32
Ponco Siwindarto-TEUB 1

PENGKONDISI SINYAL (3)

  • Upload
    lave

  • View
    163

  • Download
    8

Embed Size (px)

DESCRIPTION

PENGKONDISI SINYAL (3). Kumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan yang lalu. POKOK BAHASAN. Rangkaian Logika Digital Komparator Digital to Analog Konverter Analog to Digital Konverter. KOMPARATOR. Contoh 3.1. - PowerPoint PPT Presentation

Citation preview

Page 1: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 1

Page 2: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 2

Kumpulkan tugas yang diberikan pada pertemuan yang lalu

Page 3: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 3

POKOK BAHASAN

Rangkaian Logika DigitalKomparator

Digital to Analog KonverterAnalog to Digital Konverter.

Page 4: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 4

KOMPARATOR

ba

ba

VV

VV

,0

,1

Page 5: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 5

Contoh 3.1• Sebuah sistem kontrol menspesifikasikan

bahwa suhu tidak boleh melampaui 160°C jika tekanannya juga melampaui 10 Pa. Rancang sebuah sistem alarm untuk mendeteksi kondisi ini dengan menggunakan transduser suhu dan tekanan yang fungsi alihnya 2,2 mV/°C dan 0,2 V/Pa.

Page 6: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 6

PenyelesaianBatas-batas keluaran transduser:

• Transduser suhu = (160 °C) (2,2 mV/°C) = 0,352 V

• Transduser tekanan = (10 Pa)(0,2 V/Pa) = 2 V

• Sistem alarm ini dapat diimplementasikan dengan dua buah komparator dan sebuah gerbang AND.

Page 7: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 7

• Tegangan acuan dapat diperoleh dari sebuah rangkaian pembagi tegangan

Page 8: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 8

Komparator dengan Histerisis

• Bila dipenuhi syarat Rf >> R, maka tanggapan komparator diperlihatkan dalam Gambar (b).

Page 9: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 9

Keluaran Vout akan bernilai tinggi bila

dan bernilai rendah bila

(PR)

(PR)

(pada kondisi ini: VH = Vref)

(pada kondisi ini: VL = Vref – (R/Rf)Vo

Lebar histerisis H = VH - VL

Syarat agar komparator tahan terhadap noise: H > Vn(pp)

Page 10: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 10

Contoh 3.2• Sebuah sensor mengkonversi level cairan dalam

sebuah tangki menjadi tegangan dengan fungsi alih (20 mV/cm). Sebuah komparator diinginkan mengeluarkan level tegangan tinggi 5 V bila permukaan cairan setinggi 50 cm. Dengan adanya penambahan cairan, menyebabkan permukaan cairan mengalami fluktuasi ± 3 cm. Rancang sebuah komparator dengan histerisis untuk menghindari pengaruh fluktuasi permukaan.

Page 11: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 11

Penyelesaian

• Acuan untuk komparator mempunyai nilai nominal 50 cm, yang menghasilkan

• Penambahan cairan akan menyebabkan "noise" sebesar (± 3 cm) (20 mV/cm) = ± 60 mV, yang memberikan total kisaran sebesar 120 mV. Jadi diperlukan lebar histerisis minimal 120 mV, dan misalkan untuk keamanan dibuat 150 mV.

Page 12: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 12

Oleh karena itu:• Dari pers. H = VH – VL diperoleh :

(R / Rf)Vo = H

(R / Rf) (5 V) = 150 mV

(R / Rf) = 0,03

Bila dipilih Rf = 100 k maka R = 3 k.

Jadi dengan menggunakan nilai resistor-resistor ini dan tegangan acuan sebesar 1 V maka akan dipenuhi apa yang diinginkan.

Page 13: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 13

DIGITAL TO ANALOG CONVERTER (DAC)• DAC menerima

informasi dalam bentuk digital dan mengubah-nya menjadi tegangan analog

• Sebuah DAC biasanya dinyatakan dalam bentuk kotak hitam.

Page 14: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 14

Fungsi Terminal DAC pada umumnya meliputi:

(1). Terminal Masukan : pada umumnya masukannya berupa kata biner dengan level logika TTL

(2). Catu daya : bipolar yang berkisar dari ±12V ke ±18V, atau menggunakan catu daya tunggal

(3). Catu tegangan acuan : diperlukan untuk memperoleh kisaran tegangan keluaran dan resolusi konverter (harus stabil dan ripple-nya rendah). Ada juga yang menggunakan acuan internal.

Page 15: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 15

(4). Keluaran : tegangan yang merepresentasikan masukan digital, dengan step yang ditentukan oleh Persamaan (3.6)

(5). Data latch : untuk meng-update keluaran

Page 16: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 16

• Keluaran DAC diberikan oleh:

dengan :

Vout = tegangan keluaran analog

VR = tegangan acuan

b1,b2,...bn = kata biner n - bit

Page 17: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 17

• Tegangan keluaran minimum adalah nol, dan maksimumnya ditentukan oleh ukuran kata biner dan nilainya mendekati VR

• Keluaran DAC juga dapat dinyatakan sebagai:

dengan N = nilai ekivalen masukan DAC dalam basis 10.

Page 18: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 18

Resolusi Konversi

• Resolusi pengkonversian merupakan fungsi tegangan acuan dan banyaknya bit dalam word:

Page 19: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 19

Contoh 3.4 Tentukan berapa banyaknya bit DAC yang diperlukan untuk menghasilkan resolusi keluaran sebesar 0,04 V bila digunakan tegangan acuan sebesar 10 V

Penyelesaian

• Dari persamaan (3.6) ;

y = 7,966

Page 20: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 20

Contoh 3.5

Sebuah valve kendali mempunyai perubahan pembukaan yang linier bila tegangan masukannya berubah dari 0 sampai 10 Volt. Keluaran sebuah mikrokomputer yang mempunyai word 8 - bit digunakan untuk mengendalikan pembukaan valve tersebut melalui sebuah DAC 8 - bit.

a. Berapa tegangan acuan yang diperlukan untuk memperoleh pembukaan valve penuh(1OV)

b. Berapa persentase pembukaan valve untuk setiap perubahan masukan 1-bit.

Page 21: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 21

Penyelesaian

a. Kondisi pembukaan penuh terjadi bila masukan valve 10 V

b). Perubahan tegangan keluaran DAC per-step:

Page 22: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 22

ANALOG-TO-DIGITAL CONVERTER (ADC)

• Persamaan untuk ADC

Page 23: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 23

• Keluaran ADC dapat juga dinyatakan dalam bentuk:

dengan : N = keluaran ADC dalam basis 10

INT( ) = nilai integer dari besaran dalam kurung

Page 24: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 24

Contoh 3.6

Sebuah sensor yang mempunyai keluaran 0,02 V/°C digunakan untuk mengukur suhu 0 sampai 100°C. Sebuah ADC digunakan untuk mengonversi tegangan keluaran sensor menjadi data digital. Tentukan besarnya tegangan acuan dan besarnya word ADC yang diperlukan agar diperoleh resolusi 0,1 °C.

Page 25: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 25

Penyelesaian

• Tegangan keluaran sensor pada suhu maksimum (100°C):

(0,02 V/°C) (100°C) = 2VOleh karena itu digunakan tegangan acuan VR = 2V (pendekatan)

• Resolusi suhu 0,1 °C akan menghasilkan resolusi tegangan :

(0,02 V/°C) (0,1 °C) = 2 mV

Page 26: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 26

• Besarnya word dapat diperoleh dari persamaan:

Besarnya word yang diperlukan = 10 bit, yang memberikan resolusi tegangan:

V = (2) (2-10) = 0,00195 V = 1,95 mV

Page 27: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 27

Contoh 3.7

Dalam suatu pengukuran suhu digunakan sensor yang keluarannya 6,5 mV/°C dan harus dapat mengukur hingga 100°C. Sebuah ADC 6-bit dengan tegangan acuan 10 V digunakan untuk mengkonversi tegangan pengukuran menjadi data digital

(a) Rancanglah sebuah rangkaian untuk interface antara sensor dan ADC

(b) Berapa resolusi dalam pembacaan suhu ?

Page 28: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 28

Penyelesaian

Tegangan keluaran sensor pada 100 °C: (6,5 mV/°C) (100°C) = 0,65 V.

(a). Rangkaian interface harus memberikan gain sedemikian rupa sehingga pada suhu 100°C keluaran ADC menunjukkan 111111. Tegangan masukan yang meng-hasilkan keluaran sebesar ini adalah:

Page 29: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 29

Jadi besarnya gain yang diperlukan:

Rangkaian yang dimaksudkan adalah:

Page 30: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 30

(b). Perubahan tegangan masukan V yang menghasilkan perubahan 1 bit LSB:

Perubahan tegangan tersebut bersesuaian dengan perubahan tegangan keluaran sensor sebesar:

Page 31: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 31

TUGAS 4

• Buktikan / turunkan persamaan-persamaan yang diberi tanda

• Kerjakan dengan ditulis tangan, dan dikumpulkan pada pertemuan berikutnya.

(PR)

Page 32: PENGKONDISI SINYAL (3)

Ponco Siwindarto-TEUB 32