Upload
vantu
View
231
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
1
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar 1.
Peta Administrasi
PROFIL PEMBANGUNAN SUMATERA BARAT
A. GEOGRAFIS DAN ADMINISTRASI WILAYAH
Sumatera Barat terletak pada posisi 3º 50' LS -
1º0' LU 98º 10' - 102º 10' BT.Luas wilayah Sumatera Barat
seluas 42.297,30 km2.
Berdasarkan administrasi wilayah,
ProvinsiSumatera Barat terdiri dari 12 wilayah kabupaten,
176 Kecamatan, 648 Nagari, 260 Kelurahan dan 125 desa.
12 wilayah Kabupaten tersebut diantaranya Kabupaten
Agam, Kabupaten Dharmasraya, Kabupaten Kepulauan
Mentawai, Kabupaten Lima Puluh Kota, Kabupaten Padang
Pariaman, Kabupaten Pasaman, Kabupaten Pasaman Barat,
Kabupaten Pesisir Selatan, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten
Solok, Kabupaten Solok Selatan, Kabupaten Tanah Datar,
Kota Bukittinggi, Kota Padang, Kota Padangpanjang, Kota
Pariaman, Kota Payakumbuh, Kota Sawahlunto, Kota Solok
B. SOSIAL EKONOMI DAN KEPENDUDUKAN
B1. Kependudukan
Jumlah penduduk di wilayah Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 sebanyak 4.904.460 jiwa dengan
tingkat kepadatan penduduk 115 jiwa per km2. Penyebaran penduduk di Provinsi Sumatera Barat masih
bertumpu di Kota Padang yakni sebesar 17,22 persen sedangkan kabupaten yang lainnya dibawah 10 persen.
Sementara dilihat dari kepadatan penduduk Kabupaten/Kota yang paling tinggi tingkat kepadatan penduduknya
adalah Kota Bukit Tinggi yakni sebanyak 4.410 jiwa per Km2 dan yang paling rendah adalah Kabupaten
Kepulauan Mentawai dengan tingkat kepadatan penduduk sebanyak 13 jiwa per Km2. Dilihat dari sisi laju
pertumbuhan selama sepuluh tahun terakhir (2000-2010) Provinsi Sumatera Barat sebesar 1,34 persen lebih
rendah dari pertumbuhan nasional penduduk nasional (1,49%). Sementara untuk laju pertumbuhan penduduk
kabupaten/kota tertinggi terdapat di Kabupaten Dharmasraya3,09 persen sedangkan yang terendah di
Kabupaten Tanah Datarsebesar 0,33persen.
2
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Tabel 1:
Luas Wilayah, Jumlah dan Kepadatan Penduduk Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011
Kabupaten/Kota Luas Daerah (Km2) Jumlah Penduduk
(Orang)
Kepadatan
Penduduk per Km2
1 Kep. Mentawai 6.011,35 77.376,00 12,87
2 Pesisir Selatan 5.794,95 433.632,00 74,83
3 S o 1 o k 3.738,00 351.976,00 94,16
4 Sijunjung 3.130,80 204.738,00 65,39
5 Tanah Datar 1.336,00 340.893,00 255,16
6 Padang Pariaman 1.328,79 394.143,00 296,62
7 A g a m 2.232,30 459.487,00 205,84
8 50 K o t a 3.354,30 352.396,00 105,06
9 P a s a m a n 3.947,63 256.226,00 64,91
10 Solok Selatan 3.346,20 146.422,00 43,76
11 Dharmasraya 2.961,13 195.103,00 65,89
12 Pasaman Barat 3.887,77 371.000,00 95,43
71 P a d a n g 694,96 844.316,00 1.214,91
72 S o 1 o k 57,64 60.301,00 1.046,17
73 Sawahlunto 273,45 57.493,00 210,25
74 Padang Panjang 23,00 47.619,00 2.070,39
75 Bukittinggi 25,24 112.912,00 4.473,53
76 Payakumbuh 80,43 118.435,00 1.472,52
77 Pariaman 73,36 79.992,00 1.090,40
Jumlah 42.297,30 4.904.460,00 115,95
Sumber: Provinsi Dalam Angka tahun 2012
B2. Ketenagakerjaan
Perkembangan ketenagakerjaan di Provinsi Sumatera Barat dalam 5 tahun terakhir menurut jumlah
penduduk usia kerja, angkatan kerja, penduduk bekerja, dan jumlah pengangguran terbuka. Perkembangan
penduduk usia kerja, penduduk bekerja secara absolute menunjukkan peningkatan. Namun jumlah
pengangguran terbuka cenderung meningkat.
Penduduk Usia Kerja, Perkembangan jumlah penduduk usia kerja dalam lima tahun terakhir
meningkat, jumlah penduduk usia kerja tahun 2012 mencapai 3.380.892 jiwa lebih besar dari tahun 2008,
dengan jumlah angkatan kerja mencapai 2.179.826 jiwa dan bukan angkatan kerja 1.201.066 jiwa. Penyebaran
penduduk usia kerja paling banyak terdapat di Kota Padang yaitu sebanyak 600.952 jiwa.
3
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Tabel 2:
Perkembangan Penduduk Usia Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 dan 2012
Kabupaten/Kota Penduduk Usia Kerja
2008 2012
Angkatan
Kerja
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah Angkatan
Kerja
Bukan
Angkatan
Kerja
Jumlah
SUMATERA BARAT 2.127.512 1.197.746 3.325.258 2.179.826 1.201.066 3.380.892
Kabupaten Kepulauan Mentawai 28.376 16.018 44.394 37.890 11.034 48.924
Kabupaten Pesisir Selatan 176.690 121.779 298.469 176.936 122.917 299.853
Kabupaten Solok 166.784 76.707 243.491 148.611 94.036 242.647
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung 89.251 47.576 136.827 90.258 48.761 139.019
Kabupaten Tanah Datar 168.655 72.337 240.992 167.235 75.785 243.020
Kabupaten Padang Pariaman 165.684 94.572 260.256 169.134 97.796 266.930
Kabupaten Agam 203.799 99.150 302.949 223.404 95.673 319.077
Kabupaten Lima Puluh Koto 168.030 68.053 236.083 178.801 69.134 247.935
Kabupaten Pasaman 119.834 48.858 168.692 126.449 44.272 170.721
Kabupaten Solok Selatan 57.192 35.751 92.943 61.807 36.924 98.731
Kabupaten Dharmas Raya 80.911 39.524 120.435 96.355 37.452 133.807
Kabupaten Pasaman Barat 151.260 70.868 222.128 152.072 91.415 243.487
Kota Padang 344.497 282.113 626.610 334.691 266.261 600.952
Kota Solok 27.200 18.940 46.140 25.724 14.559 40.283
Kota Sawah Lunto 20.543 19.609 40.152 29.267 10.954 40.221
Kota Padang Panjang 25.108 13.902 39.010 21.125 10.339 31.464
Kota Bukittinggi 52.631 25.377 78.008 52.938 25.440 78.378
Kota Payakumbuh 50.492 26.390 76.882 55.177 25.776 80.953
Kota Pariaman 30.575 20.222 50.797 31.952 22.538 54.490
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Penduduk usia kerja menurut tingkat pendidikan terakhir yang ditamatkan, meskipun memiliki potensi
penduduk usia produktif yang besar, namun sebagian besar masih merupakan tamatan pendidikan dasar
mencapai 40,99 persen, dan menengah (SMP dan SMA) mencapai sekitar 50,91 persen. Sementara untuk
tamatan pendidikan tinggi (universitas dan akademi) tidak sampai 10 persen dari total penduduk usia kerja.
Sementara berdasarkan tipe daerah, sebagian besar penduduk usia kerja terdapat di perdesaan, yaitu sekitar
61,25 persen.
4
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar 2:
Distribusi Penduduk Usia Kerja menurut Pendidikan dan Tipe Daerah di Provinsi Sumatera Barat Tahun
2012
Pendidikan Tipe Daerah
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Angkatan kerja. Perkembangan angkatan kerja Provinsi Sumatera Barat dalam selama periode 2008-
2013 meningkat, jumlah angkatan kerja tahun 2013 (Februari) tercatat sebanyak 2.390.620 jiwa atau sekitar 2,03
persen dari jumlah angkatan kerja nasional, yang terdiri dari 2.239.650 jiwa duduk bekerja dan 151.300 jiwa
pengangguran terbuka. Penyebaran jumlah angkatan kerja terbesar di Kota Padang mencapai 334.691 jiwa, dan
paling rendah di Kota Padang Panjang sebanyak 21.125 jiwa.
Tabel 3:
Perkembangan Angkatan Kerja Kabupaten/Kota Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008 dan 2012
Kabupaten/Kota Angkatan Kerja
2008 2012
Penduduk Bekerja
Pengangguran Terbuka
Penduduk Bekerja
Pengangguran Terbuka
Kabupaten Kepulauan Mentawai 25.830 2.546 35.981 1.909
Kabupaten Pesisir Selatan 160.929 15.761 160.455 16.481
Kabupaten Solok 154.042 12.742 141.543 7.068
Kabupaten Sawahlunto/Sijunjung 83.250 6.001 86.346 3.912
Kabupaten Tanah Datar 159.833 8.822 161.449 5.786
Kabupaten Padang Pariaman 154.287 11.397 156.765 12.369
Kabupaten Agam 192.364 11.435 215.123 8.281
Kabupaten Lima Puluh Koto 158.475 9.555 173.279 5.522
Kabupaten Pasaman 111.267 8.567 122.131 4.318
Kabupaten Solok Selatan 52.818 4.374 57.275 4.532
Kabupaten Dharmas Raya 75.551 5.360 90.370 5.985
Kabupaten Pasaman Barat 143.122 8.138 140.985 11.087
Kota Padang 294.154 50.343 296.263 38.428
Kota Solok 24.592 2.608 24.357 1.367
Kota Sawah Lunto 19.190 1.353 27.490 1.777
Kota Padang Panjang 23.274 1.834 19.576 1.549
Kota Bukittinggi 48.786 3.845 49.272 3.666
Kota Payakumbuh 47.009 3.483 51.084 4.093
Kota Pariaman 27.605 2.970 27.898 4.054
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
40,99
23,76
18,75
8,40 2,71 5,40
≤ SD
SMTP
SMTA Umum
SMTAKejuruan
38,75
61,25
Perkotaan Pedesaan
5
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Penduduk Bekerja. Jumlah penduduk yang bekerja di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2013
mencapai 2.239.650 jiwa atau meningkat sebanyak 282.987 jiwa dari tahun 2008. Pola persebaran penduduk
yang bekerja sebagian besar tersedia di perdesaan dibandingkan di perkotaan, dan bekerja sominan di sektor
pertanian (40,60%) dan sektor perdagangan (21,19%). Sementara dilihat dari pendidikan yang ditamatkan,
sebagian besar penduduk yang bekerja merupakan tamatan sekolah dasar dan menengah. Penyebaran jumlah
penduduk yang bekerja bekerja antar kabupaten/kota terbesar di Kota Padang, yaitu sebanyak 296.263 jiwa.
Gambar 3:
Distribusi Penduduk Bekerja Menurut Pendidikan dan Lapangan Usaha di Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2012
Pendidikan Lapangan Usaha
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
Pengangguran Terbuka. Jumlah pengangguran Terbuka di Provinsi Sumatera Barat pada tahun 2013
(februari) sebesar 151.300 jiwa, atau menurun sebanyak 19.834 jiwa dari tahun tahun 2008. Sementara untuk
perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) dari tahu 2008-2013 cenderung menurun, TPT Sumatera
Barat tahun 2013 (Februari) tercatat sebesar 6,33 persen, dengan penurunan sebesar 1,71 persen dari tahun
2008. Namun kondisi TPT Sumatera Barat masih berada di atas rata-rata TPT nasional (5,92). Penyebaran
TPT tahun 2012 terbesar terdapat di Kota Pariaman, yaitu sebesar 12,69 persen dan terendah di Kabupaten
Lima Puluh Koto (3,09 %).
Gambar 4:
Perkembangan Tingkat Pengangguran Terbuka
Provinsi terhadap Nasional Tahun 2008-2013.
Gambar 5:
Perbandingan Pengangguran Terbuka
Kabupaten/Kota terhadap Provinsi dan Nasional Tahun 2012
Sumber : Sakernas (Agustus), BPS 2012
42,59
19,36
17,96
9,24 3,50 7,35
≤ SD
SMTP
SMTA Umum
SMTA Kejuruan
DiplomaI/II/III/AkademiUniversitas
40,60
1,57
7,81
0,24 5,56
21,19
4,98
2,05 16,00
Pertanian
Pertambangan
Industri
Listik-gas-Air
Bangunan
Perdaggngan
Angkutan
Keuangan
Jasa
8,04 7,97
6,95
6,45 6,52 6,33
8,39
7,87
7,14
6,56 6,14
5,92
4,00
5,00
6,00
7,00
8,00
9,00
10,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013(Feb)
Pe
rse
n
Sumatera Barat Indonesia
3,09
11,48 12,69
6,52
6,14
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
14,00
KEP
ULA
UA
N M
ENTA
WA
I
PESISIR
SELATA
N
SOLO
K
SAW
AH
LUN
TO/SIJU
NJU
NG
TAN
AH
DA
TAR
PA
DA
NG
PAR
IAM
AN
AG
AM
LIMA
PULU
H K
OTO
PA
SAM
AN
SOLO
K SELA
TAN
DH
AR
MA
SRA
YA
PA
SAM
AN
BA
RA
T
KO
TA P
AD
AN
G
KO
TA SO
LOK
KO
TA SA
WA
H LU
NTO
KO
TA P
AD
AN
G P
AN
JAN
G
KO
TA B
UK
ITTING
GI
KO
TA P
AYA
KU
MB
UH
KO
TA P
AR
IAM
AN
TPT_Kab/Kota TPT_Sumbar TPT_Nasional
6
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
B3. Kondisi Pendidikan
Perkembangan kondisi pendidikan menurut indicator Angka Melek Huruf (AMH), Rata-rata Lama
Sekolah (RLS), dan Angka Partisipasi Sekolah (APS), secara umum kondisi pendidikan di Provinsi Sumatera
Baratmenunjukkan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2011). Perkembangan AMH tahun 2011
mencapai 97,16 persen lebih tinggi dari rata-rata AMH nasional (92,99%), dengan AMH tertinggi di Kota
Bukittinggi (99,93%) dan terrendah di Kepulauan Mentawai (93,67%).
Gambar 6:
Perkembangan Angka Melek Huruf Provinsi
Sumatera BaratTahun 2005-2011
Gambar 7:
Perbandingan Angka Melek Huruf Kabupaten/Kota di
Provinsi Sumatera BaratTahun 2011
Sumber: BPS 2011
Perkembangan RLS Provinsi Sumatera Barat dari tahun 2005-2011 membaik, RLS tahun 2011 tercatat
sebesar 8,57 tahun dan berada diatas RLS nasional. Sementara untuk perbandingan RLS antar
kabupaten/kota, RLS tertinggi terdapat di Kota Padang (10,92 tahun) dan terendah Kepulauan Mentawai (6,52
tahun).
Gambar 8:
Perkembangan Rata-rata Lama Sekolah Provinsi
Sumatera BaratTahun 2005-2011
Gambar 9:
Perbandingan Angka Rata-Rata Lama Sekolah
Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera BaratTahun 2011
Sumber: BPS 2011
96,00 96,00 96,10 96,66 96,81 97,09 97,16
90,90 91,45
91,87 92,19 92,58 92,91 92,99
87
88
89
90
91
92
93
94
95
96
97
98
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
%
AMH_SUMATERA BARAT
AMH_NASIONAL
97,16
92,99
88,00
90,00
92,00
94,00
96,00
98,00
100,00
102,00
Kep
ula
uan
Men
taw
ai
Pes
isir
Sel
atan
So
lok
Saw
ah L
un
to/S
ijun
jun
g
Tan
ah D
atar
Pad
ang
Par
iam
an
Aga
m
Lim
apu
luh
Ko
to
Pas
aman
So
lok
Sela
tan
Dh
arm
as R
aya
Pas
aman
Bar
at
Ko
ta P
adan
g
Ko
ta S
olo
k
Ko
ta S
awah
Lu
nto
Ko
ta P
adan
g P
anja
ng
Ko
ta B
uki
t Ti
ngg
i
Ko
ta P
ayak
um
bu
h
Ko
ta P
aria
man
AMH_Kab/Kota AMH_Sumatera Barat
8,04 8,00
8,18 8,26
8,45 8,48 8,57
7,30 7,40
7,47 7,52
7,72
7,92 7,94
7
7,2
7,4
7,6
7,8
8
8,2
8,4
8,6
8,8
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Tahun RLS_SUMATERA BARAT
8,57 7,94
0,00
2,00
4,00
6,00
8,00
10,00
12,00
Kep
ulau
an M
entaw
ai
Pesisir Selatan
Solo
k
Sawah
Lun
to/Siju
nju
ng
Tanah
Datar
Pad
ang P
ariaman
Agam
Limap
ulu
h K
oto
Pasam
an
Solo
k Selatan
Dh
armas R
aya
Pasam
an B
arat
Ko
ta Pad
ang
Ko
ta Solo
k
Ko
ta Sawah
Lun
to
Ko
ta Pad
ang P
anjan
g
Ko
ta Bu
kit Tinggi
Ko
ta Payaku
mb
uh
Ko
ta Pariam
an
Tahun
RLS_Kab/Kota RLS_Sumbar RLS_Nasional
7
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
B4. Kesehatan
Perkembangan derajat kesehatan penduduk antarprovinsi di wilayah Sumatera Barat selama periode
terakhir menunjukkan kondisi perbaikan, yang diindikasikan oleh menurunnya Angka Kematian Bayi (AKB),dan
meningkatnya Umur Harapan Hidup (UHH).Kondisi ini sejalan dengan perkembangan perbaikan kondisi
kesehatan secara nasional yang cenderung terus membaik.
AngkaKematianBalita (AKB), Menurut hasil Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI),
kondisi AKB menunjukan perbaikan dalam lima tahun terakhir (2005-2010), AKB tahun 2010 sebesar 24,70 lebih
rendah dibandingkan tahun sebelumnya. Kondisi AKB Provinsi Sumatera Barat tergolong rendah dan berada di
bawah rata-rata AKB nasional.
Status GiziBalita, Kondisi kesehatan masyarakat berdasarkan indikator status gizi balita, merupakan
gangguan pertumbuhan bayi yang terjadi sejak usia dini (4 bulan) yang ditandai dengan rendahnya berat badan
dan tinggi badan, dan terus berlanjut sampai usia balita. Hal tersebut terutama disebabkan rendahnya status gizi
ibu hamil.Perkembangan status gizi balita tahun 2010 untuk persentase balita gizi buruk (2,8%), balita gizi
kurang (14,4%), dan balita kekurangan gizi (17,2%) menunjukan perbaikan dibandingkan kondisi tahun 2007,
dan berada dibawah rata-rata nasional.
Gambar 10:
Perkembangan Angka Kematian Bayi Provinsi Sumatera
Barat terhadap Nasional 2005-2010
Gambar 11:
Perkembangan Status Gizi Balita Provinsi Sumatera Barat
Tahun 2007 dan 2010 terhadap Nasional
Angka Harapan Hidup (AHH), perkembangan AHH Provinsi Sumatera Barat dalam lima tahun terakhir
meningkat dan AHH kabupeten/kota berdasarkan estimasi rata-rata menunjukkan peningkatan, sejalan dengan
perkembangan AHH secara nasional. AHH Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 mencapai 69,76 tahun lebih
tinggi dibandingkan terhadap AHH nasional. Sementara untuk perbandingan AHH antar kabupaten/kota di
Provinsi Sumatera Barat, AHH tertinggi berada di Kota Sawah Lunto sebesar 71,86 tahun lebih tinggi dari AHH
provinsi dan nasional, dan terendah di KabupatenSolok Selatan (64,74 tahun).
28
,90
28
,00
27
,10
26
,30
25
,50
24
,7
28,90
28,20
27,50
26,80
26,20
25,5
20,00
21,00
22,00
23,00
24,00
25,00
26,00
27,00
28,00
29,00
30,00
2005 2006 2007 2008 2009 2010
Sumatera BaratAKB_INDONESIA
5,9 14,3 20,2 2,8 14,4 17,2
4,9
13,0
17,9
0,0
5,0
10,0
15,0
20,0
25,0
Gizi Buruk (%) Gizi Kurang (%) Gizi Buruk/ Kurang
2007
2010
Nasional 2010
8
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar 12:
Perkembangan Angka Harapan Hidup Provinsi Sumatera
BaratTahun 2005-2011
Gambar 13:
Perbandingan Angka Harapan Hidup Kabupeten/Kota di
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011
Gambar 14:
Perkembangan Persentase Kelahiran Balita Ditolong Tenaga Menis terhadap Nasional 2004-2011
B5. Kondisi Kemiskinan
Perkembangan kemiskinan di Provinsi Sumatera Barat selama kurun waktu 2008-2013, secara absolut
terjadi penurunan sebanyak 69,73 ribu jiwa, jumlah penduduk miskin tahun 2013 (Maret) sebanyak 407 ribu jiwa.
Seperti halnya dengan kondisi tingkat kemiskinan dari tahun 2008-2013 mengalami penurunan dan hingga akhir
tahun 2013 mencapai 8,14%. Kondisi kemiskinan Provinsi Sumatera Barat tergolong rendah jika dibandingkan
terhadap rata-rata kemiskinan nasional (11,37%).
68,23
68,50
68,80
69,00
69,25
69,50
69,76
68,08
68,47
68,70
69,00
69,21
69,43
69,65
67
67,5
68
68,5
69
69,5
70
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
tah
un
AHH_SUMATERABARATAHH_NASIONAL
69,76 69,65
60,00
62,00
64,00
66,00
68,00
70,00
72,00
74,00
Ke
pu
lau
an M
en
taw
ai
Pes
isir
Sel
atan
So
lok
Saw
ah L
un
to/S
ijun
jun
g
Tan
ah D
atar
Pad
ang
Par
iam
an
Aga
m
Lim
apu
luh
Ko
to
Pas
aman
So
lok
Sela
tan
Dh
arm
as R
aya
Pas
aman
Bar
at
Ko
ta P
adan
g
Ko
ta S
olo
k
Ko
ta S
awah
Lu
nto
Ko
ta P
adan
g P
anja
ng
Ko
ta B
uki
t Ti
ngg
i
Ko
ta P
ayak
um
bu
h
Ko
ta P
aria
man
AHH_Kab/Kota AHH_Sumatera BaratAHH_Nasional
87,65 87,77 87,05 85,77
88,15 88,86 89,13 91,85
71,53 70,47 72,41 72,53
74,87 77,34
79,82 81,25
50,00
55,00
60,00
65,00
70,00
75,00
80,00
85,00
90,00
95,00
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
%
Sumatera Barat
Indonesia
9
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar 16:
Perkembangan Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Provinsi Sumatera Barat Tahun 2008-2013
Penyebaran penduduk miskin terbesar tahun 2011 terdapat di Kota Padangyaitu sebanyak 50,90 ribu
jiwa dan Padang Pariaman sebanyak 44,60 ribu jiwa, dan terendah di Kota Sawah Lunto sebesar 1,4 ribu jiwa.
Sementara untuk penyebaran tingkat kemiskinan tertinggi terdapat di Kepulauan Mentawai sebesar 18,85% dan
tingkat kemiskinan terendah di Kota Sawah Lunto sebesar 2,34%.
Tabel4
Perkembangan Kemiskinan Kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat Tahun -2011
kabupaten/kota Pendududk Miskin (000) Presentase Kemiskinan (%)
2006 2011 Δ 2006-2011 2006 2011 Δ 2006-2011
Kepulauan Mentawai 11,1 14,60 -3,50 16,87 18,85 -1,98
Pesisir Selatan 63,3 42,40 20,90 14,76 9,75 5,01
Solok 62,3 39,50 22,80 17,98 11,19 6,79
Sawah Lunto/Sijunjung 30,7 20,30 10,40 15,96 9,94 6,02
Tanah Datar 25,4 22,60 2,80 7,61 6,57 1,04
Padang Pariaman 66,5 44,60 21,90 17,45 11,26 6,19
Agam 59,4 43,30 16,10 13,93 9,39 4,54
Limapuluh Koto 52,9 35,20 17,70 16,19 9,96 6,23
Pasaman 45,6 26,80 18,80 18,34 10,42 7,92
Solok Selatan 22,7 15,50 7,20 17,65 10,61 7,04
Dharmas Raya 25,4 19,60 5,80 14,93 10,09 4,84
Pasaman Barat 45,5 33,80 11,70 14,12 9,14 4,98
Kota Padang 42,1 50,90 -8,80 5,15 6,02 -0,87
Kota Solok 2,7 4,00 -1,30 4,86 6,72 -1,86
Kota Sawah Lunto 1,5 1,40 0,10 2,86 2,34 0,52
Kota Padang Panjang 2,5 3,50 -1,00 4,94 7,25 -2,31
Kota Bukit Tinggi 5,3 7,30 -2,00 5,12 6,49 -1,37
Kota Payakumbuh 8,2 12,00 -3,80 7,88 10,09 -2,21
Kota Pariaman 5,5 4,50 1,00 7,86 5,66 2,20
SUMATERA BARAT 578,7 441,80 136,90 12,51 8,99 3,52
Keterangan: *) data kemiskinan Kabupaten/Kota 2011 belum tersedia
Sumber : BPS Tahun 2011
477
,20
429
430
442
405
407
10,67 9,54 9,50 9,04 8,00 8,14
15,42 14,15 13,33
12,49 11,67 11,37
360,00
380,00
400,00
420,00
440,00
460,00
480,00
500,00
-
5,00
10,00
15,00
20,00
25,00
30,00
2008 2009 2010 2011 2012 2013
%
Jumlah Penduduk Miskin (000 jiwa) NASIONAL Sumatera Barat
10
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
B6. Perkembangan IPM
Perkembangan IPM Provinsi Sumatera Barat dalam kurun waktu 2004-2011 membaik, IPM Provinsi
Sumatera Barat tahun 2011 mencapai 74,28lebihtinggi dibandingkan rata-rata IPM nasional (72,77), dengan
ranking IPM Provinsi Sumatera Barat tahun 2011 menduduki peringkat ke 9 secara nasional setelah Sumatera
Utara dan peringkat ke 4 di Pulau Sumatera setelah Sumatera Utara. Perbandingan IPM antar kabupaten/kota
tahun 2011, IPM tertinggi adalah Kota Bukit Tinggi(78,73) dan menduduki peringkat ke-11 secara nasional, dan
IPM terendah adalah Kepulauan Mentawaiyaitu 69,06 dan berada diperingkat ke-383 secara nasional.
Gambar 17:
Perkembangan IPM Provinsi dan Nasional Tahun
2004-2011
Gambar 18:
Perbandingan IPM Kabupaten/Kota terhadap dan Nasional,
Tahun 2011
Sumber: BPS Tahun 2011
D. PEREKONOMIAN DAERAH
D1. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
PDRB Provinsi Sumatera Barat menurut lapangan usaha Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan
migas tahun tahun 2012 mencapai 110,104 miliar rupiah lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. PDRB
ADHB dengan migas Provinsi Sumatera Barat menyumbang sebesar 1,64 persen terhadap PDB nasional (33
provinsi). Sementara untuk PDRB ADHK tahun 2000 dengan migas sebesar 43,912 miliar rupiah, sementara
tanpa migas sebesar 43,912 miliar rupiah
Tabel :
Perkembangan PDRB menurut ADHB dan ADHK Provinsi Sumatera Barat, Tahun 2008-2012. Miliar Rupiah
Tahun PDRB ADHB PDRB ADHK
Dengan Migas Tanpa Migas Dengan Migas Tanpa Migas
2008 70,955 70,955 35,177 35,177
2009 76,753 76,753 36,683 36,683
2010 87,227 87,227 38,862 38,862
2011 98,957 98,957 41,292 41,292
2012 110,104 110,104 43,912 43,912
70,5
71,19 71,65
72,23
72,96 73,44
73,78 74,28
68,7
69,57 70,1
70,59
71,17
71,76 72,27
72,77
67
68
69
70
71
72
73
74
75
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011
Sumbar
Nasional
69,06
78,73
74,28 72,77
64,0066,0068,0070,0072,0074,0076,0078,0080,00
Kep
ulau
an M
entaw
ai
Pe
sisir Selatan
Solo
k
Sawah
Lun
to/Siju
nju
ng
Tanah
Datar
Pad
ang P
ariaman
Agam
Limap
ulu
h K
oto
Pasam
an
Solo
k Selatan
Dh
armas R
aya
Pasam
an B
arat
Ko
ta Padan
g
Ko
ta Solo
k
Ko
ta Sawah
Lun
to
Ko
ta Padan
g Pan
jang
Ko
ta Bu
kit Tinggi
Ko
ta Payakum
bu
h
Ko
ta Pariaman
IPM_Kab/Kota IPM_Sumbar
IPM_Nasional
11
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Struktur perekonomian Provinsi Timur tahun 2011, didominasi besarnya kontribusi sektor pertanian
dengan kontribusi sebesar 23,50%, sektor perdagangan, hotel dan restoran (18,03%), dan sektor jasa(16,31%).
Selain ketiga sektor diatas, sektor lainnya yang memiliki kontribusi cukup besar adalah sektor industry
pengolahan (11,39%), dan sektor pengangkutan dan komunikasi (15,68%).
Gambar 20:
Struktur Perekonomian PDRB ADHB Provinsi Sumatera BaratTahun 2011
Sumber: BPS tahun 2011
Jika dilihat perbandingan nilai PDRB Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) dengan migas 2011
kabupaten/kota di Provinsi Sumatera Barat, menunjukan adanya kesenjangan pendapatan yang cukup tinggi,
dimana PDRB tertinggi mencapai 27.543 miliar rupiah (Kota Padang) dan PDRB terendah sebesar 1.041 miliar
rupiah(Kota Padang Panjang).
Tabel 5:
Perbandingan Nilai PDRB ADHB Kabupaten/Kota di Sumatera Barat Tahun 2011. (Rp. miliar)
KABUPATEN/KOTA 2007 2008 2009 2010* 2011**
01 Kab. Kepulauan Mentawai 913 1.100 1.261 1.439 1.628
02 Kab. Pesisir Selatan 3.083 3.588 4.090 4.619 5.234
03 Kab. Solok 3.421 4.043 4.838 5.310 6.088
04 Kab. Sijunjung 2.072 2.418 2.695 3.036 3.418
05 Kab. Tanah Datar 3.814 4.377 4.844 5.424 6.085
06 Kab. Padang Pariaman 4.382 5.128 5.615 6.271 6.979
07 Kab. Agam 4.463 5.206 5.831 6.593 7.412
08 Kab. Lima Puluh Koto 4.197 5.022 5.529 6.296 7.161
09 Kab. Pasaman 2.234 2.578 2.889 3.283 3.742
10 Kab. Solok Selatan 921 1.072 1.221 1.408 1.623
11 Kab. Dharmas Raya 1.787 2.110 2.346 2.678 3.068
12 Kab. Pasaman Barat 4.116 4.868 5.518 6.320 7.218
71 Kota Padang 17.369 20.142 21.837 24.586 27.543
72 Kota Solok 757 888 978 1.096 1.227
73 Kota Sawah Lunto 756 862 984 1.122 1.274
74 Kota Padang Panjang 623 706 810 919 1.041
75 Kota Bukit Tinggi 1.436 1.733 1.918 2.182 2.444
76 Kota Payakumbuh 1.295 1.501 1.656 1.886 2.157
77 Kota Pariaman 1.126 1.275 1.399 1.581 1.783
Sumber: BPS tahun 2011
PERTANIAN; 23,50 PERTAMBANGAN;
2,98
INDUSTRI PENGOLAHAN;
11,39 LISTRIK, GAS &
AIR BERSIH; 0,98 BANGUNAN; 6,60 PERDAGANGAN;
18,03
PENGANGKUTAN ; 15,68
KEUANGAN; 4,53
JASA; 16,31
12
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Perkembangan ekonomi Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir mengalami percepatan, laju
pertumbuhan ekonomi tahun 2012 mencapai 6,35% lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya. Sementara
untuk pertumbuhan sektor, seluruh sektor tumbuh positif pada tahun 2011 dan sektor dengan laju pertumbuhan
ekonomi tertinggi serta sekaligus pendorong pertumbuhan ekonomi Sumatera Barat adalah: sektor bangunan
(9,13%), sektor pengangkutan (8,94%), dan sektor jasa (8,04%).
Gambar 21:
Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Sumatera Baratterhadap Nasional Tahun 2004-2012, (%)
Sumber: BPS, 2011
Sementara untuk pertumbuhan ekonomi kabupaten/kota, seluruh kabupaten/kota rata-rata tumbuh positif,
dengan laju pertumbuhan ekonomi tertinggi adalah Kota Payakumbuhdengan laju pertumbuhan sebesar 6,79%,
dan pertumbuhan terendah di Kepulauan Mentawaidengan laju pertumbuhan sebesar 4,94% dan Kabupaten
Pesisir Selatan dengan laju pertumbuhan ekonomi 5,48%.
Tabel 6:
Laju Pertumbuhan PDRB dengan Migas ADHK 2000 Menurut Kabupaten/Kota di Provinsi Sumatera
BaratTahun 2007-2011 (persen)
KABUPATEN/KOTA Tahun
2007 2008 2009 2010* 2011**
Kab. Kepulauan Mentawai 4,41 4,48 4,67 4,88 4,94
Kab. Pesisir Selatan 5,31 5,42 5,44 5,28 5,48
Kab. Solok 6,24 6,35 6,24 6,05 6,13
Kab. Sijunjung 5,61 5,28 5,49 5,63 5,74
Kab. Tanah Datar 6,05 5,91 5,88 5,86 5,87
Kab. Padang Pariaman 6,11 6,24 3,94 5,14 5,50
Kab. Agam 6,37 6,35 4,90 5,68 5,94
Kab. Lima Puluh Koto 6,36 6,14 5,45 6,02 6,31
Kab. Pasaman 5,92 6,08 6,12 6,14 6,15
Kab. Solok Selatan 6,08 6,12 6,10 6,28 6,35
Kab. Dharmas Raya 6,47 6,54 6,64 6,51 6,54
Kab. Pasaman Barat 6,41 6,40 6,26 6,39 6,42
Kota Padang 6,14 6,21 5,08 5,96 6,41
Kota Solok 6,35 6,41 5,05 5,96 6,07
Kota Sawah Lunto 2,09 3,43 4,29 5,03 5,86
Kota Padang Panjang 6,38 6,27 6,32 6,05 6,14
Kota Bukit Tinggi 6,49 6,58 5,51 6,12 6,19
Kota Payakumbuh 6,37 6,42 5,80 6,38 6,79
Kota Pariaman 5,36 5,59 4,47 5,26 5,98
SUMATERA BARAT 6,34 6,88 4,28 5,93 6,22
Sumber: BPS, 2011
5,47 5,73 6,14
6,34
6,88
4,28
5,94 6,25
6,35
5,03 5,69 5,50
6,35
6,01 4,63
6,22 6,49
6,23
0
1
2
3
4
5
6
7
8
2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
%
Sumbar
Nasional
13
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
PDRB perkapita dengan migas ADHB Provinsi Sumatera Barat dan kabupaten/kota dari tahun 2005-
2012 meningkat setiap tahunnya, PDRB perkapita tahun 2012 Sumatera Barat mencapai sebesar 22.209
ribu/jiwa lebih rendah dari PDRB perkapita nasional (33.748 ribu/jiwa). Sementara untuk perbandingan PDRB
perkapita kabupaten/kota di Sumatera Barat kecenderungan adanya kesenjangan yang cukup tinggi, dimana
sebagian besar kabupaten/kota memiliki PDRB perkapita dibawah rata-rata PDRB perkapita provinsi, dengan
PDRB perkapita tertinggi mencapai 32.655 ribu/jiwa terdapat di Kota Padang dan terendah sebesar 11.117
ribu/jiwa di Kabupaten Solok Selatan.
Gambar 22:
PDRB Perkapita ADHB Provinsi Sumatera
BaratTahun 2005-2012, (Ribu Rupiah)
Gambar 23:
PDRB Perkapita Kabupaten/Kota di Sumatera Barat,
Tahun 2011
D2. Investasi PMA dan PMDN
Perkembangan realisasi investasi PMA Provinsi Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir (2010-2012)
cenderung meningkat, nilai realisasi investasi PMA tahun 2012 tercatat sebesar 75,02 juta US$ meningkat
dibandingkan tahun 2011 (22,93 juta US$) dengan jumlah proyek sebanyak 45 proyek.Sementara untuk
perkembangan realisasi investasi PMDN pada tahun 2012 cenderung menurun, nilai realisasi investasi PMDN
tahun 2012 sebesar mencapai 885,28 miliar rupiah lebih rendah dari nilai realisasi PMDN 2011 (1.026,22 miliar
rupiah) dengan jumlah proyek sebanyak22 proyek.
Tabel 7:
Perkembangan Realisasi Investasi PMA dan PMDN Provinsi Aceh Tahun 2010-2012
Tahun PMA PMDN
Juta US$ Proyek Rp. Miliar Proyek
2010 7,90 10 73,80 11
2011 22,93 43 1.026,22 24
2012 75,02 45 885,28 22
9.822 11.507
12.808
14.955 15.997
17.926
20.177
22.209
12.558
14.892
17.361
21.365
23.881
27.029
30.795
33.748
7.500
12.500
17.500
22.500
27.500
32.500
37.500
2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012
PDRB Perkapita_SumateraBarat
Indonesia (PDB)
32.655
22.293
20.177
0
5.000
10.000
15.000
20.000
25.000
30.000
35.000 K
epu
lauan
Men
tawai
Pesisir Selatan
Solo
k
Sijun
jun
g
Tanah
Datar
Pad
ang P
ariaman
Agam
Lima P
ulu
h K
oto
Pasam
an
Solo
k Selatan
Dh
armas R
aya
Pasam
an B
arat
Ko
ta Pad
ang
Ko
ta Solo
k
Ko
ta Sawah
Lun
to
Ko
ta Pad
ang P
anjan
g
Ko
ta Bu
kit Tinggi
Ko
ta Payaku
mb
uh
Ko
ta Pariam
an
PDRB Perkapita_Kab/Kota PDRB Perkapita_Aceh
14
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
E. PRASARANA WILAYAH
E1. Jaringan Irigasi
Pembangunan jaringan irigasi merupakan langkah strategis dalam mendukung peningkatan produksi
pangan, serta dalam upaya mewujudkan swasembada pangan nasional.Luas Potensial jaringan irigasi
diSumatera Barat meliputi 282.238 hektar atau 3,83 persen dari jaringan irigasi potensial di Indonesia.,
Sementara untuk jaringan irigasi terbangun tersier sekitar 279.227 hektar dan luas jaringan irigasi utama sekitar
280.538 hektar.Sementara menurut kewenangan, sekitar 90.620 hektar atau sekitar 29 persen kewenangan
pusat, 51.136 hektar (16%) kewenangan provinsi, dan 169.033 hektar (54%) kewenangan kabupaten/kota.
E2. Infrastruktur Jalan
Kondisi panjang jalan berdasarkan status pembinaannya tahun 2011 di Provinsi Sumatera Barat
mencapai 2.366,82 km, yang terdiri dari jalan Nasional sepanjang 1.212,89 km, jalan Provinsi sepanjang
1.153,93 km. Untuk kondisi kualitas jalan menurut kriteria IRI (International Roughness Index), Departemen PU),
kualitas jalan nasional tidak mantap di Provinsi Sumatera Baratpada tahun 2011 mencapai 274,76 km yang
terdiri dari 11,32persen kondisi jalan rusak ringan dan 11,33 persen dengan kondisi rusak berat. Sementara
untuk kondisi jalan mantap sepanjang938,13 km atau sekitar 77,35 persen kondisi jalan mantap di Sumatera
Barat.
Berdasarkan rasio panjang jalan dengan luas wilayah yang mengindikasikan kerapatan jalan (Road
Density), kerapatan jalan di Provinsi Sumatera Barat sebesar 0,43. Km/Km² lebih tinggi dari kerapatan jalan
tingkat nasional (0,23 Km/Km²). Sementara panjang jalan menurut kondisi permukaan jalan, jalan beraspal di
Provinsi Sumatera Barat meliputi 50 persen dari total panjang jalan, dan sisanya 18 persen jalan kerikil, 32
persen jalan tanah dan lainnya.
Tabel 8:
Panjang Jalan Menurut Provinsi dan Tingkat Kewenangan Pemerintahan (km)
Provinsi Negara Provinsi Kab / Kota Jumlah
Sumatera Barat 1212,89 1153,93 2366,82
Sumber : Kementerian Pekerjaan Umum, Dinas Pekerjaan Umum Provinsi/Kab/Kota
Tabel 9:
Kondisi Kemantapan Jalan Nasional Provinsi Sumatera Barat Tahun 2011 Berdasarkan Kerataan Permukaan
Jalan (IRI) Status : Awal Agustus 2011
Panjang
Kepmen
PU (km)
Kondisi Permukaan Jalan (km) Kondisi
Kemantapan (km)
Kondisi Permukaan Jalan (%) Kondisi
Kemantapan (%)
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Mantap Tidak
Mantap
Baik Sedang Rusak
Ringan
Rusak
Berat
Mantap Tidak
Mantap
1.212,89 564,89 373,24 137,30 137,46 938,13 274,76 46,57 30,77 11,32 11,33 77,35 22,65
Sumber: Subdit Informasi dan Komunikasi, Direktorat Bina Program, Bina Marga, Kementrian PU
15
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
E3. Jaringan Listrik
Perkembangan jumlah produksi listrik yang dibangkitkan di Provinsi Sumatera Barat dalam lima tahun
terakhir mengalami peningkatan setiap tahunnya. Jumlah produksi energi listrik tahun 2011 mencapai
287,05Gwh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya 161,15 Gwh.
Gambar 25:
Tenaga Listrik Yang Dibangkitkan Provinsi Sumatera Barat
F. POTENSI SUMBERDAYA ALAM
F1. Sumber Daya Lahan
Kondisi lahan Sumatera Barat meliputi kawasan lindung yang mencapai sekitar 45,17 persen dari luas
keseluruhan. Sedangkan lahan yang sudah termanfaatkan untuk budidaya baru tercatat sebesar 23.190,11 Km2
atau sekitar 54,83 persen dari kawasan seluruhnya. Sumatera Barat juga memiliki empat danau yang indah,
yaitu berada di Kabupaten Agam yaitu danau Maninjau dan tiga lainnya di Kabupaten Solok yaitu danau
Singkarak, danau diatas dan danau dibawah. Daratan Sumatera Barat tidak terlepas dari gugusan gunung yang
terdapat di semua Kabupaten/Kota. Gunung yang paling tinggi di Sumatera Barat yaitu Gunung Talamau dengan
ketinggian 2.913 meter dari permukaan laut yang terletak di Kabupaten Pasaman Barat.
Luas kawasan hutan dan perairan berdasarkan Keputusan Menteri Kehutanan tentang Penunjukan
Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan tahun 2009 di Wilayah Sumatera Barat tercatat sekitar
1.184.405 hektar atau 1,91 persen dari total nasional. Proporsi penggunaan kawasan hutan dan perairan terluas
adalah hutan lindung 361775 hektar atau sekitar 30,54 persen dari total kawasan hutan di Sumatera Barat dan
Hutan Produksi Terbatas sekitar 1.476.316 hektar (33,59 %).
-0,46 -0,04
111,96
78,13
-20,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
120,00
0,00
50,00
100,00
150,00
200,00
250,00
300,00
350,00
2008 2009 2010 2011
Gwh % Produksi (Gwh) Perkembangan (%)
16
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
Gambar26:
Proporsi Luas Kawasan Hutan di Provinsi Sumatera Barat Berdasarkan Keputusan Menteri
Kehutanan tentang Penunjukan Kawasan Hutan dan Kawasan Konservasi Perairan 2009
F2. Potensi Pertanian
Sektor pertanian masih merupakan sektor yang berkonribusi paling dalam struktur perekonomian
Sumatera Barat tahun 2010. Besarnya kontribusi pertanian 23,86% terhadap PDRB tahun 2010, dan 12,45%
disumbang oleh subsektor tanaman bahan makanan.produksi padi tahun 2010 sebesar 2.211.248 ton naik
105.548 ton dibandingkan pada tahun 2009 yang tercatat sebesar 2.105.790 ton.produksi padi sawah yaitu
sebesar 2.188.709 ton atau sebesar 95,82% dari total produksi padi sisanya dipasok oleh produksi padi ladang.
Peningkatan luas panen produksi padi pada tahun 2010 mencapai 460.497 ha, naik 20.955 ha dari luas panen
tahun 2009.Produktivitas juga naik sebesar 0,11ku/ha dari 47,91 ku/ha tahun 2009 menjadi 48,02 ku/ha ditahun
2010.
Tahun 2010 produksi jagung di Sumatera Barat sebesar 354.262 ton, turun sebesar 50.533 ton
(12,48%) dari produksi jagung tahun 2009 yang tercatat sebesar 404.795 ton.penurunan ini merupakan dampak
dari luas panen seluas 11.081 ha dari 70.882 ha ditahun 2009 menjadi 59.081 ha tahun 2010.
Komoditi kedelai tahun 2010 berproduksi sebesar 1.834 ton, turun sebesar 1.341 ton dibandingkan
produksi tahun 2009 sebear 3.175 ton.penurunan ini disebabkan oleh luas panen sebesar 7,69 ha dan
produktivitas sebesar 0,39 ku/ha.hal ini disebabkan oleh agroklimat Sumatera Barat yang kurang cocok untuk
tanaman kedelai.
Tahun 2010 produksi tanaman ubi kayu meningkat sebesar 77.696 ton (67,27%),yaitu dari 115.492 ton
tahun 2009 menjadi 193.188 ton tahun 2010.hal ini karena terjadinya kenaikan produktivitas sebesar 52,07%
dari 23,06 kw/ha pada tahun 2009 menjadi 349,85 kw/ha tahun 2010. Produksi ubi jalar pada tahun 2010 juga
meningakat sebesar 26.826 dibandingkan dengan tahun 2009, peningkatan ini disebabkan olah meningkatnya
produktivitas dari 186,55 ku/ha tahun 2009 menjadi 238,13 ku/ha tahun 2010.
F3. Potensi Perikanan dan Kelautan
Produksi perikanan di Sumatera Barat tahun 2010 tercatat seanyak 318.201,7 ton naik (11,74%)
dibandingkan produksi pada tahun 2009, sebagian besar berasal dari ikan laut 192.658,4 ton (60,55),produksi
ikan perairan umum 9.941,1ton (3,12%) dan produksi ikan budidaya 115.602,15 ton (36,33).
57,23 30,54
5,49 6,73 Hutan Lindung (ha)
Hutan Produksi Terbatas (ha)
Hutan Produksi (ha)
Hutan Produksi yang dapatdikonversi (ha)
17
PROFIL PEMBANGUNAN PROVINSI SUMATERA BARAT
F4. Potensi Sumberdaya Mineral
Bahan tambang terbesar dihasilkan di Sumatera Barat tahun 2010 adalah batu kapur, dengan total
sebesar 7,16 juta ton, disusul batu bara sebesar 994,66 ribu ton, silika sebesar 929,35 ribu ton, tanah liat
sebesar 225,53 ribu ton, biji besi sebesar 1.500 ton. Dibandingkan dengan tahun 2009, batu kapur, batu bara,
dan silika mengalami peningkatan.peningkatan tertinggi pada batu bara naik sebesar 185,44% dari (348,47 ribu
ton menjadi 994,66 ribu ton).di susul silika yang maengalami peningkatan sebesar 24% dari (23 ribu ton menjadi
1,5 ribu ton). Tanah liat mengalami penurunan sebesar 0,36% dari (226,36 ribu meter kubik menjadi 225,53 ribu
meter kubik).luas areal terbesar adalah biji besi (56,39 ribu ha), luas areal terkecil adalah Trass (7,3 ha).