Upload
tedi-t-effendi
View
42
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
Lembar Pengesahan
Referat yang berjudul prematur/dismatur telah diterima dan disetujui pada tanggal 13 Mei
2013 oleh pembimbing sebagai salah satu syarat menyelesaikan kepaniteraan Klinik Ilmu
Kesehatan Anak
Rumah Sakit Umum Daerah Koja
Jakarta 13 Mei 2013
Dr Dewi Iriani Sp A
1
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas berkah dan
anugerahNya sehingga tugas referat kepaniteraan klinik Ilmu Telinga Kesehatan Anak yang
berjudul “Prematur/Dismatur” dapat diselesaikan. Referat ini disusun untuk melengkapi tugas
dalam kepaniteraaan Klinik Ilmu Kesehatan Anak Periode 1 April 2013 – 8 Juni 2013 di
RSUD Koja.
Pertama–tama penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada dokter pembimbing
Dr. Dewi Iriani Sp A atas bimbingan beliau yang begitu besar kepada penulis selama ini.
Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada seluruh staf ilmu Kesehatan Anak RSUD
Koja atas bantuannya selama ini untuk penulis memperdalam ilmu anak, sehingga
memudahkan penulis untuk menyusun sebuah referat. Penulis juga ingin mengucapkan
terima kasih kepada rekan-rekan co-ass, serta semua pihak yang telah membantu proses
pembuatan referat ini.
Penulis berharap referat ini dapat memberikan informasi tentang Prematur/Dismatur
secara lengkap. Penulis menyadari bahwa penulisan refrat ini masih jauh dari sempurna
karena pengetahuan dan pengalaman penulis masih terbatas. Oleh karena itu, penulis
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari berbagai pihak untuk
menyempurnakan referat ini.
Akhir kata dengan segala kerendahan hati, penulis berharap referat ini dapat
bermanfaat bagi yang membacanya.
Jakarta, 13 Mei 2013
Penulis
Nuru Aina bt Talib
2
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN...............................................................................................................4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. DEFINISI.........................................................................................................................5
B. EPIDEMIOLOGI............................................................................................................5
C. FAKTOR RESIKO..........................................................................................................5
D. ETIOLOGI………...........................................................................................................7
E. KLASIFIKASI................................................................................................................9
F. KARAKTERISTIK........................................................................................................10
G. KONDISI YANG MENIMBULKAN MASALAH PADA BAYI................................................................................................................................12
H. PATOFISIOLOGI..........................................................................................................14
I. PEMERIKSAAN PENUNJANG……………………………………………………..15
J. PENATALAKSANAAN………………………………………………………………15
K. KOMPLIKASI…………………………………………………………………………17
L. KESAN JANGKA PANJANG DAN PENDEK………………………………………19
M. PENCEGAHAN……………………………………………………………………….20
N. PROGNOSIS…………………………………………………………………………….20
BAB III
RINGKASAN….....................................................................................................................21
DAFTAR PUSTAKA………...…………………….........…………………........................22
3
BAB I
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan bayi di Indonesia merupakan suatu masalah yang perlu mendapat
perhatian khusus sejak dalam kandungan ibu sampai kelahirannya karena masa depan suatu
bangsa itu tergantung pada generasi mudanya. Periode segera setelah lahir merupakan awal
dari kehidupan yang tidak menyenangkan bagi bayi. Hal tersebut disebabkan oleh perbedaan
antara lingkungan kehidupan sebelumnya dan sekarang. Bagi bayi prematur atau bayi yang
lahir disertai penyulit atau komplikasi, tentunya proses adaptasi ini akan menjadi lebih sulit
untuk dilaluinya. Bahkan, seringkali menjadi pemicu timbulnya komplikasi lain yang
menyebabkan bayi tersebut tidak mampu melanjutkan kehidupan ke fase lanjut (meninggal).
Bayi berat badan lahir rendah atau prematur mempunyai kemungkinan lebih besar
untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain. Oleh karenanya, diperlukan
pengawasan ekstra yang dilakukan beberapa jam sampai beberapa hari setelah bayi itu
dilahirkan. Penilaian dan tindakan pada bayi berat badan lahir rendah sangatlah penting
karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi yang dapat menimbulkan
cacat atau kematian.
Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) yaitu berat badan bayi kurang dari 2500 gram pada
saat kelahiran dan merupakan salah satu indikator utama untuk mengukur derajat kesehatan.
Kematian perinatal pada bayi berat lahir rendah 8 kali lebih besar dari pada bayi normal pada
umur kehamilan yang sama. Bayi berat lahir rendah merupakan masalah nasional yang
multikompleks karena merupakan salah satu penyebab kematian bayi. Kelahiran preterm dan
bayi berat lahir rendah berakibat kurang sempurnanya pertumbuhan alat-alat dalam tubuhnya
yang pada akhirnya akan mengalami lebih banyak kesulitan untuk beradaptasi hidup di dunia
luar dan muda terjadi komplikasi. Makin rendah gestasi dan makin kecil bayi yang dilahirkan
maka tinggi kejadian mordibitas dan mortalitas pada bayi berat lahir.
Laporan Millenium Development Goal’s (MDG’s) tahun 2010 di Indonesia
menunjukkan bahwa angka kematian bayi telah mengalami penurunan dari 68 per 1.000 KH
namun mengalami peningkatan lagi menjadi 19 per 1.000 KH di tahun 2011. Data WHO
menyebutkan jika dibandingkan dengan negara tetangga lainnya, capaian penurunan angka
kematian bayi di Indonesia masih jauh tertinggal dibandingkan negara tetangga di Asia
Tenggara seperti Vietnam 20,9 per 1.000 KH, Thailand 16,39 per 1.000 KH, dan Malaysia 15
per 1.000 KH.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi
Menurut WHO, bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 37 minggu
dihitung dari mulai hari pertama menstruasi terakhir. The American Academy Of Pediatric,
mengambil batasan 38 minggu untuk menyebut prematur.
Bayi dismatur (low birth weight) adalah bayi yang mempunyai berat badan kurang
atau sama dengan 2500 gram semasa dilahirkan. Bayi dengan berat badan lahir rendah
(BBLR) adalah disebabkan prematur, pertumbuhan intrauterin yang tidak baik atau kedua-
duanya. Kedua-dua hal ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada neonatus.
B. Epidemiologi
Di United States pada tahun 2000, 7.6% bayi baru lahir dengan berat badan kurang
dari 2500 gram. 2 dekad sebelum ini, bayi dengan berat badan lahir rendah meningkat karena
meningkatnya jumlah bayi prematur. Ibu yang pada kelahiran anak pertama premature
beresiko tinggi untuk mengalami hal yang sama pada kelahiran berikutnya. Di US, hampir
30% bayi berat badan lahir rendah mengalami IUGR dan lahir setelah 37 minggu.
C. Faktor Resiko Kelahiran Bayi Prematur
Faktor yang mempunyai kaitan dengan bayi prematur dan berat badan lahir rendah
(BBLR) ialah masalah status sosio ekonomi yang rendah. Keluarga dengan sosio ekonomi
yang rendah beresiko untuk ibu hamil mengalami malnutrisi, anemia, sering sakit, kunjungan
antenatal care yang kurang, penyalahgunaan zat (kokain, obat-obatan), komplikasi obstetrik
dan masalah berkaitan kehamilan (aborsi, prematur dan BBLR).
Penyalahgunaan kokain selama kehamilan mengakibatkan obat dengan mudah masuk
plasenta sehingga konsentrasinya dalam darah janin sama dengan konsentrasi ibu. Kokain
adalah suatu stimulan system saraf pusat (SSP) dan menghambat konduksi saraf perifer.
Konduksi saraf perifer yang terbatas diakibatkan oleh hambatan pengambilan kembali
5
neurotransmitter seperti noradrenalin dan dopamin, sehingga konsentrasi neurotransmitter ini
dalam serum meningkat dan menyebabkan vasokonstriksi, takikardia serta hipertensi baik
pada ibu maupun janin. Efek berbahaya kokain terhadap kehamilan yang meliputi tingginya
tingkat aborsi pada trimester pertama, solusio plasenta, dan prematuritas merupakan akibat
kenaikan konsentrasi bahan-bahan neurotransmitter.
Bersamaan dengan vasokonstriksi fetomaternal yang menyeluruh, terjadi
vasokonstriksi hebat lapisan uteroplasenta. Hal ini membatasi penyediaan oksigen dan nutrisi
bagi janin. Akibatnya ialah tingkat gangguan pertumbuhan janin intrauterine (IUGR) lebih
tinggi, lingkar kepala lebih kecil (mikrosefali), dan panjang badan kurang diantara bayi dari
ibu pencandu kokain dibandingkan bayi dari ibu bebas obat.
Faktor lain yang berpengaruh ialah ibu tunggal, hamil usia muda, ibu yang sudah
mempunyai anak yang banyak dan jarak kehamilan yang dekat. Selain itu faktor gaya hidup
ibu hamil serta lingkungan juga dikatakan mempunyai kaitan dengan bayi prematur.
Contohnya ialah kebiasaan merokok, minum alkohol, tingkat pendidikan rendah dan
kenaikan berat badan selama hamil yang kurang.
Penyebab Presentase
Variasi normal 10
Kelainan kromosom dan kelainan congenital lain 10
Infeksi (ibu dan janin) <5
Keadaan uterus buruk 1
Defek plasenta dan tali pusat 2
Penyakit vascular pada ibu (DM, penyakit jantung) 35
Obat dan merokok 5
Lain-lain 32
D. Etiologi
6
Etiologi bayi prematur adalah multifaktorial dan melibatkan interaksi yang kompleks
antara fetal, plasenta, uterin dan juga faktor maternal. Terdapat banyak penyebab gangguan
pertumbuhan intrauterine dan efeknya terhadap janin bervariasi sesuai dengan cara dan lama
terpapar serta tahap pertumbuhan janin saat penyebab tersebut terjadi. Walaupun setiap organ
dapat dipengaruhi oleh gangguan pertumbuhan intrauterine, efeknya pada tiap organ tidak
sama. Jika gangguan pertumbuhan terjadi pada akhir kehamilan, pertumbuhan jantung, otak,
dan tulang rangka tampak paling sedikit terpengaruh, sedangkan ukuran hati, limpa dan timus
sangat berkurang. Keadaan klinis ini disebut gangguan pertumbuhan asimetri dan biasa
terjadi pada bayi yang dilahirkan oleh wanita penderita hipertensi kehamilan (preeklampsia).
Sebaliknya jika gangguan terjadi pada awal kehamilan tampak pertumbuhan otak dan tulang
rangka pun terganggu. Keadaan klinis ini disebut gangguan pertumbuhan simetri dan
seringkali berkaitan dengan hasil akhir perkembangan saraf yang buruk.
i. Faktor Maternal
Contohnya ialah toksemia gravidarum (preeklampsia dan eklampsia) dan penyakit
kronik, misalnya diabetes melitus (DM), cyanotic heart disease dan penyakit ginjal
(pyelonefritis). Infeksi seperti Listeria monocytogenes, Ureaplasma urealyticum,
Mycoplasma Hominis, Trichomonas Vaginalis, Gardnerella vaginalis, grup B Streptococcus,
infeksi saluran kemih, vaginosis bakterial dan chorioamnionitis bisa menjadi penyebab
lahirnya bayi prematur.
Produk yang dihasilkan bakteri ini dapat menyebabkan terhasilnya mediator inflamasi
lokal seperti interleukin 6 dan prostaglandin yang merangsang kontraksi prematur uterus atau
menyebabkan terjadinya respons inflamasi lokal dan diikuti ruptur membran fokal. Kelahiran
prematur juga brkaitan dengan uterus yang tidak mampu untuk menahan fetus, misalnya pada
pemisahan prematur.
Selain itu faktor lain seperti pecahnya ketuban dini, kehamilan ganda dan adanya
rangsangan yang tidak diketahui yang menyebabkan uterus berkontraksi sebelum waktunya.
Ibu dengan berat badan kurang/malnutrisi seringkali melahirkan bayi yang berukuran
lebih kecil daripada yang dilahirkan ibu dengan berat normal atau berlebihan. Selama
embriogenesis status nutrisi ibu memiliki efek kecil terhadap pertumbuhan janin. Hal ini
karena kebanyakan wanita memiliki cukup simpanan nutrisi untuk embrio yang tumbuh
lambat. Meskipun demikian, pada fase pertumbuhan trimester ketiga saat hipertrofi seluler
7
janin dimulai, kebutuhan nutrisi janin dapat melebihi persediaan ibu jika masukan nutrisi ibu
rendah.
ii. Faktor Fetal
Kelainan Kromosomal (misalnya trisomi antosomal), fetus multi ganda, cedera radiasi, fetal
distress, inkompatibilitas darah ibu dan janin (faktor Rhesus) dan erythroblastosis.
iii. Faktor plasenta
Pada pertumbuhan intrauterin normal, pertambahan berat plasenta sejalan dengan pertambhan
berat janin, tetapi walaupun untuk terjadinya bayi besar dibutuhkan plasenta yang besar, tidak
demikian sebaliknya. Namun berat lahir memiliki hubungan yang berarti dengan berat
plasenta. Berat lahir juga berhubungan secara berarti dengan luas permukaan villus plasenta.
Aliran darah uterus, juga transfer oksigen dan nutrisi plasenta dapat berubah pada berbagai
penyakit vaskular yang diderita ibu. Disfungsi plasenta yang terjadi sering berakibat
gangguan pertumbuhan janin. 25-30% kasusu gangguan pertumbuhan janin dianggap sebagai
hasil penurunan aliran darah uteroplasenta pada kehamilan dengan komplikasi penyakit
vaskular ibu. Keadaan klinis yang mengakibatkan aliran darah plasenta yang buruk meliputi
kehamilan ganda, penyalahgunaan obat, penyakit vaskular (hipertensi dalam kehamilan atau
kronik), penyakit ginjal, penyakit infeksi (TORCH), insersi plasenta umbilikus yang
abnormal dan tumor vaskular. Bayi lahir prematur juga bisa akibat disfungsi plasenta,
plasenta previa atau abrusio plasenta.
iv. Faktor uterus
Kelainan bawaan uterus, malformasi uterus, mioma uteri dan serviks yang inkompeten juga
dapat menyebabkn terjadinya bayi prematur. Riwayat tindakan terhadap pada serviks dapat
dihubungkan dengan terjadinya inkompeten. Chamberlain dan Gibbings menemukan 60%
dari pasien serviks inkompeten pernah mengalami abortus spontan dan 49% mengalami
pengakhiran kehamilan pervaginam.
8
v. Faktor lain
Faktor ruptur membrane yang premature, polihidramnion, trauma (jatuh), psikologi (stress)
dan iatrogenik juga ada hubungan dengan lahirnya bayi prematur.
E. Klasifikasi
Bayi prematur terbagi dalam tiga kategori, yaitu:
Extremely premature : <28 minggu
Very premature : 28 - 32 minggu
Premature : 32 – 37 minggu
BATASAN KRITERIA KETERANGANSangat premature - Usia kehamilan 24-30
minggu- BB bayi 1000-1500 gr
- Sangat sulit untuk hidup, kecuali dengan inkubator canggih
- Dampak sisanya menonjol,terutama pada IQ neurologis dan pertumbuhan fisiologis
Prematur Sedang - Usia kehamilan 31-36 mingu
- BB bayi 1501-2000 gr
- Dengan perawatan canggih masih mungkin hidup tanpa dampak sisa yang berat
Premuatur borderline
- Usia kehamilan 36-38 mingu
- Berat bayi 2001-2499 gr- Lingkaran kepala 33 cm- Lingkaran dada 30 cm- Panjang badan sekitar
45cm
- Masih sangat mungkin hidup tampa dampak sisa yang berat
- Perhatikan kemungkinan :Ø Gangguan nafasØ Daya isap lemahØ tidak tahan terhadap hipotermiaØ mudah terjadi infeksi
Klasifikasi BBLR
BBLR : berat badan lahir 1800-2500 gram
BBLSR : berat badan lahir < 1500 gram
BBLER : berat badan lahir ekstra rendah < 1000 gram
9
F. Karakteristik Bayi Prematur
Tanda klinis atau penampilan yang tampak sangat bervariasi, bergantung pada usia kehamilan
saat bayi dilahirkan. Makin prematur atau makin kecil umur kehamilan saat dilahirkan makin
besar pula perbedaannya dengan bayi yang lahir cukup bulan. Adapun tanda dan gejala dari
bayi prematur adalah :
1. Umur kehamilan sama dengan atau kurang dari 37 minggu
2. Berat badan sama dengan atau kurang dari 2500 gram
3. Panjang badan sama dengan atau kurang dari 46 cm
4. Kuku panjangnya belum melewati ujung jari
5. Batas dahi dan rambut kepala tidak jelas
6. Lingkar kepala sama dengan atau kurang dari 33 cm
7. Lingkar dada sama dengan atau kurang dari 30 cm
8. Kulit tipis dan transparan, tampak pembuluh darah di abdomen
9. Lanugo (bulu-bulu halus) masih banyak terutama di dahi, pelipis, ekstrimitas,
punggung dan bahu
10. Abdomen buncit, tali pusat segar dan tebal
11. Tangisan lemah
12. Pernapasan tak teratur dapat terjadi apnea (gagal napas).
13. Ekstremitas : paha abduksi, sendi lutut atau kaki fleksi lurus.
14. Kepala tidak mampu tegak.
15. Jaringan lemak subkutan tipis atau kurang
16. Tulang rawan daun telinga belum sempurna pertumbuhannya, sehingga seolah-olah
tidak teraba tulang rawan daun telinga
17. Tumit mengkilap dan telapak kaki halus
18. Alat kelamin pada bayi laki-laki pigmentsi dan ruge pada skrotum kurang. Testis
belum turun ke dalam skrotum. Untuk bayi perempuan klitoris menonjol, labia minor
belum tertutup oleh labia mayor.
19. Tonus otot lemah, sehingga bayi kurang aktif dan pergerakannya lemah.
20. Fungsi saraf yang belum atau kurang matang, mengakibatkan refleks isap, menelan
dan batuk masih lemah atau tidak efektif, dan tangisnya lemah.
21. Jaringan kelenjar mamae masih kurang akibat pertumbuhan otot dan jaringan lemak
masih kurang.
10
22. Verniks kaseosa tidak ada atau sedikit.
23. Sedikit lipatan pada telapak tangan dan kaki
Karakteristik Bayi Dismatur
Selepas dilahirkan , bayi dismatur mudah dikenali dengan bentuk tubuh badan yang
kecil dan kurus. Mukanya seperti rupa orang tua, lipatan kelopak bawah matanya sangat
ketara. Kulit di badannya kelihatan kering dan berkupas serta nipis kerana kekurangan lemak
dan bercalar -calar hingga di tapak kakinya. Bayi lebih celik dari bayi prematur dan selalunya
boleh menghisap susu dan sering perlu diberikan melalui tiub.
Tahap pemakanan yang rendah menyebabkan bayi kekurangan dari segi bekalan
lemak di dalam tubuh badannya. Ini menyebabkan suhu badannya rendah. Bekalan glikogen
di dalam hatinya yang sedikit menyebabkan paras glukosa di dalam darahnya turun sehingga
boleh menyebabkan sawan. Ini boleh merosakkan otak bayi dan boleh menyebabkan
kecacatan fizikal dan kerencatan akal. Kekurangan glukosa di dalam darah selalunya terdapat
pada hari pertama , kedua dan ketiga.
Fungsi pernafasannya lebih baik dari bayi prematur dan dia jarang mengalami
penyakit paru -paru ( hyaline membrane disease ) yang berpunca dari kekurangan bahan yang
dipanggil surfaktan seperti yang selalu terdapat pada bayi prematur. Tetapi bayi dismatur
yang lemas di dalam rahim di waktu bersalin sering mengeluarkan najisnya ( mekonium )
yang bercampur dengan cecair yang menyelubunginya ( meconium stained liquor ). Jika dia
tersedut cecair yang bercampur 'mekonium', pernafasannya boleh terganggu sehingga
membawa kepada maut jika dia tidak segera mendapat rawatan khas. Keadaan ini dipanggil
meconium aspiration syndrome.
Ketahanannya untuk mengatasi infeksi adalah rendah dan oleh itu bayi sering
diserang penyakit dengan kuman-kuman yang biasanya tidak bergitu patogenik. Seseorang
doktor yang merawat bayi -bayi dismatur perlu selalu berawas untuk menjalankan ujian -
ujian tertentu serta merawat dengan antibiotik kerana tanda -tanda ditunjukkan oleh bayi yang
'septicaemic' sering tidak begitu ketara dan penyakit ini boleh membunuh dengan cepat.
11
Darah bayi-bayi dismatur lebih pekat menyebabkan dia mudah mengalami
pembekuan darah. Ini boleh berlaku di dalam otak , pembuluh darah , di ginjal , di paru -paru
dan sebagainya. Keadaan paru -paru berdarah ( pulmonary haemorrhage ) merupakan punca
kematian yang sering terdapat di kalangan bayi - bayi dismatur.
G. Kondisi yang menimbulkan Masalah pada Bayi Prematur
Masalah lebih sering dijumpai pada bayi kurang bulan (BKB) dan BBLR dibanding dengan
bayi cukup bulan dan bayi berat lahir normal. Bayi kurang bulan sering mempunyai masalah
sebagai berikut:
1. Ketidakstabilan suhu
Bayi kurang bulan memiliki kesulitan untuk mempertahankan suhu tubuh akibat:
Peningkatan hilangnya panas
Kurangnya lemak subkutan
Rasio luas permukaan terhadap berat badan yang besar
Produksi panas panas berkurang akibat lemak coklat yang tidak memadai dan
ketidakmampuan untuk menggigil
2. Kesulitan pernapasan
Defisiensi surfaktan paru yang mengarah ke hyalin membran disease (HMD)
Resiko aspirasi akibat belum terkoordinasinya refleks batuk, refleks
menghisap dan refleks menelan
Thoraks yang dapat menekuk dan otot pembantu respirasi yang lemah
Pernafasan periodik dan apnea
Contoh penyebabnya ialah bronchopulmonary dysplasia, pneumothorax,
pneumomediastinum, interstitial emphysema, pulmonary hemorrhage
3. Kelainan gastrointestinal dan nutrisi
Refleks isap dan telan yang buruk terutama sebelum 34 minggu
Motilitas usus yang menurun
Pengosongan lambung yang tertunda
Pencernaan dan absorpsi vitamin larut lemak kurang
Defisiensi enzim laktase pada brush border usus
12
Menurunnya cadangan kalsium, fosfor, protein dan zat besi dalam tubuh
Meningkatnya resiko enterokolitis nekrotikans (EKN)
4. Imaturitas hati
Konjugasi dan ekskresi bilirubin terganggu
Defisiensi faktor pembekuan yang tergantung pada vitamin K
5. Imaturitas ginjal
Ketidakmampuan untuk mengekskresi solute load besar
Akumulasi asam anorganik dengan asidosis metabolik
Ketidakseimbangan elektrolit, misalnya hiponatremia atau hipernatremia,
hiperkalemia atau glikosuria ginjal
6. Imaturitas imunologis
Resiko infeksi tinggi akibat :
Tidak banyak transfer IgG maternal melalui plasenta selama trimester ketiga
Fagositosis terganggu
Penurunan faktor komplemen
7. Kelainan neurologis
Refleks isap dan telan yang imatur
Penurunan motilitas usus
Apnea dan bradikardia berulang
Perdarahan intraventrikel dan leukomalasia periventrikel
Pengaturan perfusi serebral yang buruk
Hypoxic ischemic encephalopathy (HIE)
Retinopati prematuritas
Kejang
Hipotonia
Deafness
8. Kelainan kardiovaskuler
13
Patent ductus arteriosus (PDA) merupakan hal yang umum ditemui pada bayi
kurang bulan
Hipotensi atau hipertensi
Bradikardia
Malformasi kongenital
9. Kelainan hematologis
Anemia (onset dini atau lanjut)
Hiperbilirubinemia
Disseminated intravascular coagulation (DIC)
Hemorrhagic disease of the newborn (HDN)
10. Metabolisme
Hipokalsemia
Hipoglikemia atau hiperglikemia
H. Patofisiologi
Berdasarkan beberapa faktor etiologi yang telah disebutkan, hal itu akan menyebakan
gangguan sirkulasi utero plasenta. Akibatnya, akan terjadi insufisiensi plasenta, yang
menyebabkan suplai nutrisi dan oksigen ke janin tidak adekuat. Hal ini lama-kelamaan akan
menyebabkan gangguan pertumbuhan intrauterin dan lahirlah bayi BBLR.
Neonatus dengan imaturitas pertumbuhan dan perkembangan atau bayi BBLR tidak dapat
menghasilkan kalori melalui peningkatan metabolisme. Hal ini disebabkan karena respon
menggigil bayi tidak ada atau kurang, sehingga tidak dapat menambah aktivitas. Sumber
utama kalori bila ada stress dingin atau suhu lingkungan rendah adalah thermogenesis
nonshiver. Sebagai respon terhadap rangsangan dingin, tubuh bayi akan mengeluarkan
norepinefrin yang menstimulus metabolisme lemak dari cadangan lemak coklat untuk
menghasilkan kalori yang kemudian dibawa oleh darah ke jaringan. Stres dingin dapat
menyebabkan hipoksia, metabolisme asidosis dan hipoglikemia. Peningkatan metabolisme
sebagai respon terhadap stres dingin akan meningkatkan kebutuhan kalori dan oksigen. Bila
oksigen yang tersedia tidak dapat memenuhi kebutuhan, tekanan oksigen berkurang
(hipoksia) dan keadaan ini akan menjadi lebih buruk karena volume paru menurun akibat
berkurangnya oksigen darah dan kelainan paru (paru yang imatur). Keadaan ini dapat sedikit
14
tertolong oleh haemoglobin fetal (HbF) yang dapat mengikat oksigen lebih banyak sehingga
bayi dapat bertahan lebih lama pada kondisi tekanan oksigen yang kurang.
I. Pemeriksaan Penunjang
1) Darah lengkap, kadar elektrolit, analisa gas darah, golongan darah (untuk menyatakan
potensial inkompatibilitas ABO, kultur darah (mengidentifikasi organisme penyebab yang
dihubungkan dengan sepsis), urinalisa, analisa feses, CRP (C-Reactive Protein), PCT
(Procalcitonin), IT ratio (immature to total neutrophil ratio) dan lain-lain.
2) Kadar bilirubin untuk mengidentifikasi peningkatan (karena pada prematur lebih peka
terhadap hiperbilirubinemia)
3) Stick glukosa untuk menentukan penurunan kadar glukosa
4) Kadar kalsium serum, penurunan kadar berarti terjadi hipokalsemia
5) X-ray pada dada dan organ lain untuk menentukan adanya abnormalitas
6) Ultrasonografi untuk mendeteksi kelainan organ
J. Penatalaksanaan
Seperti bayi baru lahir yang lain, bayi dismatur/premature juga harus dibersihkan jalan nafas,
memberikan suplai oksigen, perawatan tali pusat yang benar, pemberian salep mata dan juga
suntikan vitamin K secara intramuscular. Pengawasan khusus harus diberikan terhadap jalan
nafas dan mencegah terjadinya aspirasi dari isi lambung. Pengawasan khusus lain yang perlu
diberikan ialah :
Pengawasan suhu tubuh
Monitor heart rate dan pernafasan
Pemberian oksigen
Asupan bayi
Penatalaksanaan pada Bayi Prematur
15
1) Pengaturan suhu badan
Bayi prematur mudah dan cepat akan kehilangan panas badan dan menjadi hipotemia,
karena pusat pengaturan panas badan belum berfungsi dengan baik, juga karena
permukaan tubuh bayi yang relatif lebih luas bila dibandingkan dengan berat badan,
kurangnya jaringan lemak dibawah kulit dan kekurangan lemak cokelat oleh karena itu
bayi prematur harus dirawat di dalam inkubator sehingga panas badannya mendekati
dalam rahim, bila belum memiliki inkubator bayi prematur dapat dibungkus dan di
sampingnya ditaruh bantal yang berisi air panas, sehingga panas badannya bisa
dipertahankan. Bayi dimasukkan di inkubator dengan suhu diatur mengikut berat badan,
yaitu:
Bayi berat badan < 2 kg : 35 0C
Bayi berat badan 2 kg sampai dengan 2,5 kg : 34 0C
Suhu incubator diturunkan 10C setiap minggu sampai bayi dapat ditempatkan pada suhu
lingkungan
2) Makanan bayi
Daya hisap, telan dan batuk belum sempurna, kapasitas lambung kecil, enzim
pencernaan belum matang, sedangkan kebutuhan protein 3 sampai 5 gr/ kg BB dan kalori
110 kal/ kg BB badan, sehingga pertumbuhannya dapat meningkat. Pemberian minum
bayi sekitar 3 jam setelah lahir dan didahului dengan menghisap cairan lambung, fefleks
menghisap lemah sehingga pemberian minum sebaiknya sedikit demi sedikit, tetapi
dengan frekuensi yang lebih sering.
ASI merupakan makanan yang utama sehingga ASI lah yang paling didahulukan,
permulaan cairan yang diberikan sekitar 50/ 60 cc/ kg BB/ hari dan terus dinaikkan
sampai mencapai 200 cc / kg BB / hari.
3) Menghindari infeksi
Bayi prematuritas mudah sekali terkena infeksi, karena daya tahan tubuh yang masih
lemah, kemampuan leukosit masih kurang, dan pembentukan antibody belum sempurna.
Oleh karena itu upaya preventif sudah dilakukan sejak pengawasan antenatal sehingga
tidak terjadi persalinan premature dengan demikian perawatan dan pengawasan bayi
prematuritas secara khusus dan terisolasi dengan baik.
16
Penatalaksanaan pada Bayi Dismatur
Semakin rendah timbang beratnya semakin tinggi risiko untuk mengalami keadaan -
keadaan yang boleh membawa maut. Yang penting diawasi ialah supaya suhu badan bayi
tidak terlalu dingin atau terlalu tinggi. Ini boleh dipastikan dengan merawat bayi dalam
inkubator yang mempunyai alat -alat yang tertentu. Rentak nadi jantung dan pernafasan perlu
diperhatikan dari semasa ke semasa.
Penyusuan perlu dimulakan seawal-awal yang boleh supaya bayi tidak kekurangan
glukosa di dalam darah. Jika bayi sukar menghisap , susu boleh diberi melalui NGT
(nasogastric tube) tiub yang dimasukkan ke perut bayi melalui hidung. Kekurangan glukosa
di dalam darah adalah merbahaya kepada otak bayi.
Bayi dismatur yang dilahirkan lemas kerana aspirasi meconium pada proses kelahiran
memerlukan satu prosedur untuk menyedut meconium dari saluran paru -parunya. Keadaan
bayi selalunya tenat dan rawatan yang agresif serta rapi perlu diberikan. Alat bantuan
pernafasan mungkin digunakan untuk menampung fungsi pernafasan jika ia kurang
memuaskan.
K. Komplikasi
Bayi BBLR dapat berupa bayi prematur murni atau bayi dismatur. Hal ini sangat penting
dibedakan :
1.Morbiditas yang berlainan, misalnya prematuritas murni mudah menderita komplikasi
seperti membran hialin disease, perdarahan intra ventrikuler, pneumonia aspirasi.
2.Bayi dismatur mudah mengalami sindroma asfiksia mekonium, hipoglikemia simtomatik
dan hiperbilirubinemia.
3.Pada bayi dismatur yang pretem dengan sendirinya komplikasi bayi prematuritas murni
juga terjadi.
Jika masalah yang ada pada bayi prematur tidak ditangani dengan tepat dapat terjadi
komplikasi :
1. Sindroma gangguan pernapasan
17
Kelainan ini terjadi karena kurang matangnya paru-paru sehingga jumlah surfaktan
(cairan pelapis paru-paru) kurang dari normal. Ini menyebabkan paru-paru tidak dapat
berkembang dengan sempurna. Tanda-tanda respiratory distress syndrome (RDS) ialah
mendengkur, nafas cuping hidung, retraksi, sianosis, peningkatan usaha nafas,
hiperkarbia, asidosis respiratorik, hipotensi dan syok.
2. Perdarahan otak
Biasanya terjadi pada minggu pertama kelahiran, terutama pada bayi premature yang
lahir kurang dari 34 minggu. Perdarahan otak ini menyebabkan bayi premature tumbuh
menjadi anak yang relatif kurang cerdas dibandingkan dengan anak yang lahir normal.
3. Kelainan jantung
Yang sering terjadi ialah Patent Ductus Arteriosus (PDA), yaitu adanya hubungan antara
aorta dengan pembuluh darah jantung yang menuju paru-paru.
4. Kelainan Usus
Ini disebabkan akibat imaturitas atau kurang mampu dalam menerima nutrisi.
5. Anemia dan infeksi
Belum matangnya fungsi semua organ tubuh menbuatkan bayi premature menghadapi
berbagai masalah seperti mudah dingin (hipotermia), mudah infeksi karena sensor otak
belum sempurna, pengosongan lambung terhambat (refluks), kuning dan kebutaan.
6. Aspirasi mekonium yang sering diikuti pneumotoraks disebabkan oleh distress yang
sering dialami bayi pada proses pesalinan.
7. Hipoglikemia karena berkurangnya cadangan glikogen hati dan meningginya
metabolisme bayi
8. Komplikasi lain yang mungkin terjadi : asfiksia, hiperbilirubinemia, kadar hemoglobin
yang tinggi dan perdarahan.
Komplikasi pada bayi BBLR
18
1. Aspirasi mekonium
2. Asfiksia neonatorum
3. Sindrom distress respirasi
4. Penyakit membran hialin
5. Retrolental fibroplasias
6. Necrotizing enterocolitis (NEC)
7. Bronchopulmonary dysplasia
L. Kesan Jangka Panjang dan Pendek pada Bayi dengan Berat Badan Lahir
Rendah
Kesan Jangka Pendek Kesan Jangka Panjang
Hipoksia, iskemik Retardasi mental, spastic diplegia, mikrosefali, kejang
Intraventrikular hemorrhage Retardasi mental, spastic, kejang, hidrosefalus
Cedera sensorineural Gangguan penglihatan dan pendengaran, retinopathy
of premature, strabismus, myopia
Gagal nafas Bronchopulmonary dysplasia, cor pulmonale, recurrent
pneumonia, bronkospasme
Necrotizing enterocolitis Short bowel syndrome, malabsorpsi, diare
Cholestatic liver disease Sirosis, gagal hepar, karsinoma
Malnutrisi Osteopenia, fraktur, anemia, gagal tumbuh
Stress sosial Child abuse, failure to thrive, penceraian
Lain-lain Sudden infant death syndrome, hernia inguinal,
gastroesofageal reflux, hipertensi
M. Pencegahan
Oleh kerana bayi-bayi dismatur mempunyai risiko kematian yang lebih tinggi serta
potensi pertumbuhan dan perkembangan yang lebih rendah , keadaan ini mesti dicegah
seberapa yang boleh. Ibu-ibu yang mengandung dinasihatkan supaya mendapatkan
19
pemeriksaan antenatal dari doktor atau jururawat terlatih supaya keadaan seperti darah tinggi
dapat dirawat dan nasihat yang tertentu dapat diberikan untuk mengelakkan gangguan kepada
proses pertumbuhan janin.
Ibu mengandung dilarang dari merokok , meminum arak , memakan apa sahaja tanpa
arahan atau nasihat doktor. Mereka dinasihatkan juga menjaga kebersihan diri , kesihatan
serta mendapatkan makanan yang mencukupi dan berzat. Aktiviti fizikal yang keterlaluan
tidak di galakkan. Mereka perlulah mendapatkan waktu rehat yang mencukupi setiap hari.
Wanita-wanita digalakkan supaya menjarakkan kelahiran anak untuk mengurangkan
kemungkinan mendapat bayi -bayi dismatur. Mereka digalakkan supaya melahirkan anak
dalam lingkungan umur 20 hingga 30 tahun dan menjarakkan kelahiran sekurang -kurangnya
dua tahun.
N. Prognosis
Bayi yang lahir dengan berat badan 1,501 – 2500 gram mempunyai 95% peluang
untuk hidup, tetapi bayi dengan berat kurang dari 1500 gram mempunyai peluang hidup yang
rendah. Dikatakan bahwa bayi dengan berat <1500 gram beresiko tinggi meninggal akibat
komplikasi seperti bronchopulmonary dysplasia, necrotizing enterocolitis atau infeksi
nosokomial.
BAB III
RINGKASAN
20
Bayi prematur adalah bayi yang lahir kurang dari 37 minggu dihitung dari mulai hari
pertama menstruasi terakhir. Bayi dismatur (low birth weight) adalah bayi yang mempunyai
berat badan kurang atau sama dengan 2500 gram semasa dilahirkan. Bayi dengan berat badan
lahir rendah (BBLR) adalah disebabkan prematur, pertumbuhan intrauterin yang tidak baik
atau kedua-duanya. Kedua-dua hal ini dapat meningkatkan morbiditas dan mortalitas pada
neonatus. Etiologi bayi prematur adalah multifaktorial dan melibatkan interaksi yang
kompleks antara fetal, plasenta, uterin dan juga faktor maternal. Bayi berat badan lahir rendah
mempunyai kemungkinan lebih besar untuk menderita sakit atau kematian daripada bayi lain.
Oleh karenanya, diperlukan pengawasan ekstra yang dilakukan beberapa jam sampai
beberapa hari setelah bayi itu dilahirkan. Penilaian dan tindakan pada bayi berat badan lahir
rendah sangatlah penting karena dapat mencegah terjadinya gangguan kesehatan pada bayi
yang dapat menimbulkan cacat atau kematian.
DAFTAR PUSTAKA
1. Behrman RE, Kliegman RM, Jenson HB, Nelson Textbook of Pediatrics, 17th edition. .
21
Pennsylvania: Saunders, 2004 : 550-3.
2. Kosim M.S., Yunanto A., Dewi R, Sarosa GI, Buku Ajar Neonatologi, Edisi pertama,
Cetakan ketiga, Jakarta, 2012 :11-29.
3. Matondang CS, Wahidiyat I, Sastroasmoro S, Diagnosis Fisis pada Anak edisi kedua,
Jakarta, Sagung Seto, 2003
4. Harila V. The effect of preterm birth on the development of the dentition. Oulu:
Oulu University Press, 2004 : 11-21.
5. Gruenweld PC, Fetal Distress dan Placental Insuffiency, Biol Neonate, 2006, 215-225
6. Behrman RE, Shiono PH, Neonatal Risk Factor, Edisi ke-7, St Louis, 2002, 17-26
7. Alpers, Ann. (2006). Buku Ajar Pediatri Rudolph, Edisi 20,. Jakarta : EGC.
8. Soetjiningsih, Tumbuh Kembang Anak, 1995, Jakarta, EGC.
9. Kaltim M, Makalah Bayi Prematur BBLR. Diakses dari http://dhetective-
dhetective.blogspot.com/2011/10/makalah-bayi-prematurbblr.html pada tanggal 10 Mei
2013.
10. Kurniawan R., Makalah Prematur. Diakses dari
http://www.scribd.com/doc/109218485/Makalah-Prematur pada tanggal 11 Mei 2013.
11. Irpanussa S, Premature dan Dismatur. Diakses dari
http://irapanussa.blogspot.com/2012/10/perbedaan-premature-dan-dismature.html pada
tanggal 10 Mei 2013.
22