40
HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2 KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA PROPOSAL Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsi dalam rangka penyelesaian studi Program S1 PGSD Oleh MUH. SHIRLI GUMILANG 0804719 Kepada Tim Pembimbing Penulisan Skripsi Program Studi S1 PGSD PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Proposal Skripsi

Citation preview

Page 1: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

PROPOSAL

Untuk persyaratan penelitian dan penulisan skripsidalam rangka penyelesaian studi Program S1 PGSD

Oleh

MUH. SHIRLI GUMILANG0804719

Kepada

Tim Pembimbing Penulisan SkripsiProgram Studi S1 PGSD

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA

KAMPUS TASIKMALAYA

2012

Page 2: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Halaman Pengesahan Proposal Skripsi

MUH. SHIRLI GUMILANGNIM 0804719

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

DISETUJUI DAN DISAHKAN OLEHPEMBIMBING :

Pembimbing I,

Drs. H. Sadjaruddin Nurdin, M.Pd.NIP 19510503 197603 1 003

Pembimbing II,

Dra. Hj. Momoh Halimah, M.Pd.NIP 19530706 197403 2 001

MengetahuiKetua Program Studi PGSDUPI Kampus Tasikmalaya,

Drs. Rustono W.S., M.Pd.NIP 19520628 198103 1 001

Page 3: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................. i

DAFTAR ISI....................................................................................................... ii

A. JUDUL.......................................................................................................... 1

B. LATAR BELAKANG MASALAH.............................................................. 1

C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH.................................... 3

D. TUJUAN PENELITIAN............................................................................... 4

E. MANFAAT PENELITIAN........................................................................... 4

F. LANDASAN TEORI.................................................................................... 5

G. KERANGKA BERFIKIR............................................................................. 10

H. ANGGAPAN DASAR.................................................................................. 10

I. HIPOTESIS TINDAKAN............................................................................. 11

J. METODE PENELITIAN.............................................................................. 11

K. DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 20

iii

Page 4: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

1

A. JUDUL

HUBUNGAN ANTARA APERSEPSI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA

PADA PEMBELAJARAN IPS DI KELAS V SD NEGERI PERUMNAS 2

KECAMATAN CIPEDES KOTA TASIKMALAYA

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Pembelajaran tidak dapat dipisahkan antara pengetahuan awal siswa dengan

materi ajar atau bahan pelajaran yang akan diberikan. Untuk memulai pelajaran

baru sebagai batu loncatan, maka guru seharusnya berusaha menghubungkan

terlebih dahulu bahan pelajaran yang akan diberikan dengan bahan pelajaran yang

telah dikuasai oleh siswa berupa pengetahuan awal yang telah diketahui dari

pelajaran yang sebelumnya atau dari pengalaman siswa. Usaha guru untuk

menghubungkan bahan pelajaran baru dengan pengetahuan awal siswa, itulah

yang dimaksud dengan apersepsi. Tujuan dari apersepsi adalah untuk membentuk

pemahaman siswa sebagaimana menurut pendapat Nurhasnawati (Zahra, 2011)

yang menjelaskan bahwa:

Apersepsi bertujuan untuk membentuk pemahaman. Seperti yang dikutip di dalam bukunya yang berjudul Strategi Pengajaran Mikro yakni, jika guru akan mengajarkan materi pelajaran yang baru, maka terlebih dahulu perlu dihubungkan dengan hal-hal yang telah dikuasai siswa atau mengaitkannya dengan pengalaman siswa serta sesuai dengan kebutuhan untuk mempermudah pemahaman dalam menerima bahan pelajaran yang baru.

Keberhasilan pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran yang

telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran yang

dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

Page 5: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

2

menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Belajar merupakan proses perubahan tingkah laku yang relatif tetep, proses

perubahan ini tidak terjadi sekaligus tetapi terjadi secara bertahap tergantung pada

faktor intern dan faktor ekstern siswa. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Suryabrata (Anggraeni, 2010:22) menjelaskan bahwa:

Terdapat dua faktor yang berpengaruh terhadap hasil belajar seseorang yakni pertama, faktor eksternal yaitu faktor luar individu yang dibagi menjadi dua antara lain: (1) faktor sosial meliputi manusia lain baik hadir secara langsung atau tidak langsung, (2) faktor non sosial yang meliputi keadaan udara, suhu udara, cuaca, waktu, tempat belajar, dan lain-lain; kedua, faktor internal yaitu faktor dari dalam diri individu yang dibagi menjadi dua: (1) faktor fisiologis meliputi keadaan jasmani dan keadaan fungsi-fungsi fisiologis, (2) faktor psikologis yang meliputi minat, kecerdasan, dan persepsi.

Berdasarkan observasi yang dilaksanakan di SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya bahwa apersepsi yang dilakukan guru pada

tahap awal pembelajaran pada umumnya dianggap hal yang kecil, dan

kecenderungan tidak dilaksanakan. Hal ini menjadi sangat fatal, dan akibatnya

ketika siswa dihadapkan pada permasalahan inti dalam pembelajaran.

Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

apersepsi, yang akhirnya tujuan dari pembelajaran itu tidak tercapai.

Sehubungan dengan pernyataan tersebut, peneliti termotivasi untuk

melaksanakan penelitian dan berharap penelitian ini dapat menambah khazanah

ilmu pengetahuan dalam bidang pendidikan. Adapun judul dari penelitian ini yaitu

hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajran IPS di

kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Page 6: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

3

C. IDENTIFIKASI DAN PERUMUSAN MASALAH

1. Idetifikasi Masalah

Berdasarkan pada latar belakang masalah, maka peneliti dapat

mengidentifikasi permasalahan, diantaranya:

a. Berdasarkan tuntutan keprofesionalan, guru harus memiliki delapan

keterampilan mengajar salah satunya adalah membuka dan menutup

pelajaran. Berkaitan dengan keterampilan membuka pelajaran, guru harus

memiliki kompetensi dalam memberikan apersepsi.

b. Keterampilan guru dalam membuka pelajaran kurang memperhatikan

apersepsi pembelajaran dan motivasi belajar siswa.

c. Sarana dan prasarana sekolah yang memadai tidak teroptimalkan dalam

menunjang aktivitas pembelajaran.

d. Interaksi pada pembelajaran IPS hanya bersifat satu arah. Kecenderungan

guru tidak memfasilitasi siswa untuk menjadi subjek belajar, dengan kata

lain guru tidak menciptakan kondisi belajar yang kondusif.

2. Rumusan Masalah

Rumusan masalah dala penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagaimana pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

b. Bagaimana hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya?

c. Bagaimana hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya?

Page 7: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

4

D. TUJUAN PENELITIAN

Berdasarkan identifikasi dan rumusan masalah yang ada, maka tujuan dari

penelitian ini adalah :

1. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang pelaksanaan apersepsi

pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya.

2. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan

Cipedes Kota Tasikmalaya.

3. Mengidentifikasi secara objektif dan faktual tentang hubungan antara

apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di Kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

E. MANFAAT PENELITIAN

1. Manfaat Teoritis

Melalui kegiatan penelitian ini dapat menambah dan mengembangkan ilmu

pengetahuan dan memperkaya hasil penelitian yang telah ada serta memberi

gambaran mengenai hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di SD.

2. Manfaat Praktis

a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi dan

sebagai bahan masukan yang positif, sehingga pendidik dapat

mengarahkan dan mengembangkan kegiatan apersepsi pembelajaran.

Page 8: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

5

b. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi sumber informasi untuk

menambah wawasan tentang apersepsi pada pembelajaran IPS di Kelas V.

3. Manfaat Kelembagaan

Secara kelembagaan adalah memberikan sumbangan ilmiah agar sekolah

selalu memberikan kesempatan kepada guru dan siswa untuk kreatif sehingga

dapat meningkatkan kualitas pembelajaran IPS.

F. LANDASAN TEORI

1. Apersepsi Pembelajaran

Keberhasilan proses pembelajaran dan ketercapaian tujuan akhir pembelajaran

yang telah ditetapkan akan sangat dipengaruhi oleh kegiatan awal pembelajaran

yang dilakukan guru. Fungsi dari kegiatan awal pembelajaran adalah untuk

menciptakan awal pembelajaran yang efektif sehingga siswa siap secara penuh

untuk mengikuti kegiatan inti pembelajaran.

Kegiatan awal pembelajaran adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk menyiapkan siswa yang langsung berkaitan dengan materi yang akan dibahas. Selain itu kegiatan awal dilaksanakan untuk membangkitkan motivasi dan perhatian siswa dalam mengikuti pembelajaran, menjelaskan kegiatan yang akan dilalui siswa, dan menunjukkan hubungan antara pengalaman anak dengan materi yang akan dipelajari. (Isman, 2007)

Salah satu cara untuk menarik perhatian siswa terhadap materi yang akan

dibahas adalah dengan membuat kaitan atau melaksanakan apersepsi. Siswa akan

tertarik dengan materi yang akan dipelajari apabila mereka melihat kaitan atau

hubungan dengan pengalaman mereka sebelumnya atau sesuai dengan minat dan

kebutuhan mereka. Ajukan pertanyaan tentang bahan pelajaran yang mempunyai

kaitan dan sudah dipelajari sebelumnya.

Page 9: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

6

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksud apersepsi adalah

pengamatan secara sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya

(dirinya) sendiri yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima

ide-ide baru.

Apersepsi pembelajaran yang dilakukan guru dapat mempermudah siswa

dalam memehami bahan pelajaran, sesuai dengan pendapat (Sajidin, 2007) bahwa:

Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru. Disaat kita akan mengajar sebuah konsep apa saja pada siswa, guru sebaiknya memahami bahwa setiap siswa memiliki pengalaman, sikap dan kebiasaan yang berbeda, agar dapat menggali dan menghubungkan pengalaman, sikap dan kebiasaan siswa terhadap konsep yang akan kita ajarkan perlu kiranya kita kaitkan dengan apersepsi.

Guru sebelum melakukan apersepsi pembelajaran terlebih dahulu harus

mengetahui empat pilar pembentuk apersepsi pembelajaran.

1) Pilar pertama adalah menciptakan alfa zone, yaitu setelah bertatap muka dengan siswa, mulailah menuju kondisi awal yang menyenangkan. Kesiapan paling untuk memasukkan fakta dan informasi. Dalam keadaan ini, pergerakan dendrite otak sudah harmonis. Menciptakan alfa zone didapat melalui kegiatan games, cerita lucu, tebak-tebakan, musik, brain gym, dan serangkaian ice breaking lainnya yang tak harus ada hubungannya dengan materi yang akan diajarkan. Tak perlu semua ada. Salah satu saja. Mengingat pentingnya pengkondisian alfa zone yang diibaratkan seperti peluru, buatlah katalog ice breaking. Targetnya adalah siswa bisa tertarik.

2) Pilar ke-dua warmer, yaitu menghangatkan ingatan yang sudah lalu. Jika pertemuan itu bukan yang pertama, warmer dimaksukan sebagai pembentuk pengetahuan konstruktivisme, yakni membangun makna baru berdasar pengetahuan yang sudah dimiliki siswa.

3) Pilar ke-tiga pre-teach, yaitu hai ini yang sering dilupakan oleh Guru. Tidak heran kalau kondisi kelas kusut masai dan siswa tak terkondisi. Pre-teach ini memberi informasi secara manual, bagaimana aturan diberlakukan.

4) Pilar ke-empat adalah scene setting, kondisi inilah yang paling dekat dengan strategi. Sering pula disebut sebagai hook atau pengait menuju mata pelajaran inti. (Astuti, 2005)

Page 10: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

7

2. Hasil Belajar

Hasil dapat diartikan sebagai sasuatu yang telah didapatkan dalam suatu karya

atau usaha yang telah dilakukan. Hasil belajar juga merupakan penguasaan

pengetahuan dan keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran yang

lazimnya ditunjukkan dengan tes angka nilai yang diberikan olehguru.

Menurut Hamalik (2002:155) “hasil belajar tampak sebagai terjadinya

perubahan tingkah laku pada diri siswa, yang dapat diamati dan diukur perubahan

pengetahuan, sikap, dan keterampilan.” Perubahan diartikan terjadinya

peningkatan dan pengembangan lebih baik dibandingkan dengan sebelumnya,

misalnya dari tidak tahu menjadi tahu, sikap tidak sopan menjadi sopan.

Menurut Dimyati dan Mudjiono (2006:4-5) menjelaskan bahwa “dampak

pembelajaran adalah hasil yang dapat diukur seperti tertuang dalam raport, angka

dalam ijazah atau kemampuan meloncat setelah latihan.” Hasil belajar adalah

kemampuan yang diperoleh anak dari suatu interaksi dalam pembelajaran.

Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas yakni untuk

bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dikuasai oleh siswa, misalnya

ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes lisan yang dilakukan selama

pelajaran berlangsung, dan tes akhir semester. Hasil belajar merupakan

pencapaian bentuk perubahan perilaku yang cenderung menetap dari ranah

kognitif, afektif, dan psikomotorik dari proses belajar.

Dari uraian tersebut, disimpulkan bahwa hasil belajar dapat diartrikan dengan

penguasaan pengetahuan (kognitif), sikap (afektif) dan keterampilan (psikomotor)

oleh seorang siswa yang dikembangkan melalui mata pelajaran dan indikatornya

Page 11: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

8

ditunjukkan dengan perolehan nilai tes yang diberikan oleh guru. Nilai tes ini

diperoleh siswa setelah mereka melaksanakan evaluasi pembelajaran.

Masing-masing tingkatan dalam setiap ranah atau domain menuntut

kemampuan atau kecakapan yang berbeda-beda dari setiap siswa untuk

memberikan respon terhadapnya. Semakin tinggi tingkatan yang dituntut semakin

tinggi pula tingkat kekomplekan jawaban atau respon yang dikehendaki.

Dari uraian-uraian di atas jelas bahwa suatu pembelajaran pada akhirnya akan

menghasilkan kemampuan siswa yang mencakup pengetahuan, sikap dan

keterampilan. Dalam arti bahwa perubahan kemampuan merupakan indikator

untuk mengetahui hasil belajar siswa. Dan dari beberapa pendapat di atas maka

dapat dikatakan bahwa hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah

ia menerima suatu pengetahuan yang berupa angka (nilai). Jadi aktivitas siswa

mempunyai peranan yang sangat penting dalam pembelajaran, tanpa adanya

aktivitas siswa maka pembelajaran tidak akan berjalan dengan baik, akibatnya

hasil belajar yang dikuasai siswa rendah.

3. Hakikat Pembelajaran IPS

Dalam Kurikulum SD Tahun 2006 dijelaskan bahwa IPS merupakan salah satu

mata pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai

SMP/MTs/SMPLB. IPS mengkaji seperangkat peristiwa, fakta, konsep, dan

generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial. Pada jenjang SD/MI mata pelajaran

IPS memuat materi Geografi, Sejarah, Sosiologi, dan Ekonomi. Melalui mata

pelajaran IPS, siswa diarahkan untuk dapat menjadi warga negara Indonesia yang

demokratis, dan bertanggung jawab, serta warga dunia yang cinta damai.

Page 12: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

9

IPS ialah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Bahan ajarnya dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, sosiologi, antropologi, dan tata negara.’ Nasution (Isjoni, 2007:21).

Bahan ajar yang digunakan untuk sekolah dasar ada dua macam yaitu

pengetahuan sosial dan sejarah. Hal tersebut sesuai dengan GBPP Tahun 1999,

menjelaskan bahwa IPS yang diajarkan di sekolah dasar terdiri dari dua bahan

kajian pokok, yaitu pengetahuan sosial dan sejarah. Bahan kajian pengetahuan

sosial mencakup antropologi, sosiologi, geografi, ekonomi, dan tata negara. Bahan

kajian sejarah meliputi perkembangan masyarakat Indonesia.

Sedangkan menurut Hasan (Isjoni, 2007:22) bahwa ‘pendidikan IPS dapat

diartikan sebagai pendidikan memperkenalkan konsep, generalisasi; teori, cara

berfikir, dan cara bekerja berbagai disiplin ilmu-ilmu sosial.’ Pendidikan IPS

merupakan perwujudan dari suatu pendekatan interdisipliner dari ilmu sosial,

pendidikan IPS merupakan integrasi dari berbagai cabang ilmu sosial seperti

sosiologi, ekonomi, sejarah, dan sebagainya yang disajikan secara psikologis.

Berdasarkan Kurikulum SD Tahun 2004 menjelaskan bahwa “pengetahuan

sosial merupakan mata pelajaran yang mengkaji seperangkat peristiwa, fakta,

konsep, dan generalisasi yang berkaitan dengan isu sosial dan kewarganegaraan.”

IPS bukan disiplin ilmu tersendiri, melainkan merupakan kajian dari beberapa

konsep ilmu sosial itu diharapkan siswa dapat mengetahui masalah yang dialami

dalam kehidupan sehari-hari, misalnya saja masalah kenakalan remaja dapat dikaji

dari berbagai ilmu sosial yaitu ekonomi, sosiologi, psikologi sosial dan lain-lain.

Page 13: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

Keterangan: = Garis hubungan

XApersepsi

YHasil Belajar

10

G. KERANGKA BERFIKIR

Dalam penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel

bebas (Independent Variable) yang dilambangkan dengan X dan hasil belajar

siswa sebagai variabel terikat (Dependent Variable) yang dilambangkan dengan Y.

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada gambar berikut:

H. ANGGAPAN DASAR

Menurut Arikunto (2006:65) “anggapan dasar merupakan titik tolak yang

kebenarannya diterima oleh penyelidik”. Adapun yang menjadi anggapan dasar

pada penelitian mengenai hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa di

Kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya, adalah:

Tahap awal pembelajaran adalah waktu yang paling penting, karena sangat

menentukan keseluruhan proses pembelajaran. Peranan guru pada awal

pembalajaran adalah untuk menciptakan kondisi yang menyenangkan dan

kondusif. Untuk menciptakan kondisi tersebut guru dapat melakukannya dengan

cara membangun apersepsi. Artinya, guru mencoba mengaitkan apa yang telah

diketahui atau di alami dengan apa yang akan dipelajari, sehingga siswa lebih

termotivasi untuk mengikuti pembelajaran.

Page 14: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

11

Apersepsi yang dilakukan pada tahap awal pembelajaran pada umumnya

dianggap hal yang kecil, terkadang terlupakan. Namun demikian berdasarkan

fakta dilapangan banyak dijumpai menjadi sangat fatal akibatnya tatkala siswa

dihadapkan pada permasalahan inti dalam kegiatan belajar mengajar.

Ketidakbisaan siswa dalam menyelesaikan masalah atau dalam proses

menemukan konsep ternyata sangat dipengaruhi oleh ketidakmatangan sewaktu

apersepsi, yang akhirnya tujuan akhir dari pembelajaran itu tidak tercapai.

I. HIPOTESIS PENELITIAN

Nasution (dalam Ety Rochaety dkk, 2000:31) menyatakan bahwa hipotesis

adalah jawaban sementara terhadap masalah penelitian yang kebenaranya harus

diuji secara empiris. Adapun hipotesis pada penelitian ini adalah ada hubungan

antara apersepsi dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

J. METODE PENELITIAN

1. Desain Penelitian

Menurut Abdurahman, dkk. (2011:13) bahwa “penelitian dapat diartikan

sebagai upaya atau kegiatan yang bertujuan untuk mencari jawaban yang sebenar-

benarnya.” Sedangkan desain penelitian adalah prosedur atau langkah-langkah

yang harus dilaksanakan oleh peneliti dalam memperoleh dan menganalisa data.

Menurut Sandjaja dan Heriyanto (2006:105) menjelaskan bahwa “desain

penelitian atau rancangan penelitian pada dasarnya adalah strategi untuk

memperoleh data yang dipergunakan untuk menguji hipotesis.” Pemilihan desain

Page 15: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

12

penelitian yang tepat sangat diperlukan untuk menjamin pembuktian hipotesis

secara tepat pula.

Metode penelitian adalah teknik yang digunakan dalam melaksanakan

penelitian. Berdasarkan tingkat permasalahan, menurut Riduwan (2006:164) jenis

penelitian kuantitatif terbagi menjadi tiga, yaitu:

1. Permasalahan yang bersifat deskriptif, yaitu permasalahan yang tidak membandingkan dan menghubungkan dengan variabel lain, hanya menggambarkan satu variabel saja.

2. Permasalahan komparatif, yaitu permasalahan yang menggambarkan perbedaan karakteristik dari dua variabel atau lebih.

3. Permasalahan assosiatif, yaitu permasalahan yang menghubungkan atau pengaruh antara dua variabel atau lebih.

Penelitian yang akan digunakan adalah penelitian kuantitatif. Hasil yang

didapatkan dari penelitian akan disajikan dalam bentuk statistik atau angka.

Adapun jenis penelitian yang digunakan dalam melaksanakan penelitian yaitu

dengan menggunakan penelitian yang bersifat assosiatif atau korelasional.

Penelitian ini menjelaskan bahwa hal yang diteliti bersifat assosiatif yaitu meneliti

ada tidaknya hubungan dua variabel antara kegiatan apersepsi yang dilakukan

guru dengan hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di SD.

2. Variabel dan Definisi Operasional Variabel

Variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang, objek

atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk

dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannyaa (Sugiyono, 2009:61). Dalam

penelitian ini terdiri dari dua variabel, yaitu apersepsi sebagai variabel bebas

(Independent Variable) dan hasil belajar siswa sebagai variabel terikat (Dependent

Variable)

Page 16: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

13

Untuk menghindari terjadi perbedaan dalam menginterpretasikan variabel

yang diteliti maka variabel yang dikemukakan di atas dijelaskan sebagai berikut :

a. Apersepsi pembelajaran adalah menghubungan pelajaran lama dengan

pelajaran baru, sebagai batu loncatan sejauh mana siswa mengusai

pelajaran lama sehingga dengan mudah menyerap pelajaran baru.

b. Hasil belajar adalah kemampuan, kecakapan yang di peroleh siswa setelah

melakukan serangkaian proses pembelajaran yang diukur dengan angka

dandiukur dengan menggunakan tes hasil belajar.

c. Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) ialah suatu program pendidikanyang

merupakan suatu keseluruhan yang pada pokoknya mempersoalkan

manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosialnya. Bahan

ajarnya diambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah,

ekonomi, sosiologi, antropologi dan tata negara.

3. Lokasi Penelitian, Populasi dan Sampel Penelitian

Pada penelitian yang berjudul Hubungan Antara Apersepsi dengan Hasil

Belajar Siswa pada Pembelajaran IPS di Kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ini, peneliti mengambil lokasi penelitian di

SD Negeri Perumnas 2 yang beralamat di Jalan Raya Nusa Indah Perum Cisalak

Kota Tasikmalaya

Dalam penelitian ini menggunakan teknik sampling nonprobability sampling,

Menurut Sugiyono (2007:124) teknik sampling noprobability yaitu teknik

pengambilan sampel yang tidak memberi peluang atau kesemapatan sama bagi

setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.

Page 17: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

14

Adapun pengambilan sampling yang digunakan peneliti adalah sampling

jenuh karena semua populasi digunakan sebagai sampel yaitu siswa kelas V SD

Negeri Perumnas 2 yang berjumlah 52.

4. Instrumen Penelitian

Menurut Sugiyono (2009:148) bahwa pada prinsipnya “meneliti adalah

melakukan pengukuran, maka harus ada alat ukur yang baik.” Alat ukur dalam

penelitian biasanya dinamakan instrumen penelitian. Jadi instrumen penelitian

adalah suatu alat yang digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang

diamati. Secara spesifik semua fenomena ini disebut variabel penelitian. Untuk

memperoleh data-data yang diperlukan dalam penelitian ini digunakan beberapa

instrumen penelitian, yaitu sebagai berikut:

Tabel Jenis Data dan Instrumen Penelitian

No Jenis Data Instrumen1. Data apersepsi pembelajaran Observasi2. Data hasil belajar siswa Tes tertulis

Untuk mengetahui apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2, digunakan instrumen penelitian berupa observasi secara langsung

terhadap pelaksanaan pembelajaran. Menurut Riduwan (2010:76) “observasi yaitu

pengamatan secara langsung ke objek penelitian untuk melihat lebih dekat

kegiatan yang dilakukan.” Sedangkan untuk mengetahui hasil belajar siswa pada

pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 menggunakan instrumen

berupa tes tertulis berisi pertanyaan objektif tipe pilihan ganda sebanyak 40 Soal.

Page 18: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

15

5. Teknik Pengumpulan Data

Langkah pengumpulan data sangat penting dilakukan untuk menjawab dan

memecahkan masalah penelitian.Teknik yang digunakan untuk memperoleh data

yang sesuai dengan tujuan dan pokok masalah dalam penelitian ini adalah melalui

alat pengumpul data berupa tes tertulis dengan instrumen berupa soal tes objektif

tipe pilihan ganda, dan observasi untuk mengetahui pelaksanaan apersepsi.

a Tes Tertulis

Tes digunakan untuk mengukur tingkat penguasaan konsep siswa pada ranah

kognitif. Aspek kognitif yang diukur dibatasi hanya pada aspek hapalan

(knowledge), pemahaman (comprehension), aplikasi (application) dan terdiri dari

berbagai soal yang memiliki tingkat kesukaran yang berbeda-beda serta

disesuaikan dengan indikator soal. Materi yang diujikan mencakup standar

kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan kurikulum yang digunakan.

b Lembar observasi

Dalam penelitian ini observasi digunakan untuk mengambil data tentang

pelaksanaan apersepsi pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2.

Observasi tidak hanya sekedar melihat saja melainkan juga perlu keaktifan untuk

menghayati, mencermati, memaknai, dan akhirnya mencatat setiap kejadian atau

peristiwa pada saat melaksanakan penelitian. Hal tersebut sesuai dengan pendapat

Notoatmodjo (Sandjaja dan Heriyanto, 2006) bahwa ‘observasi sebagai perbuatan

jiwa secara aktif dan penuh perhatian untuk manyadari adanya rangsangan.’

Pada observasi sistematis, format yang digunakan adalah rating scale sebagai

alat bantu observasi. Format yang dimaksud mengandung topik yang diamati

Page 19: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

16

berikut skala nilainya. Pengamat atau observer hanya memberikan tanda check list

(√) pada kolom yang sesuai dengan panduan observasi.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses menyusun, mengkategorikan fakta, mencari pola

atau tema dengan maksud untuk memahami maknanya. Setelah data terkumpul

dari hasil pengumpulan data penelitian, maka pada proses selanjutnya adalah

menganalisis data penelitian tersebut. Secara garis besar, proses analisis data

meliputi langkah-langkah antara lain: memberikan skor terhadap item-item

pernyataan dan memberikan kode baik untuk setiap variabel, serta mentabulasikan

setiap data yang berhasil dikumpulkan ke dalam tabel.

a Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif dimaksudkan untuk mengetahui gambaran umum masing-

masing variabel. Kegiatan yang dilakukan pada proses analisis deskriptif ini

adalah mengolah data dari setiap variabel dengan bantuan komputer program

Microsoft Excel 2010 dan SPSS 16.0. Untuk interval kategori yang digunakan

pada proses pengolahan data menggunakan Microsoft Excel 2007 adalah interval

kategori dengan ketentuan sebagai berikut:

TabelInterval Kategori

NoInterval Kategori

1. X ≥ X ideal + 1,5 Sideal Sangat Tinggi

2. X ideal + 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 1,5 Sideal Tinggi

3. X ideal - 0,5 Sideal ≤ X < X ideal + 0,5 Sideal Sedang

4. X ideal - 1,5 Sideal ≤ X < X ideal - 0,5 Sideal Rendah

5. X < X ideal - 1,5 Sideal Sangat Rendah

Page 20: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

17

b Uji Inferensial

1).Uji Normalitas Data

Uji normalitas ini digunakan untuk menguji apakah data yang diperoleh

peneliti berdistribusi normal atau tidak. Jika data tersebut berdistribusi normal,

maka data yang akan dianalisis menggunakan statistik parametrik. Dan jika data

yang diperoleh tidak berdistribusi normal, maka menggunakan statistik non

parametrik. Uji normalitas data dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu

dengan menggunakan uji kertas peluang normal, uji lilliefors, dan uji chi kuadrat.

Adapun pada uji normalitas data yang peneliti gunakan adalah uji lilliefors

(Kolmogorov-smirnov) dengan cara penghitungan melalui program komputer

SPSS 16.0. Jika hasil perhitungan lebih besar (p-value) > α = 0,05 berarti

berdistribusi normal.

2).Uji Linieritas

Uji linieritas bertujuan untuk mengetahui dua variabel mempunyai hubungan

yang linear atau tidak secara signifikan. Uji linieritas biasanya digunakan sebagai

prasyarat dalam analisi korelasi atau regresi linear. Pengujian pada SPSS 16

dengan menggunakan Test For Linearrity. Adapun ketentuan uji Linieritas bahwa

jika signifikan < 0,05 maka hubungannya linear dan jika signifikan > 0,05 maka

hubunganya tidak linear.

c Uji Hipotesis

1).Uji Korelasi

Setelah dilakukan uji normalitas data dan uji homoginitas data dan uji

linieritas, langkah selanjutnya adalah uji korelasi. Pada penelitian ini, uji korelasi

Page 21: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

18

digunakan untuk menguji hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar siswa

pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes

Kota Tasikmalaya.

Untuk analisis korelasi dilakukan dengan menggunakan komputer program

SPSS 16.0 dengan ketentuan: “jika signifikan < 0,05 maka H 0 ditolak dan Ha

diterima. Jika signifikan > 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak” (Hartono,

2008:58). Sedangkan untuk mengetahui kuat tidaknya korelasi, maka nilai

koefisien korelasi dikonsultasikan dengan tabel interpretasi koefisien korelasi,

sebagai berikut:

TabelInterprestasi Koefisien Korelasi Nilai r

Interval Koefisien Tingkat Hubungan

0,80 - 1,000 Sangat tinggi

0,60 – 0,799 Tinggi

0,40 – 0,599 Cukup

0,20 – 0,399 Rendah

0,00 – 0,199 Sangat rendah

2).Uji Koefisien Determinasi

Uji koefisien determinasi digunakan untuk melihat seberapa besar varians

variabel terikat dipengaruhi oleh varians variabel bebas, atau dengan kata lain

seberapa besar variabel bebas mempengaruhi variabel terikat. Rumusnya adalah:

KP=r2 ×100 %

Keterangan:

KP = Nilai koefisien determinasi.

r = Nilai koefisien korelasi. Sumber: Riduwan, 2010: 139

Page 22: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

19

Hipotesis statistik pada penelitian tentang hubungan antara apersepsi dengan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya ditetapkan kaidah pengambilan

keputusannya sebagai berikut:

Hipotesis nol (H0) : Tidak ada hubungan antara apersepsi dengan hasil

belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD

Negeri Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota

Tasikmalaya.

Hipotesis alternatif (Ha) : Ada hubungan antara apersepsi dengan hasil belajar

siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri

Perumnas 2 Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

H0 : µ1 = µ2

Ha : µ1 ≠ µ2

Keterangan:

µ1 adalah hasil belajar siswa dalam kelas eksperimen,

µ2 adalah hasil belajar siswa dalam kelas kontrol,

jika µ1 = µ2 , maka H0 diterima,

jika µ1 ≠ µ2, maka H0 ditolak dan Ha diterima.

Setelah mengetahui ada tidaknya perbedaan dari kedua kelas tersebut, maka

dapat disimpulkan mengenai ada atau tidaknya hubungan antara apersepsi dengan

hasil belajar siswa pada pembelajaran IPS di kelas V SD Negeri Perumnas 2

Kecamatan Cipedes Kota Tasikmalaya.

Page 23: PROPOSAL SKIPSI_Shirli_2012_Hubungan Antara Apersepsi Dengan Hasil Belajar Siswa Pada Pembelajaran IPS Di Kelas V

20

K. DAFTAR PUSTAKA

Isjoni. (2007). Integrated Learning Pendekatan Pembelajaran IPS di Pendidikan

Dasar. Bandung: Falah Production.

KBBI (Kamus Besar Najasa Indonesia) tahun 2005 (hal 250)

Syaripudin, Tatang. Kurniasih. (2009). Pedagogik Teoritis Sistematis. Bandung :

Percikan Ilmu.

Sandjadja. Herianto, Albertus (2006). Panduan Penelitian. Jakarta: Prestasi

Pustaka

Sujadi Bintana, Eko. (2011). Apersepsi, Motivasi, Need Assesment, 3 Langkah

Guru Dalam Mengajar Dan Analisa Strategi Pembelajaran Yang

Menyenangkan. [Online]. Tersedia:

http://bk-uinsuska.blogspot.com/apersepsi-motivasi-need-assesment-3.html.

(12 Januari 2012).

Ahmad Sajidin. (2011). Analisis tentang Membangun Pengetahuan Awal atau

Apersepsi Siswa dalam Kegiatan Pembelajaran. [Online]. Tersedia:

http://ahmadsajidin84.blogspot.com/analisis-tentang-membangun-

pengetahuan.html. (12 Januari 2012).

Mukhtar & Iskandar. (2011). Desain Pembelajaran Berbasis Teknologi Informasi

dan Komunikasi (Sebuah Orientasi Baru). Jakarta: Gaung Persada.

Hamalik, Oemar. (2002). Psikologi Belajar dan Mengajar.Bandung : Sinar Baru

Algesindo