38
LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA STUDI KOMPARASI BAHASA MELAYU DELI DENGAN BAHASA INGGRIS PADA TINDAK TUTUR ILOKUTIF KOMUNIKASI UJARAN BERBASA-BASI Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun Oleh : Fatimah Sari Siregar, S.Pd., M.Hum 0111098402 (Ketua) Aisiyah Aztry, S.Pd., M.Pd 0111098602 (Anggota) UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA OKTOBER 2017 Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra) Inggris

LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

  • Upload
    others

  • View
    22

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAPORAN AKHIR TAHUN

PENELITIAN DOSEN PEMULA

STUDI KOMPARASI BAHASA MELAYU DELI DENGAN BAHASA INGGRIS PADA

TINDAK TUTUR ILOKUTIF KOMUNIKASI UJARAN BERBASA-BASI

Tahun ke 1 dari rencana 1 tahun

Oleh :

Fatimah Sari Siregar, S.Pd., M.Hum 0111098402 (Ketua)

Aisiyah Aztry, S.Pd., M.Pd 0111098602 (Anggota)

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SUMATERA UTARA

OKTOBER 2017

Kode/Nama Rumpun Ilmu : 742 / Pendidikan Bahasa (Sastra) Inggris

Page 2: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

DAFTAR ISI

Halaman

RINGKASAN ................................................................................................. 1

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah ........................................................................... 2

1.2. Rumusan Masalah ..................................................................................... 2

1.3. Tujuan Penelitian ...................................................................................... 3

1.4. Target Luaran ........................................................................................... 3

1.5. Rencana Target Capaian ........................................................................... 3

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 4

2.1. Ujaran Berbasa Basi……………………………. ..................................... 4

2.2. Basa Basi Dalam Tindak Tutur Ilkousi ..................................................... 6

2.3. Penelitian Yang relevan ............................................................................ 8

BAB III. METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian ........................................................................................ 10

3.2. Teknik Pengumpulan Data ........................................................................ 10

3.2.1. Penelitian Pustaka .................................................................................. 10

3.2.2. Penelitian Lapangan ............................................................................... 10

3.2.2.1. Metode Simak ..................................................................................... 10

3.2.2.1.1 Teknik Rekam ................................................................................... 10

3.2.2.1.2. Teknik Catat ..................................................................................... 11

3.3. Sumber Data.............................................................................................. 11

3.4. Teknik Analisis Data................................................................................. 11

BAB IV. HASIL YANG TELAH DICAPAI ............................................... 12

BAB V. RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA....................................... 20

DAFTAR PUSTAKA

Page 3: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

RINGKASAN

Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah bahasa melayu dapat terus dilestarikan dan

dikembangkan secara keilmuan dan kebahasaan sehingga sejajar dengan bahasa daerah lainnya.

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran

berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris serta

mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.

Target luaran dalam penelitian ini adalah Artikel ilmiah yang akan dipublikasikan dalam jurnal

nasional tidak terakreditasi BAHTERA ISSN. 2086-8898, UMSU, dan proceeding yang akan di

seminarkan dalam konferensi internasional. Metode yang akan digunakan dalam penelitian ini

adalah deskriptif komparatif. Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu

data dari kategori dan makna tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi melayu deli dan bahasa

Inggris. Penelitian ini dilakukan dengan mendapatkan, mempelajari dan menganalisis data-data

yang berhubungan dengan penelitian ini. Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti

menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat.

Kata kunci: tindak tutur ilokutif, ujaran berbasa basi, bahasa Melayu Deli, bahasa Inggris.

Page 4: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

PRAKATA

Puji syukur kami panjatkan karena atas izin Allah SWT penelitian mengenai “Studi Komparasi

Bahasa Melayu Deli Dengan Bahasa Inggris Pada Tindak Tutur Ilokutif Komunikasi

Ujaran Berbasa-Basi“ dapat diselesaikan sesuai dengan jadwal yang direncanakan. Kegiatan

penelitian ini merupakan realisasi dari Penelitian Dosen Pemula dengan surat perjanjian No.

296/II.3-AU/UMSU-LP2M/C/2017.

Laporan Penelitian ini merupakan laporan akhir kegiatan penelitian tersebut, yang mencakup

perencanaan yang telah disajikan pada Usulan Penelitian dan kemudian dilengkapi dengan

berbagai data yang dilakukan oleh peneliti.

Peneliti mengucapkan terima kasih kepada Kemenristek Dikti, Rektor Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara dan LP2M UMSU yang telah memberikan dukungan terhadap

pelaksanaan penelitian. Akhir kata, peneliti menyadari bahwa dengan segala kondisi yang

dihadapi, laporan akhir penelitian ini masih perlu penyempurnaan. Harapan kami semoga

kiranya ketidaksempurnaan tersebut akan dilengkapi dengan berbagai penelitian lanjutan di masa

mendatang.

Medan, Oktober 2017

Peneliti

Fatimah Sari Siregar, M.Hum

Page 5: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Budaya merupakan simbol peradaban. Apabila sebuah budaya luntur dan tidak lagi

dipedulikan oleh sebuah bangsa, peradaban bangsa tersebut tinggal menunggu waktu untuk

punah. Indonesia adalah negara yang kaya akan sumber daya alam dan memiliki keberagaman

suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia meliliki lebih dari 300 suku bangsa.

Setiap suku bangsa memiliki kebudayaan yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Budaya dari suku negara Indonesia banyak diakui oleh negara lain sebagai suku negara

mereka penyebabnya tidak lain karena rendah pengetahuan serta sedikitnya minat untuk

mengetahui budaya sendiri. Modernisasi membuat budaya bahkan suku asli di kota-kota besar

mulai dilupakan termasuk di kota Medan. Daerah yang didominasi suku Batak tersebut mulai

melupakan salah satu suku yang membangun kota besarnya itu yaitu Suku Melayu Deli yang

memiliki bahasa khas tersendiri.

Penelitian terhadap bahasa melayu deli masih langka, sehingga peneliti tertarik untuk

melestarikan dan mengembangkan bahasa Melayu deli sejajar dengan bahasa daerah lainnya.

Penelitian tentang komunikasi fatis atau biasa yang dikenal dengan ujaran berbasa basi dalam

masyarakat Melayu Deli belum pernah ada yang meneliti. Selain itu, jika dikaji lebih lanjut

kategori fatis ini merupakan hal yang subtansial dalam proses komunikasi, hal ini sama

kedududukannya dengan kelas kata yang lainnya. Posisi yang dimaksud di sini adalah pertama,

kategori fatis merupakan kategori yang paling sering muncul dalam komunikasi, khususnya

dalam komunikasi lisan. Kedua, kategori fatis secara pragmatik adat dan tata krama. Ketiga,

komunikasi fatis bukan hanya bukan hanya kumpulan kata, frasa, atau kalimat yang tidak

bermakna, melainkan secara pragmatik merupakan sesuatu yang memiliki fungsi yang sangat

besar dalam masyarakat untuk menjaga kestabilan sebuah komunikasi.

Penggunaan fatis dalam komunikasi Bahasa Inggris juga sering digunakan, hanya saja

sebagai penutur target (P2) kerap tidak meyadarai bahwa telah menggunaan ujaran berbasa basi

dalam berkomunikasi dua arah yaitu ketika memberikan informasi untuk melakukan sesuatu

(Ilokutif). Ilokutif adalah tuturan yang bukan hanya memberikan informasi tetapi juga tuturan

tersebut mempunyai efek untuk melakukan sesuatu (Ibrahim dalam tim PPPBI, 1993:16). Hal

1

Page 6: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

ini juga menjadi ketertarikan penulis untuk mengkaji bagaimana kategori dan makna ujaran

berbasa basi dalam komunikasi ilokutif antara bahasa melayu Deli dengan Bahasa Inggris.

1.2. Rumusan Masalah

Fungsi bahasa yang merupakan komunikasi untuk menguatkan atau menjaga kontak antara

petutur dengan penerima pesan. Kata-kata seperti “Halo” atau “Anda mendengarkan saya?”

melalui telepon, intinya untuk menjalin hubungan adalah fungsi fatis atau berbasa basi. Kamus

Umum Bahasa Indonesia (KBBI) (2002:110) menjelaskan basa-basi yaitu ungkapan yang

digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi. Jadi, dalam

basa-basi tidak ada informasi yang penting yang ingin disampaikan, tapi supaya petutur dan

mitra tutur bersedia berbicara satu sama lain, merasa senang melihat orang lain, dan sebagainya.

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah (1) Bagaimana mendeskripsikan bentuk

kategori ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa

Inggris, (2) mendeskripsikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa

Inggris.

Batasan masalah dalam penelitian ini adalah ujaran berbasa basi pada tindak tutur ilokutif

dalam bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris.

1.3. Tujuan Penelitian

Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi

dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, (2) untuk

mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.

1.4. Target Luaran

Target luaran dalam penelitian ini adalah:

1. Artikel ilmiah yang dipublikasikan dalam jurnal PEDAGOGI.

2. Proceeding yang di seminarkan dalam Seminar Antar Bangsa Pendidikan Bahasa, Sastra

dan Budaya Melayu 2017 pada tanggal 29-30 Nopember 2017 di Universitas

Muhammadiyah Sumatera Utara.

2

Page 7: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

1.5. Rencana Target Capaian

N

o

Jenis Luaran Indikator Capaian

kategori Sub ketegori Tambahan TS TS+1 TS+2

1. Artikel Ilmiah Internasional

bereputasi

Nasional

Terakreditasi

Nasional tidak

Terakreditasi

2. Artikel Ilmiah dimuat di

prosiding

Internasional

Terindeks

Nasional √

3.

Invited Speaker dalam temu

ilmiah

Internasional

Nasional

4

.

Visiting lecturer Internasional

5

.

Hak Kekayaan Intelektual

(HKI)

Paten

Paten

Sederhana

Hak Cipta

Merek

Dagang

Rahasia

Dagang

Desain

Produk

Industri

Indikasi

geografis

Perlindungan

varietas

tanaman

Perlindungan

Topografi

Sirkuit

Terpadu

6

.

Teknologi Tepat Guna

7 Model/Purwarupa/Desain/Karya Seni/

rekayasa Sosial

8

.

Buku Karya (ISBN)

9

.

Tingkat Kesiapan Teknologi (TKT)

3

Page 8: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Ujaran Berbasa basi

Menurut Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:16) ungkapan ungkapan yang

digunakan dalam fatik atau yang kita kenal dengan basa-basi, biasanya sudah berpola tetap,

seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan keluarga.

Ungkapan-ungkapan yang digunakan tidak dapat diartikan atau diterjemahkan secara harfiah.

Misalnya, dalam bahasa Inggris ungkapan How do you do ?, How are you?, Here you are!, dan

Nice day.; dalam bahasa Indonesia ada ungkapan seperti Apa kabar?, Bagaimana anakanak?,

Mau kemana nih ?, dan sebagainya.

Kategori fatis adalah suatu gagasan yang secara umum tidak berfungsi memberikan

informasi dan tidak untuk menyampakan ide atau gagasan Hal ini, sesuai yang dikemukan

Malinowsky (1923:314) dalam tulisannya The Problem of Meaning in Primitive Language (

1923:35) dengan istilah “ Phatic Communion” yang diambil dari Dubois (2002:232) yaitu suatu

jenis ujaran yang mengikat satu kesatuan yang diciptakan dengan pertukaran kata-kata belaka

dan kategori fatis digunakan sebagai bentuk untuk menunjukkan rasa tidak suka, atau yang tidak

menjelaskan peristiwa, serta komentar atas sesuatu yang sudah jelas. Selain itu, Sutami

(2004:52) fatis merupakan aspek prilaku berbahasa yang hanya memantapkan dan memelihara

perasaan solidaritas sosial yang berfungsi sebagai pembuka pembicaraan untuk mendapatkan

informasi yang diinginkan.Dengan demikian, fatis cendrung menghubungkan kata dalam struktur

bahasa dengan kata dalam pemakaian. Penghubung struktur bahasa dengan pemakaian bahasa

disebut pragmatic. Cruse dalam Sutami (2004:50) menyatakan bahwa kategori fatis merupakan

kata gramatikal ataupun kata fungsional dengan kata fungsional dengan ciri-ciri sebagai berikut:

(a) tidak memiliki akar yang jelas, (2) Tidak memiliki otonomi semantis, (c) merupakan kata

fungsional.

Sutami (2004:61) memberikan contoh pemakaian fatik pada orang Jawa yaitu dengan

ucapan “Mangga” atau dengan kalimat tanya “Badhe Tindak Pundi”. Dalam habasa melayu

Tunggu dulu a!’ (1b) ‘Tunggu dulu!’ . Dari pemaparan para ahli mengenai basa-basi dapat

disimpulkan bahwa penggunaan suatu bahasa tidak akan lepas dari basa-basi, namun berbeda

kadar peggunaannya. Penggunaan paling besar dalam percakapan yang bertujuan memelihara

4

Page 9: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

komunikasi, dimana ungkapan itu hanya untuk bersopan santun dan tidak untuk menyampaikan

informasi.

Basa-basi murni yaitu ungkapan-ungkapan yang dipakai secara otomatis sesuai dengan

peristiwa tutur yang muncul, maksudnya apa yang diucapkan oleh penutur selaras dengan

kenyataan. Kata kata yang dipakai hampir sama misalnya : selamat siang, selamat datang

mengucapkan terimakasih, pamit, dll. Sedangkan basa-basi polar yaitu tuturan yang berlawanan

dengan realitasnya, dimana orang harus memilih tuturan yang tidak sebenarnya untuk

menunjukkan hal yang lebih sopan. Berikut ini contoh pemakaian basa-basi murni

(1) Karyawan : “Selamat siang pak. Ada yang bisa saya bantu?”

Direktur : “Siang. Mana data yang saya minta diserahkan hari ini?.

Konteks : seorang karyawan memasuki ruang direkturnya.

Basa-basi tersebut termasuk basa-basi murni karena digunakan saat berjumpa. Tuturan yang

dipakai adalah selamat siang. Ungkapan selamat siang dipakai secara otomatis sesuai dengan

peristiwa tutur yang muncul yang menandai realitas siang.

Selain itu, Kridalaksana (2007: 111) mengemukakan ciri dari kategori fatis dalam bahasa

Indoensia yaitu, (a) perihal tugas atau fungsi (kategori fatis berfungsi memulai,

mempertahankan, dan mengukuhkan pembicaraan dan mitara bicara, (b) perihal konteks

(biasanya ditemukan dalam dialog atau wawancara bersambutan), (c) sebagai ciri (kebanyakan

kategori fatis digunakan dalam ragam lisan, yang digunakan dalam kalimat nonstandard yang

banyak mengandung unsur-unsur daerah atau dialek regional, (d) perihal posisi dalam kalimat

dapat ditemukan di awal, di tengah, dan akhir kalimat, (e) perihal wujud dapat berbentuk bebas

atau berwujud terikat, dan (f) perihal bentuk dan jenis (dapat berupa partikel, kata, dan frase

fatis).

Kridalaksana (2007; 111) memberikan penjelasan terperinci tentang makna kategori fatis,

untuk kata fatis antara lain: (1) menekankan rasa penolakan atau acuh tak acuh (misalnya, Ah

masa sih!), (2) menekankan ajakan (ayo kita pergi!) (3) pemaksaan dengan membujuk (misalnya,

makan deh, jangan malu-malu!), (4) member persetujuan (misalnya, boleh deh), (5) memberi

garansi (makanan dia enak deh), (6) sekedar penekanan (misalnya saya benci deh ma dia), (7)

menghaluskan perintah (misalnya, jalannya cepatan dong), (8) menekankan kesalahan kawan

bicara (misalnya, yah, segitu sih, mahal dongbang!), (9) menekankan pengakuan kesalahan

pembicara (eh, iya ding salah!), (10) memulai dan mengukuhkan pembicaraan ditelpon

5

Page 10: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

(misalnya, halo, 54789!), (11) menyalami kawan bicara yang dianggap akrab (misalnya, halo

Martha), (12) menekankan pembuktian (misalnya, kan, dia sudah tau?), (13) menekankan

perintah (misalnya, cepetan kek, kenapa?), (14) menggantikan kata saja (misalnya, elu kek yang

pergi!), (15) menekankan perincian (misalnya, elu kek, gue kek, sama saja), (16) menekankan

alasan dan pengingkaran (misalnya, saya cuma melihat saja kok), (17) menekankan kepastian

(misalnya, saya juga mau lho), (18) menekankan ajakan (misalnya, mari makan), (19)

menekankan kalimat imperative (misalnya, tutuplah pintu itu!), (20) meminta kawan bicara

untuk mengalihkan perhatian ke hal lain (misalnya, nah, bawalah uang ini dan belikan aku nasi

sebungkus), (21) menonjolkan bagian konstituen tertentu pada kalimat (misalnya, membaca pun

ia tidak bis), (22) ungkapan selamat untuk kawan (misalnya, selamat ya), (23) menggantikan

tugas –tah dan -kah (misalnya, apa sih malunya tuh orang), (24) bermakna “memang” atau

“sebenarnya” (misalnya, bagus sih bagus, cuma mahal ama), (25) menekankan alas an (misalnya,

Abis, gatot dipukul sih!), (26) menguatkan maksud (misalnya, saya toh tidak merasa bersalah),

(27) mengukuhkan atau membenarkan apa yang ditanyakan kawan bicara (misalnya, ya, tentu

saja), (28) meminta persetujuan (misalnya, jangan pergi ya), (29) mengungkapkan keragu-raguan

(misalnya, yah, apa aku bisa melakukannya?). Adapun, untuk fungsi frase fatis Kridalaksana

menyatakan beberapa hal, yaitu memulai dan mengakhiri interaksi (misalnya selamat pagi),

ucapan terima kasih, memulai interaksi, mengakhiri interaksi, membalas kawan bicara, dan

ucapan ketika menerima tawaran.

2.2. Basa-basi dalam Tindak Tutur Ilokusi

Tindak tutur “speech act” menjelaskan bahwa dalam mengatakan sesuatu seharusnya

orang juga melakukan sesuatu. Pada waktu seseorang mengatakan “maaf saya terlambat” maka

orang tersebut tidak hanya mengatakan saja tapi juga melakukan (perbuatan) terlambat. Suatu

tindak tutur memiliki makna yaitu dapat berupa lokusi, ilokusi, dan perlokusi. Lokusi adalah

tuturan yang hanya menginformasikan sesuatu. Perlokusi adalah tuturan yang bukan hanya

menginformasikan sesuatu tapi juga untuk mempengaruhi. Sedangkan Ilokusi adalah tuturan

yang bukan hanya untuk memberikan informasi tapi juga agar tuturan itu mempunyai efek untuk

melakukan sesuatu.

Taksonomi tindak ilokusi di atas mencakup tindak tutur konstantif (constantif), direktif

(directives), komisif (comissives), dan acknowledgements. Konstantif merupakan ekspresi

6

Page 11: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

kepercayaan yang dibarengi dengan ekspresi maksud sehingga mitratutur membentuk atau

memegang kepercayaan yang serupa. Berbeda dengan konstantif, direktif mengekspresikan sikap

penutur terhadap tindakan prospektif oleh mitratutur dan kehendaknya terhadap tindakan

mitratutur. Sedangkan komisif (comissive) mengekspresikan kehendak dan kepercayaan penutur

sehingga ujarannya mengharuskannya untuk melakukan sesuatu. Yang termasuk dalam komisif

adalah promisses dan offers. Sedangkan acknowledgements mengekspresikan perasaaan

mengenai mitra tutur atau –dalam kasus-kasus di mana ujaran berfungsi secara formal, kehendak

penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan sosial untuk mengekspresikan perasaaan

dan kepercayaan tertentu seperti itu. Yang termasuk dalam acknowledgements adalah apologize,

condole, congratule, greet, thank, bid, accept, reject.

Basa-basi sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara

pembicara dengan penyimak masuk dalam klasifikasi acknowledgements. Hal ini dapat dilihat

dari pengertian Acknowledgements yaitu merupakan tuturan yang mengekpresikan perasaan

mengenai mitratutur atau---dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak

penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan sosial untuk mengekspresikan perasaan dan

kepercayaan tertentu seperti itu. Ibrahim, tim PPPBI (1993:37) menjelaskan Acknowledgements

itu sering disampaikan bukan karena perasaan yang benar-benar murni tetapi karena ingin

memenuhi harapan sosial sehingga perasaan itu perlu diekspresikan. Maksudnya basa-basi

berfungsi hanya untuk sopan santun saja.

Jumanto (2006:89-90), mengemukakan bahwa terdapat dua belas ungkapan fatis, yaitu:

a. Untuk memecahkan kesenyapan atau keharusan untuk mengatakan sesuatu;

b. Untuk memulai percakapa atau membuka kontak;

c. Untuk melakukan percakapan secara relative tidak terpusat

d. Untuk melakukan gossip;

e. Untuk menjaga agar percakapan tetap berlangsung;

f. Untuk mengungkapkan solidaritas;

g. Untuk menciptakan harmoni;

h. Untuk menciptakan perasaan nyaman;

i. Untuk mengungkapkan empati;

j. Untuk mengungkapkan persahabatan;

k. Untuk mengungkapkan pernghormatan dan rasa hormat; dan

7

Page 12: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

l. Untuk mengungkapkan kesantunan

Dalam tindak tutur ilokutif, Kridalaksana (2007:119) menjelaskan frase fatis, yaitu:

(1) Frase yang diawali kata selamat dipergunakan untuk memulai dan mengakhiri interaksi

antara pembicara dan kawan bicara sesuai dengan keperluan dan situasi.

(2) Frase terima kasih digunakan setelah pembicara merasa mendapatkan sesuatu dari kawan

bicara.

(3) Frase turut berduka cita digunakan sewaktu pembicara menyampaikan bela sungkawa.

2.3. Basa-basi sebagai fenomena pragmatik

Abdul Chaer dan Leonie Agustina (2004:16) menjelaskan bahwa ungkapan-ungkapan

yang digunakan dalam fatik atau yang dikenal dengan basa-basi, biasanya sudah berpola tetap,

seperti pada waktu berjumpa, pamit, membicarakan cuaca, atau menanyakan keadaan keluarga.

Ungkapan-ungkapan yang digunakan tidak dapat diartikan atau diterjemahkan secara harfiah.

Misalnya, dalam bahasa Indonesia ungkapan seperti Apa kabar?, Bagaimana kabar keluarga di

rumah?, mau kemana nih, dan sebagainya. Oleh karena itu, penggunaan suatu bahasa tidak akan

lepas dari basa-basi, namun hanya berbeda kadar penggunaannya. Penggunaan paling besar

dalam percakapan yang bertujuan untuk memelihara komunikasi, dimana ungkapan itu hanya

untuk sopan santun dan tidak menyampaikan informasi.

Malinowski (1923:315) dalam jurnal Waridin (2008: Vol I) mendefiniskan phatic

communication sebagai “a type of speech in which ties of union are created by e mere exchange

of word”. Phatic communication mempunyai fungsi social dan digunakan dalam suasana ramah

tamah dan dalam ikatan personal antar peserta komunikasi. Situasi tersebut diciptakan dengan

pertukaran kata-kata dalam pembicaraan ringan, dengan perasaan tertentu untuk membentuk

hidup bersama yang menyenangkan. Masyarakat modern melakukan ramah tamah secara tulus

(pure sociabilities) dan bercakap-cakap dengan ringan.

2.4. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah penelitian dari Sailal Arimi

(mahasiswa Prodi Humaniora Program Pasca Sarjana Universitas Gajah Mada yang lulus pada

tahun 1998) yang berbentuk tesis dengan Judul Basa-basi Masyarakat Bahasa Indonesia.

Penelitian ini mengupas etnografi basa-basi dalam mayarakat bahasa Indonesia dan jenis-jenis

8

Page 13: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

basa-basi dalam bahasa Indonesia. Secara etnografi basa-basi adalah sebagai percakapan rutin,

tegur sapa, sopan santun dan ramah tamah, penjalin solidaritas dan harmonisasi. Berdasarkan

maksudnya dibagi menjadi 24 yaitu salam, perkenalan, sapaaan, konsratulasi, pengharapan,

ajakan, tawaran, himbauan, larangan, rejeksi, persetujuan, penerimaaan, pemakluman, janji,

pujian, penilaian, perendahan hati, simpati, perhatian, pengingatan kembali, apologi, persilahan,

terimakasih, dan berpamitan. Selain itu penelitian ini juga meneliti kekhasan kebiasaan

berbahasa dan pemakaian basa-basi berdasarkan subkultur pada masyarakat bahasa Indonesia.

Sedangkan penelitian Basa-basi Bahasa Prancis Drama Les Justes Karya Albert Camus lebih

pada kajian pragmatik. Selain itu penelitian ini menekankan jenis dan fungsi tuturan basa-basi

Sementara itu, pada penelitian Gerry Thaufik dengan judul Fatis dalam Bahasa Melayu

Kampar Kiri Kabupaten Kampar, memaparkan tentang Jenis kategori fatis dalam bahasa Melayu

Riau dialek Kampar Kiri. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa kategori fatis dalam bahasa

Melayu Riau dialek Kampar Kiri dibagi atas segi makna, distribusi, dan fungsi.

Berdasarkan uraian penelitian sebelumnya dapat disimpulkan bahwa penelitian ini belum

pernah dilakukan sehingga layak untuk dilaksanakan.

9

Page 14: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB III

TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN

Tujuan Penelitian ini adalah: (1) untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi

dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, (2) untuk

mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.

Manfaat penelitian dilihat dari dua sisi, yaitu secara teoritis dan praktis. Secara teoritis

penelitian ini bermanfaat dalam linguistik, ujaran basa basi adalah alat untuk interaksi sosial bagi

orang lain. Ini adalah untuk membangun hubungan baik antara anggota masyarakat yang sama.

Ucapan basa basi meliputi salam, perpisahan, formula sopan seperti "terima kasih," "Anda

dipersilahkan," "permisi," Bila ini tidak benar-benar menimbulkan kesan atau ekspresif. Dari

penjelasan sebelumnya, semoga penelitian ini bisa memberi kontribusi pengetahuan bagi peneliti

lain yang menganalisa tentang ujaran basa basi dalam berbagai bahasa. Secara praktis, temuan

penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi sarjana yang ingin melanjutkan penelitian lebih lanjut

tentang ujaran basa basi pada umumnya sampai khususnya. Dengan demikian, penelitian ini

memberi pembaca pembaca untuk mengetahui tentang ujaran basa basi dalam bahasa melayu

deli dan bahasa Inggris yang dapat memberi banyak informasi, baik benar atau salah dan dengan

demikian tunduk pada validasi empiris. Studi ini juga akan membantu penulis untuk mendeteksi

lebih banyak fungsi yang digunakan dalam ujaran basa basi.

10

Page 15: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB IV

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif.

3.2. Teknik Pengumpulan Data

Untuk memperoleh data yang dapat diuji kebenarannya dalam suatu peneltian digunakan

beberapa metode penelitian yaitu:

3.2.1. Penelitian Pustaka

Penelitian pustaka dimaksudkan sebagai langkah pertama untuk memperoleh data

sekunder dan prinsip-prinsip ilmiah yang dianggap mempunyai hubungan dengan permasalahan.

Penelitian pustaka dilakukan dengan cara mengkaji teori utama pendapat dalam berbagai sumber

yang relevan. Teknik dilakukan secara library research maupun internet research untuk

menambah wawasan dan informasi tentang masalah yang dikaji, guna mendukung data-data

sekunder yang berkaitan dengan penelitian ini.

3.2.2. Penelitian Lapangan

Penelitian lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu data tindak tutur

ilokutif ujaran berbasa basi bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna.

Untuk memperoleh data tersebut, digunakan metode dan teknik sebagai berikut:

3.2.2.1. Metode Simak

Dalam metode ini dilakukan penyimakan terhadap tindak tutur ilokutif komunikasi ujaran

berbasa basi Bahasa Melau Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna. Dalam metode

simak ini, digunakan beberapa teknik yaitu:

3.2.2.1.1. Teknik rekam

Setelah dilakukan penyimakan terhadap objek yang diamati, kemudian dilakukan

perekaman terhadap tuturan ilokutif ujaran berbasa basi dalam bahasa Melayu Deli dan bahasa

Inggris.

11

Page 16: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

3.2.2.1.2. Teknik Catat

Setelah perekaman, teknik selanjutnya adalah teknik catat. Teknik catat dilakukan untuk

mencatat kategori dan makna dalam tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi bahasa Melayu Deli

dan bahasa Inggris.

3.3. Sumber Data

Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

a. Data sekunder yaitu data yang diperoleh dari buku-buku acuan dan tulisan ilmiah lainnya.

b. Data primer yaitu data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan penutur kedua

bahasa, yaitu keluarga Kesultanan Deli untuk penutur bahasa Melayu Deli dan native

speaker dari Amerika yaitu Mr. Sheridan Honore untuk penutur bahasa Inggris.

3.4. Teknik Analisis Data

Teknik dalam menganalisis data yang diperoleh digunakan metode komperatif, yaitu

memperbandingkan serta menganalisis data sebagaimana adanya.

BAB V

HASIL YANG TELAH DICAPAI

12

Page 17: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Bab ini berisi uraian (1) deskripsi data dan (2) pembahasan. Deskripsi data berupa tuturan

lisan antar keluarga masyarakat melayu deli dan tuturan daily conversation dalam bahasa

Inggris. Pada bagian pembahasan berisi uraian atau bahasan dari data yang telah dideskripsikan

ada bagian deskripsi data. Kedua hal tersebut akan dipaparkan sebagai berikut.

1. Deskrispsi data ujaran fatis bahasa melayu deli

Suku Melayu Delli berbicara dalam bahasa Melayu Deli. Sekilas bahasa Melayu Deli mirip

dengan bahasa Indonesia dengan logat melayu yang kental dan pengucapan yang lebih singkat

dan cepat. Pada beberapa tempat, bahasa Melayu Deli menggunakan dialek “e” mirip bahasa

Maye-Maye dan bahasa Malaysia.

Table 4.1. Ujaran bahasa Melayu Deli

No. Bahasa Indonesia Bahasa Melayu Deli (Ujaran Fatis)

1. Senang Suke, bahagie, puas, gembire,

cinte, bangge, lege,sejahtere

2. Sedih Susah, duke, gundah, saket,

gelisah, merane, terenguh, leteh

3 Marah Geram, palak, kesal

4 Malu Riseh, segan, canggung

5 Takut Ngeri, tekimput, gamang, tesiau

6 Benci Iri,hambar, jijik

Berdasarkan data terlihat bahwa ujaran bahasa melayu Deli dalam masyarakat menjadi tradisi

lisan yang terus digunakan. Dalam hal ini, masyarkat melayu deli menggunakan ekspresi emosi

dalam tindak tutur verbal. Emosi masyarkat melayu digunakan untuk mendidik masyarakat

dalam membentuk karakter yang berakhlak dan mempertahankan budaya. Makna emosi dalam

ujaran fatis Melayu Deli memilki makna. Dalam menentukan makna dilakukan pendefinisian

makna berdasarkan ujaran fatis masyarakat melayu deli.

Table 4.1. Makna Ujaran bahasa Melayu Deli

No. Bahasa melayu Deli Makna Bahasa Melayu Deli 13

Page 18: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

1. Senang Puas dan lega tanpa rasa susah dan kecewa, betah, berbahagia, suka, gembira, saying,

keadaan baik, mudah, serba mudah.

2. Suke Berkeadaan senang, girang hati, mau, sudi,

rela, menaruh simpati, setuju, menaruh

kasih saying, acak mudah sekali.

3 Bahagie Keadaan atau perasaan senang dan tentram

4 Gembire Suka, bahasia, bangga, senang, riang,

senagn hati, bersuka cita, ria

5 Ikhlas Bersih hati, tulus hati

6 Lega Lapang, luas, tidak sempit, berasa senang,

bersuka cita

7 Enak Sedap, lezat, sehat/segar, nikmat dan

menyenangkan

8 Gemar Suka sekali, sangat menyenagkan

9 Sejahtera Aman sentosa dan makmur

10 Hoji Perasaan hati dalam keadaan suka terhadap

suau benda

11 Gemar Suka sekali

12 Leluase Lapang, bebas, tidak terbatas, berbuat

sesuka hati

13 Dendam Perasaan rindu, menaruh cinta kasih

14 Bangga Besar hati

15 Sedeh Susah hati, sangat pilu

16 Ibe Belas kasihan

17 Terenyuh Sedih sekali

18 Hampe Tidak berisi, kosong, tidak bergairah, tidak

ada hasilnya, tidak berpengetahuan

19 Ngeri Berasa takut atau khawatir

20 Sengsare Kesulitan atau kesusahan hidup, kesukaran

14

Page 19: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

21 Geram, palak Marah sekali, merasa kesal

22 Kecewe Tidak berhasil, tidak puas

23 Tekimput Ciut, kecut hati

24 Gamang Merasa takut/ngeri

25 Curige Rasa was-was, khawatir, kurang percaya

Berdasarkan table 4.2 berkenaan dengan makna ujaran bahasa Melayu Deli terlihat bahwa ujaran

bahasa melayu deli memiliki bentuk ungkapan yang menggambar jiwa msayarakat penutur.

1.2. Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Melayu Deli

Dari data yang yang ditemukan, maka ditemukan 10 fatis dalam Bahasa Melayu Deli.

1. Salam (greeting); seseorang mengeskpresikan rasa senang karena bertemu teman baru atau

yang sudah lama tidak ketemu. Contoh: Ahoiii…

2. Menekankan pada ajakan; seseorang mengekspresikan ajakan kepada pendengar untuk

mengikuti keinginan petutur. Contoh: Ayo lah…

3. Pujian; seseorang mengekspresikan sebuah penghormatan kepada yang lebih tua. Contoh:

Tenggeken makcik same sedapnye dengan tenggekan emak. (masakan bibi sama enaknya

dengan masakan ibu)

4. Ucapan selamat; seseorang mengekspresikan kegembiraan karena adanya kabar baik.

Contoh: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati emak liat ko.

5. Mengundang; seseorang mengekspresikan harapan baik kepada pendengar untuk mererat

persaudaraan. Contoh: Marilah singgah sebentah, jangan lekas kali.

6. Terima kasih; seseorang mengekspresikan rasa penghormatan dengan tingkat kesantunan

kepada mitra penutur (pendengar). Contoh: A: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati

emak liat ko. B: Terime kaseh mak.

7. Membuktikan; sesorang mengekspresikan pembuktian dengan pendengar. Contoh: yang

datang tidek hame, kan?

8. Menyakinkan, seseorang mengekspresikan sebuah penekanan untuk menyakinkan seseorang.

Contoh: Siape urang tuh, dia kire mude bebahase melayu.

15

Page 20: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

9. menekankan kesungguhan; seseorang mengekspresikan kesungguhan dalam pemicaraan.

Contoh: ah, tak ade ape-ape pun.

10. Penolakan; seseorang mengekspresikan penolakan dalam percakapn sehari-hari. Contoh:

Alah, maaf ye.

2. Deskrispsi data ujaran fatis bahasa Inggris

Berikut pengelompokan fatis yang mencakupi bentuk-bentuk ungkapan fatis, yaitu:

1. Interjeksi (interjection), contohnya Oh dear! What’s that?

2. Salam, perpisahan (greeting, farewells), contohnya Good morning, Nauli speaking, can I

help you?

3. Pemarkah wacana (discourse markers), contohnya Yeah, well it’s different.

4. Tanda minta perhatian (attention signals), contohnya Hey hey hey what’s the problem-what’s

the problem?

5. Pemancing respon (response elicitors), contohnya Pat, come over here in about twenty-five

minutes, okey?

6. Respon (responses), contohnya A: Actually, I’m going to need more milk then, if we’re going

to chocolate cake. B: yeah. Alright. Yeah, we got a lot of milk.

7. Peragu (hesitators), contohnya What about that erm, what about that other place that er

timber place on the way to Kilkern, erm we went there,…

8. Terima kasih (thanks), contohnya Here’s your pen, thanks.

9. Pemarkah kesopanan (the politeness marker please), contohnya A: Can I have a bit please?

B: Ask nicely A: Please can I have a bit of Kit Kat?

Fungsi fatis dianalogikan seperti usapan dan belaian disalurkan secara verbal dengan bahasa

yang berfungsi fatis. Berikut adalah contoh fatis dalam percakapan.

A: Hi!

B: Hi!

A: Warm enough forya?

B: Sure is. Looks like rain, though.

A: Well, take care yourself.

B: I’ll be seeing you

16

Page 21: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

A: So long

B: So long

Pada contoh percakapan di atas para peserta percakapan merasa puas. Tiap peserta percakapan

menerima empat tanggapan. Pada akhirnya mereka pergi dengan senang setelah mendapatkan

rasa aman.

2.1. Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Inggris

Tindak tutur menjelaskan bahwa dalam mengatkan sesuatu seharusnya orang juga

melakukan sesuatu. Lokusi adalah tuturan untuk menginformasikan sesuatu. Basa-basi sebagai

pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak

masuk dalam klasifikasi acknowledgement. Hal ini merupakan tuturan yang mengekspresikan

perasaan mengenai mitratutur atau dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak

penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan social untk mengekspresikan perasaan dan

kepercayaan tertentu seperti itu. Maksudnya basa-basi berfungsi hanya untuk sopan santun saja.

Berikut tuturan fatis.

1. Apologize (permintaan maaf); apabila seseorang mengekspresikan penyesalan karena telah

melakukan sesuatu yang disesalkan, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk

memenuhi harapan social berupa tuturan meminta maaf. Contoh : we are sorry for our

mistake. (maafkan kesalahan kami.)

2. Condolence (berduka cita); apabila seseorang mengekspresikan simpati karena musibah,

atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan

berduka cita. Contoh: My deep condolences (saya sangat berduka cita).

3. Conratulate (ucapan selamat); apabila seseorang mengekspresikan kegembiraan karean

adanya kabar baik, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan

social berupa tuturan mengucapkan selamat. Contoh: Good job! (Selamat).

4. Greet (salam); seseorang mengeskpresikan rasa senag karena bertemu seseorang, atau mitra

tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan salam.

Contoh: A: Good morning, sir?.

5. Thank (terima kasih; seseorang mengekspresikan terima kasih karena mendapatkan

bantuan atau pendengar menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa

tuturan berterimakasih. Contoh: A: Lets eat! (Mari makan!) B: thanks (terima kasih).

17

Page 22: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

6. Bid (mengundang); seseorang mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang

berhubungan dengan masa depan seseorang akan terjadi atau pendengar menyikapi ujaran

petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan mengundang. Contoh: “would you

like to have dinner with us, sir?” (maukah anda makan malam bersama kami?”

7. Accept (Menerima); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi

ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan menerima. Contoh: A: I am

sorry, I cant. B: Nevermind

8. Reject (menolak); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi

ijaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan penolakan. Contoh: A: could

you please drop me to the school? B: Sorry, I cant.

Komponen dan klasifikasi tindak tutur ilokusi tersebut dapat digunakan sebagai factor

pendukung di luar kebahasaan untuk menganalisis basa-basi dalam Bahasa Inggris.

3. Analisa Komperatif Ujaran Berbasa-basi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu

Tindak tutur ilokusi atau sikap yang terekspresikan, yang digunakan untuk membedakan

tindak-tindak ilokusi yang semuanya homogeny. Tindak itu diidentifikasi oleh maksud-maksud

yang ada dalam tindak itu (pengenalan mitra tutur terhadap sikap yang diekspresikan penutur).

Dalam penelitian ungakapan berbasa-basi, konteks tidak dapat diabaikan. Konteks adalah hal

yang dinamis, bukan statis, yang harus dipahami sebagai lingkungan yang senantiasa berubah,

yang memungkinkan partispan dalam proses komunikasi dapat berinteraksi sehingga ekspresi

linguistik yang digunakan dalam interaksi petutur dan mitra tutur dapat dipahami dengan baik.

Dari analisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat di analisa komperatif

ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa inggris. Persamaan dalam

menungkapkan berbagai emosi dalam tindak tutur ilokusi berbasa-basi dalam bahasa melayu dan

bahasa inggris memilki variatif. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan

bahasa inggris memiliki maksud sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau

kontak antara pembicara dengan penyimak. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa ada

persamaan dan perbedaan ekspresi dalam meyampaikan sesuatu. Dalam ujaran basa-basi tindak

tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris ditemukan sebagai berikut.

18

Page 23: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Table 4.3. analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa inggris dan bahasa

melayu

Fatis dalam Bahasa Melayu Fatis dalam Bahasa Inggris

Salam (greeting); Ahoiii… Apologize; we are sorry for our mistake.

Ajakan; Ayo lah… Condolence; My deep condolences

Pujian; Tenggeken makcik same sedapnye

dengan tenggekan emak

Conratulate; Good job!

Mengundang; Marilah singgah sebentah,

jangan lekas kali

Greet; Good morning, sir?.

Terima kasih; A: Alhamdulillah, selamat ye,

gembire hati emak liat ko. B: Terime kaseh

mak.

Thank; A: Lets eat! B: thanks

Membuktikan; yang datang tidek hame, kan? Bid; “would you like to have dinner with us,

sir?”

Menyakinkan; Siape urang tuh, dia kire mude

bebahase melayu.

Accept; A: I am sorry, I cant. B: Nevermind

menekankan kesungguhan; ah, tak ade ape-

ape pun.

Reject; A: could you please drop me to the

school? B: Sorry, I cant.

Penolakan; Alah, maaf ye.

Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di

kriteriakan sebagai berikut:

1. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah

mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat

yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.

19

Page 24: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

2. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang

tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar

komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.

3. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan

perhatian kepada pembaca.

20

Page 25: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB V

RENCANA TAHAPAN BERIKUTNYA

Menambah referensi dalam ujaran berbasa basi melayu deli dalam speech act

Menemukan sebuah model dalam sosiolinguistik kajian ujaran berbasa basi

Menerapkan sebuah model sosiolinguistik kajian ujaran berbasa basi

21

Page 26: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

BAB VII

KESIMPULAN DAN SARAN

KESIMPULAN

Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di

kriteriakan sebagai berikut:

1. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah

mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat

yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.

2. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang

tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar

komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.

3. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan

perhatian kepada pembaca.

SARAN

Sehubungan dengan kesimpulan, saran adalah tahap sebagai berikut

1. Disarankan kepada mahasiswa dan peneliti bidang sosiolinguistik untuk mendalami kajian

fatis. Hal ini bisa diaplikasikan dalam menulis dan berbicara dengan baik kepada masyarakat.

2. Juga disarankan untuk lebih memahami tentang jenis dan fungsi ujaran fatis dalam berbagai

bahasa.

Page 27: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

DAFTAR PUSTAKA

Kamus besar bahasa Indonesia. 2002. Departemen pendidikan nasional edisi ke-3. Balai pustaka.

Jakarta: gramedia.

Arimi, Sailal. 2006. Ihwal Metode Penelitian Sosiolinguistik. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Budaya, UGM.

Chaer, Abdul, Leoni agustina. 2004. Sosiolingiustik: perkenalan awal. Jakarta:Rineka cipta.

Cruse, Alan. 2004. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and Pragmatics (edisi

kedua). New York: Oxford University Press.

Dubois, M.J. 2002. Kamus Linguistik Tuturan Fatik. TATM.

Jumanto. 2006. Komunikasifatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Disertasi doctor

Universitas Indonesia: tidak diterbitkan

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT

Gramedia.

Sutami, Hermina. 2004. Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa.Depok: Fakultas Pengetahuan

Budaya Universitas Indonesia.

Tim PPPBI. 1993. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Thaufik, Gerry. 2005. Fatis Dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal

Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Vol 3 No.1 Februari 2015. Universitas Negeri Padang.

22

Page 28: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

LAMPIRAN

1. Artikel Ilmiah

STUDI KOMPARASI BAHASA MELAYU DELI DENGAN BAHASA INGGRIS PADA

TINDAK TUTUR ILOKUTIF UJARAN BERBASA-BASI

Fatimah Sari Siregar

[email protected]

Aisiyah Aztry

[email protected]

Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara

Abstrak

Tujuan jangka panjang dalam penelitian ini adalah bahasa melayu dapat terus dilestarikan dan

dikembangkan secara keilmuan dan kebahasaan sehingga sejajar dengan bahasa daerah lainnya.

Tujuan khusus dalam penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran

berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris serta

mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris, dan

proceeding yang akan di seminarkan dalam konferensi internasional. Metode yang akan

digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif komparatif. Penelitian lapangan dilakukan

untuk memperoleh data primer yaitu data dari kategori dan makna tindak tutur ilokutif ujaran

berbasa basi melayu deli dan bahasa Inggris. Untuk memperoleh data dalam penelitian, peneliti

menggunakan metode simak dengan teknik rekam dan teknik catat. adalah Ujaran basa basi

dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah mengomentari sesuatu yang

sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat yang harmonis dengan semata-

mata bertukar kata-kata.

Kata kunci: tindak tutur ilokutif, ujaran berbasa basi, Bahasa Melayu Deli, Bahasa Inggris.

PENDAHULUAN

Budaya dari suku negara Indonesia banyak diakui oleh negara lain sebagai suku negara

mereka penyebabnya tidak lain karena rendah pengetahuan serta sedikitnya minat untuk

mengetahui budaya sendiri. Modernisasi membuat budaya bahkan suku asli di kota-kota besar

mulai dilupakan termasuk di kota Medan. Daerah yang didominasi suku Batak tersebut mulai

melupakan salah satu suku yang membangun kota besarnya itu yaitu Suku Melayu Deli yang

memiliki bahasa khas tersendiri.

Penelitian terhadap bahasa melayu deli masih langka, sehingga peneliti tertarik untuk

melestarikan dan mengembangkan bahasa Melayu deli sejajar dengan bahasa daerah lainnya.

Penelitian tentang komunikasi fatis atau biasa yang dikenal dengan ujaran berbasa basi dalam

masyarakat Melayu Deli belum pernah ada yang meneliti. Selain itu, jika dikaji lebih lanjut

kategori fatis ini merupakan hal yang subtansial dalam proses komunikasi, hal ini sama

kedududukannya dengan kelas kata yang lainnya. Posisi yang dimaksud di sini adalah pertama,

kategori fatis merupakan kategori yang paling sering muncul dalam komunikasi, khususnya

dalam komunikasi lisan. Kedua, kategori fatis secara pragmatik adat dan tata krama. Ketiga,

*Penelitian ini memrupakan Penelitian Dosen Pemula yang didanai oleh RISTEKDIKI 2017

Page 29: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

komunikasi fatis bukan hanya bukan hanya kumpulan kata, frasa, atau kalimat yang tidak

bermakna, melainkan secara pragmatik merupakan sesuatu yang memiliki fungsi yang sangat

besar dalam masyarakat untuk menjaga kestabilan sebuah komunikasi.

Penggunaan fatis dalam komunikasi Bahasa Inggris juga sering digunakan, hanya saja

sebagai penutur target (P2) kerap tidak meyadarai bahwa telah menggunaan ujaran berbasa basi

dalam berkomunikasi dua arah yaitu ketika memberikan informasi untuk melakukan sesuatu

(Ilokutif). Ilokutif adalah tuturan yang bukan hanya memberikan informasi tetapi juga tuturan

tersebut mempunyai efek untuk melakukan sesuatu (Ibrahim dalam tim PPPBI, 1993:16).

Fungsi bahasa yang merupakan komunikasi untuk menguatkan atau menjaga kontak

antara petutur dengan penerima pesan. Kata-kata seperti “Halo” atau “Anda mendengarkan

saya?” melalui telepon, intinya untuk menjalin hubungan adalah fungsi fatis atau berbasa basi.

Kamus Umum Bahasa Indonesia (KBBI) (2002:110) menjelaskan basa-basi yaitu ungkapan yang

digunakan hanya untuk sopan santun dan tidak untuk menyampaikan informasi. Jadi, dalam

basa-basi tidak ada informasi yang penting yang ingin disampaikan, tapi supaya petutur dan

mitra tutur bersedia berbicara satu sama lain, merasa senang melihat orang lain, dan sebagainya.

Sehingga rumusan masalah dalam penelitian ini adalah bagaimana mendeskripsikan bentuk

kategori ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa

Inggris serta mendeskripsikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa

Inggris.

Tujuan Penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan bentuk kategori ujaran berbasa basi

dalam tindak tutur ilokutif dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris dan untuk

mendeskripisikan makna ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa Inggris.

METODE PENELITIAN

Penelitian ini menggunakan metode deskriptif komparatif. Penelitian pustaka dan

penelitian lapangan digunakan sebagai teknik pengumpulan data. Penelitian pustaka

dimaksudkan sebagai langkah pertama untuk memperoleh data sekunder dan prinsip-prinsip

ilmiah yang dianggap mempunyai hubungan dengan permasalahan. Penelitian pustaka dilakukan

dengan cara mengkaji teori utama pendapat dalam berbagai sumber yang relevan. Penelitian

lapangan dilakukan untuk memperoleh data primer yaitu data tindak tutur ilokutif ujaran berbasa

basi bahasa Melayu Deli dan Bahasa Inggris secara kategori dan makna. Untuk memperoleh data

tersebut, digunakan metode simak. Dalam metode simak ini dilakukan penyimakan terhadap

tindak tutur ilokutif komunikasi ujaran berbasa basi Bahasa Melau Deli dan Bahasa Inggris

secara kategori dan makna. Dalam metode simak ini, digunakan beberapa teknik yaitu teknik

rekam dan teknik catat. Setelah dilakukan penyimakan terhadap objek yang diamati, kemudian

dilakukan perekaman terhadap tuturan ilokutif ujaran berbasa basi dalam bahasa Melayu Deli

dan bahasa Inggris. Setelah perekaman, teknik selanjutnya adalah teknik catat. Teknik catat

dilakukan untuk mencatat kategori dan makna dalam tindak tutur ilokutif ujaran berbasa basi

bahasa Melayu Deli dan bahasa Inggris.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Melayu Deli

Dari data yang yang ditemukan, maka ditemukan 10 fatis dalam Bahasa Melayu Deli.

Page 30: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

11. Salam (greeting); seseorang mengeskpresikan rasa senang karena bertemu teman baru atau

yang sudah lama tidak ketemu. Contoh: Ahoiii…

12. Menekankan pada ajakan; seseorang mengekspresikan ajakan kepada pendengar untuk

mengikuti keinginan petutur. Contoh: Ayo lah…

13. Pujian; seseorang mengekspresikan sebuah penghormatan kepada yang lebih tua. Contoh:

Tenggeken makcik same sedapnye dengan tenggekan emak. (masakan bibi sama enaknya

dengan masakan ibu)

14. Ucapan selamat; seseorang mengekspresikan kegembiraan karena adanya kabar baik.

Contoh: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati emak liat ko.

15. Mengundang; seseorang mengekspresikan harapan baik kepada pendengar untuk mererat

persaudaraan. Contoh: Marilah singgah sebentah, jangan lekas kali.

16. Terima kasih; seseorang mengekspresikan rasa penghormatan dengan tingkat kesantunan

kepada mitra penutur (pendengar). Contoh: A: Alhamdulillah, selamat ye, gembire hati

emak liat ko. B: Terime kaseh mak.

17. Membuktikan; sesorang mengekspresikan pembuktian dengan pendengar. Contoh: yang

datang tidek hame, kan?

18. Menyakinkan, seseorang mengekspresikan sebuah penekanan untuk menyakinkan seseorang.

Contoh: Siape urang tuh, dia kire mude bebahase melayu..

19. menekankan kesungguhan; seseorang mengekspresikan kesungguhan dalam pemicaraan.

Contoh: ah, tak ade ape-ape pun.

20. Penolakan; seseorang mengekspresikan penolakan dalam percakapn sehari-hari. Contoh:

Alah, maaf ye.

Deskrispsi data ujaran fatis bahasa Inggris

Berikut pengelompokan fatis yang mencakupi bentuk-bentuk ungkapan fatis, yaitu:

10. Interjeksi (interjection), contohnya Oh dear! What’s that?

11. Salam, perpisahan (greeting, farewells), contohnya Good morning, Nauli speaking, can I

help you?

12. Pemarkah wacana (discourse markers), contohnya Yeah, well it’s different.

13. Tanda minta perhatian (attention signals), contohnya Hey hey hey what’s the problem-what’s

the problem?

Page 31: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

14. Pemancing respon (response elicitors), contohnya Pat, come over here in about twenty-five

minutes, okey?

15. Respon (responses), contohnya A: Actually, I’m going to need more milk then, if we’re going

to chocolate cake. B: yeah. Alright. Yeah, we got a lot of milk.

16. Peragu (hesitators), contohnya What about that erm, what about that other place that er

timber place on the way to Kilkern, erm we went there,…

17. Terima kasih (thanks), contohnya Here’s your pen, thanks.

18. Pemarkah kesopanan (the politeness marker please), contohnya A: Can I have a bit please?

B: Ask nicely A: Please can I have a bit of Kit Kat?

Fungsi fatis dianalogikan seperti usapan dan belaian disalurkan secara verbal dengan bahasa

yang berfungsi fatis. Berikut adalah contoh fatis dalam percakapan.

A: Hi!

B: Hi!

A: Warm enough forya?

B: Sure is. Looks like rain, though.

A: Well, take care yourself. B: I’ll be seeing you

A: So long

B: So long

Pada contoh percakapan di atas para peserta percakapan merasa puas. Tiap peserta percakapan

menerima empat tanggapan. Pada akhirnya mereka pergi dengan senang setelah mendapatkan

rasa aman.

Basa Basi dalam tindak tutur ilokusi Bahasa Inggris

Tindak tutur menjelaskan bahwa dalam mengatkan sesuatu seharusnya orang juga

melakukan sesuatu. Lokusi adalah tuturan untuk menginformasikan sesuatu. Basa-basi sebagai

pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau kontak antara pembicara dengan penyimak

masuk dalam klasifikasi acknowledgement. Hal ini merupakan tuturan yang mengekspresikan

perasaan mengenai mitratutur atau dalam kasus-kasus dimana ujaran berfungsi formal, kehendak

penutur bahwa ujarannya memenuhi kriteria harapan social untk mengekspresikan perasaan dan

kepercayaan tertentu seperti itu. Maksudnya basa-basi berfungsi hanya untuk sopan santun saja.

Berikut tuturan fatis.

9. Apologize (permintaan maaf); apabila seseorang mengekspresikan penyesalan karena telah

melakukan sesuatu yang disesalkan, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk

memenuhi harapan social berupa tuturan meminta maaf. Contoh : we are sorry for our

mistake. (maafkan kesalahan kami.)

10. Condolence (berduka cita); apabila seseorang mengekspresikan simpati karena musibah,

atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan

berduka cita. Contoh: My deep condolences (saya sangat berduka cita).

11. Conratulate (ucapan selamat); apabila seseorang mengekspresikan kegembiraan karean

adanya kabar baik, atau mitra tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan

social berupa tuturan mengucapkan selamat. Contoh: Good job! (Selamat).

Page 32: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

12. Greet (salam); seseorang mengeskpresikan rasa senag karena bertemu seseorang, atau mitra

tutur menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan salam.

Contoh: A: Good morning, sir?.

13. Thank (terima kasih; seseorang mengekspresikan terima kasih karena mendapatkan

bantuan atau pendengar menyikapi ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa

tuturan berterimakasih. Contoh: A: Lets eat! (Mari makan!) B: thanks (terima kasih).

14. Bid (mengundang); seseorang mengekspresikan harapan baik ketika sesuatu yang

berhubungan dengan masa depan seseorang akan terjadi atau pendengar menyikapi ujaran

petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan mengundang. Contoh: “would you

like to have dinner with us, sir?” (maukah anda makan malam bersama kami?”

15. Accept (Menerima); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi

ujaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan menerima. Contoh: A: I am

sorry, I cant. B: Nevermind

16. Reject (menolak); seseorang mengekspresikan penghargaan atau pendengar menyikapi

ijaran petutur untuk memenuhi harapan social berupa tuturan penolakan. Contoh: A: could

you please drop me to the school? B: Sorry, I cant.

Komponen dan klasifikasi tindak tutur ilokusi tersebut dapat digunakan sebagai factor

pendukung di luar kebahasaan untuk menganalisis basa-basi dalam Bahasa Inggris.

Analisa Komperatif Ujaran Berbasa-basi dalam Bahasa Inggris dan Bahasa Melayu

Tindak tutur ilokusi atau sikap yang terekspresikan, yang digunakan untuk membedakan

tindak-tindak ilokusi yang semuanya homogeny. Tindak itu diidentifikasi oleh maksud-maksud

yang ada dalam tindak itu (pengenalan mitra tutur terhadap sikap yang diekspresikan penutur).

Dalam penelitian ungakapan berbasa-basi, konteks tidak dapat diabaikan. Konteks adalah hal

yang dinamis, bukan statis, yang harus dipahami sebagai lingkungan yang senantiasa berubah,

yang memungkinkan partispan dalam proses komunikasi dapat berinteraksi sehingga ekspresi

linguistik yang digunakan dalam interaksi petutur dan mitra tutur dapat dipahami dengan baik.

Dari analisa data yang telah dikemukakan pada bab sebelumnya, dapat di analisa komperatif

ujaran berbasa basi dalam bahasa melayu deli dan bahasa inggris. Persamaan dalam

menungkapkan berbagai emosi dalam tindak tutur ilokusi berbasa-basi dalam bahasa melayu dan

bahasa inggris memilki variatif. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan

bahasa inggris memiliki maksud sebagai pembuka, pembentuk, pemelihara hubungan atau

kontak antara pembicara dengan penyimak. Dari data yang diperoleh, terlihat bahwa ada

persamaan dan perbedaan ekspresi dalam meyampaikan sesuatu. Dalam ujaran basa-basi tindak

tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris ditemukan sebagai berikut.

Page 33: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Table 4.3. analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa inggris dan bahasa

melayu

Fatis dalam Bahasa Melayu Fatis dalam Bahasa Inggris

Salam (greeting); Ahoiii… Apologize; we are sorry for our mistake.

Ajakan; Ayo lah… Condolence; My deep condolences

Pujian; Tenggeken makcik same sedapnye

dengan tenggekan emak

Conratulate; Good job!

Mengundang; Marilah singgah sebentah,

jangan lekas kali

Greet; Good morning, sir?.

Terima kasih; A: Alhamdulillah, selamat ye,

gembire hati emak liat ko. B: Terime kaseh

mak.

Thank; A: Lets eat! B: thanks

Membuktikan; yang datang tidek hame, kan? Bid; “would you like to have dinner with us,

sir?”

Menyakinkan; Siape urang tuh, dia kire mude

bebahase melayu.

Accept; A: I am sorry, I cant. B: Nevermind

menekankan kesungguhan; ah, tak ade ape-

ape pun.

Reject; A: could you please drop me to the

school? B: Sorry, I cant.

Penolakan; Alah, maaf ye.

Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam bahasa Inggris dan bahasa Melayu dapat di

kriteriakan sebagai berikut:

4. Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan bahasa inggris adalah

mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan sosial bermasyarakat

yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata.

5. Menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang

tidak membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar

komunikasi tetap terjaga secara berkesinambungan.

6. Menarik perhatian kawan untuk berbicara atau menjaga agar kawan tetap memberikan

perhatian kepada pembaca.

Page 34: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan Analisa komperatif ujaran berbasa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa Inggris

dan bahasa Melayu adalah Ujaran basa basi dalam tindak tutur ilokusi bahasa melayu dan

bahasa inggris adalah mengomentari sesuatu yang sudah jelas dan nyata, menciptakan ikatan

sosial bermasyarakat yang harmonis dengan semata-mata bertukar kata-kata. Kemudian,

menjaga hubungan sosial masyarakat agar tetap baik, diantaranya dengan basa-basi yang tidak

membutuhkan jawaban atau tanggapan sesuai dengan isi ujaran dan menjaga agar komunikasi

tetap terjaga secara berkesinambungan, serta menarik perhatian kawan untuk berbicara atau

menjaga agar kawan tetap memberikan perhatian kepada pembaca.

DAFTAR PUSTAKA

Kamus besar bahasa Indonesia. 2002. Departemen pendidikan nasional edisi ke-3. Balai pustaka.

Jakarta: gramedia.

Arimi, Sailal. 2006. Ihwal Metode Penelitian Sosiolinguistik. Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas

Ilmu Budaya, UGM.

Chaer, Abdul, Leoni agustina. 2004. Sosiolingiustik: perkenalan awal. Jakarta:Rineka cipta.

Cruse, Alan. 2004. Meaning in Language: an Introduction to Semantics and Pragmatics (edisi

kedua). New York: Oxford University Press.

Dubois, M.J. 2002. Kamus Linguistik Tuturan Fatik. TATM.

Jumanto. 2006. Komunikasifatis di Kalangan Penutur Jati Bahasa Inggris. Disertasi doctor

Universitas Indonesia: tidak diterbitkan

Kridalaksana, Harimurti. 2007. Kelas Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Penerbit PT

Gramedia.

Sutami, Hermina. 2004. Ungkapan Fatis dalam Pelbagai Bahasa.Depok: Fakultas Pengetahuan

Budaya Universitas Indonesia.

Tim PPPBI. 1993. Kamus Besar bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka

Thaufik, Gerry. 2005. Fatis Dalam Bahasa Melayu Kampar Kiri Kabupaten Kampar. Jurnal

Bahasa, Sastra dan Pembelajaran. Vol 3 No.1 Februari 2015. Universitas Negeri Padang.

Page 35: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Letter of Acceptance di Jurnal Pedagogi

Page 36: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA

Sertifikat sebagai penyaji di Seminar AntarBangsa

Page 37: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA
Page 38: LAPORAN AKHIR TAHUN PENELITIAN DOSEN PEMULA