153
PERAN TEATER LENONG BETAWI DALAM PEMBENTUKAN IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT BETAWI (STUDI KULTURAL HISTORIS: TEATER LENONG MARONG GROUP DI CIATER, TANGERANG SELATAN) Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Oleh: Putri Cellia NIM: 1110015000099 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2014

Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

  • Upload
    dotruc

  • View
    234

  • Download
    4

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

PERAN TEATER LENONG BETAWI DALAM PEMBENTUKAN

IDENTITAS BUDAYA MASYARAKAT BETAWI (STUDI KULTURAL

HISTORIS: TEATER LENONG MARONG GROUP DI CIATER,

TANGERANG SELATAN)

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh

Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.)

Oleh:

Putri Cellia

NIM: 1110015000099

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2014

Page 2: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 3: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 4: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 5: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

i

ABSTRAK

Putri Cellia (1110015000099). Peran Teater Lenong Marong dalam

Pembentukan Identitas Betawi (Studi Analisis: Perkumpulan Teater Lenong

Marong Group di Ciater). Skripsi, Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan

Sosial, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri

Syarif Hidayatullah Jakarta

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui bagaimana peran teater lenong Marong

dalam pembentukan identitas Betawi di Kelurahan Ciater. Penelitian ini

dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong yang berlokasi di kelurahan

Ciater. Penelitian ini merupakan suatu studi yang menggunakan pendekatan

kualitatif. Metode yang digunakan meliputi observasi, wawancara, dan studi

pustaka terhadap masyarakat Betawi pada umumnya dan perkumpulan teater

lenong Marong pada khususnya untuk mengungkapkan aspek historis dan

fungsional teater lenong. Hasil analisis atas temuan di lapangan menunjukan

bahwa perkumpulan teater lenong Marong berperan dalam pembentukan identitas

Betawi dengan cara menunjukan bahwa masyarakat Betawi sangat mencintai

Islam dan sangat memegang teguh pedoman hidup tersebut, penggunaan dialek

Betawi dalam pementasan, menampilkan karakter-karakter masyarakat Betawi,

pakaian khas Betawi, alat tradisional Betawi yaitu golok, dan kesenian Betawi

lainnya seperti silat, gambang kromong, tarian Betawi dan lagu-lagu Betawi.

Kata kunci : Teater Lenong, Identitas Budaya, Masyarakat Betawi

Page 6: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

ii

ABSTRACT

Putri Cellia (1110015000099). The Role of Marong Lenong Theater in Identity

Formation Of Betawinesse (Study Analsis: Bevy Marong Lenong Theater

Group in Ciater, South Tanggerang). Essay. Jakarta : Department of

Education Social Science The Faculty of Tarbiyah and Teaching Science The

State Islamic of Syarifhidayatullah University.

This study aims to determine how the role of theater lenong Marong in identity

formation in the village of Btawinesse in Ciater, South Tangerang. The research

was conducted in association Marong lenong theater located in Ciater, South

Tangerang. This research is a study using a qualitative approach. The methods

used include observation, interviews, and literature on society in general and

associations Betawi, lenong Marong theater in particular. The result of analysis

of the findings in the field showed that the association of theater lenong Marong

role in the formation of identity in a way shows that Betawi communities loves

Islam and so uphold the rule of life, Betawi dialec use in staging, typical clothing,

Betawi traditional tools are machetes, and other Betawi arts such a martial arts,

xylophone kromong, Betawi dance and songs of Betawi.

Keywords : Lenong Theater, Cultural Identity, Betawi Communities

Page 7: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

iii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur peneliti panjatkan kehadirat ALLAH SWT yang telah

memberikan nikmat Iman, Islam, serta nikmat sehat wal’afiat sehingga peneliti

dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Peran Teater Lenong Marong

dalam Pembentukan Identitas Betawi (Studi Analisis: Perkumpulan Teater

Lenong Marong Group di Ciater, Tangerang Selatan)”. Shalawat serta salam

tercurahkan kepada Rasullah SAW, keluarga dan sahabatnya.

Skripsi ini tidak mungkin selesai sebagaimana mestinya tanpa ada bantuan

dari semua pihak baik secara moril maupun materil. Oleh karena itu peneliti

menghaturkan ucapan terimakasih yang tak terhingga kepada:

1. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Ibu Nurlena Rifa’I,

MA, Ph.D serta para pembantu dekan.

2. Ketua jurusan Pendidikan IPS, Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd beserta

seluruh staf.

3. Dosen pebimbing, Ibu Dr. Ulfah Fajarini, M.Si dan Ibu Cut Dhien

Nourwahida, MA yang telah sabar mebimbing dan memberikan ilmu

dalam menyelesaikan skripsi ini.

4. Bapak dan Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah

memberikan ilmunya kepada peneliti, semoga Bapak dan Ibu dosen selalu

dalam rahmat dan lindungan Allah SWT. Sehingga ilmu yang telah

diajarkan dapat bermanfaat di kemudian hari.

5. Bapak Marong dan para pemain lenong Marong Group yang telah

memberikan izin dan membantu peneliti dalam proses penelitian skripsi

ini. Semoga sukses selalu untuk Bapak Marong da para pemain Marong

Group.

6. Staf kelurahan Ciater yang telah memberikan bantuan pada peneliti

7. Kedua Orangtua Ayah dan Mamah ( Maman Permana dan Almh. Atikah

Abdulah, Spd) yang selalu ada disaat peneliti membutuhkan dukungan

baik moril, materil maupun spiritual. Semoga Mamah bisa tersenyum

Page 8: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

iv

bangga melihat Ananda dapat menyelesaikan kuliah keguruan sesuai

harapan Mamah.

8. Keluarga tercinta Kakak dan Adik ( Kak Resa dan Ian), Nenek tersayang,

embah, om, tante, sepupu dan seluruh anggota yang selalu mendoakan dan

memberikan dukungan dalam menyelesaikan skripsi ini.

9. Keluarga besar SosioAntro 2010 terimakasih untuk semua pengalaman

yang tak terlupakan semoga kita selalu dilindungi oleh Allah SWT

10. Sahabat-sahabat di kampus (Ines, Rya, Cabi, Ninna, Tuti, Nesa, Dara,

Deli, Epi, Nadia, Embong, Putri)

11. Terimakasih untuk sahabat sosialita (Ewin, Lita, Ajeng, Anggi, Dicha dan

Gabo) yang telah memberikan peneliti semangat untuk menyelesaikan

skripsi ini

Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi semua pihak yang

memerlukan bahan referensi khususnya dibidang pendidikan sosiologi-

antropologi. Namun, pada akhirnya peneliti ingin mengingatkan bahwa

penelitian yang tersaji ini tidak terlepas dari berbagai kekurangan. Oleh karena

itu, saran dan kritik yang membangun peneliti butuhkan dan akan

ditindaklanjuti demi kesempurnaan penelitian di masa yang akan datang.

Akhir kata, semoga skripsi ini dapat berguna bagi semua yang telah

membacanya.

Jakarta, Desember 2014

Putri Cellia

Page 9: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

v

DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN

SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI

ABSTRAK ..................................................................................................... i

ABSTRACT ABSTRAK ............................................................................... ii

KATA PENGANTAR ................................................................................... iii

DAFTAR ISI .................................................................................................. v

DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii

BAB I: PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ....................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................ 8

C. Pembatasan Masalah ............................................................... 8

D. Perumusan Masalah ................................................................ 9

E. Tujuan Penelitian .................................................................... 9

F. Manfaat Penelitian .................................................................. 9

BAB II: KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik .................................................................... 12

1. Teater Rakyat Lenong Betawi ........................................... 12

a. Teater ........................................................................... 13

b. Lenong Betawi ............................................................ 15

2. Identitas Budaya Masyarakat Betawi ................................ 21

a. Identitas ....................................................................... 21

b. Budaya ......................................................................... 25

Page 10: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

vi

c. Masyarakat Betawi ...................................................... 27

B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................ 30

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 35

B. Metode Penelitian .................................................................... 35

C. Populasi dan Sampling ............................................................ 36

D. Teknik Sampling ..................................................................... 36

E. Teknik Pengumpulan Data ...................................................... 37

F. Instrumen Penelitian ................................................................ 39

G. Teknik Analisis Data ............................................................... 40

H. Pemeriksaan Keabsahan Data ................................................. 41

I. Refleksi Penelitian .................................................................. 43

BAB IV: HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................ 45

1. Struktur Sosial Kelurahan Ciater ............................................ 45

2. Konteks Sejarah Teater Lenong Betawi Marong Group ......... 49

B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................... 70

1. Peran Teater Lenong Marong Sebagai Arena Pembentukan

Identitas Kultural Masyarakat Betawi .................................. 70

2. Teater Lenong dalam Semangat Kultural ............................ 87

3. Langkah Strategis Revitalisasi Budaya Betawi .................... 89

BAB V: KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan ............................................................................. 91

B. Saran ....................................................................................... 93

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 95

Page 11: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

vii

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Sejenis

Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Kelurahan Ciater berdasarkan jenis kelamin

Tabel 4.2 Komposisi Penduduk Ciater Menurut Tingkat Pendidikan

Tabel 4.3 Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Ciater

Tabel 4.4 Daftar anggota perkumpulan teater lenong Marong Group

Page 12: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

viii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Lembar Uji Referensi

Lampiran 2 Pedoman Observasi

Lampiran 3 Pedoman Wawancara

Lampiran 4 Transkip Hasil Wawancara

Lampiran 5 Dokumentasi

Lampiran 6 Data Responden

Lampiran 7 Surat Bimbingan Skripsi

Lampiran 8 Surat Permohonan Izin Penelitian

Page 13: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kelompok masyarakat memiliki kebudayaan dan tradisi

tertentu sesuai dengan ciri khas masyarakat setempat, kebudayaan tersebut

merupakan hasil dari karya, karsa, dan rasa. Dari sinilah sebuah kaum

menghasilkan perangkat-perangkat kehidupan untuk memudahkan mereka

mengatasi dan menguasai alam semesta serta mengatur kehidupan dengan

menyusun norma, etika, dan hukum yang menjadi acuan ketertiban.

Beradab atau tidaknya sebuah bangsa bisa diukur dari sini, ketika kita

membicarakan budaya cakupannya sangat luas dimulai dari ilmu

pengetahuan sampai kesenian yang merupakan simbol dari bentuk

pengungkapan atau pesan.

Bila seseorang melihat kesenian ada yang menganggap sebagai

hiburan dan ada pula yang menjadikan sebagai instrumen untuk

melakukan pencerahan pada masyarakat seperti penggunaan wayang oleh

para wali untuk melakukan syi’ar. Pada konteks masyarakat Betawi

banyak lahir seni kerakyatan dan jika kita telusuri garis sejarah terciptanya

kesenian-kesenian tersebut tidak terlepas dari proses akulturasi. Menurut

Kusumohamidjojo, “akulturasi merupakan proses penerimaan dan

pengolahan unsur-unsur kebudayaan asing menjadi bagian dari

kebudayaan suatu kelompok, tanpa meninggalkan unsur kebudayaan

asli”.1

Sehingga realitas ini mempunyai peran untuk membentuk kesadaran

masyarakat yang lebih terbuka terhadap budaya yang datang dari luar,

sebab masyarakat yang berada pada jalur perdagangan lebih mudah tejadi

penyerapan budaya yang prosesnya nanti akan terjadi proses pembentukan

1 Budiono Kusumohamidjojo, Filsafat Kebudayaan Proses Realisasi Manusia, (Jakarta:

Jalasutra,2009), h. 188

Page 14: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

2

kesenian, ini terjadi pada masyarakat Indonesia secara umum khususnya

Betawi.

Suku Betawi adalah salah satu etnis di Indonesia yag dikenal sebagai

penduduk asli kota Jakarta. Secara geografis suku Betawi tinggal di pulau

Jawa, namun secara sosiokultural, mereka kelihatannya lebih dekat dengan

budaya Melayu Islam.2 Dilihat dari segi kesukubangsaan, orang Betawi

yang berdiam di Jakarta memiliki latar belakang sejarah yang telah

melewati rentang waktu yang cukup panjang. Sejak lebih dari 400 tahun

yang lalu, masyarakat Betawi yang kemudian menjadi masyarakat seperti

yang dikenal sekarang merupakan hasil dari suatu proses asimilasi.

Masyarakat Betawi dengan budayanya merupakan hasil pembauran

berbagai bangsa dan suku-suku yang berasal dari berbagai daerah di

Indonesia.

Jakarta sebagai satu tempat yang terletak di pinggir pantai, dalam

proses perjalanan sejarahnya, menjadi kota pelabuhan dan kota dagang.

Kota ini kemudian menjadi pusat kota administrasi, politik, dan bahkan

menjadi salah satu pusat untuk memperoleh pendidikan di Indonesia. Sifat

dan ciri kota Jakarta yang demikian itu telah memungkinkan menjadi

arena pembauran berbagai etnik yang ada di Indonesia, dan bahkan

berbagai bangsa yang berasal dari berbagai penjuru dunia. Mereka datang

dengan beragam kepentingan dan dengan latar belakang kebudayaan yang

berbeda pula. Pembauran itu telah melahirkan suatu masyarakat dan

kebudayaan baru bagi penghuni kota Jakarta tadi, yang kemudian dikenal

sebagai Orang Betawi.

Faktor lain yang menyebabkan terbentuknya kelompok itu adalah

karena adanya perkawinan campuran antara anggota berbagai suku bangsa

tadi. Akhirnya kelompok ini memiliki suatu identitas sendiri. Identitas ini

diperkuat misalnya adanya kesatuan kesenian, yang bisa dinikmati oleh

2 Setiati dkk, Ensiklopedia Jakarta 6, ( Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2009), h. 4.

Page 15: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

3

keseluruhan anggota kelompok baru ini, seperti kesenian lenong,topeng,

gambang kromong, qasidah, rebana, dan lain-lain. Kesenian-kesenian itu

merupakan kesenian baru yang berkembang atau diramu dari kesenian

berbagai suku bangsa tadi.

Pembauran dengan kawin campur antar golongan atau suku bangsa

tadi diikat pula oleh adanya kesatuan agama. Orang Betawi dapat

dikatakan hampir semuanya memeluk agama Islam. mereka juga

umumnya merupakan pemeluk-pemeluk agama yang taat. Kehidupan

mereka banyak dipengaruhi oleh norma-norma agama Islam3.

Salah satu kesenian masyarakat Betawi adalah lenong. lenong

merupakan salah satu bentuk teater peran di Betawi, dan merupakan salah

satu kesenian rakyat yang mengalami akulturasi pada dasarnya dari sudut

pandang seni pertunjukan, lenong sangat mirip dengan wayang dermuluk,

wayang senggol, dan wayang sumedar. Perbedaan terbesar terlihat pada

tema yang diangkat dalam pertunjukan. Lenong bukan hanya bercerita

tentang bangsawan, namun juga bercerita tentang kisah-kisah rakyat jelata.

Lenong termasuk folklor karena ia bersifat tradisional dalam arti

keberadaanya beberapa turunan. Ciri lain yang juga penting dari folklor

yang dimiliki oleh seni lenong adalah sudah tidak diketahaui lagi siapa

penciptanya (anonim), karena ia sudah menjadi milik suatu kolektif, yakni

suku bangsa Betawi. Sehingga jika salah satu lakonnya mau dipertunjukan

tidak perlu membayar hak ciptanya.

Lenong sebagai hiburan orang Betawi, yang pada umumnya adalah

petani pedesaan atau perkampungan, sehingga bahasa pengantarnya adalah

bahasa Melayu Betawi, yang dipergunakan oleh orang dari kalangan

ekonomi menengah ke bawah. Sehubungan dengan itu maka kata-kata

yang dipergunakan pun bersifat blak-blakan jika tidak mau dikatakan

kasar. Sebagai salah satu pertunjukan rakyat, skenario pertunjukan lenong

3 Rosyadi, Profil Budaya Betawi,(Bandung: Balai Kajian Sejarah dan Nilai Tradisional,

2006),h.212-216

Page 16: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

4

juga bersifat garis besarnya saja. Detailnya diserahkan kepada para pemain

(panjak) untuk mengimprovisasikannya sendiri dengan seleranya masing-

masing serta kondisi yang dihadapi pada waktu pementasan.

Seperti yang telah diuraikan di awal kelompok masyarakat memiliki

kebudayaan dan tradisi tertentu sesuai dengan ciri khas masyarakat

setempat. Dan ini terjadi pada masyarakat Betawi di Ciater pada umumnya

dan komunitas teater lenong Betawi Marong pada khususnya yang

terkenal dengan kemampuan ngelenong. Lenong pernah merajai jagad

panggung hiburan pada tahun 1970-an sampai 1980-an akhir, meski

akhirnya harus rela tersingkir dengan berbagai alasan baik secara kultural

maupun ekonomi. Tetapi hal tersebut tidak menyurutkan masyarakat

Betawi Ciater untuk terus berusaha melestarikan warisan kesenian

leluhurnya dengan berbagai cara. Hal ini dilakukan untuk

mempertahankan identitas mereka. Lenong seperti halnya upacara adat

Betawi lainnya seperti ’nujuh bulanan’ tetap dijalankan. Ada nilai

tersendiri yang dilihat sebagai ukuran perwujudan kecintaan dan keaslian

orang Betawi terhadap teater lenong.

Teater lenong tidak hanya mengajarkan seseorang untuk belajar

bermain peran atau lakon (bersandiwara) didalamnya juga terdapat

berbagai macam instrumen musik yang mengiringi yang berasal dari

akulturasi budaya yang berbaur di Jakarta yakni gambang kromong. Dari

susunan alat musiknya terlihat, bahwa orkes gambang kromong

merupakan perpaduan antara unsur musik pribumi ditambah dengan unsur

Cina.

Unsur pribumi terdiri dari alat-alat perkusi: gambang, kromong,

gendang, kecrek, dan gong. Unsur Cinanya terdiri dari alat perkusi:

ningnong dan alat musik gesek berdawai dua. Alat musik gesek ini

berbeda-beda, yang kecil disebut kongahyan, yang pertengahan

disebut tehyan dan yang terbesar disebut sukong. Pada awal

Page 17: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

5

perkembangannya lagu-lagu yang biasa dibawakan dengan iringan

gambang kromong adalah lagu-lagu Cina.4

Perkembangan masyarakat Jakarta yang semakin bergaya hidup

global secara langsung berdampak pada gaya hidup masyarakat Betawi

yang notabene berada di wilayah megapolitan Jakarta dan sekitarnya.

Banyak hal dari aspek kehidupan masyarakat Betawi tidak lagi dapat

ditemukan saat ini, terutama dalam hal kesenian salah satunya yaitu

lenong. Faktor utama hilangnya kesenian tradisional Betawi adalah

hadirnya kompetitor kesenian yang sesuai dengan kebutuhan dan gaya

hidup masyarakat modern.

Masyarakat Betawi pun mulai terkikis identitas Betawi mereka.

Sebenarnya pemodernan terhadap kesenian tradisioanal bukan suatu usaha

yang haram, justru dengan pemodernan itu terkandung suatu upaya

mengembangkan kesenian itu sejalan dengan pola pikir dan kebutuhan

masyarakat Betawi yang semakin modern.

Kompetensi kesenian tradisional dengan kesenian modern yang

datang kemudian sangat perlu karena salah satu ciri dari masyarakat

modern adalah bergerak dalam kompetisi menciptakan inovasi-inovasi

yang berorientasi pasar, tetapi ketika masyarakat dan lingkungan

perkotaan menuntut pasar, maka kreativitas seniman tradisional harus pula

mempertimbangkannya.

Produk-produk budaya modern (budaya popular) dikemas

sedemikian rupa sehingga masyarakat berada dalam situasi demam secara

terus-menerus. Pengemasan produk kesenian yang disesuaikan dengan

target pasar menjadi andalan, sehingga semua kelas masyarakat dapat

menikmati dan mengapresiasi produk-produk kesenian itu. Selera pasar

terbentuk sejalan dengan tawaran produk budaya popular yang dikemas,

tidak saja dengan teknologi tinggi tetapi juga dengan variasi yang tinggi.

4 Muhadjir, dkk, Peta Seni Budaya Betawi, (Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,

1986), hlm. 31-32

Page 18: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

6

Kesenian yang berfungsi tidak saja sebagai hiburan tetapi didalamnya

terkandung berbagai kegunaan adalah representasi dan mendapat

salurannya melalui kesenian, artinya, kesenian akan hidup dan

berkembang manakala masyarakatnya memelihara, mengembangkan,

melakukan secara aktif, dan mengapresiasi.

Dalam konteks itulah, secara kritis perlu dilihat bagaimana kesenian

tradisional Betawi pada era globalisasi ini. Di sisi lain, kesenian tradisional

Betawi, seperti lenong sedikit demi sedikit terlupakan dan tidak dilihat lagi

sebagai media hiburan. Kesan bahwa kesenian tradisional semakin

ditinggalkan terlihat dari frekuensi kemunculannya jika ditinjau dari aspek

kuantitatif.

Dari aspek kualitas, kesenian-kesenian tersebut dapat dikatakan tidak

mengalami perubahan yang berarti. Hal itu, boleh jadi sebagai upaya

pemeliharaan terhadap kekayaan budaya tradisi dan menjaga identitas adat

istiadat Betawi. Persoalan identitas bagi Indonesia memang semakin perlu

untuk mendapat perhatian lebih di era reformasi sekarang ini.

Di era globalisasi sekarang ini tidak mungkin lagi bisa dibendung

masuknya berbagai produk budaya luar negeri ke Indonesia. Kiat-kiat

yang jitu seharusnya dilakukan pemerintah dan masyarakat untuk

mempertahankan berbagai budaya asli karya leluhur kita agar tetap lestari.

Pembelajaran terhadap situasi zaman oleh masyarakat Betawi perlu

dijadikan sebagai sebuah kesadaran untuk menguatkan identitas budaya

mereka di tengah-tengah budaya megapolitan. Pralokakarya pelestarian

kebudayaan Betawi yang diadakan pada tahun 1975 di Jakarta dapat

dikatakan merupakan titik baik kebetawian di Jakarta. Ada dua hal penting

yang menjadi pemicu kebetawian dalam peristiwa ini. Pertama, pernyataan

Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu bahwa kebanggan bagi gubernur

untuk dapat menyebut dirinya Betawi. Kedua dibentuknya Lembaga

Kebudayaan Betawi yang merupakan saah satu butir hasil Pralokakarya,

Page 19: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

7

yaitu dirasakan adanya kebutuhan akan adanya satu badan yang

menangani masalah keseniaan Betawi.5

Dengan adanya dua hal penting tersebut, kini orang-orang Betawi

telah kembali bangkit mengenai identitas budaya mereka dengan berusaha

menunjukkan kembali eksistensi dan identitas orang Betawi. Salah satunya

yaitu dapat dilihat dari peran para pemuda, dan organisasi yang kini

berlabel masyarakat Betawi dalam membangun ikatan eksistensinya agar

identitas yang sudah ada tidak pudar. Sebelumnya organisasi tersebut

menyandang kata Jakarta daripada kata Betawi. Bergantinya label Jakarta

dengan Betawi secara perlahan-lahan mengangkat Betawi kembali ke

permukaan.6

Dampak dari dibentuknya Lembaga Kebudayaan Betawi, yaitu

memiliki wadah komunikasi berupa macam-macam organisasi, adalah

terorganisirnya usaha-usaha dan perhatian yang diberikan kepada

kebudayaan Betawi, khususnya kesenian Betawi dalam arti penggalian,

pengembangan, dan pelestarian. Pada periode ini munculah banyak hasil

rekacipta tradisi Betawi, seperti busana, upacara, teater rakyat, musik, dan

seterusnya yang berhasil memuculkan Betawi dengan wajah baru, wajah

dengan tradisi asli dan tradisi rekacipta.7 Dengan teroganisirnya usaha-

usaha tersebut tak heran bila kini mulai bermunculan sanggar kesenian

Betawi. Salah satunya yaitu sanggar kesenian Marong Group yang

didirikan dan dipimpin oleh Bapak Mochtar atau yang lebih dikenal

masyarakat yaitu bang Marong.

Penonjolan kembali dengan bangkitnya identitas budaya Betawi

yaitu salah satunya dengan berusaha menunjukkan kembali eksistensi dan

5 Yasmine Zaki Shahab, Identitas dan Otoritas : Rekonstruksi Tradisi Betawi, (Depok:

Laboratorium Antropologi FISIP UI, 2004) h 22-23

6 Ibid,. h. 23

7 Ibid,. h 24

Page 20: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

8

identitas orang Betawi di Jakarta dan sekitarnya. Sesuai dengan yang telah

dijelaskan oleh penulis sebelumnya mengenai seni pertunjukan teater

lenong dan masyarakat Betawi. Penjelasan bahwa teater lenong tidak

hanya sekedar perwujudan dari pelestarian budaya Betawi namun juga

pembentukan identitas etnis Betawi maka penulis mengambil judul

penelitian ini yaitu “Peran Teater Lenong Marong dalam

Pembentukan Identitas Betawi (Studi Analisis: Perkumpulan Teater

Lenong Marong Group di Ciater”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat diidentifikasi

permasalahan pada penelitian ini sebagai berikut:

1. Masyarakat Betawi krisis kesadaran untuk menguatkan identitas

budaya Betawi di tengah-tengah budaya megapolitan hal ini

berdasarkan dengan buku yang ditulis oleh Yasmine Zaki Shahab yang

berjudul Identitas dan otoritas (rekonstruksi Tradisi Betawi).

2. Tranformasi budaya asing mempunyai dampak yang luar biasa

sehingga mempengaruhi kecintaan pada kebudayaan daerah, sehingga

masyarakat enggan mempelajari budayanya sendiri hal ini berdasarkan

dengan buku yang ditulis oleh Yasmine Zaki Shahab yang berjudul

Identitas dan otoritas (rekonstruksi Tradisi Betawi).

3. Jumlah masyarakat yang menaruh perhatian dan memberikan

apresiasinya terhadap Lenong Betawi sangat sedikit hal ini merupakan

asumsi peneliti berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan.

4. Kerjasama yang kurang baik antara Pemerintah daerah, lembaga

Betawi, dan masyarakat Betawi terhadap pelestarian kebudayaannya

sendiri. Hal ini merupakan asumsi peneliti berdasarkan pengamatan

yang peneliti lakukan.

Page 21: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

9

5. Intensitas pembinaan Pemerintah daerah terhadap sanggar-sanggar

kesenian Betawi masih sangat minim. Hal ini merupakan asumsi

peneliti berdasarkan pengamatan yang peneliti lakukan.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas,

maka dalam penelitian ini perlu adanya pembatasan masalah agar

pengkajian masalah dalam penelitian ini dapat lebih terfokus dan terarah.

Karena keterbatasan yang dimiliki peneliti baik dalam hal kemampuan,

dana, waktu dan tenaga maka penelitian ini hanya membatasi masalah

pada upaya yang dilakukan lenong Betawi Marong Group dalam

pembentukan identitas budaya masyarakat Betawi.

D. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah dan

pembatasan masalah di dalam penelitian ini, maka hal yang dapat

dijadikan permasalahan penelitian yang dituangkan ke dalam bentuk

pertanyaan penelitian adalah bagaimana peran teater lenong Betawi

Marong Group dalam pembentukan identitas budaya masyarakat Betawi?

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan

masalah, dan rumusan masalah di dalam penelitian ini, maka penelitian ini

bertujuan untuk mengetahui peran teater lenong Betawi Marong Group

dalam pembentukan identitas budaya masyarakat Betawi.

F. Manfaat Penelitian

1. Untuk Pendidikan atau Akademis

Penelitian ini memberikan kontribusi dalam bidang akademik yang

sekiranya dapat bermanfaat bagi para peneliti yang hendak melakukan

Page 22: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

10

penelitian sejenis pada waktu dan lokasi yang berbeda. Penelitian ini

diharpakan bermanfaat untuk menjadi bahan bacaan atau sumber

referensi ilmiah khususnya mengenai lenong betawi dan identitas

budaya. Selain itu, penelitian ini bermanfaat untuk memperluas

pengetahuan masyarakat tentang lenong Betawi dan identias budaya

Betawi.

2. Untuk Masyarakat

Memberikan informasi tentang berbagai potensi yang dimiliki generasi

muda terlatih dan kemungkinan besar dapat meningkatkan kemampuan

mereka bersaing dan mempertinggi posisi teater lenong di tengah-

tengah budaya popular di Tangerang. Dapat pula dijumpai informasi

tentang pelaku kesenian lenong yang dapat menyumbang revitalisasi

budaya Betawi.

3. Untuk Peneliti

Untuk mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh selama menempuh

pendidikan di UIN Syarifhidayatullah dengan membuat skripsi ini

secara ilmiah dan sistematis. Selain itu penelitian ini juga dapat

menambah pengetahuan dan wawasan peneliti mengenai kesenian

Betawi yaitu teater lenong

4. Untuk pembangunan

Penelitian ini dapat memberikan manfaat bagi kepentingan

pembangunan dalam bidang sosial budaya, penelitian ini bermanfaat

untuk memperkuat kepribadian bangsa, karena melalui penataan seni

pertunjukan teater lenong sebagai identitas budaya dapat dimunculkan

nilai-nilai yang apresiatif dan positif untuk meningkatkan kualitas

hidup. Selain itu, sebagai suatu bentuk kesenian yang bersifat

multikultural, teater lenong dapat bermanfaat sebagai media

komunikasi dan integrasi sosial, sehingga dapat menunjang rasa

kebersamaan, persatuan, dan kesatuan bangsa.

Page 23: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

11

Dalam bidang sosial ekonomi, penelitian ini dapat memberikan

sumbangan bagi peningkatan ekonomi masyarakat. Teater lenong

dapat membuka lapangan pekerjaan bagi seniman dan seluruh pihak

terkait. Kekhasan teater lenong memiliki potensi ekonomi dalam

bidang pariwisata, karena dapat menjadi salah satu suguhan wisata

budaya daerah yang menarik. Untuk mewujudkan hal ini perlu adanya

kerja sama antara berbagai pihak yang berkompeten, yaitu Dinas

Pariwisata Kota (pemerintah), pelaku bisnis pariwisata (swasta),

seniman, budayawan, dan masyarakat pemerhati kesenian teater

lenong Betawi.

Page 24: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

12

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Deskripsi Teoritik

1. Teater Rakyat Lenong Betawi

Kebudayaan Betawi dapat dikatakan sebagai potret miniatur

kebudayaan Indonesia. Percampuran antar suku, proses akulturasi

kebudayaan, penduduk asli Batavia dan daerah-daerah sekitarnya

merupakan prototipe bangsa Indonesia dewasa ini. Percampuran antar

suku tersebut, terbentuklah suatu tipe masyrakat baru yang kemudian

dikenal sebagai kaum Betawi. Kesenian dari masa ke masa masyarakat

Betawi terus berkembang dengan ciri-ciri budayanya yang makin lama

semakin mantap sehingga mudah dibedakan dengan kelompok etnis lain.

Meskipun bila dikaji pada permukaan wajahnya sering tampak unsur-

unsur kebudayaan yang menjadi sumber asalnya. Jadi tidaklah mustahil

jika kesenian Betawi itu sering menunjukan persamaan dengan kesenian

daerah atau kesenian bangsa lain. Bagi masyarakat Betawi sendiri segala

yang tumbuh dan berkembang di tengah kehidupan seni budayanya

dirasakan sebagai miliknya sendiri seutuhnya, tanpa mempermasalahkan

dari mana asal unsur-unsur yang telah membentuk kebudayaannya itu.

Demikian pulalah sikap terhadap keseniannya sebagai salah satu

unsur kebudayaan yang paling kuat mengungkapkan ciri-ciri adat istiadat

Betawi, terutama pada seni pertunjukannya. Berbeda dengan kesenian

kraton yang merupakan hasil karya para seniman di lingkungan istana

dengan penuh pengabdian terhadap seni, kesenian Betawi justru tumbuh

dan berkembang di kalangan rakyat secara spontan dengan segala

kesederhanaannya. Oleh karena itu kesenian Betawi dapat digolongkan

sebagai kesenian rakyat. Sebelum mengenal terlalu jauh mengenai teater

lenong, penulis akan membahas apa yang dimaksud dengan kesenian

teater.

Page 25: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

13

a. Teater

Teater berasal dari kata Yunani, theatron, yang artinya

tempat atau gedung pertunjukan. Dalam perkembangannya, kata

teater memiliki arti yang lebih luas dan diartikan sebagai segala hal

yang dipertunjukan di depan orang banyak. Karena luasnya cakupan

arti teater, orang ingin kembali memberi batasan. Dalam batasan

yang lebih sempit, teater diartikan sebagai drama, yaitu lakon atau

kisah hidup manusia yang dipertunjukan di atas pentas dan

disaksikan orang banyak. Kata drama sendiri sesungguhnya berasal

dari kata Yunanai, dran, yang artinya berbuat, berlaku, atau beraksi.

Karena itulah, tindak-tanduk para pemain drama di atas pentas

biasanya disebut akting. Adapun para pemainnya disebut aktor dan

khusus pemain wanita dikenal sebagai aktris. Media ungkap yang

utama dalam seni teater memang gerak laku para pemain yang

disebut akting. Di samping itu, didukung oleh unsur percakapan

atau dialog. Unsur pendukung lainnya yang bisa ada bisa pula tidak

ada adalah dekor, kostum, rias, musik pengiring, nyanyian, dan

tarian.1

Dengan mempelajari teater, kita bisa bereksplorasi dengan

ruang gerak kita secara bebas dan bisa memahami karakter orang

lain dengan cara memerankan karakter yang berbeda dengan diri

kita sendiri. Teater merupakan bagian kehidupan masyarakat

Indonesia, dan hampir seluruh kegiatan masyarakat diikuti dengan

pertunjukan teater. Teater memiliki banyak fungsi, seperti

pengungkapan sejarah, keindahan, kesenangan, pendidikan, dan

hiburan. Untungnya, sampai sekarang masih bisa dijumpai contoh

dari teater daerah di Indonesia yang berkembang dari zaman yang

berbeda-beda. Ada kemungkinan bentuk asli teater Indonsia berasal

1 I Made Banden & Sal Murgiyanto, Teater Daerah Indonesia, (Denpasar, Bali:

Kanisius, 1996), h 9

Page 26: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

14

dari zaman pra-Hindu, ketika kebudayaan bangsa Indonesia masih

dipelihara dari mulut ke mulut dan disebarkan secara lisan.

Mangidung atau menyanyi adalah salah satu cara untuk

menyebarluaskan kebudayaan Indonesia saat itu. 2

Teater rakyat bukan semata-mata merupakan hiburan

masyarakat. Dengan mudah masih bisa ditemukan bagaimana teater

memiliki fungsi yang amat penting dalam upacara, seperti Topeng

Pajegan di Bali misalnya, dipentaskan siang maupun malam hari,

dikaitkan dengan upacara keagamaan, dan berlangsung antara satu

sampai dua jam. Selama itu, penonton tidak menyaksikan

pertunjukan secara menyeluruh dan terkonsentrasi, tetapi

melihatnya sepotong-sepotong, serta hanya memusatkan perhatian

pada bagian-bagian yang disukai saja. Mereka menonton sambil

mengobrol ataupun menikmati kue. Masyarakat memandang

Indonesia (Bali dalam contoh ini) sudah menyadari bahwa Topeng

Pajegan adalah persembahan ritual. Teater ini dipersembahkan

untuk leluhur, dan sepanjang ada minat, orang diperbolehkan

menontonnya.

Media peraga seni teater pada umumnya manusia namun

dapat juga benda-benda yang dibentuk dalam wujud tertentu

sehingga dapat diragakan dengan cara tertentu. Unsur utama seni

teater adalah manusia itu sendiri, manusia mempunyai kesanggupan

untuk berekspresi. Dalam kegiatan berperan di samping harus cakap

di dalam perannya, pemeran juga harus mampu menguasai medan

ruang panggung sebagai permainan dan tidak boleh canggung

memanfaatkan setiap pelososk ruang dalam membentuk

karakteristik.

2 Ibid., h. 19

Page 27: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

15

Dalam masyarakat Betawi ditemukan tiga golongan teater.

Pertama, teater tanpa tutur, seperti pertunjukan ondel-ondel

dan gemblokan. Kedua, teater tutur yang ceritanya dibawakan

dengan tutur kata sebagai media utamanya, seperti

sahibulhikayat, buleng, dan rancak. Sedang yang ketiga,

teater peran yang ceritanya dilakonkan oleh para pemegang

peran. Dan pemeran yang menggambarkan tokoh-tokoh

cerita, bisa manusia, seperti teater topeng atau lenong.3

Teater lenong sendiri dalam berbagai segi tata pentasnya

mengikuti pola opera Barat, dilengkapi dekor dan properti lainnya,

sebagai pengaruh komedi stambul. Lenong adalah teater tradisional

rakyat Betawi. Kesenian tradisional ini diiringi musik gambang

kromong. Lakon dan skenario lenong umumnya mengandung pesan

moral.

b. Lenong Betawi

Teater lenong merupakan salah satu bentuk teater peran di

Betawi yang mulai berkembang di akhir abad ke-19. Sebelumnya

masyarakat Betawi mengenal komedi stambul dan tetaer

bangsawan. Komedi stambul dan teater bangsawan dimainkan oleh

bermacam suku bangsa dengan menggunakan bahasa melayu.

Orang Betawi meniru perunjukan itu dan hasil pertunjukan mereka

kemudian disebut lenong.4 Lenong lahir dan berkembang di Betawi

Tengah. Menurut Shahab dalam Ragam Seni Budaya Betawi :

Lenong baru muncul sekitar tahun 1930-an. Pada dasarnya dari

sudut pandang seni pertunjukan, lenong sangat mirip dengan

wayang dermuluk, wayang senggol, dan wayang sumedar.

Perbedaan terbesar terlihat pada tema yang diangkat dalam

3 Muhadjir, dkk., Peta Seni Budaya Betawi, (Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta)

h.161 4 Yahya Andi Saputra,Profil Seni Budaya Betawi,(Jakarta: Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,),hlm.71

Page 28: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

16

pertunjukan. Lenong bukan hanya bercerita tentang bangsawan,

namun juga bercerita tentang kisah-kisah rakyat jelata.5

Lenong merupakan teater rakyat yang mencampurkan

berbagai cabang seni lain, yakni musik dan lawakan. “Pertunjukan

biasanya dimulai dengan permainan musik gambang kromong yang

membawakan lagu-lagu khas gambang kromong. Setelah itu,

dilanjutkan dengan semacam upacara pembukaan yang disebut spik.

Spik adalah penjelasan lakon yang akan dimainkan dalam

pertunjukan”.6

Asal mula kehadiran lenong memiliki dua versi. Pertama,

Soemantri yang menyebutkan bahwa lenong berasal dari

teater rakyat yang lebih tua, yakni wayang dermuluk, wayang

senggol, dan wayang sumedar. Pendapat ini didasarkan pada

sejumlah argument bahwa pementasan lenong sama dan

sebangun dengan pementasan ketiga teater tersebut, baik

dalam hal kostum, cerita, dekorasi, maupun musik. Kedua,

Halim Nasir dalam seminar penggalian kesenian dan

kebudayaan Betawi menyebutkan bahwa asal-mula teater

lenong hanyalah kebetulan dan tidak ada persiapan khusus.

Lenong berasal dari kumpulan para pedagang yang

melewatkan malam yang sepi dan membosankan dengan

saling bercerita mengenai pengalaman sehari-hari ataupun

kejadian yang sedang booming saat itu. Pesertanya terdiri atas

orang-orang multietnis. Lama-kelamaan cerita tersebut

dibawa ke atas pentas agar para pedagang tersebut terhibur7.

Pada awal tahun 1960-an, keberadaan lenong sebagai sebuah

seni pertunjukan tradisional Betawi nyaris punah. Akan tetapi, tahun

1968 Soemantri menghadirkan modifikasi lenong. Pada tahun 1970-

an. Lenong dibangkitkan kembali oleh tokoh-tokoh lenong, antara

lain Djaduk Djajakusuma, Sumantri Sostrosuwondo, dan SM.

Ardan. Grup-grup lenong mulai bangkit kembali dengan binaan

5 Dina Nawangningrum (ed.), Ragam Seni Budaya Betawi, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya,2012), hlm. 91 6 Muhadjir, dkk., Peta Seni Budaya Betawi, (Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta)

h.168 7 Ibid., h.90

Page 29: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

17

tokoh-tokoh lenong tersebut. Selain itu, ada pula dukungan dari

pemerintah melalui kesempatan yang diberikan Taman Ismail

Marzuki (TIM) seluas-luasnya untuk mengadakan pementasan

lenong. Cerita yang dipilih adalah cerita Nyai Dasima. Hal itu

dimaksudkan agar lenong dapat diterima di ranah Nasional. Di luar

TIM sendiri, lenong pada tahun 1960-an dan 1970-an itu

berkembang semakin baik. Selain di TIM, lenong ditanggap juga di

TVRI dan radio siaran swasta. Setelah itu banyak pemain atau

seniman lenong menjadi terkenal. Ada yang menjadi bintang film,

misalnya, Bu Siti, H. Tile, H. Nasir T, H. Bokir, Nirin, Naserin,

Markum, Anen, dan M. Toha.8

Pada akhir 1973, hasil evaluasi menunjukan bahwa banyak

unsur lenong seperti tari, nyanyian, dan pantun hampir hilang dari

pementasan lenong, terutama di TIM. Hal ini sangat disayangkan

mengingat unsur tersebut justru pengikat yang kuat dan merupakan

satu kesatuan. Akhirnya, pada 3-4 Mei 1974 dipersiapkan sebuah

pementasan yang berpijak pada bentuk dan cara pementasan lenong

pada periode transisi (dari wayang sumedar ke lenong denes). Pada

27 April 1975 dipentaskan modifikasi baru lagi sebagai hasil

evaluasi tersebut. Pementasan yang mengangkat kisah Mat Pelor

mendapat sambutan yang luar biasa dari publik. Untuk melengkapi

tuntutan evaluasi tahun 1973, kendala tari, nyanyi, dan pantun

disiasati dengan menggandeng kelompok dari Radio Republik

Indonesia Jakarta dan kelompok tari Institut Kesenian Jakarta untuk

pementasan lenong. Yulianti Parani yang masuk dalam kelompok

tari bahkan melakukan riset mengenai tari Betawi untuk pementasan

lenong. Pakar lain yang dilibatkan adalah Azhar, penyusun lagu.

Hasilnya, pementasan ulang lakon Mat Pelor pada 26 juni 1975

8 Ibid., h. 91

Page 30: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

18

tidak hanya sukses besar, tetapi juga memanggil kembali penonton

kalangan menengah ke atas untuk menonton lenong.9

Jenis lenong terdapat dua jenis yaitu lenong denes dan lenong

preman. Untuk lebih jelasnya penulis menunjukan lewat bagan di

bawah ini.

Bagan 2.1

Jenis Lenong Betawi

Sumber: penelusuran penulis berdasarkan hasil penelitian di lapangan

dan kajian pustaka

1) Lenong Denes

Lenong denes merupakan kesenian yang berkembang dari

kalangan bangsawan. Oleh karena itu, pesebarannya terpusat di

tengah kota. Jenis lenong ini dapat ditemukan di wilayah Cakung,

Pekayon, Ceger, dan Babelan. Namun lenong denes kini dianggap

sebagai perkembangan dari beberapa bentuk teater rakyat Betawi

yang dewasa ini sudah punah, seperti Wayang Sumedar, Wayang

9 Ibid,. h.92

Teater Lenong

Lenong Denes

Berkembang

di Ciater

Lenong Preman

Page 31: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

19

Senggol, Wayang Dermuluk. Lenong denes mementaskan cerita-

cerita kerajaan seperti Indra Bangsawan, Danur Wulan, dan

sebagainya, yang diambil dari khazanah cerita klasik Seribu Satu

Malam. Karena memainkan cerita kerajaan, maka busana yang

dipakai oleh tokoh-tokohnya sangat gemerlapan, seperti halnya raja,

bangsawan, pangeran, dan putrid. Maka kata denes (dinas) melekat

pada cerita dan busana yang dipakai. Maksudnya untuk menyebut

orang-orang yang berkedudukan tinggi, orang berpangkat-pangkat

atau orang yang dinas.

Bahasa yang digunakan dalam pementasan lenong denes

adalah bahasa melayu tinggi. Contohnya kata-kata yang sering

digunakan antara lain: tuanku, baginda, kakanda, adinda, beliau,

daulat tuanku,hamba. Dialog dalam lenong denes sebagian

dinyanyikan. Dengan cerita kerajaan dan berbahasa melayu tinggi,

para pemain lenong denes tidak leluasa melakukan humor. Agar

pertunjukan bisa lucu, maka ditampilkan tokoh dayang atau khadam

(pembantu) yang menggunakan bahasa Betawi. Adegan-adegan

perkelahian dalam lenong denes tidak menampilkan silat, tetapi

tinju, gulat, dan main anggar (pedang).

Lenong denes biasa bermain di atas panggung berukuran 5 X

7 meter. Tempat itu dibagi dua: di belakang untuk pemain berhias,

ganti pakaian, atau menunggu giliran main. Bagian depan untuk

pentas. Alat musik diletakan di kanan dan kiri pentas, sebagaimana

dalam lenong preman. Dekor digunakan untuk menyatakan susunan

adegan, meski kadang-kadang tidak pas sama sekali alias

bertabrakan dengan jalan cerita yang sedang berlangsung.

Perkelahian dalam pentas diusahakan dengan gerak yang sungguh-

sungguh, ditambah dengan pedang, dan gerakan akrobatik yang

mengesankan. Sebelum pertunjukan berlangsung diadakan acara

Page 32: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

20

ngungkup dengan menyediakan sesajen lengkap dan membakar

kemenyan.10

Tokoh utama yang dikenal mengembangkan lenong adalah

Jali Jalut alias Rojali. Di samping itu tokoh yang pernah

mengembangkan lenong denes adalah Rais pimpinan lenong denes

di Cakung, Samad Modo di Pekayon, Tohir di Ceger, dan Mis Bulet

di Babelan. Adapun LKB (2012) mendata bahwa yang masih

mengembangkan lenong denes adalah Minin (pimpinan Grup Baru

di Jakarta Utara), Agus Aseni (pimpinan Grup Bang Pitung di

Jakarta Barat), Abd. Rachman (pimpinan Grup Jayakarta di Jakarta

Barat), Jamaludin ( pimpinan Grup Naga Putih di Jakarta Selatan),

Mamit (pimpinan Harapan Jaya di Jakarta Timur), Hj. Tonah

(pimpinan Sinar Jaya), Yamin (pimpinan Theater Pangkeng), Hj.

Norry (pimpinan Sinar Norray), dan Burhanudin (pimpinan Grup

Jali Putra).11

2) Lenong Preman

Berbeda dari lenong denes, lenong preman berkembang di

kalangan rakyat miskin. Pesebarannya terpusat di pinggiran kota

Jakarta, Kabupaten Bogor, Kabupaten Bekasi, dan Kabupaten

Tangerang. Cerita yang dibawakan oleh lenong preman yaitu cerita-

cerita dari kehidupan sehari-hari, yaitu dunia jagoan, tuan tanah,

drama rumah tangga, dan sebagainya. lenong preman biasa juga

disebut sebagai lenong jago. Disebut demikian karena cerita yang

dibawakan umumnya kisah para jagoan, seperti Si Pitung, Jampang

Jago Betawi, Mirah Dari Marunda, Si Gobang, Pendekar Sambuk

Wasiat, dan Sabeni Jago Tenabang. Karena cerita yang dibawakan

10

Yahya Andi Saputra,Profil Seni Budaya Betawi,(Jakarta: Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,2009), hlm.73-74 11

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya, Ragam Seni Budaya Betawi,(Jakarta:2012),hlm.

92-93

Page 33: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

21

adalah cerita sehari-hari maka kostum atau pakaian yang digunakan

adalah pakaian sehari-hari.

Lenong preman menggunakan bahasa Betawi dalam

pementasannya. Dengan menggunankan bahasa Betawi, terjadi

keakraban antara pemain dan penonton. Banyak penonton yang

member respon spontan dan pemain menanggapi. Terjadilah

komuniksi yang akrab antara pemain dan penonton. Dialog dalam

lakon lenong umumnya bersifat polos dan spontan. Sehingga

menimbulkan kesan kasar, terlalu spontan dan bahkan porno.

Beberapa rombongan lenong yang pernah ada dan masih ada

sekarang ini adalah rombongan Gaya Baru yang dipimpn

oleh Liem Kim Song alias Bapak Sarkim dari Gunung

Sindur, Bogor, Setia Kawan dipimpin oleh Nio Hok San dari

Teluk Gong,Tiga Saudara dipimpin oleh Pak Ayon dari

Mauk, Tangerang, dan Sinar Subur yang dipimpin oleh

Bapak Asmin dari Bojongsari. Sanggar-sanggar lenong yang

didata oleh LKB (2012) antara lain adalah Grup Baru Jaya

pimpinan Minin di Jakarta Pusat, Grup Bang Pitung pimpinan

Agus Aseni di Jakarta Barat, Grup Jayakarta pimpinan Abd.

Rachman di Jakarta Barta, Grup Naga Putih pimpinan

Jamaludin di Jakarta Selatan, di Jakarta Timur ada Harapan

Jaya pimpinan Mamit.12

2. Identitas Budaya Masyarakat Betawi

a. Identitas Budaya

Konsepsi lenong mencerminkan bahwa lenong menjadi

sebuah kesenian teater yang berasal dari rakyat dan dekat dengan

kehidupan rakyat pada umumnya. Sebuah kesenian teater yang

bukan hanya sekedar tradisi, melainkan untuk mempersentasikan

identitas budaya Betawi. Dalam praktik komunikasi, identitas

acapkali tidak hanya memberikan makna tentang pribadi seseorang,

12

Ibid. ,h.75

Page 34: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

22

tetapi lebih jauh dari itu, menjadi ciri khas sebuah kebudayaan yang

melatarbelakanginya.13

Mengacu kepada pengertian identitas sendiri yang

mengandung pengertian sebagai kondisi yang subjektif dan objektif.

Menurut Liliweri “konsep identitas terbagi kedalam tiga bentuk,

yakni: identitas sosial, identitas kultural dan identitas personal”.14

Identitas sosial terbentuk sebagai akibat dari keanggotaan kita dalam

suatu kelompok kebudayaan (umur, gender, kerja, agama, kelas

sosial, tempat, dan sebagainya) maupun berbentuk pengakuan yang

berasal dari ego (misalnya saya seorang muslim, saya orang Betawi).

Dalam konteks ini proses identifikasi dibentuk melalui konsepsi

mengenai diri yang berhubungan dengan keanggotaan individu

terhadap kelompok atau kategori sosialnya tersebut. Di dalam skripsi

ini akan dilihat bagaimana identitas budaya direpresentasikan di

dalam konteks seni pertunjukan kesenian, sekaligus keanggotaan

individu ke dalam sebuah kelompok etnis tertentu yang meliputi

tradisi, bahasa, dan sifat bawaan dari suatu kebudayaan.

Identitas pribadi atau personal seperti yang dikatakan Ritzer

didasarkan pada keunikan karakteristik pribadi seorang individu. Hal

ini disebabkan oleh faktor biografi dan pengalaman hidup masing-

masing orang yang berbeda-beda. Individu dapat menolak identitas

sosialnya, ketika ia merasa bahwa peran atau kategori sosial yang

diberikan kepadanya tidak sesuai dengan konsepsi diri individu.15

Komitmen tertinggi individu terhadap suatu identitas

menggambarkan bahwa identitas itulah yang menempati posisi

paling penting bagi dirinya.

13

Alo Liliweri M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Lkis,

2007), h. 68 14

Ibid., h.96 15

George Ritzer (Ed), Encyclopedia Of Sosial Theory, Vol 1 (London: SAGE Publication,

2002), h. 385-387

Page 35: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

23

Menurut Ensiklopedia Sosiologi yang ditulis oleh Ritzer:

Identitas terpenting selain identitas personal dan identitas sosial,

adalah identitas kolektif. Identitas kolektif disini dimaksudkan

adalah identitas kultural. Identitas kultural ini timbul dari

perasaan ke-kami-an ataupun menjadi satu kelompok, yang

berasal dari hubungan sosial, kepemilikan status dan atribut

yang sama. Misalnya kesamaan menjadi etnis minoritas,

memiliki kelompok tandingan, atau terdapat keadaan yang

mengancam, sehingga timbul solidaritas kolektif pada akhirnya

membentuk identitas kultural.16

Dalam hal ini faktor kebudayaan megambil peran penting

karena kebudayaan dipandang sebagai suatu faktor yang paling

penting untuk menujukan identitas masyarakat. Sehingga suatu

masyarakat agar dapat mempertahankan identitasnya harus dapat

pula mempertahankan kebudayaannya, yaitu dengan cara

mewariskan dari generasi ke generasi berikutnya melalui suatu

proses yang disebut dengan proses sosialisasi. Tanpa melalui proses

sosialisasi maka kebudayaan suatu masyarakat akan hilang sehingga

identitasnya sebagai masyarakat yang memiliki kebudayaan tertentu

akan hilang pula. Kenneth Burke menjelaskan bahwa untuk

menentukan identitas budaya itu sangat tergantung pada bahasa

(bahasa sebagai unsur kebudayaan nonmaterial), bagaimana

representasi bahasa menjelaskan sebuah kenyataan atas semua

identitas yang dirinci kemudian dibandingkan.17

Identitas dapat diperoleh melalui proses sosialisasi primer

dan sosialisasi sekunder. Identitas yang diperoleh dari sosialisasi

primer disebut identitas primer, sedangkan identitas yang diperoleh

dari sosialisasi sekunder disebut identitas sekunder.18 Identitas primer

bersifat sejak lahir, misalnya gender, etnisitas, nama keluarga.

16

Ibid,. hlm. 390 17

Alo Liliwei M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Lkis,

2007), h. 72 18

George Ritzer (Ed), Encyclopedia Of Sosial Theory, Vol 1 (London: SAGE Publication,

2002), hlm. 392

Page 36: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

24

Identitas keluarga diperoleh seorang anak sejak kecil ketika

dibesarkan oleh keluarga dan lingkungan tempat tinggalnya.

Identitas etnis dibentuk melalui proses pembelajaran seorang anak

terhadap kebiasaan, sistem kepercayaan dan nilai-nilai kelompok

sosialnya.

Identitas sekunder diperoleh ketika individu mengalami

proses sosialisasi sekunder. Misalnya, status pekerjaan, kelompok

penggemar dan lain sebagainya. Identitas primer dan sekunder

individu selalu mengalami proses perubahan sepanjang hayat guna

menghasilkan keseimbangan berdasarkan hidup yang dimilikinya.

Dari konsep-konsep yang telah diuraikan mengenai arti

identitas penulis dapat mengatakan bahwa identitas sebagai suatu

fenomena sosial dapat diartikan sebagai sesuatu yang mengarah pada

realitas subyektif yang mempunyai hubungan yang bersifat dialektik

antara individu dengan masyarakat. Hubungan yang dialektik antara

individu dan masyarakat dapat merupakan hubungan yang tidak ada

ujung pangkalnya, suatu hubungan yang terus berlanjut dan tidak ada

habisnya selama masyarakat itu tetap ada. Artinya identitas dibentuk

oleh suatu proses sosial yang dipertahankan dan identitas juga

merupakan sesuatu yang dihasilkan oleh kesadaran individu yang

merupakan reaksi terhadap struktur sosial yang ada.

Pada dasarnya identitas dapat dipahami suatu pemahaman

yang keluar dari dalam diri individu tentang dirinya yang berkaitan

dengan penempatan dirinya dalam suatu lingkungan sebagai suatu

hasil dari interaksi dengan lingkungan diluar kelompoknya. Identitas

merupakan bagaimana individu melihat dirinya sendiri sebagai

konteks relasi sosial ataupun interaksi sosial, peran-peran yang kita

jalankan merupakan representasi identitas sosial.

Page 37: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

25

b. Budaya

“Budaya adalah bentuk jamak dari kata budi dan daya yang

berarti cinta, karsa, dan rasa. Kata budaya sebenarnya berasal dari

bahasa Sanskerta budhayah yaitu bentuk jamak kata buddhi yang

berarti budi atau akal.”19

Kebudayaan merupakan posisi penting

dalam kehidupan manusia. Dengan begitu, tidak ada masyarakat

yang tidak memiliki kebudayaan dan begitupun sebaliknya, tidak ada

kebudayaan tanpa masyarakat, dimana masyarakat sebagai wadah

dan pendukungnya, sehingga fungsi kebudayaan itu sendiri dapat

dijadikan sebagai faktor pendorong dalam perubahan sosial yang

terjadi di masyarakat atau masyarakat dapat menentukan sikapnya

sendiri terhadap dunia berdasarkan pada pengetahuan yang ada pada

kebudayaan.

Budaya atau kebudayaan menurut para tokoh antara lain:

1) E. B. Tylor, budaya adalah suatu keseluruhan kompleks

yang meliputi pengetahuan, kepercayaan, kesenian, moral, keilmuan,

hukum, adat istiadat, dan kemampuan yang lain serta kebiasaan yang

didapat oleh manusia sebagai anggota masyarakat.

2) Koentjaraningrat, mengartikan bahwa kebudayaan adalah

keseluruhan sistem gagasan, milik diri manusia dengan belajar.

3) Selo Soemardjan dan Soelaeman Soemardi, mengatakan

bahwa kebudayaan adalah semua hasil karya, rasa, dan cipta

masyarakat20

Menurut Koentjaraningrat, kebudayaan dibagi atau digolongkan

dalam tiga wujud, yaitu:

1) Wujud sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-

nilai, norma-norma, dan peraturan.

19

Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,(Jakarta: Kencana, 2008) h. 27 20

Ibid,. h. 27

Page 38: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

26

Wujud tersebut menunjukan wujud ide dari kebudayaan, sifatnya

abstrak, tak dapat diraba, dipegang, ataupun difoto, dan tempatnya

ada di alam pikiran warga masyarakat di mana kebudayaan yang

bersangkutan itu hidup.

2) Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas serta

tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat.

Wujud tersebut dinamakan sistem sosial, karena menyangkut

tindakan dan kelakuan berpola dari manusia itu sendiri.

3) Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya

manusia.

Wujud ini disebut wujud fisik. Di mana wujud budaya ini hampir

seluruhnya merupakan hasil fisik (aktivitas perbuatan, dan karya

semua manusia dalam masyarakat)21

Koentjaraningrat berpendapat bahwa ada tujuh unsur

kebudayaan yang dapat ditemukan pada semua bangsa di dunia.

Ketujuh unsur yang dapat kita sebut sebagai isi pokok dari tiap

kebudayaan di dunia itu adalah:

1) Bahasa

2) Sistem pengetahuan

3) Organisasi sosial

4) Sistem peralatan hidup dan teknologi

5) Sistem mata pencaharian hidup

6) Sistem religi

7) Kesenian22

Masing-masing unsur kebudayaan sudah tentu juga menjelma

dalam ketiga wujud kebudayan terurai di atas, yaitu wujudnya yang

berupa sistem budaya, yang berupa sistem sosial, dan yang berupa

21

Elly M. Setiadi, Ilmu Sosial dan Budaya Dasar,(Jakarta: Kencana, 2008), H. 28-30 22

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Fa. Aksara baru, 1983) cet .

4, h. 206

Page 39: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

27

unsur-unsur kebudayaan fisik. Dalam penelitian ini penulis akan

mencoba meneliti salah satu unsur kebudayaan Betawi yaitu

kesenian lenong Betawi yang merupakan teater peran yang cukup

menjadi primadona masyarakat Betawi.

c. Masyarakat Betawi

“Masyarakat adalah kesatuan hidup manusia yang

berinteraksi menurut suatu sistem adat-istiadat tertentu yang bersifat

kontinyu, dan yang terikat oleh suatu rasa identitas bersama.”23

Definisi itu menyerupai suatu definisi yang diajukan oleh J.L. Gillin

dan J.P. Gillin dalam buku mereka Cultural Sociology yang

merumuskan bahwa masyarakat atau society adalah the largest

grouping in which common customs, traditions, attitudes and

feelings of unity are operative.24

Ketika kota Jakarta secara resmi dinyatakan sebagai ibukota

negara, konon mulai muncul dan mengemukakan berbagai

komunitas yang menamakan diri sebagai komunitas yang

menamakan diri sebagai masyarakat Betawi. Diduga masyarakat

Betawi sudah cukup lama bermukim di Jakarta, dan mereka

diperkirakan sudah tinggal di Jakarta semenjak zaman prasejarah,

yaitu zaman batu bara atau neolitikum. Diperkirakan mereka mulai

tinggal di Jakarta tahun 2500 SM.25

“Suku Betawi adalah salah satu etnis di Indonesia yag dikenal

sebagai penduduk asli kota Jakarta. Secara geografis suku Betawi

tinggal di pulau Jawa, namun secara sosiokultural, mereka

kelihatannya lebih dekat dengan budaya Melayu Islam”.26

Terdapat

beberapa pendapat seputar suku Betawi ini. Pertama yaitu Dr.

23

Koentjaraningrat, Pengantar Ilmu Antropologi, (Jakarta : Fa. Aksara baru, 1983) cet .

4, h. 149 24

Ibid,. h. 150 25

Eni Setiati dkk, Ensiklopedia Jakarta 6, ( Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2009), h. 4. 26

Ibid., h. 7

Page 40: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

28

Yasmine Zaki Shahab, M.A., seorang antropolog Universitas

Indonesia, beliau memperkirakan bahwa etnis Betawi baru terbentuk

sekitar tahun 1815-1893.

Kedua yaitu Prof. Dr. Parsudi Suparlan mengemukakan

bahwa kesadaran mereka itu sebagai orang Betawi pada awal

pembentukan etnis ini tampaknya belum mengakar. Ketiga yaitu

Ridwan Saidi seorang sejarawan, budayawan, dan sekaligus seorang

politikus asal Betawi beliau membantah pendapat kedua antropolog

tersebut. Ia mengatakan bahwa orang-orang Betawi sudah ada jauh

sebelum J.P Coen membakar Jayakarta tahun 1619 dan menjadikan

Jayakarta menjadi Batavia. Pernyataan tersebut dibuktikan dengan

menunjukan keberadaan orang-orang Betawi secara geografis,

arkeologis serta sejarah perkembangan bahasa dan budayanya.

Ada berbagai anggapan mengenai seseorang layak disebut

orang Betawi atau masyarakat Betawi. Pertama seseorang layak

disebut orang Betawi atau masyarakat Betawi kalau orang tersebut

merupakan keturunan generasi ke-3, yang semuanya hidup di

Jakarta. Kedua, yang dapat disebut sebaga orang Betawi atau

masyarakat Betawi adalah orang yang lahir di Jakarta dan hidup

persis seperti orang Betawi asli, entah bahasa maupun budayanya.

Ada juga yang mengatakan bahwa seseorang itu lahir di Jakarta,

tinggal di Jakarta, makan dan minum di bumi Jakarta.

Bagi orang Betawi, polemik semacam itu tidak penting. Yang

penting bagi mereka ialah memikirkan bagaimana mengisi

kehidupan sebelum mereka meninggal. Ini dapat terjadi karena

mereka memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama Islam sebagai

nafas hidup dan budaya mereka. Itulah sebabnya mengapa mereka

toleran terhadap para imigran dari etniss lain yang masuk ke Jakarta.

Page 41: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

29

Bagi mereka, kualitas manusia tidak ditentukan oleh

keturunan siapa, tetapi oleh isi hati, da perilakunya. Itulah sebabnya

walaupun secara geografis mayoritas wilayahnya telah diambil orang

lain sehingga mereka semakin tergsur, namun orang Betawi masih

tetap eksis. Mereka tidak pernah merasa diri tergusur dari Jakarta

sebagai kampong halaman mereka. Mereka beranggapan bahwa

selama Jakarta masih ada, maka selama itu pula akan muncul orang-

orang Betawi.27

Masyarakat Betawi dapat dikelompokan menjadi tiga

kelompok besar, yaitu: Betawi Tengah, Betawi Pinggir, dan Betawi

Udik. Kelompok Betawi Tengah adalah penduduk Betawi yang

bermukim daerah kota. Kebanyakan dari mereka tinggal secara

berkelompok berdasarkan keturunan. Ada dua kelompok besar orang

yang tinggal di kota, yaitu Betawi gedong dan Betawi Kampung.

Betawi gedong adalah mereka yang secara ekonomi tergolong

mampu atau orang kaya dan tinggal di rumah-rumah mewah yang

disebut gedong. Sedangkan Betawi kampung adalah mereka yang

hidup sederhana dan tidak memiliki kekayaan yang dapat

dibanggkan.

Betawi Pinggir memiliki nilai Islami yang sangat tinggi

dibandingkan dengan kedua kelompok Betawi lainnya, cara pandang

mereka adalah cara pandang Islam. Orang Betawi Pinggir menolak

bila mereka dianggap tertinggal dalam bidang pendidikan, sebab

mereka mempunyai prioritas pendidikan tersendiri, yaitu pesantren.

Terakhir yaitu Betawi Udik, kelompok Betawi Udik terbagi

dalam dua kelompok, yaitu orang Betawi yang tinggal di Jakarta

bagian utara, bagian barat Jakarta, dan Tangerang. Budaya mereka

sangat dipengaruhi oleh budaya tionghoa. Kelompok kedua yaitu

27

Ibid,. h. 8

Page 42: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

30

mereka yang tinggal di sebelah timur dan selatan Jakarta yang

terpengaruhi oleh budaya Jawa Barat.

B. Hasil Penelitian yang Relevan

Peneliti melakukan penelitian pada suatu kajian ilmiah yang

memiliki fokus pembahasan penelitian serupa atau juga memiliki sebuah

kesamaan dalam konsep penelitiannya. Studi lain sejenis telah banyak

dilakukan di Indonesia, salah satunya adalah penelitian skripsi dari

Purwosanti yang berjudul Eksistensi Lenong Betawi di Era Globalisasi.

Skripsi ini menjelaskan mengenai keberadaan lenong Betawi di era

globalisasi saat ini masih sangat diperlukan oleh sebagian masyarakat

Betawi di pinggir kota Jakarta seperti Condet, Jagakarsa, Bekasi dan Setu

Babakan, namun keberadaanya tidak lagi sebagai bagian integral dari

kehidupan masyrakat Betawi seperti tahun 1980-an. Latar belakang

penelitian ini karena adanya fakta bahwa lenong Betawi saat ini kurang

diminati oleh masyarakat dan hanya dimanfaatkan sebagai sarana hiburan

dalam acara perkawinan dan sunatan oleh sebagian kecil kelompok.

Keberadaan lenong Betawi bagi masyarakat Betawi adalah untuk

memeriahkan acara hajatan. Sedangkan bagi sebagian seniman, lenong

Betawi sebagai mata pencaharian walaupun hanya mata pencaharian

sampingan. 28

Menurut Purwosanti, dari 2 jenis lenong Betawi, masyarakat

cenderung memilih lenong preman sebagai hiburan karena dari

segi kostum lenong ini lebih sederhana, bahasa yang digunakan

adalah bahasa Betawi sehari-hari dan ceritanya pun tentang

kehidupan masyrakat sehari-hari. Sedangkan untuk lenong dines

diperlukan biaya yang cukup mahal hanya untuk memenuhi

kostum pemainnya karena pemainnya harus seragam sesuai dengan

tuntutan cerita.29

Selanjutnya yaitu penelitian dari Ninuk Klenden yang berjudul

Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik. Skripsi yang

28

Purwosanti, “Eksistensi Lenong Betawi di era globalisasi”, skripsi pada Universitas

Negeri Jakarta,Jakarta 2010, tidak dipublikasikan 29

Ibid,.

Page 43: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

31

dibukukan ini membandingkan 5 perkumpulan tetaer lenong dalam hal

hubungan antara lenong dengan komunitasnya dalam hal ini adalah orang

Betawi. Penelitian ini menunjukan adanya perbedaan di 5 perkumpulan

teater lenong (perkumpulan tater lenong Setia Kawan, Sinar Subur, Subur

Jaya, Bolot, dan perkumpulan teater lenong Bintang Berlian dalam hal

hubungan antara seniman teater lenong dengan orang Betawi pada

umumnya. Selain itu penelitian ini juga menghasilkan suatu bentuk

deskripsi utuh dari teater lenong yang memperhatikan baik teater lenong

itu sendiri, organisasi dalam teater lenong, dan komunitas teater lenong

termasuk seniman, penonton, dan penanggapnya.30

Yudho Winiarto yang berjudul Tambeng : Proses Penafsiran

Kembali Tanda budaya Betawi. Skiripsi ini mendeskripsikan penafsiran

terhadap tari kreasi yaitu tari tambeng sebagai sebuah identitas budaya,

yang dalam proses pembentukannya tidak dapat dilepaskan dari konteks

pertunjukannya. Tari tambeng muncul sebagai hasil kreasi tari Betawi

dengan wajah dan fungsi yang baru, melalui penafsiran terhadap tanda

budaya Betawi yang melekat dan membentuk tari tersebut. Tari tambeng

pada konteks perlombaan diterima sebagai suatu identitas Betawi. Namun,

penafsiran terhadap tanda budaya Betawi dalam tari Tambeng akan

berbeda pada konteks yang lainnya. Setiap konteks pertunjukan terdapat

sistem tandanya sendiri yang digunakan sebagai acuan menandai sebuah

identitas. Oleh karena itu, hal ini yang kemudian melatarbelakangi tari

tambeng untuk dikembalikan pada konteks masyarakat pendukungnya.

Penelitian ini mendeskripsikan pemahaman kreator (koreografer) terhadap

sistem tanda budaya Betawi yang diwujudkan dalam karya tarinya dan

pemahaman ini terlihat melalui proses dan bentuk karya tari tersebut

(tambeng). Selain itu, pada skripsi ini juga mendeskripsikan mengenai

30

Ninuk Klenden, Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik, (Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1996)

Page 44: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

32

apresiasi dan pandangan orang Betawi terhadap tari tambeng sebagai hasil

kreasi tari Betawi.31

Penelitian lainnya yang menjadi bahan bagi peneliti yaitu

penelitian dari Nina Farlina yang berjudul Representasi Identitas Betawi

dalam Forum Betawi Rempug (FBR). Konteks penelitiannya berupa

organisasi FBR sebagai pergerakan masyarakat Betawi. Alasan utama

ketertarikan anggotanya adalah ingin mempertahankan wilayahnya yang

selama ini mereka tinggal agar tidak tergusur oleh para pendatang.

Identitas Betawi yang dipersentasikan dalam organisasi ini merupakan

identitas Betawi yang shaleh atau beragama Islam. Di dalam penelitian ini

ditemukan mengenani identitas Betawi yang shaleh yang terpengruh oleh

ideologi Islam yang mengedepankan ketaatan. Representasi identitas

jawara dan jagoan yang pernah dipopulerkan oleh si pitung, juga

ditemukan dalam penelitian ini. Representasi jawara adalah ketika mereka

mnegenakan pakaian khas Betawi untuk mengungkapkan identitas

Betawi.32

Dari rujukan penelitian sejenis di atas tentang identitas budaya

yang telah dipaparkan maka dapat ditarik benang merah yang dapat

mengikat kesemuanya sebagai pendukung dari penelitian peneliti

mengenai Teater Lenong Sebagai Penanda Identitas Kebetawian. Di mana

rujukan skripsi di atas merujuk pada eksistensi seni Betawi yang masing-

masing mereka teliti mengacu terhadap tema yang peneliti angkat. Adapun

tulisan mereka mengenai seni budaya Betawi menjadi bahan acuan dan

pembelajaran dalam penelitian ini.

Selain itu terdapat poin-poin penting dari temuan mereka menjadi

bahan perbandingan dengan skripsi yang peneliti kerjakan. Sedangkan

untuk rujukan dari beberapa buku untuk mendukung tulisan ini sebagai

wawasan tambahan untuk menunjang dan memperkaya penelitian sebagai

31

Yudho Winiarto, Tambeng : Proses Penafsiran Kembali Tanda budaya Betawi, Skripsi

pada Universitas Indonesia, Depok, 2008. tidak dipublikasikan 32

Nina Farlina, “Representasi Identitas Betawi dalam Forum Betawi Rempug (FBR)”,

tesis pada Universitas Indonesia, Depok, tidak dipublikasikan

Page 45: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

33

bahan tambahan penelitian. Adapun buku tersebut erat kaitanya dengan

penelitian ini. Oleh karena itu, kesemuanya terkait satu sama lain untuk

menjadi bahan pendukung dalam penelitian ini. Di bawah ini adalah tabel

penelitian sejenis yang sesuai dengan peneliti.

Tabel 2.1

Penelitian Sejenis

No. Penelitian Sejenis

Tinjauan

Pustaka Jenis

persamaan perbedaan

1. Eksistensi Lenong Betawi di

Era Globalisasi

Oleh : Purwosanti,

Universitas Negeri Jakarta,

2010.

Skripsi Penelitian ini

mengkaji adanya

fakta bahwa lenong

Betawi saat ini

kurang diminati oleh

masyarakat dan

hanya dimanfaatkan

sebagai sarana

hiburan dalam acara

perkawinan dan

Sunatan.

Penelitian ini lebih

mengarah kepada

keuntungan

komersil dalam

setiap

pertunjukkannya

2. Teater Lenong Betawi Studi

Perbandingan Diakronik

Oleh : Ninuk Klenden,

Yayasan Obor Indonesia,

1996.

Skripsi Penelitian ini

mengkaji deskripsi

utuh dari teater

lenong yang

memperhatikan baik

teater lenong itu

sendiri, organisasi

dalam teater lenong,

dan komunitas teater

lenong termasuk

Penelitian ini lebih

mengarah kepada

membandingkan

beberapa

perkumpulan

teater lenong

Page 46: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

34

seniman, dan

penonton.

3. Tambeng: Proses Penafsiran

Kembali Tanda budaya

Betawi

Oleh : Yudho Winiarto,

Universitas Indonesia,

Jakarta, 2008.

skripsi Penelitian ini

mendeskripsikan

penafsiran terhadap

tari kreasi yaitu tari

tambeng sebagai

sebuah identitas

budaya.

Penelitian ini lebih

mengarah kepada

pemahaman

kreator

(koreografer)

terhadap sistem

tanda budaya

Betawi

4. Representasi Identitas

Betawi dalam Forum Betawi

Rempug (FBR)

Oleh : Nina Farlina,

Universitas Indonesia, 2012

Tesis Penelitian ini

mengkaji adanya

usaha suatu

organisasi untuk

mempertahankan

kebudayaan Betawi

dan

mempersentasikan

identitas Betawi

Dalam penelitian

ini yang menjadi

objek penelitian

adalah sebuah

organisasi

Sumber: Hasil olah data peneliti, 2014

Page 47: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

35

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Subjek dan Waktu Penlitian

1. Subjek Penelitian : Perkumpulan teater lenong pimpinan

Bapak Marong di Kelurahan Ciater RT

06/10 Kecamatan Serpong

2. Waktu Penelitian : 30 Desember 2013 – 28 November 2014

Agar penelitian ini sesuai dengan target yang telah ditetapkan, maka

peneliti membuat jadwal sebagai berikut:

No. Kegiatan BULAN

DES

2013

MEI

2014

JUNI

2014

JULI

2014

SEPT

2014

OKT

2014

NOV

2014

1. Penyusunan

proposal

2. Observasi √ √

3. Menentukan

dan menyusun

instrument

penelitian

4. Pengumpulan

data

√ √

5. Analisis data

dan pengolahan

data

√ √

6. Penyusunan

laporan

Page 48: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

36

7. Bimbingan

akhir skripsi

B. Metode Penelitian

Pada penelitian ini penulis menggunakan metode deskriptif. Metode

penelitian deskriptif yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan

kualitatif. Pendekatan kualitatif yang dimaksud mengacu kepada prosedur

penelitian yang menghasilkan data-data deksriptif.

Menurut Suparlan “pendekatan kualitatif yaitu pendekatan yang

digunakan untuk memahami prinsip-prinsip umum yang mendasari suatu

gejala yang menjadi pusat perhatian penulis dan hubungan antara gejala-gejala

yang terlibat di dalamnya”.1 Menurut Natzir “metode penelitian deskriptif

yang dipergunakan adalah metode studi kasus yang berarti penelitian tentang

subjek penelitian yang berkenaan dengan suatu fase spesifik atau khas dari

keseluruhan personalitas, subjek penelitian dapat saja individu, kelompok,

lembaga maupun masyarakat”.2

Penelitian deskriptif dilakukan peneliti dengan mempelajari masalah-

masalah dalam masyarakat, tata cara yang berlaku dalam masyarakat, tata cara

yang berlaku dalam masyarakat serta situasi-situasi tertentu termasuk

hubungan, kegiatan-kegiatan, pandangan, proses-proses yang sedang

berlangsung beserta pengaruh-pengaruh dari suatu fenomena.

C. Populasi

“Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek atau

subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan

1 Parsudi Suparlan, Pengantar Metode Penulisan: Pendekatan Kualitatif, (Jakarta:

Rajawali Press, 1996),hlm.41 2 Mohammad Natzir, metode penelitian, (Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988), hlm. 66

Page 49: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

37

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya”.3

Sedangkan “Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki

oleh populasi tersebut”.4 Yang menjadi populasi dalam penelitan ini yaitu

perkumpulan teater lenong Betawi Marong Group di Ciater, Tangerang

Selatan.

D. Sampel

“Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh

populasi”. Telah dijelaskan bahwa yang menjadi populasi dalam penelitian ini

adalah perkumpulan teater lenong Betawi Marong Group di Ciater, Tangerang

Selatan. Oleh karena itu, yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah

ketua pimpinan dan 9 anggota lenong Betawi Marong Group.

E. Teknik Sampling

“Teknik sampling adalah merupakan teknik pengambilan sampel”.5

Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik purposive

sampling. Purposive sampling adalah “teknik pengambilan sampel sumber

data dngan pertimbangan tertentu. Pertimbangan tertentu ini, misalnya orang

tersebut yang dianggap paling tahu tentang apa yang kita harapkan”.6 Karena

penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran teater lenong Betawi Marong

Group dalam pembentukan identitas Budaya Betawi maka yang menjadi

sampel adalah Bapak Marong selaku pimpinan teater lenong Betawi Marong

Group dan 9 pemain teater lenong Betawi Marong Group.

Pertimbangan peneliti memilih Bapak Marong sebagai sampel adalah

karna beliau merupakan pimpinan perkumpulan tersebut sehingga penulis

meyakini bahwa beliau dapat memberikan jawaban yang dapat dipercaya.

3 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2008) cet, 4 h. 80 4 Ibid,. h.80

5 Ibid,.h. 81

6 Ibid,. h.219

Page 50: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

38

Responden kedua yaitu Bapak Ita, pertimbangan peneliti memilih Bapak Ita

sebagai responden adalah karena beliau merupakan penasehat perkumpulan

tersebut, responden ketiga dan keempat adalah Bapak Katong dan Bapak

Maceng. Pertimbangan peneliti memilih mereka sebagai sampel adalah yaitu

karena mereka adalah pemain atau bodor utama dalam perkumpulan lenong

Betawi Marong Group.

Responden kelima yaitu bapak Agus. Pertimbangan peneliti memilih

Bapak Agus sebagai sampel adalah karna beliau merupakan pemain gambang

kromong yang paling lama ikut dalam perkumpulan lenong Betawi Marong

Group. Responden selanjutnya adalah Bapak Rudi, Ibu Ati, Dini. Ongkih, dan

Maceng. Pertimbangan peneliti memilih mereka sebagai sampel adalah saran

dari beberapa responden lainnya.

F. Teknik Pengumpulan Data

Keingintahuan peneliti terhadap teater lenong mengantarkan penulis

melakukan penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif memusatkan perhatiannya

pada prinsip-prinsip umum yang mendasari perwujudan satuan-satuan gejala

yang ada dalam kehidupan sosial manusia. Dalam pendekatan kualitatif

pengukuran makna dari gejala tidak hanya dilihat dalam satu konteks saja,

tetapi juga dapat dilihat dari banyak konteks yang tidak terkontrol. Pendekatan

kualitatif yang menjadi sasaran penelitan, adalah kehidupan sosial atau

masyarakat sebagai sebuah sistem, atau sebuah kesatuan yang menyeluruh.7

Prosedur pengumpulan data yang digunakan dalam pendekatan kualitatif

adalah dengan metode observasi, wawancara, dan studi pustaka.

1. Observasi

Observasi dilakukan untuk melihat gambaran perilaku dan kejadian

dengan cara peneliti mengamati langsung ke lapangan. Ini dilakukan agar

peneliti mengerti perilaku orang-orang setempat, dan peneliti bisa mengukur

7 Parsudi Suparlan, Pengantar Metode Penulisan: Pendekatan Kualitatif, (Jakarta:

Rajawali Press, 1996),h.17

Page 51: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

39

aspek tertentu sebagai acuan dari apa yang ingin diteliti. Dengan melakukan

observasi peneliti akan lebih mudah dalam mendapatkan data dari informan,

karena dengan melakukan observasi peneliti akan mudah mengenal karakter

dan perilaku informan. Obeservasi yang dilakukan peneliti yaitu obeservasi

partisipasi pasif. Dalam hal ini peneliti datang di tempat kegiatan orang yang

diamati, tetapi tidak ikut terlibat dalam kegiatan tersebut.8

Observasi pertama dilakukan peneliti pada bulan Januari 2014 di

Perkampungan Budaya Betawi, Setu Babakan. Setelah sampai di objek

lokasi penelitian dan bertanya kepada pengelola, peneliti mendapat

informasi ternyata di Setu Babakan sanggar teater lenong sudah tidak ada.

Kemudian peneliti akhirnya mencoba observasi di teater lenong yang

berlokasi di Kelurahan Ciater, observasi dilakukan pada bulan Mei 2014,

ketika sampai di objek lokasi penelitian, peneliti mulai mengamati hal-hal

dan seluk beluk yang terkait dengan kebutuhan penelitian.

2. Wawancara

“Wawancara adalah cara memperoleh informasi atau keterangan dengan

menanyakan masalah yang diteliti kepada narasumber atau informan”.9

Teknik wawancara yang digunakan pada penelitian kualitatif ini adalah

wawancara secara mendalam. Proses dalam wawancara mendalam ini

dilakukan secara tatap muka, antara pewawancara dengan informan. Dalam

wawancara mendalam ini digunakan pula pedoman wawancara, recorder,

alat tulis, dan kamera. Dalam melakukan wawancara peneliti harus

mengetahui etika dalam penelitian kualitatif.

3. Studi pustaka

Studi kepustakaan dengan teknik ini segala usaha yang dilakukan oleh

penulis bertujuan untuk mengumpulkan informasi-informasi yang lebih

khusus tentang masalah yang sedang diteliti. Memanfaatkan informasi yang

8 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D, (Bandung : Alfabeta,

2008) cet, 4 h. 227 9 Ibid,. h. 233

Page 52: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

40

ada kaitannya dengan teori-teori yang relevan dengan penelitian yang

sedang dilakukan. Mengumpulkan dan memanfaatkan informasi-informasi

yang berkaitan dengan materi dan metodologi penelitian tersebut serta

menghimpun informasi yang relevan dengan topik atau masalah yang

berkaitan dengan teater lenong. Informasi tersebut diperoleh dari buku-buku

ilmiah, jurnal, skripsi, tesis dan buku-buku Dinas Kebudyaan DKI Jakarta,

dan sumber-sumber tertulis baik tercetak maupun elektronik lain.

4. Dokumentasi

“Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu. Dokumen

bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya”.10

Hasil penelitian dari

observasi, wawancara akan lebih kredibel atau dapat dipercaya kalau

didukung oleh dokumentasi. Dokumentasi dalam penelitian yaitu data-data

pemain lenong Betawi Marong Group, video ketika lenong Betawi

mengadakan pementasan dan juga foto-foto yang berhubungan dengan

penelitian.

G. Instrumen Penelitian

Dalam penelitian kualitatif yang menjadi instrument penelitian utamanya

adalah peneliti. Alasannya ialah bahwa segala sesuatu belum mempunyai

bentuk yang pasti. Masalah, fokus penelitian, prosedur penelitian, data yang

akan dikumpulkan, dan hasil yang diharapkan. Itu semuanya tidak dapat

ditentukan secara pasti dan jelas sebelumnya. Segala sesuatu masih perlu

dikembangkan sepanjang penelitian itu. Dalam keadaan yang serba tak pasti

dan jelas itu tidak ada pilihan lain dan hanya peneliti itu sendiri satu-satunya

alat yang dapat menghadapinya.11

Oleh karena itu instrument penelitian ini yaitu peneliti sendiri. Peneliti

bertugas untuk menetapkan fokus penelitian, peneliti juga akan memilih

10

Ibid,. h. 240 11

S. Nasution, Metode Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: PT. Tarsito, 2003),

cet. III,h.55

Page 53: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

41

informan untuk mendapatkan sumber data, melakukan pengumpulan data,

menilai kualitas data, analisis data, menafsirkan data dan membuat

kesimpulan atas temuannya.

Yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah peran lenong

Betawi Marong Group dalam pembentukan identitas budaya Betawi.

Untuk mendapatkan data peran lenong Betawi Marong Group dalam

pembentukan identitas budaya Betawi yaitu dengan melihat upaya-upaya

apa saja yang dilakukan oleh lenong Betawi Marong Group. Setelah

mengetahui upaya apa saja yang telah dilakukan maka peneliti dapat

menilai apakah lenong Betawi Marong Group berperan dalam

pembentukan identitas budaya Betawi.

Untuk mendapat sumber data yang diperlukan peneliti memilih

beberapa informan yaitu Bapak Marong selaku pimpinan Marong

Group, para pemain lenong Betawi Marong Group, serta petugas

kelurahan Ciater untuk mendapatkan struktur sosial kelurahan Ciater.

Setelah menentukan informan untuk mendapat sumber data yang

diperlukan maka selanjutnya hal yang dilakukan adalah mengumpulkan

data. Setelah data sudah terkumpul peneliti melakukan analisis data dan

terakhir adalah penarikan kesimpulan dari penelitian.

H. Teknik Analisis Data

Untuk menjawab permasalahan penelitian, maka penulis akan

mengumpulkan data yang terdiri dari data primer dan data sekunder. Data

primer atau data utama didapatkan dengan melakukan wawancara dan

observasi/pengamatan. Sedangkan data sekunder, yaitu data-data dari sumber

tertulis yang sudah ada, diperoleh dari studi kepustakaan. Data ini meliputi

laporan-laporan budaya Betawi, kesenian Betawi, identitas budaya dan buku-

buku yang relevan dengan pokok bahasan.

Sedangkan analisis data dilakukan sejak sebelum, sedang dan setelah

selesai di lapangan. Seperti pernyataan Nasution dalam buku Sugiyono yaitu:

“Analisis telah mulai sejak merumuskan dan menjelaskan masalah, sebelum

terjun ke lapangan, dan berlangsung terus sampai penulisan hasil penelitian.

Page 54: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

42

Dalam penelitian kualitatif, analisis data lebih difokuskan selama proses di

lapangan bersamaan dengan pengumpulan data”12

Analasis dalam penelitian ini dilakukan pada saat pengumpulan data

berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data. Pada saat wawancara,

peneliti sudah melakukan analisis terhadap jawaban yang diwawancarai. Bila

jawaban yang diwawancarai belum memuaskan, maka peneliti akan

melanjutkan pertanyaan lagi, sampai diperoleh data yang kredibel. Pada

penelitian ini peneliti menganalisis data menggunakan model Miles and

Huberman, yaitu:

1. Data reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang

pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambara yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti

untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan mencarinya

bila diperlukan.

2. Data Display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif, penyajian data bisa

dilakukan dalam bentuk teks yang bersifat naratif. Dengan

mendisplaykan data, maka akan memudahkan untuk memahami apa

yang terjadi, merencanakan kerja selanjutnya berdasarkan apa yang

telah dipahami tersebut.

12

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2007),h. 245

Page 55: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

43

3. Conclusion Drawing/verification

Langkah ketiga yaitu penarikan kesimpulan. Setelah data yang

diperoleh peneliti direduksi dan sudah data sudah didisplay dengan

bentuk teks naratif, maka langkah selanjutnya adalah penarikan

kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan awal yang dikemukakan

masih bersifat sementara, jika kesimpulan tersebut didukung oleh

bukti-bukti yang valid dan konsisten maka kesimpulan yang

dikemukakan merupakan kesimpulan yang kredibel.13

I. Pemerikasaan Keabsahan Data

Dalam penelitian kualitatif, temuan atau data dapat dinyatakan valid

apabila tidak ada perbedaan antara yang dilaporkan peneliti dengan apa yang

sesungghnya terjadi pada obyek yang diteliti. Dalam pengujian keabsahan

data, metode penelitian kualitatif meliputi uji credibility (validitas internal),

transferability (validitas eksternal), dependability (reliabilitas), dan

confirmability (obyektivitas).14

Uji kredibilitas data antara lain dapat dilakukan dengan perpanjangan

pengamatan, peningkatan ketekunan, tringulasi, diskusi dengan teman sejawat,

analisis kasus negative, membercheck.15

Dalam penelitian ini peneliti

melakukan uji kredibilitas data dengan cara tringulasi. Tringulasi dalam

pengujian kredibilitas diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai sumber

dengan berbagai cara, dan berbagai waktu.

Tringaluasi data yaitu bertujuan untuk keperluan pengecekan atau

sebagai pembanding terhadap data itu. Data-data dalam penelitian ini

diperoleh oleh peneliti melalui berbagai prosedur, mengingat data-data

tersebut sangat dibutuhkan sebagai rangkaian penopang hasil penelitian. Data-

13

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta,

2007),h. 247 14

Ibid,. h. 270 15

Ibid., h.272

Page 56: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

44

data terkait dengan monografi kependudukan diperoleh melalui badan-badan

kemasyarakatn yang resmi seperti kantor kelurahan. Kemudian peneliti

meminta data administrasi kependudukan yang terdapat di wilayah RT 06/10,

yang selanjutnya data-data tersebut diolah oleh peneliti. Sedangkan data-data

yang lebih mendalam terkait kegiatan teater lenong didapatkan dari teater

lenong milik Bapak. Marong. Selain itu, peneliti mengunjungi para tokoh

Betawi dalam rangka kejelasan tentang seni pertunjukan teater yang ada di

wilayah penelitian. Berdasarkan data tersebut selanjutnya peneliti

mengkroscek informasi tersebut dengan mengunjungi para panjak.

Peneliti melakukan triangulasi dengan membandingkan dan mengecek

balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui waktu dan

alat yang berbeda dalam metode kualitatif. Pada metode triangulasi dapat

diperoleh dengan cara:

a. Membandingkan data hasil pengamatan dengan data hasil

wawancara

b. Membandingkan apa yang dikatakan narasumber yang satu dan

yang lainnya

Page 57: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

45

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Struktur Sosial Kelurahan Ciater

Kelurahan Ciater merupakan bagian wilayah Kecamatan Serpong

Kota Tangerang Selatan Provinsi Banten, terletak dibagian timur wilayah

Kecamatan Serpong dan memiliki luas wilayah 426,00 Ha atau 16,64%

dari wilayah kecamatan Serpong lainnya. Batas wilayah kelurahan Ciater

yaitu : Utara : berbatasan dengan kelurahan Rawa Mekar Jaya, Timur :

berbatasan dengan keamatan Ciputat, Barat : berbatasan dengan kelurahan

Rawa Buntu, dan Selatan : berbatasan dengan kelurahan Buaran.

Kelurahan Ciater merupakan wilayah daratan yang memiliki

ketinggian 48 meter di atas permukaan laut (dpl), karena letak geografis

kelurahan Ciater cukup strategis maka sebagian besar wilayahnya

merupakan wilayah permukiman. Ciater secara administrasi terdiri dari 13

RW dan 70 RT dengan jumlah penduduk sebanyak 19.200 Jiwa terhitung

sejak akhir 2012.1

a. Struktur Sosial Penduduk

Dalam melihat struktur sosial kelurahan Ciater penulis melihatnya

dengan memahami kondisi fisik daerah kelurahan Ciater dengan

karakteristik di daerah tersebut. Penjelasan akan struktur sosial kelurahan

Ciater diawali dengan struktur sosial penduduk berdasarkan jenis kelamin,

komposisi menurut tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.

1 Data kependudukan kelurahan Ciater tahun 2013

Page 58: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

46

1) Jumlah Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin

Berdasarkan data kantor Kelurahan Ciater, jumlah penduduk

adalah 19.200 jiwa dan jumlah Kepala Keluarga (KK) sebanyak 5.492

jiwa dengan jumlah rata-rata kepadatan penduduk 45 jiwa per Km².

Terdiri dari 9.758 orang berjenis kelamin laki-laki dan 9.442 orang

berjenis perempuan.2 Untuk memperoleh gambaran yang lebih

terperinci dan jelas di bawah ini terdapat table yang menggambarkan

kependudukan penduduk Ciater.

Tabel 4.1

Jumlah Penduduk Kelurahan Ciater berdasarkan jenis

kelamin

N

No

Jenis Kelamin Jumlah Satuan

1

1

Laki-laki 9.758 Jiwa

2

2

Perempuan 9.442 Jiwa

TOTAL 19.200 Jiwa

Sumber: Profil kelurahan Ciater

2) Komposisi Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan

Penduduk Ciater saat ini di dominasi oleh para pendatang baik

dari daerah pulau Jawa maupun di luar pulau Jawa, mereka umumnya

datang ke Tangerang karena tertarik dengan harapan hidup yang lebih

baik daripada tempat asalnya. Kawasan yang mereka tuju memang

banyak memberikan banyak kesempatan kerja dan tak jarang mereka

membawa sanak keluarga lainnya dari kampung halaman untuk ikut

tinggal bersama dan bekerja di Ciater. Para buruh pabrik dan calon

2 Data kependudukan kelurahan Ciater tahun 2013

Page 59: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

47

buruh pabrik ini sebagian besar tamatan SMP dan SMA. Hal ini yang

menyebabkan penduduk di tempat ini mayoritas berpendidikan

menengah.

Tabel 4.2

Komposisi Penduduk Ciater Menurut Tingkat Pendidikan

N

No

Tingkat Pendidikan

Jumlah

satuan

1

1

Tidak atau belum 1.639 Jiwa

2

2

Belum tamat SD 1.938 Jiwa

3

3

Tamat SD 3.680 Jiwa

4

4

SMP 4. 165 Jiwa

5

5

SMA 5.743 Jiwa

6

6

D III 1080 Jiwa

7

7

D IV / S1 730 Jiwa

8

8

S2 168 Jiwa

9

9

S3 57 Jiwa

Sumber: Profil kelurahan Ciater

Berdasarkan tabel di atas terihat bahwa penduduk Ciater tingkat

pendidikan menengah pertama dan menengah atas sangat mendominasi.

Page 60: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

48

3) Jenis Mata Pencaharian Penduduk

Setiap orang bekerja untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Tingkat pendidikan seseorang seringkali memiliki keterkaitan yang sangat

erat dengan mata pencaharian orang tersebut. Masyarakat Ciater yang

berpendidikan rendah seperti tamatan SD mereka bekerja sebagai kuli

bangunan, tukang sayur, tukang ojek. Sementara lulusan SMP dan SMA

umumnya bekerja di sektor informal sebagai buruh pabrik, makelar tanah

sebagian juga ada yang bekerja seperti berwiraswata dan berdagang.

Spesialisasi pekerjaan sepertinya terjadi karena mereka tidak

mampu bersaing dengan penduduk lain yang memiliki tingkat pendidikan

yang lebih tinggi di bidang akademik dan keterampilan. Untuk

mendapatkan pekerjaan yang layak di sektor forml dengan gaji dan

tunjangan yang mencukupi mereka diwajibkan mampu bersaing dengan

perkembangan zaman dan kebtuhan masyarakat yang semakin kompleks.

Guna memasuki persaingan memperoleh lapangan pekerjaan

mreka dituntut membekali diri dengan tingkat pendidikan dan tentunya

memiliki ijazah pendidikan jenjang perguruan tinggi serta kemampuan dan

keterampilan yang apik di dunia kerja. Karena beberapa pekerjaan mereka

yang bergerak di sektor informal seperti kuli bangunan, tukang sayur dan

tukang ojek tidak memiliki penghasilan yang tetap dan tergolong

berpenghasilan rendah. Penghasilan ini berdampak pada kehidupan

keluarga mereka sehari-hari. Penghasilan mereka yang terbilang rendah

dan tergolong pas-pasan mengakibatkan mereka seringkali mangalami

kesulitan untuk memenuhi kebutuhan hidup primer sehari-hari hingga

memenuhi kebutuhan guna pendidikan ataupun urusan sekolah anak-anak

mereka.

Buruh pabrik sendiri masih tergolong beruntung karena memiliki

penghasilan tetap meskipun penghasilan mereka tidak banyak dan hanya

cukup untuk makan dan biaya sekolah. Penduduk lain yang bekerja di

Page 61: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

49

sektor formal seperti guru, dokter, karyawan BUMN/BUMD/Swasta, TNI-

POLRI, PNS dapat hidup layak dan memenuhi segala kebutuhan hidupnya

baik primer, sekunder maupun tersier. Untuk memperoleh gambaran yang

lebih jelas, penulis menggambarkan jenis mata pencaharian masyarakat

Ciater dalam tabel berikut ini.

Tabel 4.3

Jenis Mata Pencaharian Masyarakat Ciater

No Jenis Mata Pencaharian Jumlah Satuan

1 Pensiunan 74 Jiwa

2 Pegawai Negeri Sipil (PNS) 112 Jiwa

3 Tentara Nasional Indonesia (TNI) 44 Jiwa

4 Polisi Republik Indonesia (POLRI) 43 Jiwa

5 Pedagang 1.879 Jiwa

6 Petani 17 Jiwa

7 Peternak 9 Jiwa

8 karyawan BUMN/BUMD/Swasta 4.164 Jiwa

9 Buruh 1.499 Jiwa

10 Guru 199 Jiwa

11 Dosen 2 Jiwa

12 Dokter 24 Jiwa

13 Perawat 23 Jiwa

14 Bidan 25 Jiwa

Sumber: Profil kelurahan Ciater

2. Konteks Sejarah Teater Lenong Betawi Marong Group

Pada bab ini penulis akan memaparkan gambaran dan karakteristik

masyarakat dan kondisi fisik lokasi penelitian, yaitu teater lenong Marong

yang berdomisili Kelurahan Ciater Kecamatan Serpong, Tangerang

Selatan. Sebagai gambaran awal penulis menjelaskan sejarah

Page 62: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

50

perkembangan teater lenong Marong Group serta posisi teater lenong

dalam masyarakat Betawi di Ciater tersebut. Penulis mengkaji

keistemewaan teater lenong yang memiliki ketertarikan khusus dibanding

kesenian Betawi lainnya di Ciater.

a. Sejarah Perkembangan Teater Lenong Betawi

Sebagai suatu bentuk teater, tentunya teater lenong mempunyai

sejarah perkembangan sendiri hingga pada akhirnya terwujud apa yang

dinamakan teater lenong. Uraian tentang sejarah perkembangan teater

lenong ini lebih ditunjukan untuk mengetahui proses perkembangan teater

tersebut, sampai dikenal bentuk teater lenong seperti yang sekarang ini.

“Lenong merupakan salah satu bentuk teater peran di Betawi yang mulai

berkembang di akhir abad ke- 19”.3

Teater ini merupakan pengaruh dari kebudayaan Cina. Hal ini jelas

terlihat pada musik pengiringnya yaitu gambang kromong. Gambang

kromong merupakan alat musik yang dibawa ke Indonesia dibawa oleh

orang-orang Tiong Hoa yang merantau sampai ke Indonesia secara khusus

menetap di Betawi.

Gambang kromong sendiri sebuah orkes tradisional Betawi yang

merupakan orkes perpaduan antara gamelan, dengan nada

pentatonis bercorak Cina. Orkes ini memang erat hubungannya

dengan masyarakat Cina Betawi. Pada awal perkembangannya

lagu-lagu yang biasa dibawakan dengan iring-iringan gambang

kromong adalah lagu-lagu Cina. Menurut istilah setempat lagu

semacam itu biasa disebut gambang Cina. Gambang Cina itu

berupa lagu-lagu instrumentalia dan lagu-lagu bersyair.4

Di samping untuk mengiri lagu, Gambang kromong biasa

dipergunakan untuk pengiring tarian yakni tari Cokek, tari pertunjukan

kreasi baru dan teater Lenong. Biasanya musik gambang kromong

3 Eni Setiati, Pofil Kota Jakarta Doeloe, Kini, Dan Esok, (Jakarta: PT Lentera Abadi,

2009) h.63 4 Muhadjir,dkk, Peta Seni Budaya Betawi,(Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI Jakarta,

1986), hlm 31

Page 63: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

51

digunakan untuk menyambut tamu, demikian juga halnya dengan teater

lenong, dipertunjukan untuk menghibur tamu suatu pesta hajat. Dalam

perkembangannya gambang kromong memperlihatkan berbagai

variasinya. Misalnya ada yang disebut gambang cokek yang dikenal juga

dengan gambang plesir. Jenis musik ini digunakan untuk mengiringi

cokek, yaitu penari wanita yang menari dengan pasangannya yang

merupakan tamu-tamu yang diundang dalam suatu pesta hajat orang Tiong

Hoa.

Bapak Marong sendiri mulai belajar menabuh dari rombongan

gambang plesir ini. Baru kemudian setelah mulai bisa, ia pindah ke

rombongan musik gambang kromong, yang pada gilirannya digunakan

untuk mengiringi pertunjukan teater lenong. Dengan demikian uraian di

atas memperlihatkan bahwa teater lenong memang mempunyai hubungan

erat dengan orang Tiong Hoa.

Gambar 4.1

Alat musik gambang kromong milik Marong group

Menurut cerita Bapak Marong pada masa kecilnya pertunjukan

teater lenong tidak mempunyai batas waktu. Kalau dikehendaki penonton,

Page 64: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

52

pertunjukan yang diadakan setelah sembahyang Isya dapat berlangsung

sampai pukul enam pagi atau bahkan lebih siang lagi. Pertunjukan

semacam ini biasanya menggunakan dua macam cerita. Sampai pukul dua

pagi pertunjukan mengemukakan cerita bangsawan, dan kemudian

dilanjutkan dengan cerita preman yang menceritakan kehidupan pada masa

tuan tanah masih bercokol di daerah Betawi.

Tema cerita lenong preman mengenai kesengsaraan rakyat miskin

di pinggiran kota Jakarta, di bawah kekuasaan para tuan tanah yang

ceritanya didasarkan atas kisah nyata kehidupan sehari-hari atau

karangan.5 Kisah nyata didasarkan pada cerita dari para penjahat yang

masih diingat penduduk setempat sedangkan cerita karangan diciptakan

sendiri oleh pemain lenong khususnya, yang ceritanya diperoleh dari buku,

film, atau menonton pertunjukan lenong dari kelompok lain. Terkadang

tema cerita juga di adopsi dari kehidupan sehari-hari dengan

menggambarkan keadaan ekonomi rumah tangga yang semerawut, cinta

segitiga para pemuda-pemudi desa yang bergenre drama. Busana lenong

preman adalah pakaian sehari-hari orang Betawi.

Bahasa yang digunakan adalah bahasa sehari-hari penduduk lokal

di pinggiran kota Jakarta yang dinilai kasar oleh golongan kelas menengah

atas di Jakarta. Teater jenis inilah yang justru digemari oleh banyak

penonton karena di nilai lebih ekspresif dan jalan ceritanya yang terkadang

sulit ditebak dibandingkan dengan cerita-cerita kebangsawanan yang

mengawang di atas jangkauan.

5 Yasmine Zaki Shahab, Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi, (Depok:

Laboratorium Anropologi, FISIP UI, 2004), h.28

Page 65: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

53

Gambar 4.2

Bang Marong ketika main lenong preman dengan Mak Nori6

Menurut Bapak Marong pada masa kecilnya ia mengenal adanya

dua macam pertunjukan teater lenong yang dibawakan suatu perkumpulan,

Bapak Marong juga bercerita bahwa pada tahun 1950-an teater lenong

dapat dipertunjukan dengan hanya menggunakan enam atau tujuh orang

seniman saja (pertunjukan sekarang dilakukan 25 sampai 30 orang

seniman). Keenam atau ketujuh orang seniman itu bukan anggota tetap

suatu perkumpulan teater lenong. Jika pemilik (yaitu orang yang

mempunyai peralatan teater lenong) ingin mengadakan pertunjukan teater

lenong maka ia mengumpulkan teman-temannya untuk diajak main

bersama. Mereka melakukan tugas serabutan. Selain berperan sebagai

tokoh-tokoh yang digambarkan dalam cerita, mereka juga harus berperan

sebagai tukang angkut, yaitu orang yang mengangkat peralatan ke tempat

pertunjukan, mereka juga harus dapat mengatur pentas dan mereka juga

berperan sebagai tukang tabuh atau pemain musik.

Dalam hal ini seorang seniman teater lenong harus dapat

membawakan peran sebagai dua atau tiga tokoh sekaligus, namun seiring

6 Rajakamar Admin, Lenong, Seni Peran Penerus Gambang Kromong, 2014

(http://content.rajakamar.com/lenong-seni-peran-penerus-gambang-kromong/) Diakses tamuJ, ‎17

Oktober 2014

Page 66: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

54

dengan perkembangan peran-peran ini juga terspesialisasi sesuai dengan

kemampuan para pemain. Pertunjukan teater lenong pada saat itu boleh

dikatakan mempunyai sifat opera, sebab dialog dan monolog yang

digunakan banyak dilakukan dengan bernyanyi. Nyanyian itu juga

digunakan untuk mengungkapakan perasaan sedih, gembira, dan

menyatakan suatu maksud. Misalnya maksud untuk melakukan perjalanan

atau maksud untuk melamar seorang wanita. Pementasan teater lenong

juga dapat digunakan sebagai tempat pertemuan para pendekar silat,

karena pendekar silat juga banyak yang merangkap sebagai seniman teater

lenong.

Seniman teater lenong memperoleh uang dari hasil pertunjukan

yang dilakukannya, baik itu merupakan pertunjukan yang diselenggarakan

karena suatu pesta hajat maupun pertunjukan yang dilakukan dengan cara

ngamen. Pada tahun 1960-an pementasan lenong yang diselenggrakan

pada suatu hajat seharga Rp. 500,00. Dan pemain mendapat bagian sebesar

Rp.75,00. Sekarang lenong setiap pementasan di suatu pesta hajat paling

kecil yaitu Rp. 30.000.000,00 dan pemain mendapat Rp. 200.000, - Rp.

300.000,00.

Jenis pertunjukan yang dilakukan dengan cara ngamne tidak

berhubungan dengan suatu hajat apapun, tetapi semata-mata dilakukan

untuk memperoleh uang. Dengan ngamen, biasanya terisi dengan sawer,

yaitu hadiah-hadiah yang diberikan penonton kepada seniman karena ia

puas dengan pertunjukan yang dapat mengunggah perasaannya atau karena

penonton secara pribadi menyenangi seniman yang dipujanya.

Dalam pertunjukan lenong tidak ada batas yang jelas antara

pemain dan penonton. Para penonton dapat duduk di pinggir tempat

pertunjukan, sedangkan para pemain dapat berlari dan saling mengejar di

antara para penonton. Sering ada pertunjukan dengan adegan seorang

dikejar dan berlari di antara para penonton. Keakraban dengan penonton

Page 67: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

55

sangat menonjol. Penonton dapat turut ambil bagian dalam dialog.

Kadang-kadang penonton ikut terlibat secara emosi dan ikut memukul

pemain yang membawa peran orang jahat. Untuk itu pimpinan lenong

sering harus merubah jalan cerita ketika pemain peran jahat harus kalah,

padahal tidak terdapat dalam rencana cerita. Hal ini terpaksa dilakukan

untuk menghindari keributan dengan para penonton.

Menurut tradisi, ada upacara sebelum permainan teater lenong

dimulai, yaitu upacara yang dinamakan ungkup yang ditunjukan untuk roh

halus penjaga alat musik supaya pertunjukan berjalan lancar.

Sebelum mulai main, saya melakukan tradisi yang selalu dilakuin

kalau ngelenong yaitu ngungkup atau ungkup. Kita percaya kalau

alat-alat ngelenong kita ada roh yang nempatin tuh alat. Saya

nyajiin sesajen yang terdiri dari tujuh makanan dan minuman,

rokok, telur serta nyalahin kemenyan, baca doa, nyiprat bunga dan

air pada alat-alat permainan tujuannya agar pertunjukan berjalan

dengan selamat.7

Teater tradisional ini berjalan sampai tahun 1960-an8 yang cukup

subur di daerah perbatasan kota Jakarta seperti Tangerang. Sesudah

beberapa waktu teater lenong mulai menghilang di perbatasan kota

Jakarta. Teater lenong nyaris punah dari Tangerang perkumpulan demi

perkumpulan lenong yang pernah ada gulung tikar. Semakin

meningkatnya urbanisasi di Tangerang menyebabkan semakin

berkurangnya area terbuka di Tangerang sehingga seiring dengan ini teater

lenong secara perlahan-lahan juga mulai menghilang.

Panggilan untuk mentas di pesta-pesta semakin jarang. Si Pitung

yang perkasa, Nyai Dasima yang malang, untuk sementara istirahat dalam

ruangan lain dari imaji para aktor dan aktris lenong yang pernah

memainkannya. Cerita Si Pitung dan para jagoan Betawi lainnya juga

tragedi Nyai Dasima, adalah kisah-kisah Betawi yang cukup lama

7 Wawancara dengan Bapak Marong tanggal 19 September 2014

8 Dina Nawangningrum (ed.), Ragam Seni Budaya Betawi, (Jakarta: Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya,2012), h. 91

Page 68: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

56

mengoperasikan narasi Betawi sebagai kebudayaan. Hingga, membiarkan

kisah-kisah itu raib boleh jadi sama dengan menutup mata atas

memudarnya nilai-nilai Betawi. Di samping itu, masuknya hiburan

modern, seperti film dan radio yang biaya pertunjukannya lebih murah

daripada lenong, menyebabkan orang cenderung meninggalkan teater

lenong sebagai kesenian hiburan.

Umumnya orang di daerah ini lebih memilih menyewa video untuk

menghibur tamu-tamunya dalam pesta keluarga seperti khitanan dan

perkawinan. Latar belakang dimunculkannya kembali lenong adalah ide

Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu untuk menggalakkan Betawi di

Jakarta. Akhirnya pada tahun 1970 para pembesar Taman Ismail Marzuki

(TIM) seperti Sumantri Sastrosuwondi, Daduk Jayakusumah, Ardan dan

Ali Shahab, mengangkat lenong ke tempat terhormat.9 Hal ini berpengaruh

juga pada kota Tangerang, teater lenong Betawi di Ciater sangat

merasakan pengaruh tersebut, mereka mulai kebanjiran order untuk tampil

di acara-acara penting seperti khitanan, pernikahan, dan dalam pertunjukan

seni-seni lainnya.

b. Sejarah Terbentuknya Lenong Marong Group

Kecintaan terhadap kesenian Betawi telah mengiringi Bapak

Marong untuk menjadi seoarang pemain lenong. Di awal karirnya dia

menjadi salah satu pemain lenong di perkumpulan teater lenong Gaya

Baru pimpinan Almarhum Bapak Sarkim. Perkumpulan teater lenong

Gaya Baru merupakan salah satu perkumpulan yang memiliki banyak

penggemar. Banyak para pelawak yang memulai karirnya di Gaya Baru

ini, contohnya yaitu Almarhum Bokir, H. Mandra, H. Bolot dan tentunya

Marong.

9 Yasmine Zaki Shahab, Identitas dan Otoritas: Rekonstruksi Tradisi Betawi, (Depok:

Laboratorium Anropologi, FISIP UI, 2004), h. 40

Page 69: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

57

Ketika Bapak Sarkim meninggal akhirnya perkumpulan teater

lenong Gaya Baru dipimpin oleh anaknya dan itu membuat perkumpulan

lenong Gaya Baru ini menjadi hilang pamor. Panggilan untuk manggung

mengurang sehingga membuat beberapa pemain membuat perkumpulan

lenong sendiri. Salah satunya yaitu Bapak Marong.

Kecintaan terhadap kesenian Betawi memang tak cukup baginya

jika hanya menjadi pemain lenong di perkumpulan milik orang. Beliaupun

akhirnya memutuskan untuk membentuk perkumpulan lenong pada tahun

2004 yang ia namakan Marong group. Berdirinya perkumpulan lenong

tesebut didasari oleh pemikiran untuk melestarikan budaya Betawi. “Kalau

bukan kita, siapa lagi?” itulah jawaban dari Bapak Marong ketika penulis

bertanya apa alasan beliau mendirikan perkumpulan lenong tersebut.

Marong sudah cukup mempunyai nama di masyarakat Betawi

khususnya di Tangerang Selatan. Banyak penggemar yang menunggu

kehadirannya di setiap kali ada lenong tampil. Lelaki yang memiliki

jargon “Marong namanya, baru keluar dari sarangnya” ini tentu tidak

kesulitan baginya untuk membuat perkumpulan lenongnya menjadi

terkenal.

Marong yang berawal hanya menjadi bintang tamu di perkumpulan

lenong milik orang kini mampu memberikan sumber rezeki untuk para

anggotanya. Marong group kurang lebih memiliki 30 anggota yang terdiri

dari panjak dan pemain musik.

Selain membentuk perkumpulan lenong, Marong mendirikan

sanggar kesenian yang baru terbentuk tahun 2014. Sanggar ini dibentuk

oleh Bapak Marong dengan tujuan untuk mencari penerus kesenian

Betawi. Berikut adalah jawaban dari Bapak Marong ketika penulis

menanyakan tujuan mendirikan sanggar kesenian Betawi:

“Tujuan saya ya buat nyari penerus Neng, Kesenian Betawi gak

akan punah kalau ada penerusnya, lenong sampai sekarang masih

Page 70: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

58

ada ya itu karna ada penerusnya. Cukuplah ubrug, jinong, jipeng

dan yang lainnya punah karna tidak ada penerusnya. Jangan

sampai ada lagi kesenian Betawi yang punah. Kasian cucu

Eneng, nanti tau kesenian Betawi cuma dari cerita aja”.10

c. Posisi Teater Lenong Betawi dalam Masyarakat Betawi

Setempat

“Keberadaan kesenian Betawi yang merupakan kesenian tuan

rumah di DKI Jakarta, mempunyai berbagai keanekaragaman, karena

paling tidak terdapat 72 jenis, kesenian Betawi dari seluruh disiplin seni

termasuk ragam hias yang pernah dan masih berkembang di DKI

Jakarta”.11

Keanekaragaman kesenian Betawi yang sering tampil di

masyarakat wilayah Ciater Tangerang Selatan adalah lenong, tanjidor,

samrah, ubrug, jipeng, jinong, wayang (Sumedar, Senggol dan Si

Ronda).12

Seni pertunjukan inilah yang sering dinikmati masyarakat

Ciater, Tangerang Selatan Keempat kesenian terakhir yang disebutkan di

atas telah dinyatakan hilang oleh Dinas Kebudayaan DKI Jakarta (2002).13

Penulis akan menjelaskan keempat kesenian-kesenian yang hilang guna

memberikan gambaran dan mengingatkan kembali bentuk dari kesenian-

kesenian yang pernah menjadi tontonan masyarakat Ciater khususnya.

Pertama, kesenian ubrug kesenian ini sudah dikenal rakyat Betawi

pada awal abad ke-20 dengan masa keemasan tahun 1930-an. Ubrug

berasal dari daerah Banten Selatan. Untuk membedakan dengan ubrug

lain, di Betawi menjadi ubrug Betawi. Ubrug adalah teater rakyat yang

melakukan pentas di tanah lapang. Ubrug berpentas ngamen keliling

kampung. Dahulu ubrug menjadi suguhan tontonan yang popular. Jika

masyarakat mendengar tabuhan musik ubrug, mereka segera keluar rumah

10

Hasil Wawancara dengan Bapak Marong, Jumat, 19 September 20 14 11

Budiaman, Folklore Betawi, (Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2000),

hlm. 18 12

Hasil Wawancara dengan Bapak Marong, Jumat, 19 September 20 14 13

Ridwan Saidi, Maman S. Mahayana, Yahya Andi Saputra, Rizal SS, Ragam Budaya

Betawi Pendidikan Mulok Untuk Kelas 6 SD, (Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,

2002), Hlm. 26

Page 71: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

59

memastikan di tanah lapang mana ubrug akan melakukan pertunjukan.

Ubrug mengumpulkan penonton dengan cara berkeliling kampung

mencari tempat pentas.

Sepanjang perjalanan keliling, musik ubrug (terompet, rebana

biang, gendang dan lanter) tidak henti dimainkan. Suara musik pengiring

ubrug itu akan menarik perhatian masyarakat untuk datang menonton.

Pementasan ubrug tidak lain dari menunjukan sulap yang dilengkapi peran

pendek penuh banyolan (lawakan). Gerak sulap didasarkan pada keahlian

tangan dan ilmu gaib. Sulap yang didasarkan ilmu gaib di sebut sulap

gedebus. ubrug tidak mementingkan alur cerita yang terpenting banyolan-

banyolannya yang tetap menghibur. Walaupun begitu kritik sosial dan

sindiran tetap diselipkan di antara banyolan itu. ubrug kini sudah punah,

tidak ada tokoh yang mencoba menghidupkan kembali.

Kedua jipeng, ada seniman kreatif yang mencoba menggabungkan

dua jenis kesenian menjadi satu. Sebagai contoh kesenian yang disebut

Jipeng. Jipeng adalah singkatan dari kata tanji dan topeng. Sebagai

kesenian perpaduan, tata cara pertunjukan Jipeng tidak berbeda dengan

tata cara pertunjukan topeng. Perbedaanya terletak pada awal pertunjukan

dan kostum.

Kostum yang digunakan pemain Jipeng lebih sederhana. Untuk

penarinya, Jipeng cukup memakai kebaya, kain panjang dan selendang

panjang yang diikatkan ke pinggang. Topeng diawali dengan lagu arang-

arangan atau enjot-enjotan. Jipeng diawali dengan lagu-lagu khas tanjidor.

Lagu-lagu Jipeng antara lain Kramton, Bataliyon, dan Was Katak. Tema

dan cerita yang dibawakan Jipeng tidak banyak berbeda dengan topeng.

Cerita berkisar pada kebaikan dan kebenaran pasti mengalahkan kejahatan,

dalam pertunjukan Jipeng sering ditampilkan tokoh-tokoh ksatria, yang

melawan kewenang-wenangan penjajah atau tuan tanah, cerita-cerita

legenda seperti Raja Majapahit, Prabu Siliwangi.

Page 72: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

60

Ketiga, jinong proses terbentuknya kesenian jinong sama dengan

jipeng. Jinong singkatan dari kata tanji dan lenong. Pertunjukan lenong

preman dengan iringan musik tanjidor disebut jinong. Jinong, pada

masanya berdiri sendiri sebagai teater rakyat. Sama seperti lenong, jinong

sering digunakakn untuk memeriahkan hajatan, peran yang ditampilkan

dalam pertunjukan seperti Si Jampang, Si Pitung, Si Angkri Jago Pasar

Ikan. Biasanya jinong sudah mulai memainkan musiknya pada jam 9 pagi

sampai menjelang magrib. Musik ini berfungsi sebagai pemberitahuan aka

nada pertunjukan jinong. Pertunjukan jinong dibagi menjadi tiga tahap.

Tahap pertama penyajian musik dan nyanyian, tahap kedua penyajian

musik dan tarian, tahap ketiga penyajian peran.

Keempat, wayang (sumedar, senggol, si ronda) penggunaan kata

wayang dalam wayang sumedar, wayang senggol dan wayang si ronda,

tidak mengacu pada arti yang sebenarnya. Wayang disini berarti sama

dengan teater rakyat. Ketiga wayang yang disebutkan terdahulu

sebenarnya bentuk lain dari lenong, hanya saja wayang sumedar dan

wayang senggol ini cenderung seperti lenong denes sedangkan si ronda

menyerupai lenong preman.

Wayang sumedar pernah popular sebelum perang dunia ke-2.

Wayang sumedar biasanya membawakan peran komedi bangsawan. Peran

yang sering dibawakan antara lain: Jula Juli Bintang Tujuh, Saiful Muluk

dan Indra Bangsawan. Wayang senggol pada tahun 1930-an pernah

menjadi tontonan yang sangat dinanti-nantikan. Wayang senggol mirip

dengan lenong denes terlihat dari cerita dan teknik perkelahian.

Wayang senggol membawakan cerita-cerita panji, seperti:

Candakirana dan Jaka Sembung. Gerak dan perkelahian dalam wayang

senggol lebih memperlihatkan gerak tari, tentu kontak badan terjadi

dengan senggol-senggolan. Adegan action dilakukan dengan senggol-

enggolan maka orang lebih mengenal dengan wayang senggol. Wayang

Page 73: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

61

ronda lebih menyerupai lenong preman. Perbedaan paling menonjol

terletak pada tempat pertunjukan.

Wayang si ronda melakukan pertunjukan di atas tanah. Sedangkan

lenong mengadakan pertunjukan di atas panggung. Dalam pertunjukan

wayang si ronda menampilakn peran sehari-hari seperti peran jagoan, yang

dilengkapi dengan humor dan nyanyian. Keempat kesenian yang telah

disebutkan di atas kini sudah tiada hanya sejarah yang mampu

mengenangnya karena tidak ada generasi yang mengembangkan. Teater

rakyat betawi mempunyai kegunaan sebagai alat hiburan dan pendidikan.

Teater itu dapat hilang jika masyarakatnya sudah tidak membutuhkannya

lagi. Berbeda dengan teater lenong meskipun sulit upaya untuk

menggiatkannya kembali, namun para pecinta lenong di Ciater masih

memiliki semangat untuk membangkitkan kembali teater lenong yang

dahulunya sempat merajai panggung hiburan rakyat di wilayah Tangerang.

Lenong yang sebagai teater rakyat Betawi bagi pendukungnya

berfungsi antara lain sebagai media kritik sosial atau alat untuk

menyampaikan protes terhadap ketidakadilan yang terjadi di masyarakat.

Sebagai alat untuk memberi teguran kepada anggota masyarakat yang

menyeleweng dari norma-norma yang berlaku di masyarakat, di samping

sebagai sarana hiburan. Teater lenong juga sebagai sarana untuk

melepaskan diri sementara dari kenyataan hidup yang penuh ketegangan

dan membosankan, ke dunia khayalan yang menyenangkan.

Lenong juga hampir mengalami masa kepunahan tetapi kemudian

dimuncukan kembali. Latar belakang di munculkannya lenong kembali

setelah mengalami masa-masa sulit pada tahun 1960-an adalah ide

Gubernur DKI Jakarta pada waktu itu (Ali Sadikin) untuk menggalakan

Betawi di Jakarta. Sekurang-kurangnya ada tiga alasan yang

menyebabakan diberikan prioritas pada lenong dalam rangka menggalakan

Betawi dalam proyek yang dinamakan: Penggalian dan Pelestarian

Page 74: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

62

Kesenian Betawi. Pertama, lenong adalah salah satu kesenian Betawi yang

tersebar luas di seluruh wilayah Jabotabek. Kedua, Lenong cukup popular

di antara orang Betawi dibandingkan dengan kesenian Betawi lainnya di

Jakarta. Ketiga, Soemantri, salah seorang promotor dalam menghidupkan

kembali lenong di Jakarta telah memberikan perhatian yang amat besar

pada lenong sejak tahun 1960-an.14

Ia adalah salah satu seorang bukan Betawi yang amat prihatin akan

kematian lenong dibawah pengaruh kebudayaan yang melanda negeri ini.

Oleh karena itu, ia memulai usaha kerjanya dalam rangka menyelamatkan

lenong dengan menggunakan dana dari uangnya sendiri, dengan

melakukan penelitian dari satu kampong ke kampong lainnya di seluruh

Jabotabek. Dengan empat bulan ia berhasil mengumpulkan sejumlah besar

data mengenai teater lenong. Dari data yang diperoleh menunjukan bahwa

lenong mempunyai kompetensi komunikasi yang sangat besar bukan

hanya dengan orang Betawi tetapi juga dengan non Betawi. Sayangnya,

ambisinya terhalang oleh masalah keuangan. Tetapi, akhirnya keinginan

bertemu dengan kebijaksanaan pemerintah pada akhir tahun 1967,

bersama Dinas Kebudayaan, Soemantri memulai proyeknya dalam

menangani penyelamatan teater rakyat Betawi ini.

Soemantri menuangkan ide-idenya ini ke dalam proposal dan tim

penelitian lenong segera dibentuk dengan tenaga intinya adalah Soemantri

dan Djajakususma, dan dua orang Betawi S.M. Ardan dan Ali Shahan.

Keduanya berasal dari Kwitang, salah satu daerah Betawi Tengah (Jakarta

Kota). S.M Ardan adalah seorang penulis yang tinggal di daerah

Rawabelong, daerah Betawi udik. Tim inilah yang kemudian berhasil

mengangkat lenong ke tempat terhormat dan dipentaskan di Taman Ismail

Marzuki (TIM) dan berimplikasi terhadap komunitas-komunitas Betawi di

daerah pinggiran Jakarta dan juga daerah perbatasan Jakarta.

14

H. Widjaya (Peny) Seni Budaya Betawi, Pralokakarya, Penggalian, Dan

Pengembangan, (Jakarta: Pustaka Jaya, 1976), Hlm. 41

Page 75: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

63

d. Organisasi Teater Lenong Marong Group

1) Pimpinan

Dalam struktur organisasi perkumpulan teater lenong dikenal

adanya pimpinan tertinggi yang bertindak pula sebagai ketua umum, di

samping pemimpin-pemimpin lainnya seperti pimpinan panggung atau

sutradara. Pimpinan perkumpulan teater lenong bertanggung jawab

terhadap perkumpulan dan anggota-anggotanya, baik pada waktu sedang

diadakan pertunjukan maupun bila sedang tidak ada pertunjukan.

Sedapat mungkin pimpinan juga diharapkan untuk membantu

kesejahteraan anggota keluarganya, misalnya memberikan hadiah-hadiah

pada hari raya Idul Fitri yang biasa disebut Tunjangan Hari Raya atau

menolong dalam hal meringankan biaya anggota keluarganya yang sakit

atau terkena musibah. Sebenarnya ada beberapa syarat yang tidak tertulis

agar seseorang dapat menjadi pimpinan pada perkumpulan teater lenong.

Pertama, sebaiknya seorang pemimpin teater lenong mempunyai

warisan memimpin, yaitu bakat memimpin yang biasanya diperoleh

karena ia adalah keturunan pemimpin suatu kesenian tradisional (Betawi),

khususnya perkumpulan teater lenong. Kedua, seorang peimimpin juga

harus jujur terhadap para anggota perkumpulan yang dipimpinnya,

terutama dalam hal keuangan. Hal ini disebabkan keuangan perkumpulan

dipegang oleh pimpinan perkumpulan. Meskipun demikian, seorang

pemimpin tidak boleh mengambil bagian terlalu besar bagi dirinya, tetapi

juga jangan mengambil terlalu kecil.

Bagian yang terlalu besar akan menurunkan wibawa karena

menimbulkan kesan serakah dan jatah kecil juga akan menurunkan

wibawa karena jatah kecil menunjukan bahwa pimpinan lebih kecil

daripada anggota yang dipimpinnya. Tidak adanya rumus yang

menetapkan berapa persen jatah yang sebaiknya diambil oleh seorang

pimpinan teater lenong, justru memperlihatkan sifat kepemimpinannya.

Page 76: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

64

Ketiga, seorang pemimpin perkumpulan teater lenong juga harus

mempunyai tanggung jawab terhadap seni. Misalnya, seorang pemimpin

perkumpulan yang baik tidak akan menolak permintaan kalau diminta

untuk mengadakan pertunjukan di sebuah panti asuhan yang ingin

menghibur anak-anak asuhannya. Mengadakan pertunjukan di panti

asuhan memang tidak membawa keuntungan, tetapi pemimpin yang

bertanggung jawab tidak akan menolaknya.

Syarat-syarat tersebut di atas apabila dipenuhi dapat membuat

seseorang menjadi pemimpin perkumpulan teater lenong yang baik.

Setelah diteliti, ternyata Bapak Marong dapat dikatakan pemimpin

perkumpulan lenong yang baik. Pernyataan ini diperkuat oleh para anggota

yang diwawancarai oleh penulis yang menanyakan bagaimana sosok

Bapak Marong yang mereka biasa panggil Ayah Marong.

“Ayah Marong merupakan sosok pemimpin yang bisa kita pegang,

bisa di teladani lah istilahnya. Kalo ada anggotanya yang salah

pasti dinasehatinnya gak di depan orang banyak. Masalah

keuangan dia mah terbuka, gak ada yang ditutup-tutupin. Ayah

marong juga sosok yang tegas nah makanya anggotanya pada

disiplin”.15

2) Keanggotaan

Semua seniman yang aktif dalam pertunjukan teater lenong adalah

anggota dari suatu perkumpulan teater lenong. Pada masa lalu pemain

lenong biasa disebut dengan panjak. Panjak adalah istilah yang digunakan

untuk menyebut orang-orang yang aktif dalam kegiatan seni. Dengan

demikian, orang mengenal misalnya panjak topeng, panjak tanji, dan

panjak teater lenong.

Ada dua bentuk panjak dalam perkumpulan teater lenong, yaitu

seniman yang menjadi anggota tetap perkumpulan dan seniman yang

menjadi anggota tidak tetap. Baik panjak yang menjadi anggota tetap

15

Hasil wawancara dengan salah satu aggota pemain lenong Marong yaitu Bapak

Ongkih. Kamis, 13 November 2014

Page 77: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

65

maupun yang tidak menjadi anggota tetap, keduanya dapat bekerja sama

untuk menyelenggarakan suatu pertunujukan. Suatu perkumpulan teater

lenong mempunyai anggota tetap yang tidak dapat ditentukan tetapi

biasanya 25 sampai 40 orang. Perkumpulan teater lenong Marong

mempunyai anggota tetap sebanyak 35 orang.

Anggota tetap perkumpulan teater lenong adalah mereka yang

mengutamakan kegiatan dimana ia menjadi anggota tetapnya. Seorang

anggota tetap dilarang turut aktif untuk mengadakan pertunjukan pada

perkumpulan lain apabila perkumpulan di mana ia menjadi anggota

tetapnya sedang mengadakan pertunjukan. Anggota tidak tetap biasanya

disebut sebagai panjak bonan, karena mereka akan mengadakan

pertunjukan setelah di-bon yaitu ikut main dalam suatu perkumpulan

karena pesanan atau diajak teman-teman.

Panjak teater lenong yang sudah memiliki nama sering di-bon oleh

perkumpulan lenong, baik itu atas permintaan pemilik hajat yang ingin

pesta hajatnya kelihatan lebih semarak dengan tampilan tokoh-tokoh teater

lenong itu, maupun atas permintaan ketua perkumpulan yang ingin

perkumpulannya mendapat nama tampilnya tokoh-tokoh tersebut. Panjak

bonan, biasanya menerima upah yang lebih banyak dari pada panjak tetap.

Hak yang diperoleh kedua jenis panjak tersebut di atas, berbeda-

beda. Seorang panjak anggota tetap akan mendapat bantuan moril dan

materil dari ketua atau teman-teman sekumpulannya. Kemudahan seperti

itu tidak akan diterima oleh panjak yang aktif sewaktu-waktu saja.

Anggota tetap juga wajib menjaga kelangsungan hidup perkumpulannya

antara lain dengan mengikutsertakan suara mereka di dalam rapat anggota

yang diadakan sekali waktu, dan ketentuan ini tidak berlaku bagi mereka

yang tidak menjadi anggota tetap.

Ada dua alasan pokok yang menyebabkan seseorang terikat untuk

menjadi anggota tetap suatu perkumpulan teater lenong, yaitu kebutuhan

Page 78: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

66

ekonomi dan kekerabatan. Dengan menjadi anggota tetap, seorang panjak

teater akan lebih mudah memperoleh pinjaman uang yang sewaktu-waktu

diperlukannya, karena hutang dapat dibayar dengan memotong upah yang

diterima karena ia aktif mengadakan pertunjukan.

Selain itu, menjadi anggota tetap suatu perkumpulan tetaer lenong

sering juga disebabkan pimpinan perkumpulan masih kerabatnya; orang

tua, suami, istri, paman, keponakan, dan sebagainya. Seperti halnya Rudi

salah satu anggota tetap perkumpulan Teater lenong Marong yang

merupakan keponakan dari Bapak Marong.

Walau menjadi anggota tetap, Bapak Marong membebaskan

anggotanya untuk mengikuti perkumpulan lenong lain namun harus

mengutamakan perkumpulan lenong Marong. Oleh karena itu, Beberapa

dari mereka ada yang menjadi pemain di perkumpulan lenong lain dan ada

juga yang bekerja di luar lingkup kesenian Betawi. Berikut daftar anggota

perkumpulan lenong Marong dan mata pencarian para anggota selain main

lenong di Marong Group.

Tabel 4.4

Daftar anggota perkumpulan teater lenong Marong Group

No. Nama Umur Jabatan

dalam

Perkumpulan

Jabatan

dalam

kesenian

Mata pencarian

diluar main lenong

1. Marong 56 th Pimpinan Pemain/ bodor

utama

Siaran di radio

pribumi

2. Ustadz Ita 60 th Penasehat Pemain/sutradara Ceramah

3. Ishak 60 th Pelindung Pemain -

Page 79: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

67

4. Diki 42 th Penanggung

Jawab

Pemain Polisi

5. Madi 52 th Anggota Pemain/bodor

utama

Main lenong di

perkumpulan lain

6. Robert 58 th Anggota Pemain/bodor -

7. Katong 53 th Anggota Pemain/bodor Main lenong di

perkumpulan lain

8. Adnani 53 th Anggota Juru Gambang Tukang service

9. Agus 42 th Anggota Juru Gendang Main musik di

dangdut

10. Dono 49 th Anggota Juru Kecrek Kuli bangunan

11. Mursan 39 th Anggota Juru kemong -

12. Aca 48 th Anggota Juru tehyan Petani

14. Marup 43 th Anggota Juru gong Petani

15. Tata 40 th Anggota Pemain Pelatih silat

16. Ongkih 37 th Anggota MC/Pemain MC dangdut/main

lenong di

perkumpulan lain/

Siaran di radio

pribumi

17. Pingku 49 th Anggota Pemain Calo

18. Bule 36 th Anggota Pemain Tukang ojek

19. RT Ateng 53 th Anggota Pemain -

20. Ihak 44 th Anggota Pemain main lenong di

perkumpulan lain

21. Rudi 37 th Anggota Pemain Satpam, main

lenong di

perkumpulan lain

22. Maceng 49 th Anggota Pemain Palang pintu/ main

lenong di

Page 80: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

68

3) Keuangan

Seperti telah disebutkan sebelumnya, ketua perkumpulan teater

lenong adalah juga pemilik perabot teater lenong. Perabot teater lenong

yang merupakan modal suatu perkumpulan teater lenong, dapat diperoleh

dengan berbagai cara. Perabotan dapat diperoleh baik dengan cara dibeli

maupun dengan cara diwariskan dari generasi terdahulu, perabotan yang

dimiliki oleh Marong Group diperoleh dengan cara dibeli. Pembelian

perabot teater lenong diharapkan oleh Marong dapat mendatangkan

penghasilan bagi perkumpulan yang didirikan, dan dalam kenyataannya

memang keuangan perkumpulan teater lenong diperoleh dari hasil

pertunjukan.

Perkumpulan teater lenong Marong tidak memiliki harga pasti

untuk suatu pertunjukan yang diselenggarakan. Karena harga yang

ditetapkan juga dipengaruhi oleh hubungan antara pihak penyelenggara

hajat dengan pimpinan perkumpulan dan tempat pertunjukan itu

dilakukan. Misalnya, jika pihak penyelenggara hajat masih kerabat atau

kenalan pemilik perabot teater lenong Marong, maka harga akan lebih

perkumpulan lain

23. Ade 24 th Anggota Pemain/Penyanyi Wiraswasta

24. Yani 35 th Anggota Pemain/Penyanyi Wiraswasta

25. Heni 28 th Anggota Penyanyi Penyanyi dangdut

26. Anday 27 th Anggota Penyanyi Penyanyi dangdut

27. Dini 18 th Anggota Penyanyi Sekolah

28. Ayu 22 th Anggota Pemain/Penyanyi Karyawan

29. Tania 17 th Anggota Penyanyi Sekolah

31. Een 40 th Anggota Penyanyi Wiraswasta

32. Wanda 42 th Anggota Pemain Tukang service

33. Ati 40 th Anggota Pemain Wiraswasta

Page 81: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

69

murah dibandingkan bila si pihak penyelenggara hajat tidak mempunyai

hubungan sosial dengan pemimpin teater lenong Marong.

Pertimbangan harga yang telah disebutkan itu masih dipengaruhi

oleh tempat pertunjukan. Jika pertunjukan diadakan di wilayah Ciater dan

sekitarnya, harga pertunjukan menjadi lebih murah bila dibandingkan

dengan petunjukan yang diselenggarkan di luar daereah Ciater dan

sekitarnya. Untuk penyelenggara hajat yang tidak mempunyai hubungan

sosial dengan pimpinan teater lenong dan tempat pertunjukan bukan di

wilayah Ciater maka dikenakan tarif Rp. 30.000.000,00.

Dari tarif pertunjukan yang telah disepakati, biasanya perkumpulan

teater lenong Marong tidak menerima seluruh jumlah uang yang telah

disepakati itu, karena uang yang diterima masih harus diberikan pada

perantara yang menghubungkan perkumpulan teater lenong dengan orang

yang mempunyai hajat. Para perantara disebut calo biasanya paling sedikit

mendapat dua setengah persen dari harga jadi. Hal tersebut merupakan

salah satu faktor suatu perkumpulan lenong dapat mengalami kerugian

kerugian.

Selain itu, kerugian dapat dialami karena pertunjukan dilakukan di

wilayah sendiri, atau karena penyelenggara hajat adalah kenalan atau

kerabat. Perkumpulan teater lenong Marong ini pun tidak mempunyai

organisasi yang baik, tidak ada administrasi pembukuan sama sekali,

panjak yang mengadakan pertunjukan kebanyakan bukan anggota tetap,

sehingga tidak dapat diperhitungkan lebih dahulu berapa kira-kira biaya

yang akan dikeluarkan untuk memberi upah panjak. Selain itu, cara

membayar pajak yang diterapkan oleh perkumpulan ini, juga memegang

andil yang cukup besar bagi kerugian yang dialami perkumpulan.

Page 82: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

70

B. Pembahasan Hasil Penelitian

1. Peran Teater Lenong Marong Sebagai Arena

Pembentukan Identitas Kultural Masyarakat Betawi

a. Pembentukan Identitas Kultural Betawi

Hal yang ingin ditegaskan di dalam penelitian ini adalah

selama ini masyarakat Betawi pada umumnya mengalami krisis

identitas Betawi sehingga memerlukan penegasan kembali tentang

identitasnya. Termasuk masyarakat Betawi yang ada di lingkungan

masyarakat Tangerang, khususnya Ciater.

Selama ini masyarakat Betawi yang ada di lingkungan Ciater

hampir melupakan identitas sebagai masyarakat Betawi yang

berbudaya. Tingginya tingkat migrasi dari berbagai latar belakang

etnis menyebabkan munculnya krisis identitas etnis. Disaat proses

migrasi inilah turut menyurutkan tradisi dan kesenian tradisional

masyarakat Betawi. Dengan adanya fenomena tersebut pemuda Betawi

tidak tinggal diam, mereka berusaha untuk mempertegas identitas

Betawi agar budaya Betawi terus terjaga. Perkumpulan teater lenong

Marong Group salah satu perkumpulan yang berupaya untuk

pembentukan identitas Betawi.

Menurut Bapak Marong selaku pimpinan teater lenong Marong

Group, peran teater lenongnya dalam membentuk identitas Betawi

yaitu dengan cara menampilkan bahwa orang Betawi adalah orang

yang cinta Islam. Tujuan bapak Marong menampilkan unsur Islam di

pementasannya yaitu untuk anak-anak yang tidak diajarkan oleh

orangtuanya tentang Islam. Kedua yaitu dengan menggunakan bahasa

Betawi. Para pemain lenong Marong Group diwajibkan menggunakan

bahasa Betawi saat berbicara di panggung. Selain dengan menjunjung

tinggi agama Islam dan bahasa Betawi, lenong Marong juga

Page 83: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

71

menampilkan beberapa gerakan silat. Bahkan hampir seluruh pemain

teater lenong Marong Group menguasai jurus-jurus silat Betawi.

“Paling utama ya nunjukin kalo Betawi itu orang Islam, di dalam

cerita dimasukin unsur-unsur Islam. Tujuannya sih ya buat

bocah-bocah yang dirumahnya orangtuanya kaga peduli,

banyak bener sekarang yang kaya begitu. Orangtuanya sibuk

nyari duit anak kaga diperhatiin. Makanya sekarang jarang

bener bocah kalo abis magrib pada ngaji di mushola. Nah

selain buat bocah juga ya buat pemuda Betawi yang sekarang

mulai pada demen minum-minum yang kaga bener, dicerita

kita nampilin kalo Islam itu kaga ngebolehin minum begituan

terus dampaknya gimana juga ada di cerita. Selaen dengan

nunjukin kalo Betawi itu cinta Islam, lenong Marong juga

nunjukinnya dengan bahasa, kita nunjukin bahasa Betawi itu

kaya gimana. Nah lenong saya ini juga mamerin ke penonton

yang bukan orang Betawi kalo orang Betawi ntuh pade jago

silat. Sambil silat sambil nunjukin golok dah”.16

Menurut Bapak Ita atau yang biasa dipanggil Ustadz Ita peran

teater lenong Marong Group dalam pembentukan identitas Betawi ini

dengan cara para pemain menggunakan pakaian khas Betawi. Selain

itu, menurutnya di dalam teater lenong Marong sangat menjunjung

agama Islam. Beliau juga menjelaskan bahwa selain menampilkan

lawakan, lenong Marong Group juga menampilkan tarian Betawi dan

lagu-lagu Betawi. Semua upaya tersebut dirasa cukup mampu untuk

pembentukan identitas Betawi.

Banyak ya sebenernya, misalnya kaya pemaen make baju khas

Betawi. Selain itu, di dalem teater lenong Marong juga sangat

menjunjung agama Islam. kalo giliran yang cerita-cerita Islam,

saya dah yang keluar. Bisa dikata mah ceramah sambil

ngelawak gitu. Disini tuh selaen nampilin lawakan, lenong

Marong Group juga nampilin tarian Betawi dan lagu-lagu

Betawi. 17

Menurut Bapak Agus yang mulai ikut perkumpulan teater

lenong Marong Group sekitar 2 tahun lalu upaya yang dilakukan

lenong Marong Group dalam pembentukan identitas Betawi adalah

16

Wawancara dengan Bapak Marong pada tanggal 19 September 20 14 17

Wawancara dengan Bapak Ita pada tanggal 23 November 2014

Page 84: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

72

dengan cara menampilkan alat musik gambang kromong. Menurutnya

masih banyak orang Betawi asli yang tidak tahu nama-nama alat musik

gambang kromong. Beliau menjelaskan macam-macam alat musik

yang biasa digunakan dalam teater lenong Marong, yaitu: Tehyan,

gamelan, kongahyan, kecrek, gong, gambang, kromong, dan gendang.

Menurutnya lenong dan gambang kromong adalah dua kesenian yang

tidak dapat dipisahkan.

Yaa dengan cara nampilin alat musik gambang kromong secara

lengkap. Gambang kromong kan alat musik Betawi. Kan

banyak yang kaga tau kalo gambang kromong punya Betawi.

Banyak juga yang kaga tau gambang kromong itu alat

musiknya macem-macem, ada tehyan, gamelan, kongahyan,

kecrek, gong, gambang, kromong, dan gendang. Lenong itu

sama gambang kromong dua kesenian yang gak bisa

dipisahin.18

Menurut bu Ati, upaya yang dilakukan lenong Marong Group

dalam pembentukan identitas Betawi yang beliau sangat setuju yaitu

memasukan unsur-unsur Islam didalam cerita yang dibawakan. Beliau

menambahkan didalam lenong Marong Group mencoba menampilkan

orang Betawi memiliki sifat yang terbuka dan jujur. Selain itu juga

didalam cerita selalu diselipkan beberapa pantun Betawi.

Yang paling saya setuju sih cara marong nyelipin unsur-unsur

Islam. Supaya bocah-bocah yang masih muda yang

orangtuanya ga ngajarin jadi tau ajaran Islam kaya gimana.

Marong juga disini kaya semacem ngasih tau kalo orang

Betawi tuh orangnya jujur, gak ada yang ditutupin. Kalo ga

demen ama sifat orang yaa langsung bilang gitu.19

Menurut bapak Katong, upaya yang dilakukan lenong Marong

Group dalam pembentukan identitas Betawi yaitu dengan cara

menampilkan identitas Betawi itu dengan karakter yang diperankan

oleh para panjak. Karakter-karakter yang ditampilkan mewakili orang

Betawi seperti apa. Misalnya orang Betawi yang berani atau jujur.

18

Wawancara dengan Bapak Agus pada tanggal 23 November 2014 19

Wawancara dengan Ibu Ati pada tanggal 23 November 2014

Page 85: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

73

Beliau menambahkan bahwa silat juga ditampilkan di setiap para

panjak memperkenalkan diri ke penonton.

Lenong Marong nunjukin ke orang-orang identitas kebudayaan

Betawi itu dengan karakter yang dimaenin sama panjak.

Karakter itu ngewakilin orang Betawi tuh kaya gimana.

Misalnya orang Betawi yang berani atau jujur. Silat juga

ditampilin mulu tiap para jago keluar. Selaen ntuh ya nunjukin

juga baju khas punye Betawi kaya gimane.20

Menurut panjak termuda yaitu Dini upaya yang dilakukan

lenong Marong Group dalam pembentukan identitas Betawi yaitu

dengan mengalunkan gambang kromong di setiap pementasan. Selain

itu juga menurutnya penggunaan bahasa , pantun, dan pakaian khas

Betawi merupakan upaya yang dilakukan teater lenong Marong Group

dalam pembentukan identitas budaya Betawi. “Banyak. nih ya

misalnya sebelum lenong main itu musik gambang ngalun terus, terus

bahasa sama baju”.21

Menurut bapak ongkih, upaya teater lenong Marong Group

dalam pembentukan identitas Betawi yaitu dengan menampilkan

gambang kromong yang merupakan alat musik Betawi. Serta dengan

busana khas yang dipakai oleh para pemain. Selain itu ceritayang

dimainkan kental dengan agama dirasa beliau sangat menunjukan

identitas Betawi.

Wah banyak, misalnya dengan nampilin gambang kromong

yang merupakan alat musik Betawi, dibarengin ame lagu-lagu

khas Betawi. Misalnya tuh kaya jali-jali, ondel-ondel, sang

bango, kicir-kicir ama yang laennya dah. Terus dengan baju

yang dipake pemain, pemaen kan kalo nampil pada pake baju

khas Betawi nah terakhir tuh maenin cerita-cerita yang kentel

agama.22

Bapak Maceng rupanya sependapat dengan Bapak Ongkih,

“Setuju sama ongkih, tapi saya tambahin yaa dikit. Group Marong

20

Wawancara dengan Bapak Katong pada tanggal 23 November 2014 21

Wawancara dengan Dini pada tanggal 23 November 2014 22

Wawancara dengan Bapak Ongkih pada tanggal 13 November 20 14

Page 86: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

74

nunjukin identitas Betawi itu kalo lagi manggung wajib buat pemaen

ngomong pake bahasa Betawi. Yaa itu mah ga susah dah, emang udah

kebiasaan kita”.23

Menurut bapak Robert, upaya teater lenong Marong Group

dalam pembentukan identitas Betawi yaitu dengan cara mewajibkan

pemain berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Betawi. Para

pemain memakai busana khas Betawi lengkap dengan golok di

pinggang. Selain itu, dalam pementasan selalu menampilkan keahlian

silat para pemain. Menurutnya main lenong kalau tidak bisa silat

bahaya, karena golok yang dipakai adalah golok asli.

Caranya itu kalo lagi manggung pemaen wajib ngomong pake

bahasa Betawi, terus pemaen pake baju khas Betawi lengkap

dengan golok di pinggang. Selain itu juga nampilin keahlian

silat jadinya orang pada tau kalo orang Betawi itu jago silat.

Maen lenong kalo gak bisa silat bahaya, golok yang dipake kan

golok beneran kalo gak bisa silat bisa pala kebelah.24

Terakhir menurut bapak Rudi atau biasa dipanggil Jambrong. Menurutnya

upaya teater lenong Marong Group dalam pembentukan identitas Betawi

yaitu dengan cara menampilkan busana-busana khas Betawi yang dipakai

oleh pemain serta senjata-senjata khas milik masyarakat Betawi. “Kalo

lenong Marong sih nunjukin identitas betawinya dengan nampilin busana-

busana khas Betawi sama senjata-senjata khasnya”.25

Dari hasil wawancara tersebut dapat dikatakan peran teater

lenong Marong Group dalam pembentukan Identitas Betawi yaitu

pertama, dengan menunjukan kalau orang Betawi adalah orang Islam,

orang Betawi adalah orang yang cinta islam. Hal ini sejalan dengan

pengamatan yang peneliti lakukan, peneliti melihat Islam dijadikan

sebagai simbol pemersatu untuk merekat elemen masyarakat Betawi,

selain itu, tradisi dan kebudayaan yang dikembangkan komunitas etnis

23

Wawancara dengan Bapak Maceng pada tanggal 13 November 20 14 24

Wawancara dengan Bapak Robert pada tanggal 23 November 2014 25

Wawancara dengan Bapak Rudi pada tanggal 26 Oktober 20 14

Page 87: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

75

Betawi selalu didasari atas nilai-nilai keislaman. Sehingga banyak

orang menilai, masyarakat Betawi adalah masyarakat yang religius.

Kedua, lenong Marong Group menggunakan bahasa Betawi

di setiap pementasannya. Hal ini dirasa sangat perlu dalam

pembentukan identitas suatu budaya. Seperti yang dikatakan oleh

Burke, menurutnya “untuk menentukan identitas budaya itu sangat

tergantung pada bahasa”.26

Krisis identitas seharusnya tidak perlu

terjadi jika masyarakat Betawi merasa bangga dengan identitas bahasa

dan budaya yang dimiliki, Karena bahasa Betawi yang sederhana,

akrab,dan egaliter berpengaruh di seluruh antero Indonesia. Bahasa

Betawi yang sering dipergunakan dalam sinetron, dan tayangan

lainnya di media elektronik, dijadikan sebagai bahasa gaul sehari-hari

masyarakat Indonesia, khususnya anak-anak muda. Mereka sangat

terbiasa dengan gaya bahasa dan logat Betawi.

Ketiga, para pemain memakai pakaian khas Betawi. Para

pemain laki-laki yang sudah tua memakai ujung serong. Pakaian ini

berupa setelan jas tutup warna gelap, celana pantolan, dan dilengkapi

kain batik yang dikenakan di sekitar pinggang dan ujungnya serong di

atas lutut. Untuk laki-laki yang masih muda menggenakan baju koko

atau disebut juga sadariah dengan celana batik, peci, dan kain pelekat.

Kain pelekat ini bentuknya seperti selendang yang ditempatkan

sebelah pundak atau diselempengkan pada leher. Untuk wanita yang

berusia lanjut menggenakan kebaya panjang Nyak berwarna gelap.

Sedangkan untuk yang masih muda menggenakan warna terang.

Sebagaimana ditegaskan John Berger dalam karyanya Signs in

Contemporary Culture, “Pakaian kita, model rambut, dan seterusnya

26

Alo Liliwei M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Lkis,

2007), h. 72

Page 88: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

76

adalah sama tingkatannya dan digunakan untuk menyatakan identitas

kita”27

Keempat, perkumpulan teater lenong Marong Group dalam

pementasannya menampilkan senjata tradisional Betawi. Senjata

tradisional Betawi yang digunakan dalam pementasan teater lenong

Marong Group adalah golok. Ada banyak macam-macam golok yang

digunakan dalam pementasan, diantaranya adalah: Golok si Betok,

golok cangkringan, dan golok sorean.

Kelima dan keenam yaitu memasukan kesenian-kesenian

Betawi lainnya seperti silat, gambang kromong, lagu-lagu Betawi, dan

tarian Betawi. Silat yang sering ditampilkan dalam pementasan yaitu

silat beksi dan dapat dipastikan bahwa seluruh pemain teater lenong

Marong laki-laki menguasai jurus silat beksi. Peralatan gambang

kromong yang dimiliki oleh perkumpulan inipun lengkap, yaitu:

Tehyan, gamelan, kongahyan, kecrek, gong, gambang, kromong, dan

gendang.

Jika kita melihat tujuh unsur kebudayan menurut

Koentjaraningrat, upaya-upaya yang dilakukan oleh perkumpulan

teater lenong Marong dapat dikatakan cukup mewakili kebudayaan

Betawi. Menurut Koentjaraningrat unsur kebudayaan yaitu: bahasa,

sistem pengetahuan, organisasi sosial, sistem peralatan hidup, sistem

mata pencaharian, sistem religi, dan kesenian.28

Dalam setiap

pementasan, teater lenong Marong selalu menggunakan bahasa Betawi

dalam berkomunikasi, sistem pengetahuan tidak terlalu ditampilkan

dalam pementasan, organisasi sosial ditampilkan dengan cara

menunjukan kekerabatan diantara para pemain, menampilkan sistem

peralatan hidup masyarakat Betawi yaitu golok, sistem mata

27

Idi Subandi, Budaya Populer sebagai Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2007) h. 135 28

Koentjaraningrat, pengantar ilmu antropologi, (Jakarta: Fa. Aksara baru, 1983) cet. 4,

h. 206

Page 89: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

77

pencaharian ditampilkan dengan para pemain yang bekerja di bidang

perdagangan dan ada juga yang bertani, sistem religi dalam

pementasan yaitu menunjukan bahwa masyarakat Betawi sangat

menjunjung tinggi agama Islam, dan terakhir yaitu kesenian, teater

lenong sendiri merupakan salah satu kesenian masyarakat Betawi. Di

dalam lenong, kesenian-kesenian Betawi lainnya juga ditampilkan

seperti silat, gambang kromong, lagu-lagu Betawi, dan tarian Betawi.

Oleh karena itu, dapat disimpulkan bahwa teater lenong bisa

dijadikan wujud identitas Betawi dan dapat juga disimpulkan bahwa

perkumpulan teater lenong Marong Group di Ciater berperan dalam

pembentukan Identitas Betawi. Budaya masyarakat Betawi akan terus

ada terjaga manakala semua masyarakat Betawi mau memelihara,

menjaga, dan mengembangkan terus budaya tersebut. Proses

pembelajaran, penjagaan, dan pengembangan budaya Betawi akan

sangat tepat apabila dilaksanakan melalui proses pendidikan sejak dini,

yaitu saat anak mulai menduduki dunia pendidikan usia dini, taman

kanak-kanak, pendidikan dasar, menengah, dan tinggi. Melalui

pendidikanlah citra Betawi yang negatif akan terkikis. Anak-anak akan

semakin menghargai kebudayaan Betawi yang mereka serap melalui

sekolah dan lingkungan mereka.

b. Teater Lenong Marong: Pembentukan Nilai Betawi sebagai

Identitas Kultural Masyarakat Betawi

Nilai Betawi ini merupakan gagasan ideal masyarakat Betawi

terhadap kehidupan mereka sehari-hari. Oleh karena itu, nilai Betawi

ini dapat pula dimanfaatkan masyarakat Betawi untuk menghadapi

derasnya arus budaya global yang membanjiri masyarakat kota

Tangerang melalui berbagai macam media. Sehingga hanya unsur-

unsur budaya global yang berguna dan bermanfaat saja yang dapat kita

kembangkan dalam kebudayaan.

Page 90: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

78

Keterbukaan masyarakat Betawi menghadirkan rasa toleransi

yang tinggi terhadap kaum pendatang. Keterbukaan ini membuat

masyarakat Betawi tidak menutup diri terhadap kemajuan dan

perkembangan kebudayaan dunia. Islam tidak hanya dijadikan sebagai

sebuah simbol ritual keagamaan, juga telah menjadi identitas diri dan

budaya masyarakat Betawi hingga kini. Islam memainkan peranan

yang cukup penting di dalam proses pembentukan identitas dan

kebudayaan komunitas etnis Betawi.

Dalam usahanya teater lenong Marong berupaya dapat

mengangkat citra masyarakat Betawi dengan nilai-nilai Betawi. Seperti

yang telah penulis jelaskan sebelumnya bahwa teater lenong adalah

seni pertunjukan yang menggambarkan keseharian masyarakat Betawi

yang diangkat menjadi tontonan publik. Dengan menepis stereotip

etnis Betawi yang cenderung negative dalam pandangan masyarakat di

luar etnis Betawi.

Dalam sketsa-sketsa teater lenong, gambaran karakter terlihat

pada watak tokoh-tokoh dalam sketsa-sketsa yang tegas pendiriannya

terhadap perbuatan curang dan merugikan masyarakat, seperti korupsi.

Sementara itu kesabaran tampil dalam ketabahan tokoh-tokoh yang

ditampilkan dalam pertunjukan teater lenong dalam menghadapi

cobaan hidup, seperti kemiskinan dan kesusahan. Walaupun hidup

dalam kesusahan, orang Betawi tidak akan menjual keyakinan mereka.

Sesuatu yang telah mereka anut sejak kecil tidak akan pudar begitu

saja hanya karena kesusahan atau iming-iming harta-benda.

Karakter-karekater yang dimainkan oleh para panjak

menonjolkan nilai-nilai Betawi yang ideal bagi masyarakat Betawi.

Selain itu penggambaran watak seorang manusia yang menghargai

kejujuran dan keterbukaan juga ditampilkan dalam teater lenong

Marong. Kejujuran dan keterbukaan dalam masyarakat Betawi

Page 91: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

79

merupakan hal yang sangat esensial dan tampak dalam keseharian

mereka, seperti terlihat dalam komunikasi mereka sehari-hari.

Kejujuran masyarakat Betawi ini terlihat menonjol pada pola

komunikasi mereka yang apa adanya, hampir jarang ditemui kata-kata

untuk memperhalus maksud pembicaran. Hitam dikatakan hitam, putih

dikatakan putih, tidak dilebih-lebihkan atau dikurang-kurangi.

Keterbukaan dan kejujuran masyarakat Betawi dalam keseharian ini

pun melahirkan sikap orang Betawi humoris. Hal ini mungkin terjadi

untuk menghindri pertengkaran karena sikap terbuka dan jujur mereka

yang mungkin akan melukai hati orang lain. Dengan humor setidaknya

sikap jujur mereka terhadap perbuatan seseorang yang buruk hanya

akan ditanggapi main-main atau hanya bercanda oleh orang itu,

walaupun maksudnya menyindir perbuatan orang itu. Kelucuan

masyarakat Betawi umumnya juga terjadi karena keluguan dan

kepolosan sikap mereka terhadap situasi yang mereka hadapi.

Sketsa-sketsa seperti inilah yang kemudian diadopsi dalam

pertunjukan lenong Marong yang dilandasi dengan kearifan

masyarakat Betawi. Walaupun masyarakat Betawi bersikap terbuka

dan bisa dikatakan jika bahasa Betawi itu bersifat egaliter dan tidak

memiliki tingkatan bahasa, seperti bahasa Jawa, orang Betawi tetap

menghargai orang yang lebih tua. Dalam keseharian, penghormatan

terhadap orang yang lebih tua ini dihadirkan dalam sikap untuk

memberikan kesempatan terlebih dahulu kepada orang tua, sebelum

yang muda-muda. Dalam bahasa hal ini hadir dalam penyebutan diri

mereka dengan tidak memakai kata ganti diri gue, tetapi kata ganti diri

saye, aye atau menggunakan nama mereka sendiri.

Terakhir, dalam setiap pertunjukan lenong Betawi,

penggambaran orang Betawi digambarkan sebagai orang yang

menghormati adat istiadat mereka dan sangat religius. Dalam

Page 92: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

80

masyarakat Betawi, adat istiadat mereka jalani secara konsekuen.

Hampir seluruh adat istiadat masyarakat Betawi diwarnai oleh agama

Islam. Hal inilah yang menyebabkan masyarakat Betawi sangat taat

terhadap ajaran yang mereka anut.

Kereligiusan masyarakat Betawi ini tampak dalam adat istiadat

mereka yang tidak pernah melepaskan unsur-unsur agama Islam.

Bahkan kereligiusan ini pun melahirkan sikap hidup masyarakat

Betawi yang jujur dan sangat toleran. Ketoleran inilah yang membuat

mereka terbuka terhadap para pendatang. Hal inilah yang membuat

para pendatang betah hidup di Tangerang karena keramahan penduduk

aslinya.

Teater lenong dijadikan salah satu ajang penanaman nilai-nilai

Betawi yang dalam prosesnya nilai tersebut dapat diaktualisasikan

melalui pertunjukan teater. Selain itu, teater lenong juga dijadikan

sebagai sarana internalisasi nilai-nilai BetawI yang mengarah kepada

pembentukan identitas kultural secara utuh.

Para calon peserta didik secara langsung mendapat kesempatan

untuk merevitalisasi budaya melalui pertunjukan teater lenong Betawi

yang diaktualisasikan melalui karakter-karakter panjak dalam setiap

pertunjukannya. Karakter-karaker yang ditampilkan diharapkan

mampu menjadi model atau contoh karakter yang sesungguhnya

mayarakat Betawi baik dari sisi positif maupun negatifnya. Tidak

hanya dalam pementasan di kehidupan sehari-hari perilaku yang

mencerminkan nilai-nilai Betawi juga diterapkan dengan terbuka,

lugas dengan ciri khasnya Betawinya.

Berdasarkan penjelasan di atas terlihat bahwa nilai-nilai Betawi

merupakan inti yang diaktualisasikan dalam peran-peran atau karakter

para panjak teater yang dipentaskan dan dipertunjukan dalam setiap

lakon dalam wadah kesenian teater lenong.

Page 93: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

81

Jadi, berdasarkan nilai-nilai Betawi yang terlihat pada

pertunjukan teater lenong, karakter-karakter yang dimainkan oleh para

panjak digambarkan bahwa orang Betawi adalah sosok masyarakat

Indonesia yang sangat mencintai negaranya, menghormati orang yang

lebih tua, menghargai adat-istiadat, jujur, sabar, berani, humoris, dan

religius.

Bisa disimpulkan bahwa orang Betawi adalah orang yang teguh

dan taat pada keyakinan, adat istiadat dan agama mereka, bersikap

jujur dan menghormati orangtua, sabar dan berani dalam menghadapi

tantangan hidup, berwatak humoris dan terbuka terhadap kemajuan,

dan sangat teguh menjalankan agama Islam.

1) Nilai Betawi dan Identitas Kultural Betawi

Dalam sejarahnya, budaya Betawi telah mengalami berbagai

dan berulang kali proses asimilasi dan adaptasi. Proses yang terjadi

pada masa lampau tersebut membuktikan bahwa masyarakat

Betawi mampu menyaring dan menyesuaikan unsur-unsur budaya

lain itu ke dalam kehidupan mereka dengan cara sedemikian rupa,

sehingga terasa layak dan cocok, serta tidak terlihat dipaksakan. Itu

semua bisa dilakukan karena masyarakat Betawi memiliki identitas

budaya yang kuat, yang mampu beradaptasi dengan budaya baru

tanpa meninggalkan akar tradisi mereka. Akan tetapi, jika melihat

situasi Tangerang saat ini, kita akan melihat sebuah fenomena dari

budaya baru, yaitu budaya kota atau metropoloitan.

Budaya kota sebagai hasil industrialisme ini biasanya

disebut budaya popular. Budaya popular yang terlihat dalam segi

kehidupan masyarakat Tangerang, tidak hanya terlihat dalam

musik, lagu, film, novel, tetapi bisa juga dalam wujud penampilan,

dan gaya hidup. Kebudayaan jenis ini sering kali dipersepsikan

sebagai atribut modernitas oleh sekelompok masyarakat tertentu.

Page 94: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

82

Musik barat dianggap modern sedangkan gambang kromong atau

keroncong dianggap tradisional.

Di sinilah diperlukan pemantapan identitas atau jati diri

masyarakat Betawi dengan kembali menengok nilai-nilai tradisi

yang bahkan mungkin lebih baik daripada nilai-nilai yang dibawa

oleh arus budaya baru tersebut. Hal ini perlu dilakukan agar tidak

terjadi krisis identitas kultural pada masyarakat Tangerang di masa

yang akan datang. Oleh karena itu, pemupukan nilai-nilai Betawi

yang merupakan penggambaran yang khas terhadap identitas

budaya masyarakat Betawi perlu diingatkan, agar masyarakat

Betawi bisa tetap memiliki dan mengenal identitas budaya mereka

sendiri.

Ada beberapa hal yang menyebabkan nilai-nilai Betawi

dapat dikembangkan untuk memperkuat identitas kultural

masyarakat Betawi. Pertama, karena budaya Betawi dengan nilai-

nilainya ini merupakan budaya yang lahir karena proses asimilasi

yang cukup lama dan beberapa kali terjadi dengan berbagai macam

budaya masyarakat pendatang, tetapi tetap bisa ditampilkan dalam

keseharian masyarakat pendukungnya. Kedua, karena fakta yang

menunjukan bahwa budaya Betawi dapat diterima banyak kalangan

dan lapisan apapun di masyarakat kita, hal ini bisa dilihat dengan

banyakanya stasiun televisi yang menayangkan sinetron-sinetron

yang berlatar budaya Betawi.

Dalam hal ini, seperti yang telah dilakukan oleh Marong

dalam perkumpulan teater lenong pimpinannya, nilai-nilai Betawi

ini merupakan sebuah identitas masyarakat Betawi yang hingga

kini masih kukuh dipertahankan para pendukung budaya tersebut.

Akan tetapi, masih ada satu hal lagi yang diperlukan agar nilai-

Page 95: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

83

nilai Betawi ini tidak pudar dan tetap dipegang masyarakat Betawi

sebagai identitas mereka, yaitu sebuah dukungan pemerintah.

2) Nilai Betawi Dalam Realitas Global

Dalam konteks realitas globalisasi pada saat ini, ketika

batas-batas ruang dan waktu hampir tidak ada lagi dan arus

kebudayaan luar bisa masuk dengan mudah ke negara ini, tentu

diperlukan ketahanan budaya yang cukup kuat dari masyarakat

Indonesia. Hal ini diperlukan karena budaya yang masuk ke

Indonesia itu tidak selamanya baik dalam kehidupan budaya

masyarakat, tetapi ada juga beberapa yang tidak baik.

Penghargaan terhadap masyarakat budaya asing jangan

sampai membuat masyarakat lupa akan tradisi yang sudah

terbentuk sekian lama. Tradisi harus tetap menjadi idenitas lokal,

sedangkan nilai-nilai baru dari budaya-budaya asing harus kita

adaptasi lagi dan kita sesuaikan dengan nilai-nilai budaya lokal.

Oleh karena itu, diperlukan kontrol yang kuat terhadap serbuan

budaya yang mungkin akan merusak tatanan kebudayaan dan

identitas budaya bangsa. Fungsi kontrol ini tidak hanya dilakukan

oleh pemerintah saja, tetapi juga harus dijalani oleh individu-

individu yang merasa memiliki negeri ini.

Sementara itu, individu itu sendiri memiliki dua sisi sikap

terhadap budaya yang dianutnya. Disatu sisi, pemahaman budaya

cenderung bertahan dalam diri individu, di sisi lain, ia dapat

berubah-ubah melalui berbagai upaya mereka dalam menghadapi

kondisi lingkungan mereka yang juga selalu berubah. Setiap

individu memiliki identitas sendiri yang membedakannya dengan

individu lain. Akan tetapi, setiap individu juga memiliki identitas

sosial dan kultural yang membatasinya dan mengharuskannya

beradaptasi dengan lingkungan budaya yang didiaminya. Selama

Page 96: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

84

ini pada masyarkat Betawi, nilai-nilai Betawian inilah yang

berperan sebagai kontrol terhadap serbuan budaya luar yang

cenderung mengabaikan persoalan moralitas.

Kebudayaan memang dinamis atau mengalami perubahan

terus-menerus dalam dimensi ruang dan waktu. Akan tetapi,

perubahan budaya yang amat cepat dan tanpa melalui proses

penyesuaian terhadap nilai-nilai budaya sebelumnya akan

menimbulkan masalah terhadap generasi muda bangsa, yaitu krisi

identitas budaya pada generasi muda. Karena itu perlu

dikembangkan identitas budaya yang timbul dari perasaan ke-

kami-an (we-ness) ataupun menjadi satu kelompok yang berskala

dari hubungan sosial masyarakat. Pada kota Tangerang yang dihuni

banyak etnis dan ragam budaya, kondisi ini pun akan menimbulkan

ketercabutan generasi muda dari akar budaya asal mereka.

Oleh karena itu, pada masyarakat yang majemuk seperti di

Tangerang ini, penanaman nilai-nilai budaya daerah perlu

dilakukan sejak dini, agar mereka bisa menjadi generasi yang

kukuh dalam mempertahankan tradisi menghadapi derasnya arus

budaya asing. Selain itu, penyesuaian dan revitalisasi nilai-nilai

budaya lokal juga perlu dilakukan, agar masyarakat Betawi bisa

tetap eksis di era global ini dan terhindar dari krisis identitas.

Di sinilah nilai-nilai Betawi mempunyai peran yang sangat

penting dalam pembentukan karakter masyarakat Betawi, terutama

generasi mudanya. Nilai-nilai Betawi yang ditanamkan Marong

dalam teater lenong ini sangat membantu masyarakat Ciater pada

umumnya dan masyarakat RT 06/10 Kelurahan Ciater pada

khususnya, dalam memupuk semangat untuk mengembangkan

budaya Betawi dan meningkatkan karakter etnis Betawi yang tahan

banting terhadap perubahan dan perkembangan pemikiran yang

Page 97: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

85

amat cepat di era global saat ini. Dengan demikian, etnis Betawi

tidak mudah diombang-ambingkan arus budaya asing yang dapat

merusak nilai-nilai luhur yang telah lama mengakar pada budaya

lokal. Identitas memberikan kita gambaran mengenai tanah leluhur

dimana kita berada, sebuah sejarah yang dimiliki oleh masyarakat

Betawi, serta memiliki akses istimewa ke luas warisan budaya dan

kreativitas.

3) Penataan Kesenian Teater Lenong

Di era globaliasi sekarang ini tidak mungkin lagi bisa

dibendung masuknya berbagai produk budaya luar negeri ke

Indonesia. Perlu adanya kiat-kiat yang seharusnya dilakukan

untuk mempertahankan berbagai budaya asli karya leluhur lokal

agar tetap lestari. Salah satu karya yang dibanggakan masyarakat

Ciater hingga saat ini adalah seni pertunjukan teater lenong.

Berbagai usaha melestarikan seni budaya Betawi agar digemari

generasi muda di Tangerang khususnya Ciater terus diupayakan.

Caranya, dengan menggali kembali khasanah budaya lokal

tersebut, kemudian memodifikasinya hingga melahirkan kreasi

baru. Dan itu bisa dilakukan melalui eksperimentasi oleh para

ahlinya. Ini dimaksudkan agar kesenian tersebut mudah diterima

dan digemarin generasi muda sehingga di masa mendatang tetap

eksis.

Teater lenong merupakan kesenian tradisi milik masyarakat

Betawi yang kini sedang dipikirkan oleh berbagai pihak untuk

dikembangkan. kesenian ini terdiri atas unsur seni musik (gambang

kromong), seni peran atau acting, lawak dan tari silat. Beberapa

diskusi ilmiah pernah dilakukan untuk melestarikan dan

mengembangkan kesenian ini yang diharapkan dapat menjadi salah

satu identitas kultural masyarakat Betawi. Namun, hasil yang

Page 98: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

86

dicapai dalam forum-forum itu belum memuaskan. Oleh karena itu,

sanggar kesenian pimpinan Marong sebagai tempat dimana teater

lenong yang komprehensif dilakukan, sehingga dapat dijadikan

sebagai landasan untuk pengembangannya.

Teater lenong sebagai kesenian yang memiliki akar historis

yang kuat, konsep estetis dan urutan penyajian tertentu perlu

dikembangkan. Untuk mewujudkanyya, tidak berlebihan apabila

seni pertunjukan teater lenong perlu mendapatkan penanganan

dengan membuat suatu model penataan kesenian teater lenong

sebagai identitas kultural masyarakat Betawi.

Penataan kesenian teater lenong sebagai identitas kultural

masyarakat Betawi meliputi penataan musik (gambang kromong),

seni peran atau acting, lawak dari tari silat. Dengan demikian,

adanya upaya untuk mereaktualisasi kesenian teater lenong tidak

terlepas dari peralatan gambang kromong, pelatih, dan membentuk

kelompok kesenian dilandasi oleh suatu pertimbangan historis.

Adanya akar historis itu diperkuat oleh fakta bahwa dalam

perjalanan sejarah, kesenian ini juga didukung oleh masyarakat

Betawi termasuk orang-orang Tangerang. Dari perjalanan sejarah

itu, tampak bahwa teater lenong dan gambang kromong merupakan

seni pertunjukan yang berfungsi sebagai hiburan dan tontonan.

Penataan musik gambang kromong dan lagu dilakukan dengan cara

membuat aransemen, menambahkan beberapa instrument modern,

mengembangkan teknik permainan instrument, serta menampilkan

lagu-lagu yang bertema dan bernuansa Betawi, yaitu: Kincir-kincir,

Jali-jali, Keroncong Kemayoran, Kawin Paksa, Ondel-ondel, Main

Panjat-panjatan, Asal Mogok Genjot, Kompor Mleduk, Cintaku

Berat di Ongkos.

Page 99: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

87

Penataan seni peran atau acting dalam teater lenong

dilakukan dengan menampilkan tokoh-tokoh masyarakat Betawi

yang akrab, jujur tidak melebih-lebihkan baik dalam dialog

maupun tindakan. Tokoh-tokoh yang diperankan ditampilkan

secara natural dan lebih mengedepankan pesan moral yang ingin

disampaikan dalam setiap pertunjukan. Penataan peran ditujukan

agar dalam setiap pementasan para panjak dapat melakukannya

dengan memperhatikan teknik bermainan drama.

Penataan seni silat merupakan komponen yang tidak terlepas

dari setiap pertunjukan teater lenong. Tari silat adalah tarian yang

keseluruhan gerakannya diambil dari gerak pencak silat. Tari silat

cukup menarik gerakannya apalagi bila ditarikan dengan iringan

musik Betawi. Iringan pencak silat Betawi diikuti oleh samprah

dan kroncong yang memang lekat di teater lenong. Sementara gaya

dalam tari silat yang paling terkenal disebut gaya seray, gaya pecut,

gaya rompas serta gaya bandul. Tari silat Betawi sendiri

menunjukan aliran atau gaya yang diikuti oleh masing-masing

penari. Selain tari silat, Betawi juga memiliki banyak tari-tarian

lain. Tari-tari silat inilah yang kemudian salah satu model dalam

penataan seni pertunjukan teater lenong sebagai identitas budaya

Betawi.

Penataan lawak dilakukan dengan mengacu pada bentuk-

bentuk lawakan teater lenong, yaitu lawakan verbal, nonverbal, dan

musikal. Penggarapan lawak dilakukan dengan mengubah cerita

Betawi yang diadopsi dari film-film Benyamin Sueb seperti

Samson Betawi, Biang Kerok, Cukong Bloon, Abu Nawas. Seni

lawak disini mendapat penggarapan yang cukup penting dalam

rangka pengembangan teater lenong sebagai salah satu identitas

budaya Betawi. Salah satu unsur budaya Betawi yang dapat

diidentifikasi secara mudah adalah dialek. Oleh karena itu, dalam

Page 100: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

88

bagian lawak dimasukan dialek Betawi dengan harapan bahwa hal

tersebut dapat menampilkan identitas etnis Betawi.

Media komunikasi yang digunakan dalam penataan lawak

ini adalah bahasa Betawi yang jenaka. Busana sebagai unsur

pendukung dalam pertunjukan musik, tari, dan lawak teater lenong

ditata dengan memanfaatkan khasanah busana tradisonal Betawi.

Untuk merealisasikan konsep-konsep penataan kesenian teater

lenong sebagai identitas budaya Betawi dilakukan pelatihan

terhadap kelompok teater lenong di perkumpulan teater Marong

RT 06/10 Ciater Tangerang Selatan.

2. Teater Lenong Dalam Semangat Kultral

Seni pertunjukan teater lenong sebagai wujud ekspresi eksistensi

dalam tantangan multikulturalisme di Tangerang khususnya di Ciater.

Pada perkembangannya seni pertunjukan ini mengalami dinamika. Seperti

yang kita ketahui bahwa penolakan satu kesenian oleh suatu kelompok

sosial karena kesenian tersebut dianggap tidak sesuai dengan status sosial

dari kelompok tersebut merupakan gejala yang umum di negeri ini.

Demikianlah mudahnya dapat dimengerti bila kesenian merupakan

indikator status sosial dari eksistensi suatu kelompok. Demikian pula

bertahannya satu kesenian atau punahnya kesenian merupakan cermin

eksistensi dari pendukungnya.

Penetrasi budaya global memberikan pengaruh yang berperan dalam

menyingkirkan budaya lokal. Masyarakat Betawi mengupayakan gaya

hidup yang sesuai dipertahankan dan dikembangkan, untuk menghadapi

tuntutan perkembangan baru di tengah globalisasi. Dan di antara bentuk-

bentuk kesenian yang dihadirkan dan ternyata diminati di tengah mereka,

lenong sempat menjadi primadona. Namun kesenian tersebut dalam

perkembangannya juga mengalami pasang surut. Sebagai kelanjutan dari

Page 101: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

89

proses penetrasi tersebut masyarakat Betawi yang tidak mampu bertahan

dan bersaing di Tangerang akhirnya menempati wilayah sub-urban. Hasil

dari menempati wilayah sub-urban tersebut jelas secara tidak langsung

mereka tercabut dari akar budaya yang telah mereka tinggali bertahun-

tahun lamanya. Warga Betawi seperti inilah yang mengalami krisis

identitas kultural baik dalam segi ekonomi, sosial, dan budaya. Sedangkan

masyarakat yang mampu bertahan, secara bertahap mereka beradaptasi

dengan berbagai sarana perdagangan, industri, pemerintahan, komunikasi,

yang terus bertumbuh semakin canggih. Di tengah situasi ini, gaya hidup

urban menjadi fenomena kemasyarakatan baru. Nilai-nilai lama (daerah)

semakin diseleksi, nilai-nilai baru terus diadopsi.

Kembali kepersoalan mengenai dampak perubahan yang terjadi

dalam dunia seni, khususnya seni pertunjukan teater lenong Betawi. Baik

perubahan itu terjadi secara alamiah maupun terjadi karena direncanakan,

hanya terbatas kepada kehidupan seni. Banyaknya organisasi masa yang

mengatasnamakan Betawi, namun secara praktis ormas-ormas tersebut

tidak berpengaruh dalam perkembangan seni budaya Betawi itu sendiri.

Secara substansi ormas-ormas tersebut mempunyai visi dan misi yang

menguntungkan bagi mereka sendiri. Hilangnya semangat kebudayaan

menjadi sorotan beberapa pihak seperti Lembaga Kebudayaan Betawi

(LKB) dan Badan Musyawarah Betawi (BAMUS Betawi) sebagai

organisasi yang konsen terhadap seni kebudayaan dan tradisi Betawi.

Kedua organisasi tersebut tidak dapat berjalan sendiri jika tanpa

adanya dukungan dari masyarakat Betawi itu sendiri. Dilandasi dengan

semangat revitalisasi terhadap kesenian yang mengalami degradasi,

tanggung jawab sebagai generasi penerus keberlagsungan seni pertunjukan

serta motvasi yang timbul untuk mereposisi seni pertunjukan teater lenong,

yaitu penempatan kembali ke posisi semula, dengan penataan kembali.

Seni pertunjukan teater lenong diharapkan mampu menjadi ikon baru

Page 102: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

90

masyarakat Betawi yang memiliki posisi tawar yang tinggi di antara seni-

seni lainnya yang ada di Tangerang dan sekitarnya.

Masyarakat Betawi seharusnya peka terhadap tantangan global yang

ada di sekitarnya. Dengan wadah swadaya di masyarakat yang berupaya

menghidupkan kembali budaya Betawi di tengah masyarakat dan

pendukungnya. Tentu peran serta pemerintah juga diharapkan seperti

dalam internalisasi budaya Betawi di sekolah-sekolah. Kegiatan

ekstrakulikuler di sekolah pun juga bisa dikemas secara khusus dalam

paket pengenalan budaya Betawi, seperti pencak silat, tarian Betawi,

kesenian rabana, gambang kromong, dan kesenian yang bersifat

kontemprorer.

3. Langkah Strategis Revitalisasi Budaya Betawi

Pelestarian nilai-nilai budaya Betawi melalui jalur pendidikan, dapat

dilaksanakan dengan beberapa strategi, seperti melalui mata pelajaran

muatan lokal. Melalui mata pelajaran ini bisa dimasukan materi tentang

kesenian, bahasa, dan adat istiadat Betawi. Dalam materi ini juga

seharusnya diberikan nilai-nilai tradisional masyarakat Betawi sebagai

bagaian dari unsur kebudayaan Betawi. Kegiatan ekstrakulikuler di

sekolah pun juga bisa dikemas secara khusus dalam paket pengenalan

budaya Betawi, seperti pencak silat, tarian Betawi, kesenian rabana,

gambang kromong, dan kesenian yang bersifat kontemprorer. Penciptaan

suasana Betawi di sekolah juga bisa dilakukan dengan penggunaan baju

Betawi oleh siswa setiap seminggu sekali, misalnya hari jum’at atau

peringatan hari besar keagamaan. Pada hari-hari tertentu juga perlu

dilaksanakan pemakaian bahasa Betawi. Bangunan sekolah yang berciri

khas arsitektur Betawi juga bisa dilakukan termasuk penerbitan buku-buku

tentang budaya Betawi. Buku-buku ini bisa ditempatkan di perpustakaan

sekolah. Penerbiatan kamus bahasa Betawi akan memperkaya khasanah

pengetahuan tentang Betawi.

Page 103: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

91

Budaya masyarakat Betawi akan terus ada dan terjaga manakala

semua masyarakat Betawi mau memelihara, menjaga, dan

mengembangkan terus budaya tersebut. Proses pemeliharaan, penjagaan,

dan penembangan budaya Betawi akan sangat tepat apabila dilaksanakan

melalui proses pendidikan sejak dini, yaitu saat akan mulai menduduki

dunia pendidikan usia dini, taman kanak-kanak, pendidikan dasar,

menengah, dan tinggi. Melalui pendidikanlah citra Betawi yang negatif

akan terkikis. Anak-anak yang tinggal di tanah Betawi akan semkin

menghargai kebudayaan Betawi yang mereka serap melalui sekolah dan

lingkungan mereka. Bagi orang Betawi sendiri, terus tekun sekolah

mengejar jenjang pendidikan yang lebih tinggi, mendapatkan kehidupan

yang lebih baik, akan mengubah citra negatif. Perlahan jika hal tersebut

konsisten dilakukan, maka akan mengangkat citra masyarakat Betawi, dan

orang Betawi tak lagi dicap kampungan.

Sejumlah langkah strategis juga dapat dilakukan oleh komponen

masyarakat Betawi maupun para pemerhati budaya Betawi untuk

merevitalissi budaya Betawi, antara lain: menumbuhkan kesadaran

pentingnya memelihara kekayaan budaya Betawi, membentuk kerja sama

dengan berbagai pihak di luar masyarakat Betawi yang berbasi teknologi

informasi yang menghasilkan informasi tentang budaya Betawi (website,

televise, radio, festival kesenian tradisional, penelitian dan penulisan

buku), melakukan pemberdayaan masyarakat dengan mempertimbangkan

potensi-potensi yang dimiliki (SDM, kondisi geografis) untuk penigkatan

kualitas kehidupan melalui potensi kesenian, pariwisata, pemerintah dan

lembaga swadaya sebagai fasilitator dan rekan sekerja dalam revitalisasi

budaya Betawi. Melihat kesenjangan masyarakat terhadap kesenian

tradisional, berbagai pihak sekarang ini semakin tergerak hatinya untuk

melakukan revitalisasi terhadap kehidupan kesenian kesenian yang

dianggap kehidupannya dalam keadaan bahaya. Kesenian yang mulai

Page 104: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

92

kehilangan masyarakatnya karena kesenian tersebut telah kehilangan

fungsinya di masyarakat.

Page 105: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

93

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Di tengah situasi zaman yang enggan bertoleransi terhadap

budaya lokal berbagai upaya dilakukan oleh pihak-pihak

keberlangsungan seni pertunjukan ini. Krisis identitas yang mereka

alamai merupakan hasil dari ketidakmampuan bertahan di era

globalisasi dan modernisasi ini. Penataan kesenian yang berkaitan

dengan seni pertunjukan ini dilakukan sebagai cara pembentukan

identitas kultural masyarakat Betawi. Dengan menggali informasi dan

mengikuti perkembangan zaman yang dijadikan acuan dalam penataan

yang sesuai dengan kondisi masyarakat saat ini. Teater lenong tidak

dapat berdiri sendiri tanpa masyarakat pendukung baik di dalam etnis

maupun di luar etnis. Penggemar kesenian ini ternyata cukup mumpuni

terlihat dari jumlah penonton yang cukup ramai di setiap

pertunjukannya.

Jika teater lenong tetap memiliki penggemar adalah suatu hal

yang dapat dipahami. Kesenian tersebut sangat berpotensi sebagai

entertainment, karena masing-masing unsur seninya yaitu musik

(gambang kromong), seni peran, lawak, silat mengandung unsur

artistic yang khas serta bersifat menghibur. Masyarakat Tangerang

Selatan tentu saja membutuhkan seni pertunjukan sebagai sarana relax

untuk melepas keegangan kesibukan sehari-hari. Suatu hal yang juga

perlu dicatat adalah bahwa seni pertunjukan teater lenong telah

menjadi arena pembentukan identitas kultural masyarakat Betawi.

Berdasarkan keseluruhan pemaparan dalam bab-bab

sebelumnya, peneliti membuat kesimpulan penelitian ini dalam garis

besar sebagai berikut: Peran teater lenong Marong Group dalam

Page 106: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

94

pembentukan Identitas Betawi yaitu pertama, dengan menunjukan

kalau orang Betawi adalah orang Islam, orang Betawi adalah orang

yang cinta islam. Kedua, lenong Marong Group menggunakan bahasa

Betawi di setiap pementasannya. Hal ini dirasa sangat perlu dalam

pembentukan identitas suatu budaya. Seperti yang dikatakan oleh

Burke, menurutnya “untuk menentukan identitas budaya itu sangat

tergantung pada bahasa”.1 Ketiga, para pemain memakai pakaian khas

Betawi. Sebagaimana ditegaskan John Berger dalam karyanya Signs in

Contemporary Culture, “Pakaian kita, model rambut, dan seterusnya

adalah sama tingkatannya dan digunakan untuk menyatakan identitas

kita”.2 Keempat, perkumpulan teater lenong Marong Group dalam

pementasannya menampilkan senjata tradisional Betawi. Kelima yaitu

memasukan kesenian-kesenian Betawi lainnya seperti silat, gambang

kromong, lagu-lagu Betawi, dan tarian Betawi.

B. Saran

Setelah melakukan kajian mendalam mengenai peran teater

lenong Marong dalam mempertegas identitas kultural Betawi,

penelitian ini perlu memberikan saran yang dapat bermanfaat terkait

dengan teater lenong dan identitas kultural Betawi. Saran ini

diharapkan dapat memajukan lagi kesenian teater lenong Betawi.

Adapun saran yang dapat peneliti sampaikan, ialah:

1. Secara bersama-sama pemerintah dan masyarakat dapat

membentuk management untuk mengelola modal, sumber daya

manusia, ruang, waktu, promosi, dan pemasaran seni pertunjukan

teater lenong. Kualitas dan kuantitas pementasan kesenian ini dapat

digarap sedemekian rupa agar tetap mendapat apresiasi

masyarakat.

1 Alo Liliweri M.S, Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya (Yogyakarta: Lkis,

2007), h. 72 2 Idi Subandi, Budaya Populer sebagai Komunikasi, (Yogyakarta: Jalasutra, 2007) h. 135

Page 107: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

95

2. Masyarakat pendukung dalam hal ini etnis Betawi harus

ditimbulkan rasa kepedulian dan memiliki terhadap warisan

budaya yang mereka punya dan patut dibanggakan.

3. Pemerintah atau lembaga kebudayaan Betawi harus

memperhatikan potensi-potensi masyarakat Betawi di sekitar

Jabodetabek guna mempercepat langkah revitalisasi budaya

Betawi.

Page 108: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

95

DAFTAR PUSTAKA

Banden, I Made dan Sal Murgiyanto. Teater Daerah Indonesia. Denpasar, Bali:

Kanisius, 1996.

Budiaman. Folklore Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta,

2000.

Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya. Ragam Seni Budaya Betawi. Jakarta: 2012.

Klenden, Ninuk. Teater Lenong Betawi Studi Perbandingan Diakronik, Jakarta:

Yayasan Obor Indonesia, 1996

Koentjaraningrat. Pengantar Ilmu Antropologi. Jakarta : Fa. Aksara baru, 1983.

Kusumohamidjojo, Budiono. Filsafat Kebudayaan Proses Realisasi Manusia.

Jakarta: Jalasutra, 2009 .

Liliweri, Alo M.S. Makna Budaya dalam Komunikasi Antarbudaya. Yogyakarta:

Lkis, 2007.

Muhadjir, dkk. Peta Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Kebudayaan DKI

Jakarta, 1986.

Natzir, Mohammad. metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia, 1988.

Nawangningrum, Dina. Ragam Seni Budaya Betawi. Jakarta: Fakultas Ilmu

Pengetahuan Budaya, 2012.

Nina Farlina, “Representasi Identitas Betawi dalam Forum Betawi Rempug

(FBR)”, tesis pada Universitas Indonesia, Depok, tidak dipublikasikan

Purwosanti, “Eksistensi Lenong Betawi di era globalisasi”, skripsi pada

Universitas Negeri Jakarta,Jakarta 2010, tidak dipublikasikan

Page 109: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

96

Ritzer, George (Ed), Encyclopedia Of Sosial Theory, Vol 1. London: SAGE

Publication, 2002.

Rosyadi. Profil Budaya Betawi. Bandung : Balai Kajian Sejarah dan Nilai

Tradisional, 2006.

Saidi, Ridwan, dkk. Ragam Budaya Betawi Pendidikan Mulok Untuk Kelas 6 SD.

Jakarta: Dinas Kebudayaan Provinsi DKI Jakarta, 2002.

Saputra, Yahya Andi. Profil Seni Budaya Betawi. Jakarta: Dinas Pariwisata dan

Kebudayaan DKI Jakarta, 2009.

Setiadi, Elly M. Ilmu Sosial dan Budaya Dasar. Jakarta: Kencana, 2008a.

Setiati, Eni dkk,. Ensiklopedia Jakarta 6. Jakarta: PT. Lentera Abadi, 2009.

-------------------. Pofil Kota Jakarta Doeloe, Kini, Dan Esok. Jakarta: PT Lentera

Abadi, 2009b.

Shahab, Z Yasmine. Identitas dan Otoritas : Rekonstruksi Tradisi Betawi. Depok:

Laboratorium Antropologi FISIP UI, 2004.

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung :

Alfabeta. Cet. 4, 2008.

Suparlan, Parsudi. Pengantar Metode Penulisan: Pendekatan Kualitatif. Jakarta:

Rajawali Press, 1996.

Widjaya. Seni Budaya Betawi, Pralokakarya, Penggalian, Dan Pengembangan.

(Jakarta: Pustaka Jaya, 1976

Yudho Winiarto, Tambeng : Proses Penafsiran Kembali Tanda budaya Betawi,

Skripsi pada Universitas Indonesia, Depok, 2008. tidak dipublikasikan

http: //content.rajakamar.com/lenong-seni-peran-peran-penerus-gambang-

kromong/

Page 110: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

Pedoman Observasi

Identifikasi dan pahami variabel penelitian, adapun beberapa variabel penelitian yang

akan diteliti adalah : 1). Teater Lenong Marong Group, 2). Identitas Budaya, 3).

Masyarakat Betawi.

Dalam observasi, semua indera peneliti harus menjadi alat peneliti yang peka dan

terintegrasi secara massif. Rasakan, amati, dan dengarkan lah secara mendalam.

Beberapa variabel dan sub variabel yang akan diamati, yaitu :

1. Teater Lenong Marong Group

Amatilah secara mendalam teater lenong Marong Group!

a. Identifikasi teater lenong

b. Macam-macam teater lenong

c. Sejarah teater lenong Marong Group

d. Organisasi dalam teater lenong Marong Group

e. Sebutkan upaya yang dilakukan oleh Marong Group untuk pembentukan identitas

Betawi

2.

2. Identitas Budaya

Amatilah secara mendalam identitas Budaya!

a. Identifikasi Identitas Budaya

b. Sebutkan cara untuk menunjukan identitas suatu budaya

3. Masyarakat Betawi

Amatilah masyarakat Betawi!

a. Identifikasi bagaimana identitas budaya di masyarakat Betawi

Page 111: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

PEDOMAN WAWANCARA

NO. Informan Komponen Data Pertanyaan

1.

RW, RT dan Petugas

Kelurahan Ciater

Struktur Sosial 1. Berapa luas wilayah kelurahan

Ciater?

2. Bagaimana komposisi jumlah

penduduk berdasarkan jenis

kelamin?

3. Bagaimana komposisi

penduduk berdasarkan tingkat

pendidikan?

4. Bagaimana jenis mata

pencaharian penduduk?

5. Bagaimana tingkat

perekonomian penduduk?

2. Pendiri Perkumpulan

Teater Lenong

1.Konteks Sejarah 1. Bagaimana sejarah

perkembangan teater lenong di

tempat ini?

2. Bagaimana posisi teater lenong

dalam masyarakat betawi

setempat?

3. Bagaimana cara pembagian

honor waktu itu?

4. Hal apa saja yang membuat

terjadinya perbedaan honor

tersebut?

5. Berapa harga nanggap lenong

waktu itu?

6. Kapan perkumpulan ini

terbentuk?

Page 112: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

7. Bagaimana awal terbentuknya

perkumpulan ini?

2. Revitalisasi

Budaya

1. Apa pandangan anda mengenai

revitalisasi seni pertunjukan

ini?

2. Menurut anda, apakah

revitalisasi budaya itu penting?

3. Seberapa penting seni

pertunjukan ini bagi kehidupan

anda?

4. Apa sja usaha yang anda

lakukan untuk revitalisasi

budaya?

5. Apa harapan yang hendak anda

capai dalam upaya revitalisasi

ini?

3. Pembentukan

Identitas

1. Apa pandangan anda terhadap

identitas kultural Betawi?

2. Bagaimana cara perkumpulan

anda untuk dapat mempertegas

identitas kultural?

3. Apakah mempertegas identitas

kultural melalui teater lenong

itu efektif?

4. Adakah nilai-nilai kebetawain

itu meresap dalam diri anda?

5. Bagaiaman implementasi nilai-

nilai kebetawian dalam

kehidupan sehari-hari anda?

6. Apa harapan yang hendak anda

Page 113: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

capai dari proses pembentukan

identitas ini?

7. Apakah anda pernah

mendapatkan bantuan dari

pihak tetentu terkait dengan

pembiayaan perkumpulan teater

lenong ini?

4. Faktor penghambat

revitalisasi budaya

1. Adakah faktor penghambat

dalam upaya revitalisasi

budaya?

2. Faktor apa sajakah itu?

3. Faktor apa saja terkait dengan

masyarakat pendukung

kebudayaan ini?

4. Faktor apa saja terkait dengan

di luar masyarakat pendukung

kebudayaan ini?

5. Apa tindakan anda dalam

menghadapi dan menyiasati

faktor penghambat tersebut?

3. Panjak 1. Orientasi

pembelajaran

1. Apa motivasi anda dalam

keikutsertaan teater lenong?

2. Seberapa besar motivasi anda

dalam keikutsertaan teater

lenong?

3. Bagaimana sistem

pembelajaran teater di tempat

ini?

4. Menurut anda, apakah

Page 114: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

melestarikan budaya itu

penting?

5. Seberapa pentingkah

pendidikan budaya ini?

6. Apa tujuan anda ikut serta

dalam teater ini?

7. Apa harapan yang hendak anda

capai dalam keikutsertaan

teater lenong?

2. Pembentukan

identitas

1. Apa pandangan anda terhadap

identitas kultural Betawi?

2. Bagaimana cara teater lenong

Marong dapat mempertegas

identitas kultural?

3. Apakah proses pembentukan

identitas kultural melalui teater

lenong itu efektif?

4. Adakah nilai-nilai kebetawain

itu meresap dalam diri anda?

5. Bagaiamana implementasi

nilai-nilai kebetawian dalam

kehidupan sehari-hari anda?

Page 115: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

Pendiri Teater lenong Marong Group

1. Bagaimana sejarah lenong di wilayah ini?

2. Bagaimana posisi lenong dalam masyarakat Betawi di Ciater?

3. Apa saja kesenian Betawi yang ada di Ciater?

4. Mengapa kesenian-kesenian tersebut sudah tidak ada?

5. Bagaimana awal terbentuknya perkumpulan teater lenong Marong?

6. Kapan perkumpulan teater lenong ini terbentuk?

7. Apa alasan anda membentuk perkumpulan teater lenong ini?

8. Apa teater lenong Marong terdaftar di Pemerintah?

9. Apa teater lenong Marong memiliki administrasi yang baik?

10. Berapa anggota pemain teater lenong Marong?

11. Apa pandangan anda terhadap budaya Betawi?

12. Apa pandangan anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini?

13. Apa saja usaha yang anda lakukan untuk mempertahankan budaya Betawi?

14. Sanggarnya ada kesenian apa aja ?

15. Sudah ada berapa murid?

16. Hambatan apa saja yang anda alami dalam usaha untuk mempertahankan kebudayaan

Betawi?

17. Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

18. Bagaimana cara perkumpulan teater lenong anda dapat mempertegas identitas Betawi?

19. Apakah cara tersebut efektif?

20. Apa harapan yang hendak anda capai dari proses pertegasan identitas ini?

21. Apa pandangan anda mengenai revitalisasi seni?

22. Revitalisasi seni itu proses atau cara menghidupkan kembali kesenian yang perlahan

menghilang. Menurut anda apa itu penting?

23. adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi seni?

24. Contoh faktor penghambat upaya revitalisasi seni?

25. Apa tindakan anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat tersebut? .

26. Seberapa penting kesenian lenong bagi kehidupan anda?

Page 116: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

27. Bagaimana implementasi nilai-nilai budaya Betawi dalam dalam kehidupan sehari-hari

anda?

28. bagaimana peranan nilai-nilai Betawi di masyarakat Ciater?

Pemain Teater lenong Marong Group

1. Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

2. Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

3. Bagaimana fungsi lenong dalam hidup anda?

4. Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

5. Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

6. Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

7. Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

8. Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

9. Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

10. Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

11. Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

12. Adakah nilai-nilai Betawi itu meresap dalam diri anda?

13. Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

Page 117: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pendiri Lenong Marong Group)

Nama : Mochtar Marong

Umur : 56 Tahun

Hari/Tanggal : Jum’at, 19 September 2014

Lokasi : Kp. Pondok Sentul, RT 06/ 10 Ciater

1. T : Bagaimana sejarah lenong di wilayah ini?

J : Lenong udah lama ya di Ciater, dari jaman kakek saya lenong tuh udah ada. Jaman

dulu lenong gak ada panggungnya kaya sekarang. Dulu lenong keliling

kampung nyari saweran nampilnya di lapangan.

2. T : Bagaimana posisi lenong dalam masyarakat Betawi di Ciater?

J : Kalau bagi penonton sih untuk hiburan dan kalau bagi pemain lenong untuk

menyampaikan hal-hal yang menyeleweng dari nilai-nilai yang ada di masyarakat

melalui cerita yang ditampilkan.

3. T : Apa saja kesenian Betawi yang ada di Ciater?

J : Yaa kalo sekarang mah tinggal lenong, silat, gambang kromong sama tari-tarian. Itu

juga udah jarang tari-tarian. Dulu mah ada ubrug,jipeng,jinong yaa banyak

pokonya.

4. T : Mengapa kesenian-kesenian tersebut sudah tidak ada?

J : Tidak ada penerusnya, makanya saya berusaha mempertahankan kesenian yang masih

ada.

5. T : Bagaimana awal terbentuknya perkumpulan teater lenong Marong?

Page 118: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Awal kan saya ikut di perkumpulan lenong orang, saya berfikir untuk mendirikan

perkumpulan sendiri. Akhirnya berkat dukungan temen, saya dapat mendirikan

perkumpulan ini yang bernama lenong Marong Group.

6. T : Kapan perkumpulan teater lenong ini terbentuk?

J : Tahun 2004

7. T : Apa alasan anda membentuk perkumpulan teater lenong ini?

J : Untuk ngelestariin budaya, Kalau bukan kita siapa lagi.

8. T : Apa teater lenong Marong terdaftar di Pemerintah?

J : Belom, lagi diurusin syarat-syaratnya.

9. T : Apa teater lenong Marong memiliki administrasi yang baik?

J : Catetan? Gak ada. Lenong selesai main dibayar sama yang punya hajat, para pemain

langsung dibayar. Gak ada catetan-catetan jadinya.

10. T : Berapa anggota pemain teater lenong Marong?

J : 30 lebih, tapi dicampur sama pemain musik

11. T : Apa pandangan anda terhadap budaya Betawi?

J : Budaya Betawi itu kaya nilai-nilai luhur, karena di dalamnya ada nilai kesopanan,

hormat-menghormati, dan yang paling penting kaya nilai-nilai agama. Contoh, setiap

lebaran, yang muda selalu datang ke yang lebih tua. Kalau dulu malah sambil bawa

makanan. Jadi, jangan ngaku Betawi kalau belum menerapkan budaya Betawi dalam

kehidupan sehari-hari.

12. T : Apa pandangan anda terhadap perkembangan budaya Betawi saat ini?

J : Kebudayaan Betawi mengalami pasang surut, apalagi jaman orde baru, kebudayaan

Betawi mengalami kemerosotan yang lumayan. Banyak seniman-seniman yang tidak

Page 119: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

terekspos. Alhamduillah, setelah reformasi semuanya membaik. Sekarang mah gimana

masyarakat Betawinya bisa atau tidak pertahanin kebudayaan.

13. T : Apa saja usaha yang anda lakukan untuk mempertahankan budaya Betawi?

T : Ya salah satunya dengan mendirikan perkumpulan teater lenong dan sekarang saya

sedang mencoba membangun sanggar kesenian untuk mencari penerus agar tidak

punah kesenian-kesenian Betawi.

14. T : Sanggarnya ada kesenian apa aja ?

J : Lenong, Silat, musik gambang dan tari-tarian Betawi.

15. T : Sudah ada berapa murid?

J : Baru 8an, itu juga baru silat aja .

16. T : Hambatan apa saja yang anda alami dalam usaha untuk mempertahankan kebudayaan

Betawi?

J : Dukungan pemerintah dan dukungan masyarakat Betawi.

17. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Yaa identitas itu ciri khas kita yang bisa ngebedain diri kita dengan orang lain.

18. T : Bagaimana cara perkumpulan teater lenong anda dapat mempertegas identitas

Betawi?

J : Paling utama ya nunjukin kalo Betawi itu orang Islam, di dalam cerita dimasukin

unsur-unsur Islam. Tujuannya sih ya buat bocah-bocah yang dirumahnya orangtuanya

kaga peduli, banyak bener sekarang yang kaya begitu. Orangtuanya sibuk nyari duit

anak kaga diperhatiin. Makanya sekarang jarang bener bocah kalo abis magrib pada

ngaji di mushola. Nah selain buat bocah juga ya buat pemuda Betawi yang sekarang

mulai pada demen minum-minum yang kaga bener, dicerita kita nampilin kalo Islam

itu kaga ngebolehin minum begituan terus dampaknya gimana juga ada di cerita.

Selaen dengan nunjukin kalo Betawi itu cinta Islam, lenong Marong juga nunjukinnya

Page 120: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

dengan bahasa, kita nunjukin bahasa Betawi itu kaya gimana. Nah lenong saya ini

juga mamerin ke penonton yang bukan orang Betawi kalo orang Betawi ntuh pade

jago silat. Sambil silat sambil nunjukin golok dah.

19. T : Apakah cara tersebut efektif?

J : Sejauh ini sih dengan cara itu efektif.

20. T : Apa harapan yang hendak anda capai dari proses pertegasan identitas ini?

J : Setidaknya masyarakat Betawi dapat percaya diri dan mampu bersaing dengan

pendatang baik dalam segi pendidikan atau keterampilan. Selain itu, masyarakat dari

kebudayaan lain tidak menganggap Betawi itu rendah

21. T : Apa pandangan anda mengenai revitalisasi seni?

J : Waduh saya gak ngerti bahasanya.

22. T : Revitalisasi seni itu proses atau cara menghidupkan kembali kesenian yang perlahan

menghilang. Menurut anda apa itu penting?

J : Sangat penting dong, tanpa revitalisasi budaya manapun akan punah dimakan waktu,

kesenian tidak akan bertahan tanpa adanya pemberdayaan masyarakat pendukungnya

sendiri.

23. T : adakah faktor penghambat dalam upaya revitalisasi seni?

J : Faktor penghambat mah ada pasti.

24. T : Contoh faktor penghambat upaya revitalisasi seni?

J : Yaa masyarakat pendukungnya, kita pihak orang seni mencoba untuk ngehidupin

kesenian dan pertahanin tapi kalo masyarakat pendukungnya gak ngedukung? Yaa

gak bisa kan. Nih misalnya saya ngehidupin lenong yang hampir punah tapi gak ada

yang nonton gimana? Atau gak ada yang mau jadi pemain lenong gimana.

Masyarakat harus mendukung segala upaya revitalisasi guna pertahanin kebudayaan

Betawi. Selain itu juga kesenian modern salah satu penghambat upaya revitalisasi.

Page 121: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

25. T : Apa tindakan anda dalam menghadapi dan menyiasati faktor penghambat tersebut?

J : Membuat lenong lebih indah dan bermakna, mudah-mudahan lenong makin memiliki

fungsi memberi hiburan dan mampu memberi kebanggan masyarakat. Karna lenong

mampu nampilin sifat masyarakat tertentu dalam bentuk sebuah kemasan seni yang

bermutu.

26. T : Seberapa penting kesenian lenong bagi kehidupan anda?

J : Lenong ngajarin saya kalo memiliki warisan budaya lebih penting ketimbang warisan

kekayaan, warisan budaya bisa dinikmati beratus-ratus tahun soalnya.

27. T : Bagaimana implementasi nilai-nilai budaya Betawi dalam dalam kehidupan sehari-

hari anda?

J : Dari logat bicara, cara berpakaian dan nyajiin makanan khas Betawi pada momen-

momen tertentu.

28. T : bagaimana peranan nilai-nilai Betawi di masyarakat Ciater?

J : Disini kesetiakawanan tinggi, terlihat dalam sikap mental masyarakat Betawi yang

suka menolong terhadap sesama. Nilai ini terlihat kalau ada yang hajat nikahan,

sunatan, dan acara-acara keagamaan. Kalau ada sodara atau tetangga yang mau ada

hajatan, semua kumpul. Apalagi kalo mau bikin dodol, wah.. pokonya rame. Demikian

juga kalo ada kerabat yang meninggal, semuanya membantu yang kena musibah.

Page 122: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Gambang Kromong di Lenong Marong Group)

Nama : Agus

Umur : 42 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Namanya juga orang cari duit, selama halal mah hajar terus

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Engga, saya nabuh gendang di dangdut-dangdut

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Kalo gambang kromong mah sebulan paling dikit 2 kali latihan. Yaa belajar aja gitu

gimana nyatuin suara sama alat yang laen dan kadang juga cari instrument musik baru

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : ya penting banget itu mah

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Nambahin pemasukan kantong

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Marong Group kan cukup punya nama yaa, saya sih berharap saya nabuh gendang di

Marong orang-orang jadi kenal gitu sama saya.

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

Page 123: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Perduli banget sama pemaen-pemaennya.

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : kebiasaan yang beda sama yang laen

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Yaa dengan cara nampilin alat musik gambang kromong secara lengkap. Gambang

kromong kan alat musik Betawi. Kan banyak yang kaga tau kalo gambang kromong

punya Betawi. Banyak juga yang kaga tau gambang kromong itu alat musiknya

macem-macem, ada tehyan, gamelan, kongahyan, kecrek, gong, gambang, kromong,

dan gendang. Lenong itu sama gambang kromong dua kesenian yang gak bisa

dipisahin.

T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : iya ko

10. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Ada

11. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Yaa paling bahasa sama makanan saya mah

Page 124: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Penasehat di Lenong Marong Group)

Nama : Ita

Umur : 60 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Saya sama Marong itu udaha sahabatn lama, dulu kita emang punya kepengenan buat

bikin perkumpulan teater. Alhamdulillah salah satu dari kami ada yang kesampean

punya perkumpulan.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Iya.

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : sebenernya mah disini gak ada belajar, apalagi naskah. Gak ada itu mah.

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Penting banget itu mah pasti.

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Tujuan mau bikin lenong Marong makin banyak yang kenal. Saya sebagai penasehat

selalu membantu segala usaha buat kemajuan nih lenong.

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

Page 125: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Kalau ditanya masalah harapan, saya berharap banget lenong nih gak punah. Saya

pengennya orang-orang Betawi tuh pada cinta sama keseniannya sendiri. jangan

kerjaannya pada nonton dangdut aja.

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Marong di mata saya mah baik ya. Dia cukup teges buat jadi pemimpin

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Identitas itu yang bisa ngebedain kita sama orang lain

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Banyak ya sebenernya, misalnya kaya pemaen make baju khas Betawi. Selain itu, di

dalam teater lenong Marong juga sangat menjunjung agama Islam. kalo giliran yang

cerita-cerita Islam, saya dah yang keluar. Bisa dikata mah ceramah sambil ngelawak

gitu. Disini tuh selaen nampilin lawakan, lenong Marong Group juga nenampilin

tarian Betawi dan lagu-lagu Betawi.

10. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Alhamdulillah kalo menurut saya sih Efektif.

11. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Ada pasti mah, kita hidup di lingkungan Betawi kalo masalah nilai Betawi pasti udah

darah daging banget

12. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Yaa saya lahir di tanah Betawi, tinggal di tanah Betawi pasti saya juga ngejalanin

hidup dengan nilai-nilai Betawi.

Page 126: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Ati

Umur : 40 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Saya emang seneng sama lenong sih

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Iya

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : belajar resmi mah gak ada, paling saya sering nanya ke ayah ngelenong yang bener tuh

gimana, supaya lucu gimana. Pribadi aja sih belajarnya

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Jelas penting banget itu mah

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Tujuan biar jadi panjak yang terkenal

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Harapan semoga lenong umurnya panjang dah

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Ayah mah sabar banget. Tapi kalo lagi tegas yaa tegas banget dia mah

Page 127: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Bedanya orang Betawi sama budaya laen gitu.

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Yang paling saya setuju sih cara marong nyelipin unsur-unsur Islam. Supaya bocah-

bocah yang masih muda yang orangtuanya ga ngajarin jadi tau ajaran Islam kaya

gimana. Marong juga disini kaya semacem ngasih tau kalo orang Betawi tuh

orangnya jujur, gak ada yang ditutupin. Kalo ga demen ama sifat orang yaa langsung

bilang gitu.

10. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : InsyaAllah iya

11. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Ada itu mah

12. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Saya kalo dirumah masak makanan Betawi jadi anak-anak saya jadi tau makanan

Betawi gimana. Saya juga ngajarin kalo magrib gak boleh diluar rumah, ngajarin anak

harus sopan sama orangtua.

Page 128: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Penyanyi di Lenong Marong Group)

Nama : Dini

Umur : 17 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Saya kan anaknya, masa gak ikutan

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Iya, soalnya saya masih sekolah

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak ada, tapi seminggu sekali suka ngumpul-ngumpul sih dirumah tapi gaktau

ngapain, ngobrolin lenong kayanya mah. Mungkin itu kali yaa belajarnya

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Penting banget, nanti pada punah kalo gak dilestariin. Saya cuma tau dari cerita aja

kalo zaman dulu ada jipeng sama jinong. Jangan sampe deh kesenian yang sekarang

masih ada punah juga.

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Tujuannya saya mau semakin pinter ngelenong, mau nerusin ayah. Kalo ayah udah

gak ada siapa yang nerusin kalo saya gak bisa ngelenong

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Sama sih kaya tadi, harapannya supaya makin pinter ngelenong.

Page 129: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Ayah tuh sayang banget sama pemaennya, makanya banyak pemaen yang betah

gabung di group ayah

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Cirinya orang Betawi, yang punya Cuma orang Betawi gitu.

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Banyak. nih ya misalnya sebelum lenong main itu musik gambang ngalun terus, terus

bahasa sama baju

10. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Efektif kayanya mah

11. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Adalah.

12. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : kalo makanan sih jujur saya gak terlalu suka. Paling dari bahasa sama sholat yang

rajin. Kalo gak sholat pas doa atau mohon apa-apa sama Allah malu rasanya. Laah

orang gak pernah sholat mau minta. Allah juga gakmau ngasih kalo gitu mah. Ayah

ngajarinnya gitu soalnya

Page 130: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Katong

Umur : 53 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Saya sama group yang sebelumnya kurang nyabung, eh Marong ngajakin maen di

groupnya yaudah jadinya gabung dah.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Iya

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak ada pembelajaran

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Pentinglah, cucu saya nanti gaktau silat beksi kaya gimana kalo gak dilestariin

budayanya

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Supaya lenong gak punah

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Harapan semoga lenong tetep eksis walau sekarang udah jarang yang nanggep lenong

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

Page 131: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Baik banget dia mah. Kalo maen di Marong Group jangan coba-coba bawa minuman

haram, bisa abis kena semprot sama dia.

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Identitas Betawi itu yang ngebedai Betawi sama yang laen

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Lenong Marong nunjukin ke orang-orang identitas kebudayaan Betawi itu dengan

karakter yang dimaenin sama panjak. Karakter itu ngewakilin orang Betawi tuh kaya

gimana. Misalnya orang Betawi yang berani atau jujur. Silat juga ditampilin mulu tiap

para jago keluar. Selaen ntuh ya nunjukin juga baju khas punye Betawi kaya gimane.

10. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Efektif kayanya mah

11. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Pasti ada kalo itu mah

12. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Saya nerapin nilai Betawi itu dengan cara ngajarin anak-anak saya kalo sama orang

yang lebih tua harus hormat. Misal kaya kemaren anak saya baru nikahan, dia mah

gak tau kalo di Betawi selesai 3 harian nikah itu harus nganterin makanan ke rumah

enya, babeh, atau ke encang encingnya.

Page 132: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Maceng

Umur : 49 Tahun

Hari/Tanggal : Kamis, 13 November 2014

Lokasi : Kp. Setu RT 02/05

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Kecintaan terhadap kesenian Betawi.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Kaga, saya selain ngelenong juga sering diundang buat palang pintu.

3. T : Bagaimana fungsi lenong dalam hidup anda?

J : gak munafik yaa, fungsi ngelenong bagi saya buat jadi mata pencarian.

4. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak ada belajar disinia mah

5. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Pentinglah

6. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Kalo ditanya tujuan sih sebenernya buat salah satu usaha saya mertahanin budaya

Betawi.

7. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Semoga aja orang-orang makin cinta sama kesenian Betawi.

Page 133: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

8. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Baik sih yaa dia.

9. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Yaa ciri khas yang beda sama budaya laen.

10. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Setuju sama ongkih, tapi saya tambahin yaa dikit. Group Marong nunjukin identitas

Betawi itu kalo lagi manggung wajib buat pemaen ngomong pake bahasa Betawi. Yaa

itu mah ga susah dah, emang udah kebiasaan kita.

11. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Efektif InsyaAllah

12. T : Adakah nilai-nilai betawai itu meresap dalam diri anda?

J : Adalah masa gak ada

13. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Taat sama yang nyiptain saya.

Page 134: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Ongkih

Umur : 37 Tahun

Hari/Tanggal : Kamis, 13 November 2014

Lokasi : Kp. Setu RT 02/05

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Saya kan sebenernya MC dangdut yaa, tapi kan kalo dangdut makin tua jarang yang

mau sekarang mah, kalo di lenong kan masalah umur gak masalah.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Engga, saya masih lumayan aktif jadi MC dangdut. Selain itu juga saya main di

beberapa perkumpulan teater lenong lainnya tapi kalo waktu manggung bentrok saya

akan manggung di lenong Marong. Group sendiri diduluin dah pokonya.

3. T : Bagaimana fungsi lenong dalam hidup anda?

J : Fungsi lenong bagi hidup saya yaitu saya bisa menambah ilmu tentang kesenian

Betawi

4. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak belajar, langsung aja gitu natural. Misalnya saya dapet peran jadi centeng, ya saya

gak akan nanya saya harus ngapain aja. Yang penting tau cerita yang akan ditampilin.

5. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Penting bangetlah, biar jadi warisan ke generasi mendatang.

6. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

Page 135: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Saya orang seni, nyambung hidup dari seni. Tujuan ikut yaa untuk nambahin

pemasukan keuangan.

7. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Harapan sih supaya bisa pertahanain lenong supaya gak punah. Dan saya juga

berharap bisa nambah ilmu. Kalo abis main lenong pasti ada aja ilmu yang didapet.

8. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Ayah Marong merupakan sosok pemimpin yang bisa kita pegang, bisa di teladani lah

istilahnya. Kalo ada anggotanya yang salah pasti dinasehatinnya gak di depan orang

banyak. Masalah keuangan dia mah terbuka, gak ada yang ditutup-tutupin. Ayah

marong juga sosok yang tegas nah makanya anggotanya pada disiplin

9. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Identitas Betawi tuh yang bisa ngebuat orang lain kalo liat kita udah paham kalo kita

orang Betawi, cirinya lah gitu

10. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Wah banyak, misalnya dengan nampilin gambang kromong yang merupakan alat

musik Betawi, dibarengin ame lagu-lagu khas Betawi. Misalnya tuh kaya jali-jali,

ondel-ondel, sang bango, kicir-kicir ama yang laennya dah. Terus dengan baju yang

dipake pemain, pemaen kan kalo nampil pada pake baju khas Betawi nah terakhir tuh

maenin cerita-cerita yang kentel agama.

11. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Ya efektif.

12. T : Adakah nilai-nilai betawai itu meresap dalam diri anda?

J : Pasti ada itu mah.

13. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

Page 136: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

J : Misal kalo ada tetangga selametan, saya pasti dateng. Udah wajib banget itu mah

hukumnya

Page 137: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Robert

Umur : 58 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 23 November 2014

Lokasi : Lapangan BSD

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Marong itu udah kaya sodara sendiri, saya gabung ya mau bantuin Marong buat

ngejaga kebudayaa Betawi.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : ya paling jadi bintang tamu di group laen, gak netep gitu. Tapi itu juga jarang

3. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak pake belajar

4. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : yaa pasti penting dong

5. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : tujuannya agar makin banyak yang cinta sama kesenian lenong

6. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Harapannya semoga aja lenong bisa bertahan walau banyak saingannya

7. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : yaa baik dia mah, kalo ama temen gak perhitungan. Gak pelit intinya mah.

Page 138: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

8. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Yang ngebedain sama kebudayaan lain.

9. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Caranya itu kalo lagi manggung pemaen wajib ngomong pake bahasa Betawi, terus

pemaen pake baju khas Betawi lengkap dengan golok di pinggang. Selain itu juga

nampilin keahlian silat jadinya orang pada tau kalo orang Betawi itu jago silat. Maen

lenong kalo gak bisa silat bahaya, golok yang dipake kan golok beneran kalo gak bisa

silat bisa pala kebelah.

10. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Iya

11. T : Adakah nilai-nilai betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Ada itu mah

12. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Betawi kan Islam banget yaa, yaa saya taat sama yang nyiptain saya. Selaen itu saya

kalo ngomong pasti pake bahasa Betawi, ya bisa diliat sendiri dah itu mah. Selaen

bahasa saya juga demen banget sama makanan khas Betawi pecak jengkol.

Page 139: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

TRANSKIP WAWANCARA

(Pemain Lenong Marong Group)

Nama : Rudi Jambrong

Umur : 37 Tahun

Hari/Tanggal : Minggu, 26 Oktober 2014

Lokasi : Kp. Pondok Sentul, RT 06/ 10 Ciater

1. T : Apa alasan terkuat anda memutuskan untuk bergabung dengan perkumpulan teater

lenong Marong?

J : Awal saya itu gabung sama perkumpulan teater lenong Gaya Baru, pas Marong bentuk

perkumpulan yaa saya ikut ke Marong. Marong kan paman saya, masa paman sendiri

bentuk perkumpulan saya malah jadi anggota group lain.

2. T : Apakah anda hanya bermain di lenong Marong?

J : Engga, saya masih suka nampil di Gaya Baru tapi saya mengutamakan lenong

Marong.

3. T : Bagaimana fungsi lenong dalam hidup anda?

J : Saya lahir di keluarga seni, Alhamdulillahnya saya memiliki darah seni yang kentel.

Jadi funsgi lenong dalam hidup saya yaa untuk nyalurin kecintaan sama seni.

4. T : Bagaimana sistem pembelajaran teater lenong di lenong Marong?

J : Gak ada belajar-belajar. Misalnya mau tampil nih, pas di belakang panggung dikasih

tau cerita dan perannya masing-masing. Gak ada catetan dialog, makanya kalo gak

ada bakat seni mah pas nampil jadi gak lucu.

5. T : Menurut anda apakah melestarikan budaya itu penting?

J : Ya penting lah. Kalo gak dilestariin ilang nanti.

Page 140: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

6. T : Apa tujuan anda ikut serta dalam perkumpulan teater lenong ini?

J : Ya gimana ya, buat ngelestariin budaya kaya yang tadi ditanya. Selain itu juga buat

nyalurin kecintaan saya sama seni.

7. T : Apa harapan yang hendak anda capai dalam keikutsertaan teater lenong?

J : Pengen jadi pelawak yang bisa masuk tv, siapa tau bisa kaya Mang Marong

8. T : Bagaimana sosok Bapak Marong menurut anda?

J : Perhatian banget dia mah, kalo ada keluarga pemainnya sakit pasti ditengokin..

9. T : Apa pandangan anda terhadap identitas kultural Betawi?

J : Identitas Betawi itu yang menandakan siapa kita, dari mana kita, dan ciri-ciri kita

yang bedain sama masyarakat lainnya.

10. T : Bagaimana cara teater lenong Marong dapat mempertegas identitas kultural?

J : Kalo lenong Marong sih nunjukin identitas betawinya dengan nampilin busana-

busana khas Betawi sama senjata-senjata khasnya.

11. T : Apakah proses pembentukan identitas kultural melalui teater lenong itu efektif?

J : Efektif ko.

12. T : Adakah nilai-nilai Betawi itu meresap dalam diri anda?

J : Adalah, gak liat nih dialek abang kan Betawi banget.

13. T : Bagaiamana implementasi nilai-nilai betawi dalam kehidupan sehari-hari anda?

J : Yaa kalo komunikasi sama orang pake bahasa Betawi. Saya mah bangga sama bahasa

Betawi walau banyak yang bilang norak

Page 141: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

DATA RESPONDEN

1. Nama : Mochtar Marong

Umur : 63 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Pimpinan

Jabatan dalam kesenian : Pemain atau bodor utama

2. Nama : Ita

Umur : 64 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Penasehat

Jabatan dalam kesenian : Pemaian dan sutradara

3. Nama : Robert

Umur : 42 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Pemain atau bodor

4. Nama : Katong

Umur : 53 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Pemain atau bodor

Page 142: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

5. Nama : Agus

Umur : 42 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Juru Gendang

6. Nama : Ongkih

Umur : 37 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : MC dan pemain

7. Nama : Rudi

Umur : 37 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Pemain

8. Nama : Maceng

Umur : 58 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Pemain

Page 143: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

9. Nama : Dini

Umur : 18 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Penyanyi

10. Nama : Ati

Umur : 40 tahun

Jabatan dalam perkumpulan : Anggota

Jabatan dalam kesenian : Pemain

Page 144: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

LAMPIRAN DOKUMENTASI

Ketika wawancara dengan Bapak Marong Ketika wawancara dengan Bapak Rudi

Ketika wawancara dengan Bapak Katong Ketika wawancara dengan Bapak Robert

Page 145: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

Salah satu alat musik gambang kromong milik Marong Group

Para pemain berganti busana khas Betawi

Page 146: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

Beberapa pemain Marong Group

Page 147: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan

Para penonton lenong Marong Group

Page 148: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 149: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 150: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 151: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 152: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan
Page 153: Putri Cellia JURUSAN PENDIDIKAN ILMU …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/29738/3/PUTRI... · dilaksanakan di perkumpulan teater lenong Marong ... Ketua jurusan Pendidikan