetik, sedangkan untuk 

    nyeri kronis selain analgetik #uga diperlukan analgetik ad"u#ant maupun

    inter1ensi lain seperti $iofeed$ac , neurostimulasi atau  pain coping   lainnya

    'eliala, ())*". Berikut adala$ tabel inter1ensi nyeri kronik yang saat ini

    dilakukan.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    17/52

    17

     

    ambar 5. Inter1ensi nyeri kronis !umber '7uay and 'oore, %&&& cit .

    'eliala, ())*"

    'ema$ami patofisiologi nyeri kronis dengan baik, memberikan tantangan

     pada kita untuk terus men7ari terapi yang efektif dan men7ari metode/metode

     baru sebagai tamba$an terapi yang dapat digunakan untuk mengurangi nyeri

    kronis. ?bat/obatan yang biasa digunakan untuk nyeri akut $anya sedikit atau

     ba$kan tidak memberikan manfaat apa / apa ketika digunakan untuk nyeri kronis.

    !ebaliknya obat 8 obatan yang memberikan efek sedikit pada nyeri akut memiliki

    efikasi yang signifikan dalam terapi nyeri kronis 'eliala, ())*".

    ;ekomendasi terapi nyeri kronis tela$ dibuat ole$ World ealth

    2rgani1ation H?" sebagai pedoman managemen nyeri kronis yang dikenal

    sebagai W2 -adder 'eliala, ())*J reene, ()%)".

     Nyeri kronik inter1ensi

    'etode terapi

    Blok transmisi saraf :erapi farmaka

    Alternatif 

    • !timulator

    :'!,DB!,tD6!,!

    6!

    • Akupunktur 

    • Hipnosis

    Analgesik 

    •  N!AID4para

    setamol.

    • ?pioid.

    ;e1ersibelIn#eksi

    anastesi lokal

    Ad#u1an analgesik 

    • Antidepresan.

    • Antikon1ulsan

    Ire1ersibel

    ?perasi

    Destruksi saraf 

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    18/52

    18

    ambar 3.World ealth 2rgani1ation (W2) analgesics ladder 

     Nyeri ringan dia2ali dengan terapi analgesik nonopioid step %" seperti

    nonsteroidal antiinflammatory analgesic N!AID" carprofen3 etodolac3

    melo%icam3 etoprofen3 deraco%i$3 tepo%alin3 acetaminophen3 dan  aspirin.

    Demikian #uga analgesik yang beker#a meng$ambat en

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    19/52

    19

    grup narkotik yang lebi$ poten. ?bat pili$an adala$ morfin dengan dosis dapat

    dinaikkan tanpa batas, sambil dia2asi respirasi, status mental dan kesiagaan.

    Beberapa tipe nyeri mempunyai respon yang baik ter$adap golongan opioid

    lema$ dibandingkan dengan opioid kuat dan #uga N!AID memberikan efek 

    analgetik yang lebi$ baik dibandingkan dengan golongan opioid pada beberapa

    tipe nyeri reene, ()%)".

    !ampai saat ini nyeri kronis yang diterapi se7ara farmakologi dengan

     berbagai ma7am obat analgetik, se7ara umum masi$ tidak memberikan

     pengurangan rasa nyeri yang adekuat pada kebanyakan pasien. ?pioid dan

     beberapa #enis obat / obatan yang digunakan untuk mengurangi rasa nyeri yang

    umumnya beker#a memblok sinyal nyeri yang ber#alan sepan#ang saraf, medula

    spinalis dan otak seringkali tidak memberikan efek signifikan dalam mengurangi

    rasa nyeri. Ba$kan efek samping penggunaan obat tersebut sering mun7ul seperti

    mengantuk, depresi respirasi, konstipasi reene, ()%)".

    :erapi non farmakologis untuk nyeri kronis termasuk massage3 physical 

    therapy3 acupuncture3 dan transcutaneous electrical ner#e stimulation. 'odalitas

    tersebut beker#a mengurangi nyeri dengan memperbaiki aliran dara$ ke daera$

    lesi dan dengan melepaskan substansi endogen analgetik seperti beta8endorp$in

    dan enkep$alin. Endogen opioid mempengaru$i modulasi pada desending in$ibisi

     pada transmisi saraf di tingkat kornu dorsalis reene, ()%)".

    Disamping terapi non farmakologis di atas dikenal #uga neurostimulasi

    yang saat ini sedang berkembang baik yang in1asif maupun non in1asif antara

    lain

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    20/52

    20

    %". spinal cord stimulation !6!", (". 4eep $rain stimulation DB!" atau disebut

     #uga electrical   intracere$ral stimulation3 0". Transdirect cranial stimulation

    tD6!" dan 5". Transcranial magnetic stimulation :'!". Spinal cord 

     stimulation3 4eep $rain stimulation3 merupakan metode in1asif sedangkan

    Transdirect cranial stimulation dan Transcranial magnetic stimulation merupakan

    metode non in1asif .

    %". Spinal cord stimulation !6!". 'erupakan metode in1asif yang dilakukan

    dengan 7ara menanam elektrode di ba2a$ kulit yang di$ubungkan dengan  pulse

    generator bertu#uan untuk menstimulasi kolumna posterior medula spinalis

    metode ini efektif dalam mengurangi nyeri k$ususnya 6;P!,  failed $ac surgery

     syndrome, critical lim$ ischemi,  post stroe pain  dan berbagai nyeri kronis

    lainnya. Hasil saat ini menun#ukkan pada 5) sampai -) penderita nyeri kronis

    3) $ingga -) nyeri berkurang signifikan ba$kan mereka dapat kembali

     beker#a dan $idup normal. 6ara ker#a !6! dalam mengurangi nyeri adala$ dengan

    memblok sinyal nyeri yang ber#alan dari perifer ke medula spinalis sampai ke otak 

    Demers, ()%%".

    (".  4eep $rain stimulation DB!". 'erupakan sala$ satu alat inter1ensi yang

    digunakan dalam terapi nyeri kronis. Alat ini di tanam di daera$ tertentu di otak 

    yang dilakukan melalui proses pembeda$an yang disebut sebagai $rain

     pacemaer. Alat ini mengirim impuls listrik ke daera$ tertentu di otak. Beker#a

    se7ara langsung dengan meruba$ rangsangan di otak.  Food and 4rug 

     Administration  >DA" tela$ merekomendasikan alat ini sebagai terapi essential 

    tremor  ta$un %&&-, Parinson5s disease ta$un ())( dan distonia pada ta$un ())0.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    21/52

    21

    Alat ini #uga tela$ digunakan se7ara rutin untuk terapi nyeri kronis. Alat ini terdiri

    dari tiga komponen implanted   pulse generator   IP" 3 lead3 e%tension. Implanted 

     pulse generator adala$ neurostimulator bertenaga baterai yang terbungkus

    titanium, yang mengirimkan arus listrik ke otak untuk meruba$ akti1itas saraf 

     pada daera$ target di otak.

     -ead adala$ ka2at melingkar yang dibungkus poliuretan dengan empat

    elektroda platina iridium dan ditempatkan di sala$ satu dari tiga daera$ otak.  -ead 

    di$ubungkan ke IP ole$ e%tension3  sebua$ kabel terisolasi yang ber#alan dari

    kepala turun ke le$er lalu ke belakang telinga dan di$ubungkan ke IP yang

    diletakkan se7ara subkutan di ba2a$ kla1ikula atau dalam beberapa kasus

    diletakkan di perut.  Implanted   pulse generator   diletakkan sesuai ge#ala yang

    ditun#ukkan sebagai 7onto$ untuk parkinson rigiditas, bradikinesia4akinesia dan

    tremor", lead  ditempatkan pada globus pallidus atau nukleus subt$alamik. Pada

    nyeri IP ini menstimulasi daera$  peria*ueductal gray maupun  peri#entricular 

     gray  untuk nyeri nosiseptik, kapsula interna, #entral posterolateral nucleus  dan

    #entral posteromedial nucleus  untuk nyeri intracta$le.  'eskipun DB! banyak 

    menolong dalam mengurangi ge#ala namun alat ini #uga memberikan efek 

    samping dan komplikasi yang serius Bittar, ())3".

    0". Transdirect cranial stimulation tD6!". 'etode nonin#asi#e $rain stimulation

    lainnya adala$ Transdirect cranial stimulation tD6!". Alat ini menggunakan arus

    listrik yang konstan dan bertegangan lema$ terdiri dari anoda  dan catoda  yang

    diletakkan di atas  scalp menembus otak dan menyebabkan peruba$an pada

    e%ita$ilitas  neuron. Alat ini beker#a dengan 7ara menstimulasi daera$ target

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    22/52

    22

    dengan memberikan arus yang konstan dan bertegangan lema$ melalui elektrode

    yang diletakkan di daera$ target. Arus yang diberikan ini diketa$ui dapat meruba$

    e%ita$ilitas neuron pada daera$ tertentu di otak berdasarkan #enis stimulasi yang

    diberikan. Peruba$an e%ita$ilitas neuron menyebabkan peruba$an pada fungsi

    otak. Penggunaan tD6! pertama kali adala$ untuk mengontrol nyeri neuropati

    dan skor nyeri dapat berkurang $ingga 3* pada minggu terak$ir stimulasi.

    Dibandingkan dengan :'! alat ini memberikan efek samping yang lebi$ ke7il

    dan mampu mengurangi nyeri lebi$ baik serta after effect yang lebi$ lama

     berta$an >regni et al ., ())+".

    5". Transcranial magnetic stimulation :'!". !ala$ satu terapi tamba$an untuk 

    nyeri, k$sususnya nyeri kronik. 'erupakan sala$ satu metode non in1asif yang

    menyebabkan depolarisasi maupun $iperpolarisasi pada sel saraf di otak.

    Transcranial magnetic stimulation menggunakan induksi elektromagnetik yang

    dapat membangkitkan arus listrik dengan menggunakan peruba$an medan magnet

    yang 7epat yang kemudian masuk menembus kulit, tengkorak dan men7apai otak.

    menginduksi arus listrik sekunder pada daera$ di ba2a$ kumparan. Hal ini dapat

    menyebabkan peruba$an akti1itas pada daera$ tertentu di otak maupun daera$

    lain di otak dengan sedikit rasa tidak nyaman tanpa menimbulkan rasa sakit.

    Pada single stimuli atau paired pulse stimuli akan menyebabkan saraf pada

    neokortek di ba2a$ tempat stimulasi terdepolarisasi dan membangkitkan potensial

    aksi. ika diletakkan pada kortek motorik akan menimbulkan akti1itas otot yang

    disebut dengan motor e#oed potential   'EP" yang dapat di7atat pada

    electromyography.  Pemberian :'! se7ara berulang dapat meng$asilkan long 

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    23/52

    23

    lasting after effect   setela$ stimulasi. :eknik ini  dapat meningkatkan atau

    menurunkan rangsangan pada kortek tergantung pada intensitas stimulasi,

     penempatan kumparan dan frekuensi.

    B. !e#ara$ :'!

    Penggunaan gelombang magnet untuk menstimulasi #aringan saraf 

    didasarkan pada konsep induksi elektromagnetik ole$ >araday pada ta$un %*0%.

    DArsonal pada ta$un %*&+ melaporkan penggunaan gelombang magnet pertama

    kali pada manusia Da1ey et al ., ())(".

    Pada ta$un %&*3 Barker pertama kali mendemonstrasikan kontraksi otot

    yang dibangkitkan ole$ stimulasi gelombang magnetik nonin1asif melalui sistem

    saraf sentral yaitu stimulasi melalui kortek motorik. !aat ini dikenal dengan

    Transcranial magnetic stimulation  :'!". !e#ak pertama kali ditemukan :'!

    digunakan di bidang psikiatri untuk gangguan depresi yang gagal diterapi se7ara

    farmakologi saat ini  food and drug administration >DA" tela$ mengakui :'!

    yang diberikan se7ara berulang r:'!" sebagai terapi tamba$an pada ma"or 

    depressi#e disorder. Di bidang neurologi :'! pertama kali digunakan sebagai

    alat bantu diagnosis untuk penyakit8penyakit demielinisasi seperti multiple

     sclerosis ;osa, ()%(".

    Pada ta$un %&&(, Al1aro Pas7ual8Leone mengeksplorasi kemungkinan

     penggunaan teknik ini pada pasien parkinson ternyata mereka menemukan

     perbaikan ke7epatan dan respon motorik pada penderita parkinson mengurangi

    akinesia". Penggunaan :'! untuk terapi nyeri kronis sendiri masi$ dalam

     penelitian dan terus dikembangkan ;osa, ()%(".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    24/52

    24

    6. !timulasi :'!

    Bagaimana :'! menstimulasi otak lebi$ lan#ut diterangkan dalam gambar 

    enam. ambar + a men#elaskan setiap gelombang :'! meng$asilkan arus listrik 

    di otak. Hal ini meng$asilkan peruba$an medan magnet se7ara 7epat yang

    kemudian menembus scalp dan tengkorak $ingga men7apai otak dan menginduksi

    arus listrik sekunder yang dapat menstimulasi aktifitas saraf pada kortek dan

    subkortek di hite matter .

    !eperti pada stimulasi saraf perifer, :'! pada kortek dapat mengakti1asi

    a%on dari beberapa saraf rekruitmennya tergantung pada parameter stimulus".

    :erdapat bukti ba$2a penggunaan :'! pada kortek dengan intensitas yang

    renda$ meng$asilkan efek in$ibisi pada outcome motorik. !ebaliknya penggunaan

    :'! dengan intensitas tinggi meng$asilkan efek fasilitasi pada outcome motorik.

    ambar +. !timulasi otak ole$ :'! !umber ;idding 9 ;ot$2ell, ())*".

    ambar + b men#elaskan kumparan berbentuk figure of eight   yang terdiri

    dari beberapa ka2at tembaga yang melingkar dengan diameter - 7m. :ampak arus

    mengalir di ba2a$ kedua lingkaran dan arus terbesar terdapat pada pertemuan

    kedua lingkaran. !e$ingga besarnya arus pada titik tenga$ kumparan ( kali

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    25/52

    25

    dibanding arus yang mengalir di ba2a$ lingkaran. :idak ada arus yang mengalir 

    di ba2a$ pusat kumparan.

    'enurut Barker ())(", terdapat tiga keterbatasan :'! yaitu %". Besarnya

    medan magnet tergantung dari #arak daera$ stimulasi ter$adap permukaan

    kumparan se$ingga stimulasi se7ara langsung $anya terbatas pada daera$ otak 

    yang berada di ba2a$ kumparan, (". Daera$ stimulasi tidak fokus se$ingga sala$

    satu 7ara untuk membuat stimulasi lebi$ fokus adala$ dengan menggunakan

    kumparan berbentuk figure of eight  dan 0". Penggunaan :'! ma$al dan alatnya

    memakan tempat.

    !ela#utnya menurut ;ossi et al . ())&", terdapat tiga ma7am teknik 

     penggunaan :'! yaitu %". single! pulse :'! yaitu :'! yang diberikan dalam

    satu 2aktu dan terdiri dari satu stimulus, teknik ini meng$asilkan respon yang

     baik tetapi $anya berlangsung singkat. Pengulangan stimulus dapat lebi$

    memperpan#ang after!efect   pada otak. Lamanya efek setela$  single  stimulus

     berkisar 0)8+) menit. Single!pulse :'! dapat digunakan untuk mapping output 

    kortek motorik  3 (". Paired!pulse :'! yaitu :'! yang diberikan dalam stimulus

     berpasangan 4 lebi$ dari satu stimulus dan diantara stimulus terdapat #eda

    inter1al", 0". &epetiti#e :'! yaitu :'! yang diberikan dalam stimulus yang

     berurutan.  Paired!pulse :'!  dapat diberikan pada satu target kortikal

    menggunakan satu kumparan atau pada dua daera$ otak yang berbeda

    menggunakan dua kumparan yang berbeda. :eknik paired! pulse :'! digunakan

    untuk mengukur fasilitasi intrakortikal dan in$ibisi intrakortikal. Penggunaan

    :'! dengan teknik   paired stimulation yang dibarengi dengan  stimulus perifer 

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    26/52

    26

    disebut sebagai  paired associati#e stimulation  PA!". Pada stimulus multipel

    dimana gelombang :'! diberikan se7ara berurutan atau dengan teknik train

     stimuli atau disebut #uga r:'! dibedakan men#adi con#entional dan patterened 

    repetiti#e stimulation.

    Pada frekuensi tertentu :'! dapat menyebabkan in$ibisi yang ter#adi pada

    frekuensi renda$ % H< atau kurang dan 7:B!, fasilitasi ter#adi pada :'! dengan

    frekuensi tinggi dan i:B!, ditemukan pada corticospinal motor outoput   orang

    se$at. 'ekanisme yang mendasari efek in$ibisi dan fasilitasi :'! belum #elas.

    !ala$ satu mekanisme yang diduga berperan menimbulkan efek in$ibisi dan

    fasilitasi adala$  -ong term depression L:D" atau transmisi sinaptik yang

    disebabkan pemberian :'! se7ara berulang pada frekuensi renda$,  -ong term

     potentiation  L:P" yang mun7ul pada frekuensi tinggi. !erta pergeseran

    eksitabilitas #aringan dan akti1itas yang ber$ubungan dengan metaplastisitas

    ;ossi et al ., ())&".

    D. &epetiti#e transcranial magnetic stimulation

    !e7ara umum ada dua teknik prosedur penggunaan r:'! yaitu

    con#entional   r:'! dan  patterned   r:'!. +on#entional   terdiri dari frekuensi

    renda$ dan frekuensi tinggi.  Patterned menggunakan theta $urst stimuli  baik 

    intermiten theta $urst stimuli  i:B!" yang meningkatkan rangsangan kortikal

    maupun continous theta $urst stimulation  7:B!" yang menyebabkan in$ibisi

    rangsangan kortikal. Pada pemberian r:'! untuk kepentingan terapi total durasi

    dari satu sesi r:'! adala$ sekitar () menit. Pengulangan pemberian r:'! dapat

    memperkuat dan memperpan#ang pengaru$ efek  single  :'! yang seringkali

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    27/52

    27

    melema$ dan berta$an se7ara singkat setela$ pemberian  single :'! tersebut

    cumulati#e effect ". elombang  single :'! dapat mendepolarisasi sel neuron

    namun bersifat sementara tetapi ketika gelombang ini diberikan se7ara berulang

    yang kita kenal dengan repetiti#e :'!, dapat menguba$ rangsangan kortikal

    menurunkan atau menaikkan". &epetiti#e :'! digunakan pada frekuensi tertentu

    untuk dapat menginduksi modulasi rangsangan kortikal se7ara persisten ;ossi et 

    al ., ())&".

    Penggunaan r:'! pada penderita nyeri kronis bertu#uan memberikan efek 

    analgesik. !timulasi diberikan pada scalp di atas daera$ target kortikal. !timulasi

    menggunakan kumparan  figure of eight   lebi$ dian#urkan untuk mendapatkan

    stimulasi yang lebi$ fokus. !ebagai patokan untuk menentukan intensitas,

    stimulasi yang diberikan berdasarkan persentase resting motor threshold .

    Umumnya stimulasi diberikan di ba2a$ motor threshold. >rekuensi dan #umla$

    total gelombang yang diberikan tergantung pada $asil studi yang dilakukan.

    Dalam satu sesi paling sedikit $arus terdiri dari %))) gelombang 4  pulse  yang

     berdurasi () menit. Pemberian stimulus r:'! dapat diulang setiap $ari selama

    satu atau beberapa minggu 6ru7u et al ., ())-".

    euntungan pemberian r:'! tidak menyebabkan rasa nyeri dan tidak 

    membutu$kan anastesi atau ra2at inap selama terapi. !timulasi r:'! dapat

    mengaktifkan beberapa serabut saraf yang ber#alan mele2ati kortek motorik dan

     berproyeksi sampai ke tempat yang #au$ yang terlibat pada beberapa aspek proses

    nyeri kronis komponen emosi dan komponen sensori diskriminatif". 'etode ini

     #uga dapat digunakan pada penderita nyeri kronis yang drug resistant   maupun

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    28/52

    28

    memprediksi prognosis nyeri neuropati kronis yang akan dilakukan pemasangan

    implan '6!. Dari $asil studi yang melakukan stimulasi r:'! baik pada

    kelompok kontrol dengan menggunakan  sham  r:'!, dan kelompok kasus

    menggunakan r:'! aktif pada (*) pasien dengan nyeri neuropati nyeri sentral

     post stroke, lesi medula spinalis, lesi pleksus brakialis, trigeminal neuralgia, nyeri

     p$antom dan 6;P! II" didapatkan efikasi yang berbeda antara kondisi nyeri satu

    dengan lainnya, $al ini umumnya tergantung pada parameter stimulasi.

    Dari beberapa ;6:, yang melakukan teknik r:'! pada pasien dengan nyeri

    sentral post stroke dan beberapa lesi saraf tepi yang menggunakan stimulus r:'!

     pada daera$ kortek motorik primer dengan frekuensi renda$ % H< atau kurang"

    ternyata tidak efektif dalam mengurangi kelu$an nyeri. !timulasi r:'!

    menggunakan kumparan yang bersifat fokal dengan frekuensi tinggi 38() H

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    29/52

    29

    yang sama ternyata tidak efektif dalam mengurangi kelu$an nyeri 6ru7u et al .,

    ())-".

    Pada saat r:'! diaplikasikan di atas kortek motorik dengan frekuensi yang

    renda$ maka akan menurunkan motor e#oed potential 'EP". !ebaliknya #ika

    diberikan pada frekuensi tinggi akan meningkatkan 'EP.

     &epetiti#e transcranial magnetic stimulation  r:'!" dibagi men#adi

    con#entional   r:'! dan  patterened r:'!. Pada con#entional   r:'! di#elaskan

     ba$2a pemberian r:'! dengan satu stimulus yang diberikan se7ara berulang dan

    teratur diberikan dengan frekuensi renda$ % H< atau kurang atau dengan frekuensi

    tinggi lebi$ dari % H

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    30/52

    30

    dalam 2aktu yang lebi$ singkat dan diantaranya terdapat 2aktu istira$at tanpa

    stimulus.

     Patterened r:'!  memiliki dua bentuk yaitu continous  theta $urst 

     stimulation 7:B!" dan Intermitten theta $urst stimulation i:B!". Protokol :B!

    yang ada saat ini dibuat berdasarkan penelitian Huang et al.  ())3". Untuk 

    continous theta $urst stimulation 7:B!" diberikan dengan frekuensi 3 H< selama

    () detik total stimulus 0))" atau 5) detik untuk total stimulus +)) yang diberikan

    se7ara terus8menerus. !edangkan untuk intermitten theta $urst stimulation i:B!",

    diberikan stimulus dalam periode ( detik dan dipisa$kan ole$ inter1al tanpa

    stimulasi selama * detik. :erdapat beberapa 1ariasi kombinasi dari protokol teknik 

     pengunaan :'! di atas dan perlu ditekankan efek dan keamanan dari masing / 

    masing aplikasi penggunaan teknik tersebut. !aat ini  Patterned  r:'! #uga dapat

    diberikan dalam bentuk *uadripulse stimulation P!" yang dapat menyebabkan

     peruba$an eksitabilitas kortikal #angka pan#ang. 6uadripulse stimulation

    diberikan dalam bentuk stimulasi berulang yaitu 5 pulse 4 gelombang monopasik 

    yang dipisa$kan ole$ interstimulus inter#al   selama %,3/%(3) milidetik yang

    menyebabkan fasilitasi pada inter1al pendek atau in$ibisi pada inter1al yang

     pan#ang yang kemungkinan melalui aksi modulasi sirkuit eksitatori intrakortikal

    ;ossi et.al ., ())&".

    ombinasi pemberian su$!motor threshold  3 H< r:'! yang berulang pada

    ner1us medianus kanan dengan  su$!motor threshold   3 H< r:'! pada kortek 

    motorik primer '%" pada inter1al yang konstan selama ( menit teknik ini disebut

     paired associated stimulation  PA!".  Paired associated stimulation  merupakan

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    31/52

    31

     protokol baru yang dapat meningkatkan efek r:'! pada tingkat kortikal

     berdasarkan per7obaan interaksi dan tes stimulus pada tingkat kortikal

    sebelumnya. Diduga mekanisme yang mendasari melalui mekanisme

    metaplastisitas ;ossi et al ., ())&".

    ambar - men#elaskan bentuk teknik r:'!. !ebela$ kiri menun#ukkan

    con#entional   r:'!. ambar paling atas memberikan 7onto$ %) detik r:'!

    dengan frekuensi % H< pada per7obaan pertama dan 3 H< pada per7obaan kedua.

    Per7obaan ketiga % detik r:'! pada frekuensi %) H

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    32/52

    32

    E. Prinsip P enggunaan r :'!

    :ela$ disebutkan sebelumnya ba$2a teknik ini menggunakan prinsip

    induksi elektromagnetik, dimana kumparan diletakkan di atas kepala terbanyak 

     pada '%. umparan tersebut dialiri arus dan meng$asilkan medan magnet serta

    menginduksi arus listrik yang dapat menembus kulit dan tengkorak kepala $ingga

    men7apai otak dan dapat men7etuskan depolarisasi saraf. !timulasi diberikan

    sepan#ang #alannya serabut saraf, menggunakan arus yang 7ukup kuat untuk dapat

    menimbulkan depolarisasi. !elain itu teknik r:'! dapat mengaktifasi sel / sel

     piramidalis se7ara tidak langsung transinaptik" atau se7ara langsung melalui a%on

    hilloc.  Pada penggunaan r:'! operator dapat mengkontrol intensitas stimuli

    dengan menguba$ intensitas arus listrik yang mengalir pada kumparan se$ingga

    menguba$ besarnya medan magnet dan medan listrik yang mengalir ke otak.

    >okus medan magnet tergantung pada bentuk kumparan obayas$i 9 Leono,

    ())0".

    Induksi arus $arus 7ukup kuat untuk dapat menyebabkan depolarisasi

    saluran neuron kortikospinalis baik se7ara langsung di a%on hilloc   atau tidak 

    langsung melalui transinaptik. Penggunaan :'! se7ara  single :'! dapat

    mendepolarisasi neuron bersifat sementara, sedangkan penggunaan :'! se7ara

     berulang yang dikenal dengan repetiti#e transcranial magnetic stimulation

    r:'!" dapat mendepolarisasi neuron lebi$ lama se$ingga dapat menginduksi

    rangsangan modulasi kortikal se7ara persisten ;ossi et al ., ())&".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    33/52

    33

    enis kumparan

    Umumnya kumparan yang digunakan pada beberapa studi :'! terdiri dari

    dua sayap yang berdekatan yang disebut  figure  of eight . Bentuk ini dapat

    menstimulasi daera$ kortikal superfisial se7ara fokal yang berada di ba2a$ bagian

    utama kumparan  figure  of eight . !erabut saraf yang di$arapkan paling banyak 

    mendapatkan stimulasi diorientasikan se7ara paralel ter$adap bagian sentral dari

    kumparan. !udut antara sayap kumparan akan mempengaru$i efisiensi dan

    fokalitas dari kumparan. Bagian kumparan yang non!tangential   ter$adap kulit

    kepala  scalp" menyebabkan penumpukan dari muatan permukaan 3  yang

    mengurangi efisiensi kumparan. !udut kumparan yang lebi$ ke7il dari %*) ), sayap

    kumparan lebi$ tangensial ter$adap kulit kepala dan meningkatkan efisiensi

    kumparan ;ossi et al ., ())&".

    Beberapa studi :'! menggunakan kumparan yang berbentuk lingkaran

    (circular coil)  dengan ukuran yang ber1ariasi. Diameter kumparan yang lebi$

     besar dari kumparan figure of eight  menyebabkan stimulasi se7ara langsung pada

     bagian otak yang lebi$ dalam tetapi kurang fokus. !ampai saat ini belum ada studi

    yang membandingkan keamanan penggunaan antara kumparan berbentuk circular 

    dan figure of eight ;ossi et al ., ())&".

    umparan dou$le cone dibentuk dari dua sayap berbentuk lingkaran yang

     berdekatan bersudut &3).  umparan besar ini menyebabkan medan listrik yang

    relatif besar #uga tetapi kurang fokus dibanding kumparan  figure of eight , dan

    dapat menyebabkan stimulasi langsung pada daera$ otak yang lebi$ dalam.

    arena kemampuan daya tembusnya kumparan ini mampu mengaktifasi fisura

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    34/52

    34

    inter$emisperik yang me2akili dasar panggul dan tungkai ba2a$. !timulasi

    daera$ otak yang lebi$ dalam membutu$kan intensitas dan frekuensi yang lebi$

    tinggi $al ini memberikan rasa tidak nyaman pada penderita ;ossi et al ., ())&".

    Hal yang sering men#adi pertanyaan tentang :'! adala$ mengenai

    kedalaman yang mampu di7apai alat ini. Hal ini merupakan pertanyaan yang sulit

    di#a2ab. edalaman penetrasi dari :'! tergantung pada faktor anatomi, ukuran

    kumparan, bentuk kumparan dan intensitas stimulus yang diberikan Barker,

    ())(".

    >. ' ekanisme r:'!

    :erdapat beberapa ma7am mekanisme r:'! dalam memperbaiki kelu$an

    nyeri sala$ satunya stimulasi pada kortek motorik dapat memperbaiki komponen

    sensori8diskriminatif. Di samping itu #uga mempengaru$i peruba$an komponen

    fungsional moti#ational!affecti#e aspek nyeri pada cingulate corte%  atau

    or$itofrontal corte%. ambar & menun#ukkan struktur saraf dan #alur yang terlibat

    dalam efek analgesik pada stimulasi kortek motorik. Perangsangan r:'! pada

    kortek motorik '%" akan mempengaru$i kortek somatosensori primer !%" dan

    sekunder !(" yang berperan dalam proses sensori8dikriminatif. Nukleus

    t$alamus8motor :$8'", nukleus t$alamus sensori dan nukleus t$alamus assosiatif 

    :$8!4A", insular corte%  Ins", anterior cingulate corte%  A66", peria*uaductal 

     gray  PA", rostral #entro medial   ;M'" yang berperan dalam descending 

    modulation dan komponen moti#ational affecti#e. Lefau7$er, ())+".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    35/52

    35

    ambar *. !truktur saraf dan #alur potensial yang yang terlibat dalam

    stimulasi kortek motorik. Lefau7$er, ())+".

    Beberapa serabut saraf yang turun dari $rainstem menu#u medula spinalis

    dapat memodulasi impuls nyeri yang datang. alur desending yang dapat

    memodulasi impuls nyeri diterangkan sebagai berikut stimulus nyeri yang datang

    di kornu dorsalis akan diteruskan ke PA dari sini diteruskan ke nukleus rap$e

    magnus di medula bagian atas, impuls akan dikembalikan ke kornu dorsalis

    melalui serabut reti7ulospinalis. Pemberian r:'! pada '% akan meningkatkan

     pelepasan neurotransmiter serotonin di PA dan noradrenalin di lo7us 7erolus

    disamping itu #uga memi7u pelepasan opioid endogen pada 6N! yang #uga

    terletak di PA dan nukleus rap$e magnus dan dapat menekan impuls nyeri

    ;enin 9 Dorsey, ())3".

    !elain itu stimulasi menggunakan r:'! memiliki kemampuan

    memperbaiki plastisitas sinaptik, dimana pada nyeri kronis diketa$ui ter#adi

    malplasticity. Plastisitas sinaptik adala$ kemampuan sinap antara dua neuron

    untuk memperkuat modulasi. Plastisitas sinaptik yang ter#adi dalam bentuk long 

    term potentiation  L:P" ter#adi #ika diberikan stimulus dengan frekuensi tinggi

    atau menggunakan i:B! yang dapat membangkitkan akti1itas sinap, dan long 

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    36/52

    36

    term depression L:D" yang ter#adi pada stimulasi dengan frekuensi renda$ atau

    menggunakan 7:B! yang menurunkan akti1itas sinap. 'ekanisme molekuler 

    yang mendasari proses L:P dan L:D bergantung pada calsium influ% dan reseptor 

    glutamat yang memiliki dua #enis reseptor yaitu A'PA alpha!amino!/!hydro%y!

    0!methyl!iso%a1olepropionic acid " dan N'DA  N!methyl!4!aspartat " Andrade et 

    al ., ()%%".

    Pada saat sinap glutamanergik melepaskan glutamat, maka glutamat akan

     berikatan pada reseptor A'PA dan reseptor N'DA. ;eseptor A'PA merupakan

    reseptor ionotropi yang bertanggung #a2ab ter$adap transmisi sinap yang 7epat.

    ;eseptor N'DA sebagai coincidence detector.  Akti1itas reseptor N'DA

    membutu$kan pelepasan glutamat yang 7ukup dari presinap yang akan

    men7etuskan depolarisasi membran dan mengaktifkan reseptor N'DA.

    Depolarisasi membran  postsynaptic  yang 7ukup akan membuka kanal ion

    magnesium se$ingga ter#adi calsium  influ%, proses ini yang menginduksi

    ter#adinya L:P 6ooke 9 Bilis, ())+". 

    ambar & menun#ukkan membran  glutamatergic postsynaptic yang

    mengandung reseptor A'PA dan N'DA A". Dalam kondisi istira$at atau

    akti1itas input yang renda$, saluran reseptor N'DA ini diblok ole$ ion

    magnesium bermuatan positif 'g(" B". lutamat dilepaskan dari terminal dan

    memasuki 7ela$ sinap dan berikatan dengan kedua reseptor, yang kemudian akan

    membuka saluran reseptor A'PA. Aliran arus ke dalam sel yang diba2a ole$ Na

    akan mendepolarisasi membran post sinap dan menyebabkan e%itatory post!

     synaptic potential EP!P". Pelepasan glutamat dalam #umla$ yang sedikit tidak 

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    37/52

    37

    akan 7ukup mendepolarisasi membran  postsynaptic  6". onsentrasi glutamat

    yang tinggi meng$asilkan depolarisasi membran post8sinaptik, se$ingga membuka

     blok ion magnesium dari saluran reseptor N'DA, menyebabkan masuknya ion

     Na  dan ion 6a(. ;eseptor N'DA bertindak sebagai akti1itas coincidence

    detetor   pra dan postsinaptik. D". 'enggambarkan rekaman intraseluler dari

    rangsang sinaptik dengan kondisi magnesium yang renda$ atau depolarisasi

    membran 6ooke 9 Bliss, ())+".

    ambar &. Akti1itas reseptor glutamat 6ooke 9 Bliss, ())+"

    emampuan plastisitas sinaptik pada tingkat seluler melalui per7obaan

    dengan otak tikus yang dilakukan ole$ Pridmore et al.  ())3", stimulasi kortek 

    motorik menggunakan :'! menun#ukkan peruba$an densitas reseptor $eta!

    adrenergi   pada kortek, korpus striatum, region!specific monoamine le#els,

     second messenger cyclic A7P3 densitas N'DA $inding site di $ipotalamus,

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    38/52

    38

    amygdala, kortek parietal, dan densitas 0!T8A $inding site di frontal, cingulate

    corte%  dan nukleus olfaktori anterior, ekspresi  glial fi$rillary acidic protein

    m;NA di girus dentata dan kortek. Dengan kata lain :'! memiliki kemampuan

    mempengaru$i neurotransmiter, reseptor,  second messengers systems dan gen,

     pada saraf dan #aringan penyokong yang penting dalam regulasi nyeri.

    Perbedaan efek plastisitas yang di$asikan ole$ stimulasi :'! pada

    tingkat sistem dan seluler berada pada rangsangan kortikal. Pada tingkat sistem

    men#elaskan ba$2a pada stimulasi yang renda$ % H< atau kurang" akan

    menyebabkan penurunan rangsangan kortikal. Pada frekuensi tinggi akan

    meningkatkan rangsangan kortikal. >enomena di atas banyak dipela#ari pada

     penggunaan :'! yang diletakkan pada kortek motorik. Peruba$an rangsangan

    kortikal yang di$asilkan ole$ :'! memiliki efek yang singkat dengan durasi

    menit $ingga #am. !ementara pengulangan :'! akan meng$asilkan efek 

    kumulatif peruba$an plastisitas. Per7obaan yang dilakukan ole$ Baumer et al.

    ())%", pada kortek premotor menggunakan :'! selama 3 $ari berturut turut

     pada frekuensi tinggi, menun#ukkan ba$2a pada $ari pertama penurunan

    rangsangan kortikal berta$an 0) menit, pada $ari kedua dapat berta$an + #am, $ari

    kelima menun#ukkan $asil efek :'! dapat berta$an 5 minggu dari stimulasi

    terak$ir. Dari per7obaan ini #uga menun#ukkan ba$2a stimulasi menggunakan

    :'! pada satu daera$ #uga dapat berpengaru$ pada daera$ lainnya yang se7ara

    fungsional ber$ubungan dengan daera$ tersebut.

    !tudi  $rain imaging dan neurofisologi menun#ukkan ba$2a pada nyeri

    kronis ter#adi peruba$an pada struktur dan fungsi otak. !timulasi :'!

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    39/52

    39

    meng$asilkan peruba$an sementara neuroplastisitas di otak. Hal ini memberikan

    keuntungan pada kondisi nyeri kronis Pridmore et al ., ())3".

    'ekanisme lain yang dimiliki ole$ r:'! adala$ kemampuannya

    mengaktifkan sistem opioid endogen yang diketa$ui berperan dalam proses

    modulasi nyeri, dimana pada nyeri kronis terdapat penurunan reseptor opiod pada

     beberapa daera$ otak.

    Pada dasarnya pengaru$ analgetik stimulasi r:'! pada '% melibatkan

    in$ibisi langsung sinyal nosiseptik dari transmisi spinal. !tudi elektrofisiologis

     pada $e2an menun#ukkan keterlibatan kortek motorik dalam modulasi proses

    informasi sensorik. Dengan kata lain r:'! memperbaiki descending   modulasi

     pada penderita nyeri kronis yang terpusat pada $rainstem  dan diencephalon

    sampai medula spinalis dimana akti1itas modulasi kortikal bergantung pada #alur 

    ,A9Aergic dan glutamat.

    . Mariabilitas yang mempengaru$i efek r:'!

    Efek r:'! dalam mempengaru$i modulasi rangsang kortikal dipengaru$i

    ole$ banyak faktor antara lain dipengaru$i ole$ 1ariabilitas inter!su$"e dan

    inter!session. Berbagai parameter yang tela$ diteliti dan diperkirakan

    mempengaru$i efek r:'! yaitu bentuk kumparan, amplitudo stimulus, frekuensi

    dan durasi #uga berkontribusi ter$adap pengaru$ :'!. !e7ara umum parameter 

    yang mempengaru$i dera#at dan polaritas r:'! dapat dibagi men#adi dua kategori

    utama yaitu kategori geometri misalnya bentuk kumparan :'!" dan 2aktu

    misalnya frekuensi, durasi stimulus".

    a". eometri. Berbagai parameter :'! mampu mempengaru$i interaksi

    induksi medan listrik dengan neuron kortikal. Interaksi ini menyebabkan eksitasi

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    40/52

    40

    selektif pada kumpulan saraf tertentu ole$ gelombang :'! sementara kumpulan

    neuron lainnya tidak terpengaru$. :erdapat beberapa parameter yang

    mempengaru$i ruang lingkup stimulasi yang diyakini memainkan peran penting

    dalam interaksi ini. Parameter ini meliputi bentuk geometri dari kumparan :'!,

    dan karakteristik gelombang seperti bentuk dan orientasi Pell et al ., ()%%".

     b" Bentuk kumparan dan penempatannya.  &epetiti#e Transcranial magnetic

     stimulation dapat menginduksi arus listrik dalam media apapun tanpa

     peng$ubung. Pada otak, media peng$ubung tersusun dari #aringan dengan

    karakteristik listrik yang beragam. Bentuk kumparan dan lokasi penempatan

    kumparan akan mempengaru$i efek :'! ter$adap neuron kortikal Pell et al .,

    ()%%".

    7" Interaksi antara medan listrik induksi dengan #aringan saraf. :u#uan stimulasi

    listrik atau magnetik pada #aringan adala$ memi7u ter#adinya potensial aksi pada

     #aringan saraf. Hal ini membutu$kan depolarisasi neuron pada ambang batas

    tertentu. ika kumparan kita letakkan di atas kepala sub#ek, medan magnet akan

    menembus kulit kepala dan tulang, dan menginduksi medan listrik di otak. 'edan

    listrik induksi menyebabkan ion mengalir di otak se$ingga dapat menstimulasi

    kortek. Transcranial magnetic stimulation dapat menstimulasi saraf kortikal tanpa

    menimbulkan nyeri bila dibandingkan dengan :E! Pell et al ., ()%%".d" Pengaru$ bentuk  pulse 4 gelombang dan orientasi . Pada umumnya ada dua

     bentuk gelombang :'! yaitu bentuk monopasik dan bipasik. Dengan prinsip arus

    osilasi, se7ara umum gelombang berbentuk sinusoid. Bentuk gelombang dan

    orientasi :'! dapat mempengaru$i efek eksitabilitas modulasi kortikal Pell et 

    al ., ()%%".

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    41/52

    41

    f" >rekuensi. >rekuensi diyakini merupakan penentu kekuatan rangsangan kortikal.

    >rekuensi yang tinggi pada penggunaan r:'! O 3 H< dapat meningkatkan

    rangsangan kortikal, sementara frekuensi yang renda$ menurunkan rangsangan

    kortikal.

    g" Durasi !timulasi. Lama stimulasi ber$ubungan dengan bentuk teknik r:'! yang

    akan digunakan, se7ara umum total durasi r:'! yang diberikan tiap sesi adala$

    () menit. r:'! dengan frekuensi renda$ menggunakan continous trains3

    sementara r:'! dengan frekuensi tinggi menggunakan $ursts stimuli berlangsung

    3 / %) detik. :abel % men#elaskan faktor8faktor yang mempengaru$i dera#at

    eksitabilitas modulasi yang diinduksi r:'! se7ara lengkap.

    :abel %. >aktor / faktor yang mempengaru$i dera#at eksitabilitas modulasi yang

    diinduksi ole$ r:'!. Dengan faktor8faktor eksperimental yang dibagi subdi1isi

    klasifikasi 2aktu timing" dan geometri.Timing/Waktu

    >rekuensi stimulasi

    Durasi train stimulus

    Inter1al inter8train

    :otal durasi stimulus

    :otal #umla$ pulse

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    42/52

    42

    Geometri

    Posisi kumparan

    • Intensitas stimulasi• arak antara tulang tengkorak dan kortek 

    • etepatan posisi

    • !tabilitas penempatan kumparan

    :arget kortikal

    • !usunan dan interaksi dari sirkuit in$ibisi dan eksitasi

    • arakteristik saraf indi1idu 7onto$ diameter serabut saraf 

    • arak antara kortek dan tulang tengkorak.

    • Perangkat keras pemili$an stimulator dan kumparan

    • Bentuk pulse dan karakteristik 

    • Pengaru$ dari daera$ yang ber$ubungan se7ara fungsional.

    >aktor lain

    :ergantung pada kondisi dasar dan ri2ayat sinaptik 

    • ondisi rangsangan k$ususnya in$ibisi"

    • Akti1itas fisiologi

    • esadaran

    • Per$atian

    Pengaru$ genetik 

    Interaksi dengan neurokimia

     7onoamin neuromodulator  seperti dopamin• ,roth factor  seperti BDN>

    • ?bat8obatan

    ens kelamin

    Usia

    Hormonal

    Irama sirkardian

    !tres

    Pell et al ., ()%%"

    H. Aplikasi linis r :'!

    !ala$ satu aplikasi klinis teknik r:'! dibidang neurologi adala$ sebagai

    terapi tamba$an untuk nyeri k$ususnya nyeri kronis, drug resistant   dan nyeri

    sentral nyeri post stroke, comple% regional pain syndrome3 fi$romyalgia,

    neuralgia trigeminal , nyeri pantom". :eknik ini memiliki kemampuan

    mengakti1asi pelepasan neurotransmiter seperti ,A9A!ergic  yang berperan

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    43/52

    43

    sebagai pemeran intracortical inhi$isi selain plastisitas sinaptik . Hal  ini men#adi

    sala$ satu dasar mekanisme penggunaan :'! untuk membantu mengurangi nyeri

    terutama nyeri kronis Lefau7$er, ())*".

    Disamping itu Transcranial 7agnetic Stimulation #uga digunakan sebagai

    tamba$an terapi pada parkinson, distonia, ti7s, stuttering, tinnitus, spastisitas,

    epilepsy, ap$asia, $emiparesis post stroke. Transcranial 7agnetic Stimulation

    mampu memi7u pelepasan neuromodulator lainnya  seperti dopamin dan  groth

     factor   seperti  $rain deri#ed neurotrophic factor (94NF). emampuan r:'!

    memodulasi fungsi kortikal se7ara persisten tela$ membuka pintu penggunaan

    r:'! sebagai terapi yang potensial pada beberapa kelainan saraf Pell et al .,

    ()%%".

    Penelitian yang dilakukan ole$ Lefau7$er et al. ())%" menggunakan

    teknik r:'! pada %* pasien dengan intracta$le  nyeri neuropati pada kortek 

    motorik dengan frekuensi %)  ert1 H

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    44/52

    44

    '$ala et al.  ()%)" meneliti efek analgesik :'! yang diletakkan di atas

    kortek motorik pada 5) pasien yang menderita chronic idespread pain  yang

    disebabkan  fy$romyalgia. !ebanyak () pasien mendapatkan r:'! se7ara aktif 

    dan () pasien lainnya menerima  sham  r:'!, intensitas nyeri dapat berkurang

     pada pasien yang mendapatkan r:'! aktif pada $ari ke 3 stimulasi berta$an

    sampai minggu ke (3. Efek analgesik r:'! pada penderita  fi$romyalgia

     ber$ubungan dengan perbaikan #angka pan#ang pada kualitas $idup dan se7ara

    langsung ber$ubungan dengan peruba$an intrakortikal in$ibisi.

    !tudi meta analisis Leung et al. ())&" meneliti efek analgesik r:'! pada

     beberapa kondisi nyeri neuropatik. :ernyata didapatkan ba$2a #isual analog 

     scale  MA!" berkurang se7ara signifikan pada penderita yang diterapi

    menggunakan r:'! aktif dibanding sham r:'!. Begitu pula dengan penggunaan

    r:'! dengan frekuensi renda$ dengan sesi terapi yang lebi$ frekuen menurunkan

    skor MA! pada penderita nyeri neuropati. 'enurut Leung et al. ())&" r:'! lebi$

    efektif bila digunakan pada penderita nyeri neuropati sentral dibanding nyeri

    neuropati perifer.

    ?6onnell et al. ()%)" menge1aluasi efikasi teknik nonin#asi#e $rain

     stimulation  pada 0+* penderita nyeri kronik. 'endapatkan $asil ternyata :'!

    frekuensi renda$ tidak efektif dalam mengurangi nyeri. Efek yang singkat dalam

    mengurangi rasa nyeri didapatkan pada pemberian :'!  single dose dengan

    frekuensi tinggi pada kortek motorik nyeri berkurang sebanyak %3 .

    I. eamanan dan efek samping

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    45/52

    45

    'eskipun :'! dikenal sebagai terapi ad"u#ant yang relatif aman, namun

     penggunaan alat ini #uga memiliki beberapa efek samping. Efek samping :'!

    yang utama adala$ dapat menginduksi  sei1ure. 'eningkatkan ambang

     pendengaran, mempengaru$i fungsi kognitif yang bersifat sementara $al ini

    terli$at pada beberapa $asil test kognitif yang dilakukan setela$ pemberian :'!,

     syncope  #uga perna$ ter#adi setela$ pemberian :'!. Nyeri kepala, nyeri lokal,

    rasa panas pada kepala dan ketidaknyamanan #uga dirasakan pada beberapa pasien

    setela$ pemberian r:'!. Berikut rangkuman tabel mengenai efek samping

     penggunaan :'! ;ossi et al ., ())&".

    :abel (. Efek samping penggunaan :'!

    Efek

    samping

    !ingle8pulse

    :'!

    Paired8pulse

    :'!

    Lo2

    freQuen7y

    r:'!

    Hig$

    freQuen7y

    r:'!

    :$eta burst

    e#ang arang :idak ada

    laporan

    arang

    biasaya

     bersifat

     protektif"

     Possi$le

    terutama pada

     pendeita

    epilepsi %,5

    ke#adian. Pada

    orang normal

    kurang dari %

    .

     Possi$le  satu

    serangan pada

    indi1idu

    normal"

    Peruba$an

     pendengaran

    sementara

     Possi$le :idak ada

    laporan

     Possi$le Possi$le :idak ada

    laporan.

    Peruba$anfungsi

    kognitif 

    :idak adalaporan

    :idak adalaporan

    Peruba$ansementara

     pada oring

    memory

     Nyeri

    kepala, nyeri

    lokal, nyeri

    le$er.

    'ungkin :idak ada

    laporan

    :idak ada

    laporan

    :idak ada

    laporan

     Possi$le

    Syncope Possi$le Possi$le Possi$le Possi$le Possi$le

     eat $urn Possi$le Possi$le

    ;ossi et al .,())& "

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    46/52

    46

    Ada empat parameter yang $arus ditetapkan dalam penggunaan dosis :'!

    antara lain intensitas, frekuensi, train duration, dan inter!train inter#al . Hal ini

     #uga digunakan untuk menentukan #umla$ total gelombang per sesi, #umla$ sesi

     per $ari, #umla$ sesi $ari per minggu.

    Berdasarkan Safety3 ethical considerations3 and application guidelines for 

    the use of transcranial magnetic stimulation in clinical practice and research

    ())&" %". Intensitas stimulasi, intensitas stimulasi yang diberikan umumnya

     berdasarkan motor threshold   ':" bersifat indi1idual. Intensitas stimulasi

     ber1ariasi antara satu pasien dengan lainnya. Intensitas stimulasi merupakan

     persentase dari ':, yang biasa digunakan dan tela$ terbukti aman serta efektif 

     berkisar *), %)), dan %() ':. !emakin tinggi intensitas stimulasi semakin

     banyak neuron yang dapat direkrut, (". Train duration. Berdasarkan alasan

    keamanan dan karena keterbatasan fisik alat :'! tersebut kumparan men#adi

     panas dan keterbatasan kemampuan dari alat tersebut" maka terapi diberikan

    dalam bentuk trains stimuli pada setiap sesi dan bukan dalam bentuk stimulasi

    yang terus8menerus continous stimulation". Penge7ualian pada pemakaian :'!

    dengan frekuensi renda$ biasanya diberikan se7ara continous tanpa inter1al. Hal

    ini dikarenakan risiko ke#ang dengan pemakaian frekuensi renda$ dapat

    diabaikan. !aat menggunakan intensitas %)) ':, train duration  maksimum

    untuk masing8masing frekuensi adala$ 3 H< %) detik, %) H< 3 detik, () H<

    detik. !aat menggunakan intensitas %() ': train duration maksimal adala$ 3

    H< %) detik, %) H< 5 detik, () H< % detik, 0". intertrain inter#al. :idak ada

    konsensus atau ketetapan berapa intertrain inter#al  yang $arus digunakan minimal

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    47/52

    47

    ( detik yang disarankan untuk frekuensi lebi$ dari 3 H< dan minimal 3 detik 

    untuk frekuensi () H

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    48/52

    48

    BAB III

    RINGKASAN

     &epetiti#e Transcranial magnetic stimulation r:'!"  merupakan metode

    stimulasi kortek nonin#asif ,  painless dapat digunakan sebagai terapi tamba$an

     pada beberapa kasus dalam bidang neurologi. !ala$ satunya sebagai terapi

    tamba$an pada nyeri kronis seperti drug resistant  dan nyeri sentral nyeri post

    stroke, comple% regional pain syndrome3 fi$romyalgia, neuralgia trigeminal , nyeri

     pantom".

     Ada tiga ma7am teknik :'! yang digunakan, antara lain %". Single!pulse

    :'!, (". Paired pulse :'!, dan 0". &epetiti#e :'! yang dibagi con#entional 

    dan  patterened   r:'!. !timulasi r:'! mampu meng$asikan efek analgesik 

    dengan 7ara a". mempengaru$i peruba$an komponen  sensori!discriminati#e dan

    moti#asional afetif   yang terlibat dalam proses nyeri, b". memperbaiki plastisitas

    sinaptik melalui long term potentiation L:P" dan long term depression L:D" dan

    7". sistem opioid endogen se$ingga dapat membantu memperbaiki descending 

    modulasi

    Disamping dapat mengurangi nyeri, :'! #uga memiliki efek samping.

    Efek samping yang paling berat adala$ ke#ang. Efek :'! #uga dipengaru$i ole$

     beberapa 1ariabilitas seperti geometri, penempatan kumparan, frekuensi, durasi

    stimulasi, bentuk gelombang, interaksi antara medan listrik induksi dengan

     #aringan saraf. !e7ara umum dibagi men#adi dua kategori utama yaitu faktor 

    2aktu dan geometri.

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    49/52

    49

    Daftar Pustaka

    Andersen !., orm8Petersen, ., %&**. :$e pre1alen7e of persisten pain on Danis$Population. Pain , 00(.

    Andrade D. 6., '$alla, A., Adam, >., :e@eira, '. ., 9 Bou$assira, D., ()%%.

     Neurop$arma7ologi7al basis of r:'!8indu7ed analgesia :$e role of 

    endogenous opioids. Pain , 0()80(+.

    Anonim ())*. The 9urden of Pain Among Adult in :nited State. United !tate

    Pfi

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    50/52

    50

    Loeser ., %&&&. :$e p$ysiology, bio7$emistry, 7lassifi7ation and assesment of 

     pain. Dalam E. A. !$ipon.,  Pain Acute and +hronic  $al. %83". London

    ?@ford Uni1ersity.Leung A., Dono$ue ', Ku, ;., ())&. r:'! for suppressing neuropat$i7 pain a

    meta8analysis. ;ournal of Pain. %)%(" %()38%(%+

    '$ala A., Benedi7t !., Andrade D.6., antron '., Perrot !., ()%). Long8:erm

    'aintanan7e of Analgesi7 Effe7ts of r:'! in >ibromyalgia,  Pain, %5-*8

    %5*3.

    'eliala .L., ())*. Patofisiologi nyeri. Dalam  Nyeri neuropati   $al. %8&".

    ogyakarta 'edikagama press.

     Noord$out A.'., ())+. eneral prin7iple for 7lini7al use of repetiti1e trans7ranial

    magneti7 stimulation r:'!". Neurophysiologie clini*ue /=  , &-8%)0.

    ?6onnell N.E., and B.'., 'arston L., !pen7er !., Desouonsensus

     Nasional 8. Airlangga Uni1ersity Press.

    Pleger B., ansen >., !7$2enkreis P., Molker B., ())0. ;epetiti1e trans7ranial

    magneti7 stimulation on t$e motor 7orte@ attenuates pain perseption in

    6;P! :ype %, Neuroscience -etter3 *-8&).

    Pridmore !., ?beroi ., :rans7ranial magneti7 stimulation :'!" in 7$roni7 pain,

    ())3. studies in 2aiting. ;ournal of the Neurological SciencesJ %*( %/5.

    ;enin 6.L., Dorsey !.., ())3. 

    The Physiology and Processing of Pain , AA6N

    7lini7al issues, 1ol 0, (-- 8 (&).

    ;idding '.6., ;ot$2ell .6., ())-. Is t$ere a future for t$erapeuti7 use of 

    trans7ranial magneti7 stimulationV. Perspecti#e, 1ol *, 33&83+3.

    ;osa A.'., ()%(. History of :rans7ranial magneti7 stimulation, Transcranial 

    magnetic stimulation, Neurosoft.

    ;ossi !., Hallet '., ;ossini P. '., Leono A.P., ())&. !afety, et$i7al

    7onsiderations, and appli7ation guidelines for t$e use of trans7ranialmagneti7 stimulation in 7lini7al pra7ti7e and resear7$. +linical 

     Neurophysyiology , ()%%8()%(.

    ;ui

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    51/52

    51

  • 8/17/2019 Referat Final TMS

    52/52

    52