Upload
gasomedic85
View
124
Download
7
Embed Size (px)
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gastritis merupakan salah satu masalah kesehatan saluran pencernaan
yang paling sering terjadi. Sekitar 10% orang yang datang ke unit gawat darurat
pada pemeriksaan fisik ditemukan adanya nyeri tekan di daerah epigastrium. Hal
ini mengarahkan para dokter kepada suatu diagnosa gastritis, dimana untuk
memastikannya dibutuhkan suatu pemeriksaan penunjang lainnya seperti
endoscopy. Dampak dari keluhan gastritis ini apabila tidak ditanggulangi akan
mengakibatkan terganggunya aktivitas dalam kegiatan sehari-hari atau dapat
menyebabkan berbagai komplikasi seperti perdarahan saluran cerna bagian atas,
ulkus, bahkan perforasi.
Badan penelitian kesehatan dunia WHO mengadakan tinjauan terhadap
beberapa negara dunia dan mendapatkan hasil persentase dari angka kejadian
gastritis di dunia, diantaranya Inggris 22%, China 31%, Jepang 14,5%, Kanada
35%, dan Perancis 29,5%. Di dunia, insiden gastritis sekitar 1,8-2,1 juta dari
jumlah penduduk setiap tahun. Insidensi gastritis di Asia Tenggara sekitar
583.635 dari jumlah penduduk tiap tahunnya. Berdasarkan profil kesehatan
Indonesia tahun 2009, gastritis merupakan salah satu penyakit di dalam sepuluh
penyakit terbanyak pada pasien rawat inap di rumah sakit di Indonesia dengan
jumlah 30.154 kasus (4,9%). Berdasarkan data rawat jalan di Puskesmas Palaran
bulan Januari-Oktober 2012 gastritis merupakan peringkat pertama dari 10
penyakit terbanyak dengan jumlah 3485 pasien. Dimana, kasus baru banyak
terjadi pada rentang usia antara 20-44 tahun.
Penyakit gastritis yang terjadi di Negara maju sebagian besar mengenai
usia tua. Hal ini berbeda dengan di negara berkembang yang banyak mengenai
usia dini. Beberapa faktor risiko gastritis adalah menggunakan obat aspirin atau
antiradang non steroid, infeksi kuman Helicobacter pylori, memiliki kebiasaan
minum minuman beralkohol, memiliki kebiasaan merokok, sering mengalami
stres, kebiasaan makan yaitu waktu makan yang tidak teratur, serta terlalu banyak
makan makanan yang pedas dan asam.
Berdasarkan uraian di atas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
mengenai hubungan pola makan, penggunaan obat NSAID dan tingkat
pengetahuan yang berhubungan dengan kejadian gastritis pada pasien rawat jalan
di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana distribusi frekuensi kejadian gastritis pada pasien yang berobat
jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012?
2. Bagaimana hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada pasien
rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012?
3. Bagaimana hubungan penggunaan obat NSAID dengan kejadian gastritis
pada pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober
2012?
4. Bagaimana hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian gastritis pada
pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012?
1.3 Tujuan
1. Untuk mengetahui distribusi frekuensi kejadian gastritis pada pasien yang
berobat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012?
2. Untuk mengetahui hubungan pola makan dengan kejadian gastritis pada
pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-Oktober 2012?
3. Untuk mengetahui hubungan penggunaan obat NSAID dengan kejadian
gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-
Oktober 2012?
4. Untuk mengetahui hubungan tingkat pengetahuan dengan kejadian
gastritis pada pasien rawat jalan di Puskesmas Palaran periode Agustus-
Oktober 2012?
BAB III
KERANGKA KONSEP
Konsumsi NSAIDKonsumsi AlkoholMerokok
Umur Pola makan Tingkat pengetahuan
Agent
Enviroment
Sanitasi lingkungan buruk Kebersihan makanan buruk Tingkat pendapatan
Host
GASTRITIS