Referat Benda Asing Saluran Nafas

  • Upload
    greafee

  • View
    175

  • Download
    12

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Benda asing di saluran nafas merupakan salah satu kegawatdaruratan dibidang THT dengan tingkat mortalitas yang tinggi.Tingkat keparahannya tergantung dari anatomi dan tingkat obstruktifnya.Managemen yang baik dapat menghindari kematian yang mungkin disebabkan

Citation preview

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    1/27

    SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit THT-KL Referat

    Fakultas Kedokteran

    Universitas Mulawarman

    BENDA ASING DI SALURAN NAFAS

    Oleh :

    Fitriana Mustika W. (0808015050)

    Wahyuni Balisa (0808015048)

    Pembimbing :

    dr. Selvianti, Sp. THT-KL

    Dibawakan Dalam Rangka Tugas Kepaniteraan Klinik

    SMF/Laboratorium Ilmu Penyakit THT-KL

    Fakultas Kedokteran Universitas Mulawarman

    RSUD Abdul Wahab Sjahranie

    Samarinda

    2014

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    2/27

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Aspirasi benda asing masih merupakan penyebab morbiditas dan mortalitas yang

    signifikan pada anak.Sampai saat ini diagnosis dan penatalaksanaan benda asing di saluran

    nafas masih merupakan tantangan bagi dokter ahli Telinga Hidung Tenggorok (THT), namun

    dengan perkembangan teknologi bronkoskop dan teknik anestesi telah mengurangi angka

    kesakitan dan kematian akibat komplikasi dari tindakan pengeluaran benda asing di jalan

    nafas.1,2,3

    Aspirasi benda asing paling sering terjadi pada anak umur kurang dari 3 tahun.

    Aspirasi bahan makanan merupakan kasus tersering, banyak penulis telah melaporkan

    bermacam jenis aspirasi benda asing seperti biji-bijian, jarum, peniti, kacang, serpihan tulang,

    paku, mainan, uang logam, gigi, tutup pena, namun penulis belum nenemukan laporan

    teraspirasi batu kerikil.2,3,5Aspirasi benda asing memberikan gambaran klinis yang bervariasi,

    dari gejala yang minimal sampai keadaan gawat nafas bahkan kematian.7,16Gejala klinis yang

    timbul tergantung pada ukuran, lokasi, jenis, bentuk, sifat iritasinya terhadap mukosa, lama

    benda asing di jalan nafas, derajat sumbatan serta ada tidaknya komplikasi.4,8,19,20

    Diagnosis dapat ditegakkan melalui anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan

    radiologik dan pemeriksaan bronkoskopi.20 Bronkoskopi adalah merupakan cara yang aman

    untuk mengeluarkan benda asing di trakeobronkial, meskipun dalam beberapa kasus harus

    dilakukan torakotomi. Perkembangan teknologi bronkoskop dan peralatan penyertanya,

    ditemukannya forsep yang disertai teleskop (optical forceps) telah mempermudah ekstraksi

    benda asing saluran nafas.1,4

    1.2 Tujuan

    1. Untuk menambah dan meningkatkan pengetahuan tentang benda asing pada jalan

    napas dari mengenali gejala dan tanda yang timbul, hingga menegakkan diagnosis dan

    memberikan penatalaksanaan yang tepat.

    2. Sebagai sarana pembelajaran dalam penulisan karya ilmiah (referat).

    3. Memenuhi salah satu tuga kepaniteraan klinik di laboratorium ilmu kesehatan telinga

    hidung tenggorok.

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    3/27

    BAB 2

    ISI

    2.1 Epidemiologi

    Aspirasi benda asing dapat terjadi pada semua umur, terbanyak pada anak, khususnya

    anak usia 1-3 tahun, hal ini terjadi karena : a) anak-anak umur tersebut sedang mengekplorasi

    lingkungan sekitarnya dengan kecenderungan meletakkan sesuatu di mulut sambil bermain

    dan berlari b) pertumbuhan gigi molar yang belum lengkap sehingga proses mengunyah

    belum sempurna, c) belum dapat membedakan yang dapat dimakan dengan yang tidak dan d)

    koordinasi menelan dan penutupan glotis yang belum sempurna .2,6,7,9

    Aspirasi benda asing pada dewasa biasanya berhubungan dengan retardasi mental,

    penggunaan alkohol dan sedatif, tindakan medik di daerah mulut dan faring, gangguan

    kesadaran, trauma maksilofasial, gangguan neurologis dan dimensia senilis.7,10

    Kejadian aspirasi benda asing dari berbagai laporan lebih sering terjadi pada laki-laki

    dengan perbandingan antara laki-laki dan perempuan 2 : 1. Jenis benda asing yang teraspirasi

    bervariasi, dengan frekwensi tertinggi dari berbagai laporan berupa bahan makanan seperti

    kacang, biji-bijian, bagian dari sayuran dan benda anorganik lain seperti jarum, peniti, tutup

    pena, mainan anak-anak dll. Perbedaan geografis, variasi makanan dan lingkungan

    mempengaruhi hal ini.2,7,10

    Kekerapan aspirasi benda asing bervariasi dari berbagai laporan, Iskandar pada

    laporannya dibagian THT FKUI/ RS Cipto Mangunkusomo selama 4 tahun dari Januari 1990

    sampai Desember 1993 mendapatkan 70 kasus aspirasi benda asing di traktus trakeobronkial.

    Lokasi benda asing tersering (62,86 %) di bronkus utama kanan. 12

    2.2 Definisi

    Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari

    dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada.Benda asing yang berasal dari luar tubuh,

    disebut benda asing eksogen, biasanya masuk melalui hidung atau mulut. Sedangkan yang

    berasal dari dalam tubuh, disebut benda asing endogen.20

    Benda asing eksogen terdiri dari benda padat, cair, atau gas.Benda asing eksogen

    padat terdiri dari zat organik, seperti kacang-kacangan, tulang dan zat anorganik seperti jarum,peniti, batu dan lain-lain. Benda asing eksogen cair dibagi dalam benda cair yang bersifat

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    4/27

    iritatif, seperti zat kimia, dan benda cair non-iritatif yaitu cairan dengan PH 7,4. Benda asing

    endogen dapat berupa secret kental, darah atau bekuan darah, nanah, krusta, membran difteri,

    bronkolit, cairan amnion, mekonium yang dapat masuk ke dalam saluran napas bayi pada saat

    proses persalinan. 18,20

    2.3 Anatomi Saluran Napas

    Sistem pernapasan terdiri dari jalan napas atas, jalan napas bawah dan paru-paru.

    Setiap bagian ini memainkan peranan penting dalam proses pernapasan, yaitu memasukan

    udara yang mengadung oksigen dan mengeluarkan udara yang mengadung karbondioksida

    dan air.

    Gambar 2.1 Anatomi Saluran Napas

    Sistem pernapasan manusia sendiri dimulai dari :

    a. Rongga Hidung (Kavum Nasi)

    Dengan adanya septum nasi maka kavum nasi dibagi menjadi dua ruangan yang

    membentang dari nares sampai koana (apertura posterior).Kavum nasi ini berhubungan

    dengan sinus frontal, sinus sfenoid, fossa kranial anterior dan fossa kranial media. Batas

    batas kavum nasi :

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    5/27

    1. Posterior : berhubungan dengan nasofaring

    2. Atap : os nasal, os frontal, lamina kribriformis etmoidale, korpus sfenoidale dan

    sebagian os vomer

    3. Lantai : merupakan bagian yang lunak, kedudukannya hampir horisontal, bentuknya

    konkaf dan bagian dasar ini lebih lebar daripada bagian atap. Bagian ini dipisahnkan

    dengan kavum oris oleh palatum durum.

    4. Medial : septum nasi yang membagi kavum nasi menjadi dua ruangan (dekstra dan

    sinistra), pada bagian bawah apeks nasi, septum nasi dilapisi oleh kulit, jaringan

    subkutan dan kartilago alaris mayor. Bagian dari septum yang terdiri dari kartilago ini

    disebut sebagai septum pars membranosa = kolumna = kolumela.

    5. Lateral : dibentuk oleh bagian dari os medial, os maksila, os lakrima, os etmoid,

    konka nasalis inferior, palatum dan os sfenoid.

    Konka nasalis suprema, superior dan media merupakan tonjolan dari tulang

    etmoid.Sedangkan konka nasalis inferior merupakan tulang yang terpisah.Ruangan di

    atas dan belakang konka nasalis superior adalah resesus sfeno-etmoid yang

    berhubungan dengan sinis sfenoid.Kadang kadang konka nasalis suprema dan

    meatus nasi suprema terletak di bagian ini.

    Fisiologi hidung sendiri, terdiri dari :

    1. Sebagai jalan napas

    Pada inspirasi, udara masuk melalui nares anterior, lalu naik ke atas setinggi konka

    media dan kemudian turun ke bawah ke arah nasofaring, sehingga aliran udara ini berbentuk

    lengkungan atau arkus. Pada ekspirasi, udara masuk melalui koana dan kemudian mengikuti

    jalan yang sama seperti udara inspirasi. Akan tetapi di bagian depan aliran udara memecah,

    sebagian lain kembali ke belakang membentuk pusaran dan bergabung dengan aliran dari

    nasofaring.

    2. Pengatur kondisi udara (air conditioning)

    Fungsi hidung sebagai pengatur kondisi udara perlu untuk mempersiapkan udara yang

    akan masuk ke dalam alveolus. Fungsi ini dilakukan dengan cara :

    a. Mengatur kelembaban udara.Fungsi ini dilakukan oleh palut lendir. Pada musim

    panas, udara hampir jenuh oleh uap air, penguapan dari lapisan ini sedikit, sedangkan

    pada musim dingin akan terjadi sebaliknya.

    b.

    Mengatur suhu.Fungsi ini dimungkinkan karena banyaknya pembuluh darah di bawahepitel dan adanya permukaan konka dan septum yang luas, sehingga radiasi dapat

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    6/27

    berlangsung secara optimal.Dengan demikian suhu udara setelah melalui hidung

    kurang lebih 37o C.

    3. Sebagai penyaring dan pelindung

    Fungsi ini berguna untuk membersihkan udara inspirasi dari debu dan bakteri dan

    dilakukan oleh :

    a. Rambut (vibrissae) pada vestibulum nasi

    b. Silia

    c. Palut lendir (mucous blanket). Debu dan bakteri akan melekat pada palut lendir dan

    partikel partikel yang besar akan dikeluarkan dengan refleks bersin. Palut lendir ini

    akan dialirkan ke nasofaring oleh gerakan silia.

    d. Enzim yang dapat menghancurkan beberapa jenis bakteri, disebut lysozime.

    4. Indra penghirup

    Hidung juga bekerja sebagai indra penghirup dengan adanya mukosa olfaktorius pada

    atap rongga hidung, konka superior dan sepertiga bagian atas septum. Partikel bau dapat

    mencapai daerah ini dengan cara difusi dengan palut lendir atau bila menarik nafas dengan

    kuat.

    5. Resonansi suara

    Penting untuk kualitas suara ketika berbicara dan menyanyi. Sumbatan hidung akan

    menyebabkan resonansi berkurang atau hilang, sehingga terdengar suara sengau.

    6. Proses bicara

    Membantu proses pembentukan kata dengan konsonan nasal (m,n,ng) dimana rongga

    mulut tertutup dan rongga hidung terbuka, palatum molle turun untuk aliran udara.

    7. Refleks nasal

    Mukosa hidung merupakan reseptor refleks yang berhubungan dengan saluran cerna,

    kardiovaskuler dan pernafasan.Contoh : iritasi mukosa hidung menyebabkan refleks bersin

    dan nafas terhenti. Rangsang bau tertentu menyebabkan sekresi kelenjar liur, lambung dan

    pankreas.

    b. Faring

    Udara dari rongga hidung masuk ke faring. Faring merupakan percabangan 2 saluran,

    yaitu saluran pernapasan (nasofarings) pada bagian depan dan saluran pencernaan

    (orofarings) pada bagian belakang. Pada bagian belakang faring (posterior) terdapat laring

    (tekak) tempat terletaknya pita suara (pita vocalis). Masuknya udara melalui faring akanmenyebabkan pita suara bergetar dan terdengar sebagai suara. 8

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    7/27

    Fungsi utama faring adalah menyediakan saluran bagi udara yang keluar masuk dan

    juga sebagi jalan makanan dan minuman yang ditelan, faring juga menyediakan ruang

    dengung(resonansi) untuk suara percakapan.8

    Makan sambil berbicara dapat mengakibatkan makanan masuk ke saluran pernapasan

    karena saluran pernapasan pada saat tersebut sedang terbuka. Walaupun demikian, saraf kita

    akan mengatur agar peristiwa menelan, bernapas, dan berbicara tidak terjadi bersamaan

    sehingga mengakibatkan gangguan kesehatan.

    Adapun fisiologi menelan pada manusia terdiri dari 4 fase, yaitu :

    1. Fase persiapan oral. Pada tahap ini, manusia mengunyah makanan untuk

    membentuk bolus.

    2. Fase oral. Fase ini berlangsung selama 1-1,5detik, dimulai ketika lidah yang

    mendorong bolus ke atas dan ke belakang terhadap permukaan bawah palatum durum

    oleh kontraksi otot stilofaringeus.

    3. Fase faringeal. Fase ini dimulai ketika bolus dipindahkan melalui faring dan berakhir

    dengan terbukanya sfingter esofagus. Waktu transit normal faring

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    8/27

    Peristaltik sekunder diinisiasi oleh sirkuit saraf instrinsik dalam system saraf

    mientrik.8

    c. Laring

    Laring merupakan suatu saluran yang dikelilingi oleh tulang rawan. Laring berada

    diantara orofaring dan trakea, didepan lariofaring. Salah satu tulang rawan pada laring disebut

    epiglotis. Epiglotis terletak di ujung bagian pangkal laring.Laring diselaputi oleh membrane

    mukosa yang terdiri dari epitel berlapis pipih yang cukup tebal sehingga kuat untuk menahan

    getaran-getaran suara pada laring. Fungsi utama laring adalah menghasilkan suara dan juga

    sebagai tempat keluar masuknya udara.8

    Pangkal tenggorok disusun oleh beberapa tulang rawan yang membentuk jakun.

    Pangkal tenggorok dapat ditutup oleh katup pangkal tenggorok (epiglotis). Pada waktu

    menelan makanan, katup tersebut menutup pangkal tenggorok dan pada waktu bernapas katu

    membuka. Pada pangkal tenggorok terdapat selaput suara yang akan bergetar bila ada udara

    dari paru-paru, misalnya pada waktu kita bicara.8

    Gambar 2.2.Anatomi laring dari arah anterior dan lateral. 14

    d. Trakea

    Trakea merupakan tabung yang terdiri dari tulang rawan dan otot yang dilapisi oleh

    epitel thorak yang berlapis mulai dari bagian terbawah dari laring setinggi vertebra servikal

    VI sampai ke karina yaitu percabangan bronkus utama kanan dan kiri setinggi vertebra

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    9/27

    torakal V.12Trakea berbentuk silendris dengan bagian posteriornya datar, ukuran tergantung

    umur, terdiri dari cincin tulang rawan yang jumlahnya bervariasi antara 16-20, pada dewasa

    panjang lebih kurang 11cm dan diameter 2-2,5 cm. Pada anak ukurannya lebih kecil dan lebih

    mobile.Dinding tenggorokan bagian dalam rongga bersilia. Silia-silia ini berfungsi menyaring

    benda-benda asing yang masuk ke saluran pernapasan.1,8

    Gambar 2.3 Anatomi Trakea dan Bronkus

    Bronkus utama kanan lebih besar, lebih pendek dan lebih vertikal dari pada bronkus

    utama kiri dengan panjangnya 2,5 cm pada orang dewasa dan mempunyai 6-8 cincin tulang

    rawan, sedangkan bronkus kiri lebih kecil namun lebih panjang dari pada kanan, pada orang

    dewasa hampir 5 cm mempunyai 9-12 cincin tulang rawan.12.13 keadaan inilah yang

    menyebabkan benda asing lebih banyak masuk ke bronkus kanan.12 Selanjutnya bronkus

    bercabang mengikuti anatomi paru, bronkus utama kanan bercabang menjadi tiga yaitu

    superior, medius dan inferior dan bronkus utama kiri bercabang menjadi superior dan

    inferior.1,4,16

    Dinding Trakea dan bronkus ekstrapulmoner terdiri dari cincin tulang rawan hialin

    yang tidak lengkap, jaringan ikat fibrosa, otot, mukosa dan kelenjar-kelenjar, oleh karena itu

    pada waktu inspirasi lumen bronkus berbentuk bulat dan pada waktu ekspirasi berbentuk

    seperti ginjal.12,16Pada cabang bronkus yang lebih kecil, dindingnya menjadi tipis dan pada

    bronkus yang diameternya 1 milimeter tidak mempunyai tulang rawan. 13

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    10/27

    e. Paru-paru

    Paru-paru terletak di dalam rongga dada bagian atas, di bagian samping dibatasi oleh otot

    dan rusuk dan di bagian bawah dibatasi oleh diafragma yang berotot kuat. Paru-paru ada dua

    bagian yaitu paru-paru kanan (pulmo dekster) yang terdiri atas 3 lobus dan paru-paru kiri

    (pulmo sinister) yang terdiri atas 2 lobus. Paru-paru dibungkus oleh dua selaput yang tipis,

    disebut pleura. Selaput bagian dalam yang langsung menyelaputi paru-paru disebut pleura

    dalam (pleura visceralis) dan selaput yang menyelaputi rongga dada yang bersebelahan

    dengan tulang rusuk disebut pleura luar (pleura parietalis). Paru-paru tersusun oleh

    bronkiolus, alveolus, jaringan elastik, dan pembuluh darah. Bronkiolus tidak mempunyai

    tulang rawan,tetapi ronga bronkus masih bersilia dan dibagian ujungnya mempunyai

    epitelium berbentuk kubus bersilia. Setiap bronkiolus terminalis bercabang-cabang lagi

    menjadi bronkiolus respirasi, kemudian menjadi duktus alveolaris.Pada dinding duktus

    alveolaris mangandung gelembung-gelembung yang disebut alveolus.8

    2.4 Faktor predisposisi

    Faktor yang mempermudah terjadinya aspirasi benda asing ke dalam saluran napas

    antara lain :

    1. Faktor personal (umur, jenis kelamin, pekerjaan, kondisi sosial, tempat tinggal).

    2. Kegagalan mekanisme proteksi yang normal (kelainan tidur, kesadaran menurun,

    alkoholisme, epilepsi).

    3. Faktor fisik (yaitu kelainan dan penyakit neurologik).

    4. Proses menelan yang belum sempurna pada anak.

    5. Faktor dental, medikal dan surgikal (antara lain tindakan bedah, ekstraksi gigi, belum

    tumbuhnya gigi molar pada anak yang berumur

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    11/27

    2.5 Patofisiologi

    Setelah terjadi aspirasi benda asing, benda asing dapat tersangkut pada tiga tempat,

    laring, trakea dan bronkus, 80-90 % akan tersangkut di bronkus. Pada dewasa benda asing

    cenderung tersangkut pada bronkus utama kanan karena lebih segaris lurus dengan trakea dan

    posisi karina yang lebih ke kiri serta ukuran bronkus kanan yang lebih besar. Sampai umur 15

    tahun sudut yang dibentuk bronkus dengan trakea antara kiri dan kanan hampir sama,

    sehingga pada anak, frekwensi lokasi tersangkutnya benda asing hampir sama kejadian antara

    bronkus utama kiri dan kanan. Lokasi tersangkutnya benda asing juga di pengaruhi posisi

    saat terjadi aspirasi.9,10,11,12

    Benda asing yang teraspirasi tanpa menimbulkan obstruksi akut, akan menimbulkan

    reaksi tergantung jenisnya, organik atau anorganik.14 Benda asing organik menyebabkan

    reaksi inflamasi mukosa yang lebih berat, dan jaringan granulasi dapat timbul dalam

    beberapa jam. Disamping itu beberapa benda organik seperti kacang-kacangan dan biji-bijian

    bersifat menyerap air sehingga mengembang, yang akan menambah sumbatan, obstruksi

    parsial dapat berubah menjadi total.14Benda organik yang lebih kecil akan bermigrasi ke arah

    distal dan menyebabkan inflamasi kronik, sering memerlukan reseksi paru untuk

    menanganinya. Aspirasi benda asing anorganik, jika tidak menyebabkan obstruksi, akan

    bersifat asimptomatis.14,20

    Benda asing di bronkus dapat menyebabkan terjadinya tiga tipe obstruksi yaitu a)

    obstruksi katup bebas (by pass valve obstruction), benda asing menyebabkan sumbatan ,

    namun udara pernafasan masih dapat keluar dan masuk, sehingga tidak menimbulkan

    atelektasis atau emfisema paru. b) katup penghambat ekspiratori atau katup satu arah (check

    valve obstruction), dan c) obstruksi katup tertutup (stop valve obstruction).15

    Benda asing yang berada di bronkus dalam waktu yang lama dapat menyebabkan

    perubahan patologik jaringan, sehingga menimbulkan komplikasi antara lain bronkiektasis,

    pnemonitis yang berulang, abses paru dan emfisema13,15

    2.6 Gejala Klinis

    Aspirasi benda asing dapat memberikan gambaran klinis yang bervariasi, dari gejala

    yang minimal, sehingga tidak jarang pasien dibawa berobat bukan pada hari pertama kejadian,

    seperti dilaporkan Cohen et al yang dikutip Friedman EM, dari 143 kasus aspirasi benda

    asing pada anak hanya 41% yang datang berobat pada hari pertama kejadian,sampai keadaan

    gawat nafas bahkan menyebabkan kematian.7,16

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    12/27

    Gejala klinis yang timbul akibat aspirasi benda asing di jalan nafas tergantung pada

    ukuran, lokasi, jenis, bentuk, sifat iritasinya terhadap mukosa, lama benda asing di jalan nafas,

    derajat sumbatan serta ada tidaknya komplikasi.4,8,19,20

    Gejala aspirasi benda asing dapat dibagi dalam 3 fase, yaitu :

    a. Fase awal yaitu saat benda asing teraspirasi, batuk-batuk hebat secara tiba-tiba, rasa

    tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, wheezing dan obstruksi nafas, dapat juga

    disertai adanya sianosis terutama perioral, kematian pada fase ini sangat tinggi

    b. Fase asimptomatik yaitu interval bebas gejala terjadi karena benda asing tersangkut

    pada satu tempat, dapat terjadi dari beberapa menit sampai berbulan-bulan setelah fase

    pertama. Lama fase ini tergantung lokasi benda asing, derajat obstruksi yang

    ditimbulkannya dan jenis benda asing yang teraspirasi serta kecenderungan benda

    asing untuk berubah posisi danc. Fase komplikasi yaitu telah terjadi komplikasi akibat benda asing, dapat berupa

    pneumonia, atelektasis paru, abses dan hemoptisis. 2,17,18, 21

    Benda asing di hidung pada anak sering luput dari perhatian orang tua karena tidak

    ada gejala dan bertahan untuk waktu yang lama.Dapat timbul rinolith di sekitar benda asing.

    Gejala yang paling sering berupa :

    1.

    Hidung tersumbat

    2. Rinore unilateral dengan cairan kental dan berbau.

    3. Kadang-kadang terdapat rasa nyeri, demam, epistaksis dan bersin.

    Pada pemeriksaan dapat ditemukan, sebagai berikut :

    1. Edema dengan inflamasi mukosa hidung unilateral dan dapat terjadi ulserasi.

    2. Benda asing biasanya tertutup oleh mukopus, sehingga disangka sinusitis. Dalam hal

    demikian bila akan menghisap mukopus haruslah berhati-hati supaya benda asing itu

    tidak terdorong ke arah nasofaring yang kemudian dapat masuk ke laring, trakea dan

    bronkus. Benda asing, seperti busa, sangat cepat menimbulkan sekret yang berbau

    busuk.20

    Benda asing di orofaring dan hipofaringdapat tersangkut antara lain di tonsil, dasar

    lidah, valekula, sinus piriformis yang menimbulkan rasa nyeri pada waktu menelan

    (odinofagia), baik makanan maupun ludah, terutama bila benda asing tajam seperti tulang

    ikan, tulang ayam. Untuk memeriksa dan mencari benda itu di dasar lidah, valekula dan sinus

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    13/27

    piriformis diperlukan kaca tenggorok yang besar (no 8-10).Benda asing di sinus piriformis

    menunjukkan tanda Jackson yaitu terdapat akumulasi ludah di sinus piriformis tempat benda

    asing tersangkut. Bila benda asing menyumbat introitus esofagus, makan tampak ludah

    tergenang di kedua sinus piriformis.20

    Benda asing di laring dapat menutup laring, tersangkut di antara pita suara atau

    berada di subglotis.Gejala sumbatan laring tergantung pada besar, bentuk dan letak (posisi)

    benda asing. Sumbatan total di laring akan menimbulkan keadaan yang gawat biasanya

    kematian mendadak karena terjadi asfiksia dalam waktu singkat. Hal ini disebabkan oleh

    timbulnya spasme laring dengan gejala antara lain disfonia sampai afonia, apneu dan sianosis.

    Sumbatan tidak total di laring dapat menyebabkan gejala suara parau, disfonia sampai afonia,

    batuk yang disertai sesak, odinofagia, mengi, sianosis, hemoptisis dan rasa subyektif daribenda asing dan dispneu dengan derajat bervariasi. Gejala dan tanda ini jelas bila benda asing

    masih tersangkut di laring, dapat juga benda asing sudah turun ke trakea, tetapi masih

    meninggalkan rekasi laring oleh karena edema laring.20

    Benda asing di trakea, di samping gejala batuk dengan tiba-tiba yang berulang-

    ulang dengan rasa tercekik, rasa tersumbat di tenggorok, terdapat gejala patognomonik yaitu

    audible slap, palpatory thud dan asthmatoid wheeze. Benda asing trakea yang masih dapat

    bergerak, pada saat benda itu sampai di karina, dengan timbulnya batuk, benda asing itu akan

    terlempar ke laring. Sentuhan benda asing itu pada pita suara dapat terasa merupakan getaran

    di daerah tiroid, yang disebut oleh, Jackson sebagai palatory thud, atau dapat didengar

    dengan stetoskop di daerah tiroid, yang disebut audible slap.Selain itu terdapat juga gejala

    suara serak, dispneu dan sianosis, tergantung pada besar benda asing serta lokasinya. Gejala

    palaptory thudserta audible slaplebih jelas teraba atau terdengar bila pasien tidur terlentang

    dengan mulut terbuka saat batuk, sedangkan gejala mengi (asthmatoid wheeze) dapat

    didengar pada saat pasien membuka mulut dan tidak ada hubungannya dengan penyakit asma

    bronchial.20Benda asing yang tersangkut di karina, yaitu percabangan antara bronkus kanan

    dan kiri, dapat menyebabkan atelektasis pada satu paru dan emfisema paru sisi lain

    tergantung pada derajat sumbatan yang diakibatkan oleh benda asing tersebut.

    Benda asing di bronkus, lebih banyak masuk ke dalam bronkus kanan, karena

    bronkus kanan hamper merupakan garis lurus dengan trakea, sedangkan bronkus kiri

    membuat sudut dengan trakea. Pasien dengan benda asing di bronkus yang datang ke rumah

    sakit kebanyakan berada pada fase asimtomatik.Pada fase ini keadaan umum pasien masih

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    14/27

    baik dan foto rontgen toraks belum memperlihatkan kelainan.Pada fase pulmonum, benda

    asing berada di bronkus dan dapat bergerak ke perifer.Pada fase ini udara yang masuk ke

    segmen paru terganggu secara progresif, dan pada auskultasi terdengar ekspirasi memanjang

    di sertai mengi. Derajat sumbatan bronkus dan gejala yang ditimbulkannya bervariasi,

    tergantung pada bentuk, ukuran dan sifat benda asing dan dapat timbul emfisema, atelektasis,

    serta abses paru.15.20

    Benda asing organik menyebabkan reaksi yang hebat pada saluran napas dengan

    gejala laringotrakeobronkitis, toksemia, batuk dan demam ireguler. Tanda fisik benda asing

    di bronkus bervariasi, karena perubahan posisi benda asing dari satu sisi ke sisi lain dalam

    paru.

    2.7 Diagnosis

    Diagnosis aspirasi benda asing di jalan nafas ditegakkan berdasarkan anamnesis,

    pemeriksaan fisik, pemeriksaan radiologik dan pemeriksaan endoskopi.20

    Anamnesis yang cermat mengenai adanya riwayat tersedak atau kemungkinan

    tersedak sangat penting dalam menegakkan diagnosis.Meskipun memang tidak selalu ada

    yang melihat saat kejadian8.Dari anamnesis perlu ditanyakan adanya gejala klasik berupa rasa

    tercekik yang tiba-tiba yang diikuti episode batuk-batuk, mengi dan bahkan stridor, karena

    lebih dari 90% pasien yang teraspirasi benda asing terdapat satu atau lebih gejala klasik di

    atas.9

    Pada pemeriksaan fisik dapat ditemukan tanda-tanda sumbatan jalan nafas dalam

    berbagai variasi sesuai dengan ukuran, lokasi, derajat sumbatan, sianosis, wheezing,

    berkurang atau hilangnya suara nafas, meskipun tidak adanya tanda-tanda ini tidak

    menyingkirkan adanya aspirasi benda asing.2

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    15/27

    Gambar 2.4Pemeriksaan dengan fleksibel serat optik pada laring dengandokumentasi video. 14

    Pada setiap pasien yang diduga mengalami aspirasi benda asing harus buat foto thorak

    postero anterior (PA) dan lateral untuk mengetahui lokasi serta ukuran benda asing.18,19Benda

    asing radioopak dapat dengan mudah diidentifikasi, sedangkan pada benda asing radiolusen,

    kemungkinan yang akan tampak berupa efek samping yang timbul pada paru seperti

    atelektasis, hiperinflasi unilateral, gambaran infiltrat, dan pergeseran mediastinum. Foto

    thorak yang diambil dalam waktu 24 jam pertama setelah aspirasi benda asing radiolusen

    biasanya menunjukkan gambaran normal.19,22,23

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    16/27

    Gambar 2.5. A.Foto thorax posteroanterior yang menunjukkan benda asing radioopak pada

    cabang bronkus utama dextra. B. Foto thorax lateral. 23

    Benda asing kecil yang tidak menimbulkan emfisema dan atelektasis, dibuat foto

    thorak anteroposterior inspirasi dan ekspirasi, dari foto ini akan tampak mediastinum bergeser

    ke arah yang normal saat ekspirasi dan paru yang terlibat akan hiperaerasi karena udara

    terperangkap di sana.22,23

    Gambar 2.6Gambaran hiperinflasi sekunder lapang paru kiri pada obstruksi oleh

    kacang di cabang bronkus utama kiri. 23

    2.8 Penatalaksanaan

    Benda asing disaluran nafas harus dikeluarkan segera dalam kondisi optimal dengan

    trauma yang minimal untuk mencegah komplikasi.19,20,23 Ada beberapa faktor yang

    menentukan keberhasilan penatalaksanaan benda asing di saluran nafas antara lain : a) tim

    yang berpengalaman dalam ekstraksi benda asing di saluran nafas, b) tim anestesi yang

    berpengalaman, c) Perawat dan teknisi yang familiar dengan alat yang tersedia dan d)

    ketersediaan peralatan sesuai dengan yang dibutuhkan.18

    Bronkoskopi merupakan pilihan untuk ekstraksi benda asing di saluran nafas,

    disamping juga digunakan untuk diagnosis pada kasus kecurigaan benda asing .7,9,23 Jenis

    bronkoskop yang digunakan sampai saat in masih merupakan perdebatan apakah rigid atau

    fiberoptic,pengambilan keputusan tergantung pilihan operator, lokasi benda asing dan ukuranpasien (umur), meskipun untuk anak dan sebagian besar dewasa penggunaan bronkoskop

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    17/27

    rigid merupakan pilihan untuk ekstraksi benda asing karena ventilasi lebih terjamin melalui

    tube bronkoskop selama tindakan disamping juga operator dapat memasukkan peralatan

    seperti forsep dan optical telescope.2,7,9

    Benda asing di laring.Pasien dengan benda asing di laring harus diberi pertolongan

    dengan segera, karena asfiksia dapat terjadi dalam waktu hanya beberapa menit. Pada anak

    dengan sumbatan total pada laring, dapat dicoba menolongnya dengan memegang anak

    dengan posisi terbalik, kepala ke bawah, kemudian daerah tengkuk/punggung dipukul,

    sehingga diharapkan benda asing dapat dibatukkan ke luar.Cara lain untuk mengeluarkan

    benda asing yang menyumbat di laring secara total ialah dengan cara perasat dari Heimlich

    dapat dilakukan pada anak maupun orang dewasa. Menurut teori Heimlich, benda asing

    masuk ke dalam laring ialah pada waktu inspirasi. Dengan demikian paru penuh oleh udara,

    diibaratkan sebagai botol plastik yang tertutup, dengan menekan botol itu, maka sumbatannya

    akan terlempar ke luar.20

    Dengan perasat Heimlich, dilakukan penekanan pada paru.Caranya ialah, bila pasien

    masih dapat berdiri, maka penolong berdiri di belakang pasien, kepalan tangan kanan

    penolong diletakkan di atas prosesus xifoid, sedangkan tangan kirinya diletakkan di atasnya.

    Kemudian dilakukan penekanan ke belakang dan ke atas paru beberapa kali, sehingga

    diharapkan benda asing akan terlempar ke luar dari mulut pasien. Bila pasien sudah terbaringkarena pingsan, maka penolong bersetumpu pada lututnya di kedua sisi pasien, kepalan

    tangan di letakkan di bawah prosesus xifoid, kemudian dilakukan penekanan ke bawah dan

    ke arah paru beberapa kali, sehingga diharapkan benda asing akan terlempar ke luar mulut

    pasien.pada tindakan ini posisi muka pasien harus lurus, leher jangan ditekuk ke samping,

    supaya jalan napas merupakan garis lurus.20

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    18/27

    Gambar 2.7 Perasat Heimlich

    Komplikasi perasat Heimlich ialah kemungkinan terjadi rupture lambung atau hati

    dan fraktur iga. Oleh Karena itu pada anak sebaiknya cara menolongnya tidak dengan

    menggunakan kepalan tangan, tetapi cukup dengan dua buah jari kanan dan kiri.

    Pada sumbatan benda asing tidak total di laring, perasat Heimlich tidak dapat

    digunakkan. Dalam hal ini pasien masih dapat dibawa ke rumah sakit terdekat untuk diberi

    pertolongan dengan menggunakan laringoskop atau bronkoskop, atau kalau alat-alat itu tidak

    ada, dilakukan trakeostomi. Pada waktu tindakan trakeostomi, pasien tidur dengan posisi

    Trendelenburg, kepala lebih rendah dari badannya, supaya benda asing tidak turun ke

    trakea.20

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    19/27

    Gambar 2.8 Perasat Heimlich

    Benda asing di trakea.Benda asing di trakea dikeluarkan dengan

    bronkoskopi.Tindakan ini merupakan tindakan yang harus segera dilakukan, dengan pasien

    tidur terlentang posisi Trendelenburg, supaya benda asing tidak turun ke dalam bronkus.Pda

    waktu bronkoskopi, benda asing dipegang dengan cunam yang sesuai dengan benda asing itu,

    dan ketika dikeluarkan melalui laring diusahakan sumbu panjang benda asing segaris dengan

    sumbu panjang trakea, jadi pada sumbu vertikal, untuk memudahkan pengeluaran benda

    asing itu melalui rima glotis.Bila fasilitas untuk melakukan bronkoskopi tidak ada, maka

    kasus benda asing di trakea dapat dilakukan trakeostomi, dan bila mungkin benda asing itu

    dikeluarkan dengan memakai cunam atau alat penghisap melalui trakeostomi. Bila tidak

    berhasil pasien dirujuk ke rumah sakit dengan fasilitas endoksopi, ahli dan personal yang

    tersedia optimal.20

    Benda asing di bronkus.Untuk mengeluarkan benda asing dari bronkus dilakukanbronkoskopi, menggunakan bronkoskop kaku atau serat optic dengan memakai cunam yang

    sesuai dengan benda asing itu.Tindakan bronkoskopi harus segera dilakukan, apalagi bila

    benda asing bersifat organic. Benda asing yang tidak dapat dikeluarkan dengan cara

    bronkoskopi, seperti benda sing tajam, tidak rata dan tersangkut pada jaringan, dapat

    dilakukan servikotomi atau torakotomi.20

    Antibiotik dan kortikosteroid tidak rutin diberikan setelah tindakan endoskopi pada

    ekstraksi benda asing.Fisioterapi dada dilakukan pada anak kasus pneumonia, bronchitis

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    20/27

    purulenta dan atelektasis. Pasien dipulangkan 24 jam setelah tindakan, jika paru bersih dan

    tidak demam.

    Foto toraks pasca bronkoskopi dibuat hanya bila gejala pulmonum tidak menghilang.

    Gejala-gejala persisten seperti batuk, demam, kongesti paru, obstruksi jalan napas atau

    odinofagia memerlukan penyelidikan lebih lanjut dan pengobatan yang tepat dan adekuat.20

    2.9.1 Persiapan Ekstraksi Benda Asing

    Persiapan ekstraksi benda asing harus dilakukan sebaik-baiknya, dengan peralatan

    yang lengkap, forsep dengan berbagai ukuran harus tersedia, ukuran dan bentuk benda asing

    harus diketahui dengan membuat duplikat dan mencobanya dengan forsep yang sesuai, sesaat

    menjelang dilakukan brokoskopi dibuat foto thorak untuk menilai kembali letak benda asing.

    Komunikasi antara operator dengan dokter anestesi untuk menentukan rencana tindakan juga

    sangat penting.Pemberian steroid dan antibiotika pre operatif dapat mengurangi kompikasi

    seperti edema jalan nafas dan infeksi.2,7,20,21

    Gambar 2.9 (A) Bronkoskopi Rigid (B)Flexible Fiberoptic Bronchoscopy

    2.9.2 Bronkoskopi

    Bronkoskopi dengan menggunakan bronkoskop rigid dilakukan dalam anestesi umum.

    Ada beberapa variasi teknik intubasi bronkoskop tergantung pada keterampilan ahli

    bronkoskopi, anatomi dan keadaan klinis pasien 18,yaitu :

    a). Teknik intubasi tanpa laringoskop (teknik klasik).b).Teknik intubasi bronkoskop dengan laringoskop.

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    21/27

    c). Teknik intubasi bronkoskop dengan pipa endotrakeal, dan

    d). Teknik bronkoskopi kombinasi.

    Gambar 2.10 Penggunaan Bronkoskopi

    Cara yang dipilih harus didiskusikan dengan ahli anastesi, termasuk resiko

    anastesi.Pada kasus ini menggunakan teknik ke-2.

    Teknik ini menggunakan laringoskop lurus untuk melihat epiglotis.Setelah tampak

    epiglotis, dasar lidah diangkat dengan spatula laringoskop, sehingga epiglotis sedikit

    terangkat.Bronkoskop dipegang dengan tangan kanan dan ujung bronkoskop dimasukkan

    sedikit di bawah epiglotis. Pada saat ini pandangan dipindahkan pada bronkoskop,

    bronkoskop dimasukkan ke laring bersamaan dengan mengeluarkan laringoskop.18

    Ujung bronkoskop harus berjalan diantara kedua pita suara dengan memutar

    bronkoskop 900 searah jarum jam. Setelah memasuki trakea bronkoskop diputar kembali

    900 , sehingga ujung bronkoskop kembali mengarah ke anterior. Kemudian sungkupanastesi

    dipasang pada lubang ventilasi di samping bronkoskop untuk oksigenisasi dan sekret dihisap.

    Trakea dilihat dengan optik Hopkins, jika memilliki kamera dapat dipasang, sehingga

    gambaran endoskopi dapat dilihat dengan monitor. Bronskoskop diteruskan ke distal dengan

    gerakan membelok ( twisting motion ) dan bronkoskop dipegang dengan jari tangan seperti

    memegang tongkat bilyard. Untuk memasuki bronkus kanan kepala pasien diputar sedikit ke

    kiri, bronkoskop diteruskan dengan gerakan membelok ( twisting motion ) melalui karina.

    Untuk memasuki bronkus kiri kepala pasien diputar ke arah bahu kanan. Mengeluarkan

    bronkoskop selalu dilakukan dengan melihat lumen dengan hati-hati dan gerakan membelok

    (twisting motion), bronkoskop berhenti beberapa millimeter diatas karina menunggu

    pernafasan spontan, kemudian ekstubasi dengan sekali gerakan (one single movement).18

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    22/27

    Sekret tenggorok dihisap secara hati-hati dengan bantuan laringoskop, mandibula

    diangkat untuk membantu pernafasan spontan, sekret di hidung dihisap dan menunggu pasien

    batuk. Jika menggunakan teleskop, ujung distal teleskop harus berada di dalam lumen

    bronkoskop, lebih kurang 1,5 cm dari ujung distal bronkoskop. Bila sekret menghambat

    pandangan harus dihisap, ujung distal teleskop diberi zat anti embun (anti fog).Bila

    bronkoskop tidak dapat masuk dengan mulus, jangan menggunakan tenaga, lebih baik

    menggganti bronkoskop dengan ukuran yang lebih kecil. Penyangga gigi (bite block) dapat

    diletakkan antara gigi dan bronkoskop, sehingga tangan operator dapat lebih bebas.18

    Pada beberapa kasus namun sangat jarang, benda asing tidak dapat dikeluarkan

    dengan bronkoskopi, dalam hal ini dilakukan torakotomi. Pada kasus lain mengharuskan

    bronkotomi dan reseksi parenkim paru yang terdapat benda asing.10

    Gambar 2.11 Bronkoskopi

    Faktor penyulit pada petalaksanaan benda asing di bronkus antara lain Faktor

    penderita, lamanya benda asing teraspirasi, lokasi benda asing, kelengkapan alat, kemapuantenaga medis dan paramedis dan anestesi.18

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    23/27

    Gambar 2.12.Skema yang menunjukkan, trakeobronchial tree, segmen

    bronkopulmoner, dan endoscopic landmark14

    2.10 Komplikasi

    Komplikasi yang mungkin terjadi pada aspirasi benda asing di trakeobronkial

    berhubungan dengan benda asing sendiri dan tindakan bronkoskopi.Komplikasi akibat benda

    asing yang paling sering berupa infeksi paru dan kelainan lain seperti edema, tracheitis,

    bronkitis atau timbulnya jaringan granulasi, dan atelektasis.Komplikasi yang berhubungan

    dengan tindakan bronkoskopi (intra operatif) paling sering aritmia jantung, bronkospasme,

    edema laring, trauma pada gigi, bibir, gusi dan laring.6

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    24/27

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    25/27

    BAB 3

    KESIMPULAN

    Benda asing di dalam suatu organ ialah benda yang berasal dari luar tubuh atau dari

    dalam tubuh, yang dalam keadaan normal tidak ada. Gejala Sumbatan benda asing di dalam

    saluran napas tergantung pada lokasi benda asing, derajat sumbatan, sifat, bentuk dan ukuran

    dari benda asing. Diagnosis benda asing saluran napas dapat ditegakkan berdasarkan

    anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang (radiologik). Penatalaksanaan

    aspirasi benda asing harus dilakukan segera dan tepat dengan mengetahui jenis sumbatan dan

    gejala setiap lokasi benda asing tersebut.

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    26/27

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Deskin, Ronald, Young, Gregory, Hoffman, Robert. Management of Pediatric

    Aspirated Foreign Bodies. The Laryngoscope 1997; 107(4) : 540-543

    2. Murray AD. Foreign Bodies of the Airway. Diakses dari :

    www.emedicine.com/article/ 872498, last updated: Februari 16, 2014

    3. Saleem MM. The Clinical Spectrum of Foreign Body aspiration in Children.

    International Pediatrics. 2004;19(1):42-7

    4. Kaur K, Sonkhya N, Bapna AS. Foreign bodies in the tracheobronchial Tree : a

    prospective study of fifty cases. Indian J of Otolaryngotogy and Head and Neck

    Surgery 2002;54(I):30-4

    5. Kula , et al. Foreign Body Aspiration in Infants and Children. Turkish Respir Jour.

    2003;4(2):76-8

    6. Gibson SE. Aerodigestive Tract Foreign Body. In : Catton RT et al. Practical Pediatric

    Otolaryngology. Philadelphia: lippincott-Raven,1999:561-73

    7. Munter DW. Foreign Bodies, Trachea. Diakses dari : www.emedicine.com/

    article/764615, last updated Februari 14 2014

    8. Scanlon VC, Sanders T, Davis FA. Essential of Anatomy and Physiology. 5thed. 2007

    9.

    Rovin JD, Rodgers BM. Pediatric Foreign Body Aspiration. Pediatrics in Review.

    2000;21:86-90

    10.Warshawsky ME. Foreign Body Aspiration. Diakses dari : www.emedicine.com

    /article/298940, last updated August 20, 2004

    11.Tamin S. Benda Asing Saluran Nafas dan Cerna. Satelit Simposium Penanganan

    Mutakhir kasus THT. Jakarta 2003

    12.Iskandar N. Ingested and inhaled foreign bodies in Dr. Cipto Mangunkusumo

    Hospital, Jakarta, Indonesia. Med J ORLI, 1994; 25: 311-8.

    13.Lewis WH. The Trachea and Bronchi. Gray Anatomy of the human body, 20th ed.

    Philadelphia: Lea & Febiger, 1918. Diakses dari :

    http://www.bartleby.com/107/237.html

    14.Ballenger JJ. Laringology and Bronchology. In : Disease of the Nose, Throat, Ear

    Head and Neck.16th ed. Philadelphia: Lea & Febiger,2003 : 1331-53

    15.Merchant SN, Kirtane MV, Shah KL, Karnik PP. Foreign bodies in the bronchi (a 10

    year review of 132 cases). J of Postgraduate Med, 1984;30 (4):219-23

  • 5/21/2018 Referat Benda Asing Saluran Nafas

    27/27

    16.Jackson C, Jackson CL. Bronchoesophagology. Philadelphia; WB Saunders, 1964 :

    13-106

    17.Friedman EM. Caustic Ingestion and Foreign Bodies in the Aerodigestive Tract.

    In :Bailey BJ, eds. Head and Neck Surgery-Otolaryngology, 3 rd ed vol 1 .

    Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, 2001:925-32

    18.Adam GL, Boies LR, Jr.Higler PA. Boeis Buku Ajar THT. Edisi 6. Effendi H,

    Santoso RAK. Jakarta: EGC,1997

    19.Huchton DM, Marsh B. Foreign Bodies in the Upper Aerodigestive Tract. In : Eisele

    DW, McQuone SJ. Emergencies of the Head and Neck. Missouri: Mosby, 2000:156-

    67

    20.Junizaf MH. Benda Asing di Saluran Napas. Dalam : Buku Ajar Ilmu Kesehatan

    THT-Kepala Leher, edisi kelima. Jakarta : Balai Penerbit FKUI,2003: 246-55

    21.Fong EW. Foreign Body Aspiration. diakses dari :

    http://www.hawaii.edu/medicine/pediatrics/pedtext/s08c06.html, last updated March

    2002

    22.Miller RH, Wang RC, Nemechek AJ. Airway Evaluation and Imaging. In : Bailey BJ,

    Calhoun KH, eds. Head and Neck Surgery-Otolaryngology, 3rded vol 1. Philadelphia :

    Lippincott Williams & Wilkins, 2001: 497-507

    23.Rosbe, Cristina W. Foreign Body Trachea and Esophagus. 2008. In: Current

    Diagnosis and Treatment in Otorinholaringology Head & Neck Surgery, Second

    edition. New York: Mc- GrawHill.