14
61 ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74 Naskah diterima: 14 Oktober 2010, dinyatakan layak muat : 14 Desember 2010 RANCANG BANGUN MODUL PENGKONDISI SINYAL & ANTAR MUKA UNTUK KONTROLER TEGANGAN DIJITAL PADA PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA) Estiko Rijanto dan Anwar Muqorobin Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Puslit TELIMEK) - LIPI Jl.Cisitu No.21/154D, Tel.022-2503055, Bandung 40135 [email protected] ABSTRAK Saat ini masih banyak PLTA yang beroperasi menggunakan kontroler tegangan analog. Beberapa komponen pentingnya semakin sulit ditemukan sehingga mengancam keberlangsungan operasi PLTA yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun sebuah kontroler tegangan dijital yang dapat dipakai pada PLTA berkapasitas 9 MVA dengan metoda reverse engineering dan updating. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil rancang bangun tersebut khususnya terkait modul pengkondisi sinyal dan antar muka. Karena algoritma kontrol direalisasikan memakai DSP, maka diperlukan pembuatan modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC. Modul antara muka pengeset tegangan operator dan pemonitor driver dibuat memakai mikrokontroler 8 bit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa: modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC yang dibuat berfungsi dengan baik, modul pengeset tegangan mampu memproses perintah secara tepat, dan modul pemonitor driver mampu mendeteksi pulsa penyalaan dan memberikan indikator status berupa: normal, terlalu panjang, dan terlalu pendek. Kata Kunci: Pengkondisi sinyal, antara muka, kontroler tegangan dijital, DSP, mikrokontroler, pembangkit listrik tenaga air ABSTRACT Currently, there are still many hydro electrical power plants (HEPPs) operated using analog voltage controllers. Some important components are becoming difficult to find that threatens the operation sustainability of such HEPPs. The objective of this research is to develop a digital voltage controller that can be applied to a 9 MVA HEPP using the reverse engineering and updating method. The aim of this paper is to report some results of the development especially concerning signal conditioner and interface modules. Since controller algorithm is realized using a DSP, ADC and DAC, signal conditioner modules are required to be developed. The interface modules of operator command interpreter and driver monitoring are realized using an 8 bit microcontroller. Experimental results show that: the ADC and DAC signal conditioner modules can work well, the command interpreter can process the command signal appropriately, and the driver monitoring module can detect the firing pulses providing operating status of: normal, too long, and too short. Key Words: signal conditioner, interface, digital voltage controller, DSP, micro controller, hydro electrical power plant.

rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

  • Upload
    dangtu

  • View
    237

  • Download
    5

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

61

ISSN 1978 - 2365 Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

Naskah diterima: 14 Oktober 2010, dinyatakan layak muat : 14 Desember 2010

RANCANG BANGUN MODUL PENGKONDISI SINYAL & ANTAR MUKA UNTUK KONTROLER TEGANGAN DIJITAL PADA

PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA AIR (PLTA)

Estiko Rijanto dan Anwar Muqorobin Pusat Penelitian Tenaga Listrik dan Mekatronik (Puslit TELIMEK) - LIPI

Jl.Cisitu No.21/154D, Tel.022-2503055, Bandung 40135 [email protected]

ABSTRAK

Saat ini masih banyak PLTA yang beroperasi menggunakan kontroler tegangan analog. Beberapa komponen pentingnya semakin sulit ditemukan sehingga mengancam keberlangsungan operasi PLTA yang bersangkutan. Tujuan penelitian ini adalah untuk merancang bangun sebuah kontroler tegangan dijital yang dapat dipakai pada PLTA berkapasitas 9 MVA dengan metoda reverse engineering dan updating. Tujuan makalah ini adalah melaporkan hasil rancang bangun tersebut khususnya terkait modul pengkondisi sinyal dan antar muka. Karena algoritma kontrol direalisasikan memakai DSP, maka diperlukan pembuatan modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC. Modul antara muka pengeset tegangan operator dan pemonitor driver dibuat memakai mikrokontroler 8 bit. Hasil eksperimen menunjukkan bahwa: modul pengkondisi sinyal ADC dan DAC yang dibuat berfungsi dengan baik, modul pengeset tegangan mampu memproses perintah secara tepat, dan modul pemonitor driver mampu mendeteksi pulsa penyalaan dan memberikan indikator status berupa: normal, terlalu panjang, dan terlalu pendek.

Kata Kunci: Pengkondisi sinyal, antara muka, kontroler tegangan dijital, DSP, mikrokontroler, pembangkit listrik tenaga air

ABSTRACT

Currently, there are still many hydro electrical power plants (HEPPs) operated using analog voltage controllers. Some important components are becoming difficult to find that threatens the operation sustainability of such HEPPs. The objective of this research is to develop a digital voltage controller that can be applied to a 9 MVA HEPP using the reverse engineering and updating method. The aim of this paper is to report some results of the development especially concerning signal conditioner and interface modules. Since controller algorithm is realized using a DSP, ADC and DAC, signal conditioner modules are required to be developed. The interface modules of operator command interpreter and driver monitoring are realized using an 8 bit microcontroller. Experimental results show that: the ADC and DAC signal conditioner modules can work well, the command interpreter can process the command signal appropriately, and the driver monitoring module can detect the firing pulses providing operating status of: normal, too long, and too short. Key Words: signal conditioner, interface, digital voltage controller, DSP, micro controller,

hydro electrical power plant.

Page 2: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Energi listrik perlu dipasok dengan mutu

listrik yang memadai agar tidak merusak

peralatan listrik. Mutu listrik ditentukan oleh

dua variabel penting yaitu frekuensi dan

tegangan listrik yang stabil pada nilai

nominalnya. Di Indonesia, spesifikasi frekuensi

dalam keadaan normal adalah tidak kurang dari

49,5 Hz dan tidak lebih dari 50,5Hz, sedangkan

spesifikasi tegangan listrik misalnya untuk

jaringan nominal 20kV adalah +5% dan -10%,

seperti ditentukan di dalam Peraturan Menteri

Energi dan Sumber Daya Mineral tahun 2007 [1]. Untuk memenuhi standar yang ada, pada

setiap pembangkit listrik diperlukan kontrol

frekuensi dan kontrol tegangan.

Untuk turut menjaga kelangsungan

operasi beberapa PLTA yang telah berumur tua

di Indonesia, perlu dibangun kemampuan

rancang bangun sistem kontrol PLTA. Sampai

saat ini masih banyak PLTA yang beroperasi

dengan menggunakan teknologi analog. Salah

satu contohnya adalah sebuah PLTA yang

beroperasi di Indonesia sejak tahun 1995

menggunakan generator sinkron 9MVA,

6,3kV, 50Hz dengan kecepatan putar 500 rpm,

jumlah kutub 12 dan faktor daya 0,9 [2].

Analisis terhadap kontroler analog yang

telah dirancang bangun oleh Estiko [2]

dilakukan dengan tujuan untuk memahami

struktur kontroler, elemen-elemen penyusun

kontroler dan fungsi masing-masing elemen.

Komponen-komponen kontroler analog yang

selama ini digunakan semakin sulit ditemukan,

sehingga dipilih rancang bangun kontroler

tegangan versi dijital.

Tujuan

Tujuan penelitian ini adalah untuk

merancang bangun kontroler tegangan dijital

yang dapat dipakai pada PLTA berkapasitas

9MVA untuk menggantikan kontroler analog

yang sudah berumur tua. Tujuan makalah ini

adalah melaporkan hasil rancang bangun

kontroler tegangan dijital tersebut, khususnya

hasil rancang bangun modul pengkondisi sinyal

dan antar muka untuk kontroler dijital tersebut.

METODOLOGI

Metodologi dalam penelitian ini adalah

reverse engineering dan grade up. Reverse

engineering dalam hal ini mengacu pada

kontroler yang telah ada, sedangkan grade up

adalah mengimplementasikan algoritma dalam

prosesor dijital sebagai pengganti operational

amplifier. Dalam penelitian ini kegiatan yang

dilakukan adalah rancang bangun kontroler

tegangan digital pada PLTA, kemudian

dilakukan pengujian di laboratorium dengan

menggunakan simulator PLTA.

Untuk mencapai tujuan penelitian ini,

tahapan yang dilakukan adalah:

1) Analisis terhadap kontroler analog yang

pernah dirancang bangun oleh Estiko[2]

dengan tujuan untuk memahami struktur

kontroler, elemen-elemen penyusun

kontroler dan fungsi masing-masing

elemen.

2) Merancang kontroler tegangan versi dijital,

termasuk: struktur kontroler, elemen

penyusun, peranti keras, dan peranti lunak.

62

Page 3: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Dalam proses perancangnan ini

diidentifikasi jenis peranti keras yang

cocok untuk fungsi-fungsi tertentu.

3) Pembuatan peranti keras dan peranti lemah

untuk masing-masing elemen, dan

pengujian fungsi masing-masing elemen.

4) Integrasi seluruh elemen ke dalam satu

kesatuan sistem, dan pengujian sistem

keseluruhan di laboratorium.

Pada tahap ke-2 sampai ke-4 diterapkan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah

dikuasai, dan juga mengadopsi referensi terbaru

terkait permasalah yang ada [3, 4, 5, 6, 7].

RANCANG BANGUN AVR DIJITAL

Deskripsi AVR Dijital

Pada gambar 1 ditunjukkan diagram

kotak kontroler tegangan dijital otomatik

(Automatic Voltage Regulator / AVR) yang

dirancang bangun pada penelitian ini. Modul

rangkaian utama sistem kontrol tegangan dijital

ini adalah:

1) Modul antar muka voltage setter 1 (VS1),

memakai mikrokontroler 8 bit.

2) Modul penjumlah voltage setter 2 (VS2),

memakai peranti lunak di DSP.

3) Modul rangkaian pendeteksi tegangan

terminal generator (VD), memakai

rangkaian analog.

4) Regulator tegangan (VR), memakai peranti

lunak di DSP.

5) Penguat penyesuai, memakai peranti lunak

di DSP.

6) Modul regulator sudut penyalaan memakai

rangkaian analog.

7) Modul rangkaian pemonitor regulator sudut

penyalaan (FARMON), memakai

mikrokontroler 8 bit.

AVR digital ini terdiri atas rangkaian

dijital yang dilengkapi rangkaian analog.

Rangkaian analog terdiri atas rangkaian antar

muka untuk masukan sinyal, logika

pengkondisi aktif, pengeset parameter, dan

pengubah sinyal digital ke analog (DAC) serta

modul regulator sudut penyalaan (Firing Angle

Regulator, FAR). Rangkaian digital terdiri atas

dua prosesor. Prosesor pertama adalah

mikrokontroler 8 bit (ATMEL)[3] yang

digunakan untuk mengimplementasikan

algoritma yang sederhana. Prosesor kedua

berupa Pengolah Sinyal Digital (Digital Signal

Processor, DSP) dari Texas Instrument[4] yang

digunakan untuk mengimplementasikan

algoritma yang lebih kompleks.

Untuk menyalurkan sinyal analog dari

sistem ke dalam DSP digunakan ADC yang

memiliki kisaran inputan 0 s.d. 3 V. Pada

sistem AVR dijital ini, sinyal analog yang

masuk ke DSP memiliki kisaran berbeda-beda

mencakup -10 s.d. 10 V, oleh karena itu

diperlukan pengkondisi sinyal ADC.

Sebaliknya, untuk mengeluarkan tegangan

analog dari DSP dipakai DAC sinyal PWM

dengan level logika 0 - 3 V. Frekuensi PWM ≥

2.5 kHz, signal-of-interest berupa sinusoid 50

Hz atau sinyal DC yang diperbaharui setiap 50

Hz. Oleh karenanya diperlukan pengkondisi

sinyal DAC untuk memfilter input PWM dan

menyesuaikan tegangan output yang

diinginkan. Modul pemonitor kerja regulator

sudut penyalaan menerima 6 kanal pulsa

63

Page 4: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

keluaran modul regulator sudut penyalaan.

Fungsi modul pemonitor ini adalah memonitor

deretan pulsa yang dikeluarkan oleh modul

regulator sudut penyalaan. Jika deretan pulsa

tidak sesuai spesifikasi, maka modul pemonitor

akan mengaktifkan indikator kesalahan.

Gambar 1. Diagram kotak AVR digital yang dirancang bangun

Pada bagian berikut akan dijelaskan

perancangan peranti keras dan peranti lunak

terkait pengkondisi sinyal ADC, pengkondisi

sinyal DAC, modul VS1 dan modul pemonitor

kerja regulator sudut penyalaan.

Perancangan Peranti Keras

Pada gambar 2 ditunjukkan rangkaian

antarmuka ADC DSP yang dirancang dengan

menggunakan Operating Amplifier (Opamp)[7]

sebagai komponen utama. Kisaran input lebih

besar daripada kisaran output, sehingga gain

yang diperlukan berupa redaman. RS1

merupakan VR untuk mengatur redaman yang

diperlukan. Opamp pertama (U1A) digunakan

sebagai unity-gain buffer, dapat dikonfigurasi

menjadi bersifat inverting maupun non-

inverting. Opamp kedua (U1B) digunakan

sebagai inverting unity-gain buffer, dengan

bias. Bias diperlukan untuk menggeser nilai nol

dari sinyal input menjadi nilai nol untuk ADC

(yaitu setengah dari full-scale). RS3 merupakan

VR untuk mengatur nol ini. Opamp kedua

bersifat inverting. Di setiap opamp digunakan

kapasitor umpan balik (C2, C3) untuk

meningkatkan kestabilan frekuensi tinggi.

Dengan pemasangan kapasitor ini gain pada

64

Page 5: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

frekuensi tinggi akan turun sampai ke nol,

sehingga mengurangi kemungkinan terjadinya

osilasi dan pengaruh derau.

Pada gambar 3 ditunjukkan rangkaian

dan nilai komponen modul pengkondisi sinyal

DAC yang dirancang bangun. Bagian pertama

dari rangkaian ini adalah Sallen-Key 2nd-order

low pass filter.

13

2

1

U1ANE5532P

10K

R4Res1100K

RS1GAIN

100pF

C2

Cap

10K

R5Res1

100pF

C3

Cap

10K

R2Res1

10K

RS3ZERO

VCCA

1K

R6Res1

100pF

C5Cap

123

JP3Header 3

1234

JP1Header 4

V+

GN

DV

-

INA

GN

DG

ND

OU

TA

75

6

2

U1BNE5532P

5R6

R1Res1

10n

C1Cap

V+ VCCA

5R6

R3Res1

10n

C4Cap

V- VEEA INA

OUTA

10K

R17Res1

123

JP6<--INV NON-->

Gambar 2. Rangkaian skematik pengkondisi sinyal ADC.

75

6

2

U2BNE5532P

10K

R11Res1

100K

RS2GAIN

100pF

C7

Cap

10K

R13Res1

100pF

C9

Cap

10K

R8Res1

10K

RS4ZERO

VEEB VCCB

1K

R14Res1

100pF

C11Cap

75

6

2

U3BNE5532P

10K

R12Res1

100pF

C8

Cap

10K

R7Res1

13

2

1

U3ANE5532P

123

JP5<-INV NON->

13

2 1

U2A

NE5532P47n

C10Cap

47n

C6

Cap

39K

R10Res1

39K

R9Res1

123

JP4Header 3

1234

JP2Header 4

V+

GN

DV

-

INB

GN

DG

ND

OU

TB 5R6

R15Res1

10n

C12Cap

V+ VCCB

5R6

R16Res1

10n

C13Cap

V- VEEB

INB

-3dB frequency: 1/f = 2pi * R * C 39k - 47n --> 87 Hz OUTB

Gambar 3. Rangkaian skematik pengkondisi sinyal DAC

Bagian kedua dari pengkondisi sinyal

merupakan inverting gain-block, untuk

menaikkan range tegangan dari 0 s.d. 3 V

menjadi kisaran yang diinginkan. Gain diatur

pada resistor umpan balik RS2 yang merupakan

VR/trimpot. Opamp ketiga (U3A) berfungsi

sebagai inverting unity-gain buffer, untuk

membalik polaritas sinyal. Opamp keempat

(U2B) digunakan untuk menggeser nilai zero

dari sinyal. Input untuk opamp keempat (U2B)

dapat dipilih menggunakan jumper JP5. Bila

jumper terpasang pada 1-2, input dipilih dari

65

Page 6: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

U3B (polaritas sinyal terbalik), sehingga

keseluruhan sistem menjadi non-inverting; dan

jika terpasang 2-3 terjadi sebaliknya.

Modul VS1 dan modul pemonitor

regulator sudut penyalaan diimplementasikan

dalam mikrokontroler Atmel ATMega8.

Digunakan clock dari oscillator crystal dengan

frekuensi 12.000 MHz. Diagram kotak

perancangan ditunjukkan pada gambar 4.

Sedangkan pada gambar 5 ditunjukkan

perancangan detil modul VS1 dan pemonitor

regulator sudut penyalaan.

Gambar 4. Blok diagram modul VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan

PC6 (RESET) 1

PD0 (RXD)2PD1 (TXD)3

PD2 (INT0)4PD3 (INT1)5PD4 (XCK/T0)6

VCC 7

GND 8

PB6 (XTAL1/TOSC1)9

PB7 (XTAL2/TOSC2)10

PD5 (T1)11

PD6 (AIN0)12PD7 (AIN1)13

PB0 (ICP)14PB1 (OC1A)15PB2 (SS/OC1B)16

PB3 (MOSI/OC2)17

PB4 (MISO)18PB5 (SCK)19

AVCC 20

AREF 21

GND 22

PC0 (ADC0) 23PC1 (ADC1) 24PC2 (ADC2) 25

PC3 (ADC3) 26

PC4 (ADC4/SDA) 27PC5 (ADC5/SCL) 28

IC03-MEGA8

ATmega8-16PU

VCC

10K

R15Res1

1u/50V

C09Cap Pol1

VCC

123456789

J1

Header 9

12

X0112MHz

22p

C06Cap

22p

C07Cap

50K

R16RPot

13

2

1

IC01-LM358ALM358N 7

5

62

IC01-LM358BLM358N

1K

R01Res1

1K

R02Res1

470n

C03

Cap

470n

C04Cap

#27D

1 2

JP03-START

1 2

JP02-FAULT

528

12345678910

JP01-ISP

ISP

MOSI

RSTSCKMISO

MISOMOSI

SCKRST

VCC

IC04-TLP521A

TLP5214K7

R09Res1

82K/2W

R03Res1

UP1UP2UP3UP4DOWN1DOWN2DOWN3

PWM

IC04-TLP521B

TLP521

4K7

R10Res1

82K/2W

R04Res1

IC05-TLP521A

TLP5214K7

R11Res1

82K/2W

R05Res1

IC05-TLP521B

TLP5214K7

R12Res1

82K/2W

R06Res1

IC06-TLP521A

TLP521

4K7

R13Res1

82K/2W

R07Res1

IC06-TLP521B

TLP5214K7

R14Res1

82K/2W

R08Res1

HV+VCC

123456789

J2

Header 9

UVWXYZVS1DOWN4X12D

L-UL-VL-WL-XL-YL-Z

123456789

J5

Header 9

P DM DN D

VCCM D

HV+ 100n

C01Cap

100n

C02Cap

100n

C05Cap

VCC

Gambar 5. Rangkaian lengkap modul VS1 dan pemonitor sudut penyalaan

Input dari regulator sudut penyalaan

(pulsa UVW-XYZ) merupakan pulsa +86 volt

yang tidak direferensi terhadap GND dari

transistor darlington open collector. Untuk

mengisolasi mikrokontroler digunakan

optocoupler. Dari optocoupler, pulsa masuk ke

66

Page 7: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

dalam mikrokontroler. Input ‘USE’ digunakan

untuk menyalakan modul pemonitor dan me-

reset bila terjadi fault. Output ‘FAULT’

memberikan sinyal kesalahan dari modul

pemonitor. Jumper USE_LEVEL dan

FAULT_LEVEL digunakan untuk memilih

antara active low atau active high.

Bagian VS1 terdiri atas input ‘RAISE’

dan ‘LOWER’, serta output PWM. Input

‘RAISE’ dan ‘LOWER’ merupakan input dari

penekanan tombol oleh operator, bersifat

active-low. DAC pada VS1 diimplementasikan

dengan PWM (5,69 Hz) yang dimasukkan ke

dalam filter low-pass [6, 7].

Filter low-pass diimplementasikan

dengan opamp dalam bentuk Sallen-Key

dengan frekuensi cutoff 8.6 Hz. Kisaran

tegangan output dapat di-trim dengan

menggunakan trimpot/VR pada rangkaian

opamp.

Pembuatan Piranti Lunak

Pembuatan piranti lunak dilakukan

dengan menggunakan Code Composer Studio

untuk DSP dan CodeVision AVR untuk mikro

kontroler. Modul dalam DSP yang digunakan

adalah modul ADC, modul GPIO, dan modul

PWM. Sedangkan modul yang digunakan

dalam mikrokontroller adalah modul ADC,

modul Timer, modul GPIO, dan modul PWM.

Diagram alir program AVR dijital di

dalam DSP ditunjukkan pada gambar 6.

Variabel yang diinisialisasi adalah variabel

untuk hasil pembacaan ADC, siklus tugas

modul PWM, kondisi logika input/output, dan

variabel untuk penghitungan algoritma kontrol

pada AVR. Modul ADC digunakan untuk

membaca sinyal masukan analog dan

pengesetan parameter kontrol pada AVR

digital. Selain itu, logika input dibaca untuk

membedakan pemilihan mode kontrol yang

dipakai dalam AVR digital. Masing-masing

blok penyusun AVR digital dijalankan menurut

urutan yang telah ditentukan. Keluaran

program berupa sinyal PWM. Sinyal PWM

digunakan sebagai sinyal masukan bagi modul

DAC.

Gambar 6. Diagram alir program AVR digital

di dalam DSP

Diagram alir program modul VS1 dan

modul pemonitor regulator sudut penyalaan di

dalam mikrokontroler ditunjukkan pada gambar

7. Main loop digunakan untuk mengirim sinyal

fault dengan memeriksa dua flag yaitu deficient

dan too long. Program Voltage Setter (1)

dijalankan pada timer1_ovf_isr() setiap 21.8

67

Page 8: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

ms. Program FARMON dijalankan pada

timer2_comp_isr() setiap 33.3 μs.

Operator menaikkan nilai tegangan

referensi dengan cara menekan secara terus

menerus tombol “RAISE”, dan menurunkan

nilai tegangan referensi dengan cara menekan

secara terus menerus tombol “LOWER”. Ada 3

kondisi yang diproses di dalam software yaitu:

(1) jika “RAISE” ditekan dan sebelumnya

“LOWER” tidak ditekan, maka naikkan nilai

tegangan referensi, (2) jika “LOWER” ditekan

dan sebelumnya “RAISE” tidak ditekan maka

turunkan nilai tegangan referensi, (3) jika

“RAISE” dan “LOWER” tidak ditekan maka

nilai tegangan referensi tetap. Tegangan

referensi diperbaharui setiap 174.4ms

(5,734Hz) dengan menggunakan

Timer/Counter0 over flow interrupt. Sinyal

keluaran VS1 berupa PWM yang diubah

menjadi sinyal analog oleh pengkondisi sinyal

DAC.

Program untuk pemonitor regulator sudut

penyalaan memeriksa masukan urutan pulsa

UVW dan XYZ masing-masing dalam dua IF

yang saling bebas. Pertama-tama nilai PIN

dimasukkan ke dalam FAR_buff, kemudian

dipisah menjadi FAR_uvw dan FAR_xyz.

Semua variabel diset pada mode static,

sehingga nilainya dipertahankan untuk

pemanggilan ISR berikutnya. Program

dijalankan setiap Timer/Counter2 Compare

Interrupt. Di sini dipakai prescaler 8 dan

OCR2 = 49, sehingga interrupt terjadi setiap

s3.33 µ .

Spesifikasi sinyal regulator sudut

penyalaan bila dinyatakan dalam jumlah

interrupt yang terjadi (count_uvw dan

count_xyz) ditunjukkan pada Tabel 1. Pada

program pemonitor regulator sudut penyalaan

ada dua parameter (konstanta) yang digunakan

yaitu def dan too. def menyatakan jarak antar

pulsa maksimum agar tidak fault, sedangkan

too menyatakan panjang pulsa maksimum agar

tidak fault. Kedua parameter ini dinyatakan

dalam counts dan di-trim pada bagian

pengujian sesuai dengan input dari rangkaian

pemonitor. Dari hasil pengujian penalaan

diperoleh nilai rancangan sebagai berikut: def =

117 = 3896.1 μs = 70°; too = 25 = 832.5 μs =

15°.

Gambar 7. Diagram alir VS1 dan pemonitor regulator sudut penyalaan

68

68

Page 9: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Tabel 1. Spesifikasi sinyal regulator sudut penyalaan

Spesifikasi Fase Pada f=50 Hz Dengan resolusi 33.3μs

Jarak antar pulsa 60° 3.33ms 100 count

Lebar pulsa minimum 10° 555.6μs 17 count

Lebar pulsa maksimum 15° 833.3μs 25 count

Hasil Rancang Bangun

Pada gambar 8 ditunjukkan photo PCB

pengkondisi sinyal ADC (sebelah kiri) dan

pengkondisi sinyal DAC (sebelah kanan) yang

telah buat.

Gambar 8. Pengkondisi sinyal ADC dan

pengkondisi sinyal DAC yang telah dibuat

Pada gambar 9 ditunjukkan photo PCB

modul antar muka VS1 dan pemonitor

regulator sudut penyalaan yang telah dibuat.

Gambar 9. Modul VS1 dan pemonitor regulator

sudut penyalaan yang telah dibuat

HASIL UJI DAN PEMBAHASAN Pada gambar 10 ditunjukkan photo

perangkat uji coba saat eksperimen dilakukan.

Di bawah ini ditunjukkan hasil-hasil

eksperimen dan pembahasannya. Pada semua

gambar hasil eksperimen, sumbu horisontal

menunjukan waktu dan sumbu vertikal

menunjukkan sinyal pengukuran. Eksperimen

bertujuan untuk mengecek fungsi semua modul

rangkaian yang telah dirancang bangun. Pada

makalah ini dilaporkan hasil eksperimen

sebagai berikut:

a. Modul pengkondisi sinyal ADC.

b. Modul pengkondisi sinuyal DAC.

c. Modul VS1 (rangkaian pengeset tegangan

referensi).

d. Modul pemonitor regulator sudut

penyalaan.

Pengujian pengkondisi sinyal ADC pada

sinyal keluaran pendeteksi tegangan

ditunjukkan pada gambar 11. Dimana terlihat

bahwa sinyal keluaran tidak menunjukkan

adanya riak frekuensi sinyal AC dan

mempunyai level tegangan sesuai dengan

masukan DSP, yaitu sebesar 2,73V (kurang

dari tegangan maksimum untuk ADC DSP

sebesar 3V).

Gambar 10. Perangkat eksperimen

69

Page 10: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

ms0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

V

-20

-16

-12

-8

-4

0

4

8

12

16

20x=79,77ms,o=7929µs,xo=-71,84ms

07Jul2010 10:49

xo

(a). Sinyal keluaran pendeteksi tegangan

ms0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

V

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5x=79,77ms,o=7929µs,xo=-71,84ms

07Jul2010 10:50

xo

(b).Sinyal keluaran pengkondisi sinyal ADC

Gambar 11. Hasil eksperimen pengkondisi

sinyal ADC

Hasil pengujian pengkondisi sinyal DAC

ditunjukkan pada gambar 12 sampai dengan

gambar 14. Pada gambar 12 ditunjukkan sinyal

PWM masing-masing dengan nilai siklus tugas:

(a)0%, (b)25%, (c)50%, (d)75%, dan (e)100%.

Pada gambar 13 ditunjukkan sinyal keluaran

pengkondisi sinyal DAC saat diberi masukan

sinyal PWM masing-masing sesuai dengan

gambar 12. Dari hasil ini disimpulan bahwa

pengkondisi sinyal DAC berfungsi dengan

baik. Pada gambar 14 ditunjukkan sinyal

keluaran saat siklus tugas PWM berubah-ubah

terhadap waktu. Frekuensi cut off penapis yang

digunakan adalah 423 Hz, dibuat dengan

menggunakan resistor 8 kΩ dan kapasitor

47nF.

ms0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

07Jul2010 11:15 (a)Siklus tugas 0%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=297,7µs,o=197,4µs,xo=-100,3µs

07Jul2010 11:24

xo

(b)Siklus tugas 25%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs

07Jul2010 11:17

x o

(c)Siklus tugas 50%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=568,4µs,o=269,1µs,xo=-299,3µs

07Jul2010 11:22

xo

(d)Siklus tugas 75%

ms0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

07Jul2010 11:16

70

Page 11: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

(e)Siklus tugas 100%

Gambar 12. Sinyal PWM dengan siklus tugas:

0%, 25%, 50%, 75% dan 100%.

ms0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

07Jul2010 11:13 (a)Siklus tugas 0%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=568,4µs,o=269,1µs,xo=-299,3µs

07Jul2010 11:24

xo

(b)Siklus tugas 25%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs

07Jul2010 11:19

x o

(c)Siklus tugas 50%

ms0,1 0,2 0,3 0,4 0,5 0,6 0,7 0,8 0,9 1,0

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10x=390,1µs,o=789,8µs,xo=399,6µs

07Jul2010 11:21

x o

(d)Siklus tugas 75%

ms0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

V

-10

-8

-6

-4

-2

0

2

4

6

8

10

07Jul2010 11:16 (e)Siklus tugas 100%

Gambar 13. Keluaran pengkondisi sinyal DAC

untuk PWM dengan siklus tugas: 0%, 25%,

50%, 75% dan 100%.

Uji coba di laboratorium terhadap modul

VS1 dilakukan untuk mengecek fungsi

pengesetan oleh operator dari 0 sampai 30%.

Pada gambar 15 ditunjukkan hasil uji coba

laboratorium modul VS1 yang telah dibuat.

Nilai tegangan referensi diatur oleh operator

dengan cara menekan tombol naik dan tombol

turun serta tombol reset. Dari gambar ini dapat

dilihat bahwa operator dapat menurunkan nilai

referensi sampai batas minimal 0 Volt dan

dapat menaikkan nilai referensi sampai batas

maksimal 2,73 Volt (setara 30%).

Pada gambar 16 ditunjukkan hasil

pengukuran sinyal pada regulator sudut

penyalaan kanal U. Garis abu-abu adalah sinyal

kontrol, garis merah adalah sinyal gergaji, dan

garis biru adalah pulsa keluaran. Pada gambar

ini tercatat pulsa pertama menyala saat sudut 45

derajat listrik, lebar pulsa 15 derajat listrik,

jarak antara pulsa pertama dan pulsa kedua 60

derajat, dan jarak antara pulsa pertama siklus

pertama dan siklus berikutnya adalah 360

derajat listrik.

Keluaran regulator sudut penyalaan

sebanyak 6 kanal (U,V,W,X,Y,Z) secara

paralel dikirim ke rangkaian trasnformer pulsa

71

Page 12: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

dan ke modul pemonitor. Transformer pulsa

menyalurkan pulsa penyalaan ke gerbang

thyristor pada masing-masing thyristor di

jembatan thyristor. Modul pemonitor berfungsi

memonitor pulsa yang dihasilkan oleh modul

regulator sudut penyalaan dan mengeluarkan

sinyal peringatan jika terjadi ketidak normalan

(misalnya ada pulsa yang terlalu lebar atau ada

pulsa yang hilang).

ms0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200

V

-5

-4

-3

-2

-1

0

1

2

3

4

5x=88,53ms,o=54,77ms,xo=-33,75ms

16Jul2010 14:41

xo

Gambar 14. Keluaran pengkondisi sinyal DAC dengan siklus tugas PWM bervariasi

Gambar 15. Keluaran modul VS1

72

Page 13: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Rancang Bangun Modul Pengkondisi Sinyal & Antar Muka Untuk Kontroler Tegangan Dijital Pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

Gambar 16. Sinyal pada modul regulator sudut

penyalaan

Pada gambar 17, 18, dan 19 ditunjukkan

hasil eksperimen fungsi modul pemonitor yang

telah dibuat. Pada gambar 17 ditunjukkan hasil

eksperimen saat lebar pulsa yang dikeluarkan

oleh modul regulator sudut penyalaan dalam

kondisi normal. Garis merah menunjukkan

pulsa keluaran modul regulator sudut penyalaan

dan garis biru menunjukkan status operasi

dalam keadaan normal (high).

Gambar 17. Deteksi pulsa normal pada modul

pemonitor

Pada gambar 18 dan gambar 19

ditunjukkan hasil eksperimen pulsa keluaran

abnormal. Garis merah menunjukkan bentuk

pulsa sedangkan garis biru menunjukkan status

operasi. Pada gambar 18, saat pulsa terlalu

panjang maka status berubah dari normal (high)

menjadi abnormal (low). Sedangkan pada

gambar 19, saat pulsa hilang (terlalu pendek)

maka status berubah dari normal (high)

menjadi ab-normal (low).

Gambar 18. Deteksi pulsa terlalu panjang pada

modul pemonitor

Gambar 19. Deteksi pulsa hilang pada modul

pemonitor.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dari hasil eksperimen pada penelitian ini

diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

a. Modul pengkondisi sinyal ADC yang telah

dirancang bangun dapat bekerja dengan

baik. Sinyal keluaran modul ADC tidak

menunjukkan adanya riak frekuensi sinyal

AC dan mempunyai level tegangan sebesar

2,73V yang sesuai dengan DSP (kurang

dari tegangan maksimum untuk ADC DSP

sebesar 3V)

b. Modul pengkondisi sinyal DAC yang

dicirikan oleh Low Pass Filter Sallen-Key

orde 2 dengan nilai resistor 8 kΩ dan

kapasitor 47nF mampu memproses sinyal

keluaran PWM dari modul pengeset

tegangan di dalam mikrokontroler dengan

73

Page 14: rancang bangun modul pengkondisi sinyal & antar muka untuk

Ketenagalistrikan Dan Energi Terbarukan, Vol. 10 No. 1 Juni 2011 : 61 - 74

signal-of-interest berupa sinyal arus searah

yang diperbaharui setiap 50Hz.

c. Modul antar muka pengeset tegangan

referensi dapat bekerja menaikan dan

menurunkan tegangan pada kisaran 0 V s.d.

2,73 V sesuai perintah operator.

d. Modul pemonitor pulsa keluaran regulator

sudut penyalaan dapat bekerja dengan baik

dan mengeluarkan sinyal peringatan:

normal, pulsa terlalu panjang, dan pulsa

terlalu pendek, sesuai spesifikasi: lebar

pulsa maksimum 15° dan jarak antar pulsa

maksimum 70°.

Kesimpulan akhir makalah ini adalah

bahwa modul pengkondisi sinyal ADC dan

DAC yang dibuat memakai rangkaian analog,

serta antar muka pengeset tegangan referensi

operator dan modul pemonitor pulsa regulator

sudut penyalaan yang dibuat memakai

mikrokontroler 8 bit dapat bekerja dengan baik.

Oleh karena itu modul-modul yang telah dibuat

tersebut dapat digunakan untuk rancang bangun

kontroler tegangan dijital berbasis DSP yang

dipakai pada PLTA sesuai tujuan penelitian ini.

Saran

Disarankan agar hasil ini diaplikasikan

pada pembuatan kontroler tegangan dijital

berbasis DSP untuk PLTA yang menjadi tujuan

penelitian ini.

DAFTAR ACUAN

[1] Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral

Republik Indonesia, 2007, Aturan Jaringan

Sistem Tenaga Listrik Jawa-Madura-Bali,

Peraturan Menteri Energi dan Sumber

Daya Mineral Nomor 3 Tahun 2007,

Jakarta, 29 Januari.

[2] Estiko Rijanto, 2009, Rancang Bangun

Kontroler Tegangan Analog untuk

Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA)

dengan Generator Sinkron 3 Fasa Kapasitas

9MVA, jurnal INKOM, pp.72-85, Vol.3,

No.1-2, ISSN: 1979-8059.

[3] Atmel Corporation, 2007, 8-bit AVR with

8K bytes In-System Programmable Flash,

ATMega8/ATMega8L Datasheet rev.

2486S - 08/07.

[4] Texas Instrument, 2009, “TMS320F28235,

TMS320F28234, TMS320F28232 Digital

Signal Controllers (DSCs) Data Manual,

Literature Number: SPRS439F, Texas

Instrument, www.ti.com, ( Diakses April).

[5] National Semiconductor, 2002, Op Amp

Circuit Collection, National Semicondutor

Application Note 31, September.

[6] David M. Alter, 2008, Using PWM Output

as a Digital-to-Analog Converter on

TMS320F280x Digital Signal Controller,

Texas Instruments Application Report

SPRAA88A, September.

[7] Thomas Kugelstadt, Active Filter Design

Technique, Texas Instruments Literature

Number SLOA088.

74