of 29 /29
hkama ahkamah Agung Republ Mahkamah Agung Republik Indonesia mah Agung Republik Indonesia ublik Indonesia Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia putusan.mahkamahagung.go.id P U T U S A N Nomor 566 K/Pdt.Sus/2012 DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA M A H K A M A H A G U N G memeriksa perkara perdata khusus Sengketa Konsumen pada tingkat kasasi memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara: FATMIWATI, bertempat tinggal di Jalan Ranah Binuang Nomor 3 , Kelurahan Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan; Pemohon Kasasi dahulu Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan; m e l a w a n PT. ASTRA SEDAYA FINANCE, diwakili oleh Para Direktur FREDYANTO MANALU dan HUGENG GOZALI , berkedudukan di Jalan TB. Simatupang Nomor 90 Tanjung Barat, Jakarta Selatan, kantor cabang beralamat di Jalan Khatib Sulaiman, Padang Sumatera Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada SYAHINDRA NURBEN, S.H., M.M., Advokat beralamat di Jalan Kali Brantas Blok T/l I, RT/ RW 02/08 Kampung Baru ( Brandon) Kelurahan Kampung Lapai Kecamatan Naggalo, Padang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal 11 Juni 2012; Termohon Kasasi dahulu Tergugat ( Pelaku Usaha )/Pemohon Keberatan; Mahkamah Agung tersebut; Membaca surat-surat yang bersangkutan; Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon Kasasi dahulu sebagai Penggugat ( Konsumen)/Termohon Keberatan telah mengajukan keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen ( BPSK) Kota Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tanggal 7 Maret 2012 yang amarnya sebagai berikut: 1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian ; 2 Mewajibkan Penggugat membayar semua angsuran/cicilan beserta denda tunggakan sampai Hari,Tanggal,Bulan putusan dibacakan; 3 Mewajibkan Tergugat menyerahkan Kenderaan tersebut: 1 (satu) unit mobil mini bus Toyota/Avanza 1.3 G A/T, Tahun pembuatan dan perakitan 2010 dengan Nomor Polisi BA 2435 WD, warna silver metalik kepada Penggugat; Hal. 1 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012 Disclaimer Kepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. N Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui : Email : [email protected] Telp : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

PUTUSAN PAILIT NO 566/K.PDT.SUS/2012

Embed Size (px)

DESCRIPTION

FATMIWATI, bertempat tinggal di Jalan Ranah Binuang Nomor 3 ,Kelurahan Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan;Pemohon Kasasi dahulu Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan;m e l a w a nPT. ASTRA SEDAYA FINANCE, diwakili oleh Para DirekturFREDYANTO MANALU dan HUGENG GOZALI , berkedudukan diJalan TB. Simatupang Nomor 90 Tanjung Barat, Jakarta Selatan,kantor cabang beralamat di Jalan Khatib Sulaiman, Padang SumateraBarat, dalam hal ini memberi kuasa kepada SYAHINDRA NURBEN,S.H., M.M., Advokat beralamat di Jalan Kali Brantas Blok T/l I, RT/RW 02/08 Kampung Baru (Brandon) Kelurahan Kampung LapaiKecamatan Naggalo, Padang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal11 Juni 2012

Text of PUTUSAN PAILIT NO 566/K.PDT.SUS/2012

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    P U T U S A NNomor 566 K/Pdt.Sus/2012

    DEMI KEADILAN BERDASARKAN KETUHANAN YANG MAHA ESA

    M A H K A M A H A G U N G

    memeriksa perkara perdata khusus Sengketa Konsumen pada tingkat kasasi

    memutuskan sebagai berikut dalam perkara antara:

    FATMIWATI, bertempat tinggal di Jalan Ranah Binuang Nomor 3 ,

    Kelurahan Ranah Parak Rumbio, Kecamatan Padang Selatan;

    Pemohon Kasasi dahulu Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan;

    m e l a w a n

    PT. ASTRA SEDAYA FINANCE, diwakili oleh Para Direktur

    FREDYANTO MANALU dan HUGENG GOZALI , berkedudukan di

    Jalan TB. Simatupang Nomor 90 Tanjung Barat, Jakarta Selatan,

    kantor cabang beralamat di Jalan Khatib Sulaiman, Padang Sumatera

    Barat, dalam hal ini memberi kuasa kepada SYAHINDRA NURBEN,

    S.H., M.M., Advokat beralamat di Jalan Kali Brantas Blok T/l I, RT/

    RW 02/08 Kampung Baru (Brandon) Kelurahan Kampung Lapai

    Kecamatan Naggalo, Padang, berdasarkan surat kuasa khusus tanggal

    11 Juni 2012;

    Termohon Kasasi dahulu Tergugat (Pelaku Usaha)/Pemohon

    Keberatan;

    Mahkamah Agung tersebut;

    Membaca surat-surat yang bersangkutan;

    Menimbang, bahwa dari surat-surat tersebut ternyata bahwa sekarang Pemohon

    Kasasi dahulu sebagai Penggugat (Konsumen)/Termohon Keberatan telah mengajukan

    keberatan terhadap putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota

    Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tanggal 7 Maret 2012 yang

    amarnya sebagai berikut:

    1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian;

    2 Mewajibkan Penggugat membayar semua angsuran/cicilan beserta denda

    tunggakan sampai Hari,Tanggal,Bulan putusan dibacakan;

    3 Mewajibkan Tergugat menyerahkan Kenderaan tersebut: 1 (satu) unit mobil

    mini bus Toyota/Avanza 1.3 G A/T, Tahun pembuatan dan perakitan 2010

    dengan Nomor Polisi BA 2435 WD, warna silver metalik kepada Penggugat;

    Hal. 1 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 1

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    4 Mewajibkan/ menghukum Tergugat membayaran ganti kerugian atas

    penarikan sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah) perhari sejak mulai

    putusan ini;

    Bahwa terhadap amar putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK)

    Kota Padang tersebut, Pemohon Keberatan telah mengajukan Keberatan di depan

    persidangan Pengadilan Negeri Padang yang pada pokoknya sebagai berikut:

    Bahwa pada tanggal 27 April 2012, Pemohon Keberatan/Tergugat, telah

    menerima pemberitahuan dengan Relas Pemberitahuan Putusan Perkara Konsumen

    Nomor 10/P3K/I/2012 tertanggal 26 bulan Maret tahun dua ribu dua belas tentang isi

    Putusan BPSK Kota Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7

    Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 sedangkan terhadap

    putusan BPSK a quo, Pemohon Keberatan/Tergugat telah mengajukan Permohonan

    Keberatan di Pengadilan Negeri Klas I A Padang pada tanggal 16 April 2012, sehingga

    Permohonan Keberatan yang diajukan oleh Pemohon Keberatan/Tergugat telah diajukan

    sesuai dengan tenggang waktu dan menurut tata-cara sebagaimana yang ditentukan

    undang-undang, yaitu dalam kurun waktu 14 (empat belas) hari kerja semenjak

    pemberitahuan isi putusan, serta diajukan di Pengadilan wilayah hukum dimana

    Tergugat berdomisili;

    I Bahwa Pemohon Keberatan/Tergugat sangat keberatan terhadap putusan yang

    didasarkan atas pertimbangan-pertimbangan yang diberikan BPSK Kota Padang

    yang memeriksa perkara a quo, yang selain karena putusan tersebut lahir dengan

    penuh cacat formal yang antara lain diputuskan dengan melampaui kewenangan

    dalam kedudukannya sebagai Majelis Arbiter pada Badan Penyelesaian Sengketa

    Konsumen Kota Padang, telah keliru dalam melakukan penilaian, salah dalam

    memahami dan menerapkan hukum sehingga pada muaranya telah menimbulkan

    putusan yang salah dan tidak mempunyai landasan hukum yang benar serta

    disampaikan dengan penjelasan yang tidak benar secara yuridis, bahkan cenderung

    menyesatkan;

    Bahwa oleh karena Majelis Arbiter BPSK Kota Padang dalam perkara a quo

    selain telah melampaui kewenangan dalam kedudukannya sebagai Majelis Arbiter

    pada Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Padang, juga terbentuk dengan

    tidak mengindahkan ketentuan hukum acara, sehingganya sangatlah beralasan bagi

    Pengadilan Negeri Klas I A Padang untuk membatalkan putusan a quo, sekaligus

    sesuai kewenangannya mengadili sendiri perkara yang ada antara Pemohon

    Keberatan/Tergugat dengan Termohon Keberatan/Penggugat, (vide Pasal 6 ayat 5

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 2

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1 Tahun 2006 tentang Tata Cara Pengajuan

    terhadap Putusan Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen), yang pada muaranya

    memberikan putusan sebagaimana petitum yang Pemohon Keberatan/ Tergugat

    ajukan pada akhir permohonan keberatan ini;

    II Bahwa adapun amar putusan BPSK Kota Padang a quo adalah sebagai berikut:

    Memutuskan:

    1 Mengabulkan gugatan Penggugat sebahagian;

    2 Mewajibkan Penggugat membayar semua angsuran/cicilan beserta denda

    tunggakan sampai Hari, Tanggal, Bulan putusan ini dibacakan;

    3 Mewajibkan Tergugat menyerahkan Kendaraan tersebut: 1 (satu) unit mobil mini

    bus merek Toyota/Avanza 1.3 G A/T, Tahun pembuatan dan perakitan 2010

    dengan nomor Polisi BA 2435 WD. Warna silver metalik kepada Penggugat;

    4 Mewajibkan/menghukum Tergugat membayar ganti kerugian atas penarikan

    sebesar Rp50.000,00 (lima puluh ribu rupiah);

    III Bahwa keberatan-keberatan Pemohon Keberatan/Tergugat terhadap putusan BPSK

    a quo, adalah sebagai berikut:

    Keberatan Dalam Eksepsi:

    A Keberatan Tentang Kompetenti Absolut, yaitu: Bahwa Badan Penyelesaian

    Sengketa Konsumen Kota Padang Tidak Berwenang Untuk Memeriksa dan

    Mengadili Perkara a quo, karena:

    1 Ketentuan Pasal 45 ayat 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang

    Perlindungan Konsumen menyatakan: "Penyelesaian Sengketa Konsumen

    dapat ditempuh melalui Pengadilan atau di luar Pengadilan berdasarkan

    pilihan sukarela para pihak yang bersengketa";

    2 Bahwa ternyata berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dengan Jaminan Fidusia

    Nomor 01.500.510.00.108828.3 tertanggal 23 bulan April tahun dua ribu

    sepuluh (23-04-2010), selanjutnya disebut "Perjanjian Pembiayaan" yang

    telah ditandatangani oleh Pemohon Keberatan/ Tergugat dan Termohon

    Keberatan/Penggugat, para Pihak telah menyepakati suatu pemilihan tempat

    penyelesaian hukum secara tersendiri, yang diperjanjikan dan mengikat

    sebagai undang-undang bagi para pembuatnya (vide azas pacta sunt

    servanda sebagaimana Pasal 1338 KUHPerdata);

    Hal. 3 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 3

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    3 Bahwa masih berkaitan dengan butir 2 tersebut, Perjanjian pembiayaan

    dengan Jaminan Fidusia a quo, Akta Jaminan Fidusia, serta Sertifikat Fidusia

    yang berkaitan dengan Perjanjian a quo, adalah landasan-landasan hukum

    utama dan perikatan hukum antara Pemohon Keberatan/Tergugat dan

    Termohon Keberatan/Penggugat, landasan-landasan hukum mana hingga kini

    tidak pernah dibatalkan oleh suatu putusan Pengadilan manapun, apalagi

    hingga mempunyai kekuatan hukum tetap, sehingga landasan-landasan

    hukum tersebut berlaku dan mengikat bagi pihak-pihak pembuatnya;

    4 Bahwa tempat pemilihan hukum dimaksud dalam Perjanjian Pembiayaan

    yang mengikat Pemohon Keberatan/Tergugat dan Termohon Keberatan/

    Penggugat, adalah di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (vide butir 16 syarat

    dan ketentuan Perjanjian Pembiayaan yang menyatakan: "Bilamana timbul

    perbedaan pendapat atau perselisihan atau sengketa diantara Kreditur dan

    Debitur sehubungan dengan Perjanjian ini atau pelaksanaannya, maka hal

    tersebut akan diselesaikan secara musyawarah, tetapi usaha tersebut tidak

    menghasilkan keputusan yang dapat diterima, maka Kreditur dan Debitur

    setuju untuk menyelesaikannya di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan);

    5 Bahwa hal ini dipertegas pula oleh Pasal 2 Undang Undang Nomor 8 Tahun

    1999 yang menyatakan "Perlindungan Konsumen berazaskan manfaat,

    keadilan, keseimbangan, keamanan dan keselamatan konsumen serta

    kepastian hukum", serta Pasal 17 huruf b Keputusan Menteri Perindustrian

    dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang

    pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,

    yang berbunyi: "Ketua BPSK menolak Permohonan Penyelesaian Sengketa

    Konsumen, apabila permohonan gugatan bukan merupakan kewenangan

    BPSK." Bahwa kepastian hukum dalam hal ini adalah, bahwa kesepakatan

    pada pemilihan penyelesaian hukum sesuai perjanjian pembiayaan tidak di

    interprestasikan macam-macam secara subjektif karena hal tersebut justru

    akan menghilangkan esensi kepastian hukum dalam suatu kesepakatan dalam

    perjanjian;

    B Keberatan Tentang Tidak Adanya Sengketa Konsumen Dalam Permasalahan

    antara Termohon Keberatan/Penggugat Dengan Pemohon Keberatan/ Tergugat:

    1 Bahwa sesuai Ketentuan Umum Keputusan Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang

    Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 4

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    pada Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa: "Sengketa konsumen adalah sengketa

    antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut ganti rugi atas

    kerusakan, pencemaran dan/atau jasa yang menderita kerugian akibat

    mengkonsumsi barang dan/atau, memanfaatkan jasa.";

    2 Bahwa fakta yang ada adalah, Jasa yang dimanfaatkan oleh Termohon

    Keberatan/Penggugat selaku Konsumen dari Pemohon Keberatan/ Tergugat

    selaku Pelaku Usaha adalah fasilitas pembiayaan diberikan oleh Pemohon

    Keberatan/Tergugat kepada Termohon Keberatan/ Penggugat untuk

    pembelian 1 (satu) unit kendaraan bermotor dari pihak penjual, dimana

    fasilitas pembiayaan tersebut telah diterima dengan utuh dan sempurna oleh

    Termohon Keberatan/Penggugat, sehingga Termohon Keberatan/Penggugat

    telah dapat menikmati kenyataan dan manfaat dari kendaraan yang

    pembeliannya didukung oleh fasilitas pembiayaan a quo;

    3 Bahwa permasalahan yang muncul, adalah ketika justru Termohon

    Keberatan/Penggugat ingkar dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan:

    a Perjanjian Pembiayaan a quo, yang telah dibuat pula dalam akta otentik

    berupa Akta Jaminan Fidusia Nomor 39 tanggal 1 September 2010;

    b Dan telah didaftarkan/terdaftar di Kantor Wilayah Hukum dan Ham

    Sumatera Barat sehingga terbit Sertifikat Jaminan Fidusia W3-1330,

    AH.05.01.TH.2011 tertanggal 21 Pebruari 2011 yang mempunyai irah -

    irah "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa" sehingga

    mempunyai kekuatan title eksekutorial yang sama dengan putusan

    Pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap;

    c Dan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999 yang melandasi semua

    legalitas hukum tersebut;

    Yang kesemuanya itu mengikat Pemohon Keberatan/Tergugat dengan

    Termohon Keberatan/Penggugat;

    4 Bahwa karena ingkarnya Termohon Keberatan/Penggugat dan didasari

    seluruh dasar hukum tersebutlah, akhirnya Pemohon Keberatan/ Tergugat

    melakukan penarikan dan/atau penerimaan kembali kendaraan yang dibeli

    oleh Termohon Keberatan/Penggugat dan pihak penjual, dengan

    mempergunakan fasilitas pembiayaan dari Pemohon Keberatan/Tergugat,

    yang namun sayangnya disikapi tidak dengan jiwa besar bahwa kesemua itu

    adalah bagian konsekwensi dari suatu perikatan hukum;

    Hal. 5 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 5

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    5 Bahwa perkara di BPSK adalah perkara menyangkut jasa dan/atau barang

    yang diberikan oleh Pelaku Usaha, sedangkan barang atau jasa yang sudah

    diberikan oleh Pelaku Usaha tersebut sudah terpenuhi dengan baik, maka

    adanya gugatan ini menjadi sangat menjadi kontradiktif, karena di satu sisi

    Termohon Keberatan/ Penggugat telah menerima jasa yang diberikan oleh

    Pemohon Keberatan/Penggugat dengan baik dan selanjutnya telah sepakat

    pula dengan isi Perjanjian Pembiayaan terbukti dengan sekian lamanya

    memanfaatkan dan menikmati kendaraan a quo tanpa ada komplain atau

    keluhan apapun, namun tiba-tiba baru mempermasalahkan soal konsekwensi

    dari perjanjian yang diawali oleh tindakan Termohon Keberatan/Penggugat

    yang mengingkari kesepakatan berdasarkan Perjanjian Pembiayaan itu

    sendiri;

    6 Bahwa jika memang Termohon Keberatan/Penggugat tidak sepakat dengan

    isi Perjanjian Pembiayaan, maka tentu dari awal Termohon Keberatan/

    Penggugat akan mengembalikan atau menolak fasilitas pembiayaan yang

    diterima dari Pemohon Keberatan/Tergugat, dan mungkin juga

    mengembalikan kendaraan a quo kepada pihak Penjual dengan meminta

    kembali uang mukanya, dan seterusnya, tentunya sebelum pemberian fasilitas

    pembiayaan tersebut diberikan;

    7 Bahwa namun nyatanya semua itu tidak terjadi. Justru Termohon Keberatan/

    Penggugat dengan tenangnya menikmati kendaraan tersebut, dengan hampir

    setiap bulan terlambat melakukan pembayaran, dan selanjutnya selama 5

    (lima) bulan terakhir tidak melakukan pembayaran hingga akhirnya

    penarikan tersebut dilakukan;

    Bahwa lebih lanjut, justru Termohon Keberatan/Penggugat dalam

    gugatannya ingin kendaraan kembali kepadanya, sehingganya jika penguasaan

    kembali pada Termohon Keberatan/Penggugat, dasar hukum apa yang

    dipergunakan selain dari Perjanjian Pembiayaan itu sendiri, yang justru

    dipertimbangkan oleh Majelis BPSK sebagai perjanjian dengan Klausula Baku,

    yang tentu akan berakibat hukum tersendiri pula, padahal Termohon Keberatan/

    Penggugat sendiri tidak pernah mendalilkan apalagi mempersoalkan tentang

    "Masalah baku";

    "Pahamkah Majelis BPSK tentang batas-batas pertimbangan yang boleh

    diberikan untuk mengabulkan tuntutan atau petitum, bahkan oleh Majelis Hakim

    di lembaga peradilan yang sesungguhnya sekalipun"?;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 6

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa artinya, jika majelis Hakim mengatakan bahwa Perjanjian

    Pembiayaan adalah Perjanjian yang berisikan klausula baku, maka tentunya

    Perjanjian tersebut cacat menurut hukum dan batal pula menurut hukum?

    Persoalannya, jika Perjanjian Pembiayaan tersebut batal menurut hukum, atas

    dasar apa kendaraan tersebut perlu atau harus "kembali" kepada Termohon

    Keberatan/Penggugat? Bukankah dasar keberadaan kendaraan a quo adalah

    Perjanjian Pembiayaan ?;

    Bahwa dengan demikian, sengketa konsumen seperti apa yang

    dipermasalahkan oleh Termohon Keberatan/Penggugat yang kemudian

    diakomodir oleh BPSK Kota Padang a quo? Apakah memang dibenarkan dalam

    undang-undang Perlindungan Konsumen, seorang menuntut hak namun

    konsumen mengabaikan kewajiban sesuai kesepakatan ...?, Dengan demikian,

    karena faktanya yang dipermasalahkan oleh Termohon Keberatan/Penggugat

    bukanlah sengketa konsumen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 1 ayat 8

    Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor

    350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan

    Penyelesaian Sengketa Konsumen a quo, maka sudah seharusnya gugatan

    Termohon Keberatan/ Penggugat dinyatakan tidak dapat diterima;

    C Keberatan Tentang Putusan majelis Arbiter Kewenangan:

    1 Bahwa Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen Kota Padang yang

    memberikan putusan a quo telah melampaui kewenangannya dalam masalah

    formalitas ketika melakukan pemeriksaan perkara, dengan mengabaikan

    ketentuan Pasal 32 Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

    Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan

    Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen, dengan

    penjelasan sebagai berikut:

    a Bahwa BPSK Kota Padang dalam memberikan putusan Nomor 12/P3K/

    BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012;

    Perkara Konsumen Nomor 10/BPSK-PDG/I/2012 a quo, menyebutkan

    bahwa putusan a quo adalah putuan Arbitrase, yang berarti bahwa

    putusan tersebut harus mengikuti ketentuan Pasal 4 ayat 1 Keputusan

    Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/

    MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan

    Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyatakan: "Penyelesaian

    sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara Konsiliasi atau Mediasi atau

    Hal. 7 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 7

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf a di atas, dilakukan

    atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang bersangkutan";

    Bahwa, hal ini dipertegas lagi pada Pasal 32 ayat 1 Keputusan

    Menteri a quo, menyatakan bahwa "dalam penyelesaian sengketa

    konsumen dengan cara Arbitrase, para pihak memilih arbitor dari

    anggota BPSK yang berasal dari unsur pelaku usaha dan konsumen

    sebagai anggota Majelis";

    b Bahwa dengan demikian, seandainya baik Pemohon Keberatan/ Tergugat

    dan Termohon Keberatan/Penggugat setuju untuk penyelesaian secara

    arbitrase di BPSK Kota Padang, maka seharusnya Pemohon Keberatan/

    Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat telah memilih terlebih

    dahulu arbitor untuk kemudian proses pemeriksaan dapat dilanjutkan

    secara benar;

    c Bahwa nyatanya, sebelum pemeriksaan pokok perkara, Karyawan

    Pemohon Keberatan/Tergugat yang hadir, telah menyatakan memilih

    penyelesaian secara Mediasi, namun tidak setuju untuk memilih cara

    Arbitrase serta tidak juga memilih arbitor, karena tentang pemilihan

    penyelesaian hukum sudah ditentukan secara tegas dalam Perjanjian

    Pembiayaan, yang menunjuk Pengadilan Negeri Jakarta Selatan sebagai

    tempat penyelesaian masalah hukum antara Pemohon Keberatan/

    Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat;

    d Bahwa setelah proses mediasi tidak berhasil, BPSK Kota Padang tetap

    bersikeras dan memaksakan untuk membentuk Majelis Arbiter sendiri,

    padahal antara proses mediasi dan arbitrase bukanlah suatu proses yang

    berjenjang, namun hanyalah merupakan suatu pilihan (vide Pasal 4 ayat 1

    Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

    Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan

    Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen yang menyatakan:

    "Penyelesaian sengketa konsumen oleh BPSK melalui cara Konsiliasi

    atau Mediasi atau Arbitrase sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 huruf

    a di atas, dilakukan atas dasar pilihan dan persetujuan para pihak yang

    bersangkutan";

    Bahwa dilakukannya arbitrase inipun, adalah tanpa adanya

    pemilihan dan persetujuan dari Pemohon Keberatan/Tergugat, sehingga

    jelas bahwa pembentukan Majelis Arbiter adalah cacat secara yuridis,

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 8

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    yang lebih lanjut adalah bahwa Majelis Arbiter a quo sesungguhnya tidak

    mempunyai kewenangan apapun untuk memeriksa perkara a quo;

    Bahwa dengan telah bertentangannya putusan BPSK a quo

    dengan Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 dan Keputusan Menteri

    Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/

    Kep/12/2011 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan

    Penyelesaian Sengketa Konsumen yang melandasinya karena telah

    terlampauinya BPSK Kota Padang dalam memberikan putusan, maka

    putusan BPSK a quo haruslah dinyatakan batal atau setidaknya

    dibatalkan;

    D Keberatan Tentang Kekeliruan Dalam Perumusan Subjek Hukum Pemohon

    Keberatan/Tergugat (Error in Persona):

    1 Bahwa dalam putusan, disebutkan bahwa Termohon Keberatan/ Penggugat

    mengajukan gugatan terhadap Pemohon Keberatan/ Tergugat yang

    disebutkan dengan nama "PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang

    Padang";

    2 Bahwa penyebutan "PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang padang"

    pada hakekatnya adalah penyebutan yang sangat keliru, karena tidak pernah

    ada baik dalam Anggaran Dasar, maupun perubahannya, maupun dalam

    Berita Negara maupun Lembaran Negara, subjek hukum yang bernama "PT.

    Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang" sebagaimana gugatan

    Penggugat dalam gugatan BPSK a quo;

    3 Bahwa sebutan nama atau subjek hukum Pemohon Keberatan/ Tergugat

    yang benar adalah: "PT. Astra Sedaya Finance", namun tanpa embel-embel

    "(Acc Finance) Cabang Padang" sebagai suatu kesatuan nama sehingga

    mengubah subjek hukum yang benar dan tepat dalam masalah ini;

    4 Bahwa dengan demikian, jika kepentingan hukum Termohon Keberatan/

    Penggugat terganggu oleh perbuatan subjek hukum yang bernama "PT. Acc

    Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang", maka seharusnya gugatan

    tersebut ditujukan kepada "PT. Astra Sedaya Finance" saja, dan bukannya

    terhadap PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance Cabang Padang, karena

    secara formal yuridis di Departemen Hukum dan HAM Republik Indonesia,

    subjek hukum dengan nama sepanjang itu tidak pernah ada;

    Bahwa selain itu, karena menurut Anggaran Dasar perseroan "PT.

    Astra Sedaya Finance", domisilinya adalah di Jakarta Selatan, maka tentunya

    Hal. 9 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 9

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    menurut hukum gugatan itupun haruslah diajukan di Pengadilan Negeri

    Jakarta Selatan;

    Dengan demikian, karena Termohon beberatan/Penggugat telah keliru

    dalam menentukan dan merumuskan subjek hukum Pemohon Keberatan/

    Tergugat, maka sudah seyogyalah gugatan Termohon Keberatan/Penggugat

    ditolak, atau setidak-tidaknya dinyatakan tidak dapat diterima;

    E Keberatan Tentang Gugatan Tidak Jelas atau Gugatan Kabur:

    1 Bahwa tidak jelas apa yang sebenarnya yang menjadi dasar gugatan

    Termohon Keberatan/Penggugat, apakah tentang penarikan atau penyerahan

    kendaraan dari Termohon Keberatan/Penggugat kepada Pemohon Keberatan/

    Tergugat karena Termohon Keberatan/ Penggugat tidak lagi melaksanakan

    kewajiban berdasarkan kesepakatan sebagai-mana Perjanjian Pembiayaan,

    ataukah tentang barang-barang yang dianggap barang dagangan yang

    didalilkan tidak dapat diambil kembali, ataukah atas dasar gugatan lainnya ?;

    2 Bahwa merujuk pada Pasal 16 Keputusan Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang

    Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen,

    disebutkan bahwa "Permohonan Penyelesaian sengketa konsumen secara

    tertulis harus memuat secara benar dan lengkap mengenai: antara lain c)

    barang atau jasa yang diadukan.";

    3 Bahwa dengan demikian, selaku Konsumen, Termohon Keberatan/

    Penggugat harus mempertegas terlebih dahulu apa yang sebenarnya yang di

    permasalahkan, karena "barang" dan "jasa" yang diperoleh oleh Termohon

    Keberatan/Penggugat adalah berasal dari 2 (dua) subjek hukum yang

    berbeda, yaitu:

    a Barang, yaitu kendaraan dibeli dari pihak Penjual;

    b Jasa, yaitu fasilitas pembiayaan untuk pembelian kendaraan a quo

    diberikan oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;

    dengan demikian, Termohon Keberatan/Penggugat harus

    mempertegas ketidakpuasan Termohon Keberatan/Penggugat tersebut,

    apakah mengenai barang (in casu, kendaraan) yang tidak nyaman, ataukah

    keinginan pribadi secara sepihak yang ingin memaksakan diri untuk

    melakukan penyimpanan atas pelaksanaan Perjanjian Pembiayaan dengan

    tidak ingin membayar angsuran tepat waktu walaupun nyatanya kewajiban

    tepat waktu tersebut telah disepakati oleh Termohon Keberatan/Penggugat

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 10

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    sendiri, dan kemudian tidak mau berbesar hati untuk menerima konsekwensi

    dari pelaksanaan suatu Perjanjian dengan mengemasnya melalui suatu

    gugatan di BPSK ?;

    4 Bahwa nyatanya, dalil-dalil Termohon Keberatan/Penggugat campur aduk

    dan tidak adanya relevansi antara dasar-dasar hukum maupun tuntutannya,

    terlebih fakta-fakta yang disampaikan itu sendiri tidaklah mempunyai dasar

    hukum yang cukup apalagi kuat, maka jelaslah bahwa gugatan Penggugat

    tersebut adalah gugatan yang tidak jelas atau vague/kabur (een duideljke en

    bepaalde concluse);

    Dengan demikian, karena gugatan Penggugat adalah kabur atau obscuur

    libel sebab tidak ada atau setidaknya tidak jelas/jelas barang atau jasa apa yang

    diadukan, maka sudah seharusnya gugatan Penggugat dinyatakan tidak dapat

    diterima, dimana hal ini berdasar pula Pasal 17 huruf a Keputusan Menteri

    Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia Nomor 350/MPP/

    Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan Wewenang Badan Penyelesaian

    Sengketa Konsumen, yang berbunyi: "Ketua BPSK menolak permohonan

    penyelesaian sengketa konsumen, apabila permohonan tidak memenuhi

    ketentuan sebagaimana dimaksud Pasal 16.";

    F Keberatan Tentang Cacat Formal Pemberitahuan Putusan BPSK Kota Padang a

    quo:

    1 Bahwa relaas pemberitahuan putusan BPSK yang dipaksakan oleh majelis

    BPSK Kota Padang a quo, menyebutkan bahwa: "Kepada para Pihak dapat

    mengajukan Permohonan Keberatan ke Pengadilan Negeri Padang paling

    lambat dalam jangka waktu 14 (empat belas) hari kerja sejak pemberitahuan,

    relaas ini diterima";

    2 Bahwa lembaga "Peradilan semu yang dibentuk Pemerintah dengan tujuan

    dan niat yang luhur untuk membantu memberikan pencerahan hukum kepada

    masyarakat, seharusnya BPSK mempunyai tanggung jawab dan kemampuan

    pengetahuan hukum yang cukup untuk memberikan pencerahan hukum

    kepada masyarakat tersebut, termasuk dan tidak terbatas pada tata cara

    pengajuan Permohonan Keberatan atas suatu putusan lembaga BPSK.;

    3 Bahwa berdasarkan Pasal 3 ayat (1) Peraturan Mahkamah Agung Nomor 1

    Tahun 2006 jelas disebutkan bahwa: "Keberatan terhadap putusan BPSK

    dapat diajukan baik oleh Pelaku Usaha dan/atau konsumen kepada

    Pengadilan Negeri di tempat kedudukan hukum konsumen tersebut.";

    Hal. 11 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 11

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    4 Bahwa berdasarkan salinan putusan BPSK Kota Padang, jelas terlihat

    ketidakpastian, ketidaktahuan dan/atau ketidak-mengertian BPSK tentang

    penomoran putusan tersebut yaitu pada halaman pertama putusan tersebut

    Majelis Badan Penyelesaian Sengketa Konsumen (BPSK) Kota Padang

    Tentang Mediasi Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/2011. Antara Fatmiwati

    (Konsumen) melawan PT. Acc Finance/Astra Sedaya Finance (Pelaku

    Usaha) Padang 2012. "Bahwa dari kalimat tersebut diatas Pemohon

    Keberatan/Tergugat, sangat heran sekali karena perkara ini dimasukkan oleh

    Termohon Keberatan/Penggugat ke BPSK Kota Padang yaitu dengan Nomor

    10/BPSK-PDG/I/2012 pada tanggal 19 Januari 2012, namun putusan tersebut

    Tentang Mediasi Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/2011";

    Apakah putusan ini dengan memakai tahun 2011 salah ketik atau memang

    pada tahun tersebut diputus, atau BPSK tidak tahu bagaimana cara

    penomoran sebuah putusan, kalaulah memang ini yang terjadi sementara

    putusan tersebut membuat orang atau badan dan/atau pelaku usaha harus

    mengalami kerugian moril maupun materil, maka siapa saja yang harus

    bertanggung jawab ?;

    IV Keberatan-Keberatan Dalam Pokok Perkara;

    A Keberatan-Keberatan Atas Penyimpulan-Penyimpulan Fakta Dan Dasar Hukum

    Secara Keliru Dan Subyektif Oleh BPSK Kota Padang:

    1 Bahwa Majelis BPSK pada butir 1 halaman 4 Putusan mengutip dan tidak

    mempertanyakan dasar dalil Penggugat sehingga disimpulkan bahwa Majelis

    menerima dalil Penggugat tersebut, yang menyatakan: "Bahwa pembelian

    mobil ini dilakukan dengan cara membayar DP Rp40.000.000,00 (empat

    puluh juta rupiah) ..." dan seterusnya, akan Pemohon Keberatan tanggapi

    sebagai berikut:

    a Bahwa dalil Termohon Keberatan/Penggugat yang di amini oleh BPSK

    Kota Padang tersebut sangat keliru dan menunjukkan bahwa BPSK Kota

    Padang juga tidak memahami persoalan yang sesungguhnya, serta

    kapasitas masing-masing pihak terkait dalam permasalahan ini;

    b Bahwa nyatanya, Pemohon Keberatan/Tergugat, bukanlah perusahaan

    pihak yang bidangnya menjual kendaraan, namun adalah merupakan

    perusahaan pembiayaan, yang memberikan fasilitas pembiayaan kepada

    calon Debitor, yang bermaksud membeli kendaraan dari pihak Penjual;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 12

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    c Bahwa sebagai perusahaan pembiayaan, Pemohon Keberatan/ Tergugat

    tidak pernah satu kali pun menjual kendaraan kepada Termohon

    Keberatan/Penggugat, apalagi menerima uang DP (Down Payment atau

    uang muka) tersebut;

    d Bahwa yang benar, Termohon Keberatan/Penggugat membeli kendaraan

    tersebut dari pihak Penjual Elmech Jaya Family -PDG Griya Padang di

    Jalan Komp. Palm Griya Indah Nomor A/5 Padang, sehingganya jelas

    bahwa keterangan Termohon Keberatan/ Penggugat dalam proses di

    BPSK Kota Padang tersebut adalah keterangan yang sama sekali tidak

    bersesuaian dengan fakta hukum yang sesungguhnya dan sangat

    menyesatkan, sehingga tentunya terhadap hal ini akan ada konsekwensi

    hukum pidana yang harus diterima oleh Termohon Keberatan/Penggugat

    atas upaya hukum secara pidana yang akan dilakukan pula oleh Pemohon

    Keberatan/Tergugat;

    2 Bahwa majelis BPSK pada butir 2 halaman 2 Putusan mengutip dan tidak

    mempertanyakan dasar dalil Penggugat sehingga disimpulkan bahwa Majelis

    menerima dalil Penggugat tersebut, yang menyatakan: "Bahwa atas

    pernyataan tersebut Penggugat kaget, bagaimana hal itu bisa terjadi padahal

    Penggugat baru 4 bulan terlambat ..." dan seterusnya, serta "... hal ini tidak

    sesuai dengan perjanjian kredit dan seterusnya, yang akan Pemohon

    Keberatan tanggapi sebagai berikut:

    a Bahwa sama dengan butir sebelumnya, tidak benar Termohon Keberatan/

    Penggugat hanya terlambat 4 bulan sebagaimana dalilnya tersebut, karena

    fakta hukum jelas keterlambatan pembayaran sebelum dilakukan

    penerimaan kembali kendaraan tersebut dari Termohon Keberatan/

    Penggugat adalah untuk angsuran ke 15 yang jatuh tempo pada tanggal

    26 Juni 2011 hingga angsuran ke 18 yang jatuh tempo pada tanggal 26

    September 2011, yang artinya sudah 5 (lima) angsuran/bulan, padahal

    untuk hal tersebut Termohon Keberatan/Penggugat sudah diperingatkan

    berulang kali oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;

    b Bahwa karena jelas bahwa keterangan Termohon Keberatan/ Penggugat

    dalam proses di BPSK Kota Padang tersebut adalah keterangan yang

    sama sekali tidak bersesuaian dengan fakta hukum yang sesungguhnya

    dan sangat menyesatkan, sehingga tentunya terhadap hal ini akan ada

    konsekwensi hukum pidana yang harus diterima oleh Termohon

    Hal. 13 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 13

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Keberatan/Penggugat atas upaya hukum secara pidana yang akan

    dilakukan pula oleh Pemohon Keberatan/Tergugat;

    c Bahwa tidak benar juga dalil Termohon Keberatan/Penggugat yang

    menyatakan bahwa permintaan, pelunasan atas seluruh sisa hutang oleh

    Pemohon Keberatan/Tergugat sebagai tidak sesuai dengan perjanjian

    kredit, karena jelas sesuai ketentuan Perjanjian pembiayaan yang

    berbunyi: "Seluruh hutang harus dibayar dengan sekaligus oleh Debitor,

    dan berhak ditagih dengan seketika dan sekaligus oleh Kreditor, tanpa

    memerlukan pemberitahuan teguran atau tagihan dari Kreditor, atau juru

    sita Pengadilan, atau pihak lain yang ditunjuk Kreditor, dalam hal terjadi

    salah satu atau lebih peristiwa sebagai berikut: Debitor lalai membayar

    salah satu angsuran atau angsuran-angsurannya, atau Debitor melalaikan

    kewajiban-kewajibannya.";

    d Bahwa pada prinsip sederhana suatu perjanjian antar para pihak atau

    subjek hukum, sangatlah beralasan hukum untuk dimuatnya ketentuan,

    syarat dan sanksi bagi pihak-pihak pembuatnya jika terjadi pelanggaran

    atas hal-hal yang disepakati di antaranya. Dengan demikian, ketentuan

    kewajiban pelunasan seluruh hutang bila ada pelanggaran yang dilakukan

    oleh Debitor/Penggugat juga sangatlah beralasan dan berdasar hukum,

    karena hal tersebut sesuai dengan Pasal 1338 jo. 1320 KUHPerdata,

    sekaligus menjamin kepastian hukum bagi pihak-pihak pembuatnya;

    Dengan demikian, bila setelah terjadinya suatu pelanggaran kesepakatan

    atas suatu perjanjian oleh suatu pihak, dan pihak tersebut baru

    merumuskan berbagai macam dalil untuk kesepakatan atau perjanjian

    tersebut, dan pengingkaran atas ketentuan tersebut diakomodir pula oleh

    BPSK Kota Padang yang melahirkan putusan a quo, maka tentu tidak

    akan ada kepastian hukum bagi Pelaku Usaha yang ingin melakukan

    usahanya dengan benar, padahal kendatipun didasarkan pada Undang

    Undang Nomor 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Pelaku

    Usaha tetap harus mempunyai Hak Hukum dan Keseimbangan Hukum

    dalam pemeriksaan perkaranya, dan seharusnyalah tidak dipandang

    secara subjektif sebagai pihak yang dipastikan tidak benar", "Tidak

    beriktikad Baik", "Semena-mena", dan hal-hal lain yang sejenisnya,

    hanya karena menyandang status "Pelaku Usaha.";

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 14

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    Bahwa nyatanya, justru sebagai pelaku Usaha yang

    mempekerjakan ribuan karyawan dengan ribuan pula anggota keluarga

    yang ternafkahi dan melaksanakan juga pembayaran pajak kepada Negara

    dengan baik dan konsisten, sangat jamak terjadi Pemohon Keberatan/

    Tergugat dipermainkan oleh Konsumen-konsumen yang sejak awal

    mempunyai iktikad tidak baik, namun kemudian memper-gunakan

    berbagai macam sarana, termasuk sarana peradilan dan badan

    penyelesaian sengketa, untuk melegitimasi kecurangan-kecurangannya,

    semata-mata karena kelicikannya yang ingin menikmati fasilitas

    pembiayaan, namun tidak mau menerima konsekwensi dan hubungan

    hukum tersebut;

    Bahwa Pemohon Keberatan/Tergugat yakin, secara institusi, Badan

    Penyelesaian Sengketa Konsumen pasti tidak diciptakan untuk

    mengakomodir kepada Debitor yang beritikad buruk seperti itu,

    walaupun memang Pemohon Keberatan/Tergugat juga tidak tahu secara

    pribadi ada oknum-oknum yang ingin melegitimasi tindakan-tindakan

    Debitor seperti itu.;

    e Bahwa apalagi merujuk pula pada Ketentuan Undang Undang Nomor 42

    Tahun 1999 yang proses legalitasnya telah dijalani dengan sempurna oleh

    Pemohon Keberatan/Tergugat, maka kepastian hukum apa lagi yang

    harus dimiliki oleh Pemohon Keberatan/Tergugat yang konstribusinya

    selaku Pelaku Usaha telah membantu menumbuh-kembangkan

    perekonomian negara ?;

    B Keberatan-Keberatan Atas Pertimbangan-Pertimbangan Hukum Yang Sangat

    Keliru Oleh Majelis BPSK Kota Padang:

    1 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum ke 1 halaman 11 Putusan yang

    menyatakan: "Menimbang Penggugat menyampaikan di muka Majelis yang

    memeriksa dan menyelesaikan kasus ini bahwa Penggugat tidak pernah

    datang baik secara sendiri maupun bersama-sama dengan pihak Tergugat ke

    Notaris untuk membuat dan menandatangani Perjanjian pembiayaan dengan

    jaminan Fidusia seperti yang diatur dalam Undang Undang Nomor 42 Tahun

    1999 tentang Akta Fidusia;

    Dengan tidak hadirnya Penggugat di depan Notaris berarti Akta tersebut

    adalah Akta di bawah tangan. Pengertian akta di bawah tangan adalah sebuah

    akta yang dibuat antara pihak-pihak dimana pembuatannya tidak di hadapan

    Hal. 15 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 15

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    pejabat pembuat akta yang sah ditetapkan oleh Undang-Undang (Notaris,

    PPAT dan lain-lain) akan Pemohon Keberatan tanggapi sebagai berikut:

    a Bahwa dalam pelaksanaan pemberian fasilitas pembiayaan, Pemohon

    Keberatan/Tergugat telah memberikan ribuan kepada para Debitornya;

    b Bahwa dengan pemberian fasilitas pembiayaan yang ribuan tersebut,

    banyak keluhan dari para Debitor, yang ingin cepat-cepat menikmati

    kendaraan yang diberikan fasilitas pembiayaannya tersebut, dan enggan

    untuk melakukan semua formalitas hukum;

    c Mengakomodir Debitor yang demikian, dalam hal-hal tertentu,

    Pemberian Kuasa adalah solusi yang dapat dibenarkan oleh hukum,

    termasuk dan tidak terbatas untuk menghadap Notaris dalam rangka

    pembuatan Akta Fidusia, yang selanjutnya didaftarkan di Kantor Wilayah

    Hukum dan HAM Propinsi, untuk diperoleh pula Sertifikat Fidusia;

    d Bahwa nyatanya, Termohon Keberatan/Penggugat dalam hal ini telah

    memberikan Surat Kuasa dimaksud kepada kuasa, untuk menghadap

    Notaris, dimana hal ini menunjukkan bahwa tidak ada yang keliru dalam

    proses pembuatan Akta otentik berupa Akta Fidusia tersebut;

    e Bahwa dengan demikian jelas bahwa perikatan hukum antara Pemohon

    Keberatan/Tergugat dan Termohon Keberatan/Penggugat, bukanlah

    perjanjian di bawah tangan, namun sudah merupakan akta otentik,

    dimana pada akta otentik harus dianggap benar apa-apa yang dinyatakan

    didalamnya;

    f Bahwa nyata keberadaan akta otentik itu sendiri, menunjukkan bahwa

    seluruh tindakan Pemohon Keberatan/Tergugat, telah terlegitimasi secara

    sempurna berdasarkan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999;

    g Bahwa sebagai penjelasan yang berkaitan dengan Undang Undang

    Nomor 42 Tahun 1999, kendaraan a quo secara yuridis adalah milik

    Pemohon Keberatan/Tergugat (vide Perjanjian Pembiayaan, Akta

    Jaminan Fidusia, Sertifikat Fidusia, Undang Undang Nomor 42 Tahun

    1999 tentang Jaminan Fidusia, termasuk pengertian Fidusia: fidusia

    adakah pengalihan hak kepemilikan suatu benda atas dasar kepercayaan

    dengan ketentuan bahwa benda yang hak kepemilikannya dialihkan

    tersebut tetap dalam penguasaan pemilik benda);

    h Bahwa selaku Pemilik secara yuridis, Pemohon Keberatan/ Tergugat

    mempunyai hak untuk mengambil kembali objek jaminan fidusia, in casu

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 16

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    kendaraan a quo, apabila Debitor/Penggugat telah melalaikan kewajiban

    dalam memenuhi ketentuan Perjanjian Pembiayaan, terlebih hak

    Pemohon Keberatan/Tergugat itu telah terlegitimasi secara sempurna

    sesuai ketentuan Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999;

    (vide Pasal 15 ayat (2): "Sertifikat Jaminan Fidusia sebagaimana

    dimaksud dalam ayat (1) mempunyai kekuatan eksekutorial yang sama

    dengan putusan Pengadilan yang telah memperolah kekuatan hukum

    tetap" dan Pasal 15 ayat (3): "Apakah debitor cidera janji, Penerima

    Fidusia mempunyai hak untuk menjual Benda yang menjadi obyek

    Jaminan Fidusia atas kekuasaannya sendiri");

    i Bahwa untuk dipahami, konsideran lahirnya Undang Undang Nomor 42

    Tahun 1999 adalah untuk memberikan perlindungan dan kepastian

    hukum bagi pelaksanaan suatu perjanjian yang didasarkan pula pada

    ketentuan hukum fidusia, sehingga tentulah timbul pertanyaan bagi

    Pemohon Keberatan/Tergugat, apakah Perjanjian Pembiayaan, Akta

    Jaminan Fidusia, Sertifikat Fidusia, Undang Undang Nomor 42 Tahun

    1999, serta dikaitkan pula fakta sebagaimana dinyatakan dalam

    pengakuan Termohon Keberatan/ Penggugat yang menyatakan bahwa

    benar Termohon Keberatan/ Penggugat telah menunggak, penjelasan

    apalagi yang dibutuhkan ?;

    2 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum dalam Putusan yang menyatakan:

    "menimbang bahwa perbuatan Tergugat telah melakukan penyitaan/

    penarikan mobil yang menjadi objek dalam perkara ini telah menyebabkan

    kerugian bagi Penggugat, sehingga tidak bisa mencari nafkah karena mobil

    tersebut adalah sarana yang sangat vital bagi Penggugat melaksanakan

    aktivitasnya", akan Pemohon Keberatan tanggapi sebagai berikut:

    a Bahwa lagi-lagi dengan tidak mengurangi rasa hormat kepada Majelis

    yang memeriksa perkara ini, pendapat Pemohon Keberatan/Tergugat

    adalah sangat jauh pemahaman hukum mengenai "menyita", atau

    "menarik", atau menerima" kendaraan, karena selain terminology

    hukum kata-kata tersebut mempunyai pengertian hukum secara tersendiri,

    juga mempunyai perbedaan dalam sifat aktif atau tidaknya pihak yang

    melakukannya;

    b Bahwa oleh karena itu, menjadi keliru perangkaian kalimat yang

    dipergunakan Majelis BPSK, karena selain itu nyatanya tidak pernah

    Hal. 17 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 17

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    terjadi penyitaan (mohon dibuktikan adanya Berita Acara penyitaan)

    peng-"atau"-an dalam kalimat tersebut menyimpulkan bahwa penyitaan

    dan penarikan adalah hal yang sama atau identik;

    c Bahwa selain itu, sangat berpihak pula Majelis BPSK yang menyebutkan

    bahwa seolah-olah Termohon Keberatan/Penggugat merugi, karena

    dalam hal ini, justru sesungguhnya yang rugi adalah Pemohon Keberatan/

    Tergugat yang harus menafkahi ribuan karyawan dan membayar pajak,

    namun kewajiban untuk melakukan itu terganjal oleh tingkah polah

    Debitor yang merugikan antara lain Termohon Keberatan/Penggugat;

    d Bahwa kerugian Pemohon Keberatan/Tergugat, adalah pada tidak

    terpenuhinya/tidak tertutupinya sisa hutang Termohon Keberatan/

    penggugat kepada Pemohon Keberatan/Tergugat setelah pelelangan

    kendaraan, sehingga untuk ini Pemohon Keberatan/ Tergugat sudah

    mencanangkan pula untuk melakukan gugatan atas kerugian tersebut,

    sesuai dengan apa yang diperjanjian dalam syarat dan ketentuan

    Perjanjian Pembiayaan dengan jaminan Fidusia, serta ketentuan Undang

    Undang Nomor 42 Tahun 1999 tentang Jaminan Fidusia;

    3 Bahwa terhadap Pertimbangan Hukum lainnya dari putusan yang

    menyatakan: "Mengingat (???) pemahaman atau pengertian dari Pasal 45

    ayat (2) Undang Undang Nomor 8 Tahun 1999 adalah berbunyi:

    Penyelesaian sengketa konsumen dapat ditempuh melalui pengadilan

    atau di luar pengadilan berdasarkan pilihan sukarela para pihak yang

    bersengketa, dalam hal tersebut di atas Tergugat telah menerapkan klausula

    baku sebelum terjadinya sengketa antara Penggugat dan Tergugat.

    Seharusnya jika terjadi sengketa antara para pihak memilih penyelesaian

    melalui pengadilan atau di luar pengadilan secara sukarela, sehubungan

    dengan hal tersebut di atas Tergugat telah memberlakukan klausula baku

    sebelum terjadinya sengketa dan hal ini dibuktikan dalam surat yang

    dikirimkan oleh Tergugat kepada Majelis BPSK pada paragraph terakhir

    alinea kedua "akan Pemohon Keberatan tanggapi sebelum berikut:

    a Bahwa selain juga "ultra petita", pertimbangan Majelis BPSK a quo

    adalah sangat keliru, jika hanya karena sudah terketik atau tercetak, maka

    dikualifisir sebagai perjanjian baku, apalagi karena dilakukan

    penggiringan opini yang menyiratkannya sebagai perjanjian baku yang

    melawan hukum ?;

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 18

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    b Bahwa pada dasarnya suatu perjanjian, dikatakan sah, apabila memenuhi

    4 (empat) syarat, dimana 4 (empat) syarat sahnya suatu perjanjian (tot cia

    besteambaarheid den overeenkomsten worden voorwaarden vereisi)

    adalah sebagai berikut:

    Kesepakatan mereka yang mengikatkan dirinya (de toestemming van

    degenen die zih verbinden);

    Kecakapan untuk membuat suatu perikatan (de bekwaamheid on eene

    verbintenis aan te gaan);

    Suatu pokok persoalan tertentu (een bepaald ondewerp);

    Suatu sebab yang tidak terlarang (eene geoorloofde oorzaak);

    c Bahwa di sisi lain, dapat dikualifisirnya suatu perjanjian sebagai suatu

    perjanjian yang berlaku terlebih yang melawan hukum, tidaklah semudah

    pertimbangan majelis BPSK sebagaimana tersebut dalam putusan; namun

    harus ada syarat-syaratnya, kendatipun perjanjian tersebut sudah tercetak

    sebelumnya;

    d Bahwa dengan mengikuti cara berpikir Majelis BPSK tersebut, tentu

    seharusnya anggota Majelis BPSK atau semua masyarakat tidak akan

    pernah boleh menonton di bioskop karena perjanjian antara konsumen

    dan penyelenggara bioskop dituangkan dalam perjanjian yang bernama

    "tiket", yang nota bene sudah tercetak. Lebih jauh dan itu, tidak akan ada

    tiket bus, pesawat, atau bahkan tidak akan pernah ada perjanjian kredit

    pemilikan rumah bagi masyarakat dalam semua level, termasuk untuk

    rumah sangat sederhana, dan seterusnya;

    e Bahwa dengan demikian, karena penyiratan yang dilakukan Majelis

    BPSK tersebut adalah keliru dan menyesatkan, maka sudah sepatutnyalah

    kesimpulan tersebut disingkirkan dan tidak lagi perlu dipertimbangkan;

    C Keberatan-Keberatan Atas Amar Putusan BPSK Kota Padang:

    1 Tentang Amar Butir ke 1 yaitu "Mengabulkan gugatan Penggugat

    sebahagian";

    a Bahwa sesuai Ketentuan Umum Keputusan Menteri Perindustrian dan

    Perdagangan republik Indonesia Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang

    Pelaksanaan Tugas dan wewenang badan Penyelesaian Sengketa

    Konsumen, pada Pasal 1 ayat 8 disebutkan bahwa "Sengketa Konsumen

    adalah sengketa antara pelaku usaha dengan konsumen yang menuntut

    Hal. 19 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 19

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    ganti rugi atas kerusakan, pencemaran dan.atau jasa yang menderita

    kerugian akibat mengkonsumsi barang dan.atau memanfaatkan jasa";

    b bahwa fakta yang ada adalah, jasa yang dimanfaatkan oleh Termohon

    Keberatan/Penggugat selaku konsumen dan Pemohon Keberatan/

    Tergugat selaku Pelaku Usaha adalah fasilitas pembiayaan diberikan oleh

    Pemohon Keberatan/Tergugat kepada Termohon Keberatan/Penggugat,

    dimana fasilitas pembiayaan tersebut telah diterima dengan sempurna

    oleh Termohon Keberatan/ Penggugat, sehingga Termohon Keberatan/

    Penggugat telah dapat menikmati kenyamanan dan manfaat dan

    kendaraan yang pembeliannnya didukung oleh fasilitas pembiayaan a

    quo;

    c Bahwa permasalahan yang muncul, adalah ketika justru Termohon

    Keberatan/Penggugat ingkar dalam melaksanakan kewajiban berdasarkan

    perjanjian pembiayaan, Akta Jaminan Fidusia, Sertifikat jaminan Fidusia

    yang mengikat Pemohon Keberatan/ Tergugat dengan Termohon

    Keberatan/Penggugat, maupun Undang Undang Nomor 42 Tahun 1999

    yang melandasi semua legalitas hukum tersebut, sehingga Pemohon

    Keberatan/Tergugat melakukan penarikan dan/atau penerimaan kembali

    kendaraan yang dibeli oleh Termohon Keberatan/Penggugat dari pihak

    penjual, dengan mempergunakan fasilitas pembiayaan dari Pemohon

    Keberatan/Tergugat;

    d Bahwa dengan demikian, jika yang dipermasalahkan oleh majelis BPSK

    adalah "klausula baku", maka hal ini akan menjadi sangat kontradiktif,

    karena di satu sisi Termohon Keberatan/Penggugat telah menerima jasa

    yang diberikan oleh Pemohon Keberatan/ Penggugat dengan baik dan

    selanjutnya telah sepakat pula dengan isi Perjanjian Pembiayaan terbukti

    dengan berbulan-bulan memanfaatkan dan menikmati kendaraan a quo

    tanpa ada komplain atau keluhan apapun; namun tiba-tiba Majelis BPSK

    mempermasalahkan soal "klausula baku" yang diawali oleh tindakan

    Termohon Keberatan/Penggugat yang mengingkari kesepakatan

    berdasarkan Perjanjian Pembiayaan itu sendiri;

    e Bahwa jika memang Termohon Keberatan/Penggugat tidak sepakat

    dengan isi Perjanjian Pembiayaan, maka tentu dari awal Termohon

    Keberatan/Penggugat akan mengembalikan fasilitas pembiayaan yang

    diterima dari Pemohon Keberatan/Tergugat, dan mungkin juga

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 20

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    mengembalikan kendaraan a quo kepada pihak Penjual dengan meminta

    kembali uang mukanya, dan seterusnya;

    f Bahwa ternyata semua itu tidak terjadi, justru Termohon Keberatan/

    Penggugat dengan tenangnya menikmati kendaraan tersebut, dengan

    hampir setiap bulan terlambat melakukan pembayaran;

    g Sehingganya sengketa konsumen seperti apa yang dipermasalahkan oleh

    Termohon Keberatan/Penggugat yang kemudian perlu dikabulkan

    sebagian oleh BPSK Kota Padang a quo ?;

    2 Tentang amar putusan butir ke 3 yaitu "mewajibkan kepada Tergugat untuk

    menyerahkan mobil dengan data-data sebagai berikut:

    Merk/Type : Toyota Avanza 1.3 G A/T

    Tahun :2010

    Warna : Silver Metalic

    Nomor Polisi : BA-22435 WD

    a Bahwa atas dasar apa Pemohon Keberatan/Tergugat menyerahkan

    kendaraan a quo kepada Termohon Keberatan/Penggugat, terlebih

    kendaraan tersebut telah dilelang dan dimenangkan oleh seorang pembeli

    yang beriktikad baik yang harus dilindungi pula secara hukum;

    b Bahwa lebih jauh dari itu, tidak ada satu dasar hukum pembenar untuk

    Pemohon Keberatan/Tergugat untuk melaksanakan isi putusan tersebut,

    karena pemenuhan tersebut justru adalah perbuatan melawan hukum

    karena putusan itu sendiri bertentangan dengan hukum, sebagaimana

    uraian yang telah Pemohon Keberatan/ Tergugat uraikan dalam semua

    halaman pada Permohonan keberatan ini;

    3 Tentang amar butir ke 4 yaitu "Mewajibkan/menghukum Tergugat untuk

    membayar kerugian kepada Penggugat Sdr. Fatmiwati sebesar Rp50.000,00

    (lima puluh ribu rupiah) sejak mobil yang menjadi tanggung jawab

    Penggugat disita oleh Tergugat sampai putusan ini dipatuhi/dilaksanakan.";

    a Bahwa sama dengan keberatan Pemohon Keberatan/Tergugat terhadap

    butir ke 3 amar putusan BPSK, maka sesuai Pasal 40 ayat 3 huruf a

    Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik Indonesia

    Nomor 350/MPP/Kep/12/2001 tentang Pelaksanaan Tugas dan

    Wewenang badan Penyelesaian Sengketa Konsumen dinyatakan bahwa

    Hal. 21 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 21

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    "Kewajiban sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) berupa pemenuhan

    ganti rugi sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12 ayat 2.";

    b Bahwa selain itu karena putusan ini juga adalah suatu keadaan yang

    "ultra petita", maka tanpa perlu berpanjang lebar, Pemohon Keberatan/

    Tergugat percaya bahwa Majelis Hakim Pengadilan Negeri Kias I A

    Padang yang memeriksa dan mengadili perkara ini juga akan dapat

    menentukan sikap secara tepat, arif dan bijaksana;

    V Penutup;

    Bahwa nyatanya, dan seluruh amar putusan BPSK a quo, selain tidak ada

    satupun yang mempunyai landasan hukum untuk menjadi pembenaran putusan a

    quo, sangatlah tepat bahwa tidak ada satupun dari amar putusan tersebut yang

    bersesuaian dengan tuntutan atau petitum dari Termohon Keberatan/Penggugat

    dalam gugatannya melalui BPSK Kota Padang. Bahwa sayangnya, walaupun tidak

    bersesuaian dan tidak berdasar hukum, BPSK Kota Padang justru melahirkan

    putusan-putusan yang melebihi tuntutan yang jelas sangat kontroversial bagi

    konsiderans lahirnya sebuah badan yang disebut BPSK;

    Bahwa dengan telah tidak berdasar hukumnya putusan BPSK a quo, maka

    sudah seharusnya putusan BPSK 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7

    bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 a quo

    dibatalkan;

    Bahwa sebagai penutup, untuk menggugah hati nurani Termohon Keberatan/

    Penggugat, sekaligus untuk menjadi informasi bagi Majelis Hakim yang Memeriksa

    dan Mengadili Perkara ini agar dapat dibawa juga ke pimpinan dan forum Majelis

    Pengadilan Kelas I A Padang sebagai bahan renungan, Pemohon Keberatan/Tergugat

    juga ingin menyampaikan bahwa pada dasarnya dana yang dipergunakan oleh

    Pemohon Keberatan/Tergugat untuk membiayai kendaraan a quo, adalah pinjaman

    Pemohon Keberatan/ Tergugat dari pihak ketiga, yang antara lain juga adalah uang

    masyarakat. Bahwa terhadap pihak ketiga tersebut, Pemohon Keberatan/Tergugat

    tentu juga terikat pada suatu ketentuan untuk membayar tepat waktu sesuai

    perjanjian, dikenakan bunga, dikenakan denda, dikenakan biaya administrasi dan

    sebagainya;

    Selain itu dalam pengelolaan pinjaman yang disalurkan kepada Debitor-

    debitornya, Pemohon Keberatan/Tergugat juga harus mengeluarkan biaya berupa

    gaji karyawan, biaya operasional, biaya pajak, dan segala sesuatu yang berkaitan

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 22

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    dengan pelaksanaan perjanjian pembiayaan, yang berdiri sendiri-sendiri, atas ratusan

    ribu perjanjian tersebut, yang notabene membutuhkan pula banyak karyawan;

    Alhasil, untuk potensi keuntungan dan pembiayaan atas 1 (satu) unit

    kendaraan, secara umum Pemohon Keberatan/Tergugat paling hanya akan

    mendapatkan 0,5% sampai 2,0% dari nilai pembiayaan tersebut, yang dirata-ratakan

    hanya sekitar 1,25%, dan itupun harus dijaga selama bertahun-tahun, sesuai jangka

    waktu Perjanjian;

    Dengan demikian, terhadap 1 (satu) kali saja munculnya Debitor yang gagal

    bayar, maka untuk nilai kendaraan yang sekitar Rp150.000.000,00 saja, Pemohon

    Keberatan/Tergugat harus melakukan lebih 100 (seratus) kali pembiayaan yang tidak

    lagi dapat diharapkan keuntungannya, karena potensi kerugian yang ditimbulkan

    oleh Debitor tersebut;

    Dengan fakta-fakta ini, haruskah perlindungan terhadap Kreditor diabaikan?

    haruskan uang masyarakat yang terkonstribusi di kendaraan-kendaraan tersebut

    diakomodir oleh hukum untuk "dikemplang" Debitor seperti itu ?;

    Biarlah hati nurani yang bicara, dan Majelis Hakim yang Terhormat pulalah

    yang dapat menilai itu;

    Bahwa berdasarkan alasan-alasan tersebut diatas, Penggugat mohon kepada

    Pengadilan Negeri Lubuk Sikaping agar memberikan putusan sebagai berikut:

    1 Menerima keberatan-keberatan dalam Eksepsi dari Pemohon Keberatan tersebut di

    atas;

    2 Menyatakan gugatan Penggugat/Termohon Keberatan tidak dapat diterima;

    3 Membatalkan putusan BPSK Kota Padang 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/ 2012

    tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012 dan

    Nomor 12/BPSK-PDG/Arbt/III/2011 untuk seluruhnya;

    4 Menghukum Penggugat/Termohon Keberatan untuk membayar ongkos perkara

    menurut hukum 12/P3K/BPSK-PDG/ABRT/III/2012 tertanggal 7 bulan Maret

    Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/I/2012;

    Atau:

    1 Menerima Keberatan Permohonan dan Pemohon Keberatan/Tergugat untuk

    seluruhnya;

    2 Menolak gugatan Penggugat/Termohon Keberatan untuk seluruhnya;

    3 Membatalkan putusan BPSK Kota Padang Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ ABRT/

    III/2012 tertanggal 7 bulan Maret Tahun 2012. Perkara Konsumen Nomor 10/P3K/

    I/2012, untuk seluruhnya;

    Hal. 23 dari 29 hal. Put. No. 566 K/Pdt.Sus/2012

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 23

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    4 Menghukum Penggugat/Termohon Keberatan untuk membayar ongkos perkara

    menurut hukum;

    Serta:

    Mengadili Sendiri:

    1 Menyatakan Pemohon Keberatan/Tergugat adalah pelaku Usaha yang beritikad baik

    dan harus dilindungi oleh hukum;

    2 Menyatakan Termohon Keberatan/Penggugat wanprestasi dengan tidak

    melaksanakan kewajiban tepat waktu berdasarkan Perjanjian Pembiayaan dengan

    Jaminan Fidusia Nomor 01.500.510.00.108828.3 tertanggal 23 bulan April tahun dua

    ribu sepuluh (23-04-2010), selanjutnya disebut "Perjanjian Pembiayaan" dan

    Sertifikat Jaminan Fidusia W3-1330, AH.05.01.TH.2011 tertanggal 21 Pebruari

    2011 yang mempunyai irah-irah "Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang

    Maha Esa" sehingga mempunyai kekuatan title eksekutorial yang sama dengan

    putusan pengadilan yang telah berkekuatan hukum tetap, maupun Undang Undang

    Nomor 42 Tahun 1999 yang melandasi semua legalitas hukum tersebut;

    3 Menghukum Termohon Keberatan/Penggugat untuk membayar seluruh ongkos

    perkara yang timbul dari perkara ini;

    Namun apabila Yang Terhormat Bapak Ketua Pengadilan Negeri kias 1 A

    Padang cq. Majelis Hakim yang memeriksa dan mengadili perkara ini berpendapat lain,

    dengan mengacu pula pada hak-hak proporsionalitas pihak-pihak terkait pada

    permasalahan ini, serta dengan tetap memegang teguh prinsip-prinsip hukum yang

    berlaku di Negara ini, kami mohonkan keadilan yang seadil-adilnya;

    Bahwa terhadap gugatan tersebut Pengadilan Negeri Padang telah memberi

    putusan, yaitu Putusan Nomor 51/Pdt.G/BPSK/2012/PN.Pdg., tanggal 16 Mei 2012 yang

    amarnya sebagai berikut:

    Dalam Eksepsi:

    Menerima eksepsi Pemohon;

    Dalam Pokok Perkara:

    1 Menerima keberatan Pemohon;

    2 Membatalkan putusan BPSK Nomor 12/P3K/BPSK - PDG/Abrt/III/2012 tanggal 7

    Maret 2012 Nomor 12/P3K/BPSK-PDG/ARBT/III/2012;

    3 Menghukum Termohon untuk membayar ongkos perkara sejumlah Rp226.000,00

    (dua ratus dua puluh enam ribu rupiah);

    Menimbang, bahwa putusan Pengadilan Negeri Padang tersebut, telah

    diberitahukan kepada Termohon Keberatan/Penggugat di BPSK pada tanggal 16 Mei

    DisclaimerKepaniteraan Mahkamah Agung Republik Indonesia berusaha untuk selalu mencantumkan informasi paling kini dan akurat sebagai bentuk komitmen Mahkamah Agung untuk pelayanan publik, transparansi dan akuntabilitas pelaksanaan fungsi peradilan. Namun dalam hal-hal tertentu masih dimungkinkan terjadi permasalahan teknis terkait dengan akurasi dan keterkinian informasi yang kami sajikan, hal mana akan terus kami perbaiki dari waktu kewaktu.Dalam hal Anda menemukan inakurasi informasi yang termuat pada situs ini atau informasi yang seharusnya ada, namun belum tersedia, maka harap segera hubungi Kepaniteraan Mahkamah Agung RI melalui :Email : [email protected] : 021-384 3348 (ext.318) Halaman 24

  • Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Mahk

    amah

    Agun

    g Rep

    ublik

    Indo

    nesia

    Direktori Putusan Mahkamah Agung Republik Indonesiaputusan.mahkamahagung.go.id

    2012, terhadap putusan tersebut Termohon Keberatan/Penggugat mengajukan

    permohonan kasasi pada tanggal 22 Mei 2012 sebagaimana ternyata dari akta

    permohonan kasasi Nomor 51/Pdt.G.BPSK/ 2012/PN.Pdg, jo. Nomor 21/2012/Pdg.

    yang dibuat oleh Wakil Panitera Pengadilan Negeri Padang, permohonan tersebut

    disertai dengan memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri Padang

    tersebut pada tanggal 31 Mei 2012;

    Bahwa memori kasasi telah disampaikan kepada Pemohon Keberatan/Tergugat

    di BPSK pada tanggal 4 Juni 2012, kemudian Pemohon Keberatan/Tergugat di BPSK

    mengajukan jawaban memori kasasi yang diterima di Kepaniteraan Pengadilan Negeri

    Padang pada tanggal 21 Juni 2012;

    Menimbang, bahwa permohonan kasasi a quo beserta keberatan-keberatannya

    telah diberitahukan kepada pihak lawan dengan saksama, diajukan dalam tenggang

    waktu dan dengan cara yang ditentukan dalam undang-undang, oleh karena itu

    permohonan kasasi tersebut formal dapat diterima;

    Menimbang, bahwa keberatan-keberatan yang diajukan oleh Pemohon Kasasi/

    Termohon Keberatan dalam memori kasasinya tersebut pada pokoknya ialah:

    1 Bahwa Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat pada point 4 Gugatan

    Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat mendalilkan "Penggugat telah

    melakukan Pembayaran angsuran sebanyak 14 kali Pembayaran kepada Termohon

    Kasasi/Pemohon Keberatan/Tergugat, diakui oleh/Pemohon Kasasi/Penggugat

    mengalami keterlambatan pembayaran sebanyak 4 (empat) kali Pembayaran";

    Bahwa Termohon Kasasi/Pemohon Keberatan/Tergugat membantah dalil

    Pemohon Kasasi/Termohon Keberatan/Penggugat tersebut dengan mengatakan

    dalam Permohonan Keberatan hal. 12 pada point a yaitu tidak benar Termohon