Upload
ersamasruroh
View
230
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
MANAJEMEN TATALAKSANA ATRESIA ANI
Pembimbing:
dr. H. Abdullah Djalaluddin M., Sp.B
Atresia AniMerupakan suatu kelainan kongenital tanpa anus atau dg anus tidak sempurna
Adanya gangguan atau berhentinya perkembangan embriologik di daerah anus, rektum bagian distal sampai traktus urogenitalis terjadi di minggu ke-4 usia kehamilan.
I
n
s
i
d
e
n
1
:
5
0
0
k
e
l
a
h
ir
a
n
4
0
0
0
k
e
l
a
h
ir
a
n
d
g
k
e
l
a
i
n
a
n
a
n
o
r
e
c
t
a
l
Tujuan: menambah wawasan ttg manajemen tatalaksana atresia ani sebagai salah satu tindakan penyelamatan bagi penderita
Embriologi
Cont..Terbentuk pd
minggu ke-4 fase embrio bulan ke-6
fase fetus
Primitive gut
Fase embrio 4mm: alantois+hidgut body stalk ke ventral melingkari lumen hadgut; duktus
mesofrenik masuk kloaka.
Embrio memanjang lebihi body stalk angulasi membran kloaka kearah kranial bentuk lipatan koronal +
komponen koronal septum urorektal penyatuan anus
Septum urorektal bagi 2: ventral (kloaka & sinus
urogenital VU & uretra) dan dorsal (rectum)
Embrio 8mm: ventral sinus urogenitalis primitif; dorsal rectum primitive;
dihub olh sal kloaka
Membran kloaka: membran urogenital
(ventral), membran anal (dorsal) & perineum
primer
Membran anal ruptur di minggu 8 saat embrio 30mm
Membran kloaka dasar fossa genitalis / kloaka eksternal; bag
posterior hilang.
Cont..
Pembentukan tuberkel ani dx et sn muncul dr lipatan
tulang ekor
Tuberkel tumbuh ke ventral kelilingi bag akhir hidgut
Kanalis ani: atas bag akhir hidgut;
bawah proctoderm
Gagal bentuk batas antara rectum dan proctoderm
Atresia recti
Anatomi
Fisiologi Anorectal
Motilitas kolon
Absorbsi cairan
Keluarkan isi feses dari kolon ke rectum
Klasifikasi Atresia Ani
• Berdasarkan kelainan– Anal stenosis– Membranosus atresia– Anal agenesis– Rectal atresia
• Berdasarkan sub kelompok anatomi– Letak tinggi– Letak intermediate– Letak rendah
• Klasifikasi Wingspread– Golongan I– Golongan II
Etiologi Atresia Ani
Karena kegagalan pembentukan septum urorektal secara komplit karena gangguan pertumbuhan, fusi, atau pembentukan anus dari tonjolan embrionik
Diagnosis Atresia Ani
AnamnesisPemeriksaan
fisikPemeriksaan
penunjangAtresia Ani
Tatalaksana Atresia Ani
Preventif
Ibu hamil 3bln hati-hati pada obat, makanan awetan, alkohol
Periksa lubang dubur bayi saat lahir
Atur diet yang baik dan beri laktulosa untuk hindari konstipasi
Algoritma Malformasi Anorektal pada Laki-laki
Algoritma Malformasi Anorektal pada Perempuan
Kolostomi• Kolostomi adalah pembuatan lubang
sementara atau permanen dari usus besar melalui dinding perut untuk mengeluarkan feses.
Tipe kolostomi yang dapat digunakan pada bayi dengan atresia ani adalah kolostomi loop yaitu dengan membuat suatu lubang pada lengkung kolon yang dieksteriorisasi.
Desinfeksi kulit
Insisi kuadran abdomen yg akan
dieksteiorasi
Insisi fat fasia otot
perineum
Keluarkan lengkung kolon tanpa
melipat/memutarnya
Buat lubang di mesokolon Fiksasi
Jahit kembali fasia dan kulit
Buat insisi di apeks dari
lengkung kolon
Tutup sekitar kolostomi dg petrolatum &
penyeka
Pasang kantung
kolostomi
Kolostomi
Perawatan post kolostomi• Rawat post operasi dengan baik observasi kemungkinan komplikasi• Memberikan perawatan anoplasty perineal yang baik, cegah infeksi,
yang dapat mempercepat penyembuhan– Jangan meletakkan apapun pada rectum– Biarkan perineum terbuka– Rubah posisi kiri kanan– Posisi panggul ditegakkan jika akan melakukan pembersihan atau perawatan
• Lakukan perawatan kolostomi dengan baik– Cegah ekskoriasi dan iritasi– Observasi dan catat ukuran, frekwensi, karekteristik feces
• Pertahankan nutrisi yang adekuat untuk mencegah dehidrasi ketidakseimbangan Elektrolit– NGT pada awal post operasi digunakan– Monitor cairan parenteral
Komplikasi Kolostomi
• Obstruksi• Infeksi• Retraksi stoma/ mengkerut• Prolaps pada stoma• Stenosis / penyempitan dari lumen stoma• Perdarahan stoma
Posterio Sagital Ano Rectal Plasty
PSARP adalah suatu tindakan operasi definitif pada pasien atresia ani dengan tehnik operasi menggunakan irisan kulit secara sagital mulai dari tulang koksigeus sampai batas anterior bakal anus (Kella, 2006)
Macam-macam PSARP
Minimal PSARP
Limited PSARP
Full PSARP
Teknik Operasi PSARP
GA endorectal intubasi pasien
posisi tengkurep dan pelvis ditinggikan
Identivikasi anal dimple
Insisi bagian tengah sacrum bawah 2cm depan pusat
spingter
Os. Coxigeus dibelah: tampak m. levator
belah: tampak dinding belakang rektum
Rektum dibebaskan dari jaringan sekitar
Rektum ditarik lewati levator, musle
complex dan parasagital fiber
Lakukan anoplasti
Perawatan Pasca Operasi PSARP
• Diberikan antibiotik intravena selama 3 hari, dan salep antibiotok selama 8- 10 hari.
• Dilakukan anal dilatasi pada 2 minggu pasca operasi dengan heger dilatation.
Tutup Kolostomi
• Tindakan yang terakhir dari atresia ani. Biasanya beberapa hari setelah operasi, anak akan mulai BAB melalui anus. Pertama, BAB akan sering tetapi seminggu setelah operasi BAB berkurang frekuensinya dan agak padat.
• Indikasi tutup kolostomi apabila kalibrasi anus tercapai
Kalibrasi Anus
• UMUR UKURAN1 - 4 Bulan # 124 - 12 bulan # 138 - 12 bulan # 141-3 tahun # 153 - 12 tahun # 16> 12 tahun # 17
• FREKUENSI DILATASITiap 1 hari 1x dalam 1 bulanTiap 3 hari 1x dalam 1 bulanTiap 1 minggu 2 x dalam 1 bulanTiap 1 minggu 1x dalam 1 bulanTiap 1 bulan 1x dalam 3 bulan
PROGNOSIS
• Prognosis tergantung pada fungsi klinis. Dengan khusus dinilai pengendalian defekasi, pencemaran pakaian dalam, sensibilitas rektum dan kekuatan kontraksi otot sfingter pada colok dubur (Sjamsuhidajat, 2004).
• Fungsi kontinensia tidak hanya bergantung pada kekuatan sfingter atau sensibilitasnya, tetapi juga pada usia serta kooperasi dan keadaan mental penderita (Sjamsuhidajat, 2004).
Skoring KlotzNo. Variabel Kondisi Skor
1. Defekasi 1-2 kali sehari2 hari sekali3 – 5 kali sehari3 hari sekali> 4 hari sekali
11223
2. Kembung Tidak pernahKadang-kadangTerus-menerus
123
3. Konsistensi NormalLembekEncer
123
4. Perasaan ingin BAB TerasaTidak terasa
13
5. Soiling Tidak pernahTerjadi bersama flatusTerus-menerus
123
6. Kemampuan menahan feses yang akan keluar
> 1 menit< 1 menitTidak bisa menahan
123
7. Komplikasi Tidak adaKomplikasi minorKomplikasi mayor
123
Penilaian hasil skoring:
nilai scoring 7 – 21
< 7 = Sangat baik
7-10 = Baik
11-13 = Cukup
> 14 = Kurang
Daftar Pustaka• Agania, Routh. 2010. Anus Imperforta. Available from:
http://surgery.med.umich.edu/pediatric/clinical/physician_content/am/imperforate_anus.shtml. Diakses pada 28 Agustus 2012.
• Hayle, T. Debas. 2003. Gastrointestinal Surgery. 3rd Edition. New York : Springer.• Joseph D. 2005. Management Of Anorectal Malformations And Hirschsprung Disease In Guyana. Dept. of
Pediatric Surgery Georgetown Public Hospital Corporation.• Kella N, Memon A B, Qureshi G. A. 2006. Urogenital Anomalies Associated with Anorectal Malformation in
Children. World Journal of Medical Sciences 1 (2)• Lawrence W.2003. Anorectal Anomalies, Current Diagnosis & Treatment. Edisi 11. United States: Mc. Graw Hill
Professional.• Prince A Sylvia,1995. Patofisiologi. Clinical Concept. Alih bahasa : Peter Anugrah. Jakarta: EGC. • Reksoprodjo S. 2000. Malformasi Anorektal .Kumpulan Kuliah Ilmu Bedah. Jakarta : Binarupa Aksara.• Sabiston, David C. 1994. Buku Ajar Bedah. Bagian 2. Jakarta: EGC.• Sacharin, M.R. 2009. Atresia Ani dengan Fistula Retrovestibula. Available from:
http://bedahugm.net/Bedah-Anak/Atresia-Ani-dengan-Fistula-Rektovestibula. Diakses pada 28 Agustus 2012. • Sadler T W. 2000. Embriologi Kedokteran Langman. Edisi ke-7. Jakarta: EGC.• Schwartz, Shires, Spencer. 2000. Intisari Prinsip-Prinsip Ilmu Bedah, Edisi 6. Jakarta : EGC.• Sjamsuhidajat , Wim de Jong. 2004. Kelainan Bawaan. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi 2. Jakarta : EGC.• Steve, DL. 2009. Newborn Anorectal Malformations.Available from:
http://www.ptolemy.ca/members/archives/2009/Newborn%20Anorectal%20Malformations.html. Diakses pada 8 September 2012.
TERIMA KASIH
.: Ersa Masruroh – G1A211018 :.