Proposal Penelitian Ful

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ters

Citation preview

MakalahPengaruh Globalisasi Terhadap Kemunduran Pekembangan Bahasa Minang Pada Masyarakat Minangkabau

Diajukan Sebagai Sebagaian Persyaratan Untuk Lulus Dalam Ujian Tengah Semester Mata Kuliah Bahasa Dan Sastra Minang

Oleh :

MURNI1310003744901

PRODI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIAFAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (FKIP)UNIVERSITAS EKASAKTIPADANG2014KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT atas nikmat kesehatan dan kesempatan yang telah diberikan sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul Pengaruh Globalisasi Terhadap Kemunduran Pekembangan Bahasa Minang Pada Masyarakat Minangkabau .Penulisan makalah ini bertujuan untuk memenuhi syarat memperoleh nilai dan memperluas pengetahuan penulis mengenai perkembangan bahasa minang. Dalam penyusunan makalah ini penulis mengaju berdasarkan buku buku yang penulis baca, masukkan, pemikiran serta dorongan dari berbagai pihak. Untuk itu penulis menyampaikkan ucapan terima kasih kepada Keluarga dan teman teman jurusan bahasa dan sastra indonesia.Penulis menyadari bahwa penulisan makalah ini terdapat banyak kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu saran dan kritik penulis harapkan guna meningkatkan pengetahuan penulis dan perbaikkan dimasa yang akan datang.

Padang, April 2014

MURNI

DAFTAR ISI

KATA PENGANTARiiDAFTAR ISIiiiBAB I PENDAHULUAN1A. Latar Belakang1B. Rumusan Masalah2C. Metode Penelitian3D. Tujuan dan Manfaat3BAB II PEMBAHASAN4A. Defenisi Bahasa Minang dan Globalisasi4B. Kondisi Serta Perkembangan Bahasa Minang Saat Ini7C. Kemunduran bahasa Minang8D. Faktor-faktor yang mempengaruhi Perkembangan Bahasa Minang9E. Dampak Globalisasi dalam Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Minang11F. Upaya-Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Melestarikan Bahasa Mianang12

BAB III PENUTUPA. Kesimpulan13B. Saran13

BAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangGlobalisasi cenderung merujuk pada kebudayaan asing yang sangat bebas masuk ke seluruh dunia akibat tidak ada lagi batasan antar negara. Merebaknya arus budaya baru ini pastinya sulit untuk ditolak sehingga telah menjadi ancaman tersendiri bagi budaya nasional. Adapun, budaya nasional terdiri dari banyak hal, salah satunya bahasa daerah. Di Indonesia bahasa daerah di lestarikan secara turun temurun dari generasi ke generasi.Beragamnya bahasa daerah di Indonesia menandakan indonesia merupakan negara yang kaya dengan budaya. Budaya adalah aset penting negeri ini sekalipun bahasa Indonesia harus diutamakan sebagai bahasa persatuan. Bahasa daerah menjadi kekayaan dan modal utama yang menunjukkan bahwa Indonesia adalah negeri berbudaya. Alangkah mirisnya jika kita sebagai bagian dari suatu suku bangsa tidak mengenal dan melestarikannya. Kemungkinan terburuk adalah dirampasnya aset tersebut oleh pihak tidak bertanggungjawab jika tidak diakui apalagi dilestarikan oleh pemiliknya sendiri.Dirampasnya bahasa daerah oleh pihak tidak bertanggungjawab berlangsung secara perlahan namun pasti seiring dengan sikap pemiliknya yang tidak mau melestarikannya dengan cara mengakui kehadirannya satu per satu dan mempelajarinya sampai pada taraf mewariskannya pada generasi selanjutnya.Ditengah semakin pesat masukknya pengaruh globalisasi ke indonesia maka akan menjadi ancaman punahnya budaya serta bahasa lokal, akan tetapi globalisasi juga merupakan tuntutan dalam sebuah perkembangan negara. Oleh karena ini penulis memilih tema Pengaruh Globalisasi Terhadap Kemunduran Pekembangan Bahasa Minang Pada Masyarakat Minangkabau sebagai judul pada makalah ini.

B. Rumusan MasalahBerdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka masalah yang akan dirumuskan adalah sebagai berikut:1. Apakah masyarakat minangkabau menyadari pengaruh globalisasi terhadap perkembangan bahasa minang.2. Apakah masyarakat minangkabau mengetahui bentuk dampak globalisasi terhadap budaya nasional? 3. Apakah masyarakat minangkabau memahami dan mampu berbahasa minang ?4. Bagaimana pengaruh globalisasi terhadap kelestarian bahasa Mianang ?5. Upaya apa saja yang dapat dilakukan dalam melestarikan bahasa minang?

C. MetodeDalam penulisan makalah ini tim penulis menggunakan metode informatife yaitu berdasarkan keterangan buku danrtikel-artikel dari internet yang disesuaikan dengan masalah yang dibahas.

D. Tujuan dan Manfaat1. Mengetahui kondisi kelestarian bahasa minang ditengah derasnya arus globalisasi ditengah masyarakat.2. Mengetahui bentuk serta arah pengaruh globalisasi terhadap perkembangan bahasa minang.3. Mendeskripsikan upaya upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga dan melestarikan bahasa minang.

BAB IIPEMBAHASAN

A. Definisi Bahasa Minang dan GlobalisasiBahasa daerahadalah suatubahasayang dituturkan di suatu wilayah dalam sebuahnegara kebangsaan, apakah itu pada suatu daerah kecil,negara bagianfederal atauprovinsi, atau daerah yang lebih luas.Dalam rumusanPiagam Eropa untuk Bahasa-Bahasa Regional atau Minoritas bahasa-bahasa daerah atau minoritas adalah bahasa bahasa yang :1. Secara tradisional digunakan dalam wilayah suatu negara, oleh warga negara dari negara tersebut, yang secara numerik membentuk kelompok yang lebih kecil dari populasi lainnya di negara tersebut; dan2. berbeda dari bahasa resmi (atau bahasa-bahasa resmi) dari negara tersebut.Bahasa MinangkabauatauBaso Minangadalah salah satubahasadarirumpun bahasa Melayuyang dituturkan olehOrang Minangkabausebagaibahasa ibukhususnya di provinsi Sumatera Barat(kecualikepulauan Mentawai), pantai barat AcehdanSumatera Utara, bagian barat provinsiRiau, bagian utara Jambi danBengkulu, sertaNegeri Sembilan, Malaysia. Bahasa Minang dihipotesiskan sebagai bahasa Melayik, seperti halnya Bahasa Banjar, Bahasa Betawi, danBahasa Iban.Sempat terdapat pertentangan mengenai hubungan Bahasa Minangkabau denganBahasa Melayu. Sebagian pakar bahasa menganggap Bahasa Minangkabau sebagai salah satudialekMelayu, karena banyaknya kesamaankosakatadan bentuk tutur di dalamnya. Sementara yang lain justru beranggapan bahwa bahasa ini merupakan bahasa mandiri yang berbeda dengan Bahasa Melayu.Kerancuan ini disebabkan karena Bahasa Melayu dianggap satu bahasa. Kebanyakan pakar kini menganggap Bahasa Melayu bukan satu bahasa, tetapi merupakan satu kelompok bahasa dalamrumpun bahasa Melayik. Dimana Bahasa Minangkabau merupakan salah satu bahasa yang ada dalam kelompokBahasa Melayutersebut.Bahasa Minang masih digunakan sebagai bahasa sehari-hari oleh masyarakatMinangkabau, baik yang berdomisili di Sumatera maupun di perantauan. Namun untuk masyarakat Minangkabau yang lahir di perantauan, sebagian besar mereka telah menggunakan Bahasa Indonesia atau Bahasa Melayu dalam percakapan sehari-hari.

Sedangkan Globalisasi adalah suatu proses menjadikan sesuatu (benda atau perilaku) sebagai ciri dari setiap individu di dunia ini tanpa dibatasi oleh wilayah.Globalisasi belum memiliki definisi yang mapan, kecuali sekedar definisi kerja (working definition), sehingga bergantung dari sisi mana orang melihatnya.Ada yang memandangnya sebagai suatu prosessosial, atau prosessejarah, atau proses alamiah yang akan membawa seluruh bangsa dannegaradi dunia makin terikat satu sama lain, mewujudkan satu tatanan kehidupan baru atau kesatuan ko-eksistensi dengan menyingkirkan batas-batas geografis,ekonomidanbudayamasyarakat.Di sisi lain, ada yang melihat globalisasi sebagai sebuah proyek yang diusung oleh negara-negaraadikuasa, sehingga bisa saja orang memiliki pandangan negatif atau curiga terhadapnya. Dari sudut pandang ini, globalisasi tidak lain adalah kapitalisme dalam bentuk yang paling mutakhir. Negara-negara yang kuat dan kaya praktis akan mengendalikanekonomidunia dan negara-negara kecil makin tidak berdaya karena tidak mampu bersaing. Sebab, globalisasi cenderung berpengaruh besar terhadap perekonomian dunia, bahkan berpengaruh terhadap bidang-bidang lain sepertibudayadanagama. Theodore Levitte merupakan orang yang pertama kali menggunakan istilah Globalisasi pada tahun 1985.

Pada teori Globalisasi CochranedanPainmenegaskan bahwa dalam kaitannya dengan globalisasi, terdapat tiga posisi teoritis yang dapat dilihat, yaitu:a. Paraglobalispercaya bahwa globalisasi adalah sebuah kenyataan yang memiliki konsekuensi nyata terhadap bagaimana orang danlembagadi seluruh dunia berjalan. Mereka percaya bahwa negara-negara dankebudayaanlokal akan hilang diterpa kebudayaan dan ekonomi global yang homogen. meskipun demikian, para globalis tidak memiliki pendapat sama mengenai konsekuensi terhadap proses tersebut.b. Paraglobalis positifdan optimistis menanggapi dengan baik perkembangan semacam itu dan menyatakan bahwa globalisasi akan menghasilkan masyarakat dunia yang toleran dan bertanggung jawab.c. Paraglobalis pesimisberpendapat bahwa globalisasi adalah sebuah fenomena negatif karena hal tersebut sebenarnya adalah bentuk penjajahanbarat (terutamaAmerika Serikat) yang memaksa sejumlah bentuk budaya dan konsumsi yang homogen dan terlihat sebagai sesuatu yang benar dipermukaan. Beberapa dari mereka kemudian membentuk kelompok untuk menentang globalisasi (anti-globalisasi).d. Paratradisionalistidak percaya bahwa globalisasi tengah terjadi. Mereka berpendapat bahwa fenomena ini adalah sebuah mitos semata atau, jika memang ada, terlalu dibesar-besarkan. Mereka merujuk bahwakapitalismetelah menjadi sebuah fenomenainternasionalselama ratusan tahun. Apa yang tengah kita alami saat ini hanyalah merupakan tahap lanjutan, atauevolusi, dari produksi dan perdagangan kapital.

B. Kondisi Serta Perkembangan Bahasa Minang Saat ini.Eksistensi bahasa Minangkabau sebagai bahasa ibu pada saat sekarang ini sudah mulai berkurang. Pada zaman sekarang ini generasi muda sudah banyak yang tak menggunakan bahasa Minangkabau dengan baik atau pun tak sama sama sekali menggunakan bahasa Minangkabau dalam kehidupan sehari-hari. Mereka lebih senang berkomunikasi menggunakan bahasa gaul/fokem atau bahasa asing.Melihat betapa pentingnya bahasa bagi masyarakat pemakainya, dan lambat laun eksistensi bahasa ibu mulai memudar sehingga menjadi perhatian dunia. UNESCO sebagai Organisasi Pendidikan, Ilmiah, dan Kebudayaan dalam Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB), pada bulan November 1999 menetapkan tanggal 21 Februari sebagai Hari Bahasa Ibu Internasional. Seharusnya kita patut bangga dan mengahargai mereka semuayang telah membuat gagasan luar biasa seperti itu. Indonesia menunjukkan rasa kepedulian terhadap bahasa daerah, yang tuangkan dalam Pasal 36, Bab XV, UUD 1945 yang berisidi daerah-daerah yang mempunyai bahasa sendiri, yang dipelihara oleh rakyatnya dengan baik-baik (misalnya bahasa Jawa, Sunda, Madura, dan sebagainya) bahasa-bahasa itu akan dihormati dan dipelihara juga oleh negara. Bahasa-bahasa itu pun merupakan sebagian dari kebudayaan Indonesia yang hidup.Penulis ingin mengajak para generasi muda, khusunya generasi muda Minangkabau untuk mencintai dan melestarikan bahasa ibu kita. Karena bahasa itu menunjukkan identitas suatu daerah dan bahasa juga salah satu unsur kebudayaan. Jangan sampai sesuatu yang telah menjadi identitas daerah kita ini punah karena kita tidak memeliharanya.

C. Kemunduran Perkembangan Bahasa Minang.Kemunduran perkembangan dapat dilihat dari semakin berkurangnya penggunaan bahasa minang di lingkungan masyarakat. Tidak banyak generasi muda yang masih menggunakan bahasa minang sebagai salah satu indikator bahwa bahasa minang sudah tidak familiar di lingkungan masyarakat. Banyak dari mereka yang menganggap berbahasa minang sangat kuno sehingga sulit dalam bergaul. Generasi mudah lebih sering berbahasa gaul, indonesia, dan bahasa asing agar dianggap ditak ketinggalan zaman oleh teman-teman.

D. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan Bahasa MinangBanyak faktor-faktor yang mempengaruhi memudarnya eksistensi bahasa Minangkabau sebagai bahasa ibu di zaman sekarang ini yaitu 1. faktor zaman2. faktor sosial3. faktor teknologi.Faktor zaman sangat mempengaruhimemudarnya eksistensi bahasa Minangkabau yang notabennya sebagai bahasa ibu bagi orang Minangkabau, Karena dengan berkembangnya zaman saat sekarang ini sudah jarang generasi muda Minangkabau yang menggunakan bahasa Minangkabau dalam kehidupannya sehari-hari. Mereka lebih bangga menggunakan bahasa gaul, maupun bahasa asing untuk berkomunikasi dalam kehidupanya sehari-hari. Bahkan yang lebih parahnya lagimereka memandang bahwa bahasa Minangkabau atau bahasa ibu itu adalah bahasa yangjadul(Ketinggalan Jaman).Berikutnya adalah faktor sosial yang mempengaruhi memudarnya esksistensi bahasa Minangkabau pada saat ini, Bahasa Minangkabau akan selalu eksis apabila bahasa tersebut di gunakan selalu dalam kehidupan sehari-hari. Semua itu berawal dari lingkungan keluarga, karena keluarga adalah tempat yang paling tepat untuk memperkenalkan bahasa daerah pertama kali. Akan tetapi yang saat sekarang ini sering terjadi ialah banyak keluarga Minangkabau yang tak menggunakan bahasa Minangkabau dalam berkomunikasi dalam keluarganya.Peran guru Budaya Alam Minangkabau (BAM) juga cukup mengambil andil dalam menjaga eksistensi bahasa Minangkabau sebagai bahasa ibu. Karena bahasa dalam pelajaran BAM itu membahas tentang adat dan istiadat Minangkabau dan kebudayaan Minangkabau. Kebudayaan yang terkenal di Minangkabau yaitu dalam bentuk tradisi lisan. Oleh karena itu guru BAM disini harus dapat berkomunikasi dan menyampaikan materi pelajaran ke peserta didiknya dengan mengunakan bahasa Minangkabau. Fakta yang terdapat dalam lapangan pada saat sekarang ini banyak guru BAM yang tak pasih berbicara bahasa Mianangkabau dan ketika mengajar BAM pun menggunkan bahasa Indonesia.Faktor teknologi juga berpangaruh besar dalam memudarnya bahasa Minangkabau sebagai bahasa ibu. Karena sekarang banyak sekali generasi muda Minangkabau yang mengikuti perkembanagan teknologi. Misalanya saja dalam dunia maya, banyak generasi muda Minangkabau yang mengunakan atau mengakses dunia maya tersebut. Dalam komunikasi mereka dalam dunia maya sangat jarang generasi muda Minangkabau yang menggunakan bahasa Minangkabau. Karena mereka semua itu tak ingin di bilang kampungan oleh teman-teman mereka. Oleh karena itu, mereka lebih senang berkomunikasi di dunia maya tersebut dengan menggunakan bahasa Indonesia ataupun bahasa gaul. Tetapi masih ada juga generasi muda sekarangyang berkomunikasi dengan bahasa Minangkabau walaupun bahasa mereka sudah campu aduk, tak seutuhnya bahasa Minangkabau.

E. Dampak Globalisasi Dalam Mempengaruhi Perkembangan Bahasa Minang.Globalisasi memiliki pengaruh besar terhadap kemunduran perkembangan bahasa minang. Dampak negatif globalisasi secara umum antara lain:a. Informasi yang tidak tersaringb. Perilaku konsumtifc. Membuat sikap menutup diri, berpikir sempitd. Pemborosan pengeluaran dan meniru perilaku yang buruke. Mudah terpengaruh oleh hal yang tidak sesuai dengan kebiasaan atau kebudayaan suatu negara

Dari uraian di atas terlihat bahwa masyarakat minang sudah mengalami globalisasi beserta dampaknya. Kemunduran kondisi bahasa minang merupakan dampak akhir dari perubahan umum pada masyarakat, karena sebelumnya masyarakat minang telah mengalami berbagai kemunduran sikap, paradigma dan kebiasaan. Oleh karena itu diperlukan upaya agar dapat mempertahankan serta melestarikan bahasa minang ditengah perkembangan globalisasi.

F. Upaya Upaya Yang Dapat Dilakukan Dalam Melestarikan Bahasa Minang Tak dapat dipungkiri bahwa kita tidak dapat menutup mata terhadap globalisasi yang terjadi saat ini. Globalisasi tidak selamanya memberikan pengaruh yang beruk, banyak hal baik yang dapat diperoleh dengan filter dan pengendalian dari individu masyarakat itu sendiri.Berikut upaya yang dapat dilakukan dalam menjaga dan melestarikan bahasa minang:1. Memegang teguh kebudayaannya tanpa meninggalkan arusglobalisasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaan nenek moyangnya.2. Perlunya di buat ensiklopedi dalam bentuk audio-visual dalam bentuk VCD agar para generasi muda dapat mempelajari dan menguasai bahasa minang dengan nuansa yang lebih menarik dan berkembang.3. Membiasakan berbahasa minang di keluarga.4. Memahami alasan dalam mempertahankan bahasa minang, salah satunya sebagai jati diri dan kebudayaan masyarakat minang.5. Menggunakan bahasa ibunya dari sejak dini agar mereka bisa mengenal kebudayaan daerahnya, karena didalam budaya warisan leluhur tersebut terkandung nilai-nilai filosofis atau ajaran-ajaran yang sangat luhur mengenai kehidupan dan perilaku manusiaitu sendiri6. Pada mata pelajaran mulok Budaya Alam Minangkabau (BAM) agar menyampaikan pelajaran atau berkomunikasidengan anak didik menggunakan bahasa Minangkabau..BAB IIIPENUTUPA. KesimpulanBahasa MinangkabauatauBaso Minangadalah salah satubahasadarirumpun bahasa Melayuyang dituturkan olehOrang Minangkabausebagai bahasa ibu khususnya di provinsi Sumatera Barat(kecualikepulauan Mentawai). Dengan masuknya pengaruh budaya luar melalui globalisasi bahasa minang semakin terancam punah. Penggunaan bahasa minang dianggap kuno dan ketinggalan zaman. Kemunduran kondisi bahasa minang ini dapat dilihat dari minimnya masyarakat terutama para pemuda yang menggunakan bahasa minang dalam kehidupan sehari hari, serta minimnya pengetahuan tentang bahasa minang.

B. Saran1. Perlunya dilakukan perubahan paradigma masyarakat yang menganggap bahasa minang kuno dan ketinggalan zaman.2. Instansi terkait perlu menciptakan metode membelajaran bahasa minang ataupun kebudayaan minang dalam pemaparan yang lebih menarik dan berteknologi.3. Perlunya mengabadikan bahasa minang dalam sebuah kamus sehingga masyarakat minang tidak bingung dalam menguasai bahasa minang.4. Memegang teguh kebudayaannya tanpa meninggalkan arusglobalisasi. Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai kebudayaan nenek moyangnya.

KEPUSTAKAAN

Marni, Silvia. 2013. Pelestarian Bahasa Minangkabau Sebagai Pembentuk Pribadi Yang Santun. Padang : STKIP PGRI Sumatera Barat.

Fadli .M , Wina Erwina dan Nurmaya Prahatmaja. 2012. Partisipasi Masyarakat Minangkabau Dalam Mempertahankan Eksistensi Tradisi Lisan Pasambahan Melalui Transfer Of Indigienous Knowledge. Bandung : Fakultas Ilmu Komunikasi. Universitas Padjadjaran.