25
PROPOSAL PTK SMK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS XI MM 1 SMK NEGERI 1 SURABAYA MATA DIKLAT KKPI PADA KOMPETENSI MENGOPERASIKAN SOFTWARE PENGOLAH KATA MELALUI PEMBELAJARAN CTL A. LATAR BELAKANG Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan individu, bangsa maupun Negara. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik – baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya. Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka serta pendekatan – pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah merupakan bagian dari system pendidikan formal yang mempunyai aturan – aturan jelas atau lebih dikenal sebagai GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran) sebagai acuan proses pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang berperan dalam memilih metode pembelajaran yang akan digunakan. Keberhasilan pengajaran KKPI ini ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti pembelajaran, makin aktif siswa mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, maka makin berhasil

Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Embed Size (px)

DESCRIPTION

komputer

Citation preview

Page 1: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

PROPOSAL PTK SMK MENINGKATKAN PRESTASI SISWA KELAS XI MM 1 SMK NEGERI 1 SURABAYA MATA DIKLAT KKPI PADA KOMPETENSI MENGOPERASIKAN SOFTWARE PENGOLAH KATA MELALUI PEMBELAJARAN CTL

A. LATAR BELAKANG

Pendidikan mempunyai arti yang sangat penting dalam kehidupan kita, baik dalam kehidupan

individu, bangsa maupun Negara. Oleh karena itu, pendidikan harus dilaksanakan dengan sebaik

– baiknya, sehingga sesuai dengan tujuan. Keberhasilan suatu bangsa terletak pada mutu

pendidikan yang dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusianya.

Pendidikan pada dasarnya suatu proses untuk membantu manusia dalam mengembangkan

dirinya, sehingga mampu menghadapi segala perubahan dan permasalahan dengan sikap terbuka

serta pendekatan – pendekatan yang kreatif tanpa harus kehilangan identitas dirinya. Sekolah

merupakan bagian dari system pendidikan formal yang mempunyai aturan – aturan jelas atau

lebih dikenal sebagai GBPP (Garis-garis Besar Program Pembelajaran) sebagai acuan proses

pembelajaran dan guru sebagai fasilitator yang berperan dalam memilih metode pembelajaran

yang akan digunakan.

Keberhasilan pengajaran KKPI ini ditentukan oleh besarnya partisipasi siswa dalam mengikuti

pembelajaran, makin aktif siswa mengambil bagian dalam kegiatan pembelajaran, maka makin

berhasil kegiatan pembelajaran tersebut. Tanpa aktifitas belajar tidak akan memberikan hasil

yang baik.

Pada kenyataannya, guru dalam melakukan kegiatan belajar mengajar di kelas cenderung

berlangsung secara konvensional atau menggunakan strategi pembelajaran berpusat pada guru

(Teacher Centered). Padahal menurut kurikulum 2006, kegiatan belajar mengajar harus berpusat

pada siswa yang artinya siswa harus lebih aktif menggali informasi sendiri. Selain itu kenyataan

dilapangan menunjukkan bahwa siswa SMK Negeri 1 Surabaya khususnya kelas XI MM 1

kurang berminat terhadap pembelajaran yang cenderung dianggap sebagai pelajaran yang

membosankan.

Page 2: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Untuk mengatasi masalah tersebut diatas, perlu diupayakan suatu pendekatan pembelajaran yang

dapat digunakan untuk membuat pembelajaran lebih aktif. Salah satunya dengan menerapkan

pendekatan Contextual Teaching and Learning (CTL) yang merupakan konsep belajar untuk

membantu guru mengaitkan antara pengetahuan awal siswa dengan penerapan dalam kehidupan

sehari – hari siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan awal siswa

dengan penerapan dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat

(Blanhard, 2001). Dengan konsep itu hasil pembelajaran diharapkan sebagai pengarah dan

pembimbing.

Pendekatan Kontekstual hanya sebuah strategi pembelajaran seperti halnya strategi pembelajaran

yang lain, Kontekstual dikembangkan dengan tujuan agar pembelajaran lebih efektif. Pendekatan

kontekstual dapat dijalankan tanpa harus mengubah kurikulum dan tataan yang ada.

Dalam kelas yang diajarkan dengan pendekatan CTL, tugas guru adalah membantu siswa dalam

mencapai tujuannya. Maksudnya, guru lebih banyak berurusan dengan strategi daripada

memberikan informasi. Tugas guru mengelola kelas sebagai sebuah tim yang bekerjasama untuk

menemukan sesuatu yang baru bagi anggota kelas (siswa) dengan membentuk kelompok.

Kebisasaan dikelas, kelompok dibuat sendiri oleh kelompok yang terbentuk bersifat homogen

dan kelas didominasi oleh kelompok yang aktif. Dari kenyataan tersebut, digunakan model

pembelajaran CTL karena merupakan pembelajaran yang paling sederhana sehingga siswa dapat

lebih mudah dalam memahami dan melakukan belajar mengajar dalam kelompok. Pembentukan

kelompok yang heterogen dilakukan dengan cara melihat hasil belajar siswa terdahulu.

Pembelajaran CTL diterapkan untuk mengelompokkan kemampuan yang berbeda sehingga

memungkinkan terjadinya interaksi antara guru dengan siswa serta antara siswa dengan siswa

secara aktif sehingga diharapkan siswa yang pandai dapat belajar secara kelompok sehingga akan

memperbaiki kualitas pembelajaran dan meningkatkan hasil belajarnya. Berdasarkan uraian

diatas penelitian bermaksud mengadakan penelitian dengan judul “meningkatkan prestasi siswa

kelas xi mm 1 smk negeri 1 surabaya mata diklat kkpi pada kompetensi mengoperasikan

software pengolah kata melalui pembelajaran ctl”

B. RUMUSAN MASALAH

Dari uraian latar belakang di atas, maka penulis dapat merumuskan permasalahan sebagai

berikut :

a.            Bagaimana kemampuan guru dalam menglolah KBM melalui penerapan

pembelajaran CTL?

Page 3: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

b.            Bagaimana aktivitas guru dan siswa selama pembelajaran CTL?

c.            Bagaimana ketuntasan belajar siswa setelah menerapkan pembelajaran CTL?

C. BATASAN MASALAH

a.      Penelitian hanya membahas tentang ketuntasan belajar siswa dan pengelolaan guru dalam

menerapkan model pembelajaran CTL.

b.      Materi pembelajaran dibatasi pada kompetensi Kompetensi Mengoperasikan Software

Pengolah Kata Melalui Pembelajaran CTL.

c.       Penelitian Tindakan Kelas ( PTK ) ini dibatasi pada 2 siklus, yaitu :

d.      Siklus I : Mengoperasikan software pengolah kata.

e.       Siklus II : Mengimplementasikan software pengolah kata.

f.       Sasaran penilaian adalah siswa kelas X MM 1 SMK Negeri 1 Surabaya.

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A.          PENGERTIAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Pendekatan Contextual Teaching and Learning ( CTL ) merupakan konsep belajar yang

membantu guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan

mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapan

dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat. CTL juga merupakan suatu

reaksi terhadap teori yang pada dasarnya behaviorostik yang telah mendominasi pendidikan

selama puluhan tahun (Nur, 2002). Pendekatan CTL mengakui bahwa pembelajaran merupakan

suatu proses kompleks dan banyak fase berlangsung jauh melampaui drill oriental dan metologi

stimulus dan response yang dikembangkan oleh pembelajaran berorientasi pada psikologi

behaviorisme. Berdasarkan teori tersebut belajar terjadi hanya jika siswa memproses informasi

atau pengetahuan baru sehingga dirasakan masuk akal sesuai dengan kerangka berfikir yang

dimilikinya ( Nur, 2002).

Page 4: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Sedangkan menurut Cord yang dia ikuti ( Nur, 2002) menyatakan bahwa pendekatan kontekstual

terjadi apabila siswa memproses informasi dan pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga

informasi tersebut bermakna bagi mereka dalam kerangka acuan mereka sendiri.

Pola pendekatan kontekstual berbeda dengan pendekatan konvensional yang kita kenal selama

ini. Beberapa perbedaan tersebut dapat kita gambarkan dalam table berikut ini :

Tabel 2.1 : Perbedaan pola pendekatan konvensional dan kontekstual

Konvensional Kontekstual

Berdasarkan pada hafalan Berdasarkan pada ruang

Khas memfokuskan pada suatu

mata pelajaran

Khas mengintegrasikan banyaknya

mata pelajaran

Nilai informasi ditentukan oleh

guru

Nilai informasi didasarkan pada

kebutuhan individual

Menjejali siswa dengan setumpuk

informasi

Menghubungkan informasi dengan

pengetahuan awal

Asesment pembelajaran hanya

untuk kepentingan akademik formal,

seperti ujian

Asesment autentik melalui

penerapan atau pemecahan masalah

realistic

Sumber : Nur, 2002

Menurut teori pembelajaran CTL terjadi hanya apabila siswa memproses informasi dan

pengetahuan baru sedemikian rupa sehingga informasi itu bermakna bagi mereka dalam

kerangka acuan mereka sendiri. Pendekatan kontekstual mengasumsikan bahwa otak secara

alami mencari makna dalam konteks yaitu dalam hubungan dengan lingkungan mutakhir tersebut

dan tampak berguna. Orang dapat secara baik dalam konteks, dalam suatu yang terkait dengan

kebutuhannya. Belajar terbaik dapat diakatakan dengan mengerjakan pekerjaan itu sendiri dalam

proses penyelaman kembali ( refleksi ).

Secara lebih rinci diuraikan tujuh prinsip dalam pendekatan kontekstual :

a.      Penemuan ( Inquiry )

Page 5: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Kegiatan pembelajaran diawali dengan pengamatan dalam rangka untuk memahami suatu

konseop. Dalam praktek pembelajaran melewati siklus mengamati, bertanya, menyelidiki,

menganalisa dan merumuskan teori baik secara individu maupun bersam - sama dengan teman

lainnya. Penemuan juga merupakan aktivitasn untuk mengembangkan dan sekaligus

menggunakan keterampilan berfikir secara kritis.

Cord Seperti telah dikemukakan diatas, pertanyaan merupakan alat pembelajaran bagi guru untuk

mendorong, membimbing, dan menilai kemampuan berfikir siswa. Pertanyaan digunakan oleh

siswa selama melaksanakan kegiatan yang berbasis penemuan.

b.      Konstruktivisme ( Contructivism )

Siswa membangun pemahaman oleh diri sendiri dari pengalaman – pengalaman baru

berdasarkan pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar dan tumpuan yang

digabung dengan siswa dilatih untuk mengenali ide – ide baru yang muncul. Bentuk refleksi

yang digunakan dalam penelitian berupa diskusi.

c.       Pemodelan ( Modelling )

Aktivitas guru dikelas memiliki efek modal bagi siswa. Jika guru mengajar dengan berbagai

varian metode dan teknik pembelajaran, maka secara tidak langsung siswa pun akan meniru

metode atau teknik yang dilakukan guru. Guru dapat melakukan aktivitas mengucapkan hal – hal

yang difikirkan. Guru juga dapat melakukan sesuatu yang diinginkan agar siswa melakukannya.

Dalam pendekatan kontekstual siswa ditempatkan dalam suatu konteks yang bermakna lama

dengan pengetahuan yang dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang berasosiasi pada CTL

antara lain adalah : belajar berbasis kerja, pengajar autentik, belajar berbasis tugas terstuktur dan

belajar jasa layanan.

Selain model pembelajaran diatas masih banyak model pembelajaran yang berasosiasi dengan

pendekatan kontekstual yang dapat digunakan dalam pembelajaran kontekstual ( Roestama, 2002

).

B.           STRATEGI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL

Agar pelaksanaan pembelajaran kotekstual lebih efektif, guru harus berperan dengan baik dalam

merencanakan, mengimplementasikan, merefleksikan dan menyempurnakan pembelajaran

kontekstual dengan cara :

a. Menekankan pada pemecahan masalah atau problem. Pengajar diawali dengan penyajian

masalah nyata yang relevan dengan keluarga siswa, pengalaman, sekolah, tempat kerja dan

masyarakat yang mempunyai arti penting bagi siswa. Siswa didorong berfikir kritis dan

sistematis untuk menemukan masalah dan menggunakan isi materi pembelajaran dalam

menyelesaikan masalah.

b. Mengakui bahwa kebutuahan belajar siswa terjadi dalam berbagai konteks, seperti rumah,

masyarakat dan tempat kerja. Pengetahuan yang diperoleh siswa tidak lepas darimana dan

Page 6: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

bagaimana siswa mendapatkan pengetahuan semakin bertambah jika siswa belajar dari

lingkungan yang bervariasi.

c. Mengontrol dan mengarahkan siswa menjadi pelajar yang mandiri, dengan cara memberi

kesempatan kepada siswa untuk melakukan uji coba.

d. Memahami keragaman konteks hidup siswa dan dapat memanfaatkan sebagai daya

dorong untuk belajar sekaligus menambah kompleksitas pembelajaran itu sendiri, melalui

kerjasama dan aktifitas kelompok belajar sehingga siswa berfikir melalui komunikasi dengan

orang lain.

e. Guru bertindak sebagai fasilitator, pelatih dan pembimbing akademis dalam mendorong

siswa untuk melakukan kerja sama dalam belajar. Komunikasi pembelajaran terbentuk di dalam

tempat kerja dan sekolah kaitannya dengan suatu usaha bersama – sama menggunakan

pengetahuan, memusatkan tujuan pembelajaran dan memperkenalkan semua orang untuk belajar

dari sesamanya.

f. Menggunakan penilaian autentik. Penilaian ini tidak hanya mengukur seberapa banyak

pengetahuan yang telah dikumpulkan oleh siswa, tetapi juga dapatkah siswa menerapkan

pengetahuannya untuk memecahkan masalah kehidupan sehari – hari meskipun trafnya

sederhana. Rumusan intruksi guru dalam kelas dan dalam LKS yang mengarahkan siswa

menerapkan pemahaman untuk memecahkan masalah adalah contoh teknik penilaian autentik.

C.          EVALUASI PENDEKATAN KONTEKSTUAL

Untuk menentukan apakah lingkungan pembelajaran kontekstual dapat meningkatkan hal belajar

siswa, diperlukan strategi penilaian yang beragam. Hal yang berkaitan dengan hasil belajar

meliputi penilaian apakah dengan pembelajaran kotekstual dapat membangun dan memperluas

pengalaman siswa dibandingkan sebelumnya. Apakah pembelajaran kontekstual dapat

membantu siswa dalam menyelesaikan atau memecahkan persoalan dalam kehidupan sehari –

hari, atau siswa mengalami peningkatan dalam mengekspresikan apa yang mereka ketahui

termasuk bagaimana menggunakan pengetahuan didalam dan diluar sekolah.

Strategi penilaian dan alat ukurnya dikaitkan baik jika ada kesesuaian dengan tujuan dan dampak

nyata yang diharapkan dari materi pembelajaran tertentu. Dari tujuan dan umpan balik materi

pembelajaran, muncul ragam strategi penilaian yang dapat mengukur prestasi siswa dan

pengetahuan proses di dalam aktivitas pembelajaran.

Salah satu prinsip penilaian pada pendekatan kontekstual sangat berbeda dengan teknik penilaian

pendekatan konvensional. Sasaran penilaian berubah dari mengukur seberapa banyak

Page 7: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

pengetahuan siswa ke arah mengukur bagaimana siswa mengunakan pengetahuannya untuk

membedahkan persoalan yang ada di dunua nyata.

D.          PENDEKATAN KONTRSTRUKTUAL

Vigotsky ( dalam Nur, 2002 ) menyatakan bahwa kostruktivis adalah suatu pendapat yang

menyatakan bahwa siswa membangun pemahaman oleh dirisendiri dari pengalaman –

pengalaman awal. Pengalaman awal selalu merupakan dasar atau tumpuhan yang digabungkan

dengan pengalaman baru untuk mendapatkan pemahaman baru. Pemahaman yang mendalam

dikembangkan melalui pengalaman yang bermakna.

Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat beberapa prinsip konstuktivisme

yang dapat diambil untuk pengembangan kegiatan pembelajaran, yaitu : (a) pengetahuan

dibangun oleh siswa sendiri, baik secara personal maupun social; (b) pengetahuan tidak dapat

dialihkan dari guru kepada siswa tanpa aktivitas siswa itu sendiri untuk menalar; (c) siswa secara

terus-menerus aktif mengkostruksikan realita, sehingga selalu terjadi perubahan menuju konsep

yang lebih rinci, lengkap, serta sesuai dengan konsep ilmiah, dan (d) tugas guru adalah

membantu menciptakan situasi yang memungkinkan terjadinya proses kostruksi oleh siswa

( Jalal dan Supriyadi dalam Rahma Y. 2000 ). Pembelajaran konstruksi dalam pengajaran

menerapkan pembelajaran kooperatif secara luas, berdasarkan teori bahwa siswa lebih mudah

menemukan dan memahami konsep – konsep yang sulit jika mereka saling mendiskusikan

masalah tersebut dengan temannya.

Dalam kegiatan pembelajaran, guru menekankan pada penjembatan ( Scoffolding ), yaitu

memberi siswa tugas-tugas yang kompleks, sulit namun realistic dan memberi cukup bantuan

menyelesaikan tugas ini ( Nur, 2002 ). Bantuan dikurangi sedikit demi sedikit sampai siswa dapt

menyelesaikan tugas-tugasnya dengan baik. Pengajaran ditekannkan pada proses top-down yang

berarti siswa mulai dengan masalah masalah yang kompleks untuk dipecahkan dan selanjutnya

memecahkan atau menemukan keterampilan – keterampilan dasar yang diperlukan.

E.           PEMBELAJARAN

Unsur – unsur dasar yang perlu ditanamkan pada diri siswa agar pembelajaran lebih efektif

adalah sebagai berikut ( Lundgren, 1994:5 ).

a. Para siswa harus mempunyai presepsi bahwa mereka tenggelam atau berenang bersama.

b. Para siswa memiliki tanggung jawab terhadap siswa lain dalam kelompoknya, disamping

tanggung jawab terhadap diri sendiri, dalam mempelajari materi yang dihadapi.

Page 8: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

c. Para siswa harus berpandangan mereka semua memiliki tujuan yang sama.

d. Para siswa harus membagi tugas dan berbagi tanggung jawab sama besarnya diantara

para anggota kelompoknya.

e. Para siswa akan diberi satu evaluasi atau penghargaan yang akan ikut berpengaruh

terhadap evaluasi seluruh anggota kelompok.

f. Para siswa akan diminta mempertanggung jawabkan secara individual materi yang

ditangani dalam kelompok.

Beberapa keuntungan dalam pembelajaran CTL, antara lain adalah sebagai berikut :

a. Siswa bekerjasama dalam mencapai tujuan menjunjung tinggi norma – norma kelompok.

b. Siswa aktif membantu dan mendorong semangat untuk sama – sama berhasil.

c. Aktif berperan sebagai tutor sebaya untuk lebih meningkatkan keberhasilan kelompok.

d. Interksi antar siswa seiring dengan peningkatan kemampuan mereka dalam berpendapat.

e. Interaksi antar siswa juga membantu meningkatkan perkembangan kognotif yang non –

konservatif.

F.           PELAKSANAAN PEMBELAJARAN CTL

Terdapat enam langkah utama atau tahapan didalam pembelajaran yang mempergunakan

pembelajaran kooperatif. Pembelajaran dimulai dengan guru menyampaikan tujuan pelajaran

atau indicator pencapaian dan memotivasi siswa untuk belajar. Fase ini diikuti oleh penyajian

informasi. Selanjutnya siswa dikelompokkan kedalam tim-tim belajar. Untuk lebih jelasnya

tahap pembelajaran kooperatif lebih lanjut terdapat pada table dibawah ini :

Tabel 2.2 “ Tahapan Pembelajaran CTL “

FASE TINGKAH LAKU GURU

Fase 1

Menyampaikan tujuan dan

memotivasi siswa

Guru menyampaikan semua tujuan yang ingin

dicapai pada pembelajaran tersebut dan

memotivasi siswa belajar

Fase 2

Menyajikan informasi

Guru menyampaikan informasi kepada siswa

dengan demonstran atau lewat bacaan

Fase 3

Mengorganisasikan siswa

kedalam kelompok belajar

Guru menjelaskan kepada siswa cara

membentuk kelompok belajar dan membantu

setiap kelompok agar bekerja sama

Fase 4 Guru membimbing kelompok belajar pada saat

Page 9: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Membimbing kelompok

bekerja dan belajar

mereka mengerjakan tugas

Fase 5

Evaluasi

Guru mengevaluasi hasil belajar tentang

materi yang telah dipelajari atau

mempresentasikan hasil kerja masing – masing

kelompok

G.          TUJUAN PEMBELAJARAN DAN HASIL BELAJAR SISWA

Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai setidak – tidaknya tiga tujuan

pembelajaran, yaitu :

a). Hasil belajar akademik

Pembelajaran kooperatif bertujuan untuk meningkatkan kerja siswa memahami konsep – konsep

yang sulit. Pembelajaran kooperatif ini dapat memberi keuntungan pada siswa kelompok rendah

maupun kelompok tinggi yang bekerjasama menyelesaikan tugas – tugas akademik. Siswa

kelompok tinggi akan menjadi tutor bagi kelompok rendah. Dalam proses tutorial ini, siswa

kelompok tinggi akan meningkatkan kemampuan akademiknya karena memberikan pelayanan

sebagai tutor.

b). Penerimaan terhadap perbedaan individu

Pembelajaran kooperatif memberi peluang kepada siswa yang berbeda latar belakang dan kondisi

untuk saling bekerjasama, saling bergantung satu sama lain atas tugas – tugas bersama dan

melalui penggunaan structural penghargaan kooperatif, belajar untuk menghargai satu sama lain

atas tugas bersama dan melalui penggunaan structural penghargaan kooperatif, belajar

menghargai satu sama lain.

H.          KELEBIHAN DAN KELEMAHAN PEMBELAJARAN CTL

Tujuan dari pembelajaran CTL adalah menciptakan situasi dimana keberhasilan individu

ditentukan atau dipengaruhi oleh keberhasilan kelompoknya. Beberapa hasil penelitian

menunjukkan bahwa teknik – teknik pembelajaran kooperatif lebih banyak meningkatkan hasil

belajar daripada pembelajaran kooperatif dan kelompok pembelajaran tradisional adalah sebagai

berikut :

Tabel 2.3 “ Perbedaan Pembelajaran CTL dan Pembelajaran Traditional “

Page 10: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Berdasarkan hasil penelitian Thomson ( Lundgren 1, 1994 ) pembelajaran CTL sangat kooperatif

karena mempunyai beberapa manfaat sebagai berikut :

a.       Meningkatkan pencurahan waktu pada tugas

b.      Meningkatkan rasa harga diri

c.       Memperbaiki kehadiran

d.      Saling memahami adanya perbedaan individu

e.       Mengurangi perilaku yang mengganggu

f.       Mengurangi konflik antara pribadi

g.      Mengurangi siakp apatis

h.      Meningkatkan hasil belajar

i.        Memperbesar retensi

j.        Meningkatkan kebaikan budi, kepekaan dan toleransi

Selain mempunyai kelebihan pembelajaran kooperatif juga mempunyai kekurangan yang harus

dihindari, yakni adanya anggota kelompok yang tidak aktif. Hal ini terjadi bila dalam satu

kelompok hanya mempunyai permasalahan. Kelemahan ini dapat dihindari dengan cara sebagai

berikut :

Kelompok Pembelajaran CTLKelompok Pembelajaran

Traditional

        Kepemimpinan Bersama         Satu pemimpin

Saling ketergantungan positif Tidak ada saling ketergantungan

Keanggotan yang heterogen Keanggotaan yang homogen

Mempelajari keterampilan –

keterampilan kooperatif

Asumsi adanya keterampilan –

keterampilan social yang efektif

Tanggung jawab terdapat hasil

belajar seloruh anggota kelompok

Tanggung jawab terhadap hasil

belajar sendiri

Menekankan pada tugas dan

hubungan kooperatif

Hanya menekan pada tugas

Ditunjang oleh guru Diarahkan oleh guru

Satu hasil kelompok Beberapa hasil individu

Evaluasi kelompok Evaluasi individu

Page 11: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

a. Tiap – tiap anggota kelompok bertanggung jawab pada bagian – bagian kecil dari

permasalahan kelompok.

b. Tiap – tiap anggota kelompok mempelajari materi secara keseluruhan. Hal ini

dikarenakan hasil kelompok ditentukan pada hasil kuis dari anggota kelompok yang ada, maka

tiap anggota kelompok harus benar – benar mempelajari isi permasalahan secara keseluruhan.

  

  

BAB III

METODE PENELITIAN

A.                SETTING PENELITIAN

Karakteristik sekolah

1.      Karakteristik Lokasi :

a. Nama Sekolah : SMKN 1 Surabaya

b. Alamat Sekolah : Jl. SMEA No. 4 Surabaya

c. Kelas / Semester : XI/Genap

d. Lingkungan Fisik : Lokasi sekolah adalah dikota, dekat dengan jalan raya

2.      Karakteristik siswa

a. Komposisi siswa : 36 ( Perempuan dan Laki - laki )

b. Kemampuan Akademis : Heterogen

c. Motivasi belajar : Kurang

d. Latar Belakang Sosial / Ekonomi : Menengah kebawah

3.      Karakteristik Guru

a. Nama Guru : Dra. M. Endah Setyaningsih

b. Tempat Tanggal Lahir : Yogyakarta, 12 Nov 1957

c. Pendidikan : S1 – Ekonomi Koperasi

d. Agama : Islam

e. Kebangsaan : Indonesia

B.                 PERSIAPAN PENELITIAN

Persiapan ini merupakan tindakan kelas ( Action Research Classroom ) karena penelitian ini

bertujuan menganalisis atau memecahkan suatu masalh yang nyata dalam pendidikan. Hal – hal

Page 12: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

yang perlu dipersiapkan sebelum melakukan penelitian adalah memilih model pembelajaran

yang dinilai sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Dalam hal ini penelititan memilih

metode pembelajaran CTL yang kemudian membuat satuan pelajaran, rencana pelajaran dan

perangkat pembelajaran dll.

C.                SIKLUS PENELITIAN

Penelitian tindakan kelas ( PTK ) ini dilakukan dalam 2 siklus, sesuai dengan waktu yang telah

direncanakan, yakni 3 jam pelajaran untuk pokok bahasan sebagai berikut :

1. Materi pembelajaran siklus 1 : Mengoperasikan software Pengolah Kata

2. Materi pembelajaran siklus 2 : Mengimplementasikan software Pengolah Kata

Pada tiap putaran terdiri atas 4 tahap, yaitu :

1. Rancangan

2. Kegiatan dan pengamatan

3. Refleksi

4. Revisi

D.                INSTRUMEN

Instrumen yang diperlukan dalam penelitian ini adalah :

a. Lembar Tes

Dalam penelitian ini post tes digunakan untuk mengetahui sejauh mana ketuntasan belajar yang

dapat dicapai dengan menggunakan model pembelajaran CTL. Berdasarkan GBPP SMK Tahun

2006 : bahwa siswa akan tuntas belajar bila ia telah memperoleh skor 65% atau nilai 65. Tuntas

dalam hal ini adalah siswa telah berhasil belajar pada materi kehidupan masyarakat dan pada

masa Mengoperasikan Software Pengolah Kata.

b. Lembar Observasi

Lembar Observasi yang dipergunakan berupa lembar pengamatan pengelolaan pembelajaran

CTL dan lembar observasi aktifitas guru dan siswa, apakah kegiatan pembelajaran tersebut

berpusat pada guru atau berpusat pada siswa.

E.                 ANALISIS DAN REFLEKSI

a) Metode Pengumpulan Data

1. Observasi

Page 13: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Observasi penelitian ini dilakukan secara langsung pada saat pembelajaran konvensional dikelas

XI MM 1 pada kompetensi dasar “ Mengoperasikan Software Pengolah Kata “.

2. Metode Tes

Dalam penelitian ini digunakan tes setelah mendapat perlakuan untuk mengetahui sejauh mana

tingkat ketuntasan belajar siswa terhadap materi yang disampaikan melalui model pembelajaran

CTL.

b) Metode Analisis Data

Dalam penelitiaan ini analisis data yang digunakan adalah analisis deskriptif kualitatif. Data

yang dianalisis ini adalah nilai tes presentasi belajar KKPI pada kompetensi dasar

“Mengoperasikan Software Pengolah Kata “, data pengamatan keterampilan guru dalam

pengelolaan pembelajaran CTL. Analisis data yang dipergunakan adalah sebagai berikut :

1. Data hasil ketuntasan belajar siswa.

Secara individual, siswa telah tuntas belajar jika mencapai skor 65 % atau nilai 65 dengan

perhitungan sebagai berikut ( Depdikbud, 1994 ):

Skor Siswa = x 100%

Suatu kelas dinyatkan tuntas belajar jika terdapat 85 % dari jumlah siswa telah tuntas

belajar. Perhitungan untuk menyatakan ketuntasan belajar siswa secara klasikal :

Skor Siswa = x 100%

2. Data hasil pengamatan aktifitas guru dan aktifitas siswa

Observasi terhadap aktifitas siswa terhadap aktifitas siswa yang dilakukan selama pembelajaran

berlangsung 1 menit. Hasil observasi dianalisis dengan jumlah aktifitas siswa yang dilakukan

dibagi jumlah siswa yang melakukan aktifitas dibagi waktu keseluruhan dikali 100 %.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.          KEMAMPUAN GURU MENGELOLA PEMBELAJARAN CTL

Page 14: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

Hasil Pengamatan terhadap pengelolaan pembelajaran pada setiap siklus menggunakan

instrumental, yang rinci perhitungan reliabilitas instrumen pengelolaan pembelajaran CTL dapat

dilihat pada lampiran instrumen 1a, 1b. secara ringkas hasil pengelolaan tersebut disajikan dalam

tabel 4.1

TABEL 4.1

PENILAIAN PENGELOLAAN MELALUI PEMBELAJARAN CTL

No. Aspek yang diamatiSkor Tiap RP Skor

Rata - RataKatagori

RP 1 RP 2

1.

2.

3.

4.

5.

Pendahuluan

Kegiatan Inti

Penutup

Pengelolaan Waktu

Pengamatan Suasana Kelas

33,3

3,08

3,00

3,00

3,25

3,50

3,67

3,50

3,00

3,75

3,42

3,38

3,25

3,00

3,50

Baik

Baik

Baik

Baik

Baik

Dari data tabel 4.1 menunjukkan skor rata-rata untuk masing –masing kategori pengamatan

KBM secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran CTL adalah baik. Guru

mampu mengoperasikan pembelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan membuat siswa

lebih antusias dalam mengikuti pembelajaran.

Pengamatan dilakukan oleh rekan guru sebanyak dua orang pengamat Sri Retna Pratiwi, S.Pd

dan Nupiah Hartatik, A.Md sehingga hasil pengamatan dapat dipercaya dalam penghitingan

reliabilitas instrumen yang hasilnya dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut ini :

TABEL 4.2

RELIABILITAS INSTRUMEN PENGELOLAAN

PEMBELAJARAN CTL

Pengamatan Terhadap Reliabilitas Tiap RP ( % )

RP 1 RP 2

Guru 97,52 98,50

Dari data tabel 4.2 terlihat reliabilitas pengelolaan melalui pembelajaran CTL pada masing

masing RP melebihi 75% sehingga instrumen yang digunakan (Instrumen ) termasuk katagori

instrumen yang baik.

B.           RESPON SISWA TERHADAP KBM (TABEL 4.3)

TABEL 4.3

Page 15: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

RESPON SISWA TERHADAP KEGIATAN BELAJAR MENGAJAR

No. Uraian Kegiatan Belajar MengajarRespon Siswa

Senang Tidak

I. Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan

Belajar mengajar sebagai berikut :

1.   Materi

2.   Bahan Tertulisnya

3.   Lembar Kerja Siswa

4.   Suasana Kelas

5. Penampilan Gurunya

6. Cara Guru Mengajar

34

36

36

34

35

35

2

-

-

2

1

1

II. Pendapat Siswa terhadap komponen Kegiatan sebagai

berikut :

5.   Materi

6.   Bahan Tertulisnya

7.   Lembar Kerja Siswa

8.   Suasana Kelas

5. Penampilan Gurunya

6. Cara Guru Mengajar

Baru Tidak Baru

36

36

36

35

35

35

-

-

-

1

1

1

Dari tabel 4.3 tersebut diketahui bahwa sebagian besar siswa berminat mengikuti KBM

berikutnya dengan metode Pembelajaran CTL..

C.          KETUNTASAN HASIL BELAJAR SISWA

Tes hasil belajar siswa diperoleh dari setiap individu dengan kemampuan masing – masing untuk

dapat melihat tingkat keberhasilan proses pembelajaran melalui model pembelajaran CTL. Tes

hasil belajar yang diberikan kepada siswa berupa kuis dimana RP-1 selama 30 menit siswa

menyelesaikan 5 soal essay dan pada RP-2 selama 25 menit siswa menyelesaikan 5 soal essay.

Hasil evaluasi ini bersifat sebagai data kemudian diperoleh prosentase ketuntasan belajar

berdasarkan standart ketuntasan minimal (SKM). Sedangkan SKM mata pelajaran KKPI SMK

Negeri 1 Surabaya.

Berdasarkan hasil penelitian pada siklus I rata-rata kemampuan mencapai 69.4% dengan

ketuntasan hasil belajar secara klasikal sebesar 88%, pada siklus II rata-rata kemampuan siswa

mencapai 75.1% dengan ketuntasan hasil belajar secara klasikal 97%. Hasil observasi suasana

kelas selama proses pembelajaran PBL pada siklus I sebesar 63,33% dalam kategori cukup dan

meningkat pada siklus II sebesar 90 % yang termasuk kategori sangat baik. Keaktifan siswa

selama proses pembelajaran PBL pada siklus I mencapai 60% yang termasuk kategori cukup dan

meningkat pada siklus II mencapai 90% dalam kategori sangat baik. Aktivitas guru dalam proses

Page 16: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

pembelajaran pada siklus I mencapai 85.8% dalam kategori baik dan meningkat pada siklus II

mencapai 94,2% yang termasuk sangat baik.

 

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A.                KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data penelitian perangkat pembelajaran KKPI dengan kompetensi

Mengoperasikan Software Pengolah Kata di SMK Negeri 1 Surabaya yang dilakukan dengan

siklus dapat disimpulkan :

1. Secara umum kemampuan guru dalam mengelola pembelajaran CTL adalah baik. Guru

dapat mengoperasikan dan alokasi waktu yang sesuai dengan skenario sehingga membuat siswa

lebih antusias mengikuti pembelajaran.

2. Menurut data hasil pengelolan diskriptif tentang respon siswa dalam KBM menunjukkan

bahwa terbesar guru digunakan untuk membimbing siswa, mendorong dan melatih kemampuan

kooperatif dan keterampilan proses, sedang waktu sebanyak siswa digunakan untuk mengerjakan

LKS dalam kelompok belajar, diskusi antar siswa dan guru dengan demikian secara umum

proses pembelajaran ini berpusat pada siswa merasa senang mengikuti KBM.

3. Pada pembelajaran CTL terjadi peningkatan ketuntasan belajar siswa dari kedua siklus.

B.                 SARAN

Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti dapat memberikan saran –saran sebagai berikut :

4. Kegiatan yang saat itu sehingga berlangsung secara alami hanya mengalami perubahan

system/strategi mengajar.

5. Untuk lebih memperkuat wawasan penelitian tindakan kelas diperlukan kolabratif dengan

sekolah lain khususnya para guru yang serumpun bidang keilmuannya dan kolaboratif pula

dengan Kepala Sekolah serta rekan guru agar lebih mendapat dukungan moril dan material.

Page 17: Proposal Ptk Smk Meningkatkan Prestasi Siswa Kelas Xi Mm 1 Smk Negeri 1 Surabaya Mata Diklat Kkpi Pada Kompetensi Mengoperasikan Software Pengolah Kata Melalui Pembelajaran Ctl

6. Perlu diketahui bersama bahwa tidak ada satu strategi belajar/model pembelajaran yang

ampuh untuk dilakukan pada setiap topik/konsep pembelajaran, oleh karena itu untuk memilih

strategi pembelajaran diperlukan beberapa analisis.

7. Penelitian ini dapat ditindak lanjuti sampai siklus berikutnya sehingga dapat diperoleh

hasil pengamatan yang lebih valid mengingat hasil yang diperoleh dari dua siklus menujukkan

keterampilan proses yang meningkat dan kompetisi kelompok yang sedang berlangsung.

DAFTAR PUSTAKA

Depdikbud. 1999. Penelitian Tindakan (ActionResearch). Bahan Pelatihan Jakarta: Dikdasmen Depdikbud.

Eanes, R. 1997. Content Area Literacy: Teaching Today’s and Tomorrow. New York: Delmar Publisher.

Elliot, J. 1991. AN. Action Reseach for Educational Change. Buckingham: Open University Press.

Federikson, J. & Collins, A. 2002. What is Authentic Assesment: Term and Condition of Use. Hougton Mifflin Company (online),

(http://www/eduplace.com/rdg/res/litass/, diakses 28 Desember 2002).

Hammond, L.D. dan Snyde, J.D.2001. Authentic Assesment of Reaching Indonesia Context, U.S. Departemen Education (online), (http:www.Contextual.org/abs2.htm., diakses 29 Oktober 2001 oleh Darmono).

Nurhadi & Senduk, A.G. 2003. Pembelajaran Kontekstual dan Penerapannya dalam KBK. Malang: Penerbit Universitas Negeri Malang.

O’Malley, J.M. & Piece, L.V. 1996. Authentic Assessment for Ennglish Language Learners: Practical Approaches For Teachers. Virginia: Addison-Wesley.

Puhl, C. 1997. Develop, Not Judge: Continuous Assesment in the ESL Classroom. English Teaching Forum, April 1997, pp 2-9.

Tompkins, G.E & Hoskisson, K. 1991. Language Arts : Content and Teaching Strategis. New York: Macmillan.