12
JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015 37 PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN KARAKTERISTIK PANTAI DAN DATA GELOMBANG DI TELUK PELABUHAN RATU DAN CILETUH, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT ACCRETION AND ABRASION PROCESSES BASED ON COASTAL CHARACTERISTICS MAPPING AND WAVE DATA IN PELABUHAN RATU AND CILETUH BAYS, SUKABUMI REGENCY, WEST JAVA PROVINCE D. Setiady dan L. Sarmili Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 Bandung-40174 [email protected] Diterima : 15-10-2014, Disetujui : 18-03-2015 ABSTRAK Lokasi Penelitian dilakukan di teluk Pelabuhan Ratu dan Teluk Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik pantai dan hubungannya dengan akrasi dan abrasi berdasarkan energi flux. Metode penelitian terdiri dari penentuan posisi, karakteristik pantai, pengambilan sampel sedimen pantai, dan analisis gelombang. Proses abrasi dan akrasi di daerah penelitian erat kaitannya dengan besar kecilnya energi gelombang. Energi gelombang merupakan salah satu komponen dari arus sejajar pantai. Berdasarkan karakteristik pantai, tipe pantai terdiri dari : (1) Daerah perbukitan terjal, (2) Daerah perbukitan bergelombang, dan (3) Daerah dataran rendah. Analisis energi flux gelombang menunjukkan bahwa proses abrasi terjadi dititik tinjau 2 ke 3, 4 ke 5, 6 ke 8, 10 ke 11, 14 ke 15, dan 16 ke 17, sedangkan proses akrasi terjadi terjadi di titik tinjau 3 ke 4, 5 ke 6, 8 ke 10, 11 ke 13, 15 ke 16, 17 ke 18, dan 20 ke 21. Kata Kunci: Akrasi, abrasi, karakteristik pantai, energi flux, Pantai Pelabuhan Ratu. ABSTRACT Location of the study at Pelabuhan Ratu and Ciletuh bays, Sukabumi of West Java Province. The aim of study is to map the coastal charectristics in relation to accretion and abrasion processes based on wave energy flux. The method consists of navigation, coastal characteristics, coastal sediments samples and wave analyses. The abrasion and accresion processes are closely related to how big the wave energy. Wave energy is one of longshore current components. Based on the coastal characteristics, the coastal types can be divided into : (1) steep hills (2) undulating hills, and (3) lowland. Wave energy flux shows that abrasion processes occur from the point of 2 to 3, 4 to 5, 6 to 8, 10 to 11, 14 to 15, and 16 to 17, while for accretion processes occur from the point of 3 to 4, 5 to 6, 8 to 10, 11 to 13, 15 to 16, 17 to 18, and 20 to 21. Keywords: acrasion, abrasion, coastal characteristic, flux energy, Pelabuhan Ratu coast PENDAHULUAN Daerah penelitian terletak di Teluk Pelabuhan Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian mulai dari pantai Karang Beureum di bagian barat sampai selatan Ciletuh, dengan koordinat terletak antara 106 o 24’ - 106 o 36’ Bujur Timur dan 06 o 58’ - 07 o 10’ Lintang Selatan. (Gambar-1). Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik pantai dan hubungannya dengan akrasi dan abrasi berdasarkan energi flux gelombang. Pantai merupakan lingkungan komplek yang dipengaruhi oleh intensitas proses marin, fluvial dan pergerakannya. Tipe pantai sebagai pencerminan mekanisme proses erosi, akrasi asal darat, dan pencucian. Dalam hal ini penulis melakukan pendekatan karakteristik pantai dan metoda flux gelombang berdasarkan prediksi kecepatan data angin. (Setiady, D., 2005). Berdasarkan Data Elevation Model (DEM), tipe pantai daerah penelitian secara umum dapat dibedakan menjadi 3 tipe, yaitu: (1) perbukitan terjal, (2) perbukitan bergelombang, dan (3)

PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

  • Upload
    others

  • View
    7

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

37

PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN KARAKTERISTIK PANTAI DAN DATA GELOMBANG DI TELUK PELABUHAN RATU DAN CILETUH, KABUPATEN SUKABUMI, JAWA BARAT

ACCRETION AND ABRASION PROCESSES BASED ON COASTAL CHARACTERISTICS MAPPING AND WAVE DATA IN PELABUHAN RATU AND CILETUH BAYS, SUKABUMI REGENCY, WEST JAVA PROVINCE

D. Setiady dan L. Sarmili

Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Kelautan, Jl. Dr. Junjunan No. 236 [email protected]

Diterima : 15-10-2014, Disetujui : 18-03-2015

ABSTRAK

Lokasi Penelitian dilakukan di teluk Pelabuhan Ratu dan Teluk Ciletuh, Kabupaten Sukabumi, Provinsi JawaBarat. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui karakteristik pantai dan hubungannya dengan akrasi dan abrasiberdasarkan energi flux. Metode penelitian terdiri dari penentuan posisi, karakteristik pantai, pengambilan sampelsedimen pantai, dan analisis gelombang. Proses abrasi dan akrasi di daerah penelitian erat kaitannya dengan besarkecilnya energi gelombang. Energi gelombang merupakan salah satu komponen dari arus sejajar pantai.

Berdasarkan karakteristik pantai, tipe pantai terdiri dari : (1) Daerah perbukitan terjal, (2) Daerah perbukitanbergelombang, dan (3) Daerah dataran rendah. Analisis energi flux gelombang menunjukkan bahwa proses abrasiterjadi dititik tinjau 2 ke 3, 4 ke 5, 6 ke 8, 10 ke 11, 14 ke 15, dan 16 ke 17, sedangkan proses akrasi terjadi terjadi dititik tinjau 3 ke 4, 5 ke 6, 8 ke 10, 11 ke 13, 15 ke 16, 17 ke 18, dan 20 ke 21.

Kata Kunci: Akrasi, abrasi, karakteristik pantai, energi flux, Pantai Pelabuhan Ratu.

ABSTRACT

Location of the study at Pelabuhan Ratu and Ciletuh bays, Sukabumi of West Java Province. The aim of study isto map the coastal charectristics in relation to accretion and abrasion processes based on wave energy flux. Themethod consists of navigation, coastal characteristics, coastal sediments samples and wave analyses. The abrasion andaccresion processes are closely related to how big the wave energy. Wave energy is one of longshore currentcomponents.

Based on the coastal characteristics, the coastal types can be divided into : (1) steep hills (2) undulating hills, and(3) lowland. Wave energy flux shows that abrasion processes occur from the point of 2 to 3, 4 to 5, 6 to 8, 10 to 11, 14to 15, and 16 to 17, while for accretion processes occur from the point of 3 to 4, 5 to 6, 8 to 10, 11 to 13, 15 to 16, 17to 18, and 20 to 21.

Keywords: acrasion, abrasion, coastal characteristic, flux energy, Pelabuhan Ratu coast

PENDAHULUANDaerah penelitian terletak di Teluk Pelabuhan

Ratu, Kabupaten Sukabumi, Provinsi Jawa Barat. Lokasi penelitian mulai dari pantai Karang

Beureum di bagian barat sampai selatan Ciletuh,dengan koordinat terletak antara 106o24’ - 106o36’Bujur Timur dan 06o58’ - 07o10’ Lintang Selatan.(Gambar-1).

Tujuan penelitian adalah untuk mengetahuikarakteristik pantai dan hubungannya denganakrasi dan abrasi berdasarkan energi fluxgelombang.

Pantai merupakan lingkungan komplek yangdipengaruhi oleh intensitas proses marin, fluvialdan pergerakannya. Tipe pantai sebagaipencerminan mekanisme proses erosi, akrasi asaldarat, dan pencucian. Dalam hal ini penulismelakukan pendekatan karakteristik pantai danmetoda flux gelombang berdasarkan prediksikecepatan data angin. (Setiady, D., 2005).

Berdasarkan Data Elevation Model (DEM),tipe pantai daerah penelitian secara umum dapatdibedakan menjadi 3 tipe, yaitu: (1) perbukitanterjal, (2) perbukitan bergelombang, dan (3)

Page 2: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

38

Pedataran rendah (Sukamto dalam Faturochman,A., 2006 ).

Rosana, M,F., (2006), berpendapat bahwaKawasan Ciletuh, Kabupaten Sukabumi secarageologi merupakan daerah yang khas, unik danlangka, karena tersingkap batuan yang berumurtua (Pra-Tersier) di Jawa Barat. Batuannyadibedakan atas kelompok ofiolit (peridotit, gabro,basalt), metamorfik (sekis, filit, gneiss,serpentinit), sedimen laut dalam (serpih, rijang),dan sedimen benua (batupasir graywacke,batugamping, breksi polimik). Gemorfologinyamembentuk tapal kuda (amphitheatre) terbuka kearah Samudra Hindia. Singkapan batuannyamemperlihatkan kenampakan yang khas sebagaicerminan dari litologi dan geomorfologinya.Daerah Ciletuh merupakan fosil tektonikmemperlihatkan pendampingan dua zona yangdisusun oleh batuan berasal dari lempengsamudera dan lempeng benua dua penggalan kerakbumi yang sangat berbeda sifatnya yang terbentukkarena adanya subduksi (tumbukan) dari kedualempeng tersebut. Karena keunikan dankelangkaan geologinya kawasan Ciletuh dapatdijadikan sebagai “Laboratorium Alam Geologi”Jawa Barat. Saat ini kawasan Ciletuh merupakanSuaka Margasatwa Cikepuh-Citireum dan CagarAlam Cibanteng di bawah pengawasan BalaiKonservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) JawaBarat I.

Sedangkan (Sukamto, Rab., 1975),menyebutkan bahwa Anggota Cikarang, FormasiJampang, yang dicirikan oleh litologi tufa dan tufalapili berselingan dengan tufa berbatuapung,batupasir berbatuapung, tufa gampingan,batulempung tufaan, batupasir gampingan, napaltufaan, napal globigerina dan sisipan lava, breksiyang sebagian bersifat konglomerat, breksi tufa,batugamping tufaan dan batugamping terbreksikandan setempat-setempat dijumpai bola tufa. Batuanvulkanik yang dijumpai pada umumnyaterpropilitkan. Satuan ini berumur Miosen Awal,tebal keseluruhan satuan ini sekitar 2500 meter,terletak tidak selaras di atas Formasi Ciletuh.

Aluvium secara umum merupakan endapanpantai yang terdiri dari lempung , pasir, dan kerikil.Pasir disepanjang pantai, setempat mengandungtitanomagnetik, membentuk gumuk-gumuk, dan disebagian tempat satuan ini terdiri dari bahanlongsoran.

Koesoemadinata (1980) menyebutkan bahwatransport sedimen sepanjang pantai terjadi apabilapasir terangkat oleh turbulensi yang disebabkanoleh gelombang pecah sehingga menyebabkanterjadinya erosi dan akresi di daerah pantai.

Berdasarkan oceanografy, gelombang laut saatmenuju pantai akan membawa energi yangberbeda-beda. Perbedaan energi yang sampaipantai akan menimbulkan reaksi untuk mencapaikesetimbangan. Energi gelombang selainmenimbulkan abrasi, juga berfungsi sebagai

Gambar 1. Lokasi Penelitian.

Page 3: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

39

komponen pembangkit arus sejajar pantai(longshore current) yang dapat menyebabkan akrasidi daerah-daerah tertentu (Asparini, M. 2000).Untuk mengetahui besarnya energi gelombangtersebut maka dilakukan pendekatan energi fluksgelombang berdasarkan pada hasil data kecepatanangin (Ijma, T., dan Tong F.L.W., 1967). Daerahpenelitian merupakan suatu teluk terbuka yangberhadapan langsung dengan Samudera Hindia,sehingga energi gelombang pantai sangatberpengaruh terhadap dinamika pantai .

METODE PENELITIANPemetaan karakteristik pantai dilakukan di

sepanjang pantai daerah penelitian (lebih kurang70 Km). Unsur-unsur yang dipetakan mengacupada klasifikasi Dolan drr. (1975) yang meliputipengambilan sampel batuan (lithology), morfologi(relief), karakter garis pantai (shore line character)serta proses dominan yang terjadi. Pengamatandilakukan secara deskriptif kualitatif. Di sampingitu juga dilakukan pengukuran penampang sepertikemiringan paras muka pantai, lebar pantai sertapengambilan foto. Tujuan dari pemetaankarakteristik pantai adalah untuk mengetahuisecara detail karakteristik pantai, proses akrasidan abrasi di daerah penelitian.

Di daerah penelitian telah dilakukanpengambilan sampel sedimen pantai sebanyak 8lokasi dengan menggunakan bor tangan (BTSB),dan 31 sampel sedimen permukaan (PSB)(gambar-2). Analisis besar butir dilakukanterhadap 18 sampel sedimen pantai dan 23 sampelsedimen bor tangan dengan klasifikasi berdasarkanfolk 1980.

Analisis data angin tahunan (5 tahun terakhir)dilakukan terhadap data dari stasiun pengamatanBadan Meteorologi dan Geofisika (BMG) terdekat.Tujuan dari analisis angin adalah untukmenghitung energi fluks gelombang tahunansepanjang pantai daerah penyelidikan yangberkaitan erat dengan arah sedimen transport dandinamika perubahan garis pantai.

Perhitungan energi fluks dilakukan pada 21titik tinjau yang ditentukan secara acak dandianggap mewakili keseluruhan daerah penelitian.Untuk menentukan besarnya energi di tiap titiktinjau, dibuat titik normal dan sudut datang anginyang kemudian dihitung terhadap kecepatan angindan parameter gelombang lainnya. Hasil akhirperhitungan adalah energi fluks gelombangtahunan netto yang berarti sudah merupakanselisih dari arah angin yang berbeda-beda. Prosespantai diprediksi dengan membandingkan

besarnya energi fluks di setiap titik tinjau padakurva. Kurva tersebut secara tidak langsungmenunjukkan adanya perbedaan relatif besarnyaenergi fluks sepanjang perairan Sukabumi.

HASIL PENELITIANData angin permukaan yang digunakan pada

penyelidikan ini merupakan data sekunder yangdiperoleh dari Stasion Meteorologi Pameungpeukselama 5 tahun (1999 – 2004) serta telahdipublikasikan oleh Badan Meteorologi danGeofisika Jakarta (1994). Hal ini ditempuhmengingat Stasion Meteorologi Pameungpeukmerupakan stasion pengamatan terdekat yangdianggap mewakili daerah penyelidikan.

Dari data tersebut kemudian dipilih angin-angin kuat pada setiap arah angin dari bulanJanuari sampai Desember dengan kecepatan lebihdari 10 knot karena dianggap dapatmembangkitkan gelombang laut.

Hasil pengolahan data analisis besar butirterhadap 47 sampel pantai yaitu 31 sampelpermukaan pantai (PSB) dan 18 sampel bor tangan(BTSB) dengan kedalaman bervariasi (Gambar-2).Hasil analisis besar butir dengan menggunakanperangkat lunak granulometri (Susilohdi, 1985),dan berdasarkan nomenklatur sedimen (folk,1980), di dapatkan 2 jenis sedimen, sedimennya didominasi oleh pasir dan pasir kerikilan-bongkah(gravel)

Hasil perhitungan energi fluks gelombangtahunan untuk daerah penelitian dapatmemberikan gambaran yang jelas tentangbesarnya fluktuasi energi gelombang yangberpengaruh pada proses dinamika pantai, selainitu arah komponen arus sejajar pantai pengaruhnyaterhadap dinamika pantai dan arah pengangkutansedimen tergantung pada bentuk pantai dan batuanpenyusunnya. (Gambar-3)

Berdasarkan karakeristik pantai,geomorfologi daerah telitian secara umum dapatdibedakan menjadi 3 bagian. Daerah perbukitanterjal menempati kurang lebih 60% dari luasdaerah penelitian, membentang dari Karang Hajisampai Karang Hawu daerah aliran SungaiCibareno, sekitar desa Citepus dan Citarik. DesaLoji selatan sampai Cimarinjung, dan sebagian diTeluk Ciletuh dengan ketinggian antara 0 m - 647m. Kemiringan lereng antara 40% - 100%, danpada daerah tertentu di sekitar Karang Hawu danCisaar membentuk tebing terjal. Litologi dalamsatuan morfologi ini umumnya terdiri daribatupasir, konglomerat, dan batugamping berumurTersier. Di sekitar desa Kertajaya dan Girimukti,

Page 4: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

40

Gam

bar-2. Peta pengam

bilan sampel sedim

en pasir pantai (PSB

) dan bor tangan (BT

SB)

Page 5: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

41

Gam

bar

3. P

eta

Ene

rgi F

luks

Gel

omba

ng

Page 6: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

42

umumnya tersusun oleh breksi volkanik dan lavaFormasi Jampang yang berumur Tersier.Sedangkan di sekitar Pasir luhur tersusun olehbatuan Formasi Ciletuh yang berumur TersierBawah, yaitu batupasir kwarsa, konglomerat, danbreksi aneka bahan.

Daerah perbukitan bergelombang menempatikurang lebih 25% dari luas daerah penelitian,tersebar di sekitar aliran Sungai Cisolok, SungaiCimandiri, dan di sekitar desa Ciemas, denganketinggian antara 300 m -706 m. Kemiringanlereng berkisar antara 10% dan 60%. Satuanmorfologi ini disusun oleh batuan berumur Tersier,terdiri dari batupasir dan batulempung. Di sekitarkampung Ciemas umumnya tersusun oleh breksivolkanik dan lava (Formasi Jampang), batupasirtufaan dan batupasir gampingan (Formasi Bentang)dan aluvium. Pola aliran sungai umumnyasubparalel (Sungi Cimandiri), dan subdendritik(Sungai Ciemas dan Sungai Ciletuh).

Dataran rendah menempati sekitar TelukCiletuh dan daerah aliran Sungai Cimandiri.Dataran rendah umumnya tersebar pada kawasanpantai, dan di sekitar muara sungai seperti muaraSungai Cimandiri, Sungai Citepus, dan Sungai.Ciletuh. Ketinggian daerah ini antara 0 m - 50 m diatas permukaan laut, dengan kemirigan lerengbesar 2° - 10°. Batuan yang menempati satuanmorfologi ini adalah aluvium yang merupakan hasilerosi batuan dasar seperti batupasir, breksi danlava Formasi Jampang, dan batupasir kwarsa,konglomerat, batulempung dan breksi aneka bahanFormasi Ciletuh. Sungai-sungai yang mengalirpada dataran rendah ini umumnya berpolasubparalel dan subdendritik, hanya pada kawasanmuara S. Ciletuh dijumpai pola dendritik.

Berdasarkan peta karakteristik pantai daerahtelitian terdiri dari: (Gambar 4), • Pantai tipe I dicirikan dengan relief pantai yang

rendah (datar) dengan kemiringan tidak lebihdari 10°, geologi disusun oleh batuan lunakumumnya berupa endapan aluvium.

• Pantai tipe II secara umum dicirikan olehkemiringan paras pantai yang relatif rendahhingga sedang ( antara 10° -15°) denganpelamparan batuan lepas berukuran kerikilhingga bongkah (gravel) dengan bentuk butirrelatif membundar.

• Pantai tipe III, dicirikan dengan kenampakanrelif pantai yang tinggi (di atas 15°) bahkan dibeberapa lokasi mencapai 20°, dimana tebingpantainya sekaligus sebagai singkapan batuanlava andesit..

• Pantai tipe IV, hanya dijumpai di bagian baratdaerah penelitian yaitu di sekitar Tg. Layarhingga muara Sungai Cibareno. Tipe inidicirikan oleh singkapan batuan dasar berupabatupasir, breksi, dan terumbu koral. Proses pantai yang terjadi abrasi ditunjukkan

oleh nilai energi gelombang yang tinggiberselingan dengan proses akrasi bila nilai energigelombang menurun. Proses abrasi terjadi darititik tinjau 2 ke 3, 4 ke 5, 6 ke 8, 10 ke 11, 14 ke 15,dan 16 ke 17, Sedangkan untuk proses akrasiterjadi jika adanya penurunan energi fluks dari titiktinjau yang satu terhadap yang lain, yaitu terjadidari titik tinjau 3 ke 4, 5 ke 6, 8 ke 10, 11 ke 13, 15ke 16, 17 ke 18, dan 20 ke 21. Untuk titik tinjau 2ke 3, 13 ke 15, terjadi kenaikan nilai energi fluksyang sangat kecil sehingga bisa dikatakan relatifstabil yang berarti proses abrasi yang terjadisangat sedikit. (gambar 5).

Pendekatan energi fluks dilakukan untukmengetahui proses pantai (erosi, akrasi atau stabil)yang terjadi, namun hasil ini baru secara teoritis,sehingga perlu dilihat atau dibandingkan denganhasil pemetaan karaktristik pantai dengan kondisisebenarnya di lapangan. Berdasarkanperbandingan tersebut terdapat perbedaan, hal inidisebabkan salah satu faktor resistensi batuannya.

PEMBAHASANPerpindahan sedimen pantai dapat diakibatkan

oleh arus sungai, gelombang, arus pasang surut,dan angin. Sedimen yang berasal dari erosi sungai,tebing pantai dan dasar laut kemungkinan akandiangkut ke lepas pantai oleh rip current. Sedimendari dekat pantai ke pantai diangkut oleh arusgelombang mass transport dan arus sejajar pantai(longshore current ), sedangkan ke arah pesisirdiangkut oleh angin (Komar, 1998)

Berdasarkan Kompilasi Peta karakteristikpantai dan Peta Energi Fluks Perairan TelukPelabuhan Ratu, Sukabumi, maka daerahpenelitian terdiri dari:

Pantai Tipe I (Pantai Berpasir)Pantai tipe ini dicirikan oleh relief rendah

dengan kemiringan kurang dari 10°, Geologi nyadisusun oleh aluvium, berukuran pasir homogenhasil pelapukan dan transportasi Sungai Cimandiriyangdipengaruhi proses marin dimana pasirpantainya membentuk delta sepanjang kuranglebih 1,5 Km. (Foto 1). Sedangkan pada muaraSungai Cihaseum dan Cisawarna membentukgosong pasir. Berdasarkan analisis besar butir,endapan penyusun tipe ini umumnya berupa pasir,

Page 7: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

43

Gam

bar-4 Peta K

arakteristik Pantai P

erairan Teluk P

elabuhan Ratu, Sukabum

i

Page 8: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

44

setempat dijumpai fragmen batuan berukurankerakal sampai bongkah, dan berbatuan.Berdasarkan gabungan energi flux gelombangPantai tipe ini didominasi oleh proses akrasi yangdipengaruhi oleh proses marin

Pantai Tipe II (Pantai berpasir, Berkerikil dan Berbongkah atau gravel)

Pantai tipe ini secara umum dicirikan olehkemiringan paras pantai yang relatif rendah hinggasedang (10° -15°) dengan pelamparan batuan lepasberukuran kerikil hingga bongkah dengan bentuk

butir relatif membundar. Batuan lepas ini hasilrombakan batuan Anggota Ciseureuh yangtersingkap di sekitar pantai desa Kertajaya (Foto2). Batuan lepas nya terlampar pada teluk dimanamakin ke arah utara atau mendekati muara ukuran

butir nya makin besar dengandataran pasir makin sempit.Hasil pengukuran gelombangdi lokasi ini memiliki arah N275°E (relatif baratlaut)dengan periode kedatangan15 detik dan tinggigelombang berkisar 40 cm.Sedimen pantai di dominasioleh sedimen pasir.

Material lain selainAnggota Ciseueuh yaitu hasilrombakan breksi gunungapiyang tersingkap di sekitarmuara sungai Cibodas desaCibelendung (PSB 012) dandi barat muara sungai Ciletuh(PSB 030 dan 031). Pantaitipe ini menempati teluk disisi barat dan timur Tanjung

Karanghaji (PSB 004) di sekitar muara sungaiCibongkok dan sungai Ciastana. Berdasarkangabungan energi flux gelombang pantai tipe inididominasi oleh proses darat dan marin.

Foto1. Kenampakan pantai berpasir (tipe I) di selatan muara Cimandiri

Gambar-5. Kurva Titik Tinjau energy flux Gelombang

Page 9: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

45

Pantai Tipe III (batuan dasar lava andesit)Pantai tipe ini dicirikan oleh kemiringan paras

pantai tinggi (di atas 15°) bahkan di beberapa lokasimencapai 20°, dengan reilef bertebing. Paraspantainya merupakan satuan batuan FormasiJampang yang menempati beberapa tempat dibagian tenggara daerah penelitian. (Foto 3).Formasi Jampang berasal dari lava andesit basal,breksi, dan batupasir.

Tipe pantai ini di beberapa tempat, terutamadi bagian selatan daerah penelitian di jumpaikantong-kantong pasir berukuran halus sampaikasar, sedangkan di pantai Tg. Cisanguh - Tg.

Pamipiran, Cibutun Balekambang,selain pasir dijumpai juga fragmenbaluan beku berkomposisi andesitsampai basalt.

Tipe pantai ini dicirikan olehrelief sedang-tinggi dan bertebingdengan ketinggian mencapai lebihdari 20 meter dari permukaan lautke arah daratan. Berdasarkanenergi flux gelombang pada pantaitipe ini, proses abrasi dan akrasirelatif seimbang (relatif stabil).

Pantai Tipe IV (Pantai berpasir, breksi dan Terumbu Koral)

Pantai tipe ini hanya dijumpaidi bagian barat daerah penelitianyaitu di sekitar Tg. layar - hinggamuara S. Cibareno. Tipe ini

dicirikan oleh singkapan batuan dasar berupabatupasir, breksi, dan terumbu koral. (Foto 4).

Relief rendah terdapat di desa Cibutun,sedangkan relief tinggi terdapat di muara SungaiCibareno hingga Cisolok dan di desa Cikakak.Satuan batuan mencapai 100 meter dari garispantai ke arah daratan. Di muara Sungai Cibareno -Cisolok dijumpai tebing batuan dasar mencapaiketinggian 20 meter. Berdasarkan enegi fluxgelombang tipe pantai ini didominasi oleh prosesabrasi marin.

Dalam penelitian rekayasa pesisir, datagelombang untuk perairan dangkal sangat di

perlukan untukmerencanakan, merancang,membangun danmemelihara proyek-proyekpesisir. Data gelombang inidigunakan untukmenghitung perencanaanpesisir dan parameterdesain dan mendukungbanjir pesisir, perlindunganpantai dan proyek navigasi(US Army, 1975).

KESIMPULAN• Pantai tipe I dicirikan

oleh relief yang rendahberupa datan rendah,dengan kemiringanparas pantai kurang dari10°, dan disusun olehbatuan resistensirendah berupa pantai

Foto 2. Pantai berpasir, berkerikil dan berbongkah (Pantai tipeII)(PSB 017)

Foto 3. Pantai berpasir dan lava andesit (Pantai tipe III) (PSN-22)

Page 10: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

46

berpasir. Pantai tipe ini didominasi oleh prosesakrasi darat.

• Pantai tipe II secara umum dicirikan oleh reliefsedang, berupa perbukitn bergelombang,dengan kemiringan paras pantai yang relatifrendah hingga sedang (tidak lebih dari 10° -15°), sedimen pantai berpasir dan adanyapelamparan batuan lepas berukuran kerikilhingga bongkah dengan bentuk butir relatifmembundar dan bersifat lepas hasil rombakandari formasi penyusun tubuh pantai,didominasi oleh proses akrasi yang dominandibandingkan proses abrasi.

• Pantai tipe III dicirikan oleh relief yang sedang– terjal, kemiringan paras pantai tinggi (di atas15°) yang di beberapa lokasi mencapai 20°,sedimen pantai berpasir dimana tebingpantainya sekaligus sebagai singkapan batuanlava andesit. Proses abrasi dan akrasi padadaerah ini relatif seimbang, (stabil).

• Tipe pantai IV dicinkan oleh relief yang terjal,paras pantai satuan batuan berupa sedimenpantai berpasir, breksi, dan terumbu koral,dengan proses dominan marin (abrasi)

UCAPAN TERIMA KASIH.Penulis mengucapkan banyak terima kasih

kepada, Bapak Kapus PPPGL, dan rekan-rekan timdi lapangan, atas kerjasamanya selama di lapangansampai selesainya tulisan ini.

DAFTAR ACUANAsparini, M. 2000, Studi abrasi

dan akrasi berdasarkanEnergi Flux Gelombang diSepanjang PantaiBengkulu, ITB, Bandung.

Dolan, R., Hayden, B.P., andVincent, M.K., 1975,Classification of CoastalLand form of the America,Zeithschr Geomorfology,Encyclopedia of Beachesand Coastal Environment.

Folk, R.L., 1980, Petrology ofSedimentary Rocks,Hamphill PublishingCompany Austin, Texas,170 – 174 .

Friedman, G.M., Sanders, 1978,Principles of sedimentology,John Wiley & Son.

Faturochman, A., dan Setiady, D. 2006, DampakStabilitas lereng terhadap pencemaran diPerairan Pelabuhan Ratu, Sukabumi JurnalGeologi Kelautan, Vol. 4, No. 2

Ijima, T and F.L.W. Tang, 1967, NumericalCalculation of Wind Wave in Shallow WaterPOC. 10 th. Con. Coastal. England.

Ilahude abdul Gani, 2003, Kamus oceanographyInggris – Indonesia, Jakarta, 2013

Koesoemadinata, 1980, Prinsip-prinsip Akrasi,Jurusan Geologi, ITB, Bandung

Komar, D. P. 1998, Beach Processes andSedimentation, second edition, Oregon StateUniversity.p. 33 -71.

Lembaga Meteoroogi dan Geofisika, 1994,Prakiraan Musim Hujan 1994/1995 diIndonesia, Jakarta

Rosana Mega F. 2006, Geologi Kawasan CiletuhSukabumi, Karakteristik, keunikan danImplikasinya, pada Lokakarya PenelitianUnggulan dan Pengembangan ProgramPascasarjana FMIPA UNPAD 3 April 2006

Setiady, D. Sarmili, Aryanto, Budiono, Catur Widi,2005, Potensi Mineral Lepas Pantai, PerairanKabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Laporanhasil penelitian, intern Puslitbang GeologiKelautan tidak di terbitkan.

Sukamto, Rab.1975. Peta Geologi Lembar Jampangdan Balekambang, Jawa. Bandung: Pusat

Foto 4. Pantai berpasir, breksi dan Terumbu Karang

Page 11: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTAN Volume 13, No. 1, April 2015

47

Penelitian dan Pengembangan Geologi.Bandung.

Susilohadi., 1985, Perangkat lunak programnomenklatur sedimen dan moment, PusatPenelitian dan Pengembangan GeologiKelautan. (laporan intern PPPGL).

US Army, 1975, Shore protection manual vol 1coastal engineering research, Center.

Page 12: PROSES AKRASI DAN ABRASI BERDASARKAN PEMETAAN

JURNAL GEOLOGI KELAUTANVolume 13, No. 1, April 2015

48