Upload
others
View
19
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
LAPORAN AKHIR
PENELITIAN DOSEN PEMULA
UNIVERSITAS LAMPUNG
RANCANG DESAIN ORTHOSIS REHABILITASI UNTUK PENDERITA
DROP FOOT AKIBAT COMMON PERONEAL NERV PALSY
MENGGUNAKAN PRINTER 3D
TIM PENGUSUL
dr. Helmi Ismunandar SpOT 0011128207
dr. Rani Himayani, Sp.M 0025128302
Dr. Eng Suryadiwansa Harun, S.T., M.T 0001057002
KATEGORI
Penelitian Dosen Pemula
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2021
HALAMAN PENGESAHAN
PENELITIAN DASAR FAKULTAS KEDOKTERAN UNILA Judul Penelitian : Rancang Desain Orthosis Rehabilitasi Untuk
Penderita Drop Foot Akibat Common Peroneal Nerv
Palsy Menggunakan Printer 3D
Manfaat Sosial Ekonomi : Memberikan metode baru pada penderita common
peroneal nerv palsy dalam melakukan rehabilitasi
Jenis Penelitian : Penelitian Dosen Pemula
Kode/Nama Rumpun Ilmu : Orthopaedi dan Traumatologi
Biodata Peneliti :
Ketua Tim Pengusul
a. Nama Lengkap : dr. Helmi Ismunandar, SpOT
b. NIDN : 0025128302
c. Jabatan Fungsional : Asisten Ahli
d. Program Studi : Pendidikan Dokter
e. Nomor HP : 082181685858
f. Alamat surel (e-mail) : [email protected]
Anggota :
Nama Anggota I : dr. Rani Himayani, Sp.M
Nama Anggota II : Dr.Eng Suryadiwansa Harun, S.T., M.T
Jumlah Mahasiswa yang
Terlibat : 1(satu) orang
Lokasi Kegiatan : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
Lama Kegiatan : 6 bulan
Biaya Penelitian : Rp.15.000.000,-
Sumber Dana : BLU Unila
Bandar Lampung, 5 Maret 2021 Mengetahui,
Dekan FK Unila Ketua Peneliti,
Dr. Dyah Wulan Sumekar RW, SKM, M.Kes dr. Helmi Ismunandar,. S.Ked,. Sp.OT
NIP 197206281997022001 NIP 198312252009122004
Menyetujui,
Ketua LPPM
Dr. Ir. Lusmeilia Afriani
NIP 196505101993032008
IDENTITAS DAN URAIAN UMUM
1. Judul Penelitian : Rancang Desain Orthosis Rehabilitasi Untuk Penderita Drop Foot
Akibat Common Peroneal Nerv Palsy Menggunakan Printer 3d
2. Tim Peneliti No Nama Jabatan Bidang
Keahlian
Instansi Asal Alokasi Waktu
(jam/minggu)
1 dr.Helmi
Ismunandar,Sp.OT
Ketua Orthopaedi
dan
Traumatologi
FK Unila 15 jam/minggu
2 dr. Rani Himayani,
Sp.M
Anggota Kedokteran FK Unila 15 jam/minggu
3 Dr.Eng
Suryadiwansa
Harun, S.T., M.T
Anggota Teknik Mesin FK Unila 15 jam/minggu
3. Objek Penelitian (jenis material yang akan diteliti dan segi penelitian):
Penderita Common Peroneal Nerv Palsy
4. Masa Pelaksanaan
Mulai : Mei 2021
Berakhir : November 2021
5. Usulan Biaya : Rp 15.000.000,-
6. Lokasi Penelitian : Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
7. Temuan yang ditargetkan (metode, teori, produk, atau masukan kebijakan)
Common peroneal nerv palsy dapat menyebabkan drop foot. Kondisi ini
menjadikan seseorang kesulitan berjalan dikarenakan ketidakmamupan untuk
melakukan ekstensi pada pergelangan kaki. Kondisi ini dapat bersifat sementara
maupun permanen. Untuk keadaan permanen dapat dilakukan arthrodesis,
sementara untuk kedaan yang diprediksi berlangsung sementara perlu dilakukan
pemasangan orthosis. Orthosis yang statis dapat mengakibatkan kekakuan,
olehkarena itu dibutuhkan orthosis yang bersifat dinamis.
8. Kontribusi mendasar pada suatu bidang ilmu
Dapat memberikan metode baru dalam rehabilitasi common peroneal nerv palsy
9. Jurnal ilmiah yang menjadi sasaran
Jurnal Sistem Kesehatan (JSK) Unpad
ABSTRAK
Rancang Desain Orthosis Rehabilitasi Untuk Penderita Drop Foot Akibat Common
Peroneal Nerv Palsy Menggunakan Printer 3D
Helmi Ismunandar, Rani Himayani, Suryadiwansa Harun
Kelumpuhan saraf peroneal adalah neuropati yang paling umum terjadi pada ekstremitas bawah.
Banyak etiologi telah diidentifikasi. Etiologinya dapat terjadi akibat trauma maupun nontrauma. Gejala
yang muncul adalah tidak mampu melakukan dorsofleksi ibu jari kaki dan pergelangan kaki, nyeri,
kelemahan, mati rasa pada punggung kaki, kehilangan fungsi kaki, penurunan massa otot. Komplikasi
yang ditimbulkan adalah penurunan sensasi dan fungsi kaki yang permanen.
Penggunaan ortosis kaki dan pergelangan kaki (Ankle Foot Orthosis; AFO) merupakan salah satu terapi
konservatif. Orthosis ini dapat digunakan ketika terjadi drop foot ketika operasi mungkin tidak
diperlukan atau saat pemulihan paska bedah. Tujuan pada penelitian ini adalah merancang suatu desain
orthosis rehabilitasi untuk penderita drop foot akibat common peroneal nerv palsy menggunakan printer
3D. Hasil dari penelitian ini adalah suatu desain ortosis untuk penderita drop foot yang dapat di cetak
secara mandiri menggunakan printer 3D.
Kata Kunci : peroneal nerv palsy, ortosis, printer 3D
ii
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN .................................................................... 1
1.1 Latar Belakang Penelitian ........................................................ 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 2
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................... 4
2.1 Anatomi Peroneal Nerv ............................................................. 4
2.3 Common Peroneal Nerv Palsy .................................................. 5
2.4 Terapi dan Rehabilitasi Pasien Peroneal Nerv Palsy ................ 6
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................... 8
3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ................................................... 8
3.2 Alat dan Bahan .......................................................................... 8
3.4 Prosedur Penelitian ................................................................... 8
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ............................................... 10
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................. 18
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................... 19
LAMPIRAN ............................................................................................... 20
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Saraf Peroneal atau saraf fibular (common peroneal nerv) merupakan saraf utama
yang mempersyarafi tungkai bawah. Kelumpuhan saraf peroneal merupakan
neuropati yang paling umum terjadi pada ekstremitas bawah. Etiologinya dapat
terjadi akibat trauma maupun nontrauma. Namun, kelumpuhan yang terjadi akibat
kompresi pada saraf ini merupakan penyebab paling sering. Meskipun cedera pada
saraf dapat terjadi di mana saja, lokasi tertekannya saraf yang paling umum adalah
di sekitar proksimal dari tulang fibula. Gambaran klinis yang paling umum adalah
drop foot baik total maupun parsial. Baal pada area kaki atau tungkai mungkin juga
ditemukan.1,2
Pemeriksaan neurodiagnostik mungkin berguna untuk mengidentifikasi lokasi lesi
dan menentukan pengobatan dan prognosis yang tepat. Penatalaksanaan bervariasi
berdasarkan etiologi atau lokasi kompresi. Penatalaksaannya dapat dilakukan
secara pembedahan dan nonbedah. Tindakan non-bedah ini termasuk modifikasi
aktivitas, penggunaan ortosis, fisioterapi, dan pengobatan. Dekompresi bedah harus
dipertimbangkan untuk kasus refraktori dan kasus dengan adanya massa yang
menekan, laserasi akut, atau perubahan konduksi yang parah. Hasil dekompresi
bedah biasanya menguntungkan. Apabila hasil dekompresi gagal atau prognosis
pasien buruk, dapat dilakukan tindakan transfer tendon atau transfer saraf.1,2
2
Penggunaan ortosis kaki dan pergelangan kaki (Ankle Foot Orthosis; AFO)
merupakan salah satu terapi konservatif. Ortosis digunakan saat terapi bedah belum
diperlukan atau saat fase penyembuhan paska pembedahan. Tujan utama
penggunaan ortosis adalah untuk memposisikan ibu jari kaki pada posisi dorsofleksi
pada saat fase swing ketika berjalan. Selain itu dapat memberikan stabilitas
pergelangan kaki pada fase stance. Ortosis juga emberikan stimulasi dorongan pada
saraf. Saat ini banyak perkembangan dalam pembuatan ortosis kaki dan
pergelangan kaki ini, termasuk menggunakan karbon sebagai materialnya sehingga
diperoleh ortosis yang lebih ringan.1
Pada saat ini terdapat berbagai ortosis kaki dan pergelangan kaki di pasaran. Namun
secara ukuran menggunakan ukuran umum, tidak bersifat personal. Di lihat dari
ketersediannya juga masih terbatas sehingga terkadang harus memesan dahulu
sebelum ortosis dapat digunakan. Atas dasar tersebut penulis ingin merancang suatu
desain ortosis yang bersifat personal sesuai dengan ukuran kaki pengguna. Dengan
ukuran yang sesuai, diharapkan pengguna dapat merasa lebih nyaman. Selain itu
ortosis akan tersedia setiap waktu karena desain ortosis siap di cetak sewaktu-waktu
dibutuhkan.
1.2 Rumusan Masalah
Masalah pada penelitian ini adalah bagaimana merancang suatu desain orthosis
rehabilitasi untuk penderita drop foot akibat common peroneal nerv palsy
menggunakan printer 3D.
3
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan pada penelitian ini adalah merancang suatu desain orthosis rehabilitasi
untuk penderita drop foot akibat common peroneal nerv palsy menggunakan printer
3D.
1.4 Manfaat Penelitian
Manfaat yang ingin diperoleh dari penelitian ini adalah terdapat suatu desain
orthosis menggunakan printer 3D yang dapat digunakan sebagai sarana rehabilitasi
untuk penderita drop foot akibat common peroneal nerv palsy.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Anatomi Common Peroneal Nerv
N. Peroneus communis dibentuk oleh gabungan 4 divisi postereor bagian atas
pleksus sakral yaitu dari L4-5 dan S1-2. Pada paha, saraf ini merupakan komponen
N.sciatic sampai bagian atas daerah popliteal, dimana N. Peroneus communis
mulai berjalan sendiri.3
Gambar 2.1 Anatomi Common Peroneal Nerv4
Cabang pertama merupakan saraf sensoris yang meliputi cabang-cabang artikular
superior dan interior ke sendi lutut dan N.Cutaneous suralis lateralis, yang mana
bergabung dengan N.Cutaneous suralis medial (cabang N.Tibial) membentuk N.
5
Suralis yang mensarafi kulit tungkai bawah bagian dorsal, malleolus eksterna dan
sisilateral kaki serta jari ke 5.3
Tiga cabang terakhir dari N. Peroneal communis adalah N.Recurrent articular,
N.Peroneus superficial dan N.Peroneus profunda. N.Recurrent articular bersama
A.Recurrent tibialis anterior mensarafi tibiofibular dan sendi lutut serta M.Tibialis
anterior. N.Peroneal superficial turun sepanjang septum intermuskular untuk
mensarafi otot-otot peroneus longus dan brevis, cabang cutaneous tungkai bawah
bagian depan dan ujung cabang cutaneous yang menuju ke dorsum kaki, sebagai
ibu jari kaki dan jari kaki ke 2 sampai ke 5 terus naik sampai ke phalang ke 2.3
2.2. Common Peroneal Nerv Palsy
Saraf peroneal umum menginervasi kepala otot biseps femoris melalui cabang
motorik yang keluar di dekat celah gluteal. Ini memberikan persarafan sensorik ke
kulit di sepertiga bagian atas dari aspek lateral kaki melalui saraf kutaneus lateral
pada betis. Ini memberi saraf berkomunikasi peroneal yang bergabung dengan saraf
sural di tengah betis.4
Penyebab tersering kondisi ini adalah terjadi cedera pada persyarafan tulang
belakang, penyakit multiple sklerosis, penyakit parkinson, komplikasi operasi
penggantian sendi panggul, fraktur atau dislokasi di area lutut terutama fibula,
trauma di area lutut, penggunaan gips terlalu ketat, duduk bersila secara reguler,
sering menggunakan sepatu dengan sol tinggi, tekanan pada area lutut ketika tidur
atau koma. Gejala yang muncul adalah tidak mampu melakukan dorsofleksi ibu jari
6
kaki dan pergelangan kaki, nyeri, kelemahan, mati rasa pada punggung kaki,
kehilangan fungsi kaki, penurunan massa otot. Komplikasi yang ditimbulkan adalah
penurunan sensasi dan fungsi kaki yang permanen.4
Gambar 2.2 Cedera Common Peroneal Nerv
2.3. Terapi dan Rehabilitasi Peroneal Nerv Palsy
Hal pertama yang dilakukan adalah menghentikan semua aktifitas yang dapat
menimbulkan atau memperberat keluhan. Gunakan es dan obat untuk meredakan
nyeri dan inflamasi. Penting untuk melakukan latihan peregangan. Latihan ini dapat
dilakukan di rumah atau dengan panduan ahli fisioterapi. Tujuan dari fisioterapi
adalah meminimalisir terjadinya edema, meningkatkan mobilitas neural, serta
memaksimalkan fungsi dari sisi yang sehat. Modalitas yang dimiliki antara lain:
terapi dingin, terapi elektrik, terapi menggunakan ultrasound, dan penggunaan
ortosis.4
8
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
3.1. Tempat dan Waktu Peneltian
3.1.1. Tempat Penelitian
Penelitian dilakukan di lingkungan Fakultas Kedokteran Universitas Lampung
3.1.2. Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan pada Mei 2021 – November 2021
3.2. Alat dan Bahan
Alat dan bahan yang digunakan adalah:
1. Komputer sebagai media untuk membuat desain ortosis
2. Aplikasi yang digunakan adalah Sketchbook dan Fusion 360 yang berfungsi
membuat permodelan 3D
3. Printer 3D Ender, filamen, dan aplikasi Simplify 3D sebagai media untuk
mencetak ortosis
4. Kamera untuk merekam proses mencetak dan produk akhir
5. Objek penelitian menggunakan model pergelangan kaki 3D sebagai templet
ortosis
3.4. Prosedur Penelitian
Prosedur pada penelitian ini adalah sesuai Gambar 3.1. Pada tahap awal peneliti
menentukan objek pergelangan kaki yang akan digunakan sebagai templet untuk
9
ortosis. Kemudian dilakukan pengukuran pada pergelangan kaki baik panjang,
lebar, keliling dari pergelangan kaki. Ukuran panjang mulai dari ujung jari sampai
kira-kira 1/3 distal tungkai bawah. Kemudian dilakukan pembuatan desain ortosis.
Desain terdiri dari 2 bagian distal dan proksimal dan disambung kan dengan sebuah
engsel. Bagian-bagian tersebut dapat bergerak baik dorsofleksi maupun
plantarfleksi.
Desain orthosis yang telah dibuat ilustrasinya kemudian dibuat gambaran 3
dimensinya mennggunakan perangkat lunak. Hasil cetak 3D dirakit dan
dipasangkan perangkat elektronik sebagai penggerak. Kemudian dilakukan uji pada
pergelangan kaki.
Gambar 3.1 Prosedur Penelitian
Melakukan pengukuran
Membuat desain ortosis 2D
Membuat desain ortosis dalam
software 3D
Sebar luas dan nencetak ortosis
menggunakan printer 3D
Objek Pergelangan Kaki
10
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil
Proses desain ortosis ini sesuai dengan metode penelitian. Pertama dilakukan
pengkuran pada objek kaki dan pergelangan kaki. Kegiatan selanjutnya adalah
membuat desain atau ilustrasi dari ortosis. Langkah berikutnya adalah merubah
ilustrasi yang dibuat menjadi sebuah desain 3 dimensi menggunakan aplikasi.
Dilakukan beberapa koreksi dan penyesuaian. Desain siap untuk di sebarluaskan
dan di cetak menggunakan printer 3D.
4.1.1 Pengukuran
Langkah pertama yang dilakukan adalah pengukuran. Dilakukan pengukuran pada
kaki dan pergelangan kaki. Bagian yang diukur meliputi panjang telapak kaki,
panjang tumit-betis, serta diameter dari tungkai. Selain itu ditentukan juga
ketebalan dari ortosis yang ingin kita buat. Model kaki yang digunakan adalah kaki
dari peneliti. Diperoleh panjang telapak kaki 23 cm, panjang tumit-betis 20 cm.
Kemudian diperoleh juga diameter pergelangan 22 cm sementara diameter betis 32
cm. Ditentukan juga ketebalan ortosis sebesar 5 mm.
Gambar 4.1 Prosedur pengukuran
11
Gambar 4.2 Hasil Pengukuran
4.1.2 Membuat Ilustrasi Desain
Pembuatan ilustrasi desain dimulai dengan mencari ide desain melalui berbagai
sumber yang ada. Kemudian dibuat sketsa di atas kertas. Pada Gambar 4.3 kiri
merupakan desain awal yang kemudian dikembangkan menjadi desain yang kedua
sesuai Gambar 4.3 kanan. Setelah desain ditentukan, dilakukan digitalisasi desain
menggunakan aplikasi Sketchbook versi 8.7.1. Hasil ilustrasi final ditunjukkan
pada Gambar 4.4.
Gambar 4.3 Desain pertama (kiri) dan kedua (kanan)
12
4.2 Pembahasan
Gambar 4.4 Desain Final
4.1.3 Merancang Desain 3 Dimensi dan Cetak Printer 3D
Setelah ilustrasi 2 dimensi dilakukan, kemudian dibuat rancangan 3 dimensinya.
Pembuatan rancangan 3 dimensi ini menggunakan aplikasi Fusion 360 versi 2.0. Desain
awal ditunjukkan pada Gambar 4.5 Untuk desain akhir ditunjukkan pada Gambar 4.6.
Gambar 4.5 Desain 3D Awal
13
Gambar 4.6 Desain 3D Akhir
Langkah selanjutnya adalah mempersiapkan data dan pengaturan untuk proses
pencetakan sesuai yang ditunjukkan Gambar 4.7. Ortosis dibagi dalam 3 bagian cetak.
Setelah semua siap, mulai dilakukan percetakan. Proses percetakan berlangsung selama
kurang lebih 30 jam untuk 3 bagian, sesuai Gambar 4.8. Berat cetakan sekitar 300 gram.
Hasil cetak sesuai pada Gambar 4.9.
15
4.2 Pembahasan
Saraf Peroneal atau saraf fibular (common peroneal nerv) merupakan saraf utama
yang mempersyarafi tungkai bawah. Saraf ini merupakan salah satu dari 2 cabang
utama saraf skiatik. Saraf skiatik mulai bercabang menjadi saraf peroneal pada
posisi posterior distal dari paha, proksimal dari fosa poplitea. Saraf peroneal terus
menuju distal melalui bagian posterior inferior otot bisep femoris, kemudian
menyilang ke arah lateral dari otot gastrocnemius lateral melalui septum
intermuskular posterior. Saraf ini kemudian memutari bagian leher dari tulang
fibula sebelum bercabang menjadi 2 bagian. Cabang tersebut adalah saraf peroneal
superfisial dan saraf peroneal profunda. Saraf peroneal superfisial mempersarafi
kompartemen lateral dari cruris sementara saraf peroneal profunda mempersarafi
kompartemen anterior cruris dan bagian dorsal kaki. Kedua saraf ini penting bagi
gerakan dorsofleksi dan eversi kaki.1
Neuropati pada saraf peroneal superfisial akan menyebabkan gangguan fungsi
sensorik kulit pada area lateral pergelangan kaki dan bagian dorsal kaki.
Kemampuan untuk melakukan eversi pada kaki juga terganggu. Sementara
neuropati pada saraf peroneal profunda akan menyebabkan defisit sensorik pada
kulit di antara jari kaki pertama dan kedua. Selain itu, terjadi gangguan dorsofleksi
dan ekstensi jari kaki. Gambaran klinisnya berupa foot drop. Posisi cedera yang
lebih proksimal menyebabkan gangguan pada kedua cabang saraf peroneal
tersebut.5
16
Neuropati saraf peroneal menghasilkan deformitas ekuinovarus. Pasien akan
mengalami kesulitan ketikan berjalan. Gangguan terjadi pada fase mengayunkan
kaki (swing fase gait). Penderita akan menekukkan lutut dan pinggulnya lebih
tinggi untuk mencegah kaki terseret lantai akibat hilangnya fungsi dorsofleksi kaki.
Selain itu saat tumit sudah menyentuh lantai, dapat terjadi gerakan plantarfleksi
tidak terkendali sehingga telapak kaki menepuk lantai. Gangguan jalan ini disebut
steppage gait dan slap gait.6
Penggunaan ortosis merupakan salah satu terapi utama pada foot drop. Penggunaan
ortosis dapat membantu penderita dalam berjalan lebih normal dan lebih cepat.
Namun, pada kebanyakan kasus memang tidak dapat memberikan stabilitas,
dukungan dimanis, dan kebebasan gerak yang dibutuhkan dalam kegiatan normal
atau olahraga. Hasil analisa menunjukkan bahwa penggunaan ortosis ini dapat
meningkatkan parameter berjalan dan berlari, meningkatkan stabilitas pergelangan
kaki, meningkatkan kualitas hidup, dan mengurangi penggunaan obat-obatan
terutama obat antinyeri.7
Di bidang medis, penggunaan printer 3D meningkat secara eksplosif. Penggunaan
printer ini umumnya pada pengembangan ortosis. Keuntungan menggunakan
ortosis hasil cetak printer 3D adalah modifikasi lebih mudah , fabrikasi lebih cepat,
serta biaya lebih murah. Printer 3D juga memungkinkan dokter untuk merancang
ortosis yang bersifat lebih individu atau personal.8
17
Pada penelitian ini telah di rancang suatu desain ortosis kaki dan pergelangan kaki
(AFO). Perancangan ortosis ini dimulai dari sketsa dilanjutkan membuat model 3
dimensi dan dilakukan proses percetakan menggunakan printer 3 Dimensi.
18
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Kesimpulan pada penelitian ini adalah diperoleh suatu rancangan ortosis kaki dan
pergelangan kaki menggunakan printer 3 Dimensi
5.2 Saran
Saran pada penelitian ini adalah:
1. Dilakukan evaluasi dari rancangan ortosis pada penggunaannya di bidang
medis
2. Perlu dikembangkan berbagai model ortosis menggunakan printer 3 dimensi
ini, sehingga diharapkan dapat diperoleh model ortosis yang nyaman di
gunakan oleh penderita
19
DAFTAR PUSTAKA
1. Lezak B, Dustin H, Matthew V. 2020. Peroneal Nerve Injury. USA:
StatPearls Publishing
2. Poage C. Peroneal Nerve Palsy: Evaluation and Management. J Am Acad
Orthop Surg. 2016; 24(1): 1-10.
3. Japardi I. Peroneal Neuropathy [document on the internet]. Medan: Bagian
Bedah FK USU. 2010. [Diunduh 28 Februari 2021] Tersedia di:
https://bit.ly/3kOgSst
4. Gujarat A. Common Peroneal Nerv Injury: Physiotheraphy Treatment.
India: Mobilephysiotheraphyclinic. 2017. [Diunduh 28 Februari 2021]
Tersedia di: https://bit.ly/3kPHE3C
5. Morris T, keenan MA, Baldwin K. Peroneal Nerv Palsy. Current
Orthopaedic Practice. 2015; 26(2): 155-9
6. James WP, Vinod KV. Foot Drop [document on the internet]. New York:
Medscape. 2020. [Diunduh 01 Oktober 2021] Tersedia di:
https://bit.ly/3vZMl0E
7. Maj MM, Katherine A. Long-Term Outcomes of a Dynamic Ankle-Foot
Orthosis on Gait Characteristics of a Service Member With Incomplete
Nerve Injury to the Lower Extremity: A Case Report. Military Medicine.
2013; 179(7): 870-5
8. Chae D, Kim D, Park S. The functional effect of 3D-printing individualized
orthosis for patients with peripheral nerve injuries. Medicine. 2020; 99(16):
1-6
Lampiran 1. Organisasi Pelaksana
Personalia dalam pengabdian ini adalah sebagai berikut:
A. KETUA
Identitas Diri
1 Nama Lengkap (dengan
gelar)
dr. Helmi Ismunandar, Sp.OT
2 Jenis Kelamin Laki-laki
3 Jabatan Fungsional Asisten Ahli/Penata Muda Tk.I/IIIb
4 NIP/NIK/Identitas lainnya 19821211 200912 1 004
5 NIDN 0011128207
6 Tempat dan Tanggal Lahir Karanganyar, 11 Desember 1982
7 E-mail [email protected]
8 Nomor Telepon/HP 082181685858
9 Alamat Kantor Jl. Prof. Dr. Soemantri Brojonegoro No. 1
10 Nomor Telepon/Faks 0721-7691197
11 Lulusan yang Telah
Dihasilkan
S-1 = ... orang; S-2 = ... orang; S-3 = ...
orang
12 Mata Kuliah yang Diampu 1 Histologi
2 Pengajar Klinik Ilmu Bedah OT
3
Dst
Riwayat Pendidikan
S-1 dan Profesi Sp.1
Nama Perguruan Tinggi Universitas Lampung Universitas Padjadjaran
Bidang Ilmu Kedokteran Umum Ilmu Bedah Orthopaedi dan
Traumatologi
Tahun Masuk-Lulus 2002-2009 2013-2017
Judul
Skripsi/Tesis/Disertasi
Hubungan Faktor
Pendidikan,
Pekerjaan, Dan
Penghasilan Dengan
Pengetahuan
Mengenai Hepatitis B
Pada Masyarakat
Kelurahan Karang
Maritim Kecamatan
Panjang Bandar
Lampung
Effect of Electromagnetic
Stimulated Chitosan Bone Graft on
Callus Formation to Femur Fracture
With Bone Loss at Rats
Nama
Pembimbing/Promotor
DR. Sutyarso,
M.Biomed
Dr. De Is M. Rizal Chaidir., Sp.OT
(K).,M.Kes (MMR).,MH.Kes
Dyah Wulan Sumekar
RW, SKM.,M.Kes
Dr. Ahmad
Ramdan,dr.,Sp.OT(K).,M.KM
Fathurrachman,dr. Sp.OT.,M.Kes
Pengalaman Penelitian Dalam 5 Tahun Terakhir
(Bukan Skripsi, Tesis, dan Disertasi)
No. Tahun Judul Penelitian Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2012-2013 Hubungan Pemberian
Salep Kecoa (Periplaneta
Americana) sebagai
Hama Pasca Panen
Terhadap Tingkat
Penyembuhan Luka
Gores Pada Punggung
Mencit (Mus Musculus)
DIPA FK
Unila
5.000.000,-
2 2012-2013 HUBUNGAN
PEMBERIAN
PERASAN
BELIMBING WULUH
(Averrhoa bilimbi)
PERVAGINA
TERHADAP RASIO
JENIS KELAMIN
KETURUNAN
PERTAMA MENCIT
(Mus musculus)
DIPA Unila 5.000.000,-
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema penelitian DRPM maupun dari sumber
lainnya
Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat dalam 5 Tahun Terakhir
No. Tahun Judul Pengabdian Kepada
Masyarakat
Pendanaan
Sumber* Jml (Juta Rp)
1 2010 Bakti Sosial (Baksos)
Pengobatan Massal untuk
Lansia Kerjasama dengan
RCTI Peduli Pada
Masyarakat Dusun
Sidokaton Kec. Gisting
Kab. Tanggamus
Mandiri
2 2011 Bakti Sosial (Baksos)
Pengobatan Gratis Bagi
Kaum Dhuafa Dan
Pemeriksaan Golongan
Mandiri
Darah Hilal Ahmar
Lampung (HAL) Pada
Masyarakat Desa
Kebagusan, Kecamatan
Gedong Tataan, Pesawaran
3 2011 Bakti Sosial (Baksos)
Pengobatan Gratis Bagi
Kaum Dhuafa Dan
Pemeriksaan Golongan
Darah Hilal Ahmar
Lampung (HAL) Pada
Masyarakat Lingkungan
Masjid Adz-Dzikir, 22 A
Hadi Mulyo Timur, Metro
Pusat
Mandiri
4 2011 Peningkatan Pengetahuan
Lima Pilar Penatalaksanaan
Diare Akut Bagi
Anak Balita di Desa Merbau
Mataram Kecamatan
Merbau Mataram
Kabupaten Lampung
Selatan
DIPA FK
Unila
3.000.000
5 2011 Peningkatan Pengetahuan
Mengenai Kondom Untuk
Wanita Sebagai Alat
Kontrasepsi Alternatif Pada
Pasangan Suami Istri
(Pasutri) Kelurahan Karang
Maritim Kecamatan Panjang
Bandar Lampung
DIPA BLU
Unila
3.000.000
6 2011 Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat Kelurahan
Karang Maritim Kecamatan
Panjang Bandar Lampung
Mengenai Hepatitis B
DIPA BLU
Unila
3.000.000
7 2012 Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat RT.002 Lk.II
Kelurahan Karang Maritim
Kecamatan Panjang Bandar
Lampung Mengenai Demam
Berdarah Dengue
DIPA BLU
Unila
3.000.000
8 2012 Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat RT.002 Lk.II
Kelurahan Karang Maritim
Kecamatan Panjang Bandar
Lampung Mengenai
Hepatitis A
DIPA FK
Unila
3.000.000
9 2012 Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat RT.002 Lk.II
Kelurahan Karang Maritim
Kecamatan Panjang Bandar
Lampung Mengenai Deep
Venous Thrombosis
(Economy Class Syndrome)
DIPA BLU
Unila
3.000.000
10 2012 Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat RT.002 Lk.II
Kelurahan Karang Maritim
Kecamatan Panjang Bandar
Lampung Mengenai
Penyakit Arthritis
Rheumatoid
DIPA FK
Unila
3.000.000
11 2017 Turut Aktif pada
Penanganan Darurat
Bencana Gempa Lombok
PABOI
* Tuliskan sumber pendanaan baik dari skema pengabdian kepada masyarakat DRPM
maupun dari sumber lainnya
Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Artikel Ilmiah Nama Jurnal Volume/Nomo
r/Tahun
1 Hubungan antara Spastisitas
Pergelangan Kaki dengan Kualitas
Hidup pada Anak dengan Cerebral
Palsy Tipe Spastik Quadriplegia
Jurnal Sistem
Kesehatan 4 (1)
4/1/2018
2 Perbandingan Terjadinya Fraktur
Terbuka antara Fraktur Handbar dan
Footstep
Jurnal Kedokteran
Universitas
Lampung 2 (2), 142-
145
2/2/2018
3 Penyuluhan Kesehatan tentang
Peningkatan Pengetahuan
Masyarakat RT. 002 Lk. II Kelurahan
Karang Maritim Kecamatan Panjang
Bandar Lampung Mengenai
Hepatitis A
JPM (Jurnal
Pengabdian
Masyarakat) Ruwa
Jurai 3 (1), 78-80
3/1/2017
4 Hubungan Pemberian Salep Kecoa
(Periplaneta americana) Terhadap
Tingkat Penyembuhan Luka Bakar
Pada Punggung Mencit (Mus
Musculus
JUKE Unila 2 (1) 2/1/2012
Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun Terakhir
No. Nama Temu Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan
Tempat
1 66th Continuing Orthopaedic
Education (COE) of Indonesian
Orthopaedic Association (IOA)
Effect of
Electromagnetic
Stimulated Chitosan
Bone Graft on
Callus Formation to
Femur Fracture
With Bone Loss at
Rats
09 Mei 2018,
Banjarmasin
2 66th Continuing Orthopaedic
Education (COE) of Indonesian
Orthopaedic Association (IOA)
Comparison of
Behaviour in Tablet
Computer Using on
Cubital Tunnel
Incidence
09 Mei 2018,
Banjarmasin
Karya Buku dalam 5 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jumlah
Halaman
Penerbit
1 - - - -
Perolehan HKI dalam 10 Tahun Terakhir
No. Judul Buku Tahun Jenis Nomor P/ID
1 - - - -
Pengalaman Merumuskan Kebijakan Publik/Rekayasa Sosial Lainnya dalam 10
Tahun Terakhir
No. Judul/Tema/Jenis Rekayasa Sosial
Lainnya yang Telah Diterapkan
Tahun Tempat
Penerapan
Respon
Masyarakat
1 - - - -
Penghargaan dalam 10 Tahun Terakhir (dari Pemerintah, Asosiasi atau Institusi
Lainnya)
No. Jenis Penghargaan Institusi Pemberian
Penghargaan Tahun
1 Sertifikat Penghargaan Hilal Ahmar 2012
2 Sertifikat Penghargaan “In
Recognation of Important Contribution
to The Earthquake Victims in Lombok,
NTB, Indonesia on August 2018”
Indonesian
Orthopaedic
Association (IOA)
2018
Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat
dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai
ketidak-sesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.
Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu
persyaratan dalam pengajuan Penugasan Program Pengabdian Kepada Masyarakat.
Bandar Lampung, 8 Mei 2020
dr. Helmi Ismunandar, Sp.OT