proposal penelitian 1.docx

Embed Size (px)

Citation preview

PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR1. Latar BelakangDi jaman reformasi yang berlangsung saat ini, masyarakat menuntut agar pemerintah mampu mengelola otonomi daerah dan sistem pengelolaan keuangan agar lebih baik. Otonomi pemerintah menurut Undang-Undang No.32 tahun 2004 merupakan hak, wewenang dan kewajiban daerah otonom untuk mengatur dan mengurus sendiri urusan pemerintah dan kepentingan masyarakat setempat sesuai dengan peraturan perundang-undangan. Tiga misi utama otonomi daerah adalah menciptakan efesiensi dan efektivitas pengelolahan sumber daya daerah, meningkatkan kualitas pelayanan umum dan kesejahteraan masyarakat, memberdayakan dan menciptakan ruang bagi masyarakat untuk berpartisipasi dalam proses pembangunan (Mardiasmo, 2002).Pengelola keuangan daerah merupakan salah satu bagian yang mengalami perubahan mendasar dengan ditetapkan undang-undang No.32 tahun 2004 tentang pemerintah daerah dan Undang-undang No.33 tahun 2004 tentang perimbangan keuangan antara pemerintah daerah dengan pemerintah pusat. Berdasarkan kewenangan yang diberikan pemerintah pusat kepada pemerintah daerah menjadi tanggung jawab pemerintah daerah untuk mewujudkan tata kelola pemerintah yang baik (good governance) sebagai bentuk pertanggung jawaban kepada publik. Laporan keuangan terutama digunakan untuk mengetahui nilai sumber daya ekonomi yang dimanfaatkan untuk melaksanakan kegiatan operasional pemerintah, menilai kondisi keuangan, mengevaluasi efektivitas dan efesiensi suatu entitas pelaporan, dan membantu menentukan ketaatannya terhadap peraturan perundang-undangan.Berdasarkan PP No.58 tahun 2005 tentang pengelolaan keuangan daerah yang akuntable dan transparan, pemerintah wajib menyampaikan laporan pertanggungjawaban berupa laporan realisasi anggaran, neraca, laporan arusa kas dan catatan atas laporan keuangan. Untuk meningkatkan akuntabilitas publik, pemerintah perlu mengakses laporan keuangan yang dibuat agar masyarakat mudah memperoleh laporan keuangan tersebut. Aksesbilitas merupakan salah satu cara untuk memperoleh informasi laporan keuangan dengan mudah melalui media seperti website, surat kabar, media sosial dan lain-lain. Pemerintah harus dapat meningkatkan transparansi dan akuntabilitas keuangan negara baik pusat maupun daerah. Salah satu syarat untuk mewujudkan hal tersebut adalah dengan melakukan reformasi pada penyajian laporan keuangan, yakni pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan yang jujur, andal, dan terbuka kepada publik.Putu Sri Wahyuni, Ni Luh Gede Erni Sulindawati, Nyoman Trisna Herawati (2014) telah melakukan penelitian pengujian pengaruh penyajian pelaporan keuangan daerah dan aksesbilitas laporan keuangan daerah terhadap akuntabilitas pengelolaan laporan keuangan daerah Kabupaten Bandung. Penyajian laporan keuangan secara langsung yang tersedia dan aksesbilitas bagi pengguna informasi menentukan sejauh mana transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah tersebut. Hasil yang diperoleh dari penelitian ini bahwa (1) penyajian laporan keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dengan t hitung adalah 4,778 > nilai t tabel 1,671 dengan nilai signifikansi 0,000 yang berada di bawah atau lebih kecil 0,05, (2) Aksesibilitas laporan keuangan berpengaruh signifikan dan positif terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah hal ini ditunjukkan dengan nilai thitung sebesar 3,128 > nilai ttabel 1,671 dengan signifikansi sebesar 0,003 yang berada dibawah 0,05, 3) Penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh signifikan dan positif secara simultan terhadap akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah dengan nilai uji statistik Fhitung adalah sebesar 21,228 > nilai Ftabel adalah sebesar 3,15 dengan tingkat signifikansi 0,000 yang lebih kecil dari 0,05.Kabupaten Belitung Timur merupakan merupakan salah satu entitas pelaporan yang wajib menyajikan laporan keuangan sesuai dengan ketentuan yang ada. Kabupaten Belitung Timur merupakan kabupaten yang tingkat pendapatannya cukup tinggi dalam sektor pariwisatanya. Dengan tingkat pendapatan yang cukup tinggi di bidang sektor parwisata, pemerintah harus mampu menyajikan laporan keuangan dengan jelas, mudah dipahami dan diakses oleh publik serta memberi informasi kepada masyarakat. Pada tahun 2014 Badan Pemeriksa Keuangan Riperwakilan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung mengakui kesalahan dalam laporan hasil pemriksaan keuangan pemerintah daerah atas laporan keuangan pemerintah Kabupaten Belitung Timur. Pada kenyataannya Kabupaten Belitung Timur Belum mampu menyediakan semua informasi keuangan secara terbuka kepada publik. Dari latar belakang tersebut peneliti ingin meneliti seberapa Pengaruh Penyajian Laporan Keuangan Daerah Dan Aksesibilitas Laporan Keuangan Daerah Terhadap Transparansi Dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Belitung Timur.2. Perumusan MasalahBerdasarkan latar belakang diatas, maka perumusan masalah dalam penulisan penelitian ini adalah a. Apakah penyajian laporan keuangan berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur?b. Apakah aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur ?c. Bagaimana pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilas laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah kabupaten Belitung Timur?3. Tujuan dan Manfaat Penelitiana. Tujuan PenelitianBerdasarkan perumusan masalah yang dibahas dalam penelitian ini, maka peneliti memiliki tujuan yang diharapkan dengan adanya penelitian ini. Tujuan-tujuan tersebut adalah sebagai berikut:a. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh penyajian laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur.b. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh aksesibilitas laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan laporan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur.c. Untuk mengetahui dan menjelaskan seberapa besar pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah Kabupaten Belitung Timur.

b. Manfaat Penelitian1. Manfaat TeoritisManfaat teoritis dari penelitian ini adalah penelitian ini diharapkan dapat menjadi tambahan sumber rujukan atau referensi untuk penelitian serupa yang berkaitan.

2. Manfaat PraktikManfaat praktik dari penelitian ini adalah sebagai bahan pertimbangan dalam proses pengukuran kinerja pemerintah dalam pengeloaan keuangan daerah , agar diperoleh proses pengukuran yang efektif serta meningkatkan akuntabilitas pemerintah daerah.

4. Tinjauan Pustakaa. Penyajian Laporan Keuangan DaerahPenyajian laporan keuangan merupakan hal yang sangat penting, menurut Diamond (Siti Aliyah dan Aida Nahar, 2012), pengungkapan atas informasi ini merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan akuntabilitas. Dalam Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No. 1, alinea 49, (Peraturan Pemerintah Nomor 71 Tahun 2010) dinyatakan bahwa neraca mencantumkan sekurang-kurangnya pos-pos berikut: kas dan setara kas; investasi jangka pendek; piutang pajak dan bukan pajak; persediaan; investasi jangka panjang; aset tetap; kewajiban jangka pendek; kewajiban jangka panjang; dan ekuitas dana. Informasi keuangan di dalam laporan keuangan dapat memberikan manfaat sebagai berikut: (a) meningkatkan akuntabilitas untuk para manajer (kepala daerah dan para pejabat pemda) ketika mereka menjadi bertanggung jawab tidak hanya pada kas masuk dan kas keluar, tetapi juga pada aset dan utang yang mereka kelola; (b) meningkatkan transparansi dari aktivitas pemerintah. Pemerintah umumnya mempunyai jumlah aset yang signifikan dan utang, pengungkapan atas informasi ini merupakan suatu elemen dasar dari transparansi fiskal dan akuntabilitas. (c) memfasilitasi penilaian posisi keuangan dengan menunjukkan semua sumber daya dan kewajiban; (d) Memberikan informasi yang lebih luas yang dibutuhkanuntuk pengambilan keputusan (Diamond, 2002).Laporan keuangan untuk tujuan umum adalah laporan yang dimaksudkan untuk memenuhi kebutuhan pengguna. Yang dimaksud dengan pengguna adalah masyarakat, termasuk lembaga legislatif, pemeriksa/pengawas, fihak yang memberi atau berperan dalam proses donasi, investasi, dan pinjaman, serta pemerintah. Laporan keuangan meliputi laporan keuangan yang disajikan terpisah atau bagian dari laporan keuangan yang disajikan dalam dokumen publik lainnya seperti laporan tahunan. Laporan keuangan untuk tujuan umum juga mempunyai peranan prediktif dan prospektif, menyediakan informasi yang berguna untuk memprediksi besarnya sumber daya yang dibutuhkan untuk operasi yang berkelanjutan, sumberdaya yang dihasilkan dari operasi yang berkelanjutan, serta risiko dan ketidakpastian yang terkait. Pelaporan keuangan juga menyajikan informasi bagi pengguna mengenai: (1) indikasi apakah sumber daya telah diperoleh dan digunakan sesuai dengan anggaran; dan (2) indikasi apakah sumber daya diperoleh dan digunakan sesuai dengan ketentuan, termasuk batas anggaran yang ditetapkan oleh DPR/DPRD.b. Aksesibilitas Laporan Keuangan DaerahAksesibilitas menurut perspektif tata ruang adalah keadaan atau ketersediaanhubungan dari suatu tempat ke tempat lainnya atau kemudahan seseorang atau kendaraan untuk bergerak dari suatu tempat ke tempat lain dengan aman, nyaman, serta kecepatan yang wajar (Koester, 2002). Aksesibilitas laporan keuangan merupakan kemudahan bagi seseorang untuk memperoleh informasi mengenai laporan keuangan (Mulyana, 2006). Masyarakat sebagai pihak yang memberi kepercayaan kepada pemerintah untuk mengelola keuangan publik berhak untuk mendapatkan informasi keuangan pemerintah untuk melakukan evaluasi terhadap pemerintah (Mardiasmo, 2002). Dalam demokrasi yang terbuka, akses ini diberikan oleh media, seperti surat kabar, majalah, radio, stasiun televisi, dan website (internet), dan forum yang memberikanperhatian langsung atau peranan yangmendorong akuntabilitas pemerintah terhadap masyarakat (Shende dan Bennet,2004).

c. Transparansi dan Akuntabilitas Keuangan Daerah Transparansi adalah memberikan informasi keuangan yang terbuka dan jujur kepada masyarakat berdasarkan pertimbangan bahwa masyarakat memiliki hak untuk mengetahui secara terbuka dan menyeluruh atas pertanggungjawaban pemerintah dalam pengelolaan sumber daya yang dipercayakan kepadanya dan ketaatannya pada peraturan perundang-undangan. Menurut Mardiasmo, transparansi berarti keterbukaan (openness) pemerintah dalam memberikan informasi yang terkait dengan aktivitas pengelolaan sumberdaya publik kepada pihakpihak yang membutuhkan informasi. Pemerintah berkewajiban memberikan informasi keuangan dan informasi lainya yang akan digunakan untuk pengambilan keputusan oleh pihakpihak yang berkepentingan.Akuntabilitas merupakan mempertanggungjawabkan pengelolaan sumber daya serta pelaksanaan kebijakan yang dipercayakan kepada entitas pelaporan dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan secara periodik. Akuntabilitas keuangan juga merupakan pertanggungjawaban mengenai integritas keuangan, pengungkapan, dan ketaatan terhadap peraturan perundangan-undangan. Sasaran pertanggungjawaban ini adalah laporan keuangan dan peraturan perundang-undangan yang berlaku mencakup penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang oleh instansi pemerintah. Keterkaitan akuntabilitas dan pelaporan keuangan bahwa akuntabilitas meliputi pemberian informasi keuangan kepada masyarakat dan pemakai lainnya sehingga memungkinkan bagi mereka untuk menilai pertanggungjawaban pemerintah atas semua aktivitas yang dilakukan, bukan hanya aktivitas finansialnya saja.Transparansi, akuntabilitas dan keadilan merupakan atribut yang terpisah. Akan tetapi, dua istilah yang pertama adalah tidak independen, sebab pelaksanaan akuntabilitas memerlukan transparansi (Shende dan Bennett, 2004). Sementara itu, Mohamad dkk. (2004) menyatakan bahwa esensi dari demokrasi adalah akuntabilitas, sedangkan esensi dari akuntabilitas adalah keterbukaan (transparansi). Transparansi dan akuntabilitas keuangan daerah adalah pertanggungjawaban pemerintah daerah berkenaan dengan pengelolaan keuangan daerah kepada publik secara terbuka dan jujur melalui media berupa penyajian laporan keuangan yang dapat diakses oleh berbagai pihak yang berkepentingan dengan anggapan bahwa publik berhak mengetahui informasi tersebut.

5. Penelitian TerdahuluBerikut ini adalah beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan memiliki hubungan dengan penelitian yang akan diteliti :a. Judul Penelitian: PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAERAH DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP TRANSPARANSI DAN AKUNTABILITAS PENGELOLAAN KEUANGAN DAERAH KABUPATEN JEPARATahun: Jurnal Akuntansi & Auditing Volume 8 No. 2 Bulan Mei 2012: 97-189Nama Peneliti: Siti Aliyah dan Aida NaharHasil Penelitian: Penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah secara bersama-sama atau simultan berpengaruh positif dan signifikan terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah.b. Judul Penelitian: PENGARUH PENYAJIAN LAPORAN KEUANGAN DAN AKSESIBILITAS LAPORAN KEUANGAN DAERAH TERHADAP PENGGUNAAN INFORMASI KEUANGAN DAERAH (Studi Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kabupaten Buleleng)Tahun: Volume 2 No. 1 Tahun 2014Nama Peneliti: Dewa Nyoman Krisna Putra Sanjaya, Edy Sujana, dan Ni Luh Gede Erni SulindawatiHasil Penelitian: terdapat pengaruh yang signifikan skor penyajian laporan keuangan dan skor aksesibilitas laporan keuangan terhadap penggunaan informasi keuangan daerah.

Penelitian ini terutama merujuk pada penelitian yang dilakuakn oleh Siti Aliyah dan Aida Nahar (2012). Namun ada beberapa pembeda dari penelitian ini dengan penelitian terdahulu (Siti Aliyah dan Aida Nahar : 2012) adalah:1. Pada penelitian terdahulu objek penelitiannya adalah Kabupaten Jepara, sedangkan pada penelitian ini objek penelitiannya adalah Kabupaten Belitung Timur.2. Pada penelitian terdahulu populasi penelitian merupakan pemakai eksternal laporan keuangan daerah yang dalam hal ini populasi yang dituju peneliti adalah anggota DPRD dan LSM di kabupaten Jepara, sedangkan pada penelitian ini populasi penelitiannya merupakan pemakai internal dan eksternal laporan keuangan daerah yang dalam hal ini populasi yang dituju adalah kepala satuan kerja Kabupaten Belitung Timur, anggota DPRD Kabupaten Belitung Timur dan Masyarakat sebagai stakeholder pengguna laporan keuangan pemerintah daerah.

6. Kerangka Pemikiran Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah (X1)

H1

Transparansi dan Akuntabilitas Pengelolaan Keuangan Daerah

Pengaruh aksesibilitas laporan keuangan daerah (X2)

H22

H32

Dari kerangka pemikiran diatas dapat diajukan hipotesis:H1: Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerahH2 : Pengaruh aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan keuangan daerah

Dari kedua hipotesis itu dapat apakah H1 dan H2 secara bersamaan juga akan berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas pengelolaan Keuangan Daerah. Maka dapat diajukan hipotesis ketiga adalah

H3: Pengaruh penyajian laporan keuangan daerah dan aksesibilitas laporan keuangan daerah berpengaruh positif terhadap transparansi dan akuntabilitas laporan keuangan daerah.

7. Metode Penelitiana. Variabel PenelitianVariabel pada penelitian ini terdiri dari variabel independent dan dependent. Penyaji laporan keuangan daerah (X1) dan aksesibilitas laporan keuangan daerah (X2) sebagai variabel independen. Sedangkan, transparansi dan akuntabilitas pengelolaan laporan keuangan daerah kabupaten Belitung Timur (Y) sebagai variabel dependent.

b. Jenis dan Sumber data Jenis data yang digunakan adalah data subyek yaitu data yang berupa opini, pengalaman, umur, sikap, pengalaman dan karakteristik seseorang atau sekelompok yang menjadi obyek penelitian. Hasil tanggapan berupa tanggapan tertulis yang berasal dari kuisioner yang diberikan oleh peneliti. Sumber data yang digunakan oleh peneliti berupa data primer, dimana data yang diperoleh secara langsung dari sumbernya.

c. Teknik Pengumpulan Data, Populasi dan SampelPengumpulan data dalam penelitian ini melalui survey kuesioner terhdap pengguna eksternal dan internal laporan keuangan daerah. Pertanyaan peneliti dan jawaban responden dikemukan dalam kuisinoer tersebut secara tertulis. Kuisioner tersebut didistribusikan langsung oleh peneliti kepada responden. Lokasi penelitian terbatas hanya di Kabupaten Belitung Timur. Dengan demikian yang menjadi populasi penelitian ini adalah pengguna eksternal dan internal laporan keuangan yang ada di Kabupaten Belitung Timur. Lokasi yang dipilih sebagai sampel Kecamatan Manggar, Kecamatan Gantung, Kecamatan Kelapa Kampit, Kecamatan Dendang, Kecamatan Damar, Kecamatan Simpang Pesak, Kecamatan Simpang Renggiang.Penyampelan atas responden pengguna ekternal dan internal laporan keuangan pemerintah daerah dimana responden akan diprioritasakan kepada anggota DPRD selaku pengguna eksternal laporana keuanagan daerah dan akan diperluas ke masyarakat seperti pembayar pajak dan akademisi, selanjutnya sampel responden untuk pengguna internal laporan keuangan daerah tersebut yaitu kepala satuan kerja Kabupaten Belitung Timur. Metode pengambilan sample yang digunakan adalah qouta sampling.

d. Analisis Regresi Untuk menguji hipotesis dalam penelitian ini akan menggunakan analisis regresi berganda dengan alat bantu program statistik. Model regresi berganda yang disusun dalam penelitian ini adalah:Y= a+ Dimana : Y= transparansi dan akuntabilitas pengelolaan laporaan keuangana= konstanta= koefisien regresi= Penyajian laporan keuangn Aksesibilitas laporan keuangan daerah

Uji regresi parsial ( uji statistik t) Pengujian ini pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh pengaruh satu variabel independen secara individual dalam menerangkan variabel dependen (Ghozali, 2006). Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (=5%). Penerimaan atau penolakan hipotesis dilakukan dengan kriteria sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi t > 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara parsial variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikansi t 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara parsial variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.Uji Signifikansi Simultan (Uji Statistik F) Uji statistik F merupakan uji model yang menunjukkan apakah model regresi fit untuk diolah lebih lanjut. Pengujian dilakukan dengan menggunakan significance level 0,05 (=5%). Ketentuan peneriman atau penolakan hipotesis adalah sebagai berikut : 1. Jika nilai signifikansi f > 0,05 maka hipotesis diterima (koefisien regresi tidak signifikan). Ini berarti bahwa secara simultan keempat variabel independen tersebut tidak mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Jika nilai signifikansi f 0,05 maka hipotesis ditolak (koefisien regresi signifikan). Ini berarti secara simultan keempat variabel independen tersebut mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen.