Upload
haminh
View
274
Download
4
Embed Size (px)
Citation preview
BAHAN WORKSHOP PPST – AHSP
KELOMPOK KERJA BENDUNG
RANCANGAN PEDOMAN TEKNIS BAHAN KONSTRUKSI BANGUNAN DAN REKAYASA SIPIL
Konsep
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis
Volume II : Bendung Bagian – 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan
ICS 93.010 BIDANG SUMBER DAYA AIR
RPT0
SDA
i
DAFTAR ISI DAFTAR ISI .................................................................................................................. i KATA PENGANTAR..................................................................................................... ii PENDAHULUAN........................................................................................................... iii 1. RUANG LINGKUP ............................................................................................... 1 2. ACUAN NORMATIF............................................................................................. 1 3. ISTILAH DAN DEFINISI....................................................................................... 1
4. DATA DAN INFORMASI...................................................................................... 2 5. KETENTUAN DAN PERSYARATAN................................................................... 2 5.1. Operasi ................................................................................................................ 2 5.2. Pemeliharaan....................................................................................................... 3 6. PELAKSANAAN PENGOPERASIAN .................................................................. 3 6.1. Tubuh Bendung ................................................................................................... 3 6.2. Bangunan Pengambilan....................................................................................... 6 6.3. Bangunan Pembilas............................................................................................. 6 6.4. Kantong Lumpur .................................................................................................. 7 7. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN ..................................................................... 7 7.1. Pengamanan dan Pencegahan ........................................................................... 8 7.2. Kegiatan Perawatan............................................................................................. 8 7.3. Kegiatan Perbaikan.............................................................................................. 8 7.4. Kegiatan Penggantian.......................................................................................... 9 7.5. Petugas................................................................................................................ 9 8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN................................................................. 9 8.1. Pengukuran ......................................................................................................... 9 8.2. Dasar Pembayaran.............................................................................................. 10 BIBLIOGRAFI ............................................................................................................... 11 Lampiran A Contoh Kerangka Acuan Operasi dan Pemeliharaan Bendung............... 12 Lampiran B Tabulasi Pemeliharaan Bendung Karet ................................................... 21 Lampiran C Form Operasi dan Pemeliharaan Bendung.............................................. 24 Lampiran D Gambar-gambar Pelaksanaan Pemeliharaan Bendung Karet................. 40
ii
KATA PENGANTAR
Konsep pedoman ini merupakan hasil kajian dari berbagai pedoman spesifikasi teknik pekerjaan yang ada. Pembahasan dilakukan pada Kelompok Umum dari Gugus Kerja Pendayagunaan Sumber Daya Air pada Sub-Panitia Teknis sumber Daya Air yang berada dibawah naungan Panitia Teknis Bahan Konstruksi Bangunan dan Rekayasa Sipil, Departemen Pekerjaan Umum. Proses pembahasan yang dimulai dari Rapat Kelompok Bidang Keahlian, Rapat Gugus Kerja, Rapat Teknis dan Konsensus pada tingkat Sub-Panitia Teknis Sumber Daya Air yang kemudian Rapat Penetapan pada Panitia Teknis sesuai dengan mekanisme proses pembuatan pedoman di Departemen Pekerjaan Umum. Pelaksanaan pembahasan untuk masing-masing tingkatan harus dihadiri oleh anggota panitia, nara sumber, konseptor dan tim editor dari perumusan pedoman ini. Komposisi anggota panitia dan nara sumber harus memperhatikan keterwakilan para pemangku kepentingan yaitu antara lain : pemerintah, pakar, konsumen dan produsen dengan komposisi yang seimbang satu sama lain.
iii
PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang No.7 tahun 2004, tentang Sumber Daya Air bahwa pelaksanaan pembangunan sarana dan prasarana sumber daya air harus berdasarkan norma, standar, pedoman dan manual (NSPM). Sehubungan dengan hal tersebut, pada saat ini telah tersusun NSPM yang umumnya mengenai tata cara perencanaan, cara uji mutu pekerjaan dan spesifikasi teknis bahan serta konstruksi dari bangunan air yang akan dibangun.
Pedoman ini menetapkan tata cara operasi dan pemeliharaan bendung yang berfungsi untuk melayani bangunan pengambilan air.
Pedoman ini mencakup data dan informasi yang diperlukan, dasar-dasar operasi dan pemeliharaan serta uraian detail operasi, pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan pengamanan bangunan bendung.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
1 dari 44
Pedoman Penyusunan Spesifikasi Teknis Volume II : Bendung
Bagian – 4 : Pekerjaan Operasi dan Pemeliharaan 1. RUANG LINGKUP Pedoman ini menetapkan ketentuan dan persyaratan, pelaksanaan pekerjaan operasi dan pemeliharaan serta pengukuran dan pembayaran untuk kegiatan operasi dan pemeliharaan bangunan bendung.
Pedoman ini menetapkan tata cara operasi dan pemeliharaan bendung yang berfungsi untuk melayani bangunan pengambilan air.
Pedoman ini mencakup data dan informasi yang diperlukan, dasar-dasar operasi dan pemeliharaan serta uraian detail operasi, pemeriksaan, perawatan, perbaikan dan pengamanan. 2. ACUAN NORMATIF Rancangan Standar Nasional Indonesia (RSNI) :
- RSNI T - 03 – 2002 : Tata Cara Pemeliharaan Jaringan Irigasi Teknis
Pedoman :
- Pd. T-05-2005-A : Operasi dan pemeliharaan bendung karet isi udara (Tabung karet)
Pedoman dan Petunjuk :
- Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, 1995, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.
- Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, 2006, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, Departemen Pekerjaan Umum
Nota Perencanaan :
- Nota Perencanaan dan Penuntun untuk Pemasangan Eksplotasi dan Pemeliharaan, 1988, Direktorat Jenderal Pengairan, Departemen Pekerjaan Umum.
3. ISTILAH DAN DEFINISI 3.1. Pemeliharaan periodik adalah suatu kegiatan yang mempunyai waktu yang lama
dan dampak yang diakibatkannya akan lebih besar dibandingkan dengan pemeliharaan rutin
3.2. Pemeliharaan rutin adalah kegiatan yang mempunyai frekuensi lebih sering dilakukan dengan skala kecil, waktunya pendek dan harus dilakukan serta secara kontinyu
3.3. Pemeriksaan adalah kegiatan pengamatan, pengukuran dan membandingkan dengan suatu standar, sehingga mendapatkan kesimpulan nilai tertentu.
3.4. Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan.
3.5. Pengoperasian adalah rangkaian kegiatan mulai dari persiapan pelaksanaan sampai dihasilkan produk
3.6. Penggelontoran adalah cara membersihkan saluran dari terakumulasinya endapan kotoran yang terbawa melalui aliran air
RPT0-Pd T-xx-xxxx
2 dari 44
3.7. Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti
3.7.1. Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan setiap waktu.
3.7.2. Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan secara berkala.
3.8. Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan. Kegiatan perbaikan
3.8.1. Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia
3.8.2. Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen.
3.9. Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya tidak layak dipakai lagi.
4. DATA DAN INFORMASI Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan pelengkapnya, meliputi :
1) peta wilayah kerja pengelolaan air irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
2) peta daerah irigasi (skala 1 : 5.000)
3) skema jaringan irigasi
4) skema rencana pembagian dan pemberian air
5) gambar purna konstruksi (as built drawing)
6) dokumen dan data data lain, meliputi : - manual pengoperasian bendung; bangunan ukur debit - data seri dari catatan curah hujan - data debit sungai - data klimatologi - data lengkung debit bendung
5. KETENTUAN DAN PERSYARATAN Ketentuan dan persyaratan yang harus diperhatikan dalam pekerjaan operasi dan pemeliharaan, meliputi :
5.1. Operasi Persyaratan dalam operasi bangunan bendung adalah sebagai berikut :
1) Bendung gerak, pintu pembilas, dan pintu intake
Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan bangunan penunjang bendung tetap (intake dan pembilas) dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut :
RPT0-Pd T-xx-xxxx
3 dari 44
a) Kondisi pintu sebagai dapat dioperasikan dengan baik.
b) Instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat daun pintu dapat berfungsi dengan baik.
c) Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan fungsi dan manfaat pintu.
d) Operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.
e) Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung gerak manual, elektrikal dan mekanikal.
2) Bendung karet
Agar operasi bendung karet dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut sesuai dengan Pd T-05-2005-A :
a) Kondisi bendung dapat mengembang dan mengempis dengan baik dan tidak bocor;
b) Instalasi pengembangan/pengempisan dan pompa udara dapat berfungsi dengan baik;
c) Tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan fungsi dan manfaat bendung karet;
d) Operasi bendung harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan;
e) Tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung karet.
5.2. Pemeliharaan Ketentuan dan Persyaratan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a) bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan pemeliharaan;
b) bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku;
c) petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung jawab;
d) fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi. 6. PELAKSANAAN PENGOPERASIAN 6.1. Tubuh Bendung
Pengoperasian pada tubuh bendung terjadi jika jenis tubuh bendung sebagai berikut :
1) Bendung Gerak dengan Pintu
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnya bendung gerak sering dibangun bila tepi/tebing sungai rendah. Pada bendung gerak yang agak kecil (kurang dari 5,0 m), hanya dibuat pintu pelimpah/pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yang lebih panjang dapat dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu pelimpah/pintu gerak (spillway gate). Bangunan pembersih lumpur dapat dibuat ataupun tidak. Umumnya bila tak dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk di hilir pengambilan. Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, pola pengoperasian adalah sebagai berikut :
a) Pada musim kemarau atau debit normal.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
4 dari 44
Dianjurkan mengoperasikan dengan cara kolam tenang. Jika tidak ada pembilasan (pintu pembilas ditutup), pintu pengambilan dibuka untuk memperoleh debit pengambilan yang dibutuhkan. Sisa debit pengambilan dilepas melalui pembilas sungai (jika ada) atau melalui beberapa pintu pelimpah (spillway gate) yang dekat dengan pintu pembilas.
Pembilasan dilaksanakan bila endapan dalam kantong pembilas telah mencapai 30 sampai 50 cm di bawah ambang pengambilan dengan menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas. Setelah selesai pembilasan, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka. Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil. Bila bendung gerak dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit pengambilan maupun debit pembilasan mengalir melalui kantong pembilas. Cara pengoperasian dan cara penentuan debit pembilas sama dengan cara pada bendung tetap. Debit sisa dialirkan melalui pembilas sungai (jika ada) atau melalui dua atau tiga pintu pelimpah yang dekat dengan pembilas. Pintu pembilas tidak dibuka lebih tinggi dan atap (lantai atas) bangunan pembersih lumpur. Jika dalam kenyataan alur sungai menjauhi kantong pembilas, operasi kolam semi tenang dapat dicoba.
b) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan kala ulang 20 tahun.
Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersih lumpur diatur sebagai berikut :
- Bendung gerak dengan pembilas sungai.
Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui bendung gerak (spillway gate), dengan membuka semua pintu/bendung gerak sama besar. Apabila ada endapan dimuka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan.
- Bendung gerak tanpa pembilas sungai.
Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit pembilasan) dialirkan melalui bendung gerak (spillway gate). Untuk pelimpahan, secara menyeluruh bukaan pintu lebih disukai berbentuk miring (wedge shape) dan pada membuka pintu dengan tinggi sama. Pintu dekat pembilas dibuka lebih tinggi selanjutnya berangsur mengecil makin jauh dan pembilas. Bila pengambilan air hanya pada satu sisi saja maka bukaan pintu gerak pada sisi yang tak ada pengambilan air dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan kata lain, bila ada dua pengambilan (kiri-kanan) maka pintu gerak paling tengah dibuka paling kecil.
Bukaan pintu harus sedemikian rupa sehingga tak ada air melimpah melalui atas daun pintu/alas bendung gerak, kecuali didesain dengan pelimpah alas.
Penelitian model hidroulik tiga dimensi diperlukan untuk menentukan bukaan pintu bendung gerak. Kalau tidak ada penelitian, petunjuk berikut dianjurkan untuk pengaturan pembukaan cara wedge shape ini.
Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi (katakanlah sisi kanan)
- Anggap lebar kantong pembilas "W”, yaitu lebar dan tembok tepi ke dinding pembatas (pilar) pertama.
- Bagilah (daun) pintu gerak dalam group-group, misalnya W1, W2, W3, dan W4 flap group sama dengan "W"
- Jika debit pada kantong pembilas Q1, atur bukaan pintu melalui group. Wi
RPT0-Pd T-xx-xxxx
5 dari 44
yang debitnya = 1,25 x Q1
Catatan : Q1 adalah debit pengambilan ditambah debit excluder jika ada.
- Sekarang, diharapkan Vs/Vp > 1 - Buka pintu group W4 yang terletak paling jauh dari kantong pembilas
sedemikian agar bagian atas pintu 15 cm diatas muka banjir rencana (muka air di hulu bendung).
- Buka pintu W2 dan W3 berbentuk miring (wedge shape). Misalnya bukaan pintu W1 dan W4 masing-masing 160 cm dan 70 cm, maka bukaan W3 = 70 +(160 - 70) / 3 = 100 cm. Sedangkan bukaan W2 = 70+(160-70) 2 / 3 = 130 cm.
Contoh bila bendung gerak dilengkapi bangunan pengambilan pada dua sisi sungai, apabila :
W1 = lebar pembilas kanan W2 = lebar pembilas kiri Qi = debit yang lewat pada pembilas (kantong pembilas) kanan Q2 = debit pembilas yang lewat pembilas kiri.
Urutan group pintu adalah (dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3, W1
- Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling dekat dengan pintu bilas kanan (W1)
- Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping dinding paling kiri sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
- Bagilah bukaan group lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank), group W4 terletak paling tengah
- Atur group pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm di atas muka air banjir rencana
- Atur W3 disamping W1 agar bukaannya sama dengan (W1+ W4)/2 - Dengan cara sama, atur bukaan W5 = (W4 + W2) / 2
c) Waktu banjir besar kala ulang 50 dan 100 tahun.
Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas, dan pintu bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti diterangkan terdahulu.
2) Bendung Karet
Operasi bendung karet isi udara ditujukan untuk menjalankan fungsinya, yang bisa dicapai pada 2 (dua) kondisi sesuai dengan Pd T-05-2005-A, yaitu:
a) Kondisi mengembang, yang berfungsi untuk membendung muKa air hulu sehingga bisa memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan penganibilan maupun menahan intrusi air laut;
b) Kondisi mengempis, yang berfungsi untuk meniadakan pembendungan ketika terjadi debit besar dengan elevasi muka air melampaui batas tertentu, sehingga bisa menghindari peningkatan ancaman banjir akibat adanya bendung.
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut. Tekanan udara dalam tubuh bendung harus dirertahankan diatas batas minimum agar bendung cukup kaku dan tidak boleh melampaui tekanan maksimum agar bendung terhindar dari kerusakan. Apabila terjadi banjir, untuk menghindari peningkatan ancaman banjir, bendung dikempiskan secara otomatis
RPT0-Pd T-xx-xxxx
6 dari 44
melalui sensor muka air hulu mencapai muka air pengempisan. Bendung karet bisa dikempiskan secara manual untuk melayani suatu keperluan tertentu.
Pengembangan kembali bendung karet diperlukan apabila rnuka air sungai turun hingga di bawah muka air normal. Pada bendung karet yang berfungsi untuk menahan intrusi air laut, pengembangan kembali harus segera dilakukan sebelum terjadi aliran air asin ke hulu bendung.
6.2. Bangunan Pengambilan Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir akan dapat mengalirkan debit air sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan.
i. Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau elevasi yang telah ditetapkan;
ii. Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas;
iii. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim banjir;
iv. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan;
v. Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran; - Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran; - Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran;
vi. Jika pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang diperbaiki;
vii. Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan;
viii. Jika di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampah dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
6.3. Bangunan Pembilas Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Operasi kolam tenang (still pond regulation)
Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperlukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya dialirkan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran relatif bersih.
Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas sampai mencapai ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu pengambilan ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk membersihkan kantong pembilas. Setelah kantong pembilas bersih, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka kembali untuk mengalirkan air ke saluran.
Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif untuk mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong
RPT0-Pd T-xx-xxxx
7 dari 44
pembilas, dan dapat menyebabkan penghentian pengaliran ke saluran selama pembilasan.
2) Operasi Kolam Semi Tenang.
Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dan debit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi pengendapan di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah endapan terus menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang dilakukan pada cara operasi kolam tenang.
3) Operasi Pengaliran Terbuka.
Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu pembilas. Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk ke dalam saluran dan dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup
6.4. Kantong Lumpur Dua cara pengoperasian kantong lumpur sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Pengurasan Berkala
Pengurasan berkala pada saat terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada saat endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur harus dikuras.
Operasi dilakukan dengan cara berikut :
a) Pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantong lumpur terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama dengan permukaan air di hilir bendung.
b) Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang masuk sama dengan debit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 – 1,0 debit rencana ruangan), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.
c) Dengan urutan seperti itu permukaan air di kantong lumpur turun dan air mulai masuk ke kantong lumpur sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan. Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong lumpur mulai terkuras. Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di kantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintu saluran dibuka.
2) Pengurasan terus-menerus
Pada kantong lumpur endapan tidak dibiarkan mengendap melainkan dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung kantong lumpur. Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapat diadakan pengurasan berkala. Agar di saat banjir air dan hilir bendung tidak masuk
RPT0-Pd T-xx-xxxx
8 dari 44
ke dalam kantong lumpur melalui pintu penguras, dasar kantong lumpur harus lebih tinggi dan muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir bendung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan
7. PELAKSANAAN PEMELIHARAAN Pelaksanaan pekerjaan pemeliharaan sesuai dengan Pedoman Prosedur Pemeliharaan Jaringan Irigasi, meliputi :
7.1. Pengamanan dan Pencegahan Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu;
2) Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran;
3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau rambu-rambu peringatan.
7.2. Kegiatan Perawatan Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin
Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan bendung meliputi :
a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus dipotong atau dibersihkan;
b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok plastik, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus dibersihkan;
c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing saluran jika akan menimbulkan bocoran/mengganggu aliran harus segera diperbaiki;
d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran;
e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
Kegiatan perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
2) Perawatan Berkala
Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung dilakukan sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan;
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun sekali harus di cat kembali;
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan;
RPT0-Pd T-xx-xxxx
9 dari 44
d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus dibongkar atau dibersihkan.
Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan atau diborongkan.
7.3. Kegiatan Perbaikan Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan. Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia; misal : tanggul jebol, pintu air macet.
2) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen. Kegiatan permanen meliputi :
a) tanggul longsor cukup berat; b) tanggul bocor cukup berat; c) sayap bangunan patah cukup berat; d) koperan bangunan patah; e) pintu air rusak berat; f) pelindung talud runtuh;
Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan, sehingga perlu didukung dengan desain baru.
7.4. Kegiatan Penggantian Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :
a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat;
b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru;
c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu diganti yang baru;
d) Penggantian total karet bendung dilakukan apabila tidak ada cara perbaikan yang bisa meniamin ketidak bocoran dan kekuatan bendung karet ketika bendung dioperasikan.
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.
7.5. Petugas Petugas pemeliharaan merangkap sebagai petugas operasi bendung. Jumlah personel petugas disesuaikan dengan tingkat urgensi dan besarnya bangunan. Petugas pemeliharaan diharuskan :
a) Cakap dan terampil dalam pemeliharaan bendung;
b) Memahami fungsi bendung;
c) Khusus untuk bendung karet, petugas harus :
RPT0-Pd T-xx-xxxx
10 dari 44
- Memahami komponen bangunan bendung karet beserta detail instrumen pendukung;
- Menguasai cara kerja peralatan operasi seperti motor, pompa udara, pemompaan/ pengembangan,dan pengempisan baik secara otomatis maupun manual;
- Telah mendapatkan pendidikan/pelatihan pemeliharaan bendung karet dan mampu melakukan perbaikan ringan atas kerusakan bendung karet.
8. PENGUKURAN DAN PEMBAYARAN Pengukuran dan pembayaran yang perlu diperhatikan dalam pedoman spesifikasi teknis pekerjaan operasi dan pemeliharaan bendung harus memuat :
8.1. Pengukuran Kuantitas untuk pekerjaan operasi dan pemeliharaan harus diukur berdasarkan biaya langsung personil yang meliputi keterlibatan personil yang terjun langsung ke lapangan dalam melakukan kegiatan inspeksi, serta pembelian dan biaya sewa peralatan yang digunakan dalam operasi dan pemeliharaan.
8.2. Dasar Pembayaran Kuantitas pekerjaan operasi dan pemeliharaan yang diukur menurut ketentuan di atas, akan dibayar menurut satuan pengukuran dengan harga yang dimasukkan dalam Daftar Kuantitas dan Harga untuk masing-masing Mata Pembayaran yang terdaftar di bawah ini, dimana harga dan pembayaran tersebut.
Nomor
Pembayaran
Uraian Satuan Pengukuran
1. 2. 3.
Biaya Langsung Personil Biaya Sewa Peralatan Biaya Beli Peralatan
OB
Sewa-hari Buah
RPT0-Pd T-xx-xxxx
11 dari 44
Bibliografi
Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1988, Nota Perencanaan dan
Penuntun untuk Pemasangan Eksplotasi dan Pemeliharaan, Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Pengairan, 1995, Pedoman Prosedur
Pemeliharaan Jaringan Irigasi, Jakarta Mawardi, Erman, Drs., Dipl., AIT., Alfabeta CV, 2004, Desain Hidrolik Bendung Tetap untuk
Irigasi Teknis, Bandung. Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2005, Pd T-05-2005-A,
Operasi dan pemeliharaan bendung karet isi udara (Tabung karet) , Jakarta Departemen Pekerjaan Umum, Direktorat Jenderal Sumber Daya Air, 2006, Pedoman
Operasi Jaringan Irigasi Air Permukaan, Jakarta
RPT0-Pd T-xx-xxxx
12 dari 44
LAMPIRAN – A
Contoh Kerangka Acuan Kerja Operasi dan Pemeliharaan Bendung Penyusunan Manual Operasi Dan Pemeliharaan
Bendung............... DI...............di Kabupaten................
1. Latar Belakang Cakupan isi latar belakang dalam penyusunan kerangka acuan kerja, menguraikan : - Menginformasikan tentang letak administratif daerah pekerjaan - Menginformasikan kondisi daerah pekerjaan yang meliputi kondisi topografi, geologi
regional, kondisi klimatologi, kondisi hidrologi serta ekositem pada daerah pekerjaan
- Kendala-kendala yang perlu diantisipasi dalam pelaksanaan pekerjaan - Maksud dan tujuan secara global dengan adanya kegiatan
2. MAKSUD DAN TUJUAN 2.1. Maksud
Maksud dari pekerjaan ini adalah melakukan kegiatan operasi dan pemeliharaan berdasarkan kegiatan hasil desain dan konstruksi sehingga pemenuhan keperluan air akan irigasi dapat berlangsung secara optimal.
2.2. Tujuan Tujuan dari pekerjaan ini adalah melakukan perawatan bangunan sehingga bangunan dapat berfungsi sesuai dengan fungsinya serta tidak cepat rusak.
3. PELAKSANAAN PEKERJAAN 3.1. Pengumpulan Data dan Informasi Data dan informasi yang diperlukan dalam pengoperasian bendung dan bangunan pelengkapnya, meliputi :
1) peta wilayah kerja pengelolaan air irigasi sesuai dengan tugas dan tanggung jawabnya (skala 1 : 25.000 atau disesuaikan)
2) peta daerah irigasi (skala 1 : 5.000)
3) skema jaringan irigasi
4) skema rencana pembagian dan pemberian air
5) gambar purna konstruksi (as built drawing)
6) dokumen dan data data lain, meliputi : - manual pengoperasian bendung; bangunan ukur debit - data seri dari catatan curah hujan - data debit sungai - data klimatologi - data lengkung debit bendung
3.2. Persyaratan 3.2.1. Operasi
Persyaratan dalam operasi bangunan bendung adalah sebagai berikut :
1) Bendung gerak, pintu pembilas, dan pintu intake
Agar operasi bangunan utama bendung gerak dan bangunan penunjang bendung tetap (intake dan pembilas) dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut :
RPT0-Pd T-xx-xxxx
13 dari 44
a) kondisi pintu sebagai dapat dioperasikan dengan baik.
b) instalasi yang berfungsi sebagai pengangkat daun pintu dapat berfungsi dengan baik.
c) tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan fungsi dan manfaat pintu.
d) operasi pintu harus dilakukan mengikuti pola yang sudah ditetapkan.
e) tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung gerak manual, elektrikal dan mekanikal.
2) Bendung karet
Agar operasi bendung karet dapat terlaksana dengan baik disyaratkan hal-hal berikut sesuai dengan Pd T-05-2005-A :
a) kondisi bendung dapat mengembang dan mengempis dengan baik dan tidak bocor.
b) instalasi pengembangan/pengempisan dan pompa udara dapat berfungsi dengan baik.
c) tersedia petunjuk dan pola operasi yang direncanakan dengan baik sesuai dengan fungsi dan manfaat bendung karet.
d) operasi bendung harus dilakukan mengikuti pola yang sudah gitetapkan.
e) tersedia petugas operasi yang menguasai petunjuk dan pola operasi bendung karet.
3.2.2. Pemeliharaan Persyaratan pemeliharaan adalah sebagai berikut :
a) bangunan direncanakan sedemikian rupa sehingga memudahkan pekerjaan pemeliharaan
b) bahan yang digunakan sesuai dengan ketentuan yang berlaku
c) petugas yang diserahi pekerjaan harus cakap dan bertanggung,jawab.
d) fasilitas pemeliharaan harus terpenuhi. 3.3. Operasi 3.3.1. Tubuh Bendung
Pengoperasian pada tubuh bendung terjadi jika jenis tubuh bendung sebagai berikut :
1) Bendung Gerak dengan Pintu
Bendung gerak mempunyai perubahan ketinggian air (affux) kecil, akibatnya bendung gerak sering dibangun bila tepi/tebing sungai rendah. Pada bendung gerak yang agak kecil (kurang dari 200 in), hanya dibuat pintu pelimpah/pintu spillway dan pintu kantong bilas. Pada konstruksi yang lebih panjang dapat dibangun pembilas sungai dan diletakkan antara pintu bilas dan pintu pelimpah/pintu gerak (spillway gate). Bangunan pembersih lumpur boleh dibuat ataupun tidak. Umumnya bila tak dilengkapi bangunan pembersih lumpur dan kandungan lumpurnya tinggi, kantong lumpur perlu dibangun pada saluran induk di hilir pengambilan. Sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan, pola pengoperasian adalah sebagai berikut :
a) Pada musim kemarau atau debit normal.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
14 dari 44
Dianjurkan mengoperasikan dengan cara kolam tenang. Jika tidak ada pembilasan (pintu pembilas ditutup), pintu pengambilan dibuka untuk memperoleh debit pengambilan yang dibutuhkan. Sisa debit pengambilan dilepas melalui pembilas sungai (jika ada) atau melalui beberapa pintu pelimpah (spillway gate) yang dekat dengan pintu pembilas.
Pembilasan dilaksanakan bila endapan dalam kantong pembilas telah mencapai 30 sampai 50 cm di bawah ambang pengambilan dengan menutup pintu pengambilan dan membuka pintu pembilas. Setelah selesai pembilasan, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka. Umumnya kandungan endapan pada musim kemarau kecil. Bila bendung gerak dilengkapi bangunan pembersih lumpur, debit pengambilan maupun debit pembilasan mengalir melalui kantong pembilas. Cara pengoperasian dan cara penentuan debit pembilas sama dengan cara pada bendung tetap. Debit sisa dialirkan melalui pembilas sungai (jika ada) atau melalui dua atau tiga pintu pelimpah yang dekat dengan pembilas. Pintu pembilas tidak dibuka lebih tinggi dan atap (lantai atas) bangunan pembersih lumpur. Apabila dalam kenyataan alur sungai menjauhi kantong pembilas, operasi kolam semi tenang dapat dicoba.
b) Waktu banjir kecil (banjir tahunan) dan periode 20 tahun.
Pada musim banjir kecil, operasi kolam tenang sama dengan cara pada musim kemarau. Debit sisa dan pembilasan dan bangunan pembersih lumpur diatur sebagai berikut :
- Bendung gerak dengan pembilas sungai.
Debit melalui pembilas sungai dengan perbandingan (Vs/Vp >1) dan debit sisa dan pembilasan dan pembilas sungai dialirkan melalui bendung gerak (spillway bay), dengan membuka semua pintu/bendung gerak sama besar. Apabila ada endapan dimuka pintu gerak yang perlu dibilas, pintu tersebut dibuka penuh untuk mengaktifkan pembilasan.
- Bendung gerak tanpa pembilas sungai.
Debit sisa (sisa debit pengambilan ditambah debit pembilasan) dialirkan melalui bendung gerak (spillway gate). Untuk pelimpahan, secara menyeluruh bukaan pintu lebih disukai berbentuk miring (wedge shape) dan pada membuka pintu dengan tinggi sama. Pintu dekat pembilas dibuka lebih tinggi selanjutnya berangsur mengecil makin jauh dan pembilas. Bila pengambilan air hanya pada satu sisi saja maka bukaan pintu gerak pada sisi yang tak ada pengambilan air dibuka paling kecil atau ditutup sama sekali. Dengan kata lain, bila ada dua pengambilan (kiri-kanan) maka pintu gerak paling tengah dibuka paling kecil.
Bukaan pintu harus sedemikian rupa sehingga tak ada air melimpah melalui atas daun pintu/alas bendung gerak, kecuali didesain dengan pelimpah alas.
Penelitian model hidroulik tiga dimensi diperlukan untuk menentukan bukaan pintu bendung gerak. Kalau tidak ada penelitian, petunjuk berikut dianjurkan untuk pengaturan pembukaan cara wedge shape ini.
Contoh bila pengambilan hanya terletak pada salah satu sisi (katakanlah sisi kanan)
- Anggap lebar kantong pembilas "W”, yaitu lebar dan tembok tepi ke dinding pembatas (pilar) pertama.
- Bagilah (daun) pintu gerak dalam group-group, misalnya W1, W2, W3, dan W4 flap group sama dengan "W"
RPT0-Pd T-xx-xxxx
15 dari 44
- Jika debit pada kantong pembilas Q1, atur bukaan pintu melalui group. Wi yang debitnya = 1,25 x Q1
Catatan : Q1 adalah debit pengambilan ditambah debit excluder jika ada.
- Sekarang, diharapkan Vs/Vp > 1 - Buka pintu group W4 yang terletak paling jauh dari kantong pembilas
sedemikian agar bagian atas pintu 15 cm diatas muka banjir rencana (muka air di hulu bendung).
- Buka pintu W2 dan W3 berbentuk miring (wedge shape). Misalnya bukaan pintu W1 dan W4 masing-masing 160 cm dan 70 cm, maka bukaan W3 = 70 +(160 - 70) / 3 = 100 cm. Sedangkan bukaan W2 = 70+(160-70) 2 / 3 = 130 cm.
Contoh bila bendung gerak dilengkapi bangunan pengambilan pada dua sisi sungai, apabila :
W1 = lebar pembilas kanan W2 = lebar pembilas kiri Qi = debit yang lewat pada pembilas (kantong pembilas) kanan Q2 = debit pembilas yang lewat pembilas kiri. Urutan group pintu adalah (dari kiri ke kanan ) W2, W5, W4, W3, W1
- Lepaskan debit sebesar 1,25 x Q1 pada pintu gerak paling dekat dengan pintu bilas kanan (W1)
- Dengan cara yang sama atur bukaan pintu di samping dinding paling kiri sehingga debit = 1,25 x Q2 (W2)
- Bagilah bukaan group lain misalnya W3, W4, W5, agar (bank), group W4 terletak paling tengah
- Atur group pintu tengah (W4) hingga puncaknya 15 cm di atas muka air banjir rencana
- Atur W3 disamping W1 agar bukaannya sama dengan (W1+ W4)/2 - Dengan cara sama, atur bukaan W5 = (W4 + W2) / 2
c) Waktu banjir besar periode 50 dan 100 tahun.
Pada saat ini semua pintu (bendung gerak, pintu bilas, dan pintu bilas sungai) dibuka penuh sedangkan pintu pengambilan ditutup. Saat banjir surut, kalau kandungan sedimen dalam air sesuai toleransi, pintu pengambilan dibuka lagi dan pengoperasian pintu sama dengan waktu banjir kecil seperti diterangkan terdahulu.
2) Bendung Karet
Operasi bendung karet isi udara ditujukan untuk menjalankan fungsinya, yang bisa dicapai pada 2 (dua) kondisi sesuai dengan Pd T-05-2005-A, yaitu:
a) Kondisi mengembang, yang berfungsi untuk membendung muKa air hulu sehingga bisa memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan penganibilan maupun menahan intrusi air laut.
b) Kondisi mengempis, yang berfungsi untuk meniadakan pembendungan ketika terjadi debit besar dengan elevasi muka air melampaui batas tertentu, sehingga bisa menghindari peningkatan ancaman banjir akibat adanya bendung.
Pada dasarnya bendung karet berada dalam keadaan mengembang untuk memenuhi fungsinya sebagai pelayanan bangunan pengambilan maupun menahan intrusi air laut. Tekanan udara dalam tubuh bendung harus dirertahankan diatas batas minimum agar bendung cukup kaku dan tidak boleh melampaui tekanan maksimum agar bendung terhindar dari kerusakan. Apabila
RPT0-Pd T-xx-xxxx
16 dari 44
terjadi banjir, untuk menghindari peningkatan ancaman banjir, bendung dikempiskan secara otomatis melalui sensor muka air hulu mencapai muka air pengempisan. Bendung karet bisa dikempiskan secara manual untuk melayani suatu keperluan tertentu.
Pengembangan kembali bendung karet diperlukan apabila rnuka air sungai turun hingga di bawah muka air normal. Pada bendung karet yang berfungsi untuk menahan intrusi air laut, pengembangan kembali harus segera dilakukan sebelum terjadi aliran air asin ke hulu bendung.
3.3.2. Bangunan Pengambilan Pembukaan dan penutupan pintu pengambilan yang terkoordinir akan menyebabkan debit air dapat dialirkan sesuai dengan kebutuhan. Pada saat banjir atau pada saat kandungan endapan di sungai tinggi, pintu pengambilan ditutup sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan.
i. Tinggi muka air di hulu bendung tidak boleh melampaui puncak tanggul banjir atau elevasi yang telah ditetapkan.
ii. Endapan di hulu bendung sewaktu-waktu harus dibilas. iii. Elevasi muka air di hulu bendung dicatat dua kali sehari atau tiap jam di musim
banjir. iv. Debit air yang masuk ke saluran dicatat setiap kali terjadi perubahan. v. Bangunan pengambilan dilengkapi pintu dengan tujuan sebagai berikut :
- Untuk mengatur air yang masuk ke dalam saluran. - Untuk mencegah endapan masuk ke dalam saluran. - Untuk mencegah air banjir masuk ke dalam saluran.
vi. Jika pintu pengambilan lebih dari satu buah maka selama operasi berlangsung tinggi bukaan pintu harus sama besar, kecuali ada salah satu pintu yang sedang diperbaiki.
vii. Pada waktu banjir atau kandungan endapan di sungai terlalu besar, pintu bangunan pengambilan harus ditutup dan pengaliran air di saluran dihentikan.
viii. Jika di depan pintu pengambilan di pasang saringan sampah, pembersihan sampah dilakukan setelah pintu pengambilan ditutup.
3.3.3. Bangunan Pembilas Tiga cara pengoperasian kantong pembilas sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Operasi kolam tenang (still pond regulation)
Pada cara ini semua pintu pembilas ditutup. Hanya jumlah air yang diperlukan saluran yang dialirkan ke dalam kantong pembilas, selebihnya dialirkan di bagian lain dari bangunan utama. Kecepatan air di dalam kantong pembilas dengan demikian akan rendah, oleh karena itu jumlah air yang masuk ke dalamnya kecil dan menyebabkan air yang masuk ke saluran relatif bersih.
Endapan dibiarkan mengendap di dalam kantong pembilas sampai mencapai ketinggian kurang lebih 0,5 meter. Kemudian pintu pengambilan ditutup dan pintu pembilas dibuka untuk membersihkan kantong pembilas. Setelah kantong pembilas bersih, pintu pembilas ditutup kembali dan pintu pengambilan dibuka kembali untuk mengalirkan air ke saluran.
Cara pengoperasian ini disebut Operasi Kolam Tenang dan sangat efektif untuk mengurangi endapan masuk ke saluran. Akan tetapi operasi semacam ini hanya dilakukan kalau ambang pintu pengambilan relatif tinggi di atas dasar kantong pembilas, dan dapat menyebabkan penghentian pengaliran ke saluran selama pembilasan.
RPT0-Pd T-xx-xxxx
17 dari 44
2) Operasi Kolam Semi Tenang.
Pada cara ini air dialirkan ke dalam kantong pembilas lebih besar dan debit yang dialirkan ke dalam saluran. Kelebihan air dialirkan ke hilir melalui pintu pembilas yang dibuka sebagian. Aliran air yang masuk ke dalam kantong pembilas dengan demikian akan terbagi dua lapisan. Lapisan atas mengalir ke saluran melalui pintu pengambilan sedangkan lapisan bawah dialirkan ke hilir melalui bukaan pintu pembilas. Akibat dari operasi ini kecepatan aliran di kantong pembilas akan tinggi yang menyebabkan endapan melayang dan tidak mengendap, bahkan dengan terjadinya aliran turbulen kadang-kadang dapat menaikkan endapan dasar ke permukaan. Dengan demikian fungsi pengendapan di kantong pembilas akan berkurang. Kelebihan dari cara ini ialah endapan terus menerus dibilas dan saluran tidak perlu ditutup sebagaimana yang dilakukan pada cara operasi kolam tenang.
3) Operasi Pengaliran Terbuka.
Pengoperasian semacam ini dilakukan dengan membuka penuh pintu pembilas. Dalam keadaan demikian akan banyak endapan masuk ke dalam saluran dan dianjurkan semua pintu pengambilan ditutup
3.3.4. Kantong Lumpur Dua cara pengoperasian kantong lumpur sesuai dengan Pedoman Operasi Jaringan Irigasi Partisipatif pada Irigasi Air Permukaan sebagai berikut :
1) Pengurasan Berkala
Pengurasan berkala pada saat terjadi pengendapan di kantong lumpur kecepatan air akan bertambah dan proses pengendapan mulai berkurang pada saat endapan mulai akan masuk ke dalam saluran. Untuk menanggulangi keadaan ini kantong lumpur harus dikuras.
Operasi dilakukan dengan cara berikut :
a) Pintu saluran ditutup dengan demikian pengaliran di kantong lumpur terhenti dan permukaan air berangsur-angsur naik sampai sama dengan permukaan air di hilir bendung.
b) Sesudah itu bukaan pintu pengambilan diatur sedemikian agar debit yang masuk sama dengan debit yang dibutuhkan untuk pengurasan (sekitar 0,5 – 1,0 debit rencana ruangan), kemudian pintu penguras diangkat sepenuhnya.
c) Dengan urutan seperti itu permukaan air di kantong lumpur turun dan air mulai masuk ke kantong lumpur sesuai dengan debit yang diperlukan untuk pengurasan. Akibat kecepatan air endapan di dasar kantong lumpur mulai terkuras. Setelah pengurasan selesai, pintu penguras ditutup, permukaan air di kantong lumpur kemudian akan sama dengan permukaan air di hulu bendung, selanjutnya pintu pengambilan dibuka penuh dan setelah itu pintu saluran dibuka.
2) Pengurasan terus-menerus
Pada kantong lumpur endapan tidak dibiarkan mengendap melainkan dikuras terus menerus melalui pintu penguras yang dipasang di ujung kantong lumpur. Oleh karena itu debit air yang masuk melalui pintu pengambilan harus lebih besar, sebanyak debit saluran (Qs) ditambah debit pengurasan (Qp) dari dasar. Akan tetapi operasi semacam ini dilakukan hanya pada saat banjir ketika kandungan endapan dalam air sungai cukup tinggi, sedangkan di musim kemarau dapat diadakan pengurasan berkala. Agar di saat banjir air dan hilir bendung tidak masuk ke dalam kantong lumpur melalui pintu penguras, dasar kantong lumpur harus lebih tinggi dan muka air di hilir bendung atau pada saat muka air di hilir
RPT0-Pd T-xx-xxxx
18 dari 44
bendung lebih tinggi dan dasar kantong lumpur, pintu penguras ditutup dan kalau perlu pengaliran air ke saluran dihentikan
3.4. Pemeliharaan 3.4.1. Pengamanan dan Pencegahan
Pengamanan dan pencegahan adalah usaha dan pengamanan untuk menjaga kondisi dan atau fungsi bangunan. Kegiatan pengamanan dan pencegahan, meliputi :
1) Inspeksi rutin minimal satu kali dalam 2 (dua) minggu 2) Menghalau binatang (kerbau dan lain-lain) supaya tidak masuk ke dalam saluran 3) Pada lokasi-lokasi yang penting dan berbahaya harus dipasang tanda-tanda atau
rambu-rambu peringatan
3.4.2. Kegiatan Perawatan Perawatan adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Kegiatan perawatan, meliputi :
1) Perawatan Rutin Perawatan rutin adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti serta dilaksanakan setiap waktu. Perawatan rutin terhadap bangunan utama dan bangunan penunjang bendung meliputi :
a) Pertumbuhan rumput di bangunan yang akan mengganggu fungsi harus dipotong atau dibersihkan
b) Sampah-sampah atau timbunan pengganggu (ganggang, eceng gondok plastik, dan lain-lain) yang mengganggu kapasitas debit saluran harus dibersihkan
c) Lubang-lubang pada tanggul dan longsoran-longsoran kecil pada tebing saluran, bila akan menimbulkan bocoran/ mengganggu aliran harus segera diperbaiki.
d) Bagian-bagian yang bekerja pada pintu harus dapat bergerak bebas, harus dilumasi dengan gemuk dan dibersihkan dari kotoran.
e) Bagian pintu yang mudah berkarat dan keropos harus di cat.
Kegiatan perawatan rutin dilaksanakan secara swakelola.
2) Perawatan Berkala Perawatan berkala adalah usaha-usaha untuk mempertahankan kondisi dan fungsi bangunan, tanpa ada bagian konstruksi yang diubah atau diganti. Dan dilaksanakan secara berkala. Perawatan berkala untuk bangunan bendung dilakukan sebagai berikut :
a) Endapan lumpur di sepanjang saluran atau bangunan harus diangkat dan normalisasi profil saluran setiap tahun pada saat pengeringan
b) Pintu air atau papan petunjuk operasional dan papan duga setiap 2 (dua) tahun sekali harus di cat kembali
c) Memperbaiki pintu yang macet dan bangunan yang rusak ringan d) Tanaman air, pepohonan dan semak-semak liar yang besar-besar harus
dibongkar atau dibersihkan
Kegiatan perawatan berkala dilaksanakan secara swakelola dan atau diborongkan.
3.4.3. Kegiatan Perbaikan Perbaikan adalah usaha-usaha untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan. Kegiatan perbaikan, meliputi :
1) Perbaikan Darurat
RPT0-Pd T-xx-xxxx
19 dari 44
Perbaikan darurat adalah usaha-usaha perbaikan dengan maksud agar bangunan dapat segera berfungsi. Perbaikan darurat meliputi kegiatan perbaikan yang sifatnya rusak dimana kerusakan diakibatkan oleh bencana alam dan kelalaian manusia; misal : tanggul jebol, pintu air macet.
2) Perbaikan Permanen
Perbaikan permanen adalah usaha-usaha perbaikan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi bangunan yang sifatnya merupakan peningkatan perbaikan darurat maupun memperbaiaki kerusakan akibat bencana alam atau kelalaian manusia dengan dibuat desain yang baru sehingga hasil perbaikannya bersifat permanen. Kegiatan permanen meliputi :
a) Tanggul longsor cukup berat b) Tanggul bocor cukup berat c) Sayap bangunan patah cukup berat d) Koperan bangunan patah e) Pintu air rusak berat f) Pelindung talud runtuh
Kegiatan perbaikan dilaksanakan dengan cara diborongkan, sehingga perlu didukung dengan desain baru.
3.4.4. Kegiatan Penggantian Penggantian adalah usaha-usaha pemeliharaan untuk mengganti seluruh/sebagian komponen prasarana fisik, fasilitas dan perlatan bendung yang secara ekonomis, fungsi dan kondisinya tidak layak dipakai lagi. Kegiatan penggantian, meliputi :
a) Penggantian pintu-pintu air yang sudah rusak berat b) Alat ukur yang tidak berfungsi diganti dengan alat ukur yang baru c) Bagian dari peralatan elektrik-mekanis dan lain-lain dalam kurun waktu tertentu
diganti yang baru d) Penggantian total karet bendung dilakukan apabila tidak ada cara perbaikan yang
bisa meniamin ketidak bocoran dan kekuatan bendung karet ketika bendung dioperasikan.
Kegiatan penggantian dilaksanakan dengan cara diborongkan.
4. SUMBER DANA Kegiatan Penyusunan Manual O&P Bendung ini dibiayai dengan dana ......(APBD/APBN) tahun Anggaran..........
5. WAKTU PELAKSANAAN Waktu pelaksanaan yang telah ditentukan sekitar ........ hari kalender, terhitung mulai tanggal............s/d tanggal.............
6. PRODUK YANG DIHASILKAN Adapun produk yang harus diserahkan antara lain : • Laporan Pendahuluan ...eksemplar • Laporan Antara ...eksemplar • Laporan Draft Akhir ...eksemplar • Laporan Akhir ...eksemplar • Laporan Bulanan ...eksemplar
RPT0-Pd T-xx-xxxx
20 dari 44
LAMPIRAN – B
Tabulasi Pemeliharaan Bendung Karet
Tabel B.1 Pemeriksaan motor dan pompa udara
Periode Obyek pemeriksaan Cara pemeriksaan
Rutin Berkala Tindak lanjut
Baut dan mur Periksa kekencangannya dengan x Kencangkan baut/mur kunci pas yang kendor Bahan bakar Periksa tangki bahan bakar dan x x Isi bahan bakar dandan pelumas pelumas secara visual pelumas jika kurang Saringan Udara
Periksa kebersihannya secara visual
x Bersihkan jika kotor
Operasi Hidupkan dan periksa ketegangan x x Perbaiki jika adapercobaan sabuk transmisi kerusakan Suara-suara Periksa adanya gangguan pada x x Perbaiki jika adaabnormal mesin melalui pendengaran gangguan
Keterangan : berkala = 6 bulan
Tabel B.2 Pemeriksaan tubuh bendung karet PeriodeObyek
pemeriksaan Cara pemeriksaan Rut-in Berkala
Tindak lanjut
Bahan karet Periksa adanya kerusakan secara visual
x x
Pelat klem dan karetnya
Periksa adanya deformasi tubuh bendung secara visual
x x
Fondasi dan lantai
Periksa adanya material di permukaan fondasi di bawah karet secara visual
x x Bersihkan jika kotor
Tabel B.3 Pemeriksaan katup pengisian
Periode Objek Pemeriksaan
Cara pemeriksaan
Rutin Berkala
Tindak lanjut
Baut dan mur Periksa kekencangannya dengan kunci pas
X Kencangkan baut / mur yang kendor
Kerapatan Periksa bcor tidaknya
katup melalui pendengaran dan visual dengan diberi air sabun
X
RPT0-Pd T-xx-xxxx
21 dari 44
Tabel B.4 Pemeriksaan katup pengempisan Periode Objek
Pemeriksaan Cara pemeriksaan
Rutin Berkala
Tindak lanjut
Baut dan mur Periksa kekencangannya dengan kunci pas
X Kencangkan baut / mur yang kendor
Putaran katup Periksa dengan tangan
kelancaran putaran katup hingga bisa membuka
X
Kerapatan Periksa bcor tidaknya katup melalui pendengaran dan visual dengan diberi air sabun
X
Tabel B.5 Pemeriksaan pipa pengisian dan pembuangan
Periode Objek
Pemeriksaan Cara pemeriksaan
Rutin Berkala
Tindak lanjut
Baut dan mur Periksa kekencangannya dengan kunci pas
X Kencangkan baut / mur yang kendor
Kerapatan Periksa bcor tidaknya
katup melalui pendengaran dan visual dengan diberi air sabun
X
Tabel B.6 Pemeriksaan bagian bangunan lainnya
Periode Objek Pemeriksaan
Cara pemeriksaan
Rutin Berkala
Tindak lanjut
Pintu pembilas
Periksa kebocoran dan gangguan sampah
X X Bersihkan sampah kemudian betulkan posisi daun pintu
Pintu pengambilan
Periksa gangguan sampah X X Bersihkan sampah
Tembok sayap, lantai hilir
Periksa adanya retak-retak/keruntuhan bangunan
X X Laporkan jika terjadi kerusakan serius
Dasar sungai hilir
Periksa adanya gerusan lokal pada dasar sungai
X X Laporkan jika terjadi kerusakan serius
Pagar pengaman
Periksa adanya kerusakan dan akses masuknya orang/binatang ternak
X X Tutup kembali akses
RPT0-Pd T-xx-xxxx
22 dari 44
Tabel B.7 Perawatan bendung karet
Bagian/komponen Macam perawatan Periode Keterangan Pembersihan sampah RutinPembuangan air dalam tubuh bendung
6 bulanan
Penambahan tekanan udara dalam bendung
Insidental Jika tekanan udara < 1000 mm air
Tubuh bendung karet
Pembuangan tekanan udara berlebih
Incidental Jika tekanan udara > 3000 mm air (disetel otomatis)
Pembersihan pipa dan instrumentasinya
Mingguan Instalasi pengisian dan pembuangan udara
Pembersihan ruang kontrol Mingguan
Pompa udara dan motor Pelumasan Mingguan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
23 dari 44
= = =H
a= =
Deb
it R
ata-
rata
Bang
unan
Kon
trol
Deb
itSe
teng
ah
12
34
56
78
910
1112
1314
15Bu
lana
n16
1718
1920
2122
2324
2526
2728
2930
31(l/
det)
Pela
ksan
a O
P Iri
gasi
……
……
……
……
……
……
..Ta
nda
tang
an :
FOR
MU
LIR
PEN
CAT
ATAN
DEB
IT
No
Nam
a
(Bag
i/Bag
i Sad
ap/S
adap
)
Jum
lah
(l/de
t)
……
……
…..
……
….…
….
……
…..…
……
……
..……
Nam
a D
aera
h Pe
mba
ntu
Pela
ksan
aN
ama
Dae
rah
Pela
ksan
a O
P
Deb
it (l/
det)
pada
tang
gal
Bagi
an P
elak
sana
Keg
iata
n …
……
..……
Bul
an :
……
……
……
……
20…
…..
Dae
rah
Iriga
siN
o Ko
de D
ITo
tal L
uas
Saw
ah Ir
igas
iKa
bupa
ten
Pen
guku
ran
Kond
isi A
lat U
kur
Baik
R
usak
……
……
……
…..,
……
……
……
……
…..
20…
..
Luas
Saw
ah P
emba
ntu
Pela
ksan
a
: ……
...…
.: …
……
….
: ……
…. H
a
ab
Car
a
Deb
it
Men
geta
hui,
Jaba
tan
Din
as :
Nam
a :
……
……
……
……
……
……
..Ta
nda
tang
an :
NIP
:
Pem
bant
u Pe
laks
ana
OP
Iriga
si
Jaba
tan
Din
as :
Nam
a :
NIP
:
LAMPIRAN – C
Form Operasi dan Pemeliharaan Bendung
Lampiran C.1 Formulir Operasi Bendung dan Bangunan Pelengkapnya
RPT0-Pd T-xx-xxxx
24 dari 44
: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… = ………..…: ………… Ha 1 s/d 15
16 s/d …
H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det) H (cm) Q (l/det)2 3 4 5 6 7 8
Pelaksana OP Irigasi………………………………..Tanda tangan :
Sungai Kabupaten
FORMULIR PENCATATAN DEBIT BANGUNAN PENGAMBILAN/PENCATATAN DEBIT SUNGAI
Bagian Pelak. Kegiatan Pelaksana OP Irigasi
bln ………...….20…..Periode Pemberian Air Tanggal =
Bendung
Total Luas Sawah IrigasiDaerah Irigasi
Nama :NIP :
Jabatan Dinas :
NIP :Nama :
…………..…., …………………...….. 20…..
Penjaga Bendung
Jabatan Dinas :
Pembantu Pelaksana OP Irigasi
………………………………..Tanda tangan :
91
KiriDebit
Sungai (l/det)
Debit Rata-rata 5 harian (l/det)
Debit Pintu Masuk PengambilanTanggal Debit Limpas Bendung Kanan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
25 dari 44
::
……
……
….…
.:
:…
……
……
.….
::
……
……
….…
.
12
1819
2021
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
RR
RR
RR
RR
RR
RR
RR
SS
SS
SS
SS
SS
SS
SS
BB
BB
BB
BB
BB
BB
BB
Sedimen/ Waled
Tersumbat
Retak
Tidak berfungsi/
Macet
Bengkok/ Melentur
Tgl
No
Bocoran
Rusak/ Putus
Longsoran/ Tonjolan
315
Kead
aan
1112
1314
Sampah
910
Salu
ran/
B
angu
nan
deng
an h
m/
Tipe
16
Arus
45
67
81 2 3 4
Dae
rah
Iriga
si…
……
……
……
Kead
aan
s/d
akhi
r bul
an
6 7 85
Des
a,
Kec
amat
an,
Kabu
pate
nKe
tera
ngan
Prioritas
No
Kod
e D
I…
……
……
……
Ran
ting
Pen
gaira
ns
Saw
ah D
I : …
……
……
……
……
……
…
NIP
.
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
……
……
……
…Ke
man
tren
Peng
aira
n
……
……
……
., …
……
....…
……
……
……
……
…
Man
tri P
enga
iran
Menurun/ Melesak
……
……
……
……
……
……
……
…
Awal
La
yana
n (H
a)
17
Lain-lain
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN K
ERU
SAK
AN J
ARIN
GAN
DAN
FAS
ILIT
AS IR
IGAS
ITa
hun
Angg
aran
: 20
……
.. / 2
0……
…
Berkarat/ Kurang
Pelumas
Rumput Panjang/
Tanaman Air
Lampiran C.2 Formulir Pemeliharan Bendung dan Bangunan Pelengkapnya
RPT0-Pd T-xx-xxxx
26 dari 44
: ……
……
……
: ……
...…
...: …
……
……
…: …
…...
…...
: ……
……
……
: ……
...…
...
Batu
Bel
ah
(m3 )
Bet
on (m
3 )
13
45
67
89
Pin
tu A
ir (b
/bh)
Gor
ong-
goro
ng
(d/t)
Jeni
s Ke
rusa
kan
Nam
a Sa
lura
n/
Ban
guna
n de
ngan
hm
/ Ti
pe
Pasa
ngan
Tana
h Ta
nggu
l (m
3 )10
1112
No
Uru
tTi
ndak
an P
erba
ikan
D
arur
at Y
ang
Tela
h D
iker
jaka
n
Yang
Aka
n D
iker
jaka
n O
leh
Ran
ting
Peng
aira
n
Yang
Dim
inta
Unt
uk
Dik
erja
kan
Ting
kat
yang
Leb
ih A
tas
Per
baik
an Y
ang
Mas
ih D
iper
luka
n
Lain
-lain
Rin
cian
Ker
usak
an P
eker
jaan
Dae
rah
Iriga
siN
o Ko
de D
I
2
Ran
ting
Pen
gaira
nTa
ngga
l Ter
jadi
nya
Luas
Are
al (H
a)
Kepa
la R
antin
g P
enga
iran
……
……
……
……
…..…
NIP
.
……
……
……
…, …
……
……
......
......
......
.....
20…
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN K
ERU
SAK
AN B
ENC
ANA
ALAM
Cab
ang
Din
as P
enga
iran
Dis
ebab
kan
: ……
……
……
….
RPT0-Pd T-xx-xxxx
27 dari 44
ab
ca
bc
ab
ca
bc
ab
ca
bc
ab
c1
23
45
67
89
1011
1213
1415
1617
1819
2021
2223
24
NIP
.
Dis
etuj
ui
No
Sola
r (lt)
Cat
(kg)
Teer
(kg)
Pas
lin (k
g)K
eman
tren
Pen
gaira
n A
real
……
……
……
….…
……
……
……
…
(……
……
……
……
……
……
……
……
……
Kepa
la C
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
Lain
-lain
Kete
rang
an
Oli
SAE
90 (l
t)O
li SA
E 40
(lt)
Ran
ting
Pen
gaira
n: …
…..…
……
……
…
FOR
MU
LIR
DAF
TAR
KEB
UTU
HAN
BAH
AN C
AT D
AN P
ELU
MAS
PIN
TU A
IRU
ntuk
Per
enca
naan
/Pel
aksa
naan
*)
NIP
.
……
...…
……
., …
……
....…
……
……
……
.. 20
…..
Pen
gam
at P
enga
iran
Ran
ting
……
……
……
……
.
(……
……
……
……
……
……
……
……
……
……
…
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
Unt
uk P
erio
de B
ulan
: …
……
.…...
… s
/d …
…: …
……
……
…..…
……
…
RPT0-Pd T-xx-xxxx
28 dari 44
Bendung
Pengambilan Bebas
Bangunan Bagi
Bang. Bagi/ Sadap
Bang. Sadap
Bang. Lain-lain
Talang
SyphonGorong-gorong
Terjunan
Got Miring
Jembatan
Penambahan Sal.
Bang. Pembuang
Bang. Lain-lain
Sal. Induk
Sal. Sekunder
Sal. Suplesi
Sal. Pembuang
Bang. Rumah Kantor
Jalan Inspeksi
Radio Komunikasi
Waduk
Bang. Pengendali
Banjir
Pompa Air
Tanggul Banjir
13
45
67
89
1011
1213
1415
1617
1819
2021
2223
2425
2627
2829
30
(……
……
……
……
…..…
..)N
IP.
(……
……
……
……
……
..……
……
)N
IP.
……
……
……
…, …
……
.…...
......
......
......
.. 20
…..
Kepa
la C
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
nD
iset
ujui
Kad
inas
PU
Pen
gaira
n Pr
opin
si
FO
RM
ULI
R D
AFTA
R U
SULA
N S
KAL
A PR
IOR
ITAS
PEK
ERJA
AN P
EMEL
IHAR
AAN
YAN
G D
I SW
AKEL
OLA
KAN
Tahu
n An
ggar
an :
20 …
.. / 2
0…..
: ……
……
……
...…
…..
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
Luas
Tot
al
Jum
lah
: ……
……
….
: ……
……
….
Unt
uk P
erio
de B
ulan
D
inas
PU
Pen
gaira
n P
ropi
nsi D
ati I
: ……
….…
..… s
/d …
….…
.…..
: ……
……
……
..…..…
…..…
…..
2
Ban
guna
n Pe
leng
kap
Bua
h/ U
/ B (R
p. 1
000)
Luas
Dae
rah
Iriga
si
(Ha)
No
Bang
unan
Khu
sus
Bua
h/ U
/ B (R
p. 1
000)
Jum
lah
Bia
ya (R
p.
1000
)K
abup
aten
Sal
uran
Km
/ U/ B
(Rp.
1000
)Fa
silit
as E
kap
Bua
h/ U
/ B (R
p. 1
000)
Ban
guna
n U
tam
aBu
ah/ U
/ B (R
p. 1
000)
RPT0-Pd T-xx-xxxx
29 dari 44
Bendung
Pengambilan Bebas
Bangunan Bagi
Bang. Bagi/ Sadap
Bang. Sadap
Bang. Lain-lain
Talang
Syphon
Gorong-gorong
Terjunan
Got Miring
Jembatan
Penambahan Sal.
Bang. Pembuang
Bang. Lain-lain
Sal. Induk
Sal. Sekunder
Sal. Suplesi
Sal. Pembuang
Bang. Rumah Kantor
Jalan Inspeksi
Radio Komunikasi
Waduk
Bang. Pengendali
Banjir
Pompa Air
Tanggul Banjir
13
45
67
89
1011
1213
1415
1617
1819
2021
2223
2425
2627
2829
30
(……
……
……
……
……
..……
……
)(…
……
……
……
……
..…..)
NIP
.N
IP.
Dis
etuj
ui…
……
……
……
, ……
….…
......
......
......
.....
20…
..Ka
dina
s PU
Pen
gaira
n Pr
opin
siKe
pala
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
2
Jum
lah
Bia
ya (R
p.
1000
)
Buah
/ U/ B
(Rp.
100
0)B
uah/
U/ B
(Rp.
100
0)Km
/ U/ B
(Rp.
1000
)Bu
ah/ U
/ B (R
p. 1
000)
Buah
/ U/ B
(Rp.
100
0)
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
: ……
……
……
...…
…..
No
Luas
Dae
rah
Iriga
si
(Ha)
Kabu
pate
n
Bang
unan
Uta
ma
Bang
unan
Pel
engk
apS
alur
anFa
silit
as E
kap
Bang
unan
Khu
sus
Unt
uk P
erio
de B
ulan
: …
……
.…..…
s/d
……
.….…
..Lu
as T
otal
: …
……
……
.D
inas
PU
Pen
gaira
n P
ropi
nsi D
ati I
: ……
……
……
..…..…
……
…..
Jum
lah
: ……
……
….
FOR
MU
LIR
DAF
TAR
USU
LAN
SK
ALA
PRIO
RIT
AS P
EKER
JAAN
PEM
ELIH
ARAA
N B
ERK
ALA
YAN
G D
I BO
RO
NG
KAN
Tahu
n An
ggar
an :
20 …
.. / 2
0…..
RPT0-Pd T-xx-xxxx
30 dari 44
12
35
610
XX
XX
Jum
lah
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
X
(……
……
……
……
…..…
..)N
IP.
: ……
……
……
……
...D
inas
PU
Pen
gaira
n Pr
opin
si D
ati I
No
Kode
DI
Pak
et D
aera
h Iri
gasi
B
iaya
(R
p.10
00)
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
X
……
……
, ……
…...
......
......
......
.. 20
…..
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
Bany
akny
a Pe
kerja
an (B
h/Km
)
Jadw
al
Pela
ksan
aan
Tgl …
. s/d
….
…..
Har
i2.
Kec
amat
an &
Kab
upat
en
49
No
Nam
a Sa
lura
n/
Bang
unan
Lo
kasi
(Hm
)
Ura
ian
Pek
erja
an
FOR
MU
LIR
PR
OG
RAM
PEK
ERJA
AN B
ERK
ALA
YAN
G D
I BO
RO
NG
KAN
Tahu
n An
ggar
an :
20.…
. / 2
0.…
.
: ……
……
……
…..
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
Kete
rang
an1.
Jen
is P
eker
jaan
Pem
elih
araa
n
RPT0-Pd T-xx-xxxx
31 dari 44
(Rp)
(%)
16
78
1 2
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
3
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Sub
Jum
lah
(Rp)
Jum
lah
Baha
n &
Upa
h (R
p)D
ana
Ters
edia
Unt
uk B
ahan
(Rp)
Jum
lah
(Rp)
Upa
h Te
naga
Har
ian
Kebu
tuha
n Ba
han2
34
5
No
Uru
t U
raia
nTa
rget
Fis
ik/ P
lafo
n B
iaya
(Rp)
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
: ……
……
……
..……
.
Dae
rah
Iriga
si: …
……
……
…..…
….
2. N
o &
Tgl
Sur
at P
enug
asan
1. P
eker
jaan
*)
: ….…
… s
/d …
…...
..Pe
riode
Tan
ggal
Ran
ting
Peng
aira
n: …
……
……
…..…
….
Pela
ksan
aan
Fisi
kKu
antit
as /
Volu
me
%X
XX
XX
XX
XX
X
Kete
rang
anPr
ogre
s s/
d 2
min
ggu
ini
Prog
res
2 M
ingg
u Ya
ng L
alu
(Rp)
Prog
res
Sela
ma
2 M
ingg
u Te
rakh
ir
( ……
……
……
……
….)
NIP
.
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN 2
MIN
GG
UAN
: PE
LAK
SAN
AAN
PEK
ERJA
AN B
ERK
ALA
YAN
G D
I SW
AKEL
OLA
KAN
: ……
……
……
……
……
: ……
……
……
……
……
……
……
….,
……
……
……
……
.. 20
….
Pela
ksan
a :
RPT0-Pd T-xx-xxxx
32 dari 44
12
34
56
89
1011
13
XX
XX
Jum
lah
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Nam
a Sa
lura
n/
Ban
guna
n Lo
kasi
(Hm
)
(……
……
……
……
…..…
..)N
IP.
YAN
G D
I SW
AKEL
OLA
KAN
: ……
……
……
……
..D
inas
PU
Pen
gaira
n P
ropi
nsi D
ati I
: ……
……
……
……
..K
eada
an s
/d A
khir
Bul
an
Jadw
al
Pela
ksan
aan
Tgl …
. s/d
….
…..
Har
iR
antin
g
Ura
ian
Pek
erja
an
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
……
……
, ……
…...
......
......
......
.. 20
…..
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran12
Upa
h (R
p.10
00)
Baha
n (R
p.10
00)
Jum
lah
(Rp.
1000
)7
No
No
dan
Tgl S
urat
P
enug
asan
Nam
a P
elak
sana
K
eter
anga
n1.
Jen
is P
eker
jaan
P
emel
ihar
aan
Ban
yakn
ya
Pek
erja
an
(Bh/
Km)
Biay
aJa
dwal
P
elak
sana
an
Tgl …
. s/d
….
…..
Har
i2.
Kec
amat
an &
K
abup
aten
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN B
ULA
NAN
: PE
LAK
SAN
AAN
PEK
ERJA
AN B
ERK
ALA
Tahu
n An
ggar
an :
20.…
. / 2
0.…
.
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
: ……
……
……
..
RPT0-Pd T-xx-xxxx
33 dari 44
: ……
……
……
..……
.N
o &
Tgl
SP
K: …
……
……
….
Kon
trak
Mul
ai T
gl: …
……
……
……
: ……
……
……
..……
.P
embo
rong
: ……
……
……
.R
enca
na S
eles
ai T
gl: …
……
……
……
: ……
……
……
..……
.: …
.……
s/d
……
.....
Pake
t
12
34
5 =
(4)/ S
(4)
67
8 =
(6)+
(7)
9=(8
)/(3)
10=(
9)x(
5)
XX
XX
Jum
lah
Kem
ajua
n Fi
sik
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Bia
ya (R
p)N
ilai B
obot
(%)
Dae
rah
Iriga
siR
antin
g P
enga
iran
Nila
i Pel
aksa
naan
(%
)N
ilai T
ertim
bang
(%
)N
o
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
Perio
de T
angg
al
Min
ggu
Yang
La
luM
ingg
u in
iJu
mla
h
Has
il V
olum
e Pe
kerja
an
Ura
ian
Pek
erja
an
……
……
.., …
……
……
……
……
20…
.Pe
ngaw
as L
apan
gan
:
( ……
……
……
……
……
……
…..)
NIP
.
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN M
ING
GU
AN :
KEM
AJU
AN P
EKER
JAAN
BER
KAL
A YA
NG
DIB
OR
ON
GK
AN
NIP
.( …
……
……
……
.……
……
…..
)
Pela
ksan
a :
Men
geta
hui,
Kep
ala
Ran
ting
Pen
gaira
n :
( ……
……
……
.……
……
.. )
NIP
.Volu
me
Peke
rjaan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
34 dari 44
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
16
7 =
(5)x
(6)
8
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
NIP
.
Har
ga S
atua
n (R
p)Ju
mla
h H
arga
(R
p.10
00)
Ket
eran
gan
No
No
dan
Tang
gal S
urat
P
esan
an/ S
PK
Nam
a R
ekan
an
Nam
a/ J
enis
Bah
anV
olum
e B
ahan
(zak
/ m
3 / bh/
kg)
2
Jum
lah
Bula
n La
luJu
mla
h s/
d Ak
hir B
ulan
Ini
3
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
4
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Kep
ala
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
( ……
……
……
….…
……
……
.. )
Din
as P
U P
enga
iran
Pro
pins
i Dat
i IU
ntuk
Bul
an
: ……
……
……
……
…: …
……
……
……
……
: ……
……
……
……
……
….
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
Tahu
n An
ggar
an :
20…
.. / 2
0…..
PEN
GAD
AAN
BAH
AN P
EKER
JAAN
SW
AKEL
OLA
FOR
MU
LIR
PEM
ANTA
UAN
BU
LAN
AN :
……
……
…..,
……
……
……
……
……
.. 20
….
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
5
RPT0-Pd T-xx-xxxx
35 dari 44
: ……
……
……
……
..: …
……
……
…...
..: …
……
……
……
…..
12
34
56
NIP
.
Kete
rang
an
Nam
a/ J
enis
Bah
an
Peng
guna
an D
i Ran
ting
Pen
gaira
nB
anya
knya
Bah
an Y
ang
Suda
h Te
rpak
ai (z
ak/ m
3 / bh/
lt/ k
g)
Ura
ian
Peke
rjaan
(L
okas
i & J
enis
Pe
kerja
an)
……
……
.., …
……
……
……
…..…
.. 20
….
Kepa
la C
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
( ……
……
……
….…
……
……
.. )
FOR
MU
LIR
PEM
ANTA
UAN
BU
LAN
AN :
PEN
GG
UN
AAN
BAH
AN P
EKER
JAAN
SW
AKEL
OLA
Tahu
n An
ggar
an :
20…
.. / 2
0…..
Din
as P
U P
enga
iran
Pro
pins
i Dat
i IKe
adaa
n s/
d A
khir
Bula
nC
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
No
RPT0-Pd T-xx-xxxx
36 dari 44
12
34
5.1
5.2
6.1
6.2
7.1
7.2
8.1
8.2
9.1
9.2
10.1
10.2
11.1
11.2
12
(……
……
……
……
…..…
..)N
IP.
Ket
eran
gan
Jum
lah
Pint
u A
ir (b
h)
Baha
n Ya
ng D
ipak
ai &
Sis
anya
Cat
(kg)
Teer
(kg)
Pasl
in (k
g)So
lar (
lt)O
lie S
AE 4
0 (lt
)
Kead
aan
s/d
Akhi
r Bul
an: …
……
……
……
…..
……
……
, ……
…...
......
......
......
.. 20
…..
Kepa
la R
antin
g P
enga
iran
Olie
SA
E 90
(lt)
Lain
-lain
No
DI
Kem
antre
nN
ama
Ban
guna
n
Ran
ting
Pen
gaira
n: …
……
……
……
……
.
FOR
MU
LIR
PEM
ANTA
UAN
BU
LAN
AN :
PEN
GG
UN
AAN
CAT
DAN
PEL
UM
ASPI
NTU
BEN
DU
NG
/ B
ANG
UN
AN B
AGI B
ESAR
Tahu
n An
ggar
an :
20…
.. / 2
0…..
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
: ……
……
……
……
..
RPT0-Pd T-xx-xxxx
37 dari 44
: ……
……
……
……
..: …
……
……
…...
……
.: …
……
……
……
…..
12
34
= (3
)/S(3
)5
6 =
(5)/(
3)7
8 =
(4)x
(6)x
(7)
9
NIP
.
No
Pak
et
Peke
rjaan
Biay
a (
Men
urut
DIP
)
Bia
ya (R
p.10
00)
Nila
i Bob
ot (%
)YAN
G D
IBO
RO
NG
KAN
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN B
ULA
NAN
: R
EALI
SASI
PEK
ERJA
AN B
ERK
ALA
Prog
res
Terti
mba
ng (%
)Ke
tera
ngan
Din
as P
U P
enga
iran
Pro
pins
i Dat
i IK
eada
an s
/d A
khir
Bula
nC
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
Rea
lisas
i ( M
enur
ut K
ontra
k )
Bia
ya
(Rp.
1000
)Pr
osen
tase
Ter
hada
p B
iaya
Kon
s. (%
)
……
……
.., …
……
……
……
…..…
.. 20
….
Kepa
la C
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
( ……
……
……
….…
……
……
.. )
Tahu
n An
ggar
an :
20…
.. / 2
0…..
Pro
gres
Fis
ik
(%)
RPT0-Pd T-xx-xxxx
38 dari 44
12
34
56
78
910
= (5
) - (9
)11
12
NIP
.
Biay
a (R
p)
Rea
lisas
iN
omor
dan
Tan
ggal
Sur
at
Penu
gasa
n *)
/ Pem
boro
ng N
r da
n Ta
ngga
l Kon
trak
SPK
**)
Tgl.
Mul
ai &
Tg
l Sel
esai
Rea
lisas
i Fis
ik
(bh/
m3 / k
m)
Biay
a *)
/ Nila
i Ko
ntra
k **
) (R
p)
Targ
et F
isik
(b
h/ m
3 / km
)
Dae
rah
Iriga
si/
Pake
t Pe
kerja
an
Swak
elol
a/
Boro
ngan
No
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
XX
X
( ……
……
……
….…
……
……
.. )
XX
XX
XX
XX
XX
: ……
……
……
……
……
……
……
Cab
ang
Din
as P
U P
enga
iran
……
……
.., …
……
……
……
…..…
.. 20
….
Kepa
la C
aban
g D
inas
PU
Pen
gaira
n
Sisa
Pla
fon
(Rp)
Sura
t Pe
rtang
gung
an
Jaw
ab (S
PJ) *
)Ke
tera
ngan
FOR
MU
LIR
LAP
OR
AN T
AHU
NAN
: R
EALI
SASI
PEK
ERJA
AN P
EMEL
IHAR
AAN
Tahu
n An
ggar
an :
20 …
.. / 2
0 …
..
Din
as P
U P
enga
iran
Pro
pins
i Dat
i I: …
……
……
……
……
……
…
RPT0-Pd T-xx-xxxx
39 dari 44
LAMPIRAN – D
Gambar-gambar Pelaksanaan Pemeliharaan Bendung Karet
Gambar D.1 Bahan dan peralatan untuk perbaikan ringan
RPT0-Pd T-xx-xxxx
41 dari 44
Gambar D.3 Sketsa langkah kerja perbaikan lubang dengan ukuran < 12,5 mm
RPT0-Pd T-xx-xxxx
42 dari 44
Gambar D.4 Sketsa langkah kerja perbaikan karet yang diakibatkan tersyat/terkupas setempat tidak mencapai serat nilon
RPT0-Pd T-xx-xxxx
43 dari 44
Gambar D.5 Sketsa langkah kerja perbaikan karet yang diakibatkan tersyat/terkupas memanjang tidak mencapai serat nilon