Upload
sri-wahyuni-harli
View
37
Download
0
Embed Size (px)
DESCRIPTION
penjelasan
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah
Diare masih menjadi penyebab utama dari tingginya angka morbiditas
dan mortalitas anak secara global, terutamapada anak di bawah lima tahun
(Thapar dan Sanderson, 2004). Beberapa dekade ini, diare menjadi penyebab
nomor satu kematian anak, terutama anak di bawah 5 tahun. Dari lima wilayah
yang ditetapkan, WHO sebagai wilayah distribusi kematian akibat diare, wilayah
Asia Tenggara memilki tingkat mortalitas tertinggi, bila dibandingkan dengan
wilayah Afrika. Sementara itu Indonesia menduduki peringkat ke-8 dari seluruh
dunia (Boschi-Pinto et al, 2008).
Di Indonesia, diare adalah penyebab morbiditas anak nomor tiga dan
kematian anak nomor satu. Shigella spp.adalah bakteri penyebab diare tersering
pada anak-anak dan orang tua dengan insiden kejadian tiap tahunnya sekitar 4
per 1000 orang/tahun. Shigella flexneri merupakan spesies Shigellayang paling
umum menyebabkan diare dan memiliki angka mortalitas tertinggi pada kelompok
anak usia 1-2 tahun (Agtini et al, 2005).
Masyarakat masih menganggap diare sebagai penyakit sepele, padahal
fakta sebaliknya terjadi di tingkat global dan nasional. Indonesia memiliki banyak
tanaman obat yang dapat digunakan oleh masyarakat sebagai terapi bagi
penyakit mereka, salah satu diantaranya adalah daun jambu biji (Psidium guajava
L.) yang dapat kita manfaatkan sebagai obat diare.Jambu biji merupakan
tanaman yang cukup banyak tersebar di seluruh wilayah Indonesia danmudah
diperoleh sehingga dapat dijadikan alternatif pengobatan diare (Yudha,2007).
Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Rikesdas) menginformasikan
bahwa sebanyak 85,6% sampel rasional dalam menggunakan obat untuk
mengatasi diare. Sedangkan sebanyak 4,1% tidak irasional karena menggunakan
obat keras (loperamide) dalam pengobatan diare serta 10,3% masyarakat tidak
menjawab atau tidak mengetahui obat diare (Agtini et al, 2005).Penggunaan
loperamide menjadi tidak rasional jika terdapat bakteri dalam usus halus yang
perlu dikeluarkan karena loperamide tidak mampu mengeluarkan bakteri dari
dalam tubuh serta memiliki efek samping yaitu kram dan mual (Hassan Sadraei,
2010).
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka kami berinisiatif melakukan
penelitian dengan melihat daun jambu biji dan Loperamide banyak digunakan
sebagai obat diare, maka penelitian ini ingin membandingkan efektivitas ekstrak
daun jambu biji dan loperamide sebagai obat anti diare.
1.2 Identifikasi Masalah
Di Indonesia, diare adalah penyebab morbiditas anak nomor tiga dan
kematian anak nomor satu. Shigella spp.adalah bakteri penyebab diare tersering
pada anak-anak dan orang tua dengan insiden kejadian tiap tahunnya sekitar 4
per 1000 orang/tahun. Shigella flexneri merupakan spesies Shigella yang paling
umum menyebabkan diare dan memiliki angka mortalitas tertinggi pada kelompok
anak usia 1-2 tahun. Penggunaan obat seperti loperamide dapat menimbulkan
efek samping yang cukup berbahaya digunakan utamanya untuk anak. Di
samping itu, Penggunaan ekstrak daun jambu biji dianggap memberikan
efektifitas yang baik dalam penanganan diare dan tidak menimbulkan efek
samping. Berdasarkan analisa tersebut, peneliti ingin membandingan efektifitas
dari kedua obat anti diare tersebut.
1.3 Batasan Masalah
Penelitian ini secara khusus akan membahas mengenai efektivitas dari
penggunaan obat yang telah diolah dan obat dari ekstrak tumbuhan alami.
Seperti yang kita ketahui, bahwa diare merupakan salah satu penyebab kematian
tertinggi di Indonesia utamanya untuk anak. Oleh karena itu untuk menghindari
efek samping yang tidak diinginkan dari penggunaan obat yang berbasis kimia,
maka peneliti beranggapan bahwa penggunaan obat dari ekstrak tumbuhan alami
akan lebih efektif dalam pengobatan tersebut.
1.4 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian di atas, maka penelitian ini digunakan untuk
menjawab rumusan masalah sebagai berikut :
1) Bagaimana efektivitas ekstrak daun jambu biji pada pengobatan diare ?
2) Bagaimana efektivitas Loperamide pada pengobatan diare ?
3) Bagaimanaperbandingan efektivitas ekstrak daun jambu biji dibandingkan
dengan loperamide sebagai obat diare ?
1.5 Tujuan Penelitian
Berdasarkan uraian rumusan masalah, tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui efektivitas ekstrak daun jambu biji sebagai obat anti diare.
2. Mengetahui efektivitas loperamide sebagai obat anti diare.
3. Mengetahui perbandingan efektivitas ekstrak daun jambu biji dibandingkan
dengan loperamide sebagai obat diare.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Diare
1.1 Pengertian Diare
Diare adalah defekasi yang sering dalam sehari dengan feses yang lembek
atau cair.Diare terjadi karena kimus yang melewati usus kecil dengan cepat, dan
melewati usus besar dengan cepat pula sehingga tidak cukup waktu untuk
absorpsi.Hal ini menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan
elektrolit.Dehidrasi berefek pada kekurangan cairan, kekurangan kalium
(hipokalemia) dan adakalanya asidosis (darah menjadi asam) yang tidak jarang
berakhir dengan syok dan kematian.(Ketut, 2004)
1.2 Etiologi Diare
Secara klinis penyebab diare dapat dikelompokkan dalam 6 golongan besar
yaitu infeksi (bakteri, virus, atau parasit), malabsorpsi, alergi, keracunan,
imunodefisiensi dan sebab-sebab lainnya. (Departemen Kesehatan RI, 2011).
1.3 Jenis-Jenis Diare
Menurut jangka waktunya diare terbagi menjadi dua yaitu diare akut dan
diare persisten atau diare kronik.Diare akut adalah diare yang berlangsung kurang
dari 14 hari, sementara diare persisten atau diare kronis adalah diare yang
berlangsung lebih dari 14 hari (Departemen Kesehatan RI, 2011).Sedangkan
menurut faktor penyebabnya diare terbagi menjadi tiga yaitu diare osmotik, diare
sekretorik, dan diare infeksi.Diare osmotik disebabkan oleh peningkatan tekanan
osmotik intralumen usus halus yang disebabkan oleh obat-obatan atau zat kimia
yang hiperosmotik, malabsorbsi umum, dan defek dalam absorbsi mukosa usus
misalnya pada defisiensi disakaridase, malabsorbsi glukosa/galaktosa.Diare
sekretorik disebabkan oleh meningkatnya sekresi air elektrolit dari usus serta
menurunnya absorbsi.Sementara diare infeksi merupakan penyebab tersering dari
diare yang disebabkan oleh bakteri.(Weizman Z, 2008 ; Kligler B, 2008)
2. JAMBU BIJI
Jambu biji adalah salah satu tanaman buah jenis perdu, dalam bahasa
inggris disebut Lambo guava.Kandungan kimia yang terdapat pada jambu biji,
yaitu buah, daun dan kulit batang pohon jambu biji mengandung tannin,
sedangkan pada bunganya tidak banyak mengandung tannin. Daun jambu biji
juga mengandung zat lain seperti minyak atsiri, asam ursolat, asam psidiolat,
asam kratogolat, asam oleanolat, asam guajaverin dan vitamin.
Komponen aktif dalam daun jambu biji yang diduga memberikan khasiat
tersebut adalah zat tannin yang cukup tinggi.Daun kering jambu biji yang digiling
halus diketahui mempunyai kandungan tannin sampai sekitar 17%.Senyawa yang
rasanya pahit ini mampu menghambat pertumbuhan mikroorganisme.Selain itu,
tannin juga menjadi penyerap racun dan dapat menggumpalkan protein
(Anggraini, 2008).
3. TANNIN
Tannin adalah senyawa organik yang sangat kompleks dan banyak
terdapat pada bermacam-macam tumbuhan.Tannin adalah salah satu senyawa
yang terkandung dalam daun jambu biji yang kadarnya cukup tinggi.Tannin
diperoleh dengan cara ekstraksi dengan pelarut air dan etanol karena tannin dapat
larut dalam pelarut tersebut. (Endang suryadi, 1984)
Tannin dapat mengurangi intensitas diare dengan cara menciutkan selaput
lendir usus dan mengecilkan pori sehingga akan menghambat sekresi cairan dan
elektrolit (Tjay dan Rahardja, 2002). Selain itu, sifat adstringens tannin akan
membuat usus halus lebih tahan (resisten) terhadap rangsangan senyawa yang
mengakibatkan diare, toksin bakteri dan induksi diare oleh minyak jarak (Clinton,
2009 ; Ahmadu, 2007).
4. LOPERAMIDE
Loperamide adalah obat turunan narkotika yang bekerja dengan cara
menurunkan kontraksi usus halus sehingga air lebih mudah terserap dan
konsistensi feses lebih padat. Loperamide dirancang untuk mempertahankan
aktivitas antidiare obat ini. Hanya saja jika terdapat bakteri dalam usus halus yang
perlu dikeluarkan, maka penggunaan loperamide menjadi tidak rasional karena
Ekstrak Daun Jambu Biji
Loperamide
Efektivitas dalam Penyembuhan Diare pada
Mencit yang di Induksi dengan Minyak Jarak
membuat bakteri menjadi tidak dapat dikeluarkan dari dalam tubuh (Hassan
Sadraei, 2010).Reaksi merugikan loperamide yaitu kram dan mual.
Loperamide adalah pengobatan yang efektif untuk pasien dengan diare
tanpa rasa sakit dan dianggap bebas dari potensi penyalahgunaan.Namun,
penggunaan loperamide beresiko kolik jika digunakan pada pasien anak dan lanjut
usia (Yudha, 2007).
5. KERANGKA TEORI
6. KERANGKA KONSEP
LoperamideEkstrak Daun Jambu Biji
Usus Halus Resisten terhadap Senyawa (Minyak Jarak)
Tanin Menciutkan Selaput Lendir
Usus
Mengurangi Absorbsi Usus
Mengurangi Sekresi Air dari Dalam Tubuh
Feses Lebih Padat
< Kontraksi Usus Halus
Air Mudah Terserap
Diare
Minyak Jarak
Mengurangi Kontraksi Usus
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1 MASALAH DAN HIPOTESIS
3.1.1 Rumusan Masalah
1. Bagaimana efektivitas ekstrak daun jambu biji sebagai obat anti diare?
2. Bagaimana efektivitas Loperamide sebagai obat anti diare?
3. Bagaimana perbandingan efektifitas ekstrak daun jambu biji
dibandingkan dengan loperamide sebagai obat diare?
3.1.2 Ha (Hipotesis Alternatif)
Terdapat perbedaan efektifitas antara ekstrak daun jambu biji dan
loperamide sebagai penyembuhan diare.
3.1.3 H0 (Hipotesis Nol)
Tidak terdapat perbedaan efektifitas antara ekstrak daun jambu biji dan
loperamide sebagai penyembuhan diare.
3.2 VARIABEL PENELITIAN
3.2.1 Independent Variable (IP)
Variabel tergantung pada penelitian ini adalah perbedaan efektifitas antara
ekstrak daun jambu biji dan loperamide.
3.2.2 Dependent Variable (DV)
Variabel bebas pada penelitian ini adalah penyembuhan diare.
3.3 TIPE DAN DESAIN PENELITIAN
Penelitian ini menggunakan metode eksperimental. Dimana peneliti melihat
perbandingan efektivitas antara ekstrak daun jambu biji dan loperamide untuk
penyembuhan diare.
3.4 SAMPEL PENELITIAN
3.4.1 Jumlah Sampel
Sampel penelitian ini adalah mencit .Besar sampel yang diambil adalah delapan
ekor mencit.
3.4.2 Metode Sampling
Sampel penelitian diambil dengan teknik Stratified Random Sampling dari populasi
dengan kriteriasebagai berikut :
1) Kriteria inklusi :
Mencit jantan, umur 8-11 minggu, dan berat badan 25-30 gram.
2) Kriteria eksklusi :
Terdapat abnormalitas anatomi yang tampak, mencit tampak sakit, dan tidak
bergerak aktif.
3.5 TEKNIK KONTROL
Teknik kontrol yang digunakan pada penelitian ini adalah
penelitimenggolongkan subjek menjadi empat kelompok untuk dibandingkan yaitu
kelompok mencit yang tidak diberikan minyak jarak dan obat antidiare, kelompok
mencit yang tidak diberikan antidiare (kontrol),kelompok mencit yang diberikan
ekstrak daun jambu biji sebagai antidiare, dan kelompok mencit yang diberikan
loperamide sebagai antidiare.
3.6INSTRUMEN PENELITIAN
1. Ekstrak daun jambu biji.
2. Loperamide
( t – 1 ) ( r – 1 ) > 15
( 4 – 1 ) ( r – 1 ) > 15
3( r – 1 ) > 15
3r – 3> 15
r> 6
3. Minyak jarak
4. Timbangan digital
5. Kertas minyak
6. NaCl 10%
7. Etanol 80%
8. Spoit 1 cc
3.7 TEKNIK ANALISIS DATA
Data berupa hasil timbangan feses pada mencit yang telah dibagi menjadi 4
kelompok sehingga dapat dibandingan efektivitas penggunaan ekstrak daun
jambu biji maupun loperamide sebagai obat anti diare yang diolah dengan SPSS
7.
3.8 PROSEDUR PENELITIAN
3.8.1 Tahap Persiapan
1. Ekstrak Daun Jambu Biji
Tahap persiapan dilakukan dengan pengambilan sampel yaitu daun
Psidium guajava sebanyak sepuluh lembar serta persiapan alat dan bahan
yang akan digunakan dalam pengolahan dan pemeriksaan kadar tanin
pada daun Psidium guajava.Selanjutnya daun jambu biji di ekstraksi
dengan etanol 80% kemudian ekstrak etanol diuapkan di atas
waterbath.Sisa penguapan kemudian di larutkan dalam air panas sambil
diaduk.Setelah itu, dinginkan lalu sentrifuge.Terakhir tambahkan NaCl 10%
kemudian saring
2. Pemilihan Sampel
Pemilihan sampel mecit yang sesuai dengan kriteria inklusi sebanyak
delapan ekor.
3.8.2 Tahap Pelaksanaan
1. Mencit tersebut diisolasi dalam satu kandang dengan perlakuan yang
sama selama 1 minggu untuk proses adaptasi lingkungan sebelum
diberikan perlakuan.
2. Setelah 1 minggu, mencit tersebut akan dibagi menjadi empat kelompok.
Pada tiga kelompok tersebut awalnya diberi perlakuan yang sama yaitu
pemberian 1,0 mL minyak jarak peroral sebagai indikasi diare pada mencit.
Sedangkan kelompok empat tidak diberikan perlakuan apapun.
3. Selanjutnya suntikan 50 mg/KgBB loperamide pada kelompok I, 800
mg/KgBB ekstrak daun jambu biji pada kelompok II, dan tanpa perlakuan
pada kelompok III.
4. Amati keempat kelompok mencit. Lihat dan timbang feses mencit sebagai
hasil dari perbandingan efektivitas ekstrak jambu biji dibandingkan
loperamide sebagai obat diare.
800 mg/KgBB Ekstrak Daun
Jambu Biji
50 mg/KgBB Loperamide
Memeriksa berat feses pada mencit yang telah diberikan perlakuan yang berbeda
Analisis Data dan Kesimpulan
Kelompok I Kelompok II Kelompok III Kelompok IV
Alur Kegiatan
Kriteria hasil :
a. Frekuensi defekasi
b. Bentuk feses
0 : Tidak BAB
1 : Feses Keras (K)
2 : Feses Lembek (L)
3 : Feses Lembek Cair (LC)
Pemberian 1,0 mL Minyak Jarak peroral