Upload
others
View
21
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
0
PROPOSAL
PENELITIAN DOSEN PEMULA
UNIVERSITAS LAMPUNG
ANALISIS POLIMORFISME GEN DREB2 DAN
RESPON FISIOLOGIS PADI LOKAL LAMPUNG
TERHADAP CEKAMAN KEKERINGAN
PROGRAM STUDI BIOLOGI
FAKULTAS ILMU PENGETAHUAN DAN MATEMATIKA
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI ...................................................................................................................... 1
RINGKASAN .................................................................................................................... 2
I. PENDAHULUAN ................................................................................................. 3
1.1. Latar Belakang ........................................................................................................ 3
1.2. Rumusan Masalah ................................................................................................... 5
1.3. Tujuan Penelitian .................................................................................................... 5
1.4. Manfaat Penelitian .................................................................................................. 5
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................................ 6
2.1. Tanaman Padi Di Indonesia ...................................................................................... 6
2.2. Kondisi dan Respon Kekeringan Pada Padi .............................................................. 6
2.3. Cekaman Kekeringan Pada Awal Musim Tanam ..................................................... 7
2.4. Polietilen Glikol (PEG) ............................................................................................. 7
2.5. Gen DREB2 ............................................................................................................... 7
2.6. Kadar Prolin dan Klorofil selama cekaman kekeringan ............................................ 8
2.8. Penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya ........................................................ 8
2.9. Road map Penelitian .................................................................................................. 9
III. METODE PENELITIAN ................................................................................... 10
3.1. Bagan Alir Penelitian (Fishbone Diagram) ............................................................ 10
3.2. Material Tanaman..................................................................................................... 10
3.3. Metode Penelitian ................................................................................................. 11
A. Pemberian Cekaman Kekeringan .......................................................................... 11
B. Analisis Respon Fisiologis ................................................................................... 11
C. Analisis Molekuler untuk pengujian polimorfisme gen DREB2 .......................... 13
D. Pembagian Tugas .................................................................................................. 14
IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN ................................................................. 15
4.1. Anggaran Biaya ......................................................................................................... 15
4.2. Jadwal Kegiatan ........................................................................................................ 16
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 17
2
RINGKASAN
Pemanasan global yang terjadi saat ini mempengaruhi perubahan iklim dunia yang
berdampak pada penurunan produksi pangan. Peningkatan suhu menyebabkan stress bagi
tanaman dan menjadi faktor pembatas penting bagi produktivitas tanaman. Padi merupakan
tanaman pangan utama bangsa Indonesia. Ketahanan pangan jangka panjang harus menjadi
program penting dalam menjawab tantangan perubahan iklim.
Pencarian varietas baru yang dapat beradaptasi terhadap kenaikan suhu dan tahan
kekeringan dapat diawali dengan menggali potensi plasma nutfah padi lokal. Pengujian
toleransi plasma nutfah padi lokal bermanfaat dalam pegembangan padi tahan cekaman
kekeringan. Pemanfaatan plasma nutfah lokal juga bermanfaat dalam konservasi
sumberdaya genetik yang penting bagi pengembangan varietas baru dikemudian hari.
Berdasarkan hasil studi kami sebelumnya (Chrisnawati, 2020), diketahui bahwa Lampung
memiliki varietas padi lokal Lumbung Sewu Cantik yang banyak dibudidayakan pada
dataran tinggi dengan sedikit air. Akan tetapi, hingga saat ini publikasi mengenai pengujian
ketahanan kekeringan padi lokal tersebut belum tersedia.
Penelitian ini berjudul “Analisis Polimorfisme Gen DREB2 dan Respon Fisiologis Padi
Lokal Lampung Terhadap Cekaman Kekeringan”, merupakan tahap kedua dari penelitian
yang direncanakan mengarah kepada tema akhir Analisis Genetika dan Morfo-fisiologi
Toleransi Terhadap Cekaman Kekeringan pada Padi Lokal Lampung. Pada penelitian
tahap ini, dilakukan pengujian secara molekuler dengan melihat polimorfisme gen DREB2
padi Lumbung Sewu Cantik dengan padi pembanding dan analisis fisiologi untuk melihat
ketahanan kecambah padi lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik terhadap cekaman
kekeringan. Hasil penelitian ini direncanakan akan diseminasikan pada seminar The
6th International Conference on Climate Change (ICCC) atau pada jurnal nasional SHINTA.
Analisis molekuler diawali dengan ekstraksi DNA yang telah dilakukan pada penelitian
sebelumnya (Chrisnawati, 2020) menggunakan GENEAID Genomic DNA Mini Kit.
Selanjutnya pada tahap kedua ini dilakukan amplifikasi DNA (PCR) menggunakan
pasangan primer DREB2 (F = 5'-CCT CAT TGG GTC AGG AAG AA-3 'dan R = 5'- GGA
TCT CAG CCA CCC ACT TA-3') dan PROMEGA GoTaq Flexi DNA Polymerase dengan
campuran untuk 25uL reaksi adalah 5 uL buffer 5X, 2 uL MgC12 25 mM, 0.5 uL dNTPs 10
mM, 0.5 uL primer forward 10 mM, 0.5 uL primer reverse 10 mM, 0.14 uL Taq Polymerase,
14.36 uL nuclease-free water, dan 2 uL DNA template, Suhu yang digunakan pada PCR
adalah initial denaturation 95°C- 5 menit, 35 siklus (denatiiration 94°C- 1 menit, annealing
59°C- 2 menit, elongation 72°C- 2 mQwW., final elongation 72°C- 10 menit, dan
dipertahankan pada suhu 14°C). Hasil PCR kemudian divisualisasi mengguanakan agarose
1% dalam TBE dan BIOTIUM Gel Red Nuicleid Acid Gel Stain pada sinar UV.
Analisis fisiologi dilakukan pada fase perkecambahan dengan pemberian cekaman PEG
(Poly Ethylene Glycol) 6000. Karakter yang diamati adalah kadar prolin, kadar air, dan
kadar klorofil. Penelitian dilakukan dengan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun
secara faktorial dengan 2 faktor, dimana faktor utama adalah varietas padi yang terdiri dari
padi IR 64 (Kontrol Peka), padi Inpago 8 (Kontrol Toleran), dan padi Lumbung Sewu
Cantik. Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi PEG 6000 yang terdiri dari 2 taraf yaitu
kadar larutan PEG 0% dan kadar larutan PEG 20%. Kadar PEG 20% dipilih berdasarkan
penelitian sebelumnya (Chrisnawati, 2020). Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak
3 kali sehingga didapat 18 satuan percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis lanjut
menggunakan analisis ragam pada taraf a uji = 0.05 dan analisis lanjut menggunakan uji
Duncan’s Multiple Range Test (DMRT). Pengolahan data menggunakan program statistik
SPSS 22.
Keyword: Padi Lokal Lampung, gen DREB2, prolin, kadar air, klorofil, tahan kekeringan
3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Tantangan besar yang dihadapi dunia saat ini dan di masa yang akan datang adalah
perubahan iklim (climate change) yang disebabkan oleh pemanasan global (global
warming). IPCC (Intergovermental Panel on Climate Change) melaporkan bahwa
peningkatan suhu rata-rata yang terjadi akhir-akhir ini berdampak pada penurunan
produksi pangan global. Sejalan dengan hal tersebut, Furuya dan Kayohama (2005)
melaporkan bahwa kenaikan temperatur dapat menyebabkan penurunan produksi padi
dunia. Hal ini tentunya menjadi tantangan besar bagi Indonesia, mengingat padi
menjadi sumber utama makanan pokok masyarakat.
Cekaman kekeringan yang diakibatkan oleh peningkatan suhu merupakan ancaman
besar untuk produksi beras di Indonesia. Hal ini disebabkan karena Padi (Oryza sativa
L.) sangat membutuhkan air selama masa pertumbuhannya. Selain itu, Padi yang
mendominasi luasan lahan sawah di Indonesia merupakan padi sawah tadah hujan
yang sangat tergantung pada ketersediaan air. Ketersediaan air yang kurang akan
berpengaruh pada morfologis, anatomi fisiologi, dan biokimia tanaman hingga
berimbas pada penurunan produksi padi.
Menjawab tantangan akan kekeringan di masa yang akan datang, maka diperlukan
strategi yang tepat yang berdampak pada ketahanan pangan jangka panjang hasil
interaksi antara adaptasi tanaman dan perubahan iklim. Pengembangan padi yang
tahan terhadap cekaman kekeringan adalah salah satu strategi yang dapat dilakukan
untuk menyesuaikan dengan peningkatan suhu global.
Pengembangan padi tahan cekaman kekeringan dapat diawali dengan pengujian
ketahanan plasma nutfah padi lokal. Berdasarkan hasil studi kami sebelumnya
(Chrisnawati, 2020), diketahui bahwa Lampung memiliki tiga varietas padi lokal
yang terdaftar dengan nama Lumbung Sewu Cantik, Sirenik, dan Ampai Merah. Salah
satu dari padi lokal tersebut yaitu varietas padi Lumbung Sewu Cantik merupakan padi
tahan kering yang banyak dibudidayakan pada dataran tinggi dengan sedikit air. Selain
itu, keunggulan dari padi ini adalah budidaya oleh petani lokal yang dilakukan tanpa
pemupukan tetapi mampu menghasilkan ±3,8 ton/ha GKP (Gabah Kering Panen)
4
(Berita PVT, 2018). Akan tetapi, hingga saat ini publikasi ilmiah mengenai pengujian
ketahanan kekeringan padi lokal tersebut belum tersedia. Padahal penggalian potensi
ketahanan plasma nutfah padi lokal sangat bermanfaat dalam konservasi sumber daya
genetik yang dapat digunakan dalam pengembangan varietas baru tahan cekaman
kekeringan.
Pengembangan padi tahan cekaman kekeringan membutuhkan waktu yang lama dan
biaya yang besar karena melalui serangkaian tahapan seleksi. Oleh sebab itu,
diperlukan metode seleksi cepat yang lebih murah dan efisien untuk mendapatkan
informasi awal mengenai genotipe toleran. Penapisan toleransi kekeringan di fase
perkecambahan menggunakan poly ethilen glygol (PEG) menjadi salah satu cara yang
sering digunakan (Widyastuti et al., 2016). PEG bersifat mempertahankan potensial
osmotik sehingga dapat digunakan sebagai pembatas kadar air pada medium
perkecambahan (Widoretno, 2011). Seleksi pada tahap perkecambahan benih dan
pertumbuhan bibit sangat penting karena merupakan salah satu tahapan paling kritis
sehingga kekeringan dapat menjadi pembatas pertumbuhan tanaman (Faisal et al.,
2019). Studi kami sebelumnya (Chrisnawati, 2020) memperlihatkan bahwa PEG
6000 dengan konsentrasi 20% dapat memberikan kondisi kekeringan pada kecambah
padi Lumbung Sewu Cantik.
Evaluasi karakter yang berkontribusi terhadap pertumbuhan dan strategi adaptasi padi
terhadap kekeringan menjadi penting dalam pemuliaan padi. Pendekatan morpho-
physiology dan genetika dapat digunakan untuk melakukan seleksi padi lokal yang
tahan kekeringan. Tanaman dapat menginisiasi bermacam-macam perubahan
morfologi dan fisiologi untuk bertahan dalam kondisi cekaman.
Penelitian ini merupakan tahap kedua dari penelitian yang direncanakan yang mengarah
kepada tema akhir Analisis Genetika dan Morfo-fisiologi Toleransi Terhadap
Cekaman Kekeringan pada Padi Lokal Lampung. Pada penelitian tahap kedua ini,
akan dilakukan pengujian secara molekuler dengan melihat polimorfisme gen DREB2
padi Lumbung Sewu Cantik. Gen DREB2 dipilih karena telah terbukti berperan dalam
pembentukan toleransi kekeringan pada padi (Bihani, 2011) dan pada gandum
(Eftekhari, 2017). Pada penelitian ini juga dilakukan analisis fisiologi untuk melihat
ketahanan kecambah padi lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik terhadap kekeringan
melalui pengukuran kadar prolin, kadar air, dan klorofil.
5
1.2. Rumusan Masalah
Permasalahan yang dikemukakan adalah: (1) Bagaimanakah polimorfisme gen
DREB2 pada padi lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik jika dibandingkan dengan
genotype toleran kekeringan (Inpago 8) dan genotype peka (IR 64)?; (2) Bagaimana
kadar prolin, kadar air, dan kadar klorofil padi lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik
di bawah cekaman kekeringan pada fase perkecambahan jika dibandingkan dengan
genotype toleran kekeringan (Inpago 8) dan genotype peka (IR 64)?
1.3. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitian ini adalah: (1) Mengetahui profil gen DREB2 pada padi lokal
Lampung Lumbung Sewu Cantik jika dibandingkan dengan genotype toleran
kekeringan (Inpago 8) dan genotype peka (IR 64); (2) Menganalisis aspek fisiologi
(kadar prolin, air, dan klorofil) ketahanan kekeringan kecambah padi lokal Lampung
Lumbung Sewu Cantik jika dibandingkan dengan genotype toleran kekeringan
(Inpago 8) dan genotype peka (IR 64).
1.4. Manfaat Penelitian
Penelitian ini merupakan tahapan awal dalam menggali potensi ketahanan plasma
nutfah padi lokal Lampung terhadap cekaman kekeringan. Hingga saat ini publikasi
mengenai padi lokal Lampung belum tersedia. Penggalian potensi plasma nutfah padi
lokal bermanfaat dalam penyediaan sumber daya genetik untuk pegembangan
varietas baru dikemudian hari dalam membangun ketahanan pangan jangka panjang
yang beradaptasi dengan tantangan pemanasan global (global warming). Plasma
nutfah lokal juga dipertimbangkan karena adaptasinya yang baik pada lingkungan
lokal. Pengkajian morfo-fisiologi dan genetika penting dilakukan untuk mendapatkan
data yang lengkap dalam menggambarkan karakter fenotip dan genotip yang
beradaptasi pada cekaman.
6
II. TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Tanaman Padi Di Indonesia
Padi (Oryza sativa L.) merupakan sumber makanan pokok sebagian besar negara Asia.
Padi dibudidayakan di lokasi ekologis yang bervariasi termasuk sawah dengan irigasi,
sawah tadah hujan, dan tadah hujan dataran tinggi (Kumar, 2012). Di Indonesia,
terdapat varietas padi lokal yang sangat bervariasi karena beradaptasi dengan kondisi
lingkungan yang beragam. Pemuliaan padi di International Rice Research Institute
(IRRI) memanfaatkan padi lokal Indonesia tropical japonica untuk menghasilkan
varietas new plant type (NPT) yang memiliki sedikit anakan, batang yang lebih tebal,
malai yang besar untuk memberikan produksi yang lebih tinggi (Peng et al., 2008).
Badan Litbang Pertanian Indonesia telah melepas 200 lebih NPT padi dengan
karakteristik yang beragam. Walaupun beberapa varietas lokal telah digunakan dalam
pemuliaan tanaman, masih banyak plasma nutfah padi tradisional Indonesia yang
belum dikarakterisasi dan kurang dimanfaatkan seperti halnya padi lokal Lampung.
2.2. Kondisi dan Respon Kekeringan Pada Padi
Air merupakan komponen penting penyusun jaringan tanaman yang aktif melakukan
proses fisiologis dan berfungsi menjaga turgiditas sel. Kondisi kekurangan air pada
jaringan tanaman akan mengakibatkan terganggunya proses metabolisme tanaman
sehingga mengganggu pertumbuhan (Lestari, 2005). Perubahan iklim (climate
changes) berpengaruh terhadap siklus musim. Dugaan pergantian musim kemarau ke
musim hujan atau sebaliknya tidak dapat dilakukan secara tepat. Perubahan iklim juga
berdampak pada potensi lahan karena mengalami cekaman kekeringan. Hal tersebut
berdampak terhadap penurunan hasil atau kegagalan panen (Nugroho, 2013).
Dalam siklus hidup tanaman, mulai dari perkecambahan sampai panen, tanaman selalu
membutuhkan air. Tidak satupun proses metabolisme tanaman dapat berlangsung
tanpa air. Besarnya kebutuhan air setiap fase pertumbuhan selama siklus hidupnya
tidak sama. Hal ini berhubungan langsung dengan proses fisiologis, morfologis dan
kombinasi kedua faktor di atas dengan faktor-faktor lingkungan. Kebutuhan air pada
tanaman dapat dipenuhi melalui penyerapan oleh akar. Besarnya air yang diserap oleh
akar tanaman sangat bergantung pada kadar air dalam tanah yang ditentukan oleh
7
kemampuan partikel tanah menahan air dan kemampuan akar untuk menyerapnya
(Jumin, 1992).
Kekurangan air akan mengganggu aktivitas fisiologis maupun morfologis, sehingga
mengakibatkan terhentinya pertumbuhan. Defisiensi air yang terus menerus akan
menyebabkan perubahan irreversibel bagi tanaman dipengaruhi oleh beberapa faktor
antara lain jenis tanaman dalam hubungannya dengan tipe dan perkembangannya,
kadar air tanah dan kondisi cuaca (Fitter dan Hay, 1994).
2.3. Cekaman Kekeringan Pada Awal Musim Tanam
Awal pertumbuhan tanaman padi dikenal dengan fase vegetatif, pada fase ini
penggunaan air dalam proses metabolism lebih cenderung digunakan untuk proses
transpirasi dan untuk memproduksi bahan kering. Selanjutnya untuk perkembangan
daun dan perluasan daun serta pembentukan anakan. Pada fase ini tanaman padi
sangat sensitive terhadap kekurangan air, dan ini merupakan proses utama yang akan
dihambat apabila terjadi kekurangan air (Fiscer & Fukai, 2003). Untuk itu penting
dilakukan skrining padi di masa perkecambahan untuk melihat toleransinya terhadap
cekaman lingkungan.
2.4. Polietilen Glikol (PEG)
Polietilen Glikol (PEG) dengan berat molekuler tinggi telah lama digunakan untuk
menstimulasi cekaman kekeringan pada tanaman. PEG digunakan sebagai pengatur
osmotik yang dapat menurunkan potensial air pada larutan nutrient, tanpa diserap oleh
tanaman serta tidak bersifat toksik (Mazumder dan Sharma, 2009).
2.5. Gen DREB2
Gen DREB2 berperan penting dalam regulasi kekeringan. Pada tanaman mutan
Arabidopsis thaliana, overekspresi OsDREB2 secara nyata meningkatkan toleransi
terhadap cekaman kekeringan dan heat shock (Matsukura, 2010). DREBs menjadi
salah satu gen penting yang digunakan dalam perbaikan tanaman toleran kekeringan
melalui rekayasa genetika maupun melalui strategi pemuliaan tanaman (plant
breeding). Hal ini karena gen tersebut merupakan Faktor transkripsi utama yang
mengikat elemen kerja cis dari sebagian besar gen penyebab stres osmotik yang
bertanggung jawab untuk memberikan osmotoleransi pada tanaman dalam kondisi
stress (Hussain, 2011). DREB dipertimbangkan sebagai kandidat gen dan penanda
8
fungsional yang tepat untuk MAS (Marker Assisted Selection) dan alel mining dalam
program pemuliaan tanaman untuk mengembangkan varietas tanaman unggul yang
toleran kekeringan (Lata, 2011).
2.6. Kadar Prolin dan Klorofil selama cekaman kekeringan
Prolin adalah osmoprotektan yang diproduksi tanaman dalam jumlah yang relatif di
bawah cekaman abiotik (Ashraf, 2007) seperti cekaman kekeringan (Sperdouli, 2012).
Prolin berfungsi dalam stabilisasi protein dan membran, osmoprotektan, dan
pembersihan radikal bebas (Aggarwal, 2010; Ben Ahmed,2010). Beberapa penelitian,
menunjukkan bahwa aplikasi prolin eksogen dapat mengurangi efek berbahaya dari
tekanan lingkungan seperti kekeringan (Ashraf, 2007). Kadar prolin yang meningkat
selama cekaman kekeringan mengindikasikan bahwa tanaman tersebut toleran
kekeringan. Selain kadar prolin, kadar klorofil yang tinggi juga dikaitkan dengan
toleransi tanaman terhadap stress lingkungan (Sairam, 1994). Hilangnya klorofil
merupakan konsekuensi negatif dari tekanan tersebut (Sarani, 2014). Pengukuran
kadar klorofil dapat mendeteksi gangguan fotosintesis yang disebabkan oleh tekanan
lingkungan (Jedmowski, 2015). Oleh sebab itu, pengukuran karakter ini penting untuk
melihat bagaimana efek kekeringan terhadap kemampuan fotosintesis tanaman.
2.7. State of The Art
Jurnal yang membahas tentang kajian terhadap padi lokal Lampung belum tersedia.
Melalui penelitian ini, peneliti menggali potensi plasma nutfah padi lokal Lampung
sebagai upaya penyediaan sumberdaya genetik pengembangan varietas baru tahan
kekeringan. Peneliti menggunakan pendekatan fisiologi dan molekuler untuk
melakukan pengujian ketahanan kekeringan pada padi lokal Lampung.
2.8. Penelitian yang telah dilaksanakan sebelumnya
Penelitian ini diawali dengan penelitian tahap awal dengan Judul “Ekstraksi DNA dan
Skrining awal toleransi cekaman kekeringan pada padi lokal Lampung”. Studi diawali
dengan melakukan survey tentang padi lokal Lampung. Berdasarkan survey ini
ditemukan bahwa Lampung memiliki tiga varietas padi lokal yang terdaftar dengan
nama Lumbung Sewu Cantik, Sirenik, dan Ampai Merah. Padi yang menjadi fokus
studi saat ini adalah Lumbung Sewu Cantik yang biasa ditanam masyarakat pada
dataran tinggi dengan kebuthan air yang sedikit. Selanjutnya, dilakukan ekstraksi
DNA padi Lumbung Sewu Cantik sebagai langkah awal dalam melakukan pengujian
9
molekuler yang akan dilakukan pada penelitian tahap kedua ini. Pada penelitian
sebelumnya juga telah dilakukan seleksi konsentrasi PEG 6000 yang akan digunakan
pada penelitian tahap kedua ini. Berdasarkan pengujian karakter morfologi kecambah
padi Lumbung Sewu Cantik pada PEG 6000 10% dan 20%, diketahui bahwa PEG
6000 dengan konsentrasi 20% mampu memberikan kondisi kekeringan pada padi
Lumbung Sewu Cantik untuk pengujian skala laboratorium.
2.9. Road map Penelitian
Penelitian ini merupakan tahap kedua (berwarna kuning pada tabel peta jalan
penelitian) dengan tujuan akhir mengetahui aspek genetika dan morfo-fisiologi Padi
Lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik dibawah cekaman kekeringan.
Tahapan
Goal
Tahap I (Th. 2020) Tahap II (Th. 2021) Tahap III (Th. 2022)
Tem
a
Ekstraksi DNA dan
Skrining awal toleransi
cekaman kekeringan pada
padi lokal Lampung
Respon fisiologis padi lokal
Lampung dibawah cekaman
kekeringan dan analisis
polimorfisme Gen DREB2 pada
padi lokal Lampung
Analisis karakter anatomi
padi lokal Lampung di
bawah cekaman
kekeringan dan analisis
Sekuense Gen DREB2
Gen
etik
a d
an
Mo
rfo
-fis
iolo
gi
To
lera
nsi
Ter
had
ap
Cek
am
an
Kek
erin
ga
n
pa
da
Pad
i L
ok
al
La
mp
un
g
Keg
iata
n
Survei padi lokal Lampung Pengujian
cekaman
kekeringan
pada fase
perkecambahan
pada skala
laboratorium
untuk analisis
fisiologi
Pengujian
polimorfisme
Gen DREB2
untuk melihat
toleransi
cekaman
kekeringan
secara
molekuler
Pengamatan
anatomi
dibawah
cekaman
kekeringan
Analisis
sekuense
gen
DREB2 Skrining awal
toleransi
kekeringan
tahap
perkecambahan
dengan PEG
6000 (0%, 10%,
20%)
Isolasi
DNA
Ou
tpu
t
Persentase PEG
dan karakter
morfologi untuk
seleksi secara
cepat toleransi
cekaman
kekeringan
Ekstrak
DNA
dengan
purifitas
yang
baik
Respon
fisiologis yaitu
kadar air,
prolin, dan
klorofil.
Profil
fragmen pita
DNA gen
DREB2
Gambaran
anatomi
penampang
akar, batang,
dan stomata
daun
Sekuense
gen
DREB2
Rencana Selanjutnya
Potensi ketahanan plasma nutfah padi lokal Lampung terhadap stres biotik dan abiotic
Penelitian Pemula Penelitian Pemula Penelitian Dasar
10
III. METODE PENELITIAN
3.1. Bagan Alir Penelitian (Fishbone Diagram)
Gambar. Fishbone penelitian
3.2. Material Tanaman
Material tanaman yang digunakan adalah padi lokal Lampung Lumbung Sewu Cantik
yang diperoleh dari daerah lereng bukit Kecamatan Pardasuka Kabupaten Pringsewu
Lampung, Inpago 8 sebagai kontrol tahan kekeringan yang diperoleh dari Balai Besar
Penelitian Tanaman Padi (BB Padi), dan IR 64 sebagai kontrol peka.
Respon fisiologis padi lokal Lampung dibawah
cekaman kekeringan dan analisis polimorfisme gen
DREB2 pada padi lokal Lampung
Lab
Bo
tani
FM
IPA
UN
ILA
Lab
Bo
tani
LIP
I
Cib
inong
Keg
iata
n
Ind
ikato
r Cap
aian
Output
11
3.3. Metode Penelitian
A. Pemberian Cekaman Kekeringan
Sterilisasi Benih
Benih dari masing-masing varietas dipilih yang mempunyai ukuran seragam, lalu di
oven selama 72 jam pada suhu 43oC. Kemudian dimasukkan ke dalam desikator
selama ± 30 menit.
Seleksi Benih
Benih direndam dalam beaker glass berisi aquades selama 24 jam. Benih yang
tenggelam diambil sedangkan benih yang mengapung dibuang. Benih yang telah
diseleksi kemudian dikecambahkan.
Perkecambahan Benih
Perkecambahan benih menggunakan metode Uji Kertas Digulung Didirikan dalam
Plastik (UKDdp). Kertas buram yang sudah dibasahi aquades diletakan di atas plastik
PE, kemudian sebanyak 50 benih disusun secara zigzag di atas kertas buram tersebut.
Benih ditutup kembali dengan kertas buram basah dan digulung. Inkubasi selama 48
jam dalam germinator.
Pemberian Larutan PEG 6000
Pemberian larutan PEG 6000 dilakukan dengan metode Uji Kertas Digulung Didirikan
dalam Plastik (UKDdp). Kertas buram dibasahi dengan larutan PEG 6000 sesuai
dengan konsentrasi yang dibutuhkan. Sebanyak 30 kecambah yang memiliki ukuran
plumula dan radikula ± 2 mm yang seragam dipindahkan dari kertas gulung
sebelumnya. Kecambah disusun secara zigzag di atas kertas buram yang telah dibasahi
PEG 6000. Benih ditutup kembali dengan kertas buram basah dan digulung. Setiap
gulungan kertas dilebel notasi perlakuan dan ulangan. Inkubasi di dalam germinator
selama ± 7 hari.
B. Analisis Respon Fisiologis
Uji Kandungan Prolin
Pengukuran akumulasi prolin dilakukan dengan menggunakan metode asam
ninhidrin.
a. Pembuatan Ekstrak Sampel
12
Sebanyak 0,5 g sampel daun segar digerus hingga halus dalam mortar yang diberi
larutan sulfosalisilat 3% sebanyak 10 ml, kemudian disaring dengan kertas filter
Whatman no. 1.
b. Pembuatan Larutan Ninhidrin
Larutan asam ninhidrin dibuat dengan memanaskan 1,25 g ninhidrin dalam 30 ml
asam asetat glasial dan 20 ml asam fosfat hingga larut.
c. Pengukuran Kandungan Prolin
Sebanyak 2 ml filtrat sampel direaksikan dengan 2 ml asam ninhidrin dan 2 ml
asam asetat glasial dalam tabung reaksi pada suhu 100°C selama 1 jam. Reaksi
diakhiri dengan memasukkan tabung reaksi ke dalam beaker glass yang berisi es.
Kemudian campuran diekstraksi dengan 4 ml toluen, lalu digojog dengan vortex
selama 15-20 detik sehingga terbentuk dua lapisan cairan yang terpisah. Toluene
yang berwarna merah yang mengandung prolin terletak di bagian atas. Larutan
bagian atas disedot menggunakan pipet, untuk diukur kadar prolinnya dengan
spektrofotometer, absorbansi dibaca pada panjang gelombang 520 nm.
Kadar prolin dihitung menggunakan rumus :
Kadar Prolin =
𝑃𝑟𝑜𝑙𝑖𝑛
𝑚𝑙 × 𝑚𝑙 𝑡𝑜𝑙𝑢𝑒𝑛 ( 𝑔𝑟𝑎𝑚 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙)
(115,13𝜇 𝑔𝑟𝑎𝑚
𝑚𝑜𝑙) (5)
Pengukuran Kadar Air Relatif
Kandungan air relatif kecambah padi dihitung dengan rumus :
Kadar Air Relatif = 𝑀1−𝑀2
𝑀1 × 100%
Keterangan :
M1 = Berat segar kecambah
M2 = Berat kering kecambah
Pengukuran Kadar Klorofil Total
Sebanyak 0,1 gram sampel daun padi untuk tiap perlakuan digerus menggunakan
mortar sampai halus. Kemudian ditambahkan 10 ml etanol 96 % v/v. Ekstrak disaring
dengan kertas Whatman No.1 ke dalam flakon lalu ditutup rapat. Larutan ekstrak
sampel diambil sebanyak 1 mL dimasukkan dalam kuvet. Selanjutnya dilakukan
pembacaan serapan dengan spektrofotometer UV pada panjang gelombang (λ) 648 nm
dan 664 nm.
13
Kadar klorofil dihitung menggunakan rumus sebagai berikut :
Chltotal = 15,24 A648 + 22,24 A664 mg/L(𝑉
𝑊 ×1000)
Chla = 13,36 A664 – 5,19 A648 mg/L (𝑉
𝑊 ×1000)
Chlb = 27,43 A648 – 8,12 A664 mg/L (𝑉
𝑊 ×1000)
Keterangan :
Chltotal = Klorofil total
Chla = Klorofil a
Chlb = Klorofil b
A664 = Absorbansi pada panjang gelombang 664 nm
A648 = Absorbansi pada panjang gelombang 648 nm
V = Volume etanol 96%
W = Berat daun
Analisis data pengujian fisiologi
Penelitian ini menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) yang disusun secara
faktorial dan terdiri dari 2 faktor, dimana faktor utama adalah varietas padi (A) yang
terdiri dari padi IR 64 (Kontrol Peka), padi Inpago 8 (Kontrol Toleran), dan padi
Lumbung Sewu Cantuk. Sedangkan faktor kedua adalah konsentrasi PEG 6000 (B)
yang terdiri dari 2 taraf yaitu kadar larutan PEG 0% dan kadar larutan PEG 20%.
Setiap kombinasi perlakuan diulang sebanyak 3 kali sehingga didapat 18 satuan
percobaan. Data hasil pengamatan dianalisis lanjut menggunakan analisis ragam pada
taraf a uji = 0.05 dan analisis lanjut menggunakan uji Duncan’s Multiple Range Test
(DMRT). Pengolahan data menggunakan program statistic SPSS 22.
C. Analisis Molekuler untuk pengujian polimorfisme gen DREB2
Ekstraksi DNA dilakukan menggunakan GENEAID Genomic DNA Mini Kit. Amplifikasi
DNA (PCR) dilakukan menggunakan pasangan primer DREB2 (F = 5'-CCT CAT TGG GTC
AGG AAG AA-3 'dan R = 5'- GGA TCT CAG CCA CCC ACT TA-3') dan PROMEGA
GoTaq Flexi DNA Polymerase dengan campuran untuk 25uL reaksi,: 5 uL buffer 5X, 2 uL
MgC12 25 mM, 0.5 uL dNTPs 10 mM, 0.5 uL primer forward 10 mM, 0.5 uL primer reverse
10 mM, 0.14 uL Taq Polymerase, 14.36 uL nuclease-free water, dan 2 uL DNA template,
Suhu yang digunakan pada PCR adalah initial denaturation 95°C- 5 menit, 35 siklus
14
(denatiiration 94°C- 1 menit, annealing 59°C- 2 menit, elongation 72°C- 2 mQwW., final
elongation 72°C- 10 menit, dan dipertahankan pada suhu 14°C). Hasil PCR kemudian
divisualisasi mengguanakan agarose 1% dalam TBE dan BIOTIUM Gel Red Nuicleid Acid
Gel Stain pada sinar UV.
D. Pembagian Tugas
No Nama Tim Peneliti Kegiatan
1 Mahasiswa didampingi ketua
penelitian
Persiapan alat dan bahan
2 Mahasiswa didampingi ketua
penelitian
Perkecambahan dan pemberian cekaman
kekeringan pada skala laboratorium dengan PEG
6000 20%
3 Mahasiswa didampingi ketua
dan anggota penelitian
Pengukuran kadar klorofil dan kadar air relatif
untuk pengujian fisiologi
4 Mahasiswa didampingi ketua
penelitian dan anggota
penelitian
Analisis data fisiologi
5 Ketua peneliti Mempersiapkan primer gen DREB2 untuk
amplifikasi PCR
6 Ketua peneliti dan anggota
penelitian
Amplifikasi PCR menggunakan primer gen DREB2
pada padi Lumbung Sewu Cantik, IR64 (kontrol
negatif) dan Inpago 8 (control positif)
7 Ketua penelitian dan
Anggota penelitian 1 dan 2
Analis data molekuler
8 Mahasiswa didampingi
anggota penelitian 1 dan 2
Publikasi dan penulisan skripsi mahasiswa
yang terlibat
9 Ketua penelitian dan
Seluruh anggota tim
Penulisan laporan penelitian dan keuangan
15
IV. BIAYA DAN JADWAL PENELITIAN
4.1. Anggaran Biaya
Bahan dan Alat Penelitian
N Nama bahan Vol Biaya (Rp)
1 Primer gen DREB2 forward reverse 1 Paket 750.000
2 Toluena Teknis 98% 1L 500.000
3 Ninhidrin 10gr 750.000
4 Isopropanol lL 120.000
5 Etanol 500ml 250.000
6 Analisis PCR 3 Sampel 3.600.000
7 Nitrogen Cair 5 ltr 100.000
8 Benih Padi 3 Paket 200.000
9 Bak Tanam 10 Buah 300.000
10 Kapas 2 paket 30.000
11 Media Tanam 1 Paket 50.000
12 PEG 6000 1000g 800.000
13 Cawan Petri Plastik 10 Buah 300.000
14 Kertas Saring 1 Paket 50.000
15 Kertas Gulung 3 Gulung 50.000
Sub Total 7.850.000
Biaya Perjalanan
No. Uraian Kegiatan Volume Biaya (Rp)
1 Biaya perjalanan pengambilan sampel
3 Kegiatan 1.000.000
2 Protokol Kesehatan 1 Paket 150.000
Sub Total 1.150.000
Alat Tulis Kantor
No. Uraian Kegiatan Volume Biaya (Rp)
1 Dokumentasi 1 kegiatan 500.000
1. Alat Tulis 1 Kegiatan 500.000
3 Penggaris Besi 2 Buah 50.000
4 Millimeter Block 2 Buah 100.000
5 Gunting 2 Buah 50.000
6 Tinta Printer 4 Warna 1.000.000
16
7 Pembuatan Label dan Patok 1 Kegiatan 300.000
Sub Total 2.500.000
Laporan/Diseminasi/Publikasi
No. Uraian Kegiatan Volume Biaya (Rp)
1 Laporan akhir dan keuangan 1 kegiatan 500.000
2 Diseminasi dan publikasi 1 kegiatan 3.000.000
Sub Total 3.500.000
Jumlah Total
Bahan dan Alat Penelitian : Rp. 7.850.000
Biaya Perjalanan : Rp. 1.150.000
Alat Tulis Kantor : Rp. 2.500.000
Laporan/Diseminasi/Publikasi : Rp. 3.500.000
Total Rp. 15.000.000
4.2. Jadwal Kegiatan
Jadwal pelaksanaan penelitian disajikan selengkapnya pada tabel berikut:
Kegiatan Bulan ke
1 2 3 4 5 6
Persiapan alat dan bahan
Persiapan benih padi
Perkecambahan dan pemberian cekaman kekeringan
pada skala laboratorium dengan PEG 6000 20%
Pengukuran kadar klorofil dan kadar air relatif untuk pengujian fisiologi
Analisis data fisiologi
Mempersiapkan primer gen DREB2 untuk amplifikasi
PCR
Amplifikasi PCR menggunakan primer gen DREB2
pada padi Lumbung Sewu Cantik, IR64 (kontrol
negatif) dan Inpago 8 (control positif)
Analis data molekuler
Penulisan publikasi
Penulisan laporan penelitian dan keuangan
17
DAFTAR PUSTAKA
Aggarwal M, Sharma S, Kaur N, Pathania D, Bhandhari K, Kaushal N, Kaur R, Singh K,
Srivastava A, Nayyar H. 2010. Exogenous proline application reduces phytotoxic
effects of selenium by minimising oxidative stress and improves growth in bean
(Phaseolus vulgaris L.) seedlings. Biol Trace Elem Res. 140(3):354-67. doi:
10.1007/s12011-010-8699-9.
Ashraf M., Foolad M.R. 2007. Roles of glycine betaine and proline in improving plant
abiotic stress resistance. Environ. Exp. Bot. 59:206–216. doi:
10.1016/j.envexpbot.2005.12.006.
Ben Ahmed C, Ben Rouina B, Sensoy S, Boukhriss M, Ben Abdullah F. 2010. Exogenous
proline effects on photosynthetic performance and antioxidant defense system of
young olive tree. J Agric Food Chem. 58(7):4216-22. doi: 10.1021/jf9041479.
Berita Resmi PVT. 2018. Pendaftaran varietas Lokal Lumbung Sewu Cantik. Diakses
15/2/2021 Tersedia di http://pvtpp.setjen.pertanian.go.id/cms2017/berita-
resmi/pendaftaran-varietas-lokal/padi-lumbung-sewu-cantik/
Bihani P, Char B, Bhargava S. 2011. Transgenic expression of sorghum DREB2 in rice
improves tolerance and yield under water limitation. The Journal of Agricultural
Science, 149, 95-101.
Chrisnawati L, Ernawiati E, Yulianty. 2020. Ekstraksi DNA dan Skrining Awal Toleransi
Cekaman Kekeringan Pada Padi Lokal Lampung (Penelitian : unpublish)
Chrisnawati L, Ernawiati E, Yulianty. 2020. Penapisan Toleransi Kekeringan Padi Lokal
Lampung Pada Fase Perkecambahan. Jurnal biologi udayana. 25(1): in press
Eftekhari A, Baghizadeh MM, Yaghoobi R, Abdolshahi. 2017. Differences in the drought
stress response of DREB2 and CAT1 genes and evaluation of related physiological
parameters in some bread wheat cultivars, Biotechnology & Biotechnological
Equipment, 31:4, 709-716, DOI: 10.1080/13102818.2017.1316214
Faisal, S., Mujtaba, S.M., Asma et al. 2019. Polyethylene Glycol Mediated Osmotic Stress
Impacts on Growth and Biochemical Aspects of Wheat (Triticum aestivum L.). J.
Crop Sci. Biotechnol.22, 213–223. https://doi.org/10.1007/s12892-018-0166-0
Fischer KS, Lafitte R, Fukai S, Atiin G, Hardy B. 2003. Breeding Rice for Drought Prone
Environment. International Rice research institute. Los Banos. P98.
Fitter AH, Hay RKM. 1994. Fisiologi Lingkungan Tanaman. Penerjemah : Sri Andani dan
E.D. Purbayanti. Gadjah Mada University Press. hal421.
Furuya J,Koyama, O. 2005. Impacts of climatic change on world agricultural product
markets: Estimation of macro yield functions. JARQ, 39(2): 121–134.
Hussain SS, Kayani MA, Amjad M. 2011. Transcription factors as tools to engineer
enhanced drought stress tolerance in plants. Biotechnol Prog. 27(2):297-306. doi:
10.1002/btpr.514.
Jedmowski C, Ashoub A, Momtaz O, Brüggemann W. 2015. Impact of Drought, Heat , and
Their Combination on Chlorophyll Fluorescence and Yield of Wild Barley ( Hordeum
spontaneum ). Journal of Botani. 2015: 1-9
Jumin HB. 1992. Ekologi Tanaman Suatu Pendekatan Fisiologi,Rajawali Press,Yogyakarta
18
Kumar. 2012. Breeding rice for drought tolerance and adaptation to climate
change.International Rice Research Institute, Philipines.
Lata C, Prasad M. 2011. Role of DREBs in regulation of abiotic stress responses in plants.
J Exp Bot. 62(14):4731-48. doi: 10.1093/jxb/err210.
Lestari, EG. 2005 Hubungan antara Kerapatan Stomata dengan Ketahanan Kekeringan pada
Somaklon Padi Gajahmungkur, Towuti, dan IR 64. Biodiversitas 7: 44-48
Matsukura S, Mizoi J, Yoshida T, Todaka D, Ito Y, Maruyama K, Shinozaki K, Yamaguchi-
Shinozaki K. 2010. Comprehensive analysis of rice DREB2-type genes that encode
transcription factors involved in the expression of abiotic stress-responsive genes. Mol
Genet Genomics. 283(2):185-96. doi: 10.1007/s00438-009-0506-y.
Mazumder, Sharma. 2009. Proline, catalase and root traits as indices of drought resistance
in bold grained rice (Oryza sativa) genotypes. African Jounal of Biotechnology, 8(23),
6521-6528
Nugroho CA. 2013. Pengaruh cekaman kekeringan terhadap pertumbuhan bibit tanaman.
Balai Besar Perbenihan dan Proteksi Tanaman Perkebunan Surabaya
Peng S, Khush GS, Virk P, Tang Q, Zou Y. 2008. Progress in ideotype breeding to increase
rice yield potential. Field Crops Research 108, 32–38
Sairam RK. 1994. Effect of moisture stress on physiological activities of two contrasting
wheat genotypes. Indian J. Exp. Biol., 32: 594–597
Sarani M, Namrudi M, Hashemi SM, Mahdi M. 2014. The effect of drought stress on
chlorophyll content, root growth, glucosinolate and proline in crop plants.
International Journal of Farming and Allied Sciences, 3(9), pp.1997–2000.
Sharma AD, Gill PK, Singh P. 2002. DNA isolation from dry and fresh samples of
polysaccharide-rich plants. Plant Mol Biol Rep 20, 415 .
https://doi.org/10.1007/BF02772129
Sperdouli I, Moustakas M. 2012. Interaction of proline, sugars, and anthocyanins during
photosynthetic acclimation of Arabidopsis thaliana to drought stress. J Plant Physiol.
169(6):577-85. doi: 10.1016/j.jplph.2011.12.015.
Widoretno, W. 2011. Skrining untuk toleransi terhadap stres kekeringan pada 36
varietas kedelai pada fase perkecambahan. Berk Penel Hayati 16: 133-142.
(2)
Widyastuti Y, et al. 2016. Identifikasi Toleransi Kekeringan Tetua Padi Hibrida pada Fase
Perkecambahan Menggunakan Polietilen Glikol (PEG) 6000. Indonesian Journal of
Agronomy. 44 (3):235-241, doi:10.24831/jai.v44i3.13784.