TUBERKULOSIS PADA ANAK.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

1.1. Latar BelakangAngka kejadian Tuberkulosis masih sangat tinggi di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, baik pada anak maupun pada orang dewasa. Tuberculosis primer biasanya muncul perlahan-lahan, sehingga sukar menentukan saat timbulnya gejala pertama. Pola penyakti pernafasan pada anak beda dengan orang dewasa. Gejala klisnis TB pada anak tidak spesifik, pemeriksaan radiologis pada anak juga dianggap tidak sesifik. Kadang-kadang terdapat demam yang tidak diketahui sebabnya dan sering disertai tanda-tanda infeksi daluran nafas bagian atas. Oleh karena itu bila ditemukan gejala seperti tersebut diatas biasanya tidak dipikirkan kearah diagnosis tuberculosis. Hal ini dapat dihindarkan dengan melakukan uji tuberculin. Tuberculosis pada anak harus diobati sedini mungkin dan setepat-tepatnya untuk menghindarkan komplikasi yang berat, reinfeksi pada waktu dewasa, dan meminimalisasi kejadian TB resisten obat pada anak. 1Kejadian TB resisten obat pada anak secara global masih belum pasti karena kesulitan mendapatkan konfirmasi bakteriologis pada anak. Kejadian TB resisten obat di Indonesia belum pasti, tetapi kewaspadaan terhadap kasus ini perlu ditingkatkan mengingat penatalaksanaan kasus TB pada anak masih belum optimal dan angka kejadian TB resisten obat pada dewasa yang terus meningkat. Diperkirakan banyak anak yang kontak dengan kasus TB dewasa resisten obat, sehingga kejadian TB resisten obat pada anak akan mencerminkan pengendalian TB resisten obat pada dewasa.

1.2. Rumusan MasalahBerdasarkan masalah diatas penulis ingin mengetahui bagaimana mendiagnosis TB pada anak ,TB resisten obat pada anak dan penatalaksanaannya.1.3. Tujuan Penulisana. Memahami etiologi, penularan, pathogenesis dan diagnosis TB pada anak.b. Memahami penatalaksanaan TB pada anakc. Memahami cara mendiagnosis TB resisten obat pada anak dan penatalaksanaan yang tepat untuk TB resisten obat pada anak.

BAB IITUBERKULOSIS PADA ANAK

Etiologi dan PenularanTuberculosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis dan Mycobacterium bovis (sangat jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium). Mycobacterium tuberculosis ditemukan oleh Robert Koch tahun 1882. Basil tuberculosis dapat hidup dan tetap menginfeksi beberapa minggu dalam keadaan kering, namun pada cairan dengan suhu 60C akan mati dalam 15-20 menit. Protein dari basil tuberculosis menyebabkan nekrosis jaringan, sedangkan lemak dari bakteri tuberculosis menyebabkan sifat tahan asam dan merupakan faktor penyebab terjadinya fibrosis dan terbentuk epiteloid dan turbelkel. Penularan Mycobacterium tuberculosis biasanya melalui udara , sehingga sebagian besar focus primer tuberculosis terdapat pada paru. Selain melalui udara penularan dapat melalui oral misalnya melalui minum susu yang mengandung basil mycobacterium tuberculosis, biasanya mycobacterium bovis.1

Patogenesis Paru merupakan port dentre lebih dari 98% kasus infeksi TB. Kuman TB dalam droplet memiliki ukuran yang sangat kecil (2 minggu) yang tidak sembuh dengan pengobatan baku diare.Gejala klinis spesifik terkait organ :2.5a. Tuberculosis kelenjar (terbanyak di daerah leher atau region colli). Didapatkan pembesaran KGB multiple, diameter 1cm, konsistensi kenyal, tidak nyeri dan kadang saling melekat.b. Tuberculosis otak dan selaput otak : Meningitis TB : gejala-gejala meningitis seringkali disertai dengan gejala akibat keterlibatan saraf-saraf otak yang terkena. Tuberkuloma otak : gejala adanya lesi desak ruang.c. Tuberkuosis sistem skeletal : Tulang belakang (spondilitis) : penonjolan tulang belakang (gibbus). Tulang panggul (koksitis) : pincang, gangguan berjalan, atau tanda peradangan di panggul. Tulang lutut (gonitis) : pincang dan atau bengkak pada lutut tanpa sebab yang jelas. Tulang kaki dan tangan (spina ventosa/daktilis).d. Skofiloderma. Ditandai dengan adanya ulkus disertai dnegan jembatan kulit antar tepi ulkus (skin bridge).e. Tuberculosis mata : Konjungtivitis fliktenularis Tuberkel koroid (hanya terlihat dengan funduskopi).f. Tuberculosis organ-organ lainnya, misalnya peritonitis TB, TB ginjal dicurigai bila ditemukan gejala gangguan pada organ-organ tersebut tanpa sebab yang jelas dan disertai kecurigaan adanya infeksi TB.B. Pemeriksaan Penunjang2,5Diangnosis pasti TB seperti lazimnya penyakit menular yang lain adalah dengan ditemukannya kuman penyebab TB yaitu kuman Mycobacterium tuberculosis pada pemeriksaan sputum , bilas lambung, cairan cerebrospinal, cairan pleura ataupun biopsy jaringan. Pada anak dengan gejala TB dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan mikrobiologi. Pemeriksaan mikrobiologi sulit dilakukan pada anak karena sulitnya mendapatkan specimen. Specimen dapat berupa sputum, induksi sputum atau bilas lambung selama 3 hari berturut-turut, apabila fasilitas tersedia. Pemeriksaan penunjang lain yang dapat dilakukan adalah pemeriksaan histopatologi. Pemeriksaan histopatologi anakn menunjukan gambaran yang khas dengan ditemukannya gambaran granuloma dengan nekrosis kaseosa (perkijuan) di tengahnya dan dapat pula ditemukan gambaran sel datia langhans dan atau kuman TB.Cara mendapatkan sampel pada anak :1. Berdahak Pada anak usia lebih dari 5 tahun dnegan gejala TB paru, dianjurkan untuk melakukan pemeriksaan dahak mikroskopis. Terutama bagi anak yang mampu mengeluarkan dahak.2. Bilas lambungBilas lambung dengan NGT dapat dilakukan pada danak yang tidak dapat mengeluarkan dahak. Dianjurkan dahak dikumpulkan 3 hari berturut-turut pada pagi hari.3. Induksi sputumInduksi sputum relative aman dan efektif untuk dikerjakan pada anak semua umur, dengan hasil yang lebih baik dari aspirasi lambung terutama menggunakan lebih dari 1 sampel.Pemeriksaan lain untuk membuktikan apakah anak telah tertular kuman TB adalah dengan melakukan uji tuberculin. Uji tuberculin/mantoux test yang tesedia di Indonesia saat ini adalah PPD RT-23 2 TU. Uji tuberculin yang positif menandakan adanya reaksi hipersensitifitas terhadap antigen (tuberkuloprotein) yang diberikan. Hal ini menandakan secara tidak langsung bahwa pernah ada kuman yang masuk ke dalam tubuh anak atau anak sudah tertular. Anak yang tertular (hasil uji tuberculin positif) belum tentu menderita TB oleh karena tubuh pasien memiliki daya tahan tubuh atau imunitas yang cukup baik melawan kuman TB. Bila daya tahan tubuh anak cukup baik maka pasien tersebut secara klinis akan tampak sehat dan keadaan ini yang disebut sebagai infeksi laten. Namun apabila daya tahan tubuh anak lemah dan tidak mampu mengendalikan kuman, maka anak akan menderita TB serta menunjukkan gejala klinis maupun radiologis. Pemeriksaan penunjang lain yang cukup penting adalah pemeriksaan foto toraks. Gejala klinis radiologis TB anak sangat tidak spesifik, karena gambarannya dapat menyerupai gejala akibat penyakit lain. Oleh karena itulah diperlukan ketelitian dalam menilai gejala klinis pada pasien maupun hasil foto thorax. Secara umum gambaran radiologis yang menunjang TB adalah sebagai berikut :1. Pembesaran kelenjar hilus atau paratrakeal dengan/tanpa infiltrate2. Konsolidasi segmental/lobar3. Efusi pleura4. Milier5. Atelektasis6. Kavitas7. Kalsifikasi dengan infiltrate8. Tuberkuloma C. Sistem SkoringDalam menegakkan diagnosis TB anak, semua prosedur diagnostic dapat dikerjakan, namun apabila dijumpai keterbatasan sarana diagnostic yang tersedia, dapat menggunakan suatu pendekatan lain yang dikenal sebagai sistem scoring. Sistem scoring pada anak telah disepakati sebagai salah satu cara untuk mempermudah penegakkan diagnosis TB anak terutama di fasilitas pelayanan kesehatan dasar. Sisten scoring ini membantu tenaga kesehatan agar tidak terlewat mengumpulkan data klinis maupun pemeriksaan penunjangsederhana sehingga diharapkan dapat mengurangi terjadinya under diagnosis maupun overdiagnosis TB.2,5,6

Parameter0123Skor

Kontak TBTidak jelas-Laporan kelurga BTA (-) atau BTA tidak jelas/ tidak tahuBTA (+)

Uji tuberculin (Mantoux)Negative --Positif (10 mm atau 5mm pada imunocompromise)

Berat badan/ keadaan giziBB/TB